Baka to Tesuto to Syokanju:Volume8 Soal Keempat

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Soal Keempat[edit]

Question: Please fill in a suitable English word in the blank.

Bread is made from ____.


Jawaban Kirishima Shouko.

'Flour'

Tanggapan Pak Guru

Tepat Sekali. Arti dari 'Bread is made from ____.' adalah kalimat 'Be made from' merupakan kalimat passive untuk mengatakan 'membuat A dari B, yang berarti 'A terbuat dari barang B'. Walaupun begitu, kalo kau menjawab 'Toaster' itu masih salah karena itu merupakan barang, dan bukan bahan makanan. Dimohon catat hal ini.


Jawaban Yoshii Akihisa

' Bubuk Putih Menyenangkan'

BTS vol 08 155.jpg

Tanggapan Pak Guru

Bubuk Putih Menyenangkan. Ini masih salah, sama sekali salah.


Jawaban Himeji Mizuki

'Potassium Carbonate'

Tanggapan Pak Guru

Hebat sekali Himeji-san tahu akan hal yang sulit seperti Potassium Carbonate. Tapi bahan material ini digunakan untuk membuat kaca, bukan roti. Apa kau keliru membedakan bread dengan bead? Memang benar sih ini sama-sama bubuk putih, akan terjadi bencana besar kalau kau memakai Potassium Carbonate untuk membuat roti.

Tapi siapa juga yang mau memakai bahan ini untuk membuat roti. (Hahaha)


☆☆☆


"Bapak rasa semua sudah tahu akan hal ini, mulai dari saat ini kalian semua boleh memulai Summoning Battle. Ini adalah kesempatan yang bagus untuk mengetahui hasil belajar kalian di semester pertama, dan bapak harap setiap murid bisa berpartisipasi dengan sungguh-sungguh..."

Grrrrrrrrrr.......

"Dan juga, akan ada pipa yang menyambungkan antara lantai pertama dan lantai kedua di gedung kampus lama, jadi—"


Guuuuuuuu........


"Dan bapak akan memberi informasi tentang program pertukaran murid—"


""Yoshii, Sakamoto... kubunuh kalian berdua!""


Hukuman kakakku kemarin (yang akhirnya, jari keseleo nggak cukup untuk meredakan emosinya) membuatku pingsan tak sadarkan diri karena kesakitan, dan syukurlah nggak terlambat sampai ke kelas pas jam pelajaran pertama. Disaat si Tangan Besi berdiri di podium dan melaporkan hal-hal umum seperti biasa, aku dan Yuuji sedang berada di bawah tekanan nafsu membunuh serta ejekan dari teman-teman sekelas.

Bukan cuma aku dan Yuuji, tapi semua orang sekelas sudah berposisi siap untuk berlari keluar dari tempat duduknya masing-masing. Kenapa? Tentu saja karena kami bisa segera beraksi disaat momen si Tangan Besi keluar kelas. Untuk saat ini, terima kasih pada aura dashyat si Tangan Besi mengendalikan suasana yang membuat semua orang sekelas masih bersikap kalem. Jika bukan karenanya, kelas ini bakalan jadi lapangan eksekusi yang berbahaya dan mengerikan layaknya kemarin. Apa ini yang namanya situasi ? Khusus untuk aku sama Yuuji sih, Andaikan semua orang mengamuk pas dihadapan si Tangan Besi, si Tangan Besi bisa bantu kami membasmi beberapa musuh...

"Itu semua yang dapat bapak sampaikan. Semoga semua bisa belajar dengan sungguh-sungguh dan meningkatkan nilai masing-masing."

Dia lagi-lagi menggunakan kata-kata yang sama untuk menyudahi kelas. Saat si Tangan Besi keluar, permainan kabur-kaburan kami pun dimulai, dan pertarungan hidup dan mati yang penuh tumpah darah pun juga dimulai--

DOK DOK DOK.

"Maaf,

Disaat seperti ini, seseorang mengetuk pintu kelas dan perlahan berjalan masuk. Eh!?

"Koyama kelas C. Ada apa?"

"Maaf, Pak Guru Nishimura, ada beberapa hal penting yang ingin kubicarakan dengan kelas F."

Setelah mengatakan itu pada si Tangan Besi, Koyama-san menghadapkan mukanya pada semua murid-murid yang ada di kelas F.

Dia mulai mengambil nafas dalam-dalam.

"Kami, Kelas C, ingin menantang Summoning Battle melawan kelas F."

""APAAAA!?""

Kami semua kaget secara serempak. Hah? Bagaimana mungkin ini bisa terjadi?

"Koyama, apa kau yakin? Kau tidak akan mendapatkan keuntungan apapun menantang perang terhadap kelas yang lebih lemah.

"Bapak salah paham. Tentu saja kami mendapat keuntungan! Contohnya pengalaman yang tak terlupakan dan..."

Koyama-san menjawab keraguan si Tangan Besi dengan polosnya.

"Dan—tiga bulan yang penuh kedamaian."

Salah satu peraturan dari Summoning War adalah 'Kelas yang sudah kalah tidak dapat berinisiatif mengadakan perang selama tiga bulan. Dengan kata lain, tujuan kelas C adalah mengambil hak kami untuk menantang perang. Sejak mereka menelan kekalahan di Summoning Battle yang lalu, Kelas C sepertinya nggak mau membuang-buang kesempatan bagus disaat kami sedang bertengkar satu sama lain. Mungkin mereka berpikir untuk menyingkirkan segala hambatan.

