Sword Art Online Bahasa Indonesia:Kaliber SS (Bagian Gagal)

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Catatan[edit]

Kaliber SS adalah ending alternatif dari cerita Kaliber di Bab 8. Ceritanya dimulai dari Bagian 3 dan merupakan cerita berdasarkan skenario "kalau Klein tidak menyelamatkan Freyja". Agar lebih seru membacanya, sebaiknya bacalah dulu cerita aslinya.

Setengah bagian awal dari cerita ini tidak terlalu berbeda, hanya tanpa adanya Freyja. Ceritanya berubah saat sedikit di tengah, saat sedang bertarung melawan Þrym. Agar lebih mudah, cerita ini sudah dibagi menjadi 3 Bagian, bagian ketiga lah dimana ceritanya berubah.

Catatan lainnya: Disini, SS artinya 少し失敗 (sukoshi shippai) yang artinya “Sedikit Kesalahan”. Tapi untuk sekarang akan saya biarkan saja seperti ini.

Kaliber SS[edit]

Bagian 1[edit]

Pengguna katana itu menghabisi evil-god Minotaur hitam dengan cara menusuknya dengan special skill nya, seolah-olah melepaskan dendam yang dia simpan terus sampai saat ini. Tanpa memperhatikan drop item di tempat avatar musuh nya pecah berantakan, dia berbalik dan berteriak,

"Oi Kiritard![1] Apa yang kau lakukan tadi!?"

Pertanyaan itu jelas ditujukan kepada penggunaan skill pedang satu tanganku walaupun menggunakan dua pedang, dan menjelaskan secara rinci akan sangat merepotkan, jadi aku mengikuti pikiranku dan berkata sambil memberikan wajah tergangguku,

"...... Haruskah aku menjelaskannya?"

"Tentu saja! Setelah melihat sesuatu seperti itu!"

Sepertinya aku telah menekan tombol keingintahuan Klein, dan karena tidak dapat dihindari lagi, aku menjawab dengan singkat,

"Itu adalah skill luar sistem, «Skill Connect»."

Oo―, adalah suara yang keluar dari mulut Liz, Silica, dan Sinon; tiba-tiba Asuna menekan ujung jarinya ke pelipis kanan dan menggeram,

"Um ...... entah bagaimana, aku punya perasaan kuat tentang Déjà Vu ......"

"Itu hanya imajinasimu."

Aku mengangkat bahu dan menepukkan tanganku di punggung healer-sama kami, yang meskipun tugasnya mendukung di barisan belakang, telah menyelinap ke depan selama pertempuran dengan Minotaur emas untuk memberikan serangan yang mematikan.

"Ini bukan waktunya untuk mengobrol santai. Lyfa, berapa banyak waktu yang kita miliki?"

"Ah, benar."

Setelah menyarungkan pedang panjang miliknya dalam sarung pedang di belakang pinggangnya, Lyfa mengangkat medali yang tergantung di lehernya. Dari jarak beberapa langkah, aku bisa melihat bahwa cahaya dalam permata itu hampir sepenuhnya hilang.

"...... Pada kecepatan seperti ini, kita masih memiliki satu atau dua jam."

"Oh, begitu. ――Yui, struktur dungeon ini memiliki empat lantai kan?"

Aku pun melanjutkan bertanya, sehingga peri kecil yang duduk di kepalaku sepanjang waktu menjawab dengan jelas,

"Ya, lantai ketiga sekitar tujuh puluh persen dari ukuran lantai kedua, jadi lantai keempat seharusnya adalah boss room."

"Terima kasih."

Sambil meregangkan tangan kananku, ujung jariku mengusap rambutku saat aku cepat-cepat mempertimbangkan situasi.

Pada saat ini, di field Jötunheimr yang berada jauh di bawah kami, para pemain yang menerima quest dari sisi «Frost Giant Tribe» dan sedang berburu hewan-hewan jenis evil - god telah mendapatkan momentum. Jumlah peserta quest itu hanya akan meningkat dan tidak menurun. Waktu yang tersisa diperkirakan sekitar satu jam. Pertempuran dengan bos terakhir ―― mungkin «Raja Þrym» itu sendiri ―― akan memakan waktu sekitar tiga puluh menit, sehingga kami tidak boleh pindah ke lantai tiga dan lantai empat dalam waktu lebih dari tiga puluh menit.

Jika ada sedikit lebih banyak waktu, kami bisa menjelaskan situasi ini kepada para pemain di field Jötunheimr, meminta bantuan mereka dengan cara membatalkan quest yang sedang mereka lakukan, tetapi pada saat ini kami tidak memiliki cukup waktu untuk kembali ke tanah [2]. Alternatif lain adalah untuk memberi pesan kepada raja peri untuk meminta bala bantuan, tetapi mengorganisir kekuatan dari kota yang berada di ibukota di luar pegunungan, lalu pindah ke dataran tinggi Aarun, dan mencapai Jötunheimr dari tangga dungeon, pada saat mereka selesai melakukannya matahari akan sudah terbenam.

Dengan kata lain, dengan hanya tujuh orang, kami berada dalam situasi tanpa harapan. ―― Atau lebih tepatnya, menjadi penyebab kegagalan quest dari sisi «Ratu Urðr» yang tercipta oleh fungsi otomatis dari quest generator milik Kardinal, lalu kastil Þrymheimr akan muncul ke permukaan Alfheim, dan memicu awal dari quest campaign secara besar-besaran «Ragnarok». Kesalahan itu jelas karakter yang mewarisi fungsi dari penciptanya.

Pokoknya――

"...... Dalam hal ini, aku tidak peduli apakah itu raja dari para evil-god atau tidak, kita hanya akan «Smash» dia agar dia hancur selamanya!"

Lisbeth mengatakan itu sambil memukul punggungku, sisa dari mereka semua berseru "Oo!" secara serempak. Di mana mereka mendapatkan kecerobohan itu? Sambil memikirkan itu, aku mengangguk dengan kuat.

"――Baiklah, HP dan MP semuanya telah pulih sepenuhnya, 'kan? Mari kita menyelesaikan lantai tiga dengan cepat!"

Gabungan suara mereka bergema sekali lagi, tujuh orang kemudian menendang lantai, dan mulai berlari, menuju ruangan boss yang berada di lantai terendah, yang dapat terlihat dibelakang es.

Sama seperti kata Yui, lantai ketiga jelas lebih sempit dari lantai dua. Itu normal untuk bagian bawah dari piramida terbalik, tapi tempat ini cukup sempit dan juga memiliki bagian yang rumit. Untuk penyelesaian normal, kami akan bingung dengan tipuan-tipuan di jalan, tapi beruntung kami memiliki Pixie Navigasi, yang sedang duduk di kepalaku, Pixie Navigasi-sama yang dapat menjadi sistem navigasi sebuah mobil pintar model terbaru untuk kabur dengan uangnya.

Sang "kartu truf" kami dapat mengakses data peta, dan dengan instruksi nya, kami bisa berlari melalui bagian berkelok-kelok dengan kecepatan penuh. Bahkan teka-teki sulit yang menggunakan tuas, roda gigi, atau saklar yang diinjak dapat diselesaikan tanpa waktu yang terbuang hanya untuk memecahkan mereka. Jika hal ini diamati dari luar, tidak salah bagi mereka untuk berpikir bahwa kami melakukan time-attack untuk penyelesaian tercepat.

Kami bertemu dengan sub-boss dua kali, tapi kami masih dapat mencapai boss room lantai tiga hanya dengan delapan belas menit. Apa yang menunggu kami di sana memiliki ukuran dua kali dari Cyclops dan Minotaur dari lantai sebelumnya, kedua sisi tubuh bagian bawahnya yang panjang memiliki sepuluh pasang kaki berbentuk kelabang, itu jelas raksasa jahat yang menyeramkan, tetapi tidak memiliki banyak pertahanan fisik. Tentu saja kekuatan serangannya sangat tinggi, sehingga gauge HP milik Klein dan aku berada di daerah merah begitu sering karena menjadi targetnya. Pertempuran ini, yang membuat perutku sakit karena aku berpikir jika ada salah satu dari kami yang mati maka pasti akan menyebabkan pembantaian, berlangsung selama sembilan menit.

Selama waktu itu, Liz, Silica, Sinon, dan Pina mencoba yang terbaik mereka untuk memotong kaki raksasa satu per satu, lalu aku menyelesaikannya dengan «Skill Connect» yang merupakan gabungan beberapa sword skill setelah monster itu tidak bisa bergerak. Dengan semangat tinggi, kami bergegas ke lantai keempat untuk mengalahkan Raja Þrym dan Niflheimr nya. Setelah kami melangkah ke jalan menuju ke boss room, kami berhenti, karena di depan mata kami ―― sebuah adegan muncul.

Di depan kami adalah kandang yang terbuat dari es yang memanjang dari tepi tembok.

Di balik pagar yang disebabkan oleh stalaktit yang tumbuh tajam dari tanah dan langit-langit, adalah seseorang. Orang itu tidak berukuran raksasa. Karena dia terjatuh di tanah, sulit untuk mengatakan ukurannya secara tepat, tetapi tubuhnya seharusnya sama dengan tinggi Undine Asuna.

Kulitnya putih seperti salju bubuk yang sangat tebal di sekitar. Rambutnya yang panjang berwarna emas cokelat tua. Ukuran dadanya yang tetutup oleh pakaiannya bisa dilihat dalam keadaan menyesalnya, dan sepertinya akan lebih baik untuk tidak mengatakan ini keras-keras, karena dia bisa dengan mudah mengalahkan ukuran semua anggota gadis kami. Kedua tangan dan kakinya diborgol dalam es kasar.

Adegan yang tak terduga itu menyebabkan kami untuk berhenti dan merasa khawatir, lalu bahu gadis tawanan tersebut membuat getaran tiba-tiba tapi halus, saat ia mengangkat wajahnya, dengan dering rantai yang biru.

