Sword Art Online Bahasa Indonesia:Jilid 6 Bab 7

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Bab 7[edit]

“Kakak~!”

Hari ini minggu yang cerah. Aku sedang duduk di meja makan memakan makan siang ku, tiba-tiba aku mendapat perasaan yang tidak menyenangkan naik di antara alisku ketika melihat adik kesayanganku memberikan senyuman terbaiknya. Ini adalah bukti bahwa aku, Kirigaya Kazuto, adalah orang yang tidak baik.

Aku berhenti menyuapkan tomat ceri kedalam mulutku dan berkata,

“A…ada apa, Sugu?”

Setelah aku selesai berkata, aku melihat adikku—atau lebih tepatnya, sepupuku, Kirigaya Suguha duduk di depanku. Dia mengambil sesuatu yang telah ditaruhnya di kursi ke sebelahnya, dan pada saat itu, aku segera tahu bahwa dugaanku benar.

“Erm…apa kamu sudah lihat berita di net pagi ini?”

Saat dia mengatakannya, selembar kertas cetak berukuran A4 disodorkan kepada ku. Sepertinya dia mencetak siaran berita dari website info gaming terbesar «MMO Tomorrow», atau disingkat ‘M Tomo’. Pokok berita tersebut bertuliskan ‘Daftar 30 peserta yang mengikuti «Bullet of Bullets» ketiga, pertarungan untuk gelar terkuat di ‘Gun Gale Online’ telah diumumkan’ dalam cetakan tebal. Di bawahnya, juga terdapat laporan singkat daftar nama dari semua peserta.

Jari Suguha, yang kukunya dipotong dengan rapi, menunjuk ke kalimat ‘Peringkat pertama di grup F: Kirito ‘Pertama’’ aku sekilas membaca kalimat tersebut dan mencoba menutupi banyak hal.

“Heh, heh—jadi ada yang punya nama yang mirip dengan ku—“

“Apa maksudmu mirip? Ini benar-benar sama.”

Dibawah poni tersebut, Suguha menunjukkan sebuah senyuman di wajah bersihnya yang pantas untuk atlit.

Di dunia nyata ini, dia bisa mengikuti turnamen kendo nasional tingkat SMA dan turnamen kendo grup Gyokuryuuki. Orang lemah seperti ku yang hanya bisa bersembunyi di rumah tidak bisa menandinginya secara fisik. Juga, Suguha yang mengendalikan pendekar peri «Lyfa» di VRMMO yang benar-benar teknis «ALfheim Online». Teknik pedang yang tepat dan kuat itu jauh melampaui kemampuan pedangku dimana aku hanya mengayunkan pedangku secara liar.

Tak peduli apakah itu dunia nyata atau dunia virtual, aku hanya bisa minta maaf ketika bertengkar dengan suguha, tapi biasanya, aku tidak perlu cemas tentang itu. Itu karena saat tahun sebelumya setelah aku kembali ke dunia nyata, kami telah menghilangkan semua perasaan asing yang kami punya saat muda, dan bahkan hubungan kami cukup baik. Bahkan ayah akan merasa cemburu setelah pulang dari amerika saat liburan musim panas.

Hari ini—Hari minggu, tanggal 14 desember 2025. Karena Ibu ada di departemen redaksi seperti biasa, Suguha dan aku harus membeli sendiri bahan-bahan untuk makan siang. Kami makan salad Caesar dengan telur rebus dan seafood paella, dan jadi kami makan berhadapan di meja dan mulai menyatapnya dengan senang…sampai Suguha mengambil kertas itu.

“…Ya, yah, itu sama, hm.”

Aku sedikit memalingkan mukaku dari kertas yang bertuliskan nama Kirito and memasukkan tomat ceri tersebut ke dalam mulutku. Aku mengunyahnya dan berkata dengan suara yang samar,

“Ta, tapi, itu nama yang cukup umum, kan? Aku hanya menyingkat namaku. Kirito ini di GGO bisa saja, Kiri… Kirigamine Tougorou. Itu bisa jadi nama aslinya, un.”

Alasan kenapa aku merasakan sakit yang perih setelah terang-terangan berbohong pasti karena aku telah membuat kebohongan yang besar pada adik kesayanganku. Ya, Kirito yang dibicarakan Suguha adalah karakterku didalam game.

