Fate/Zero:Act 1 Part 2~ Indonesian Version

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

-282:14:28[edit]

Kegelapan itu dikelilingi oleh ambisi yang terhimpun selama lebih dari seribu tahun.

Emiya Kiritsugu dan Irisviel menjawab panggilan kepala keluarga Einsbern, menuju ke kastil tua milik Einsbern yang diselubungi oleh es, sebuah tempat yang sangat megah namun mengerikan - bilik ritual Kastil Einsbern.

Tempat ini bukan sebuah tempat untuk memuliakan karunia Tuhan atau agar roh-roh dapat menemukan kedamaian. Bagi kastil yang ditinggali magus, tempat yang disebut 'kamar doa' adalah ruangan yang digunakan untuk eksekusi sebuah ritual magis dengan menggunakan korban penyembahan.

Karena ini, jendela berwarna diatas menggambarkan bukan lukisan seorang santa, tetapi sejarah panjang Einsbern mengejar Cawan itu. Dari tiga keluarga permulaan, keluarga Einsbernlah yang menghabiskan waktu paling banyak atas Cawan itu.

Mengurung diri mereka di dalam pedalaman pegunungan es, dengan keras kepala memutuskan semua hubungan dengan dunia luar, mereka mulai mencari keajaiban Cawan itu hampir seribu tahun yang lalu. Tetapi pencarian mereka dipenuhi dengan halangan dan rasa malu, juga dengan penderitaan dan pertentangan. Pencarian dalam kondisi seperti ini, tidak menghasilkan hasil apa-apa.

Akhirnya putus asa dengan cara pencariaan Cawan itu dengan kekuatan sendiri, mereka dengan terpaksa setuju dengan perjanjian kerja sama dengan orang luar, keluarga Tosaka dan Mato, dua ratus tahun yang lalu.

Pada ritual Heaven's Feel yang terjadi setelahnya, mereka tidak pernah menang karena kemampuan Master mereka selalu tidak cukup -- solusi yang terakhir adalah dengan menyewa magus yang ahli dalam peperangan dari luar: keputusan ini dibuat sembilan tahun yang lalu. Bisa dibilang kalau Emiya Kiritsugu adalah kartu truf keluarga Einsbern yang selalu bangga akan kemurnian garis keturunan mereka; karena dia mereka bahkan mengubah prinsip keluarga mereka untuk kedua kalinya.

Melewati aula, pandangan Kiritsugu tidak sengaja menemukan sebuah lukisan yang relatif baru di atas jendela gelas itu.

Terlukis disitu adalah "Holy Maiden of Winter" keluarga Einsbern Lizleihi Justiza, dan dua orang magus berdiri di kiri dan kanan wanita itu. Ketiga orang itu menjulurkan tangan mereka kepada Cawan itu di langit. Dengan mudah dapat ditebak dari komposisi dan keseimbangan pola lukisan itu bagaimana buruknya keluarga Einsbern memandang rendah keluarga Todaka dan Mato dua ratus tahun yang lalu dan rasa malu mereka karena harus mengandalkan pertolongan mereka. Lukisan ini menggambarkan hal-hal tersebut.

Jika dia cukup beruntung untuk menang dan selamat dari perang yang berikutnya - Kiritsugu mengeluarkan tawa yang pahit di dalam nada sarkastik yang rendah - potret dirinya mungkin akan menghiasai jendela itu walaupun bertentangan dengan kenginanya.

Magus tua itu yang adalah raja dari kastil musim dingin ini menunggu Kiritsugu dan Irisviel di depan altar ritual.

Jubstacheit von Einsbern. Dikenal dengan nama "Acht" setelah dia menjadi kepala kedelapan keluarga Einsbern. Lewat terus menerus memanjangkan umurnya, dia telah hidup hampir dua abad sekarang; memimpin keluarga Einsbern sejak saat mereka berubah dari "pencariaan" Cawan itu menjadi "Perang" Cawan.

