Saijaku Muhai no Bahamut (Indonesia):Volume 2 Prologue

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Prolog - Kontes Lux[edit]

Part 1[edit]

"Haa.. Haa...!"

Lux berlari dalam gedung sekolah pada hari yang cerah sepulang sekolah.

Seolah sedang dikejar oleh sesosok predator tak terlihat.

Atau, dia berlari terengah-engah untuk menarik napas seakan berlari menyusuri lereng curam tak berujung.

Saat ini semuanya adalah musuh.

Dalam situasi yang sangat merugikan, Lux tetap berlari.

Dia berlari dari ruang Kepala Sekolah, lolos melewati koridor yang tak asing dan menaiki tangga.

Apa tidak ada tempat persembunyian aman di suatu tempat?

Walau dia memikirkan begitu dalam sudut kepalanya, dia menyadari dengan segera kalau tidak ada tempat di mana dia dapat merasa aman.

Lebih lagi, Lux tidak dapat membantu tetapi tetap berlari.

"Phew... Aku entah bagaimana berhasil menjauh untuk saat ini, mungkin––"

Koridor lantai ketiga bangunan sekolah di mana halaman hijau rapi yang terpelihara dapat terlihat dari jendela.

Ketika tidak ada satupun akhirnya di sekeliling. Lux menghela napas lega dan berhenti.

Pada saat itu,

"Oh! Ketemu kau!"

Siswi yang muncul dari pojok koridor berteriak ketika mereka melihat Lux.

"Di sini! Semuanya, bantu tangkap dia!"

"Tunggu!? Itu akan buruk jika kau memanggil kelas tiga! Sebaliknya, mereka akan memojokkannya!"

Segera setelahnya, beberapa siswi muncul satu demi satu di depannya.

"Tung...!?"

Apa lagi, tangan mereka memegang beberapa alat.

Petugas pertahanan diri dan tali untuk menangkap.

Terlebih, mereka telah menyiapkan (malahan mungkin menggantinya) demi tangkapan jaring besar, borgol dan ikat leher (mungkin ikat hewan?)

(Apa yang mereka lakukan bermaksud untuk melakukan padaku setelah menangkapku...!?)

Dia tidak dapat membantu tetapi berpikir begitu.

"Fufufu. Kami akhirnya menyudutkanmu. Biarkan kami menangkapmu tanpa melawan."

"Benar, benar. Kau bisanya dipojokkan oleh Putri dan teman-teman. Kau seharusnya kadang-kadang menjadi mainan kami... bukan itu. Kau harus melakukan pekerjaan sampingan yang layak––"

"Kau, kau meneteskan air liur...?"

Bergumam gadis yang memegang ikat leher, gadis disampingnya menyangkal.

Ketika Lux dengan refleks melangkah mundur, sebelum dia menyadari itu, siswi lain membuat dinding di belakangnya.

"Oops!?"

Dia benar-benar tertangkap dengan serangan menjepit.

"Kau tidak memiliki tempat untuk meloloskan diri. Menyerahlah."

Sekelompok besar gadis tersenyum sebagai mereka yakin dengan kemenangan mereka.

Kemudian, tidak lama hasil di antara Lux dan perempuan.

Tetapi, perang antara perempuan demi mengetahui yang akan mendapatkan bayaran dari kemenangan.

Dengan pembukaan sejenak bahwa kekuasaan ini dari pembawaan perang, Lux dengan segera meletakkan tangannya pada sisi jendela.

"T-Tunggu sebentar! Ini adalah lantai tiga, kau tahu!?"

Mata siswi yang telah memojokkan dia menatap dengan terkejut.

"Maafkan aku. Aku sedikit takut tentang apa yang akan kalian lakukan padaku jika aku tertangkap."

Dengan segera setelahnya, Lux melompat ke samping bawah gedung sekolah melewati jendela yang terbuka.

"Aah!?"

Sorakan kecil gadis cantik dari siswi yang berada di sana.

Lux menendang dinding luar di tengah kejatuhan, meraih cabang pohon di sisi lain dengan sekejap, dan mendarat setelah mengurangi dampak dari jatuh.

"Kuh...!? A-Aku kira lantai ketiga adalah benar-benar nekat..."

Walaupun dia banyak mengurangi dampak jatuh, begitu juga mati rasa mengaliri tubuhnya dari bawah kedua kakinya.

"Tapi yah, dengan ini, aku harusnya banyak mengulur waktu––"

Selama Lux menghembuskan napas lega seperti itu,

"Dia di sana! Kepung di sini"

Siswi yang mendengar keributan lebih lanjut berkumpul dari setiap sisi.

"Ada lagi orang dari sebelumnya!? Apa kalian tidak kasihan sama sekali!? Meskipun kakiku sakit dari melompat ke bawah!"

Sesaat melanjutkan melarikan dirinya dengan kepanikan, Lux berpikir dalam sudut kepalanya.

(K-Kenapa Aku harus mengalami ini––!)

Untuk mengetahui alasan festival ini, kita harus kembali beberapa menit lalu––

Part 2[edit]

"Lux-kun. Bagaimana kau membiayai kehidupan sekolahmu?"

Suatu hari sepulang sekolah di bulan mei.

Ini adalah Kepala Sekolah Relie Aingram yang memanggil Lux menuju ruangannya.

Akademi Militer Kerajaan Drag-Knight berada dalam distrik pertama dari Kota Pertahanan Cross Feed.

