Seirei Tsukai no Blade Dance:Jilid2 Bab3

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Bab 3: Ratu yang Hilang[edit]

Setelah itu, Kamito, yang berpisah dari Claire dan yang lainnya, segera menuju ke kantor Direktur Akademi.

Ia mengetuk dan membuka pintu—

“Kau terlambat, berapa menit kau harus membuat wanita ini menunggu?”

Itulah hal pertama yang Greyworth, yang tengah duduk di meja kantornya, ucapkan dengan dingin.

Sang Penyihir Senja—Greyworth Ciel Mais.

Sosoknya tanpa ragu adalah seorang wanita yang sangat cantik namun ia sebenarnya adalah Ksatria Roh yang dengan layanan militer panjang, yang namanya telah memasuki urutan pertama dan daftar NumberDua belas Komandan Roh.

Ia memiliki rambut pirang-abu-abu bergelombang. Pupil abu abunya berkilau dibalik sepasang kacamata mungilnya.

“Maaf, kudengar kau ada urusan dan entah bagaimana mendadak kakiku jadi berat.”

“Hmm, jadi sekarang kau sudah bisa mengucapkan hal sekasar itu ya? Kemana perginya anak baik penurut beberapa hari yang lalu itu? Astaga, sesuatu bernama aliran waktu ini sungguh kejam.”

“Hanya kau yang tidak berubah, Greyworth. Penampilan luarmu tak ada bedanya dengan karakter penuh tipuanmu.”

Kamito tanpa ragu-ragu meluncurkan ucapannya.

Greyworth adalah satu dari sedikit orang, yang mengetahuinya tiga tahun silam.

Dan dia adalah dalang yang membuat Kamito, yang membuang nama Ren Ashbell, masuk kedalam Akademi dan mencoba membuatnya ikut serta dalam Tarian Pedang dua bulan lagi.

Ia tak mengatakan alasannya pada Kamito.

Meski demikian, seringkali terjadi kalau Sang Penyihir Senja membuat Kamito bekerja keras tanpa mengatakan apapun padanya.

“Itu benar, kau benar-benar sudah berubah. Dibanding tiga tahun silam, kamu menjadi sangat lemah. Di pertandingan praktikal tadi, apa itu penampilan payah saat menghadapi lawan selevel itu? Kalau itu adalah kau dari masa lalu, kau pasti akan mengalahkan telak satu orang itu dibawah tiga menit.”

“Jadi kau menontonnya? .........Seperti biasa, hobimu buruk sekali.”

“Dalam kondisi payah itu, kualifikasi keikutsertaanmu untuk Tarian Pedang juga diragukan. Atau, apa hanya kebetulan kau mengalahkan Roh Militer itu?”

“Waktu itu—“

Kamito sedikit merengut.

Bukan karena dia mengalahkannya dengan kekuatannya sendiri.

Kamito, yang mendapat kesempatan bertemu dengan Roh Terkontraknya yang sudah berubah dan diserang keputus asaan, diberikan kekuatan untuk berdiri sekali lagi oleh si gadis kucing neraka berambut merah itu.

.....!

Tiba-tiba, sensasi bibir lembutnya muncul kembali dalam pikirannya.

Untuk menyingkirkannya dan membuang pikiran jahat, Kamito menggeleng kepalanya dengan gugup.

“Aku juga berpikir kalau aku ini payah. Aku bahkan belum bisa menggunakan kekuatan penuh Roh Terkontrakku.”

Kamito menjatuhkan tatapannya pada tangan kanannya, yang tertempa oleh segel Roh.

“Apa karena kau masih belum bisa melupakan wanitamu sebelumnya itu? Dasar keras kepala.”

“Jangan bercanda! Bagiku, Restia tak mungkin seperti itu!”

“Kebalikannya, terus bersikap keras kepala membuatku semakin curiga. Kalau kau mau, bagaimana kalau mencari kekasih atau semacamnya di Akademi ini? Mungkin bisa sedikit menyingkirkan rasa kesepianmu.”

“Keka—“

“Atau, apa gadis gadis di Akademi terlalu kekanak kanakan? Kalau memang begitu........aku juga tak apa-apa.”

Greyworth tersenyum menggoda dan sedikit membuka area dadanya dengan ujung jarinya.

Dia tanpa sengaja menunjukkan pakaian dalam berenda hitam-dewasa di belahan dadanya.