Alasan kenapa aku berbohong, itu karena aku harus «transfer» avatar Kirito dari ALO ke MMO penembak «Gun Gale Online», game dengan banyak masalah, sehingga aku dapat mengikuti turnamen «Bullet of Bullets».

Convert ini menggunakan fungsi VRMMO yang sama seperti yang digunakan platform «The Seed». Dengan begitu bisa mengubah sebuah karakter dari suatu game ke game yang lainnya dengan «menyimpan kekuatan yang sama». Ini adalah sebuah sistem yang tidak bisa dibayangkan beberapa tahun lalu. Tentu saja, ada beberapa batasan di sistem ini, dan yang paling bermasalah adalah aku hanya bisa memindahkan karakter, dan tidak bisa memindahkan uang and perlengkapan ke game yang baru. Dengan begitu, pemindahannya bukan sementara, tapi permanen.

Jika aku mengatakan aku mau pindah dari ALO ke game lainnya, Suguha, yang menyukai kerajaan peri tersebut, akan terkena dampak yang sangat buruk. Di sisi lain, aku ragu apakah aku harus menjelaskan pada Suguha kenapa aku memindahkan «Kirito» ke GGO. Itu karena hal ini ada hubungannya dengan rahasia paling kelam dari VRMMO.

Pria yang meminta aku untuk menyelidiki dunia GGO itu adalah Kikuoka Seijirou. Dia dulunya adalah anggota dari «Satuan Petugas Insiden SAO» dari pemerintah, dan sekarang, dia adalah anggota Kementrian Urusan Dalam dan Divisi dunia VR, seorang petugas pemerintah dari apa yang disebut «Divisi Virtual».

Di hari Minggu seminggu yang lalu, Kikuoka memanggilku dan memberitahuku sesuatu yang aneh. Dia berkata bahwa di antara jalan di dunia GGO, ada sebuah avatar yang mengatakan pada avatar lainnya «pembalasan» dan menembakkan peluru ke arah mereka. Itu hanya akan dianggap lelucon atau gangguan. Namun, di dunia nyata, telah ada dua pemain yang meninggal segera setelah mereka ditembak—itulah alasannya.

Aku merasa bahwa ada kemungkinan bahwa 90% semuanya adalah kebetulan.

Namun, aku tidak bisa menyepelekan sisa 10% kemungkinan dari «suatu hal»…jadi aku menerima permintaan berbahaya Kikuoka dan memasuki dunia GGO, berharap dapat bertemu dengan penembak yang telah menyebabkan keributan ini.

Karena tidak ada waktu untuk melatih karakter ku, aku hanya bisa mengubah karakter Kirito ku dari ALO dan mengikuti babak pendahuluan BoB di hari Sabtu kemarin untuk menarik perhatiannya. Pertarungan tembak-menembak dasar saja membuatku pusing, tapi untungnya, pemain pertama yang kutemui menjelaskan isi game ini pada ku, membuatku lolos babak penyisihan dan bertemu dengan orang yang bisa jadi adalah penembak itu.

Hingga sekarang, aku masih belum tahu apakah orang yang memanggil dirinya sendiri «Death Gun» itu benar-benar mempunyai kemampuan untuk membunuh pemain di dunia nyata melalui game itu sendiri. Namun, itulah yang membuat ku ingin mencari sesuatu.

Si «Death Gun» dan aku punya hubungan yang tidak terduga.

Seperti aku, si «Death Gun» adalah salah satu «orang yang selamat» dari game kematian itu—Sword Art Online. Juga, aku mungkin pernah bertarung dengannya dan bahkan berniat untuk mengakhiri hidupnya—…

“Kakak, kau membuat ekspresi yang menakutkan itu lagi.”

Setelah mendengar itu, tubuhku tiba-tiba tersentak. Mataku yang memandangi langit-langit dengan kosong langsung melihat Suguha yang sedang mengerutkan dahinya terlihat khawatir. Dia menaruh kertas cetakan yang disodorkan pada ku di meja, memegang tanganku dan melihat lurus ke arah ku.

