Silver Cross and Draculea (Indonesia):Jilid04 Bab4

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Chapter 4 - Kobahitasi Crimson[edit]

Secara mengejutkan, Rushella adalah orang pagi.

Pada awalnya, kehidupan nokturnal lebih diinginkan oleh bioritme vampir, tetapi bangun lebih awal bukanlah hal yang buruk.

Meskipun dia hanya takut tentang begadang dan tertidur kemudian selama kelas sore hanya untuk dibangunkan oleh Hisui. Namun, bangun pagi adalah hal yang menyegarkan.

Sejujurnya, dia biasanya bangun lebih awal daripada Hisui.

Dan menyelinap ke kamarnya.

Aspek ini adalah salah satu yang diduga dari seorang vampir.

Pintu kamar Hisui selalu tidak dikunci. Bahkan jika dia mengunci pintu, Rushella akan mendobraknya. Itu sebabnya menyerang kamarnya tidak membutuhkan usaha yang banyak.

Hari ini, sekali lagi dia bangun sebelum jam alarm Hisui berdering, dan berusaha untuk membangunkan Hisui sebelum jam berdering, atau lebih tepatnya menghisap darahnya.

Kemarin, dia tidur sebelum Hisui kembali dari berbelanja, sepertinya dia pulang dengan benar.

Seperti biasanya, wajah tidurnya dibawah selimut sangat damai tanpa kewaspadaan.

"Fufufu, lagi dengan wajah ceroboh, dalam kenyataannya kamu ingin darahmu dihisap oleh aku, bukan?"

Dia menjilat bibirnya sendiri sambil bergumam, dan mendekati dia dengan hati-hati agar tidak membangunkan dia.

Saat bibir merah mendekati leher itu seperti biasanya, Hisui membuka matanya.

"Apa ini? Kamu bangun. Yah tidak apa-apa, tetap diam."

"Siapa kamu?"

Sambil menggosok matanya, Hisui memiringkan kepalanya.

Itu mungkin bahwa dia tidak bisa melihat wajah tersebut dengan baik dalam gelap karena tirai yang tertutup, tetapi hanya dua orang yang tinggal disini.

"Apa yang kamu lamunkan? Apa kamu lupa wajah tuanmu sendiri?"

"....Tuan? Apa yang kamu bicarakan?"

"Jadi kamu masih setengah tidur? Ini aku, cepat bangun!"

Rushella meraih kerah kemeja Hisui dan mengguncang dia.

Hisui berkedip-kedip, terkejut.

Dengan kepastian, dia seharusnya sudah bangun sepenuhnya, tetapi dia masih tampak bingung.

"Serius, siapa kau? Seorang pencuri? Seorang perampok? Kau punya keberanian, aku akan memberimu itu. Yah itu beruntung bahwa kau datang ke kamarku. Jika itu adalah kamar Miraluka, itu tidak akan berakhir hanya dengan dicincang menjadi daging cincang. Pergilah, sebelum kau menderita konsekuensi yang menyakitkan."

"Apa yang kau katakan? Siapa yang kau sebut pencuri!? Yah, karena aku tinggal di kamar Miraluka ini, aku akan menghukum siapapun yang berani kurang ajar secara langsung! ....Tunggu, itu sudah menjadi kamarku! Seolah-olah aku peduli tentang seseorang yang sudah mati!!!"

"Apa yang kau lakukan? Hei, aku serius akan memanggil Miraluka dan menyuruh dia menghajarmu... Dia adalah tukang tidur yang parah. Jika dia mengetahui bahwa dia terbangun karena kau, kau akan sangat menderita."

"Apa sesuatu akan terjadi jika kau memanggil seseorang yang bahkan tidak ada disana? Ada batas untuk seberapa jauh kau ngelindur!"

"Ehh... Tidak disana? Oh, jadi itu sebabnya kau masuk.... Ya ampun, apa dia berkeliling kesuatu tempat lagi? Atau lebih tepatnya, siapa kau? Kau... bukan pencuri kan? Ehh... Kenapa... Kenapa aku tengah dipeluk oleh seorang gadis cantik yang mengagumkan? Aku tidak bisa melihat pertukaran ini sepenuhnya."

Namun, setelah mendengar pujian Hisui, Rushella tersenyum lebar.

"Wha.... Ada apa denganmu? Kau agak jujur hari ini."

"Yah, itu karena aku belum melihat kecantikan seperti ini selain Miraluka. Diatas semua itu, apa ini... te...telanjang kemeja putih?[1] ada apa dengan payudara itu?"

Hisui merona dan menatap payudara Rushella dengan mata berkilauan.

Biasanya Rushella akan menampar dia diwajah setidaknya sekali, tetapi setelah melihat reaksi yang baru, dia tersenyum puas.

"Ohh.... Apa itu membuatmu tertarik?"

Dia mengangkat payudaranya dengan menjepitkan lengannya. Seolah-olah untuk memprovokasi Hisui.

Wajah Hisui menjadi semakin merah, dan Rushella telah tenggelam dalam sebuah perasaan superioritas yang tak terkatakan.

"Ehh..... Apa maksudnya ini? Kecantikan yang mengagumkan seperti ini, didalam kamarku...... Ahh, aku tau, ini pasti sebuah mimpi! Hei, hei, bahkan jika aku seorang siswa SMP, aku membiarkan nafsu bejatku keluar terlalu banyak...... Mengagumkan, lakukan itu lagi!"

".....Sudah kuduga, dia masih setengah tidur. Baiklah, pikirkan ini sebagai mimpi jika kamu mau. Karena bagimu, waktu yang kamu habiskan dengan aku selalu seperti mimpi!"

Selama pertukaran singkronasi, Rushella mengangguk seolah-olah dia puas.

"Mimpi.... Aku mengerti, jadi seperti itu. Baiklah, tindakan seperti itu.... bisa diterima juga, kan?"

Draculea V04 - BW06.jpg

Tangan Hisui dengan takut-takut terulur kearah...... payudara Rushella.

Tangan Hisui menyentuh payudara yang menegangkan dengan boing. [2]

Seperti itulah....... Dia membenamkan jari-jarinya pada daging yang lembut.

"Wha!!!!"

Dalam sekejap, wajah Rushella menjadi merah.

Namun Hisui tidak melihatnya, dan terus menatap payudara Rushella dalam ketakjuban.

"Ehh, bagaimana bisa aku mengulangi lagi.... sensasi realistis semacam ini? Jadi aku sudah sangat tertekan secara seksual."

Sementara dengan hati-hati menggosok payudara Rushella, Hisui mengeluarkan perasaannya dari dasar hatinya.

Satu demi satu, dia tidak melepaskannya, dan mencoba melanjutkan ke tahap selanjutnya.

"I...Ini... mungkin itu, sekarang.... aku bisa melakukan apapun yang aku mau?"

".....jangan harap! Pindahkan tanganmu!!!!"

Rushella berteriak dalam suara yang keras, dan dengan paksa menjauhkan tangan Hisui dari payudaranya.

Beruntungnya tangan itu menjauh dengan segera, tetapi dengan gerakan itu kancing dari kemejanya lepas. Mengungkapkan kulit putih lembut tersebut secara keseluruhan.

Payudaranya tidak tertutup apapun, karena dia tidak memakai pakaian dalam apapun.

Hisui menatap puting yang terekspose tersebut secara takjub.

"JANGAN LIHAAAAAAAAAAAAAAAAAATTTTTTTT!!!!!!!!!!!!!!!!"

Rushella menyembunyikan payudaranya bukan dengan menutupi mata Hisui, tetapi dengan memeluk dia.

Namun, itu memiliki efek berlawanan dalam sebuah artian. Dengan jaminan sensasi grafis ditransmisikan pada Hisui.

"Ah... Ini sendiri adalah.... Ehh, apa, apa kamu memikat aku?"

"Diam, tutup mulut!!! Sudah tidak apa-apa, tanpa basa-basi, aku akan pergi setelah menghisap darahmu!!!"

Rushella membuka mulutnya lebar-lebar.

Hisui membuat ekspresi terganggu setelah melihat taring putih yang berkilau.

"Itu... mustahil, apa kau seorang vampir?"

"Apa yang kau katakan pada saat ini? Dengarkan saja dan diam."