"Pintar juga kau, Koyama, bisa mengartikan perkataanku kemarin..."

Yuuji menggerutu dengan kesal. Mendengar kata-katanyanya barusan... apa maksudnya?

"Ada apa, Yuuji?"

"Simpel aja. Setelah kita menyelesaikan masalah, seharusnya kelas F akan menyatakan perang terhadap kelas C. Tapi karena masalah kelas inilah mereka bisa mengambil langkah lebih awal."

Kata Yuuji.

Kalau saja kelas kami penuh persiapan, kami sudah pasti akan menyatakan perang terlebih dahulu. Tapi dalam keadaan yang seperti ini, kelas kami sedang berada dalam kondisi terburuk yang bahkan nggak punya nafsu bertarung melawan kelas lain!

Apapun yang kami berdua pikirkan, alasan kenapa kami bisa berujung dengan situasi yang sangat merugikan ini pasti bukan hanya sebuah kebetulan belaka.

"Memakai taktik hubungan heterosexual... dan langsung menyatakan perang pada kelas kami setelah melihat keadaan kami yang seperti ini... Aku nggak pernah berpikir kalo Koyama itu tipe yang suka memanipulasi orang lain... seseorang pasti membantu merencanakan semua ini, kan?"

Yuuji menggerutu dan berbisik sendiri.

Aku merasa Koyama-san dapat mendengar Yuuji yang sedang menggerutu karena ia melihat Yuuji dan merespon dengan senyum kemenangan,

"Oh, kau sudah tahu ya? Jangan melihatku dengan tatapan seperti itu—aku cuma anggota Ekskul Upacara Minum Teh."

Di momen saat ia menyinggung tentang Upacara Minum Teh, pikiranku langsung teringat tentang salah satu kakak kelas.

"Upacara Minum Teh—Jadi kakak kelas 3 yang sexy itulah yang membimbingmu. "

Kakak kelas 3 dari Ekskul Upacara Minum Teh yang sexy... bukankah dia itu kak Kogure Aoi yang mengenakan Kimono dan Leotard selama Turnamen Tes Keberanian? Memang dia terlihat seperti orang yang punya banyak rencana, terlebih lagi dia kelas A, jadi pastinya dia pintar.

"Sekian yang ingin kusampaikan, mohon izin keluar."

Setelah izin dan menunduk dengan sopannya, Koyama-san berputar dan berjalan keluar ke arah pintu kelas F.

Tepat disaat dia mau keluar,

"Sakamoto-kun, tentang yang kukatakan kemarin itu aku nggak bohong."

Akhirnya, dia pergi dengan meninggalkan kalimat yang janggal. Apa arti kalimat barusan... jangan-jangan?

"Oi, dengar yang tadi dia bilang barusan gak?"

"Dia pasti mengatakan tentang rumor yang kemarin, kan? Ternyata rumor itu memang benar..."

"Ini tidak bisa diampuni.. Karena sedang mau memulai Summoning Battle. Kupikir kita hanya butuh menangkap si bajingan Yoshii dan memvonis dia saja..."

"""SEPERTINYA INI BUKAN SAATNYA UNTUK BERBELAS KASIHAN!"""

Nafsu membunuh di kelas pun semakin kuat. Entah aku merasa melupakan sesuatu... tapi dalam situasi genting seperti ini, apa aku sudah nggak bisa menghindar dari takdir?

"Baguslah. Kalian bisa memulai Summoning Battle. Bersiap-siaplah kalian semua."

Si Tangan Besi pun berjalan keluar kelas setelah Koyama.

Di detik-detik langkah kaki si Tangan Besi keluar kelas, suara amukan massa yang dapat membuat bulu kuduk berdiri langsung terdengar di seluruh penjuru kelas.

"SEGERA LAKSANAKAN VONIS HUKUMAN MATI PADA TERDAKWA!!!"

"""WOAAAAAAAA!!!"""

Teriakan penuh kebencian yang primitif sekali, tapi ini bukan untuk menghadapi Summoning Battle-tapi untuk aku dan Yuuji!


☆☆☆


Kelas C telah menantang perang terhadap Kelas F!

Tapi sayangnya kami malah mengesampingkan event penting yang tengah terjadi...

"KIRIM YOSHII KE NERAKA JAHANAM!!!"

"KUBUR SAKAMOTO!!"

Teman-teman sekelasku yang seharusnya bertanding malah mendendam sama kami berdua, bahkan keganasannya sudah seperti menyerang kami.

"HARAP TENANG SEMUANYA!! KELAS C AKAN SEGERA MENYERANG!!"

Sambil berlari di koridor kelas, Yuuji berteriak pada pengikut-pengikut yang ada di belakang.

"NGOBROL APA LOE BARUSAN? PEDULI AMAT AMA SUMMONING BATTLE!!!"

"DENDAM GUE GAK BAKAL PADAM KALO LOE BEDUA MASIH HIDUP DI DUNIA! SEKARANG BUKAN SAATNYA MENGKHAWATIRKAN HAL SEPELE KAYAK SUMMONING BATTLE!"

Tampaknya teriakan Yuuji belum bisa dimasukin ke hati karena pengikut-pengikut setia di belakang kami gak ada tanda-tanda kalo mereka mau berhenti.

"Dasar idiot brengsek! Akihisa, ayo kita sembunyi dan bicarakan ini terlebih dahulu!"

"Oke!"