Ini adalah akademi gadis bangsawan yang dihuni Drag-Knight perempuan yang belum terlatih karena sistem berlebihan androcracy dari Kerajaan Lama.

Itu hanya sekitar dua minggu sejak Lux yang merupakan Pangeran Kerajaan Lama yang diakui ke dalam akademi, mengambil keuntungan dari sebuah kejadian yang dapat dipercaya.

Sebuah pengakuan luar biasa yang dibuat dengan permintaan kuat Putri Kerajaan Baru Lizsharte, dan izin kepala sekolah Relie.

Lux, yang keberadaannya diterima hanya sebagai siswa saat perkenalan dengan antisipasi pendidikan bersama di masa depan, kemungkinan kesulitan dan permasalahan dalam pertempuran hidup bersama.

Oleh sebab itu, Relie memanggil dia seperti ini untuk menanyakan tentangnya.

"Aku pikir aku entah bagaimana melakukan dengan baik. Aku tidak tahu apa yang harus dilakukan dalam awalnya."

Lux menjawab apa yang dia benar-benar pikirkan.

Putri Lizsharte dan sebagian besar siswi dari akademi ini yang awalnya memiliki hubungan permusuhan dengan Lux yang memperlakukannya dengan baik sekarang.

Bersama murid-murid kelas tiga yang kembali dari latihan di Ibu kota. Sementara menjadi terkejut dengan kehadiran Lux, tidak ada satupun yang meningkatkan bantahan pada penerimaan Lux setelah menceritakan tentang fakta kalau dia bertanding bersama Lisha dalam duel, dan bahwa dia melindungi murid-murid dari serangan Abyss.

Nampaknya bahwa mereka sedang menonton situasi untuk saat ini.

"Yah, itu mungkin berterima kasihlah karena faktanya kembalinya Celis-san harus ditunda."

Relie mengatakan begitu di saat terakhir dengan senyum dingin.

Celestia Ralgris, murid kelas tiga teratas, terkuat di akademi dan putri dari Kediaman Duke yang terkenal.

Dia adalah salah satu dari empat Bangsawan Besar dan nampaknya terkenal demi menjadi orang yang dibenci, tersisa di dalam Ibu kota untuk sedikit karena penaklukan dari pemberontak yang diketahui berakhir di sana.

Lebih lagi, Lux dapat mengatur kehidupan sekolah damainya untuk saat ini, tapi––

"Tapi kau tahu, Lux-kun. Banyak murid-murid yang mengeluh terhadapmu sedang berkumpul sekarang di tempatku."

"Eh...?"

Relie tiba-tiba menarik napas dengan ekspresi bermasalah.

Apa aku melakukan sesuatu yang salah?

Atau di sana ada keberatan bersama murid-murid kelas tiga mengenai pendaftaran Lux––

Ketika perasaan gelisah mencampuri dada Lux,

"Ta-da! Yup, ini!"

  • Bang*

Dengan penuh senyum wajahnya, Relie membanting gabungan tebal koran pada bagian alas meja.

Ada kemungkinan lebih dari 100 lembar.

"Errr... Mungkinkah ini––"

Kriminal Lux, yang merupakan Pangeran Kerajaan Lama menandatangani kontrak khusus pada waktu yang sama dengan pembebasan sebagai amnesti oleh Kerajaan Baru.

Kewajiban dengan yang dia harus jalani pekerjaan sampingan dari siapapun dari negara ini, dan melakukan pekerjaan sebagai "Pangeran Pekerja".

Pekerjaan itu masih lanjut dilakukan dalam kondisi "mengatasi permintaan-permintaan staf akademi ini termasuk para murid", namun––

"Ini adalah permintaan kerja sampingan untukmu. Ada sangat banyak, eh... Terlebih, ini diputuskan kalau kau akan menanganinya dengan memilih permintaan yang kau anggap prioritas utama. Tapi, jika itu menumpuk sebanyak ini..."

“…………”

Selama Lux menegang dengan ekspresi yang tak terlukiskan, Relie menunjukkan senyum jahat.

A-Aku punya perasaan buruk...

Dari pengalaman masa lalunya, Relie membuat wajah ini, selalu terpikirkan tentang tidak ada yang baik.

"T-Tapi, itu tidak mungkin––"

Ketika Lux mencoba menjelaskan dengan terburu-buru, sorakan-sorakan dari siswi dapat terdengar dimanapun.

“…………?”

Sumber suara terdengar dari ruang kelas di gedung dan halaman sekolah, tetapi––

"Aku tahu itu. Itulah kenapa aku menjelaskan pada murid-murid. Perlombaan yang aku rencanakan –– "Kontes Lux", begitulah."

"...Huh?"

Sebagai Lux nampak kebingungan pada kata-kata ini, Relie menyebarkan salah satu permintaan berwarna merah di atas meja.

"Sebuah perlombaan membatalkan ketidak puasan dari para murid yang permintaan mereka tidak diterima olehmu. "Bentuk permintaan spesial, yang meminta bisa memiliki prioritas terakhir Lux-kun selama hanya seminggu" –– Dengan kata lain, gadis yang merenggut cara ini darimu sampai batas waktu bisa memonopolimu selama seminggu."

"I-Ini bercanda, kan!? Jangan katakan padaku Anda serius––"

Wajah Lux dengan tak sengaja menjadi kaku.

Relie tidak menjawab pertanyaannya, menunjukkan senyum penuh mukanya.

