Sword Art Online Bahasa Indonesia:Jilid 8 Cerita 1

From Baka-Tsuki
Revision as of 09:22, 31 August 2012 by 202.152.202.87 (talk) (→‎Bagian 2: aaaaaaaaa)
Jump to navigation Jump to search

Sebuah Kasus Pembunuhan di dalam Area

April 2024, Lantai ke-57 Aincrad


Bagian 1

Sebenarnya apa yang berusaha dia lakukan, gadis ini?

Baru saja, orang yang mengatakan "Cuacanya sangat baik, sehingga sempurna untuk tidur siang" memang aku, orang yang kembali berbaring di rerumputan untuk mendemonstrasikan kata-kata itu juga aku, dan tentu saja orang yang dengan ceroboh tertidur sekali lagi aku.

Tetapi, aku tidak menyangka bahwa sebelum aku telah terrtidur selama tiga puluh menit, aku akan membuka mataku untuk menemukan dirinya benar-benar telah tertidur tepat di sampingku. Seharusnya terdapat batasan mengenai seberapa jauh seseorang dapat melampaui perkiraanku. Aku tidak tahu harus apakah sebaiknya berpikir ini disebabkan oleh kepercayaan diri dan keberaniannya, karena luapan kemarahannya, atau mungkin ——sebenarnya hanya kekurangan tidur?

Benar-benar tidak ada yang dapat aku lakukan mengenai hal ini. Menggelengkan kepalaku ke kiri dan ke kanan dengan sebuah ekspresi ketidakberdayaan, aku memandangi wajah dari master rapier Asuna «The Flash» yang begitu cantik dan sedang tertidur nyenyak—— wakil-ketua dari guild "Knights of Blood".

Pada awalnya, karena cuaca hari ini begitu baik sehingga aku tidak bersemangat untuk pergi menuju dungeon, aku berencana untuk menghabiskan satu hari ini di sebuah bukit kecil di dekat area jalanan utama menghitung kupu-kupu.

Sebenarnya, cuacanya memang benar-benar baik. Ke-empat musim yang ada di dalam kota melayang virtual Aincrad ini disinkronisasikan dengan dunia nyata, tetapi derajat ketepatan dalam membuat ulang cuacanya itu sangat mencengangkan, baik itu adalah musim dingin yang kering ataupun musim panas yang lembab. Selain dengan suhu di luar, sistemnya juga memperhitungkan hujan dan angin, kelembapan, tingkat debu, dan bahkan jumlah serangga yang ada sebagai parameternya. Biasanya bila salah satu parameternya baik, kalian dapat menduga bahwa parameter yang lainnya akan menjadi buruk sekali.

Tetapi hari ini tidak sama, tidak hanya suhunya sempurna, cahaya hangat mentari yang merambat di udara, angin sepoi-sepoi lembut yang tidak terlalu lembab atau kering dan di atas semua itu, tidak ada serangga yang muncul. Bahkan bila ini musim semi, cuaca yang tenang dan menyejukkan hati ini tidak akan terjadi lebih dari lima kali setahun.

Dewa digital mungkin menghadiahkanku ini untuk semua kesulitan yang aku alami selama menyelesaikan garis depan, dan ingin aku berbaring untuk tidur sejenak. Mengetahui hal ini, aku hampir mau mengikuti kehendaknya tetapi ——

Ketika aku berbaring di bukit yang dipenuhi rerumputan yang lembut ini dan mulai tertidur, sepasang sepatu putih tiba-tiba menginjak rerumputan yang ada di sampingku. Pada saat yang bersamaan, sebuah suara yang tidak asing dengan tegas berkata dari atas:

——Grup penyelesai yang sedang berada di dalam zona maze danberjuang sebaik mungkin, mengapa kamu berada di sini dan dengan santainya tertidur?

Dengan kedua mataku tertutup secara virtual, aku menjawab:

——Cuaca pada hari ini adalah yang terbaik dari sepanjang tahun ini, mengapa kita tidak menikmatinya dengan sepenuh hati?

Suara yang tegas itu lalu berkata:

——Cuacanya tidak pernah berubah dan sama saja setiap harinya.

Kepada hal ini aku mejawab:

——Bila kamu berbaring di sampingku kamu akan mengerti.

Tentu saja, aku membalasnya dengan tenang, sesuai dengan keadaannya, tetapi aku tidak memiliki petunjuk mengenai apa yang dia pikirkan ketika dia benar-benar berbaring di sampingku dan bahkan tertidur lelap.

Biarkan aku sekarang memfokuskan ceritaku ke keadaan pada saat ini.