“…Baiklah, erm, sebenarnya, aku tahu kalau kakak… «Kirito» pindah dari ALO ke GGO.” Kata-kata tersebut hampir membuat mataku loncat. Melihat itu, adik ku yang lebih muda satu tahun dariku memberikan senyuman dewasa yang menunjukkan bahwa dia telah mengetahui segalanya.

“Bagaimana mungkin aku tidak menyadari kalau Kirito telah menghilang dari daftar temanku?”

“…Tidak, tapi, aku berniat untuk kembali setelah akhir minggu ini…dan kamu tidak perlu mengecek daftar temanmu setiap saat…”

“Aku bisa merasakan tanpa melihat”

Ujar Suguha dengan mantap. Mata yang lebar itu bersinar dengan aura misteri, dan pada saat itu, aku benar-benar berpikir kalau orang ini adalah seorang perempuan. Pikiran ini benar-benar membuatku kikuk, lagi pula, rasa bersalah karena berpindah tanpa mengabari adik ku membuat ku berpaling. Namun, Suguha mengatakan dengan yakin padaku.

“…Saat aku sadar kalau Kirito telah menghilang kemarin, aku segera memutuskan sambungan dan bersiap mendobrak kamar kakak. Tapi, kakak pasti tidak akan punya alasan untuk bersembunyi dariku dan meninggalkan ALO. Aku berpikir pasti ada yang salah, jadi aku menghubungi kak Asuna.”

“Begitukah…”

Leherku turun setelah aku menjawab dengan singkat.

Aku hanya memberitahu Asuna—Yuuki Asuna dan «putri» kami, Yui si AI, kalau aku pindah dari ALO ke GGO. Bahkan jika aku hilang hanya untuk dua detik, atau mungkin berhari-hari, Yui, yang punya sebagian wewenang sistem login pasti akan segera tahu.

Dan Yui tidak suka jika aku menyembunyikan sesuatu dari Asuna. Tentu saja, dia akan mengerti jika aku memberitahu padanya kalau aku punya masalah, tapi aku tidak bisa melakukannya setelah mengingat kalau penjelasanku dapat membebani program utama Yui.

Jadi, aku hanya memberitahu Asuna dan Yui kalau ’Aku harus pergi ke GGO karena Kikuoka Seijirou memintaku’, dan menjelaskan bahwa tujuannya adalah untuk ‘menyelidiki jaringan di The Seed’. Namun, aku tidak bisa menjelaskan alasan utamanya pada mereka. Sebenarnya, hal itu tentang tembakan «Death Gun» di dalam game dan 2 kematian di dunia nyata—

Ini terdengar sangat aneh, tapi karena merasa terlalu unik, aku merasa ada yang janggal. Juga, ini adalah alasan terbesar kenapa aku tidak bisa memberitahu Suguha atau temanku yang lain kalau aku memindahkan dataku.

Aku melihat ke bawah dan bergumam, lalu, aku mendengar sesuatu bergerak.

Lalu, terdengar suara langkah kaki dan aku merasakan bahuku disentuh.

“Kakak.”

Suguha menyandarkan tubuhnya di punggungku dan berbisik di kupingku.

“Kak Asuna bilang kalau ‘dia akan kembali seperti biasa setelah membuat kekacauan di GGO’, tapi aku rasa dia pasti merasa sedikit khawatir. Aku seperti dia juga, karena…karena, kakak, kamu pulang sangat larut tadi malam, dan mukamu sangat menakutkan.”

“Be…narkah.”

Aku hanya bisa menjawab itu. Rambut pendek Suguha itu membelai leherku, dan suara dengan semburat napas dekat dengan telinga kiriku bersuara,

“Itu…tidak akan berbahaya, kan…? Aku tidak ingin kamu pergi ke tempat yang jauh…”

“…Aku tidak akan pergi.”

Kali ini, aku mengatakannya dengan jelas, dan menaruh tangan kananku di tangan kecil yang ada di bahu kiriku.

“Aku berjanji. Malam ini, setelah acara GGO selesai, aku akan kembali ke ALO…dan rumah ini.”

“…Un.”

Suguha nampaknya menganggukkan kepalanya, dan menyandarkan bagian atas tubuhnya padaku saat dia diam disitu.

Adik ku sudah putus asa saat dua tahun aku terjebak didalam SAO, dan aku harusnya tidak membuatnya sangat khawatir.