Aku dan Yuuji pun menganggukkan kepala dan berlari melompat turun 3 anak tangga sekaligus dalam sekali langkah dan bergesa menuruni tangga. Para pemburu dari kelas F di belakang kami pun terus-terusan memburu kami dengan kecepatan yang sangat luar biasa, tapi pelarian hari ini lebih mudah dari hari kemarin karena mereka nggak mempunyai komandan seperti Yuuji.

"Baiklah, kita sembunyi disini dulu."

Kami bersembunyi di ruang ganti baju pria sebelah kolam renang, sambil menahan napas dan berbisik satu sama lain. Sepertinya nggak ada yang memakai ruang ganti saat ini, jadi kami masih bisa sembunyi tanpa diketahui untuk sementara.

"Walau kita sedang sembunyi, kita hanya bisa sembunyi disini selama 10 menit"

Yuuji meringis.

"Sepuluh menit? kenapa? Emang Sepuluh menit lagi bakalan ada orang yang datang ganti baju trus berenang?"

"Bukan, tapi karena salah satu peraturan Summoning Battle."

"Eh? Peraturan apaan?"

"Selama Summoning Battle berlangsung, setiap ketua kelas mempunyai kewajiban untuk menyatakan posisi dan keberadaannya. Soalnya, kalau ketua kelasnya ngumpet tanpa ada yang tahu dimana, pasti hasil pertarungannya akan menjadi nggak jelas."

Nggak kusangka setiap ketua kelas mempunyai tanggung jawab seperti ini, apalagi ini salah satu peraturan Summoning Battle. Seperti yang Yuuji bilang, kalo kami nggak tahu posisi si ketua kelas, pertarungan menjadi nggak pasti. Karena selama itu, semua bisa mengikuti remedial, dan hasil pertarungan akan meragukan. Oleh karena itulah peraturan untuk menyatakan lokasi sang ketua kelas sangatlah penting.

Ditambah lagi,

"Di situasi kita sekarang, peraturan ini sangatlah merugikan..."

"Bener tuh. Segala pake ada acara menyatakan perang disaat situasi genting seperti ini..."

Aku dan Yuuji pun menghela napas di dalam Ruang ganti pria. Suram nih...

"Oh iya, Yuuji. Apa maksud dari ucapan Koyama saat dia ngomong 'Apa yang kukatakan kemarin itu nggak bohong'?"

"Oh itu..."

Jikalau ini orang bener-bener dinyatakan cinta, ini udah menjadi pengkhianatan level serius! Mungkin aku akan hajar saja dia disini sekarang juga lalu kuseret dia keluar dan kuserahkan pada FFF untuk minta keringanan hukuman.

"Apa yang dia bilang mungkin tentang targetnya untuk mengalahkan kelas B 2 hari yang lalu."

"Target... ah iya, kalian berdua kemarin ngobrolin tentang itu ya."

Aku ingat tentang pertukaran informasi atau apalah itu. Dan saat itu, kami memang menyatakan target kami.

"Koyama-san bilang kalau targetnya itu adalah kelas B, dan nggak kusangka dia berani berbohong..."

"Nggak, dia nggak bohong."

Eh?

"Tapi jelas-jelas kelas C kan sekarang mengincar kelas F?"

"Pada dasarnya, tujuan utama mereka adalah untuk mengalahkan kelas B. Walaupun, mereka nyatanya harus berhadapan dengan kelas F ditengah jalan, dia itu nggak bohong.

"Tapi Yuuji..."

"Dan aku bilang kepadanya dengan maksud yang sama."

Aku baru menyadari, Yuuji tadi menyinggung tentang niatnya untuk menyerang kelas C. Dengan kata lain, target utama Yuuji adalah mengalahkan kelas A, tapi dia berniat menaklukan kelas C juga.

"Jadi itulah alasannya kenapa kau mau menyerang kelas A setelah 1 sampai 2 minggu pelarangan dicabut..."

"Tepat sekali. Aku pikir kata-kata inilah yang membuat Koyama--- bukan, si Kogure senpai melihat niat dan akal bulusku..."

"Tapi kalo cuma itu saja bukan berarti kita pasti menyerang kelas C kan?"

Sebelum menyatakan perang dengan kelas A pun, kita akan menyerang kelas lain, tapi itu bukan berarti kami akan menyerang kelas C.

"Itu sih nggak perlu. Karena kita adalah musuh mereka yang akan menyerang kapan saja, dan mereka sudah mempersiapkan rencana untuk menghadapi kita, juga kelas C menginginkan pengalaman bertarung sebelum menghadapi kelas B, alasan-alasan ini sudah cukup bagi mereka untuk menyatakan perang tanpa ragu-ragu. Ditambah lagi, Koyama mempunyai ahli strategi yang berasal dari kelas 3 yang notabene benci sama kita. Untuk sisanya, semua bisa diperkirakan."

Yuuji menjelaskan padaku. Mendengarnya perkataannya yang panjang membuatku berpikir, dan ini benar-benar ...

"Gaswat nih, mereka sudah selangkah lebih awal dari kita. Pada umumnya, kalaupun musuh punya rencana, kita masih bisa memenangkan pertarungan. Tapi untuk kali ini... kita terlalu ceroboh..."

Yuuji menggerutu.

