Difference between revisions of "Tate no Yuusha Vol 1 Chapter 22 (Indonesia)"

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search
(Created page with "==Apa yang Ingin-ku Dengar== “Apa yang kau maksud dengan ‘menang’, pengecut!” Duel satu-lawan-satu kita tadi terganggu, ‘kan! “Bicara apa kau? Kau kalah karena...")
 
m
 
Line 16: Line 16:
   
   
“Rekanmu menganggu ditengah-tengah pertarungan kita! Itu makanya aku kehilangan keseimbangan!”
+
“Rekanmu menganggu ditengah-tengah pertarungan kita! Itulah alasan aku kehilangan keseimbangan!”
   
 
“Ha! Itu kah kebohongan dari rengekan seorang pecundang?”
 
“Ha! Itu kah kebohongan dari rengekan seorang pecundang?”
Line 45: Line 45:
 
Bahkan kemudian, beberapa kerumunan masih tidak yakin. Mereka melihat berkeliling seolah ingin mengatakan sesuatu. Tetapi, tidak ada seorang pun yang mau membantah apa yang sudah sang raja nyatakan.
 
Bahkan kemudian, beberapa kerumunan masih tidak yakin. Mereka melihat berkeliling seolah ingin mengatakan sesuatu. Tetapi, tidak ada seorang pun yang mau membantah apa yang sudah sang raja nyatakan.
   
Karena raja sudah mendiamkan semua penolakan.
+
Karena raja sudah mengheningkan semua penolakan.
   
Kerajaan ini adalah kediktatoran seluruhnya!
+
Kerajaan ini adalah tirani<ref>Tirani: sistem pemerintahan yang dilakukan seseorang atas kepentingan pribadi.</ref> seluruhnya!
   
   
Line 80: Line 80:
 
Terasa aneh sekali betapa mudahnya aku dituduh sebagai kriminal hanya dengan kesaksian korban.
 
Terasa aneh sekali betapa mudahnya aku dituduh sebagai kriminal hanya dengan kesaksian korban.
   
Jadi itu yang terjadi... Sang raja mengabaikan keegoisan puterinya yang bodoh dan menuduhkan kejahatan palsu padaku menggunakan bukti yang tidak nyata. Demi pahlawan yang puterinya pilih, ia mengorbankanku dan mengambil kembali uangku karena aku adalah yang terlemah diantara para Pahlawan.
+
Jadi itu yang terjadi... Sang raja mengabaikan keegoisan puterinya yang bodoh dan menuduhkan kejahatan palsu padaku menggunakan bukti palsu. Demi pahlawan yang puterinya pilih, ia mengorbankanku dan mengambil kembali uangku karena aku adalah yang terlemah diantara para Pahlawan.
   
Dan karena Motoyasu menyelamatkan sang tuan puteri dariku, mereka menjadi semakin dekat, lebih dari gadis-gadis lain yang ada disekelilingnya.
+
Dan karena Motoyasu menyelamatkan sang tuan puteri dariku, mereka menjadi semakin dekat, lebih dari gadis-gadis lain yang ada di sekelilingnya.
   
   
Ini juga menjelaskan kenapa aku menerima uang tambahan saat awal pertama.
+
Ini juga menjelaskan kenapa aku menerima uang tambahan di awal.
   
 
Dengan kata lain, dia bisa mendapatkan perlengkapan yang bagus untuk dirinya dan juga mendukung pahlawan pilihannya, Motoyasu.
 
Dengan kata lain, dia bisa mendapatkan perlengkapan yang bagus untuk dirinya dan juga mendukung pahlawan pilihannya, Motoyasu.
   
Jika hanya Motoyasu seorang diri yang mulai dengan peralatan yang jauh lebih baik daripada pahlawan lainnya, maka bahkan dirinya juga akan curiga dan waspada.
+
Jika hanya Motoyasu seorang diri yang diberikan peralatan yang jauh lebih baik daripada pahlawan lainnya, maka bahkan Motoyasu juga akan curiga dan waspada.
   
Dengan perencanaan yang teliti, tidak ada cara untuk mengetahui kebenaran selain dari pelakunya itu sendiri. Pada akhirnya hasilnya adalah seorang Pahlawan Perisai kriminal yang tidak berguna dan sang Pahlawan Tombak yang dengan hebat menyelamatkan sang tuan puteri.
+
Dengan perencanaan yang teliti, tidak ada cara untuk mengetahui kebenaran selain dari pelakunya itu sendiri. Pada akhirnya hasilnya adalah seorang Pahlawan Perisai menjadi kriminal dan tidak berguna serta sang Pahlawan Tombak yang dengan luar biasa menyelamatkan sang tuan puteri.
   
   
Sedikit demi sedikit, semuanya mulai masuk akal.
+
Sedikit demi sedikit, semuanya mulai menjadi masuk akal.
   
Tidak ada bukti lain selain serangan yang kuterima, yang tidak memberikan luka selain membuatku terhuyung. Tidak ada bukti yang sahih bahwa sang tuan puteri telah berbuat curang.
+
Tidak ada bukti lain selain serangan yang kuterima, yang tidak memberikan luka selain membuatku terhuyung-huyung. Tidak ada bukti yang sahih bahwa sang tuan puteri telah berbuat curang.
   