Dia tidak mengetahui tentang era Justizia, tetapi sejak saat Heaven's Feel kedua dimulai, kakek tua Acht telah menderita lebih dari sekali rasa sakit kekalahan. Baginya, kegelisahan menghadapi kesempatan ketiga adalah sangat luar biasa. Sembilan tahun yang lalu, menerima "Pembunuh Magus" yang memilki reputasi buruk Emiya Kiritsugu kedalam keluarga Einsbern adalah sebuah keputusan yang dibuat magus tua ini, bukan karena alasan lain selain kemampuan luar biasa Kiritsugu.

"Relik suci yang kami pesan untuk ditemukan di Cornwall akhirnya sampai pagi ini."

Sambil membelai janggut putihnya yang dapat membuat orang berpikir akan air terjun yang beku, kakek tua Acht menatap Kiritsugu dengan cahaya yang tajam dari bola matanya; cahaya di dalam matanya membuat tidak mungkin untuk menemukan umur tuanya. Hidup di dalam kastil tua ini dalam waktu lama, Kiritsugu tidak akan pernah bisa mentolerir perasaan dari tekanan yang bias dari mata kepala keluarga ini setiap kali dia bertemu denganya.

Di arah yang ditunjukan tangan kepala keluarga itu terdapat altar pengorbanan yang memegang peti kayu yang sangat besar yang diikat ketat dengan kencang.

"Menggunakan ini sebagai katalis, ada kemungkinan untuk memanggil 'Roh Pahlawan golongan Pedang' yang terkuat. Kiritsugu, hitung ini sebagai bantuan keluarga Einsbern yang paling besar untuk kamu."

"Saya tersanjung, kepala keluarga yang terhormat."

Berpura-pura tidak berekspresi, Kiritsugu membungkuk dalam.

Dengan keluarga Einsbern melanggar peraturan yang telah ditetapkan sejak permulaan dan memasukkan orang luar ke dalam keluarga, Cawan itu sepertinya menerima tanpa ada komplikasi. Command Seal muncul di tangan kanan Kiritsugu tiga tahun yang lalu. Sebentar lagi, dia akan memikul mimpi terbesar keluarga Einbern yang berumur seribu tahun dan berpartisipasi dalam Heaven's Feel keempat yang akan berlangsung.

Kepala keluarga yang tua itu mengalihkan pandanganya ke Irisviel, yang sedang menunduk ke bawah dengan hormat.

"Irisviel, bagaimana keadaan wadah itu?"

"Tidak ada masalah. Bahkan di Fuyuki, dia akan bekerja seperti biasanya."

Irisviel menjawab dengan lancar.

Wujud mesin pengambil permintaan 'Cawan dengan kekuatan Tuhan' itu adalah dalam bentuk roh dan tidak memiliki bentuk jasmani, jadi untuk membuat "Cawan Suci" itu datang, sebuah "Wadah Cawan Suci" harus disiapkan. Karena itu, perang oleh tujuh Servants memperebutkan Cawan Suci dapat disebut ritual pembentukan roh.

Tugas untuk menyiapkan wadah Cawan itu, dari awal permulaan Heaven's Feel, selalu dilakukan oleh keluarga Einsbern. Misi untuk membuat sebuah "wadah" untuk perang yang keempat ini adalah tugas Irisviel. Karena itu dia harus meninggalkan Fuyuki bersama Kiritsugu; dia harus berada di medan peperangan.

Kakek tua Acht, matanya bersinar dengan kekuatan yang luar biasa, mengangguk dengan serius.

"Kali ini… tidak ada yang boleh selamat. Bunuh keenam Servants; kali ini kita harus mendapatkan Third Magic, Cawan Emas itu."

"Ya tuanku!"

Mendengar perintah dari kepala keluarga tua yang penuh dengan gairah yang tersembunyo, magus dan homuncuus, suami istri memikul takdir yang sama, menjawab bersamaan.

Tetapi di dalam hatinya, Kiritsugu tidak peduli dengan hasrat kaku kakek tua ini.

Kesuksesan… kepala keluarga Einsbern telah menyingkatkan semua emosi kedalam satu kata, mengandung di dalamnya interpretasi yang tidak terbatas. Kalau dipikirkan baik-baik, prinsip Einsbern mungkin hanya kekakuan terhadap 'kesuksesan' yang masih tersisa. Materialisasi roh adalah sebuah keajaiban. Selama seribu tahun telah mencari keajaiban yang hilang ini… di perjalanan yang panjang dan melelahkan, mereka telah lam kehilangan arah dan tujuan.