Pupil matanya juga berwarna emas coklat yang sama, seperti rambutnya. Jika wajahnya itu adalah avatar seorang player, pasti karena keberuntungan yang sangat besar ketika membuatnya, atau akun itu dibeli dengan sejumlah besar uang. Namun, wajahnya bercampur dengan keindahan Eropa Barat, yang cukup langka di game ini.

Berkedip sekali, bulu matanya yang panjang bergerak turun lalu naik, lalu gadis itu berkata dengan suara halus,

"Tolong ...... Tolong aku ...... keluarkan aku dari sini ......"

Pengguna katana itu langsung tersedot tanpa tujuan ke arah kandang es itu, lalu aku meraih dan menarik ujung bandana yang tergantung di belakang kepalanya.

"Ini jebakan."

"Jebakan."

"Itu adalah jebakan."

Dua kata-kata yang terakhir adalah kata-kata dari Sinon dan Liz.

Klein menegakkan punggungnya dan berbalik, sambil membuat ekspresi halus dan menggaruk-garuk kepala.

"O-Oh ...... Ini jebakan ....... ini jebakan, kan?"

Demi keselamatan si pengguna katana itu, aku bertanya dengan suara kecil, "Yui?". Pixie di kepalaku pun segera menjawab,

"Dia merupakan NPC. Sama seperti Urðr-san, ada koneksi ke modul mesin bahasa. ――Tapi, ada satu perbedaan. Orang ini memiliki HP gauge yang aktif."

Biasanya, gauge HP dari NPC pemberi quest akan dinonaktifkan untuk mencegah mereka dari terkena damage. Pengecualian adalah, ketika NPC adalah pendamping tujuan questnya, atau NPC itu sebenarnya ――

"Jebakan."

"Ini jebakan."

"Kupikir ini jebakan."

Asuna, Silica, dan Lyfa mengatakannya pada saat yang sama.

Alisnya membuat bentuk 八, matanya melebar, dan mulutnya mengerucut; aku menepuk bahu Klein yang kaku pada ekspresinya yang kompleks dan berkata dengan cepat,

"Tentu saja ada kemungkuinan bahwa itu bukan jebakan, tapi sekarang kita tidak punya waktu untuk mencoba dan mengulangnya lagi. Kita perlu untuk mencapai tempat Þrym ini secepat mungkin, bahkan jika hanya sedetik lebih cepat."

"O...... Oo, hmm, well, itu benar, yeah."

Klein mengangguk sedikit dan memindahkan tatapannya dari kandang es.

Ketika kami berlari sampai hanya beberapa langkah sebelum mencapai tangga, suara itu datang lagi dari belakang,

"...... Tolonglah ...... siapapun ............"

――Sejujurnya, aku pun punya keinginan untuk membantunya, karena aku tidak berpikir bahwa NPC hanyalah benda bergerak yang dihasilkan oleh sistem secara otomatis, tetapi penduduk yang juga hidup di dunia ini. Jika ini adalah penyelesaian quest yang biasa, lalu membantu gadis itu, menemaninya, dan sampai cerita berkembang sampai akhir, mendengar tawa dari belakang, "Uhahahaha, Anda bodoh-", masih akan menjadi lucu. Namun, kami sedang tidak berada di dalam situasi untuk mengambil risiko yang tidak perlu sekarang.

Bagian 2[edit]

Lebar tangga ini semakin bertambah saat kami turun, dan benda-benda dekoratif pada pilar dan patung di sekitarnya menjadi lebih cantik pada saat yang sama. Tradisi dari Aincrad tentang «Mendekati ruang bos dan data peta akan lebih besar» juga hadir di sini.

Berdiri di ujung jalan adalah ukiran dua serigala di gerbang es yang besar. Jadi ini adalah ruang takhta Raja Þrym. Sekitar 10 meter dari pintu gerbang, aku mengingatkan semua orang untuk memperlambat, lalu aku berbalik untuk menatap medali yang Lyfa pakai. Bola-bola cahaya yang lembut yang pernah menghiasi medali sekarang telah tercemar 90% hitam. Kami mungkin hanya memiliki sekitar 30 menit waktu yang tersisa.

Aku mengambil napas dalam-dalam, dan berkata:

"Berdasarkan desain dungeon, Boss itu seharusnya berada dibalik pintu-pintu itu. Boss ini akan lebih susah dari yang sebelumnya, kita harus melakukan segala yang kita bisa untuk mengalahkannya. Sebelum menyerang, pertama kita akan mengidentifikasi pola serangan dan fokus pada pertahanan. Aku akan memberikan sinyal jika tiba waktu untuk melakukan serangan balik. Ketika HP Bar Boss turun menjadi kuning atau merah, pola serangan kemungkinan akan berubah lagi, jadi harap semuanya berhati-hati."

Aku mengangguk dan memandang wajah temanku, sebelum menambahkan:

"— Ini adalah pertempuran terakhir, mari kita kerahkan semua yang kita miliki!"

"Ya!"

Ini adalah sorakan ketiga yang kami telah teriakkan sejak awal dari quest ini. Bahkan Yui yang duduk di kepalaku dan Pina yang bertengger di bahu Silica pun bersorak.

Gerbang mulai membuka secara otomatis setelah kami berada sekitar lima meter darinya. Udara dingin, bersama dengan tekanan yang sulit-untuk-dijelaskan, berasal dari dalam. Asuna mulai kembali menerapkan sihir-sihir pendukung, dan setelah mengkonfirmasikan jumlah ikon buff dibawah gauge HP/MP kami, semua orang pun bertatapan. Kami semua mengangguk dan bergegas masuk sekaligus.

Interiornya adalah sebuah ruangan yang luar biasa besar secara horizontal dan vertikal. Dinding dan lantainya berwarna biru es, seperti sisa dari dungeon itu. Api ungu bergoyang menakutkan pada lilin dari es. Tinggi di langit-langit terdapat tempat lilin dengan warna yang sama, berbaris. Tapi apa yang menarik perhatian kami adalah refleksi menyilaukan dari kiri dan kanan dinding sepanjang interior.

Emas. Koin emas dan ornamen, pedang, baju zirah, perisai, patung dan mebel, segala macam benda emas ditumpuk dengan skala yang di mana tidak mungkin lagi untuk dihitung. Karena bagian dalam ruangan itu tenggelam dalam kegelapan, jumlah pasti harta itu sepenuhnya tak terduga.

"............ Seharga berapa banyak Yurudo kah semua barang ini ......?"

Di dalam ruangan, Lisbeth, satu-satunya orang yang mempunyai toko di sini bergumam secara tidak sadar. "Seharusnya aku mengosongkan inventory-ku!" pikirku, tapi aku tidak pernah menyebutkan hal ini kepada siapa pun.

Di sisi kanan dari party ini, Klein perlahan berjalan menuju gunung harta, seakan-akan termotivasi oleh cara hidupnya yang keras. Namun, saat ia mendekati harta――

"...... Sepertinya seekor serangga terbang masuk."

Gumaman berfrekuensi rendah tersebut dapat didengar dari ruang terbuka yang gelap dan jauh di dalam ruangan, menyebabkan lantai bergetar.

"Aku mendengar dengungan yang menjengkelkan. Dimana itu? Aku akan menghancurkan serangga yang nakal itu."

Bum, lantai bergetar. Bum, bum, getaran itu pun mendekat, hal itu terdengar seolah-olah dia begitu berat sehingga bisa merusak lantai es.

Setelah mencapai jarak pencahayaan, seseorang dengan bentuk manusia pun muncul.

Raksasa ―― bukanlah kata yang cocok. Evil-god yang berbentuk manusia itu terlihat sangat besar bahkan jika dibandingkan dengan bos-bos yang sudah kami lawan di kastil ini sejauh ini. Tingginya seharusnya minimal lima belas meter. Bahkan jika aku melompat dengan kekuatan penuh, aku tidak akan mampu mencapai lutut dari kaki yang sebesar batang pohon raksasa.

Warna kulitnya biru kusam, seperti timah. Bulu coklat gelap melilit lengan dan kakinya, dan aku bertanya-tanya dari bulu hewan besar jenis apakah bulu itu berasal. Sepotong pelat baja pada pinggang nya memiliki ukuran sebesar perahu kecil. Sedangkan bagian atas tubuhnya telanjang, ototnya yang sangat bagus itu tampak seolah-olah mampu menahan semua senjata yang diarahkan padanya.

Diatas dada berotot itu tergantung jenggot biru. Kepala di atasnya tenggelam dalam siluet dan kami hanya bisa melihat garis luarnya saja. Namun, mahkota emas di dahi dan mata yang biru dan suram yang berkedip dibawahnya itu berkilau dengan terang di dalam kegelapan.

Dalam Aincrad yang lama, batas sistem dari ketinggian lantai adalah seratus meter, ruang bos di dalam zona labirin juga berada di bawah aturan yang sama, karenanya tidak dapat dihindari bahwa semua monster bos memiliki ukuran vertikal yang tidak berlebihan. Jadi sampai sekarang, aku tidak memiliki pengalaman dalam pertempuran dengan musuh yang aku pun harus melihat ke atas. Karena aku tidak bisa terbang, bagaimana aku bisa bertarung dengan lawan yang seperti ini? Yang terbaik yang aku bisa lakukan adalah memotongnya tidak lebih tinggi dari tulang kering nya.

Sementara aku memikirkan berbagai hal, raksasanya raksasa ―― ekspresi ganda ini diperlukan untuk menggambarkan ukurannya ―― melangkah lebih dekat, dan tertawa seperti gong yang dipukul,

"Hu, hu ...... serangga kecil dari Alfheim? Merayap ke tempat ini di bawah rayuan Urðr? Bagaimana dengan begini, kau hewan kecil. Katakan saja di mana wanita itu bersembunyi, dan kau dapat mengambil emas di ruangan ini denganmu, hmm?"

Dengan tubuh besar dan mahkota di dahinya, dan juga dengan pidato tadi, orang ini adalah «Frost Giant King Þrym», tak ada keraguan tentang itu.

Klein adalah yang menghadapi dan menjawab si raksasa besar itu, yang merupakan AI juga seperti Urðr.

"...... Heh, seorang prajurit hanya perlu makan, tidur, dan tertawa! Jangan pernah mencoba untuk menghentikan kami dengan rayuan murah seperti itu!"

