Baka to Tesuto to Syokanju:Volume8 Soal Kedua

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

PERTANYAAN KEDUA[edit]

Sebutkan 4 tragedi diantara karya-karya terkenal dari Shakespeare!

Jawaban Himeji Mizuki

"1. Hamlet, 2. King Lear, 3.Othello, 4. Macbeth."

Tanggapan Pak Guru

Tepat Sekali. Shakespeare mempunyai banyak karya terkenal seperti 'Romeo dan Juliet' dan 'Merchant of Vanice', dan 4 yang tadi kamu jawab terkenal dengan sebutan '4 tragedi. Walaupun Romeo dan Juliet adalah karya yang paling terkenal, kamu setidaknya harus kenal juga tentang 4 tragedi.


Jawaban Yoshii Akihisa

"1. Hamlet, 2. King Lear, 3. Romeo dan Juliet, 4. Pernikahan Ayahku

BTS vol 08 031.jpg

Tanggapan Pak Guru

Memang Ayahmu diperlakukan bagaimana kalau di rumah?


Jawaban Tsuchiya Kouta

"1. Dompet ilang, 2. Kehabisan Kamera Film, 3. Mata kelilipan debu tepat disaat sedang mangambil foto, 4. Hard Disk Rusak."

Tanggapan Guru.

Jika yang nomor 4 itu terjadi, mungkin Pak Guru juga akan nangis


☆☆☆


"Fuwaaa... Kenapa ya kalo pas pagi hari aku selalu merasa ngantuk..."

"Jangan gitu donk, Akihisa-kun. Kamu harus tidur dengan cukup kalau nggak mau kesehatanmu terganggu"

"Walaupun kamu berkata seperti itu, buku yang semalam kubaca sangat menarik sekali, jadi apapun yang terjadi—fuuwaa~"


"Ah... Akihisa-kun, dasimu tidak rapi"

"Eh? Masa?"

Aku langsung merapikan dasiku. Nah sekarang udah beres kan?

"Ah, sekarang kerahnya kebuka... coba deh kamu berbalik dan menghadap kemari sebentar?"

"Ahh, kamu gak perlu repot-repot khawatirkan hal seperti ini"

"Nggak boleh. Kalo kamu nggak bisa memakai baju dengan rapi, Pak Guru Nishimura bakalan marah sama kamu"

Setelah berkata seperti itu, Himeji-san membalikkan badannya ke hadapanku dan mulai merapikan dasi juga seragamku. Uu, uuu... Entah kenapa aku merasa sedikit malu...

"..."

"Himeji-san?"

"..."

"Erm... Himeji-san?"

"..."

"Himeji-san, kamu denger nggak sih?"

"Eh? Ah, iya!?"

"Kau kenapa? Mukamu memerah"

"Eng.. Nggak kenapa-kenapa. Cuma... sedikit aneh...."

Oh, ternyata bukan cuma aku saja yang malu. Perlakuan merapikan dasi seperti ini layaknya perlakuan suami dan istri...

"Ah...Ah iya, Akihisa-kun. Apa kamu membawa sapu tangan?"

Untuk mengganti suasana, Himeji-san mengganti topik pembicaraan. Coba ku lihat sebentar... Sapu tangan, sapu tangan...

"Ah! Aku lupa bawa"

Seingatku juga aku nggak punya kebiasaan menaruh sapu tanganku ke dalam tas, ATAU bisa dibilang, memang aku biasanya sama sekali nggak pernah bawa sapu tangan...

"kalau begitu, kau bisa gunakan punyaku."

Mendengar bahwa aku nggak bawa sapu tangan, Himeji-san langsung mengeluarkan sapu tangan dari dalam tas dan memberikannya padaku. Apa dia mau meminjamkannya padaku?

"Ah, nggak usah. nggak apa-apa kalo aku nggak punya sapu tangan. Dan juga, Himeji-san, kalo kamu meminjamkan ini padaku, kamu malah jadi nggak punya sapu tangan kan?"

"Nggak apa-apa kok. Aku bawa sapu tangan yang lain" kata Himeji-san sambil mengeluarkan sapu tangannya yang lain dari saku. Wow dia benar-benar sudah siap.

"Uu, nurut apa kata Himeji-san deh..."

setelah itu, aku menerima niat baiknya dan meminta sapu tangan dari tangannya.

"Ini, laki-laki harus memperhatikan hal-hal kecil seperti ini, kalau tidak kamu nggak akan populer diantara para gadis—"

Entah kenapa, Himeji-san langsung membisu. Dia tidak memberikan sapu tangannya padaku, tapi menggenggam erat sapu tangan tersebut.

"Himeji-san?"

"... Di pikir-pikir... nggak apa-apa deh kalo nggak punya!"

"?"

Setelah mengatakan itu, Himeji-san cepat-cepat mengantongi sapu tangannya kembali ke dalam saku.

Aku bener-bener nggak ngerti apa yang dia omongin barusan, tapi mengingat bahwa aku bisa berbincang dengan Himeji-san yang gembira, aku juga jadi ikutan gembira

—dan sampai sekarang, semua itu adalah satu-satunya kegembiraan yang aku alami di pagi yang cerah ini.


☆☆☆


"dan mulai sekarang, kita akan mulai interogasi dengan terdakwa Yoshii Akihisa"

5 menit kemudian, aku sudah jadi tawanan para FFF.

Aku diculik secara paksa dari sisi Himeji-san yang kebingungan, dalam keadaan badanku semua terikat dan akhirnya dibanting ke lantai tatami kelas 2F.

"Yoshii Akihisa, ada kata-kata terakhir?"

"Aku cuma ketemu Himeji-san di tengah jalan saat lagi berangkat sekolah! Aku nggak melakukan kesalahan apapun... aku minta keringanan hukuman!!"

"..."

Setelah mendengar kata-kata ku, presiden FFF terlihat mempertimbangkan keputusannya. walaupun FFF menindak keras semua cowok yang berinteraksi dengan cewek, kalo cuma sekedar kebetulan ketemu dijalan pas lagi berangkat sekolah, bukannya terlalu berlebihan kalo aku harus dihukum? Kalo cuma begini aja cemburu gak bakal selesai-selesai masalah! Jangan bilang kalo mereka udah dibutakan rasa cemburu sama hal sepele kayak begini?! Palingan mereka akan mengirim 5 anggotanya untuk mencubit tanganku—

"— Kalau bgitu, 10 anggota masing-masing akan memberi tendangan melompat ke Yoshii Akihisa"

Kayaknya kecemburuan mereka udah lebih dari apa yang bisa aku bayangkan!

"Tu, tunggu! Bukannya hukuman ini terlalu berat? Kalau kalian menghukumku begini, apa yang akan dilakukan jika kejadian sama menimpa diri mu?"

"Uu..."

Sang presiden pun membisu kembali. Dia pasti sadar akan kemungkinan 'kejadian yang sama denganku akan terjadi juga pada mereka'

"Presiden, kurasa yang dikatakan tersangka ada benarnya juga"

"Kita ini bukan setan yang tidak punya belas kasihan. Untuk kejadian selevel ini, kupikir kita bisa menutup mata dan memaafkannya"

"Mungkin suatu hari, kejadian beruntung seperti berjalan berangkat sekolah bareng cewek mungkin akan kita alami juga."

"Dan juga, aku bakalan dihukum tiap hari dong cuma gara-gara ngelirik-lirik cewek"

"Para anggota mulai berdiskusi kembali. Sepertinya pernyataan tentang 'kejadian yang sama mungkin akan terjadi padamu' punya efek yang besar juga.

"untuk kasus ini, kita akan memberikan hukuman khusus yaitu menyentil perlahan ke arah dahi oleh sang presiden"

Disaat aku sedang menarik nafas lega karena pengurangan hukuman yang sangat besar—

"Mohon tunggu sebentar!"

Himeji-san datang tiba-tiba masuk ke kelas. Hm? Ada apa ini? Apa Himeji-san lari ke kelas karena ia khawatir padaku?

"Akihisa-kun nggak melakukan kesalahan apapun!—"

Terlihat Himeji-san mukanya memerah sambil berusaha keras menjelaskan kepada semua orang.

"—Akulah yang memaksanya hari ini untuk menemaniku berangkat ke sekolah!"

"20 anggota masing-masing akan melakukan teknik German Suplexes[1] pada terdakwa. Hakim, apa ada keberatan?"

"""TIDAK ADA!!!"""

Apa-apaan ini? apa yang dikatakan Himeji-san malah merubah hukumanku yang tadinya sentil pelahan ke jidat menjadi German Suplexes, dan jumlahnya bertambah dari 1 jadi 20! Saking drastisnya sampai aku tidak bisa berkata apa-apa.

"Hi, Himeji-san, aku berterimakasih kalau kau membelaku, tapi apa yang tadi barusan kamu katakan malah menyebabkan efek yang berlawanan"

"tapi, maksud egoisku merapikan kerah Akihisa-kun dan sengaja membuat tangan kita bersentuhan! Akihisa-kun tidak melakukan apa-apa, ini bukan salah Akihisa-kun..."

"ANGKAT TATAMI!! LANGSUNG BANTING KEPALANYA KE LANTAI!!"

"SIAP! TATAMI SUDAH DIANGKAT!"

"KITA BISA TARUH PAKU BIAR TAMBAH MAKNYOS!"

"AKU JUGA SUDAH SIAPKAN BEBERAPA PANCANG BESI!"

Sialan! mereka lagi berencana untuk menguburku hidup-hidup! kalau aku tidak segera menjelaskannya maka... Oh iya! Aku hanya perlu meyakinkan mereka kalau kejadian ini bukanlah apa-apa! Dan juga menjelaskan pada mereka kalau ini adalah sesuatu yang sepele di kehidupan sehari-hari—

"Semuanya, harap tenang!! Kalau kalian menghukumku hanya karena kejadian ini, bagaimana dengan Yuuji? Bukannya kau sering lihat dia datang ke sekolah bareng Kirishima-san?"

"Kalau begitu, kita hukum juga si Sakamoto Yuuji!"

Maafkan daku Yuuji, sepertinya kata-kataku membuatmu dapat hukuman juga.

Aku langsung meminta maaf pada teman brengsek ku yang satu ini dalam hati sambil mendoakannya. Dan pada saat yang sama, CRAK, pintu depan kelas terbuka.

"Pagi all~fuwaaa... ngantuk banget nih ane"

Ahh, Yuuji, kenapa kau malah nongol di saat seperti ini?

"Hm? Akihisa? Kenapa u? Ketangkep FFF lagi? Sepertinya pagi ini adalah pagi yang berat buat-OI KENAPA KALIAN SEMUA MENGENDAP-ENDAP KE BELAKANG DAN MELINTIR TANGANKUU!!?"