Sebenarnya, aku bisa saja mengirimkan pesan ke Kikuoka Seijirou kalau ‘Aku tidak mau melakukannya’, dan melupakan segalanya—Tapi setelah apa yang terjadi di babak penyelisihan kemarin, tenyata ada dua alasan yang membuatku sulit untuk melakukannya.

Salah satu alasannya adalah aku telah berjanji untuk bertarung melawan gadis itu «Sinon», yang memegang Sniper Rifle yang sangat besar, salah mengira aku sebagai pemain wanita, dan mengajariku semua jenis trik.

Dan alasan lainnya adalah dendamku pada «Death Gun».

Aku harus bertemu dengan pria berjubah abu-abu itu lagi, menegaskan «nama lama»nya—dan kedua temannya yang telah kubunuh dengan pedangku. Ini harusnya menjadi tanggung jawab yang ku lakukan ketika aku kembali ke dunia nyata…

Aku menepuk tangan Suguha yang ada di bahuku, dan berkata lagi,

Sword Art Online Vol 06 -019.jpeg

“Jangan khawatir, aku pasti kembali. Ayo cepat habiskan makanannya. Makanannya akan dingin.”

“…Un.”

Suara Suguha terdengar lebih kuat saat dia menganggukkan kepalanya, memeluk diriku di bahu dan melepaskannya setelah sesaat.

Setelah dia berlari kembali ke kursinya dengan langkah kecil, adik ku mempunyai senyuman yang cemerlang. Dia mengambil sesuap besar Paella, memasukkannya ke mulutnya, dan lalu memutar sendoknya dengan ringan.

“Omong-omong, kak.”

“…hm?”

“Aku dengar dari kak Asuna kalau kamu dapat banyak dari «pekerjaan» ini, kan?”

“Ugh!”

Pikiranku segera mengingat hadiah 300.000 yen yang aku setujui dengan Kikuoka dan katalog bagian-bagian PC yang sudah ku persiapkan untuk digunakan uang ini…Kurasa aku harus menghapus kapasitas penyimpanan dan menepuk dadaku dengan rasa percaya diri

“O, oh, aku akan membelikan apapun untukmu, jadi tunggu saja kepulanganku.”

“Bagus! Aku selalu ingin membeli sebuah nanocarbon shinai.”

…Sepertinya aku harus membetulkan kapasitas memori utama juga.


Aku berangkat lebih awal dari jam 3 sore untuk menghindari kemacetan, dan meloncat ke sepeda lamaku sebelum meninggalkan rumah.

Kendaraan itu bergerak melalui jalanan Kawegoe menuju arah timur, melewati Ikebukuro, dan bergerak melalui jalan Kasuga. Setelah itu, aku berputar ke arah selatan di Hongo, melalui Kota Bunkyou sebelum sampai di rumah sakit umum, yang adalah tujuanku.

Aku datang kemari kemarin, tapi ingatanku nampak sangat jauh.

Sebenarnya, alasannya sederhana. Aku tidak bisa tidur tak peduli berapa lama aku berbaring di tempat tidurku, dan aku hanya bisa tetap membuka mataku di dalam kegelapan saat aku mencoba mengingat masa lalu yang telah lama dilupakan di dalam diriku, seluruh proses penghancuran guild pembunuh «Laughing Coffin» saat masa SAO.

Pada akhirnya, aku akhirnya menyerah mencoba untuk tidur dan saat jam 4 di pagi hari, memakai AmuSphere, masuk ke dunia VR, memakai local area network untuk memanggil «putri» ku Yui dari PC di rumahku dan membuatnya berbicara denganku sampai «modus tidur» diaktifkan. Tapi, aku tidak dapat mimpi indah yang panjang karena tidurku tidak nyenyak.

Untungnya, aku tidak terlalu ingat isinya, tapi sebuah suara selalu terdengar di telingaku sejak aku bangun.

--Apakah kau Kirito?

Itu mungkin gumaman pemain yang dipanggil «Death Gun» katakan padaku di babak penyelisihan kemarin.

Dan ini juga sebuah pertanyaan untukku, orang yang menggunakan kata-katanya untuk membunuh dua—bukan tiga anggota «Laughing Coffin», termasuk pengawal Asuna itu.

Apakah itu kau? Kau kirito yang membunuh kami?