 
Pernyataan keberatan apapun terhadap pertandingan yang curang ini mungkin akan dibungkam di belakang panggung.
 
Pernyataan keberatan apapun terhadap pertandingan yang curang ini mungkin akan dibungkam di belakang panggung.
Line 129: Line 129:
 
... Aku ingat sekarang. Aku membacanya di ‘Panduan Empat Senjata Suci’.<ref>Buku yang membawa Naofumi dan 3 lainnya ke dunia ini.</ref>
 
... Aku ingat sekarang. Aku membacanya di ‘Panduan Empat Senjata Suci’.<ref>Buku yang membawa Naofumi dan 3 lainnya ke dunia ini.</ref>
   
Dibuku itu sang tuan puteri adalah wanita jalang yang memelacuri dirinya kepada semua Pahlawan.
+
Dibuku itu, Sang Tuan Puteri adalah wanita jalang yang menjual dirinya kepada semua Pahlawan.
   
Jika buku yang aku baca di perpustakaan itu berhubungan dengan dunia ini, maka masuk akal kalau tuan puteri ini seorang wanita jalang. Itu juga berlaku untuk Pahlawan-pahlawan sialan yang lainnya ini.
+
Jika buku yang aku baca di perpustakaan itu berhubungan dengan dunia ini, maka masuk akal apabila tuan puteri ini seorang wanita jalang. Itu juga berlaku untuk Pahlawan-pahlawan sialan yang lainnya itu.
   
   
Sebuah luapan amarah dari dalam diriku menyelimuti diriku.
+
Sebuah luapan amarah dari dalam diriku menyelimutiku.
   
   
Line 142: Line 142:
   
   
Pandanganku mengabur bersamaan dengan perisaiku yang terhisap oleh emosi hitam pekat dari hatiku.
+
Pandanganku mengabur bersamaan dengan perisaiku yang ditelan oleh emosi hitam pekat dari hatiku.
   
   
“Nah kalau begitu Motoyasu-dono, gadis yang telah diperbudak oleh Pahlawan Perisai sudah menunggu.”
+
“Nah kalau begitu Motoyasu-dono, gadis yang telah diperbudak oleh Pahlawan Perisai sedang menunggu.”
   
   
Line 156: Line 156:
 
Raphtalia sekarang resmi terbebas dari perbudakanku.
 
Raphtalia sekarang resmi terbebas dari perbudakanku.
   
Perutku bergolak bersamaan dengan hatiku yang termakan oleh perasaan gelap.
+
Perutku bergolak bersamaan dengan hatiku yang dimakan oleh perasaan gelap.
   
 
Seolah-olah dunia ini mempermainkan dan mencemoohku, sekaligus tertawa diatas penderitaanku.
 
Seolah-olah dunia ini mempermainkan dan mencemoohku, sekaligus tertawa diatas penderitaanku.
   
Yang bisa kulihat... hanya seringai gelap dari bayang-bayang keberadaan disekelilingku.
+
Semua yang bisa kulihat... hanyalah seringai gelap dari bayang-bayang keberadaan disekelilingku.
   
   
Line 168: Line 168:
 
Motoyasu bergegas ke arah gadis itu.
 
Motoyasu bergegas ke arah gadis itu.
   
Raphtalia, setelah sumpalan sudah dilepaskan dari mulutnya dan air mata mengalir ke wajahnya—
+
Raphtalia, setelah sumpalan sudah dilepaskan dari mulutnya dan air mata mengalir di wajahnya—
   
   
Line 186: Line 186:
 
“Ta-tapi Raphtalia-chan sedang dimanfaatkan oleh dia, ‘kan?”
 
“Ta-tapi Raphtalia-chan sedang dimanfaatkan oleh dia, ‘kan?”
   
“Naofumi-sama tidak pernah memaksaku untuk melakukan apapun! Hanya saat aku terlalu takut untuk bertarung lah ia menggunakan kutukannya!”
+
“Naofumi-sama tidak pernah memaksaku untuk melakukan apapun! Hanya pada saat aku terlalu takut untuk bertarunglah, ia menggunakan kutukannya!”
   
   
Line 195: Line 195:
 
Tapi aku tidak ingin mendengar siapapun.
 
Tapi aku tidak ingin mendengar siapapun.
   
Aku hanya ingin segera melarikan diri dari sini.
+
Aku hanya ingin segera bergegas pergi dan melarikan diri dari sini.
   
 
Aku ingin kembali ke duniaku.
 
Aku ingin kembali ke duniaku.
   
   
“Tidak sepatutnya dia melakukan itu!”
+
“Tidak sepantasnya dia melakukan hal itu!”
   
“Naofumi-sama tidak bisa mengalahkan monster sendirian. Itu makanya ia harus bergantung kepada orang lain untuk mengalahkan mereka!”
+
“Naofumi-sama tidak bisa mengalahkan monster sendirian. Itulah sebabnya ia harus bergantung kepada orang lain untuk mengalahkan mereka!”
   
 
“Kau tidak perlu melakukan itu! Dia hanya akan menggunakanmu sampai kau rusak!”
 