Yuuji, yang terlihat ngantuk saat masuk kelas, pinggangnya langsung diserobot dari belakang oleh tangan-tangan kuat para FFF.

"Himeji-san, bisakah kau menghadap dan melihat ke arahku sebentar?"

"Eh? Ah, Baiklah."

Aku mencoba mengalihkan pandangan juga perhatian Himeji-san.

Di sudut kelas, tubuh Yuuji terbang dengan indahnya di atas udara, dan pada saat yang sama, 'THOMP', 'THOMP', 'THOMP', suara benturan benda tumpul bisa didengar. Itu baru terhitung 3 kali...

"Selamat Pagi-ASTAGHFIRULLAH!! MUKA YUUJI YANG BERSIMBAH DARAH KEBANTING KE LANTAI!!"

"Sudah 17 kali?"

"APA YANG SEDANG KALIAN LAKUKAN!? CEPAT KEMBALI KE TEMPAT DUDUK KALIAN MASING-MASING!!"

Setelah suara keras yang ke-18 kalinya menggema, kedatangan Ironman akhirnya menenangkan semua keributan, Ah, tadi bahaya sekali, 2 kali lagi kepala Yuuji dibanting, giliran berikutnya adalah kepalaku.


☆☆☆


"Sialan, pagi ini sial abis!!"

Setelah jam pelajaran pagi hari selesai, istirahat siang pun dimulai, Yuuji akhirnya sudah kembali siuman, ia sedang duduk tepat berada di depanku sambil menyiapkan bento.

"Walaupun sudah biasa, tapi di pagi hari harus melihat eksekusi seperti tadi sangat tidak baik buat kesehatan jiwa..."

Orang yang berkata tadi tidak lain tidak bukan adalah cewek bishoujo[2] yang sedang berjalan membawa bento[3]— yaitu Hideyoshi. Dia memiliki rambut halus mulus dan mata lebar yang manis. Hideyoshi sendiri sudah sangat lucu, tapi sejak tahun kedua dimulai, aku mulai merasa bahwa Hideyoshi tampak makin manis. Apakah ini yang disebut masa muda? Apa karena Hideyoshi sedang memiliki seseorang yang dia suka?

"Kebahagiaan orang lain sama seperti racun dunia. Itu adalah tradisi FFF."

Kemudian, sesosok makhluk yang diam-diam menghampiri kami sambil membawa bola nasi hasil beli dari toko swalayan adalah Tsuchiya Kouta, biasa dipanggil Muttsurini, salah seorang teman sekelasku yang pendek dan berhawa pendiam.

"Aneh? Bukannya kau ikut ambil bagian dari eksekusi tadi pagi, Muttsurini?"

"... aku tadi pagi lagi menginvestigasi beberapa hal."

"Tidak disangka diantara teman sendiri ternyata ada seorang algojo dan sekaligus juga tersangka. Aku merasa ini sedikit aneh..."

"Benarkah? Bukannya pepatah mengatakan 'musuh kemarin adalah teman hari ini'?"


"Bukan, Maksudku, cara kalian gonta-ganti status antara teman dan musuh itu bener-bener bukan main."

Menurut pengalamanku, kami adalah 90% musuh diwaktu biasa, dan 10% diwaktu bahaya kritis.

"Siapa suruh kalian semua selalu melakukan hal yang sama berulang-ulang kali."

"Kukira di kelas 2 ini aku akan mendapatkan kelas yang damai."

Minami mengibaskan kuncirnya sambil berjalan kemari, dan Himeji mengikuti dari belakang.

Setelah menggabungkan beberapa meja, kami berenam mulai makan siang seperti biasanya. Pemandangan yang mulai umum akhir-akhir ini.

"Eh? Aki, kamu membawa bento hari ini?"

Minami bertanya saat aku lagi membuka bento.

"Tumben Akihisa bawa bento sendiri."

"Iya, kemarin banyak makanan yang tersisa."

Kemarin aku nggak sengaja masak terlalu banyak. Untung saja, semua adalah makanan yang tetap enak dimakan saat dingin.

"Kalo begitu, ayo lakukan yang "seperti biasanya" lagi.. Gunting, Kertas..."

"""BATU!"""

Muttsurini mebgeluarkan kertas, sedangkan yang lain gunting.

"...Uu..."

"Wah tumben-tumbenan nih satu ronde langsung menang. Aku pesan Teh Oolong."

"Kalo aku Teh Hijau."

"Aku ingin Lemon Soda."

"Aku Teh Susu."

"Tolong, bantu aku belikan Teh Merah bebas gula."

Semua mengeluarkan uang 100 Yen dan mengopernya pada Muttsurini.

"... aku pergi dulu."

Setelah mengumpulkan uangnya Muttsurini lari sendirian ke Klub Koperasi membeli minuman untuk semua orang. Penalti Game untuk menjadi pesuruh ini sedang ngetren dimainkan saat istirahat siang.

"Ah~ laper nih."

Yuuji membuka bento yang ia bawa, yang lainnya pun ikut-ikutan membuka semua bentonya diatas meja. Ini adalah peraturan dasar untuk tidak usah menunggu si pesuruh kembali untuk memulai makan siang. Kalau tidak, kami semua akan merasa nyangur dan akhirnya kelaparan karena menahan nafsu makan.


"Akihisa, bento mu kelihatannya enak."

"Kau juga, Yuuji."

Jarang-jarang aku dan Yuuji membawa bento sendiri-sendiri, makanya aku ingin membandingkan miliknya dengan punyaku. Lauk Yuuji yang daging teriyaki... kelihatannya enak.

"Itu tuna... tuna goreng jahe? bagus juga..."

Terdengar suara Yuuji datang dari samping. Sepertinya dia sudah mengunci targetnya.

"Baiklah, Akihisa, ayo kita tukeran."

"Ok, apa yang kamu mau, Yuuji?"

"Aku mau tuna goreng punyamu. Kalau kau?"

"Aku mau daging teriyaki punyamu."

"Oke, setuju."

"Yap. Nih ambil tuna goreng."

"Oh, tuh daging teriyakinya."

MASUK--- Tangkai buah tomat (tertutup saus teriyaki)

KELUAR--- sayur kol (rasa jahe)

"LU NGAJAK BERANTEM!!!???"

"GW BALIKIN KATA-KATA TADI KE ELU, NYET!"

Kami berdua mencengkeram kerah baju satu sama lain. Orang ini sungguh picik! Bisakah dia membiarkan ku menang sesekali?

"Dasar anak kecil..."

Melihat aku dan Yuuji saling mencengkeram kerah baju, Hideyoshi hanya bisa menghela nafasnya.

"Tidak. Kau salah paham, Hideyoshi. Aku ini sudah dewasa, sedangkan Yuuji adalah sampah masyarakat!"

"Hideyoshi, jangan bandingkan aku dengan Akihisa. Itu orang otaknya setara sama otak anak SD!"

""!"" (Saling melototin satu sama lain)

"Kalian sama dengan anak kecil dalam kasus ini... ampun deh dj...."

Hideyoshi menghela nafas dan kemudian mulai menggunakan sumpitnya—

"Sip, kalo begini bagaimana?"

""AH!""

Disaat aku dan Yuuji sedang memaki dan mencengkeram satu sama lain, Hideyoshi sudah menukar makanan kami.

"Tentu saja, aku minta bagian juga"

Kata Hideyoshi sambil menggerakkan sumpitnya dan menukar daging goreng miliknya. Sekarang makananku terlihat lebih berveriasi dan menambah nafsu makan.

"Apa boleh buat deh. Karena Hideyoshi bilang begitu, aku maafkan kesalahanmu kali ini, dasar Yuuji kampret."

"Harusnya aku yang berkata seperti itu!"

Tanganku langsung melepaskan kerah Yuuji. Daripada melakukan hal yang bodoh dan tidak berguna, mendingan aku mulai makan.

"Bener-bener deh... Bisa nggak sih kalian makan dengan tenang?"

"Kalau ada orang yang bikinin bento buatku sih, tentu saja aku diam dan hanya akan makan jatahku."

"Kalo nyiapin bento sendiri nggak ada bumbu surprisenya"

"Kalo gitu bukannya harusnya kalian tukeran aja dari awal..."

Memang kalau aku dan Yuuji membawa bento sendiri, normal-nya akan kami buat sendiri. Memang bagus bisa membuat dan memilih makanan sendiri untuk dimasukkan ke dalam bento namun saat membuka bento untuk dimakan pasti tidak ada rasa terkejut karena sudah tau apa yang ada di dalamnya.

Catatan lain, niat sebenarnya bertukar makanan secara fair play tidak pernah ada. Karena jika itu terjadi, kami tidak bisa menaikkan porsi bento yang kami punya. Jangan meremehkan perut anak SMA.

"Mizuki, apa yang kau bawa untuk ditukar hari ini?"

"Ah... Iya juga. Ayo bertukar sedikit..."

"Un. kalo begitu silakan"

"Ambillah"

Dengan melihat keributan kami, para cewek sepertinya ingin ikut-ikutan juga. Himeji-san dan Minami ingin mencoba keseruannya dengan menukar makanan sambil menyerahkan kotak bento-nya satu sama lain. Kalau cewek yang melakukannya sepertinya menjadi lebih tenang. Dan ini sebuah pemandangan yang indah.

"Heh. Laukmu sepertinya bagus.. Ini... Tuna? Tuna goreng jahe?"

"Yep"

"Ha? Tuna goreng jahe?"

"ACK!!!"

Aku keselek

SI, SIIIIALLL! Aku lupa aku menyiapkan bekal untuk Himeji-san juga, jadi bekalnya sama denganku!

"Ke... Kebetulan sekali, Himeji-san! Kemaren kamu nonton program 'simple cooking' kan?"

Detik selanjutnya aku langsung ngungkit-ungkit program TV. Tolonglah Himeji-san! Ikuti saja!

"Eh? Akihisa-kun? Kau lupa? Yang menyiapkan bento kan kam—UU!!"

"Himeji-san, ayo pergi dulu ke suatu tempat dimana kita bisa bicara!"

Dia terlalu Naif!

Aku membekap Himeji-san dengan panik. Sedikit demi sedikit aku mulai menyadari kalau terkadang Himeji-san benar benar lemot.

(Kau tidak boleh ngasih tau mereka, Himeji-san! Kalau kau kasih tau, mereka akan tau kita tinggal bersama!)

(eh? mereka nggak boleh tahu?)

(SAMA SEKALI TIDAK! Orang lain tidak ada yang boleh tau!)

Ini semua demi reputasi Himeji-san, dan juga hidupku

☆☆☆
[edit]

(Ah... benar juga, nggak bagus kalo satu sekolah tau kita tinggal bareng.)

(Benar! benar! bagus kau bisa ngerti!)

(okedeh. berarti ini rahasia kecil kita!)