Sekarang adalah beberapa saat sebelum tengah hari, beberapa dari pemain yang datang dan pergi dari portal yang ada di alun-alunIt sedang memandangi Asuna dan aku yang berbaring di padang berumput ini. Beberapa dari mereka memandang terbelalak terkejut, beberapa tertawa keras-keras dan bahkan ada beberapa yang tidak sopan yang pada saat itu juga mengeluarkan recording crystal untuk mengambil gambar.

Akan tetapi, mereka tidak dapat benar-benar dipersalahkan. Wakil pemimpin dari KoB Asuna, adalah seorang monster penakluk <!—onquest monster--> yang dapat membuat anak-anak kecil yang menangis terdiam, dan memiliki sebuah mesin turbo yang terus menerus medorong garis depan. Dan mengenai pemain solo Kirito ini —— walaupun aku tidak menerimanya —— sekelompok orang sering mengira bahwa aku selalu bersama dengan gerombolan orang yang tidak punya kerjaan, seorang yang bodoh dan seseorang yang selalu bermain-main, dan seorang yang sangat nakal diantara grup penyelesai.

Dengan dua orang yang perbedaannya sangat drastis itu tidur bersama, bahkan aku, salah satu orang yang terlibat, terasa ingin tertawa melihatnya. Walaupun aku mengatakan hal itu, dia akan marah bila aku membangunkannya, dan akulah yang akan menderita. Karena itu, itu adalah prioritas terbesarku untuk membiarkannya tidur.

——Walaupun aku berkata begitu, aku tidak dapat melakukannya.

Karena bila «The Flash» terus tidur seperti ini, ia mungkin akan menjadi sasaran dari berbagai macam gangguan —— dan yang terburuk diantara semuanya, dia mungkin akan di-PK.

Benar bahwa alun-alun pusat dari area jalanan utama dari lantai ke-59 masih berada di dalam «area».

Lebih tepatnya, tempat ini seharusnya dikatakan berada di dalam «Area Efektif Kode Anti Kriminal».

Di dalam area ini, para pemain pastinya tidak dapat melukai para pemain lainnya. Bahkan bila mereka menggunakan senjata yntuk saling menghujam, hanya akan ada efek sistem berwarna ungu, dan HP bar dari pemain lain tidak akan turun walau hanya satu milimeter. Tentu saja, mereka tidak dapat menjarah perlengkapan orang lain.

Dengan kata lain, area ini tepat seperti arti dari istilah «Anti-Criminal» itu. Tidak ada cara untuk menjalankan perbuatan kriminal secara langsung. Ini adalah peraturan mutlak di dalam permainan kematian «SAO» ini, dengan level yang sama dengan peraturan bahwa «Begitu HP menjadi nol, hal itu berarti kematian».

Tetapi sayangnya, masih ada beberapa celah dari peraturan ini.

Salah satunya adalah ketika pemain sedang tertidur. Selama masa pertarungan yang panjang, para pemain menghabiskan banyak energi, sehingga mereka bisa dibilang jatuh pingsan ketika mereka tertidur, dan tidak dapat bangun bahkan dengan beberapa stimulasi kecil. Ketika seseorang menggunakan kesempatan ini untuk meminta duel dalam «Complete Decisive Mode» dan menaikkan jemari pemain yang tertidur untuk menekan tombol OK, dia dapat dengan mudah memenggal kepala orang yang satunya itu.

Metode lainnya, yang bahkan lebih berani, adalah untuk menarik tubuh musuhnya keluar dari area. Pemain yang terbaring di tanah tidak dapat dipindahkan dengan paksa karena perlindungan dari «Kode», tetapi mereka dapat dipindahkan dengan bebas bila item «Tandu» digunakan.

Kedua metode ini dulu memang benar-benar digunakan oleh orang-orang. Gairah jahat membara dari «Para Pemain Merah » bida dibilang benar-benar di luar imaginasi kita. Sekarang ini, semua pemain menggunakan tragedi-tragedi seperti itu sebagai sebuah pelajaran, dan pasti akan mengunci rumah atau kamar penginapan mereka. Bahkan untukku, aku akan menggunakan «Teknik Pencarian» sebelum aku tidur untuk menaruh sebuah alarm di dekatku dan tidak akan berani tertidur nyenyak.

——Akan tetapi.

Pada saat ini, «The Flash» sedang tertidur nyenyak di sampingku. Aku dapat mengetahui bahwa otaknya dengan gila-gilaan mengeluarkan gelombang delta[1]. Dia mungkin tidak akan bangun bahkan ketika aku mengeluarkan sebuah item tipe makeup untuk menggambar sebuah graffiti[2] pada wajahnya. Aku benar-benar tidak tahu apakah dia benar-benar berani atau keras kepala atau——

"Mungkin... dia benar-benar kelelahan?"