“Kau tidak perlu melakukan itu! Dia hanya akan menggunakanmu sampai kau rusak!”
   
“Naofumi-sama tidak pernah sekalipun membiarkan monster untuk melukaiku! Dan jka aku kelelahan ia akan membiarkanku beristirahat!”
+
“Naofumi-sama tidak pernah sekalipun membiarkan monster apapun untuk melukaiku! Lalu, jika aku kelelahan, ia akan membiarkanku beristirahat!”
   
“T, tidak... dia bukan orang pengertian seperti itu...”
+
“T, tidak... dia bukanlah orang pengertian seperti itu...”
   
“... Apakah kau akan mampu untuk mengulurkan tanganmu untuk seorang budak kotor yang terserang penyakit?”
+
“... Apakah kamu mampu untuk mengulurkan tanganmu untuk seorang budak kotor yang terserang penyakit?”
   
 
“Eh?”
 
“Eh?”
Line 231: Line 231:
 
Ini... adalah neraka.
 
Ini... adalah neraka.
   
Dunia yang diciptakan dengan kebencian.
+
Dunia yang diciptakan dengan kelicikan.
   
 
Wanita – tidak – semua orang di dunia ini mencemoohku seolah ingin menyiksaku.
 
Wanita – tidak – semua orang di dunia ini mencemoohku seolah ingin menyiksaku.
Line 237: Line 237:
 
Jika dia menyentuhku, maka aku akan menyaksikan kembali kenangan buruk itu.
 
Jika dia menyentuhku, maka aku akan menyaksikan kembali kenangan buruk itu.
   
Raphtalia menyaksikan keadaanku dan kembali memandang marah ke Motoyasu.
+
Raphtalia menyaksikan keadaanku dan kembali memandang dengan marah ke Motoyasu.
   
   
“Aku sudah mendengar rumor-rumor itu... bahwa Naofumi-sama memaksa berhubungan dengan rekannya, bahwa ia adalah seorang Pahlawan yang mengerikan.”
+
“Aku sudah mendengar rumor-rumor itu... bahwa Naofumi-sama memaksa 'berhubungan' dengan rekannya, bahwa ia adalah seorang Pahlawan yang mengerikan.”
   
 
“A-Ah. Dia itu seorang pemerkosa! Sebagai budak wanita, seharusnya kau mengerti, ‘kan!?”
 
“A-Ah. Dia itu seorang pemerkosa! Sebagai budak wanita, seharusnya kau mengerti, ‘kan!?”
Line 268: Line 268:
 
Diriku yang dipenuhi kegilaan diselimuti oleh sesuatu.
 
Diriku yang dipenuhi kegilaan diselimuti oleh sesuatu.
   
“Apapun yang terjadi, aku akan selalu percaya pada Naofumi-sama.”
+
“Apapun yang terjadi, aku akan selalu percaya kepada Naofumi-sama.”
   
“Diam! Kalian hanya akan menuduhkan kejahatan padaku lagi!”
+
“Diam! Kalian hanya akan menuduhkan lebih banyak kejahatan kepadaku lagi!”
   
 
“... Aku tidak percaya rumor-rumor itu. Anda adalah orang yang tidak akan pernah melakukan hal seperti itu.”
 
“... Aku tidak percaya rumor-rumor itu. Anda adalah orang yang tidak akan pernah melakukan hal seperti itu.”
   
   
Aku mendengar kalimat yang selama ini ingin kudengar semenjak tiba di dunia ini.
+
Aku mendengar kalimat yang selama ini ingin kudengar semenjak aku tiba di dunia ini.
   
Perlahan, bayang-bayang yang mengabuti pandanganku menghilang.
+
Perlahan-lahan, bayang-bayang yang mengaburkan pandanganku menghilang.
   
Aku merasakan hangat nyamannya orang lain.
+
Aku merasakan nyamannya kehangatan orang lain.
   
   
“Bahkan jika seluruh dunia menyalahkan Naofumi-sama, aku berbeda... Berapa kalipun aku harus mengatakannya, akan kubantah mereka semua.”
+
“Bahkan, jika seluruh dunia menyalahkan Naofumi-sama, aku berbeda... Berapa kalipun aku harus mengatakannya, akan kubantah mereka semua.”
   
   
 
Saat aku mengangkat kepalaku, yang berada di hadapanku bukan seorang gadis kecil tetapi wanita muda sekitar umur 17 tahun.
 
Saat aku mengangkat kepalaku, yang berada di hadapanku bukan seorang gadis kecil tetapi wanita muda sekitar umur 17 tahun.
   
Walau sosoknya mirip dengan Raphtalia, gadis ini tampak luar biasa manis.
+
Walau sosoknya mirip dengan Raphtalia, gadis ini kelihatan luar biasa manis.
   
 
Yang seharusnya kulit kering dan pecah sekarang memiliki rona sehat, dengan rambut indah yang sedikit berwarna debu.
 
Yang seharusnya kulit kering dan pecah sekarang memiliki rona sehat, dengan rambut indah yang sedikit berwarna debu.
   
Tubuhnya yang dahulu hanya kulit dan tulang, sekarang melengkung dengan bentuk sehat dan bugar.
+
Tubuhnya yang dahulu hanyalah tulang terbalut kulit, sekarang melengkung dengan bentuk sehat dan bugar.
   