Aku tidak bisa langsung menjawab ‘itu benar’ ketika menghadapi pertanyaan ini, tidak peduli di babak penyisihan BoB atau mimpi.

Saat final jam 8 sore hari ini, Kurasa aku akan bertemu dengan orang yang terlihat seperti mayat hidup itu. Jika aku ditanyai pertanyaan itu lagi, aku harus mengakuinya tidak peduli apapun.

Tapi aku tidak punya rasa percaya diri kalau aku dapat melakukannya.

Merendahkan harga diriku aku tertawa tentang pikiran yang memalukan seperti itu, aku memarkirkan sepeda dan berjalan ke gedung bangsal.

Karena aku telah mengirim pesan sebelum aku pergi, perawat Aki telah menungguku di ruangan rumah sakit itu. Seperti kemarin, dia mempunyai kepang yang diikat dengan longgar di rambutnya, tapi hari ini, dia memakai kacamata tanpa bingkai di hidungnya. Dia sedang duduk di kursi di samping tempat tidur, menyilangkan kakinya yang panjang dan ramping sambil mengangkat salah satunya, dan membaca buku kertas yang tampaknya sedikit ketinggalan jaman. Namun, dia menutup bukunya dengan cepat dan tersenyum ketika melihatku.

“Ya, kamu datang lebih awal, nak.”

“Maaf sudah mengganggumu lagi hari ini, Aki-san.”

Setelah mengangguk padanya, aku melihat kearah jam dan menemukan bahwa sekarang belum jam 4. Masih ada lebih dari 4 jam sebelum final BoB dimulai, tapi aku tidak bisa belajar banyak jika aku khawatir terlalu banyak hingga melewatkan pendaftaran, kurasa lebih baik muncul lebih awal dan melakukan beberapa latihan tembak.

Aku menaruh jaketku di gantungan dan berkata pada perawat Aki.

“Baiklah, karena turnamen dimulai jam 8, kamu boleh mengambil ECG ku”

Pada akhirnya, perawat putih ini mengangkat bahunya sedikit.

“Tidak perlu. Aku sudah menyelesaikan tugas malam. Aku tidak ada tugas hari ini, jadi aku bisa menemanimu untuk beberapa jam.”

“Eh…erm, bukankah itu terlalu canggung…”

“Benarkah? Aku akan meminjam tempat tidurmu jika aku mau tidur”

Dia mengatakan kata-kata itu dan berkedip sedikit. Sebagai seorang pecandu berat VRMMO yang punya pengalaman BGR yang sangat kecil, aku hanya bisa berpaling. Perawat Aki tertawa kecil ketika melihat ku seperti ini. Saat orang ini melihat ku dalam posisi yang memalukan saat rehabku, aku tidak bisa menaikkan kepalaku untuk melihatnya.

Aku duduk di tempat tidur untuk menyembunyikan kecanggungan ini, dan dengan segera memindai melalui peralatan layar di sampingku dan dua helm bercincin tumpang tindih perak—«AmuSphere» yang telah disiapkan untuk ku.

Kikuoka dengan khusus menyiapkan mesin yang baru untuk ku, dan tidak ada satupun noda di kedua baja stainless maupun di kulit buat manusia. Desainnya yang trendi dan perasaan yang jauh melebihi NervGear yang dasar, dan lebih tepat untuk menyebutnya sebuah hiasan daripada peralatan elektronik.

Mesin ini harusnya tidak bisa menyebabkan gelombang mikro fatal seperti yang dikatakan iklan tagline-nya «pasti aman». Tidak, itu lebih seperti dirancang ketat untuk dapat menciptakan sinyal elektrik lemah.

Jadi biasanya, tidak perlu pergi ke rumah sakit dan menghubungkan diriku ke ECG dan meminta perawat untuk berdiri di sampingku untuk menjaga keamananku. Tidak peduli apa yang dia lakukan, dia tidak bisa melukaiku melalui AmuSphere ini.

Namun,

Pemain terkenal di GGO «Zexceed» dan «Usujio Tarako» benar-benar meninggal di kehidupan nyata.

Dan «Death Gun» avatar yang menembakkan peluru khayalan ke arah mereka adalah seseorang yang mem-PK dengan keinginannya sendiri di SAO…pemain pembunuh.