Hanya untuk membuktikan bahwa perjalanan seribu tahun mereka tidak sia-sia, hanya untuk sebuah konfirmasi bahwa "benda itu ada", keluarga Einsbern itu melanjutkan peperangan dengan nyawa mereka untuk mendapatkan Cawan itu. Tapi bagi mereka, apa yang akan mereka lakukan dengan Cawan itu setelah dipanggil, tujuan ini telah lama menghilang dari konsiderasi mereka.

Itu tidak penting. Sebagaimana ekspetasimu, lewat tangan ini aku akan memberikanmu Cawan Suci yang telah lama kamu indamkan. Seolah-olah tidak ingin kalah oleh semangat Acht, Emiya Kiritsugu berkata begitu di pikiranya.

Tetapi itu tidak semua. Aku akan menggunakan Cawan dengan kekuatan Tuhan ini untuk mengabulkan mimipiku yang paling dalam…

※※※※※

Kiritsuu dan Irisviel kembali ke kamar mereka, membuka peti panjang yang telah diberikan kepada mereka oleh kepala keluarga, dan terkagum dengan isinya.

"Siapa yang dapat mengira, kalau mereka dapat menemukan benda ini…"

Seorang Kiritsugu yang biasanya selalu tenang sekarang sangat terpukau.

Sebuah sarung pedang.

Terbuat dari emas dan didekorasi lapisan biru yang memukau; benda mewah seperti ini seharusnya disebut sebagai harta karun unutk memaerkan derajat dan martabat seperti halnya sebuah mahkota atau tongkat kekuasaan daripada sebagai sebuah senjata. Diukir di tengah-tengahnya adalah sebuah tulisan dari huruf bangsa peri yang telah lama hilang, menunjukan kalau sarung pedang ini bukan buatan manusia.

"…Tidak ada kerusakan sedikit pun. Apakah ini benar-benar sebuah relik asli yang dibuat dari era lebih dari seribu lima ratus tahun yang lalu?"

"Benda ini adalah sebuah Conceptual Weapon. Tidak akan mungkin dapat lapuk, tidak dihitung kalau ini adalah relik suci yang akan digunakan sebagai sebuah katalis. Ini adalah sebuah harta yang tertidur di dunia magis."

Irisviel mengangkat sarung emas dari peti dengan hati-hati, memegangnya di tanganya.

"Legenda bercerita kalau membawa sarung ini dekat dengan badan dapat menyembuhkan semua luka pemiliknya dan dapat menghentikan penuaan… tentu saja, fakta yang disebutkan adalah kekuatan magis oleh 'pemiliknya yang sesungguhnya.'"

"Artinya selama Roh Pahlawan yang dipanggil berhasil, kekuatan seperti ini dapat digunakan sebagai "Noble Phantasm seorang Master.'" Design unit dan jenius sarung ini dan keindahannya membuat kagum Kiritsugu, tetapi hanya dalam beberapa saat, pikiranya dengan segera berubah ke arah bagaimana ia dapat menggunakannya sebagai sebuah 'alat' yang efisien. Melihat Kiritsugu, Irisviel tidak dapat melakukan apa-apa selain mengeluarkan sebuah senyuman kecil yang pahit.

"Itu benar-benar caramu. Sebuah alat adalah sebuah alat bagaimanapun juga, ya kan?"

"Kallas kamu mengatakannya seperti itu, bahkan Servant adalah sesuatu yang sama. Bagaimanapun terkenalnya pahlawan itu, selama dia dipanggil ke era ini sebagai seorang Servant, untuk seorang Master dia hanyalah sebuah alat… tidak mungkin untuk seseorang yang memiliki fantasi yang tidak realistik untuk memenangkan perang ini."

Tidak sebagai seorang ayah ataupun suami, tetapi menunjukan sikap seorang prajurit, ekspresi Emiya Kiritsugu berubah menjadi sangat dingin. Sebelumnya, pada waktu dia masih belum mengerti suaminya, Irisviel sangat takut akan Kiritsugu pada waktu ia menjadi seperti ini.

