Sword Art Online Bahasa Indonesia:Jilid 14 Bab 12

From Baka-Tsuki
Revision as of 10:23, 17 May 2014 by Nameless angel (talk | contribs) (Created page with "==Bab 12 - Pemimpin Tertinggi Administrator (Bulan ke-5 Kalender Dunia Manusia 380)== ===Bagian 1=== Integrity knights. Yang juga dikenal sebagai, integrators. Memiliki kema...")
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Jump to navigation Jump to search

Bab 12 - Pemimpin Tertinggi Administrator (Bulan ke-5 Kalender Dunia Manusia 380)

Bagian 1

Integrity knights. Yang juga dikenal sebagai, integrators.

Memiliki kemampuan ilmu pedang dan sacred art yang sangat hebat sebagai penjaga keteraturan yang tertinggi, mereka adalah prajurit yang mampu mengggunakan «armament full control art» seperti yang mereka inginkan.

Meskipun telah melindungi hukum dan aturan Dunia Manusia, dan demikian juga, peraturan Gereja Axiom, selama tiga ratus tahun lamanya, seluruh jumlah dari kelompok knight itu benar-benar sangat sedikit. Seperti nama dari Eldrie Synthesis Thirty-one, diangkat pada posisi itu hanya sekitar sebulan yang lalu, itu menunjukkan, mereka hanya berjumlah tiga puluh satu secara keseluruhan.

Tetapi, fakta itu hanya berperan untuk menegaskan kekuatan Integrity Knight dan ketakutan yang mereka telah bangkitkan, itu tidak melemahkan mereka sedikitpun. Bahkan dengan jumlah yang sedikit ketika dibandingkan dengan kelompok penyerbu di SAO atau ALO, mereka terus mengalahkan penyusup dari seluruh daerah Dark Territory yang mengelilingi Dunia Manusia.

Aku—Kirito yang pernah sekali dipanggil dengan nama «Beater» atau «Black Swordsman», dan sekarang elite swordsman-in-training yang belajar di Akademi Master Pedang Centoria Utara, berdiri untuk menantang Integrity Knight ini, dengan kekuatan yang sebanding dengan banyak orang, dengan hanya satu pedang panjang di pinggangku dan sahabat terbaikku sebagai partnerku. Pertempuran itu dimulai dari perkembangan yang tidak terduga melibatkan penahanan, pengurungan, dan melarikan diri, dibandingkan dengan memulainya dari diriku sendiri, tapi sekarang aku mengacungkan pedangku pada Gereja Axiom, organisasi yang secara tegas diterima sebagai pengatur, satu-satunya jalan yang tersisa hanyalah terus maju.


«Frost Scale Whip», Eldrie Synthesis Thirty-one.

«Conflagrant Flame Bow», Deusolbert Synthesis Seven.

«Heaven Piercing Sword», Fanatio Synthesis Two, dan anak buahnya, «Four Oscillation Blades».

«Fragrant Olive», Alice Synthesis Thirty.


Mengalahkan Integrity Knight dengan senjata kuat mereka, yang dikenal sebagai sacred instrument, dengan selisih yang tipis, aku hanya memusatkan diriku untuk terus memanjat tangga besar dari Katedral Pusat Gereja Axiom, tapi normalnya, pilihan itu seharusnya akan mustahil dengan kekuatan dari diriku saja.

Pedang hitam yang diukir dari batang «demonic tree», Gigas Cedar, selama satu tahun oleh Sadore, pengrajin dari Centoria Pusat.

Cardinal, penyihir yang memberikanku waktu istirahat dengan tempat beristirahat, makanan, dan juga informasi berguna mengenai dunia ini dan armament full control art agar dapat melawan knight itu.

Dan tentu saja, Eugeo, sahabat terbaikku yang selalu berada di sampingku selama dua tahun ini atau selama itu semenjak kita memulai perjalanan kita dari Desa Rulid—

Aku telah mengajarinya berbagai jenis sword skill untuk skill pedang lurus satu tangan, yang sekarang dikenal sebagai «Ilmu Pedang Aincrad-style», tapi itu tidak seberapa ketika dibandingkan dengan apa yang telah aku terima. Setelah terlempar ke dalam Underworld dari dunia nyata tanpa peringatan, aku hanya bisa berhasil untuk bertahan di dunia alternative ini dimana aku tidak dapat memahami awal ataupun akhir dari apapun yang ada di dunia ini, semuanya berkat bantuan, dorongan, dan petunjuknya.

Aku telah terpisah dari partnerku yang tidak dapat dibandingkan dari lantai kedelapan puluh dari Katedral Pusat. Hanya Integrity Knight Alice dan aku yang terlempar keluar dari menara melalui lubang besar yang terbuka di dinding di tengah pertarungan hebat kita.

Dengan susah payah meyakinkan Alice untuk menyarungkan pedangnya dan menghabiskan malam untuk memanjat dinding luar yang vertical, kita entah bagaimana berhasil kembali menuju menara di lantai kesembilan puluh lima. Memanjat tangga untuk mengejar Eugeo yang seharusnya sampai terlebih dahulu, kita mengejar di belakang orang aneh yang memanggil dirinya Kepala Pemimpin Chudelkin dan mencapai lantai kesembilan puluh sembilan—satu lantai jauhnya dari ruangan pemimpin tertinggi, Administrator.

Di ruangan yang tidak dipenuhi dengan apapun selain dari tangga yang menghubungkan menuju Ruangan Para Tetua dan disk elevator yang terangkat menuju lantai keseratus, aku akhirnya bertemu kembali dengan partnerku.

Tapi dia tidak lagi anak laki-laki yang lahir di daerah perbatasan yang aku kenal selama ini.

Dia adalah Integrity Knight terbaru, ditutupi dengan armor perak kebiruan, Eugeo Synthesis Thirty-two.

Itu adalah nama dari sahabat terbaikku.


Blue Rose Sword yang Eugeo genggam dan pedang hitam yang aku genggam mengeluarkan cahaya hijau muda yang jelas dan terang di ruangan gelap ini.

Lintasan yang benar-benar simetris. Dengan langkah pertama dan tehnik yang sama—itu mungkin adalah hal yang normal karena kita berdua melakukan skill pedang, tipe menyerbu, «Sonic Leap», tapi waku penggunaanya benar-benar sama, waktu ujung pedang itu melewati puncak dari lintasannya, waktu ketika cahaya itu memperlihatkan sinyal bahwa kekuatannya sudah mencapai maksimum, dan waktu ketika pedang perak dan hitam legam itu menyerbu satu sama lain.

Aku bukan tidak berpikir panjang ketika menggunakan skill ini. Metode untuk menghentakkan kaki, gerakan dari tubuhku, dan gerakan dari tanganku yang dipercepat skill pedang sebanyak tiga kali lipat.

Meskipun begitu, «Sonic Leap» Eugeo tidak memiliki jeda di belakangku bahkan sepersepuluh detik. Dengan kata lain, dia telah mempercepat skillnya hingga sampai batasnya. Dan aku belum pernah mengajarinya apapun mengenai tehnik itu sama sekali.