Sementara kami membuat ekspresi lega secara halus dari belakang. Lalu di depan kami, Klein, menarik katananya yang tercinta dari sarungnya.

Dengan sinyal itu, sisa dari kami pun menyiapkan senjata.

Senjata-senjata mereka mungkin bukanlah senjata kelas legendary, tapi semuanya adalah senjata kelas ancient, atau senjata yang ditempa ke tingkat yang memuaskan oleh master smith Lisbeth. Namun, senyum berani di bawah kumis panjang Giant King Þrym tidak memudar walaupun ada cahaya dari senjata kami. Mungkin itu wajar, karena senjata kami baginya hanya sedikit lebih panjang daripada tusuk gigi.

Sinar dari rongga mata yang gelap itu memelototi kami dari tempat yang sangat tinggi, tatapannya berhenti pada delapan orang yang berdiri di sana yang tak bersenjata.

"...... Ho, ho. Aku mendengar dengung sayap lagi. Sangat baik, aku akan menghancurkan kalian di bawah kakiku, dan kalian harus menganggapnya sebagai hadiah, karena kalian akan berubah menjadi bagian dari Jötunheimr!!"

Duk, raja raksasa itu tiba-tiba melangkah maju, HP gauge yang besar muncul di kanan atas penglihatanku. Dan parahnya lagi, gauge itu terdiri atas 3 lapisan. Menghabisi gauge itu pasti akan sangat merepotkan.

Karena gauge HP dari bos-bos lantai di New Aincrad tidak terlihat agar memusingkan pikiran para pemain, dibandingkan dengan bos-bos itu, kecepatan pertempuran ini akan jauh lebih mudah untuk dipahami.

"―― Ini dia!! Dengarkan instruksi Yui dan fokus pada menghindari dulu!"

Segera setelah teriakanku, Þrym mengangkat tinju kanan yang-seperti-batu nya yang sangat besar itu tinggi dekat langit-langit ―― badai yang biru beku membungkus tinju itu, kemudian diapun dengan marah mengayunkannya ke bawah.


Pertempuran terakhir di kastil Þrymheimr ―― tapi mungkin ―― seperti yang diharapkan, adalah pertempuran yang besar dan sengit yang belum pernah aku alami.

Pola serangan awal Raja Þrym itu adalah pukulan dari kedua tangannya, tiga hentakan terus menerus menggunakan kaki kanannya, lalu napas es yang lurus, dan memanggil dua belas pasukan Dwarf es dari tanah.

Pembentukkan Dwarf adalah hal yang paling menyebalkan, tapi mereka dengan cepat dihabisi dari belakang party dengan busur Sinon, yang menghabisi mereka dalam sekejap dengan cara menembak titik lemah mereka dengan akurasi yang luar biasa. Sisa serangan itu dapat dihindari jika kau mengamati timing serangannya dengan cermat, penghitungan dari Yui juga membantu tiga penyerang barisan depan dalam menghindari hit secara langsung.

Begitu pertahanan kami berhasil, sekarang akhirnya waktu untuk menyerang, namun, ini bagian yang tersulit. Seperti yang kutakutkan, pedang kami hanya bisa mencapai tulang kering Þrym, dan bulu tebal yang melindungi daerah itu memiliki ketahanan dari serangan fisik yang tinggi, seperti Minotaur emas sebelumnya. Aku mengambil kesempatan kecil untuk menyerang dengan 3-hit sword skill, mempertaruhkan HP-ku untuk melakukannya, tetapi karena delay skill itu rendah maka skill itu juga memiliki damage attribut yang rendah. Hasilnya adalah respon tidak menyenangkan, seperti memukul benda yang tak bisa dihancurkan.

Kami berjuang keras dalam pertempuran selama sepuluh menit sebelum HP gauge yang pertama akhirnya habis, yang menyebabkan raja raksasa itu membuat gemuruh yang terdengar seperti kelebihan tenaga.

"Pola serangannya berubah! Hati-hati!"

Saat aku berteriak, Lyfa yang disebelahku berkata dengan suara gugup,

"Ini buruk, Onii-chan. Hanya tersisa dua cahaya di medali. Kita hanya memiliki sekitar sepuluh menit lagi."

"............"

Þrym memiliki tiga gauge HP. Namun, kami menghabiskan lebih dari sepuluh menit hanya untuk mengososngkan satu gauge. Bisa dikatakan bahwa menghabisi sisa dua gauge dalam waktu sepuluh menit akan sangat sulit.

Tapi, untuk lawan ini, «Skill Connect» tidak bisa bekerja seperti ketika kami melawan Minotaur emas. Selama monster delay ―― atau lebih tepatnya yaitu penundaan yang terjadi setelah monster itu menyerang, «Critical Attack di titik lemah musuh» sangatlah dibutuhkan. Namun, Þrym tidak lemah kepada pedang atau sihir, sehingga bahkan jika menghubungkan sword skill selama empat kali, itu tidak akan mampu membuat banyak perubahan dengan jumlah HP-nya.

Seolah-olah melihat ketidaksabaranku――

Þrym tiba-tiba menghirup sejumlah besar udara, menggembungkan dadanya seperti puputan.

Angin yang sangat kuat pun terjadi, menghisap lima orang di baris depan dan tengah. Ini buruk, ini pasti pertanda serangan kekuatan penuh dengan jangkauan efek yang sangat luas. Untuk menghindarinya, pertama-tama, kekuatan mengisap dari sihir angin ini harus dinetralkan terlebih dahulu. Sementara aku berpikir tentang ini, di kiriku, Lyfa mulai membaca mantra.

Tetapi, mungkin tidak akan ada cukup waktu karena aku telah melihat gerakan musuh.

"Lyfa, semuanya, bertahan!"

Karena teriakanku, Lyfa menghentikan mantranya, menyilangkan tangan di depan badannya dan membungkukkan tubuhnya. Semua anggota lainnya mengambil postur yang sama, lalu pada saat itu,

Dari mulut Þrym, yang sebelumnya hanya menghembuskan napas yang lurus berkali-kali sampai sekarang, menghembuskan debu berbentuk berlian kerucut yang lebar.

Angin pucat yang bersinar menyelimuti kami. Rasa dingin yang menembus buff milik Asuna membuatnya terasa seperti kulit kami sedang dirobek-robek. Gin, gin, dengan suara tajam, avatar dari lima orang membeku bersamaan. Aku mencoba untuk melarikan diri, tapi kulit es yang benar-benar tebal mengunci pergerakanku. Lyfa, Klein, Liz, Silica dengan Pina dipeluk erat ke dadanya, dan aku berubah menjadi patung-patung es biru.

Pada saat ini, gauge HP kami masih belum menurun. Tapi kami tidak merasa nyaman. Bagaikan ini adalah special skill yang akan memberikan damage yang setara dengan lamanya skill ini.

Þrym mendekat, lalu mengangkat kaki kanannya yang besar. Ini buruk, sangat berbahaya. ―― ketika aku berteriak dalam pikiranku, pada waktu yang hampir bersamaan,

"Nuuu―!"

Dengan gemuruh yang keras, Þrym menginjak lantai dengan marah. Gelombang kejut yang kasar dari itu menelan kami sementara kami masih beku――

Gaching! Suara pecah yang menakutkan menggema di seluruh aula, kami yang tertutup es hancur berserakan. Penglihatanku menjadi gelap karena syok. Tubuhku terbanting keras di lantai saat efek cahaya karena damage dilanjutkan.

Di tepi penglihatanku, lima dari tujuh gauge HP tiba-tiba berubah menjadi merah tua.

Sementara lima orang di barisan depan terjebak dalam serangan jarak jauh berskala besarnya si Þrym, tentu saja dua orang di barisan belakang tidak hanya menonton.

Gauge HP kami hilang hampir delapan puluh persen ketika tiba-tiba, cahaya biru yang lembut menghujani kami, menyembuhkan luka kami. Itu mantra healing tingkat tinggi milik Asuna. Ketepatan waktunya sangat sempurna, yang tidak mungkin dilakukan tanpa mengantisipasi terjadinya damage dan merapal mantra sebelum kami diserang.

Namun, dalam sihir pemulihan berskala besar yang ada di game ini, kebanyakan dari mereka adalah jenis «Heal Over Time», yang tidak memulihkan HP seketika. Jadi akan menjadi fatal jika kami diserang lagi sementara HP kami masih belum pulih.

Þrym melangkah maju untuk memberikan pukulan terakhir kepada kami yang akhirnya berdiri. Jenggot panjang yang menggantung di atas tenggorokannya ―― tiba-tiba ditusuk oleh serangan cepat dari panah api yang berkobar merah cerah, menyebabkan ledakan besar. Itu adalah skill longbow dua tangan milik Sinon, «Explode Arrow». Dengan sepuluh persen fisik, dan 90 persen damage properti api, apalagi karena menyerang titik lemah dari Frost Giant Tribe, gauge HP nya jelas menurun.

"Munuuuun!"

Þrym meneriakan suara marah dan merubah arah sasarannya ke Sinon. Serangan terang-terangan pada titik lemah musuh dari penyerang barisan belakang itu menyebabkan sejumlah besar hate[3], mengambil alih hate dari barisan depan, sehingga musuh mengalihkan targetnya. Itu kesalahan yang pemula selalu lakukan, tapi tentu saja, ini tidak terjadi saat ini. Sinon bertindak sebagai umpan, mengetahui bahwa itu mungkin akan menyebabkan kematiannya, untuk memberi kami waktu untuk pemulihan.

"Sinon, beri aku tiga puluh detik!"

Sambil berteriak, aku menelan ramuan pemulihan dari kantongku. Disebelahku, yang lain juga menuangkan cairan merah yang mirip ke dalam mulut mereka. Pina, partnernya Silica, tampaknya hampir tidak selamat kecuali karena skill penjagaan milik tuannya. Di dunia ini, tidak seperti Aincrad, ada mantra yang membangkitkan pet, tetapi menghabiskan waktu untuk melakukannya selama pertempuran akan sangat sulit.

