Overlord (Indonesia):Volume 5 Chapter 1

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Part 1[edit]

Bulan Api Bawah (Bulan ke-9), Hari ke-2, 23:30

Pria tersebut menyalakan lentera yang menggantung di pinggangnya. Minyak khusus menyalakan api hijau yang mewarnai sekitar dengan warna yang mengerikan.

Dia melangkah keluar, merasakan panas yang merasuk ke dalam tubuhnya. Meskipun pria tersebut memiliki ekspresi pahit, dia harus membuktikan setidaknya untuk musim ini. Meskipun matahari belum naik, di waktu seperti hari ini, dimanapun di daerah sekitar kerajaan terkena lembab karena panas. Dengan begitu, Dengan mengatakan bahwa, yang terburuk dari itu seharusnya telah berlalu dan hari-hari untuk mendapatkan suasan yang dingin akan segera datang.dan Bahkan di area sekitarnya tidak ada tanda sekecil apapun yang bisa ditemukan dimana-mana.

"Wah~ hari ini panas juga."

"Memang benar. Mereka bilang seharusnya di sebelah utara sudah sedikit lebih dingin, di dekat lautan."

Partner pria tersebut untuk malam ini berkata meresponnya dengan bergumam.

"Jika ada hujan, maka panas ini akan sedikit berkurang."

Dia melihat ke langit saat bicara tapi hanya melihat langit yang cerah tak ada bekas dari awan satupun yang terlihat, jangankan awan hujan. Bintang-bintang bersinar sangat cerah di atas kepala, itu adalah pemandangan yang akrab di langit malam hari.

"Yang benar saja, aku berharap kita bisa mendapatkan hembusan angin... Kalau begitu, ayo kerja."

Dua pria tersebut memiliki tampilan berbeda yang membuatnya sulit untuk disebut sebagai penduduk desa biasa. Pertama adalah equipment mereka. Sebuah pedang panjang di pinggang dan armor kulit - perlengkapan mereka terlalu berlebihan untuk seorang milisi desa. Bukan hanya itu, wajah dan tubuh mereka bukan seperti orang yang biasa bekerja di ladang. Namun lebih tepat, mereka memiliki aura bahaya dari orang-orang yang mahir dengan kekerasan.

Dua orang pria itu berjalan ke dalam desa tanpa bertukar sepatah katapun.

Keheningan di bawah kegelapan, suara yang terdengar di desa itu hanyalah langkah kaki mereka. Benar-benar kota hantu. Dengan langkah yang lebar, dua orang itu dengan tenang berjalan menembus suasana yang mengerikan. Ketenangan mereka adalah bukti bahwa ini adalah sebuah rutinitas.

Desa yang dilewati oleh pria-pria ini dikelilingi oleh dinding-dinding yang tinggi bahkan dengan hanya sekali tatap, seseorang bisa melihat enam menara pengawas. Sulit untuk menemukan pertahanan kuat semacam itu bahkan diantara desa-desa perbatasan dimana monster-monster sering muncul.

Daripada disebut sebagai sebuah desa, lebih tepat disebut sebagai markas militer.

Meskipun begitu, pihak ketiga mungkin hanya akan melihatnya sebagai desa yang lain dengan keamanan yang ketat. Namun, pemandangan yang mengikuti selanjutnya akan membuat mereka mengerutkan alis.

Seganjil itulah pemandangan yang ada di depannya. Biasanya, sebuah dinding akan mencakup bangunan-bangunan rumah atau gudang penyimpanan sementara ladang-ladang tersebar di luar. Membajak ladang di dalam dinding akan membutuhkan pekerjaan yang lebih berat untuk bisa mengelilingi ladang pertanian yang luars. Namun, desa ini mengelilingi rumput-rumput yang hijau yang bergoyang karena angin dan menjaganya seakan mereka terbuat dari emas.

Pria yang sedang berjalan di dalam kota yang eksentrik tersebut merasakan mata seseorang yang tertuju padanya dari salah satu menara pengawas. Padalah, seharusnya itu adalah temannya yang dilengkapi dengan sebuah busur. Jika ada sesuatu yang terjadi, dia bisa menerima bantuan dengan menggoyangkan lenteranya di atas kepala.

Mempertimbangkan kemampuan rekannya dalam hal penggunaan busur, dia telah lolos jika hanya untuk tugas melingdunginya dengan tembakan. Namun, dengan membunyikan lonceng untuk membangunkan yang lain adalah yang dia butuhkan untuk merasa aman.

Tapi jika dia tiba-tiba tidak sengaja membuat sinyal, dia akan dibuat menderita oleh rekan-rekannya yang sedang tertidur. Meskipun begitu, pria tersebut siap untuk menggoyangkan lentera saat dia merasa ada sedikit kecurigaan.

Lagipula, dia tidak ingin kehilangan nyawa.

Dengan berkata seperti itu, masih diragukan jika situasi tersebut akan muncul. Dia telah mengulangi pekerjaan yang sama ini sudah lebih dari beberapa bulan belakangan dan akan terus melakukannya.

Saat dia memutari tepatnya separuh jalan dari rute patrolinya, sesuatu seperti seekor ular menabrak mulut pria tersebut. Tidak, itu bukan seekor ular. Benda yang menempel di mulutnya dan tidak bergerak adalah sebuah tentakel gurita.

Dagunya terpaksa bergerak naik dan diikuti dengan luka bakar di leher yang terbuka. Semuanya bahkan tidak sampai sedetik terjadi.

Suara hisapan mengalir dari lehernya.

Itu adalah suara terakhir yang didengar oleh pria itu selama hidupnya.

Tangan yang ada di mulut pria tersebut melepaskan genggamannya. Punggungnya, ditahan dari belakang agar tubuhnya tidak jatuh ambruk. Setelah memastikan bahwa pisau itu telah menyedot darah, senjata magic, 'Vampire Blade' (Pisau Vampir) dicabut.

Yang memeluk pria itu dari belakang adalah sebuah wujud yang tertutupi oleh pakaian yang serba hitam. Selain matanya, seluruh wajah tertutup dan seluruh tubuh diselimuti oleh kain hitam. Bahan pakaiannya sendiri dibuat dari kain tapi gauntlet (sarung tangan) dan greave (pelindung tulang kering kaki) pada lengan dan kakinya menambah pertahanannya. Sama halnya dengan dada, tertutupi dengan lempengan logam tapi lekukan wanita jelas terlihat dan bisa dengan mudah dikenali.

Sama halnya, dibelakang pria yang lain ada seorang figur yang mengenakan pakaian yang sama. Disisi ini juga memakai lempengan logam yang terangkat menutupi dadanya. Mata itu menoleh ke sisi lain dan mengangguk sekali.

Setelah memastikan bahwa assassinasinya sukses, dia memeriksa keadaan sekitar. Tak ada tanda mereka diketahui, sebuah ruang kelegaan kecil muncul di sudut otaknya.

