Sword Art Online Bahasa Indonesia:Jilid 10 Selingan II

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Selingan II[edit]

Suara sepatu boot bergema di seluruh ruangan luas .


"Swordsman Elit dalam pelatihan Eugeo-dono, Saya melapor! Tugas menyapu hari ini selesai!"


Sumber suara itu adalah seorang gadis muda berpakaian seragam abu-abu pemula swordman dalam pelatihan.

Belum sebulan ini sejak dia masuk sekolah di musim semi dan menjadi valet, sikapnya penuh akan kegugupan.

Eugeo telah mencoba memperlakukan dia sebaik mungkin, tapi apapun yang dia katakan, dia tak pernah bisa santai... Tapi Eugeo mengerti situasi ini karena dia seperti itu tahun lalu. Dalam beberapa hal, fakta bahwa hanya ada 12 swordman elit yang lebih menakutkan dari para instruktur sendiri untuk murid pemula.

Butuh waktu sekitar 2 bulan untuk melakukan percakapan biasa, dan sama juga untuk Eugeo. Akan tetapi,bagaimanapun dia bukan rekan yang tipikal, dan ini hanya akan menjadi satu-satunya pengecualian.

Setelah menutup buku teks tua seni suci, Eugeo berdiri dari kursi bersandaran tinggi dan mengangguk sambil berkata.

"Terima kasih untuk semuanya, Teiza. Sekaran kamu bisa kembali ke asramamu... Eh, erm..."

Pandangannya berpaling pada gadis berambut warna teh berdiri di sebelah Teiza yang berambut merah tua, yang juga menegakkan punggungnya.

"...Maaf, Ronie. Aku menyuruh orang itu kembali setelah ruangannya disapu ..."

Eugeo meminta maaf untuk rekannya yang menghilang setelah latihan, pemula dalam pelatihan bernama Ronie melebarkan matanya dan menggelengkan kepala,

"Ti-tidak apa, tugasnya hanya selesai setelah laporan!"

"Begini, meskipun ini memalukan, tunggulah sebentar lagi. Aku tak tahu bagaimana mengatakannya, beginii... Aku meminta maaf atas kelakuan teman sekamarku.."

Akademi Master Pedang Kekaisaran Norlangarth adalah institusi yang mengumpulkan putra dan putri bangsawan di Norlangarth dan mendidik mereka untuk menjadi swordsman terbaik. Tapi sekali mereka melewati gerbang sekolah, mereka yang berdarah bengsawan harus memulai dari dari garis yang sama dengan pemula dalam pelatihan lainnya.

Untuk kelas satu, hampir tak ada kesempatan unutk menyentuh pedang sungguhan, jadi hal yang mereka hanya bisa lakukan berlatih terus menerus dengan pedang kayu, mempelajari Seni Pertarungan dan Seni Suci. Juga, Para pemula dalam latihan harus menyelesaikan tugas bermacam-macam lainnya sambil belajar.

Tugas yang diserahkan pada mereka ditentukan dari nilaimu dalam ujian skill pedang. 90% dari siswa ditugaskan untuk membersihkan sekolah dan merawat peralatan ,atau menanam Bunga-bunga suci. 12 siswa teratas ditugaskan menjadi valet untuk para swordsman elit, dan sering menjadi sasaran kecemburuan ,keirian dari rekan-rekannya dan 2 bulan kegelisahan.

Tapi, meskipun mereka disebut valet, tugas-tugas yang mereka yang dapat tak berbeda jauh dibandingkan dari murid-murid lain. Mereka membersihkan ruangan para swordsman elit seperti kawan-kawannya membersihkan ruang kelas dan area latihan. Jika siswa yang valet ikuti adalah orang buruk yang membuang sampah dengan sengaja, membuat masalah atau cenderung pergi keluar dan menghilang, valet itu akan kesusahan setiap hari.

"...Jika kamu mau, Ronie, Aku bisa berbicara pada guru dan mengganti guru pribadimu... Jika kamu tetap mengikuti orang itu, ini akan menjadi tahun yang susah buatmu."

"I-ini tidak susah sama sekali!"

Setelah mendengar ide Eugeo, Ronie sekali lagi menggelengkan kepala, dan saat itu juga, ada suara yang akrab datang bukan dari pintu, tapi dari jendela terbuka yang dipenuhi cahaya kuning matahati terbenam.

"Fufu, apa yang kamu bicarakan di belakangku?"

Orang yang baru tiba di ruangan melalui jendela lantai 3 itu yang berpakaian seragam swordsman elit, Kirito. Penampilannya sama, tapi seragamnya berwarna hitam pekat, tak seperti milik Eugeo yang biru dan abu-abu. Warna dari seragam bisa dipilih karena merupakan salah satu dari banyak hak istimewa bagi swordsman elit dalam pelatihan.