Penglihatanku beralih antara gauge HP yang bertambah secara menjengkelkan, dan Caith Sith biru yang terus menghindari serangan sengit Þrym. Meskipun Sinon datang ke ALO belum lama ini, kontrol tubuhnya itu sangatlah spektakuler. Dalam GGO, sebagai penembak jitu yang tidak memiliki semua skill defensif, melarikan diri adalah satu-satunya cara jika jenis attacker datang, pengalaman itu mungkin masih dengannya sekarang.

"...... Bersiaplah melakukan penyerangan."

Sambil mengalihkan mataku dari gauge HP, yang akhirnya kembali hingga delapan puluh persen, aku memanggil teman-temanku. Memegang kembali kedua pedangku, aku mulai mulai menghitung mundur, dan pada saat itu juga ――


Bagian 3[edit]

"Onii-chan!"

Suara gemetar Lyfa yang bergetar dari sisiku.

"Sudah terlambat ... Lampu di medali, semuanya sudah menghilang ... "

"Apa ...?"

Aku menahan napas dan berbalik untuk melihat permata besar yang ada di dadanya. Permata yang tampaknya terbuat dari ukiran rumit itu hampir sepenuhnya hitam, tinggal sebagian kecil cahaya yang tersisa di dekat bagian bawah. Bahkan ketika aku berbicara, sebagian kecil itu pun berubah menjadi hitam.

Hal itu menjelaskan bahwa, di bawah Ice Castle Þrymheimr, pada field Jötunheimr yang beku, para beast-type evil god, Tonkii dan saudara-saudara Urðr, benar-benar hampir dibantai habis. Dengan kata lain, kami yang telah menerima quest "Permintaan Urðr" telah gagal, dan ratusan pemain yang mengambil quest Þrym telah berhasil-

Meskipun otakku telah mengakui fakta ini, aku tidak bisa menerimanya bagaimana pun juga, seraya aku berdiri di sana dengan mulut terbuka lebar. Dari raut wajah mereka, yang lain sepertinya merasakan hal yang sama juga. Meski begitu, aku berhasil menguasai diri, dan siap untuk meneriaki Sinon, yang menghindari serangan sengit Þrym jauh dari party, untuk mundur. Namun——

* DUUUN! * Sebuah gelombang kejut besar mengguncang bumi, dan lantai-lantai yang lebar ini pun mulai bergetar.

Aku kehilangan keseimbangan dan jatuh ke lantai. Di kejauhan, Sinon terpeleset juga, dan Þrym mengangkat tinju kanannya yang tertutup es untuk memukul tubuhnya yang halus.

Namun, gerakan Þrym tiba -tiba melambat. Kemudian, dua hal terjadi sekaligus. Pertama, gauge HP milik Þrym yang memiliki lebih dari 60% HP tersisa menghilang. Selanjutnya, serangkaian pesan teks berwarna merah melintas di depan mataku: "QUEST GAGAL".

"Mua ... Muahahaha ... "

Sambil perlahan-lahan menurunkan tinjunya, raja dari para raksasa itu tertawa terbahak-bahak.

"Muahahahaha ...... Aku merasakannya ... Aku merasakannya! Orang yang telah terus-menerus menentangku dan saudara-saudaraku, aura wanita penuh kebencian itu akhirnya hilang! Wahahaha ...... "

Sekali lagi, tanah yang beku - Tidak, seluruh kastil mulai bergetar. Api biru di dinding tiba-tiba berkobar, seolah-olah menjadi hidup. Kilau di mata Þrym sepertinya lebih terang sepuluh kali lipat.

Kelima penyerang barisan depan akhirnya mendapatkan energi untuk berdiri dan bergabung kembali dengan Asuna dan Sinon. Namun, muka-muka mereka tidak lagi memiliki wajah penuh ketekunan yang biasanya mereka miliki. Sambil mengabaikan orang-orang yang menyedihkan di tanah yang bahkan harus melebarkan kaki mereka hanya untuk berdiri tegak, Þrym meneriakkan raungan keras:

"Sekarang! Sekarang adalah waktunya keinginanku yang telah lama kutunggu terpenuhi! Maju ... Saudara-saudaraku! "

Saudara-saudaranya? Siapa?

Persis ketika aku melamun, dentuman yang sangat besar menggema di seluruh ruang tahta.

* CRASH! *

Gunung harta yang sebelumnya ditumpuk tinggi tiba-tiba melebar, sebelum akhirnya runtuh ke lantai. Dan muncul dari dalamnya adalah ——meskipun mereka tidak setinggi Þrym—— raksasa, dengan kulit biru pucat dan jenggot biru yang cocok. Ini pasti pasukannya si Þrym itu ... para Frost Giants.

Ada lebih dari 30 dari mereka. Mereka yang membuat gempa bumi kecil saat mereka berjalan, sedang berbaris berturut-turut di tengah ruangan, dan menempatkan salah satu lengan mereka di dadanya. Mereka tampak seperti patung jika dilihat dari jauh.

Melihat adegan penuh dengan pria berotot, sebagian besar dari kami lupa tentang quest kami yang gagal dan hanya berdiri di sana sambil terkejut. Bahkan Yui, yang duduk di kepalaku, tidak merespon.

Sekali lagi mengabaikan peri-peri kecil di tanah, Þrym mengangkat kepalanya dengan tegas, menaruh tangan kirinya di pinggang, dan mengangkat tinggi tinju kanannya. Semua orang memandang ke arah yang ditunjuk - lampu kristal besar.

Tidak, bukan itu. Dia menunjuk ke sesuatu melewati lampu gantung, menembus kastil dan tanah, dan tempat yang dia tunjuk adalah——

Kerajaan kami, Kerajaan Peri Alfheim.

Kecurigaanku terbukti ketika mulut yang berjenggot besar itu mulai bergerak.

"Mari kita pergi! Dengan napas kita mari kita kubur kerajaan yang telah diberkati oleh Yggdrasil itu dengan lapisan es!"

"ROAR!"

* DUM *, * DUM DUM *. Tiga puluh raksasa dan Þrym pun berbaris, getarannya melemparkan kami dari tanah.

"Þrymheimr —— SERANG!!"

* GOWAAAAAAAN! * Sebuah gelombang kejut besar melanda seluruh kastil. Aku mencoba untuk menyeimbangkan diri sebelum menyadari bahwa aku telah terkena semacam Gravity Bind - kekuatan besar sedang ditekankan kepadaku dari atas. Oh, tidak, bukan itu - aku sedang ditekan oleh kekuatan lantai — bukan, kastil yang bergerak ke atas.

Bunyi tabrakan yang sangat keras berasal dari keempat dinding kastil, dan itu adalah suara paling keras yang pernah kudengar sejauh ini di ALO. Ini,. tidak diragukan lagi adalah suara kastil yang menabrak batas antara Jötunheimr dan Alfheim. Rencana Þrym, yang sudah dikatakan oleh Urðr, "Untuk selamanya menyelimuti Alfheim di dalam salju dan pergi ke atas Yggdrasil" tampaknya sedang terjadi.

"...... Apa yang akan terjadi ... berikutnya ......"

Sambil memeluk warhammer di dekat dadanya, Lisbeth bertanya. Tentu saja, tidak ada yang memiliki jawaban. Satu-satunya yang tahu mungkin cuma "Sistem Kardinal" yang menciptakan quest ini. Tidak, mungkin dapat dikatakan bahwa dunia ini telah dimakan oleh kegelapan ke titik yang bahkan dewa pun tidak tahu apa yang akan terjadi berikutnya.

Kastil ini telah naik selama sekitar tiga menit sekarang. Sementara itu, Þrym berdiri dengan kepalan tangannya menunjuk ke arah kejauhan, seperti beberapa gaya aneh dari pahlawan legendaris. Sisa dari para raksasa itu hanya berteriak "OOR, OOAR!" non-stop, sementara kaki mereka menginjak-injak secara serempak.

Tak lama kemudian, datanglah tabrakan yang terakhir, dan terkeras, lalu kastilnya, serta para raksasa, terdiam.

Aku melihat bahwa ruang takhtanya, yang selalu gelap sampai sekarang, tiba-tiba menjadi terang. Aku melihat cahaya menembus dari dinding di utara, seperti sinar emas. Itu adalah sinar matahari, sesuatu yang dunia bawah tanah Jötunheimr seharusnya tidak punya - sinar matahari.

Þrym perlahan-lahan menarik kembali tangan kanannya, lalu terkena sinar matahari sebentar. Wajahnya berkerut dalam ketidaksenangan, kemudian ia mengepalkan tinjunya. Lalu suara yang sangat rendah keluar dari tenggorokannya, tidak seperti suara NPC yang biasanya. Sepertinya seolah-olah ia berbicara pada dirinya sendiri.

"... Awas, Æsir ... Aku akan mencapai puncak pohon dunia dan menggulingkan Midgard, sebelum mengambil alih Asgard dimana kalian semua sedang bersembunyi seperti pengecut, dan menghancurkan segala sesuatu di bawah kakiku ..."

Lalu diapun mengangkat kaki kanannya, kemudian ia menginjakkannya lagi, seolah-olah menginjak-injak orang yang sebenarnya tidak ada di sana. Kemudian, seolah tiba-tiba mengingat keberadaan kami, raja raksasa itu membalikkan matanya yang biru itu ke arah kami dan berkata, sambil tersenyum.

"...... Bukankah kalian harusnya berterima kasih padaku, serangga? Hurr ~?"

"Me-Mengapa kita harus berterima kasih padamu, bajingan?"

Klein berteriak, rambut merahnya menjadi tegak. Þrym menatapnya geli dan berkata sambil tersenyum:

"Muahaha, karena aku membuat kalian tidak menghabiskan waktu untuk perjalanan kembali ke sini dari Jötunheimr! Lihatlah di sekitar kalian dan lihatlah bentuk sejati kastilku."

Raja raksasa itu lalu menjentikkan jarinya * SNAP! *, Dan

Tiba-tiba, lantai tempat kami berdiri tiba-tiba terbuka, memperlihatkan lubang yang menganga sangat besar.