Aku menggumam.

Di dalam SAO, walaupun terdapat beberapa hubungan dengan build[3], bermain solo akan menjadi cara yang paling efektif bagi mereka yang bertujuan untuk menaikkan level mereka. Akan tetapi, gadis ini tidak hanya menghabiskan waktu mengawasi proses leveling dari anggota-anggota lain di guild-nya, tetapi juga menaikkan levelnya pada tingkat yang hampir sama denganku. Aku rasa dia pasti telah mengorbankan banyak sekali waktu tidur untuk bertarung dengan mob hingga tengah malam.

Sebenarnya, aku pernah mencoba untuk melakukan hal sulit seperti itu juga, sekitar 4-5 bulan yang lalu, untuk mendapatkan experience level-ku, dan aku akan tidur selama 4, 5 jam, selama masa itu aku merasa seperti aku hampir mati.

Aku menelan helaan napasku kembali, mengambil sebuah minuman dari penyimpananku untuk bersiap terhadap sebuah pertarungan panjang, dan kembali duduk di rerumputan.

Aku adalah yang mengatakan kepadanya untuk berbaring dan tidur. Karena itu, aku mempunyai sebuah kewajiban untuk tinggal di sini hingga dia bangun.

Sementara di luar kota yang melayang ini menunjukkan matahari terbenam. Asuna «The Flash» akhirnya terbersin kecil dan bangun.

Aku menghitung bahwa dia telah tertidur selama sekitar 8 jam. Itu bukanlah pertanyaan mengenai apakah dia sedang tidur sejenak atau tidak. Aku, yang telah mengawasinya tanpa beranjak untuk mencari makan siang, ingin melihat beberapa reaksi yang menarik dari wakil-ketua-sama yang dingin dan tenang ini ketika dia mengerti mengenai situasi ini sementara aku memandanginya.

"...Unyuu..."

Asuna menggumamkan sesuatu yang aneh, berkedip beberapa kali, dan kemudian memandang ke atas melihatku.

Alisnya yang terbentuk sempurna berkerut. Dia menggunakan tangan kanannya untuk mengibaskan rerumputan yang menempel dan bangun, dan kemudian mengibaskan rambut berwarna kastanye miliknya sebelum melihat ke kanan, kiri, dan kanan lagi.

Asuna akhirnya melihatku duduk di sampingnya dengan kedua kakiku terlipat——

Kulitnya yang berwarna putih salju yang terlihat seperti transparan segera merona kemerahan (kemungkinan besar, karena malu), dan kemudian berubah biru (kemungkinan besar karena dia berpikir keras), dan akhirnya, merah padam (kemungkinan besar, karena kemarahan besar).

"Yah...an...wha..."

Aku memberikan senyum terbesarku untuk mengatakan kepada «The Flash» yang sekali lagi menggumam kepada dirinya sendiri.

"Selamat pagi. Apakah tidurmu nyenyak?"

Kedua tangannya, yang tetutup oleh sarung tangan kulit putih, gemetaran.

Akan tetapi, seperti yang diharapkan dari wakil ketua dari guild terkuat, Asuna kelihatannya telah mengendalikan amarahnya karena dia tidak menghunuskan rapiernya ataupun segera lari.

Dia hanya menggertakkan giginya dan memaksakan sebuah kalimat keluar,

"...Aku berhutang satu makanan lengkap kepadamu."

"Ha?"

"Satu makanan lengkap. Aku berhutang satu kepadamu, tidak peduli makanan apa yang ingin kamu makan. Kita impas setelah itu. Bagaimana dengan itu?"

Aku tidak membenci kepribadian gadis ini yang terus terang. Dia, yang baru saja bangun, segera mengerti bahwa aku telah menemaninya hingga dia bangun untuk mencegah PK dan membiarkannya melepas kepenatan yang telah dia kumpulkan.

Aku menyunggingkan bibirku —— dengan sungguh-sungguh kali ini —— dan tersenyum sebelum menjawab dengan sebuah oke.

Aku sebenarnya ingin menggunakan kesempatan ini untuk bercanda dan berkata bahwa kita sebaiknya pergi saja ke rumahnya untuk memakan masakannya, tetapi aku masih dapat mengendalikan dorongan ini pada akhirnya. Aku mengangkat kakiku yang telah teregang dan menggunakan kekuatan reaksinya untuk berdiri. Aku lalu mengulurkan tangan kananku ke depan dan berkata,

"Restoran NPC di jalanan lantai ke-57 itu lumayan baik. Mari kita pergi ke sana."