Yang paling mencolok, matanya tidak lagi dipenuhi keputusasaan, tapi kini diisi oleh sinar hasrat yang kuat.
+
Yang paling mencolok, matanya tidak lagi dipenuhi keputusasaan, tapi kini diisi oleh sinar kemauan yang kuat.
   
Aku tidak mengenali seorang gadis seperti dirinya
+
Aku tidak mengenali seorang gadis seperti dirinya.
   
   
“Naofumi-sama, sekarang mari pergi dan pasang kutukannya pada diriku lagi.”
+
“Naofumi-sama, sekarang mari kita pergi dan memasang kutukannya pada diriku lagi.”
   
 
“S-siapa kau?”
 
“S-siapa kau?”
Line 315: Line 315:
 
Suara itu... sudah pasti suara milik Raphtalia yang kuingat.
 
Suara itu... sudah pasti suara milik Raphtalia yang kuingat.
   
Tetapi, tubuhnya benar-benar berbeda.
+
Tetapi, tubuhnya sangat jauh berbeda.
   
Tidak-tidak-tidak, ini aneh meskipun benar dia itu Raphtalia.
+
Tidak-tidak-tidak, ini aneh, meskipun dia itu Raphtalia.
   
   
“Naofumi-sama, aku akan mengatakan ini karena keadaannya seperti sekarang.”
+
“Naofumi-sama, aku akan mengatakan ini karena keadaan seperti sekarang.”
   
 
“Apa?”
 
“Apa?”
Line 331: Line 331:
   
   
Malu-malu, gadis yang mengaku sebagai Raphtalia melanjutkan.
+
Dengan malu-malu, gadis yang mengaku sebagai Raphtalia melanjutkan.
   
   
Line 340: Line 340:
   
   
“Tolong percaya padaku. Aku percaya kalau Naofumi-sama tidak melakukan kejahatan apapun. Anda adalah Pahlawan Perisai hebat yang telah menyelamatkan hidupku, memberiku obat yang berharga, mengajariku bagaimana caranya bertahan hidup dan bertarung. Aku adalah pedangmu, dan aku akan mengikutimu tidak peduli sekeras apapun halangannya.”
+
“Tolong, percaya kepadaku. Aku percaya bahwa Naofumi-sama tidak melakukan kejahatan apapun. Anda adalah Pahlawan Perisai hebat yang telah menyelamatkan hidupku, memberiku obat yang berharga, mengajariku bagaimana caranya bertahan hidup dan bertarung. Aku adalah pedangmu, dan aku akan mengikutimu tidak peduli sekeras apapun halangan yang kita mungkin hadapi.”
   
   
Itu adalah... kalimat yang inginku dengar.
+
Itu adalah... kalimat yang ingin aku dengar.
   
 
Kata-kata yang diucapkan semenjak Raphtalia bersumpah untuk bertarung bersama denganku.
 
Kata-kata yang diucapkan semenjak Raphtalia bersumpah untuk bertarung bersama denganku.
Line 353: Line 353:
   
   
Dari kata-kata penuh kebaikan yang pertama kuterima semenjak tiba di dunia ini, tanpa kusadari aku mulai menangis.
+
Dari kata-kata penuh kebaikan yang pertama kuterima semenjak aku tiba di dunia ini, tanpa kusadari aku mulai menangis.
   
Walau aku merasa seharusnya aku tidak menangis apapun yang terjadi, aku tidak bisa menahan air mata ini untuk jatuh.
+
Walau aku merasa aku seharusnya tidak menangis apapun yang terjadi, aku tidak bisa menahan air mataku untuk jatuh.
   
   
Line 371: Line 371:
 
“Kami melihatnya dengan jelas dari atas, rekanmu mengarahkan sihir angin ke Naofumi.”
 
“Kami melihatnya dengan jelas dari atas, rekanmu mengarahkan sihir angin ke Naofumi.”
   
“Tidak, maksudku... Itu tidak mungkin.”
+
“Tidak, tapi... Itu tidak mungkin.”
   
 
“Raja sudah terdiam. Melihat itu kau seharusnya mengerti, ‘kan?”
 
“Raja sudah terdiam. Melihat itu kau seharusnya mengerti, ‘kan?”
Line 391: Line 391:
 
“Tapi... Dia! Dia mengincar wajah dan selangkanganku!”
 
“Tapi... Dia! Dia mengincar wajah dan selangkanganku!”
   
“Menggunakan taktik kotor setelah dipaksa untuk bertarung dimana dia tidak punya kesempatan untuk menang. Kami harus mengabaikan hal seperti itu.”
+
“Menggunakan taktik kotor setelah dipaksa untuk bertarung dimana dia tidak punya kesempatan untuk menang. Kami sudah seharusnya mengabaikan hal seperti itu.”
   
   
Line 401: Line 401:
 
“Huh... hasil yang menyebalkan. Aku masih curiga kalau Raphtalia-chan sedang dicuci otak olehnya.”
 
“Huh... hasil yang menyebalkan. Aku masih curiga kalau Raphtalia-chan sedang dicuci otak olehnya.”
   