Jika aku menggunakan teknologi siluman, akankah ada bahaya yang akan kutemui?

Untuk contoh, para pemain yang dibunuh di dunia SAO akan mendapat suatu jenis «keinginan membunuh» atau «kebencian» digital yang akan cocok di lingkungan VR. Kekuatan ini dapat diubah oleh AmuSphere menjadi data, dan mengirim suatu jenis sinyal melalui jaringan ke tubuh mereka yang ditembak…menyebabkan jantungnya berhenti.

Jika dugaan ini benar, «Death Gun» dapat membunuh semua pemain di dunia nyata melalui game.

Juga, «Kirito» yang memegang pedang khayalan bisa berakhir membunuh «Death Gun» atau orang lain.

Aku telah membunuh pemain lain di Aincrad sebelumnya, mungkin lebih dari seluruh PKer.

Hingga sekarang, aku akan dengan sengaja melupakan mereka yang jatuh di pedangku. Namun, segel dari semua ingatan itu telah terbuka kemarin.

Tidak, itu lebih seperti aku tidak bisa melupakan mereka semua. Selama tahun yang lalu, aku hidup sambil berpura-pura bahwa tidak ada apapun yang terjadi, dan terus berlari dari dosa yang telah kuperbuat…

“Ada apa denganmu, nak? Kamu tidak terlihat baik.”

Ujung dari selop putih itu tiba-tiba mengetuk lututku.

Aku terkejut hingga bahuku kaku. Melihat ke atas, aku menemukan bahwa Perewat Aki melihat ke arahku melalui kacamata tanpa bingkai itu.

“…Ah…itu bukan apa-apa…”

Aku sedikit menggelengkan kepalaku, tapi tetap menggigit bibirku dengan keras pada akhirnya. Beberapa jam lalu, aku membuat Suguha khawatir untuk alasan yang sama. Terlalu memalukan bagiku untuk membiarkan Perawat Aki khawatir tentang aku bahkan setelah menyetujui permintaan macam itu.

Namun, Perawat Aki memberi ku senyum yang membesarkan hati yang di tunjukkannya saat aku melakukan rehab. Dia berdiri dari kursi, bergerak ke arahku dan mengatakan,

“Ini adalah kesempatan yang langka untuk seorang perawat yang cantik memberikan nasihat. Katakanlah apa yang ada di hatimu.”

“…Sepertinya aku akan mendapat ganjaran jika aku menolak.”

Fuu…setelah mengeluarkan nafas dengan keras, aku melihat ke lantai, ragu untuk sesaat, dan berkata,

“…Baiklah, perawat Aki. Kamu ada di bagian pembedahan sebelum pindah ke rehab, kan?”

“Un, itu benar.”

“Tolong maafkan pertanyaanku yang lancang dan langsung ini…”

Aku menengok ke kiri dan berkata dengan suara yang lebih lembut.

“…Seberapa lama pasien yang meninggal tinggal di pikiran anda…?”

Ini adalah pertanyaan yang akan membuatku ditegur atau bahkan tatapan kosong. Jika aku seorang perawat, aku akan bertanya-tanya apa yang akan bocah yang tidak tahu apapun tentang pembedahan bertanya sesuatu seperti dia tahu apa yang terjadi.

Namun, Perawat Aki tetap memberiku senyuman dan menjawab,

“Baiklah…”

Dia melihat ke arah langit-langit dari ruang pasien untuk sesaat, dan dengan lambat membuka mulutnya sebelum berkata,

“Jika aku mencoba mengingat, aku dapat mengingat nama dan wajah mereka. Bahkan jika itu seorang pasien yang bersamaku selama satu jam di ruang operasi yang sama…hm, aku masih bisa mengingat. Aku hanya melihat mereka tidur karena obat bius. Itu benar-benar tidak bisa dipercaya, kan?”

Dengan kata lain, ada beberapa kematian di operasi yang dilakukan Perawat Aki sebelumnya…Aku tahu ini bukan sesuatu yang bisa kusentuh secara asal, tapi aku terpaksa harus bertanya,

“Bukankah anda ingin melupakan mereka?”

