High School DxD (Indonesia):Jilid 1 Life 3

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Life.3 Aku Berteman[edit]

Bagian 1[edit]

“Haa… jalan untuk mencapai karier yang sukses itu sungguh sulit.”

Aku di kamarku melihat langit-langit dan membuat keributan.

[Pawn]—.

Itu ciri dan peranku.

Sebuah bidak [Pawn], itulah peran terendah.

Jadi aku harus naik dari sana… jalanku untuk mendapatkan gelar kebangsawanan dimulai dengan jalan kejam. Jalanku untuk menjadi Iblis yang lebih baik itu penuh masalah.

Omong-omong, [Bishop] Buchou yang lain. Dia memberi tahu itu pada hari yang sama saat aku mengetahui peranku sebagai seorang budak.

“[Bishop]-ku sudah ada. Tapi [Bishop] itu tak ada di sini. [Bishop] itu ada di tempat yang berbeda, mengikuti perintah yang berbeda, bekerja untukku. Kalau ada kesempatan, aku akan memperkenalkan [Bishop] itu padamu.”

Itu yang dia bilang. Siapa orang itu? Mungkin aku bisa segera bertemu orang itu. Kuharap itu seorang perempuan.

Jadi aku terpilih sebagai [Pawn] ‘yang tersisa’. Aku punya banyak kesulitan untuk mengatasinya.

Saat aku memikirkan hal itu, aku sungguh baik-baik saja dengan ini?

Aku dibunuh oleh Malaikat Jatuh karena perangkat Kamehameha, Sacred Gear. Dia juga menggunakan perasaan cintaku.

Lalu setelah itu, aku berubah menjadi Iblis.

Aku ditemukan oleh Iblis cantik yang berkata padaku bahwa aku adalah “Budak”-nya lalu ditipu bahwa “Aku bisa membuat haremku sendiri jika aku bangkit”.

Aku bekerja setiap hari sebagai budak Buchou.

Membagi-bagikan selebaran. Dan membuat kontrak.

Tapi kekuatan iblisku rendah, jadi aku tak bisa menggunakan lingkaran sihir untuk diteleportasi ke tempat klien.

Sesuatu seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya, Iblis terburuk yang pernah ada. Itulah aku.

Menarik napas.

Aku menghirup udara. Kalau aku memikirkan hal itu, aku tak pernah punya ciri khusus bahkan sebelum aku berubah menjadi Iblis.

Aku mencoba banyak hal untuk menjadi populer dengan para gadis, tapi, aku tak bisa menang melawan cowok tampan.

Aku juga tak punya mimpi sebelum aku berubah menjadi Iblis. Yah, mungkin hal baik bahwa aku berubah menjadi Iblis karena aku punya mimpi.

Tunggu, berubah menjadi Iblis itu hal baik?

Yah, kalau saat itu aku tak diselamatkan oleh Buchou, hidupku akan berakhir. Sama seperti ini, aku tak punya waktu untuk menikmati masa mudaku.

Yah, itu agak… menyenangkan. Aku dikelilingi oleh sekelompok bishojou dan semuanya baik. Yah, untuk Iblis, itu saja.

Rias-buchou cantik, dan Akeno-san baik-baik saja selama aku tidak bikin dia marah… kurasa.

Koneko-chan juga tidak masalah selama aku bersikap normal.

Kiba bikin aku kesal, tapi dia bicara denganku secara normal meski dia seorang cowok tampan… dia benar-benar orang baik. Dasar cowok tampan.

Kamu benar-benar tak bisa menilai orang dengan penampilan mereka. Sepertinya imajinasiku dari seorang cowok tampan berubah.

Lalu aku teringat tentang Sister pirang yang cantik, Asia.

Dia adalah seorang gadis cantik. Kalau aku punya pacar… aku berhenti di sana dan menutupi wajahku. Tunggu, aku baru saja melalui cinta tak berbalas itu.

Sialan, bermain-main dengan perasaanku… Yuuma-chan, aku benar-benar mencintaimu.

Sialan. Kenapa hidupku selalu dikontrol oleh orang lain?

Mungkin itulah bagaimana kehidupan bekerja. Banyak hal misterius terjadi di sekitarku, jadi aku punya perasaan bahwa aku diseret ke dalamnya.

Asia… Sister huh. Orang yang berdiri di sisi berlawanan dariku.

Mungkin aku tidak akan bertemu dengannya lagi.

Gadis itu akan berjalan di jalannya sendiri, dan aku akan berjalan di jalanku sendiri.

Kami hanya kebetulan budak Iblis dan hamba Tuhan.

Kami hanya bertemu secara kebetulan.

Kami mungkin takkan bertemu lagi. Mungkin membawa kami ke takdir malang.

Begitulah, aku memikirkan sesuatu yang keren.

“Aaaah, yah, yah, aku cuma seorang [Pawn] yang lemah. Tak ada yang bagus tentangku, jadi aku bisa mendapatkan gelar kebangsawanan…? Bagaimana dengan hal itu, Maou-sama? Yah, mungkin berguna membahas ini dengan Maou-sama.”

Aku tertawa getir sendiri.

Aku akan memiliki tujuan. Itu dia.

Pertama-tama, tujuanku adalah menggunakan lingkaran sihir teleportasi.

Ini akan menjadi langkah pertamaku. Yah, ini saja. Yap! Aku mulai bersemangat.

Waktu menangis berakhir. Aku sudah berubah menjadi Iblis. Yang tak dapat diubah.

Lantas aku harus hidup sebagai Iblis. Dan aku akan membuat mimpiku menjadi kenyataan sebagai Iblis.

Meskipun tak bisa, bekerja keras untuk mencapainya akan menjadi tujuan hidupku.

Ya! Aku bisa melakukannya! Aku akan melakukannya!

Bagian 2[edit]

Larut malam itu, dan aku bersepeda menuju suatu rumah.

Bukan rumah besar atau apartemen, tapi hanya sebuah rumah biasa.

Ini pengalaman pertamaku, jadi apa yang harus kulakukan?

Karena klien tidak hidup sendiri, bukankah keluarga klien melihatku?

Toh, aku harus mengunjungi rumah itu untuk membuat kontrak. Aku diberi tahu sebelumnya bahwa manusia biasa tak bisa mendeteksiku, tapi apakah itu berlaku untuk situasi ini juga?

Aku khawatir tapi aku sadar saat aku akan membunyikan bel.

Pintu masuk terbuka.

…Astaga, meninggalkan pintu terbuka di tengah malam.

DEGUP

Mendadak aku merasa tidak enak. Apa ini? Aku punya perasaan yang sangat buruk.

Tapi aku sudah berjalan ke rumah.

Aku melihat ke dalam dari pintu masuk.

Tak ada cahaya di lorong. Ada tangga yang menuju ke lantai dua, tapi tak ada cahaya.

Hanya ada satu ruangan di ujung lantai satu dengan cahaya, dan itu adalah cahaya redup.

…Yah, ada sesuatu yang salah. Aku tak merasakan ada kehadiran manusia sama sekali.

Apa mereka sudah tidur? Mustahil. Maka aku takkan merasa segelisah ini.

Aku melepaskan sepatuku di pintu masuk dan dipegang di tanganku.

Aku berjalan ke ruangan tanpa membuat suara.

Aku Iblis, bukan pencuri. Aku sedang memikirkan alasan seperti itu.

Aku melihat ke dalam ruangan dari pintu yang sedikit terbuka, dan kecerahan itu karena lilin.

“…Halo. Aku Iblis dari Rumah Tangga Gremory… umm, apakah klien di sini?”

Aku bertanya dengan tenang, tapi tak ada jawaban.

Apa boleh buat, jadi aku memasuki ruangan.

Ini adalah ruang tamu dan ada televisi, sofa, meja, dan semacamnya. Ini terlihat seperti ruang tamu biasa—.

Kemudian aku berhenti napas. Mataku terpaku ke dinding.

Dinding. Ada mayat dipaku ke dinding. Itu terbalik.

…Seorang manusia. Itu adalah laki-laki. Apa dia orang yang tinggal di sini? Tapi kenapa…?

Mayatnya telah dipotong dengan kejam. Sesuatu yang tampak seperti organ tubuh yang akan keluar dari lukanya…

Uek.”

Aku memuntahkan sesuatu di dalam perutku.