"Waah!?"

Aku berteriak karena terkejut, dan sayap di punggungku mulai mengepakkan naluriah. Namun, meskipun kastil itu tidak lagi berada di Jötunheimr, aku masih belum bisa terbang. Sama seperti itu, tujuh peri ditambah satu lagi (Yui) ditambah naga (Pina) jatuh ke dalam lubang yang baru saja terbentuk. Sebenarnya, cuma pet naga milik Silica yang bisa terbang, tetapi karena pemiliknya mencengkeramnya begitu erat di dadanya, dia tidak bisa berbuat apa-apa.

"AHHHHHHHHHHHHH!"

Jeritan keras diteriakkan oleh Asuna, yang takut jatuh dari ketinggian yang tinggi. Lisbeth dan Silica juga meneriakkan jeritan yang sama, sedangkan Sinon yang dingin malah mengangkat bahu dan menggelengkan kepalanya di udara. Bahkan Lyfa si penyuka-kecepatan tidak berteriak "YAHOO" dan malah mencengkeram bahu kiriku dengan erat.

"AKU AKAN MEMBALASMU KARENA INI KAU KAKEK TUAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!"

Makian Klein berubah menjadi jeritan panjang, sambil kami bertujuh jatuh tepat ke dalam lubang.

Jika dipikir-pikir lagi tentang hal itu, Þrym tidak memiliki alasan lagi untuk menyelamatkan nyawa kami dari tadi, jadi seharusnya dia memberikan kami pukulan terakhir. Meskipun seseorang pasti bilang bahwa jatuh dari ketinggian seperti ini akan menyebabkan kematian kami juga kok. Persis ketika aku sedang berpikir untuk menggunakan magic seperti 'Feather Fall'[4], kegelapan di depanku mulai menghilang, sebelum akhirnya menjadi seluncuran es. Dengan pantat kami tertempel pada seluncuran es, kami tidak punya pilihan selain untuk meluncur pada seluncuran beku ini. Tidak lama kemudian, cahaya putih muncul di depan kami, dan dengan cepat mulai bertambah banyak. Pada saat yang sama, ada perubahan udara ——

"...... Kita akan terbang! Siapkan sayap kalian!!"

Aku berteriak, persis sebelum seluruh party terjun ke dalam kehampaan.

Aku meregangkan bahuku dan memerintahkan sayapku untuk terbang. Kali ini, kepakkan yang sangat bisa diandalkan pun terdengar, dan kekuatan pendorong meliputi tubuhku. Dengan lembut aku pun mengambil Yui yang bertengger di atas kepalaku dengan tangan kanan, lalu aku pun menempatkannya di saku baju depanku, dan mulai terbang keatas. Aku melihat ke kiri dan kananku, dan segera semua orang menyadari keberadaanku.

Pemandangan di depanku yang selalu berwarna putih dengan perlahan-lahan kembali ke warna aslinya. Tepat di depanku adalah langit biru di atas lapangan hijau, dan berbagai pegunungan putih. Ini adalah, tak usah diragukan lagi, Lembah Aarun, terletak di pusat Alfheim.

Dari tampak bumi, tampaknya kastil itu menuju selatan lembah. Artinya, Pohon Dunia yang sangat besar seharusnya berada dibelakangku, bersama dengan kota Aarun yang berada di dekat salah satu akarnya.

Namun, aku ragu-ragu untuk melihat kembali. Mencari tahu apa yang telah terjadi dengan pemandangan indah Aarun, ini adalah sesuatu yang aku takuti. Tetapi, aku juga tidak bisa terus terbang lurus, atau aku akan berakhir di wilayah Salamander. Aku melambat dan secara bertahap berhenti, lalu aku pun melayang di udara.

Sambil mengambil napas dalam-dalam, aku pun berbalik.

"... Oh ... Ohhh ......"

Teriakan yang tertahan itu berasal dari Lyfa, yang berada di kananku. Hal ini diikuti oleh teriakan terkejut dari enam orang lainnya.

Kota Pusat Aarun, ibukota Alfheim yang selalu penuh dengan kehidupan sepanjang tahun —— tidak ada lagi.

World Tree, meskipun itu selalu tampak megah, memiliki sesuatu yang tersangkut di dekat akarnya. Banyak akar telah terbalik, dan hanya beberapa jam yang lalu, sebuah kota batu yang hidup seharusnya berada di sana. Batu-batu dimana Aarun dibangun kini tersebar di seluruh tempat, seperti gunung puing-puing.

Yang menggantikannya, adalah benda kristal bersisi-delapan yang sangat besar dan memantulkan semua sinar matahari.

Ini adalah, tanpa diragukan lagi, kastil Þrymheimr. Namun, ketika diamati dari Jötunheimr, kastil itu berbentuk piramida terbalik. Itu menjelaskan, bahwa apa yang kami sebelumnya telah lihat hanyalah bagian bawah dari kastil itu. Yang berada di puncak piramida terbalik itu adalah piramida lain yang serupa, dan ujung tajamnya itulah yang tadi menembus kerak bumi.

Ratu dari danau Urðr telah menggunakan kekuatannya untuk menjaga Þrymheimr tetap tersegel, tetapi karena jenisnya tewas, begitu pula kekuatannya. Kastil itu kemudian bebas dari segel dan mengungkapkan bentuk sejatinya. Lebarnya sekitar 300 meter, dan tinggi dari atas ke bawahnya adalah sekitar 300 kali √ 2, sekitar 424 meter. Hanya sekitar sepersepuluh dari kastil tersebut yang telah menembus tanah, ujungnya mendorong ke atas menerjang World Tree. World Tree masih tetap berdiri dengan kuat dengan sisa 10 atau lebih akarnya, tetapi pasti akhirnya akan jatuh juga.

Aku menghela napas dan mengalihkan pandangan dari Þrymheimr, sambil meneliti disekitarku.

Penduduk asli Aarun semuanya tersebar disekeliling lembah. Terlihat seperti excavator puing-puing[5], pemain yang tak terhitung jumlahnya berdiri di sana terpaku, menatap kastil es yang telah menyebabkan terbentuknya tumpukkan puing-puing dari kota itu. Jika seorang pemain yang menjalankan toko di Aarun atau hanya sedang beristirahat di rumah mereka sendiri, munculnya tiba-tiba blok besar es yang memporakporandakan seluruh kota pasti akan cukup mengejutkan. Karena kota adalah safe zone yang telah ditetapkan, tidak ada pemain yang berkurang HP-nya, meskipun setelah melalui kejutan seperti itu tidak akan menjadi kejutan jika ada yang hidup dipersingkat di dunia nyata.

Sekelompok pemain menunjuk ke kastil es itu, mulut mereka bergerak tanpa henti. Karena peri mempunyai pendengaran yang telah ditingkatkan, aku samar-samar bisa mendengar apa yang mereka katakan.

"... Ini sih acara yang terlalu berlebihan, 'kan? Bahkan rumahku hilang ..."

"Iya benar, dan bahkan tidak ada pemberitahuan! Sekarang juga masih lama kok sebelum ke acara akhir tahunan ..."

"Munculnya Aincrad emang juga enggak diumumkan secara baik sih, tapi ini di luar apa yang bisa disebut acara kejutan 'kan ..."

Meskipun mereka belum sepenuhnya pulih dari shock, tapi emosi mereka pasti akan beralih menjadi marah dalam waktu yang cukup cepat. Sama seperti percakapan yang sudah kudengar sebelumnya, seluruh jalan-jalan di Aarun——

"... Para pemain yang memiliki rumah di Aarun atau tempat penyimpanan item, apa yang akan terjadi pada mereka?"

Lisbeth, yang berada di sebelah kiriku, mengatakan, memotong kata-kata yang akan keluar dari mulutku. Klein menjawab, tampaknya dengan semangat yang sudah hilang.

"Tentu saja ... Semuanya sudah hilang, tidak peduli bagaimanapun kau melihatnya."

"Tidak, sepertinya properti telah dikonversi menjadi Yurudo, sementara item telah diubah menjadi gulungan dan disimpan dalam inventory pemain."

Penjelasan ini datang dari Yui, yang mengeluarkan kepalanya keluar dari saku bajuku. Biasanya benda yang tak bisa bergerak hanya dapat dikonversi menjadi gulungan melalui NPC bankir. Tampaknya Sistem Kardinal bahkan tidak cukup kejam untuk menghapus item pemain dalam sekejap. Rasanya sangat aneh.

"...... Apakah itu benar? Kalau begitu setidaknya masih ada yang bisa diselamatkan ..."

Persis ketika Lisbeth sedang berbicara.

Sebuah jeritan yang melengking dari belakang kami memotong perkataannya.

"Hey hey hey, apakah itu benar?! Maksudku konversi menjadi gulungan ? Please please please katakan itu benar!"

Aku berbalik kaget. Sekitar dua meter, seorang gadis kecil mengenakan topi bulat sedang berdiri, tidak, melayang di udara. Sebuah jubah dia kenakkan, dan lengan kanannya mencengkeram staf yang hampir setinggi dirinya. Dari pinggiran topinya, sejumlah besar ikal berwarna emas jatuh ke depan, menutupi matanya. Kulitnya putih susu, dan sayapnya berwarna kuning pucat.

... Siapa itu? Tidak, sebelum itu, apa ras dia? Seseorang yang cukup pendek bagiku untuk melihat ke bawah, maka ia adalah baik Cait Sith atau Leprechaun, tapi dia tidak memiliki telinga kucing yang menjadi ciri khas di kepalanya yang penuh dengan rambut emas. Setelah berpikir lebih lama, aku berkesimpulan bahwa dia adalah NPC. Jika itu terjadi, kursor warna nya harus sama dengan Þrym.

Untuk mengeceknya, aku melihat lurus ke arahnya dan mengunci kursorku di wajah terselubung nya.