"Waktunya game satu jam dari sekarang. Aku serahkan permintaan ini padamu; jadi kau tidak harus mendengar perintah dari siapapun jika kau berhasil bertahan sampai batas waktu. Ah, kalian semua dilarang dari menggunakan Drag-Rides, jadi kau harusnya tidak membiarkan seorang gadis menyakiti diri mereka sebanyak mungkin, oke?"

"T-Tolong, tunggu sebentar!? Tiba-tiba mengatakan itu––"

Tidak peduli bagaimana kau mengatakannya, ini tak masuk akal.

Ketika Lux akan menyangkal begitu, suara seperti itu dari kegaduhan lantai dasar dapat terdengar dari luar ruang Kepala Sekolah.

"Astaga? Semuanya tampaknya telah datang sekaligus. Jika kau tidak lari secepatnya, kau akan ditangkap segera."

"Apa yang Anda pikirkan, benarkah!"

Sesaat kemudian, Lux melompat dari ruangan Kepala Sekolah dan mulai berlari.

Segera setelahnya, sorakan muncul dari siswi-siswi yang menaiki tangga gedung sekolah.

Demikian, "Kontes Lux" yang merupakan rencana Kepala Sekolah Relie telah dimulai.

Part 3[edit]

Dan, setelah harus berlari di sekitar lapangan sekolah dari tempat ke tempat sekitar 40 menit dari awal mulai, dia pada akhirnya terpojok di koridor gedung sekolah dan melompat keluar––

Selain itu, Lux menghindari siswi yang berkumpul di sana dan kabur.

Semenjak ia nampak melanggar peraturan karena meninggalkan lapangan sekolah, bahaya selalu menetap.

"Haa..., haa...!"

Itu hebat kalau dia entah bagaimana melarikan diri dari keadaan yang sulit, tetapi seperti yang diduga dia kehabisan napas.

Meskipun dia memiliki stamina berkat fakta bahwa dia telah menangani pekerjaan sampingan sejak lama, ia tak tahan ketika menjadi target oleh siswi di akademi.

Ada juga pilihan di mana dia bisa membiarkan dirinya tertangkap dan menyerahkan permintaan itu tetapi sejauh dia bisa tahu gadis-gadis itu berada dalam suasana gembira, nampaknya seperti dia akan melakukan permintaan bodoh dan dia merasa seperti sedang sial.

"...!? Itu––"

Lux yang menemukan gadis yang tak asing bersembunyi dengan tepat di belakang semak-semak rerumputan.

"...Fufu"

Ketika dia dengan santai mengedipkan mata seperti dia melihat sekejap Lux yang sedang bersembunyi, dia pergi ke dalam gedung berbeda dari gedung sekolah.

(Tempat itu adalah––)

“…………”

Lux mengerti kalau gadis yang mengedipkan mata itu adalah sinyal untuknya mulai berjalan dengan pelan seperti dia menyelinap melewati tatapan disekelilingnya.

Dan dia berlari ke dalam bangunan besar di mana dia masuk.

Sebuah batu yang dibangun besar di mana bau logam dan oli tercium.

Di depan unit pekerja pusat, gadis mungil yang mengenakan gaun putih duduk dengan senyuman.

"Yo."

Gedung utama disambut sebagai dia menaikkan satu tangannya.

Lizsharte Atismata.

Gadis itu, yang adalah Putri Kerajaan Baru dan insinyur jenius Drag-Ride, melihat pada Lux yang masuk dan menunjukkan senyum manis.

"Errr..., um"

"Jangan ketakutan. Kau ingin bantuan, kan? Kau bisa bersembunyi di sini untuk sementara jika kau ingin."

Lisha berkata begitu dan sekali lagi menggerakkan penglihatannya pada unit pekerja.

"T-Terima kasih. Lalu, aku akan menerima tawaranmu."

Sesaat menghela napas lega, Lux duduk pada sofa terdekat.

Murid-murid yang tak terkait satu sama lain tidak dapat mengikuti perkembangan bengkel Mesin Naga tanpa ijin Lisha yang merupakan ketua.

Dengan kata lain, ini adalah tempat teraman sekarang di lapangan sekolah di mana "Kontes Lux" di adakan.

Selama Lisha sendiri tidak membuat sesuatu––

(Yah, aku tidak berpikir kalau Lisha-sama yang aku biasanya dengan banyak akan berpartisipasi dalam kontes ini, tetapi––)

Memikirkan begitu, Lux tiba-tiba menyantaikan tubuhnya dan agak bersandar ke bawah.

"Apa kau membuat sesuatu lagi?"

Membongkar Drag-Ride hijau menempatkan unit pekerja di depan Lisha.

"Ah, ini adalah eksperimen baru."

Dengan tubuh mungil, Lisha yang terlalu menjulurkan dadanya membalas begitu.

"...Eksperimen?"

"Yep. Bolehkah aku menunjukkanmu sedikit?"

Sebagai Lisha mendadak tersenyum, dia mengangkat Sword Device di sampingnya.

Pada waktu itu, garis perak yang mengalir melalui permukaan mata pedang bersinar dengan cahaya pucat.

"Tangkap dia! <Arms Wyrm>!"

"Eh...?"

Gashii!

Sesaat ketika Lux mengangkat kepalanya dengan kebingungan, Drag-Ride yang ada pada unit pekerja berubah menjadi bentuk lengan raksasa dan memegang erat tubuhnya.

Sebagai Lux menatap dengan heran pada kejadian yang tak terduga,

"Fufu. Kau terjebak, Pangeran Pekerja. Seperti yang diharapkan, kau sangat baik hati."