Setelah melihat Kirito membawa kantong yang berbau sangat sedap, Ronie menunjukkan wajah lega,tapi segera menunjukkan ekspresi tegang lagi, dan suara sepatu boot bergema dalam ruangan.

"Swordsman elit Kirito-sama, Saya melapor! Tugas menyapu hari ini selesai tanpa tertunda!"

"Oke, terima kasih untuk semuanya."

Kirito dengan malu menggaruk kepalanya saat menjawabnya, tak terbiasa dengan mempunyai valet biasanya. Melihat ke arahnya, Eugeo tersenyum masam dan mulai menanyai rekannya apa yang terjadi.

"Uh, Kirito, Aku takkan bilang untuk tidak keluar dari kampus, tapi gadis-gadis ini lebih sibuk dari kamu, jadi kembalilah sebelum tugas menyapu selesai. Lagian, kenapa kamu harus datang melalui jendela?"

"Datang melaui jendela merupakan jarak terdekat jika kamu datang dari Jalan Selatan ke3. Ingat itu juga, Ronie dan Teiza. Mungkin akan berguna di masa depan."

"Jangan ajari mereka hal-hal aneh! ...Bicara tentang Jalan Selatan ke3, benda dalam kantong kertas itu pie madu kan?"

Bau manis yang tercium dari tangan Kirito dengan hebat merangsang perut pra-makan malam Eugoe

"...Benar itu enak, tapi kau tak perlu membeli banyak-banyak."

"Fufu, kamu hanya perlu mengatakannya langsung jika kamu mau, Eugeo-kun."

Kirito menyeringai sambil mengambil 2 pie madu segar keemasan. Dia meletakkan satu di mulutnya, satu di sebelah Eugeo, dan dengan lembut meletakkan kantong kertas yang tersisa di tangan Ronie.

"Saat kamu kembali ke asrama, makanlah ini dengan teman sekamarmu."

"WAAA!" Segera, Ronie dan Teiza memekik senang seperti gadis umur 15-16 tahun seharusnya lakukan, tapi segera dengan cepat berdiri kembali.

"Ter-Terima kasih banyak, Swordsman elit dalam pelatihan-sama!" ujar Ronie.

"Ayo cepat kembali ke asrama agar "Nyawa" makanan tidak berkurang terlalu banyak! Sampai jumpa besok!" kata Teiza dengan keras.

Setelah melakukan hormat simpel cepat, keduanya berjalan melalui ruangan dengan sepatu boot mereka berbunyi, membuka pintu, dan keluar dari koridor.

Mereka mengangguk sedikit sambil menutup pintu, pekikan senang bisa didengar dengan langkah kaki yang cepat menghilang ketika mereka semakin menjauh.

Sword Art Online Vol 10 - 331.jpg

"..."

Sambil menggigit potongan besar pie panggang segar, Eugeo menatap Kirito.

"...Apa?"

"Tidak, tidak ada apa-apa. Aku hanya berpikir, oh swordsman elit dalam pelatihan Kirito-sama, bahwa kamu mungkin telah melupakan alasan sebenarnya mengapa kita disini."

"Ha, siapa yang bisa melupakan itu?"

Kirito dengan cepat manghabiskan pienya, dan setelah menjilati ibu jarinya, matanya yang hitam segera melihat ke jendela- jauh di atas asrama swordsman pemula adalah menara besar Gereja Axiom yang berdiri di tengah tengah Centoria.

"3 kali lagi... Kita akhirnya sampai disini. Pertama, kita harus mengalahkan 10 swordsman elit lainnya saat tes kelulusan, dan mendapatkan peran sebagai perwakilan sekolah ini. Kemudian, kita harus mengalahkan om-om, para kesatria dan penjaga saat Turnamen Kepiawaian Berpedang Kekaisaran. Setelah itu, kita harus menjadi 2 terakhir yang tersisa dalam Turnamen Persatuan Empat Kekaisaran. Akhirnya, kamu bisa menjadi seorang Kesatria Integritas dan bebas masuk menara itu."

"Mn... 1 tahun lagi... kemudian, kita akhirnya dapat..."

—Dapat bertemu dengannya, gadis berambut pirang, temanku yang dibawa oleh Kesatria Integritas di depan mataku sendiri delapan tahun yang lalu.

Eugeo mengalihkan matanya dari Katedral Pusat jauh, dan memfokuskannya pada pedang hitam dan putih tergeletak pada dinding ruangan.

...Selama pedang-pedang takdir yang menuntun kita masih disini, kita pasti takkan pernah gagal...

Eugeo sangat percaya tanpa keraguan sedikitpun.


(Alicization Running Selesai)