"Hanya seseorang seprti kamu yang pantas untuk menggunakan sarung pedang ini -- ini adalah keputusan kakek."

"Apakah itu adalah sesuatu yang sebenarnya?"

Wajah Kiritsugu menunjukan ketidakpuasaan. Jika kakek tua Acht mengetahui ekspresi menantu bayaranya terhadap relik suci yang dia temukan dengan susah payah, dia pasti tidak dapat berbicara karena amarah yang luar biasa.

"Apa kamu tidak puas dengan hadiah dari kakek ini?"

Irisviel tidak menyalahkan Kiritsugu karena ingin mengeluarkan pendapat yang kurang ajar, tetapi hanya berpikir kalau pertanyaan ini sangat lucu.

"Bagaimana mungkin? Dia telah membantu lebih kita dari cukup. Tidak mungkin ada Master lain yang memiliki kartu as sebaik ini."

"Lalu apa yang kamu tidak puas dengan?"

"Dengan relik suci yang sempurna ini, Roh Pahlawan yang kita panggil pasti akan seperti yang kita inginkan. Tetapi karakter dia dan aku terlalu bertentangan.

Awalnya, mengenai pemanggilan seorang Servant, sifat dasar Roh Pahlwan yang dipanggil akan sangat dipengaruhi oleh karakter sang Master. Pada dasarnya semua roh pahlawan yang dipanggil memiliki sifat yabg sama dengan Master mereka. Tetapi relik suci mengubah hal itu. Semakin jelas awal relik suci itu, semakin besar kemungkinan roh pahlawan yang dipanggil akan sesuai dengan relik tersebut seperti orang itu."

"… Artinya kamu tidak nyaman tentang kontrak dengan 'Raja para Ksatria', ya kan?"

"Tepat sekali. Mungkin tidak ada seorang pun di dunia ini yang lebih tidak cocok dengan prinsip para ksatria."

Setengah bercanda, bibir Kiritsugu membentuk senyum kecil.

"Pertarungan yabg adil bukan gayaku, apalagi di peperangan sampai mati ini. Kalau aku akan menyerang, maka aku akan menyerang dari belakang ketika musuhku sedang tertidur. Tidak peduli dengan tempat ataupun tempat, hanya dengan tujuan melenyapkan musuhku dengan efektif, menggunakan cara yang menghasilkan kemingkinan sukses yang paling besar… Kamu pikir ksatria yang terhormat itu akan mau membantuku dalam pertempuran seperti itu?"

Irisviel terdiam, menatap sarung pedang yang berkilau itu.

Tanpa ada keraguan Kiritsugu adalah tipe prajurit seperti itu. Mendapatkan kemenangan dengan menggunakan segala cara yang diperlukan. Hal itu tidak perlu diuji lagi, karakter Kiritsugu dan pemilik sarung pedang ini sudah pasti akan bertentangan.

"… Tetapi bukankah hal ini sangat disayangkan? Pemilik 'Excalibur' sudah pasti adalah seseorang dari kelas Saber yang terkuat."

Tepat sekali.

Hanya sarung pedang yang memancarkan kekuasaan ini yang pantas untuk berpasangan dengan pedang luar biasa itu. Ini sudah pasti relik milik Raja para Ksatria yang legendanya telah diceritakan turun temurun sejak dahulu kala- King Arthur.

"Benar sekali. 'Saber' adalah yang terkuat dari ketujuh kelas yang dipanngil Cawan Suci itu. Dan jika Raja para Ksatria menduduki posisi ini… Aku sudah mendapatkan seorang Servant yang tidak mungkin terkalahkan.

Tetapi kunci disini adalah pertanyaan bagaiman menggunakan kekuatan militer terkuat ini se-efisien mungkin. Sejujurnya, jika faktor mudah di kontrol dipertimbangkan, 'Caster' dan 'Assassin' tentu saja lebih cocok dengan cara dia."

Lalu - bertentangan dengan gaya api nandi, dekorasi mewah ruangan ini, sebuah suara elektronik yang kecil menghentikan pembicaraan mereka.