“Bagaimana mungkin kau masih bisa bicara seperti itu setelah melihat mereka seperti ini.”
+
“Bagaimana mungkin kau masih bisa bicara seperti itu setelah melihat mereka seperti ini?.”
   
 
“Itu benar.”
 
“Itu benar.”
Line 411: Line 411:
 
“... Huh! Betapa membosankan.”
 
“... Huh! Betapa membosankan.”
   
“Ya... hasilnya mengecewakan.”
+
“Ya... hasilnya cukup mengecewakan.”
   
   
Kedua orang yang tidak puas dengan hasil akhir pertandingan pergi dengan kesal. Hanya aku dan Raphtalia yang tersisa di lapangan.
+
Kedua keluarga kerajaan yang tidak puas dengan hasil akhir pertandingan pergi dengan kesal. Hanya aku dan Raphtalia yang tersisa di lapangan.
   
   
Line 420: Line 420:
   
   
Kesadaranku mulai melayang ketika aku mendengar suaranya yang lembut.
+
Kesadaranku mulai menghilang ketika aku mendengar suaranya yang lembut.
   
   
Line 433: Line 433:
   
   
Aku tidak mampu untuk menyadari pertumbuhan Raphtalia. Yang bisa kulihat hanya statusnya yang naik di layar status.
+
Aku tidak mampu untuk menyadari pertumbuhan Raphtalia. Semua yang bisa kulihat hanya statusnya yang meningkat di layar status.
   
Pestanya sudah lama berakhir. Jadi aku terlelap dalam tidur nyenyak di ruangan berdebu yang tidak terpakai, yang sebenarnya digunakan untuk pelayan.
+
Pestanya sudah lama berakhir. Jadi aku terlelap dalam tidur nyenyak di ruangan berdebu yang tidak terpakai, yang sebenarnya digunakan untuk para pelayan.
   
 
Seseorang percaya padaku. Hanya dengan itu, aku merasa sebuah beban telah diangkat dari hatiku.
 
Seseorang percaya padaku. Hanya dengan itu, aku merasa sebuah beban telah diangkat dari hatiku.

Latest revision as of 06:51, 9 April 2016

Apa yang Ingin-ku Dengar[edit]

“Apa yang kau maksud dengan ‘menang’, pengecut!”

Duel satu-lawan-satu kita tadi terganggu, ‘kan!


“Bicara apa kau? Kau kalah karena tidak bisa menahan kekuatanku.”


... Kau keparat, kau benar-benar berkata seperti itu?

Apa-apaan omong kosong tentang pahlawan itu! Bahwa mereka tidak boleh memiliki budak!

Dasar sampah, berlagak seperti pahlawan padahal mencurangi pertarungan ini untuk memuaskan dirimu sendiri.


“Rekanmu menganggu ditengah-tengah pertarungan kita! Itulah alasan aku kehilangan keseimbangan!”

“Ha! Itu kah kebohongan dari rengekan seorang pecundang?”

“Bukan begitu, kau bedebah!”


Si pengecut Motoyasu memandang rendah diriku, mengabaikan keluhanku sembari merasa sudah menang.

Walaupun tadi benar ada gangguan... keparat itu!


“Jadi begitu?”


Para penonton hanya memperhatikan Motoyasu.

Apakah mereka tidak melihat yang terjadi..? Semuanya benar-benar terdiam.


“Tidak perlu percaya kata-kata dari seorang Pahlawan yang jahat. Pahlawan Tombak! Ini benar kemenanganmu!”


Bedebah itu!

Dan begitu saja, sang raja dengan tegas mengumumkan hasilnya.

Bahkan kemudian, beberapa kerumunan masih tidak yakin. Mereka melihat berkeliling seolah ingin mengatakan sesuatu. Tetapi, tidak ada seorang pun yang mau membantah apa yang sudah sang raja nyatakan.

Karena raja sudah mengheningkan semua penolakan.

Kerajaan ini adalah tirani[1] seluruhnya!


“Seperti yang diharapkan dari seorang Motoyasu-sama!”


Wanita jalang yang menjadi penghasut kejadian ini tanpa rasa malu berlari ke sisi Motoyasu.

Ditambah lagi, para penyihir kerajaan hanya merapalkan mantera sihir penyembuh ke Motoyasu, mengobati lukanya.

Kelihatannya mereka tidak berniat menolongku.


“Fumu, seperti yang diharapkan dari Pahlawan yang puteriku, Malty, telah pilih.”

Kata sang raja sambil meletakkan tangannya di bahu Mein.


“A-apa...!?”


Mein adalah anak sang raja!?


“Ah... Aku juga terkejut saat mendengar Mein adalah seorang puteri. Dia menggunakan nama palsu demi berbaur dengan kita.”

“Ya... Aku ingin membantu demi kedamaian dunia~”


... Begitu. Jadi begitu rupanya.

Terasa aneh sekali betapa mudahnya aku dituduh sebagai kriminal hanya dengan kesaksian korban.

Jadi itu yang terjadi... Sang raja mengabaikan keegoisan puterinya yang bodoh dan menuduhkan kejahatan palsu padaku menggunakan bukti palsu. Demi pahlawan yang puterinya pilih, ia mengorbankanku dan mengambil kembali uangku karena aku adalah yang terlemah diantara para Pahlawan.

