Sword Art Online Bahasa Indonesia:Jilid 7 Bab 11

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Bab 11[edit]

Asuna menatap pesan singkat di layar kecil Hand Phone-nya dan mengulang kata – kata yang sama dalam hatinya . Bagaimana ini mungkin terjadi ?

Bagaimana ini mungkin ? Yuuki telah aktif mengambil bagian dalam segala jenis aktivitas , dan Dokter Kurahashi bahkan bilang bahwa tumor di dalam kepalanya telah menghilang . Baru baru ini , telah ada orang yang terinfeksi mampu untuk menahan rintangan virus setelah terinfeksi HIV selama lebih dari 20 tahun . Yuuki baru 15…hidupnya baru akan dimulai ! Kondisinya memburuk , namun sampai sekarang , dia mempunyai beberapa infeksi oportunis yang menyebabkannya jatuh sakit , jadi Yuuki akan dengan pasti dapat bertahan .

Namun Asuna sendiri mempunyai firasat lain . Ini adalah pertama kalinya dokter mengirim sebuah pesan ke dirinya secara langsung . Dengan kata lain , ini mungkin sebuah pemeberitahuan – bahwa saatnya telah tiba . Setiap malam , dia takut akan saat itu , dia akan selalu mencoba sebaik mungkin untuk menghilangkan emosi itu . Sekarang , saat itu telah tiba .


Gadis itu mempunyai dua pemikiran yang saling berseteru sembari dia tetap terpaku di tempat ia berpijak untuk beberapa waktu sebelum berkedip dengan keras dan bersiap untuk mengirim pesan baru . Dia mengirim sebuah surat dengan maksud yang sama ke Kirito , Lisbeth dan teman – teman dan juga Shiune dan yang lainnya . Setelah itu , Asuna dengan segera mengganti pakaian rumahnya , dank arena dia tak mau menghabiskan waktu untuk memilih pakaian , dia secara sistematis mengenakan pakaian sekolahnya . Dia menggunakan sepatunya dan berlari keluar rumah . Cahaya petang yang lembut telah terpantul di salju putih yang tersisa di jalan memasuki mata Asuna .


Hari ini Minggu di minggu terakhir Maret , 2pm . Para pejalan kaki di jalanan tampak seperti mereka sudah tak sabar dan tak dapat menunggu musim semi datang sembari mereka berjalan dengan riang . Asuna melewati mereka dan berlari menuju stasiun . Dia tak dapat mengingat bagaimana dia memastikan dimana keretanya akan pergi atau bahkan kemana dia pergi . Saat dia sadar , Asuna menemukan dirinya sedang berlari ke gantri . Jauh didalam pikirannya , terasa seperti disana ada migren , seraya pikirannya terus muncul dan menghilang . Asuna mengkertakkan giginya dan berkata , “ Yuuki , bertahanlah .” dan berlari ke dalam taxi yang tiba di tempat tunggu .


Tampaknya ketidak sabarannya disadari . Saat Asuna baru akan menjelaskan maksud kedatangannya , sang perawat dengan segera memberikan kartu izin masuk dan memeberitahunya untuk cepar-cepat ke lantai teratas dari bangunan pusat . Asuna dengan tergesa – gesa menunggu nomor yang mengindikasikan nomor lantai naik . Dia dengan kikuk menggunakan kartu izin masuk di scanner pintu keamanan .


-Tapi saat ini , Asuna hanya bisa melebarkan matanya di layar . Disana ada dua pintu berjejer satu sama lain , dan ini mungkin merupakan jalan masuk ke ruang observasi . Jauh di dalam dengan plang penanda besar merupakan ruang steril. Asuna pergi melewati pintu tebal yang besar sebelumnya , dan sekarang , mereka sepenuhnya terbuka . Sembari ia melihat layar di dalam , satu dari petugas medis dalam pakaian bedah berjalan dengan cepat.


Orang itu melihat Asuna dan menggangguk kepadanya , bahkan berbisik “ Mohon cepat”. Ketika sedang didesak dengan suara itu, Asuna dengan gemetar berjalan beberapa langkah ke depan, dan berhenti tepat di depan pintu.