Bibir mendekati tengkuk, dan ujung dari taring itu menusuk kulit.

Hisui membuat wajah ketakutan, sebuah ekspresi yang belum terlihat sampai sekarang.

"He..Hei berhenti.... Apa yang coba kau lakukan?"

"Diam!!"

Tepat saat ini, Rushella mendorong taringnya ke leher Hisui, sambil menekan dia dengan kekuatan yang besar.

Wajah Hisui terdistorsi.

Bukannya berteriak seperti biasanya, dia hanya mengungkapkan penampilan jijik dan ketakutan.

"Berhenti...."

Nadanya lemah, dan ketahanannya juga, itu hanya sedikit.

Bahkan sambil merasakan kegelisahan, Rushella dengan kasar melanjutkan minum lebih banyak dari jumlah yang biasanya dengan kemarahan yang diterapkan dalam perbuatannya.

Slurp, dia memisahkan mulutnya dari leher tersebut, dan sebagai sentuhan akhir dengan ringan menjilat darah yang menetes dengan ujung lidahnya.

"Umm, itu lezat seperti biasanya. Astaga, sudah cukup dari ngelindurmu! Ayolah, bangunlah, dan mulai mempersiapkan makanan! Aku harus makan dengan tepat, karena aku punya latihan pagi hari ini!"

Rushella mengatur pakaiannya yang kacau setelah berhasil keluar dari ranjang.

Akhirnya ketegangannya yang biasanya kembali, tetapi Hisui bahkan tidak berusaha untuk bangun.

Hanya terus menatap secara kosong pada langit-langit dengan wajah pucat.

"Berapa lama lagi, kamu akan tidur? Kamu orang yang agak bandel. Sesuatu pada tingkat ini seharusnya bukan apa-apa bagimu."

Dia menatap Hisui sambil mengendus.

Pada saat itu, dia menyadari kelainan.

.................................

Luka di leher Hisui tidak menghilang.

Pada leher lembut itu, masih ada dua tanda, menganga rongga lebar tertinggal disana dari taring itu.

Warna kulit tersebut tidak kembali ke wajah itu dengan segera, yang mana menandakan bahwa jumlah darah tersebut belum pulih.

"Apa maksudnya ini? Apa yang terjadi padamu?"

"Apa... yang kau katakan? Bukankah kau yang menghisapnya!"

Hisui bangun sambil terkejut, dan membalas dengan nada provokatif.

Pada wajah yang kehilangan warna kulit itu, anehnya hanya bibir itu yang mempertahankan warna merah menawan.

Dan taring berkilau keluar dari bibirnya.

Tiba-tiba meningkat panjangnya, dan tentu saja Rushella tau apa itu artinya.

Orang yang berdiri didepan matanya adalah eksistensi paling dekat dengan dia.

Seseorang yang berada didalam kesenjangan antara manusia dan vampir.

Anak laki-laki yang menolak kutukan itu meskipun mendapati darahnya dihisap pada banyak kesempatan, sekarang ini berada dalam nasib yang dipenuhi dengan darah.

Hisui menatap Rushella yang masih berdiri tercengang, dengan permusuhan dan bertanya.

"Siapa sih kamu?"

※ ※

"Apa artinya ini?"

Teriakan Mei menggema didalam ruangan kelas yang selalu kosong.

Eruru, Kirika, Touko, Rushella dan bahkan Hisui ada disana tetapi bukannya menikmati makanan mereka, semua orang kebingungan.

Terutama Hisui, yang melihat sekeliling dengan cemas seolah-olah dia tidak mengerti situasinya.

"Apakah tempat ini yang disebut SMA Seidou? Aku tidak benar-benar berencana mengambil ujian, atau lebih tepatnya kenapa aku seorang siswa SMA? Tentu.... Namaku dipanggil oleh guru, sehingga aku terdaftar dengan benar. Tinggi badanku telah bertambah juga tetapi... kenapa? Satu tahun telah berlalu tak peduli kemana aku melihat, entah itu di koran atau televisi... Serius, apa yang terjadi?"

Jelaskan situasinya, dia meminta dengan matanya, tetapi tak seorangpun bisa menjelaskannya pada dia.

Hisui aneh.

Hisui adalah satu-satunya yang aneh.

Dia telah diseret oleh Rushella ke sekolah.

Namun itu tampaknya, dia tidak ingat telah terdaftar di sekolah ini, kerena dia sering memiringkan kepalanya dalam kebingungan.

Tetapi dia entah bagaimana bisa berhasil melewati kelas pagi, meskipun itu tampak seperti dia tidak tau tentang isinya, dia bahkan tidak berusaha mengambil catatan.

Tentu saja dia tidak mengingat siapapun, termasuk Rushella. Bahkan ketika dia disapa, dia hanya memiringkan kepalanya dalam bingung dan bertanya 'siapa kamu?'

Kelainan, sudah jelas bahkan oleh mata orang luar, bekas luka dileher disembunyikan dengan perban menjadi faktor penentu, dan pada istirahat siang, dia dibawa ke ruang kelas kosong.

"Dia menjadi seorang vampir, tidak memiliki ingatan? Hei, apa yang kau lakukan?"

Rushella hanya menundukkan kepalanya karena malu, setelah ditanyai oleh Mei.

Meskipun dia menjawab beberapa pertanyaan yang ditanyakan oleh Eruru, dia masih tetap seperti itu sejak pagi, dan bahkan tidak terlibat dalam percakapan dengan benar.

"Apa yang manjadi masalahnya? Itu masih bisa dimengerti jika dia hanya kehilangan ingatannya, tetapi bahkan konstitusinya berubah."

Kirika mengernyit dengan wajah serius.

Touko disampingnya juga berpikir keras, sambil melayang diudara.

Ketika dia bertemu Touko, Hisui menjerit setelah mengkonfirmasi bentuk Touko untuk pertama kalinya.

Sementara setiap orang berpikir keras, Eruru yang dengan lugas menanyai Hisui dan Rushella, berbicara.

Dia menarik para gadis mendekat dan memulai berteori, dengan cara bahwa Hisui tidak akan bisa mendengarnya.

"Aku pikir obat itu yang menyebabkan fenomena doppelganger terlibat disini. Karena itu, aku meneliti berbagai kasus dan bahkan melihat pada produsen, Asosiasi Penyihir, tetapi tampaknya sesuatu seperti ini bisa terjadi juga."

"....yang berarti?"

Pada pertanyaan Kirika, Eruru berbicara dengan serius.

"Dalam fenomena doppelgangger, satu terbagi menjadi dua bukannya digandakan, referensi semacam itu lebih tepat. Dengan kata lain, tadi malam setelah Kujou-san.... berpisah dengan Rushella dan pergi belanja, dia menemui sebuah insiden. Apa itu sebuah insiden kecelakaan, atau serangan yang direncanakan.... Mengesampingkan itu, satu lagi dari dirinya terbagi dan terlahir dari dirinya sendiri."

"Dengan kata lain, Hi-kun yang lain membawa ingatan dari satu tahun ini dan,"

"Terbagi, dan membawa konstitusinya juga. Singkatnya, Kujou-san yang disini adalah seorang manusia normal dengan pikiran dan ingatan dari tahun ketiganya pada SMP. Meskipun sekarang ini dia adalah seseorang yang diambang menjadi vampir."

Eruru menegaskan kata-kata Mei, dan menatap Rushella.

Dia tengah menggigit bibirnya, kepalanya masih menunduk dalam penyesalan.

"Eruru-chan pertanyaan singkat."

"Apa itu, Touko-san? Dan, menanyakan pertanyaan tidak apa-apa, tetapi tolong berhenti menyelinap melalui tubuhku."

"Iyaaa, itu agak menjadi sebuah kebiasaan. Yah... Apakah Hisui-kun yang disini adalah yang asli? Kamu tau, jika itu adalah sebuah doppelganger, itu sering terjadi yang asli dan yang klon bertukar posisi! Yah, mereka berdua mungkin asli tetapi.... ehh, kemudian siapa yang palsu? Huh, huh, ehh?"

Si hantu yang telah melangkah pada jalan filosofi membingungkan, mulai berkeliaran di sekitar dengan sebuah tanda "?" melintas diwajahnya.