"...Baiklah."

Asuna dengan dingin menggenggam tanganku dan berdiri sebelum berpaling. Dia menaikkan kedua tangannya tinggi ke atas seakan-akan dia mau menghirup semua udara matahari terbenam ke dalam paru-parunya.

Sebentar lagi akan menjadi sekitar 1 tahun dan 5 bulan semenjak permainan kematian bernama «Sword Art Online» mulai beroperasi.

Sebelum kami menyadarinya, sekitar 60% dari 100 lantai dari kota yang melayang dari Aincrad, yang kami rasa sangat jauh, telah ditaklukan. Pada saat ini, garis depan terjauh adalah lantai ke-59. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap lantai rata-rata adalah 10 hari. Mengenai apakah kecepatan seperti itu cepat atau lambat, aku adalah bagian dari grup penyelesai, dan aku tidak dapat mengetahuinya. Akan tetapi, dengan kecepatan penyelesainnya yang konstan, aku mulai membangun «Sebuah sentimen untuk menikmati hidup » di area-area bagian tengah atas.

Pada lantai utama dari kota lantai ke-57 «Marten», jalanan yang luas ini yang hanya 2 lantai jauhnya dari garis depan adalah salah satu dari markas utama untuk grup-grup penyelesai dan sebuah tempat yang menarik bagi turis. Di sore harinya, tempat ini akan menjadi sibuk dengan banyaknya pemain yang datang dari lantai yang lebih tinggi atau lebih rendah untuk makan malam.

Asuna dan aku, yang datang melalui transfer gate di lantai ke-59, berjalan berdampingan di jalanan utama yang anehnya sangat luas ini. Beberapa orang yang berpapasan dengan kami melebarkan kedua mata mereka, terlihat seperti tertarik dan tertegun. Tidak aneh untuk memiliki ekspresi wajah seperti itu, karena satu-satunya bunga yang angkuh dan terkenal ini, yang direputasikan sudah memiliki sebuah fan club, sedang berjalan tanpa malu dengan seorang pemain solo yang terlihat mencurigakan. Aku rasa Asuna benar-benar ingin menggunakan semua agility-nya untuk berlari ke arah toko, tetapi sayangnya —— atau untungnya, hanya aku yang tahu dimana tokonya berada.

Aku berpikir bahwa tidak akan ada kesempatan seperti ini lagi ketika SAO berakhir sementara aku berjalan selama sekitar 5 menit. DI sisi kanan jalan, aku dapat melihat sebuah restoran yang lumayan besar.

"Di sebelah sana?"

Asuna terlihat santai dan curiga pada saat yang sama, dan aku mengangguk kepadanya.

"Benar. Ikan yang disajikan di sini itu lebih baik daripada dagingnya."

Aku medorong terbuka pintu ayunnya dan menahannya, dan pengguna rapier itu hanya terlihat acuh tak acuh ketika dia berjalan masuk.

NPC pelayannya menyapa kami dengan sebuah ucapan selamat datang, dan kami mulai begerak mengitari toko yang lumayan ramai ini. Aku dapat merasakan beberapa pandangan yang diarahkan kepada kami, dan kelelahan mental yang ada padaku jauh melebihi kesenangan yang ada di hatiku. Tidak mudah untuk dipandangi seperti ini setiap hari.

Akan tetapi, Asuna melihat lurus ke depan dan lewat melalui bagian tengah toko sementara dia segera mengarah ke sebuah meja jauh di dalam, di dekat dinding. Aku dengan hati-hati menarik kursinya, dan dia duduk dengan halusnya.

Aku terpikir mengenai sesuatu, bertanya-tanya mengapa yang ditraktir menjadi pengiring. Akan tetapi, aku tetap duduk di depannya. Aku memesan sebuah makanan pembuka, makanan utama, dan makanan penutup sebelum menghela napas.

Asuna segera meminum minuman di gelasnya yang bergalur, dan kemudian, sama sepertiku, menghela napas panjang.


Dia menggunakan matanya yang berwarna coklat terang keabu-abuan yang telah lumayan menurunkan kesiagaannya untuk menatapku, dan menggumam kepadaku dengan suara yang hampir tidak terdengar,

"Kita... lagipula, untuk hari ini... terima kasih."

"Heh!?"

Asuna menatapku, yang masih terlihat terkejut, dan berkata lagi,

"Aku berkata, terima kasih telah menjagaku hari ini."