Seperti seorang anak yang menipu dengan sukses, Lisha mengubah senyum tak bersalahnya.

Dan dengan satu jari, dia dengan murung menggenggam erat pada pinggang Lux yang naik ke udara.

"A-Apa ini!? Ini Machine Dragon –– atau sebaliknya kau mungkin bermaksud untuk menangkapku...!?"

SaijakuBahamut v2 0009.jpg

"Jadi, ya. Itu bukan seperti aku bisa menangkapmu dengan berlari langsung di belakangmu. Aku menggunakan teknik di bawah pembelajaran di mana aku bisa mengoperasikan Drag-Ride pada suatu tingkat tanpa memakainya."

"Bukankah menggunakan Drag-Ride dilarang dalam aturan kali ini?"

"Tentu. Seperti yang aku katakan, aku tidak mengenakannya, lihat."

(I-Itu jelas curang...!)

Lux ingin tahu apa itu adalah cara berpikir dari seorang Putri, tapi saat ini kalau dia ditangkap dengan Drag-Ride seperti ini, tidak ada yang bisa dilakukannya.

"Atau sebaliknya, jika kau tidak bepartisipasi dalam sesuatu seperti "Kontes", Tidakkah aku seharusnya menerima permintaan Lisha-sama sampai sekarang!?"

Sebagai Lux mengatakan begitu, mencoba untuk meyakinkannya,

"I-Itu tidak benar-benar seperti itu. Aku mungkin tidak terlihat seperti ini, t-tapi aku biasanya menahannya sendiri... Selain itu, ada juga hal untuk dipertimbangkan di masa depan, dan aku tidak bisa menyerahkanmu pada orang lain––"

Lisha yang wajahnya memerah dengan malu mengepalkan jari-jarinya dari kedua tangannya dan bergumam begitu.

"D-Dengan begitu, serahkan dirimu. Jika ini kau, kau tidak bisa kabur dari pengekang Machine Dragon tanpa perlengkapan."

Lisha memasukkan kedua tangannya ke dalam seragam Lux dan mulai menyentuhnya seperti dia melihat untuk formulir permintaan merah.

"Ayo lihat. Permintaan itu, di mana––"

"H-Hei, kumohon hentikan...!? Aku menyerah!"

Disentuh dari kedua tangan mungilnya meraba ke dalam seragamnya, Lux mulai merasa aneh, tetapi, dia entah bagaimana menahannya dan berbicara.

"Permintaannya ada di dalam jasku yang digenggam oleh tangan Machine Dragon, begitu––"

"Oh. Baiklah, aku mengerti."

Lisha mengangkat Sword Device dan mengoperasikan pikiran dengan cara berpikir.

Sesaat ketika penahan <Armed Wyrm> menggenggam tubuh Lux yang terkendur,

"Aku minta maaf. Lisha-sama––"

"...Ap!?"

Lux menyelinap melewati tangan Machine Dragon dengan menggunakan celah sempit yang terbuka itu.

Dia menendang lantai berbatu pada saat yang sama ketika berdiri, terbang dan dengan cepat pergi keluar dari bengkel.

"Itu curang, Lux! Tungguuuuu!"

"Kita!"

Lux berlari sambil melepaskan diri dari Lisha yang mengejarnya dengan mata berair.

Sembari dia kabur dari kejaran siswi yang ada di luar, dan entah bagaimana bersembunyi di antara semak-semak dan Hanggar Naga Mesin,

"...Ah, Lu-chan."

"Uwah!?"

Seorang gadis berdiri di samping dinding tembok.

"Apa, Philphie!? Kenapa kau di sini––?"

Teman masa kecil Lux yang selalu memiliki kepribadian halus, yang menggoyahkan suasana, Philphie Aingram.

Gadis yang mengesankan dengan rambut pink dan dada besar mengunyah semacam roti camilan.

Sesaat Lux tanpa sengaja terhenti pada pertemuan ini di tempat tak terduga,

"Phi-chan, ya?"

Sementara tanpa ekspresi, dia mengatakan begitu dalam suara yang dicampur dengan nuansa sedikit merengut.

Di antara teman dekatnya, dia meminta untuk hubungan di mana mereka memanggil satu sama lain dengan nama depan mereka.

Ini lebih tak menyenangkan sekarang sejak mereka tidak di depan umum, tapi itu agak memalukan karena dia dipaksa di ruang kelas.

"Ma-Maaf... Tapi, Phi-chan. Kenapa kau di situ––?"

Semenjak Philphie memiliki lebih baik atau buruk, sesosok karakter yang santai, sulit untuk berpikir kalau dia aka berpartisipasi dalam lomba ini.

Ketika Lux mengatakan begitu sambil dia kebingungan,

"Ini demi kue. *menelan*..."

"...Ya?"

Menelan kue yang ada di tangannya, Philphie mengatakan sesuatu yang dia tidak dapat mengerti.

"Karena Onee-chan berkata kalau dia akan memberikanku kue jika aku menangkap Lu-chan."

"A-Apa yang orang itu pikirkan...!?"

Lux kebingungan pada gumaman Philphie.

Itu keterlaluan menghasut adiknya sendiri; apa dia benar-benar Kepala Sekolah?

"Kalau begitu, bersiaplah."

Philphie memasang kuda-kuda dengan pergerakan tanpa terburu-buru.

Di Akademi Militer Kerajaan, salah satu yang dipelajari bukan hanya memperlakukan sebagai Drag-Knight, tapi juga taijutsu dan memagari untuk pertahanan diri.