"Itu adalah sebuah cara yang sangat bagus untuk melihat ini, pastinya, dia terbagi, sehingga itu sebabnya mereka berdua bisa disebut asli. Batas antara yang asli dan yang palsu hanya dalam kepribadian yang muncul, yang satu adalah kujou-san yang biasanya yang kita tau.... ini hanyalah masalah tingkat itu. Namun, satu-satunya hal yang obat sitaan itu sebabkan adalah doppelganger dengan setengah-diri.... Seperti yang diduga, ada perbedaan diantara yang "original" dan yang "klon". Kujou-san yang disini tanpa diragukan lagi adalah yang "original" dengan tubuh lengkap, tak ada kesalahan tentang itu."

".....Aku mengerti. Jadi, bagaimana Hi-kun bisa kembali menjadi normal lagi? Apa kita hanya perlu menemukan klon yang terbagi ini?"

Mei bertanya dengan wajah serius.

Meskipun semua orang khawatir tentang Hisui, tetapi Mei yang terutama tidak terlihat baik.

"Seperti itulah. Secara teori, jangkauan operasi si klon seharusnya terbatas disekitar yang original, disekitar lingkungan sekolah mungkin. Tetapi itu tidak akan semudah itu."

Eruru mengernyit, melihat Hisui yang duduk di tempat yang terpisah.

Dalam semua jenis cerita yang berkaitan dengan doppelganger, ada sangat sedikit yang berakhir tanpa sebuah tragedi.

Diri yang lain, perwujudan dari sisi jahat yang tersembunyi, pada umumnya bukan eksistensi yang bersahabat dengan diri yang original.

"Bahkan jika kita mencari, dia mungkin menyembunyikan dirinya sendiri dengan sengaja. Seperti yang kamu duga dari setengah dirinya, dia akan cukup sulit untuk ditangkap. Dia mungkin akan lebih mudah untuk ditemukan bagi seseorang seperti Touko-san."

"Aku mengerti..... Maka, aku akan mencoba mencari juga! Untuk apa yang layak, haruskah aku keluar dari lingkungan sekolah? Kirika-chan, lepaskan segelnya!"

"Tidak akan aku lakukan. Itu akan membutuhkan banyak waktu, dan jika kamu membuat kesalahan, itu akan berkembang menjadi kegemparan yang bahkan lebih besar."

Kirika menolak dengan tegas.

Itu cukup kejam bagi Touko yang terus membawa rumor-rumor merepotkan baru-baru ini di lingkungan sekolah. Meskipun pada dasarnya dia adalah orang yang baik.

"Namun, hanya kehilangan barang sitaan tampaknya telah membawa masalah yang serius. Seperti yang diperkirakan, seseorang mengambil keuntungan dari keributan itu dan menyambarnya...."

Sementara Eruru merenungkan, Hisui yang menonton sampai sekarang, mulai mendekat dengan gugup.

Meskipun tubuhnya adalah dari seorang siswa SMA, pikirannya masih dari seorang siswa SMP tahun ketiga, seperti yang orang akan menduga dari kehilangan ingatan, perilakunya sangat formal tidak seperti biasanya.

"Umm........ Pertama-tama, apa hubunganku dengan semua orang.....? Atau lebih tepatnya kenapa aku kenal dengan kecantikan-kecantikan semacam ini.....? Apa, kepopuleranku telah terjadi sebelum aku menyadarinya?"

"Kamu sungguh riang. Sudah kuduga, tampaknya pada dasarnya, kamu tidak berubah. Dengarkan aku dengan cermat, kamu sekarang——"

Ketika Eruru mendesah dan mencoba untuk mencela dia, Mei menerobos masuk dan melilitkan lengannya dengan lengan Hisui sambil menekankan payudaranya pada lengan Hisui.

"Oh ya, ngomong-ngomong aku pacarmu, kita mulai berkencan pada saat yang sama pendaftaran ke SMA."

"Eh, beneran!?"

"Untuk tambahan, kita sudah berkembang sampai B, dan bahkan lebih jauh lagi......."

"Ehhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh!!?"

Hisui bimbang.

Itu menyakitkan hati, karena sebagian dari itu adalah benar.

"He-Hei tunggu sebentar! Bo... itu bohong Kujou-kun..... Kamu berkencan dengan aku!"

Kirika melilitkan lengannya dibagian yang berlawanan dari Mei.

Dia menegur Mei, tetapi dia melakukan hal yang sama.

"Eh, apa, apa maksudnya.... ganda?"

"It-Itu salah! Sejak hari itu, kamu bahkan datang kerumahku! Dan di kamarku....."

"Eh, apa.... Apa yang terjadi didalam kamar itu!?"

Dia bertanya, meminta sebuah jawaban, tetapi wajah Kirika hanya menjadi merah, dan tidak menjawab.

Kerumunan itu, tidak menyangkal, karena itu adalah benar.

"Apa yang terjadi pada kehidupan SMA-ku..... Aku percaya, aku menjalani kehidupan cukup normal tanpa menimbulkan gelombang khusus......"

"Ah, untuk mengatakan padamu sebenarnya, kamu berkencan dengan aku."

Mengambil kesempatan dari situasi, Touko bergabung juga.

Dia memeluk Hisui dari belakang, dan melingkarkan lengannya pada leher Hisui, yang kedua tangannya telah dicuri.

"Ehhiiiiiiiiii!? Aku, bahkan melakukannya dengan orang yang sudah mati.....?"

"Ah, itu cara bicara yang menyakiti perasaanku! Dalam cinta hal-hal seperti kesenjangan hidup dan mati seharusnya baik-baik saja, kan? Aku ingin cinta, bahkan jika aku adalah hantu!"

"Pertama-tama, harap beristirahatlah dalam damai."

Eruru memotong ucapannya acuh tak acuh.

Eruru memalingkan matanya dari Hisui, yang tangannya penuh dengan dua orang ditambah satu hantu, dan menatap Rushella yang tidak mencoba untuk masuk kedalam percakapan.

Situasi semacam ini, dia biasanya akan menyerbu masuk dan melekat pada Hisui, sambil memisahkan wanita lain, tetapi dia hanya menundukkan kepalanya karena malu.

"Masalah yang mendesak disini seharusnya adalah tubuh Kujou-san.... Tetapi aku bertanya-tanya apa yang terjadi?"

Eruru memutar bibirnya, setelah dia melirik bekas luka yang dibuat oleh taring pada leher Hisui.

Itu disembunyikan oleh perban tetapi masih terdapat bekas luka menjijikan didekatnya, tidak sesuai dengan dia.

"Seperti yang aku perkirakan, haruskah kita mengambil cara paling efektif untuk menangani ini?"

Dalam sekejap, Eruru mendekat pada Rushella dan menodongkan laras pistol suci argentum pada dahi Rushella.

Draculea V04 - BW07.jpg

Sebuah teknik cepat yang tidak bisa ditangkap oleh mata..... Seharusnya seperti itu, tetapi itu tidak seperti reflek Rushella tidak bisa menghindarinya.

Tetapi, dia hanya menggigit bibirnya, dan tidak berusaha bergerak.

Bahkan jika dia adalah seorang vampir, jika sebuah peluru perak ditembakkan pada titik jarak mati dan meledakkan otaknya, dia pasti akan binasa.

"Hanya......"

Tunggu, Kirika berusaha melanjutkan, tetapi diam saja setelah dia menatap Eruru.

Eruru sekarang dipenuhi dengan niat membunuh, bahwa dia tidak akan mengijinkan siapapun untuk keberatan.

"Bahkan jika doppelganger Kujou-san ditemukan, dan berhasil digabungkan dengan dia.... Tidak ada jaminan tubuhnya akan kembali pada bagaimana sebelumnya, karena itu tidak normal sampai sekarang. Sebuah konstitusi yang bisa dengan mudah meniadakan vampirisasi, mungkin aku sudah terlalu akrab dengan hal semacam itu, yang bahkan lebih jelas daripada sebuah ilusi."

"....................."

Rushella tidak bergerak, hanya mengepalkan tangan, dan dengan tegas mengepalkan erat-erat.

"Aku sudah memperingatkanmu, alasan tindakanmu tidak dibatasi adalah hanya karena belum ada korban, tetapi sekarang kita punya korban disini, yang darahnya dihisap olehmu dan menempatkan dia kedalam nasib terkutuk. Apa kau membulatkan tekadmu?"