"Ahh...tidak, yah, erm, kamu tidak usah khawatir."

Biasanya, di dalam pertemuan grup penyelesai kami, aku akan sering berdebat hebat dengannya mengenai kelemahan dari bos-nya dan penentuan posisi dari pemain depan dan penjaga belakang, dan setelah mendengarkan terima kasih yang tidak terduga itu, aku benar benar tercengang. Asuna tertawa kecil dan menyandarkan tubuhnya di kursi. Dia lalu melihat ke langit dengan sebuah ekspresi yang lemah-lembut dan berbisik,

"Ini terasa seperti... kali ini adalah kali pertama... aku dapat tidur dengan nyenyak semenjak aku datang ke sini..."

"Bukankah... bukankah itu adalah sesuatu yang dilebih-lebihkan?"

"Tidak sama sekali. Itu beanr. Biasanya, aku hanya akan tidur selama 3 jam sebelum terbangun."

Aku membasahi mulutku dengan cairan yang manis-kecut di dalam gelasnya dan bertanya,

"Kamu tidak bangun karena jam alarm-nya atau sesuatu?"

"Yah. Tidak seserius seperti insomnia... tetapi aku sering terbangun karena mimpi buruk."

"Aku mengerti..."

Hatiku tiba-tiba merasakan sebuah rasa sakit yang sangat tajam. Seseorang pernah berkata hal yang sama kepadaku sebelumnya, dan wajah orang itu muncul di dalam pikiranku.

Aku lalu menyadari fakta sederhana bahwa «The Flash» adalah pemain biasa juga, dan mempertimbangkan mengenai bagaimana menjawabnya.

"Yah...jadi...bagaimana aku mengatakannya. Bila kamu masih ingin tidur di luar, berkatalah saja kepadaku."

Aku tahu bahwa kata-kata itu terdengar bodoh, tetapi Asuna tertawa kecil lagi dan mengangguk,

"Benar juga. Bila ada cuaca yang baik lagi suatu hari, aku akan menyerahkannya kepadamu."

Pada saat aku melihat senyumannya, aku menyadari bahwa wanita di depanku ini adalah seseorang yang benar-benar cantik, dan segera kehilangan kata-kata.

Untungnya, NPC yang membawa salad-nya menghilangkan suasana yang canggung ini. Aku segera mengambil bumbu yang misterius itu dan menaburkannya kepada sayur-sayuran yang terlihat misterius itu, dan menggunakan garpu untuk menyuapkannya ke mulutku.

Setelah melahap untuk beberapa waktu, aku dengan santai mengatakan hal ini untuk meredakan ketegangan pada saat ini,

"Setelah aku berpikir mengenai hal ini, walaupun hal ini tidak bermanfaat untuk kita secara butrisi, mengapa kita harus memakan sayur-sayuran?"

"Eh— makanan ini enak."

Asuna, yang dengan elegan mengunyak apa yang terlihat seperti daun selada, menyangkalnya kembali.

"Aku tidak mengatakan bahwa ini menjijikkan... tetapi seharusnya ada mayones atau sesuatu."

"Ahh—benar juga. Aku setuju."

"Dan saus salad... saus tomat... dan..."

""SAUS KECAP!!""

Kami berdua berteriak keras pada saat yang sama dan mulai tertawa——

Tetapi pada saat berikutnya,

Sebuah teriakkan yang mengerikan dapat terdengar dari kejauhan.

"...KYAAAAAHHHHH!!"

————!?

Aku menahan napasku dan mengangkat pinggangku sementara tanganku meraih pedang yang ada di punggungku.

Asuna, yang juga menaruh tangan kanannya di pangkal rapiernya, berteriak dengan tajam,

"Di luar toko!"

Dia berteriak dan segera menjejak kursinya sebelum berlari ke pintu masuk. Aku juga dengan buru-buru mengikuti pakaian kesatria putih itu untuk mengejarnya.

Setelah kita sampai di jalanan, teriakkan yang memekakkan telinga lainnya yang terdengar seperti kain sutera yang disobek dapat di dengar.

Suara ini kemungkinan besar datang dari gedung yang bersebelahan. Asuna melirikku dahulu, dan kemudian berlari cepat ke selatan dengan segenap yang dia miliki.

Aku terus mengejarnya yang terlihat seperti petir putih murni. Sementara tumit sepatu yang tajam menyentuh lantai ubin batu dan menciptakan percikan-percikan, aku berbelok ke timur dan akhirnya berlari ke arah alun-alun bundar di depanku.