Untuk seseorang kayak Yuuji, Kalaupun musuh adalah kelas C dan kita sedang di posisi yang nggak menguntungkan, dia masih punya rasa percaya diri untuk menang. Disamping dari musuh yang peringkatnya lebih tinggi, sedangkan kita ini adalah kelas peringkat terbawah. Kelas C dan F ini sudah mempunyai kekuatan yang jauh berbeda, dan nggak disangka, musuh akan menambah jarak perbedaan kekuatan sampai seperti ini.

"Tidak kusangka dia akan memakai taktik untuk memecah belah kelas kita."

Apalagi, Koyama mempunyai ahli strategi yang mengakibatkan kita semua disini berada di situasi yang tak terbayangkan. Saat ini Yuuji sedang dipermainkan oleh musuh.

Walaupun begitu, ini seperti bukan Yuuji. Kalo soal strategi, bagaimana mungkin Yuuji sang Tak Terkalahkan membiarkan hal ini bisa terjadi?

"Aku merasa, Yuuji, apakah kau sebenarnya..."

"Apaan?"

"lemah terhadap jebakan yang dibuat sama cewek?"

"Hah? Ngomong bego apa u barusan..."

"Coba aja pikir... Kau selalu dikelabui oleh Kirishima-san, dan gak berdaya ngelawan ibu mu sendiri, kan?"

"Ugh..."

Yuuji melongo gak bisa berkata apa-apa. Aku merasa sedikit aneh menyebut ibunya cewek, tapi tak apalah toh gendernya emang perempuan, apalagi ibunya Yuuji masih muda dan cantik.

"Dahlah... berhenti mengeluh dan atur nafasmu. Sebentar lagi, kita dah nggak boleh ngumpet. Sebentar lagi kita mulai berlari mempertaruhkan nyawa."

"Haizz, gaswat dah... Sangat menjengkelkan sekali kalo ketua kelas berkewajiban memberi tahu keberadaannya. Kenapa aku yang bukan ketua kelas harus bernasib seperti ini-- Ah?"

Mendadak aku baru sadar. Oh iya... Benar juga ya...

"Yuuji, yang harus memberitahukan keberadaan kan cuma kau saja. Dan itu gak ada urusannya denganku... Iya kan?"

Memang benar kalo ketua kelas gak boleh sembunyi, tapi aku kan nggak terikat oleh peraturan itu. Jujur saja, jika semua orang ngejar-ngejar Yuuji, hidup akan berjalan lebih mudah bagiku.

Saat aku memikirkan hal ini...

"Oi, Akihisa!"

"Hm? Ada apa, Yuuji?"

"Bukankan ini sudah saatnya kita berhenti untuk berkhianat satu sama lain?"

"Eh? Tadi bilang apa? Maaf anda siapa ya? Tolong jangan pegang-pegang. Kau seharusnya bersiap-siap untuk lari sekarang—"

CLAK!

"Eh?"

Bunyi misterus terdengar datang dari tanganku... Apa sih ini? Bunyi besi metalik barusan— OI! TUNGGU DULU! KENAPA MENDADAK ADA GELANG METAL ANEH DI TANGAN KU!?

"Baiklah, Akihisa! Sekarang kita berdua akan hidup, mati dan menjalani takdir bersama-sama! Tidak ada masalah walaupun kita berdua terikat satu sama lain! Berikan yang terbaik dan lewati segala rintangan~?”

"APA YANG BARUSAN LOE LAKUIN!? CEPET LEPASIN ! LEPASIN INI BORGOL YANG NYAMBUNG DI TANGAN GUE AMA ELO!!!"

Kelihatannya borgol metal yang ngeborgol antara aku dan Yuuji sangat panjang dan rantainya juga kokoh. Dasar brengsek... dia menyeretku supaya bukan cuma dia saja yang jadi diburu! Dasar setan! Bangke! Sampah! Kelas F!

"Mana kuncinya!? Aku janji gak akan marah. Ayo cepat keluarkan kuncinya sebelum Summoning Battle dimulai, dasar brengsek!"

"Kunci? Apa itu kunci? Apa kunci bisa dimakan?"

"Sialan... kalo begitu, cepat pikirkan cara untuk merusak rantai ini!"

"OI oi oi, Akihisa, coba pikir. Kau pasti sudah tahu kalo Shouko nggak akan menggunakan borgol yang mudah rusak kepadaku, kan?"

"Jadi ini borgolnya Kirishima-san?"

"Aku tadi melihatnya bertingkah aneh dan diam-diam aku mengecek barang bawaannya. Nggak kusangka dia menyembunyikan barang seperti ini..."

Sial! Kalo ini barang yang dipersiapkan Kirishima-san, pakai tang potong pun nggak bakalan bisa rusak. Kelihatannya kita harus memohon pada Kirishima-san dan meminta kunci darinya...

Disaat emosiku sedang meluap dan ingin menghajar Yuuji,


"Oi! Barusan aku mendengar sesuatu dari arah ruang ganti!"

"Itu pasti mereka! Lagi ngumpet di sono!"

Aku mendengar suara familiar dari salah satu sampah kelas F. Cheh! Kita ketahuan?

"Oi, Akihisa! Kita harus lari dengan sekuat tenaga! Kau akan mati mengenaskan kalo gak mau kerjasama!"

"Dasar brengsek! kalau kita nggak bisa kabur dengan selamat, kubunuh kau! Camkan itu!"

Kita bicara tentang borgolnya nanti saja. Sebenarnya aku sangat nggak rela kalo harus kerjasama dengan sampah satu ini. Menjijikkan... aku bukan pria kalo setelah ini nggak balas dendam!