Eruru menempatkan jari kecilnya pada pelatuk.

Dan, jika dia menempatkan sedikit lagi kekuatan kedalamnya, otak Rushella akan meledak.

Bahkan jika itu sore hari, namun, jika itu adalah seorang vampir, dia mungkin akan bisa menghindari peluru dalam kecepatan awalnya.

Namun, Eruru akan bergerak mengambil semuanya kedalam pertimbangan.

Rushella sudah kalah saat dia mendapati pistol ditempelkan pada dahinya.

Dan tak seorangpun mencoba menghentikan itu.

Seperti yang Eruru telah sebutkan, obat paling efektif untuk tubuh Hisui sekarang, yang masuk kedalam kondisi yang belum pernah terjadi sebelumnya, adalah metode yang telah diwariskan sejak zaman kuno, metode satu-satunya dan mutlak, adalah dengan menghancurkan vampir yang menghisap darah korban.

"Hentikan itu."

Hisui bergerak.

Setelah dia dengan paksa membebaskan dirinya sendiri dari Mei dan yang lainnya, dia meraih laras argentum.

"Apa yang coba kau lakukan? Bahkan jika kau telah lupa tentang satu tahun terakhir ini, kau pasti tidak lupa pengetahuan tentang vampir juga, bukan? Maka kau harusnya memahami, situasi macam apa kau berada sekarang?"

Eruru dengan dingin menyatakan.

Dalam arti tertentu, dia adalah orang yang paling terganggu oleh situasi saat ini.

"Yah, seperti yang kau katakan, tetapi ini tidak seperti aku ingin berhenti menjadi manusia. Hanya saja, bukankah itu harusnya menjadi upaya yang terakhir? Kita mulai dari menemukan klon ku ini. Jika itu tidak berhasil...."

"Jika itu tidak berhasil?"

"Aku akan memikirkan tentang itu pada saat itu."

Hisui dengan optimis menjawab sambil menatap Rushella yang masih menundukkan kepalanya.

Eruru mengangkat bahu, dan merendahkan pistolnya.

"....seperti yang kuduga, kau tidak berubah. Yah itu tidak apa-apa, untuk sementara waktu lanjutkan dengan tubuh itu, dan hadapi kebodohanmu sendiri."

".....Tidak."

Rushella akhirnya mengangkat suaranya.

Mengepalkan tinjunya, dia menyatakan dengan nada meyakinkan.

"Seperti yang aku duga.... Ini adalah suatu kesalahan!! Bahkan sampai sekarang, bukankah dia baik-baik saja sepanjang waktu!! Bahkan ketika dia dihisap oleh vampir lain, dia sepenuhnya tidak apa-apa... bahkan mata mistikku tidak bekerja sama sekali. Seolah-olah pria semacam itu akan menjadi kerabat darahku dengan penerimaan yang mudah!!!"

Kata-kata itu, itu bisa dianggap sebagai kepercayaan.

Mei, Kirika, dan Touko saling menatap dengan ekspresi yang tak terkatakan.

Karena Hisui jelas-jelas menjadi vampir, kata-kata Rushella bisa dengan mudah dianggap sebagai sebuah gertakan.

Namun, Rushella memiliki ekspresi muram, dan seperti dia, dia tidak akan mengeluarkan kata-kata untuk menyangkal kepercayaan yang mereka miliki pada Hisui.

Hanya dia, Eruru saja yang berbicara dengan kesejukkan.

"Maka, coba uji dia. Apa dia benar-benar tenggelam menjadi budakmu atau tidak?"

"Apa yang... kau inginkan untuk aku lakukan?"

"Hal yang sangat sederhana. Perintah saja dia. Sebuah perintah yang biasanya tidak akan dia ikuti. Dia adalah pelayanmu sekarang, setelah menjadi vampir dengan mendapati darahnya dihisap. Dia seharusnya mematuhi perintahmu. Tentu saja, dengan kemauannya dan tingkat kemajuannya sebagai vampir, penolakan masih mungkin sampai batas tertentu, tetapi dia seharusnya tidak bisa menentang jika kita melibatkan mata mistikmu. Jadi bagaimana kalau mengujinya."

Eruru mengatakan dengan nada memprovokasi.

Wajah Rushella yang kaku akhirnya berubah, dan dengan itu nadanya kembali pada nada arogan yang biasanya.

"Terserah kamu. Jika dia adalah pria yang akan menjadi budak semudah itu, maka aku tidak akan menghadapi kesulitan lagi. Hei Hisui, kesini. Berlutut dibawahku, dan jilat kakiku!"

Rushella menyatakan dengan penuh kebanggaan sambil dia duduk di meja dan menyilangkan kakinya yang panjang.

Dia menyalakan cahaya merah di matanya. Meskipun dia mengatakan itu dengan nada yang benar-benar memerintah, tetapi sejak awal dia tidak percaya Hisui akan mematuhinya.

Itu hanya akan berakhir dengan "Siapa yang mau melakukan hal itu". Ya, Rushella tidak meragukan itu.

Termasuk Eruru, para gadis yang lain mengharap itu juga.

Meski begitu.....

Hisui dengan mudah berlutut dengan mata kosong.

Dia menatap Rushella yang duduk di tempat yang tinggi, seolah-olah melihat tuannya. Dengan lidahnya dia mulai bergerak kearah kaki itu....

"He...Hentikan!!!"

Rushella menahannya, dan menghentakkan kakinya. Dengan momentum kuat itu, Hisui ditendang, dan dia jatuh kebelakang.

"Itu sakit..... Huh, apa yang aku lakukan?"

Hisui, setelah memperoleh kembali kewarasannya, berkedip-kedip terkejut sambil membelai area disekitar hidungnya.

Dia melihat Rushella memeluk dirinya sendiri sambil gemetar terus-menerus, tetapi tidak mengerti keseluruhan alasannya. Sama dengan Mei dan yang lainnya yang menatap Hisui dengan wajah yang tak bisa berkata apa-apa.

"Dengan ini semuanya jelas. Kujou-kun yang ada disini adalah seorang korban dari vampir. Aku akan membawa dia kedalam pengawasanku."

Seperti itulah, Eruru membawa Hisui, dan membawanya keluar ruang kelas.

Untuk sesaat, Rushella mengulurkan tangannya, tetapi segera menyerah, dan menundukkan kepalanya tak berdaya.

"Hei Eruru-chan, kamu mau pergi kemana!?"

"Untuk sekarang aku akan membawa dia ke rumahku. Itu akan merepotkan jika aku menjelaskan situasinya pada Badan Investigasi Supranatural, bisa dikatakan, aku tidak bisa mengabaikan ini begitu saja. Lagipula, dia yang sekarang, dia tidak akan bisa mengikuti pelajaran SMA, dan bagiku itu tidaklah diperlukan. Aku akan pergi lebih awal."

Eruru menyeret Hisui begitu saja kearah ruangan staf dan menjawab pertanyaan Mei secara acuh tak acuh.

Sangat kuat meskipun dia bertubuh kecil, Hisui tidak bisa menentang.

"Atau lebih tepatnya, siapa kamu? Aku pikir orang lain, yah termasuk Hantu-san, bahwa semua orang adalah siswa SMA, tetapi kenapa ada siswa SMP? Atau mungkin yang terburuk bahkan siswa SD."

Sebelum dia bisa mengatakan itu, Hisui dipukul dengan pukulan yang kuat, dan diseret sementara dia mendapati manset keluar dari mulutnya.

Tiga yang tersisa termasuk Rushella, saling memandang, mulai merencanakan apa yang harus dilakukan mulai sekarang.

"Apa yang akan kita lakukan?"

Pada pertanyaan Kirika, Mei bergumam sambil memandang Rushella.

"Untuk saat ini.... Aku akan mengambil alih."

※ ※

"....Kenapa kau disini?"

Malam itu, dua orang duduk saling berhadapan di meja makan.

Rushella dan Mei.

Hisui dan Eruru telah pergi. Sepulang sekolah, Mei dan Rushella kembali ke rumah Hisui bersama-sama.

