HEAVY OBJECT:Volume 1 Bagian 2

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Bab 2: Si Jempol Tom Berlari di Padang Minyak >> Pertempuran untuk Menutup Jalan Masuk Melewati Gibraltar[edit]

Bagian 1[edit]

Seorang gadis yang dikenal sebagai seorang Elite, yang dipanggil dengan nama ‘putri’ (meski dia tidak suka dipanggil seperti itu) oleh para prajurit dan pasukan, sedang berada di dalam sebuah pelabuhan besar yang digunakan sebagai markas perawatan.

Fasilitas yang digunakan untuk merawat Object setinggi 50 meternya cukup besar untuk menampungnya. Jika seorang ahli bangunan Yunani melihat bahwa kuil yang ia bangun sudah sangat besar, maka mereka pasti akan terkejut ketika melihat hal ini. Object sang Putri, Baby Magnum, masuk dengan pas di dalam strukturnya.

Object itu dikelilingi oleh jalur-jalur perawatan dan Sang Putri itu sedang duduk di pusat Object itu sendiri.

Di dalam tubuh utama Object itu adalah sebuah tempat yang berbentuk seperti bola. Itu adalah bagian kokpit dari Object.

Untuk bisa ditempatkan dalam Object, kokpit itu sendiri membentuk sebuah bola dengan ukuran 2 meter. Kursinya dibuat secara ergonomis, bentuknya sudah dihitung oleh komputer untuk mengurangi rasa lelah yang diakibatkan oleh posisi duduk yang tidak nyaman.

Kokpit yang berada di dalam Object itu tidak memiliki jendela atau pelindung yang membuatnya bisa melihat ke luar. Ia hanya bisa melihat melalui monitor yang bekerja dengan gabungan sensor dan kamera. Monitor itu berbentuk lengkungan dan dipasang dengan rapi di dalam bola itu dan sang Elite tinggal melihat seluruh area itu dengan pandangan 300 jendela yang begitu akurat namun cepat.

Tapi pusat kontrol Object bukan hanya itu.

Sang putri menggunakan jari telunjukknya untuk mengetuk pelan perangkat yang ia kenakan seperti sebuah kacamata atletik.

Itu adalah sebuah perangkat yang menggunakan pancaran inframerah untuk membaca gerakan matanya, tapi dia juga menggunakan sebuah tongkat kontrol seperti yang ada di dalam badan pesawat dan sejumlah keyboard yang sangat banyak. Semua kontrol sistem itu berfungsi sebagai sistem utamanya dan yang lain menjadi sistem penyokong.

Dengan sejumlah sistem utama dan banyaknya kombinasi yang diperlukan dari kombinasi sistem penyokongnya sudah cukup untuk membingungkanmu. Namun, sebuah Object adalah ikon kebanggaan kekuatan militer sebuah negara. Jika seorang tidak bisa bertempur hanya karena tidak bisa memahami seluruh seluk beluk sistem itu, maka alasan itu akan sangat memalukan, jadi seorang pilot haruslah sangat memahami seluruh seluk beluk sistem yang ada hingga yang paling detail. Seorang pilot Elite harus mempelajari sebuah buku petunjuk manual yang lebih tebal dari sebuah ensiklopedia dan lebih banyak lagi buku manual yang harus dipelajari demi menjamin semua pola dan masalah yang kira-kira akan dihadapi di seluruh situasi yang akan datang.

“...”

Sang Putri menghela napasnya sedikit di dalam Object yang sedang diperbaiki.

Ia tidak menghela napasnya karena misi berikutnya yang mengharuskannya membunuh seseorang yang memiliki keluarga nan jauh di sana. Malahan, dia sedang memegang sebuah ponsel di tangannya. Untuk mencegah peretasan, biasanya sebuah Object akan memotong semua sinyal yang datang dari luar kecuali sejumlah sedikit perangkat yang digunakan sistem untuk berkomunikasi dengan seluruh sistem, tapi dinding pelindung yang meliputi terowongan panjang hingga masuk ke dalam kokpit Object dibuka untuk kepentingan perawatan.

Dia sedang melihat ponsel di layar kecilnya.

Sebuah surel pendek tampil di situ.

Itu berasal dari temannya yang ia temui di Alaska dan orang yang telah menyelamatkannya saat dia berada dalam masalah.

“Heh heh.”

Sebenarnya surel itu sendiri pendek dan isinya juga blak-blakkan tapi sang putri tidak peduli. Dia tidak pernah membayangkan jika orang yang mengirimkannya itu memiliki makna yang lebih dalam dari yang sebenarnya ia katakan.

“Heh heh he he he. Heh heh he he he.”

Dia mulai berguman dan bergerak ke kanan dan ke kiri di kursinya dan sedikit menari. Dan kemudian secara tidak sengaja dia mengayunkan tangannya ke sekeliling dan secara tak sengaja menekan sebuah tuas di belakang tangannya.

Salah satu meriam itu bergerak dengan suara besi yang berdentum dan seperti akan menghancurkan jalan di sekeliling tempat perawatan itu. Sang putri dengan panik menarik tuas itu ke tempatnya sebelum meriam itu melempar nenek tua ke luar dan membuat homerun.

Bagian 2[edit]

“Quenser, misi kita akan segera dimulai. Komunikasi pribadi dilarang keras, jadi simpan ponselmu dengan rapi sampai kita memiliki waktu luang lagi,” kata Froleytia memperingati, dia adalah seorang atasan Quenser yang cantik.

Quenser dengan cepat menaruh ponselnya di kantongnya.

“Misinya sederhana,” kata Froleytia di dalam sebuah wahana transportasi sambil menggoyangkan sumpit rambut bergaya kanzashi di rambut peraknya. “Object musuh mencoba menerobos selat Gibraltar, jalan masuk ke laut Mediterania. Karena bencana yang akan terjadi jika ia berhasil menerobos, kita harus menghentikannya tanpa menghancurkannya sebelum ia menerobos selat ini. Itu saja.”

“Hanya itu saja!? Menghentikannya tanpa meledakkannya? Apa kita harus memberikan serangan mematikan tanpa meledakkan monster itu?” keluh Heivia.

Froleytia sebenarnya sudah menyadari pertanyaan bodoh itu karena dia memberikan anggukan kecil.

“Para atasan benar-benar serius memberikan kita perintah itu. Sepertinya Object ini membawa banyak sekali jumlah minyak mentah di dalamnya yang mereka curi dan mereka ingin mengambilnya kembali,” kata Froleytia sederhana. “Tapi jangan khawatir. Selama aku yang memimpin di sini, aku akan memberikan perintah yang lebih realistis. ...Jangan pikirkan minyak yang dicuri itu, hentikan saja Object itu sebelum berhasil melintasi selat Gibraltar. Kalau kalian perlu meledakkannya, ledakkan saja. Hanya itu.”

“Aku pikir itu ide yang sangat payah. Itu bukan musuh yang bisa ditangani prajurit seperti kami...” keluh Quenser, tapi sepertinya Froleytia tidak mau lagi berkompromi tentang ini.

Quenser merasa pusing saat dia berpikir bahwa pertempuran sengit sebentar lagi akan terjadi.

“...Laut Mediterania. Aku rasa itulah kenapa pakaian kamuflase kita diganti dengan warna abu-abu.”

“Lihat, Heivia. Pelajar ini akhir-akhir ini cepat mengerti. Sebagai seorang prajurit, bisakah kau menggantinya?”

“Oke, oke. Tinggal mengganti pola motif senapanku saja ‘kan? Tuhan, rasanya seperti mengganti warna latar ponselku.”

“Apa kau ingin adu mulut dengan atasanmu, Heivia? Kalau iya, cepat dan hajar aku.”

“Kamu mungkin tidak akan melakukan hal itu. Kupikir aku akan lebih bersemangat kalau kamu menginjak selangkanganku dengan kaki rampingmu itu.”

Dengan jawaban itu, Heivia mengganti bagian plastik senapan itu dengan warna yang dia suruh tadi. Sambil melihatnya, Quenser berbicara kepada Froleytia.

“Kenapa kamu ada di sini, Froleytia? Bukannya kamu ditugaskan di Alaska?”

“Aku dipindah ke sini bukan karena aku mau. Sekali lagi, ini perintah atasan. Karena kamu berdua dan sang putri akan bekerja sama lagi hari ini, mereka pikir akan lebih baik jika ada seorang atasan yang sama-sama berasal dari Alaska. Jujur saja, aku tidak ingin berada di tempat yang sama dengan tempat kalian berdiri.”

“Apa yang akan terjadi jika Object ini menembus selat ini? Katamu, monster itu berusaha mengirim minyak mentah yang dicurinya, bukan?” tanya Quenser mencoba mengganti topik pembicaraan mereka.

Froleytia mengangkat bahunya.

“Negara kita sudah memotong jalan masuk markas musuh selama enam bulan dan kerja keras itu akan menjadi sia-sia jika benda itu menerobos selat. Sebenarnya, Object itu sudah melintasi laut untuk mencari cadangan minyaknya sendiri. Tanpa mengindahkan garis batas laut internasional dan laut teritorial, Object itu mengebor minyaknya sendiri, menyimpannya, dan membagikannya kepada negara-negara sekutunya.”

“Jadi ini seperti layanan kiriman untuk para negara penyokong dana sebuah grup teroris dan akan menguntungkan bagi kita jika kita menenggelamkannya di sini,” kata Heivia dengan bibirnya yang sedikit melengkung.

Quenser menganggukkan kepalanya.

“Jika minyak saja sangat dibutuhkan oleh sebuah pertempuran yang berpusat pada Object, reaktor mereka pasti menggunakan tipe JPlevelMHD, benar? Aku duga cara kerjanya memiliki spesialisasi khusus.”

“Ironis sekali. Semakin maju perkembangan teknologi yang di dapat, semakin efisien kerja alat itu jika menggunakan bahan bakar lawas seperti batu bara.”

“Ya, tapi untuk JPlevel, minyak yang ada di dalamnya akan dilelehkan sebelum struktur kimianya dipadatkan kembali. Apa kau tahu berapa lama minyak itu akan bertahan setelah dibakar? Sekalinya minyak itu ada di dalam reaktor, kau tidak perlu menggantinya selama lima tahun.”

Saat mereka menyimpang ke garis singgung, Froleytia membawa topik pembicaraan ini kembali ke jalurnya.

“Minyak yang digunakan itu juga digunakan untuk markasnya, bukan Object saja. Seperti markas yang kau serang di Alaska, sebuah Object tidak bisa berfungsi jika tidak menjalani sebuah perawatan.” Saat mereka berdua tidak bisa minum saat mereka sampai di markas, Froleytia menyeruput shochu yang rasanya keras. “Ada perimeter yang dipasang di antara selat Gibraltar. Kita memasang sebuah jaring berisi ranjau yang dirajut di jaring itu. Seharusnya itu bisa menghalau monster logam itu untuk lewat, tapi siapa tahu kalau itu tidak bisa melukai Object. Itulah kenapa Object milik sang putri akan melawannya saat kalian berdua melakukan misi kalian di balik layar.”

“Sepertinya posisi kita sangat tidak nyaman. Aku pikir aku akan mati dengan ditembak oleh 100 peluru nyasar.” Gerutu Heivia.

Quenser melihat melalui jendela kecil di samping wahana pengangkut itu. Dia bisa melihat lautan biru membentang di bawah awan. Saat dia melihatnya, dia berguman beberapa kalimat.

“Aku kembali dasar medan perang sialan!”

Bagian 3[edit]

Wahana pengangkut yang membawa Quenser dan yang lain telah mendarat di sebuah landasan pacu di pantai itu, tapi sepertinya mereka tidak dibawa menuju ke markas perawatan seperti yang tadi ditugaskan kepada mereka.

“...Kau pasti bercanda ‘kan. Ini tepat di tengah-tengah-nya!” kata Heivia protes, dari sebuah kapal perang sedang dengan lapisan besi standar yang menutupinya dan dua buah meriam otomatis di belakang dan di depan.

Quenser mengerti bagaimana perasaan Heivia.

Sebuah bangunan dengan struktur sama seperti sebuah pusat pengeboran minyak berdiri di tengah-tengah selat Gibraltar. Itu adalah sebuah pulau yang terbuat dari logam yang berdiri dengan sejumlah pilar di bawahnya. Sepertinya, itu adalah sebuah bangunan yang dibuat dengan sangat cepat mengingat bahwa sewaktu-waktu Object musuh dapat menerobos selat itu.

Pilar itu memiliki panjang 50 meter di bawah permukaan laut dan itu menyokong sesuatu seperti langit-langit logam selebar 300 meter persegi. Dibawahnya, banyak jalan, tangga, dan elevator yang memanjang di setiap arah.

Quenser melihat Froleytia.

“Kita seperti sebuah target yang sangat empuk di sini. Kalau kita tahu bahwa makhluk itu akan datang ke sini, kenapa kita tidak menggunakan angkatan udara daripada menunggunya lewat selat ini?”

“Itu tidak akan berguna melawan Object. Penlitianmu tentang desain Object seharusnya membuatmu sadar bahwa Object bersinonim dengan Perang. Untuk menghentikannya melewati selat Gibraltar, kita harus membangun markas untuk Object sang Putri.”

Quenser tahu itu, tapi dia hanya ingin supaya dia tidak perlu lagi bertempur.

Bagaimanapun juga, harus bekerja di tempat yang sangat berbahaya ini bukan sesuatu yang mudah diemban oleh seseorang. Kalau Object itu membombardir tempat ini, mayat mereka tidak akan pernah muncul ke permukaan lagi.

Quenser melihat sekelilingnya dan bisa melihat beberapa bangunan yang mirip dengan tempat mereka berada yang terlihat seperti sebuah titik di laut.