Bagian dalam dari sebuah bangunan putih dengan cepat memasuki penglihatannya.


Banyak alat terpasang di dalam di geser ke dinding bagian kiri. Dua orang perawat dan seorang dokter mengelilingi sebuah kasur gel di tengah – tengah ruangan, memandang ke sebuah sosok kecil di sana. Ketiga orang itu semuanya mengenakan pakaian putih normal. Melihat ini, Asuna segera menyadari-tak ada yang bisa diselesaikan. Mereka hanya bisa menunggu di sebelah kasur itu untuk ‘saat itu’ yang telah semakin dekat.


Dokter Kurahashi menaikkan kepalanya, melihat Asuna ada di sana, dan segara menggapai takan kirinya seakan dia ingin ia mendekat. Asuna berjuang untuk bergerak kaki – kakinya yang seakan tak hidup dan memasuki ruangan. Hanya sedikit jarak ke kasur gel itu, namun ia merasa itu sangat jauh. Asuna mendekat di kenyataan kejam ini, dan akhirnya tiba di sebelah kasur gel itu.


Seorang gadis kurus kering ada di kasur, dan selimut putih menutupi tubuhnya dari leher ke bawah. Dadanya yang lemah tergantung. ECG di puncak pojok kanan menunjukkan sebuah gelombang hijau tipis.


Medicuboid menyamarkan kepala sang gadis ketika ia melihatnya sebelumnya, bangun selaput segi empat sekarang terbelah menjadi dua. Bagian teratas yang terbelah di garis antara telinganya digeser 90 derajat ke belakang. Di bagian dalam ada bagian yang lebih rendah yang merupakan sebuah kepala manusia dan muka seorang perempuan, tertidur dengan matanya tertutup, di pasang di dalamnya.

Ini adalah kali pertama Asuna melihat tubuh Yuuki di dunia nyata. Perempuan yang sakit sangat kurus yang membuat hati sakit, dengan kulitnya nyaris cukup pucat untuk dianggap transparan. Mukanya memiliki sebuah kecantikan misterius, dan bahkan Asuna merasa bahwa ini adalah seperti apa seorang pixie akan terlihat jika benar – benar ada.


Setelah memandangi Yuuki sebentar, Dokter Kurahashi yang berdiri di sampingnya, berbisik.


“Bagus…….kau datang tepat waktu.”


Tak dapat menerima kata – kata seperti itu bahwa ia berhasil datang tepat waktu, Asuna melihat sang dokter, tapi matarasional di belakang lensa menatap balik Asuna secara tulus. Sang dokter berkata lagi, “40 menit yang lalu, jantungnya berhenti sekali. Kami memberinya obat dan sebuah gelombang kejut, dan dia kembali berdetak, namun lain kali…..”


Asuna menahan napasnya dan mengeluarkan suaranya di antara giginya yang di gigit erat. Akan tetapi, ia tak dapat mengatakan kata – kata berarti yang lengkap,


“Mengapa…mengapa ini…..Yuuki, dia masih….”


Sang dokter lagi – lagi menganggukkan kepalanya, dan kemudian menggeleng dengan kuat.


“Sebenarnya, ketika kau disini saat Januari, dia telah di tingkat dimana hal seperti ini akan terjadi. Sifat konsumtif HIV menyebabkan demam tinggi dan lymphoma di system saraf pusat membusuk, dan Yuuki telah dalam bahaya. Namun, kami semua terkejut karena dia dapat bertarung hebat untuk tiga bulan ini. Dia terus menang bahkan di pertarungan keputus asaan. Dia benar – benar telah melakukan yang terbaik…tidak-jika saya benar – benar harus menyebutkannya….”


Di saat ini, suara sang dokter bergoncang.


“Bagi Yuuki, 15 tahun kehidupan merupakan pertarungan yang panjang. Disamping HIV….dia telah bertarung hebat melawan kenyataan dingin dan kejam. Mencoba Medicuboid telah memberinya banyak rasa sakit. Tapi….Yuuki tetap melakukannya. Tanpa bantuannya, ini seperti Medicuboid hanya dapat digunakan setahun lagi atau lebih. Jadi sekarang-ini adalah yang terbaik untuknya beristirahat. “


Mendengar kata – kata sang dokter, Asuna diam – diam berkata pada Yuuki di dalam hatinya, Yuuki-bagaimana bisa kau kalah? Kau adalah <<Absolute Sword>>.....pendekar pedang tak terkalahkan yang dapat memotong apapun. Kamu pasti bisa mengalahkan penyakit dan takdirmu-


Saat itu..

