Tate no Yuusha Vol 2 Chapter 32 (Indonesia)

From Baka-Tsuki
Revision as of 15:20, 28 February 2016 by RozenMaiden (talk | contribs)
Jump to navigation Jump to search

TnY Chapter 32 - Hadiah

Part 1

Firo mengenakan mantelku selagi kami berjalan ke toko senjata.

Paman: "Hey, nak."


Paman melambaikan tangan selagi kami berjalan mendekat


Naofumi: "Apakah terjadi sesuatu??"

Paman: "Ya. Tunggu sebentar."


Paman pun menutup toko dan memandu kami.

Kami pun sampai di toko sihir dimana aku mendapatkan buku sihir.


Pemilik toko sihir: "Ah."


Bibi pemilik toko sihir tersenyum saat ia melihat Paman.


Bibi Toko Sihir: "Ayo, silakan masuk."

Naofumi: "Baik. Firo, jangan berubah wujud ke wuudmu yang asli sampai aku mengizinkanmu."

Firo: "OK."


Di belakang toko sihir, ada sebuah bengkel yang memiliki suasana alami.

Kami dipandu menuju bengkel tersebut.

Plafon bengkel tersebut cukup tinggi, sekitar 3 meter.

Di tengah ruangan tersebut, ada sebuah gambar persegi dengan sebuah kristal untuk keperluan sihir.


Bibi Toko Sihir: "Aku meminta maaf. Disini sedikit sesak karena aku sedang bekerja."

Naofumi: "Tidak apa-apa. Ah, apakah ada pakaian untuk anak-anak disini?"

Paman: "Bibi dari toko sihir ini merupakan kenalan yang dapat membantumu."

Bibi Toko Sihir: "Betul sekali~"

Dia (Bibi) menyingkirkan kristal itu dan menaruh sebuah mesin jahit berdesain tua beserta alasnya.

Apakah kalian tahu apa itu alat pintal? Itu loh yang ada di Sleeping Beauty. TLN: Ini contohnya


Bibi Toko Sihir: "Apakah anak itu benar-benar monster??"

Naofumi: "Ya begitulah. Tunggu sebentar, aku akan melepas mantelnya dulu sebelum dia berubah. Firo, kembalilah ke wujud asalmu."


Ruang ini seharusnya cukup untuk menampung wujud aslinya.


Firo: "Ok~"


Setelah aku memberikan perintah, Firo melepas mantelnya dan kembali ka wujud asalnya.


Bibi Toko Sihir: "Oh,my. Astaga."


Bibi Toko Sihir itupun terkejut sambil mendongak dan melihat Firo yang telah berubah kembali ke bentuk Ratu Philorial-nya.


Firo: "Apakah bentuk ini boleh?"


Kejadian itu terasa sangat aneh karena perbedaan yang kontras anatar badan dan suara Firo.

Walaupun dunia ini adalah dunia fantasi, ini tetaplah aneh...

Aku pun melihat ke arah Raphtalia.


Raphtalia: "Ada apa, Naofumi-sama?"

Naofumi: "Tidak apa-apa."


Ah, ini mengingatkanku bahwa faktanya, Raphtalia juga adalah Demi-Human.

Jika dipikirkan, di masa-masa dimana aku dapat merasakan perasaan romantis, aku mungkin akan sangat gembira. Hal ini sama saja dengan Motoyasu, walau itu semua hanyalah sebuah masa lalu.


Bibi Toko Sihir: "Jadi, Pakaian apa yang kamu butuhkan?"

Naofumi: "Bisakah anda membuat sesuatu yang tidak akan robek saat Firo berubah??"

Bibi Toko Sihir: "Sesungguhnya, aku tidak yakin aku bisa membuat pakaian."

Naofumi: "APA!?"

Bibi Tokoh Sihir: "Hero-sama, Lihalah sekeliling. Apa yang kamu lihat?"

Naofumi: "Toko Sihir...dan seorang penyihir."

Bibi Toko Sihir: "Betul sekali. Aku hanya memiliki beberapa pengetahuan di bidang trasnformasi."


Walaupun aku tidak terlalu mengerti jalan pikiran yang wajar di dunia ini...Aku mengerti bahwaq para penyihir dapat berubah wujud menjadi hewan.


Bibi TS: "Ah, perubahan wujud membutuhkan membutuhkan kekuatan sihir yang besar dan prosedur yang sangat menyusahkan untuk bertransformasi ke hewan. Bukankah itu menyusahkan jika kami harus mengenakan baju kembali setiap kali kami bertrasformasi?"


Hm? Kelihatannya, penyihir memiliki kemungkinan untuk bertransformasi.

Bibi itu menawab sambil memintal di mesin pemintal.

Dari bentuknya saja, mesin itu mirip dengan mesin jahit dari duniaku.


Bibi TS: "Tetap berada di wujud asli boleh saja saat di rumah. TApi, jika ia bertrasformasi di tempat ramai, itu akan memunculkan sesuatu yang cukup serius."

Naofumi: "Yeah, Benar sekali."


Baju adalah perhatian utamaku. Berjalan dengan telanjang akan terlihat menonjol.


Bibi TS: "Karena itu, akan lebih baik jika baju yang dibuat dapat disimpan secara aman selagi berubah, serta dapat dipakai langsung saat berubah kembali."

Naofumi: "Ya."


Yah, benar. Jika pakaian hanya menghilang saat berubah wujud, masalah dapat diselesaikan.


