Sword Art Online Bahasa Indonesia:ME 7

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Continuation: Aria in the Starless Night[edit]

Kota utama lantai dua Aincrad «Urbus» adalah sebuah kota yang terletak di dalam sebuah gunung datar yang merentang sepanjang tigaratus meter dalam diameter, yang telah digali dan hanya tersisa lingkaran luarnya saja.

Ketika aku telah pergi melewati gerbang sebelah selatan, kata-kata [INNER AREA] mengambang ke dalam penglihatanku, dan BGM yang bertempo lambat dari kota mulai bermain. Tidak seperti musik yang menggunakan alat musik berdawai di dalam kota di lantai pertama, tema utama musik di sini dimainkan dengan nada oboe[1] yang sedih. Para NPC yang lewat juga memiliki perbedaan yang menonjol dalam desain pakaian mereka, memberikan kesan『Jadi ini adalah lantai baru.』

Setelah berjalan sekitar sepuluh meter dari pintu gerbang, aku mulai melihat sekelilingku. Aku sama sekali tidak dapat melihat kursor hijau yang menandakan pemain dimanapun, tetapi ini adalah hal yang wajar. Hal itu karena pelindung dari tangga menuju lantai kedua, monster bos labirin lantai pertama «Illfang the Kobold Lord» baru saja dikalahkan empat puluh menit yang lalu, dan setiap anggota dari kelompok penangkap bos selain aku telah kembali ke markas.

Dengan kata lain, di dalam lantai kedua yang luas ini, satu-satunya pemain yang ada hanya aku ——«Mantan Beta Tester» dan sekarang «Beater», Kirito.

Walaupun itu adalah kenyataanya, keadaan ini tidak akan berlanjut lebih lama. Hal ini karena tepat dua jam setelah pembasmian bos sebuah lantai, «Transfer Gate» yang ada di tengah kota utama dari lantai berikutnya (yang dalam lantai ini adalah Urbus) akan secara otomatis [Teraktivasi], menghubungkannya dengan kota utama di lantai-lantai sebelumnya. Pada saat itu, para pemain yang menunggu akan tumpah keluar dari gerbangnya seperti banjir.

Sebaliknya, bila aku ingin, aku dapat menghabiskan sisa waktu satu jam dan dua puluh menit memonopoli kota ini —— karena aku dapat menyelesaikkan beberapa quest [Pembantaian], yang biasanya harus aku lakukan dengan bersaing dengan para pemain lainnya untuk [POP] monsternya, dua atau tiga kali. Itu adalah sebuah ide yang sangat menarik untuk pemain solo yang sangat mendukung kepentingan diri sendiri, akan tetapi, aku tidak mempunyai cukup keberanian untuk benar-benar membuat marah beberapa ratus...... atau mungkin ribuan orang yang dengan tidak sabar menunggu aktivasi dari gerbangnya.

Karena itu, aku mulai berlari pelan di sepanjang jalan utama Urbus yang mengarah langsung ke utara, menaiki anak tangga lebar sebelum tiba di alun-alun kota, dan akhirnya mulai berjalan ke arah gerbang besar yang diletakkan di tengahnya.

Benda itu disebut gerbang, tetapi sebenarnya itu hanyalah sebuah lengkungan yang dibuat dari batu yang disusun rapi. Tanpa adanya sebuah pintu ataupun penghalang, tidak ada yang menutupi pandangan ke sisi lain lengkungan itu. Akan tetapi, setelah mendekat, aku menyadari sedikit gangguan dari ruang kosong di tengah-tengah lengkungannya, seakan-akan melihat sebuah lapisan tipis air.

Sementara aku melihat sekeliling, menentukan jalur untuk melarikan diri, tangan kananku terentang perlahan ke arah selubung transparan yang bergoyang tersebut. Ujung jariku, yang terbungkus oleh sarung tangan kulit hitam, menyentuh permukaan air itu, yang menyebar secara vertikal —— pada saat itu,

*Pa*, sebuah cahaya biru yang menyilaukan tumpah keluar, dan menusuk mataku.

Cahaya yang berdenyut itu menyebar ke dalam lingkaran-lingkaran di dalam lengkungan yang lebarnya lima meter itu. Setelah cahayanya telah memenuhi seluruh ruangan di dalam lengkungan itu, lengkungan itu akan menjadi pintu masuk dari Transfer Gate itu, yang biasa dinamakan «Town Opening». Akan tetapi, aku berbalik tanpa melihat fenomena yang megah ini. Seperti yang aku nyatakan sebelumnya, aku memulai berlari cepat dengan sengit ke arah sebuah bangunan, yang terlihat seperti gedung gereja, di sebelah timur dari alun-alun. Setelah melompat ke arah pintu masuk gedung itu dan menaikki anak tangga yang ada di dalam, aku menyandarkan punggungku pada sisi jendela pada lantai tiga, dan melihat ke bawah ke arah alun-alun.

Tepat sesudah itu, bagian dalam dari gerbangnya bersinar terang, dan orkestra dari NPC yang berada di pinggir alun-alun mulai memainkan sebuah «Opening Fanfare» yang keras.

Setelah beberapa saat, sebuah aliran deras dari banyak pemain tumpah keluar dari dalam cahaya biru di gerbang.