"Ah, akhirnya sampai."

Di atas meja kayu yang berwarna hitam gelap adalah laptop yang ditaruh sembarangan; kombinasi sempurna seperti sebuah alat jahit di atas meja operasi. Silsilah magus dengan sejarah yang panjang tidak pernah menikmati kenyaman teknologi; keluarga Einsbern bukan pengeculian. Alat elektronik kecil yang terlihat sangat aneh bagi Irisviel adalah barang yang dibawa Kiritsugu. Seorang magus yang tidak merasa jijik menggunakan mesin sangatlah jarang; Kiritsugu adalah salah satu dari mereka. Saat dia meminta sambungan telepon dan generator untuk dipasang, dia berargumen hebat dengan kelapa keluarga tua itu.

"… Suara itu, apa itu?"

"Laporan yang dikirim oleh seseorang yang menyelinap masuk ke dalam Clock Tower. Aku memintanya untuk menyelidiki status para Master yang ikut dalam Heaven's Feel kali ini."

Kiritsugu duduk di depan mesin itu dan memulai mengoperasikan papan ketik dengan ahli. Monitor LCD menunjukan satu email baru. Itu adalah teknologi baru yang dikenal dengan nama "Internet" di kota, penjelasan ini Irisviel telah dengar dari Kirtisugu. Tapi kesabarannya terhadap suaminya menunjukan kalau dia tidak dapat mengerti sedikit pun.

"…Oh, disini terdapat informasi tentang identitas empat orang Master."

Wakil dari Tosaka sudah pasti kepala keluarga itu Tosaka Tokiomi. Seseorang yang berduri tajaam dengan atribut 'api' yang mendalami seni magis batu permata.

Keluarga Mato sepertinya juga berhasil memaksa pecundang yang tidak bisa meneruskan sebagai kepala keluarga menjadi seorang Master, menggelikan… tetapi kakek tua keluarga itu berusaha kersa untuk mendapatkan Cawan itu.

Untuk Magus yang datang dari luar kota ini, pertama-tama, terdapat profesor kelas satu dari Clock Tower, Kayneth El-Melloi Archibald.

Ah, dia mengenal pria ini. Memiliki kedua atribut 'angin' dan 'air', seorang profesional yang mahir dalam penggunaan roh dan alkemis. Dia pada saat ini adalah magus yang paling terkenal di Asosiasi. Betapa menyusahkan.

Dan ada seorang pria yang dikirim oleh Gereja Suci… Kotomine Kirei. Awalnya wakil dari 'Assembly of the 8th Sacrament', dia adalah anak dari seseorang yang mengisi kedudukan pengawas - Kotomine Risei. Dikirim ke Tosaka Tokiomi untuk belajar seni magis tiga tahun yang lalu, dan lalu memutuskan hubungann dengan mentornya setelah mendapatka Command Seals. Hmph, seorang pria yang penuh dengan bau serbuk mesiu.

kiritsugu menggesar tampilan layarnya dengan menggunakan mouse sambil melihat-lihat isi mendetil dari penyelidakan itu; menonton suaminya karena itu, Irisviel menjadi sangat bosan. Tiba-tiba dia menyadari sesuatu, tanpa menyadari kapan itu terjadi, Kiritsugu yang menatap layar itu telah berekspresi sangat serius dan kaku.

"…Ada apa?"

"Anak dari pastor Kotomine ini. Bahkan masa lalunya telah dihapus -"

Irisviel berdiri dibelakang Kiritsugu dan melihat ke monitor LCD, mengikuti bagian yang ditunjuk jarinya. Untuk Irisviel, melihat tulisan bukan diatas kertas sangatlah sulit, tetapi mengingat wajah serius suaminya, dia tidak menggerutu.

"…Kotomine Kire. Lahir tahun 1967, mengikuti ayahnya ke tanah suci sejak masih kecil, lulus dalam angkatan '81 dari Theological College of Manresa St. Ignacio… lompat dua tahun keatas, dan seorang ketua OSIS; dia sepetinya pria yang lumyan berhasil." Kiritsugu mengangguk tidak senang.