Eugeo pasti secara bersikeras dan terus menerus mengayun pedangnya tanpa kusadari. Ratusan dan ratusan kali, hari demi hari. Sampai dia dapat mendengar «suara» dari pedang kesayangannya.

"......Kenapa?"

Aku memaksakan suara rendah yang dapat kukeluarkan saat menyilangkan pedang dengan usaha yang keras.

"Kenapa kau dapat kalah pada sesuatu seperti «Synthesis Ritual». Bukankah semua latihan pedang...yang kau lakukan semenjak dari Rulid dan hingga sampai di Centoria Pusat hanya untuk mengambil kembali teman masa kecilmu yang berharga, Alice?"

"........."

Menerima hantaman pedangku tanpa mundur bahkan satu langkah ke belakang, Eugeo tetap mengatakan perkataan sebelumnya "Aku tidak memiliki apapun untuk dikatakan padamu", dan tidak berusaha untuk menggerakkan mulutnya yang tertutup. Aku berpikir aku samar-samar melihat, cahaya terang di dalam mata hijaunya pada saat dia mendengar nama Alice, tapi itu juga tertutup oleh kegelapan pekat dalam sekejap. Atau mungkin, itu juga adalah ilusi yang dibawa oleh cahaya hijau terang yang terus dipancarkan dari kedua pedang.

Jika situasi yang seimbang ini, terus berlanjut, pertarungan kecepatan sangat tinggi dalam jarak dekat mungkin akan dimulai pada saat «Sonic Leap» berakhir beberapa detik kemudian. Tidak akan ada waktu lebih jauh untuknya berpikir. Aku harus menaruh semua yang aku miliki untuk berpikir di waktu sedikit yang aku miliki.

Integrity Knight diciptakan dari apa yang dikenal sebagai «Synthesis Ritual», yang secara efektif memanipulasi secara langsung pada jiwa. Untuk lebih lengkapnya, bagian dari ingatan yang terpenting dari target itu akan dikeluarkan dan «piety module», kesetiaan yang palsu, akan ditanamkan sebagai gantinya.

Integrity Knight Eldrie memiliki kondisi pikirannya terganggu pada saat dia mendengar nama ibunya dan piety module yang dimaksudkan hampir terjatuh dari dahinya. Pada dasarnya itu berarti pemimpin tertinggi, Administrator, telah mengambil ingatan mengenai ibunya dan membuatnya menjadi Integrity Knight.

Integrity Knight lainnya seharusnya memiliki ingatan terpenting mereka diambil dengan cara yang sama.

Itu mungkin adalah ingatan dari istrinya di masa lalu untuk Deusolbert. Aku sama sekali tidak memiliki dasar untuk menduga untuk Wakil Komandan Fanatio dan Komandan Integrity Knight Bercouli, tapi aku rasa kesempatan bahwa itu adalah keluarga atau orang yang dicintaiya sangat tinggi.

Jika memang begitu, siapa yang ada di ingatan yang diambil dari Alice...Integrity Knight emas yang melihat pada pertarungan satu lawan satu diantara Eugeo dan diriku?

Kelihatannya kemungkinan besar itu adalah saudara perempuannya yang sebenarnya, Selka, yang seharusnya tinggal di Desa Rulid. Alice menunjukkan reaksi kuat dengan sekejap ketika menyebutkan Selka yang keluar dariku pada saat waktu istirahat kita di teralis yang dibangun pada dinding luar katedral. Air matanya mengalir keluar ketika dia mengetahui saudara perempuannya dan bahkan mendorong ketetapan hatinya untuk melawan Gereja Axiom.

Tetapi, piety module Alice tidak menunjukkan tanda-tanda kegelisahan bahkan ketika dia mendengar nama Selka. Aku masih kekurangan informasi untuk mengetahui apakah itu disebabkan oleh enam tahun menjadi Integrity Knight atau ingatan yang diambil itu bukanlah mengenai Selka.

Bagaimanapun juga, menganggap semua dugaan itu memang benar.

Siapa yang berada di dalam ingatan yang dimiliki pemimpin tertinggi, Administrator, yang diambil dari Eugeo?

Disk elevator lingkaran itu, yang digunakan oleh Kepala Pemimpin Chudelkin untuk melarikan diri ke atas dan dipanggil kembali olehku, tetap tidak bergerak dengan jarak yang pendek dari kita saat kita saling menyilangkan. Lubang itu berada satu meter lurus di atas dari langit-langit. Aku meyakini ruangan pemimpin tertinggi seharusnya berada jauh di dalam sana, tapi aku tidak dapat melalui kegelapan pekat. Bahkan jika Administrator berada di balik lubang itu, aku tidak dapat merasakan keberadaannya.

Tetapi, Eugeo telah melalui «synthesized» oleh pemimpin tertinggi satu jam yang lalu—dengan kata lain, dia memiliki ingatan dari seseorang yang paling berharga telah diambil darinya. Siapa seseorang yang ada di ingatan itu?

Hanya ada satu jawaban yang terlintas di pikiran. Itu tidak mungkin seseorang selain dari gadis yang diambil pergi oleh Integrity Knight Deusolbert dihadapannya, yang jejaknya selalu dia kejar di belakangnya semenjak delapan tahun lalu, Alice Schuberg—yang sekarang dikenal sebagai Alice Synthesis Thirty.

Tapi jika memang begitu, kenapa Knight Eugeo, yang melakukan pertarungan pedang denganku pada saat ini, tidak menunjukkan satu reaksipun bahkan setelah melihat Alice yang hanya sepuluh meter jauhnya?

Eldrie yang piety modulenya hampir terlepas hanya dengan mendengar nama ibunya. Jika ketidakstabilan itu muncul dari pendeknya waktu yang dia habiskan sebagai knight, itu seharusnya tidak akan aneh jika Eugeo, untuk melalui itu hanya satu jam berlalu semenjak waktu itu, memperlihatkan lebih banyak «gejala» yang dimiliki Eldrie, saat melihat pada Alice.

Dan meski begitu, hati Eugeo tetap saja benar-benar tertutup dihadapan mataku. Jika itu bukanlah ingatan mengenai Alice yang diambil, cukup siapa atau apa yang Administrator telah lepaskan dari dirinya—

Cahaya dari skill pedang itu menghilang dari kedua pedang yang saling bersilangan pada saat aku memikirkannya hingga sejauh itu.

Kehilangan dorongan dari bantuan sistem, pedang putih dan hitam itu dengan kuat terdorong kembali dari tekanan.

Baik Eugeo, dengan ekspresi wajahnya masih tetap, dan aku, yang menggeretakkan gigiku dengan kuat, mengangkat tinggi pedang kita sementara percikan api orange masih tertinggal.

"Ooohh!"

"...!"