Sepanjang jalan, kedua gadis itu tetap diam. Setelah sampai disana, Mei pergi ke dapur untuk mempersiapkan makan malam. Saat ini, steak daging sapi, sayuran rebus, salad dan sup kaldu ada diatas meja.

Tentu saja, makanan itu untuk porsi dua orang.

"Hi-kun tidak ada disini sehingga itu tidak seperti aku ingin berada disini. Aku disini untuk menjagamu dibawah pengawasan. Kamu harusnya memahami posisimu saat ini. Sekarang bahwa kamu telah menghisap darah seseorang dan membuat dia berubah menjadi vampir, menggunakan istilah manusia, kamu adalah kriminal. Aku harus mengawasimu sehingga kau tidak masuk penjara atau masuk kedalam masalah lagi. Cepat berterimakasih padaku."

"Jangan harap....."

Rushella memalingkan wajahnya, merajuk.

Mei mulai makan tanpa mengatakan apa-apa.

"Cepat makan, jangan menyia-nyiakan makanan yang aku buat, oke? Kemampuan memasakku dimaksudkan untuk ditampilkan didepan Hi-kun, tetapi aku tidak pernah menduga kamu menikmatinya terlebih dulu."

"Ini tidak seperti aku memintamu."

Meskipun tidak mundur secara lisan, Rushella masih mulai makan.

Tetapi segera setelah dia menempatkan sepotong daging kedalam mulutnya, dia mengernyit.

"....Ini terlalu matang. Dagingnya tidak memiliki jus yang tersisa!"

"Diam, aku memasak sebagaimana aku menyukainya."

"Saladnya juga tidak ada yang istimewa. Masakan Hisui masih lebih baik."

"Dan salah siapa itu bahwa kamu tidak bisa makan masakan yang lezat itu sekarang?"

Terpukul di area yang sakit, Rushella diam.

Mei menekankan keuntungan.

"...Katakanlah, kamu tidak menyadari apapun yang tidak biasa tentang Hi-kun ketika menghisap darahnya?"

".....Diam."

"Kenapa tepatnya kamu tinggal bersama dia, apa kamu tidak pernah memikirkan tentang itu? Konstitusi Hi-kun tidak berarti bahwa dia akan kebal pada vampirisasi selamanya, kan? Bahkan jika kali ini dia ternyata baik-baik saja, mungkin suatu hari itu akan sampai pada akhirnya. Kali ini tidak apa-apa, dia masih berubah, tetapi jika kamu tidak menyadari dengan segera, dia mungkin telah berubah menjadi vampir sepenuhnya tanpa kesempatan untuk kembali. Ah, mungkin itu lebih baik bagimu... bukankah itu tujuanmu selama ini?"

Mei menatap Rushella dan bertanya.

Memang, dia terbiasa untuk terus menyebutkan slogan ini.

"Aku akan menjadikan kamu milikku!"

Dan sekarang ini, Hisui secara resmi dalam kepemilikan Rushella.

Jika Rushella mau, mereka bisa berbagi perasaan bahkan ketika terpisah jauh.

Dia bahkan bisa memanggil Hisui menggunakan pikiran.

Tetapi Rushella tidak melakukan itu.

Bukannya tidak bisa, dia memilih untuk tidak melakukannya.

"Aku tidak mau..."

"Tidak mau apa?"

"Aku tidak mau masalahnya menjadi seperti sekarang ini... Aku tidak mau Hisui yang seperti ini..."

Rushella berbisik kesepian.

Melihat tindakannya yang cukup jauh dari kesombongannya yang biasanya, Mei tidak menekan lebih jauh lagi.

"Lebih perhatikan sebelum meminum darah. Kurasa Hi-kun benar-benar harus tinggal di rumahku bagaimanapun juga?"

"Pria itu berada dipertengahan vampirisasi, kamu tau? Kamu, umm... ingin membuat bayi dengan manusia, kan? Sekarang ini.... Bukan, bahkan sebelumnya, dia bukan manusia biasa tak peduli bagaimana kamu melihatnya. Meski begitu... kamu masih bersedia?"

Rushella melakukan serangan balasan.

Mei juga terserang pada tempat yang sakit dan cemberut tidak senang.

"Yah... Itu benar. Meskipun dia terus menyebut dirinya sendiri tak lebih dari seorang siswa SMA, itu jelas-jelas tidak mungkin."

"....dalam hal ini."

"Namum.... dalam hatiku, itu bukanlah masalah meskipun aku cukup terkejut juga. Tetapi.... bukankah ini cinta sejati? Tanpa alasan, tak mengikuti peraturan, melawan logika... Perasaan menginginkan bayinya melalui segalanya?"

"....Hmph."

Rushella mendengus tidak senang, cemberut dan terus memakan makanannya.

Daging yang seharusnya favoritnya dan rasanya tampak tidak buruk. Meskipun sangat tidak senang, dia masih menjejalkan makanan kedalam mulutnya.

"Hei, aku punya pertanyaan yang tidak aku mengerti."

"Apa?"

"Karena vampir tidak memiliki konsep kelaparan karena kekurangan makanan, kamu tidak benar-benar perlu makan, kan? Kenapa kamu melahap segalanya?"

"Keinginan tubuh...."

"Ya, aku pernah mendengar sebuah teori sebelumnya, seperti yang disebut anggota tubuh hantu yang kesakitan. Ketika manusia berubah menjadi vampir, otak mempertahankan perasaan 'lapar' dari waktu sebagai manusia, sehingga tubuh menginginkannya meskipun itu tidak memerlukan makanan.... tetapi kau seorang Leluhur Sejati, kan? Perasaan itu seharusnya tidak ada?"

"....A-Apa yang salah dengan hal ini? Selain itu, orang tua Hisui juga makan dan Hisui mengatakan dia sangat mengutamakan tentang makanan!"

"Yah, karena dia hidup untuk waktu yang lama, pasti dia mencicipi makanan manusia sebelumnya dan itu menjadi semacam kebiasaan. Tetapi... bagaimana dengan kamu? Berapa lama kamu telah hidup? Atau, berapa usiamu?"

"Tidak tau.... jika aku tau, itu tidak akan menyulitkan untukku."

Ingatan Rushella dari masalalu masih sepenuhnya kosong.

Dia punya nafsu makan.

Dan pilih-pilih.

Tetapi berbicara rasa yang dia rindukan, favorit dia di masa lalu—dia tidak bisa mengingat apapun.

Jika ada—dia menyukai apapun yang Hisui buat.

"Sungguh gadis yang sulit untuk dilayani."

"Kau berisik, diam! Berhenti berbicara tentang hal-hal tak penting ini.... Bagaimana keadaan Hisui?"

Rushella lebih khawatir tentang masalah yang paling penting ini.

Suasana harmonis pada meja makan langsung menjadi jauh lebih berat.

"Kamu seharusnya tahu sendiri lebih baik, kan? Menyembuhkan vampirisasi berarti menghancurkan kamu.... Atau menemukan doppelganger Hi-kun untuk menggabungkan mereka. Apa ada solusi ketiga?"

"Tetapi bagaimana kalau menemukan doppelganger pria itu tidak memulihkannya....?"

"Maka Eruru-chan tidak perlu mengambil kesulitan. Aku secara pribadi akan menikam jantungmu ketika saatnya tiba. Jangan khawatir."

Mei dengan berani mengklaim potongan terakhir dari daging dengan garpunya.

Daging terbang itu tampaknya memperkirakan pertempuran diantara mereka sebagai hasil yang terburuk.

"Coba saja."

"Aku tidak akan menunjukan belas kasihan."

Percikan terbang dari tatapan mereka saat senyum muncul disudut bibir mereka.

Vampir dan manusia buatan, pesaing-pesaing tangguh untuk tahta monster terkuat—siapa yang akan menjadi pemenangnya, suatu hari itu akan diputuskan.

"Katakanlah... umm, doppelgangger Hisui, pria itu...."

"Jika kamu mau mencari, kamu memerlukan ijin dari Eruru-chan terlebih dulu. Tetapi Hisui bersama dengan dia, sehingga itu lebih baik untuk menyerahkan segalanya pada mereka. Apa kamu tau dimana Hi-kun sering berada? Selama tahun terakhir akan lebih baik."