Himeji-san mengatupkan tangan kecilnya di depan dadanya.

Tapi aku baru sadar bahwa sebelumnya aku belum membicarakan untuk menyembunyikan rahasia ini sebelumnya. Tapi bahkan dia belum kepikiran sama sekali. Mungkin ada hubungannya dengan dia menjadi naif, mungkin juga karena dia mirip mama-nya. Yang sepertinya juga telmi.

(Akihisa-kun, ayo usaha sembunyiin rahasia ini!)

(Yap)

Setelah mendapat persetujuan dengan Himeji-san, kami kembali ke tempat duduk kami. Mulai sekarang rahasia ini harus dijaga seketat ketatnya.

"Apa-apaan Akihisa? Kau buatin Himeji-san Bento?"

Tapi serangan pertama itu menggetarkanku

"Ahh... Nggak.. itu..."

Itu adalah saat saat dimana Yuuji bisa nebak antara kebohongan, juga ada Hideyoshi disebelahnya... saat baru kupikirkan−

"Kenapa sih kan dia cuma bantu ngabisin Deluxe Seafood yang kau menangkan, kan?"

"Itu banyak banget"

Sepertinya Hideyoshi dan Yuuji nggak peduli amat. aneh ya, mungkin aku bisa ngeles.

(Kau pasti bilang ke Himeji seperti 'karena ada sisa mungkin ini untukmu sebagai rasa terima kasih' sebelum memulangkannya kan? Pikiranmu lumayan cepat Akihisa.)

(Aku seharusnya melihatmu dari sudut pandang yang lain)

Mereka berbisik padaku. bagus deh kayaknya semua punya pengertian.

"Ya! Kita tidak menggunakan banyak bahan untuk Hotpot waktu itu kan?"

"Banyak yang terjadi saat itu..."

"Yep. Hotpot biasa menjadi Hotpot kegelapan. Bahan bahan itu hanya dipake buat makanan dingin buatan Minami sama yang lain kan?"

"Itu enak!"

aku ingat hidangan pemuka buatan Minami, Kudou-san dan Kirishima-san saat itu. Makanan Seafood Dingin, Tiram kukus dan Seafood Salad. semuanya enak.

"Ohya, Minami, Buat saos seafood waktu itu−"

Saat baru mau nanya Minami tentang saosnya−

"Huh!"

Dia tampak kesal

"Kenapa Minami?"

"Nggak. Nggak papa!"

Dia bilang gitu tapi mukanya kesel. Hmm apa dia mau Bento juga? Kita udah coba makanannya terakhir kali, dan nggak ada respon. Juga aku hanya buat bento buat Himeji-san. Emang nggak adil buat Minami kayaknya. Kalo gitu−

"Kalo mau lain kali kubuatin Bento deh!"

"BENERAN!?"

"Ya bisa sih buat dibagi ke 3-4 orang"

Bodo amat mau masak segimana juga. Kalo masalah ini bisa selesai cuma dengan buatin bento... Ambil yang mudah aja. bukan masalah besar.

"Oke oke! jadi buat saosnya jangan kasih Aceto Balsamico kebanyakan. Juga−"

"Balsamic Vinegar, ya? Harus diberi Pestisida Suling atau Asam Asetat?"

Disampingku Himeji-san membicarakan sesuatu yang mengerikan. Kalo mau nyiapin makanan seafood dingin lain kali aku harus hati hati. Sekali lagi aku mengecek bahaya dari Himeji-san

Anyway... ayo makan dulu. Ini pertama kali aku membuat Tuna Goreng Jahe. tapi ternyata masih enak walau sudah dingin. Memang kayaknya ini pas buat dijadikan Bento.

"...Yo!"

saat semua sedang makan sambil ngobrol, Muttsurini balik dengan tangan penuh dengan makanan dan minuman.

"Lama banget. Segitu ramenya apa?"

Yuuji nanya sambil ngambil Oolong tea pesenannya. Emang lumayan lama hari ini, bahkan untuk Muttsurini yang gampang nyempil. Agak aneh.

"...Ada yang ngajak diskusi pas beli minuman"

"Diskusi−"

Siapa? Baru mau kutanya tiba tiba seseorang muncul

"Nggak papa, Tsuchiya-kun. Aku bakal ngomong langsung."

Dia punya rambut sebahu, dan tatapan dingin. melipat tangan di depannya sambil melihat kami yang sedang duduk di Tatami. Orangnya itu−

"Hai semua anak anak Kelas F!"

"Tamu yang nggak terpikirkan."

Orang yang datang itu Ketua Kelas C; Koyama-san. sama kayak yang Yuuji bilang: Tamu yang tak terpikirkan.

"Jadi yang diskusi sama Muttsurini tadi itu−"

"Yep. tadi itu aku. tapi tadi aku sebenernya cuma ketemu didepan Teamwork Club terus tadi cuma tanya tanya dikit"

"...Kayaknya dia mau tau rencana kelas F buat perang Syoukanjuu"

"Rencana kelas kita..?"

"Yep. Maintenance Sistem kayaknya sudah selesai. 2 hari kemudian kita mau ngadain perang. Kelas F mau ada rencana apa?"

Di semester 2 ini, Summoning Battle bisa dilakukan setelah maintenance karena perubahan peralatan dan situasi lain. (Ada alasannya katanya mereka pingin ngganti Gear para Syoukanjuu-nya). tapi Perang Summon yang ketunda akan di-restart 2 hari kemudian. Tujuan kelas F pastilah balas dendam atas kekalahan di Semester 1.

Tapi walaupun gitu, Nggak terduga juga Koyama-san bakal nyamperin ke kelas F, Kelas terparah satu sekolah.

"Lu kayaknya berjaga jaga bener..."

Yuuji bilang dengan nada ngejek

"Bener deh. Kalian kelas F yang udah bikin kerusuhan diantara kelas 2 di semester 1 ya pastilah kita bakal hati hati"

Koyama-san ngacangin ejekan Yuuji dan senyum dengan santai.

"Cukup kayak penilaian buat kita. Tapi beneran bisa? Di jangka waktu kedua, kelas C kan udah dapet fasilitas yang biasa, tapi kalian malah mikirin tentang perang?"

Yuuji bilang dengan nada protes

salah satu peraturan perang ini itu kalo dalam satu perang suatu kelas bertukar fasilitas karena kekalahan, di jangka waktu selanjutnya akan di reset. buat kelas atas yang kalah sih memang di reset, tapi kalo kelas bawah, kalah, dan fasilitasnya diperparah, di-resetnya malah di semester selanjutnya.

"Ngomong ngomong kelas C kalah sama kelas A dan fasilitasnya diturunun jadi kelas D, kan?"

"Nah, fasilitas kelas C bakal balik lagi setelah jangka waktu kedua kan?"

untuk membuat penekanan buat peraturan ini, sebenernya tujuannya itu untuk meningkatkan rasa antusias di perang syoukanjuu. maka dengan itu kelas kelas bawah bisa nyerang kelas atas tanpa banyak resiko JIKA penyerangannya dilakukan di akhir semester.

Walaupun pingin banget langsung perang begitu boleh, perbedaan poin kelas kita sangat beda banget, dan kalo dipikir dengan akal sehat, kita nggak bakal bisa perang segitu gampangnya. walau gitu juga kita udah buat keributan sejak pertama masuk sekolah. dan setelah beberapa perapihan sistem dan peristiwa lain, akhir semester satu agaknya lumayan tenang.

"apa maksudnya mulai perang? aku nggak pernah mikirin inisiatif pingin perang, cuma mau nanya apa rencana kelas F"

"Dengan kata lain kalo kita nggak mau jawab kamu nggak mau ngasih tau apa apa kan?"

"Gitudeh"

Koyama-san ngasih senyum bangga

Dia pingin nyari aliansi ya? tapi kayaknya nggak. mereka nggak bakal mulai buat perjanjian sembarangan. Kita akan bahas soal pergerakan kita, Kelas C juga akan bahas pergerakan mereka. Kalo nggak ngelewatin rencana mereka, gak akan ada masalah. tapi kalo rencana kita ngelewatin keharusan ngancurin mereka, maka kita harus mikirin rencana dari awal biar kita gak harus saling serang.

"Kalo gitu kenapa nggak nanya Yuuji langsung?"

Kenapa dia nanya Muttsurini?

"kalo aku nanya Sakamoto-kun, aku nggak perlu buat perjanjian. lebih baik kalo aku nggak ngasih informasi otomatis kan?"

menghadapi keraguanku, Koyama-san langsung jawab dengan jujur. bener bener dia banget.

"Em... Yuuji, Jadi gimana?"

"Santai. Perjanjian ini kita terima"

"Beneran? Makasih banget"

Tampang Koyama-san nunjukin kayak dia tau kalo Yuuji nggak bakal nolak.

"Kita cuma harus ngasih tau rencana nyerang kelas apa kan?"

"Nggak cukup. kita juga harus tau kapan kalian mau nyerangnya. kalo kita udah tau target kalian aku nggak perlu nanya"

bener juga sih. Ultimate Target dari kelas F ya jelas kelas A. semua orang tau kok. bukan masalah banget kalo kita kasih tau siapa yang mau kita serang.

tapi tampang Yuuji agak ragu pas Koyama-san nanya siapa yang ingin kita serang. Jangan bilang dia belom kepikiran detail-nya? nggak mirip dia banget kalo dia langsung nyuruh kita serang kelas A tanpa rencana.

"Buat kelas A, abis seminggu dibolehin buka perang−2 minggu terakhir kita serang. itu rencana gue"

"hem... gitu ya.."

Aneh. kayaknya kita nggak perlu nunggu segitu lama. dengan kepribadian Yuuji kita harusnya akan nyerang langsung setelah dibuka. baru mau kutanya ke yuuji, dia memberikan lirikan tajam yang berkata "jangan banyak bacot". Kayaknya perang intel udah mulai dari sekarang. kalo gitu biar kuserahkan ke Yuuji.

"Kalo gitu target kalian siapa? Kalo kelas A juga berarti kita musuh"

"Kita nggak berambisi gitu. target kita mentok mentok kelas B. waktunya palingan sama kaya kalian. seminggu dua minggu setelah dibuka."

"..."

Kelas C targetnya kelas B? Logis aja sih, mereka susah nentuin siapa yang menang sebelumnya. aku bisa ngerti

"tapi bener baguskah? Aku ingat Nemoto-kun itu Koyama-san punya pa−"

"GUE SEMBELEH LU KALO BERANI LANJUTIN!"

aku lupa pengalaman tak terlupakannya...

"Aku suka orang pintar. bukan yang hanya suka belajar aja"

"Bener. Nemoto emang bangsat"

"untuk mencapai kemenangan harus pakai taktik yang parah kan?... Aku lumayan suka itu... cuma aku udah muak sama cowok itu"

Koyama-san ketawa. Pikiran orang mikirnya dia suka orang yang hina. kayaknya semua orang mikir beda beda...