“Itu bukan bangunan untuk mengebor minyak. Tempat ini tidak cocok untuk mengebor minyak,” jawab Froleytia saat Quenser menampakkan ekspresi itu. “Minyak yang dibutuhkan untuk perawatan itu dikumpulkan dari area yang bisa diajak kerja sama di seluruh dunia dan disimpan di sebuah tangki penyimpanan di bawah laut.

“...Jadi yang kita lakukan itu sama seperti mereka. Ini benar-benar membuat semangatku menurun,” kata Quenser.

Sementara itu, Heivia turun dari wahana dan menaiki tangga metal lalu berjalan naik ke puncak markas itu. Tentu saja dia tidak berniat untuk naik sebuah gedung setinggi 50 meter dengan tangga. Pertama dia akan naik melalui sebuah elevator.

Quenser mengikutinya.

“Hei, kenapa kamu begitu semangat sih?”

“Aku rasa para petinggi mengharapkan sesuatu yang sangat besar dari kita. Dari yang aku dengar, mereka bahkan memberikan sebuah sebuah setelan yang sama seperti milik sang putri dari tentara.”

“Setelan itu akan hancur berkeping-keping dan bahkan debunya pun tidak akan bersisa dari serangan Object.”

“Tapi bukannya setelan itu bisa menahan tubuh kita agar tidak hancur berkeping-keping dari ledakannya bukan? Terbunuh akibat armor milik sekutumu sendiri merupakan cara mati yang tidak enak dilihat.”

Mereka akhirnya sampai di sebuah pelataran di 10 meter di atas permukaan air. Area itu seluas 100 meter dan panjangnya 30 meter. Karena ada beberapa crane yang bekerja di situ seperti sebuah tongkat pancing, pasti tempat ini adalah tempat untuk mengeluarkan dan memasukkan kargo dari kapal pengangkut. Di dinding yang berlawanan dengan crane itu, sejumlah elevator bergerak untuk mengangkat dan menurunkan kargo yang sedang disiapkan. Sebuah elevator dengan luas enam tatami sebesar ruang keluarga biasa dengan atap yang jarang.

Heivia berlari mengelilingi tempat itu sebelum berhenti di pusatnya dan membuka tangannya lebar-lebar. Mungkin dia sedang berusaha memanggil UFO.

“Tiba di tempat sebesar ini bisa membuat semangatmu naik, bukan begitu?”

“...Mengisi kepalaku dengan ilmu pengetahuan tanpa bisa menulis sebuah tesis itu membuang-buang isi kepalaku saja.”

“Apa kau masih bertingkah seperti seorang mahasiswa magang? Kamu baru saja lulus dari markas Alaska, ingat? Sekali kau melewatinya, tidak ada lagi yang perlu dikhawatirkan untuk sisa hidupmu, mengerti?”

“Ototmu itulah otakmu, jadi kau perlu merehabilitasinya kembali saat kau berhenti menggunakannya. Aku tidak ingin semua yang aku tahu hanya digunakan untuk meledakkan sesuatu.”

Saat mereka saling berbicara, Froleytia memanggil mereka.

“Hei, kita tidak di sini untuk bersenang-senang. Cepat siapkan peralatanmu di loker dan cepat melapor ke pos. Aku dengar para petinggi sedang mengamati kita, jadi setiap kesalahan yang kalian perbuat akan berdampak buruk bagi kalian.”

“Itu benar. Dan peledak yang kita gunakan diganti dari C4 menjadi Hand Axe, bukan begitu? Alat ini jauh lebih berharga pergramnya daripada platinum.”

“Walau begitu, itu tidak akan bisa menggores armor Object,” kata Quenser mencoba mengingat misi yang pernah mereka jalani.

Dia lalu berbisik kepada temannya yang ada di sebelahnya itu.

“(...Hei, apa kau pikir kita bisa berhasil entah bagaimana caranya? Bukannya tidak biasa jika orang seperti kita bisa melawan Object. Keajaiban seperti di Alaska tidak akan terjadi dua kali berturut-turut...)”

“Sebenarnya, aku pikir bahwa kita bisa melewati ini.”

Mata Quenser yang terbuka lebar membuat Heivia terkejut karena jawabannya yang simpel dan ringan.

Heivia mengeluh.

“Lagi pula, kali ini bukan hanya kita yang beraksi. Kita punya Object tuan Putri. Pertarungan Object vs Object akan jadi fokus utama di sini dan tugas kita hanya membantunya dari belakang untuk memberikan dukungan sebanyak yang kita bisa bagi sang Putri. Nanti juga Putri akan mengurus sisanya. Ini tidak sama dengan pertarungan kita di Alaska saat kita harus melawan Object yang luar biasa besarnya itu sendiri tanpa Object di sisi kita.”

“Apa kau...yakin?”

“Yah, lihat.”

Heivia menunjuk pelat besi markas yang ada di seluruh sisi laut itu.

Beberapa fasilitas yang sama juga berada di lautan itu. Tidak hanya sedikit. Ada dua puluh sampai tiga puluh markas yang menutupi selat ini dalam garis lurus dengan jarak interval. Itu terlihat seperti fasilitas pengeboran yang berada di pesisir laut.

“Mereka mungkin membangun markas ini buru-buru, tapi ada 30 markas perawatan Object di sini. Bahkan jika ada dua atau tiga yang diserang, kita masih bisa bertahan untuk merawat Object kita. Sebenarnya tidak normal kalau kita menghabiskan uang untuk ini dan mereka pasti tidak ingin fasilitas yang mereka bangun ini dihancurkan begitu saja. Atasan kita pasti sudah memperkirakan hal itu. Dan juga kesempatan kita untuk hidup juga semakin besar.”

Alasan itu membuat Quenser mulai melihat situasi ini dari sudut yang lebih positif.

Jika mereka tidak lebih dari pion yang akan dikorbankan, atasan mereka tidak mungkin menggunakan uang sebanyak itu untuk membangun fasilitas-fasilitas ini. Dan juga mereka memiliki Object sang Putri. Setelah mendapatkan pengalaman mereka di Alaska, mereka juga tidak bisa begitu saja bergantung padanya, tapi memiliki sang Putri di sisi mereka pasti juga memberikan keuntungan bagi mereka. Dan paling tidak, sebuah pertarungan antara Object dengan Object jauh lebih seimbang jika dibandingkan mereka harus bertarung sendiri.

Tugas Quenser dan Heivia adalah untuk mendukungnya.

Mereka tidak akan melawan Object itu satu lawan satu.

Mereka hanya membantu sang Putri dari belakang dan menyiapkan cara-cara untuk membawa mereka kepada kemenangan.

Jika hanya itu, mungkin mereka masih mungkin untuk menang.

Quenser tersenyum di wajahnya dan dia berbalik menuju rekannya itu.

“Kalau begitu, mungkin kita akan baik—”

Sebelum dia menyelesaikan apa yang akan dia katakan, markas yang ada di sebelah mereka hancur berkeping-keping.

Ledakannya baru terasa setelah mereka melihatnya secara visual.

Seperti sebuah kartu yang disusun membentuk piramid, markas itu hancur oleh sebuah serangan horizontal dan tenggelam ke laut. Markas yang ada di sebelahnya sejauh 200 meter, tapi gelombang ledakannya menghempaskan tubuh Quenser dan Heivia. Sebuah kabel dari perangkat menancap ke bawah dari atas.

“Apa...?!! Apa bangunan itu tidak memiliki standar kualitas yang baik?”

“Bodoh! Jangan mencoba kabur dari realita di depanmu! Itu pasti Object!”

Quenser mendarat dengan punggungnya, dia berguling dengan perutnya lalu menggunakan teropong untuk melihat sejauh yang ia bisa.

Dia menemukan sesuatu berbentuk gunung.

Heavy Object v01 168.png

Dia melihat sebuah raksasa dengan armor pelindung serangan nuklir menutupi reaktornya yang menjadi karakteristik dari sebuah Object yang sama dengan jumlah senjata yang mengitarinya. Senjata utamanya adalah Railgun. Sepertinya, senjata itu mampu menembakkan proyektilnya dengan kecepatan Mach 10. Kekuatan penghancurnya sungguh luar biasa seperti yang telah mereka lihat. Salah satu senjata itu menghancurkan seluruh markas itu dari peta dalam sekali tembakan.

Masih di sana, Object itu tidak hanya memiliki satu reaktor di dalamnya.

Ada tiga.

Ketiga bola itu disusun dan membentuk sebuah segitiga sama sisi dan sebuah armor yang menghubungkan tiga reaktor lalu riak air mendengus dari Object berbentuk huruf A itu dan mesin bantalan udara di bawah Object itu mampu membuatnya mengambang di atas permukaan air.

Object itu khusus dibuat untuk pertempuran laut. Lebih dikenal dengan nama Tri-Core.

Saat Heivia melihat raksasa yang ada di dalam dokumen militer, dia mulai berteriak komplain.

“Tunggu, tunggu, tunggu, tunggu!! Bagaimana caranya benda itu bisa bergerak ke sana ke mari!?”

“Aku tidak tahu! Mungkin menggunakan kombinasi dari bantalan udara untuk mengambangkannya seperti Hovercraft dan jet air atau sesuatu yang lain! Dengan bentuk sebesar itu, aku tidak terkejut kalau Object itu mempunyai banyak pendorong!!”

Tanpa memperhatikan kedua bocah laki-laki itu, Object itu mengarahkan railgun raksasanya yang terlihat seperti tiang besi di sisinya.

Object itu tidak memberikan peringatan atau ancaman.

Dengan suara ledakan yang mengelegar, markas yang berjejer dalam garis yang membelah laut secara horizontal dihancurkan satu persatu.

Heivia menutup telinganya dan berteriak dibalik gelombang ledakan itu.

“Sial, apa benda sialan itu menembaki kita seperti target di game menembak atau sesuatu seperti itu!? Kenapa jaring ranjaunya tidak berfungsi!?”

“Peledak biasa tidak akan bisa melakukan apapun saat melawan monster itu! Harusnya kamu tahu!”

Quenser mengalihkan teropongnya ke arah lain.

Hanya 60 detik yang sudah terlewat sejak tembakan pertama dan hampir setengah markas itu telah tenggelam. Itu berarti tiap-tiap markas ini tenggelam satu persatu tiap empat detik.

(Di mana Object sang Putri? Jangan bilang padaku bahwa Object-nya ikut hancur di dalam markas tadi!)

Quenser mulai panik.

“Hei, apa yang harus kita lakukan!? Kita terlalu naif! Object bukan sesuatu yang bisa kita kalahkan dengan cara berhadap-hadapan! Berada di tengah-tengah pertempuran antar Object akan membuat tubuh kita hancur berkeping-keping!!”

“Tidak, tunggu. Kenapa Object sang Putri tidak membalas?”

Masih terbaring di bawah, Quenser melihat ke sekelilingnya dengan teropongnya, tapi dia tidak melihat tanda-tanda Object besar lainnya.

Itu adalah saat dimana Froleytia memanggil mereka sambil melihat Object yang berada di laut itu dengan wajah sedikit marah dan terganggu.

“Apa!? Kalian berdua tidak dengar!?”

“Aku tidak suara-suara itu...”

“Sang Putri ada di sebuah markas pelabuhan di darat sambil menunggu perawatannya selesai untuk mengambang dalam pertempuran laut ini! Sepertinya, mereka menguji cobanya dengan menyeberangi Samudera Atlantik, jadi kedatangannya ditunda! Kenapa kamu pikir kita menyewa pesawat untuk menerbangkanmu ke sini dengan cepat!? Karena Cinderella kita memiliki jam ketat, dia perlu waktu untuk sampai ke sini. Karena kalian berdua adalah satu-satunya aset yang kita miliki untuk melawan Object demi kita, pihak atasan ingin kalian untuk melukai Object itu sampai sang Putri bisa sampai di sini dan segera mengalahkan benda itu saat dia telah tiba!!”

“Tidak, fuck that,” kata Heivia, ketika dia menggerutukan hierarki kemiliteran. “Tidak mungkin kita bisa melakukannya sendirian. Tidak ada yang bisa kita lakukan sendiri tanpa Object!! Jangan terlalu banyak bercanda dan cepat kibarkan bendera putihnya!! Apa kau tidak mendengar kalau perang sekarang ini bukan lagi perang habis-habisan!?”

“Itu adalah keputusanku saat kita bisa menyerahkan tanah kita bagi lawan dan melarikan diri. Kali ini, barisan pertahanan kita sudah terbentuk untuk menghalangi jalan musuh. Bahkan kalau kita mengangkat bendera putih, Object musuh pasti akan menghancurkan setiap markas yang ada di seluruh selat Gibraltar. ...Sederhananya, situasi sekarang tidak mendukung kita untuk menyerah.” Tanpa memperhatikan raut sedih di wajah mereka, Froleytia melanjutkannya tanpa ekspresi ramah. “Juga, para atasan tidak ingin kita menggunakan kode nirkabel untuk bendera putih saat ini. Sepertinya mereka ingin mencegah Object musuh untuk menerobos dari sini bahkan jika kita harus meledak berkeping-keping.”

“...!?”

“Jadi hentikan benda itu seperti nyawamu bergantung padanya... karena itu yang seharusnya. Itulah kenapa kita menyerahkan Hand Axe yang lebih mahal daripada Platinum kepadamu.”

Memangnya kita bisa melakukannnnnnnnnnnyyyyyyyyyyyaaaaaaaaaaaaa!!

Memangnya kita bisa melakukannnnnnnnnnnyyyyyyyyyyyaaaaaaaaaaaaa!!

Quenser dan Heivia berteriak di dalam tarikan napas panjang dan berlari tanpa mengindahkan perintah. Mereka berlari menuju laut lepas yang menyebar di bawah crane yang memanjang turun seperti tongkat pancing. Mereka berada di atas ketinggian 10 meter, tapi melompat dari situ masih lebih baik daripada menjadi sasaran Tri-Core.