Kepala Yuuki bergerak sedikit. Kelopak matanya bergerak sedikit sebelum bergerak sedikit lebih tinggi. Mata di bawah kelopak mata itu berwarna cokelat mungkin karena kehilangan sinarnya menunjukkan sebuah cahaya terang sembali mereka menatap Asuna. Bibir yang berwarna sama dengan kulitnya bergerenyit lemah, dan tangan kanan kurusnya yang ada di bawah selimut mulai bergetar dan itu perlahan bergerak ke Asuna.

Doktor Kurahashi kemudian bicara dengan suara yang jelas menyadarkannya,

"Asuna-san....tolong genggam tangannya"

Sebelum ia selesai berbicara,Asuna dengan segera menjulurkan tangannya dan mengenggam tangan kanan Yuuki yang kurus .Tangan kanan yang beku seperti memohon sesuatu mendekap kedalam jari-jari Asuna dengan erat.

Saat itu juga,Asuna kelihatan mendapatkan sebuah penglihatan atau semacamnya seolah-olah ia paham apa yang Yuuki ingin katakan. Ia menggenggam tangan Yuuki erat-erat dan mengangkat kepalanya untuk bertanya pada Dokter Kurahashi,

“Dokter...bisakah kita menggunakan Medicuboid sekarang?“

"Eh—itu bisa dilakukan sekali kita menyalakannya....tapi....Yuuki bukannya berharap bertemu di luar mesin itu... "

"Tidak,Yuuki berharap bisa kembali lagi ke dunia itu sekali lagi.Aku bisa memahami perasaannya.Kumohon....biarkan dia memakai Medicuboid lagi! "


Dokter menatap sejenak wajah Asuna sebelum akhirnya menyetujui permintaannya.Dia memberi beberapa instruksi kepada perawat di sampingnya,dan kemudian memegang pegangan disamping Medicuboid sebelum akhirnya memasangkannya diatas kepala Yuuki.


“Butuh waktu sekitar 1 menit untuk mengaktifkannya...bagaimana denganmu?“

“Aku akan memakai Amusphere yanga ada di ruangan sebelah!“

Asuna mengatakan itu sambil mengenggam erat tangan Yuuki sebelum meletakkannya kembali di samping gadis yang tergolek lemah itu.Setelah Bergumam Tunggu aku,aku akan segera kesana—dia bangkit dan pergi.


Asuna berlari keluar dari ruangan steril dan sampai di ruangan monitoring disampingnya.Membuka pintu,Ia melompat menuju salah satu dari tempat duduk yang tersedia meraih Amusphere dari tempatnya dan memasangkannya di kepalanya.Dia menyalakannya dan menunggu rangkaian peluncuran untuk memulai,tapi hatinya telah sampai di sisi lainnya.


Terbangun di rumah dalam hutan,Asuna melompat keluar dari jendela disamping kamar sama seperti yang ia lakukan ketika ia login dari rumah sakit,dan bergerak menuju jalanan utama.Sambil terbang itu,dia membuka window-nya dan segera mengirim pesan kepada Lisbeth,Shiune dan yang lainnya yang sudah diberitahunya untuk login lebih dulu untuk berjaga-jaga.


Dengan terburu-buru menuju Transfer Gate,Asuna berpindah menuju Panareze tanpa ragu.Saat ia tiba di kota diatas danau,dia bergerak menuju pulau yang berada jauh di tengah danau.Tentu saja,tujuan akhirnya tentu saja adalah pohon besar tempat mereka bertemu pertama kali.


Saat ini,sudah malam di Aincrad.Cahaya matahari yang tenggelam ufuk membuat air danau berwarna keemasan memantukan cahayanya.Asuna seperti dipandu oleh cahaya ini dan dia terbang di langit di atas pulau sebelum akhirnya mendarat segera di padang rumput yang lembut.