Sebelum aku dan Yuuji terkepung, kami berdua berlari keluar dari ruang ganti. Sesampainya di koridor, kami bertemu dengan sekelompok orang-orang berkerudung yang membawa cambuk ditangannya. Bagus sekali. Kalau begitu...

"Ayo lari, Yuuji!"

"Jangan! Lompat keluar jendela, Akihisa!"

SWUUUUSH!

""WAAAAAAHHHH!!""

Aku dan Yuuji berlari kearah yang berlawanan, dan tertarik kembali berkat rantai besi yang menghubungkan tangan kami. Ugh! Tanpa ini rantai, seharusnya kami bisa lebih bebas bergerak...

"Akihisa goblok! Orang tuh biasanya berlari keluar karena lebih banyak rute buat kabur!"

"Yuuji tolol! Orang tuh biasanya kabur ke kelas karena banyak tempat buat ngumpet!

Nggak disangka, kami berdua sudah nggak setuju satu sama lain secepat ini. Borgol ini memang sangat merepotkan.

"Ketemu juga! Itu dia!"

""Ugh!""

Disaat kami sedang berkelahi, musuh sudah makin mendekati kami.

"Ayo lawan, Akihisa!"

"Kabur aja, Yuuji!"

SWUUUSH!

""KOMPAK DONG, BEGO!""

Rantai yang menghubungkan antara kami menghalangi pergerakanku. Ahh, rantai yang merepotkan!

"Yoshii, beraninya kau menghancurkan impianku untuk hidup berbahagia dengan dua kembar perempuan Kinoshita... kau harus bayar kejahatanmu dengan nyawa!"

"Sakamoto! Aku nggak rela memberikan Kirishima dan Koyama padamu! Kuudere merupakan harta karun dunia!"

"Bagus! Kalian memang benar! Tunggu sebentar, aku akan membuat si bego ini bertanggung jawab dan membayarnya dengan seppuku!"

"Ngomong bego apa u barusan? Kalo diliat dari sejarahnya, kaulah dalang dibalik semua ini!? Tahan dulu, kalian semua! Akulah yang akan membuat si tolol ini bertanggung jawab dan minta maaf dengan kematiannya!"

Aku dan Yuuji terus-terusan memukul satu sama lain dan mencoba membuat yang lain diam. Aku harus segera mencari cara untuk mencabut nyawa si brengsek ini dan segera menyudahi semua ini!

"Tenang saja, kalian berdua masih bisa menjadi teman setelah kalian sampai ke alam sana."

"Bukankah bagus kalian berdua ke borgol? Kalian berdua bisa hidup dan mati bersama, dasar pasangan tolol!"

""WAAHH!!""

Tongkat kasti yang terdapat banyak sekali paku melayang dari atas, dan dengan cepat aku bergerak ke samping untuk menghindari tragedi berdarah. Lalu, sebuah katana 'asli' berayun dari samping, untung saja aku bisa melompat ke belakang untuk menghindar. Rantai ini sungguh menjengkelkan, tapi aku berhasil menghindari serangan di detik-detik terakhir.

"Ahh, sial! Yuuji, ikutin gerakanku kek!"

"Kebalik!!"

Kami berduapun mulai mencengkram kerah satu sama lain seraya ngomel satu sama lain tepat di depan musuh. Melihat ini, teman sekelas kami memperhatikan kami dan berkata sesuatu yang menjijikkan.

"Humph, kalian berdua lebih cocok berpasangan dengan pria daripada cewek manis."

"Baguslah. Kalau begitu kalian berdua begini saja, bersama-sama."


Cocok berpasangan dengan pria... kami... bersama...

Da... dasar brengsek!!!

""BERHENTI BERKATA HAL YANG BUKAN-BUKAN!!!""

Disaat kami mendengar kata-kata menjijikkan yang mereka berdua keluarkan, Aku dan Yuuji menarik rantai besi untuk menghindar tongkat besi yang berayun ke arah kami sebelum akhirnya mengirim tinju kami pada dua orang yang sedang berdiri bengong tak berdaya.

"JANGAN BERCANDA! KATA-KATA MENJIJIKKAN APA YANG BARUSAN KALIAN BICARAKAN?"

"YO'I! SIAPA JUGA YANG MAU BERPASANGAN AMA YUUJI!? KALAU MEMANG KEJADIANNYA BEGITU, AKU SUDAH PASTI LEBIH MEMILIH DENGAN HIDEYOSHI!!!"

Walaupun cuma , ada yang namanya sesuatu yang nggak boleh sembarangan dikatakan.

Disaat aku sedang terpengaruh oleh kata-kata dua idiot ini, seseorang bertanya,

"Oh... jadi diantara semua orang target rumor, Aki lebih menyukai Kinoshita?"

"Akihisa-kun, apa yang kau katakan tadi itu benar?"

Semenjak mereka bertanya, ijinkan aku berpikir dahulu.

Uu... siapa yang lebih aku sukai diantara orang-orang yang dirumorkan? Coba kupikir. Kalau aku disuruh memilih antara Hideyoshi,Yuuji dan Tamano-san, sudah pasti aku lebih menyukai....

"Kurasa... Hideyoshi? Dia cuma keliru dengan jenis kelamin pada pribadinya. Sebenarnya dia sendiri itu cewek yang sangat manis, dan aku memahaminya lebih baik dari siapap—WAHHH!!!"

"Aki... bisa kau menjelaskannya lebih jelas?"