“Hei, tunggu du—“

Froleytia baru akan memanggil nama mereka, tapi sebelum dia menyelesaikannya, dia sadar bahwa Tri-Core sedang mengarahkan Railgun ke arahnya. Ekspresinya langsung berubah dan dia melompat dari markas itu persis seperti apa yang dilakukan oleh Quenser dan Heivia. Lalu setelah itu, markas seperti gunung itu dihancurkan berkeping-keping oleh Object raksasa itu.

Bagian 4[edit]

Quenser dan Heivia terjun ke dalam laut.

Serpihan dari markas baik besar dan kecil tersebar dan mengotori laut. Pemandangan itu seperti sebuah pohon yang jatuh setelah sebuah badai menerjangnya dan batang-batangnya menutupi hilir sungai. Namun, markas perawatan itu terbuat dari besi dan semen, jadi sisa-sisa markas itu tenggelam semakin dalam di bawah laut.

Quenser dan Heivia mengayuh air dengan payah untuk berusaha menjaga kepala mereka tetap berada di atas permukaan air, tapi seragam militer mereka cukup berat setelah menyerap air. Mereka juga membawa beberapa kilo bom plastik dan senapan, dan ini tidak sama dengan berenang ketika memakai baju renang. Rasanya seperti sebuah tangan tak terlihat sedang menggapai kaki mereka.

“Uehh... sial... aku akan mati!! Kita akan terseret arus! Aku tidak akan pernah kembali ke pertempuran yang ada Object-nya!!” teriak Quenser saat dia akan tenggelam.

Di sebelahnya, gerakan Heivia seperti seseorang yang hampir berenang dan tenggelam.

“Saat ini, kita akan dihantam dengan sisa-sisa markas yang akan jatuh dari atas kita bahkan jika Object itu tidak menembak kita! Di mana pakaian yang dijanjikan pada kita!?”

“Sekarang di dasar laut! Bagaimana kalau kau menyelam sedalam 300 meter dan ambilkan itu buat kita!?”

“Mereka menjanjikan pakaian yang membuat kita tenggelam seperti batu saat kita bertempur di laut!? Apa para atasan itu mencoba menyingkirkan kita setelah mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan!?”

“Yang lebih penting, apakah kita tidak bisa menjauh dari markas ini sejauh mungkin!? Tangki minyak yang ada di dasar laut yang disambungkan dengan pipa adalah sumber daya yang sangat penting bagi perawatan, bukan? Alat pengaman pasti sudah menahan minyak mentah itu untuk bocor, tapi siapa yang tahu berapa lama alat penahan itu akan bertahan dari serangan Tri-Core!!”

“Jadi akan ada sebuah air mancur hitam yang diikuti lautan api!? Siapa sih sebenarnya yang menyetujui rencana buruk ini!?”

Saat Heivia mengeluh, dia tenggelam di bawah permukaan laut sekali lagi dan dengan panik mencoba bangkit lagi. Sekali kepalanya naik ke atas lagi, dia mengangguk seperti seekor anjing yang basah terkena air.

“Sial, aku tidak akan lagi bisa bertahan. Aku akan tenggelam... Aku bisa menyingkirkan peledak di tubuhku, boleh?”

“Dan mengubah kesempatanmu untuk hidup dari 1% menjadi 0%!?”

“Memang apa yang bisa dilakukan rongsokan ini!? Bahkan kalau kita meletakkannya dengan hati-hati, benda ini tidak akan melukai armornya sama sekali! Dan bahkan kita tidak berada sangat dekat dengan situasi yang menguntungkan itu!!”

“Itu benar...mendekati Object itu masih menjadi masalah, tapi... gyahh!! Object itu mau kemari!!”

Quenser dan Heivia melihat secara horizontal dengan wajah terkejut.

Tri-Core itu pasti telah memutuskan kemenangan mereka dipastikan setelah memeriksa seluruh markas yang telah dihancurkan dengan Railgun (atau ia merasa lega karena tidak ada Object yang muncul) karena dia mendekat dengan rentetan suara tembakan.

Itu bergerak dengan kecepatan 200 kilometer per jam.

(Apa itu akan langsung menyeberangi selat ini?)

Seperti yang Quenser duga, dia mendengar Froleytia memanggilnya dengan hanya kepalanya di atas permukaan air.

“Lakukan sesuatu!! Kalau benda itu melintasi selat ini, dia akan berhasil memberikan minyak bagi markas musuh! Kalau kamu tidak mau itu terjadi, cepat lakukan sesuatu!!”

“Siapa yang peduli tentang itu sekarang!? Object itu bisa membawa minyak goreng itu dengannya sepuas-puasnya!!”

“Kalau minyak itu sampai di sana, markas musuh akan berfungsi dan bekerja lagi!! kalau itu terjadi, bahkan Object yang lebih buruk dari ini, yang berhenti karena tidak adanya perawatan, akan berfungsi kembali dan bergabung!! Wilayah Mediterania akan menjadi lebih buruk dari neraka!!”

“Oh, berikan aku istirahat sejenak!! Apa kau pikir aku bisa dihukum karena menembak atasanku di kepala?”

Heivia membuat komentar itu bagi Quenser dengan tatapan mata yang sangat serius, tapi Quenser memiliki sesuatu yang lebih penting untuk dikhawatirkan.

“Hei, ini buruk! Tri-Core itu akan ke sini!!” Dia berteriak dengan tampang yang lebih serius di mukanya.

“Tentu saja, pahlawan!! Dia mencoba untuk menembus selat, ingat—“

“Tidak!! Object itu mengambil arah untuk meremukkan kita!!”

“Oh, tidak!! Kau pasti sedang bercanda!!” teriak Heivia, tapi sayangnya, Quenser sedang tidak bercanda.

Tri-Core yang memiliki tiga reaktor itu baru sadar bahwa masih ada markas musuh yang berada dalam kondisi kokoh setelah terkena dua sampai tiga tembakan dari railgun raksasanya dan sekarang dia sedang mencoba ke sini untuk menembak dari jarak nol. Raksasa itu mendekati mereka tanpa memperhatikan Quenser dan yang lain sedang kepayahan di laut.

Tentu saja tubuh manusia akan langsung hancur jika raksasa itu menembakkan senjatanya.

Tri-Core itu sepertinya mengapung dengan cara yang sama seperti sebuah Hovercraft meniup udara ke bawah, tapi sepertinya benda itu membutuhkan sesuatu yang lain untuk menjaga benda itu tetap mengapung setinggi 30-50 cm di atas permukaan laut. Quenser dan yang lain pasti akan terkena benda itu saat mereka mengayuh kaki mereka di jalur raksasa itu dan hembusan udara yang menjaga ratusan ribu ton benda itu tetap mengambang di atas permukaan akan menghancurkan tubuh manusia.

Saat ini, mereka akan dilumatkan dan dimakan oleh gurita.

Mata Heivia terbuka saat dia melihat Tri-Core itu mendekat dengan jalan yang melawan arah jarum jam.

“Kita harus pergi dari sini!!”

“Bodoh!! Tidak mungkin kita bisa berenang secepat itu!! Tri-Core itu selebar 150 meter! Bahkan seorang pemenang medali emas Olimpiade tidak akan bisa menghindarinya!!”

“Lalu beri tahu aku, calon sarjana!! Apa yang harus kita lakukan untuk selamat dari situasi ini?”

Bahkan saat mereka saling membentak satu sama lain, Tri-Core itu semakin dekat dengan kecepatan luar biasa.

Dia akan mencapai tempat ini dalam waktu 30 detik.

(Kalau kita tidak bisa kabur lewat berenang ke kiri atau ke kanan, lalu pilihan yang terakhir adalah...!!)

Quenser berenang maju menuju sampan yang tenggelam di sana.

Melihat itu, Heivia berteriak, “Apa kau pikir kapal motor murahan bisa memutar balikkan alur pertempuran laut ini!?”

“Tidak, bodoh! Pakai ini!!”

Quenser melempar sesuatu yang telah disediakan oleh sampan penyelamat itu ke arah Heivia dan Froleytia. Itu adalah sebuah masker oksigen dengan tabung kaleng untuk melindungi hidung dan mulut.

“Sebuah tangki oksigen...?”

“Pakai ini dan menyelam!!” kata Quenser saat dia mengenakan masker jernih itu dan menunjuk ke bawah. “Tri-Core bergerak di atas permukaan air dengan pengambang raksasa dan bantalan udara! Kalau begitu, seharusnya ia tidak sampai di bawah permukaan air!!”

“!?”

Sepertinya Heivia dan Froleytia terlihat mencoba memberikan sebuah balasan, tapi Quenser tidak memiliki waktu untuk mendengarkan.

Ujung dari Tri-Core yang bergerak dengan kecepatan 200 km/j sangat dekat dengan mereka. Saat bergerak dengan begitu cepat, dia membentuk sebuah gelombang air tinggi berbentuk V. Walau benda itu sebenarnya sedang mengambang di atas permukaan air, angin yang ditembakkan dari atas ke bawah membelah permukaan air di dekatnya. Bahkan jika mereka bisa berhasil sampai ke sisi dari Tri-Core, gelombang itu akan menelan mereka.

“Sial!!”

Quenser menyelam ke bawah permukaan air tanpa mengecek apakah dia sudah mengenakan maskernya dengan baik.

Tekanan udara dari Tri-Core yang ditembakkan ke bawah, membuatnya hampir tidak terlihat. Angin terus menerus mengguncang permukaan air, tapi amukannya tidak sampai ke bawah permukaan air.

(Hoo. Sepertinya aku berhasil—)

Saat Quenser menarik napasnya lega, sesuatu menghalanginya untuk bernapas.

Tubuh utama dari Tri-Core menggunakan gaya dorong yang sangat kuat dan bantalan udara yang hampir sempurna yang membuatnya mampu mengambang di atas permukaan laut.

Namun, sesuatu seperti tiang besi menusuk lurus ke bawah dari tiap-tiap reaktor bola itu. Itu adalah jangkar yang berbentuk siku seperti tongkat pemukul milik polisi yang mudah dibongkar pasang. Beratnya akan menahan Object itu agar tidak jatuh ke tiap-tiap sisinya.

Tubuh utama dari Object itu melewati kepala Quenser, tapi benda seperti tiang jangkar itu mengarah lurus ke arah dirinya.

“!?”

Quenser langsung bergerak cepat untuk berenang menuju sisi yang lain untuk menghindarinya, tapi Tri-Core membuat gerakan yang sama di saat yang sama dengan dirinya. Mungkin terlihat seperti mencoba mengubah arahnya, tapi itu membuat sebuah gerakan tiba-tiba yang mengikuti arah jarum jam seperti orang yang melakukan gerakan pivot—menggesekkan kakinya di atas tanah dengan cepat lalu merubah posisinya. Kecepatannya menurun dengan perlahan, tapi trayektori jangkar itu mengarah lurus ke arahnya seperti peluru kendali yang langsung mengarah pada dirinya.

(Oooooooohhhhhhhhhhh!?)

Di titik itu, dia tidak bisa memikirkan rencana atau trik. Quenser hanya menggerakkan tangan dan kakinya secara panik agar bisa menjauh sejauh yang dia bisa.

Namun, tubuh kecilnya hanya bisa berputar di dalam air seperti sehelai daun yang tertiup di atas angin.

“Uhuk!?”

Jangkar itu tidak mengenai dirinya.

Kalau mengenainya, tubuhnya tidak akan mampu diidentifikasi sebagai manusia.

Dia baru saja menghindarinya, tapi arus air yang tertarik akibat jangkar itu membuat tubuh Quenser berputar.

(Paling tidak aku berhasil menghindarinya...)

Quenser secara ajaib berhasil menyelamatkan dirinya, tapi dia masih tidak memiliki kesempatan untuk menarik napas lega.

Sesuatu meraih kakinya.

“!?”

Sebuah rasa sakit menjalar ke seluruh kakinya sampai-sampai dia berpikir bahwa sendinya dislokasi, tapi sepertinya tidak terlalu serius. Bahkan walau begitu, kesadaran Quenser mulai lenyap. Apapun benda yang menarik kaki Quenser, dia bergerak dengan kecepatan 50 km/j.

(Uhuk ufuk!! Brengsek. Apa aku tersangkut di salah satu bagian Tri-Core!?)

Quenser melihat sendinya yang mulai menjalarkan rasa sakit dan ekspresinya terlihat masam.

Sesuatu seperti jaring logam mengelilingi jangkar itu dan sebagian benda itu menyelimuti pergelangan kaki Quenser. Itu tidak terlihat seperti jaring yang digunakan untuk menangkap ikan. Ini menjadi lebih jelas saat Quenser melihat sekelilingnya dan memperhatikan bahwa ada bola logam di dekatnya. Benda itu seukuran bola yang digunakan untuk acara festival dan permukaan metal itu seperti ada sebuah tanduk tebal yang memenuhi seluruh sisinya.

Ekspresi Quenser merapat ketika dia melihat benda itu.

(...Sebuah ranjau?)

Dia mengingat apa yang dikatakan Froleytia soal jaring ranjau yang dipasang di seluruh selat Gibraltar untuk memerangkap Tri-Core. Object itu menggunakan tubuh besarnya untuk memaksa masuk melalui jaring itu dan akhirnya jaring itu tersangkut di salah satu bagiannya.

Ranjau seperti itu tidak akan bisa merusak Object.

Tapi jika diledakkan di sini, itu akan meledakkan tubuh Quenser menjadi berkeping-keping.

(Brengsek, aku tidak akan mati oleh perangkap yang dipasang sekutuku sendiri!!)

Mungkin karena berpikir bahwa akan lebih baik untuk mengarahkan Railgun jika diam, Tri-Core itu berhenti bergerak, bantalan udaranya melemah, dia berhenti di permukaan air dan benda itu mengambang di atas Quenser.

Quenser menggunakan kesempatan itu untuk melepaskan dirinya dan mencapai pergelangan kakinya. Namun, itu telah bersimpul di dalam jaring sehingga ia tidak bisa melepaskan dirinya dengan mudah. Dia panik, tapi kemudian tangan seseorang mencapai dirinya dari sisinya.

