Date A Live (Indonesia):Jilid 3 Prolog

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Prolog: The Black Visitor[edit]

"Aku adalah seorang Spirit."

Senin, 5 Juni.

Setelah mendengar pernyataan yang diucapkan oleh murid pindahan yang berdiri di depan papan tulis itu, murid-murid kelas 2-4 Raizen High School, tenggelam dalam diam.

Namun, reaksi yang ditunjukkan oleh masing-masing tidaklah sama.

Kebanyakan murid tidak mengerti maksud sebenarnya dari kata-kata barusan. Mereka hanya berbisik-bisik dengan heran, “Ada apa dengan anak ini? Apa dia hanya senang berimajinasi? Atau ada sesuatu yang salah dengannya?”

Namun, ada banyak juga siswa laki-laki yang saking terpersonanya dengan kecantikan murid pindahan itu, tidak mendengar apa yang baru saja diucapkannya.

—Tetapi, reaksi yang ditunjukkan oleh Itsuka Shidou jauh berbeda dari teman-teman sekelasnya.

“...Ap-!”

Dengan kening yang berkerut dan keringat yang turun membasahi wajahnya, Itsuka Shidou mengamati murid pindahan tersebut yang sedang berdiri di sebelah meja.

Murid pindahan itu adalah seorang gadis dengan rambut yang terikat menjadi 2 ekor kuda. Kulitnya sangat putih dan halus menyerupai sutra. Lehernya yang terlihat dari kerah bajunya yang terbuka, sangatlah ramping seakan-akan leher tersebut akan patah apabila disentuh sedikit saja.

Namun hal yang paling signifikan dari gadis tersebut adalah poni rambutnya. Sekalipun gadis tersebut memiliki kecantikan yang luar biasa, poninya sangatlah panjang, melebihi batas normal hingga hampir menutupi sisi sebelah kiri dari wajahnya.

Namun, Shidou tidak bisa tidak merasa beruntung karena itu.

Mata kanan murid pindahan itu tidak tertutupi oleh poni—saat mata mereka bertemu, Shidou merasa sangat terpesona, ia merasa seperti sedang digoda oleh setan. Sehingga apabila murid pindahan itu menatapnya dengan kedua bola matanya, Shidou mungkin sudah akan berakhir seperti teman laki-laki sekelasnya tadi.

Shidou menelan ludah dan melirik ke arah papan tulis.

Murid pindahan tersebut dengan segera mengambil sepotong kapur dan menulis namanya di papan tulis.

"Tokisaki......Kurumi."

Shidou bergumam dengan suara yang kecil sehingga tidak ada seorang pun yang dapat mendengar.

Spirit.

Baru saja Kurumi mengatakan istilah ini.

Sekarang di kelas tersebut, hanya tiga orang yang benar-benar mengerti maksud dari kalimat tersebut.

"............"

Shidou melirik ke arah kursi di sebelah kanan dan kirinya.

Gadis yang duduk di sebelah kanannya—Yatogami Tohka dengan jelas menunjukkan ekspresi heran bercampur kaget.

Sedangkan sebaliknya, Tobiichi Origami, gadis yang duduk di sebelah kiri Shidou, sekalipun wajahnya tidak menunjukkan perubahan apapun, matanya menatap tajam mengeluarkan pandangan dingin dan membunuh ke arah Kurumi.

Setelah Shidou mengamati reaksi kedua gadis tersebut, ia kembali mengarahkan pandangannya ke depan kelas....

"......!"

Shidou menahan nafas, ketika bahunya bergetar sejenak.

Namun itu wajar. Karena sekarang Kurumi sedang menggunakan mata kanannya, yang memiliki bulu mata yang panjang, untuk melihat ke arah Shidou.

"......Ap—"

Shidou tidak bisa menggerakkan tubuhnya. Di saat yang sama, mata dan mulut Kurumi berubah hingga membentuk senyuman.

“Aku harap aku dapat berteman baik dengan semua.”

Setelah mengatakan kata-kata tersebut, dia membungkukkan badannya.

Semua orang di kelas memberikan tepuk tangan yang hangat, sambil tidak seorang pun yang menyadari ketakutan Shidou.

DAL v03 015.jpg