Beberapa orang berdiri di dalam alun-alun sementara melihat-lihat sekeliling. Yang lainnya berlari keluar dengan memegang sebuah peta dari kulit yang dibeli dari penjual informasi di satu tangan. Dan —— ada beberapa orang yang menaikkan kepalan tangannya ke udara dan berteriak "Aku berada di lantai kedua————!!"

Selama masa β Test, secara total terdapat sembilan «Town Openings», suasananya pada waktu itu, tentu saja, adalah barisan dari anggota kelompok penyerbu yang telah mengalahkan bos lantai sebelumnya yang dihujani tepuk tangan riuh dan kekaguman dari para pemain dari lantai yang lebih rendah. Akan tetapi, kali ini satu-satunya orang yang menjadi «Pembuka» telah lari, jadi kejadian ini tidak terjadi. Di sana terdapat sekelompok orang yang dengan resah mencariku, tetapi sayangnya, mereka tidak akan dapat menemukan namaku di sana.

Mengapa? Beberapa puluh menit sebelumnya, setelah mengalahkan bosnya, aku telah membuat sebuah pengumuman di depan lebih dari empat puluh anggota penyerbuan bahwa aku, «Kirito», bukanlah sekedar Beta Tester. Bahwa, aku telah mencapai level tertinggi diantara seribu Beta Tester lain, dan telah mengumpulkan pengetahuan terbanyak mengenai permainan ini. Dan karena itu, aku adalah seorang «Beater». Aku tidak ingin bertindak sekejam itu, tetapi itu sebagian dikarenakan sebagai reaksi untuk menghindarkan kebencian dari para pemain baru kepada para mantan Beta Tester; dan sebagai hasilnya, sekarang ini, keburukanku telah tersebar diantara para pemain dengan level tertinggi dengan kecepatan yang amat-sangat-tinggi. Bila aku berlari keluar dari tempat persembunyianku, bukannya menerima ucapan selamat, tidak akan aneh bila aku menerima ejekan dan cemoohan. Lalu, aku tidak yakin bahwa aku akan tetap tenang seperti sebuah pohon yang diterpa angin di dalam situasi itu.

Karena itulah, aku akan terus bersembunyi di lantai ketiga dari gedung gereja ini hingga keributan di alun-alunnya mereda.——Akan tetapi,

"......Huh?"

Aku dian-diam menggumam setelah melihat sebuah kejadian yang tidak biasa di alun-alun tepat di bawah.

Sebuah pemain wanita yang baru saja berpindah keluar dari Transfer Gate tidak berhenti, tetapi terus berlari ke arah barat kota. Bila hanya seperti itu, hal itu dapat dianggap sebagai seseorang yang buru-buru ke arah sebuah toko senjata atau NPC pemberi quest, tetapi masalahnya adalah dua pria yang keluar dari gerbang tepat di belakang pemain wanita tersebut. Mereka sesaat melihat sekeliling, dan begitu mereka telah menemukan gadis itu, mereka mulai bergerak cepat ke arah yang sama. Dari apa yang kulihat, itu adalah «Dua pria mengejar seorang gadis».

Biasanya aku tidak akan ikut campur dan terlibat, karena tempat ini masih berada dalam area efektif dari Kode Anti-Kriminal, tetapi karena yang dikejar adalah kenalanku, ceritanya berubah. Karena yang berambut ikal coklat keemasan dan memakai perlengkapan kulit polos adalah penjual informasi itu, «Argo si Tikus», tidak mungkin salah.

'Menjual setiap informasi yang dapat dijual', ada beberapa orang tertentu yang membenci moto dari Tikus ini, tetapi aku tidak dapat dengan tenang mengejar mereka di tengah-tengah kota dalam penampilan seperti ini. Setelah ragu-ragu untuk sesaat, aku meletakkan kedua kakiku di kusen jendela dari gedung gereja ini dan melompat turun ke sebuah atap tepat di bawah. Aku dengan cepat berlari dengan parameter-ku yang terfokus kepada agility sebelum para pemain yang ada di alun-alun dapat melihatku, dan melompat ke atap berikutnya dari bangunan terdekat. Aku terus berlari tanpa melompat turun ke tanah, mengarah ke arah dimana Argo dan kedua pria itu pergi. Hal ini mungkin karena ketinggian yang konsisten dari bangunan-bangunan yang ada di Urbus.

Aku mengayunkan jari tangan kananku sementara berlari dan memanggil main window. Setelah memilih «Tracking» dari skill tab, aku memilih «Pursuit» pada sub-menu yang mengambang. Ketika aku mengetikkan [Argo] ke dalam input window, langkah-langkah kaki yang bercahaya hijau pucat muncuk di jalan yang memanjang di sebelah kanan bawah penglihatanku.

«Pursuit» adalah sebuah keahlian yang dapat dipelajari setelah tingkat kecakapan dari «Tracking» meningkat, keahlian ini yang biasanya digunakan untuk meningkatkan efektifitas sementara berburu monster dapat juga digunakan untuk mengejar sebuah pemain yang namanya diketahui. Akan tetapi, karena tingkat kecakapanku masih rendah, langkah kaki yang dapat di lihat adalah yang dari satu menit sebelumnya. Aku dengan segera mengejar barisan jejak sepatu kecil yang menghilang itu.