(!? ...Heivia!!)

Sepertinya, temannya itu juga ikut tersangkut di jaring. Heivia sepertinya ingin mengatakan sesuatu, tapi masker oksigen dan baju airnya menghalanginya untuk berbicara kepada Quenser.

Heivia menggunakan tangannya yang handal untuk membebaskan Quenser dari jaring, tapi dia menggapai tangan Quenser saat Quenser mencoba pergi dari situ.

Tri-Core itu berhenti dan menembakkan railgunnya. Dia menghancurkan markas yang telah kehilangan bentuk aslinya dan para prajurit yang sudah melompat ke dalam laut.

Sementara perhatiannya terpaku pada hal lain, mereka akhirnya berhasil melarikan diri dari Tri-Core setelah melepaskan diri dari jaring. Namun, Heivia memegang jaring itu.

(?)

Quenser bingung, tapi dia juga menggapai jaring itu seperti tangga. Dia tidak tahu apa yang dipikirkan oleh Heivia. Heivia mencoba menjelaskan, tapi Quenser tidak bisa mendengar apa yang dia katakan di dalam air.

Setelah beristirahat sejenak, Heivia sadar bahwa usahanya benar-benar sia-sia dan menunjukkan tangannya ke atas dengan satu tangan sementara tangan yang lain memegang jaring.

Gesturnya bisa dibaca dengan mudah.

Tekanan udara dari bantalan udara sepertinya telah berhenti, jadi ayo kita gunakan kesempatan ini untuk memanjat naik ke dalam Tri-Core sebelum benda itu bergerak lagi.

Bagian 5[edit]

Quenser dan Heivia menaiki jaring itu seperti jaring yang ada di taman bermain dan akhirnya mereka berhasil mencapai permukaan.

Tri-Core raksasa yang sedang mengambang itu membentuk huruf A. Mereka berada di area gelap dari Tri-Core di atas permukaan air yang terlihat seperti kolam pemancingan ikan.

Heivia melepaskan masker oksigennya dan mulai mengumpat kata-kata yang ingin dia katakan sejak dia tenggelam di bawah laut.

“Sial! Aku lengket dan bau! Aku seperti anjing basah!! Siapa tadi yang bilang kalau kita akan selamat kalau kita menyelam!? Aku hampir mati di sana!!”

“Kau hanya tahu caranya untuk bertahan hidup, bukan selamat! Lagi pula, di mana Froleytia!?”

“Bagaimana aku bisa tahu? Dia mungkin mengambang entah di mana,” kata Heivia, tidak peduli, sambil melihat ke sekelilingnya. “Naik ke permukaan memang bagus, tapi bagaimana caranya kita naik ke dek Tri-Core?”

“Ada tangga perawatan di sana.”

“!? Oh, sial! Cepat, Quenser!! Tri-Core ini sudah selesai menembaki target latihannya dan mulai bergerak lagi! Kita bisa remuk karena tekanan udara oleh bantalan udara di sini!! Angin yang mengangkat raksasa seberat enam ratus ribu ton akan meniup ke bawah!!”

“Sial! Object ini tidak akan pergi ke wilayah negara musuh, bukan!?”

“Bagaimana aku bisa tahu!? Cepat naik saja! Jangkar itu masih berbahaya. Itu bisa dibongkar pasang dan berfungsi seperti tabung penghisap untuk membawa masuk air untuk jet air dan juga sebagai drainase. Kalau tiang itu naik ke permukaan, kita pasti akan dihisap masuk!!”

Dan akhirnya, Quenser dan Heivia menaiki tangga yang dipasang di sisi raksasa yang sedang mengambang setinggi 5 meter dan akhirnya sampai di dek Tri-Core.

Bantal yang menjaga Object tetap mengambang memiliki tebal 20 meter dan sebuah tangki silinder raksasa yang terlihat sama seperti di dalam area industri kompleks yang rumit dipasang di sebelah mereka.

“...Tri-Core bisa mengebor minyak untuk dirinya sendiri, ‘kan?”

“Aku akan menyiapkan Hand Axe-nya, tapi apa kau pikir itu cukup untuk menenggelamkan Tri-Core?” tanya Quenser dengan ragu saat dia menancapkan pemicu di peledak yang ia bawa. “Di Alaska, kita berhasil meledakkan Object dari dalam dengan menyiapkan peledak di dalam suku cadang musuh di markasnya, tapi kita tidak tahu di mana markas Object ini untuk melakukan perawatan.”

“Hei, lihat ini,” kata Heivia saat dia memindahkan senapannya dari bahunya.

Senapan modern tidak dibuat untuk tidak bisa berfungsi ketika masuk ke dalam laut.

“?”

Quenser melihat arah yang ditunjuk Heivia dengan dagunya saat dia melihat bantalan yang lain. Seperti yang dijelaskan tadi, bantalan udara Tri-Core ini membentuk huruf A dan banyak fasilitas yang dibangun di situ. Satu blok memiliki crane raksasa yang digunakan untuk mengebor minyak dan blok yang lain memiliki gedung penyimpanan yang berbaris rapi seperti yang ada di dalam pelabuhan.

Quenser melirik kolam ikan yang sebenarnya adalah laut lepas yang dibuat oleh bentuk bantalan itu.

“...Area penyimpanan raksasa? Aku mengerti. Markas perawatan Tri-Core ini dibangun di dalamnya!! Itulah kenapa dia tidak membutuhkan markas perawatan yang mudah diserang. Dengan tiga reaktor, dia bisa mengurus dirinya sendiri tanpa markas perawatan!”

“Bukan, bukan itu!”

“Hah?”

“Tentara musuh! Fasilitas ini menyiapkan sejumlah pasukan yang dilengkapi dengan senapan mesin!!”

Saat Heivia berbicara, dia menggapai lengan Quenser dan menariknya untuk berlindung.

Mereka mendengar suara senjata api dan bunga api yang beterbangan dari bantalan itu di kaki mereka dan suara pelat logam tempat di mana mereka bersembunyi.

“Tunggu sebentar. Bukankah kita sembunyi di balik tangki minyak?”

“Tidak ada tempat lain yang bisa kita gunakan untuk sembunyi!! Apa kau ingin pergi ke area terbuka seorang diri?”

Beberapa prajurit Tri-Core sepertinya telah mengetahui bahwa Quenser dan Heivia tengah bersembunyi di balik tangki minyak karena tembakan mereka terdengar sangat berhati-hati dan sporadis. Mereka bahkan tidak menggunakan granat apapun.

Heivia memegang senapannya dari balik tangki minyak dan membalas dengan beberapa tembakan, dua atau tiga tembakan beruntun.

“Hei, putari bantalan ini dan berjalan menuju area perawatan!!”

“Dan melakukan hal yang sama seperti yang kita lakukan di Alaska? Tapi kapan Tri-Core akan menjalani perawatan!? Kalau bukan tiga hari, kita akan terjebak di sini untuk tiga hari!!”

“Kalau begitu cari kelemahannya!! Kita harus menggunakan kesempatan ini demi keuntungan kita untuk merusak Object ini entah bagaimana caranya!!” kata Heivia saat dia menarik pelatuknya, tapi tembakannya kemudian berhenti.

“Kenapa, macet?”

“Diam kau, aku akan memperbaikinya!!”

Heivia mundur ke belakang untuk berlindung dan memindahkan pengaman senapannya. Dia cuman harus mengambil peluru yang macet dan mengganti pengamannya dengan pistol untuk digunakan lagi, tapi...

Tiba-tiba tempat mereka mulai bergoncang.

Tri-Core sepertinya akan bergerak berputar sesuai arah jarum jam dan mereka berdua hampir saja terlempar dan jatuh. Saat Heivia ingin menggunakan senapannya lagi, beberapa bagian besi mulai berterbangan di atas bantalan itu.

Raut muka yang tidak enak nampak di wajah Heivia.

“...Apa aku boleh menangis?”

“Jangan kehilangan semangatmu. Ayo berusahalah!! Lihat, mereka menyadari ada sesuatu yang salah dan mengurangi rentetan tembakan mereka!!”

Namun, beberapa bagian jatuh ke bawah menuju laut lepas, jadi tidak ada bagian yang bisa digunakan untuk memperbaiki senapannya. Heivia melempar senapannya yang tidak bisa diperbaiki itu ke samping dan mengambil pistol yang ada di punggungnya.

“Hei, apa kau sudah tahu tempat mana yang akan kau pasang peledak!?”

“Beri aku waktu. Aku sedang mengakses data kemiliteran kita!”

“Aku pikir pilihan anti air itu hanya berguna saat kita memakainya di bak mandi.”

“Kau berdiam terlalu lama dan membuat panas dari air bak itu mengalir ke tubuhmu jika melakukan itu. Kau adalah analis, bukan, Heivia? Kau membantu menggambar desain umum sebuah Object musuh dan melakukan observasi cepat? Kalau begitu kau bisa membantuku menemukan kelemahannya jika kau melihat ini.” Quenser melihat ke bawah ke layar kecil itu. “Oh, Ayolah! Dasar sampah. Sinyalnya sangat buruk. Mungkin sinyalnya lebih baik di sini...”

“Tunggu, dasar bodoh!! Itu tepat di area tembakan musuh!!”

Saat Heivia dengan panik menarik tangannya kembali, Quenser kembali ke sifatnya semula.

“Oh, aku rasa kita tidak perlu melihat diagram itu lagi.”

“Apa, kau ingin mereka menyiapkan sebuah kafe yang modis dengan wifi gratis di tengah pertempuran?”

“Sebenarnya, Tri-Core memang memiliki kafe entah di mana,” jawab Quenser dengan wajah yang serius saat dia menendang ringan ke tanah. “Tapi saat kau berpikir tentang itu, bukankah ini adalah kelemahan terbesarnya?”

“Bantalan raksasanya?” Well, Object raksasa ini memiliki tiga reaktor utama, jadi aku rasa Object ini akan langsung tenggelam jika kita meledakkan bantalannya.”

“Masalahnya adalah menemukan cara menghancurkan bantalan ini dengan hanya menggunakan Hand Axe yang kita punya saat ranjau raksasa bahkan tidak memberikan dampak bagi Object ini. Kalau kita tidak bisa memfokuskan serangan kita pada satu titik...”

“Oh, sial!!” teriak Heivia, memotong pemikiran Quenser.

Quenser melihat ke arah lain untuk melihat pistol Heivia yang kokangnya tertarik ke belakang.

“Aku kehabisan peluru! Pistol ini hanya senjata pengganti, jadi aku tidak bawa banyak magasin!! Kalau kita di sini lebih lama lagi otak kita akan diledakkan oleh tentara biasa!!”

“Lalu apa yang harus kita lakukan untuk melawan Tri-Core!?”

“Bagaimana aku bisa tahu!? Lemparkan saja peledak itu entah di mana dan lompat ke laut! Pilihan kita yang terakhir adalah bertemu dengan Froleytia dimana pun dia berada dan pergi dari sini. Ini hanya satu-satunya kesempatan kita untuk kabur!!”

Di saat yang renggang, suara tembakan musuh menjadi lebih sporadis. Mereka sepertinya berhasil mengitari huruf A ini di antara sela-sela tangki minyak.

Tembakan.

Quenser dan Heivia kehabisan waktu.

Mereka akan terpojok jika ini berlanjut lebih lama lagi.

Quenser membenci ide bahwa mereka harus meninggalkan Tri-Core, tapi memang benar bahwa mereka tidak bisa menemukan titik lemah yang bisa langsung menenggelamkan monster ini hanya dengan Hand Axe. Menghindari tembakan adalah hal yang sangat krusial saat ini.

(Aku rasa hanya ini satu-satunya pilihan kita...!!)

Quenser dan Heivia menggertakkan gigi mereka dan mereka mulai melompat dari bantalan huruf A ini ke laut.

Namun, mereka tidak berakhir dengan meninggalkan pertempuran.

Ini bukan karena perasaan heroik mereka yang tidak ingin meninggalkan area pertempuran.

Tri-Core telah dipojokkan oleh sebuah tembakan meriam dari jarak jauh dan sebuah gelombang ledakan membuat Quenser dan Heivia mundur.

Serangan itu telah cukup untuk membuat telinga mereka lumpuh.

Serangan itu pasti telah melukai organ yang mengatur keseimbangan tubuhnya karena Quenser tidak bisa bangun. Dia dengan susah payah berusaha untuk menahan rasa sakit di kepalanya dan menahan muntah.

“Sialan...! Apa itu?!”

Heivia berada tepat di sebelahnya, tapi suaranya agak kabur.

Sambil terbaring di atas bantalan raksasa itu, Quenser menggunakan matanya untuk mencari siapa sebenarnya yang menyerang mereka.

Dia menyadari sesuatu yang cukup besar mendekati mereka dari garis cakrawala.

Tubuh utamanya berbentuk bulat. Di bawahnya terdapat sebuah perangkat pendorong energi listrik statis berbentuk huruf Y terbalik, tapi sepertinya itu menggunakan sebuah bantalan yang digunakan untuk bertempur yang dipasang di bawahnya. Tujuh lengan memanjang dari balik bola itu dan tiap lengan memiliki meriam raksasa di ujungnya. Sepertinya satu atau lebih dari senjata itu telah menembak.

Cara kerja pendorongnya pasti berbeda ketika digunakan di atas darat karena suara petir yang tercipta akibat jumlah energi listrik statis yang tercipta tidak terdengar.

(...Sebuah Object...?)

“Hei, ini buruk,” kata Heivia dengan suara yang bergetar kepada Quenser yang pikirannya masih pusing. “Ini sangat, sangat buruk!! Itu adalah Object sang Putri! Kalau kita tetap di sini, kita akan terkepung oleh pertempuran antar Object!!”

“!?”

Wajah Quenser tiba-tiba berkedut.