Ia tak perlu mencari berkeliling di sekitar pepohonan.Yuuki berdiri di tempat dimana mereka berdua bertarung untuk pertama kalinya.Apa terjadi di hari itu terlihat seperti telah di putuskan sejak dulu.Rambut panjang keunguan yang menebar perasaan dingin ke udara,dan gadis Imp perlahan menoleh ke belakang,dia langgsung tersenyum melihat Asuna mendekat,dan Asuna membalas senyumannya.


"Terima kasih,Asuna.Aku melupakan sesuatu yang penting.Aku punya sesuatu yang harus aku kembalikan,jadi tak peduli apa yang terjadi,aku harus menemuimu disini."

Suaranya begitu ceria seperti biasanya,namun terdengar agak gemetar.Asuna merasa bahwa Yuuki telah menggunakan semua kekuatannya untuk mencoba bicara.

Walaupun begitu,Asuna bertanya kembali dengan nada ceria sambil berjalan mendekati Yuuki.


"Apa yang ingin kamu berikan padaku?"

"E-rm...Aku akan membuatnya sekarang.Tunggulah."


Yuuki tersenyum dan memanggil keluar Window-nya dan mengoperasikannya dengan lihai.Setelah membuat Window-nya menghilang,Dia menggunakan tangan kanannya dan mengeluarkan pedang di pinggangnya dengan bunyi yang keras.

Pedang obsidian Yuuki mengeluarkan sinar merah seperti nyala api di bawah matahari terbenam yang bercahaya kemerahan.Dia menggerakkan pedangnya ke depan dan menghunuskannya pada batang pohon besar di depannya,Menjaga posisi seperti ini sampai ia benar-benar tenang seperti hendak memfokuskan sisa-sisa kekuatannya pada ujung pedang.

Sisi wajah Yuuki bergetar dalam rasa sakit.Tubuh bagian atasnya sedikit bergoncang,tapi kakinya kemudian melebar,berusaha keras untuk menopang tubuhnya.

Asuna benar-benar ingin berkata bahwa Yuuki tak perlu memaksakan dirinya,tapi ia memutuskan untuk menggigit bibirnya dan menunggu.Tiba-tiba,angin berhembus meniup rerumputan.Bersama dengan berhentinya hembusan angin Yuuki tiba-tiba bergerak.

"HYAAA!!!!“


Tangan kanan gadis itu berayun diikuti teriakan mengejutkan.Ujung dari pedangnya meninggalkan 5 bekas tikaman dari ujung kanan atas sampai ujung kiri bawah batang pohon dengan kecepatan dimana mata telanjang tak dapat melihatnya.Setiap tikaman yang dibuat oleh terjangan skill tadi,membuat suara sangat keras pada batangnya dan pohon yang menjulang tinggi itu terus menerus bergetar.Jika pohon adalah sesuatu yang bisa dihancurkan,pasti itu sudah terpotong menjadi dua sekarang.

Setelah meluncurkan skill sergapan 10 strikes,Yuuki menggunakan kekuatan di seluruh tubuhnya untuk menarik kembali pedangnya ke belakang dan memukul titik potongnya.Cahaya silau biru-keunguan meledak di sekitarnya,dan rumput di samping kakinya tertiup ke belakang,terlihat seperti mereka terdorong oleh sesuatu.

Bersamaan dengan berhentinya badai yang menggila,Yuuki,yang menikamkan pedangnya ke batang pohon,kembali ke posisi semulanya.Seketika,muncul puncak kecil dari tengah ujung pedangnya.Puncak itu berputar dan melebar,dan sebuah perkamen persegi termaterialisasi dari permukaan cabang.Setelah puncak tadi mengeluarkan kilauan biru yang berpindah ke perkamen,perkamen tersebut mengulung dari atas ke bawah.