Aku tidak muntah saat melihat monster itu, tapi tubuhku bereaksi saat melihat mayat ini.

Aku tak bisa bertahan melihat mayat ini lagi.

Mayat itu melekat pada dinding dengan paku, membuat bentuk salib terbalik.

Ada paku besar dan tebal ditancap ke telapak tangan masing-masing, ke kaki, dan di tengah-tengah tubuhnya.

Ini tidak normal. Tidak normal sama sekali!

Kamu tak bisa membunuh orang seperti ini dengan pikiran normal!

Ada genangan darah di lantai dari tetesan darah yang jatuh dari mayat.

Ada tulisan di dinding.

“A-Apa ini…?”

“Itu ditulis sebagai ‘Hukuman bagi mereka yang melakukan perbuatan buruk!’. Aku hanya meminjam kalimat dari orang penting.”

Tiba-tiba suara seorang pria muda datang dari belakangku.

Saat aku berbalik, ada seorang pria dengan rambut putih. Dia tampaknya orang asing dan tampaknya dia masih remaja.

Dia berpakaian seperti seorang pendeta. Dia juga seorang bishounen.

Melihatku, pendeta itu tersenyum jahat.

“Hmm hmm. Lihatlah, bukankah ini Iblis-kun!”

Dia tampaknya benar-benar bahagia.

Lalu, hal yang Buchou bilang padaku datang kembali ke benakku.

—Jangan terlibat dengan orang-orang dari Gereja. Terutama Exorcist musuh terbesar kita. Mereka bisa dengan mudah melenyapkan kita karena kekuatan mereka didukung oleh doa Tuhan.

Dia seorang pendeta, jadi dia berhubungan dengan Gereja. Gawat…

Bahkan dia tahu bahwa aku Iblis, jadi aku berada di situasi terburuk, lagi?

“Aku seorang pendeta~♪ seorang pendeta muda~♪ aku menebas orang bagai setan~, dan aku menertawakan mereka~♪ aku memotong kepala kalian para Iblis, dan terimalah santapanku~♪”

Pendeta itu mulai bernyanyi.

A-Aku tidak mengerti. Ada apa dengan orang ini!?

“Namaku Freed Zelzan. Aku dari sebuah organisasi Pengusir Setan tertentu. Ah, cuma karena aku memperkenalkan diri bukan berarti kau juga harus. Aku tak mau mengingat namamu dalam ingatanku, jadi tolong jangan. Tenang saja, karena kau akan segera mati. Aku akan memastikan hal itu. Mungkin sakit pada awalnya, tapi kau akan merasa sangat enak sampai kau akan menjerit. Sekarang mari kita buka pintu baru -ZE!”

Aku belum pernah bertemu seseorang seperti dia sebelumnya. Ucapannya tak masuk akal.

Jadi orang ini adalah Exorcist. Aku tengah dalam kesulitan.

Tapi ada sesuatu yang ingin kukatakan padanya. Aku menelan ludah dan bertanya padanya.

“Hei, apa itu kau? Orang yang membunuh orang ini?”

“Ya, ya. Aku membunuhnya. Karena~, dia adalah seorang kriminal biasa yang telah memanggil Iblis, jadi aku harus membunuhnya.”

A-Alasan macam apa itu!?

“Huh? Kau terkejut? Apa kau tidak melarikan diri? Itu aneh? Aneh sekali. Maksudku manusia yang berjanji dengan Iblis adalah sampah. Sampah memang. Tak bisakah kau mengerti? Tidak? Benarkah? Yah, kau adalah Iblis sampah, sih.”

Orang ini gila! Bahkan kamu tak bisa mengadakan percakapan normal dengan dia!

Tapi aku akan mengatakan apa yang harus kukatakan!

“Bagaimana manusia bisa membunuh manusia lain!? Bukankah kau harus membunuh Iblis saja?”

“Haaaaa? Apa-apaan itu? Iblis sepertimu menasehatiku? Hahaha. Aku akan menertawakan ini. Mungkin kau bisa mendapatkan hadiah karena lucu. Baiklah lalu, dengarkan dengan saksama dasar Iblis menyebalkan. Iblis juga menggunakan keserakahan manusia untuk bertahan hidup. Mengandalkan Iblis membuktikan bahwa kau bukan lagi manusia. Alhasil. Itu sebabnya aku menghabisinya~. Aku mencari nafkah dengan membunuh Iblis dan mereka yang berkontrak dengan Iblis. Itulah pekerjaanku.”

“Bahkan Iblis takkan sejauh ini!”

“Haa~~? Apa yang kaubicarakan? Iblis adalah sampah. Apakah kau tahu mereka adalah keberadaan menyebalkan? Apakah kau tahu ini adalah pengetahuan umum? Kau tak tahu? Astaga, kau harus memulai hidupmu kembali dari balita. Tunggu, tak berguna untuk mengatakan ini pada Iblis Reinkarnasi sepertimu. Ini seperti, aku harus membunuhmu! Hahahaha. Ini mengagumkan? Ini yang terbaik, bukan?”

Pendeta itu menarik pedang tak berbilah, dan pistol.

Booom.

Sebuah suara bergetar di udara.

Pedang yang hanya bergagang berubah menjadi seperti saber cahaya.

Apa itu? Sepertinya saber cahaya dari Gundam.

“Kau menggangguku, jadi aku bisa memotongmu? Bisakah aku menembakmu? Tak masalah? Baiklah kalau begitu. Sekarang aku akan menusuk jantungmu dengan pedang cahaya ini, dan aku akan membelah kepalamu dengan senjata keren ini! Astaga, aku sungguh akan jatuh cinta!”

WUS!

Pendeta itu berlari ke arahku!

Dia menebaskan pedang cahayanya padaku.

Oh, sial!

Aku hanya berhasil mengelak, tapi rasa sakit mengarah kakiku.

Ada asap yang keluar dari pistol si pendeta itu. Apa aku ditembak?

Tapi aku tak mendengar suara tembakan. Lalu tiba-tiba aku merasakan nyeri lain pada kakiku lagi.

“Guaaaah!”

Aku jatuh berlutut sambil merintih. Kali ini, aku ditembak pada betis kiriku!

Itu menyakitkan! Tapi aku tahu sakit ini!

“Bagaimana!? Peluru spesial yang dibuat untuk Exorcist, peluru cahaya! Dan tidak membuat suara sama sekali. Karena peluru cahaya. Situasi ini menghidupkan kita berdua, bukan?”

Nyeri cahaya. Ya, ini adalah nyeri cahaya.

Bagi Iblis, cahaya adalah racun. Usai terkena, nyerinya akan menjalari seluruh tubuh.

“Mati, mati, Iblis! Mati Iblis! Berubahlah jadi debu dan lenyap sana! Ini semua untuk hiburanku!”

Pendeta itu tertawa liar dan nyaris menghabisiku.

“Tolong hentikan!”

Lalu ada suara seorang wanita yang kukenal.

Postur tubuh pendeta itu terpaku di tempat dia akan menyerangku, dan terlihat menuju ke arah suara itu berasal.

Aku juga melihat ke arah yang sama.

—!

Seorang gadis ada di sana, dan aku kenal dia.

“Asia.”

Ya, Sister pirang itu berdiri di sana.

“Wah, bukankah itu asistenku, Asia-chan. Ada apa? Apakah kau menyelesaikan penghalangnya?”

“! K-Kyaaaaaaaaaaaa!”

Asia menjerit setelah melihat mayat yang dipaku ke dinding.

“Terima kasih untuk jeritan menggemaskan itu! Oh ya, ini adalah kali pertama kau melihat mayat seperti ini, bukan, Asia-chan? Lalu lihatlah dengan hati-hati. Kita membunuh manusia yang tergoda oleh Iblis.”

“…T-Tidak…”

Dia kemudian melihat kami dan akan terkejut melihatku.

“…Pastor Freed… orang itu…”

Asia menatapku langsung.

“Orang? Nggak, nggak. Sampah ini adalah Iblis. Hahaha, apa kau salah paham?”

“-! Ise-san adalah… Iblis…?”

Dia tampaknya terkejut karena mengetahui kebenarannya, dan tak tahu harus berkata apa.

“Apa, apa? Kalian saling kenal? Wow. Ini adalah kejutan besar. Apa itu cinta terlarang antara Iblis dan Sister? Astaga? Serius?”