"Mengikuti jalur ini, dia pasti dapat meraih posisi seorang cardinal minister, tetapi dia dengan kemauan sendiri membuang kesempatan luar biasa itu unutk bergabung dengan Gereja Suci. Bahkan, sebenarnya dia memiliki banyak pilihan, jadi kenapa dia memilih untuk mendedikasikan dirinya kepada organisasi gelap dalam gereja?"

"Mungkin dia dipengaruhi oleh ayahnya? Kotomine Risei adalah bagian dari Gereja Suci juga, kan?"

"Kalau itu alasanya, maka dia memiliki tujuan untuk mengumpulkan relik suci yang hilang seperti ayahnya. Benar, Kirei bergabung dengan departemen yang sama dengan ayahnya pada akhirnya, tapi sebelum itu, dia telah dipindahkan tiga kali dan dipilih sebagai seorang 'Executor'. Dia berumur hanya sekitar sepuluh tahun-an pada waktu itu. Pekerjaan ini tidak bisa dilaksanakan tanpa tekad yang kuat."

Itu adalah departemen paling gelap di Gereja Suci, di[panggil Shura's Den karena bertanggung jawaba atas menghukum orang-orang sesat. Untuk bisa mendapatkan nama "Executor" artinya dia adalah pembunuh kelas satu, menunjukan dia telah melewati latihan yang brutal dan ketat untuk menjadi senjata umat manusia.

"Mungkin dia adalah seorang fanatik agama. Semakin muda seseorang semakin polos orang itu, sesuatu seperti cinta fanatik untuk kepercayaan yang melewati batas terbukti ada."

Bahkan setelah mendengar pendapat Irisviel, Kiritsugu masih menggelengkan kepalanya.

"Bukan superit itu… Kalau itu alasanya, situasi pria ini dari tiga tahun yang lalu tidak dapat dijelaskan.

Jika kepercayaanya memang murni, tidak mungkin bagi dia untuk pindah ke dalam Asosiasi Magus; ini sepertinya sebuah perintah dari Gereja Suci, atau mungkin saja dia lebih patuh kepada doktrin agama daripada organisasi itu. Tetapi bahkan ini tidak bisa menjelaskan hal itu, karena tidak ada kebutuhan untuk berlatih seni magis sekeras ini.

- Lihat, laporan Tosaka Tokiomi tentang Kirei yang dikirim ke Asosiasi. Lingkupan latihan pria itu termasuk alkemis, pengontrolan roh. pemanggilan, dan ramalan… dia bahkan lebih berbakat dalam magis penyembuhan daripada Tosaka Tokiomi. Apa alasan sesungguhnya dari antusiasme ini?"

Irisviel terus membaca dokumen itu, sampai akhir dimana kemampuan Kotomine Kirei diringkas.

"…Aku bilang, Kirei ini sedikit aneh, tetapi apakah berguna untukmu memelajari dia sampai mendetil seperti ini? Walaupun dia sepertinya berbakat, dia tidak lebih menonjol dari yang lainya."

"Ah, itulah mengapa aku berpikir itu aneh."

Melihat kepada Irisviel yang tidak mengerti, Kiritsugu menjelaskan dengan sabar.

"Bagaimanapun orang ini bertindak, dia tidak akan pernah mencapai level 'elit'. Kalau dipikir seperti ini, dia bukanlah seorang yang jenius, hanya seorang pria biasa. Tetapi keberhasilan dia dalam mendapatkan hasil yang cepat lewat kerja keras yang luar biasa sangat mengerikan. Itu benar kalau dia harus berusaha sepuluh atau dua puluh kali lebih besar daripada yang lainya untuk mencapai level seperti ini, tetapi dia berhenti sewaktu hanya tinggal satu langkah saja, lalu tanpa perasaan apapun pindah ke daerah yang lainya. Segala sesuatu yang telah dia bangun dengan susah payah dibuang seperti sampah."

"…"

"Dia sudah pasti memilih sebuah hidup yang jauh lebih menggairahkan daripada yan lainya, tetapi dalam hidup pria ini, dia tidak pernah membiarkan orang lain merasakan 'kasih sayang'. Pria ini - adalah seseorang yang sangat berbahaya."

