Difference between revisions of "Suzumiya Haruhi ~ Indonesian Version:Jilid1 Prolog"

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search
m
 
(11 intermediate revisions by 8 users not shown)
Line 1: Line 1:
  +
==Prolog==
Tanigawa Nagaru
 
   
  +
<!-- Karena ada dua terjemahan dan sangat dimungkinkan akan membingungkan pembaca, terjemahan ini hanya dipilih salah satu saja. Namun yang tidak dipakai tidak dihapus. Kali ntar bakalan berguna. Yang dipakai adalah terjemahan dari bahasa Inggris, karena penyunting belum bisa baca huruf2 Jepang, dan juga memang raw novel ini tidak ada.-->
== '''Suzumiya Haruhi no Yuuutsu''' ==
 
  +
<!--
  +
Kapan aku berhenti mempercayai Sinterklas? Pertanyaan seperti itu bahkan sudah tak pantas dijadikan topik pembicaraan. Tetapi jika kau bertanya berapa lama aku menghabiskan waktu meyakini keabsahan sang orang tua bermantel merah, aku bisa dengan optimis mengatakan sejak awal aku memang tidak pernah percaya. Aku sudah tahu bahwa Sinterklas yang ada di acara natal TK itu palsu, dan sekarang kalau diingat lagi, teman-teman sekelasku juga sepertinya berpikiran demikian ketika melihat "Sinterklas" yang dilakoni oleh guru kami dulu. Walaupun aku belum pernah melihat ibu mencium Sinterklas, aku sudah cukup bijak untuk menragukan keberadaan kakek-kakek yang hanya bekerja pada malam Natal.
   
  +
Hanya saja, baru setelah sekian lama aku sadar bahwa para alien, hantu, monster dan esper dalam film-film kartun penuh ''special effect'' yang dipenuhi "jagoan melawan organisasi jahat" itu sebenarnya juga tidak ada. Ah, tidak, sebenarnya aku mungkin sudah menyadari namun tidak mau mengakuinya. Dalam hati aku masih masih berharap sesosok alien, hantu, monster, esper atau organisasi jahat tiba-tiba muncul di hadapanku. Dibandingkan dengan kehidupanku yang normal dan membosankan ini, dunia pertunjukkan yang gemerlap itu lebih menarik; aku ingin hidup dalam dunia itu!
(Melankoli Suzumiya Haruhi)
 
   
  +
Aku ingin berperan sebagai seseorang yang menyelamatkan gadis yang diculik oleh alien dan ditawan dalam benteng berbentuk baskom. Aku ingin menjadi dia yang menggunakan keberanian, kepintaran dan pistol laser andalan untuk bertarung melawan penjahat dari masa depan yang ingin mengubah sejarah demi kepentingan egois mereka. Aku ingin membasmi siluman dan monster dengan mantra sakti, bertarung melawan mutan atau penyihir dari organisasi jahat, dan terlibat dalam pertarungan telepati!
   
  +
Tapi tunggu dulu. Bila aku benar-benar diserang alien atau apalah itu, bagaimana caranya aku bertarung melawan mereka? Aku tidak punya kekuatan istimewa sedikit pun!
   
  +
Kalau begitu, bagaimana kalau begini: suatu hari, ada seorang murid baru yang misterius pindah ke kelasku. Selain beridentitas sebagai alien atau orang masa depan, dia juga mempunyai kemampuan telepati. Ketika dia terlibat dalam suatu pertarungan dengan orang-orang jahat, yang harus aku lakukan tinggal mencari akal untuk terlibat ke dalamnya. Dia yang akan menangani semua pertarungan-pertarungan, dan aku hanya menjadi pemeran pembantu. Wah, pokoknya hebat, aku memang pintar!
Prolog
 
   
  +
Atau mungkin, jika itu tidak bisa, bagaimana dengan yang ini: suatu hari, kekuatan misterius dalam diriku tiba-tiba muncul, seperti telekinetik atau tenaga dalam. Aku juga menemukan banyak orang di dunia ini mempunyai kemampuan yang sama, lalu suatu perkumpulan paranormal merekrutku. Aku akan jadi anggota organisasi ini dan melindungi dunia ini dari mutan-mutan jahat.
Pertanyaan berapa lama seseorang mempercayai sinterklas. . . Bahkan itu tidak bisa dijadikan bahan pembicaraan, tapi kalau kau tanya berapa lama aku menghabiskan waktu mempercayai orang tua dengan jubah merah, aku dengan optimis mengatakan sejak dari awal aku tidak pernah percaya. Aku sudah tahu kalau santa pada acara natal di TK itu palsu, dan sekarang kalau dipikir lagi, teman-teman sekelas bahkan sama-sama melihat guru kami berpura-pura menjadi sinterklas. Walaupun aku belum pernah melihat ibuku mencium sinterklas, aku sudah cukup besar untuk mencurigai keberadaan orang tua yang bekerja hanya pada malam natal.
 