Senjata yang digunakan oleh monster 50 meter itu adalah sinar laser, railgun, coilgun, dan sebuah meriam plasma berstabilitas rendah. Kekuatan penghancurnya mampu membuat kapal perang terlihat seperti mainan. Jika mereka terjebak di dalam pertempuran antar Object, tidak akan ada yang peduli bahkan jika ada sekutu di sana. Sepotong kecil armor bagian luar Object yang meledak sudah cukup untuk membunuh prajurit-prajurit yang ada di sini.

Mereka sekarang tidak memiliki pilihan lain lagi selain melarikan diri dari Tri-Core secepat mungkin.

Namun, tubuh mereka masih tidak mau bergerak akibat guncangan gelombang ledakan yang menghantam mereka tadi.

Hal yang sama juga terjadi pada tentara musuh yang mengarahkan senjata mereka ke arah Quenser dan Heivia dari bantalan yang berseberangan. Mereka mencoba untuk kabur dari area perawatan di atas bantalan Tri-Core.

Sementara itu, dua Object itu saling memandangi satu sama lain dan meriam berukuran tiang milik mereka mulai berubah posisi.

Prajurit biasa tidak akan memiliki waktu untuk kabur. Pertempuran sudah dimulai.

Suara ledakan yang luar biasa dan gelombang ledakan bermunculan.

Quenser dan Heivia bahkan tidak bisa merangkak maju. Yang bisa mereka lakukan hanyalah menundukkan kepala mereka dan melindungi kepala mereka.

Tri-Core menembakkan railgun-nya dengan kekuatan penuh menggunakan tenaga dari tiga reaktornya.

Object sang Putri berakselerasi mundur dan ke depan dengan tembakan beruntun untuk melarikan diri dari pandangan musuh dan menembakkan secara berurutan tujuh meriamnya yang berada dalam mode Coilgun yang menggunakan magnet.

Manusia biasa tidak akan mampu menandingi sebuah senjata bernama Object. Permukaan dari armor mereka dihancurkan dan dilepas seperti sebuah kembang api. Skala kerusakan yang diakibatkan oleh mereka sangatlah besar sampai-sampai Quenser dan Heivia terjebak di tengah pertempuran itu. Itu lebih mengerikan daripada yang mereka rasakan.

“Brengsek!! Object benar-benar bersinonim dengan perang! Nyawa kita sama sekali tidak berharga di sini!!”

“Tidak, aku rasa Putri tidak tahu bahwa kita sedang berada di sini,” kata Quenser saat dia menggunakan perangkatnya untuk menghubungi Object sang Putri.

Seperti biasa, sinyalnya sangat buruk.

“Hei, apa yang kau lakukan?”

“Aku akan memintanya menggunakan senjata laser. Kalau dia melelehkan armornya daripada meledakkannya, paling tidak kita tidak akan mati akibat peluru nyasar. Ini tidak memberikan keuntungan strategis bagi dia, tapi dia pasti mau mendengarkan apa yang kita katakan!”

“Hei, kita tidak akan buta akibat cahaya yang sangat panas itu kan?”

“Oh, apa kau ingin mati akibat pecahan mortar!? Di saat seperti ini, kita harus lompat ke laut lagi sementara sang Putri menarik perhatian Object ini dengan laser. Saat kita sudah berhasil kabur, dia bisa menggunakan coilgun-nya lagi!!” Quenser lalu berbicara pada sang Putri Elite menggunakan perangkat tangannya. “Ini Quenser. Kita ada di dalam dek Tri-Core! Tolong ganti senjatamu sebentar sementara kami berusaha melarikan diri. Tolong ganti senjata ke WL3B1s! Aku ulangi, ganti senjata dengan WL3B1s!!”

Bagian 6[edit]

Sang Elite berada di dalam kokpit Baby Magnum, salah satu Object yang memiliki sinonim dengan perang.

Sebuah bakat khusus diperlukan di sini untuk mempiloti senjata raksasa ini.

Namun, bahkan ini bukan sebuah bakat fisik yang aneh. Yang dibutuhkan adalah kemampuan mengingat yang luar biasa, kemampuan kalkulasi yang tinggi, mampu mengerjakan hal ganda, dan kehatian-hatian dalam bertindak.

Object adalah sebuah senjata raksasa yang mengontrol 100 senjata di saat yang bersamaan.

Sepertinya, mengatur data yang dibutuhkan untuk menarget membutuhkan ratusan keping data di saat bersamaan. Senjata itu memiliki fungsi penargetan kedua (sejumlah target dapat dikunci dan pandangannya bisa diganti kapan saja), jadi menggunakan kemampuan ini paling tidak bisa membunuh 300 atau 400 musuh di saat yang sama.

Dan itu hanya untuk mengontrol senjatanya saja.

Untuk mengerti setiap cara kerja dari Object setinggi 50 meter ini membutuhkan lebih dari orang yang jenius sejak lahir. Hanya Elite-lah yang mempunyai kemampuan memproses data sampai di batas tertingginya untuk mengendalikan Object.

Untuk mengatasi hal ini, beberapa kekuatan militer lain mencoba menggunakan kemampuan AI dan beberapa kru untuk membagi kerja mengendalikan Object.

Namun, menggunakan sejumlah besar kru menghasilkan jeda waktu untuk komunikasi di antara tiap-tiap bagian Object yang kemudian malah membuat sang Object kalah dari Object yang menggunakan pilot tunggal yang mampu membuat keputusan dalam waktu singkat. Saat sebuah AI digunakan, AI tidak akan bisa merespon setiap situasi yang tidak dikenalnya dan maka dari itu tidak cocok untuk mengembangkan strategi dengan Elite.

Sementara, ini adalah masalah yang mungkin suatu saat nanti akan bisa diselesaikan di masa depan, sekarang ini lebih baik dan efektif menggunakan seorang Elite untuk mempiloti Object.

Saat sang gadis Elite itu menembakkan coilgun-nya ke Tri-Core, dia menerima sebuah transmisi dari seorang sekutunya.

“In...Quenser. Kami...ad...dek......Tri-Core!”

Itu adalah suara yang sangat ingin dia dengar.

“....Ganti senjatamu... tidak banyak wakt... keluar. Tolong ganti... WL3B...! Aku ulangi, ganti...WL3B...!!”

Namun, sinyalnya terlalu buruk untuk mengetahui apa yang dimaksudkan olehnya.

Gadis Elite itu agak kebingungan.

Sepertinya Quenser dan Heivia berhasil memasuki dek Tri-Core dan meminta Elite untuk memberikan tembakan perlindungan. Namun, ia tidak menyebutkan kode senjata yang ia butuhkan secara jelas.

(WL3B... Itu pasti untuk senjata laser.)

“Hmm...” pikir gadis itu.

Dia tidak memiliki banyak waktu. Semakin banyak waktu yang ia gunakan untuk berpikir, semakin besar resiko yang diambil oleh Quenser dan siapa pun yang berada di dekatnya pasti berada dalam masalah. Ditekan oleh waktu, sang Elite akhirnya mengambil keputusan.

(Aku rasa tadi dia bilang WL3B2... Yah, itu pasti benar!!)

Dia mengangguk dan menekan saklarnya untuk mengganti senjata.

Suara air yang menguap mencapai telinga Quenser.

Itu datang dari arah Object Putri.

Jelasnya, itu berasal dari salah satu bagian bulat yang terlihat seperti lensa planetarium. Ratusan sinar laser ditembakkan seperti kipas terbalik yang menusuk ke depan. Garis oranye yang terbentuk sepertinya akibat debu dan embun dari air yang dibakar.

Itu adalah WL3B2 yang dikenal dengan nama Killer Squall.

Itu adalah senjata kedua untuk menghabiskan para prajurit manusia yang melindungi markas daripada mengalahkan Object.

Namun...

“Gwaaaaaahhhhhhhhh!?”

Sambil berteriak pada apa yang mereka lihat, Quenser dan Heivia berguling di atas bantalan itu untuk kabur. Crane yang digunakan untuk mengebor air terbakar habis dan beberapa prajurit yang tidak beruntung saat mengejar Quenser dan Heivia di bantalan yang lain pun ikut meledak.

“Apa? Aku minta WL3B1!, kenapa dia malah menggunakan WL3B2? Apa putri itu mencoba membunuh kita!?”

“Lihat, pahlawan. Bukankah ada sesuatu yang aneh di Object-nya putri!?”

Saat Quenser melihat ke arah yang Heivia tunjukkan, dia melihat lengan salah satu Object itu membuat sebuah gestur tubuh wanita yang sedang memberikan salam, tapi mereka tidak merasakan apapun selain rasa tenang.

“Si-sial! Ini hanya aku atau dia memang mengarahkan senjatanya ke arah kita!? Dia bahkan membuat beberapa penyesuaian ke depan dan ke belakang!!”

“Jadi kita memang hanya pion yang dikorbankan! Brengsek, aku tidak mau mati di sini!!

Sebagai sebuah senjata anti-personil yang menghujani Object itu dari atas ke bawah, Quenser dan Heivia mengumpulkan sedikit tenaga mereka yang tersisa untuk berdiri. Mereka tidak mencoba menghadapi Tri-Core ini. Malahan, mereka mncoba kabur secepat yang mereka bisa ke dalam laut yang tersebar di sekeliling mereka dan melompatinya, meninggalkan tugas yang menjadi kewajiban mereka sebagai seorang profesional.

Tak ada suara riak yang terdengar.

Mereka lompat dari Tri-Core yang bergerak dengan kecepatan 200 km/j dan didorong oleh efek samping dari angin yang keluar dari bagian seperti Hovercraft yang meniup ke segala arah. Quenser dan Heivia terlempar beberapa kali di atas permukaan laut seperti sebuah batu gepeng yang dilempar ke dalam sungai sebelum mereka akhirnya benar-benar berhenti di atas permukaan itu.

Suara ledakan yang begitu menggelegar terdengar.

Tidak butuh waktu lama, mereka terlempar sejauh 150 meter dari Tri-Core.

Segera setelah itu, dua Obejct itu mulai bertempur habis-habisan dengan senjata utama mereka. Mereka berada pada jarak yang cukup aman dari Tri-Core, tapi getaran yang tersebar di air laut membuat tubuh mereka terguncang cukup kuat.

“Cukup!! Tidak mungkin aku melanjutkan pertempuran seperti ini!!” teriak Quenser setengah menangis saat dia berhasil mengeluarkan kepalanya dari air.

Heivia berusaha berteriak dengan susah payah, “Hei, kau sudah menyiapkan beberapa peledak di sana, ‘kan!? Cepat ledakan sekarang!! Kita hampir mati saat menyiapkannya, jadi kita harus meledakkannya sekarang!!”

“Oke, partner!! Ini adalah hasil dari kerja keras kita!!”

Tidak biasanya mereka terlihat bersemangat, Quenser tanpa ragu menyalakan sinyal peledak.

Segera setelah itu, kobaran api berwarna merah menyalak di udara.

Salah satu dari tangki silinder yang menempel di bantalan Tri-Core meledak.

Gelombang ledakan yang menyebar dan menghalangi gerak tubuh Heivia dan Quenser. Kepala mereka terhentak oleh air dan mereka berusaha susah payah untuk naik ke permukaan seperti salah satu permainan di dalam game Whac-A-Mole.

“Ueh...sial. Gelombangnya malah menyerang kita...”

“Tapi bukannya meledakkan tangki yang kita gunakan sebagai tempat perlindungan terhitung sebagai sebuah serangan strategis? Lagi pula, tujuan mereka adalah membawa minyak mentah ke markas musuh.”

“Tunggu sebentar... Kalau kita sudah menghancurkan jalur suplai mereka, apa itu sudah cukup? Maksudku, bukankah minyak mentah itu bisa tumpah ke dalam laut?”

“Aku yakin kalau atasan kita sudah memprediksi hal ini akan terjadi dan sudah menyiapkan cara untuk mengatasinya. Kapal pasti sudah disiapkan untuk menghisap minyak mentah itu setelah pertempurannya selesai. Kalau mereka memaksa kita membawa minyak mentah yang dicuri itu, kita bisa melempar mereka ke dalam laut dan memberi tahu mereka untuk melakukannya sendiri... sekarang, aku lebih tertarik pada apa yang akan terjadi pada Tri-Core itu sendiri.”

Mereka melihat ke arah Tri-Core yang mengeluarkan asap hitam di dalamnya.

Mereka tidak terlihat senang.

“Sial. Object sialan itu terlihat baik-baik saja!!”

“Yeah, aku tidak melihat adanya tanda-tanda kalau itu menghancurkan sisi bantalan itu. brengsek, sekarang bagaimana kita bisa menenggelamkan benda itu!? Memangnya kita bisa menghancurkannya dengan peledak yang kita miliki!? Sial!! Aku ingin sekali menggigit benda sialan itu dan pergi dari sini sekarang!!”

Itu adalah saat di mana Froleytia mendekati mereka dengan kapal penyelamat dengan motor kecil. Dia mengambil potongan kecil dari keju yang ada di dalam ransum darurat dan tidak terlihat peduli kalau celana dalam dewasanya bisa terlihat.

“Well, sebenarnya ada cara bagi kalian untuk kabur dari sini.”

“Froleytia!? Selama ini kamu dari mana!?”

“Dari mana kau bisa menemukan kapal ini!? Dan apa itu yang ada di tanganmu!? Apa mereka meletakkan ransum darurat di dalamnya!? Itu terlihat lebih baik daripada ransum yang kita dapat setiap hari! Aku juga ingin makan makanan seperti itu!!”

Froleytia melanjutkan apa yang ingin dia katakan tanpa mempedulikan pendapat mereka berdua.

“Apa yang perintahkan adalah melukai Object itu sambil menunggu sang Putri untuk muncul. Setelah meledakkan tangkinya, tugas kita selesai. Sekarang kita tinggi melemparkan tongkat estafetnya kepada Putri. Kita tinggal menunggu helikopter penyelamat, memanjat talinya, naik, dan pergi meninggalkan tempat ini.”