"Aku pasti paling telat kalo main suit sama yang lain"

"Apa apaan? kau selalu kalah walopun telat! kau nggak se-beringas itu! aku selalu pura pura sakit perut pas disuruh ngepel!"

"gak gak gak. gue yang paling biadab!"

"nggak mungkin. aku yang paling beringas disini!"

"... Sebenernya aku punya sepupu seumuran, pernah kutanya tentang pacaran, terus dia ngenalin aku sama temen sekelasnya"

""SSIIALLANN!!! GUE BUNUH LU!!""

"tapi aku ingat dia belajar di sekolah khusus cowok"

"...silakan ini jus jeruk"

"...Kutraktir kau takoyaki pas pulang!"

"...Makasih cuy..."

Temen sekelas kami mulai ngomong ngomong tentang berapa biadabnya mereka. bener bener pengertian.

"Ohh. Jadi Koyama-san suka orang orang pintar?"

"Ya, Himeji-san. Aku suka orang pintar! khu khu"

Koyama-san memberikan senyuman yang kayaknya penting banget

"Ngomong ngomong, Sakamoto-kun kan pintar?"


"...(wusss... wusss... wusss...)!"

"Oi! jangan nancepin pisau lipat ke tatami! Serem tau!"

Temen sekelas kami masing masing nancepin pisau lipat bawaannya ke tatami disebelah mereka. kalo mereka lebih serius yang bolong bukan cuma tatami-nya. tapi badan Yuuji juga.

"Btw... jadi satu-dua minggu ya?"

Koyama san ngomong dengan nada agak serius. Yuuji agak kaget.

"Oke deh. Makasih udah mau bagi bagi intel! target kelas kita beda kan, ayo berjuang bareng!"

Setelah itu Koyama-san melipat tangannya dan meninggalkan kelas F. Seenggaknya musuh yang harus diwaspadai udah berkurang.

"Kayaknya kelas lain udah nyiapin buat perang lagi"

"udah berapa lama sejak kita tukeran kelas. Fasilitas udah bagusan. nggak terlalu ngagetin, kan?"

begitu perang summoning udah mulai, kaya riak air, efeknya akan nyebar diantara kelas 2. Entah efeknya akan lebih bagus atau apa.

"Ngomong ngomong katanya Gear syoukanju kita udah dibagusin?"

Disebelahku Minami memiringkan kepalanya. Iya juga ya, gimana Syoukanjuu kita sekarang?

"Perubahan peralatan... Harus kita cek biar kita bisa make-nya bener"

"...Kayaknya sistem udah diperbaiki"

"kita bisa manggil syoukanjuu kan?"

"siapa yang mau manggil guru−"

Ngomong ngomong kita butuh guru untuk men-summon syoukanjuu.

Mungkin pas banget, kita ngeliat Wali Kelas kita: Dengan Panggilan "Ironman"−Nishimura-Sensei berjalan di koridor

"apa boleh buat..."

"Ya. waktu istirahat udah mau abis"

"Kalo gitu... Nishimura sensei!"

"ha? Yoshii, Sakamoto? ada apa?"

Begitu kupanggil, Ironman masuk ke kelas. Dia manyun agak kaya najis. sikapnya kaya bilang 'ada masalah kalo ngomong sama dia'. Parah baget.

"Maaf, Bolehkan 'nggak' ngizinin 'nggak akan' untuk manggil? 'ditolak' larangan summoning war 'aku menolak' sudah dihilangkan, 'menyerahlah' jadi syoukanjuu-nya 'jangan memaksaku'... oi! berapa kali bapak sudah menolak? saya cuma minta satu hal dan bapak menolak enam kali! pertama kalinya aku bisa dalam situasi ini! menyebalkan!"

"Kalian nggak pernah mendengarkan saya kan?"

dipikir pikir juga dia nggak mendengarkan dari awal.

"Saya sudah bilang, syoukanjuu nggak bisa dipanggil sembarangan kan?"

"walau gitu juga sih..."

Syoukanjuu-ku beda dengan yang lain. bisa menyentuh benda asli dan mempunyai kekuatan berkali kali dari manusia biasa. mungkin karena itu dia khawatir.

"tenang saja, Sensei! sampai sekarang kami belum membuat masalah kan?"

"saya ingat kalian harus menulis refleksi diri lebih dari 100 kali di jangka waktu pertama kan?"

"Hemm... kira kira 1 per hari"

"cukup untuk membuat buku..."

"berapa yang kalian sudah tulis?"

Yuuji pasti menulis 99

"lagipula kalau kalian memanggilku dengan 'sensei' pasti ada yang nggak beres"

Ironman memelototi kami dengan tampang curiga. Apa apaan nih. jadi kita salah panggilan.

"tolonglah Sou-kun~ (BRAKK)"

"Beribu tolong, Souichi~ (BAKK)"

"SIAPA YANG BILANG HARUS MENYEBUT NAMAKU LANGSUNG!?!?!?!?"

""TANGANKU!!!""

Baru kami bilang itu tangan kami dipelintir dengan kekuatan bagaikan tang. kalau kita tak bisa memanggilnya demikian, KALAU BEGITU APA!?

saat kami menggelinding di lantai sambil memegangi tangan, Minami dan Himeji-san menghampiri Ironman.

"Nggak boleh-kah, Nishimira-Sensei? kami hanya ingin melihat perubahan peralatan saja, tidak macam macam!"

"Minami-chan benar! kami tak akan menggunakannya untuk jahil-jahilan!"

"tidak... tapi.."

""tolonglah, Nishimura-sensei!""

"haah aku tak mengerti kenapa kalian ingin banget mengecek peralatan baru"

saat 2 murid model kelas kami yang meminta, sikap Ironman merendah.

Oke sekali lagi

"Kumohon, Tetsun−(BAKK!)"

"Kami serahkan padamu Te-Chan! (BAKK!!)"

Kini lengan kiri kami dipelintir. sial! bagaimana bisa ada orang se-keras kepala orang ini?

"benar benar deh kalian. kalau begitu cepatlah!"

"cepat apa?"

"Aku sibuk. kalau ingin memanggil cepatlah!"

Ironman menghela napas. tapi akhirnya dia setuju

"Lagipula mau kutolak segimana juga kalian akan menggunakan Gelang Platinum Sakamoto. lebih baik sekarang kalian kuawasi."

ooh jadi ada alasannya.

"kalau begitu kenapa tak diizinkan dari awal?"

"tanganku pun dipelintir... sakit tau"

"Kalau kuberikan izin secara langsung kalian pasti ngelunjak"

Nggak lah!... mungkin sih...

"Lupakan. setidaknya udah dapet izin"

"akhirnya kita bisa dapet apa yang diinginkan"

"...(ngangguk)"

"sudah kutunggu. gimana ya Syoukanjuu kita sekarang?"

"semoga bukan tembok lagi..."

"summon dan lihat saja, siap−"


"""SUMMON!!"""

Kami berteriak. selanjutnya pola tertentu muncul disekitar kaki kami, dan syoukanjuu kami muncul.

"waw. Armor yang bagus. Menakjubkan!"

"Lance dan armor? Aku berubah menjadi Kesatria ya? bagus deh setidaknya aku tidak memakai talenan sebagai tameng. bagus!"

"Oi Yuuji! lihat! bajuku bertenun Naga!"

"lihat Akihisa! Milikku Macan!"

"Longsword dan mantel... jadi aku menjadi Shinsengumi. kelihatannya kuat."

"...Aku naik pangkat jadi Jonin"

hemm. jadi peralatan semuanya jadi lebih baik...


""TUNGGU!!!!!""


"Yoshii, Sakamoto! kenapa sih ribut banget?"


"INI NGGAK ADIL! KITA BERHAK PROTES!!"


"ohya?"

"YA! Lihatlah perubahan Himeji-san!"

"eh? Armorku semakin tebal, dan pedangku semakin panjang dan besar..."

"Minami?"

"Seragam Army-ku menjadi seragam Kesatria. dan tombakku menjadi sebuah Lance"

"Lalu Hideyoshi?"

"pejuang Naginata-ku menjadi anggota Shinsengumi."

"Muttsurini!"

"...naik pangkat jadi Jonin"

"tapi Saya dan Yuuji,−"

"Hanya ada gambar yang tergambar di seragam!"


""ITU JAUH TERLALU ANEH!!""


Aku dan Yuuji berteriak dengan serempak. memang aneh, peralatan kami nggak jauh beda dari sebelumnya.

"ohya tunggu Akihisa. Senjataku berubah"

"Beneran?"

"Metal knuckle-ku berubah menjadi pemukul baseball"

"ITU NGGAK BEDA JAUH!!!"

gimana juga aku pasti dapat peralatan yang miskin. ataukah ini kerjaan kepala sekolah?

"Baiklah, puas 'kan? aku akan menutup izinnya"

Summoning Field-nya menghilang, begitu pula syoukanjuu kami. sial aku tak bisa menerima ini...

"Istirahat hampir selesai. jangan main main dan siapkan untuk pelajaran selanjutnya!"

Ironman pun pergi.

"Aki dan Sakamoto sepertinya tidak dewasa!"

"Shimada, jangan hubungin aku dengan si idiot itu! terlalu rendah!"

"Ya, Minami! Beda dengan otak Yuuji dan dadamu, aku juga tumbuh−(KRAK!!)

"KAU BILANG APA!?"

"AKU TAK BERKATA APAPUN!"

"Akihisa benar benar belum dewasa..."

aku memegangi tanganku yang dipelintir dan menahan sakitnya yang bertahan sampai jam pelajaran sore.


☆☆☆

Waktu berlalu dan ini sudah waktu pulang sekolah.

"Udah berapa lama hal hal sepi lewat. Gimana kalo kita terima aja pulang telat gini?"

Dengan bawaan yang nggak berat-berat amat, Yuuji ngomong sendiri

"karena kita harus pulang telat karena PM terus"

Dari awal sekolah udah ngebolehin diadakannya PM yang ada hubungannya sama Summoning Battle. Kita harus belajar lagi, Juga ngambil beberapa ulangan untuk ngisi poin lagi.

"Lagian kan kalian juga yang madol terus makanya harus ikut PM terus terusan"

Aku nggak tau Minami ngomong apa

"...Harusnya kita bersukur kita bisa pulang sekolah dengan perasaan bebas"

"Kelihatannya waktu bebas kita juga bertambah."

Muttsurini dan Himeji-san ngomong dengan perasaan yang agak senang. Ngomong ngomong, Hideyoshi sedang ada aktifitas klub. Dia satu satunya diantara kami yang ikut aktifitas klub, jadi jarang dia bisa ikut pulang bareng.