“Ja......jangan main-main!”

“Cuma bercanda. Hmm, dengan nada itu, sepertinya kau masih belum mencapai level itu. Aku sudah dengar rumor kalau kau dibuat menunggu diatas gadis cantik berdada kecil dan Roh telanjang berkaos kaki dan menjalani kehidupan harem bersama yang tak senonoh.”

“Guu.......”

Mencoba menyangkal, Kamito kehabisan kata-kata.

.....Melihatnya secara objektif, itu semua benar sehingga cukup menyakitkan karena tak mampu membantahnya.

“Greyworth, apa kau memanggilku hanya untuk membuat lelucon murahan itu?”

“Itu benar—tapi tentu saja, bukan hanya itu saja.”

Greyworth menyibakkan rambutnya dan menghadap ke ruang tamu di bagian dalam ruangan.

“Ada gadis yang ingin kukenalkan padamu—oke, masuklah!”

“Baik.”

Dari dalam ruangan, datang suara seperti lonceng yang baru digoyangkan.

Seorang yang membuka pintu dan muncul adalah—

Seorang gadis yang mengenakan seragam seperti gaun hitam, berbeda dari seragam Akademi umumnya.

Ia adalah gadis cantik, yang rambut hitam panjang cantiknya sangat mengesankan, sampai Kamito merasa terpana memandangnya.

Ia memiliki pupil hitam cerah. Tanpa berpikir, Kamito terpesona oleh penampilannya yang bersih dan rapi.

“.......Eh?”

Ketika matanya bertemu dengannya, entah kenapa gadis itu membuat ekspresi agak terkejut.

“Emm, kamu..........Kazehaya Kamito-kun?”

Sambil mengedip ngedipkan matanya, si gadis bertanya.

“Ahh, itu benar, namun—“

“Namun kesanku itu sangat—“

.......Agak terasa aneh, tapi sepertinya gadis itu nampak agak kaget.

Me......memangnya ada apa?

“Tapi, benar juga...........dia kan laki-laki, dan sekarang sudah tiga tahun.”

Gadis itu menggumam sendiri dalam suara yang Kamito tak bisa dengar.

Setelah itu, ia menatap wajah Kamito lagi.

“Ya, memang ada kemiripan, ya. Selain itu, ini juga tak apa-apa—“

“Ada apa Fianna?”

Greyworth memanggilnya, sepertinya bingung.

“Ah, m....maaf! Em, ini pertama kalinya saya melihat Kontraktor Roh laki-laki!”

Si gadis bernama Fianna menggeleng kepalanya dengan panik.

“Emm.......siapa gadis ini?”

Kamito menghadap Greyworth dan bertanya.

Lalu, si gadis, entah kenapa, membuat ekspresi cemberut dan menggembungkan pipinya.

“Aku tahu, kamu tak ingat........yah, itu nggak apa-apa sih.”

“Dia murid pindahan yang akan memasuki kelas Raven sama denganmu.”

“Murid pindahan?”

Ah! Kamito mengangguk. Mereka membahasnya di kafe beberapa saat yang lalu.

Ternyata gadis ini orangnya.........

Carol menyatakan kalau dia adalah putri dari status keluarga bangsawan, tapi yang jelas, di sekolah ini gadis-gadis dengan status bangsawan ada dimana-mana, jadi Kamito tak merasa ada yang istimewa.

Apalagi, menurut Carol...........dadanya juga gede

Tanpa berpikir, Kamito melirik area dada seragam mirip gaunnya—

.......Memang, sangat betul

Kamito anehnya setuju.

“Dia adalah Putri kedua Kerajaan Orudeshia, Yang Mulia Fianna Ray Ordeshia.”

“.........Ordesia!?”

Kamito terpana untuk sesaat—

“Tak mungkin...........”

Matanya melebar karena terkejut.

Di Akademi Roh Areishia, yang menjadi tempat latihan Kontraktor Roh, banyak putri bangsawan sejati yang bersekolah. Ini adalah hasil kesetiaan kerajaan dan bangsawan melanjutkan garis darah Kontraktor Roh melalui tali pernikahan yang bahkan meluas sampai beberapa generasi.

Alaminya, ada juga perkecualian, namun, bicara soal Kontraktor Roh, normal bagi mereka menjadi putri dari Bangsawan.