Lux tidak pernah melihat Philphie bertarung, tapi––

(Philphie adalah seorang gadis dan dia tidak terlihat sering berlatih, jadi aku mungkin bisa menghindar dengan kedua kakiku.)

Memikirkan begitu, Lux berencana untuk menerobos ke depan.

Sejak dia ditemukan oleh murid lain jika dia menghindarinya terlalu jauh, dia berencana setengah memaksa menembus samping Philphie.

"Phi-chan. Ini berbahaya, jadi hati-hatilah."

"Ya. Baiklah."

Selagi dia mendesaknya begitu, Lux mulai berlari.

Ketika dia akan tergelincir melewati samping Philphie sambil dia menyepak tanah dengan kuat dan menghampiri lajunya––

"Aku akan berhati-hati tidak menyakitimu."

"Eh––?"

Dia berbisik dengan suara tertahan yang mendekat pada telinganya dan Lux diberitahu untuk saat awal.

Tentang kenyataan kalau Philphie melengkungkan tulang sendinya dengan sangat hebat, sembari dia menggenggam pergelangan tangan Lux ketika dia mencoba menerobosnya.

Selanjutnya, dia dengan segera mengambil lengan satunya dengan tangan lain dan menjerat salah satu kakinya di sekitar kaki Lux.

Gerakan Lux benar-benar tersegel dalam sesaat.

(A-Apa itu? Gerakan itu baru saja––!?)

Gerakan Philphie adalah tidak berarti cepat.

Lebih kepada gerakan yang bisa dikatakan lentur, dan Lux masih tidak bisa menghindarinya sama sekali.

Gerakan pasti tanpa menyia-nyiakan apapun sama sekali, seperti bulu yang terhempas dengan mengambang di air atau di tengah udara.

Dengan taijutsu yang anggun, dia dengan mudah menangkap Lux.

"Kuh...!? ––Atau malah, aku tidak bisa bergerak sama sekali!?"

Karena teman masa kecilnya adalah lawannya, di bermaksud untuk tidak bertindak kasar sebanyak mungkin dari awal.

Tapi, sambil dia menaruh seluruh energinya untuk melepaskan pengekang dengan tenaga berat, Lux tidak bisa bergerak seincipun.

"Hanya untuk catatan, sudah tujuh tahun, sejak aku mempelajari teknik bertarung sedikit."

Dengan nada tenang, Philphie berbisik.

"Begitukah!?"

Lux terkejut pada rahasia tak terduga tersebut.

Namun, terlepas dari taijutsu halusnya, Apa ini kekuatan manusia super berbakat?

Meskipun dia tidak merasakan kalau dia tidak mengeluarkan kekuatan sebanyak itu ke dalam gerakannya, dia tidak bisa bergerak sama sekali.

Seperti perbedaan kekuatan antara dewasa dan anak kecil.

"Untunglah. Jika begini, aku juga bisa makan kue bersama Lu-chan."

Menahan tubuh Lux seperti itu, Philphie tersenyum sedikit penuh kegembiraan.

Mendorong dada Philphie yang menekan dari belakang, diremas dengan sensasi lembut.

(Se-Seperti yang dikira, Philphie sangat besar...!)

Dengan perasaan dari keduanya dengan kekenyalan, yang memuat desakan langsung, Lux merasa detak jantungnya bertambah cepat.

Dalam berbagai hal, kalau begini adalah situasi di mana ia terlihat seperti akan menjadi penuh sakit dengan tak terbatas, tapi––

"Ah, permintaan..."

Seketika itu, permintaan merah jatuh ke atas lantai dari dada Lux.

Ketika Philphie mengulurkan tangannya untuk mengambilnya segera setelahnya––

"Ah..."

Dengan cepat melepaskan pengekang, Lux berhasil kabur.

"Maaf, Philphie!"

Selagi dia dengan cepat mengumpulkan permintaan, Lux menembus bayangan Hanggar Mesin Naga.

"Haa, haa... ini lama-lama menjadi tambah sulit...!"

Walaupun dia entah bagaimana berhasil kabur dari Philphie, stamina Lux sudah pada batasnya.

Sementara bersembunyi dari siswi yang masih mencarinya, dia pergi ke ruang tunggu lapangan latihan.

(Tunggu –– jika saat ini ketika pelajaran berakhir, harusnya tidak ada satupun di sini!)

Lux memikirkan begitu dan bergerak perlahan ke dalam ruang tunggu.

Seperti yang kira, tidak ada siapapun di tempat yang luas itu.

"...Baiklah."

Jadi sesaat tidak ditemukan, dia bergerak ke sisi lain ruang terpisah untuk pakaian ganti sekiranya.

"Haa...!"

Sambil dia menyembunyikan diri di atas lantai kayu, Lux mendesah panjang.

Sepuluh menit lagi dan game akan berakhir.

Ketika Lux memikirnya begitu, suara membuka pintu dapat didengar.

"––––"

Lux dengan segera menahan napasnya dan menghilangkan hawa kehadirannya.

Dia penasaran apakah itu suatu kesalahan kalau seorang siswi datang kemari saat ini, tetapi––,

"Haa, benar-benar tak menyenangkan, eh. Meskipun sekarang jarang mencoba menangkap Lux-kun––"

"Ahaha. Yah, mau bagaimana lagi; perbaikan Drag-Ride sudah selesai, jadi aku harus dengan baik mencobanya––"

Memperkirakan dari suaranya, ada sekitar lima atau enam orang yang datang.