"Jarang bisa pulang cepet. Jalan jalan dulu yok"

Yuuji mengajukan usulan yang padahal kita nggak pernah buat rencana

"Jangan hari ini, aku mau ke supermarket beli makanan"

"Belanja? Bukannya hadiah seafood-nya masih banyak?"

"Ya sih cuma aku pingin daging. lagipula juga katanya daging sama telor lebih murah hari senin"

Faktanya ada 3 orang dirumah, seafood deluxe-nya udah hampir habis. kalau cuma aku dan kakak yang dirumah, bukan masalah besar sih, cuma sejak ada Himeji-san, aku harus lebih usaha dalam masak. Lagian aku udah makan seafood terus beberapa hari ini jadi aku pingin daging sekali kali.

"Ohya? Kalo gitu aku juga mau daging deh"

Yuuji yang mimpin masakan buat makan malam (dalam kasusnya, 'lagi') dia agak merenung saat ngomong itu

"Ohya. Kau mau masak apa ntar malem?"

"Hm... apa ya..."

Agak merepotkan. Walaupun aku bilang ingin memasak daging, sebenarnya aku tidak terlalu tau ingin masak apa. memang repot... Oh ya!

"Himeji-san, Kau mau makan apa nanti malam?"

"Eh? aku?"

Aku berputar untuk menanya Himeji-san. Jarang dia bisa jadi tamu, tapi aku ingin dengar dia ingin makan apa, mungkin aku ada ide untuk apa yang dimasak.

"Aku tidak ada yang kusuka atau tidak suka,.. tapi selain itu, kemarin kan Akihisa-kun sudah memasak jadi hari ini giliran—"

"Nggak nggak nggak nggak nggak! Itu kerjaanku untuk masak! jangan terlalu khawatir!"

Cepat cepat aku ngeles sebelum dia bilang sesuatu yang jauh lebih bahaya. Masak itu bagianku. Nggak mungkin aku nyerahin kerjaan itu!

"""..."""

Saat aku membahas makan malam, Yuuji dan kawan kawan menatap kami dengan curiga

"Oi, Akihisa!"

"Kenapa?"

"Kenapa nanya Himeji buat makan malam?"

"eh..?"

Menghadapi pertanyaannya, Aku dan Himeji-san secara nggak sadar ngeliat satu sama lain.

Sial! Aku lupa kalo secara gak sadar aku langsung ngoceh kalo kita tinggal bareng. Duh kenapa aku bisa bisanya mbuat kesalahan kecil gini!?

Ja.. Jadi coba kalem dulu

"itu...itu...itu...itu... karena 'itu' kan, Himeji-san?"

"Y..Ya! Itu karena... eh, Akihisa-kun hanya ingin sebuah referensi untuk makan malam, bukan untukku kok!"

"""..."""

Setelah mendengar penjelasan Himeji-san, Kawanan mereka memelototi kami dengan tampang curiga.

"eh.. Ja... Jadi aku pergi ke supermarket dulu ya!"

"Aku... Aku ada urusan, Maaf aku harus pergi, dah!"

Sebelum yang lain bertanya yang aneh aneh, kami langsung kabur. walaupun mereka nggak ngejar,pelototan mereka nyakitin banget.

"Nggak... Nggak apa apa kan? kita nggak ketauan kan?"

"Mung...Mungkin aman. kita tadi sudah menjelaskan dengan jelas kan?"

setelah berbelok di pojokan, aku dan Himeji-san saling tatap. susah menyembunyikan rahasia dari yang lain...

"Gimana kalau kau pulang duluan, Himeji-san? Aku akan kembali setelah selesai"

"tidak. aku kana ikut. Kau sudah memperlakukanku dengan baik, kalau aku nggak ikut nanti aku nggak akan ngerasa enak"

"Tapi nggak bagus kalau ingin beli bahan bersama!"

"Gimana kalau kau tinggalkan saja urusan belanja dan masak padaku, kau bisa belajar saja"

"Oke ayo belanja! Mau makan apa nanti malam?"

"Ah! Akihisa-kun! tunggu aku!"

Meminta Himeji-san memasak dan aku belajar. sebuah kasus terburuk. kalau sebaliknya sih nggak apa apa...

☆☆☆

"Akihisa-kun, kudengar hari ini terong sedang ada harga khusus?"

Aku membawa keranjang belanja dan masuk kedalam supermarket

"Terong... Bagis, Kau suka terong?"

"Ya! Aku suka sekali!"

Himeji-san menjawab dengan senyum yang menyilaukan

Sekarang mulai masuk musim gugur dimana terong akan terasa enak banget. kalau lebih murah pasti kubeli. mungkin kugoreng atau kukukus. atau mungkin kugoreng dengan paprika hijau, potongan daging dan bumbu musiman. mungkin enak jika dikasih kecap jahe... Aku mulai ngiler saat memikirkannya. "Miso Yakitori juga enak. bisa dikukus dengan ayam..."

"Bagus juga. terong berkalori rendah dan juga menyehatkan. lagipula ini musim gugur, musim terbaik untuk mendapatkan terong"

"benar"

baru saja ingin membeli terong, seorang SPG berjalan lewat dan teriak dengan semangat.

"DISINI! BARANG MURAH DAN SEHAT DISINI!"

suara misterius ini kedengaran tak asing... orang ini orang asing ya..?

saat aku dan Himeji-san melebarkan mata kamu, SPG itu tetap teriak teriak didepan kami.

"SAYUR SEKARANG SANGAT BERHARGA! TERUTAMA INI—"

tiba tiba dia berhenti.

matanya tertuju pada terong yang dipegangnya.

"TERUTAMA INI! Eh namanya apa ya... Eh... BENDA YANG MIRIP PENTUNGAN UNGU INI! ENAK SEKALI!"

Orang itu nggak tau terong ya...?

"MANIS DAN PENUH MADU, MANIS DAN ENAK!"

Kenapa terongnya? ada apa didalamnya!?

"Ohh, pasangan baru nikah disana! bagaimana dengan benda ungu ini? kau mau?"

mungkin karena kami terlalu bingung dengannya dia berpikir kami tertarik sehingga dia langsung menjajakannya pada kami. sial orang ini nggak normal dari segi manapun. lebih baik kita kabur sebelum ada masalah lain...

"Ki...Kita dibilang baru nikah..."

Himeji-san tersipu disebelahku dengan tampang imutnya. dan tidak punya keinginan kabur.

Ngomong ngomong dia kan perempuan ya... jadi lemah dengan kata 'pengantin' ataupun 'baru nikah'

"Lihatlah! Bagaimana dengan pentungan ungu ini, nak? Matang dan manis!"

"Maaf kalau bisa jangan beri yang manis dan matang itu..."

kelembutan dan bau manis yang nggak natural itu karena dalamnya busuk kan?

"nggak nggak... jangan terlalu baik sama saya, nak. bagian manis pentungan ini yang paling enak.dan eh... ada label 'Produksi Lokal' kan? Banyak kalori dan nggak ada apa apa sama nutrisi, jadi—"

SPG biadab ini kayaknya nggak ngedengerin omonganku dan ngelanjutin omongan sampahnya... Himeji-san belum pulih... jadi kayaknya aku hanya bisa tinggal disini.

"Dan begitulah. ini disukai dari masa yang lampau. sayur ini udah terkenal di kutub utara dari 800 tahun lalu—"

sambil tetap berdiri didepan SPG yang tetap ngoceh itu, aku masuk ke pikiran dalamku... Jadi, selain makanan untuk makan malam, apa yang butuh kubeli untuk makan malam?

"Ngomong ngomong nak..."

Tisu makan masih ada, nggak ada masalah dengan tisu toilet sama sikat gigi...

"Nama sayur ungu ini apa ya...?——"

jadi yang kurang saat terakhir kali bersih bersih itu...

"——Pembersih toilet"

"Ah jadi begitu! Terima kasih, nak!"

"Ha?"

Saat baru sadar aku lihat SPG itu sudah ada didepanku sambil menjabat tanganku. Ahh, jadi dia sudah selesai ngoceh!

"Saya ambil sekantong ya. Ayo, Himeji-san"

"Ah, ya say— maksudku Akihisa-kun"

Himeji-san tampaknya sudah pulih juga. Aku mengambil sekantong terong dan meninggalkan bagian sayuran.


"KAMI MENJUAL PEMBERSIH TOILET MURAH UNTUK ANDA! MANIS DAN MATANG! PEMBERSIH TOILET DIJUAL SEKARANG! UNTUK YANG MANIS MANIS PILIH PEMBERSIH TOILET!"

SPG tadi berteriak tentang apa yang dijualnya

"Akihisa-kun, SPG tadi menjual apa?"

"Nggak tahu juga..."

Aku dengar kata 'pembersih toilet' 'manis' atau apalah itu. mungkin pembersih toilet jenis baru... yang dapat dimakan.

"Oh iya, Akihisa-kun, kau tahu?"

"Ya? apa?"

"Pepatah yang bilang 'jangan biarkan istrimu makan terong di musim gugur'?"

"Ah sepertinya aku pernah dengar."

Alasannya karena para ibu ibu itu berpikir 'terong yang enak bakal sia sia kalau diberikan ke pasangan yang menjengkelkan' kan? mungkin... Kasar sekali...

Tapi Himeji-san berpikir sebegitu kuatnya. Mungkin dia bertanya apakah dia boleh makan terong.

"Himeji-san, kau tak perlu khawatir tentang itu. itu cuma cara generasi tua berpikir"

"Be..Benar! Seharusnya aku tidak perlu memikirkan ini dan berusaha melahirkan bayi yang sehat!"

Kenapa harus bawa-bawa bayi? Aku tidak mengerti maksudnya.

"Akihisa, Kayaknya aku harus ngasih tau kamu. Pemikiran itu karena pas musim gugur, terong bijinya dikit makanya orang orang dulu takut kesempatan kehamilan bakal turun"

"Hee— Yuuji lumayan tahu juga"

"Bukannya lumayan tau, kau yang kurang akal sehat"

Iya apa? Aku nggak tahu— OI TUNGGU!!!

"Yu, Yuuji! kenapa kau disini!"

"Sa..Sakamoto-kun! kapan kau kesini!?"

"Nggak papa aku kan pingin beli bahan buat makan malem"

Iya juga ya... Yuuji bilang ingin bikin makan malam, juga diantara rumah dan sekolah nggak banyak supermarket jadi nggak heran kita bisa ketemu disini. cuma gara gara misah doang jadi aku buat kesalahan besar!

"Ngaku! Kenapa?"

"Nggak... Nggak apa apa! Aku dan Himeji-san cuma ketemu di supermarket"

"I...Iya! kita nggak sengaja ketemu terus belanja bareng!"

"hoho, kalian pingin belanja bareng? hubungan kalian bagus juga..."