   
  +
Tapi kenyataan memang kejam! Tidak ada murid yang pindah ke kelasku. Aku belum pernah melihat UFO. Ketika aku pergi ke tempat yang katanya ada hantunya, tidak ada penampakan. Menatapi pensilku dengan intensif selama dua jam tak membuatnya bergerak satu senti pun, dan aku tak dapat membaca pikiran teman sekelasku walaupun aku menatap kepalanya selama dua jam. Aku tidak bisa apa-apa selain merasa depresi dengan bagaimana hukum-hukum fisika berlaku. Aku berhenti mencari UFO dan menonton acara TV tentang paranormal karena akhirnya aku meyakinkan diriku sendiri bahwa hal itu mustahil. Aku bahkan telah mencapai keadaan dimana aku hanya merasa nostalgia pada hal seperti itu.
Biarpun begitu, perlu beberapa waktu untuk menyadari bahwa alien, hantu, monster, dan esper dalam film anime yang penuh dengan special efek dimana ada orang-orang baik melawan organisasi jahat itu sebenarnya juga tidak ada. Tidak, tunggu, mungkin aku sebenarnya sudah menyadari hal itu, hanya aku tidak mau mengakuinya. Di dalam hati aku masih berharap alien, hantu, monster, esper, atau organisasi jahat tiba-tiba muncul di hadapanku. Dibandingkan dengan kehidupanku yang normal dan boring ini, dunia yang seperti pertunjukkan yang gemerlap itu lebih menarik; aku ingin tinggal di dalam dunia itu!
 
   
  +
Setelah lulus SMP, aku benar-benar tumbuh dewasa keluar dari dunia fantasi itu dan menjadi sama sekali sadar akan kenyataan. Tidak terjadi apa-apa pada tahun 1999, walaupun aku terus berharap, walaupun hanya sedikit, bahwa akan ada sesuatu; manusia belum kembali ke bulan atau pergi melampauinya. Kurasa, setelah melihat dari keadaan ini, aku akan telah lama mati sebelum kau bisa menulis perjalanan ulang-alik dari bumi ke alpha centauri.
Aku ingin jadi orang yang menyelamatkan gadis yang diculik oleh alien dan ditawan dalam benteng yang berbentuk seperti baskom. Aku ingin menjadi seorang yang menggunakan keberanian, kepintaran dan senjata laser andalan untuk bertarung melawan kejahatan dari masa depan yang ingin mengubah sejarah untuk kepentingan mereka sendiri. Aku ingin menjadi seseorang yang membasmi setan dan monster dengan satu mantra, bertarung melawan mutan atau penyihir dari organisasi jahat, dan terlibat dalam pertarungan telepati!
 
   
  +
Dengan pikiran normal seperti itu dalam kepalaku, aku menjadi seorang murid yang normal, dan acuh tak acuh. Begitulah sebelum hari dimana aku bertemu dengan Suzumiya Haruhi.
Tapi tunggu, tenang dulu. Kalau aku benar-benar diserang alien atau sesuatu, bagaimana aku bisa bertarung melawan mereka? Aku tidak punya kekuatan khusus!
 
  +
-->
  +
<!--
  +
note: terjemahan berikut berdasarkan versi bahasa inggris baka-tsuki dan diusahakan enak dibaca(tidak baku/kaku).
  +
-->
  +
Sejak kapan aku berhenti percaya Sinterklas? Sejujurnya, pertanyaan bodoh semacam ini benar-benar tak ada artinya buatku. Namun, jika maksudmu itu bertanya kapan aku berhenti percaya kalau orang tua berkostum merah itu Sinterklas, maka, dengan penuh percaya diri aku bisa bilang, "gue ga pernah percaya sama Sinterklas, satu kali pun". Aku tahu Sinterklas yang muncul di pesta natal TK itu palsu, dan, baru kepikiran sekarang, semua teman sekelasku juga berbagi tatapan tak percaya yang sama saat melihat guru kami pura-pura jadi Sinterklas. Walau aku tak pernah melihat [[Suzumiya_Haruhi_%7E_Indonesian_Version:Jilid1_Catatan_dan_Referensi_Penerjemah#Mommy_Kissing_Santa_Claus|mommy kissing Santa Claus]], aku sudah cukup bijak untuk curiga soal keberadaan orang tua yang hanya bekerja di malam Natal.
   