Mereka terlihat menjadi siswi yang merupakan anggota regu guerilla akademi, "Knight Squadron".

Sepertinya percobaa Mesin Naga yang tidak dijadwalkan akan dengan cepat dibawa keluar.

(Ba-Bagaimana ini? kalau begini––)

Sayangnya, semenjak pintu dan jendela jauh dari belakang ruang terpisah, tidak mungkin untuk keluar tanpa memunculkan dirinya di depan gadis-gadis.

(Meskipun aku bersembunyi di sini, mereka akan datang ke ruang terpisah ini setelah mengganti menjadi Dress Gear, Jadi, aku sudah seharusnya berhenti bersembunyi––)

Sesaat ketika Lux memutuskan dirinya begitu,

Suara gemerisik baju bisa didengar.

(Eh…? Eeeeeeeeh…!?)

"Ya ampun, pakaian dalam itu sangat imut. Di mana kau membelinya? Aku iri, eh."

"Ja-Jangan terus melihatku... Itu memalukan––"

"Apa yang kau bicarakan? Meski kau punya barang bagus yang tidak seperti milikku."

Dengan suara-suara tak bersalah gadis-gadis itu, hati Lux berdegup.

Tidak mungkin mereka itu aku pikir adalah––

Lux diam-diam mengintip pada sisi lain dari bayangan ruangan terpisah.

"...!?"

Ada pemandangan seperti surga di sana.

Ada siswi yang tak asing dari "Knight Squadron" dan mungkin anggota kelas tiga yang tidak dikenal.

Mereka semua menanggalkan seragam mereka dan bercanda satu sama lain dengan pakaian dalam mereka.

(...A-Apa ini!? Kenapa mereka sudah mengganti pakaian!?)

Ketika kepala Lux akan menjadi kosong, dia akhirnya mengerti alasannya.

Di akademi ini di mana awalnya cuma ada murid perempuan, mereka dengan jelas mengganti seragam mereka di beberapa ruang terpisah.

Selain itu, Lux yang cuma murid laki-laki masih belum secara resmi bergabung dengan "Knight Squadron".

Sekarang ketika hanya anggota "Knight Squadron" yang menggunakan ruang tunggu sepulang sekolah, itu tak dapat dihindari kalau menjadi begitu.

(A-Apa yang harus aku lakukan...!? Aku tidak bisa keluar dari sini...!)

Jika ada murid yang datang di sisi ruang terpisah ini pada sebuah tingkah––

"––Ngomong-ngomong, rumor tentang laki-laki itu. Yang dipanggil Lux Acadia? Apa itu benar-benar tepat untuk membiarkan dia berada di akademi ini?"

Dia tiba-tiba mendengar suara tersebut dari siswi yang nampaknya murid kelas tiga.

Meski tidak ada kemarahan atau rasa tak senang, nada suaranya dibubuhi dengan peringatan.

Mereka menerima kekejaman serta diskriminasi dari Kerajaan Lama lima tahun lalu, jadi untuk murid kelas tiga yang tidak mengenal Lux dengan baik, mereka layak berkayta-kata, tapi––

"Hmm. Ketika mencoba berbicara padanya, dia benar-benar sederhana dan orang yang baik. Juga sebagai Drag-Knight, dia cukup hebat––"

"Ya, selain itu dengan tepat karena dia adalah mantan Pangeran, dia juga punya wajah yang imut––"

"Hmm. Tapi, apa tidak mencemaskan kalau dia menjadi mesum dan tukang intip? Seperti dia melihat padamu dengan mata tidak senonoh. Yang paling penting –– dari "laki-laki" adalah makhluk seperti itu, benar?"

Pada perkataan memuji Lux, suara gadis lain yang terlihat murid kelas tiga membantah.

Tapi,

"Tidak, dalam hal Lux-kun tidak mungkin seperti itu! Aku tidak berpikir kalau dia akan melakukan hal pengecut seperti itu!"

"Ya––. Kita, yang melihat cara bertarungnya, mempercayai dia."

Dia sangat senang kalau anggota murid kelas dua mendukungnya, tapi

(Tunggu, itu menjadi melebihi situasi di mana aku tidak bisa ditemukan...!)

Ketika, walaupun tak terduga, Lux menyembunyikan perasaan bersalah tentang kenyataan kalau dia telah melihat pakaian dalam mereka,

"Ah, Krulcifer-san. Selamat pagi."

Dengan suara ringan yang terpancarkan oleh siswi yang mengganti seragamnya, tubuh Lux membeku dengan terkejut.

Krulcifer Einvolk.

Murid luar negeri akademi dan putri seorang bangsawan Ymir, negara besar dan religius dari Utara.

Gadis misterius dengan kecantikan dan kemampuan sempurna.

Lux panik lagi karena teman sekelasnya datang.

(Ini buruk! Aku harus keluar dari sini secepat mungkin dengan cara apapun––)

Namun, tidak secepatnya datang dengan cara apapun untuk menghindari dengan baik, waktu yang berlalu.

"Ngomong-ngomong, Krulcifer-san. Buku pedoman Drag-Ride. Apa kau tahu di mana itu? Jika aku ingat betul. aku pikir kalau aku menaruh banyak volume di ruangan ini, tapi––"

"Ya... Bukunya akan kusut jika dibiarkan pada sinar matahari, jadi aku kira aku menaruhnya di sini––"

Segera setelah suaranya bisa didengar,

"––Eh?"

"Ah...!?"

SaijakuBahamut v2 0002.jpg

Mata gadis yang datang ke sisi lain dari ruang terpisah dan bertemu Lux.