Dan karena Motoyasu menyelamatkan sang tuan puteri dariku, mereka menjadi semakin dekat, lebih dari gadis-gadis lain yang ada di sekelilingnya.


Ini juga menjelaskan kenapa aku menerima uang tambahan di awal.

Dengan kata lain, dia bisa mendapatkan perlengkapan yang bagus untuk dirinya dan juga mendukung pahlawan pilihannya, Motoyasu.

Jika hanya Motoyasu seorang diri yang diberikan peralatan yang jauh lebih baik daripada pahlawan lainnya, maka bahkan Motoyasu juga akan curiga dan waspada.

Dengan perencanaan yang teliti, tidak ada cara untuk mengetahui kebenaran selain dari pelakunya itu sendiri. Pada akhirnya hasilnya adalah seorang Pahlawan Perisai menjadi kriminal dan tidak berguna serta sang Pahlawan Tombak yang dengan luar biasa menyelamatkan sang tuan puteri.


Sedikit demi sedikit, semuanya mulai menjadi masuk akal.

Tidak ada bukti lain selain serangan yang kuterima, yang tidak memberikan luka selain membuatku terhuyung-huyung. Tidak ada bukti yang sahih bahwa sang tuan puteri telah berbuat curang.

Pernyataan keberatan apapun terhadap pertandingan yang curang ini mungkin akan dibungkam di belakang panggung.

Jadi dia bisa menganggu duel kami dan menutupi kecurangan pahlawan yang paling ia sukai, Motoyasu.


Kalau begitu, duel antara Motoyasu dan diriku ini pasti sudah direncanakan sejak awal.

...Oh, mudah sekali. Yang perlu ia lakukan hanya membisikkan ini kepadanya:


“Gadis itu dipaksa menjadi budak oleh Pahlawan Perisai. Tolong selamatkan dia.”


Kesempatan untuk menguji calon suaminya dan juga untuk menunjukkan bahwa dirinya baik hati. Kalau itu dia, pastilah tidak akan membiarkan kesempatan ini terlewat begitu saja.

Kalau pada akhirnya mereka menikah , ini akan menjadi kisah kepahlawanan tentang bagaimana mereka menyelamatkan seorang budak dari seorang kriminal.

Dan di masa depan, namanya akan terukir sebagai istri seorang Pahlawan bijak yang mengalahkan Pahlawan jahat.

Sial! Raja sampah dan puteri jalang ini!


Tapi, tunggu... sang tuan puteri, seorang wanita jalang... ?


Kalimat ini, dimana aku pernah dengar sebelumnya?

Dimana? Dimana aku pernah dengar hal seperti ini?

... Aku ingat sekarang. Aku membacanya di ‘Panduan Empat Senjata Suci’.[2]

Dibuku itu, Sang Tuan Puteri adalah wanita jalang yang menjual dirinya kepada semua Pahlawan.

Jika buku yang aku baca di perpustakaan itu berhubungan dengan dunia ini, maka masuk akal apabila tuan puteri ini seorang wanita jalang. Itu juga berlaku untuk Pahlawan-pahlawan sialan yang lainnya itu.


Sebuah luapan amarah dari dalam diriku menyelimutiku.


Seri Kutukan

-Persyaratan untuk Perisai ini telah terbuka.


Pandanganku mengabur bersamaan dengan perisaiku yang ditelan oleh emosi hitam pekat dari hatiku.


“Nah kalau begitu Motoyasu-dono, gadis yang telah diperbudak oleh Pahlawan Perisai sedang menunggu.”


Kerumunan mulai menjauh saat para penyihir mulai melepaskan Raphtalia dari kutukan budak.

Para penyihir itu membawa sebuah mangkuk yang penuh oleh suatu cairan dan mengoleskannya ke lambang budak yang terukir di dadanya.

Lambang itu mulai menghilang dari hadapanku.

Raphtalia sekarang resmi terbebas dari perbudakanku.

Perutku bergolak bersamaan dengan hatiku yang dimakan oleh perasaan gelap.

Seolah-olah dunia ini mempermainkan dan mencemoohku, sekaligus tertawa diatas penderitaanku.

Semua yang bisa kulihat... hanyalah seringai gelap dari bayang-bayang keberadaan disekelilingku.


“Raphtalia-chan!”


Motoyasu bergegas ke arah gadis itu.

Raphtalia, setelah sumpalan sudah dilepaskan dari mulutnya dan air mata mengalir di wajahnya—


—menampar Motoyasu.


“Kau... pengecut!”

“... Eh?”


Wajah Motoyasu terlihat terkejut setelah ditampar.


“Aku tidak pernah meminta untuk diselamatkan oleh taktik pengecutmu!”

“Ta-tapi Raphtalia-chan sedang dimanfaatkan oleh dia, ‘kan?”

“Naofumi-sama tidak pernah memaksaku untuk melakukan apapun! Hanya pada saat aku terlalu takut untuk bertarunglah, ia menggunakan kutukannya!”


Kesadaranku mulai menghilang, aku tidak bisa mendengar apa yang sedang dikatakan.