Meskipun dengan lampu dari lentera, mereka menempel sangat dekat sekali dengan mayatnya sehingga sulit dikenali perbedaannya dari menara pengawas. Yang perlu diwaspadai adalah dalam sekejap mereka menyerang - jarak yang pendek telah terlampaui sambil bergerak di antara bayangan-bayangan, 'Dark Crossing'. Bahkan hal itu sudah selesai dilakukan.

Dengan pisau yang merah karena darah masih ada di dalam, dia menyangga tubuh yang akan roboh.

Bagi orang-orang yang ada di menara pengawas, kelihatannya seakan yang berpatroli sedang berhenti sejenak. Bagaimanapun juga, berdiri sekaku ini atau roboh akan membuat sebuah kecurigaan.

Kalau begitu harus segera bergerak ke fase selanjutnya. namun, itu bukan perannya.

Wanita yang merasakan sebuah sensasi di tangannya; perasaan dari tubuh tanpa nyawa seorang pria yang semakin mengeras, seakan di dalamnya disangga oleh sebuah pilar. Seakan memastikan dia tidak salah, selanjutnya, tubuh pria itu tersentak.

Meskipun ketika mayat itu bergerak bahkan tidak ada rasa kaget sedikitpun. Semuanya telah mengikuti rencana.

Wanita yang melepaskan tangannya dan di waktu yang sama, meluncurkan skill miliknya. Salah satu skill yang dia pelajari dari kelas ninja miliknya, 'Hide Shadow'. Selama sebuah bayangan masih ada, seseorang bisa berbaur dengan sempurna ke dalamnya dan membuatnya tidak mungkin dideteksi dengan mata telanjang.

Meninggalkan dua orang yang sekarang tersembunyi dengan sempurna di balik bayangan, pria-pria tersebut mulai bergerak maju seakan mereka baru saja dilepaskan dari rantai. Mereka kembali melanjutkan rute patroli mereka. Seakan mereka baru saja teringat tugas asalnya. Tapi kecepatan dari gaya berjalan mereka janggal dan berat. meskipun jika luka mereka sudah sembuh, darah segar tidak terserap dari sabetan di leher mereka karena seluruh darah mereka telah disedot.

Hanya ada satu alasan mengapa mereka masih bisa bergerak. Mereka telah berubah menjadi zombi dan sekarang mengikuti perintah dari pencipta mereka.

Yang merubah mereka bukanlah si wanita.

Dilihat secara biasa, yang ada disini hanyalah dua orang pria. Meskipun jika ada seseorang yang bisa melihat menembus kemampuan bersembunyi mereka, maka masih tidak lebih dari empat orang. Namun, disana ada lima. Figur kelima yang tak terlihat aalah yang bertanggung jawab untuk zombi-zombi tersebut.

Figur itu tidak terlihat bahkan oleh wanita itu. Tapi Ninjutsu mereka membuat keduanya bisa mendeteksi kehadirannya dengan menggunakan magic atau skill. Kemampuan ini bereaksi dengan yang ada di depan merka.

"Persiapan disini sudah selesai"

"Sempurna."

Suara lirih terdengar dan sebuah suara kecil segera menjawab responnya.

"Aku tahu karena aku sedang melihatnya, aku akan bergerak ke lokasi selanjutnya. Aku harus menangkap seseorang dengan otoritas tertinggi disini."

Ini juga adalah suara seorang wanita. Tapi yang ini memiliki nada yang tinggi dan kurang dewasa dan seolah-oleh terasa seperti anak-anak.

"Kalau begitu bagian kami akan mulai menyerang. Bagaimana dengan dua orang lainnya?"

"Jangan bilang jika mereka sedang main-main entah dimana karena mereka tidak mendapat giliran?"

"Tidak mungkin. Mereka sedang bersembunyi di luar, di dekat desa. Rencananya mereka akan membuat serangan dari depan dan belakang jika ada keadaan darurat. Baiklah kalau begitu. Aku akan bergerak ke prioritas kita yang tertinggi. Kalian berdua juga ikuti rencana."

Rekan mereka yang tak terlihat - bahkan hanya kehadirannya pun - naik ke udara. Dia bergerak menembus udara menggunakan 'Flight'.

Kehadiran yang semakin menjauh dan menjauh tersebut segera menghilang ke arah bangunan yang dimaksud sebagai prioritas tertinggi. Itu adalah salah satu dari beberapa bangunan yang ada di dalam desa dan merupakan lokasi kunci yang harus diamankan dahulu dan yang terpenting.

Biasanya, mereka akan memprioritaskan bangunan yang berbeda. Tapi alasan bahwa tempat itu adalah tempat khusus adalah prioritas karena magic 'Message'.

Ada banyak yang menjauhi magic ini, menyebutnya tidak bisa diandalkan. Di waktu yang sama, ada pula mereka yang tidak risau dan menggunakannya bagaimanapun juga. Empire yang bahkan lebih maju dari Kingdom dalam hal mendidik pertumbuhan dari magic caster, mereka yang menginginkan informasi sesegera mungkin, dan musuh yang mengatur desa ini. Dengan demikian, sangat perlu untuk mengamankan dahulu agen penghubung yang terletak di dalam bangunan itu.

Sekaranga setelah rekan mereka menuju kesana, mereka juga harus menunggu pada lokasi yang ditentukan. Semuanya harus menyamakan timing dan menyelesaikan serangan mereka sambil tidak terdeteksi.

Dua ninja itu menghela nafas dan berlari maju.

Bergerak dari kegelapan, mereka tidak akan terlihat oleh orang biasa. Tidak, jika mereka menggunakan item magic yang mereka pakai juga, bahkan para petualang akan kesulitan melihat mereka. Dengan kata lain, tidak ada satupun di dalam desa yang bisa melihat dua wanita itu dengan mata mereka.

Rekannya yang sedang berlari di samping dengan mahir menggerakkan jari-jarinya. Meskipun terlihat seperti sekedar meliuk-liukkan jarinya, rekan lain yang melihat ini membaca artinya-

- Untungnya mereka tidak punya anjing apapun.

Dia menjawab 'setuju' dengan jari-jarinya.

Itu adalah bahasa isyarat yang digunakan oleh para assassin. Pada level keahlian mereka, berkomunikasi secepat bicara adalah hal yang mudah bagi mereka. Meskipun sudah mengajarkannya ke sekutu mereka, sayangnya, yang bisa mereka kuasai hanyalah kalimat atau perintah sederhana. Di lain pihak, baik kecepatan dan kosa kata isyarat mereka berada pada level dimana mereka bisa melakukan percakapan sehari-hari dan akan sering menggunakannya sebagai percakapan rahasia dengan satu sama lain.

-Aku tahu apa maksudmu. Ini akan lebih mudah karena mereka tidak akan tertarik oleh bau darah.