Namun, frame persegi panjang muncul di sudut kanan atas penglihatanku, disertai dengan efek suara yang lembut. Frame ini menampilkan informasi kursor, dan berarti bahwa target itu merupakan pemain atau rakasa. Aku pun memindai namanya dengan gugup. "Marinca", dieja seluruhnya dengan menggunakan abjad. Tunggu, sistem ALO tidak seharusnya menampilkan nama-nama pemain yang tidak dikenal. Bagaimanapun betapa kuat aku memeras otakku, aku tidak bisa ingat kapan aku bertemu dengannya sebelumnya. Jika demikian, bagaimana aku bisa melihat namanya ...?

"Ahh …"

Silica, yang memeluk erat Pina di dadanya, mengeluarkan napas lembut dari belakangku. Sesaat kemudian, aku akhirnya mengerti.

Ada serangkaian huruf melayang di atas gadis misterius itu - diatas kursor Marinca.

"GAME MASTER"

"W-Woah, bukannya kau ini GM?! Wow, ini pertama kalinya aku melihat GM di ALO!"

Klein bergumam dengan takjub. Aku pun sama terkejutnya. Game Master adalah, seperti yang tertulis di namanya, adalah orang-orang yang membuat Alfheim Online bekerja. Mereka memiliki posisi yang lebih tinggi daripada Sistem Kardinal, dengan kata lain mereka adalah karyawan perusahaan yang menjalankan ALO.

Mengenai seberapa besar pengaruh seorang GM dalam permainan, ini berbeda tergantung kepada permainannya. Ada MMO di mana GM-nya melakukan dive khusus hanya untuk berinteraksi dengan pemain dan mengumumkan acara yang akan datang, tapi aku tidak pernah mendengar hal-hal yang seperti itu terjadi di ALO. Bagiku, ini adalah pertama kalinya aku melihat seorang Avatar GM di Alfheim.

"E-Erm, aku minta maaf, aku belum bilang namaku ... kalian bisa memanggilku Marinca dari Ymir ..."


Sword Art Online Caliber SS.jpeg

Ymir, adalah nama perusahaan yang menjalankan ALO. Setelah pembubaran Recto, ALO seharusnya ditutup juga. Ymir memutuskan untuk membeli server ALO meskipun telah terjadi penurunan jumlah pemain, seperti dewa yang turun untuk menyelamatkan planet yang terkutuk. Namun perusahaan ini tidak terlalu diungkapkan kepada para pemain. Bahkan aku tidak tahu banyak tentang perusahaan ini, kecuali bahwa salah satu pengusaha di dalamnya adalah teman lama dari Agil.

Meskipun demikian, GM ini, Tuhan yang seharusnya di dunia ini, memberiku perasaan bahwa dia tidak bisa diandalkan. Aku menggeleng, memikirkan situasi saat ini, dan bertanya.

"... Eh, Marinca, sebelumnya kamu bertanya apakah konversi kembali menjadi gulungan itu benar ... Apakah itu berarti bahkan Ymir tidak tahu apa yang terjadi di Alfheim sekarang ...?"

"Err - Erm ... sebenarnya ..."

Marinca mengangkat stafnya ke udara, memutarnya sejenak, sebelum mengatakan:

"Sejujurnya, situasi di Alfheim ini baru ditemukan belum lama ini."

"...... A-Apa ...?"

Itu adalah suara rendah yang datang dari Asuna, yang berdiri di sebelah kananku. Mengenali bahwa suara penuh kemarahan itu adalah suara dari "Sang Wakil Ketua Knights of Blood" yang akan mengamuk, aku buru-buru mencoba untuk menghentikan dia - tapi aku satu langkah terlambat.

"Itu adalah kata-kata yang sangat tidak bertanggung jawab! Berapa lama kau pikir quest ini telah berlangsung??! Bukankah kau memiliki banyak kesempatan untuk menghentikan script ini dengan menggunakan hak administrator?! Untuk berpikir bahwa di antara kalian tidak ada yang melihatnya sebelum Aarun hancur, apa saja sih yang manajer permainan sedang lakukan? "

"Aku mi-mi-minta maaf!"

Ketika Asuna sedang memarahi Marinca, Klein dan aku menutupi kepala kami dalam ketakutan, ini adalah kebiasaan yang diwarisi dari menghadiri pertemuan strateginya di masa lalu. Kami beruntung karena Asuna tidak melihat gerakan kami, lalu dia maju satu langkah — sepatunya membuat suara karena mereka digesekkan ke tanah, ini mungkin saja aku yang sedang membayangkan hal-hal aneh - dan berteriak dengan suara marah:

"Mari kita abaikan soal bagaimana hal ini bisa terjadi - dalam situasi seperti ini, bukannya sebuah Rollback[6] sederhana juga cukup? Berapa jam kah yang bisa kita kembalikan??"

Rollback adalah penyelamat terakhir dalam MMO. Karena servernya menjadi dikembalikan ke keadaan di masa lalu, maka hal itu akan mengatur ulang semua kemajuan yang dibuat oleh para player dalam waktu tersebut, termasuk Yurudo dan Exp. Tentu saja, ini sangat penting.

Meskipun kami telah menerima quest "Permintaan Urðr" untuk menghindari kehancuran total, kami gagal pada saat-saat terakhir. Ini pasti menyebabkan kesedihan pada para pemain yang telah menerima "Quest Þrym" sekarang, karena merekalah yang telah secara tidak langsung menyebabkan kehancuran pada Aarun, dan pedang suci yang dijanjikan sebagai hadiah bukanlah apa-apa melainkan hanya "Pedang Palsu Caliburn". Karena semuanya telah berkembang ke tingkat seperti ini, maka rollback tak akan bisa terelakkan, dan sebagian besar pemain harusnya bisa mengerti. Sekarang berharap bahwa waktu yang hilang karena rollback itu seminimal mungkin. Semua itu adalah apa yang kupikirkan ketika aku menunggu jawaban dari Marinca itu.

Bagaimana dia akan menjawab? Ini GM yang tidak melihat GM sama sekali mungkin hanya akan tergagap dan tersenyum kikuk pada kami.

"Nah, tentang itu ... Aku sudah memeriksa log dan tampaknya bahwa penyelesaian quest itu, atau dengan kata lain awal dari script ini, memicu server untuk melakukan backup ..."

"A-Apa????"

Suara keras tiba-tiba datang dari ketujuh orang. GM yang bertubuh kecil itu bergetar, namun ia terus melanjutkan sambil tak acuh.

"Tapi aku sangat lega karena semua item diubah menjadi gulungan! Ini seperti melempar jangkar ke arah angin[7] ... Tidak, ini seperti penyelamatan tak terduga[8] ... hmmm itu juga tidak benar…"

"Dengan kulit gigi[9]."

Dengan suara rendah, Sinon yang terletak di belakangku membalasnya. "Benar, benar", sisa dari kami setuju dengan Sinon. Sambil mengambil seuntai tali dari daun mint[10] dari sakunya dan menempatkannya di mulutnya, si sniper dingin itu bertanya:

"GM-kun, bagaimana situasinya bisa menjadi seperti ini? Apakah terjadi kerusakan pada 'Sistem Pembuatan Quest Otomatis' milik Kardinal?"

Setelah mendengar hal ini, Marinca bersuara cemberut "Uuuu" dan berkata.

"Ka-Kamu ternyata tahu banyak, yah! Aku baru saja bekerja di Ymir selama dua minggu, dan baru tahu tentang Cardi-chan kemarin! Enggak, aku enggak bercanda!"

Dalam tiga kalimat tersebut, ada setidaknya satu kalimat dimana aku tergoda untuk memukul mulutku sendiri, karena mulutku mulai bergetar-getar. Marinca melambaikan tangannya dan berkata dengan nada tak bersalahnya:

"Wow, Cardi-chan memang benar-benar menakjubkan! dia tak hanya dapat mengidentifikasi suatu bug dalam quest, dia juga dapat memperbaiki dungeon dengan monster yang EXP-nya sudah dieksploitasi[11] dan bahkan melacak pemain dengan Yurudo dan EXP yang abnormal!"

Aku berpikir bahwa Cardi-chan yang dia panggil daritadi maksudnya adalah Sistem Kardinal. Itu semua tadi merupakan salah satu keuntungan utama darinya, yang kami semua sudah akrab sampai sekarang. Dalam SAO yang lama, Sistem Kardinal sering menemukan tempat kami "Farming EXP" dan dengan cepat diperbaiki olehnya. Putriku Yui juga merupakan bagian dari proses tingkat rendah Sistem Kardinal, karenanya aku bergidik membayangkan betapa kuatnya tingkat komputasi dari Sistem Kardinal itu.

Marinca, yang mungkin tidak tahu bahwa sebagian besar dari kami adalah survivor SAO, lalu mengatupkan kedua tangannya.

"Aku juga ingin suatu hari nanti mencapai tingkat administrasi yang sama tingginya dengan Cardi-chan! Selama maintenance kemarin, meskipun sebenarnya ini tidak diperlukan, aku masih melakukan dive dari VR Console khusus hanya untuk memantau situasi dari dekat. Aku bahkan menemukan banyak fungsi model yang tak terpakai dalam interface Quest. Karena kupikir server sedang ditutup, main-main sedikit pasti nggak akan ada salahnya 'kan ... "

"... Seperti di film-film, dimana satu tombol saja akan menyebabkan ledakan ..."

Lyfa bergumam. Aku berpikir hal yang sama, tapi Marinca tampaknya tidak memperhatikan kata-kata tadi dan melanjutkan ceritanya yang menakjubkan sebagai seorang GM.

"... Tapi kemudian, bahkan ketika aku menekan tombol ON suatu setting, tidak ada yang terjadi. Jadi aku melanjutkan memeriksa maintenance-nya, dan akhirnya tiba saatnya untuk mereboot server, dan aku benar-benar ..."

"Lupa untuk menekan tombol OFF-nya, kan?"

Asuna melangkah maju seperti mau mengancam. Marinca langsung berhenti berbicara dan mengeluarkan rengekannya yang ketiga.