Itu adalah Krulcifer yang sudah melepaskan seragamnya dari atas dan bawah, dan memakai pakaian dalam.

"...!?"

Untuk sesaat, Krulcier menatap pada Lux dengan wajah terkejut.

Pipi gadis yang tenang seperti biasanya sedikit memerah dalam rasa malu.

Dengan cara yang sama, Lux mengalihkan matanya darinya sementara kebingungan pada titik kalau dia tidak bisa mengeluarkan suaranya.

Tubuh ramping tanpa menyisakan apapun sama sekali.

Namun, bagian tubuh dengan dada dan pinggul yang membiarkan salah satunya merasakan kesegaran feminim.

Mempesona kulit seperti salju dan bau harum parfum yang sedikit memabukkan.

Penampilan Krulcifer dalam pakaian dalam yang dia lihat pertama kali dengan tidak masuk akal menggoda dan cantik.

Tapi,

(––Ini berakhir.)

Segera setelahnya, wajah Lux dengan cepat berbalik pucat.

Kalau begini, Lux akan menyerah sebagai tukang intip dan diusir dari akademi.

Ke dalam kurungan sebagai kriminal yang menghianati kepercayaan gadis-gadis––

"Krulcifer-san. Ada apa? Apa sesuatu terjadi?"

Ketika keputus-asaan melintasi pikirannya, dia mendengar suara siswi dari sisi lain ruang terpisah.

Lux dengan segera menundukkan kepalanya sembari dia menyiapkan diri untuk hal yang paling buruk, tapi––

"––Bukan apa-apa. Aku menemukan buku pedomannya."

Krulcifer mengembalikan ekspresi biasanya dan berjalan ke samping Lux.

Dan ketika dia memungut buku yang terletak di dekatnya, dia kembali ke sisi lain ruang terpisah seolah tidak ada apapun yang terjadi.

(Eh...?)

"Aku akan berhenti berlatih hari ini. Aku ingat kalau perbaikan <Fafnir> masih belum selesai, jadi––"

"Begitukah? Lalu, kami pergi dulu."

Setelah Krulcifer mengatakan begitu, kehadiran mereka menghilang dari ruang tunggu dengan suara bersemangat.

Siswi lain, yang ada di dalam, terlihat pergi menuju lapangan latihan.

"Um––"

Sesaat Lux dengan takut-takut menengok wajahnya dari ruang terpisah,

"Baiklah. Tukang intip sok ganteng."

Krulcifer telah memasang kembali seragamnya dan membaca buku di depan meja.

Membuat senyum kecil di mulutnya, dia mengirim pandangan sekilas pada Lux.

Dari gerak isyarat itu, Lux bisa memahami maksudnya.

"...Um, terima kasih."

Sambil Lux berterima kasih padanya yang telah menolongnya,

"Jika kau begitu senang, lalu itu cukup baik kalau aku juga merasa malu."

Mengatakan begitu dengan nada menggoda, wajah Lux berubah merah.

"Aku tidak mengatakan terima kasih dengan perasaan itu, um––"

"Ya ampun! Apa kau tidak tertarik sama sekali dengan tubuh telanjangku? Mempertimbangkan itu, kau sepertinya dengan wajar melihat seluruhnya."

Krulcifer menggulung dirinya dengan suara nyaman sambil merasakan ketenangan.

(Di-Dia memperhatikan mataku...!?)

"ah, uh..., errr –– aku minta maaf."

Selagi Lux, tidak dapat menahan permintaan maafnya, Krulcifer mendadak mengubah wajah seriusnya,

"Sepertinya aku menggoda sedikit berlebihan. Ini kebiasaan burukku."

Sambil membiarkan Lux tenang, dia dengan lembut meletakkan jari telunjuknya di samping kursinya.

Itu adalah sinyal untuk memintanya duduk di sebelahnya.

"Errr, apa kau memaafkanku?"

"Ya, aku bermaksud begitu, tapi–– aku penasaran kenapa; tapi ketika aku melihatmu, aku sangat ingin menggodamu. Tidak ada kebencian, jadi itu akan menyelamatkanku jika kau tidak mempermasalahkannya."

“…………”

Kata-kata Krulcifer yang bergumam dengan sebuah senyum memungkinkannya bermaksud benar.

Namun,

(Ini benar-benar gak enak untuk hatiku...)

Sementara tercampuri perasaan, Lux duduk di sebelahnya."

"––Tapi, kau harusnya sedikit lebih berhati-hati. Kau sekarang ini satu-satunya laki-laki di akademi ini."

"Aku bisa membayangkannya..."

Melihat Lux yang memegang kepalanya, Krulcifer dengan dengan senang bergumam "lalu, tak apa".

Lalu, dia menutup buku yang dia baca dan mengalihkan tatapannya pada Lux di sampingnya.

"Ah, tapi aku––. Saat ini, um..."

"Nampaknya bahwa lonceng pemberitahuan mengakhiri lomba yang disebut kontesmu berbunyi tadi."

"Eh...?"

Sambil dia mengatakan begitu dan melihat pada jam ruang tunggu, pastinya waktu telah berakhir.

Semenjak dia telah dalam kepanikan, Lux mungkin gagal mendengar bunyi lonceng untuk sinyal akhir.

"Akhirnya, ini berakhir... Haaa...!"

Ketika Lux terbaring di atas alas meja, Krulcifer tertawa kecil.