"Aku hanya bertemu dia pada bulan April, kamu tau? Aku tidak tau apa-apa sebelum itu.... Dia biasanya hanya pergi kesekolah dan pulang, berbelanja juga...."

"Untuk mengakomodasi gaya hidupmu, lingkaran kegiatannya telah menyusut sekaligus. Oh yah, mari kita mencari di rumah ini terlebih dulu. Ruang bawah tanah sangat luas, kan? Dia mungkin bersembunyi disana."

"....Mungkin. Tetapi disana ada Tzara Blade, aku benar-benar tidak mau kesana..."

"Kalau begitu aku yang akan kesana. Kamu carilah ditempat lain."

"Jangan memerintah aku!"

Meskipun membalas, Rushella masih mengikuti saran tersebut dan mulai mencari dirumah dengan serius.

Mei pergi ke ruang bawah tanah untuk mencari Hisui yang lain... Tentu saja, pencarian berakhir sia-sia.

"Pedang itu.... Kemana perginya?"

Ruangan yang menyerupai sebuah tata letak penelitian, perpustakaan yang luas, gudang, rak-rak wine, mencari di ruang bawah tanah itu secara menyeluruh, dia tidak melihat pedang suci berbentuk salib, Tzara Blade yang Hisui bawa sesekali.

Pemeriksaan yang lebih hati-hati dari lantai yang menunjukan tanda-tanda dimana Tzara Blade awalnya ditancapkan, tetapi itu kosong sekarang.

Pedang itu tidak bisa ditemukan dimanapun.

"Diambil... siapa yang melakukannya? Itu pasti Hi-kun, kan....?"

Jawabannya tidak bisa diketahui, satu-satunya pilihan Mei adalah meninggalkan ruang bawah tanah tersebut.

Itu sudah larut malam, jadi dia menuju kamar Hisui.

Meskipun dia tidak ada, karena Mei sudah berada dirumah Hisui, tentu saja tidur dikamarnya adalah hal yang benar untuk dilakukan.

"Untuk menyambut kembalinya Hi-kun setiap saat, aku harus menandai ranjangnya dengan aromaku♪"

...Membuat alasan semacam ini, Mei mengenakan babydoll yang sangat terbuka yang dia pakai sebelumnya dan melompat ke ranjang Hisui.

Tetapi menyambut dia bukanlah sensasi kasur pegas tetapi tubuh dan dada yang lemut namun elastis.

Ya, Rushella.

Rushella masih mempertahankan kebiasaannya memakai kemeja seragam Hisui dan telah merebut ranjang itu duluan, mengeluarkan suara bernafas yang stabil.

"....Kenapa kamu disini!?"

Mei memegang kerahnya, dan mengguncang Rushella dengan kasar.

Terbangun, Rushella menggosok matanya dengan kemarahan yang jengkel.

"Sungguh berisik, diam!! Dimana aku tidur adalah kebebasanku!"

"Tidurlah di kamarmu sendiri! Atau mungkin kamu mencari kehangatannya di ranjangnya karena dia tidak dirumah!? Kenapa aku mendapati situasi ini begitu akrab!?"

"Sungguh berisik, setelah kamu disini, aku tidak bisa mencium aroma pria itu lagi! Enyahlah!"

"Aku adalah orang yang mau menyalahkan kamu! Serahkan bantal Hi-kun sekarang!!"

"Jangan harap!"

Rushella mengubur wajahnya pada bantal itu dan mulai menggosoknya seolah-olah pamer.

Kemudian mendorong bantal itu ke dadanya, dia bersumpah untuk mempertahankanya sampai titik kematian.

"Pertempuran superioritas disini bagaimanapun juga...? Ranjang Hi-kun adalah milikku!!"

"Diam, ini milikku!!"

Pertempuran untuk gelar monster terkuat dimulai karena alasan yang super bodoh ini.

Akhirnya, menyerang satu sama lain secara bersamaan, kedua gadis itu berguling jatuh dari ranjang ke lantai, jatuh tertidur di lantai kayu yang dingin. Itu terjadi satu jam setelah pertempuran dimulai.

※ ※

"...Aku merasakan dingin menjalar pada tulang punggungku, seperti suatu bencana terjadi dibelakang punggungku pada domainku."

Hisui menggerutu sambil berbaring di sofa.

Meskipun tidur pada hal yang berkelas tinggi, itu adalah rumah orang lain bagaimanapun juga dan itu terasa asing.

Langit-langit, perabotan, suasana yang asing, bahkan orang asing itu—dia sedang mandi.

Setelah melewatkan pelajaran sore, Hisui pertama dibawa ke Rumah Sakit Seidou.

Kemudian melalui pengujian vampir, ada pemeriksaan rinci terhadap tingkat vampirisasinya. Dia mendengar bahwa dia telah menerima pengujian semacam ini sebelumnya, tetapi dia tidak punya ingatan tentang itu.

Karena Rushella menghisap terlalu banyak darah sekaligus, dibandingkan dengan satu perumpamaan dari memakan darah, vampirisasinya cukup parah. Kabarnya! Darahnya yang hilang telah mencapai 60% dari vampirisasi penuh.

"Jadi itu artinya aku lebih dekat dengan sisi vampir sekarang, huh."

Hisui menyentuh taringnya yang memanjang dan mendesah.

Rangkaian pertanyaan ini membuat dia menggaruk kepalanya.

Selama perjalanan, dia telah bertanya pada Eruru tentang situasinya.

Sejujurnya, banyak dari itu benar-benar tak bisa dipahami dan sulit untuk percaya.

Tetapi dia tidak tampak berbohong dan satu tahun kekosongan dalam ingatannya adalah benar.

Entah itu koran atau televisi, semuanya membuktikan berlalunya waktu. Hanya dia yang keluar dari sentuhan dengan waktu.

Tampaknya seperti apa yang para gadis itu katakan tentang dia yang lain adalah benar.

Tetapi hanya fakta dari konstitusinya yang tak bisa dipahami.

Meskipun didikannya tidak biasa, sebuah konstitusi kebal terhadap vampirisasi tidak pernah terdengar.

Tidak tunggu.

Miraluka tampaknya telah menyebutkan itu.

Kunci untuk mengungkap hubungan antara manusia dan vampir.

Salah satu teori yang menunjukkan kemungkinan kehidupan berdampingan.

"Buruk, aku tidak bisa mengingatnya.... Aku ingat dia berbicara tentang sesuatu setelah meminum terlalu banyak wine merah...."

Orang tua angkat yang membesarkan dia, berusia lebih dari seribu tahun, sesekali menggumamkan hal-hal yang tak bisa dipahami penuh dengan beragam filosofis.

Itu sendiri tidak apa-apa, tetapi hal yang terburuk adalah bahwa setiap kali dia benar-benar mabuk, dia berakhir memeluk Hisui.

Meskipun tubuh ramping dan payudara semacam itu menekan dia yang besarnya tidak masuk akal... Ditambah serangan menggigit telinga, itu terlalu menstimulasi bagi anak laki-laki dalam masa pubertas.

Rumor mengatakan bahwa mendapati darah dihisap oleh seorang vampir didampingi oleh gairah dan kesenangan, kemungkinan besar hal itu benar.

Meskipun mendapati darahnya dihisap pagi ini adalah super menyakitkan.

Benar-benar menyakitkan seperti sekarat.

Selain itu.... Benar-benar sangat cantik.

Bibir itu menyentuh lehernya, lidah menjilat setiap tetes dari darahnya, semua itu indah sampai ke titik menyesakkan.

Namun, ketika gadis itu mendapati Hisui berubah menjadi vampir, wajahnya menjadi pucat seolah dia melihat akhir dari dunia.

Kenapa?

Jelas-jelas dia seorang vampir.

"Aku benar-benar tidak mengerti...."

Hisui bergumam kosong, berdiri dan memeriksa sekelilingnya.

Setelah pemeriksaan rumah sakit, Eruru membawa dia ke rumahnya.

Itu tampaknya apartemen berkelas cukup tinggi dan dia tinggal sendirian.

Saat dia ragu-ragu di pintu, bertanya-tanya apakah itu tepat untuk masuk, sebuah tendangan pada tulang kering mengirim dia kedalam.

"Apa aku selalu diperlakukan seperti ini?"

Sepertinya dia sangat populer dengan gadis-gadis sejak SMA, ini menggelisahkan Hisui.