  +
Tapi, butuh waktu agak lama bagiku untuk menyadari kalau alien, penjelajah waktu, hantu, monster dan esper yang seperti di dalam anime penuh efek 'orang baik versus organisasi jahat' itu sebenarnya juga tidak ada. Tidak, tunggu, aku mungkin ''memang'' menyadarinya, hanya aku tak mau mengakuinya. Jauh di lubuk hatiku, aku masih ingin agar alien, penjelajah waktu, hantu, monster, esper dan organisasi jahat itu tiba-tiba muncul. Dibandingkan dengan hidupku yang membosankan, normal-normal saja ini, dunia pertunjukan yang gemerlap itu lebih mengasyikkan; aku juga pengin hidup di dunia seperti itu!
Kalau begitu, bagaimana kalau begini: suatu hari murid baru yang misterius pindah ke kelasku. Dan dia itu sebenarnya alien atau orang masa depan, dan dia punya kemampuan telepati. Ketika dia terlibat pertarungan dengan orang-orang jahat, yang harus aku lakukan tinggal mencari akal untuk terlibat ke dalamnya. Dia yang akan menangani semua pertarungan-pertarungan, dan aku hanya jadi pengikutnya. Wah, pokoknya hebat, aku memang pintar!
 
   
  +
Aku ingin jadi orang yang menyelamatkan gadis yang diculik alien dan dipenjarakan di benteng berbentuk mangkok. Aku ingin menjadi orang yang menggunakan keberanian, kecerdikan dan pistol laser kepercayaanku untuk melawan penjahat dari masa depan yang mencoba mengubah sejarah untuk keuntungan mereka. Aku ingin jadi orang yang dapat mengusir setan dan monster dengan sebuah mantra, bertempur melawan mutan atau paranormal dari organisasi jahat dan terlibat dalam perkelahian telepatis.
Atau mungkin, jika itu tidak bisa, bagaimana dengan yang ini: suatu hari, kekuatan misterius dalam diriku tiba-tiba muncul, seperti telekinetik atau tenaga dalam. Aku juga menemukan banyak orang di dunia ini mempunyai kemampuan yang sama, lalu suatu perkumpulan paranormal merekrutku. Aku akan jadi anggota organisasi ini dan melindungi dunia ini dari mutan-mutan jahat.
 
  +
Tapi kenyataan memang kejam! Tidak ada yang pindah ke kelasku. Aku belum pernah melihat UFO. Ketika aku pergi ke tempat yang katanya ada hantunya, tidak ada penampakan. Dua jam menatap dengan intensif tidak membuat pensilku bergerak satu senti pun, dan memandang kepala teman sekelasku juga tidak bisa mengungkapkan pikirannya padaku. Aku tidak bisa apa-apa selain merasa depresi dengan bagaimana hukum-hukum fisika berlaku. Aku berhenti mencari UFO dan melihat acara TV spesial tentang paranormal karena akhirnya aku meyakinkan diriku sendiri bahwa hal itu mustahil. Aku bahkan mencapai keadaan dimana aku hanya merasa nostalgia pada hal seperti itu.
 
  +
Tapi, tunggu, tenang. Jika aku betul-betul diserang alien atau apalah itu, gimana mungkin aku bisa melawan mereka? Aku tak punya kekuatan spesial apapun!
Setelah lulus SMP, aku benar-benar tumbuh dewasa keluar dari dunia fantasi itu dan menjadi sama sekali sadar dengan kenyataan. Tidak terjadi apa-apa pada tahun 1999, walaupun aku terus berharap, sedikit, bahwa akan ada sesuatu; manusia belum kembali ke bulan atau pergi melampauinya. Kurasa, melihat dari keadaannya, bahwa aku akan lama mati sebelum bisa pergi pulang dari bumi ke alpha centauri.
 