Jika musuh memiliki anjing-anjing penjaga maka tidak akan semudah ini. Meskipun mereka telah mempersiapkan jalan untuk membuat anjing-anjing itu tidak berdaya, tak ada yang lebih baik daripada menghindari pekerjaan yang tidak perlu.

Segera setelah dia membalas, jari-jari rekannya bergerak cepat.

-Kalau begitu aku akan menuju bangunan yang ditargetkan.

Segera setelah dia menjawab paham, rekan yang sedang berlari di sampingnya berpisah.

Sekarang sendiri, dia melihat area penglihatannya sambil berlari dengan kecepatan tinggi. Apa yang sedang dipanen bukanlah gandum seperti barley atau sayuran. Itu adalah tanaman bahan mentah untuk obat-obatan ilegal dan yang paling umum di Kingdom, Black Dust. Dikelilingi oleh dinding-dinding yang tinggi, banyak ladang di desa yang seluruhnya menumbuhkan tanaman yang sama. Itu adalah bukti bahwa desa ini adalah salah satu dari markas-markas untuk menumbuhkan obat-obatan ini.

Black Dust, juga dikenal dengan Laira Powder (Bubuk Laira), obat-obatan ini adalah bubuk gelap yang dicampur dengan air.

Sangat mudah memproduksinya secara masal dan lalu menjualnya dengan murah. Berkat perasaan 'high' dan 'euforia' yang mudah, itu adalah obat-obatan yang paling terkenal di dalam Kingdom. Bukan hanya itu, ada banyak yang percaya bahwa obat ini tidak membuat kecanduan dan tidak memiliki efek samping, menyebabkannya bisa tersebar jauh dan luas.

Dia teringat informasi palsu dan mendengus lalu tertawa.

Obat seperti itu tidak ada lagi dimanapun. 'Aku bisa keluar kapanpun aku mau' begitu kah? Seharusnya ada batasan dari hal yang naif seperti itu. Hasil dari percobaan cairan dari kecanduan black dust telah menunjukkan bahwa otak pemakainya telah mengerut sekitar delapan puluh persen dari ukuran otak normalnya.

Dibuat dari tanaman yang asalnya tumbuh di tanah liar, Black Dust adalah obat yang sangat kuat. Aneh sekali bagaimana orang-orang bisa percaya bahwa tanaman yang beracun seperti itu tidak akan membuat ketagihan. Alasan bahwa Black Dust beredar di dalam Kingdom didaftarkan sebagai obat bius karena tanaman yang dipakai untuk membuatnya kurang kuat.

Namun, obat itu masih kuat sekali efek kecanduannya dan butuh waktu lama agar bisa benar-benar meninggalkan sistem tubuh pemakainya. Sebagai hasilnya, sering sekali ada kasus untuk memakai obat itu lagi sebelum memiliki peluang meninggalkan tubuhnya. Jika para bishop tidak menggunakan magic untuk memaksanya keluar dari tubuh, kecanduannya pasti akan sampai pada tahap dimana rasa kecanduan mereka hampir tidak mungkin bisa berhenti sama sekali dengan kemauan mereka sendiri.

Bagian yang menyusahkan dari obat yang menakutkan tersebut adalah gejala ketagihannya lemah. Meskipun jika seorang pecandu mengalami *bad trip*, mereka tidak akan bersikap liar atau melukai sekeliling mereka. Itulah kenapa para petinggi di Kingdom tidak mengerti bahayanya sama sekali dan kebanyakan mengabaikan Black Dust. malahan, mereka memilih untuk memfokuskan usaha mereka untuk mengekspos obat-obatan lain. Tidak heran jika Empire bahkan mencurigai bahwa Kingdom secara sembunyi-sembunyi membantu produksinya.

(TL Note : *bad trip* adalah halusinasi menakutkan, kebingungan, paranoia, disorentasi, depresi, panic; pupil melebar; sulit fokus, konsentrasi dan berpikir; denyut jantung meningkat; hilang selera; sulit tidur; mulut kering; tremor/gemetaran.)

Selama dia hidup menjadi seorang assassin, dia telah menggunakan obat-obatan jika situasinya memang diharuskan. Dan karena organisasinya telah membudidayakan tanaman yang juga mirip, dia tidak memiliki perasaan benci dengan masalah itu. Meskipun obat-obatan bisa memberikan efek yang besar jika digunakan dengan hati-hati. Mereka juga tidak terlalu berbeda dari tanaman obat dengan efek samping bahaya, kalau boleh dikatakan.

Namun, ini adalah sebuah permintaan dan pendapat pribadinya bukanlah masalahnya. Hanya itu saja -

...Permintaan yang tidak dilewatkan ke guild petualang adalah bahaya.

Dia mengerutkan kening dibalik topengnya. Clientnya kali ini adalah teman dari pimpinan tim. Meskipun imbalannya cukup, menerima permintaan yang melewati guild bisa membuat masalah dengan konsekuensi fatal di masa depan. Meskipun jika mereka adalah salah satu dari dua tim petualan kelas adamantium di Kingdom.

Hmmm? Bukankah sekarang ada tiga?

Setelah dipikir-pikir, dia teringat mendengar bahwa tim kelas adamantium yang baru telah terbentuk - sambil berpikir demikian, wanita yang tiba di dekat bangunan tersebut yang diberi kode nama No. 2.

Perannya adalah mengumpulkan setiap jengkal informasi di dalam bangunan ini. Setelah itu, dia akan membakar ladang tersebut.

Meskipun memang benar bahwa asap dari tanaman yang terbakar adalah beracun, itu harus dilakukan agar bisa menyelesaikan misinya. Tergantung dari angin, mungkin saja akhirnya bisa berakibat kepada para penduduk desa. Tidak ada waktu atau metode untuk mengevakuasi mereka.

Pengorbanan yang harus dilakukan.

Setelah berkata kepada dirinya demikian, dia membuang ke samping keselamatan dari para penduduk desa.

Dibesarkan sebagai seorang assassin, hilangnya nyawa manusia hampir tak pernah berakibat secara emosioanl padanya. Dia bahkan tidak mengedipkan mata, terutama jika mereka adalah orang asing. Dia hanya tidak suka ekspresi pemimpinnya ketika ada korban. Tapi karena rencana ini sudah disetujui oleh pemimpinnya, dia tidak merasa sedikitpun keinginan untuk menyelamatkan mereka.

Dan yang lebih penting lagi, mereka harus menggunakan magic teleportasi segera setelah serangan berakhir agar mereka bisa bergerak ke desa lain dan mengulang pekerjaannya. Kepalanya hanya dipenuhi oleh rencana tersebut.

Ini bukan satu-satunya desa dimana bahan untuk obat tersebut dibudidayakan. Menurut penyelidikan mereka, ada dua belas tanaman dengan skala besar di dalam kerajaan. Kemungkinan besar masih ada lagi yang belum mereka temukan. Jika tidak, darimana bisa menjelaskan jumlah obat-obatan yang sudah tersebar di seluruh tanah kerajaan.