Argo memfokuskan diri kepada kecepatan (AGI), jadi bila dia tidak bisa lari dari kedua orang yang mengejarnya itu, mereka pastinya bukan pemain biasa. Walaupun aku tidak melihat mereka dalam penyerbuan bos, level mereka seharusnya tingkat atas. Sebagai tambahan, langkah kaki yang mengarah lurus di sepanjang jalan ke arah barat, telah keluar melalui gerbang kota yang digali dari lingkaran luar kawah. Dataran sebelah barat dari Urbus adalah sebuah daerah yang berbahaya dengan banyak monster seperti kerbau yang berkeliaran. Keadaannya menjadi lebih buruk. Aku menggigit bibirku dan berlari ke sabana virtual itu tanpa berhenti.

Gurun dibalik sabana ini masih cukup beresiko untuk dimasuki seorang diri dengan levelku yang sekarang. Tetapi untungnya, langkah kaki yang tergores di semak-semak menjadi lebih jelas (dengan kata lain, Argo telah berhenti berlari), dari dalam lembah diantara dua gunung batu kecil, sebuah suara yang tidak asing terdengar.

"......li aku akan tetap mengatakan hal yang sama-daro! Hanya informasi ini, tidak peduli berapa banyak yang kamu tawarkan, aku tidak akan menjualnya-da!"

Suara sengau khas yang menarik perhatian yang menandai akhir dari kalimatnya jelas-jelas suara Argo, tetapi nada suaranya memiliki tiga puluh persen lebih banyak intimidasi dari biasanya. Kalimat ini lalu diikuti oleh sebuah suara tajam dari seorang pria.

"Kamu tidak akan menyimpannya untuk dirimu sendiri, tetapi juga tidak ingin membaginya dengan publik. Tidakkah itu berarti kamu ingin menaikkan harganya-gozaru?"

————Gozaru? Aku mengernyitkan dahi sementara aku menghentikan kedua kakiku sebelum mendaki ke atas gunung batu terdekat. Di dalam SAO, dengan menggunakan otak dan sikap keras kepala, ada banyak cara untuk melewati sebuah field yang pada awalnya tampak sulit dilewati. Ambisiku adalah, suatu hari, aku ingin mendaki tembok luar dari kastil yang melayang ini untuk mencapai lantai berikutnya . Tetapi pada saat ini, alasan mengapa aku mendaki gunung ini untuk bergerak menuju blind spot mereka bukanlah karena tantangannya, tetapi untuk keselamatanku sendiri.

Setelah mendaki sejauh sekitar lima meter dan mencapai permukaan yang datar, dan sempit, aku terus merangkak ke depan. Pada saat itu sumber dari pertengkaran ini berada tepat di bawah.

"Ini bukanlah masalah harganya-yo! Tidakkah aku memberitahukanmu bahwa aku tidak ingin disalahkan setelah aku menjuak informasi itu-da!!"

Suara dari pria kedua lalu dengan ketus menjawab kata-kata Argo,

"Kenapa kamu akan menyalahkanmu!? Tidak peduli harga seperti apa yang kamu minta, kami tetap akan berterima kasih-gozaru!! Jadi jual saja informasi mengenai sebuah quest yang tersembunyi di lantai ini —— mengenai quest cara memperoleh «Extra Skill» langsung!!"

............Huh?

Aku benar-benar menghentikan napasku yang kutahan sebelumnya. Skill tambahan yang tidak akan muncul di dalam skill tree kecuali beberapa kondisi khususnya terpenuhi itu, yang biasa dinamakan «Hidden Skills».Satu-satunya yang aku temukan selama β adalah «Meditation», sebuah skil untuk mengonsentrasikan pikiran (posenya kelihatannya begitu) yang meningkatkan tingkat pemulihan HP dan mengurangi sisa waktu dari status negatif. Akan tetapi, karena efisiensinya yang rendah dan posenya yang kelihatan bodoh, tidak banyak pemain yang memakainya. Yang lainnya adalah skill tambahan «Katana», yang digunakan oleh Kobold Lord itu dan monster bertipe samurai di lantai ke sepuluh, tetapi aku masih belum tahu syarat-syarat untuk memperolehnya.

Bagaimanapun juga, aku yakin bahwa hal yang dibicarakan oleh Argo dan kedua orang gozaru yang misterius ini bukanlah «Meditation» skill, karena NPC yang memberikan skill ini berada di lantai keenam. Hal itu berarti, ada sebuah flag quest untuk membuka sebuah skill tambahan yang masih belum aku ketahui (berarti sama dengan semua mantan Beta Tester yang tidak tahu mengenai hal ini) di lantai kedua, dan para gozaru ini mencoba untuk membuat Argo menjual informasi itu—— sesuatu seperti itu?

ketika aku mencapai keputusan itu, volume suara orang-orang itu meningkat.

"Hari ini, kami dengan sangat pasti akan melakukannya-gozaru!"

"Kami pasti akan melakukan segala sesuatu yang perlu dilakukan untuk mendapatkan skill tambahan itu-gozaru!"

"Kalian benar-benar tidak mau mengerti-na—! Tidak peduli apa yang kalian katakan, aku tidak akan menjual informasi itu -goza...... oops, aku tidak akan menjuallnya-dayo!!"