Freed, pendeta itu, menatap Asia dan aku.

…Aku tak mau dia tahu.

Itu harus tetap seperti itu. Lebih baik bahwa dia tak tahu. Aku tidak berencana untuk menemuinya lagi.

Aku hanya ingin dia menganggapku sebagai seorang siswa SMA baik yang tinggal di kota ini.

Astaga, aku tak tahu harus berkata apa. Sungguh takdir busuk. Mata Asia membuatku merasa tak enak.

Maaf. Maaf karena menjadi Iblis.

“Ahaha! Iblis dan manusia tak pernah bisa hidup berdampingan! Terutama manusia dari Gereja dan Iblis adalah musuh terbesar! Apalagi, kami adalah kelompok sesat yang ditinggalkan oleh Tuhan. Asia-tan dan aku adalah manusia yang tak bisa bertahan tanpa dukungan Malaikat Jatuh-sama.”

Malaikat Jatuh?

Apa maksudnya? Bukankah pendeta dan biarawati bekerja demi Tuhan?

“Nah sekarang, mengesampingkan itu, aku perlu untuk membunuh sampah ini dulu atau aku tak bisa menyelesaikan pekerjaanku, jadi aku datang. Apa kau sudah siap?”

Pendeta itu menyodorkan pedangnya ke arahku lagi.

Kalau aku ditikam oleh itu di dadaku, aku bakal terbunuh… meski aku bertahan, aku akan berakhir seperti klien yang dipaku ke dinding lalu tubuhku dipotong-potong.

Perasaan takut mengontrol tubuhku saat memikirkan hal itu. Ini buruk. Situasi ini sangat buruk!

Aku bakal dibunuh tanpa bisa menggerakkan tubuhku!

Sementara aku memikirkan hal itu, Sister pirang itu berjalan di antara si pendeta dan diriku.

Dia berdiri di depanku dengan menyebarkan lengannya seolah-olah dia melindungiku.

Pendeta itu berekspresi masam saat dia melihat ini.

“…Hei, hei. Kau serius? Asia-tan, apa kau tahu apa yang sudah kau lakukan?”

“…Ya. Pastor Freed, aku mohon. Maafkan orang ini. Tolong biarkan dia pergi.”

Aku menjadi terdiam setelah mendengar dia.

Asia? Apa kamu melindungiku?

“Aku tak tahan lagi… kamu tak bisa membunuh orang cuma karena mereka tergoda oleh Iblis dan kamu juga tak boleh membunuh Iblis. Itu salah!”

“Haaaaaaaaaaaaaaaaaaah!? Jangan bicara omong kosong, jalang! Kau juga belajar bahwa Iblis adalah sampah di Gereja! Astaga, apakah ada sesuatu yang salah dengan otakmu!?”

Freed kini berekspresi sedih.

“Ada orang-orang yang baik, bahkan di antara Iblis!”

“Tak ada, tolooooool!”

“I-Itulah yang kupikirkan sampai saat ini… tapi Ise-san adalah orang yang baik. Kenyataan itu tak berubah bahkan setelah aku mengetahui bahwa ia adalah Iblis! Membunuh seseorang itu tak dimaafkan! Tindakan semacam ini! Tuhan takkan membiarkan tindakan itu!”

Dia melihat mayat itu, dan dia tahu bahwa aku Iblis, sehingga dia pasti terkejut. Tapi Asia tidak mundur untuk mengucapkan keyakinannya kepada pendeta itu.

Sungguh gadis berkemauan keras. Gadis ini menakjubkan.

BAKI!

Kyaa!”

Pendeta berengsek itu menyerang pipi Asia dengan pistolnya.

Asia jatuh ke tanah.

“Hei, Asia!”

Aku menuju Asia yang terlempar.

…Ada tanda memar di wajahnya. Si berengsek itu menyerangnya.

“…Cewek Malaikat Jatuh itu bilang bahwa aku tak boleh membunuhmu. Tapi aku agak kesal. Karena aku tak bisa membunuhmu, daripada itu aku bisa memerkosamu? Kalau tidak, aku takkan bisa menyembuhkan hatiku. Tapi sebelum itu, aku perlu untuk menghabisi sampah yang ada di sana.”

Pendeta itu mengarahkan pedang cahayanya padaku lagi.

…Aku tak bisa lari sambil meninggalkan Asia di sini.

Aku tak bisa meninggalkan dia di sini dengan dia yang baru saja membicarakan hal-hal menakutkan!

Kalau aku melarikan diri, maka akan dengan Asia. Jadi aku harus berjuang…

Bisakah aku melawannya menggunakan Sacred Gear-ku? Meskipun aku tak tahu efeknya?

Aku juga bidak terlemah, [Pawn]. Aku punya peluang tipis untuk menang.

Tapi aku harus…

“Aku tak bisa meninggalkan seorang gadis yang baru saja membelaku. Datanglah!”

Aku membuat postur tempur di depan si pendeta.

Pendeta itu bersiul dan tampaknya sangat senang.

“Eh? Eh? Serius? Serius? Kau akan melawanku? Kau bakal mati, lho? Kau bakal mati dengan banyak rasa sakit? Aku tak punya niat untuk membunuhmu tanpa rasa sakit, oke? Lalu. Mari kita lihat apa aku bisa membuat rekor baru untuk mencincang kecil-kecil!”

Dia membicarakan sesuatu yang menyeramkan lagi.

Tapi aku tak boleh bertindak menyedihkan di depan Asia!

Pendeta itu melompat tinggi, —lalu lantai bersinar dalam warna biru dan putih.

“Apa ini?”

Pendeta itu curiga saat lantainya bersinar. Cahaya biru mulai membentuk sesuatu.

—Itu adalah lingkaran sihir.

Dan aku sudah melihat ini sebelumnya.

Lingkaran sihir Rumah Tangga Gremory! B-Benar, kan…!

KILAT!

Lingkaran sihir itu muncul di lantai bersinar. Lalu orang yang kukenal muncul dari situ. Maksudku, Iblis.

“Hyoudou-kun, kita datang untuk menyelamatkanmu.”

Kiba tersenyum padaku.

“Ara ara. Mengerikan sekali.”

“…Pendeta.”

Akeno-san dan Koneko-chan!

Yap, teman-temanku.

Kuu! Mereka datang untuk menyelamatkanku!

Aku sangat tersentuh sampai rasanya aku ingin menangis! Hebat! Sesuatu seperti ini sungguh terjadi!?

“Hyahou! Ini hadiah sekelompok Iblis!”

Pendeta itu mulai menebas pedangnya.

KAGIN!

Suara logam menggema di ruangan. Kiba menahan serangan si pendeta itu dengan pedangnya.

“Maaf. Dia salah satu dari kami! Kami tak bisa membiarkanmu menyentuh dirinya!”

“Oh, oh! Iblis yang berkaitan dengan teman mereka? Apa kalian? Devil Squadron, Devil Rangers? Bagus juga. Aku bisa merasakan panas. Aku mulai bersemangat! Jadi bagaimana? Apa kau yang menyerang, dan dia yang menerima? Jadi, apakah kalian dalam hubungan semacam itu?”

Mereka beradu pedang tapi si pendeta itu semakin sombong dan menjulurkan lidahnya sambil dia mengoyangkan lidah dan kepalanya.

Orang itu meremehkan kami!

Bahkan Kiba berekspresi sedih. Yep, orang itu sungguh menjijikkan.

“…Dasar tidak sopan. Sulit untuk percaya kau seorang pendeta… oh, itu sebabnya kau adalah ‘Exorcist Liar’, kan?”

“Iya, iya! Aku tidak sopan! Maaf saja! Itu karena aku liar! Aku diusir! Itu sebabnya, membenci Vatikan! Aku tak masalah selama aku bisa membunuh Iblis setiap kali aku menginginkannya!”

Keduanya masih beradu pedang.

Kiba berekspresi tenang, tapi matanya sudah menangkap musuhnya.

Si pendeta itu, Freed, masih tertawa dan menikmati pertarungan.

“Kau adalah tipe yang paling sulit untuk ditangani. Seseorang yang merasa mereka hidup dengan membunuh Iblis… orang yang akan membahayakan kami.”

“Haaaaah!? Kau tahu, aku tak mau dikasih tahu itu oleh Iblis? Sekarang aku mencoba untuk hidup sama seperti orang lain! Aku bukan dalam posisi di mana hama sepertimu bisa berbicara padaku!”