Rumput harus segera dicabut ketika mereka mulai tumbuh... Meskipun banyak yang tidak berhasil mendapatkan apapun, hanya itu satu-satunya cara.

Jika mereka menemukan sesuatu seperti perintah tertulis di desa ini maka itu akan menjadi sebuah keberuntungan. Sayangnya, tidak pernah semudah itu. Mereka hanya bisa berharap bahwa yang bertanggung jawab terhadap desa ini akan tahu sesuatu.

Pimpinan akan gembira jika kita bisa mendapatkan bahkan sedikit informasi tentang organisasinya.

Sindikat kuat yang membudidayakan obat tersebut dikenal sebagai 'Eight Fingers' (Delapan Jari). Dinamakan mirip dengan Eight Fingers dari Dewa Pencuri, bawahan dari Dewa Bumi. Mereka adalah kelompok yang mengendalikan dunia bawah tanah di kerajaan.

Organisasi kriminal dibagi menjadi delapan kategori: penjualan budak, assassinasi, penyelundupan, pencurian, perdagangan obat, keamanan, perbankan, dan perjudian. Jangkauan mereka diperpanjang ke setiap kelompok kriminal di dalam kerajaan dan ukuran organisasi yang tipis artinya mereka diselimuti dengan misteri.

Di lain pihak, yang terlihat jelas adalah seberapa besar pengaruh mereka di dalam kerajaan. Desa yang tergeletak di depannya adalah bukti hal itu.

Mereka mengembangbiakkan tanaman ilegal secara terang-terangan. Itu saja sudah cukup mengindikasikan bahwa bangsawan yang memiliki tanah itu adalah sekutunya. Tapi menyerang bangsawan tersebut tidak akan menjadi hukuman.

Berbeda ceritanya jika keluarga kerajaan atau seseorang dari otoritas yurdiksial yang menyelidiki masalah ini. Namun begitu, sangat sulit untuk bisa sampai kepada keputusan bersalah ketika sudah melibatkan aristokrasi feodal. Bangsawan tanah ini akan mengklaim bahwa mereka tidak tahu jika tanaman itu bisa digunakan sebagai bahan untuk obat-obatan. Mereka mungkin akan menuduh para penduduk desa yang bertindak dengan kemauan sendiri untuk memindahkan tuduhan.

Pengumuman secara publik tidak efektif dan mencoba untuk memaksa membatasi peredaran obat itu hampir tidak mungkin ketika organisasinya menyuap para bangsawan dengan pengaruh terhadap aliran peredaran.

Itulah kenapa pilihan satu-satunya yang ada adalah kekerasan, membakar ladang adalah usaha terakhir.

Sejujurnya, dia percaya bahwa meskipun dia membakar obat-obatan disini, tidak akan membuat sebuah lekukan di dalam operasi mereka. Dengan jari-jari mereka yang sudah merambah politik, sekuat itulah organisasi tersebut.

"Waktunya menunggu... Jika kita tidak segera membuat serangan penentuan suatu hari, maka ini pun akan percuma."

Part 2[edit]

Hujan sedang turun, diikuti dengan suara berdengung yang membuat telinganya berisik.

Kingdom tidak membangun jalanannya dengan perhatian tertentu pada sistem drainasenya, terutama jika itu adalah lorong kecil. Hasilnya adalah seluruh jalanan bisa berubah menjadi danau yang besar.

Hujan yang turun di permukaan danau terpercik kemana-mana, angin yang membawa aroma air dan memercikkannya ke udara. Itu adalah sebuah bagian dari alasan mengapa seluruh kerajaan memancarkan suasana tenggelam di bawah permukaan air.

Di dalam dunia yang berwarna abu-abu karena semprotan air itu ada seorang anak laki-laki.

Dia hidup di rumah yang diabaikan. Tidak, bahkan menyebutnya hidup terlalu berlebihan. Pilar-pilar rumah tersebut terbuat dari kayu yang hanya setebal lengan pria dewasa. Kain buruk menggantikan atapnya dan satu-satunya dinding adalah kain buruk yang menutupi sisi-sisinya.

Di dalam hunian yang tidak ada bedanya dengan tidur di ruang terbuka ada seorang anak laki-laki dengan usia sekitar enam tahun. Seperti sampah yang dibuang sembarangan, tubuhnya melingkar seperti bola dan berbaring di atas kain tipis.

Kayu yang bertindak sebagai pilar, kain kumal tersebut bertindak sebagai atap dan dinding, mereka terlihat seperti markas rahasia yang dibangun oleh anak-anak.

Rumah ini tidak berbeda dari luar, manfaat satu-satunya adalah sebagai tempat bertedut dari hujan. Turunnya suhu yang tajam dari hujan yang tak ada hentinya menyelimuti bocah itu dengan kedinginan yang membuat badannya gemetar tidak karuan. Kehangatan nafasnya memastikan bahwa keberadaannya telah dirampok oleh suhu itu dan hilang di udara.

Sebelum bocah tersebut lari ke dalam rumah itu, hujan telah membasahi si bocah dan dia sekarang kehilangan panas di tubuhnya dengan cepat.

Tidak mungkin bisa menghentikan gemetar badannya.

Hawa dingin yeng menyusup ke dalam tubuhnya menenangkan lecet-lecet di tubuhnya karena pukulan. Mungkin hanya ini kegembiraan kecil dan satu-satunya dalam keadaan yang terburuk ini.

Anak laki-laki itu berbaring ke samping dan menatap lorong yang kosong, di dunia.

Suara satu-satunya yang bisa dia dengar adalah hujan dan nafasnya sendiri. Keheningan inilah yang membuatnya seakan-akan hanya dia di dunia tersebut.

Meskipun dia masih mudah, anak laki-laki itu dia mungkin akan segera mati.

Dia belum mencapai usia yang paham penuh akan kematian oleh karena itu dia tidak terlalu takut. Dia juga tidak merasa apakah ada yang layak yang bisa dia pertahankan dalam hidup. Satu-satunya alasan dia bertahan hidup sekarang karena dia tidak senang dengan luka, hampir seperti peralihan.

Meskipun sangat dingin, jika dia bisa mati tanpa kesakitan seperti ini, maka kematian tidaklah begitu buruk.

Saat tubuhnya yang basah kuyup semakin mati rasa, kesadarannya mulai hilang.

Dia seharusnya mencari tempat yang bisa melindunginya dari angin yang sedang bertiup. Tapi dia diserobot oleh sekelompok berandalan dan tempatnya saat ini adalah tempat yang terbaik yang bisa dia dapatkan dengan tubuh yang babak belur.

Dia memiliki kegembiraan kecil. Lalu apakah yang lainnya adalah kemalangan?