Perawat Aki berkedip dua kali, mungkin karena melihat ekspresiku yang tidak aku ketahui setelah aku mengatakannya. Namun, bibir yang mempunyai lipstick tipis tetap menjaga senyumnya.

“Hmm, baiklah…Aku tidak tahu jika aku bisa menjawab pertanyaanmu ini…”

Perawat Aki mengatakan itu, dan lalu melanjutkan dengan suara yang sangat serak.

“Manusia akan benar-benar lupa ketika mereka merasa kalau ada sesuatu yang perlu dilupakan. Mereka tidak akan punya pikiran untuk ingin melupakan. Semakin kamu ingin melupakan, semakin kuat ingatan itu tinggal di dalammu, yang membuatnya lebih jelas, kan? Untuk hal itu, aku rasa…didalam hatimu, ketidaksadaranmu, kamu tidak ingin melupakan tentang itu, kan?”

Jawaban yang tidak diduga-duga membuatku menghembuskan nafas.

Semakin ingin kulupakan, semakin ku ingat…?”

Kata-kata ini masuk langsung ke hatiku, meninggalkan rasa yang sangat pahit dimulutku. Setelah aku mengubahnya menjadi senyuman yang merendahkan diri sendiri, aku mengatakan kata-kata ini,

“…Kalau begitu, aku benar-benar orang yang jahat…”

Menghindari tatapan ‘kenapa’ yang diberikan Perawat Aki, aku melihat diantara kakiku di lantai, mengepalkan tanganku dan menaruhnya di lututku, dan menggunakan tekanan ini untuk melepaskan kata-kata ini dari dadaku.

“…Aku membunuh 3 pemain…di SAO…”

Suara yang kering itu mengetuk dinding putih dari kamar pasien dan kembali sebagai gema yang menakjubkan. Tidak, kurasa hanya otakku yang terpengaruh.

Aku datang ke rumah sakit ini saat November dan Desember tahun lalu untuk penyembuhan, dan Perawat Aki adalah orang yang mengurusku. Begitulah dia tahu kalau aku terkurung didalam dunia virtual selama dua tahun. Namun, aku tidak memberi tahu apa yang terjadi di dunia itu.

Siapapun yang bekerja di bidang penanganan medis pasti akan merasa tidak bahagia setelah mendengar bahwa aku telah mengambil nyawa. Namun, aku tidak bisa berhenti bicara seperti itu. Aku hanya bisa merendahkan kepalaku dan berkata dengan suara serak.

“Mereka semua pemain merah…semuanya «pembunuh», tapi aku bisa memilih untuk tidak membunuh mereka dan membuat mereka tidak bisa bertarung. Tapi aku tetap membunuh mereka, karena kemarahanku, amarah…dan nafsu ingin balas dendam. Aku bahkan telah melupakan mereka selama tahun lalu. Tidak, aku masih belum bisa mengingat nama dan wajah mereka bahkan saat mengatakan ini sekarang. Dengan kata lain…Aku adalah macam orang yang bahkan melupakan orang yang aku bunuh sendiri.”

Saat aku menutup mulutku, ruangan pasien menjadi sunyi senyap.

Setelah sesaat, suara pakaian yang bergesekan dan guncangan dari kasur terdengar olehku. Aku rasa Perawat Aki yang duduk di samping kiri diriku akan meninggalkan ruangan ini.

Namun, aku salah. Sebuah tangan menjangkau dari belakang punggungku dan ditaruh di pundak kananku sebelum menarik aku dengan kuat. Saat ini, tubuh bagian kiriku menempel dengan erat ke seragam putih itu. Aku yang tegang ini mendengar suara lembut dengan nafas ringan di posisi yang sangat dekat dariku.

“Maafkan aku, Kirigaya-kun. Aku mengatakan dengan percaya diri kalau aku bisa meringankan masalah emosimu, tapi aku masih belum bisa menghilangkan beban di dirimu. Tentu saja, aku tidak bisa menanggungnya bersamamu.”

Tangan yang ada di pundak kananku mulai membelai tanganku.

“Aku belum pernah bermain VR game apapun, maupun «Sword Art Online»…jadi aku tidak bisa merasakan beban dari kata «membunuh». Namun…satu hal yang aku tahu hingga kamu harus berakhir melakukan itu karena kamu harus menolong seseorang, kan?”