“Bahkan Iblis memiliki aturan.”

Akeno-san tersenyum, tapi matanya serius.

Dia menunjukkan tanda kemauan untuk melawan dan bermusuhan terhadap Freed.

“Bagus. Aku suka mata bergairah itu. Onee-san, kau adalah yang terbaik. Aku bisa merasakan doronganmu ingin membunuhku. Apakah ini cinta? Tidak, kurasa itu adalah niat membunuh! Hebat! Ini bagus! Aku suka perasaan niat membunuh itu dan maksud untuk membunuh!”

“Lenyap sana.”

Orang yang muncul di sebelahku adalah gadis berambut crimson, —Rias-buchou!

“Ise, aku minta maaf. Aku tak pernah menyangka bahwa Exorcist Liar akan mengunjungi rumah klien.”

Buchou, meminta maaf padaku, menyempitkan matanya setelah melihat lukaku.

“…Ise. Kamu terluka?”

“Ah, maaf… aku ditembak…”

Aku mencoba untuk menipu dirinya dengan tertawa.

Ah, sepertinya dia akan marah padaku setelah ini. Maaf karena lemah, Buchou.

Tapi Buchou tidak mengatakan apa-apa padaku dan memberikan ekspresi dingin pada pendeta itu.

“Sepertinya kau telah mengawasi budakku yang lucu?”

Suaranya rendah dan terdengar menakutkan.

Wow, Buchou marah. Apakah aku alasannya?

“Iya, iya. Aku telah bersenang-senang dengan itu. Aku berencana untuk memotong tubuhnya tapi aku diganggu dan berakhir sebagai mimpi.”

BON!

Sebuah bagian dari furnitur di belakang pendeta itu terlempar.

Itu Buchou. Buchou menembak bola dari kekuatan iblis.

“Aku memastikan bahwa aku tak pernah mengampuni mereka yang menyakiti budak-budakku. Terutama aku tak bisa memaafkan rendahan sepertimu merusak barang-barang pribadiku.”

Intensitasnya menyebabkan atmosfer terasa beku.

Niat membunuhnya mengintai di sekitar ruangan. Ada benda yang terlihat seperti gelombang kekuatan iblis di sekitar Buchou.

“! Buchou, tampaknya ada beberapa Malaikat Jatuh menuju ke rumah ini. Kalau begini, kita akan dirugikan.”

Sepertinya Akeno-san mendeteksi sesuatu dan memberi tahu kami.

Malaikat Jatuh mendekat? Orang-orang dengan sayap hitam?

Buchou memberikan tatapan lain pada pendeta itu.

“…Akeno, kita akan kembali ke markas kita setelah kita membawa Ise. Persiapkan teleportasi.”

“Ya.”

Akeno-san mulai merapalkan mantra secepat Buchou mendesak dia. Teleportasi?

Apa kita lari?

Lalu aku melihat Asia.

“Buchou! Kita harus membawanya juga!”

Aku mengatakan itu pada Buchou.

“Mustahil. Hanya Iblis yang bisa menggunakan lingkaran sihir teleportasi. Dan juga, lingkaran sihir ini hanya bisa meneleportasi diriku dan budak-budakku.”

T-Tidak… mataku dan mata Asia bertemu. Dia hanya tersenyum padaku.

“Asia!”

“Ise-san, mari kita bertemu lagi.”

Itu kata-kata terakhir kami di tempat ini.

Saat berikutnya, Akeno-san selesai merapalkan mantra, dan lingkaran sihir di lantai mulai bersinar biru lagi.

“Takkan kubiarkan kalian melarikan diri!”

Pendeta itu datang menebas kami, tapi Koneko-chan melempar sofa menuju dirinya.

Pada saat pendeta memotong sofa dengan pedangnya, kami sudah diteleportasi ke ruang klub.

Aku tak punya waktu untuk memikirkan kesan teleportasi pertamaku melalui lingkaran sihir, dan aku hanya ingat senyum Asia terakhir itu.

Bagian 3[edit]

“Ada dua jenis Exorcist.”

Aku mendengarkan penjelasan Buchou sambil kakiku disembuhkan.

“Yang pertama adalah Exorcist yang menerima restu dari Tuhan untuk melakukan pengusiran setan atas nama keadilan. Grup Exorcist ini meminjam kekuatan dari Tuhan dan Malaikat untuk melenyapkan Iblis. Dan ada satu lagi.—‘Exorcist Liar’.”

“Liar?”

Buchou mengangguk.

Lagi-lagi “Liar”.

“Pengusiran setan adalah upacara suci yang dilakukan atas nama Tuhan. Tapi kadang-kadang, ada Exorcist yang mulai menikmati tindakan membunuh Iblis. Mereka adalah makhluk yang telah menikmati membunuh Iblis sebagai kesenangan dan sebagai tujuan hidup mereka. Jadi mereka diusir dari Gereja tanpa kecuali. Atau mereka bisa dihapus karena dinyatakan bersalah.”

“Dihapus… jadi mereka dibunuh.”

“Tapi ada orang-orang yang bertahan hidup. Menurutmu, apa terjadi pada Exorcist itu? Mudah saja. Mereka pergi ke Malaikat Jatuh.”

“Malaikat Jatuh adalah orang-orang dengan sayap hitam, kan?”

“Ya. Walau Malaikat Jatuh adalah makhluk yang diusir dari Surga, mereka masih memiliki kekuatan cahaya, —kekuatan untuk melenyapkan Iblis. Malaikat Jatuh juga kehilangan banyak kawan-kawan mereka dan pasukan mereka dalam perang sebelumnya. Itu sebabnya mereka mulai mengumpulkan hamba, sama seperti kita.”

Aku mengerti situasinya segera setelah dia mengatakan padaku sebanyak itu.

“Jadi Malaikat Jatuh yang menemukan Iblis adalah sebuah gangguan dan Exorcist yang ingin membunuh Iblis memiliki tujuan yang sama, kan?”

“Ya. Itu sebabnya mereka disebut ‘Exorcist Liar’. Jadi, Exorcist berbahaya yang kecanduan memburu Iblis mulai menyerang Iblis dan manusia dengan koneksi Iblis dengan meminjam kekuatan dari Malaikat Jatuh. Si pendeta sebelumnya itu persis seperti itu. Dia ‘Exorcist Liar’ dari sebuah organisasi dengan dukungan dari Malaikat Jatuh. Mereka bukan Exorcist sungguhan, tapi mereka masih berbahaya seperti sungguhan. Tidak, karena mereka tidak memiliki batasan, mereka jauh lebih sulit untuk ditangani daripada Exorcist sungguhan. Tidak baik untuk berurusan dengan mereka. Jadi, Gereja yang kamu lihat sebelumnya bukan milik Tuhan tapi milik Malaikat Jatuh.”

…Aku tahu mereka ancaman.

Aku menyadari betapa berbahayanya mereka sewaktu aku melawan pendeta menyebalkan itu.

Dia sangat jahat. Dia hanya berpikir tentang pertempuran dan gembira dalam membunuh Iblis.

Terlibat dengan kelompok yang lebih seram seperti ini adalah berbahaya. Aku tahu itu. Aku tahu.

Tapi. Tapi!

Jadi aku harus mengatakan itu pada Buchou.

“Buchou, aku harus menyelamatkan gadis itu, Asia!”

“Mustahil. Bagaimana kamu akan melawan mereka? Kamu adalah Iblis. Dan dia adalah hamba Malaikat Jatuh. Ini adalah dua jenis yang tak bisa hidup berdampingan. Menyelamatkan berarti dia membuat Malaikat Jatuh musuhmu… kalau itu terjadi, kami juga akan harus bertarung.”

“…”

Aku tak bisa membalas kembali padanya. Aku akan menyebabkan kesulitan untuk Buchou dan lain-lain karena keegoisanku.

Aku membandingkan Asia dengan Buchou dan lain-lain.

Tapi aku tak bisa menemukan jawabannya. Mana yang lebih penting?

Itu… pasti…

Aku menyadari betapa kecilnya aku, karena aku tak bisa menemukan jawaban yang tepat.

Aku tak bisa menyelamatkan satu gadis pun.

Aku terlalu lemah.

Bagian 4[edit]

“Haa…”

Tengah hari.