Mulutnya belum menyentuh makanan selama dua hari, tapi hal seperti itu adalah hal yang biasa jadi bukanlah kemalangan. Orang tuanya sudah pergi jadi dia tinggal sendirian tanpa ada yang merawatnya. Tapi memang sudah seperti itu sejak lama jadi itu bukanlah kemalangan. Bau yang tidak mengenakkan di sekelilingnya juga bukan kemalangan. Lagipula, itu berasal dari kain kumal jadi mau bagaimana lagi. Kehidupan yang tidak jauh dari dirinya dipenuhi dengan makanan busuk dan air yang buruk juga bukanlah kemalangan karena hanya itu yang dia tahu.

Lalu rumah kosong dimana dia bisa mendapatkan kenyamanan, rumah hasil membangun dengan kerja keras yang telah dirusak oleh seseorang karena bercanda, badannya yang babak belur dan terasa sakit karena pukulan dari para pemabuk, apakah itu semua adalah kemalangan?

Tidak.

Kemalangan bocah laki-laki itu sangat besar sehingga dia tidak bisa memilih yang mana.

Bahkan itu juga telah berakhir.

Kemalangan yang diabaikan oleh anak laki-laki itu akan berakhir disini.

Kematian datang kepada yang beruntung atau tidak.

Memang benar. Kematian adalah absolut.

Dia menutup matanya.

Bagi tubuhnya yang sudah tidak bisa lagi merasakan dingin, bahkan untuk tetap membuka mata adalah usaha yang berat.

Dia bisa mendengar suara yang kecil dan samar dari detak jantungnya sendiri di kegelapan. Di dunia dimana hanya suara yang bisa terdengar adalah hujan dan detak jantungnya sendiri, sebuah suara aneh bercampur disitu.

Suara itu seperti menghalangi hujan. Di dalam kesadaran yang semakin meredup, rasa penasaran seorang anak-anak mendorongnya untuk mengalirkan kekuatan kepada kelopak matanya.

Di dalam penglihatannya yang tipis seperti benang, ada sebuah pantulan.

Anak laki-laki itu membuka matanya lebar-lebar.

Cantik sekali.

Untuk sesaat, dia tidak mengerti apa yang dia lihat.

'Seperti sebuah permata, sebuah gumpalan emas'. Ekspresi semacam itu memang cocok. Tapi seseorang yang memenuhi rasa laparnya dengan separuh makanan basi dari sampah tidak bisa terpikirkan kalimat seperti itu.

Benar sekali.

Hanya ada satu pemikiran yang mengalir di otaknya.

Matahari.

Obyek yang paling indah di dunia ini dan di waktu yang sama, yang paling jauh dari yang bisa dia jangkau.

Dunia yang berwarna abu-abu karena hujan, awan hujan yang gelap yang menutupi langit. Mungkin merekalah yang harus bertanggung jawab. Matahari yang pergi karena tak siapapun disana yang melihatnya dan kembali, muncul di depan matanya.

Begitulah yang muncul di pikirannya.

Sebuah tangan terulur dan mengusap wajahnya. Dan-

Sampai sekarang, anak laki-laki itu bukanlah seorang manusia.

Tak ada yang pernah melihatnya demikian.

Tapi di hari itu, dia menjadi manusia --


Bulan Api Bawah (Bulan ke 9), Hari ke 3, 4:15

Terletak di area yang terdalam di ibukota Re-Estize kingdom ada istana Ro-Lente. Dinding-dindingnya mengelilingi tanah yang luas terbentang berukuran 1400 meter dengan cincin pelindung yang terdiri dari menara pengawas berbentuk silinder yang besar dengan jumlah dua belas.

Ruangan tersebut terletak di dalam salah satu dari dua belas menara ini.

Dengan seluruh lampu yang padam, seseorang berbaring di atas tempat tidur di ruangan itu. Dia berada di usia yang rapuh, perbatasan antara seorang anak laki-laki dan seorang pria dewasa.

Rambutnya yang pirang dipotong pendek dan kulitnya yang kecoklatan menunjukkan kulit yang sehat.

Climb.

Tanpa nama belakang, dia adalah satu-satunya yang diberikan izin untuk berdiri pada jarak yang terdekat dengan seorang gadis yang disebut sebagai 'Golden Princess' (Putri Emas), seorang prajurit yang mengundang kecemburuan dari banyak orang.

Dia terbangun bahkan sebelum matahari terbit.

Saat dia sadar dari dunia kegelapan, otaknya langsung menjadi tajam dan fungsi tubuhnya hampir seluruhnya kembali. Tidur dengan baik dan bangun dengan tepat adalah salah satu hal yang sangat dibanggakan oleh Climb.

Mata Sanpaku miliknya terbuka lebar, menunjukkan semangat seperti baja yang tertanam di dalamnya.

(TL Note : Mata Sanpaku adalah mata dimana terlihat mata putihnya di atas dan bawah dari selaput pelangi atau iris.)

Climb menyingkirkan selimut tebal yang menutupi tubuhnya ke samping dan berdiri. Meskipun ini adalah musim panas, dinding-dinding batu yang mengelilinginya artinya bahwa malam masih dingin.

Dia menggosok matanya dan melihat jarinya yang basah.

"..Mimpi itu lagi."

Climb menggunakan lengan bajunya untuk mengusap air mata dari wajahnya.

Sebuah ingatan dari saat ketika dia masih anak-anak, hujan deras dua hari lalu pasti yang membuatnya teringat.

Air mata itu bukanlah air mata kesedihan.

Berapa kali dalam hidupnya seseorang akan bertemu dengan orang lain yang layak untuk dihormati? Seseorang yang rela kamu berikan nyawa untuk melayaninya... berapa banyak?

Gadis yang Climb temui di hari itu adalah orang seperti itu.

Ini adalah airmata kegembiraan, air mata bersyukur kepada keajaiban yang diciptakan dari pertemuan mereka.

Climb berdiri, wajahnya menunjukkan determinasi yang kuat dan energi masa muda yang cocok dengan usianya.

Suaranya, yang kasar karena latihan yang berlebihan, mengucapkan sebuah kata.

"Light."

Lampu yang menempel di atap merespon kata kunci dan menyinari bagian dalam ruangan dengan cahaya putih. Sebuah item magic yang diberi mantra dengan 'Continual Light'.

Meskipun mereka banyak digunakan, alasan mengapa dia diberi item yang mahal seperti itu bukan karena posisinya yang spesial.

Meskipun itu hanya lampu, membakar sesuatu di dalam menara yang terbuat dari batu, dengan sirkulasi udara yang buruk, adalah hal yang tidak aman. Itulah kenapa hampir setiap ruangan diberi sumber lampu magic, meskipun biaya pengembangan awalnya yang besar.

Lantai dan dinding-dinding disinari oleh cahaya yang terbuat dari batu. Sebuah karpet tipis terbentang digunakan untuk usaha yang sia-sia dalam menutupi hawa dingin, permukaannya keras. Selain itu, yang menghiasi kamar itu termasuk tempat tidur kayu yang jelek, lemari yang sedikit lebih besar untuk mengakomodasi senjata-senjata dan armor, sebuah meja dengan laci-lacinya, dan bantal tipis tergeletak di kursi kayu.