Kiritsugu berkesimpulan maka dari itu, Irisviel mengerti maksud di balik kata-katanya.

Waktu dia berkata "menyusahkan", walaupun mushnya penuh dengan duri, dia sebenarnya tidak menganggap musuhnya sebagai bahaya. Caranya untuk menghadapi tipe lawan seperti ini dan kemungkinan berhasilnya, Kiritsugu telah memegang delapan puluh persen di tangan. Tetapi sewaktu dia menggunakan rating "berrbahaya"… Emiya Kiritsugu hanya menggunakan rating ini untuk musuh yang dia perlu melawan dengan sekuat tenaga.

"Pria ini sudah pasti tidak percaya apapun. Hanya terus menerus mencari jawaban, maka karena itu dia sangat berpengalaman. Hasilnya adalah dia masih tidak menemukan apa-apa… dia adalah yang memiliki nilai morak yang kosong. Jika aku harus menebak apa isi hati pria ini, maka mungkin itu adalah kemarahan dan putus asa."

"…Kamu berkata, buatmu Executor ini lebih kuat daripada Tosaka Tokiomi dan Archibald?"

Berhenti sebentar, Kiritsugu mengangguk dengan mantap.

"…Seseorang yang menakutkan."

"Benar kalau Tosaka dan Lord El-Melloi adalah musuh yang kuat. Tetapi aku berpikir kalau 'arti hidup' Kotomine Kirei jauh lebih menakutkan."

"Arti hidup?"

"Hati pria ini hampa sepenuhnya. Dia tidak memiliki sesuatu yang bisa disebut kenginan. Tetapi kenapa pria seperti ini menaruhkan nyawanya untuk berperang demi Cawan itu?"

"…Bukankah ini keinginan Gereja Suci dari awal? Orang-orang itu salah berpikir kalau Cawan Fuyuki ini adalah sebuah reilk suci dan menginginkanya karena ini, benar kan?"

"Tidak, kalau hanya dengan motivasi sedangkal itu, Cawan itu tidak akan memberikan Command Seal. Pria ini dipilih oleh Cawan itu sebagai seorang Master. Dia pasti memiliki alasan untuk mendapatkan Cawan itu. Apa alasan yang sebenarnya, tepatnya karena tidak terlihat… Itulah yang membuat alasan ini sangat berbahaya."

Kiritsugu mendesah dengan dalam, melihat ke monitor dengan dingin, berusaha untuk mengali lebih dalam karakter Kotomine Kirei lewat tulisan membosankan ini.

"Apa yang kamu pikir akan terjadi jika orang dengan jiwa kosong macam ini mendapatkan Cawan itu? Seluruh hidup pria ini dibangun atas keputusasaan. Kekuatan mesin pengabul permintaan itu, Cawan suci itu mungkin akan tercemar oleh warna keputusaasaan orang itu." Kiritsugu telah tenggelam dalam kesedihannya, dan untuk tujuan menasihati dia, Irisviel menggelengkan kepalanya dengan tegas. "Apa yang disimpan dalam diriku, wadah Cawan itu, aku tidak akan memberikanya kepada orang lain. Pada saat Cawan itu telah terisi, satu-satunya orang yang memiliki kehormatan untuk memilikinya - hanya kamu, Kiritsugu."

Kepala keluarga Einsbern hanya menginginkan penyelesaian Cawan itu; itulah satu-satunya kenginan mereka… tetapiunutk pasangan muda ini, setelah ini, mereka masih memiliki kenginan untuk diwujudkan. Sebuah mimpi untuk diwujudkan.

Kiritsugu menutup laptop miliknya dan memeluk Irisviel dengan erat.

"Apapun yang terjadi, kita tidak boleh kalah."

Bagi istrinya, saat ini dibandingkan kenginan keluarganya, Irisviel lebih peduli akan ambisi dirinya dan suaminya. Fakta ini sangat menyanjung Kiritsugu.

"…Aku menemukanya. Cara untuk menggunakan kekuatan Servant terkuat ini semaksimal mungkin."


Back to Act 1 Bagian 1 Return to Main Page Forward to Act 1 Bagian 3