Yuuki menyimpan pedangnya,dan sebuah gulungan sempurna mengambang di udara.Dia secara perlahan menjulurkan tangan kirinya dan meraihnya. Pedang di tangan kanan gadis itu terjatuh ke rerumputan,sambil mengeluarkan bunyi "Ka-yan". Tubuh Yuuki terguncang sedikit dan terhuyung ke belakang,Asuna segera berlari ke arahnya untuk membantu menopang tubuhnya.Mereka berdua jatuh terduduk karena hal tersebut,dan Asuna menggunakan kedua lengannya untuk memeluk tubuh kecil Yuuki.
"Aneh....aku tak pernah merasakan penderitaan atau kesedihan,aku hanya merasa lemah... "
Asuna tersenyum membalasnya dan berkata,
"Tak apa.Kamu hanya kelelahan.Istirahatlah sebentar dan kamu akan segera pulih. "
"Un...Asuna...terimalah ini...ini adalah....OSS-ku... "
Suara ini sangat berbeda dari yang sebelumnya.Tergagap-gagap dan gemetaran di saat yang sama.Satu-satunya organ Yuuki yang tersisa,dimana kesadarannya berkumpul,hampir memudar.Hal ini membuat Asuna sesuatu seperti meledak di dalam dirinya,tapi dia masih menahan emosinya tetap terjaga sambil tersenyum dan berkata,


"Apa kamu benar-benar mau menyerahkan ini padaku...? "
"Kuharap...kamu mau menerimanya...Asuna...ini...bukalah Window-mu... "
"..Un"
Asuna mengibaskan tangannya, memanggil window-nya dan membuka setting menu untuk OSS.Yuuki mengangkat tangan gemetarannya dan menyentuhkan gulungan kecil yang ia pegang ke permukaan Window.Setelah gulungan tadi menghilang bersama cahaya,Yuuki mendesah dengan sikap puas dan menurunkan tangannya.Dia tersenyum lembut dan terlihat mendesah sambil bergumam,


"Nama...dari skill ini...adalah <<Mother Rosario>>...setidaknya...ini bisa ...membantuku....melindungi Asuna "


Mendengar kata-kata itu,air mata Asuna akhirnya jatuh ke dada Yuuki,tapi ia masih tersenyum dan berbicara dengan suara yang jelas,


"Terima kasih Yuuki—Aku berjanji padamu,jika aku harus meninggalkan dunia ini suatu hari,Aku pasti mewariskan Sword Skil ini kepada orang lain.Pedangmu...akan hidup selamanya."


"Un,,,terima kasih... "


Yuuki menganggukan kepalanya.Mata berwarna amethyst-nya mengeluarkan sesuatu yang berkilauan.Pada momen ini,terdengar gemuruh,atau bisa dibilang,suara benda terbang mendekat.Terdengar juga suara sepatu mendarat di rerumputan di sekitar Asuna dan Yuuki.Saat mereka melihat ke atas,ada 5 orang, Jun,Thatch,Taruken,Nori dan Shiune,mereka semua terbang mendekat dan berlari menghampiri mereka. Mereka membentuk formasi setengah lingkaran di sekitar Yuuki dan berlutut.Yuuki melihat sekelilingnya dan menunjukkan tatapan kesuasahan.


"Ada apa dengan semua orang...bukannya kita sudah,mengucapkan kata perpisahan sebelumnya..Sudah kubilang pada kalian kan,janji untuk tidak mengucapkan kata-kata perpisahan di saat-saat terakhir.. "

"Kami disini bukan untuk mengantarkanmu pergi.Kami disini untuk menghiburmu.Jika ketua kami menghancurkan dunia setelah dunia ini karena kami tidak ada disini,kami akan benar-benar merasa bersalah! "


Jun tersenyum dengan apa yang dikatakannya.Tangan kanannya yang tertutup sarung tangan merah tembaga menggenggam tangan kanan Yuuki sambil melanjutkan kata-katanya,


"Jangan lari seperti kamu pikir aku tak bisa menemukanmu.Aku pasti segera menemukanmu."


"Apa...yang kau katakan..itu terlalu tiba-tiba...Aku akan marah...tahu... "


Membuat suara chi chi‘ dengan lidahnya,Noria dengan ceria berkata,


"Itu tak akan terjadi.Jika kami tak ada di sampingmu,kau takkan sanggup melakukan apa-apa,ketua.Tunggulah disini...tunggulah kami... " Ekspresi Wajah Nori tiba-tiba berubah,Air mata mulai mengalir dari mata hitam besarnya.Kemudian,dia membuat 2,3 sesengukan dari dalam tenggorokannya yang tak bisa ia tahan lagi.