*Piri*— Voltase dari ketegangan yang ada di udara kelihatannya telah meninggi —— pada saat aku memikirkan hal itu, aku berdiri di ujung gunung batu itu dan melompat lima meter ke bawah. Aku mendarat di tengah diantara Argo dan kedua orang itu. Agar tidak terluka karena melompat dari ketinggian seperti itu sementara masih kurang dalam parameter agility, aku menekuk lututku dan mengambil postur bertahan untuk menyerap damage dari hantaman tadi sebelum dengan cepat berdiri.

"——Siapa kamu-gozaru!?"

"Mata-mata dari clan lain!?"

Tepat ketika aku melihat bentuk dari para gozaru ini, yang berteriak pada saat yang bersamaan, sebuah ujung dari ingatanku terstimulasi. Keseluruhan tubuh mereka terbalut dengan pakaian pelindung kain berwarna abu-abu gelap. Kelihatannya mereka memakai chain mail ringan pada bagian atas tubuhnya. Senjata yang ada di punggung mereka adalah scimitar berukuran kecil. Di kepala mereka adalah sebuah bandanna pengikat kepala dan penutup wajah para perompak dengan warna abu-abu yang sama. Melihat secara keseluruhan, itu adalah yang biasa dinamakan penampilan seorang «Ninja», yang secara asli dan cerdas dibuat ulang.

"Hmm, eeh...... kalian mungkin adalah, Fu, Fuu......Food, bukan, Fooga, tetapi itu juga tidak terdengar benar......"

"Itu Fūma-gozaru!!"

"Kami adalah Kotarou dan Isukedari guild «Fūmaningun»-gozaru!!"

"Oh, yang itu!"

Aku menjentikkan jari tangan kananku dalam kepuasan karena mereka telah membantu melengkapi ingatanku. Mereka berdua adalah anggota dari guild ninja yang konyolnya sangat cepat yang ditakuti selama masa β test. Aku harus memberi tahu mengenai apa yang ditakuti sebelumnya. Setiap anggotanya sama seperti Argo dan memfokuskan parameter mereka kepada agility, mereka akan membuka pertarungan sebagai baris depan dan menggunakan dinding Agi mereka untuk membingungkan musuh. Ketika keadaan menjadi berbahaya, mereka akan menggunakan kekuatan berlari mereka untuk melarikan diri, memaksa monsternya untuk menarget kelompok terdekat sebagai gantinya. Tidak peduli bagaimana aku berpikir mengenai mereka, mereka adalah jelas-jelas sebuah kelompok dari shinobi yang jahat.

Tetapi aku tidak tahu bahwa mereka masih memilih jalur ninja bahkan setelah permainan resmi SAO berubah menjadi permainan kematian, yang kalau hanya itu saja (sejauh ini), aku tidak memiliki keluhan apapun mengenainya. Akan tetapi, dua lawan satu, mengejar Argo, seorang pemain wanita, dan dengan paksa berusaha mendapatkan informasi darinya, adalah cerita lain.

Aku memberi tanda kepada Argo, yang berada di belakangku, untuk mundur, dan menggerakkan jemariku ke pegangan dari pedang kesayanganku «Anneal Blade +6» yang tergantung di punggungku, sementara aku berkata,

"Sebagai seorang agen rahasia dari pemerintah, aku tidak dapat mengabaikan kelakuan buruk dari ninja Fūma..."

Pada saat itu——

Dibalik penutup muka ninja palsu, mata dari Kotarou-shi dan Isuke-shi secara bersamaan bersinar terang.

""Bajingan kamu, apakah kamu berasal dari Iga!?""

"Hah!?"

Kelihatannya, kata-kata yang aku pikir cocok dengan suasanya sepertinya telah menekan tuas penting mereka. Tangan kanan mereka mulai mencapai, dengan sinkronisasi yang sempurna, kepada ninja katana di punggung mereka (yang sebenarnya adalah scimitar berukuran kecil).

Tidak mungkin —— apakah mereka benar-benar akan menghunuskannya? Tetapi disini adalah area «Diluar» dengan tidak ada Kode Anti-Kriminal, dimana para Pemain dapat menyerang pemain lain dan HP mereka akan berkurang secara nyata. Pada saat yang bersamaan, kursor warna dari pihak yang menyerang akan berubah menjadi oranye, menandakan status «Kriminal», yang mencegah mereka memasuki kota-kota. Bahkan bila mereka adalah ninka, mereka tidak akan dapat menipu mata «Cardinal System» yang mengendalikan dunia ii.

Haruskah aku mengatakan aku tidak berasal dari Iga tetapi Koga? Tetapi akankah hal itu membantuku menghindari masalah ini? Sementara aku dengan serius memikirkan mengenai pemikiran-pemikiran konyol ini——

Pemecahannya datang dari arah yang tidak diduga.

Beberapa saat yang lalu, untuk dapat mendengar pembicaraan antara Argo dan kedua ninja ini, aku tidak berhenti di pintu masuk dari lembah kecil ini tetapi sebaliknya berusaha untuk mendaki bukit. Alasannya adalah, tempat ini bukanlah berada di tengah kota tetapi di sebuah field. Bila seseorang tinggal diam di satu tempat, cepat atau lambat, satu hal pasti akan terjadi.

Sementara aku dengan perlahan melangkah mundur, aku mengatakannya dengan suara rendah,

"Di belakangmu."

""Apakah kamu pikir kami akan terjebak dengan tipuan itu-gozaru!?""