Teriakan pertarungan kita, baik keras dan pelan, terdengar keluar pada saat kita mengayun pedang kita secara diagonal ke bawah dari sisi kanan dengan gerakan yang benar-benar sama. Saling berhantaman, pedang yang tertangkis itu kemudian ditarik menjadi tebasan horizontal dari sisi kanan. Menggeser jauh pedang itu ketika pedang itu saling berhantaman, aku mengayun itu secara diagonal ke bawah dari kiri. Ini, juga, berakhir dengan perlawanan keras.

Keterkejutan meliputi pada diriku sekali lagi bahkan saat kita melanjutkan pada perlawanan kedua kita.

Pedang itu berada pada kelas yang sama, tapi pemegang pedang itu tidak berada pada kondisi yang sama. Berbalik dengan pakaian tipis yang aku pakai, bagian atas dan bawah, Eugeo adalah armor tebal. Meskipun terbungkus dengan peralatan yang beratnya beberapa kali lipat dariku, tebasannya bahkan sama sekali tidak melambat sepersepuluh detik. Apakah menjadi Integrity Knight meningkatkan kekuatannya atau itu adalah «penjelmaan» yang sedang berkerja, yang dikatakan oleh Alice tepat sebelum pertarungan?

Aku mengetahui sistem, yang tidak dapat dijelaskan oleh logika di dalam dunia VRMMO yang tidak terhitung jumlahnya yang telah kualami hingga sejauh ini, ada di dunia ini. Kekuatan dari penjelmaan, kekuatan untuk membayangkan, kekuatan yang tidak terlihat itu bahkan dapat menyebabkan fenomena yang melebihi kemampuan dari sacred art berangking tinggi untuk saat ini.

Meskipun bagaimana Eugeo seharusnya memiliki ingatan dan emosinya benar-benar tersegel pada saat menjadi Integrity Knight, kekuatan dari tekadnya menjadi lebih tajam seperti ujung es. Itu sudah jelas hanya dengan bagaimana dia telah menggerakan Blue Rose Sword yang telah aku bawa menuju tangannya sendiri pada saat awal pertarungan ini, dengan apa yang seperti telekinesis[1]—meskipun Alice mengatakan itu sebagai «tangan penjelmaan».

Apa yang masih tersisa di dalam pikiran Eugeo sekarang? Apakah kekuatan dari tekadnya untuk mengambil kembali Alice dari gereja mendorong kekuatan dibaliknya yang menjadi seorang Integrity Knight, tapi sebagai gantinya, apa yang menyebabkan suatu jenis pikiran untuk terlihat sendiri di dalam kehampaan besar yang tertinggal dibaliknya setelah ingatan itu telah diambil?

Aku tidak ingin mempercayai bahwa itu adalah kesetiaan terhadap Gereja Axiom dan pemimpin tertinggi yang secara paksa tertulis di jiwanya, tidak juga aku ingin mempercayai seperti itu. Blue Rose Sword menahan pedang hitamku bahkan tanpa sedikipun bergemetar tidak mungkin dapat ditahan dengan tekad palsu seperti itu.

Di matanya, yang dingin seperti es, masih ada sesuatu yang menyala terang padanya. Aku mempercayai seperti itu.

Dan berbicara mengenai cara untuk membangkitkan itu, maka hanya akan ada satu cara—

"...Eugeo."

Mendorong kembali pedangku dengan semua kekuatan yang dapat aku kumpulkan, aku berbisik.

"Kau mungkin tidak mengingatnya dengan keadaanmu yang sekarang...Tapi kita belum pernah bertarung secara serius sampai saat ini, bukan begitu?"

"......"

Matanya yang sekali lagi bersinar hijau terang terlihat biru tua tanpa ada satupun cahaya yang ada di dalamnya. Memfokuskan secara keras ke dalamnya, aku melanjutkan.

"Aku memikirkan tentang itu setiap, dan berulang kita sementara kita berpetualang menuju Centoria dari Rulid atau bahkan setelah kita memasuki akademi pusat. Jika kita hendak saling menyilangkan pedang untuk pertarungan sebenarnya, siapa yang akan menang? ...Jika berbicara secara jujur, kau akan melewatiku suatu saat nanti, itulah apa yang aku pikirkan."

Eugeo menerima tatapanku secara langsung tanpa berkedip bahkan sekali—tidak, dia tidak mempedulikanku. Di matanya sekarang, aku tidak lebih dari penyusup yang harus dia singkirkan. Dia akan menebasku dengan sekejap dia menyadari celah paling sedikit. Tetapi, aku mempercayai perkataanku akan mencapai hatinya yang tertutup, bahkan jika hanya satu bagian yang berhasil sampai, dan aku meneriakkan perkataan terakhirku.

"...Tapi sekarang bukanlah waktunya. Kau tidak dapat mengalahkanku dengan keadaanmu yang sekarang, setelah melupakan tentangku, tentang Alice, tentang Tizei dan Ronie, dan tentang Cardinal juga. Aku akan membuktikan itu padamu tepat sekarang."

Aku menahan nafasku pada saat aku menyelesaikan perkataanku dan menngumpulkan kekuatanku yang terkumpul dari seluruh tubuhku pada pedangku.

Kerutan samar-samar terlihat di dahi Eugeo saat dia mencoba untuk memukul mundur pedangku.

Aku dengan segera menarik kembali pedangku dengan satu gerakan pada saat itu.

Gyarin! Pedang itu bergeser dan menciptakan cahaya dari percikan api di kegelapan yang suram ini. Aku terdorong ke belakang sementara Eugeo terjatuh ke depan.

Jika aku menahan diriku di tanah, Eugeo akan mendapat serangan setelah sedikit jeda untuk memperbaiki posturnya, aku terjatuh menuju ke tanah, dengan punggung pertama kali menyentuh itu, tanpa melawan gerakan itu. Aku melihat tangan kanan Knight Alice telah terulur menuju pinggang kirinya di ujung penglihatanku. Aku menduga dia pasti telah menilai bahwa aku telah kalah dan bermaksud untuk menarik Fragrant Olive Swordnya, untuk menganggu duel ini.

Tapi keputusan itu kira-kira tiga detik terlalu cepat. Hasil dari itu akan ditentukan oleh hasil dari rencanaku—atau dengan tingkat pengetahuan Eugeo dengan Aincrad style.

Aku denga tajam mengangkat kaki kananku tepat sebelum punggungku menghantam pada tanah. Cahaya yang bersinar terang dari ujung sepatuku dan menyinari wajah Eugeo dari bawah.

"Ooohh!"

Mengeluarkan teriakan pendek, aku menarik tubuhku saat aku berputar. Aincrad-style «Martial Arts», tehnik tendangan putaran belakang, «Gengetsu».

Skill ini dapat diaktifkan bahkan pada saat sementara terjatuh ke belakang telah menyelamatkan hidupku tidak terhitung kejadian di hariku selama di SAO. Meskipun aku belum pernah menggunakannya sama sekali setelah dimasukkan ke dalam Underworld, baik itu pertarungan sebenarnya ataupun latihan, gerakan yang telah tertanam dalam tubuhku. Dan yang paling penting, Eugeo belum pernah melihat skill itu sebelumnya.