Di sana, sebuah pemandangan yang luar biasa terpampang di depanku.

Di sisi utara alun-alun, disana terdapat sebuah bangunan batu yang terlihat seperti sebuah gedung gereja.

Sebuah tali tergantung dari jendela tengah dari lantai kedua, dan di ujung depan dari lingkaran tali itu —— seorang pria tergantung di sana.

Tentu saja, orang itu bukanlah seorang NPC. Mungkin dia baru saja kembali dari berburu karena dia memiliki sebuah full plate armour[4] dengan sebuah helm besar di kepalanya. Talinya telah benar-benar terikat kuat ke dalam pelindung di lehernya, tetapi para pemain yang berkumpul di alun-alun tidak berteriak karena alasan ini. DI dalam dunia ini, tidak ada orang yang mati karena sesak atau menggunakan item untuk mencekik leher.

Sumber dari ketakutan semua orang adalah sebuah tombak hitam pendek yang tertusuk dalam ke dalam dada pria itu.

Orang ini menggunakan kedua tangannya untuk menggenggam pegangan dari tombaknya sementara mulutnya terbuka lebar. Selama waktu ini, luka di dadanya terus-menerus mengeluarkan sebuah efek cahaya berpendar merah yang seperti darah dan berkedip meredup.

Dengan kata lain, HP dari pria ini berkurang sedikit demi sedikit. Itu adalah sebuah «Continuous Pierce damage DOT .

Kelihatannya tombak hitam pendek itu adalah sebuah senjata yang ditingkatkan yang difokuskan kepada kerusakan terus menerus. Aku dapat melihat beberapa duri pada tombak itu.

Aku segera pulih dari keterkejutanku dan berteriak keras,

"TARIK TOMBAK ITU KELUAR!!"

Pria itu melirikku sedikit, dan kemudian dengan perlahan menggerakkan tangannya dan bersiap-siap untuk menarik tombaknya keluar. Akan tetapi, senjata yang menancap dalam di tubuh tidak dapat digerakkan semudah itu. Tentu saja, ada kemungkinan bajwa dia tidak dapat menggunakan kekuatannya karena takut.

Pria yang tergantung di dinding setidaknya terletak sekitar 10m dari tanah. Bahkan dengan agility-ku, aku tidak dapat mencapainya bahkan bila aku melompat ke atas.

Lalu, aku dapat menggunakan sebuah paku lempar atau sesuatu untuk memotong talinya? Tetapi bila aku meleset dan mengenai pria itu, dan bila HP-nya akhirnya jatuh menjadi nol...

Pada keadaan normal, tempat ini masih berada di dalam area, jadi benar-benar tidak ada kemungkinan untuk hal itu terjadi. Akan tetapi, bila itu benar, tombak itu tidak akan menyebabkan kerusakan apapun.

Sementara aku memikirkan mengenai hal ini, teriakan tajam Asuna memasuki telingaku.

"PERGI KE BAWAHNYA UNTUK MENANGKAPNYA!"

Dan kemudian, dia berlari ke arah pintu masuk gedung gereja itu dengan kecepatan secepat kilat. Kelihatannya dia berusaha menggunakan tangga di dalamnya untuk naik ke lantai kedua dan mengiris talinya.

"Dimengerti!"

Aku berlari ke belakang Asuna sementara aku berteriak, dan segera berlari ke tempat di bawah pria yang tergantung di udara itu.

——Akan tetapi.

Sementara aku telah berlari setengah jalan, pria yang memakai helm besar itu tiba-tiba melebarkan kedua matanya dan menatap ke sebuah tempat tertentu di udara. Aku segera mengerti bahwa dia sedang melihat sesuatu.

Dia sedang melihat HP bar miliknya, atau lebih tepatnya, saat ketika HP bar miliknya menjadi nol.

Sementara kerumunannya berteriak dan menjerit di alun-alun, pria itu sepertinya meneriakkan sesuatu.

Dan kemudian —— seberkas cahaya biru muncul di langit malam bersama dengan suara dari kaca yang tak terhitung banyaknya pecah,tetapi aku hanya dapat melihat dengan kosong ke atas kepada poligon-oligon yang terpecah.

Tali yang telah kehilangan objek yang dipeganginya menghantam dinding. Satu detik kemudian, tombak hitam pendek itu yang jatuh —— atau senjata itu —— mengeluarkan sebuah suara berat logam sementara senjata itu tertancap ke lantai batu di tanah.

Jeritan yang dikeluarkan oleh para pemain yang tak terhitung banyaknya bahkan mengalahkan suara BGM yang tenang.