“...Berpikir kalau helikopter itu tidak akan diserang dari langit akibat tembakan salah sasaran dari pertarungan di sana,” gerutu Heivia. Tri-Core telah pindah ke tempat yang lain untuk menyerang Object sang Putri, tapi jarak serangan Object itu terhitung dalam kilometer, jadi mereka tidak berada pada posisi aman.

Sementara itu, sebuah helikopter militer mendekati mereka dari arah darat. Radar Tri-Core tentu sudah mengetahui kehadirannya, tapi Tri-Core tidak mencoba untuk menembaknya. Ia seperti tidak mempedulikan atau terlihat tertarik dengan setiap helikopter yang ada di dekatnya dan fokus untuk bertarung dengan sang Putri dan Object-nya. Sudah terbukti bahwa tentara biasa, tank, dan pesawat tempur tidak akan bisa melukai Object. Akan terlihat memalukan jika mereka terkena oleh serangan salah sasaran sang Putri—lebih jelasnya terlihat seperti sebuah meriam yang berusaha menembak jatuh seekor lalat yang tak berdaya.

Helikopter itu terbang menuju titik di atas Quenser dan yang lain saat kedua laki-laki itu berusaha bertahan di atas permukaan air. Sambil bertahan di atas udara setinggi 10 meter, sebuah kabel yang digunakan oleh tim penyelamat diturunkan ke bawah.

Froleytia berkata, “Maaf, tapi mari kita lakukan ini berdasarkan atas urutan pangkat kita. Kalau aku tidak naik duluan, orang-orang di atas pasti akan mengira bahwa kalian berdua adalah dua orang bawahanku yang sangat takut mati dan tidak mengindahkan peraturan militer.”

“Kalau kami melihat ada tanda-tanda kau menarik kabel ini, aku akan memasang peledak di Hand Axe-ku dan kulemparkan ke helikopter,” kata Heivia dengan muka yang serius.

Quenser melihat jauh kepada dua buah Object yang saling bertarung. Sang Putri menggunakan gerakan cepat ke kanan dan ke kiri untuk melepaskan diri dari kuncian tembakan musuhnya dan Tri-Core berusaha menembaknya dengan railgun raksasanya sambil bergerak searah jarum jam. Tidak ada yang bisa menjamin siapa yang menang dalam pertempuran antar Object. Siapa yang bermain bertahan dan siapa yang bermain menyerang akan saling bertukar posisi, memberikan sebuah tekanan yang sama seperti melihat sebuah pertandingan piala dunia di sepuluh menit terakhir.

“Jangan terpaku seperti itu, Quenser!! Ini giliranmu!!”

Teriakan dari atas membuat Quenser tersadar. Dia melihat ke atas dan melihat Heivia dan Froleytia sudah ada di dalam Helikopter. Heivia bersandar di sisi pintu itu.

“Apa, kau mau tetap di sini untuk mendapatkan pelajaran khusus seperti seorang pelajar!? Peluru nyasar bisa menyambar ke sini kapan saja, kita tidak punya banyak waktu di sini lebih lama lagi!!”

Quenser dengan panik menggapai kabel tebal yang ada di dekatnya. Motor besar mulai menarik kabel itu dan Quenser dengan cepat tertarik ke atas.

Setelah kurang lebih 30 detik, dia akhirnya naik ke atas.

Untuk merapikan kabelnya dan tubuhnya yang bergetar, Quenser meletakkan kakinya di ujung lantai helikopter itu. Helikopter itu pasti disiapkan untuk sebuah penyelamatan di laut lepas karena di dalamnya ada perlengkapan menyelam, tangki oksigen, perkakas seperti kunci Inggris dan bor yang menggunakan tekanan udara untuk bawah air, dan sesuatu seperti skuter bawah laut yang terlihat seperti papan seluncur dengan motor yang dipasang di situ.

“Oke, kita sudah naik! Bawa kami pergi dari sini sekarang juga!!” kata Froleytia dengan suara keras yang ia tujukan bagi sang pilot di kokpit.

Helikopter itu miring ke depan dan mulai bergerak maju meninggalkan pertempuran antar Object ini.

“Lihat tempat itu, semuanya hancur,” gumam Heivia saat dia melihat ke bawah ke laut.

Di antara dua Object yang saling menghancurkan itu, sampah logam yang berserakan akibat serangan Tri-Core tadi bersebaran di mana-mana. Semua sampah itu berasal dari markas perawatan Object di lepas pantai yang seharusnya dituju Quenser dan Heivia.

“Itu mungkin dibangun secara asal-asalan, tapi jumlahnya ada 20 sampai 30. Dan sama sekali tidak ada yang tersisa dari bangunan itu. Semuanya tenggelam di dasar laut selain pilar penopang.”

“Untungnya, kebanyakan prajurit berhasil lompat ke laut setelah Tri-Core mulai menyerang. Itulah kenapa banyak helikopter penyelamat yang dikirim ke sini.”

Quenser melihat ada 40 sampai 50 helikopter di area pandangannya. Sepertinya, kebanyakan dari mereka berkumpul di sebuah pelabuhan kapal. Tidak semuanya adalah helikopter penyelamat. Helikopter pengangkut dan pengintai tercampur di sini. Mereka berusaha membuat mode mengambang di udara dan menurunkan kabel untuk menjemput prajurit yang mengapung di atas laut sama seperti yang dilakukan pada Quenser dan Heivia tadi.

“Aku tidak percaya kalau banyak yang selamat...” gumam Heivia.

Sementara membersihkan air laut dari tusuk rambut kanzashi-nya, Froleytia menghela napasnya dan berbicara, “Object bersinonim dengan perang. Kalau kamu menyerangnya dengan kombinasi 10 pesawat pengangkut nuklir dan menyiapkan meriam sepanjang 40 meter, kamu tetap tidak akan bisa mengalahkannya. Lihat gerakan Object itu. Tidak akan ada seorang ahli bela diri mana pun, bahkan yang sudah menyabet medali emas sebanyak apapun, bisa bergerak seperti itu.”

Setelah menentukan bahwa musuh akan menembak segera setelah bisa mengarahkan meriamnya, Object Putri membuat gerakan kecil dan cepat untuk menghindari tembakan railgun dan membalikkan serangannya kembali. Tri-Core telah menyadari bahwa dia tidak akan bisa menghindari serangan balik itu sehingga ia menggunakan zirah paling tebal yang ada di area depannya untuk menghindari serangan telak.

Seperti yang Froletyia telah katakan, itu lebih mirip seperti pertandingan para ahli bela diri dibandingkan pertarungan antar tank dan kapal tempur.

“Sekam atau suar tidak akan menghilangkan kemampuan mereka untuk menargetmu dan berlindung di balik sesuatu tidak akan melindungimu dari apapun. Bahkan di tempat terbuka seperti ini, mereka bisa bertahan dan menghindari serangan meriam utama satu sama lain yang hampir menempuh Mach 10. Bagaimana caranya pesawat tempur dan tank bisa melawan mereka?”

Tiba, tiba, Quenser secara sengaja mendorong Heivia dari posisinya yang bersandar di sisi pintu keluar itu.

“Tunggu sebentar. Ada sesuatu yang salah dari pergerakan putri!”

“Apa kau bilang? Ini adalah pertarungan yang tak akan diketahui hasilnya seperti apa.”

“Tidak, Quenser benar,” kata Froleytia saat dia menemukan sebuah teropong dari helikopter itu. “Serangan putri sekarang telah menurun dan menurun. Bahkan sekarang dia tidak menembak ketika dia memiliki kesempatan emas.”

“Apa itu artinya?”

“Lihat itu!!” teriak Quenser saat dia menunjuknya.

Segera setelah itu, salah satu dari railgun Tri-core menembak. Gelombang ledakan yang dihasilkan dari sebuah proyektil dengan kecepatan Mach 10 membuat sebuah suara yang bergetar sangat kuat meski railgun tidak menggunakan bubuk mesiu untuk menembak.

Tri-Core tidak menargetkan pusat dari Object sang putri.

Proyektil railgun itu mengarah ke meriam utama sang putri.

“...Mereka tahu bahwa ini akan menjadi pertempuran yang sangat lama maka dari itu pilot Tri-Core itu berpikir untuk mengurangi daya tembakan sang putri,” kata Quenser dengan kesal. “Object itu dilindungi oleh sebuah zirah anti nuklir, tapi senjata mereka berbeda. ...Kalau aku mengingatnya lagi, salah satu strategi terbaik untuk mengalahkan Object tanpa menggunakan Object adalah dengan menggunakan sebuah senjata yang mampu menciptakan panas seperti ledakan nuklir dan menggunakan itu untuk menghancurkan senjata Object.”

Tentu saja, sebuah Object masih memiliki 100 senjata lainnya. Bahkan sebuah pasukan biasa yang menggunakan senjata nuklir hanya mampu merusak 20 atau 30 persen dari senjata itu. Karena satu senjata saja sudah cukup untuk mengurus satu pasukan, kerusakan seperti itu tidak cukup untuk mengalahkan Object.

Tapi bagaimana kalau strategi itu digunakan untuk melawan Object?

Dua Object raksasa itu tertutup oleh sebuah zirah padat dan senjata yang bisa digunakan untuk menembus zirah itu juga terbatas. Bahkan ketika Object memiliki 100 senjata, hanya senjata utama yang mampu mengalahkan Object lain.

Jadi bagaimana ketika semua senjata yang digunakan untuk menghancurkan Object dihancurkan?

“Sial, tuan putri akan kalah kalau begini terus!!” teriak Heivia.

Quenser adalah seorang mahasiswa magang yang telah mempelajari desain Object dan Heivia adalah seorang analis yang mencari karakteristik dan kelemahan dari Object musuh dari data yang mereka kumpulkan di pertempuran.

Itulah mengapa mereka mengerti sekarang.

Object sang putri masih bertarung, tapi 5 dari 7 coilgun-nya telah dibuat tidak berguna. Sudah jelas, dari awal, semua senjata utamanya tidak akan lagi bisa digunakan.

Quenser melihat object sang putri dipaksa untuk bermain murni bertahan. Tatapannya menurun ke telapak tangannya. Atasan tinggi telah memberikannya bahan peledak yang sangat banyak dan sebuah Hand Axe untuk menghancurkan Tri-Core sebanyak yang mereka bisa.

“Hei, tunggu.” Senyum rapat tampak di wajah Heivia saat dia sadar bahwa Quenser tengah memperhatikan peledaknya. “Aku rasa aku tahu apa yang kau pikirkan, tapi tunggu. Itu tidak mungkin.”

“Sang putri akan tenggelam kalau begini terus,” kata Quenser saat dia berusaha menengok keluar apa yang ada di luar helikopter itu. “Aku harus memberikan semua bantuan yang dia butuhkan sebelum dia benar-benar kalah.”

“Kau akan dibunuh! Dan kita hampir melakukannya!! Tri-Core itu adalah monster yang terlihat baik-baik saja ketika kita naik ke deknya, memasang peledak, dan meledakkan tangki minyak raksasanya! Di mana kamu mau meletakkan peledak untuk melukainya!? Dan nyatanya, mendekati Object yang bergerak dengan kecepatan tinggi sudah cukup untuk membuat tubuhmu menjadi pasta!!”

“Tapi kalau aku tidak melakukan sesuatu, tuan putri akan mati!!” Quenser melihat Heivia lurus di matanya. “Di Alaska, kita mempelajari sesuatu yang bahkan lebih baik daripada yang kita inginkan bahwa Object bersinonim dengan perang. Apa kau lupa kalau neraka tengah menunggu mereka yang kalah dari Object musuh!? Object sangatlah kuat tapi tidak terlampau kuat sampai tidak bisa dikalahkan. Itu berarti kita tidak bisa bergantung pada sang putri tapi bukankah itu berarti kita bisa melakukan sesuatu tentang Tri-Core itu!?”

“Tidak, tolong hentikan ini! Kalau kita mendekatinya dengan helikopter pelan ini, kita akan langsung ditembak tanpa kita sempat menghindarinya!!”

“Aku tidak pernah bilang kalau kita akan mendekatinya dengan Helikopter.”

“Hentikan, kau bodoh!! Sial!!”

Tanpa memikirkan Heivia, Quenser terjun dari pintu helikopter. Dari ketinggian 10 meter, dia berhasil mencapai permukaan laut dalam hitungan detik. Dia menembus laut yang terasa keras seperti semen dan tenggelam dalam di bawah laut.

“Pphah! Sial!!”

Kepalanya meluncur keluar dari bawah laut ke permukaan dan dia melihat sekitarnya dengan mengambang di atas air.

Helikopter Heivia dan Froleytia tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa ia akan membantunya, tapi juga tidak terbang pergi meninggalkannya sendirian di sini.

“Dasar idiot berhati lembut,” kata Quenser dengan senyuman.

Quenser sendiri tidak berniat untuk melawan Tri-Core satu lawan satu.

Tidak mungkin dia bisa melakukannya kalau dia mencoba seperti itu.

Tidak peduli alasan semulia apapun dan tidak peduli sebanyak apa yang ingin dilindungi, sebuah Object akan membantai setiap makhluk berdarah-daging jika kamu mencoba melawannya sekeras apapun.

Namun, Quenser telah mempelajari sesuatu di Alaska.

Dia tidak perlu melawan Object secara langsung.

Dia bisa memutarinya dari belakang.

Elemen terpenting yang bisa membuat sesuatu tidak mungkin menjadi mungkin bukanlah kekuatan. Itu adalah otak. Dia perlu memikirkan semua hal yang dia bisa, berpikir sekeras yang dia bisa, dan mencari cara, metode, atau teknik yang mampu mengalahkan Object. Hanya jika dia memikirkan semuanya sampai detik terakhir daripada menyerang langsung secara pasrah dan mencapai kemenangan yang tidak mungkin.

Sementara kepalanya di atas air, Quenser berbicara pada Heivia lewat radionya.