"Itu takkan terjadi...Nori...kamu sudah berjanji untuk tidak menangis,ya kan... "


Sambil tersenyum dan menyela,wajah Shiune menunjukan dua garis dari sesuatu yang jelas itu adalah air mata.Thatch dan Taruken tak punya alasan lagi menyembunyikan air mata mereka sambil mereka menggenggam tangan Yuuki.


Yuuki sekali lagi menatap wajah mereka berempat,kemudian tersenyum sambil berlinangan air mata dan berkata pada mereka,


"Kalian benar-benar...Aku akan menunggu disini....untuk kalian semua...luangkan waktu kalian dan datanglah kemari...tak apa-apakan... "


Ke-enam anggota Sleeping Knight menyilangkan dan menumpangkan tangan mereka diatas tangan yang lain dan terlihat mereka berjanji untuk berkumpul kembali sebelum kemudian menganggukan kepala mereka dengan kencang.Segera setelah Shiune dan teman-temannya berdiri,beberapa kepakan sayap terdengar mendekat.


Yang muncul adalah Kirito,Yui,Lisbeth,dan Silica.Mereka semua mendarat dan mengikuti yang lain berkumpul di sekeliling Yuuki,kemudian menggenggam tangan Yuuki erat-erat.


Asuna yang memeluk Yuuki melihat semuannya dengan berlinangan air mata.Tiba-tiba,ia menyadari sesuatu.Segera setelah Kirito dan yang lain berhenti,masih terdengar suara dari kepakan sayap dan tidak hanya satu.Suara sayap dari semua jenis suku peri saling tumpang tindih,membentuk gema besar yang terdengar seperti suara organ.


Asuna,Yuuki,Shiune,Lisbeth dan teman-temannya semua melihat ke langit.Mereka melihat sebuah pita besar yang menuju ke arah Panareze. Beberapa player terbang dalam satu garis lurus.Seseorang yang berada di barisan paling depan adalah Raja Sylphs,Sakuya yang mengenakan mantel yang berkibar tertiup angin.Disampingnya ada para Sylphs yang mengenakan kemeja dengan corak yang bermacam-macam.Menilik dari jumlahnya,kelihatannya semua Sylphs yang tengah login datang kemari.


Tidak—bukan hanya dari jalanan utama.Dari segala arah di sekitarnya,banyak pita yang datang menuju pulau ini.Pita merah menandakan Salamender,dan Kuning pastinya mewakili Cait Sith.Juga ada Imp,Gnome,Undine...dan semua jenis organisasi player dari tiap-tiap suku peri terbang menuju pohon besar ini.Ada sekitar 500...tidak,lebih dari 1000 orang. Yuuki melihat dengan mata terbelalak dalam dekapan lengan Asuna dan mengeluarkan teriakan takjub.


"Uwahhh...menakjubkan...banyak sekali peri..."


Asuna tersenyum dan berbicara padanya


"Maaf,kau benci mengerahkan banyak orang seperti ini,Yuuki...tapi aku meminta Lisbeth untuk memanggil mereka kemari"


"Kenapa aku....itu konyol...tapi,kenapa ada banyak orang disini...ini seperti...mimpi... "


Yuuki bergumam sambil terengah-engah,dan para pendekar pedang yang datang dari langit diatas pulau mengeluarkan suara seperti air terjun ketika mereka turun.Sakuya dan Alicia serta para pemimpin dari organisasi berkumpul diluar, mengelilingi Asuna dan kawan-kawan,kemudian mereka berlutut dengan satu kaki sembari menundukkan kepala.Pulau ini bukanlah pulau yang luas,dan sekarang sudah dipenuhi oleh para player. Asuna menatap mata Yuuli dan mencoba untuk mengekspresikan emosi di dalam hatinya ke dalam kata-kata.


"Ka…karena…"


Air matanya menetes kembali.