  +
  +
Nah gini, gimana kalau gini: pada suatu hari, seorang murid baru yang misterius pindah ke kelasku. Tapi dia itu sebenarnya alien dari masa depan, dan dia punya kemampuan telepatis. Saat dia bertempur dengan penjahat, yang perlu kulakukan hanya cari cara biar aku bisa terlibat di dalam pertempurannya. Dia yang akan mengurus semua perkelahian dan aku cukup jadi jongos konconya. Ya Tuhan, ini ''mantap'', gue pintar banget!
  +
  +
Atau mungkin, kalau yang itu tidak bisa, gimana kalau gini: suatu hari, sebuah kekuatan aneh dalam diriku tiba-tiba bangkit, misalnya seperti telekinesis atau kemampuan supranatural lain. Aku menyadari kalau ada banyak orang lain di dunia ini yang juga punya kemampuan yang mirip, dan, kemudian, sejenis komunitas paranormal merekrutku. Aku akan jadi bagian dari organisasi ini dan melindungi bumi dari mutan-mutan jahat.
  +
  +
Sayangnya, kenyataan itu ternyata kejam... Tidak ada murid pindahan di kelasku. Aku tak pernah melihat UFO. Ketika aku mendatangi tempat yang katanya ada hantunya, tak muncul apa-apa. Dua jam tatapan tajam tidak membuat pensilku bergerak satu milimeter pun, dan melotot ke kepala teman sekelasku juga tak mengungkapkan apa isi pikirannya kepadaku. Aku tak bisa apa-apa kecuali jadi depresi terhadap bagaimana normalnya hukum fisika. Aku mulai berhenti mencari UFO dan memperhatikan acara paranormal TV soalnya aku akhirnya meyakinkan diriku kalau hal-hal tersebut adalah mustahil. Bahkan aku sampai pada titik dimana aku merasa rindu pada hal-hal tersebut.
  +
  +
Setelah SMP, aku benar-benar terlepas dari dunia fantasi tersebut dan jadi sama sekali berdasar pada realitas. Tak terjadi apapun pada tahun 1999, walau aku terus berharap, hanya sedikit, agar sesuatu terjadi; umat manusia belum kembali ke bulan atau pun pergi lebih jauh. Kurasa, dari yang terlihat sekarang ini, aku pasti sudah lama mati sebelum kamu bisa pesan tiket pulang-pergi dari bumi ke [http://en.wikipedia.org/wiki/Alpha_centauri Alpha-Centauri].
  +
  +
Dengan macam-macam pikiran pejalan-kaki itu di benakku, aku jadi murid SMA yang normal, yang santai. Begitulah, sampai di hari aku bertemu Suzumiya Haruhi.
   
  +
<noinclude>
Dengan pikiran yang biasa seperti itu di dalam kepalaku, aku jadi seorang murid yang normal, dan acuh tak acuh. Itu juga, sampai hari dimana aku bertemu dengan Suzumiya Haruhi.
 
  +
{| border="1" cellpadding="5" cellspacing="0" style="margin: 1em 1em 1em 0; background: #f9f9f9; border: 1px #aaaaaa solid; padding: 0.2em; border-collapse: collapse;"
  +
|-
  +
| Balik ke [[Suzumiya_Haruhi_%7E_Indonesian_Version:Jilid1_Ilustrasi|Ilustrasi Berwarna]]
  +
| Kembali ke [[Suzumiya_Haruhi_%7E_Indonesian_Version|Halaman Utama]]
  +
| Lanjut ke [[Suzumiya_Haruhi_%7E_Indonesian_Version:Jilid1_Bab01|Bab 1]]
  +
|-
  +
|}
  +
</noinclude>

Latest revision as of 11:32, 30 August 2012

Prolog[edit]

Sejak kapan aku berhenti percaya Sinterklas? Sejujurnya, pertanyaan bodoh semacam ini benar-benar tak ada artinya buatku. Namun, jika maksudmu itu bertanya kapan aku berhenti percaya kalau orang tua berkostum merah itu Sinterklas, maka, dengan penuh percaya diri aku bisa bilang, "gue ga pernah percaya sama Sinterklas, satu kali pun". Aku tahu Sinterklas yang muncul di pesta natal TK itu palsu, dan, baru kepikiran sekarang, semua teman sekelasku juga berbagi tatapan tak percaya yang sama saat melihat guru kami pura-pura jadi Sinterklas. Walau aku tak pernah melihat mommy kissing Santa Claus, aku sudah cukup bijak untuk curiga soal keberadaan orang tua yang hanya bekerja di malam Natal.