Fahrengart, kepala dari keluarga militer, dan Laurensfrost, dengan sejarah panjangnya.

Wilayahnya saat ini disita, namun keluarga Claire Elstein juga garis darah bangsawan.

Namun, gadis di hadapannya adalah—putri kedua dari Kerajaan Orudeshia.

Dia bukan sekedar Bangsawan.

Dialah yang seharusnya disebut—Tuan Putri sejati.

Kenapa Tuan Putri Kerajaan ada di Akademi ini?

Putri-putri yang lahir dalam keluarga Bangsawan Orudeshia harusnya dijadwal menjalani latihan ketat sebagai kandidat Tuan Putri Roh, melayani kelima Raja Elemental Besar, dan organisasi pelatihan Tuan Putri Roh, yakni ‘Institut Upacara Kedewaan’.

Yang penting, Kamito menyimpan pertanyaan itu di dadanya untuk saat ini dan berlutut di tanah diatas satu lututnya.

“Mohon maafkan kekasaran saya, Yang Mulia.”

Bukan karena dia memberikan sumpah setianya secara spesial pada Kerajaan Orudeshia, namun ia tetap melakukannya sebelum Bangsawan mulai mencekalnya atas ulah mantan Roh Terkontraknya.

Namun, Fianna dengan tenang menggeleng kepalanya.

“Nggak apa-apa, kita sama-sama siswa disini. Selain itu, meski aku adalah Putri Kedua, sebenarnya aku Ratu yang Hilang, status sosialku sudah lenyap.”

“Ratu yang Hilang?”

Kamito bertanya balik—kemudian dia ingat,

Begitu, Tuan Putri kedua Kerajaan

Dia mendengarnya dari rumor.

Kalau kuingat lagi, gadis ini adalah kandidat Tuan Putri Roh yang melayani Raja Elemental Api

Empat tahun silam, sang Tuan Putri Roh Api—pengkhianatan Rubia Elstein terjadi.

Kerajaan mengalami kekacauan untuk beberapa lama oleh kemarahan Raja Elemental Api, yang memergoki pengkhianatannya.

Demi menenangkan amarah Raja Elemental Api, ’Institut Upacara Kedewaan’ mencoba mendukung Tuan Putri Roh kedua namun—

Pada saat itu, Tuan Putri Roh kedua seharusnya didukung sebagai penerus Rubia.

Namun, ia tak pernah menjadi Tuan Putri Roh. Pada saat itu, ia menyatakan mundur dari kandidat Tuan Putri Roh untuk suatu alasan kemudian eksistensinya dihapuskan dari keluarga Bangsawan.

Alasan mengapa ia menolak menjadi Tuan Putri Roh tak pernah diumumkan secara resmi sejauh ini.

Karena itulah, sang Tuan Putri kedua benar-benar tersingkir dari panggung utama.

Ratu yang Hilang itu adalah gadis di hadapannya?

“Seperti yang dia katakan. Selama kamu melewati gerbang Akademi ini, tak peduli status sosial yang gadis Tuan Putri miliki, tak ada perlakuan istimewa. Bahkan seorang Tuan Putri, Kontraktor Roh laki-laki, atau adik dari sang Ratu Bencana.”

“Jadi seperti itulah, aku adalah mantan Tuan Putri, tapi senang bertemu denganmu, Kazehaya Kamito-kun.”

Fianna tersenyum dan mengangkat sisi roknya dengan ujung jarinya, lalu membungkuk dengan elegan.

“A......ah, senang bertemu denganmu—“

Kamito berdiri dan ekspresinya membeku.

“Ada apa?”

“Itu, emm........”

Sambil menggaruk wajahnya, Kamito membuang wajahnya.

“?”

Fianna memiringkan kepalanya ke sisi.

“Kyaa!

Sepertinya dia sadar kalau yang dia angkat bukan ujung gaunnya, namun rok pendek seragamnya.

Celana dalam hitam dewasanya, dihiasi oleh renda renda, sudah terpatri kuat di retina Kamito.

“Ka.....Kamito-kun.........mesum!”

Wajah si mantan Tuan Putri merona kemerahan sambil menggumam malu-malu.

“Ma.....maafkan aku.....”

“Kalian berdua, jangan bercinta dan bersikap seperti kekasih di depan mataku. Menjengkelkan.”