Tapi di sisi lain, aku telah mengajarinya «martial arts» meliputi pukulan dan dorongan bahu. Eugeo telah menunjukkan bakatnya pada bagian itu juga, untuk bahkan mampu mencapai serangan ketiga dari skill tingkat tinggi dari «Meteor Break» termasuk tackle dan serangan tebasan, lupakan serangan menusuk sederhana seperti «Senda».

«Gengetsu» mungkin akan dihindari jika dia telah mengetahui tentang tehnik menendang itu melalui pengamatannya sendiri atau jika dia menduga bahwa skill itu mungkin ada. Dan celah yang tertinggal setelah tehnik menendang ini akan sangat besar jika dihindari. Aku tidak dapat menghindari untuk tertebas jika aku meleset.

—Ini tergantung pada, Eugeo!

Berteriak secara sengaja, aku mengayun kaki kananku menuju dahi dari partnerku.

Kedua mata Eugeo masih tetap dipenuhi dengan hawa dingin yang membeku bahkan di situasi ini. Memutar bagian atas tubuhnya dengan ekspresi yang tidak berganti, dia mencoba untuk menghindari tendanganku. Tetapi, dia masih akan terjatuh ke depan dari hantaman kita sebelumnya. Rahang bawahnya yan tidak terlindungi mendekati ujung dari sepatuku, yang terbungkus dengan efek cahaya.

"-...h!"

Teriakan tajam keluar dari mulut Eugeo.

Blue Rose Sword yang digenggam di tangan kanannya bergetar saat itu bergerak menuju ke samping. Tapi tidak ada tebasan yang diharapkan untuk sebanding dengan kecepatan kakiku. Jika aku hanya mengabaikan itu dan fokus pada......

Tidak.

Eugeo sama sekali tidak bertujuan untuk serangan balik. Dia ingin untuk menahan kaki kananku, bukan tubuhku, dengan penahan pedang itu, bukan pedangnya.

Menahan dengan gagang, dengan secara tidak langsung. Tehnik berguna ini yang seharusnya tidak ada di Underworld dimana ilmu pedang menekankan pada keindahan dan keberanian. Bahkan di hariku selama di SAO, hanya seseorang yang terbiasa bertarung dengan manusia yang akan menggunakan tehnik ini.

«Gengetsu» akan mendapati lintasannya teralihkan jika dia menahan tendangan kakiku dari samping.

Jadi, apa yang seharusnya aku lakukan?

"——!"

Menggeretakkan gigiku, aku dengan susah payah mencoba untuk menarik kembali kaki kananku saat itu masih melesat. Tapi skill itu akan meleset jika aku menariknya kembali terlalu jauh dari tempat itu. Memperlambat itu dengan apa yang terasa seperti setengah dari setengah detik, aku membiarkan tangan kanan Eugeo bergerak terlebih dahulu.

——Sekarang!

Gashiin!!

Hantaman keras terdengar keluar.

Dibandingkan dengan target awalnya, yakni tenggorokan Eugeo, «Gengetsu» mengenai bagian dari tangan kanan yang memegang pada pedang itu. Aku tidak dapat mengharapkan membuat banyak luka pada tangannya yang dilengkapi dengan sarung tangan besi yang kaut seperti Integrity Knight lainnya. Tetapi, hantaman itu sudah cukup untuk rencanaku.

Tangan kanan Eugeo terangkat dan Blue Rose Sword di tangannya telah terlempar juga, berputar saat itu terangkat, tertusuk sendiri menuju langit-langit marbel.

Melihat kejadian itu di ujung pandanganku yang cepat, aku mengeratkan genggaman dari pedang hitamku sebagai persiapan untuk untuk menyerang pada saat mendarat dari putaran ke belakang.

Sepatu kananku, dengan jejak dari efek cahaya yang masih tertinggal padanya, menyentuh ke bawah pada lantai. Menekukkan lututku, aku menahan hantaman itu dan menghentakkan kakiku dengan semua yang aku punya, tanpa memperhatikan apapun untuk memperbaiki posturku. Menekankan kaki kiriku dengan semua kekuatan yang aku punya, aku menargetkan pelindung dada Eugeo yang tidak terlindungi, mengeluarkan «Slant», skill pedang satu tebasan yang menebas menuju kanan dari sisi kiri—

"——!?"

Apa yang aku lihat, ketika aku mencoba memperbaiki posturku yang hampir terjatuh ke depan ketika mengaktifkan skill pedang, adalah tangan kiri Eugeo yang terulur menuju aku dan titik cahaya hijau bersinar dari kelima jarinya.

"Burst element."

Pengucapan yang tenang keluar dari mulut Eugeo. Titik dari cahaya itu—lima «aerial elements» meledak secara bersamaan, membawa angin ledakan yang hampir menelanku. Tekanan udara itu tidak menyebabkan luka pada diriku, tapi aku benar-benar kehilangan pijakanku, dan terlempar seperti kain.

"Guohh...!"

Sambil merintih, aku membuka lebar kedua tanganku dan dengan susah payah mencoba memperbaiki posisiku. Menghantamkan kepalaku pada dinding dalam posisi ini mungkin akan mengambil sepuluh dari Lifeku. Entah bagaimana menghentikan tubuhku dari berputar saat aku hendak terlempar oleh badai itu, aku membalikkan kedua kakiku menuju dinding terdekat.

Hantaman keras mengalir dalam diriku pada saat aku mendarat, menusuk melalui bagian atas kepalaku, dan aku menahan rasa kaku di seluruh tubuhku saat aku beberapa saat masih menempel di dinding sebelum terjatuh ke lantai. Saat mengangkat wajahku ke atas, aku melihat Eugeo juga terdorong mendekati dinding di sisi yang berlawanan oleh angin, seperti yang diduga, tapi itu kelihatannya berat dari armornya yang telah membiarkannya untuk tetap berada di tanah. Dengan tenang berdiri ke atas dari posisi jongkok, wajahnya masih tetap mempertahankan emosi yang tidak ada yang menjengkelkan itu.

Suara pelan mencapaiku dari sisi kanan pada saat berdiri setelahnya.

"...Apakah dia benar-benar Eugeo, partnermu?"

Seseorang yang bertanya adalah Alice yang melihat pada seluruh pertarungan ini di dinding sesuai dengan permintaanku. Aku menatap pada knight perempuan yang terbungkus dengan armor emas untuk beberapa saat, lalu menjawab dengan bisikan juga.

"Apa maksudmu? Bukankah kau adalah seseorang yang mengatakan bahwa dia telah menjalani synthesized?"

"Itu memang benar...Aku tidak dapat menemukan kata-kata yang tepat, tapi..."

Apa yang Alice katakan setelah perkataan yang jarang itu telah membantah dugaanku.

"Orang itu jauh terlalu hebat untuk bertarungan bagi seseorang yang baru saja dibuat, tidak, untuk seseorang yang baru saja diubah menjadi Integrity Knight. Bahkan jika kita mencoba mengkesampingkan «tangan penjelmaan» sebelum pertarungan dan aerial element art yang baru saja dia gunakan, aku sangat sulit mempercayai bahwa dia pemula."