"A-aku adalah tipe orang yang pintar dalam menyalakan hal-hal seperti televisi, lampu dan AC, tapi aku benar-benar buruk dalam mematikannya kembali. Aku sudah mengatakan pada diri sendiri untuk tidak menimbulkan masalah bagi orang lain, aku seharusnya erm, memikirkan urusanku sendiri saja ... Ahh, bukan itu ... "

Kali ini Sinon tidak mengoreksinya[12]. Dia terus menatap lurus ke depan, dengan tali daun mint masih dalam mulutnya. Mungkin sesuatu dari tatapan si Caith Sith itu yang menyebabkan Marinca membenarkan dan menyelesaikan kisahnya.

"Jadi um ... Setelah mengkonfirmasi bahwa maintenance-nya telah selesai, aku tidur sebentar di kantor. Saat sore hari aku dibangunkan oleh teriakan dari karyawan lain ... Sepertinya sesuatu yang besar telah terjadi di dalam game. Setelah melihat situasinya, aku tidak tahu apakah Cardi-chan akan mengamuk atau membuat keributan ... Tapi sebenarnya, aku adalah orang yang telah mengaktifkan opsi 'Pemercepat Penyelesaian Quest'! Ahh, ini pasti adalah impian setiap MMO Operator, 'kan -!!? Meskipun dia merupakan sebuah program gratis, dia masih mampu untuk melakukan operasi yang rumit dan kuat seperti itu, karenanya Cardi-chan itu sangat lah mengagumkan !!! O-Oh yeah, dimana aku tadi?? Ahh ya, setelah aku bangun, aku diperintahkan untuk menilai situasi di Aarun. Mendengar kabar bahwa item pemain telah diubah menjadi gulungan sangatlah melegakan, seperti penyelamatan tak terduga ... mmm bukan-bukan maksudku ... Ahh bagaimana sih bilangnya! "

Melepaskan tatapan kami dari GM yang memeluk topinya sambil panik, kami bertukar tatapan.

"... Lagi pula, setidaknya sekarang kita tahu mengapa quest dari Sistem Kardinal tiba-tiba dipercepat."

Yui, yang sedang beristirahat di saku depanku, mengangguk setelah mendengar kata-kataku.

"Ini cocok dengan perkataan 'Kau tidak bisa membenci GM yang menangis'[13]."

"Yeah ... Bahkan Sistem Kardinal tidak akan bisa duduk diam saja dalam mode boneka selamanya[14]. Jika kita lihat dari perspektif yang lain, tampaknya bahwa Sistem Kardinal akhirnya menunjukkan potensinya yang sebenarnya ...".

"Ini pasti adalah keinginan yang telah tertahan selama berbulan-bulan, dan akhirnya meledak sekaligus."

Kita semua sepakat dengan kata Silica. Jika kita memperlakukan sistem Kardinal sebagai makhluk hidup dan bukanlah sebuah program pengatur, tidak akan terlalu sulit bagi kita untuk memahami perasaan mereka. Pertanyaannya adalah, seberapa banyakkah daya yang Sistem Kardinal miliki? Meskipun dunia ini sekarang seharusnya berdasarkan kepada Mitologi Norse Ragnarok dan «Twilight of the Gods» yang tampaknya merupakan pertempuran akhir yang sangat pas, tapi ...

Aku menatap Lyfa, yang menatap kearah kastil yang biru dan beku yang berjemur di bawah sinar matahari.

"Dari pidato si kakek Þrym itu, tampaknya bahwa Frost Giants bertujuan untuk mencapai puncak Pohon Dunia. Walaupun kita mengabaikan hal ini, tidak hanya Aarun, bahkan seluruh Kota Yggdrasil bisa hancur juga ..."

"E-Ehh?!"

Suara itu berasal dari Lisbeth, yang memiliki toko pandai besi di kota Yggdrasil. Meskipun Yurudo yang digunakan untuk membeli toko itu dan item-item didalamnya sudah aman, sulit untuk menerima bahwa raksasa meratakan tokonya yang sudah ia susah payah selama berbulan-bulan untuk mendapatkan dan menghiasnya.

Asuna dan aku sebelumnya telah menyewa sebuah rumah kecil di dekat toko Liz di Yggdrasil City. Setelah kami pindah ke lantai 22 dari kastil yang mengambang Aincrad, aku tidak lagi punya alasan untuk membela Kota Yggdrasil. Namun, ada satu hal yang membuatku tidak nyaman.

"Katakanlah, Lyfa."

Aku berkata kepada si swordswoman Slyph itu, yang berbalik ke arahku dengan rambut kuncir emasnya berkibas-kibas karena angin. Sambil mencari-cari ingatanku sepuluh menit yang lalu atau lebih, aku bertanya:

"Sebelum kita diusir dari kastil itu, si kakek Þrym itu mengatakan sesuatu tentang apa yang akan dia lakukan setelah mendaki Pohon Dunia ... Sesuatu tentang menggulingkan Midgard. Apa sih sebenarnya Midgard itu?"

"Mmm, meskipun aku belum pernah mendengar tentang hal itu di ALO, tetapi menurut Mitologi Norse, itu mungkin adalah salah satu dari sembilan dunia. Sama seperti bagaimana Jötunheimr adalah dunia Frost Giants, Alfheim adalah dunia elf dan Asgard adalah dunia dewa ... Midgard adalah dunia manusia. Tetapi tidak ada ras manusia yang tersedia untuk para pemain ALO. "

Sambil menatap saudaraku yang memberi kami informasi dengan cepat, aku menggumamkan satu-satunya kesimpulan yang berhasil kutemukan.

"Kalau begitu maka Midgard ... Mungkin artinya Aincrad ..."

"A-APA?"

Kali ini Klein, yang dari tadi sampai sekarang hanya memutar-mutar alisnya dan menyilangkan lengannya, yang berteriak.

"Menjatuhkanya dari langit ... seluruh Aincrad? Jika itu yang terjadi, maka seharusnya tindakan terakhir akan dimulai ..."

"Tindakan Akhir?"

"Tentu saja ... Tindakan 'Klein Si Samurai Legendaris'."

Bahkan tanpa peduli untuk memberinya jawaban, aku menyeret ke samping si pendekar pedang dengan cara menariknya di bandananya yang berpola dan memandang Asuna, bertanya padanya dengan pandangan 'Bagaimana menurutmu?'.

Setelah mendengar bahwa Aincrad, atau lebih spesifiknya 'Rumah di hutan di lantai 22' berada dalam bahaya, dia seharusnya dalam keadaan panik. Namun, ekspresi di wajah Asuna justru luar biasa tenang, dan setelah berpikir cepat selama beberapa saat, dia menganggukkan kepalanya.

"Ya ... kupikir itu mungkin. Dalam SAO yang lama, semua pemain adalah manusia. Setelah dimasukkan ke ALO, mungkin NPC akan menyebut kastil itu sebagai 'Dunia Manusia Midgard'."

"Ba-Bagaimana bisa ..."

Dengan ekspresi yang tampak seperti akan menangis, dan telinganya terkulai, Silica berkata dengan suara sedih. Sangat berkebalikan, Caith Sith yang lain yang dari tadi hanya melambai-lambaikan ekornya ke sekitar seperti sebuah Metronome[15], menyimpulkan situasi dengan suara yang dingin bahkan lebih dingin daripada Asuna tadi.

"Ini berarti bahwa jika kita tidak dengan segera menghentikan serangan para Frost Giants kepada kota Yggdrasil dan mencegah mereka dari mendapatkan Golden Apple di ujung Pohon Dunia, mungkin enggak hanya Aarun dan Kota Yggdrasil yang akan hancur, bahkan Aincrad juga akan terancam untuk hancur. Mari kita berhenti berpikir tentang apa yang akan mereka rencanakan selanjutnya. Yang perlu kita lakukan sekarang adalah mencoba menghentikan mereka bagaimanapun juga ... Tapi apa yang bisa kita lakukan untuk menghentikannya ... "

Semua orang mengangguk serius setelah mendengarkan laporan Sinon itu. Benar, kami telah gagal dalam quest "permintaan Urðr", tetapi jendela quest tidak mengarahkan kami kepada quest lanjutan. Pasti akan ada kesempatan lain untuk menyerang kastil Þrymheimr di masa depan, tapi sebelum pertempuran itu, bahkan sekarang saja Raja Þrym tidak memiliki HP bar. Dalam keadaan ini, ia tidak berbeda dari NPC biasa yang tidak bisa diserang atau menyerang. Ini adalah apa yang paling aku khawatirkan, bahkan jika kami melakukan persiapan dan menyerbu ruang tahta lagi, jika kami tidak dapat menyerangnya maka itu semua akan sia-sia.

Namun, orang yang memberikan kami petunjuk secara tak terduga adalah si GM kikuk Marinca.

"Jangan khawatir, masih ada jalan!"

"......"

Kami semua memandang administrator yang tidak terlihat seperti administrator sama sekali. Tanpa mengalihkan pandangan kami, Marinca membusungkan dadanya dan berkata:

"Aku baru saja memeriksa status generasi quest dari Cardi-chan, dan tampaknya bahwa suatu event akan terjadi nanti di jam 3 di sore hari! Jika kalian mengikuti acara itu, aku yakin kalian pasti akan menerima quest lanjutan!"

"...... Eh, kupikir Ymir seharusnya mampu melakukan sesuatu dari luar, iya 'kan?"

Tanyaku santai. Untuk keempat kalinya Marinca pun merengek. Kami hanya bisa berharap bahwa itu adalah rengekan yang terakhir.

"Ah, aku baru saja menerima pesan dari atasanku, tampaknya hanya ada dua pilihan - 'Rollback sampai dua minggu lalu' atau 'Menyelesaikan Quest dari Sistem Kardinal'! Oh, ada postscript, "Karena kamu telah terlibat sampai sekarang, bertanggung jawablah dan bergabung dengan party dalam game untuk ikut menyelesaikan quest!" Ohh, ini seperti paralyzed saat kau sedang dalam keadaan poisoned![16]"

"Itu sebabnya, terimalah aku ke party kalian! Ahh, jumlah tidaklah penting, sebagai GM aku bisa bergabung sebagai anggota ke-8 secara khusus!"

Sangat menakjubkan.

Karena sudah mendengar kata-kata seperti itu, aku tidak akan berpikir bahwa kesempatan seperti ini akan datang lagi.