Greyworth melotot pada Kamito, dengan mata yang dipenuhi hasrat haus darah.

“.........Maaf. Dan kenapa kau memanggilku?”

Tentang Penyihir ini. Pastinya bukan hanya untuk memperkenalkan si murid pindahan.

Mengenalkan Tuan Putri Kerajaan padaku, apa lagi yang dia rencanakan?

Seolah membaca pikiran Kamito, sang Penyihir mendorong kacamatanya, sepertinya cemberut.

“Cukup disesalkan, meski sudah sengaja menyiapkan misi istimewa demi dirimu.”

“Misi istimewa?”

“Itu benar. Kebetulan ada misi yang ingin kupercayakan padanya, jadi aku ingin timmu untuk menyertainya sebagai penjaganya.”


Bagian 2[edit]

—Misi.

Bersama dengan pertandingan resmi melawan sesama siswa Akademi, ia adalah sistem yang mendukung sistem peringkat di Akademi.

Misi yang diberikan bisa memberi tujuan beragam, dari Kagura dengan Tarian Pedang, menekan Roh yang mengamuk, Penelitian dan investigasi Roh Tersegel, sampai penangkapan Kontraktor Roh yang lepas kendali.

Dengan menyelesaikan misi yang terbagi kedalam peringkat tergantung level bahaya, siswa Akademi bisa meningkatkan peringkat tim mereka sama halnya memenangkan pertandingan resmi.

“Ngomong-ngomong, level kesulitan misi ini adalah peringkat S.”

“Peringkat S?”

Tanpa berpikir, Kamito seketika terkejut.

Misi peringkat S adalah misi dengan level kesulitan tertinggi dalam peringkat Akademi.

Jumlah poin peringkat yang didapatkan sangat tinggi, namun itu adalah misi berbahaya yang bahkan bisa berdampak pada kematian tergantung situasinya. Seharusnya tak mungkin ia mengajukannya melihat peringkat tim Kamito saat ini.

“Apa ada sesuatu yang kau siapkan di balik layar?”

“Telingamu buruk juga. Kubilang aku tak memberi perlakuan khusus. Maksudku, orang yang cocok menjalani misi ini adalah kau dan Fianna. Kalau kau tak setuju, maka akan kusebarkan berita misi ini pada tim yang lain.”

“.........”

Bukan kesepakatan yang buruk. Kebalikannya, melihat kondisi tim Kamito saat ini, itu adalah berkah Dewa.

Sampai pembukaan Tarian Pedang, hanya tinggal dua bulan tersisa. Tidak, ujian terakhir untuk menentukan tim tiga besar yang ikut serta akan diadakan lebih awal lagi.

Dengan kondisi mereka sekarang, mereka takkan sempat kalau hanya mengandalkan pertandingan resmi atau misi biasa.

Greyworth entah kenapa bersikeras membuat Kamito ikut dalam Tarian Pedang.

Meski demikian, memaksa perwakilan dari Kerajaan melalui kekuasaan Direktur Akademi juga tidak mungkin, sudah diduga.

Sehingga, ia memberi misi peringkat S, yang level bahayanya tinggi, dan bonus penyelesaiannya juga luar biasa tinggi.

Asal kita bisa menyelesaikan misi, semua akan beres — eh?

Ia tak merasa senang bergerak menurut kemauan Greyworth, namun—

Kalau misi untuk melindungi orang penting, Kamito sudah mengalami melakukan hal yang seperti itu beberapa kali di masa lalu.

Tentu, jauh lebih baik daripada meningkatkan peringkat inter-sekolah secara perlahan melalui pertandingan resmi.

“—Aku paham. Jelaskan rincian dari misi itu.”

“Itu baru semangat.”

Kamito merengut dan Greyworth tersenyum.

“Apa kau tahu Tambang Kota Gado?”

“Gado? Ya, aku sedikit kenal nama itu. Itu adalah kota yang sudah ditelantarkan sejak beberapa dekade lalu.”

Kota Tambang Gado. Dulunya Kota dengan Tanah Penambangan Bijih Roh besar, namun sepanjang Perang Ranbal kedua, jumlah Bijih Roh yang terkandung habis, dan akhirnya menjadi kota dengan tambang yang benar-benar ditelantarkan.

Saat ini mungkin sudah menjadi Kota berhantu.