Aku bolos sekolah hari ini, dan saat ini aku duduk di bangku di taman anak-anak sambil mendesah.

Luka yang kuterima dari si pendeta di kakiku kemarin belum sepenuhnya sembuh.

Menurut Buchou, “Malaikat Jatuh yang memberi kekuatan kepada pendeta itu pasti memiliki kekuatan cahaya yang padat”, jadi sepertinya mereka akan merepotkan bagi kami para Iblis karena cahaya adalah racun bagi kami.

Dengan kaki ini, aku tak bisa melakukan pekerjaan Iblis, jadi aku diberi tahu untuk istirahat oleh Buchou.

Buchou mungkin sudah bicara dengan guru sehingga seharusnya baik-baik saja. Itu karena Buchou mengendalikan sekolah dari bayang-bayang.

GUU~

Perutku bergemuruh. Kalau dipikir-pikir, aku belum makan sejak pagi.

Aku telah memikirkan Asia dan karierku sebagai Iblis sepanjang waktu.

Bagaimana cara menyelamatkan Asia? Sebelum itu, bagaimana situasi Asia saat ini?

Hal itu, aku tak tahu.

Tapi aku telah membuat asumsiku sendiri bahwa dia takkan senang bekerja di tempat yang sama seperti si pendeta gila yang akan menyerangnya.

Umm.

Kalau aku melakukan itu sendiri, itu akan menyebabkan banyak kesulitan untuk Buchou dan yang lainnya.

…Aku ingin menjadi lebih kuat.

Itulah satu-satunya hal di pikiranku saat ini.

Ada banyak hal yang bisa saja dilakukan hanya jika kamu kuat. Dalam kehidupan singkatku sebagai Iblis, itulah satu-satunya hal yang aku yakini.

Sepertinya aku harus kuat untuk mencapai impianku.

Semenjak itu, aku telah belajar bagaimana membuat Sacred Gear-ku muncul setiap kali aku merasakan hal begitu. Tapi karena aku tak tahu bagaimana menggunakannya, itu sia-sia saja. Tetapi, mungkin mengandalkan Sacred Gear membuatku lemah.

Baiklah. Setelah lukaku sembuh, aku akan mulai membentuk otot! Aku juga akan meminta Buchou dan Akeno-san bagaimana menggunakan kekuatan iblis.

…Aku tak senang, tapi mungkin aku meminta Kiba untuk mengajariku bagaimana menggunakan pedang.

Lagi pula, aku sudah punya rencana.

Aku akan menjadi lebih kuat dari si pendeta menyebalkan itu. Tidak, aku harus cukup kuat untuk kabur dari si Malaikat Jatuh itu sendirian.

Aku [Pawn], tapi aku bisa melakukannya selama aku bekerja keras. Aku ingin percaya itu.

Ya, karena aku sudah punya rencana baru, aku akan membeli makan siang di suatu tempat dan pulang!

Saat aku berdiri dari bangku, warna emas terlihat mataku.

Saat aku melihat dengan saksama, di sana seorang gadis berambut pirang yang kukenal.

Dia juga memperhatikanku. Kita berdua terkejut pada pertemuan ini.

“…Asia?”

“…Ise-san?”

Bagian 5[edit]

“…Auu.”

Ini adalah pemandangan yang aneh. Seorang Sister semakin bingung di depan meja pemesanan.

“A-Apa yang ingin Anda pesan…?”

Bahkan karyawan itu tak tahu bagaimana menangani situasi ini.

Ini waktu makan siang dan aku membawa Asia ke sebuah restoran makanan cepat saji di kawasan bisnis.

Sepertinya Asia tak pernah datang ke tempat semacam ini sebelumnya, jadi dia pusing memilih makannya.

Aku menawarkan bantuanku, tapi dia bilang, “Tidak apa-apa, aku akan mengatur itu”, jadi aku telah mengamatinya sepanjang waktu…

Kalau dipikir-pikir, kamu tak bisa berbahasa Jepang.

Melihat kesempatan ini, aku membantunya.

“Maaf. Dia akan memesan makanan yang sama sepertiku.”

“Baik.”

Karyawan itu mengambil pesanan. Asia di sisi lain terkejut.

“Auu, aku malu. Aku pun tak bisa membeli hamburger sendiri…”

“Y-Yah, kamu harus terbiasa dengan bahasa Jepang dulu.”

Kami segera menuju ke arah meja yang kosong setelah kami membawa makanan sembari aku menyemangati Asia yang merasa muram.

Sementara kami berjalan di dalam restoran, sebagian besar pelanggan laki-laki tengah melihat Asia.

Itu karena dia adalah seorang biarawati, selain itu, dia juga sangat imut.

Nah, cowok pun akan menengok bila mereka melihat Asia.

Kami duduk saling berhadapan, tapi Asia menatap indah pada hamburger dan tidak memakannya. Malahan, apa dia tahu cara memakannya?

Wow, sungguh perkembangan yang aneh.

“Tuan putri, kamu bisa makan ini dengan membuka bungkusnya seperti ini.”

Aku menunjukkan bagaimana melakukannya sambil tersenyum.

“B-Benarkah ada cara makan seperti itu!? M-Mengagumkan!”

…Sungguh reaksi baru. Kamu sungguh imut, Asia.

“Kamu juga makan kentang gorengnya seperti ini.”

“Astaga!”

Asia menatapku makan kentang goreng dengan mata yang sangat tajam.

“Tidak, tidak, kamu juga makan, Asia.”

“I-Iya.”

Dia mengambil gigitan kecil burger.

Dia mulai memakan itu.

“L-Lezat! Burger ini sangat lezat!”

Gadis ini mengatakan itu sambil matanya bersinar. Apa yang biasanya dia makan?

“Kamu tidak pernah makan burger sebelumnya?”

“Tidak. Aku sudah sering lihat ini di televisi, tapi ini kali pertama aku memakannya. Aku terharu! Lezat sekali!”

“Oh. Jadi apa yang biasanya kamu makan?”

“Biasanya roti dan sup. Aku juga makan sayur dan pasta food.”

Makanan sederhana itu. Apa Gereja seperti itu?

“Benarkah? Lalu makan saja dengan hati-hati agar kamu ingat rasanya.”

“Iya. Aku akan memakannya dengan gembira.”

Asia mulai memakan dengan nikmat. Tapi kenapa dia di taman itu?

Dia bilang dia punya waktu istirahat, tapi sepertinya dia melarikan diri dari sesuatu.

Saat dia melihatku, dia tampak lega.

Aku ingin bertanya, tapi itu mungkin menjadi pertanyaan tak terpikirkan. Mungkin aku harus menunggu sampai dia ingin memberi tahuku.

Aku akan membantunya setiap saat.

Ada juga hal-hal tentang Buchou dan yang lainnya. Tapi aku tak bisa memberi tahunya.

Ini sangat menjengkelkan.

Yah, karena dia menikmati makan hamburger, aku merasa tak enak menanyakan sesuatu padanya yang akan membuat dia tertekan.

Yeah, itu saja. Untuk hari ini saja, kita akan melupakan segalanya.

Itulah jawaban yang kudapatkan.

“Asia.”

“Y-Ya.”

“Kita akan pergi dan bersenang-senang sekarang.”

“Eh?”

“Ayo kita pergi ke Game Center.” 

“Sang sopir menuruni bukit tercepat legendaris, Ise!”

Booooom!

Aku meletakkan kakiku menekan pedal gas, dan dengan cepat mengganti gigi!

Kemudian aku melaju melewati kedua mobil!

“Cepat! Kamu sangat cepat Ise-san!”

Fufufu, kamu mengawasiku Asia? Sekarang jatuh cintalah dengan teknik mengemudiku!

Seperti itulah, aku tengah bermain game balapan di Game Center.

Meskipun aku terlihat seperti ini, aku tidak bergabung dengan klub sekolah sebelum bergabung dengan Klub Penelitian Ilmu Gaib.

Kami bertiga, Motohama, Matsuda, dan aku pergi ke semua Game Center terdekat.

Game balapan atau bukan, aku bisa memenangkan game apa pun!

[WIN!]

Tanda yang menunjukkan kemenanganku muncul di layar.

Ya, sepertinya aku membuat rekor baru lagi… begitulah, aku jatuh hati pada diriku sendiri.

Lalu aku kehilangan pandangan Asia. Sewaktu aku melihat, dia berdiri di depan permainan derek.