Ngomong-ngomong, bagaimana dia mengenal orang ini?

Dengan pertanyaan semacam itu, Hisui menatap ruang tamu yang luas tersebut.

Sebelumnya, dia mengatakan jangan sungkan-sungkan untuk meminum apapun dari lemari es.

Dia ingin mengambil sesuatu untuk memuaskan dahaganya tetapi ketika Hisui melihat kulkas yang lain, dia tidak bisa menahan perasaan ingin tahu.

Kulkas yang lain tersebut hanya setengah ukuran dari kulkas pribadi dan tampaknya itu yang sederhana di hotel.

Tinggal sendirian, satu kulkas sudah lebih dari cukup. Namun, Hisui mendapati kulkas ini tidak pada tempatnya.

Karena itu sama dengan yang ada dirumahnya.

Ada kulkas normal untuk makanan Hisui dan Miraluka.

Selain itu ada kulkas kecil yang lain.

Itu eksklusif untuk Miraluka, dia tidak pernah membukanya sebelumnya.

Lebih tepatnya, Miraluka melarang dia membukanya.

Jika kulkas yang disini ini adalah sama, isi didalamnya adalah—

"Apa kamu haus?"

Tepat saat tangannya menyentuh pegangannya, Eruru muncul di ruang tengah setelah mandi.

Dia masih menggunakan handuk mandi untuk mengeringkan butiran-butiran air yang menetes dari rambutnya.

Eruru mengenakan piyama manis putih murni, dihiasi dengan banyak jumbai seperti pakaian santainya. Untuk beberapa alasan, nada suaranya sangat dingin.

"Kulkas ini tidak punya apa-apa untuk kamu minum. Buka saja yang satunya. Harusnya ada air mineral dan susu."

"Bukankah yang satu ini lebih cocok dengan aku yang sekarang ini?"

Hisui menunjuk kulkas kecil tersebut.

Eruru memalingkan wajahnya, pada dasarnya mengatakan ya.

Dengan itu, Hisui telah yakin tentang isi kulkas itu.

"Didalam kulkas ini... darah, kan? Paket darah."

"......"

"Karena orang tuaku melakukan itu sebelumnya. Dia punya makanan normal juga, tetapi makanan pokok untuk mempertahankan hidupnya adalah ini. Tetapi dia tidak pernah mengijinkan aku untuk melihat dia meminum darah dan melarang aku membuka kulkas itu. Sebenarnya aku begitu keberatan. Apa yang aneh tentang vampir meminum darah. Tetapi kamu....."

"Aku seorang dhampir."

Eruru mengaku tanpa menatap mata Hisui.

Untuk Hisui dalam amnesianya, ini adalah pertama kalinya Eruru mengungkapkan identitasnya.

Tetapi Hisui tidak tampak panik.

"Aku mengerti.... Itu sebabnya kamu begitu memahami vampir."

"Ini tidak ada hubungannya dengan orang tua. Ini adalah hasil dari pembelajaranku sendiri. Juga, ini sepenuhnya adalah kesalahanmu bahwa aku menyimpan paket darah untuk cadangan...."

"Huh?"

"K-Kamu adalah orang yang mengatakan padaku untuk membuang obat untuk menekan desakan meminum darah, itu sebabnya aku....!"

Tak bisa dipercaya, Eruru benar-benar kehilangan ketenangan dan mulai menjelaskan.

Tentu saja, Hisui yang saat ini tidak mengingat apa yang telah dia katakan.

Dia hanya menggaruk kepalanya dan membayangkan apa yang dia rasakan pada saat itu.

"....aku mengatakan sesuatu seperti itu huh. Tetapi yah, dhampir seperti vampir, ada batas untuk daya tahan, jadi meminum darah dalam jumlah sedang akan lebih baik...."

"Aku tahu itu! Jika tidak kewarasan tidak bisa dipertahankan. Benar-benar tragis. Katakanlah.... Apa kamu benar-benar haus akan darah?"

Eruru mendekat dan bertanya, jelas-jelas tanpa ketidaksenangan, sepertinya khawatir tentang tubuh Hisui.

Dhampir mewarisi sifat-sifat ganda dari vampir dan manusia. Dalam hal ini, mereka cukup mirip dengan korban dari vampir.

Sama seperti seorang dhampir yang menginginkan darah, korban vampir juga haus akan darah segar seakan-akan berusaha untuk mengisi ulang darah yang telah dihisap dari mereka.

"Tidak... Sungguh. Aku masih bisa menahannya. Disisi lain, aku sedikit haus."

"...Baiklah. Beritahu aku jika kamu tidak bisa menahannya. Aku akan mengirim kamu ke rumah sakit untuk transfusi."

"...."

Pada prinsipnya, darah harus diambil melalui mulut sebagai makanan seorang vampir, transfusi punya sedikit makna dalam hal ini.

Tetapi bagi seorang korban dalam proses vampirisasi, ini masih mungkin untuk menekan desakan untuk menghisap darah sebagai metode untuk pengisian darah yang hilang, dengan demikian itu adalah tipe perawatan yang efektif.

Bahkan jika kehilangan rasionalitas dari vampirasasi yang parah, transfusi bisa menghasilkan efek pengurangan sampai beberapa derajat untuk mempertahankan kewarasan.

"Tetapi... bukankah meminum darah mengurangi kerumitan?"

"Kamu mau memilih solusi mengerikan semacam itu?"

"Siapa yang tau."

Hisui mengambil botol air mineral dari kulkas normal dan duduk di sofa.

Meminum sedikit air, dia berbicara pelan.

"Ketika aku masih kecil, aku jatuh didepan orang tuaku. Lututku tergores dan berdarah."

"...."

"Ada banyak darah dan itu sangat menyakitkan. Aku berlari pada dia, menangis. kemudian... dia menjilat bibirnya."

"Sangat normal. Seorang vampir bagaimanapun juga."

Bagi seorang vampir, darah adalah keinginan yang diprioritaskan diatas semua pikiran.

Bahkan dengan anak kecil memegang cideranya dan menangis, selama ada darah, disaat pertama, mata mereka akan mengabaikan yang lainnya.

Secara naluri, dia ingin menghisap darah.

Tak ada vampir yang bisa menghindari dari nasib ini.

"...Benar, sebagai seorang vampir itu sangat alami. Tetapi ketika dia menyadari aku menatap dia, wajahnya menjadi pucat sekaligus. Dia menahan nafasnya dan memalingkan tatapannya dari luka itu, memasang perban dengan panik. Itu adalah pertama kalinya aku melihat dia dalam keadaan panik."

"Apa yang coba kamu katakan?"

"Tidak banyak... Penampilan dia saat itu sangat mirip dengan ekspresi Rushella. Ketika Rushella menghisap darahku dan menemukan aku berubah menjadi vampir."

"Karena dia menyesalinya, kenapa tidak menghindari menghisap darah? Jika pengendalian diri tidak berhasil... Maka dia seharusnya tidak tinggal dengan manusia."

"Mungkin. Tetapi Miraluka juga tidak pernah melakukan apapun padaku... Aku benar-benar tidak keberatan. Meskipun aku tidak keberatan dalam hatiku... aku tidak pernah memberitahu dia. Tentu saja, aku tidak pernah menyinggung insiden itu."

Hisui teringat orang tuanya saat itu.

Setelah lukanya diperban, dia masih tidak bisa berbicara.

Terhadap sisi vampir yang orang tuanya tampilkan—dia pasti telah merasa ketakutan saat itu.

Kemudian setelah itu, selama itu... selama itu, dia gagal untuk mengatakan pada dia.

Lalu bagaimana dengan dirinya sendiri selama masa kosong itu?

Dirinya sendiri selama satu tahun terakhir?

Apa dia mengatakannya?

"Katakanlah... Dimana orang tuaku, apa kamu tau?"

"......"

Eruru tidak mampu untuk menjawab.

Dia berusaha untuk menjadi seorang pendengar tanpa ekspresi sepanjang seluruh proses tetapi tak peduli bagaimana dia berpura-pura tenang, wajah bimbangnya tidak bisa dikendalikan.