Orang luar yang melihati ini mungkin akan berpikir ini tidak mengesankan, tapi bagi mereka yang berada di tingkat yang sama dengan Climb, itu adalah perlakukan yang sangat membuat iri.

Prajurit tidak mendapatkan kamar pribadi. Mereka ditempatkan ke dalam ruangan besar dengan tempat tidur susun. Tidak termasuk tempat tidur tersendiri, perabotan yang diberikan kepada para prajurit adalah lemari kayu dengan sebuah kunci untuk menempatkan barang-barang pribadi mereka.

Dan juga, di sudut ruangan itu ada armor full plate berwarna putih. Armor tanpa noda sedikitpun itu memiliki kilauan yang membuatnya seakan bersinar. Tak ada prajurit infanteri yang mendapatkan equipment seperti itu.

Perlakuan spesial ini bukanlah hal yang didapatkan oleh Climb dengan kekuatannya sendiri, tapi sebagai isyarat hutang budi dari tuannya yang dia sumpah setia. Oleh karena itu, tidak mungkin hal tersebut tidak mengundang kecemburuan dari yang lainnya.

Dia membuka lemari dan berganti sambil menatap cermin yang menempel di dalamnya.

Setelah berganti dengan pakaian yang lusuh dan berbau logam, dia lalu memakai kaos rantai di atas seluruh pakaiannya. Biasanya ini adalah dimana dia memakai armor full plate miliknya, namun, dia lebih memilih rompi dengan banyak saku dan menyelesaikannya dengan celana panjang. Di tangannya terdapat tongkat kayu yang dibungkus handuk.

Terakhir, dia melihat dirinya di cermin, memeriksa apakah ada yang lewat, memastikan perlengkapannya rapi.

Kesalahan apapun di tubuh Climb bisa menjadi potensi yang melukai tuannya, 'Putri Emas' Renner.

Itulah kenapa dia harus selalu waspada. Alasan hidupnya bukan untuk menyebabkan tuannya terluka. tetapi untuk mengabdikan seluruh milik Climb kepadanya.

Climb menutup matanya di depan cermin dan memikirkan wajah tuannya.

Putri Emas - Renner Theiere Chardelon Ryle Vaiself.

Seperti seorang dewi, pikiran yang baik hati dan bercahaya cocok dengan darah bangsawannya, dan kebijaksanaannya yang telah menghasilkan berbagai macam keputusan.

Dalam kalimat yang paling benar, seorang bangsawan diantara para bangsawan, wanita yang hebat.

Memiliki kemilau emas, tak ada yang boleh menodai permata yang sempurna seperti itu.

Jika seseorang membandingkannya dengan sebuah cincin, Renner mirip dengan potongan berlian yang besar dan mengkilap. Lalu Climb itu apa? Dia adalah tatakan permata dimana perhiasan itu diletakkan. Bahkan sekarang, nilainya berkurang karenanya, dia tidak bisa membiarkannya semakin bertambah buruk.

Climb tidak bisa menghentikan dadanya yang semakin hangat ketika memikirkan tuannya.

Bahkan seorang yang mengaku beriman penuh akan sangat tertekan karena tak bisa mengalahkan silaunya Climb yang sekarang.

Setelah menatap dirinya sendiri di cermin untuk beberapa saat, Climb, yang telah bertekad untuk tidak menjadi rintangan bagi tuannya, menganggukkan kepala puas dan melangkah ke luar ruangan.

Part 3[edit]

Bulan Api Bawah (Bulan ke 9), Hari ke 3, 4:35

Tempat yang dia tuju adalah sebuah aula yang luas. Seluruh lantai dari menara yang dikosongkan berfungsi sebagai area latihan.

Biasanya tempat tersebut memancarkan panas dari para prajurit yang sedang latihan. Namun, awal hari seperti ini masih sepi. Ruang yang kosong itu sangat hening; siapapun akan merasa kesepian disana. Karena batu ada dimana-mana, maka langkah kaki Climb terdengar sangat keras.

Aula tersebut terlihat terang karena cahaya semi permanen dari api magic.

Di dalam sana, ada armor yang dipasang pada tonggak dan boneka jerami yang bertindak sebagai target panah. Pada Dinding-dinding tersebut berjejer rak senjata yang dipenuhi dengan berbagai macam senjata yang menjadi tumpul.

Biasanya, sebuah area latihan seharusnya dipasang di luar ruangan. Tapi ada alasan mengapa diputuskan untuk dibuat di dalam ruangan.

Kota Ro-Lente adalah rumah bagi istana Valencia. Jika prajurit berlatih di luar maka mereka akan terlihat oleh utusan asing. Untuk menghindari resiko tampil sebagai kelas bawah, banyak area di dalam menara yang dibersihkan dan dialihfungsikan sebagai area latihan.

Sebuah demonstrasi prajurit-prajurit kuat yang berlatih dengan gigih akan memberikan keuntungan diplomatis, tapi Kingdom tidak melihatnya seperti itu. Lebih dari apapun, ada sebuah tren untuk terlihat elegan, megah, dan bangsawan.

Dengan berkata seperti itu, masih ada latihan-latihan yang tidak mungkin dilakukan di dalam ruangan. Mereka akan melakukannya secara rahasia di sudut atau di lapangan di luar istana, walaupun di luar ibukota.

Climb memasuki aula yang sunyi seakan memotong udara yang dingin dan pelan-pelan mulai peregangan di sudut.

Tiga puluh menit kemudian, setelah melalui sesi peregangan, wajah Climb semakin merah, dahinya basah oleh keringat dan nafasnya yang tersengal-sengal berat karena panas.

Climb mengusap keringat dari dahinya dan mendekati rak senjata. Memeriksa genggamannya, dia memastikan senjata itu pas di tangan. Telapak tangan Climb sudah kasar dan keras karena banyaknya kapalan yang datang dan pergi.

Selanjutnya, dia memenuhi sakunya dengan gumpalan logam dan mengancingkannya dengan ketat agar tidak jatuh.

Banyak pecahan logam yang memenuhi pakaiannya membuatnya seberat armor full plate. armor plate biasa tanpa mantra magic akan memberikan pertahanan yang hebat dengan timbal balik keleluasaan gerakan yang terkekang.

Meskipun begitu, langka sekali membawa armor full plate hanya untuk berlatih, belum lagi armor putih yang diberikan kepadanya. Itulah kenapa dia menggunakan gumpalan logam sebagai alternatifnya.