Bibi TS: "Ini merupakan teknik yang diwariskan di keturunan monster di antara Demi-Human. Salah satunya ialah Mantel Vampir."


Yah, sama seperti ketika mereka berubah wujud menjadi kelelawar dan serigala. Mereka juga ada di dunia ini??


Bibi TS: "Yah, mesin pintal inilah yang membuat bahan untuk pakaian tersebut."

Naofumi: "Menarik. Pakaian tersebut akan berubah menjadi apa selagi berubah wujud?"

Bibi TS: "Sesungguhnya, apa itu pakaian? Sesuatu yang terlihat oleh orang lain,kan?"


Aku memiringkan kepalaku dan memberikan ekspresi bingung ke Bibi tersebut.

Apa maksudnya?


Bibi TS: "Yang kumaksud adalah, benda ini dapat mengubah benang menjadi kekuatan sihir dan kekuatan sihir menjadi benang. Karena itu, pengguna dapat mengubah benang menjadi kekuatan sihir kapanpun ia mau."

Bibi TS: "Simpelnya, pengguna dapat mengubah benang menjadi kekuatan sihir dan sebaliknya."

Naofumi: "Ah, aku mengerti."


Sekarang aku mengerti kenapa Paman membawa kamu kesini.

Sedikit aneh jika ini dipanggil sebagai pakaian. Saat tidak berada di wujud manusia, pakaian berubah menjadi kekuatan sihir dan mengalir di tubuh. kekuatan sihir dari pakaian tersebut kembali ke wujud asal saat berada di wujud manusia.


Bibi TS: "Kamu adalah Firo-chan, kan? Tolong putar roda ini pelan-pelan."

Firo: "Ok"


Firo pelan-pelan mulai memutar roda di mesin pintal tersebut.

Benag pun mulau keluar dan bibi melilitkan benang itu ke sebuah kumparan.

Dan benang pun mulai terkumpul di kumparan.


Firo: "Hm? Aku merasa melemah."

Bibi TS: "Mesin ini mengubah kekuatan sihir menjadi benang. INi melelahkan tapi aku hanya butuh sedikit lagi untuk membuat pakaian."

Naofumi: "Hm... Menarik."


Firo tetaplah anak-anak yang baru berumur 1 minggu.

Firo terlihat lelah saat ia memutar mesin itu.


Naofumi: "Bertahanlah, Aku janji sesuatu."

Firo: "Makanan? Makanan yang enak?"

Naofumi: "Yeah."


Aku adalah seseorang yang memegang janji. Aku mengizinkanmu untuk makan makanan enak nanti ya, Firo.


Firo: "Aku akan memberikan yang terbaik!"


Firo mulai memutar mesin pintal itu dengan energik.


Firo: "Yay! Aku akan berusaha yang terbaik!"


Bibi kaget dengan kecepatan Firo.


Naofumi: "Paman, aku berhutang kepadamu makanan. Habis ini, Paman bebas tidak?"

Paman: "Aku menginggalkan catatan di tokoyang menjelaskan 'aku akan tutup lebih cepat'. Kamu akan mentraktir aku apa, nak?"

Naofumi: "Kalau begitu, Bisakah paman menyediakan sebuah pelat besi yang besar?"

Paman: "Kamu mau membuat apa??"

NAofumi: "Aku akan memasak."

Paman: "Makanan buatanmu, nak? Aku mengharapkan sesuatu yang berbeda."

Naofumi: "Apa maksudnya itu??"


Aku sedikit ersinggung dengan ekspresi kecewamu, Paman.


Paman: "Ah, apa yang aku harapkan."

Naofumi: "Raphtalia, pergilah ke pasar untuk membeli daging, sayur dan arang. Firo dapat makan makanan untuk porsi 5 orang."

Raphtalia: "Aku mengerti."


Aku memberikan beberapa koin perak untuk Raphtalia berbelanja.


Firo: "Makanan~Makanan~"


Firo sangat bersemangat selagi ia memintal.


Bibi TS: "Ini sudah cukup. Kamu bisa berhenti memintal sekarang."


Setelah beberapa saat, Bibi meminta Firo untuk berhenti.


Firo: "Apakah ada makanan yang lebih banyak jika aku memutarnya lagi?"

Naofumi: "Tidak. Kamu boleh berhenti memutarnya."

Firo: "Yay~"


Firopun kembali ke wujud aslinya.


Firo: " Master~ Makanan~"

Naofumi: "Tunggu sebentar."

Firo: "Eh~..."


Firo terdengar sangat kecewa. Raphtalia masih belum kembali, jadi belum ada makanan.


Naofumi: "Saat kita keluar dari toko ini, berubahlah ke wujud manusia-mu."

Firo: "OK"


Firo, apakah kamu benar-benar mengerti?


Bibi TS: "Kamu bisa menggunakan benang ini untuk membuat pakaianmu."


Bibi Toko Sihir pun memperlihatkan benangnya kepada kami.


Paman: "Aku akan mencari orang yang dapat menenun benang ini."

Naofumi: "Aku akan berharap kepada orang yang kamu kenalkan. Firo, Ayo."

Bibi TS: "Apa yang harus kusampaikan kepada wanita muda yang perrgi berbelanja itu??"

Naofumi: "Beritahu dia, kami menunggunya di gerbang keluar kota kastil."

Bibi TS: "Aku mengerti."

Part 2