"...Kau tidak hanya mendapatkan kemampuan seperti itu hanya dengan menjadi seorang Integrity Knight?"

Aku hanya ingin mengkonfirmasi, tapi teguran keras dengan segera terdengar dari sampingku seperti yang diduga, dan secara insting membuatku meringkuk meskipun dalam situasi seperti ini.

"Skill dari Integrity Knight itu tidak mudah untuk didapatkan! Kita memahami kunci dari secret moves dan sacred art hanya melalui periode waktu yang panjang dari melatih diri sendiri, lupakan tehnik penjelmaan dan armament full control art!"

"B-Benar....Tapi, lalu, apa yang sebelumnya itu...? Eugeo seharusnya tidak mampu untuk menciptakan lima element dari satu tangan untuk saat ini tapi..."

"Karena itu aku membalikkan pertanyaan ini padamu. Apakah dia benar-benar Eugeo?"

"......"

Aku menutup mulutku dan menatap pada knight dengan armor perak kebiruan yang mulai berjalan dengan santai menuju ke arahku.

Tinggal di lantai keseratus dari Katedral Pusat ini yang hanya lurus satu lantai dari tempat ini, pemimpin tertinggi, Administrator, adalah pengguna sacred art hebat yang sebanding dengan Cardinal, penyihir di Ruangan Perpustakaan Besar. Seseorang yang mampu untuk menggunakan art mengerikan untuk memanipulasi ingatan manusia sepertinya bahkan mungkin mampu mempersiapkan tiruan yang benar-benar sama dengan orang asli dari penampilannya.

Tapi—

"...Dia adalah Eugeo."

Aku berguman dengan suara serak.

Bahkan tanpa ada cahaya yang ada di matanya, bahkan tanpa ada darah yang mengalir melalui pipinya, bahkan tanpa ada senyuman di mulutnya, Integrity Knight itu pasti adalah partnerku dan sahabat terbaikku, Eugeo dari Rulid. Aku telah membuat banyak kesalahan semenjak tiba di dunia ini, tapi aku dapat mengatakan itu dengan sangat yakin.

Aku tidak mengerti bagaimana dia dapat menggunakan tehnik yang bahkan dapat mengejutkan Alice, seseorang yang memiliki rangking tiga dalam hal kemampuan, dengan segera setelah diubah menjadi Integrity Knight. Dan sejak awal, aku bahkan tidak dapat mengetahui kenapa forced synthesis yang seharusnya membutuhkan waktu tiga hari dan tiga malam berakhir kurang dari satu jam.

Tapi tidak peduli bagaimana anehnya situasi ini, aku hanya memiliki satu tugas untuk dilakukan sekarang agar itu dapat terjadi.

Untuk menaruh semua yang ada pada diriku pada pedangku dan menyerang. Semuanya untuk itu.

Mengambil nafas dalam dan menghembuskannya, aku mengeratkan genggaman pada pedang hitamku. Mungkin merasakan semangat bertarungku, tapi Eugeo masih berdiri di bagian tengah aula itu dan dengan tenang mengangkat tangan kanannya. «Tangan penjelmaan» yang tidak terlihat itu menarik pedang panjang yang tertusuk pada langit-langit dan mengembalikannya menuju genggaman dari pemiliknya.

Ya—Blue Rose Sword yang dibanggakan itu tidak akan pernah tunduk pada peniru.

Eugeo memutar sacred tool yang benar-benar sangat berat tanpa kesulitan, dan lalu mengatur menjadi posisi tingkat menengah yang tepat. Pada saat melihat posturnya, yang sama sekali tidak ada celah apapun, Alice berbisik dengan suara pelan.

"Apakah aku akan melayaninya sebagai lawan?"

"Jangan bersikap seperti idiot."

Setelah penolakan secara langsung, aku menggenggam pedang kesayanganku ke depan juga. Bahkan jika mereka berdua kehilangan ingatan mereka satu sama lain, Eugeo dan Alice adalah teman masa kecil yang dibesarkan di Desa Rulid. Aku tidak dapat mungkin membiarkan mereka berdua bertarung, dan yang lebih penting, menyadarkan Eugeo adalah tugasku.

Meskipun bagaimana dia menjadi sangat marah padaku ketika memanggilnya seorang "idiot" sementara kita bergelantungan di dinding luar katedral, Alice hanya mengambil langkah ke belakang dengan diam untuk sekarang dan melipat tangannya di depan dadanya. Sebagai jawaban pada pertimbangan berani yang diperlihatkan, untuk tidak berbuat apapun bahkan dengan resiko aku akan tertebas, aku berkata.

"...Terima kasih."

Aku mengalihkan pikiranku setelah perkataan dari respon pendek itu.

Melupakan apapun yang tidak dibutuhkan dalam pertarungan ini. Menjadi satu dengan pedang dan menyerbu, mengeluarkan semua kemampuanmu. Kau tidak mungkin dapat mengalahkan Integrity Knight Eugeo dan juga sebaliknya, tidak juga kau dapat mencapai hati dari sahabat terbaikmu di balik armor tebal itu.

Ujung dari pedang hitamku bergetar hingga dapat terdengar. Itu seolah-olah jejak dari petir yang bergemuruh di langit kejauhan pada hari dimana kita memulai perjalanan dua tahun lalu telah melintasi waktu untuk tiba pada saat ini.

—Aku mengandalkanmu, partner.

—Aku akan memastikan untuk memberikanmu nama ketika pertarungan ini berakhir...Jadi pinjamkan aku kekuatanmu.

Memohon kepada pedang kesayanganku yang ada di tangan kananku, aku mengambil nafas dalam lainnya dan berguncang hingga berhenti.

Suara, lingkungan, dan bahkan hawa panas dan hawa dingin menghilang dari kejauhan. Tidak ada yang berada di dunia ini selain dari pedang hitamku dan aku, Blue Rose Sword dan Eugeo. Aku telah merasa takut, dan menunggu saat ini di dalam hatiku semenjak dua tahun sebelumnya.

—Ayo maju, Eugeo!!

Aku dengan keras menghentakkan kakiku ke tanah, berteriak tanpa suara.

Eugeo masih tetap dalam postur tingkat menengah dan menunggu seranganku.

Trik kecil tidak akan bekerja pada Eugeo dengan keadaannya yang sekarang, yang mampu dengan bebas menguasai ilmu pedang Aincrad-style dan sacred art berangking tinggi dengan kehendaknya.

Menyerbu lima belas meter dengan sekejap, aku mengeluarkan tebasan ke bawah dari sisi kanan dengan gerakan dari semua kecepatan dari serbuanku.

Sebaliknya, Eugeo mengeluarkan tebasan ke atas dari sisi kanan dengan kedua tangannya setelah melangkah maju yang hampir membuat retak lantai itu.