"Tidak ada tipuan apapun, lihat saja di belakangmu."

Sesuatu di dalam suaraku kelihatannya telah menembus skeptisme mendalam dari kedua ninja ini. Kotarou dan Isuke, yang memalingkan wajah mereka kebelakang, melompat kecil pada saat yang bersamaan. Hal itu karena di depan mata dan hidung mereka, seorang pengganggu baru —— bukan, seeekor sapi pengganggu berdiri tegak. Nama resminya adalah «Trembling Ox». Tingginya dari kaki ke bahunya seharusnya sekitar dua setengah meter, itu adalah monster tipe sapi yang besar, khas dari lantai kedua. Sementara ketangguhan dan kekuatan serangannya sama dengan penampilannya, apa yang merepotkan sebenarnya adalah jarak dan durasi menargetnya yang sangat panjang, yang membuatnya sulit berganti target di tengah-tengah pertarungan. Karena aku telah mundur ke ujung, tidak diragukan lagi bahwa targetnya adalah siapa lagi selain kedua orang itu.

"Bumoooo————!!"

Sapi itu melolong,

""Go......gozaruuuuu!!""

Yang kemudian diikuti dengan dua tubuh yang dibalut dengan pakaian ninja yang mulai berlari dengan kecepatan yang mengagumkan ke arah kota. Sapi itu juga mengejar mereka dengan kelincahan yang tidak cocok dengan tubuhnya yang besar. Hanya lima detik sebelum getaran di tanah dan teriakkan-teriakannya menghilang ke cakrawala. Dari kelihatannya, pengejaran itu akan berlanjut hingga Kotarou dan Isuke memasuki Urbus.

Aku, yang entah bagaimana menghindari pecahnya sebuah pertarungan besar melawan para ninja super tersebut, menghembuskan napasku sementara memeriksa penampilanku. Hingga satu jam yang lalu, aku telah mengenakan sebuah mantel kulit abu-abu gelap yang sangat polos di atas sebuah baju dari katun dan celana kulit hitam. Tetapi perelngkapan unik yang aku dapat sebagai sebuah drop dari Kobold Lord, bos dari lantai pertama, «Coat of Midnight» yang aku pakai di tempat, bersama dengan mata dan warna rambutku, telah membuat seluruh tubuhku terlihat hitam kelam. Aku rasa itu benar jika aku diberi gelar «Beater Kotor», tetapi pada saat yang sama, aku entah bagaimana juga terlihat seperti ninja. Mulai sekarang, akan tidak tertahankan bila rumor "Kirito itu dari Iga." Tersebar, perlukah aku setidaknya mengganti warna bagian dalamnya? —— adalah apa yang aku pikirkan.

Sekali lagi, sebuah kejadian yang tidak terduga terjadi.

Dua tangan mungil terentang dari belakang dan merangkulku dengan erat. Aku dapat merasakan sebuah sensasi sentuhan yang lembut dan hangat di punggungku, bersama dengan sebuah bisikan lirih,

"......Kamu lumayan keren-yo, Kiri-bou."

Suara itu adalah, tentu saja, dari Argo yang tetap diam hingga sekarang. Akan tetapi nada suaranya jelas berbeda dengan nada «Tikus» yang biasanya sedikit terisi kebencian——

"Tetapi sesuatu seperti itu, bukannya itu melanggar aturan pertama dari Onee-san, si penjual informasi?"

......O-Onee-san? ......Aturan dari penjual informasi?

Kata-kata itu memancing rasa ingin tahuku, tetapi situasi ini bukanlah sesuatu yang aku, seorang gamer kelas dua SMP yang tidak memiliki kemampuan berkomunikasi antar personal hingga satu bulan yang lalu, dapat membuat sebuah reaksi yang benar. Aku dengan mati-matian berpikir selama aku terkaku, dan entah bagaimana berhasil mendorong kata-kata keluar dari mulutku,

"......Kamu juga berhutang satu kali kepadaku. Aku akan terus susah hingga kamu memberitahukan kepadaku alasan dibalik kumismu."

Pada wajah penjual informasi itu, Argo si «Tikus», terdapat tiga garis kumis di setiap pipinya digambar dengan make-up berwarna hitam. Walaupun itu adalah asal dari nama panggilan Tikus-nya, tidak ada yang tahu alasan mengapa dia menggambarnya. Dan sebuah harga seratus ribu col yang sangat mahal ditempelkan untuk informasi itu.

Akan tetapi, di dalam pertempuran dengan bos sebelumnya, aku mengambil label seorang «Beater» untuk mengisolasikan diriku sendiri dari sebagian besar mantan Beta Tester yang lain, sendirian mengambil semua kebencian dari para pemain baru kepada mantan Beta Tester termasuk Argo. Untuk mengucapkan rasa terima kasihnya, Argo mengirimkan sebuah pesan yang mengatakan bahwa aku dapat «Mendapat satu informasi mengenai apapun secara gratis», yang kemudian aku balas dengan «Katakan kepadaku alasan dibalik kumismu».

Untuk kata-kataku yang aku gunakan sebagai sebuah gurauan untuk mengubah situasinya, Argo menekan wajahnya lebih dekat ke punggungku sementara dia berbisik,

"......Baiklah-yo, Aku akan mengatakan kepadamu -ru. Tetapi kamu perlu menunggu sebentar sementara aku melepaskan make up ini-ra......"