Aku sangat terkejut, tetapi masih berusaha untuk melebarkan mataku dan melihat di sekeliling ke area luas di sekitar gedung gereja. Alasan mengapa aku melakukan hal ini —— adalah untuk menemukan sesuatu yang pasti akan muncul.

Dengan kata lain, «Pesan kemenangan kepada pemenang duel».

Ini adalah jalanan utama, yang berarti bahwa tempat ini masih berada di dalam daerah efektif dari «Kode Anti-Kriminal». Bila HP dari pemain berkurang dan bahkan menyebabkan kematian di sini, hanya ada satu kemungkinan.

Orang itu telah setuju dengan mode duel penghabisan dan kalah.

Tidak ada jalan lain. Ini pasti karena hal itu.

Kalau begitu, karena pria itu meninggal, seharusnya ada system window seperti «Pemenang/nama, menit/detik waktu pertandingan» di dekat sini. Bila aku melihat window itu, aku dapat mengetahui siapa yang menggunakan tombak pendek untuk membunuh pria dengan full-plate armour itu.

——Akan tetapi.

"...Dimana..."

Aku tidak dapat menahan untuk menggumam.

System window-nya tidak muncul. Tidak ada tanda-tanda mengenainya di seluruh alun-alun, dan System window itu hanya akan muncul selama 30 detik.

"Semuanya! Bantu cari system window yang menunjukkan siapa yang menang!"

Aku berteriak keras kepada kerumunan yang ribut itu. Para pemain lainnya segera menyadari maksudku dan mulai mencari-cari untuk window itu.

Akan tetapi, tidak ada yang berteriak keras mengatakan bahwa mereka telah melihat targetnya. Sekarang sudah lewat dari 15 detik.

Apakah ini bererti window-nya ada di dalam gedung? Apakah window-nya muncul di ruangan di lantai kedua dari gedung gereja dimana tali yang tergantung itu berasal? Bila begitu, Asuna pasti dapat melihatnya.

Pada saat aku memikirkannya, «The Flash» di dalam pakaian putih kesatrianya muncul di jendela dimana insiden ini terjadi.

"Asuna! Apakah ada window apapun di dalam ruangan?"

Biasanya, aku tidak akan memanggil namanya secara langsung karena takut, tetapi aku telah dengan segera bertanya kepadanya tanpa menambahkan '-san' hanya untuk menghemat waktu. Akan tetapi, wajahnya yang sepucat pakaiannya menggeleng ke kiri dan ke kanan.

"Tidak ada! Tidak ada system window atau seseorangpun di dalam!"

"...Mengapa..."

Aku menggumam sementara aku masih melihat sekeliling. Beberapa detik kemudian, aku mendengar sebuah bisikan kecil.

"...Sekarang sudah tidak mungkin. Sekarang sudah lebih dari 30 detik..."

Aku berpapasan dengan seorang biarawati yang sering ditugaskan di lantai pertama dari gedung gereja dan segera menaikki anak tangga jauh di dalam bangunannya.

Di lantai kedua, terdapat 4 ruangan kecil yang seperti ruangan penginapan untuk satu orang, tetapi tidak seperti penginapan, ruangan-ruangan ini tidak dapat dikunci. Aku melewati tiga ruangan dan tidak dapat menemukan satupun pemain yang sedang bersembunyi di dalam, baik melalui teknik «Player Search» ataupun dengan penglihatan langsung. Aku menggigit bibirku dan berjalan ke dalam ruangan keempat dimana insiden ini terjadi.

Asuna, yang berpaling dari jendela untuk melihatky, masih terlihat tegar, tetapi aku dapat mengetahui bahwa hatinya benar-benar terguncang. Sebenarnya, bahkan aku tidak dapat menyembunyikan alisku yang terlihat tegang.

"Tidak ada orang lain di dalam gedung gereja ini."

Aku melapor, dan wakil ketua dari KoB segera bertanya kembali.

"Apakah mungkin untuk seseorang untuk memiliki sebuah jubah dengan kemampuan tidak terlihat?"

"Bahkan di garis depan, aku belum menemukan sesuatu yang dapat menghilangkan efek dari teknik mencari pemain milikku. Untuk pengamanan tambahan, aku telah meminta para pemain lainnya untuk menutup pintu masuk gedung gereja. Bahkan bila orang itu tidak terlihat, dia akan menyentuh pemain lainnya ketika dia pergi dan akan segera tertangkap. Tidak ada pintu belakang di sini, dan ini adalah satu-satunya ruangan dengan sebuah jendela.

"Yah...Aku mengerti. Lihat ini."