"Aku juga ingin tahu lebih rinci tentang ini, Akihisa-kun!"

BWOOOSSSHHH!!! Kelihatannya terdapat efek suara mengerikan di belakang Minami dan di kubu lain Himeji-san membuka matanya lebar-lebar sambil menatap tajam kearahku. Sial. Apakah dua orang ini juga ikut diantara yang dirumorkan? Kalau begitu, apa yang aku bilang barusan pasti sudah menyakiti harga diri mereka. Aku nggak yakin kalo satu atau dua patah tulang bisa menenangkan mereka berdua!

"Oke, Yuuji! Alihkan perhatian Minami dan Himeji-san! Aku akan cari cara untuk keluar dari—TUNGGU SEBENTAR! KENAPA KAU MALAH BERUSAHA NGELEPAS INI BORGOL!? APA KAU MAU BERKHIANAT DAN LARI SENDIRIAN SAAT KAU TAHU AKU YANG MENJADI TARGET!? DASAR SAMPAH!"

Sekali dia tahu mereka berdua mengincarku, Yuuji menundukkan kepalanya dan berusaha keras membuka kunci borgol. Itupun sia-sia! Hasil nyata menunjukkan kalo ini borgol gak bisa dibuka dengan mudah!

"Aki, kau akhir-akhir ini sekarang menjadi makin dan makin terkenal, dan sepertinya ada sesuatu yang aneh di kepalamu. Kalau begini, sepertinya aku harus memberikan pelajaran lagi padamu."

"Ja...nganjanganjangan, tenangkan dirimu, Minami. Kalian berdua — UOOOHHHH!!"

Aku menghindar dari perbedaan beberapa milimeter dengan tinju Minami seraya dia menyerang dengan diam-diam. Dan lagi, apa tadi aku mencium bau-bau sesuatu terbakar? Apakah percikan api keluar disaat tinjunya melayang di udara?

"MI, MIIIINAMI! TOLONG JANGAN MENYERANGKU SECARA TIBA-TIBA!"

"Aku akan menggunakan tinju ini untuk menghajar hidungmu, lalu kuayunkan sikuku untuk memukul tulang leher dan akan kutendang tempurung lututmu sampai babak belur."

"Kau nggak seharusnya berkata seperti itu, kan? Kata-kata tadi nggak hanya memberitahuku apa yang akan kau lakukan tapi juga membuatku menggertakkan gigi disaat sebelum meninggal dunia, kan!"

Ngomong-ngomong, ada apa dengan anak perempuan jaman sekarang yang membocorkan rencana mereka terlebih dahulu sebelum membunuh seseorang...

"Akihisa-kun, bisa tolong jelaskan apa yang kau sukai dari laki-laki? Apa bedanya dengan perempuan? Apa kamu dan Sakamoto terikat rantai bersama itu untuk menunjukkan kesetiaanmu?

Di sisi lainnya, Himeji-san . Apa tadi itu membuktikan kalo aku gak punya nafsu ama perempuan?

"Ketemu! Ini dia kuncinya! Tunggu sebentar, Akihisa! Aku akan segera membuka kunci borgol ini sekarang!

"Lupakan saja, Yuuji! Belum terlambat untuk kita membuka borgolnya setelah selamat dari ini!

"Ogah! Mati aja lu sendirian!"

"Akhhh, kalo gitu! Berhenti ngebacot dan cepat serahkan kuncinya padaku!"

"Tolong jangan deket-deket! Bau orang meninggal tuh bisa nyebar tau!"

Disaat Himeji-san dan Minami sedang mendekati kami, Aku dan Yuuji sedang sibuk berkelahi memperebutkan kunci. Kalo dia berkhianat lagi, kesempatanku untuk tetap hidup akan berkurang drastis. Jadi, apapun yang terjadi, aku harus bisa merebut kunci dari tangannya!

"Ugh... tinggal... sedikit lagi..."

"Gak... akan... kuserahkan...!"

Apakah seperti ini jumlah tak terkira dari konsentrasi yang dikerahkan di dalam unsur api? Sulit dipercaya kalo sekarang aku bisa menang dari otot-ototnya Yuuji.

Tapi, disaat aku hampir mendapatkan kuncinya dari tangan Yuuji.

"...Yuuji, oper kesini."

"Bagus, kebetulan sekali! Shouko! Kuserahkan padamu!"

Disaat Kirishima-san meminta kuncinya dari tangan Yuuji, tanpa basa-basi Yuuji langsung melemparkannya ke tangan Kirishima-san. Oh tidak! Padahal hampir saja aku mendapatkannya.

"Si... sial... habislah kita...!"

"Percuma kau sesali! Shouko, sekarang kembalikan kuncinya padaku!"

Lepas dari cengkramanku, Yuuji melompat menjauh dan jaga jarak denganku lalu langsung meminta kuncinya kembali pada Kirishima-san.


"...Kembalikan? apanya?"

Melihat raut wajahnya yang tak berperasaan, kami pun baru sadar telah melupakan sesuatu yang penting...


"...Yuuji... Dasar brengsek... Apa yang baru saja kau lakukan..."

"Sori, gak sengaja"

Menghadapi Minami sendiri saja sudah cukup berat, dan ditambah lagi kunci borgol yang mengikat tangan kami ada di tangan kirishima-san. Sudah berada di ujung tanduk kah... Nasib kami?

"Akihisa, kita bicara tentang kunci nanti saja! Ayo kerja sama buat kita kabur dulu!"