Pedang hitam dan perak itu saling berhantaman, memancarkan cahaya yang menyilaukan sebagai gantinya. Menilai bahwa itu tidak akan berubah menjadi pertarungan diantara skill pedang pada jarak ini, aku menggerakan tangan kiriku pada penahannya juga. Menahan diriku pada pedang yang berat pada saat melambat, aku mengambil cara terpendek untuk menarik pedang itu dalam posisi di atas kepala.

Jika spsifikasi pedang dan kemampuan swordsman berada dalam level yang sama, tebasan vertical yang kuat tidak dapat benar-benar ditangkis dengan tebasan horizontal atau diagonal. Dia hanya dapat memilih dari dua pilihan yang ada, untuk menyerang kembali dengan tehnik yang sama, atau melarikan diri dari jangkauan tebasan.

Tetapi, pedang Eugeo telah menyimpang ke kanan dari serangan sebelumnya dan tidak dapat diangkat saat ini. Sebagai tambahan, beban tubuhnya condong menuju ke sisi kanan, jadi dia tidak dapat dengan segera melompat ke belakang. Kali ini. Aku pasti akan—!

Meninggalkan semua keraguan yang dapat menghambat gerakanku, aku mengayunkan pedangku.

Ujung dari pedang hitam itu mengenai bagian atas dari bahu Eugeo, yang dilindungi armor perak kebiruan.

Tidak peduli bagaimana tingginya prioritas yang dimilikinya, armor Integrity Knight sama sekali tidak cukup untuk menahan serangan dari sacred instrument tanpa kerusakan.

Pedang itu tertembus ke dalam armor itu dengan suara metal, yang keras, terayun lurus ke bawah hanya meninggalkan perlawanan yang sesaat. Garis cahaya lurus pada Eugeo, dari bahu kirinya hingga dadanya.

Suara pecahan, seperti gelas yang pecah, bergema dengan segera setelahnya, dan armor tebal itu menjadi pecah.

Bagian metal kecil itu tersebar melalui udara disertai dengan kabut merah tua. Itu tidak terasa dalam menilai dari ketahanannya, tapi pedangku telah menebas pada tubuh Eugeo pada akhirnya.

Aku merasa seperti aku telah menebas pada diriku sendiri, di tempat yang sama, dalam sekejap aku menyadari bahwa aku telah melukai sahabatku. Wajahku menjadi mirng, menginginkan untuk mengalihkan pandanganku, tapi aku tidak dapat mungkin untuk menahan tanganku di sini. Membalikkan pergelangan tanganku pada saat tebasan vertical itu mencapai lantai, menggunakan energi elastisitas[2] dari seluruh tubuhku untuk melanjutkan dengan tebasan ke atas—

Pedang hitam itu terhempas lurus menuju ke samping dengan suara hantaman.

Eugeo telah menendang jauh pedangku dengan pelindungi kaki kanan, dengan tidak adanya rengutan dari rasa sakit yang berasal dari luka baru di bahu kirinya hingga dadanya.

Menyadari gerakan itu akan menuntun menuju serangan balik, aku dengan susah payah memiringkan tubuhku yang bergetar. Sementara Blue Rose Sword melesat mendekat dari samping.

Aku mempertaruhakan segalanya untuk menghindari tebasan langsung pada leherku, tapi itu masih menebas lurus melalui bahuku kiriku. Merasakan hawa dingin yang kaku dibandingkan denga rasa sakit, menghentakkan kaki kananku ke lantai dengan semua kekuatan yang aku punya dan mentackle Eugeo yang baru saja mengayunkan pedangnya dengan bahu kirinya yang terluka.

Rasa sakit hebat, serta menyakitkan yang sebelumnya tidak terasa menjadi tersentak keluar padaku saat semburan darah segar yang keluar tersebar di udara.

Eugeo berdiri kaku dengan kakinya berada di balik kabut merah tua, menolak untuk terjatuh.

Serangan balik secara langsung akan menjadi mustahil dari postur seperti ini. Aku mengangkat pedang kesayanganku menuju sisi kanan dengan genggaman satu tangan sekali lagi. Cahaya terang dari biru muda menyelimuti pedang hitam itu.

Skill pedang, skill tebasan diagonal, «Slant». Jika ini berhasil mengenai bahu kanannya, Eugeo tidak akan mampu untuk mengayunkan pedangnya, seperti yang dia lakukan hingga sejauh ini, dengan kedua tangannya terluka.

"Ra...aahh!"

Itu terjadi ketika berteriak pada saat mengeluarkan serangan itu.

Sebuah cahaya merah bersinar dari balik Eugeo.

Itu adalah cahaya dari skill pedang. Tapi tidak ada satupun Aincrad style yang dapat menebas sementara bahu kanan dan punggungnya terbuka di hadapanku.

Bahkan dengan kedua mataku terbuka lebar dengan keterkejutan, aku mengaktifkan «Slant», tidka lagi mampu untuk menghentikan pedangku.

Tubuh Eugeo dengan cepat berputar melawan arah jarum jam beberapa saat kemudian. Tebasan horizontal mendekat dari sisi kiri, meninggalkan jejak cahaya merah.

Skill pedang itu...Skill pedang satu tebasan untuk pedang dua tangan, «Back Rush». Tehnik serangan balik untuk berputar ketika musuh menghadap punggungmu.

Tapi aku tidak pernah mengajari Eugeo tehnik seperti itu.

Hantaman berat itu menyikirkan pikiran itu menjauh menjadi bagian. Back Rush Eugeo dan Slantku berhantaman dan pedang kita terlempar ke belakang sekali lagi.

Darah segar dari bahu kiri kita menarik garis putus-putus saat Eugeo dan aku mengayunkan pedang kita lurus ke atas dengan gerakan yang benar-benar sama seolah-olah kita hendak ditarik secara bersamaan.

Cahaya biru tua mengalir melalui kedua pedang tersebut.

Skill satu tebasan vertical dari atas kepala, «Vertical».

Itu dapat dikatakan, bahwa skill itu tidak sepenuhnya vertical. Vertical biasanya akan miring sekitar sepuluh derajat tergantung pada gerakan tangan penggunanya dan seperti itu, lintasan dari kedua pedang yang saling berhadapan akan bersilangan jika itu diaktifkan secara bersamaan, mendorong jauh mereka berdua pada saat berhantaman.

Itu terjadi untuk kali ini juga, tapi hanya setengah dari itu. Pedang hitam dan Blue Rose Sword berhantaman untuk sekitar ketiga kalinya pada akhirnya dan mengeluarkan percikan api yang menyilaukan.

Tetapi, tidak seperti SAO yang dulu, ada beberapa kejadian ketika dorongan kembali itu tidak terjadi ketika skill pedang saling berhantaman di Underworld. Itu kelihatannya disebabkan oleh tekad untuk bertarung dari kita berdua—apa yang dapat dikatakan sebagai kemampuan untuk membayangkan, menjelmakan—menahan kekuatan tolakan itu.

Kedua pedang itu, saling bersilangan seolah-olah itu hendak saling menelan satu sama lain, mengeluarkan percikan api orange dan sinar cahaya biru. Eugeo dan aku memulai pelawanan ketiga kita, pedang dan tangan kanan kita berderit saat kita mencoba untuk menyelesaikan skill pedang kita masing-masing sementara menatap satu sama lain dari jarak dekat.