Eh?

Makeup...... apakah itu berarti melepaskan kumis itu? Apakah dia berniat untuk menunjukkanku wajahnya yang tanpa make up dimana tidak ada orang yang pernah melihatnya sebelumnya? Apakah hal itu mempunyai sebuah implikasi dalam?"

Sementara beban mentalku meningkat ke arah gawat, Argo berseru sebelum memisahkan tubuhnya dariku,

"......Setelah berpikir ulang, aku akan mengganti informasi yang aku katakan! Aku akan mengatakan kepadamu mengenai skill yang tersembunyi di lantai ini!!"


Argo menarik wajahnya dari punggungku dan berbalik ke depanku, untungnya —— itu seharusnya dikatakan seperti itu, kumisnya masih ada di kedua pipinya. Sesaat sebelum wajahnya meninggalkan punggungku, 'Kiii-bou, kamu pengecut,' Aku rasa aku mendengar sesuatu seperti itu, tetapi itu mungkin hanya imajinasiku saja.

«Tikus» itu, yang telah benar-benar kembali ke ekspresi muka tebalnya yang biasanya, mengatakan hal ini sementara melipat lengannya,

"Aku berkata bahwa aku akan mengatakan kepadamu informasi apapun, jadi aku akan menepati janjiku-yo. Tetapi, Kii-bou juga harus berjanji kepadaku satu hal-shiro. Tidak peduli hasilnya, jangan salahkan aku-na!"

"......Baru saja, kamu juga mengatakan hal itu kepada para ninja itu. Tetapi, apa maksudnya? Untukmu untuk menjual informasi mengenai skill tambahan yang tidak diketahui seorangpun, bukankah mereka akan merasa berterima kasih bukan mendendam......?"

Kepada pertanyaanku, Tikus itu menyeringai lebar.

"Untuk menjawab hal itu, aku perlu mengambil janjimu sebagai bayaran-yo, Kii-bou."

Aku menghela napas sementara aku mengangguk.

"Baiklah, aku berjanji. Aku bersumah kepada Tuhan...... tidak, kepada Cardinal-sama, bahwa apapun yang terjadi, aku tidak akan menyimpan dendam terhadapmu."

Apakah quest untuk mendapatkan skill tambahan itu akan beresiku terhadap hidupku atau tidak, aku perlu memutuskannya sendiri. Setelah mendengar sumpahku, Argo mengangguk dalam, 'Sekarang ikuti aku-na,' sebelum berbalik.

Untuk jalur yang kami ambil dari sana, aku merasa bahwa hal ini akan mustahil untuk berjalan ke sini tanpa membeli peta sebelumnya, atau memiliki jumlah rasa ingin tahu dan kesabaran yang tanpa batas. Kami memanjat sisi terjal dari gunung-gunung datar yang berdiri berdekatan di —— diameternya seharusnya tidak berbeda dengan lantai pertama—— lantai kedua yang luas, masuk kedalam sebuah gua kecil, dan meluncur di sepanjang aliran air bawah tanah yang seperti seluncuran air. Kami melewati tiga pertarungan, tetapi musuh-musuhnya tidak sulit bagiku, yang menaikkan level hingga batasnya untuk mengalahkan bos lantai pertama. Waktu total yang diperlukan untuk perjalanan kami adalah sekitar tiga puluh menit.

Menilai dari posisi kamu dari keseluruhan peta, kami telah tiba di sebuah tempat di dekat puncak dari sebuah gunung yang luar biasa tinggi di bagian selatan dari lantai kedua. Tempat itu adalah sebuah daerah terbuka kecil yang dikelilingi oleh bukit-bukit terjal, dengan sebuah mata air dan sebatang pohon yang sendirian, juga—— sebuah gubuk kecil yang dibuat disana.

"............Apakah itu ada disni?"

Terhadap pertanyaanku yang tidak perlu Argo mengangguk sebelum berjalan ke arah gubuk itu tanpa ragu. Kelihatannya masih belum ada bahaya pada tahap ini. Dia lalu dengan paksa membuka pintunya.

Di sana ada seorang NPC di dalam gubuknya, dengan beberapa furnitur. NPC-nya adalah seorang pria berusia menengah dengan tubuh yang lumayan kekar, kepalanya botak polos dan licin, dan di sekitar mulutnya terdapat sebuah janggut yang tebal. Di atas kepalanya ada tanda [?] berwarna keemasan, menandakan sebuah titik permulaan sebuah quest.

Untuk pandanganku yang bertanya-tanya, Argo mengangguk lagi.

"Orang ini adalah NPC yang memberikan skill tambahan «Martial Arts»-yo. Informasi yang dapat aku beri hanya sampai di sini, menerima quest ini atau tida, adalah keputusan dari Kii-bou sendiri-na."

"......B-Bela diri?"

Itu adalah sebuah nama yang tidak pernah aku dengar selama masa β. Argo berkata 'Ini adalah bagian dari jasa-yo,' sebelum menambahkan informasi tambahan.

"«Martial Arts» adalah sebuah skill yang membuat orang dapat menyerang dengan tangan kosong...... itu adalah perkiraanku. Hal ini akan menjadi efektif ketika sebuah senjata dijatuhkan atau ketika durabilitasnya telah mencapai batasnya-na."