"Aku mencari di rumah sebelum berangkat sekolah hari ini. Kamarnya terasa seperti telah berubah, tetapi tidak ada catatan. Dia biasanya meninggalkan catatan untuk aku ketika meninggalkan rumah dan tak ada catatan di ponselku juga. Panggilan dan pesan teks semuanya dari kalian. Apa tepatnya.... yang terjadi pada dia?"

Hisui menatap lurus pada Eruru. Dia kehilangan kata-kata.

Sejujurnya, Hisui saat ini dalam keadaan keadaan tidak stabil. Eruru sangat ragu mengungkapkan berita buruk tersebut pada dia.

Tetapi Hisui pasti akan menemukan kebenarannya sendiri segera.

Melebih-lebihkan kebaikan palsu mungkin akan lebih menyakiti dia.

"Aku dengar dia meninggal. Kamu yang memberitahu aku."

"....Aku mengerti."

Secara tak terduga, jawaban Hisui sangat tenang.

Dia tidak menangis ataupun marah, hanya menerima kebenaran secara acuh tak acuh.

"Apa kamu tidak ingin tau? Kematiannya dan seluruh ceritanya.... Meskipun aku tau sangat sedikit. Atau apakah kamu ingat secara samar-samar?"

"Tidak, tidak ada kesan sama sekali. Aku juga merasa bahwa aku seharusnya sangat tertekan... Aku tidak menyangka bisa setenang ini. Apa yang terjadi selama setahun terakhir ini?"

"Aku hanya bertemu dangan kamu di bulan April. Jika ada suatu kejadian besar, hanya ada pertemuanmu dengan seorang vampir."

"....Seberapa malangnya aku sebenarnya?"

Hisui tersenyum mengejek diri, bersandar di sofa.

Eruru tidak bertanya tentang masa lalunya lagi dan beralih ke masalah yang lebih berguna.

"Untuk menghindari percepatan vampirisasi, harap jangan membuat kontak dengan Rushella-san. Jika dia mengunjungi kamu, jangan biarkan dia masuk."

"....Bagaimana jika dia mendobrak pintu?"

"Aku akan menembak."

"Oke, aku tidak akan melihat dia."

"Pada pihak kami, kami juga akan melacak doppelganger mu. Harap jangan... bertindak sendirian. Sekarang ini, kamu sepenuhnya seorang manusia biasa."

"Aku tau."

Hisui bergumam dan memejamkan mata.

Mungkin karena sinar matahari, dia tidak merasakan kekuatan dalam tubuhnya.

Dikombinasikan dengan gejala vampirisasi—tubuh anemia-nya juga menyebabkan dia menderita.

Mendesah, Hisui tertidur.

Eruru menyelimuti dia tetapi Hisui tidak menyadari, setelah jatuh tertidur nyenyak.

※ ※

"....Apa itu tidak apa-apa?"

Reina sedang berdiri di sebuah gang gelap yang tampak seperti tongkrongan gangster.

Lebih akuratnya, itu adalah Reina yang lain—doppelganger-nya.

Tubuh utama gadis itu sudah pulang, kemungkinan besar sudah tidur.

Tetapi dia yang lain masih berseragam sekolah, berkeliaran dijalanan pada jam yang pasti akan menimbulkan pertanyaan dari polisi.

Juga, dia sedang menemui seseorang di sebuah gang pusat kota.

Tidak, entah itu orang yang lain tersebut adalah manusia masih tidak diketahui.

Saat berkeliaran di jalanan, bayangan gelap yang tinggi memanggil dia.

Kemudian dia diberi obat yang memberi kelahiran pada dirinya.

Hanya ada satu perintah yang diterima—Buat Kujou Hisui mencium obat itu.

Hanya itu.

Gadis itu setuju karena dia ingin tau sifat sejati Hisui yang tersembunyi dalam hatinya. Dia ingin tau seberapa besar berartinya dia bagi anak laki-laki yang ada disekitar Rushella sepanjang hari, kadang-kadang menunjukan desahan kesedihan.

Tentu saja, seandainya doppelgangernya lahir, itu mungkin bukan hal bagus bagi dia pastinya.

Mengandalkan fenomena tak pasti hanya berarti mendapatkan hasil yang tidak pasti. Tak ada jaminan hal ini akan membantu dia.

Jika itu adalah dirinya yang lain, jika itu adalah dia yang selalu mempertimbangkan orang lain, dia sudah pasti tidak akan memilih jalan ini.

—oleh karena itu, aku akan menjadi orang yang mengambil jalan ini.

"Kau benar-benar mencari kehancuranmu sendiri. Seperti yang diduga, tubuh utamamu masih lebih manusiawi."

"Apa kau memuji aku?"

Reina menjawab singkat pada suara menggoda itu.

Suaranya terdengar lebih seperti bos wanita dari pembentukan malam menarik pelanggan dari jalanan daripada siswa terhormat biasanya.

"Kau pada akhirnya akan menghilang. Tetapi jika kau tidak kembali ke tubuh utama, tubuh itu tidak bisa lolos dari nasib melemah. Itulah bagaimana dopperlganger bekerja. Jika diri yang lain mendapatkan gambaran sebuah ego yang baik, maka keduanya akan menghilang. Tetapi jika kau kembali ke tubuh utama, kau akan tenggelam ke kedalam kesadaran lagi. Bahwa diri sejati yang sangat disiplin tidak akan mengijinkanmu untuk melihat terangnya hari lagi."

"....Apa yang kau mau untuk aku lakukan?"

Orang lain itu tidak menjawab.

Orang itu mengangkat bahu secara berlebihan, tampak seperti itu bukanlah masalah.

Mengambil botol kecil tersebut dari tangan Reina, dia tidak berniat memberi misi yang lain.

"Kau bebas. Lakukan sesukamu. Lakukan sesuatu yang kau yang lain tidak bisa melakukannya."

"...Siapa kau? Kenapa kau.... Kujou-kun...?"

"Aku ingin lebih memahami dia. Juga, aku ingin menguji si 'Leluhur Sejati' yang tak beraturan itu. Inilah kedua tujuanku."

".....?"

"Kita mungkin tidak akan pernah bertemu lagi. Bertindaklah menurut keinginanmu, itu saja."

Dia mengangkat jubah panjangnya dan lenyap ke udara seperti seekor burung yang menyebarkan sayapnya.

Reina ditinggal sendirian dibawah langit malam.

Garis tubuh tembus pandangnya akan membuat orang bertanya-tanya apakah seluruh dunia telah meninggalkan dia.

Akhirnya, sosok gadis itu ditelan ditengah-tengah pemandangan dari jalanan di malam hari.

Hari berikutnya, ada banyak rumor diantara para siswa—ketua kelas yang serius dan pekerja keras terlihat saat larut malam di pusat kota. Tentu saja, orang serius yang bersangkutan tidak tau apa-apa tentang ini.

Ada rumor yang lain—dibawah warna malam, seorang anak laki-laki berkeliaran dijalanan dengan bungkusan putih berbentuk salib dibawa dipunggungnya.

Dia tidak melakukan sesuatu yang istimewa, hanya mengunjungi kedai-kedai dan toko-toko kemudian menggelengkan kepalanya dengan kesepian.

Hanya satu penjaga kedai ramen yang melihat dia sebelumnya, bersama dengan wanita yang tampaknya kerabatnya. Ketika dia melihat anak laki-laki berdiri diluar kedai, penjaga kedai itu membuat percakapan dengan dia.

"Hei, anak kecil, kupikir kau sering datang kesini..."

"Ya, aku datang dengan keluargaku. Rasa disini tidak buruk dan anda tidak menggunakan bawang putih."

"....Hmm, eh, apa yang terjadi dengan nona cantik itu?"

Mendengar pertanyaan si penjaga kedai, anak laki-laki itu hanya tersenyum dengan kesepian.

Itu terlihat sebuah senyum menangis, terkonsentrasi pada kesedihan tanpa batas.

Dia berputar dan pergi tanpa menjawab.

Saat si penjaga kedai itu melihat dia pergi, dia mendengar sebuah desahan menyedihkan:

"Miraluka....."

Catatan Penerjemah dan Referensi[edit]

  1. sebuah konsep yang serupa dengan telanjang apron.
  2. sebuah efek suara.


Sebelumnya Bab 3 Kembali Ke Halaman Utama Selanjutnya Bab 5