Tidak, sebenarnya aku bisa mendengarnya.

Tapi aku tidak ingin mendengar siapapun.

Aku hanya ingin segera bergegas pergi dan melarikan diri dari sini.

Aku ingin kembali ke duniaku.


“Tidak sepantasnya dia melakukan hal itu!”

“Naofumi-sama tidak bisa mengalahkan monster sendirian. Itulah sebabnya ia harus bergantung kepada orang lain untuk mengalahkan mereka!”

“Kau tidak perlu melakukan itu! Dia hanya akan menggunakanmu sampai kau rusak!”

“Naofumi-sama tidak pernah sekalipun membiarkan monster apapun untuk melukaiku! Lalu, jika aku kelelahan, ia akan membiarkanku beristirahat!”

“T, tidak... dia bukanlah orang pengertian seperti itu...”

“... Apakah kamu mampu untuk mengulurkan tanganmu untuk seorang budak kotor yang terserang penyakit?”

“Eh?”

“Naofumi-sama sudah melakukan banyak hal untukku. Ia membolehkanku makan apapun yang aku mau. Ia memberikanku obat-obatan yang berharga ketika aku sakit. Bisa kau melakukan hal seperti itu?”

“A-aku bisa!”

“Kalau begitu seharusnya ada budak selain diriku disisimu saat ini!”

“!?”


Untuk suatu alasan... Raphtalia berlari kearahku.


“P-pergi!”


Ini... adalah neraka.

Dunia yang diciptakan dengan kelicikan.

Wanita – tidak – semua orang di dunia ini mencemoohku seolah ingin menyiksaku.

Jika dia menyentuhku, maka aku akan menyaksikan kembali kenangan buruk itu.

Raphtalia menyaksikan keadaanku dan kembali memandang dengan marah ke Motoyasu.


“Aku sudah mendengar rumor-rumor itu... bahwa Naofumi-sama memaksa 'berhubungan' dengan rekannya, bahwa ia adalah seorang Pahlawan yang mengerikan.”

“A-Ah. Dia itu seorang pemerkosa! Sebagai budak wanita, seharusnya kau mengerti, ‘kan!?”

“Kenapa harus begitu!? Naofumi-sama tidak pernah sekalipun menyentuhku!”


Kemudian Raphtalian mengenggam tanganku.


“L-lepaskan!”

“Naofumi-sama... Bagaimana caranya aku bisa mendapatkan kepercayaanmu?”

“Lepaskan tanganku!”


Semua orang di dunia ini menuduhku atas kejahatan yang tidak aku lakukan.


“Aku tidak melakukannya!”


Pompf...[3]


Diriku yang dipenuhi kegilaan diselimuti oleh sesuatu.

“Apapun yang terjadi, aku akan selalu percaya kepada Naofumi-sama.”

“Diam! Kalian hanya akan menuduhkan lebih banyak kejahatan kepadaku lagi!”

“... Aku tidak percaya rumor-rumor itu. Anda adalah orang yang tidak akan pernah melakukan hal seperti itu.”


Aku mendengar kalimat yang selama ini ingin kudengar semenjak aku tiba di dunia ini.

Perlahan-lahan, bayang-bayang yang mengaburkan pandanganku menghilang.

Aku merasakan nyamannya kehangatan orang lain.


“Bahkan, jika seluruh dunia menyalahkan Naofumi-sama, aku berbeda... Berapa kalipun aku harus mengatakannya, akan kubantah mereka semua.”


Saat aku mengangkat kepalaku, yang berada di hadapanku bukan seorang gadis kecil tetapi wanita muda sekitar umur 17 tahun.

Walau sosoknya mirip dengan Raphtalia, gadis ini kelihatan luar biasa manis.

Yang seharusnya kulit kering dan pecah sekarang memiliki rona sehat, dengan rambut indah yang sedikit berwarna debu.

Tubuhnya yang dahulu hanyalah tulang terbalut kulit, sekarang melengkung dengan bentuk sehat dan bugar.

Yang paling mencolok, matanya tidak lagi dipenuhi keputusasaan, tapi kini diisi oleh sinar kemauan yang kuat.

Aku tidak mengenali seorang gadis seperti dirinya.


“Naofumi-sama, sekarang mari kita pergi dan memasang kutukannya pada diriku lagi.”

“S-siapa kau?”

“Eh? Apa maksud anda? Ini aku, Raphtalia.”

“Bukan-bukan-bukan, bukannya Raphtalia itu seorang gadis kecil?”


Dia mengaku sebagai Raphtalia. Kebingungan, ia memiringkan kepalanya sembari mencoba meyakinkanku.


“Haah, Naofumi-sama selalu saja memperlakukanku seperti anak kecil.”


Suara itu... sudah pasti suara milik Raphtalia yang kuingat.

Tetapi, tubuhnya sangat jauh berbeda.

Tidak-tidak-tidak, ini aneh, meskipun dia itu Raphtalia.


“Naofumi-sama, aku akan mengatakan ini karena keadaan seperti sekarang.”

“Apa?”

“Saat Demi-human muda menaikkan level mereka, tubuh mereka juga ikut menjadi dewasa dengan cepat untuk menyeimbangi pertumbuhan level mereka.”