“Sekarang. Saatnya mencari kelemahannya. Object raksasa itu memiliki 3 buah reaktor daripada Object umum, jadi pasti ada sesuatu yang membuatnya berbeda.”

“Bodoh. Kelemahannya tidak semudah itu untuk dicari. Object itu dibuat khusus untuk pertempuran laut. Tidak seperti Object kita yang multifungsi guna dan wilayah, Object itu tidak memiliki titik buta di dalam air. Monster itu dibuat seperti itu.”

“Itu dibuat untuk pertempuran laut...kalau begitu...”

Quenser berpikir sambil dia menyelam di arah pertempuran antar Object itu.

(Tapi gerakannya terlalu monoton...seperti sesuatu yang tidak terbiasa untuk bertarung...)

Saat dia melihat Tri-Core itu berbelok ke kanan mengikuti arah sang Putri, Quenser menyadari sesuatu dan berhenti berangan lalu berbicara kepada Heivia lewat Radio.

“Tunggu, bukankah Tri-Core hanya berbelok ke kanan selama ini?”

“Ahn?”

“Sejak pertempuran dimulai, Tri-Core hanya pernah berbelok ke kanan! Ia hanya berbelok ke kiri saat berada dalam bahaya, tapi tidak membuat sebuah manuver tajam selama ini, bukan begitu!?” kata Quenser cepat, karena ide yang dia dapat membuatnya sangat tidak sabar. “Ia tidak berbelok ke kiri sejak dia berusaha menghancurkan kita dengan jangkar raksasanya!! Saat dia berusaha menyerang markas dari jarak 0 meter, seharusnya ia tinggal berputar searah jarum jam atau sebaliknya, yang seharusnya membuat pergerakan meriamnya lebih cepat. Tidak ada Object yang berbasis pertempuran laut akan memiliki keterbatasan bergerak seperti itu!! Sesuatu pasti telah membuatnya tidak mampu bergerak ke kiri! Kalau kita bisa memperburuknya...!!”

“Kamu berbicara sesuatu yang telah terjadi,” kata Heivia ragu sementara dia bersandar di helikopter itu dengan teropong di matanya. “Aku tidak bisa melihat ada yang salah dengan itu. Tidak ada yang aneh dari bantalan atau tekanan udara pendorongnya. Keseimbangannya sangat sempurna. Dan, tidak ada yang salah pada apapun jika aku melihatnya dari sini.

“...”

Pasti ada sesuatu yang salah dengan hal ini, tapi Heivia tidak bisa melihat apa yang terjadi.

Masalahnya pasti terletak di suatu tempat yang tidak akan bisa dilihat Helikopter.

Jadi...

“Di bawah laut...?” gumam Quenser. “Hei, coba terjunkan skuter air yang ada di helikopter. Yang terlihat seperti papan peluncur dengan motor itu!!”

“A-apa? Kalau kita tidak segera keluar dari sini, gerakan Tri-Core yang terus ke kanan akan mengarah ke sini!!”

“Sempurna, aku sudah menemukan kelemahan Tri-Core!!”

“!!”

Sebuah plastik dengan ukuran papan gambar kecil dan meja besi jatuh dari atas helikopter itu. Di saat yang sama, Helikopter itu berusaha menjauh dari area itu karena Tri-Core sudah mendekati area mereka.

Quenser meraih plastik yang mengambang itu dan menekan tombol untuk mengeluarkan kaleng tangki udara. Dia mengenakan masker yang berbau seperti air laut di mulutnya dan menyalakan mesin untuk menjalankan motor utamanya.

Sebenarnya penyebutan Aqua Skuter adalah istilah yang dipakai Quenser: papan seluncur dengan motor yang menempel di situ. Dengan menyelam menggunakan benda itu, dia bisa bergerak lebih cepat daripada hanya menggunakan kaki.

“Quenser!! Menyelam!! Tri-Core mengarah ke arahmu!!” kata Heivia lewat radio.

Quenser melihat senjata sepanjang 150-180 meter bergeser ke arahnya. Kecepatannya naik dari 50 km/j dan bantalan seperti bukit itu mendekatinya dengan kecepatan 200 km/j.

Tri-Core tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa dia mengetahui keberadaan Quenser.

Bahkan tidak ada satu pun dari 100 senjata itu mengarah ke Quenser.

Sepertinya ia berfokus pada pertempuran melawan sang Putri. Sampai-sampai dia tidak peduli bahwa akan ada prajurit yang terlindas saat melakukannya.

Sebelumnya, dia berhasil menghindari Object dengan menyelam ke bawah air, sekarang dia melakukannya lagi.

Namun kali ini dia tidak berniat untuk kabur.

Dia akan mengarah menuju Tri-Core dan sekarang dia benar-benar akan membuat sebuah kerusakan parah.

Saat dia menyelam ke dalam laut, Quenser berhasil memosisikan dirinya di bawah Tri-Core. ...Atau sebaliknya, Tri-Core tak sengaja lewat di atasnya saat dia menyelam.

Quenser menambah kecepatannya agar tak tertinggal.

Dan dia melihat sesuatu yang sangat besar tersembunyi di dalam air.

(Jangkar raksasanya!!)

Saat Tri-Core bergerak untuk bermain-main dengan sang Putri, Quenser mengincar saat yang tepat untuk menurunkan kecepatannya, melepaskan skuter airnya, dan meraih jaring yang menutupi jangkar itu. Setelah itu, benda itu bergerak dengan kecepatan 50 km/j. Rasanya seperti sedang bertahan di sisi samping bis yang sedang melaju kencang.

(...!? Ooooooooohhhhhhhhhh!!)

Jangkar itu adalah salah satu dari tiga tiang besi yang memanjang ke bawah dari tiga bagian utama Tri-Core. Mereka bertindak sebagai pemberat yang menjaga keseimbangan Object seperti mainan keseimbangan. Itu adalah bagian terpenting dari Object yang menjaganya tetap stabil saat mengambil tikungan tajam.

Setiap jangkar itu mampu memanjang dan memendek seperti baton yang mudah dibongkar pasang. Dengan menjaga panjangnya agar cocok dengan pergerakan Tri-Core, benda itu bisa menjaga titik gravitasinya tetap stabil. Itulah kenapa dengan cara itu ia tidak akan terbalik saat berbelok dengan cepat terutama karena tenaga yang dihasilkan oleh reaktor itu terlampau besar.

Tri-Core menggunakan metode yang sama seperti Hovercraft untuk menjaga tubuhnya tetap mengambang agar ia bisa bergerak dengan lebih cepat. Hambatan air dapat dikurangi sebanyak mungkin jika sang kapal sendiri tidak menyentuh air.

Bahkan walau begitu, ia masih memiliki tiga buah jangkar yang masih memberikan sejumlah hambatan air dalam jumlah besar.

Kenapa ia melakukan itu?

Itu karena jangkar tersebut sangatlah penting sampai-sampai Object itu tidak akan bisa dikendalikan tanpanya.

Namun...

(Fungsinya mungkin terganggu karena jaring itu menutupi seluruh jangkar itu.)

Tri-Core menembus jaring itu karena ia berpikir bahwa ranjaunya tidak akan memberikan dampak yang sangat besar bagi dirinya. Ia benar tentang hal itu. Namun, ia tidak menduga bahwa jangkarnya akan terjebak di jaring tersebut.

Karena itu, salah satu jangkar itu tidak akan lagi bisa bergerak.

(Jika Tri-Core bergerak ke kiri terlalu banyak, ia akan kehilangan keseimbangannya dan terbalik. Jadi agar tidak terjadi kejadian seperti itu, Tri-Core memaksakan dirinya yang hanya bisa berbelok ke kanan untuk melawan Object sang Putri!!)

Saat dia memikirkan hal itu, Tri-Core entah bagaimana merasa tidak sekuat yang ia pikirkan seperti sebuah Object yang mampu menggunakan serangan jarak jauh untuk menyerang markas Quenser dan yang lainnya. Biasanya, ia akan menyerang lurus ke arah markas musuh dan meledakkan semua yang ada di hadapannya. Alasan kenapa dia tidak melakukannya adalah karena dia takut akan terjadi hal yang memaksanya belok ke arah kiri.

Tapi mengetahui hal ini membuat semuanya terdengar lebih mudah.

(Jika kehilangan kontrol salah satu jangkarnya saja dapat memberikan keuntungan sebesar itu, kehilangan dua lainnya akan memberikan kerusakan yang lebih parah lagi dan menghancurkan keseimbangannya!!)

Itulah kenapa Quenser membawa semua peledak yang dapat ia bawa.

Dia membawa sebuah bom plastik bernama Hand Axe.

Dia ragu bahwa peledak saja cukup untuk menghancurkan Object, tapi ada sesuatu yang lebih dari cukup bagi dirinya dengan jaring ranjau dengan seukuran bola yang dipakai di festival olahraga. Jaring itu sudah menjerat jangkarnya dan memanjang hingga 350 meter seperti stoking panjang.

Quenser memasang pemantik listrik ke dalam Hand Axe di sebelah ranjau itu.

Dengan menggunakan itu, dia dapat menenggelamkan Tri-Core.

(Oke, semua persiapan sudah siap... wah!?)

Tri-Core tiba-tiba berbelok tajam ke kanan membuat Quenser berputar-putar. Tangannya tertarik oleh jaring itu dan karena gerakannya yang tiba-tiba tubuh Quenser terlempar cukup jauh.

Dalam waktu singkat, dia berada dalam jarak yang cukup jauh dari Tri-Core.

Namun, dia telah melakukan sesuatu yang sudah cukup.

Quenser menendang kakinya untuk membawa kepalanya ke atas air dan melepaskan masker oksigen.

Dia membawa radio di tangannya yang digunakan untuk mengirim sinyal peledakan Hand Axe.

“Ini saatnya!!”

Saat Quenser melihat sosok Tri-Core yang seperti gunung, dia menekan tombol itu dengan jempolnya.

Sebuah ledakan senyap menderu di dalam air dan gelembung udara menyembur keluar dari bawah Tri-Core.

Tidak berhenti di situ saja.

Gelombang ledakan itu tidak hanya merambat melalui udara. Gelombang ledakan itu membawa dan menyerang tubuh Quenser yang berada di atas air.

Dia tersentak dua kali di atas air seperti tubuhnya yang akan meledak.

Ledakan yang menyerang fondasi jangkar Tri-Core agar ia seimbang membuatnya berhenti saat ia akan berbelok ke kanan untuk mengejar Object sang Putri.

“Uhuk...uhuk!?”

“Hey, apa kau memasang Hand Axe ke jangkar itu!?”

“Yah, dan aku mendapatkan salah satu ranjau itu. Seharusnya itu cukup...”

“Bodoh! Tidak semudah itu! Tri-Core sudah bergerak selama ini dengan jaring itu di jangkarnya, meledakkan semua ranjau itu dalam perjalanannya. Apa kau pikir meledakkan salah satunya akan menghancurkan salah satu jangkarnya begitu saja!!”

Tri-Core menggerakan salah satu senjatanya.

Akhirnya dia menggerakkan satu dari 100 senjatanya untuk menghancurkan seekor serangga yang menyengatnya.

Ia tidak menggunakan meriam utama yang ia gunakan untuk melawan tuan putri.

Namun, apapun yang dimiliki oleh Tri-Core, itu cukup untuk menenggelamkan kapal tempur. Tidak akan ada yang akan menjawab apa yang akan terjadi pada tubuh serangga itu.

“Brengsek. Tri-Core sekarang mulai serius!! Hei, Quenser, kita akan menembakkan semua sekam dan asap yang kita bisa, tapi jangan salahkan kami kalau itu tidak cukup!! Tidak mungkin menghancurkan jangkar itu dengan peledak biasa!!” kata Heivia pasrah.

“Bukan itu yang ingin aku lakukan,” jawab Quenser dengan senyum tanpa takut di bibirnya. “Aku sedang mencoba membebaskan jangkar yang terlilit jaring itu!!”

Ledakan itu membuat semua bagian jaring itu menyebar ke semua era.

Jaring itu menyebar seperti bendera yang menyibak mengikuti arah angin dan jaring itu melilit di salah satu jangkar itu.

Sampai sekarang, hanya satu dari jangkar yang dibuat tidak berguna karena terlilit oleh jaring itu.

Namun, ketiga-tiganya dibuat tidak berkutik akibat jaring yang melilit jangkar itu. Jaring itu menghalangi jangkar itu untuk memendek dan memanjang, dan menghentikan pergerakan Object. Kemampuan Object untuk bermanuver turun sangat drastis dan keseimbangannya juga tidak terjaga.

Dan...

Dengan suara erangan yang luar biasa, Tri-Core itu menembak Quenser.

Namun, proyektilnya tidak benar-benar mengenai dirinya. Tembakan itu mengarah ke laut dan menciptakan ombak besar yang terlempar di udara dan menyapu Quenser. Dia tidak mati. Object yang maha kuat itu mengarahkan serangannya kepadanya tapi dia masih bisa hidup.

Alasannya sederhana.

Quenser melihat Tri-Core itu dan ia seperti melihat sebuah celah besar di sana.

“Object memiliki massa yang luar biasa besar dan Tri-Core memiliki tiga tubuh bola utama dan itu sengaja dibuat khusus untuk pertempuran laut. Menggunakan kaki-kaki untuk berjalan di atas darat untuk menyokong benda sebesar itu akan menghancurkan semua yang ada di bawahnya termasuk kakinya sendiri.”

Suara kertakan terdengar di seluruh area pertempuran.

Tubuh Tri-Core itu dibuat dengan cara yang sangat detail dan skematis dan bahkan tidak terlihat memiliki kelemahan, monster itu terlihat mulai runtuh sedikit demi sedikit. Pemandangan itu mirip seperti ketika melihat sebuah gunung yang hancur karena sebuah gempa akibat gesekan lempeng tektonik yang bertabrakan satu sama lain. Bunyi gemeretak itu berlanjut dan pusat dari Object berbentuk huruf A itu mulai terbalik secara simetris seperti ditekan sebuah tangan raksasa.