“Ada apa?”

“Hau! T-Tidak… T-Tidak ada apa-apa.”

Saat aku bertanya padanya, dia mencoba untuk menyembunyikannya.

“Apa ada sesuatu yang kamu mau?”

Saat aku melihat ke dalam permainan derek, ada boneka “Rache-kun” di dalam. Ini adalah maskot lucu berdasarkan pada seekor tikus. Kalau aku ingat benar, karakter ini berasal dari Jepang tapi populer di seluruh dunia. Jadi itu sebabnya Asia juga tahu itu.

“Asia, apa kamu suka Rache-kun?”

“Eh? T-Tidak, i-itu…”

Wajah Asia memerah, dan dia mengangguk malu-malu.

“Baiklah. Aku akan mendapatkannya untukmu!”

“Eh? T-Tapi…!”

“Tenang saja, aku akan mendapatkannya.”

Menggunakan kesempatan dengan baik. Aku segera memasukkan koin dan mulai mengendalikan dereknya.

Meskipun aku terlihat seperti ini, aku lumayan baik pada permainan derek, lho?

Yah, itulah yang kupikirkan, tapi aku kesulitan mendapatkannya.

Pada percobaan pertama, aku menjatuhkan boneka itu di lokasi yang bagus, dan pada percobaan kedua, aku benar-benar meleset.

Pada percobaan ketiga dan keempat juga sama, tapi saat Asia khawatir pada percobaan kelima, akhirnya aku berhasil mendapatkannya!

“Yes!”

Aku membuat pose kemenangan dan mengambil Rache-kun yang baru kujatuhkan. Lalu kuberikan pada Asia.

“Ini, Asia.”

Asia jadi sangat gembira sampai ia memeluk boneka itu.

“Terima kasih banyak, Ise-san. Aku akan menjaga boneka ini.”

“Hei hei, kalau boneka seperti itu membuatmu bahagia, maka aku akan mendapatkan lebih banyak saat berikutnya.”

Itulah yang kukatakan padanya., Tapi dia menggeleng.

“Tidak, Rache-kun yang diberikan padaku mewakili hari yang indah aku bertemu denganmu. Karena hari ini adalah satu-satunya hari aku bertemu denganmu, aku akan menjaga boneka ini.”

…Ucapannya membuatku malu.

Tapi, saat gadis ini mengatakan itu, itu sungguh terlihat alami.

Yah, sudahlah!

“Baik! Kita belum mulai! Asia, kita akan bermain sepanjang hari saat ini! Ikuti aku!”

“Y-Ya!”

Aku mengambil tangan Asia dan masuk lebih dalam Game Center.

Bagian 6[edit]

“Ah, kita bermain banyak hari ini.”

“Y-Ya… aku agak lelah…”

Kami berjalan di jalan sambil tertawa.

Ini sudah petang.

Hahaha, aku sudah bolos sekolah hari ini dan bersenang-senang sampai senja.

Kita beruntung bahwa kita tidak tertangkap oleh polisi. Kalau tertangkap, maka aku akan segera ditahan.

Asia dan aku kelelahan.

Sangat menyenangkan untuk melihat reaksi Asia saat kita pergi ke Game Center dan toko-toko lainnya.

Malahan, aku merasa rencana kencan yang telah kubuat untuk Yuuma-chan telah terbukti baik. Kamu tak bisa bilang apa yang akan terjadi dalam hidup karena aku tak pernah berharap untuk berguna.

“Oh.”

Aku hampir tersandung karena perasaan tidak nyaman di kakiku.

“Aw.”

Lalu aku merasa sedikit sakit juga.

Ini luka yang kemarin. Tempat di mana aku ditembak oleh pendeta menyebalkan itu masih sakit.

Sepertinya ini akan lama sembuhnya.

“…Ise-san, kamu terluka? Apa itu yang kemarin…”

Ekspresi Asia berawan.

Kupikir aku mengacaukannya. Kita memiliki waktu yang baik, tapi aku membuatnya mengingat sesuatu yang menyakitkan. Tapi Asia membungkuk dan mulai memeriksa lukaku.

“Bisakah kamu mengangkat celanamu?”

“T-Tentu.”

Aku mengangkat celanaku sampai betisku terlihat. Tanda pelurunya masih ada.

Lalu, Asia menempatkan telapak tangannya di sana.

Cahaya hangat dan lembut bersinar di betisku.

Ini sungguh cahaya hangat. Cahaya hijau ini. Ini seperti mata Asia dan terlihat begitu indah.

Rasanya seperti ada kebaikan di dalam cahayanya.

“Bagaimana?”

Asia menghentikan cahayanya, dan dia mendesakku untuk bergerak.

Aku menggerakkan kakiku sedikit.

Oh? Wow. Ini luar biasa!

“Ini menakjubkan, Asia. Aku tidak merasa tidak nyaman lagi! Aku tak merasakan sakit sama sekali!”

Aku berlari di sekitar sebentar.

Asia tersenyum gembira saat dia melihatku.

“Kamu luar biasa, Asia. Kekuatan penyembuhan, itu kekuatan luar biasa…. Itu adalah Sacred Gear, kan?”

“Ya, benar.”

Sudah kuduga.

“Terus terang saja, aku juga memiliki Sacred Gear. Meskipun, itu tidak banyak berguna. Tadi, itu.”

Asia menempatkan wajah terkejut usai mendengar pengakuanku.

“Ise-san, kamu juga memiliki Sacred Gear? Aku tidak menyadari sama sekali.”

“Hahaha, aku pun tak tahu efeknya. Kalau dibandingkan, Asia, kekuatanmu hebat sekali. Ini dapat menyembuhkan manusia, binatang, dan juga Iblis sepertiku, ya?”

Dia memasang ekspresi rumit, lalu wajah sedih.

Segera setelah itu, setetes air mata jatuh dari matanya.

Lalu, air mata itu mulai mengalir dari matanya lagi.

Lalu, dia menunduk dan mulai menangis.

Aku tak tahu apa yang harus dilakukan, jadi aku membawanya ke tempat di mana kami bisa duduk.

Kami duduk di bangku di pinggir jalan.

Lalu, dia bercerita tentang gadis yang pernah disebut “Perawan Suci”.

Di suatu daerah di Eropa, ada seorang gadis yang dibuang oleh orangtuanya.

Dia dibesarkan di sebuah Gereja terdekat dengan biarawati bersama dengan anak yatim lainnya.

Gadis itu adalah pengikut yang kuat dari Gereja menerima kekuatan khusus pada usia 8 tahun.

Dia menyembuhkan anak anjing yang terluka, dan orang dari Gereja Katolik menyaksikannya secara kebetulan.

Dari sana, hidupnya berubah.

Gadis itu dibawa ke Gereja Katolik utama dan ia dilambangkan oleh banyak orang sebagai “Perawan Suci” karena kekuatan penyembuhannya.

Dia menggunakan kekuatannya untuk menyembuhkan banyak orang-orang beriman dan mereka diberi tahu itu adalah perlindungan kekuatan ilahi.

Rumor demi rumor dan dia dihormati sebagai “Perawan Suci”.

Bahkan tanpa persetujuannya.

Dia puas sebagaimana dia diperlakukan. Orang-orang dari Gereja memang baik dan dia tidak membenci menyembuhkan orang-orang.

Dia malah senang bahwa kekuatannya berguna.

Gadis itu bersyukur kekuatannya dianugerahkan kepadanya oleh Tuhan.

Tapi dia agak kesepian.

Dia tidak punya teman yang bisa membuka diri.

Semua orang memperlakukan dia dengan baik dan halus padanya. Tapi tak ada yang bersedia untuk menjadi temannya.

Dia mengerti sebabnya.

Dia tahu bahwa mereka sedang melihat kekuatannya sebagai sesuatu yang abnormal.

Mereka tidak melihat dia sebagai manusia, tapi sebagai makhluk yang bisa menyembuhkan manusia.

Tapi suatu hari, itu berubah.

Secara kebetulan, ada Iblis di dekatnya dan ia sembuhkan.

Iblis itu terluka. Si gadis tak bisa mengabaikannya.

Dia berpikir bahwa meskipun itu adalah Iblis, dia harus menyembuhkannya jika terluka.

Itu adalah kebaikan hatinya yang membuatnya mengambil tindakan seperti itu.