Tapi, butuh waktu agak lama bagiku untuk menyadari kalau alien, penjelajah waktu, hantu, monster dan esper yang seperti di dalam anime penuh efek 'orang baik versus organisasi jahat' itu sebenarnya juga tidak ada. Tidak, tunggu, aku mungkin memang menyadarinya, hanya aku tak mau mengakuinya. Jauh di lubuk hatiku, aku masih ingin agar alien, penjelajah waktu, hantu, monster, esper dan organisasi jahat itu tiba-tiba muncul. Dibandingkan dengan hidupku yang membosankan, normal-normal saja ini, dunia pertunjukan yang gemerlap itu lebih mengasyikkan; aku juga pengin hidup di dunia seperti itu!

Aku ingin jadi orang yang menyelamatkan gadis yang diculik alien dan dipenjarakan di benteng berbentuk mangkok. Aku ingin menjadi orang yang menggunakan keberanian, kecerdikan dan pistol laser kepercayaanku untuk melawan penjahat dari masa depan yang mencoba mengubah sejarah untuk keuntungan mereka. Aku ingin jadi orang yang dapat mengusir setan dan monster dengan sebuah mantra, bertempur melawan mutan atau paranormal dari organisasi jahat dan terlibat dalam perkelahian telepatis.

Tapi, tunggu, tenang. Jika aku betul-betul diserang alien atau apalah itu, gimana mungkin aku bisa melawan mereka? Aku tak punya kekuatan spesial apapun!

Nah gini, gimana kalau gini: pada suatu hari, seorang murid baru yang misterius pindah ke kelasku. Tapi dia itu sebenarnya alien dari masa depan, dan dia punya kemampuan telepatis. Saat dia bertempur dengan penjahat, yang perlu kulakukan hanya cari cara biar aku bisa terlibat di dalam pertempurannya. Dia yang akan mengurus semua perkelahian dan aku cukup jadi jongos konconya. Ya Tuhan, ini mantap, gue pintar banget!

Atau mungkin, kalau yang itu tidak bisa, gimana kalau gini: suatu hari, sebuah kekuatan aneh dalam diriku tiba-tiba bangkit, misalnya seperti telekinesis atau kemampuan supranatural lain. Aku menyadari kalau ada banyak orang lain di dunia ini yang juga punya kemampuan yang mirip, dan, kemudian, sejenis komunitas paranormal merekrutku. Aku akan jadi bagian dari organisasi ini dan melindungi bumi dari mutan-mutan jahat.

Sayangnya, kenyataan itu ternyata kejam... Tidak ada murid pindahan di kelasku. Aku tak pernah melihat UFO. Ketika aku mendatangi tempat yang katanya ada hantunya, tak muncul apa-apa. Dua jam tatapan tajam tidak membuat pensilku bergerak satu milimeter pun, dan melotot ke kepala teman sekelasku juga tak mengungkapkan apa isi pikirannya kepadaku. Aku tak bisa apa-apa kecuali jadi depresi terhadap bagaimana normalnya hukum fisika. Aku mulai berhenti mencari UFO dan memperhatikan acara paranormal TV soalnya aku akhirnya meyakinkan diriku kalau hal-hal tersebut adalah mustahil. Bahkan aku sampai pada titik dimana aku merasa rindu pada hal-hal tersebut.

Setelah SMP, aku benar-benar terlepas dari dunia fantasi tersebut dan jadi sama sekali berdasar pada realitas. Tak terjadi apapun pada tahun 1999, walau aku terus berharap, hanya sedikit, agar sesuatu terjadi; umat manusia belum kembali ke bulan atau pun pergi lebih jauh. Kurasa, dari yang terlihat sekarang ini, aku pasti sudah lama mati sebelum kamu bisa pesan tiket pulang-pergi dari bumi ke Alpha-Centauri.

Dengan macam-macam pikiran pejalan-kaki itu di benakku, aku jadi murid SMA yang normal, yang santai. Begitulah, sampai di hari aku bertemu Suzumiya Haruhi.


Balik ke Ilustrasi Berwarna Kembali ke Halaman Utama Lanjut ke Bab 1