Menatap pada mata Eugeo dibalik percikan api yang tersebar itu, aku bertanya melalui mulutku denga gigiku yang bergemeretak.

"...Apa skill itu sebelumnya memiliki nama?"

Eugeo berguman dengan ekspresi wajahnya yang tenang, seperti permukaan air yang membeku.

"...Baltoh style, «Head Sea»"

Aku tidak dapat dengan segera mengingat dimana aku mendengar style itu, aku mengerutkan dahiku, lalu akhirnya menyadarinya.

Baltoh style. Itu adalah style yang dimiliki oleh elite swordsman-in-training, Gorgolosso Baltoh, yang Eugeo telah layani sebagai valet trainee sampai bulan ketiga dari tahun ini di Akademi Master Pedang Centoria Utara.

Siswa yang lahir sebagai bangsawan kelas atas memandang rendah pada itu karena struktur skill itu kasar tanpa ada perasaan dari bangsawan, seperti Serlut style dari Solterina-senpai yang aku layani, ketika dibandingkan dengan Norkia dan High Norkia styles.

Tapi memikirkan tentang itu, itu hanya dapat berarti itu berguna di pertarungan sebenarnya. Eugep pasti telah mempelajari skill dasar dari Gorgolosso-senpai selama satu tahun dia melayaninya sebagai valet.

Jika memang seperti itu, maka itu memperlihatkan satu misteri lagi yang mencolok.

"Eugeo...Apa kau mengingat siapa yang mengajarimu skill itu?"

Aku bertanya sekali lagi bahkan sementara mengumpulkan semua kekuatanku untuk menahan pedang.

Jawaban yang diduga datang setelah jeda yang pendek.

"Aku tidak tahu, dan aku tidak mempedulikannya juga."

Meskipun bagaimana dia seharusnya telah mengeluarkan semua kekuatannya juga, baik suara dan ekspresinya tetap dingin dan kosong.

"Aku tidak ingin mengetahui apapun selain dari orang itu. Aku akan menggenggam pedangku untuk orang itu, dan aku hidup hanya untuk menyingkirkan musuh dari orang itu..."

"............"

Seperti yang diduga, itu kelihatannya dia telah melupakan tidak hanya mengenai Alice dan aku, tapi Gorgolosso-senpai juga. Di sisi lain, dia mengingat nama skill itu dan bagaimana menggunakannya.

Jika seseorang yang diubah menjadi Integrity Knight memiliki semua ingatan mereka tereset, mereka akan kehilangan semua skill pedang yang mereka telah latih, bersamaan dengan sacred art yang mereka telah pelajari. Karena itu, pemimpin tertinggi, Administrator, menciptakan metode rumit untuk menangani itu, «Synthesis Ritual».

Untuk menahan alirang dari ingatan target tersebut, dibandingkan dengan menghapus itu semua. Aku masih belum yakin tujuan tertentu dibalik itu, tapi itu dapat dikatakan menyerupai retrograde amnesia[3], yang dapat dikatakan sebagai kehilangan ingatan, di dunia nyata, dimana seseorang itu kehilangan ingatan mengenai dirinya dan orang lain, tapi tetap mempertahankan kemampuan berbicara dan kehidupan sehari-hari.

Apa yang berperan sebagai penghalang yang memotong aliran dari ingatannya akan menjadi piety module yang dimasukkan ke dalam jiwa Eugeo—fluctlightnya. Siapa yang sebelumnya menempati tempat dimana piety module itu berada sekarang? Jika hanya aku mengetahui tentang itu, aku mungkin sebenarnya mungkin memiliki kesempatan untuk membuat mata Eugeo terbuka......

Tidak.

Kata-kata saja pastinya tidak akan cukup untuk untuk menghancurkan sihir Administrator.

Aku telah berbicara dengan banyak orang dengan pertarungan pedang semenjak hari dimana aku terjebak di dalam kastil besi melayang, Aincrad. Asuna, Suguha, Sinon, Absolute Sword. Bahkan setelah datang ke dunia ini, ada Solterina-senpai, Head Elite Swordsman-in-training Uolo, dan knights, Eldrie, Deusolbert, and Fanatio. Dan Alice yang melihat pada pertarungan ini dari belakang.

Pedang di dunia virtual memiliki arti yang lebih banyak dibandingkan dengan hanya objek polygon. Sebagai seseorang yang hidup dengan bertumpu pada pedang, apa yang berada di dalam pedang itu yang dibutuhkan untuk mencapai semangat lawannya. Pedang yang bebas dari kebencian dapat mengirimkan perasaan yang melebihi apa yang kata-kata dapat sampaikan pada saat ini. Aku mempercayai itu.

Cahaya biru muda virtual itu menutupi kedua pedang yang saling bersilangan meredup saat itu mulai menghilang.

Aku telah mengumpulkan semua sampai batas terakhir dari semua kekuatanku yang di sini dan sekarang.

Untuk memproyeksikan semua dari diriku menuju hati dari sahabat baikku.

"Eu...geo———!!"

Aku mengayun pedangku dengan teriakan dengan sekejap skill pedang itu berakhir.

Serangan dengan semua kekuatanku. Menangkis. Tebasan Eugeo. Menahan itu dengan bagian bawah pedang. Kaki kita masih tetap di situ saat kita melanjutkan mengayunkan pedang kita pada jarak terdekat yang paling mungkin. Pertarungan pedang itu menciptakan aliran pertarungan dan percikan api terus menerus, memenuhi sekeliling kita dengan suara dan cahaya.

"O...oooo——!!"

Aku berteriak.

"Se...aaaa——!!"

Sword Art Online Vol 14 - 035.jpg

Eugeo, juga mengeluarkan teriakan untuk pertama kalinya.

Lebih cepat. Bergerak lebih cepat.

Eugeo menemaniku dalam saling bertukar serangan, secara insting tanpa henti, tanpa menggunakan semua style, semua skill, semua taktik, tanpa kehilangan jeda.

Aku dapat merasakan penahan yang tidak terlihat itu menjadi terpisah setiap kali kita saling menyilangkan pedang.

Mulutku membentuk senyuman kasar tanpa kusadari. Ya, Eugeo dan aku pasti telah bertarung, tidak bermain pedang dengan cara yang sembarangan seperti ini, pada waktu dulu. Itu bukanlah pada saat di arena latihan di Akademi Master Pedang. Itu bukanlah pada saat di perjalanan menuju pusat juga. Benar, itu saat di padang rumput dan hutan di dekat Desa Rulid...Dengan pedang kayu buatan sendiri yang terlihat seperti bulu telah menempel pada itu sebagai mainan kita...Dimana kita tanpa pikir panjang menyerang satu sama lain, menyebut itu sebagai latihan pertarungan pedang, seperti yang dilakukan anak kecil...