Tapi itu mengubah hidupnya selamanya.

Salah satu orang dari Gereja melihat kejadian itu dan memberi tahu orang lain dari Gereja.

Para pendeta Gereja terkejut tentang hal itu.

“Sebuah kekuatan yang dapat menyembuhkan Iblis!?”

“Sesuatu yang mustahil seperti itu tak boleh terjadi!”

“Kekuatan penyembuhan hanya dapat menyembuhkan pengikut Tuhan!”

Ya, ada beberapa orang yang memiliki kekuatan untuk menyembuhkan.

Tapi kekuatan untuk menyembuhkan Iblis itu mustahil. Orang-orang dari Gereja berpikir masuk akal bahwa kekuatan penyembuhan tidak bekerja pada Malaikat Jatuh dan Iblis.

Rupanya, kejadian serupa telah terjadi di masa lalu.

Kekuatan untuk menyembuhkan Malaikat Jatuh dan Iblis yang tidak dilindungi oleh Tuhan. Tapi dikhawatirkan sebagai kekuatan seorang “Penyihir”.

Jadi orang-orang melihat dia sebagai orang sesat.

“Penyihir sialan yang menyembuhkan Iblis!”

Gadis itu sangat dihormati sebagai Perawan Suci kemudian ditakuti sebagai “Penyihir” dan Gereja Katolik meninggalkannya.

Dia tidak punya tempat untuk pergi dan organisasi “Exorcist Liar” menjemputnya.

Dengan kata lain, ia harus mendapatkan perlindungan ilahi dari Malaikat Jatuh.

Tapi gadis itu tak pernah lupa untuk berdoa kepada Tuhan. Dia juga tak pernah lupa untuk bersyukur kepada Tuhan.

Biarpun begitu, gadis itu ditinggalkan.

Tuhan tidak menyelamatkannya.

Apa yang paling mengejutkan dia yakni tak ada satu orang pun di Gereja yang bersedia untuk membela dirinya.

Tak ada orang yang peduli tentangnya.

“…Ini karena aku tidak cukup berdoa. Itu karena aku canggung. Aku sangat bodoh sampai aku pun tak bisa makan burger sendiri.”

Gadis itu, Asia, menyeka air matanya sambil tertawa.

Aku tak tahu harus berkata apa padanya.

Aku tak tahu harus berkata apa setelah mengetahui masa lalu yang menghancurkan dirinya.

Seperti yang dia tunjukkan sebelumnya, dia adalah pemilik Sacred Gear yang memiliki kekuatan untuk menyembuhkan manusia sampai Iblis.

“Ini juga merupakan cobaan yang Tuhan berikan padaku. Karena aku seorang biarawati canggung, Tuhan memberiku hukuman ini. Jadi, aku harus menanggungnya.”

Dia tertawa seolah-olah dia tengah berbicara dengan dirinya sendiri.

Kamu tidak perlu mengatakan apa-apa lagi…

“Aku yakin aku akan membuat banyak teman-teman suatu hari nanti. Aku mempunyai impian. Aku ingin pergi membeli bunga dengan teman, membeli buku dan… bicara…”

Dia penuh air mata.

Aku tak bisa melihat dia lagi. Dia pasti telah menahannya sepanjang waktu.

Dia telah menunggu Tuhan untuk menyelamatkan dirinya sepanjang waktu dan telah menyembunyikan perasaannya selama ini.

Hei.

Hei, Tuhan!

Apa artinya ini!? Kenapa Engkau tidak menyelamatkan gadis ini!

Dia telah merindukan bantuan-Mu!? Dia telah menghormati-Mu lebih dari siapa pun!

Apa yang tengah Engkau lakukan!? Mengapa Engkau tidak melakukan apa-apa!?

Aku tak tahu satu hal pun tentang-Mu dan aku juga tak percaya pada agama apa pun. Selain itu, aku Iblis!

Tapi, Iblis sepertiku pun dapat berbicara dengannya!

Bukankah Engkau orang yang memberi kami Sacred Gear?

Ini! Ini salah!

Ah, aku tahu. Ini adalah apa yang akan kulakukan! Lihat aku, Tuhan!

Aku mengambil tangannya. Aku mengatakan itu padanya sambil melihat langsung ke matanya yang basah dengan air mata.

“Asia, aku akan menjadi temanmu. Tidak, kita sudah berteman.”

Asia yang berdiri di sana tampak bingung.

“Aku I-Iblis, tapi itu semua benar. Aku takkan mengambil hidup Asia, dan aku takkan mengambil harga apa pun! Kamu bisa memanggilku setiap kali kamu menginginkannya! Ah, dan aku juga akan memberikan nomor ponselku.”

Aku meletakkan tanganku di dalam sakuku untuk mengambil ponselku.

“…Kenapa?”

“Nggak kenapa-napa kok! Asia, kamu bermain denganku sepanjang hari, kan? Kita berbicara, kan? Kita tertawa bersama-sama, kan? Maka kamu dan aku adalah teman! Seorang manusia, Iblis, atau Tuhan tidak masalah! Kita adalah teman!”

“…Apakah itu perjanjian dengan Iblis?”

“Bukan! Asia dan aku akan jadi teman sungguhan! Kita akan mengesampingkan hal-hal lain! Kita akan berbicara saat kita mau, kita akan bermain saat kita mau, dan ya, aku juga akan pergi berbelanja denganmu! Entah buku atau bunga, kita akan pergi berbelanja sebanyak yang kamu mau! Oke?”

Bahkan aku berpikir bahwa aku bodoh dalam percakapan. Ini bahkan tidak romantis. Kiba mungkin tahu hal yang benar untuk dikatakan pada saat seperti ini.

Tapi Asia menaruh tangannya di mulutnya, dan sekali lagi mulai meneteskan air mata. Tapi, saat ini, matanya tidak terlihat sedih.

“…Ise-san. Aku tak tahu lagi.”

“Kita bisa belajar dengan pergi di sekitar kota! Kalau kamu pergi berkeliling melihat hal-hal yang berbeda, akhirnya kamu akan belajar.”

“…Aku tidak bisa berbicara bahasa Jepang. Aku juga tidak tahu tentang budaya.”

“Aku akan mengajarimu! Bahkan aku akan membuatmu berbicara menggunakan peribahasa! Serahkan padaku! Kita pun bisa pergi ke museum untuk melihat harta nasional Jepang! Samurai! Sushi, dan geisha!”

“Aku juga tidak tahu apa yang harus dibicarakan dengan seorang teman.”

Aku memegang tangan Asia dengan erat.

“Kamu berbicara denganku secara biasa sepanjang hari ini. Itu sudah bagus. Kita sudah berbicara seperti teman.”

“…Maukah kamu menjadi temanku?”

“Ya, jadi ayo kita berteman dari sekarang, Asia.”

Dia mengangguk dan tersenyum.

Ya, dengan ini baik-baik saja.

Asia dan aku adalah teman! Tapi situasi ini pasti membuatku malu.

Mungkin aku akan gemetar karena malu saat pergi tidur setelah ini.

Tapi itu bukanlah masalah.

Kalau Asia tersenyum, maka tidak masalah.

Insiden dari masa sedih. Aku takkan tahu betapa menyakitkannya itu.

Tapi aku pasti bisa menjaga senyumnya mulai saat ini!

Bahkan manusia dan Iblis bisa berteman! Kupikir itu mustahil pada awalnya, tapi aku tidak peduli lagi.

Aku pasti akan menemuinya mulai sekarang sebagai temannya. Aku takkan membiarkan siapa pun menghalangi jalan kami!

Aku akan melindungi Asia!

“Tak mungkin.”

Sebuah suara yang menolak semua pikiranku.

Saat aku melihat ke arah mana suara itu berasal, aku terdiam.

Itu karena orang yang kukenal berdiri di sana.

Seorang gadis langsing dengan rambut hitam halus.

Amano Yuuma-chan berdiri di sana.

“Y-Yuuma-chan…?”

Dia tertawa geli saat dia mendengar suara bergetarku.

“Heh. Kau selamat. Dan sebagai Iblis? Astaga, itu yang terburuk.”

Suaranya bukan suara imut Yuuma-chan, dan dia terdengar lebih seperti orang dewasa menawan.

“…Raynare-sama…”

Asia memanggilnya dengan nama itu.

Raynare? Yah, benar juga. Aku benar-benar lupa.