“Eh?”

“Demi-human tidak seperti manusia. Tetapi sama seperti monster.”


Dengan malu-malu, gadis yang mengaku sebagai Raphtalia melanjutkan.


“Walau... memang cara berpikirku masih seperti anak kecil, tapi tubuhku sudah menjadi seperti orang dewasa.”


Saat mengatakannya, sekali lagi Raphtalia membenamkan kepalaku ke dadanya yang besar.


“Tolong, percaya kepadaku. Aku percaya bahwa Naofumi-sama tidak melakukan kejahatan apapun. Anda adalah Pahlawan Perisai hebat yang telah menyelamatkan hidupku, memberiku obat yang berharga, mengajariku bagaimana caranya bertahan hidup dan bertarung. Aku adalah pedangmu, dan aku akan mengikutimu tidak peduli sekeras apapun halangan yang kita mungkin hadapi.”


Itu adalah... kalimat yang ingin aku dengar.

Kata-kata yang diucapkan semenjak Raphtalia bersumpah untuk bertarung bersama denganku.


“Jika anda tidak percaya padaku, buat aku menjadi budakmu atau lakukan apapun yang anda mau kepadaku. Aku akan selalu bersama dengan anda.”

“Ku...u....uu....”


Dari kata-kata penuh kebaikan yang pertama kuterima semenjak aku tiba di dunia ini, tanpa kusadari aku mulai menangis.

Walau aku merasa aku seharusnya tidak menangis apapun yang terjadi, aku tidak bisa menahan air mataku untuk jatuh.


“Uuu..... uuuuuuuuu...”


“Duel tadi... Motoyasu, kau didiskualifikasi.”

“Haa!?”


Ren dan Itsuki muncul dari dalam kerumunan dan berkata.


“Kami melihatnya dengan jelas dari atas, rekanmu mengarahkan sihir angin ke Naofumi.”

“Tidak, tapi... Itu tidak mungkin.”

“Raja sudah terdiam. Melihat itu kau seharusnya mengerti, ‘kan?”

“... Benarkah itu yang terjadi?”


Motoyasu memutar kepalanya ke sekeliling ruangan melihat para hadirin.


“Tapi dia menyerangku dengan monster.”

“Mereka tidak melukaimu. Kau bisa periksa sendiri.”


Berlagak seperti pahlawan sekarang, Ren menghardik Motoyasu.


“Tapi... Dia! Dia mengincar wajah dan selangkanganku!”

“Menggunakan taktik kotor setelah dipaksa untuk bertarung dimana dia tidak punya kesempatan untuk menang. Kami sudah seharusnya mengabaikan hal seperti itu.”


Setelah mendengar kata-kata Itsuki, Motoyasu menyerah untuk berdebat dengan wajah tak puas.


“Pertarungan kali ini sepertinya kesalahanmu, jadi biarkan saja.”

“Huh... hasil yang menyebalkan. Aku masih curiga kalau Raphtalia-chan sedang dicuci otak olehnya.”

“Bagaimana mungkin kau masih bisa bicara seperti itu setelah melihat mereka seperti ini?.”

“Itu benar.”


Dengan keadaan berubah menjadi canggung, para pahlawan mulai pergi sedangkan para hadirin kembali ke istana.


“... Huh! Betapa membosankan.”

“Ya... hasilnya cukup mengecewakan.”


Kedua keluarga kerajaan yang tidak puas dengan hasil akhir pertandingan pergi dengan kesal. Hanya aku dan Raphtalia yang tersisa di lapangan.


“Pasti sangat sulit untuk anda selama ini. Aku tidak menyadarinya sama sekali. Mulai sekarang, aku ingin anda membagikan masalah anda denganku.”


Kesadaranku mulai menghilang ketika aku mendengar suaranya yang lembut.


Setelah itu, aku tertidur dipelukan Raphtalia selama satu jam.

Aku terkejut. Aku tidak menyadari Raphtalia sudah tumbuh besar.

Kenapa aku tidak menyadarinya?


... Aku terlalu stres, mungkin.


Aku tidak mampu untuk menyadari pertumbuhan Raphtalia. Semua yang bisa kulihat hanya statusnya yang meningkat di layar status.

Pestanya sudah lama berakhir. Jadi aku terlelap dalam tidur nyenyak di ruangan berdebu yang tidak terpakai, yang sebenarnya digunakan untuk para pelayan.

Seseorang percaya padaku. Hanya dengan itu, aku merasa sebuah beban telah diangkat dari hatiku.


Maksud dari perasaan ini menjadi jelas keesokan harinya pada saat sarapan.

Untuk pertama kalinya semenjak aku dikhianati oleh Mein, indera pengecapku telah kembali.


Translator note[edit]

  1. Tirani: sistem pemerintahan yang dilakukan seseorang atas kepentingan pribadi.
  2. Buku yang membawa Naofumi dan 3 lainnya ke dunia ini.
  3. Aslinya ‘fuwa’. Suara benturan lembut.
Sebelumnya Chapter 21 – Konflik Langsung Kembali ke Halaman Awal Selanjutnya Chapter 23 – Berbagi Rasa Sakit