"Yuuki…kau pernah menjadi pendekar pedang terkuat di dunia ini…dan tak akan ada lagi pendekar pedang yang sepertimu di dunia ini.Aku benar-benar tak biasa membiarkanmu pergi sendirian seperti itu…semua orang,semua orang mendoa’akanmu….berharap agar perjalananmu yang baru akan sama sempurnanya dengan yang satu ini…"


Yuuki mengangkat lehernya dan melihat pada pendekar-pendekar pedang di sekelilingnya sebelum kemudian menyandarkan kepalanya di lengan Asuna.


Yuuki menutup matanya,dan dadanya yang rata mengembang dan mengempis beberapa kali.Dia menggunakan mata ungunya untuk menatap Asuna sekali lagi.Dia kemudian bernafas dengan keras,terlihat seperti memeras tenaga terakhirnya untuk keluar dan melanjutkan dengan suara yang terputus-putus.


" Aku selalu…selalu berpikir,kalau aku,yang selalu berhadapan dengan kematian bahkan sejak aku lahir….apa sebenarnya arti kehidupan di dunia ini…Aku tidak bisa menciptakan apapun di dunia ini,dan aku juga tak bisa membantu oarng lain…aku hanya bisa menghabiskan obat-obatan dan peralatan yang tak terhitung jumlahnya….Aku terganggu dengan itu,sakit…jika aku akhirnya harus menghilang….biarkan saja aku menghilang…aku telah memikirnya beberapa kali…aku hanya merasa…kenapa aku harus terlahir di dunia ini…"


Sisa-sisa kehidupan merembes keluar dari tubuh Yuuki.Tubuh mungil di lengan Asuna perlahan-lahan menjadi sedikit lebih ringan dan sedikit lebih transparan.Suara Yuuki menjadi lebih lemah dan lemah seperti akan segera berhenti.Walaupun begitu,tak ada bahasa yang dapat menggambarkan itu semua jauh di dalam jiwa Asuna.


"Tetapi…tetapi..aku akhirnya mendapat jawaban…bahkan…jika itu tak ada artinya..jika aku bisa hidup…itu sudah cukup…pada akhirnya…aku dapat benar-benar merasakan…begitu berarti…begitu banyak orang…mengelilingiku..dan aku berbaring…di lengan orang yang paling kucintai…sambil aku menunggu di tempat pemberhentian akhir kisah perjalananku…"


Kata-kata Yuuki berhenti dengan engahan pendek.Matanya terlihat seperti melihat Asuna dan menuju tempat nan jauh.Apa yang ia lihat adalah dunia nyata yang lain—sebuah pulau peri sungguhan dimana jiwa-jiwa dari pahlawan beristirahat?

Sword Art Online Vol 07 -288.jpeg

Asuna tak bisa menahan lagi air mata yang menetes.Tetesan air mata terus menerus jatuh ke dada Yuuki,hancur menjadi partikel-partikel cahaya dan menghilang.Walaupun begitu mulutnya tersenyum secara natural.menganggukan kepalanya dengan keras dan mengatakan kata-kata terakhirnya pada Yuuki,


"Aku…aku pasti akan menemuimu lagi.Bahkan jika itu entah dimana,di dunia yang lain,aku akan menemuimu lagi….pada saat itu…kamu harus mengatakan padaku…apa yang kamu temukan disitu… "


Mata ungu Yuuki bertemu dengan tatapan Asuna.Jauh di didalam matanya,terdapat sinar dari energy dan keberanian tanpa akhir yang dilihat Asuna lihat saat dia bertemu Yuuki untuk pertama kalinya.Sinar yang langsung membentuk dua tetes air mata yang mengalir,turun ke wajah pucat Yuuki dan akhirnya melebur dan lenyap kedalam cahaya.


Dia mengerakkan bibirnya dan membuat sebuah senyuman.Saat itu juga,sebuah suara merasuk ke dalam kesadaran Asuna secara langsung.


Aku mencoba melakukan yang terbaik untuk hidup….Disini,Aku benar-benar hidup….


Bersamaan dengan mendaratnya butiran salju terakhir di tanah tertutup salju putih bersih <<Absolut Sword>> Yuuki menutup matanya.