Aku melepaskan AmuSphere dari kepalaku dan tetap berbaring di tempat tidur, sambil meregangkan tangan dan kakiku yang kaku.

Sejumlah cahaya matahari dari musim dingin yang sangat sedikit menerpa melalui jendela ke dalam ruangan, mendarat di permukaan jam alarm di samping tempat tidurku sebelum memantul dengan hangat. Saat ini sedang jam satu tiga puluh. Babak berikutnya dalam quest kami akan dilanjutkan pada jam tiga, maka sangat penting bagi kami untuk makan dan melakukan hal-hal lain untuk sementara. Karenanya, kami check-in pada sebuah penginapan yang terletak di lembah Aarun dan log out.

Dengan sekuat tenaga, aku menghela napas dalam-dalam dan berkata pada diriku sendiri.

"... Semua hal sepertinya sudah menjadi buruk yah ..."

Cardi-chan — Artinya, Sistem Kardinal, meskipun dia adalah sistem yang mandiri, dan merupakan sistem manajemen VRMMO tingkat tinggi, semua kekacauan ini terjadi karena dia melakukan keributan. Hmm, tidak, mungkin Sistem Kardinal tidak berpikir sekarang sedang ada masalah. Alih-alih mengatakan bahwa dia 'mengelola' dunia itu, istilah yang lebih tepat mungkin adalah dia 'mendukung' dunia itu - yang akan menjadi alasan dan bukti akan keberadaannya (karena Marinca memanggilnya dengan panggilan kasih sayang, aku tidak bisa bilang apa-apa kecuali menggambarkannya sebagai perempuan sekarang)[17] ...

Saat aku sedang melamun, terdengar ketukan ringan di pintuku. Meskipun tidak ada suara, aku bisa menebak siapa orang itu. Karena selain dari aku, hanya ada satu orang lain di rumah ini.

"Silakan masuk."

Aku duduk setelah pintu dibuka dengan * Ka-chak *. Aku bingung sejenak - jika itu adalah orang yang ku harapkan, pintunya seharusnya dibuka dengan suara * Ka-chak-Pong *.

Sambil perlahan – lahan membuka pintu dan mengintip dengan kepalanya, itu ternyata Suguha. Dia mengenakan kemeja hijau yang sama seperti yang dia gunakan pagi ini, namun ekspresinya berbeda.

"Onii-chan ... Sebelum kita makan siang, bisa kita bicara sebentar?"

Suguha tampak sangat gugup, seolah-olah dia sedang mencari jaminan atas jawabanku. Aku mengangguk dan menjawab dengan tidak yakin "Ahh ... Oke, ya". Dia cepat-cepat menutup pintu dan melompat ringan melewati lantai, lalu duduk di sisi lain dari tempat tidur. Poninya dirapikan keatas alisnya. Sambil menurunkan kepala, dia pun berkata pelan.

"...... Apakah akan baik-baik saja?"

Pada awalnya ku pikir yang dia maksud adalah Alfheim, tapi aku cepat-cepat merubah pikiranku. Jika dia khawatir tentang Elven Raya, Suguha pasti akan berteriak dengan penuh semangat, "Kami akan berusaha lebih keras kali ini!" atau sesuatu seperti itu. Dia khawatir bukan tentang situasi disana saat ini, tetapi tentang temannya yang lebih berharga.

Aku pindah ke samping adikku dan menepuk punggungnya, sambil berkata:

"Tentu saja dia akan baik-baik saja. Sekarang dia bukan lagi raksasa tapi NPC, bahkan jika orang lain menyerang, dia tidak akan punya HP Bar. Lain kali jika kita ingin turun ke Jötunheimr, dia pasti akan terbang datang ketika ia mendengar panggilan kita. "

Tentu saja, temannya yang dimaksud adalah raksasa jahat jenis-dewa Tonkii, yang telah sering kami tunggangi. Saat ini, di dunia bawah tanah Jötunheimr, ratusan pemain telah berhasil dalam "Quest Þrym", yang berarti bahwa semua beast-type evil-god telah dibantai. Suguha khawatir tentang apakah Tonkii sudah terbantai juga atau tidak.

"... Dan dia, dia selalu terbang tinggi di atas tanah. Tidak mungkin bagi pemain untuk terbang di Jötunheimr, sehingga pedang dan magic pasti tidak bisa menyentuhnya."

Aku menambahkan kata itu dengan antusias. Suguha akhirnya menatapku dan tersenyum, sambil mengatakan:

"Ya ... Itu benar. Terima kasih Onii-chan, sekarang akhirnya aku bisa merasa nyaman."

Suguha memiringkan tubuhnya dan menyandarkan kepalanya di bahu kananku. Gaya dudukku sudah aneh sebelumnya, lalu dengan beban tambahan tubuh Suguha, aku kehilangan keseimbangan dan jatuh ke tempat tidur.

Suguha jatuh juga beberapa saat kemudian, lalu kepalanya mendarat di dadaku.

"Uwaa ..."

Setelah mendengarnya, aku langsung mencoba untuk menggerakkan tubuhku, tapi aku pun sekali lagi tergencet oleh sesuatu yang hangat, lalu aku tenggelam lebih dalam ke tempat tidur.

"Oi oi, Suguha ..."

Saat aku menggerakan tubuhku dengan panik, otakku mencari kata-kata yang akan digunakan dalam situasi ini. Pikiranku gagal dan aku tidak mampu untuk berkata sesuatu. Suguha lalu berbisik ke telingaku:

"... Quest berikutnya dimulai pada jam 3 siang, masih ada beberapa waktu tersisa. Jadi untuk sementara waktu ... Biarkan aku ..."

Aku tidak tahu apa yang harus dilakukan atau apa yang sedang terjadi. Setidaknya, aku harus berhenti bergerak. Sebuah bau nostalgia namun sedikit berbeda tercium melalui lubang hidungku, dan dari dadaku, aku merasakan detak jantungku tiba-tiba menjadi cepat.

"... Tidak dapat dipercaya."

Suguha, yang sedang berbaring di bahu kananku, menyipitkan mata dan menatapku tepat di mata.

"Setelah sesuatu yang begitu monumental terjadi di 'dunia itu', rasanya sulit dipercaya bisa kembali ke sini lagi. Ini seperti, itu realitas, dan ini adalah dunia ilusi ..."

"Yeah ... Sampai disana, aku masih mengerti."

Aku terus berbicara, sambil melupakan kegelisahanku secara sejenak.

"Ini seperti nyata ... Seperti mimpi. Aku sudah merasakannya sebelum ini. Ini seperti mimpi yang aku alami setelah aku tertidur di penginapan di sana ..."

"... Ya, seperti itu. Mimpi ... Mungkin itulah yang terjadi."[18]

"Heh heh." Wajah familiar, polos namun entah bagaimana menarik itu pun tertawa, yang menyebabkan aku menahan napas.

Aku memejamkan mata, bukan karena lelah, tapi karena aku merasakan gelombang kantuk meliputiku dalam situasi ini. Suara Suguha itu seperti menetes dari sungai, menghibur inderaku.

"Jika ini adalah mimpi ..."

-Jika ini adalah mimpi?

"... Mari kita mengulang misi yang gagal."

-Jadi itu saja.

Dengan mata terpejam, aku tertawa pahit. Mungkin karena konsentrasiku mulai memudar karena hampir tertidur, tapi naluri gamerku mengatakan kepada diri sendiri.

Kami gagal dalam quest "Permintaan Urðr" ... Meskipun itu karena kami kurang persiapan, aku punya perasaan bahwa jika kami tidak melakukan kesalahan atau melewatkan sesuatu di suatu tempat, kami mungkin telah mampu menyelesaikan questnya.

Satu-satunya titik di mana kami diberikan pilihan di dalam quest itu adalah saat ......

Disaat ini aku berhenti untuk berpikir lebih jauh dan jatuh tertidur. Mungkin aku akan tidur siang singkat sampai petualangan kami yang selanjutnya dalam hitungan menit ... Atau tidur tak terbatas di mana aku tidak akan bangun.

(End?)



Catatan Penerjemah[edit]

  1. Gabungan antara "Kirito" dan "Retard" yang artinya "bodoh" dalam bahasa inggris.
  2. Karena mereka di bawah tanah, maksudnya keluar dari kastil itu.
  3. Kosa kata dalam game, semakin besar hate target kepada kita, maka kita akan lebih mungkin diserang.
  4. Magic yang sehingga jatuh kita menjadi ringan
  5. Orang-orangnya menggali-gali puing karena penasaran (?).
  6. Rollback server, mengembalikan server ke masa yang lampau.
  7. "Casting anchor towards windward", kalau kita di kapal dan terkena badai maka hal terakhir yang kita lakukan adalah melempar jangkar di bagian dimana angin mendatangi. Termasuk metafora untuk "kesempatan terakhir".
  8. "Blessing in Disguise", seperti penyelamatan tiba-tiba tapi ternyata sangat berguna.
  9. "By the skin of your teeth", kata aslinya "I survive by only the skin of my teeth." Metafora untuk "sangat nyaris dengan kegagalan."
  10. Seperti untuk flossing, yaitu membersihkan gigi dengan benang tipis. Namanya "spearmint", jadi sepertinya dari batang daun mint.
  11. Maksudnya dungeon yang sudah dieksploitasi monster-nya, diubah oleh Cardinal sehingga player tidak menduganya.
  12. Mengoreksi metaforanya yang dari tadi salah terus.
  13. "You can't hate a crying GM." Aslinya "You can't hate a crying kid", maksudnya walaupun GM-nya aneh, jangan dibenci.
  14. Mode diam, yaitu mode Cardinal dalam mengurus game tanpa bantuan GM.
  15. Penghitung ritme dalam permusikan.
  16. Maskudnya seperti "sudah jatuh, tertimpa tangga pula."
  17. Karena -chan itu akhiran nama yang biasanya untuk gadis kecil atau untuk orang yang disayangi (biasanya bukan dalam konteks cinta ^_^)
  18. Mungkin maksudnya dia tertidur di Alfheim lalu bermimpi sedang bermain (?)