Climb menggenggam senjata logam yang ukurannya melebihi pedang besar dan menggenggamnya tinggi-tinggi di atas kepala. dia  pelan-pelan mengayunkan pedang itu ke bawah, sambil menghembuskan nafas. Berhenti sebelum pedang tersebut menyentuh lantai, dia menghirup udara dan mengangkat pedang tersebut kembali ke atas kepala. Dia mulai memandang ruang kosong di depannya dengan mata yang tajam, benar-benar terserap ke dalam latihannya sambil meningkatkan kecepatan ayunannya.

Dia sudah menyelesaikan 300 ayunan.

Keringat mengguyur Climb yang membuat wajahnya semakin merah. Nafasnya panas, seakan membuang panas yang terkumpul di badannya.

Meskipun Climb berlatih berat sebagai prajurit, sulit sekali menguasai berat dari pedang besar. Menghentikan pedang saat hampir menyentuh lantai terutama sangat menantang. Hal semacam itu memerlukan kekuatan yang luar biasa.

Saat hitungan dari ayunannya mencapai 500, lengannya mulai kram dan terasa seakan berteriak kesakitan. Keringat berjatuhan dari wajahnya seperti air terjut.

Climb sangat tahu bahwa itu adalah batasan darinya. Meskipun begitu, dia tidak menunjukkan tanda-tanda akan berhenti.

Namun-

"-Mungkin itu sudah cukup."

Mendengar suara orang lain, Climb cepat-cepat memutar wajahnya ke arah suara tersebut di matanya terpantul sebuah figur seorang pria.

Menyebutnya kekar akan seperti meremehkan. Pria itu seperti perwujudan dari baja. Kerutan di wajahnya yang mirip batu membuatnya tampak lebih tua dari usia yang sebenarnya. Otot-ototnya yang menggembung membuatnya jelas dia bukan orang biasa.

Tidak ada prajurit di Kingdom yang tak kenal dengannya.

"-Stronoff-sama."

Kapten Warrior Gazef Stronoff, disanjung sebagai yang terkuat di Kingdom dan tak ada tandingannya di negara-negara tetangga.

"Lebih jauh lagi akan menjadi latihan yang terlalu berlebihan. Tidak ada artinya menekan dirimu sejauh itu."

Climb menurunkan pedangnya dan menatap lengannya yang gemetar.

"Kamu benar. Aku sedikit terlalu berlebihan."

Melihat wajah tanpa ekspresi Climb saat dia memberikan terima kasih, Gazef mengangkat bahunya.

"Jika memang itu yang kamu pikirkan, bisakah kamu tidak membuat sering mengulanginya? Sudah berapa kali ini jadinya...?"

"Saya minta maaf."

Gazef mengangkat bahu sekali lagi saat Climb merendahkan kepalanya.

Ini adalah percakapan yang terulang berkali-kali diantara mereka, seperti semacam sapaan. Biasanya, saling bertukar tutur seperti ini akan berakhir dan masing-masing akan mengejar latihan mereka sendiri. Tapi hari ini berbeda.

"Bagaimana, Climb. Mau coba sparing?"

Karena kalimat Gazef, ekspresi datar Climb hampir runtuh dalam sekejap.

Hingga sekarang, mereka tak pernah adu pedang ketika bertemu di lokasi ini. Itu adalah peraturan tak tertulis mereka.

Tidak ada yang bisa didapatkan jika mereka berlatih bersama-sama. Tidak, akan benar-benar tidak ada hasilnya, tapi kerugian itu dikalahkan oleh keuntungannya.

Saat ini ada perebutan kekuasaan antara golongan raja dan tiga aliansi dari enam keluarga bangsawan. Situasinya cukup bahaya karena ada rumor bahwa satu-satunya alasan Kingdom tidak terpecah karena perang tahunan melawan Empire.

Di tengah pertikaian itu, jika orang kepercayaan raja, Gazef Stronoff - meskipun sangat tidak mungkin - kalah, akan memberikan fraksi bangsawan keuntungan yang besar.

Di lain pihak, bangsawan akan melompat ke hasil yang jelas dari kekalahan Climb untuk berbisik bahwa dia tidak layak melindungi Renner. Ada banyak orang yang tidak senang dengan putri cantik yang belum menikah mempercayai seorang prajurit untuk melindunginya, ditambah lagi oleh seseorang dengan latar belakang yang tidak jelas.

Keduanya berada dalam posisi dimana mereka tidak bisa kalah.

Mereka tidak boleh terlihat lemah, menunjukkan titik lemah yang bisa dieksploitasi dalam sebuah serangan. Keduanya memiliki pemikiran sama dalam hal itu sehingga mereka berdua sangat berhati-hati agar tidak melukai tuan-tuan mereka yang dihormati.

Untuk alasan apa dia menghancurkan peraturan yang tak tertulis itu?

Climb melihat ke sekelilingnya.

Apakah karena tidak ada orang lain disini? Itu tidak terpikirkan. Ini adalah tempat tinggal para demon.

Tidak ada yang tahu mereka akan diawasi dari jauh atau mengamati mereka dengan sembunyi-sembunyi. Tapi dia tidak bisa memikirkan alasan lain.

Tidak mampu mengetahui niatnya, Climb tidak membiarkan kegelisahannya yang membingungkan terlihat di wajahnya.

Pria yang berdiri di depan Climb adalah seorang warrior yang dipuji sebagai orang terkuat di Kingdom. Dengan tajam merasakan emosi sekejap yang dilewatkan oleh orang biasa, dia berbicara.

"Baru saja, ada hal yang terjadi yang membuatku menyadari bahwa aku masih kurang latihan. Aku ingin berlatih dengan seseorang yang kompeten."

"Stronoff-sama?"

Gazef, yang terkuat di kerajaan, insiden macam apa yang bisa membuat merasa kekurangan?

Climb tiba-tiba teringat dengan jumlah pasukan di dalam unit Gazef yang semakin menurun.

Climb tidak memiliki rekan-rekan yang dekat jadi dia mendengarnya dari rumor yang berputar di sekitar aula mess. Menurut cerita, mereka kehilangan jumlah pasukan setelah terlibat dalam sebuah insiden.

"Ya. Jika aku tidak bertemu magic caster yang pemurah hati, jika dia tidak meminjamkan kekuatannya kepada kami, Aku tidak akan ada disini sekarang-"

Mendengar ini, Climb merasakan topeng besinya runtuh. Tidak, siapa yang tidak terkejut? Sebelum tahu, rasa ingin tahu Climb semakin menjadi-jadi di dalam dirinya dan dia memberikan sebuah pertanyaan.

"Siapa magic caster yang murah hati itu?"

"...Dia menyebut dirinya Ainz Ooal Gown. Ini hanya firasat, tapi aku merasa bahwa dia mungkin setara dengan magic caster monster milik Empire."

Dia tak pernah mendengar nama itu.

Climb mengidolakan para pahlawan dan memiliki hobi mengumpulkan cerita-cerita kepahlawanan mereka. Dia mengabaikan ras mereka dan bahkan mengumpulkan cerita-cerita dari para petualang terkenal dari negara-negara tetangga. Namun begitu, nama yang diucapkan oleh Gazef barusan tidak akrab baginya.