"Walau kupikir semua ini adalah salahmu situasinya makin parah! Tapi untuk saat ini apa boleh buat. Baiklah, nyawa kita jauh lebih penting daripada mendapatkan kuncinya kembali!"

Aku dan Yuuji pun menghadap ke arah Kirishima-san, Himeji-san, dan Minami-san sambil membungkuk untuk siap-siap melakukan aksi kami.

"Apa kau pikir bisa kabur, Aki?"

"Aku tak akan membiarkanmu pergi sebelum menjelaskan semuanya padaku, Akihisa-kun!"

"...Yuuji, kau tidak akan bisa... tidak pernah bisa kabur!

Mereka bertigapun perlahan mendekati kami berdua. Jika mereka menghampiri lebih dekat lagi, aku dan Yuuji nggak akan bisa melanjutkan hidup. Kalau begitu, aku hanya bisa melakukan ini!

Aku menarik nafas panjang sambil menunggu timing yang tepat. Baiklah, sekarang!

"Kirishima-san!"

"Himeji, Shimada!"

""LIHAT INI!!""

Tak lama kemudian, kami berdua saling melorotin celana satu sama lain... huh? Satu sama lain?

"Sialan, dasar brengsek! Masih aja berkhianat di saat seperti ini! Apa yang kau lakukan, sampah!"

"Ngomong apa lu, dasar sampah! Ku kembalikan kata-kata tadi padamu!"

Disaat kami sabuk kami berdua terlepas, kancing celana terbuka, dan celana kami pun melorot ke lantai. Tentu saja, saat ini semua orang melihatku dan Yuuji hanya memakai boxer.

"Tu...tunggu Aki! Apa yang kau lakukan?"

"A...Akihisa-kun? umm... bo... boxermu lucu juga..."

Minami kebingungan dan memalingkan wajahnya dariku, dan Himeji-san mulai menggerutu kata-kata aneh. Sial, sebenarnya aku marah tapi harus aku akui rencana Yuuji bekerja sangat efektif. Dengan ini, kami berhasil mengecohkan perhatian mereka (walau Himeji-san sepertinya terlihat masih memperhatikanku).

"Wah..."

Kirishima-san merespon sedikit telat dan terlihat sedikit kaget.

Kirishima-san berteriak sedikit kaget tapi tidak mengalihkan pandangannya dari Yuuji yang sedang mengenakan boxer. Dengan kata lain, dia sudah terbiasa melihat penampilan Yuuji yang cuma mengenakan boxer... ini tidak bisa diampuni... dasar Sakamoto Yuuji!

"Kuh sial... kalau begitu, kupelorotkan saja boxernya sekalian!!"

"Oi jangan! Kalo begitu mah... polisi pun ntar ikut ngejar-ngejar kita!"

Semenjak Yuuji sudah dikejar oleh para homo sekelas dan juga oleh Kirishima-san. Kupikir nggak akan jauh beda walau ditambah beberapa polisi ikut mengejar.

Dan pada saat kita saling berdebat...

"...Tunggu sebentar. Aku mau pinjam kamera..."

Kirishima-san pergi setelah berkata aneh...

"Dia kenapa ya..."

"Oi Akihisa! Jangan cuma melamun. Ayo cepat kabur!!"

"Oh.. ok..."

Bagaimana aku menjelaskannya ya? Kirishima-san itu pintar, tapi terkadang, dia menunjukkan sikap yang aneh... sama seperti Himeji-san.

Kami langsung menarik kembali celana kami yang melorot lalu berputar untuk lari.

"Ahh... si,sial! Tunggu, Aki! Aku belum selesai menghukummu!"

"Tunggu sebentar, Akihisa-kun! Aku belum mendengarkan penjelasan darimu!"

Himeji-san dan Minami-san memanggil-manggil nama kami dari kejauhan sambil berusaha menghentikan kami, tapi setelah berlari sangat jauh, cewek-cewek itu tidak bisa menandingi kami. Kelihatannya kami berdua akhirnya bisa lolos dari keadaan genting. Nyaris saja pemirsa...


"Summoning battle akan segera dimulai... suram nih..."

"Kalau saja lokasiku boleh tidak diberitahukan... kabur akan lebih mudah..."

Kami lari ke kelas kosong dan istirahat sambil menghela nafas. Ampun deh, nggak kemaren nggak sekarang, kenapa kau selalu melibatkanku dalam segala masalah...

Apapun itu, kasus tentang Tamano-san menyatakan cinta (pada kostum cross dress ku) sepertinya telah menyebar luas, tapi semua tidak berakhir hanya dengan itu saja. Melihat keadaan saat ini, kelihatannya Himeji-san dan Minami pun ikut terlibat. Sepertinya rumor yang beredar sudah makin nggak jelas. Aku harus segera mengecek situasi ku terlebih dahulu.

“Oi, Yuuji. Kau tahu situasi kita sekarang ini?”

“Hmmm...Aku belum mendengar semua rumor yang beredar, tapi yang aku tahu kudengar kau telah menolak cintanya Tamano, Hideyoshi, Kudou Aikou, Kinoshita Yuuko, Shimizu Miharu, Shimada, Himeji, Toshimitsu Kubo, Muttsurini dan bahkan ketua kelas kelas B Nemoto juga menyukaimu.”

“Se... sepopuler itukah, aku...”

“Ya, dan lagi setengah dari rumor itu adalah benar, jadi kemungkinannya rumor bisa makin bertambah.”