“Sering terjadi peristiwa gempa gempa aneh di tambang itu akhir-akhir ini. Aku ingin kalian pergi kesana dan menginvestigasinya.”

“Menginvestigasi gempa bumi?”

Sampai-sampai Akademi mendapat permintaan Investigasi artinya mungkin itu bukan gempa bumi biasa.

Seringkali terjadi ketika Roh beratribut Tanah yang menguasai daratan itu memicu gempa bumi.

Kalau itu terjadi karena Roh mengamuk atau marah, ia bisa ditenangkan dengan Upacara Tarian Pedang. Tergantung situasinya, ada juga kasus dimana Unit Penangkapan dari Ksatria Roh dibentuk.”

Sebagai misi itu adalah hal yang tipikal namun—

“Jangan bercanda. Bagaimana bisa investigasi gempa bumi menjadi misi peringkat S?”

Kamito tak berpikir level bahaya itu ada hubungannya kalau hanya menginvestigasi Roh Bumi biasa.

Dibandingkan resiko misi, peringkat yang diberikan nampaknya kelewat tinggi.

“Kau lagi lagi susah dibuat percaya, tak bisakah kau mempercayai kebaikan hatiku?”

“Bisakah aku percaya? Kau tak pernah berbohong, tapi kau juga tak pernah berbicara kebenaran.”

“Hmm........yah, memang seperti itu.”

Greyworth tersenyum dan mengangkat bahunya tanda menyerah.

“Di Tambang itu, sepertinya Roh-kelas Militer-Tipe strategi, yang disegel oleh Ksatria lama Kerajaan Orudeshia, tertidur disana.”

“Roh Militer tipe Strategi?”

Kamito berujar secara spontan. Fianna disampingnya juga terdiam kaget.

Roh Militer tipe Strategi—ia tak bisa dibandingkan dengan Roh Militer yang mengamuk di Kota Akademi tempo hari.

Karena kekuatannya yang kelewat besar, mustahil bagi seseorang untuk mengendalikannya. Pada akhirnya, ia hanya bisa dikendalikan dengan Upacara Kagura yang ditampilkan oleh beberapa ratus Kontraktor Roh—bisa dibilang ia adalah Senjata Pemusnah Massal.

Di akhir Perang Ranbal kedua, bangsa-bangsa seluruh benua membuat kesepakatan, dan ketujuh bagian seharusnya sudah menyegel dan menyingkirkan Roh semacam itu, namun—

“Jangan-jangan, yang menyebabkan gempa adalah Roh Militer tipe Strategi itu?”

“Dalam kondisi terburuk, itu masih kemungkinan. Aku ingin mempercayakan kalian dengan investigasi ini. Kalau investigasi kalian mengkonfirmasi bahwa segelnya sudah dilepas—“

“Saya akan menampilkan penyegelan ulang dengan ‘Upacara Kagura’.”

Fianna dengan tenang membuka mulutnya untuk bicara.

“Itu benar. Bagimu, yang merupakan mantan kandidat Tuan Putri Roh, misi ini sangat cocok untukmu.”

“........Begitu. Itu alasan kau memanggil Tuan Putri ini.”

Tuan Putri Roh, yang melayani kelima Raja Elemental Besar, adalah pakar dalam ‘Upacara Kagura’ yang bisa menenangkan Roh.

Mereka tak menerima latihan seni bela diri khusus, dan sebagai hasilnya mereka tak cocok dalam pertempuran, namun semua bentuk Upacara telah ditempa kedalam tubuh mereka sejak masih anak-anak.

Di seluruh Akademi, hanya ada satu siswa Akademi mantan Tuan Putri Roh—Pengguna kemampuan istimewa; misi yang hanya bisa diselesaikan olehnya, dan mempertimbangkan kalau ada hubungannya dengan Roh Militer tipe Strategi, sangat tepat untuk menganggapnya sebagai misi peringkat S.

“..........”

Istilah itu tidak buruk. Namun, ada satu hal lagi yang ia ingin tanyakan.

“........Tapi apa Fianna tak keberatan? Dengan aku sebagai pelindungnya.”

Kalau hanya soal melindunginya, seharusnya ada Kontraktor Roh lain yang lebih kompeten.

Misalnya, Ellis Fahrengart. Kalau itu dia, yang rasa tanggung jawabnya kuat dan memiliki kemampuan hebat, tak ada ruginya menjadikan dia sebagai pelindung.