"Bukan! Bukan gitu!!"

"Ngomong ngomong kalian mencurigakan. Selain belanja bareng kalian ada sesuatu yang kalian sembunyiin kan?"

Melihat aku dan Himeji-san yang tak terlihat enak dengan kata katanya, Yuuji menaruh tangannya di dagunya sambil berpikir.

"Makan malam kemarin,makan siang tadi, sama makan malam ntar sama semua... Kalian makanan sama terus, juga berangkat sekolah bareng..."

WAAAAAAAAHH! Kita mau ketahuan!

"Ke...Kemarin kan ada berita sosial banyak kan?"

"Y..Ya! Pemogokan bandara dan lain lain"

"Itu parah banget banyak orang nggak bisa pulang karena bandara mogok"

Aku dan Himeji-san berusaha keras mengubah topik jadi pemogokan bandara. tapi Yuuji malah tambah manyun.

"...Pemogokan bandara... Himeji harus tinggal di tempat Akihisa 2 hari yang lalu... Jangan bilang—

Kemungkinan besar Yuuji tahu fakta penting karena dia tambah melotot. Di..Di...Dia tahu ya...!?!?!?

"Oi Akihisa, Jawab jujur! Jangan bilang kau—"

"Kau...Kau mau bilang apa?"

"—Kau tinggal bareng Himeji?"

KETAHUANNNN!!!! CEPET BANGET!!!

"NGGAK! GAKGAKGAKGAKGAK! PASTINYA ENGGAK! KENAPA HAL NGGAK MUNGKIN ITU BISA TERJADI!?"

"BEBEBEBEBEBEBEBENNAR SAKAMOTO-KUN!ITU NGGAK MUNGKIN BANGET. GIMANA MUNGKIN ITU TERJADI! JANGAN KHAWATIR BANGET!"

"Ka... Kau berdua kenapa harus ada beginian sekarang!?"

Penolakan kami nggak berarti karena Yuuji kelihatan dendam pas melototi aku dan Himeji-san. Sialan kalo orang lain tahu masalah ini orang bakal iri dan membunuhku!

Aku memprediksikan metode penyerangan Yuuji dan mulai membuat posisi pertahanan, tapi—"

"Gimana beginian harus terjadi? Parah! Parah banget! Sialan!"

Yuuji menggenggam kepalanya sambil gemetaran dan nggak melakukan sesuatu yang kejam terhadapku. Aneh.

"Kenapa sih?"

"BERANI LU NANYA KENAPA!? SIALAN! PERKATAAN BODOH APA YANG GUE OMONGIN!? GUE BENER BENER PINGIN GEBUK AKIHISA DAN GUE SAAT ITU..."

Kalo gitu kenapa nggak gebuk diri sendiri aja..?

"Ah terserah. Akihisa, nggak ada yang tau kan kalo kalian tinggal bareng?"

"Selain kau, nggak ada"

"Itu paling bagus yang aku dengar dalam kemalangan ini. Jika Kau hampir ketahuan, cepat ceritakan padaku. Aku bakal berusaha menutupinya"

"Eh... Ah... Kalo gitu makasih"

Kupikir dia bakal marah dengan bilang 'sejak kapan lu sombong banget, bego?' dan memukuliku.

"Walau gitu kalian harus jaga rahasia kalo kalian tinggal bareng! Kalian harus hati hati banget, Ngerti?"

"Aku akan berusaha"

"Apa apaan tuh, nggak niat! Dengerin, Akihisa, Kau nggak boleh sama sekali biarin orang lain tahu!"

"Eh.. eh.. ya ya. ngerti"

Yuuji memelototiku secara seram sambil mengingatkanku berulang kali.

"Kalau ada orang lain yang tahu, Serius demi apapun kau akan kupukuli sampai diambang pintu neraka!"

Apaan nih? emangnya ada sesuatu yang mengerikan untuk Yuuji kalau orang lain tahu aku dan Himeji-san tinggal bersama?


"oke, Yuuji aku nggak akan biarin orang lain tahu"


"Tolong. aku nggak akan melakukan hal hal nggak penting kayak balas dendam, cepet sana pulang sebelum ada yang tahu lagi!"

"Oke. ini hadiah"

Setelah menyerahkan terong dari tanganku, kami pamit dengan yuuji. Walau orang itu bilang sesuatu akan terjadi, nggak ada yang bakal tahu.


"Aku khawatir. apa boleh buat... rahasia ini harus kujaga dengan keras!"

"...Yuuji."

".................................Apa?"

BTS vol 08 079.jpg

"...Ingat janji kita?"

"Ha. ha ha ha... Shouko, sejak kapan kau disana?"

"...Dari awal, karena Yuuji tidak mau pulang denganku aku datang untuk menghukummu"

"y,ya. kalo gitu maaf..."

"...Tenang. sekarang itu tidak penting."

"Benar.. jadi—"

"...Hm?"

"Dah!"

"...Jangan lari. Kamu tak akan bisa kabur"


"SSSSIIIIIIAAAAAAALLLLLLAAAAAANNN KAU AAKIIIHHIIISSAAAA!!!!!!! INI SSEEEMMMUUUAAA SAAALLLLAAAAHHHMMUUUU!!!!!!!!!!!!!!!!!”


Aku merasakan sedikit perasaan pembunuh dibelakangku. Mungkin aku terlalu banyak berpikir...

Setelah keluar dari supermarket, aku dan Himeji-san berjalan bersampingan. Serius karena Yuuji tiba tiba muncul aku jadi lupa beli sayuran.

"Wah. ngomong ngomong aku belum beli bahan buat makan malam..."

"Benar juga ya..."

Sibuk berpikir tentang cara menahan situasi jadi lupa beli sayuran. Parah.

"Kamu pulang duluan deh, Himeji-san, aku akan balik beli lagi"

"Kalau begitu aku ikut!"

"Jangan, kita baru ketahuan sama Yuuji. Apa katanya kalo kita balik kesana bareng lagi?"

"iya juga ya..."

"Aku balik dulu ya"

"Aku mengerti. Hati hati ya!"

Aku melambaikan tanganku dan mengucapkan selamat tinggal ke Himeji-san untuk sementara waktu. Oke, aku harus membeli bahan-bahan untuk makan malam dan bergegas kembali ke rumah.

☆☆☆
[edit]

Lalu, setelah membeli semua bahan makanan untuk makan malam, aku langsung pulang.

"Sepertinya sebentar lagi bakalan turun hujan, berabe nih."

Aku mulai merasakan udara semakin lembab, dan tak lama, hujan pun turun seperti yang diperkirakan.

"Wah gawat, nggak bawa payung pula."

Aku berusaha untuk tidak membiarkan plastik belanjaanku kemasukan air hujan. Lebih baik cepat-cepat ke supermarket terdekat untuk berteduh. Jarak dari sini ke rumah tidak begitu jauh, dan aku nggak segan berlari pulang hujan-hujanan, tapi, setelah ku membaca salah satu manga yang baru-baru ini rilis...-mungkin sebaiknya aku pulang saat hujan sudah reda.

Aku memperhatikan keadaan diluar sambil mengambil sebuah majalah untuk dibaca. Uhh, bakalan banyak games yang akan dirilis bulan depan. Aku nggak tahu apa aku bisa diam-diam mendapatkan uang dari kakak...

Aku membaca-baca majalah beberapa lama dan menemukan banyak artikel yang menarik, tapi saat aku ingin berhenti membaca dan membawanya ke kasir....

ZRASH ZRASH ZRASH ZRASH

Hujan diluar sangat deras bagaikan air seember penuh yang tumpah ketendang. Sepertinya... Aku akan tetap basah kuyup walaupun membawa payung...

Aku mengeluarkan handphone, melihat internet dan mengecek laporan cuaca. Halaman web tidak memberikan peringatan untuk waspada terhadap hujan besar. Payah nih. Pikiranku cuma berpikir tentang bagaimana mencegah Himeji-san memasak sampai-sampai nggak sempet memperhatikan perubahan cuaca. Tapi kabar bagusnya, aku membiarkan Himeji-san pulang duluan ke rumah.

"Kelihatannya hujan nggak akan berhenti dalam waktu yang singkat..."

Melihat keadaan saat ini, hujan akan hanya bertambah besar. Apa boleh buat lah, aku cuma bisa berlari pulang...

Aku pun bersiap untuk basah kuyup dan mulai berlari keluar supermarket. Karena majalah hanya akan menjadi basah kalau aku bawa dibawah hujan deras seperti ini. Mungkin belinya lain kali aja deh...

ZRASH ZRASH ZRASH. Hujan terus-terusan menyirami tubuhku sampai aku kesulitan melihat jalan dihadapanku. Uuhh... Kalau nggak cepat-cepat sampai rumah, bisa sakit nih...

Jalanan menjadi sedikit banjir akibat hujan deras dan mobil yang melaju membuat cipratan bagai melaju melewati sungai. Suara hujan serta angin yang kencang bercampur di telinga, penglihatan maupun pendengaran semua tertutupi oleh hujan deras yang terjadi di sekitarku.

Dan pada saat seperti ini...

"Uu..."

Sepertinya aku mendengar samar-samar suara seseorang...

Hm? Kayaknya aku pernah mendengar suara ini sebelumnya...

Untuk mendengar suaranya lebih jelas, aku mulai berkonsentrasi.

"Uu... dingin sekali... tempat ini dingin sekali..."

Mendengar dari suaranya, sawan-sawannya suara cewek menangis nih...

Untuk menemukan pemilik suara tersebut. Aku hanya bisa membuka mataku lebar-lebar yang cuma bisa melihat beberapa meter ke depan dan mulai mencari. Suara itu... apa mungkin datang dari arah taman?

Karena aku sudah terlanjur basah, mungkin sekalian saja aku jalan-jalan ke taman.

Saat melihat ke dalam paviliun, aku menemukan...

"Hazuki-chan?"

"Ah... Kakak Bodoh?"

Aku menemukan Hazuki-chan, basah kuyup dan kelihatan dia mau menangis.

"Kenapa kamu ada disini? Ntar sakit loh."

"Aku kesini untuk ketemu Kakak Bodoh! Kupikir aku akan bertemu denganmu kalo aku menunggu disini."

"Eh? Kamu mau ketemu denganku?"

Ah, benar juga, ngomong-ngomong, aku bertemu Hazuki-chan pertama kali di tempat ini.

"Tapi, kenapa kamu mau ketemu denganku?"

"Kakakku jahat, dia selalu berbohong dan nggak membiarkanku pergi ke rumah Kakak Bodoh."

kata Hazuki-chan sambil menggembungkan pipinya.

"Jadi Hazuki diam-diam merahasiakan dari kakak kalau mau datang menemui Kakak Bodoh!"

"...Tapi mendadak turun hujan, dan kamu bahkan nggak tahu dimana rumahku, lalu kamu datang ke paviliun taman untuk berteduh?"