"O-Oh...... lalu teknik ini akan berguna, tidak seperti «Meditation». Dalam hal ini...... Aku mengerti, jadi itu mengapa kamu terperangkap dengan para ninja itu......"

Kepada Argo, yang memiliki ? tergambar di wajahnya, aku juga memberikan kata pengantar 'Ini adalah bagian dari jasa,' sebelum menjelaskan.

"Ketika berbicara mengenai ninja, biasanya kamu akan membayangkan senjata mereka adalah ninja katana dan shiruken, tetapi dalam dunia permainan hal itu agak berbeda. Bisa memenggal kepada dengan satu serangan tangan kosong. Itu telah menjadi puncak tertinggi dari cara bermain ninja untuk waktu yang lama. Jadi Kotarou dan Isuke akan ingin teknik bela diri untuk membuat ninja mereka menjadi «Selesai». ——Tidak, tetapi... tunggu sebentar. Mereka tidak mengetahui tempat ini, lalu bagaimana mereka tahu mengenai isi dari teknik bela diri dan Argo mengetahui tentang informasi itu?"

"Ini adalah bagian dari jasa-yo. Sesaat sebelum akhir dari β test, informasi ini diberitahukan dari sebuah NPC di lantai ketujuh, mengenai «Master dari bela diri di lantai kedua»-da. Tetapi aku menemukannya sendiri jauh sebelum itu-na. Para ninja itu seharusnya mendengarnya dari NPC di lantai ketujuh selama β-sa. Lalu, semenjak peluncuran server resmi, mereka terus bertanya kepadaku untuk menjual informasi mengenai skill tambahan di lantai kedua-da."

"L......Lalu, mengapa kamu tidak menjawab saja dengan 『Aku tidak tahu』pada saat itu? Jadi mereka tidak akan terus menghantuimu seperti itu......"

Kepada pertanyaanku yang telah diduganya, Argo membuat sebuah raut wajah yang aneh sementara dia berkata,

"............Satu kalimat 『I don't know』 itu akan menghancurkan kebanggaanku sebagai seorang penjual informasi."

"............Jadi kamu memilih untuk mengatakan 『Aku tahu tetapi tidak akan menjualnya』, huh. Yah...... bukannya aku tidak dapat mengerti perasaanmu......"

Sementara aku menghela napas, aku melihat NPC yang berada dalam posisi meditasi Zen di atas sebuah tatami di tengah gubuk ini lagi.

"......Dan alasan kamu tidak akan menjualnya adalah siapa yang membelinya akan menaruh dendam kepadamu. Tetapi walaupun kamu berkata begitu, bukankah kamu juga memiliki banyak musuh karena bisnismu......?"

"Orang-orang biasanya melupakan dendam mereka karena telah membeli informasi hanya dalam tiga hari-sa! Tetapi orang ini berbeda-da! Walaupun nantinya tidak memuaskan, kamu tetap harus menyimpannya seumur hidupmu-yo......"

Melihat tubuh mungil Argo gemetar, aku kehilangan kata-kata selama beberapa detik sebelum mengangguk.

"Aku sudah tahu bahwa aku perlu merasakannya sendiri juga. Jadi tidak apa-apa, aku janji. Tidak peduli apapun hasilnya, aku tidak akan menyalahkan Argo."

Aku lalu berjalan ke dalam gubuk dan berdiri di depan pria tua yang duduk dalam sebuah meditasi Zen itu. Orang tua dalam pakaian Tao yang sudah berkerut itu melihatku sebelum berkata,

Kamu ingin menjadi seorang murid?"

"......Ya."

"Walaupun jalan dari latihan ini panjang dan curam?"

"Aku tidak berharap sebaliknya."

Setelah sebuah percakapan pendek, tanda [?] diatas kepala pria tua itu berubah menjadi [!], catatan dalam penglihatanku menandakan bahwa questnya sudah diterima.

Orang tua itu, yang menjadi masterku, bergerak keluar gubuk, ke arah sebuah batu besar di ujung taman, yang dikelilingi oleh bukit-bukit terjal, tinggi batunya sekitar dua meter, dengan diameternya sekitar satu setengah meter, masternya dengan pelan mengetuk batu itu dan berbicara sementara dia mengelus janggutnya dengan tangan kirinya,

"Latihanmu hanya satu. Belah batu ini dengan hanya menggunakan telapak tanganmu. Begitu kamu telah berhasil, aku akan mengajarkanmu semua pengetahuanku.

"............T-Tunggu sebentar."

Aku mengetuk pelan batu besar itu, merasa gelisah mengenai perkembangan yang tidak terduga ini. Karena aku sudah menyesuaikan diri denga permainan ini, indra perabaku dapat mengetahui derajat durabilitas dari sebuah target. Rasa keras yang disalurkan ke tanganku hanyalah selangkah sebelum menjadi «Immortal Object».

Yah, ini tidak mungkin.

Aku membuat keputusan itu dan berbalik kepada masternya untuk membatalkan questnya. Akan tetapi, sebelum aku dapat melakukan itu——

"Hingga batu ini terbelah, dilarang meninggalkan gunung ini. Dan kamu harus menunjukkannya di depanku."