Asuna menganggukkan kepalanya, dan kemudian menunjuk ke ujung ruangan dengan jarinya yang terbungkus oleh sarung tangan putih.

Di sana hanya ada sebuah meja kayu yang terletak di sana. Perabotan yang tidak dapat dipindahkan ini adalah yang biasa disebut «Position-locked object».

Di salah satu kaki meja, terdapat sebuah tali yang terlihat tipis tapi kuat yang terikat di sana. Talinya terikat, tetapi sebenarnya, tidak diikat oleh tangan. Seseorang hanya perlu memanggil item window dari tali itu, memilih tombol «ikat» dan kemudian memilih apa yang diikat. Sekali di ikat, talinya pasti tidak akan putus atau kendor kecuali berat yang ditahan talinya terlalu berat atau dipotong oleh bilah pedang.

Tali hitam mengkilap itu telah merentang sepanjang 2 meter di dalam ruangan sebelum memanjang ke luar. Seseorang tidak dapat melihatnya dari sini, tetapi ujungnya di ikat dalam sebuah simpul, dan pria dengan full-plate armour itu sebelumnya tergantung dari simpul itu.

"Hmm..."

Setelah berpikir untuk beberapa wakty, aku menelengkan kepalaku dan bertanya,

"Apa yang terjadi?"

"Bila ini adalah keadaan normal..."

Asuna menjawabku sementara dia menelengkan kepalanya juga.

"...Lawan duel dari pria itu mengikat tali ini, menusukkan tombak pendek itu ke dalam dadanya, dan kemudian memasukkan leher korbannya ke dalam simpul sebelum mendorongnya... sesuatu seperti itu..."

"Apakah dia dengan sengaja menunjukkannya kepada semua orang...? Tidak, sebelum itu..."

Aku dengan paksa menarik napas dalam, dan kemudian menyatakannya dengan suara yang jelas,

"Tidak ada window yang menyatakan kemenangan dimanapun, dan orang-orang yang ada di alun-alun tidak melihatnya sama sekali. Bila ini adalah sebuah duel, seharusnya ada window yang muncul di dekat sini."

"Tetapi.. itu tidak mungkin."

Dia memberikkan sanggahan tajam.

"Di dalam «area», HP bar dari seorang pemain hanya dapay dikurangi melalui penerimaan sebuah duel dengan pemain lainnya, bukan? Kamu seharusnya tahu itu."

"...Yah, itu memang benar."

Kami berdua saling memandang satu sama lain dan tetap terdiam.

Ini tepat seperti apa yang dikatakan Asuna; apa yang terjadi sebenarnya tidak mungkin terjadi. Dan setahu kami, seorang pemain meninggal sementara semua orang sedang melihatnya. Kami tidak tahu siapa, apa, atau bagaimana hal ini terjadi.

Suara dari keributan yang terus datang dari alun-alun di luar jendela dapat terdengar. Kelihatannya mereka menyadari kejanggalan di dalam 'insiden' ini juga.

Segera sesudahnya, Asuna melihat tepat ke arahku dan berkata,

"Kita tidak dapat membiarkan hal ini. Bila seseorang benar-benar menemukan sebuah «Teknik PK di dalam area», kita perlu bergegas dan menemukan cara untuk melawannya dan mengumumkannya, atau sebuah keributan besar akan benar-benar terjadi."

"...Jarang bagiku untuk memiliki momen seperti ini denganmu, tetapi aku dengan sepenuh hati setuju denganmu."

Setelah melihatky menganggukkan kepalaku, «The Flash» memberikan sebuah senyum yang serba salah dan dengan cepat mengulurkan tangannya ke arahku.

"Lalu, kamu akan membantuku memecahkan kasus ini. Aku akan mengatakan hal ini di depan. Tidak ada waktu bagimu untuk tidur."

"Kamulah yang telah tertidur..."

Aku menggerutu secara pelan dan mengulurkan tanganku.

Dan kemudian, kelompok yang terdiri dari seorang detektif dan asistennya yang dibentuk dengan buru-buru —— walaupun masing-masing perannya belum jelas —— menyatukan bersama tangan mereka yang bersarung tangan putih dan bersarung tangan hitam.


Bagian 2

Bagian 3

Bagian 4

Bagian 5

Bagian 6

Bagian 7

Bagian 8

Bagian 9

Bagian 10

Bagian 11

Bagian 12

Referensi dan Catatan Penerjemah

  1. Gelombang yang dikeluarkan otak saat seseorang tertidur nyenyak. [1]
  2. [2]
  3. Rancangan karakter
  4. Plate armour