"Begitulah..."

Dan kebetulan sekali kita ketemu. Tapi karena aku ketemu Hazuki-chan. Mungkin ini salah satu hal yang terbaik diantara kejadian hari ini.

"kuchuun."

Hazuki-chan gemetar kedinginan sambil mengeluarkan suara bersin yang lucu.

Yang kutahu, rumah Minami tidak dekat dari rumahku. Pasti berat bagi Hazuki-chan untuk keluar sendiri dalam cuaca yang seperti ini.

"Kalo begitu ayo ke rumahku. Kamu bisa kena demam kalau kamu disini terus."

"Benarkah? Horee! Hazuki-chan senang sekali!"

"Guu!!"

Dia terlihat sangat senang sambil memelukku dengan gembira dan membenturkan kepalanya tepat ke dadaku. Karena perbedaan tinggi badan, benturan tadi langsung tepat mengarah ke daerah kelemahanku. Aku tahu kalo Hazuki-chan nggak mempunyai niat jahat sama sekali, tapi kalau dia begini terus menerus, hidupku bisa terancam..

"Hazuki-chan, semoga kamu cepat tumbuh besar."

"Hm?"

Dan pada saat itu, kepalamu nggak akan membentur dadaku.

"Ah, iya ya, walau Kakak Bodoh berkata begitu. Hazuki sudah mengerti kok dan akan berusaha keras supaya cepat tumbuh besar!"

"Kamu mengerti?"

"Iya! Hazuki ingin cepat-cepat tumbuh besar menjadi pengantin yang cantik!"

Ah... dia nggak mengerti...

"Tapi aku nggak punya kepercayaan diri pada ukuran dadaku..."

Hazuki meletakkan tangannya di dada dan berkata dengan raut wajah kecewa.

Itu nggak benar~aku ingin berusaha menghibur, tapi aku nggak bisa berkata lebih. Aku teringat tentang ucapan Muttsurini bahwa ini kemungkinan besar masalah genetik...

"A...Apapun itu, kamu harus segera mengeringkan badanmu. Ayo kita pergi, Hazuki-chan."

"Oke!"

Untuk keluar dari hujan yang semakin deras ini, aku menggandeng tangan Hazuki-chan dan melanjutkan pelarian.

"Akihisa-kun, akhirnya kamu pulang juga, hujan diluar deras sekali, apa kamu baik-baik-oh...?"

"Kakak cantik!"

"Aku pulang. Himeji-san."

Himeji-san, yang tadi pulang terlebih dahulu, menemuiku di pintu masuk sambil membawa handuk, tapi dia langsung terlihat terkejut setelah melihat Hazuki-chan pulang denganku.

"Aku ketemu Hazuki-chan di taman, karena dia nggak bisa pulang sendirian di tengah hujan deras seperti ini, jadi aku bawa saja dia ke rumah, ya, Hazuki-chan?

"Ya!"

"Oh gitu, kamu akan mudah terkena demam kalau kamu basah kuyup, ayo cepat-cepat keringkan badanmu. Aku akan menyiapkan air hangat untuk mandi."

Pintu dalam rumah mengeluarkan bunyi menutup seraya Himeji-san yang kembali ke dalam untuk mengambilkan handuk lainnya. Nggak kusangka dia bahkan juga menyiapkan air mandi. Himeji-san memang cewek yang sangat pengertian.

"Ayo kamu mandi dulu, Hazuki-chan, aku akan tanya pada kakak apa punya baju ganti untukmu."

"Baiklah! Mandi, kan?"

Hazuki-chan menganggukkan kepalanya dan langsung bersiap untuk membuka baju basah yang ia kenakan. Eh? Kelihatannya ada yang salah nih?

"Umm, Hazuki-chan, nggak masalah kalo kamu membuat lantainya jadi basah, tapi, seharusnya kamu membuka bajumu di ruang ganti baju."

"? Hazuki nggak boleh lepas baju disini?"

"Un, Hazuki-chan kan bukan anak kecil lagi, kurasa nggak baik kalo membuka bajumu di hadapan lawan jenis."

Sebenarnya sih aku nggak akan bernafsu apa-apa kalo di hadapan anak kecil (mungkin), tapi walaupun begitu, dia nggak bisa membuka baju didepanku seenaknya. Walau Hazuki-chan itu orangnya naif dan polos, tapi dia itu terlalu bebas dalam beberapa aspek.

"Tapi walaupun kita pisah saat ganti baju, Hazuki akan tetap mandi bareng Kakak Bodoh, kan?"

"Kamu mau mandi bareng denganku?"

"Eh? Hazuki sering kog mandi bareng kakak, apalagi kalo habis nonton acara seram di TV, kami pasti akan mandi bareng."

Minami... kalo kau saking takutnya setelah nonton acara seram sampai harus mandi bareng anak SD,seharusnya itu acara nggak usah ditonton aja sekalian...

"Dan aku juga sering mandi bareng papa dan mama."

"Ah, itu sih nggak masalah kalo bareng anggota keluarga..."

"Kalo begitu nggak apa-apa, karena Kakak Bodoh itu adalah suami Hazuki, berarti kakak juga keluarga."

Sepertinya benar juga ya, tapi percakapan ini sudah mulai ngawur. Uu... Apa yang sebaiknya kulakukan...

"Atau mungkin, apakah Kakak Bodoh merasa ada yang aneh kalo kakak mandi dengan Hazuki?"

Hazuki-chan melihatku dengan tatapan yang polos. Oh no oh tidak oh jangan, akan berbahaya kalo aku punya ketertarikan seperti ini!

"Si... Siapa bilang?! Nggak ada orang lain yang bisa menahan emosi dan tetap tak tergoyahkan layaknya diriku ini!"

"Baguslah. Kalo begitu kita bisa mandi bersama!"

"Tentu saja!"

........................Eh?

"..."

"??? Kakak Bodoh, ada apa?"

Ugh, walaupun ini sangat tidak mungkin, tapi apa aku baru saja...

"Apa aku baru saja kalah berdebat dengan seorang anak SD? Bagaimana mungkin ini bisa terjadi..."

"Hazuki nggak begitu mengerti apa yang kakak bicarakan, tapi Hazuki senang kakak bodoh mau mandi bareng dengan Hazuki!"

"TIDAAAAAAAKKKKK!!!"

Apa aku secara verbal baru saja dikalahkan oleh seorang anak SD? Aku ini sudah murid SMA!

"Hazuki-chan, kamu nggak boleh begitu. Akihisa-kun adalah anak laki-laki, jadi sebagai anak perempuan kamu nggak boleh berbuat seperti itu... Nggak baik..."

Disaat aku sedang memegang kepalaku karena Himeji-san datang dengan sehelai handuk lain.

"Uu... nggak boleh ya..."

"Baiklah. Hazuki mau mandi bareng kakak cantik aja deh!"

"Eh? Mandi denganku?"

"Iya!"

Hazuki-chan tersenyum dengan gembira. Para cewek bisa mandi bersama, dan itu sangat menolong. Sangat-sangat menolong.

"Akihisa-kun, nanti aku ingin bicara denganmu tentang yang barusan kamu ingin mandi bersama Hazuki-chan."

Saat ia memberikan handuk padaku, mata Himeji-san mengeluarkan aura-aura yang sulit kupahami.

"Baiklah, Hazuki-chan, ayo kita mandi."

"Iya!"

Himeji-san mengantar Hazuki untuk ke kamar mandi. Entah kenapa bulu kudukku berdiri dan cepat-cepat aku menggunakan handuk untuk mengeringkan rambutku yang kebasahan sambil aku berjalan masuk ke rumah. Saat mereka sedang mandi, aku sebaiknya mengeringkan badanku dan segera ganti baju... Ah iya... Aku harus telpon Minami terlebih dahulu. Kurasa dia pasti sedang khawatir tentang keberadaan Hazuki-chan.

Aku langsung mengeluarkan handphone dan mengelap layarnya yang basah sambil mencari dan menelpon nomor handphone nya. Kelihatannya, handphonenya berbunyi beberapa kali tapi cuma tersambung ke mailbox, kalo begitu aku akan meninggalkan pesan untuknya saja deh... 'Aku bertemu Hazuki-chan di taman dekat rumah, jadi nanti aku akan antar dia pulang, jangan khawatir'. Kurasa sudah cukup.

"Waa... Kakak cantik benar-benar mengagumkan! Berbeda jauh dengan kakakku!"

"Hazuki-chan, kamu akan sakit kalo nggak cepat-cepat masuk."

"Aku mau masuk kalo aku boleh pegang dada kakak!"

"Nggak boleh~! Boleh tapi nanti. Ayo masuk ke bak mandi dulu-"

"Fuwaaa... hebat... Dada kakak sangat halus..."

"Ahh... apa boleh buat deh... Kalau sudah puas, cepat masuk bak mandi dan hangatkan badanmu."

"Iya!"


"..."

Sip, sekarang sebaiknya aku...

"Himeji-san."

"Ah... Iya... Ada apa... Akihisa-kun?"

"Aku mau lari keliling diluar sebentar!"

"Eh? Bukannya sekarang lagi hujan?"

"Dan juga, aku pas pulang tadi beli cemilan. Kamu boleh mulai makan dengan Hazuki-chan. Nggak perlu menungguku kembali!"

"Ah? Akihisa-kun! Kenapa kamu tiba-tiba..."

"Aku pergi dulu ya...!"

Suara keheranan Himeji-san terdengar dari belakangku, tapi aku langsung melompat lari keluar dari rumah. Bukan! Ini bukan nafsu bejat, tapi cuma aku ini sedang dipenuhi oleh semangat dan nafsu yang menggebu-gebu untuk memperkosa istri orang... nggak lebih!

Aku bergumam ditengah hujan dan berlari untuk beberapa menit, sambil menelpon minami dijalan. Sepulang dirumah, kepala dan badanku semua beku kedinginan.


"Fuu... segarnya habis mandi..."

Enak sekali mandi air panas setelah basah kuyup kehujanan, dan tanpa sengaja aku malah berendam terlalu lama di bak mandi. Jarang-jarang bisa merasakan nikmatnya mandi air hangat disaat cuaca yang sedang dingin.

"Kakak, sehabis mandi kakak sekarang jadi hangat."

Saat aku kembali ke ruang keluarga, Hazuki-chan, yang mengenakan piyama, langsung lari nemplok ke badanku.

"Apa kamu kedinginan, Hazuki-chan? Badanmu baik-baik saja kan?"

"Iya!"

Hazuki-chan tersenyum cerah kepadaku. Melihatnya begini, aku nggak perlu cemas tentang dia akan terkena sakit, kan?

"Aneh? Kemana Himeji-san?"