Master yang memuntahkan kata-kata itu mengambil beberapa obyek aneh dari bagian dada pakaian Tao-nya. Di tangan kirinya ada sebuah periuk kecil. Lalu di tangan kirinya ada... sesuatu yang tebal dan elegan —— sebuah kuas menulis.

Perasaan buruk, sebuah kata yang terbuat dalam font 3D melayang di atas kepalaku sementara perasaan buruk menusuk seluruh tubuhku.

E-Err, aku ingin berhenti!

Lebih cepat dari aku dapat mengatakan itu, tangan kanan dari master itu bersinar dengan kecepatan yang luar biasa. Ujung dari kuasnya tercelup ke dalam periuk, banyak tinta lalu —— *Zubazubazuba—!* meledak di wajahku.

Pada saat itu, hal ini membuatku sadar rahasia dibalik kumis Argo.

Gadis itu telah menemukan orang tua dari tahap awal dari β test dan telah menerima quest itu. Setelah menerimanya, dia diberitahu untuk membelah batu yang sama, dan pada saat yang sama, graffiti itu tergambar di wajahnya. Tiga —— kumis di setiap pipi itu.

"O-Owaaaa!?"

Aku mengeluarkan sebuah teriakkan yang menyedihkan sementara aku bersandar ke belakang, dan bertatap pandang dengan Argo yang berdiri sedikit jauh. Gadis itu menunjukkan rasa sedih dan simpati yang dalam —— tetapi pada saat yang sama, ekspresi pada wajah Tikus itu terlihat seakan-akan dia sedang berusaha menahan keinginan untuk tertawa terbahak-bahak.

Aku dengan buru-buru menggunakan kedua tanganku untuk mengelap wajahku setelah serangan kuas tadi. Akan tetapi, tintanya sepertinya adalah jenis yang sangat cepat kering, karena aku tidak dapat mengelap apapun dengan tanganku. Master itu melihatku seperti itu sebelum mengangguk, dan memuntahkan kata-kata yang mengejutkan yang telah aku duga,

"«Tanda» itu tidak dapat dihapus sebelum kamu telah membelah batu ini dan menyelesaikkan latihannya. Aku percaya kepadamu, muridku."

Lalu, dia kembali ke gubuk dan menghilang dibalik pintu.

Aku berdiri seperti itu selama sekitar sepuluh detik, sebelum melihat ke arah Argo, yang masih memiliki ekspresi samar-samar itu, dan bertanya,

"Aku mengerti............ Argo, kamu menerima quest ini selama masa β...... dan menyerah menyelesaikannya, bukan? Itulah mengapa kamu harus terus bermain dengan coretan itu di wajahmu hingga hari terakhir dari test. Dan sebagai hasilnya, itu adalah permulaan dari adanya karakter «Tikus» itu, si penjual informasi, dan untuk bisnismu di versi resmi permainannya, kamu memilih untuk terus menggunakan makeup...... apakah benar?"

"Benar sekali! Itu adalah sebuah pemikiran yang benar sekali-yo!"

Sementara dia menepukkan kedua tangannya, Tikus itu melanjutkan,

"Bukankah ini hebat-na, Kii-bou! Sebagai hasilnya, kamu mendapatkan informasi mengenai baik «Alasan dibalik kumisnya» dan «Extra skill»-na! Sebagai perayaan, aku akan memberitahukanmu satu hal lagi-yo. Batu ini...... seperti setan-dayo!"

"............Aku rasa begitu..."

Sementara aku menahan keinginan untuk jatuh ke tanah, aku bertaruh kepada seberkas kecil cahaya harapan sementara aku bertanya kepada Argo,

"......Hey. Apakah yang ada di wajahku mirip dengan kumismu?"

"Hmm, agak berbeda-na—"

"Oh...... b-bagaimana kelihatannya!?"

Mungkin ini tidak terlalu mudah tampak? Atau ini mudah tampak tetapi entah bagaimana terlihat keren lalu aku masih memiliki pilihan kembali ke kehidupan sehari-hariku sementara aku membawa tanda ini. Argo menghabiskan waktu tiga detik melihat wajahku, yang tidak memiliki cukup keberanian untuk melihat pantulan wajahku sendiri dari mata air, —— sebelum berkata,

"Oh benar-na. Aku dapat menjelaskannya dengan satu kata...... yaitu «Kiriemon»-na."

Pada saat itu, kelihatannya dia sudah mencapai batasnya, Argo jatuh ke tanah, kedua kakinya menggeliat sementara dia mengguling-gulingkan tubuhnya, "Nyahahaha! Nya—hahahahaha!!" dia terus tertawa tak terkendali. Selamanya, selamanya...


Aku mengasingkan diriku sendiri di gunung selama tiga hari dan tiga malam, pada masa itu, aku berhasil membelah batu itu setelah perjuangan yang sangat keras. Beruntung aku telah berjanji tidak akan dendam kepada Argo.


(End)

Original Translator:

  • Aria in the Starless Night
  • Part 1 to 5 - Black Cats of The Full Moon
  • Part 6 to 10 - Black Cats of The Full Moon
  • Part 11 to 15 - Thinklife (Part 11) and Pryun (Part 12-15)
  • Part 16 to 20 - Pryun
  • ME7: Continuation: Aria in the Starless Night - BeginnerXP, edited by M.A.D/Pryun


Mundur ke Bagian 16 - 20 Kembali ke Halaman Utama