Amano Yuuma adalah Malaikat Jatuh. Betul. Aku hampir lupa soal itu.

Begitu ya, jadi itu Malaikat Jatuh Raynare. Jadi itulah nama aslinya.

“…Apa yang Malaikat Jatuh sepertimu inginkan?”

Dia menyeringai saat aku mengatakan itu padanya.

“Aku tak ingin Iblis rendahan kotor sepertimu berbicara denganku.”

Dia menatapku seolah-olah dia melihat sesuatu yang sangat menjijikkan.

“Gadis itu. Asia, adalah milik kami. Bisakah aku membawa dia kembali? Asia, kau tahu sia-sia saja untuk kabur?”

Kabur? Apa maksudnya?

“…Tidak. Aku tak ingin kembali ke Gereja itu. Aku tak ingin kembali ke orang-orang yang membunuh orang lain…. Apalagi, kamu orang yang melakukan sesuatu denganku…”

Balas Asia dengan jijik.

Apa yang terjadi? Apa yang terjadi di dalam Gereja itu?

“Tolong jangan katakan itu, Asia. Sacred Gear-mu sangat penting untuk rencana kami. Jadi tolong kembalilah denganku? Aku juga menghabiskan waktu untuk mencarimu. Jangan membuat masalah untukku.”

Raynare mendekati kami. Asia bersembunyi di belakangku. Tubuhnya gemetar ketakutan.

Aku mengambil langkah maju untuk melindunginya.

“Tunggu. tidak bisakah kau lihat dia tidak mau? Yu, Raynare-san, apa yang akan kaulakukan dengan dia usai membawa dia kembali?”

“Iblis rendahan, jangan panggil aku dengan namaku. Namaku akan jadi kotor. Sesuatu di antara kami tak ada hubungannya denganmu. Kalau kau tidak cepat-cepat kembali ke tempat majikanmu, kau akan mati, tahu?”

Raynare mengumpulkan cahaya di tangannya.

Apakah itu tombak?

Aku tewas sekali karena itu.

Aku perlu membuat langkah pertama!

“S-Sacred Gear!”

Saat aku berteriak ke arah langit dengan keras, cahaya menutupi lengan kiriku dan membentuk gauntlet merah.

Yap! Ini berhasil!

Sepertinya diam-diam berlatih tentang cara untuk membuat Sacred Gear-ku muncul tanpa membuat postur terbayar sudah! Melihat Sacred Gear-ku, Raynare menunjukkan ekspresi terkejut sejenak dan kemudian mulai tertawa.

“Aku diberi tahu sebelumnya bahwa Sacred Gear-mu berbahaya dari para petinggi, tapi sepertinya mereka salah total!”

Malaikat Jatuh itu mulai tertawa seakan menemukan hal lucu.

Apa? Apanya yang lucu?

“Sacred Gear-mu sangat umum. Itu disebut [Twice Critical]. Itu menggandakan kekuatan pemiliknya untuk waktu sementara, tapi usai menggandakan kekuatanmu bukanlah merupakan ancaman bagiku. Sungguh, benda itu cocok untuk Iblis rendahan sepertimu.”

Kemampuan yang menggandakan kekuatan pemiliknya? Itukah kekuatan Sacred Gear-ku?

Dan dia bilang ini sangat umum…

Tapi itu cukup bagus untuk saat ini.

Aku perlu mengguncangkan Raynare bagaimanapun caranya, dan lari dengan Asia!

Tapi ke mana? Sekolah?

Tidak bisa. Aku tidak boleh menyebabkan masalah bagi Buchou dan yang lain.

Rumahku? Bagaimana aku menjelaskannya kepada orangtuaku?

…Sial. Walau aku temannya, aku tak tahu mau bawa ke mana Asia!

Keparat! Aku akan memikirkannya nanti! Pertama-tama, aku harus mengalahkan Malaikat Jatuh di depanku dulu!

Sialan! Ini kasus terburuk karena harus melawan mantan pacarku!

Kenapa aku selalu masuk ke dalam kekacauan ini?

“Sacred Gear! Aktifkan! Kamu dapat menggandakan kekuatanku, kan!? Lalu aktifkan!”

Lalu permata di gauntlet mulai bersinar.

[Boost!!]

Sebuah suara dibuat. Saat berikutnya, aku merasakan kekuatan mengalir memasuki tubuhku.

Apakah ini artinya menggandakan kekuatanku!?

Ya! Dengan ini—!

STAB

Sebuah suara jahat. Sesuatu menusuk perutku.

Tombak cahaya. Dia melemparkan itu padaku, lagi.

“Meskipun kekuatanmu digandakan, kau pun tak bisa menghindari tombak kecil yang kubuat ini. Meskipun kekuatan 1 digandakan, itu cuma 2. Kau tak bisa mempersempit kesenjangan kekuatan antara kita. Apa kau mengerti sekarang, Iblis rendahan-kun?”

Aku terjatuh.

Gawat. Cahaya adalah racun. Ini racun bagi Iblis. Dan aku diserang di perutku. Ini adalah—

Aku mempersiapkan diri untuk rasa sakit yang akan diikuti oleh kematian, tapi aku tidak merasakan sakit sama sekali. Itu karena cahaya hijau menyelimuti seluruh tubuhku. Sewaktu aku melihat, Asia menyembuhkan lukaku. Dia meletakkan tangannya di perutku dan menyembuhkan lukaku untukku.

Tombak cahaya itu secara bertahap semakin kecil, dan akhirnya menghilang. Aku tidak merasakan rasa sakit sedikit pun. Malahan, aku bisa merasakan kehangatan Asia.

“Asia. Kalau kau tak mau Iblis itu dibunuh, ikutlah denganku. Sacred Gear-mu itu penting untuk rencana kami. Kekuatanmu, [Twilight Healing], adalah Sacred Gear langka tak seperti Sacred Gear Iblis di sana. Kalau kau tak ikut denganku, aku hanya harus membunuh Iblis itu.”

Raynare memberikan perintah yang kejam.

Aku sandera!? Memangnya aku mau!

“D-Diam! Aku bisa mengalahkanmu—”

“Ya, aku mengerti.”

Tanpa mendengarku, Asia menerima perintah Malaikat Jatuh itu.

“Asia!”

“Ise-san. Terima kasih untuk hari ini. Itu sangat menyenangkan.”

Dia tersenyum lebar. Perutku telah benar-benar sembuh.

Usai dia menegaskan hal itu, dia berjalan menuju Raynare.

“Gadis pintar, Asia. Begitu. Masalah terpecahkan. Dengan ritual hari ini, kau akan terbebas dari penderitaanmu.”

Raynare tersenyum bejat.

Sialan! Dia tidak seperti Yuuma-chan yang kukenal!

Juga apa maksudnya dengan ritual!? Kedengarannya seperti sesuatu yang buruk!

Kemudian aku berteriak ke arah Asia.

“Asia! Tunggu! Kita teman, kan!?”

“Iya. Terima kasih sudah menjadi teman dengan orang sepertiku.”

Aku berjanji untuk melindungi Asia.

“A-Aku harus melindungi Asia!”

Dia berbalik, tapi ia masih tersenyum padaku.

Aku menjadi terpesona dengan senyumnya sejenak.

“Selamat tinggal.”

Dia mengatakan perpisahan.

Raynare menutupi Asia dengan sayap hitamnya.

“Iblis rendahan, sepertinya kau terselamatkan karena gadis ini. Kalau kau menghalangi jalanku lagi, aku pasti akan membunuhmu. Selamat tinggal, Ise-kun.”

Malaikat Jatuh itu menyeringai padaku dan terbang tinggi sambil memegang Asia.

Mereka menghilang ke langit. Satu-satunya yang tersisa adalah aku, bulu hitam, dan Rache-kun yang telah Asia tinggalkan.

—Aku tak bisa berbuat apa-apa.

“Aku akan melindungi Asia”. Apa-apaan itu.

Aku berlutut dan mulai meninju tanah.

Aku menggertakkan gigi dengan keras dan berteriak dengan frustrasi.

Sial. Sial.

Siaaaaaaaaaaaaaaaaal!

“Asia…”

Aku meneriaki nama temanku ke arah langit.

Tak ada jawaban.

“Asiaaaaaaaaaaa!”

Untuk pertama kalinya dalam hidupku, aku mencemooh diri sendiri karena lemah.