“Eh…”

Kata-katanya mengejutkanku.

Untuk menolong orang lain. Unsur ini memang ada, ta, tapi, aku tidak bisa begitu saja…

“Dalam pengobatan, ada juga situasi dimana kami harus memilih siapa yang ingin kamu selamatkan, seperti membiarkan janin untuk menyelamatkan sang ibu, untuk membiarkan sebuah sayuran untuk menyelamatkan seseorang yang membutuhkan sebuah organ dan lain-lain. Didalam skenario skala besar atau bencana, ada standar untuk menangani ‘tingkat luka’ dan memprioritaskan yang memerlukan pertolongan. Tentu saja…itu bukannya kita bisa membunuh tanpa alasan yang bagus. Nyawa yang hilang tidak bisa diambil kembali tidak peduli berapa harga yang dibayar. Tapi…seseorang sepertimu juga harus punya hak untuk memikirkan seseorang yang telah diselamatkan karena dirimu. Kamu memiliki hak untuk memaafkan dirimu sendiri dengan memikirkan orang-orang yang telah kamu selamatkan.”

“Membiarkan diriku…untuk memaafkan diriku sendiri.”

Setelah aku mengatakannya dengan suara yang serak, aku menggelengkan kepalaku saat tangan Perawat Aki masih ada di diriku.

“Ta, tapi…Aku melupakan tentang orang-orang yang kubunuh, membuang tanggungjawab dan tugas, jadi aku harusnya tidak perlu dimaafkan…”

“Itu tidak akan menyakitkan jika kamu benar-benar lupa tentang itu.”

Setelah mengatakan itu dengan suara yang mantap, Perawat Aki menaruh tangan kirinya di tanganku dan menghadapkanku padanya. Mata panjang sipit dibelakang kacamata tanpa bingkai itu mempunyai sinar yang kuat didalamnya. Aku mengetahui kalau ada air mata yang mengalir dari mataku ketika dia menggunakan ibu jari dengan kuku jari yang pendek untuk mengelap mataku.

“Kamu masih mengingatnya dengan jelas. Tentu saja, kamu akan mengingat semuanya ketika waktunya untukmu mengingat. Itulah kenapa, kamu harus mengingat mereka yang kamu tolong dan selamatkan pada saat itu juga.”

Setelah mengatakannya, Perawat Aki menempatkan dahinya dekat dahiku.

Sentuhan dingin itu menyebabkan putaran di otakku yang berat reda. Pundakku juga mulai kendur, dan dengan lambat aku menutup mataku.


Beberapa menit kemudian, aku telah telanjang dada dan mendapat elektroda untuk ECG menempel padaku saat aku menaikkan tanganku untuk mengangkat AmuSphere.

Sejak kemarin malam, aku selalu mempunyai ketakutan yang berat dan dingin dan tanggungjawab menggangguku, dan sekarang beban ini akhirnya telah meninggalkan diriku. Tapi bagimana ketika aku bertemu orang itu di «Gun Gale Online» lagi? «Death Gun», beban ini akan menekanku lagi.

Layar VR yang berat seperti batang besi ditempatkan di wajahku. Aku menyalakannya, dan dengan segera, ada bunyi genta elektronik yang menandakan hitung mundur sebelum memulai. Aku memindahkan pandanganku dan berkata pada Perawat Aki yang duduk disamping peralatan layar,

“Aku akan meninggalkan pengawasan padamu kalau begitu. Dan, juga…untuk yang tadi…terima kasih.”

“Tidak, tidak perlu berterima kasih untuk itu.”

Setelah mengatakan itu dengan nada yang seperti pendeta, perawat itu mengenakan selimut tipis padaku. Aku menutup mataku dengan kuat diantara bau harum sabun bersih.

“Tidak akan ada apa-apa sebelum jam 8…Aku akan kembali dalam 10 menit. Aku akan pergi. LINK START!”

Ketika indraku mulai diputus, suara Perawat Aki dapat terdengar.

“Aku mengerti. Pergilah tanpa cemas, «Pahlawan Kirito».”

Apa…?

Sebelum aku bisa berpikir, kesadaranku telah meninggalkan kenyataan dan memasuki gurun tandus yang penuh dengan debu dan asap.



Catatan Penerjemah dan Referensi[edit]