"Apa kau belum kehilangan permintaan itu? Itu bukanlah persoalan yang lucu jika tak hati-hati diambil."

"Ah, itu benar juga. Aku akan mengeceknya apa aku masih menyimpannya––"

Mengonfimasinya, Lux mengeluarkan permintaan spesial dari sakunya dan menaruhnya di atas meja.

Permintaan yang isinya kosong, di mana pemenang yang menjadi pelanggan akan tulis, tersisa selamat tanpa diambil oleh siapapun.

"Benarkah, terima kasih banyak. Krulcifer-san."

"Begitukah? Aku tidak berpikir kalau kau benar-benar perlu berterima kasih. Yang lebih penting––"

Senyum Krulcifer mengubah kelegaan Lux. Pada waktu itu,

"Eh?"

  • Bang*! Pintu ruang tunggu terbuka dengan semangat.

"Aku menemukanmu akhirnya, Lux! Sekarang, cepat serahkan permintaan itu padaku––!"

Ketika melihat, termasuk Lisha di barisan depan, sebagian besar siswi telah berkumpul di pintu masuk.

(Huh? Itu harusnya sudah berakhir, dan masih kenapa––?)

Segera setelahnya Lux mengangkat kepalanya dengan kebingungan,

"Waktunya berakhir! Siswi yang memiliki permintaan merah sekarang mendapatkan hak untuk melakukan seperti yang dia mau pada Lux-kun untuk seminggu!"

Suara siswi yang mengikuti lomba akan terdengan bersamaan dengan suara tinggi lonceng.

"Eeeeeh...!? Apa maksudnya ini––"

"Itulah kenapa aku katakan padamu, kan? Kalau kau harus sedikit lebih berhati-hati."

Sesaat ketika Lux menoleh ke belakang, jawabannya ada di sana.

Krulcifer yang memiliki permintaan merah "Kontes Lux" tersenyum dengan tenang.

Sesaat mereka melihatnya, sebagian besar murid meningkatkan teriakan kerasnya "kyaaaaah!".

"Ke-Kenapa...!? Tapi, Jamnya sudah––"

"Kau cuma pengganggu dengan menggoda agak sedikit, ini selesai."

Krulcife mengatakan begitu tanpa ragu-ragu dengan tatapan serius.

“…………”

(A-Aku benar-benar ditipu...!)

Selagi kelelahan sampai sekarang menyerang pada batas, Lux terjatuh di atas lantai seperti itu.

Dia berpikir kalau Krulcifer tidak tertarik dengan hal seperti itu...

Kemenangan Krulcifer telah dinyatakan oleh seseorang dengan menyerang setelah dia mengisi permintaan merah.

"Kalau begitu, kau akan mendengarkan apa yang aku katakan selama satu minggu. Aku mengharapkanmu."

"Ah..., tolong perlakukan aku dengan baik."

Dengan menyetujui seolah jiwanya keluar, Lux entah bagaimana menjawab.

Segera setelahnya, dikepung siswi-siswi yang mendapati bergembira dan menunjukkan berbagai reaksi seperti "selamat", "seperti yang diharapkan darimu", "berpikir kalau Krulcifer-san mengincarnya––"

Sementara sorak sorai siswi yang mengelilingi keduanya, Krulcifer berbalik pada Lux.

"Ngomong-ngomong, Lux-kun. Boleh aku membuat permintaan?"

"Ah, ya... Jika itu sesuatu yang bisa aku lakukan––"

Sambil Lux berdiri, dia membalas begitu dengan keadaan pikirannya setengah malas.

Kemudian, Krulcifer yang menunjukkan senyum anggun dan dengan lembut membiarkan jarinya meraba dada lux.

"Aku ingin kau menjadi pacarku selama seminggu dari sekarang. Itulah permintaanku."

"––Eh?"

Tidak hanya Lux, orang-orang yang gelisah dan terpaku.

  • shiiii*......

Suasana ruang tunggu membeku, setelah beberapa detik, itu menjadi keributan besar dan meledak.

“Kyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah!”

Segera setelahnya jeritan tinggi menggema, siswi-siswi yang kebetulan saja sekarang ini menaikkan suara bulat mereka.

"Ini luar biasa! Bahkan permintaan seperti itu bisa dilakukan, eh" "Apa yang harus kita lakukan? Dengan Krulcifer sebagai lawan, itu tidak nampak seperti kita bisa menang––" "Tunggu. Jika kau berpikir sebaliknya, tidak bisa dikatakan kalau itu belum pernah terjadi?" "Ya, ayo berharap untuk kontes berikutnya!"

Sementara kata-kata itu bernaung di antara para gadis,

"––Kalau begitu, tolong jaga aku."

Sembari dia berbisik begitu pada Lux yang panik, Krulcifer meninggalkan ruang tunggu.

"Eh..., tunggu!? Krulcifer-san?"

"Hei, Lux!? Apa maksudnya ini?! Meski kau sudah punya aku––"

Untuk suatu alasan, Lisha marah padanya dengan mata berair, tapi dengan terus terang, Lux tidak memahaminya sama sekali.

"Errr..., aku tidak mengerti."

Sementara mempertahankan dirinya selagi dia kesusahan, Lux berpikir di sudut kepalanya.

(...Apa yang dia maksud dengan itu?)

『––Aku akan memberikanmu detailnya nanti.』

Kata-kata terakhir yang dia katakan ketika menyisakan bekas di telinga Lux untuk sementara.


Balik ke Ilustrasi Kembali ke Halaman Utama Lanjut ke Episode 1