“Haha, kau cukup santai juga masih bisa bercanda di saat seperti ini.”

“...Ya sudahlah. Kita bicarakan nanti saja hal itu.”

Sekumpulan brengsek itu bahkan tidak memandang gender! Setelah mendengar hal yang tidak masuk akal seperti itu, seharusnya mereka sudah tahu kalau semua itu hanya kabar bohong...

“Dan mengenai rumorku, kelihatannya aku selama ini tinggal serumah dengan Shouko, mencampakkan ketua kelas C Koyama dan menerima pernyataan cinta darimu...”

“Sungguh kesalahpahaman yang super sekali...”

Disaat kesalahpahaman tersebut menyebar luas, Aku dan Yuuji sedang dalam keadaan terborgol bersama, jadi nggak aneh kalau mereka bisa percaya rumor itu adalah benar.

“Pertama-tama kita harus menangani salah paham yang terjadi.”

“Aku sebenarnya nggak ingin akui, tapi ini bakalan susah kalau banyak sekali orang yang percaya pada rumor, rumor pun akan dianggap fakta. Begitulah cara kerja mental dalam sebuah kelompok.”

Setelah menjelaskan hal itu, Yuuji berkata,

“Disamping itu, hal yang lebih penting adalah—”

“Hm?”

“Para brengsek itu nggak pernah mau mendengar.”

“Yeah, itu adalah masalah terbesarnya...”

Masalah yang paling bermasalah adalah kami dikepung oleh orang-orang yang nggak mau mendengar penjelasan, atau bisa dibilang, mereka terlalu mudah percaya oleh rumor dan suka main hakim sendiri. Kalo begini, mau ngapain juga percuma.

“Yuuji, apa kau punya rencana?”

Saat ini, kita sedang diburu, dan summoning battle yang mempertaruhkan fasilitas kelas akan segera dimulai. Apa ada suatu cara untuk memperbaiki keadaan yang suram ini?

“Kayaknya percuma coy kita mau ngapain juga. Kita hanya bisa mengulur waktu dan menunggu sampai mereka tenang sebelum kita bisa menjelaskannya pada mereka..”

“Jadi skak mat sudah kita. Nggak ada ide dan cara yang bisa kita pikirkan dalam situasi sekarang ini...”

Kalau butuh diperjelas lagi, pertarungan kita saat ini adalah antara 'Kelas C dan Aliansi kelas F' vs 'Aku dan Yuuji'. Perbedaan kemampuan bertarung kami saat ini hanya bisa diungkapkan dengan istilah 'putus asa'. Lupakan tentang menang atau kalah, mengulur waktu saja sudah hampir mustahil. Skors untuk Summoning Battle baru aaja berakhir, tapj kenapa kami langsung berada di situasi yang tidak me guntungkan seperti ini?

“Tanpa peraturan yang membatasi kita, ada berbagai macam cara untuk menyelamatkan nyawa kita, misal sembunyi ataupun kabur keluar sekolahan...”

“Tapi ketua kelas nggak diperbolehkan sembunyi disaat Summoning Battle sedang berlanjut.”

Situasi kita bener-bener tidak menguntungkan...

“Haa...kalo bisa mah, gue mau ngumpet tempat laen dan meninggalkanmu sendirian, Yuuji.”

"Enak aja ngomong! Jangan berharap loe bisa kabur sendirian! Jangan ngimpi deh loe!"

CLANK! Suara metal pun terdengar keras dari borgol kami yang berbenturan.

Dia ada benarnya juga, Aku dan Yuuji sedang terikat bersama karena borgol ini, dan kunci borgolnya ada di tangan Kirishima-san. Kalo kami nggak bisa melepasnya, berarti aku dan Yuuji akan berbagi nasib yang sama, hidup dan mati pun sama-sama.

“Kalo kau masih bersikeras, kita bisa sembunyi terus demi menyelamatkan nyawa kita. Alias, kita akan menyerah dalam Summoning Battle ini.”

Eh? Menyerah dalam summoning battle? Yuuji?

“Apa yang baru saja kau katakan? Kau nggak punya niatan untuk menyerah, kan?”

“Kau juga gak mau kan?”

Kukuku. Yuuji tertawa dalam-dalam. Tentu saja. Sudah menjadi harapan terbesar kami untuk memenangkan Summoning Battle ini, tapi nggak lucu ah kalo kami harus mengaku kalah cuma karena situasi yang kurang menguntungkan ini.

“Ugh. Apa boleh buat deh...Yuuji, aku akan berusaha membantumu dengan sekuat tenaga.”

“Dasar bego. Udah kewajiban loe sebagai prajurit buat melayani sang raja.”

DANG DANG DANG DANG...

Disaat itu, bell pun berbunyi keras terdengar di seluruh kampus layaknya menandakan awal dari Summoning Battle. Yap, summoning battle sudah dimulai.

“Ayo, Akihisa! Berusaha sekuat tenaga kalo loe nggak mau kalah!”

“Humph, gak usah banyak bacot! Gue udah pasti berusaha sekuat tenaga sampai akhir, dan gue pasti bakal bales dendam ke elo! Camkan tuh!”

Aku dan Yuuji lari keluar kelas tempat kami bersembunyi. Persetan dengan situasi tidak menguntungkan. Itu sih udah makanan sehari-hari. Buat apa komplain? Lebih baik bertarung dengan seluruh kemampuan yang ada!

BTS vol 08 183.jpg