Tak ada untungnya bagi Tuan Putri untuk meminta Kamito, yang merupakan laki-laki, menjadi pelindungnya. Kalau Greyworth mengelompokkan mereka sesukanya, mengabaikan kemauan Fianna—Kamito berniat menolak tawaran ini.

Namun, Fianna—

“Tentu saja. Aku akan mengandalkanmu, Kamito-kun.”

“Apa Greyworth mengancammu untuk sekelompok denganku?”

“Bukan, selain itu, akulah yang memintamu secara pribadi.”

“Apa iya?”

“Ya. Bepergian dengan satu-satunya Kontraktor Roh laki-laki, bukankah itu hebat?”

Fianna menggenggamkan jarinya ke tangan Kamito dan menatapnya dengan mata berbinar.

Melihat langsung ke pupil hitam cerahnya, Kamito secara spontan merasa kaget.

“Hmm, bukankah kau populer?”

Ujar Greyworth, sepertinya kurang senang, dan menyerahkan dokumen dengan poin kunci misi tertulis di atasnya.

“Kalau kau berniat mengambil misi ini, tanda tangan disini. Ini seharusnya bukan kesepakatan buruk buatmu.”

Memang tidak buruk, selain itu, ini adalah kesepakatan yang sangat luar biasa untuk kondisi Kamito saat ini.

Namun—

“Aku tak bisa menentukan ini sendiri. Aku setidaknya harus bertanya pada Claire juga.”

“Hmm, baik, itu tak apa-apa. Tapi lekaslah, soalnya kalian akan berangkat besok.”

“Claire?”

Seorang yang mengangkat suaranya adalah Fianna.

“Ah, anggota timku, tapi—“

“Mungkinkah dia adalah Claire Elstein?”

“.....Kamu kenal dia?”

Kamito dengan canggung menggaruk kepalanya.

Benar juga, gadis ini.......kandidat Tuan Putri Roh bagi Raja Elemental Api

Ia adalah Gadis Tuan Putri yang berlatih di di ‘Institut Upacara Kedewaan’ yang sama dengan Sang Ratu Bencana—Rubia Elstein.

Kalau memang begitu, takkan aneh kalau dia mengenal bahkan Claire, yang merupakan adik gadis itu.

“Adik orang itu............”

Bibir Fianna sedikit gemetar.

Ia mungkin merasa agak menyesal usai mendengar kalau adik sang Ratu Bencana adalah salah satu rekan timnya.

“Maaf, tapi Claire adalah rekan timku. Aku akan menyelesaikan misi bersama dengannya.”

Kamito memberitahunya—

“Ya. Itulah yang juga kuharapkan.”

Sambil Fianna mengangguk, ia menggumam dalam suara lembut.

“Aku tak berniat kalah bahkan pada adiknya.”


Bagian 3[edit]

Saat mereka berdua meninggalkan kantor, Greyworth tersenyum.

“Namun, Tuan Putri itu melakukan hal yang berani juga.”

“—Anda kenal, Direktur Akademi?”

Dari dalam bayangan Greyworth, seorang wanita muncul dengan cepat.

Kontraktor Roh Bayangan—Guru Freya Grandol.

“Apa tentang dia menggunakan Bijih Roh selama Ujian Masuk? Tentu saja, aku menyadarinya. Dia melakukan hal yang boros. Bukankah harga batu itu dua puluh juta rood sepotongnya?”

“Berarti, saya pikir anda mengabaikan cara masuknya yang curang itu?”

“Tuan Putri Fianna berperingkat setelah Rubia Elstein sebagai Kandidat Tuan Putri Roh kedua di usia 13 tahun. Kalau dia bangkit sebagai Kontraktor Roh lagi, bukankah itu taruhan yang bagus?”

“Namun, kalau dia mencoba menjalani kehidupan Akademinya memakai benda itu, bukankah dia akan segera terekspos?”

“Kupikir dia juga memahami itu. Dia memahaminya namun masih nekat menjadi siswa Akademi. Kalau dia tak segera bangkit, habislah dia, namun kalau dia bangkit, akan sangat beruntung. Sehingga, aku mengelompokkannya dengan pria itu.”

“Direktur Akademi, apa yang sebenarnya anda—“

Freya bergumam, dan pada saat itu bola mata bersayap terbang masuk dari jendela kantor.