“Berat sebanyak itu membawa sedikit tenaga potensial. Dan karena itulah ia membutuhkan jangkar untuk mengatur keseimbangannya, tapi saat jangkar itu tidak bisa berfungsi, tubuh utama dari Tri-Core itu akan merasakan berat yang sangat luar biasa. Ini sama seperti seorang ahli Aikido yang menggunakan berat lawan untuk melemparnya!!”

Object itu sedang berusaha keras.

Namun, semua sudah terlambat.

Tubuh raksasa Tri-Core membentuk huruf n kecil. Semua orang dapat mengira bahwa takdir dari Object itu tinggal menunggu waktu untuk tenggelam dan menghancurkan dirinya sendiri.

Suara terdengar di seluruh selat Gibraltar.

Seperti iklan sosis, Tri-core itu sudah mencapai batasnya dan hancur menjadi dua bagian. Bagian bawahnya yang mulai retak karena berat tubuhnya sendiri mulai tenggelam ke dasar lautan. Bantalannya hancur dan mesin pendorong udaranya tidak lagi berfungsi dengan baik, dan akhirnya ia tak lagi bisa mengapung di atas laut.

Tepat sebelum Tri-core benar-benar tenggelam ke dasar laut, sebuah ledakan kecil terdengar di bagian atas dan melemparkan sebuah perangkat pengaman ke luar. Elite musuh sudah menyerah dan Quenser sudah mengalahkan Tri-core.

Quenser melihat ke arah helikopter yang ada di atasnya dan tertawa seperti orang bodoh.

“Ha ha ha!! Jadi kalian akhirnya kembali!! Kemarin Water Strider di Alaska dan sekarang ini!! Aku sudah mengalahkan dua Object!! Berapa banyak medali yang aku dapat sekarang!? Aku mungkin hanya Mahasiswa magang, tapi seharusnya aku sudah setingkat Letkol!”

“Tunggu, kau bodoh!! Ini belum selesai! Kau harus keluar dari sana!!”

“Hah? Tri-core-nya ‘kan sudah mau tenggelam ke dasar–”

“Ya, dan Tri-core itu membuat gelombang tsunami berbentuk cincin dari tempat dia tenggelam!! Ini sama seperti sebuah stasiun luar angkasa yang jatuh dari langit ke dasar laut!!”

Quenser melihat ke arah lain dan terkejut ketika melihat sebuah dinding yang sangat besar.

Itu adalah sebuah dinding air setinggi 20 meter.

Dari posisinya, ia seperti melihat sebuah gedung yang akan runtuh tepat ke arahnya. Dia juga melihat bahwa helikopternya terbang menjauh untuk menghindari gelombang itu.

(Kau pasti sedang bercanda...!)

Bahkan pasca-efeknya saja sudah cukup untuk membunuh prajurit seperti dirinya.

Pada akhirnya, Quenser baru menyadari betapa besar Object itu sebenarnya saat tumpukan air itu tepat menghujam dirinya. Kelima inderanya seperti tidak lagi berfungsi dan dia tidak tahu apa yang sedang terjadi di luar sana.

(Uhuk...uhuk!!....!!)

Mati.

Heavy Object v01 225.jpg

Quenser sangat merasakan sebuah perasaan yang begitu menakutkan, kata-kata itu seperti mengambang di atas kepalanya. Namun, tubuh Quenser tidak hancur berkeping-keping.

Sebuah obyek besar membantu tubuhnya tidak terbawa arus gelombang itu.

“...?”

Setelah beberapa detik, gelombang setinggi 20 meter itu melewatinya.

Quenser melihat ke sekelilingnya karena dia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi karena dia masih hidup. Lalu dia sadar apa yang membawa tubuhnya itu.

Object sang Putri memutari arah arus ombak itu dan menggunakan salah satu meriam raksasanya untuk mengangkatnya dari air. Quenser terdampar di atas meriam sepanjang 40 meter itu seperti futon yang siap dikeringkan.

“Halo yang di sana.” Dia mendengar suara sang Putri keluar dari speaker yang biasa digunakan oleh para Elite untuk menakuti para prajurit untuk menyerah setelah Object-nya hancur. “Bagaimana rasanya menaiki Object yang sangat kamu cintai ini?”

Bagian 8[edit]

Dan akhirnya, Quenser, Heivia, dan Froleytia berhasil selamat. Mereka menaiki sebuah pesawat pengangkut yang membawa mereka keluar dari markas.

Mereka semua membawa sebuah burger raksasa yang benar-benar melupakan keseimbangan nutrisi yang mereka butuhkan yang mereka dapatkan ketika bekerja di dalam markas. Obsesi Froleytia terhadap Jepang semakin terlihat saat isi burgernya itu terlihat seperti tatsuta daripada daging ham.

Froletyia kemudian berkata dari bibirnya yang pucat, “Aku rasa aku tidak akan bisa memakan makanan normal seperti ini setelah satu bulan memakan ransum tanpa rasa itu, tapi rasanya makanan tetaplah makanan. Makan makanan ini membuatku sadar bahwa aku adalah makhluk hidup.”

“Maaf mengganggumu di tengah disertasi filosofimu itu, tapi bisakah kamu tidak menyilangkan kakimu saat mengenakan rok ketatmu itu?

“Tolong pikirkan perasaan bawahanmu ini saat harus duduk di depanmu seperti itu.”

“Hm? Apa, tidak suka? Ayolah, aku sudah memberikanmu ini sebagai hadiah. Bisakah kamu keluar dari area keseksian di dalam stoking hitam dan celana dalam merah ini?”

“Tidak, aku rasa celana dalam tidak bisa terlihat begitu mudahnya seperti ini. Maksudku, celana dalam harus terlihat sangat sulit untuk dilihat. Aku tidak bilang kalau celana dalam itu buruk, tapi pendapatku ini tidak bisa kugunakan saat ini. Itu merah. Dan basah karena air laut. Serat sintetis hitam yang robek dan menunjukkan kulit putihnya... Brengsek, kau benar!! Aku senang!! Gwaahh!!”

Si ramping dengan rambut perak kebiruan dan berdada besar, Froleytia, tertawa keras dan menunjukkan senyum kemenangan saat dia mempermainkan hati bersih seorang pemuda bernama Heivia.

“Sial, bajuku sangat lengket dan ketat. Kenapa air laut ini harus begitu lengket di kulit? Mengganti bajuku saja tidak cukup kalau sisa-sisa pasir ini masih menempel di tubuhku. Kalau saja kita punya waktu untuk mandi sebentar di pelabuhan.

“Pesawat ini tidak punya ruang mandi, jadi kau harus menunggu sampai kita sampai di markas selanjutnya.”

“Tidak perlu repot, Quenser,” kata Froleytia saat dia membuat sebuah penutup kotak di dekatnya. Dia mengeluarkan sebuah peralatan aneh yang terlihat seperti tas yang terbuat anti air yang mempunyai sebuah kaleng penyemprot tanaman yang menempel di bawahnya. “Ini adalah shower yang mudah dibawa ke mana-mana. Mungkin pembuatnya memiliki pikiran yang sama.”

Froleytia memindahkan badannya dan menggantung shower itu di langit-langit pesawat ini.

“Ehh?” Heivia berteriak saat atasannya mengeluarkan sebuah kolam ukuran anak kecil di lantai untuk mencegah airnya membasahi lantai.

“Maksudmu...di sini...? Kita akan mandi bersama di sini!? Dengan senang hati, nyonya!!”

“Aku akan membagi showernya dengan kain, jadi minggir, Heivia!”

“Ghaahh!?”

Heivia berteriak saat Froleytia menarik lembaran plastik di depannya dengan sebuah susuran di atasnya dan menendang Heivia saat dia sedang duduk di lantai.

Saat dia mendengar suara resleting baju yang terbuka dari balik tirai itu, Heivia berhenti berguling dan berubah menjadi agak tegar.

“...Sial. Dasar penggoda anak muda.”

“Yah... itu benar... kau sangat benar Heivia.”

“Eh? Kenapa dengan jawaban setengah hati itu? Tunggu, ada celah di antara dinding itu, bukan?”

“Tidak, tidak sama sekali. Jangan khawatir soal itu.”

Suara Froleytia yang sangat tenang ditemani dengan suara guyuran air itu terdengar dari balik tirai tebal.

“Quenser, aku hanya mengizinkanmu untuk melihat sebatas celana dalam. Kalau lebih jauh dari ini, aku akan menggunakan ruang interogasi untukmu setelah ini.”

“Wah!! Kau tahu!?”

“Tunggu, jadi kau bisa melihatnya!?” Tanya Heivia.

Kedua orang bodoh itu saling berebut di titik celah itu, Froleytia meningkatkan kewaspadaannya dengan menggunakan selotip untuk menutup celah di antara dinding itu. Saat Heivia melihatnya, tidak ada lagi yang tersisa untuk dilihat.

“Oh, ayolah Heivia. Memangnya kamu mau terus-terusan menyesal di pojok situ?”

“...Tinggalkan aku sendiri. Seseorang yang bisa melihat apapun yang dia inginkan tidak tahu apa yang aku rasakan.”

Sepertinya masalah ini tidak perlu dikhawatirkan karena ia semakin berkeringat, Quenser memutuskan untuk meninggalkan Heivia sendirian. Quenser memiliki hal lain untuk dikhawatirkan.

“Sang Putri pasti sangat kuat,” gumamnya saat dia melirik ke jendela. “Perjalanan ini cukup singkat untuk sebuah pesawat, tapi mereka harus memindahkan Object itu ke daratan sebelum mengirim Object itu ke medan perang yang lain.”

Dari balik tirai tebal itu, Froleytia melirik Quenser dan membawa hal ini menjadi sebuah perbincangan.

“Dan walau begitu, monster itu masih bisa bergerak di atas laut dan darat dengan kecepatan seperti kereta yang bergerak lurus. Ada banyak hal yang menyebabkan peperangan, tapi alasan utamannya adalah untuk mendapatkan rute paling efektif untuk memindahkan sebuah Object ke medan perang mana pun. Selat adalah salah satu pilihan mereka.

“Apa, kita kembali ke zaman penjelajahan?”

Quenser melihat kembali alasan kenapa dia ikut campur di dalam masalah ini. Saat dia melakukannya, partisi kain itu ditarik dan meninggalkan Froleytia yang sudah lengkap dengan bajunya berdiri di situ.

“Ta dah. Sekarang aku merasa sangat segar. Rasanya sangat memalukan kalau baju yang kita punya sangat tidak stylish, tapi apa yang aku lakukan? ...Ngomong-ngomong, Heivia, kenapa kamu mojok di situ?”

“...Berada di bawah komando seorang atasan cantik adalah sebuah masalah besar,” gumam Heivia dengan wajah tersenyum, tapi Froleytia terlihat bingung.

Quenser melihat pada apa yang dia genggam.

“Froleytia, kenapa kamu melihat tablet itu setelah kamu keluar dari shower?

“Hm? Oh, ini? Aku harus memberikan dukungan jarak jauh untuk mengamankan rute wilayah untuk Object di Amerika Selatan dan tentara yang ada di sana. Melakukan ini membuatku berpikir betapa seimbang sebuah kekuatan pertempuran di medan perang akan jelas terlihat dari betapa cepat rute yang digunakan untuk mengirim sebuah Object.”

“...Aku tidak peduli. Asal kamu tahu, aku tidak mau lagi ikut di dalam masalah ini. Aku mau pergi dari sini!” Kata Heivia dengan nada tidak suka.

“Kau tahu peraturan militer, ‘kan?”

“Peduli setan dengan peraturan itu!! Ayo, tuntut saja aku! Kalau kamu butuh alasan, aku akan dengan senang hati memperkosamu dan dada besarmu itu sekarang juga!! Aku mendaftar di kemiliteran hanya untuk bisa menjadi seorang kepala keluarga di dalam keluarga bangsawanku!! Setelah menghancurkan dua Object dengan senjata biasa, aku rasa aku sudah lebih dari cukup! Aku tidak akan pernah kembali ke medan perang lagi.

“Kau tahu, aku rasa kemenangan hari ini hanyalah untuk Quenser seorang...”

“Yah, aku rasa lebih dari cukup untuk mengalahkan dua Object! Aku tidak mendapatkan apapun!!”

“? Aku rasa kita memiliki dua hal yang sangat berbeda sekarang... Kenapa kamu jadi melenceng seperti ini Heivia? Well, aku tidak yakin dengan apa yang menjadi masalahmu, tapi berhentilah menangis.”

Froleytia melihat peta di komputernya dengan agak bingung, tapi kemudian radionya mulai berkedip. Setelah bertukar cakap dengan jargon militer, Froleytia menutup radionya dan mengeluarkan sebuah kata yang singkat.

“Sepertinya kalian beruntung. Kalian tidak akan mendapatkan acara pemberian gelar lagi.”

“Benarkah!? Syukurlah, aku bisa pulang! Negaraku adalah sebuah negara aman, jadi semuanya pasti lebih baik dan aman di sana!!”

“Siapa yang bilang kalau kamu boleh pulang? Itu juga dibatalkan.”

“Hah?” kata Quenser dan Heivia saat dia melihat wajah atasannya.

Froleytia melihatnya dan menjawabnya, “Gerakan militer lama di Oceania kembali mulai membuat sebuah pergerakan baru. Sekarang setelah kamu telah menghancurkan dua Object, sepertinya para atasan memiliki ketertarikan padamu. Mereka menyebutkan nama kalian saat meminta kita untuk pergi ke Oceania.”

“Peduli setan!”

“Turunkan aku!”

“Aku akan membajak pesawat ini!”

Dua prajurit itu berteriak protes, tapi pesawat pengangkut itu tidak bisa dihentikan. Sepertinya seseorang mengendalikan pesawat ini dari jauh dengan membuat sebuah garis di sebuah komputer.