"Kakak cantik tadi kelihatannya sedang mengeringkan baju Hazuki!"

Suara getar pengering rambut terdengar dari ruangan. Himeji-san pasti sedang menggunakan setrika dan pengering rambut untuk mengeringkan baju Hazuki-chan.

"Hazuki tadi mau bantu mengeringkannya sendiri, tapi kakak cantik bilang itu terlalu berbahaya dan nggak mengijinkan Hazuki..."

"Iya... Bener. Pengering rambut sih nggak apa, tapi setrika terlalu berbahaya buat Hazuki."

Walau Hazuki-chan benar bisa mengeringkan bajunya sendiri, tapi lebih baik menyerahkan hal ini pada Himeji-san. Tinggal bersama Himeji-san dalam satu rumah beberapa hari ini, menyadarkanku kalau Himeji-san itu handal dalam segala hal rumah tangga, kecuali memasak.

"Hazuki-chan, apa kamu mau nonton TV denganku?"

"Iya!"

Aku mengambil remote TV dan duduk di sofa yang ada di ruang keluarga. Lalu Hazuki duduk di sebelahku. Unn, perilaku bagai clitter ini sangat imut.

"Acara apa yang kamu mau tonton, Hazuki-chan?"

"Erm... Hazuki mau nonton acara sinetron!"

"Sinetron? Yang mana?"

Aku nggak begitu suka nonton sinetron, jadi aku rada terkejut mendengarnya, apakah anak-anak SD jaman sekarang doyan nonton sinetron?

"Hazuki nggak peduli yang mana, yang penting itu sinetron!"

Hazuki melirik ke sekitar sebelum menjawab. Oh, aku mengerti... Dia mencoba bertingkah seperti orang dewasa, mungkin sebenarnya dia ingin menonton acara lain.

"Tapi banyak acara menarik lain loh."

"Hazuki nggak mau nonton acara anak kecil, Hazuki mau nonton acara yang ada percintaannya!"

Hazuki memaksakan kehendaknya. Un... Apa ada yang salah dengan caraku menawarkan acara lain? Mungkin aku sebaiknya memilih acara yang mungkin ia suka saja deh. Dan lagi, kurasa ini lebih baik.

"Kalo bgitu, ayo lihat sinetron macam apa yang bisa kita temukan..."

Aku mencari-cari channel, tapi waktunya memang tidak tepat dan tidak ada acara sinetron ditayangkan saat ini.

"Nggak ada sinetron nak."

"Yahh..."

"Ah, ngomong-ngomong..."

Aku teringat kalau aku merekam sebuah sinetron yang menggelikan secara tidak sengaja karena salah saat merekam. Kurasa aku belum menghapus acaranya... Oh, ini dia.

"Bagaimana dengan yang ini, Hazuki-chan? Ini terlihat seperti sinetron juga...

"Oke, Hazuki mau nonton yang ini!"

Setelah mendapatkan persetujuannya, aku langsung menekan tombol play dari remote control. Lalu, melodi nyanyian utama pun terdengar dari layar kaca, dan sinetron pun dimulai. Sinetron ini berjudul 'Menunggumu di Bawah Pohon Legendaris' Hmm... Ayo coba lihat...

"Shinji... Maafkan daku telah menonjokmu. Memikirkanmu yang enggan menerima cintaku, aku langsung tidak bisa menahan emosi..."

"Ugh, Itu bukan lah sesuatu yang bisa terselesaikan hanya dengan minta maaf."

"Sebagai permintaan maaf, aku membuatkan bento untukmu. Maukah kamu mencicipinya?"

"Sangat mencurigakan. Apa kau membubuhi sesuatu pada bento ini?"

"Ba... Bagaimana mungkin aku melakukan hal itu padamu?"

"Sudah kuduga. Coba aku cek terlebih dahulu. (Jilat) Ini adalah... Anesthetic!"

"Brengsek! Aku ketahuan... Kamu memang benar! Itu adalah anesthetic super kuat yang bisa membuatmu kaku dan mati rasa hanya dengan sekali jilatan. Memang kau hebat, Shinji. Sudah bisa menebaknya!"

"Fufufun... Tentu aku sudah bisa membaca jalan pikiranmu (klepek klepek)"

Fuu... Sinetron ini sangat membosankan... Kami memulainya dari tengah jalan, jadi aku nggak mengerti sinetron macam apa ini... Yang bisa kulihat, semua tokohnya laki-laki...

"...(angguk-angguk, angguk-angguk)"

Melihat ke sebelahku, Hazuki terlihat mulai bosan dan tertidur di sandaranku...

"Aku lelah setelah berlari seharian. Apalagi baru saja mandi air hangat, aku jadi merasa ngantuk."

Kesadaranku terasa seperti terbang seraya kelopak mataku yang semakin bertambah berat dan semakin berat...

BTS vol 08 097.jpg

"Hm? Ugh..."

Ah, sial. Aku ketiduran.

Pikiranku masih belum sepenuhnya terbangun, tapi aku mencoba bangun dari tidur, lalu aku melihat...

"Eh... ah, waahh! Akihisa-kun!"

Himeji-san sedang berada di hadapanku, tersipu malu...

"Eh, Himeji-san, kau sedang apa?"

"Eh, umm... Saat masuk ruang keluarga, aku menemukan kalian berdua sedang tertidur, jadi aku mau ikut..."

"Tapi matamu masih terbuka lebar..."

"Ah! Nggak, kamu salah paham! aku nggak sedang memandangi wajah Akihisa-kun!"

Himeji-san mengangkat tangannya sambil menyangkal, begitukah? Kalo begitu aku telah salah paham.

"Hm? Kakak Bodoh?"

"Ah, Hazuki-chan, kamu sudah bangun?"

"Iya..."

Mengusap matanya yang mengantuk, Hazuki-chan berusaha berdiri dari sofa. Aku melihat ke arah jam dan menemukan jarum jam berada diantara angka 9 dan 10.

"Ah, kita tertidur terlalu lama. Hazuki-chan, sudah saatnya untuk pulang."

"Baiklah..."

Aku menyerahkan Hazuki-chan yang masih mengantuk kepada Himeji-san dan membiarkannya menggantikan baju Hazuki-chan. Aku langsung bangun mempersiapkan jas hujan untuk mengantar Hazuki-chan pulang ke rumah Minami.

"Maaf sudah membuatmu menunggu..."

Setelah menunggu beberapa saat di koridor, Hazuki yang terlihat masih mengantuk datang dengan bajunya yang sudah diganti.

"Kalo begitu, aku mau mengantarnya dulu ya, Himeji-san."

"Aku ikut..."

"Oh jangan, kalau kamu ikut, Minami akan tahu kalo kita tinggal bersama."

"Ahh... Iya ya. Kalo begitu aku dirumah saja deh menunggu Akira-san pulang."

"Un. Kuserahkan padamu."

Aku mengambil dua payung dan membuka pintu depan koridor rumah.

"Selamat malam, Hazuki-chan."

"Selamat malam, Kakak Cantik..."

Hazuki-chan melambaikan tangannya dan pamit kepada Himeji-san sebelum ikut keluar rumah bersamaku.

Hujan yang lebat tampak sudah reda, kayaknya. Karena masih gerimis, aku menggandeng tangan Hazuki-chan sambil berjalan perlahan di jalanan yang gelap.

"Hazuki-chan, apa kamu masih mengantuk?"

"sedikit..."

Hazuki-chan tampak bersusah payah memegangi payung seraya ia menguap sambil berjalan.

"Kalo bgitu, kakak kasih kamu pelayanan spesial."

Aku men jongkok-kan badanku di depan Hazuki-chan, yang menunduk-nunduk karena ngantuk, dan ia pun langsung mengerti maksudku.

"Terima kasih, kakak..." kata Hazuki-chan sambil ia menaiki punggungku.

"Heh!"

Aku menyenderkan payung pada tangan dan pundak sambil berjalan menggendong Hazuki-chan. Berat yang terasa di punggungku terasa hangat, dan tentu saja sangat nyaman.

Lalu, akupun melanjutkan perjalananku di tengah hujan.

"Aki! Hazuki!"

Saat sedang hampir sampai rumah Minami, seseorang memanggil nama kami.

"Ah, Minami, maaf telat."

"Nggak, aku yang harusnya minta maaf. Maaf nggak bisa menjemput Hazuki."

Berbahaya kalo perempuan jalan di tengah malam. Walaupun Minami bersikeras datang menjemput Hazuki-chan ke rumah, akan langsung aku cegah. Jadi dia nggak perlu minta maaf. Minami terkadang bisa sopan juga.

"Giliranku menggendong."

"Biar kugendong dia sampai ke rumahmu."

"Gak apa apa. Rumahku dah dekat."

"Okelah kalo begitu."

Aku langsung bergantian menggendong dengan Minami. Hazuki-chan terlihat terbangun sejenak, tapi begitu ia tahu yang menggendongnya adalah Minami, ia langsung melanjutkan mimpinya.

"Hazuki, bilang terima kasih pada Aki."

Minami menggoyang-goyangkan badan Hazuki perlahan dan memberi tahunya untuk berterima kasih.

"Ah nggak usah. Dia masih tertidur. Gak usah sungkan."

"Nggak boleh begitu. Oi, Hazuki, terima kasih ke Aki."

"U... Kakak. Terima kasih banyak..."

Walaupun setengah tertidur, Hazuki-chan berterima kasih padaku dengan sopannya.

"Ah, nggak usah sungkan."

Aku pun merespon balik.

Dan kemudian-

"Terima kasih juga sama Kakak Cantik..."

"Eh? Hazuki? Apa yang kamu maksud itu Akira-san?"

Minami langsung bertanya pada Hazuki yang sedang setengah tertidur. Argh, tolong anggap saja dia tadi sedang mengigau!

"Ba... Baiklah! Akan ku sampaikan terima kasihnya pada Kakakku!"

Aku dengan sengaja berhati-hati menegaskan bahwa Kakak cantik yang dimaksud oleh Hazuki-chan adalah Kakakku dan langsung menyudahi percakapan.

Bagaimanapun juga...

"Aneh? Seingatku Kakak Cantik itu panggilan buat Mizuki..."

Minami masih curiga tentang hal ini. Kalo begitu... apa boleh buat!

"Ah, sudah dulu ya, Minami! Sampai ketemu besok di sekolah!"

"Ah, Aki! Tunggu dulu!"

Kalo semua rencana gagal, ya kabur! Aku langsung lari sekilat mungkin sebelum Minami curiga dan mengetahui lebih jauh lagi.

☆☆☆

CATATAN PENERJEMAH[edit]

  1. German Suplex adalah salah satu teknik Pro Wrestling yang membanting kepala lawannya ke lantai.
  2. Bishoujo = Sebutan Jepang buat cewek cantik
  3. Bento = kotak bekal makanan khas jepang