Itu adalah Roh Pengintai, yang digunakan oleh Greyworth.

“Hmm, sepertinya tamu tak diundang sudah menyusup ke Kota Akademi.”

“Apa dia adalah Roh Kegelapan dari tempo hari itu?”

“Yah, entahlah? Aku tak tahu apa yang mereka inginkan, namun......Freya Grandol, siapkan perintah pada Ksatria Sylphid untuk memperkuat pengamanan.”


Bagian 4[edit]

Kamito, yang meninggalkan kantor, mengajak Fianna berkeliling sepanjang gedung Akademi.

Ia memiliki cara berjalan ringan nan elegan. Sepertinya cara berjalan Tuan Putri Sejati juga dipoles dengan baik.

“Fianna, apa kamu mengenakan seragam ‘Institut Upacara Kedewaan’?”

“Ya, berlawanan dari seragam Akademi Roh Areishia, yang sepertinya desain terkini. Sepanjang waktu aku masih aktif, bahkan pernah memakai kostum Upacara yang lebih bombastis. Menurutku memang manis, namun semua gadis lebih suka mengenakan rok.”

“.....Hmmm, begitukah? Itu cocok denganmu.”

“Ah, meski itu hanya pujian biasa, tapi aku senang.”

Sembari mereka berjalan sambil mengobrol, nada Kamito menjadi lebih santai.

Karena dia adalah Tuan Putri Kerajaan Orudeshia dan Gadis Tuan Putri dari ‘Institut Upacara Kedewaan’—Kamito berpikir kalau akan muncul suasana sulit-untuk-akrab, namun secara mengejutkan gadis ini mudah diajak mengobrol.

Mereka berdua, yang bercakap-cakap sambil berjalan sepanjang koridor, sudah mengundang perhatian dari siswa Akademi lainnya.

“Hei, lihat itu. Kazehaya Kamito, lagi,akan memperkosa siswa pindahan itu!”, ”Demonstrasi khusus si hewan liar.”, ”Tapi aku jadi agak iri padanya.”, ”Bi.....bicara apa kamu!”, ”Ta.....tapi kalau aku ditatap oleh mata tajamnya itu.....aku......aku mungkin nggak bisa menolak.”, ”Meskipun hanya sedikit, meskipun hanya sebentar, aku ingin coba dipermainkan olehnya.......bukankah begitu menurut kalian?”, ”I.....Itu benar, ka......kalau dia mendekatiku dengan paksa.......hatiku pasti akan berdegup kencang”, ”Nggak mungkin, apalagi, dia adalah Raja Iblis, Raja Iblis yang memangsa semua wanita yang dia dekati.”, ”Sang Raja Iblis........”, ”Sang Raja Iblis di malam hari...........”

Keributan kecil semacam itu bisa terdengar di sepanjang koridor.

.......Apanya! Raja Iblis di malam hari!

Ia ingin membalas semua gosip itu, namun karena akan menjadi hal merepotkan, ia tak jadi melakukannya.

Dia sudah terbiasa menghadapi tatapan menyeramkan para gadis.

Namun, meski aneh, entah kenapa ada juga beberapa gadis yang memberinya tatapan mata terpesona.

Dan juga, entah kenapa, sepertinya ada banyak surat berpita dan kue-kue buatan tangan ditempatkan dalam lokernya.

.......Well, mungkin itu hanya lelucon.

“Hmm, Kamito-kun, kamu populer juga.”

“Mereka hanya menggodaku, apalagi, aku satu satunya Kontraktor Roh laki-laki di Akademi ini.”

“Apa iya?”

*Mugyu!*

“.......!?”

Mendadak, ia merasakan sensasi lembut di lengan atasnya.

Fianna menekan dadanya ke lengan Kamito.

“H......Hei, Fianna!”

“Hn, ada apa?”

Tuan Putri itu memberikan senyuman nakal dengan tatapan senang.

Degup di jantungnya tak mau dihentikan lantaran kelembutan luar biasa yang ditekan di lengannya.

“Anu, Tuan Putri.......emm, dadamu sedang menekan......”

“Nggak masalah kok, atau—“

Fianna memberikan sedikit senyum menggoda.

“Kamu nggak suka Tuan Putri yang nakal?”

“........”