Apakah Eugeo dan aku telah melakukan hal seperti itu setelah pertemuan pertama kita yang sedikit lebih dari satu tahun yang lalu?

Apakah yang beberapa bagian yang terpisah itu...adalah ingatanku......?

Gakii——inn! Suara metal yang kuat terdengar keluar dan memotong keadaanku yang tidak sadar untuk sesaat.

Betemu dengan sudut yang menakjubkan, pedang hitam dan Blue Rose Sword memperlihatkan kekuatannya satu sama lain dan mereda saat itu saling bersilangan satu sama lain sekali lagi.

"......Eugeo..."

Sebagai respon dari bisikan yang keluar dari mulutku.

Mulut Eigeo menjawab dengan gerakan yang samar-samar.

Aku tidak dapat mendengarkan suaranya, tapi aku mengerti. Integrity Knight dengan mata hijau itu mengatakan namaku.

Kerutan yang jelas telah terukir pada dahi putih, mulusnya. Giginya yang bergemeretak dengan erat dibalik mulutnya yang baru saja terbuka, titik dari cahaya yang samar-samar berkedip di mata yang tenggelam di kegelapan.

Mata itu menangkap pemandangan dari Knight Alice yang berdiri di dinding di belakangku dari balik bahuku.

Mulutnya bergemetar sekali lagi. Mengucapkan nama Alice tanpa suara.

"...Eugeo...Apa kau mengingatnya sekarang, Eugeo!?"

Aku berteriak dengan kebingungan. Pedangku terlepas dengan cepat dan aku telah terdorong ke belakang, dengan posturku hampir terjatuh. Tapi Eugeo masih berdiri dengan pedangnya terangkat di pertengahan daripada mengejarku.

Akhirnya sampai hingga berhenti setelah melarikan diri di dekat Alice, aku mengambil nafas dalam dan memanggil nama sahabat terdekatku dengan suara sekeras yang aku bisa.

"Eugeo—!!"

Knight itu bergetar dengan keterkejutan dan perlahan mengangkat wajahnya yang menunduk ke bawah.

Ekspresi pucat wajahnya tidak berubah, tapi itu sudah pasti memiliki suatu yang dapat dianggap sebagai emosi. Kebingungan, kegelisahan, penyesalan, dan keinginan...membentuk senyuman yang samar-samar, sepertinya sejumlah besar emosi yang dibekukan oleh art yang telah membuat kerangka tebal dari es bergetar bahkan sedikit demi sedikit.

"......Kirito."

Setelah sedikit jeda.

"Alice......"

Pendengaraku tidak mungkin membohongiku untuk kali ini. Suara Eugeo telah memanggil nama kita.

"Eugeo......"

Aku memanggilnya sekali lagi dan warna dari mulutnya yang membentuk senyuman menjadi lebih gelap.

Dia memutar Blue Rose Sword yang digenggam tangan kanannya pada gagang bagian belakang. Merendahkan tangannya, dia menusukkan ujungnya pada lantai marbel. Pedang putih kebiruan yang diselimuti kabut secara samar-samar tertusuk sekitar dua sentimeter ke dalam lantai dengan suara yang jelas.

Menganggap itu sebagai pernyataan untuk mengakhiri pertarungan, aku menurunkan pedang hitamku juga. Mengeluarkan nafas yang tertahan di tenggorokanku, aku mengambil langkah maju dengan kaki kananku.

Tetapi.

Rangkaian kejadian yang tidak terduga terjadi beberapa saat kemudian.

"Kiritoo!"

Alice adalah seseorang yang meneriakkan namaku keluar dari belakang. Aku tidak mengetahui ketika dia berada dalam jarak sedekat ini, tapi dia menyelimuti tangan kirinya di sekitar tubuhku dari belakang dan mengangkat tubuhku dengan tinggi.


"...«Release recollection»."

Pengucapan itu.

Inti sebenarnya dibalik tehnik pertarungan terhebat dari Underworld, «Armament Full Control Art» yang dapat membangkitkan ingatan senjata dan memperlihatkan kekuatan hebatnya—«melepaskan ingatannya».

Blue Rose Sword memancarkan sinar cahaya biru dan putih yang menyilaukan.

Aku tidak dapat menghindar maupun menangkis. Hawa dingin yang membeku itu menyebar dengan pedangnya sebagai pusatnya dengan sekejap menutupi seluruh aula luas itu dengan es. Pintu terbuka yang menuju tangga di ujung lantai itu dan disk elevator yang dapat dinaiki menuju lantai keseratus telah ditutupi dengan es tebal bersamaan dengan Alice dan aku, hingga sampai di dada kita, membuat kita benar-benar tidak dapat bergerak. Jika itu bukan Alice yang mengangkat tubuhku ke atas, kepalaku kelihatannya akan tenggelam di dalam es juga.

Kita telah menemui Komandan Integrity Knight Bercouli Synthesis One yang dibekukan hingga sampai di lehernya hingga seperti ini di pemandian besar lantai kesembilan puluh lima dari katedral.

Aku tidak memandang rendah pada Release Recollection art Eugeo setelah itu membekukan pemandian luas, yang cukup untuk dianggap salah sebagai kolam renang, dipenuhi dengan air panas dengan kecepatan yang bahkan knight terkuat dan tertua tidak dapat melarikan darinya. Tapi tidak ada sama sekali air untuk membekukan lantai kesembilan puluh sembilan. Aku masih dapat mengerti jika ada beberapa cryogenic elements di sekitar tempat ini, tapi cukup dimana semua es ini berasal?

Tidak, itu bukanlah sesuatu yang aku seharusnya merasa terkejut.

Kenapa Eugeo melakukan sesuatu seperti ini? Dia seharusnya mendapatkan kembali ingatannya, jadi kenapa dia harus mengurung Alice dan aku di dalam es?

Menahan hawa dingin yang mengalir melalui seluruh tubuhku, aku dengan susah payah memaksakan suaraku untuk keluar.

"Eugeo...Kenapa...?"

Perlahan mengangkat dirinya ke atas sekitar lima belas meter jauhnya, Eugeo perlahan berbisik dengan senyuman sedih yang terlihat.

"...Maaf, Kirito...Dan Alice. Tolong, jangan mengejarku dari belakang..."

Dan anak laki-laki yang merupakan sahabat terdekatku dan teman masa kecil Alice menarik Blue Rose Sword dari lantai dan berjalan menuju disk elevator di bagian tengah dari aula itu.

Disk marbel itu yang dengan tebal ditutupi oleh es seperti tangga mulai bergerak ke bawah dan ke atas, tapi itu mulai naik, menyebarkan bagian es saat itu bergerak, setelah knight yang ada di atasnya meratakan dengan ujung pedangnya.

Senyuman yang terbentuk dari mulut Eugeo, kelihatannya mengekspresikan banyak hal, tetap tersisa hingga lubang terbuka di atas langit-langit menelannya.

"......Eu...geo—!!"

Teriakan keputusasaanku tenggelam oleh suara keras saat disk elevator itu telah menjadi satu dengan langit-langit.


Catatan Penerjemah