Dari area dada seragam seperti-gaunnya, pakaian dalamnya bisa sedikit kelihatan.

........Kamito belingsatan, amat sangat belingsatan.

Ia merasa kalau ketajaman tatapan dari para gadis yang dilewatinya sepanjang koridor terus meningkat.

Fianna dengan enjoy menatap ke arah Kamito, yang merasa tegang.

“Fufu, sepertinya mereka semua cemburu.”

“Pastinya bukan begitu........”

Kamito mendesah berat,

“Ngomong-ngomong, kenapa Tuan Putri pindah ke Akademi ini?”

Tiba-tiba, ia mencoba menanyakan sesuatu yang sejak tadi berada dalam pikirannya.

Ia tak peduli tentang situasi apa yang membuatnya membuang posisinya sebaga kandidat Tuan Putri Roh. Ia hanya penasaran kenapa dia menjadi siswa Akademi sekarang, setelah pernah begitu saja menghilang dari panggung utama.

“Itu—“

Kaki Fianna mendadak berhenti. Kamito juga berhenti di saat yang sama.

“Uh?”

“Kalau kukatakan—aku datang untuk menemui Kamito-kun, maukah kamu mempercayaiku?”

“...........”

Saat Kamito sedikit merasa kebingungan.

“Tidak, tak mungkin kamu datang untuk menemuiku, bukannya kita baru bertemu, Fianna?”

“..........”

Fianna menggembungkan pipinya sambil cemberut karena mendengar balasan semacam itu dari Kamito.

“......Idiot.”

Fianna menggumam dan mendorong jari telunjuknya dengan lembut ke bibir Kamito.

Kemudian, ia mendekatkan wajahnya sampai bibir mereka berdua nyaris bersentuhan.

“—Ren Ashbell.”

Pada saat itu, ekspresi Kamito membeku.

Dengan nama tak terduga meluncur dari bibirnya—Kamito kehilangan kata-kata.

“....!? Bagai......mana.........”

Masih berdiri sambil terbengong bengong, Kamito mengeluarkan suara kering.

Satu-satunya orang yang mengetahui identitas sejati Kamito sebagai Ren Ashbell adalah Roh Terkontrak Restia dan sang Penyihir Greyworth—hanya dua orang itu.

Bagaimana bisa gadis ini......?

“......Aku tahu, kamu nggak ingat.”

Fianna menggembungkan bibirnya, merasa tidak puas.

Membuat wajah seperti itu pada jarak ini membuatnya terlihat seolah ia adalah kekasih yang minta dicium.

“Nggak apa-apa. Akan kurahasiakan dari semua orang, apalagi aku sudah memenuhi janjiku.”

“Janji?”

Kamito sepertinya mengingat sesuatu, pada saat itu.

“Kamito!”

Claire datang berlari dari sisi lain koridor. Sepertinya dia sedang mencari Kamito.

“Ayolah, apa yang sedang kamu—“

Pada saat itu, Claire mendadak berhenti.

Di tengah-tengah koridor, dia melihat sosok dua orang, yang hampir seperti pasangan kekasih tengah berciuman—

“Ka.......ka........ka.........ka........”

*Gogogo*.......bahunya mulai bergetar sedikit demi sedikit.

Rambut merahnya berkobar seperti nyala api merah dan menyala dengan getaran kuat.

“Ka.....ka......kamu budak.......ka.......kamu benar-benar nggak tahu diuntung.......”

*Pishii!*—Momen ketika cambuknya membuat suara, si kucing neraka, terselimuti api merah panas, muncul dari ruangan kosong.

Si kucing neraka bertransformasi menjadi bentuk Lidah Api dalam sekejap dan bertengger di tangan kanan Claire.

“Be......benar juga, aku akan melatihmu baik-baik hari ini.........”

“Tu......tunggu, jangan salah paham, Claire, cewek ini—“

“—Claire?”

Fianna bereaksi pada nama yang Kamito sebutkan.

Ia dengan lembut melepas tangannya dari Kamito dan memelototi Claire dengan tatapan tajam.

“Begitu, kamu adalah Claire Rogue.”

“Benar sekali. Lalu kenapa?”

“Kamu adalah adik orang itu..........”

Kamito merasa ada kilatan tak terlihat muncul di mata Fianna yang melotot pada Claire.


Back to Bab 2 Return to Halaman Utama Forward to Bab 4