Tentu saja, ada kemungkinan itu hanyalah sebuah alias.

"Ka-Kalau begitu-*batuk!"

Climb menahan keinginannya untuk bertanya lebih jauh.

Mencoba bertanya kepadanya tentang sebuah insiden yang merenggut pasukannya... bahkan kekurangajaran pun ada batasnya.

"Aku akan menulis namanya di hatiku... Tapi, benarkah tidak apa kita melakukan sparing?"

"Bukan sparing, hanya adu pedang. Apa yang kamu dapatkan dari itu sepenuhnya tergantung padamu.... Kamu sendiri adalah pasukan kelas satu diantara para pasukan negeri. Seharusnya juga memberiku keuntungan."

Meskipun itu adalah pujian yang tinggi, bagi Climb, itu hanyalah ucapan kosong.

Bukan karena Climb memang kuat, hanya saja standarnya rendah. Skill dari prajurit Kingdom hanya sedikit lebih baik dari penduduk biasa. Bahkan jika dibandingkan dengan 'Knight', prajurit khusus Empire, mereka masih lemah. Juga tidak ada seorangpun di negara tetangga yang memiliki perbedaan militer yang mencolok. Pasukan Gazef memang kuat, namun begitu, dibandingkan dengan Climb mereka sedikit lebih rendah. Jika Climb menilai dirinya sendiri menurut peringkat para petualang, dengan tembaga, besi, perak, emas, platinum, mithrill, orichalcum dan adamantium, dia hanya sampai level emas. Tidak lemah, tapi banyak yang ada di atasnya.

Apa benar orang seperti itu termasuk layak bagi pria seperti Gazef? Seorang pria, yang tidak diragukan lagi, berada pada kelas adamantium?

Climb menyingkirkan pemikiran selemah itu.

Pria terkuat di Kingdom menawarkan diri untuk melatihnya. Pengalaman seperti ini tidak datang seringkali. Meskipun jika hasilnya mengecewakan Gazef, tidak ada rasa penyesalan.

"Kalau begitu aku akan meminta petunjuk anda."

Gazef tersenyum kelihatan gigi-giginya dan tidak sabar menganggukkan kepalanya.

Keduanya mendekati rak senjata dan masing-masing mengambil sebuah pedang yang cocok dengan ukuran mereka. Gazef memilih Bastardsword, Climb dengan perisai kecil dan Broadsword.

Climb lalu mengeluarkan gumpalan logam dari saku-sakunya. Menghadapi seseorang yang lebih kuat dari dirinya sendiri dengan logam-logam itu adalah hal yang tidak sopan. Bukan hanya itu, dia harus bertarung dengan seluruh yang dia miliki agar latihan bermanfaat bagi perkembangannya. Lawannya adalah warrior terkuat di dalam Kingdom. Sebuah dinding yang tinggi dan tebal harus dirasakan dengan kekuatan sepenuhnya.

Setelah Climb menyelesaikan persiapannya sekarang, Gazef bertanya.

"Bagaimana dengan lenganmu? Apakah masih nyeri?"

"Ya, sekarang tidak apa-apa. Mereka sedikit lelah tapi tidak akan menjadi masalah bagi genggamanku."

Climb melemaskan kedua tangannya. Melihat dia berkata yang sebenarnya, Gazef sekali lagi mengangguk.

"Ternyata begitu... dalam hal lain bisa jadi sayang sekali. Seseorang akan sangat jarang berada dalam kondisi sempurna pada medan perang. Jika genggamanmu sakit kamu harus bertarung dengan cara yang bisa menjadi penggantinya. Apakah kamu pernah berlatih dalam kondisi seperti itu?"

"Hm, Tidak, belum pernah. Kalau begitu aku akan melanjutkan ayunanku dan.."

"Ah, tidak. Tak perlu sejauh itu. Tapi karena kamu bertanggung jawab terhadap keselamatan putri, kamu akan baik-baik saja belajar bagaimana bertarung dalam situasi dimana dilarang membawa senjata. Mungkin kamu juga bisa mahir dalam menangani berbagai macam variasi senjata."

"Baik!"

"...Pedang, Perisai, Tombak, Kapak, Pisau, Sarung tangan, busur, gada dan senjata lemparan. Itu adalah latihan untuk menggunakan sembilan jenis senjata yang berfungsi sebagai pondasi pertarungan bersenjata, namun... Jika kau melebarkan diri terlalu tipis maka yang lainnya akan menderita. Akan lebih baik jika kamu menyempitkannya menjadi dua atau tiga senjata dan belajar dari sana. Hmm. Kelihatannya aku telah mengatakan hal yang tidak perlu."

"Tidak sama sekali, Stronoff-sama. Terima kasih banyak!"

Gazef tersenyum pahit dan menjawab dengan lambaian tangan.

"Jika kamu sudah siap mari kita mulai. Pertama, cobalah menyerangku dalam kuda-kuda itu. Segera... ya, aku takkan mampu sparring denganmu tapi aku bisa mengajarimu beberapa taktik menggunakan sembilan senjata."

"Ya! Kalau begitu mohon bantuannya."

"Kemarilah, tapi aku tidak ada niat untuk memperlakukan ini sebagai latihan. Pertimbangkan ini sebagai hal yang nyata dan serang."

Climb perlahan-lahan menurunkan pedangnya dan memutar sisi kiri tubuhnya, yang ditutupi oleh perisai, terhadap arah Gazef. Tatapan Climb sangat tajam dan indera miliknya sudah bukan seperti latihan. Begitu juga, Gazef telah membuatnya dirinya waspada bahwa ini adalah pertarungan sebenarnya.

Keduanya saling menatap satu sama lain, tapi Climb tidak bisa melakukan gerakan pertama. Meskipun membuang gumpalan logam membuatnya lebih mudah bergerak, Climb tidak berpikir dia bisa mengalahkan Gazef. Baik kekuatan dan pengalaman, Gazef jauh lebih unggul di atasnya.

Dengan hanya memperpendek jarak pasti akan langsung bertemu dengan serangan balik. Lawannya adalah seorang master yang memiliki kelas di atasnya jadi mau bagaimana lagi. tapi ini adalah pertarungan yang sebenarnya, apakah dia hanya bisa berguling dan mati karena hal semacam itu?

Lalu apa yang bisa dia lakukan?

Dia harus melawannya dengan sebuah faktor bahwa yang tidak dimiliki Gazef.

Tubuh, pengalaman dan otak, Climb kalah dalam semua hal yang diperlukan sebagai seorang warrior. Perbedaannya adalah equipment mereka.

Gazef memegang sebuah bastard sword. Di lain pihak, Climb memilih broadsword dan perisai kecil. Jika mereka adalah senjata magic maka akan lain ceritanya, tapi ini hanya digunakan dalam latihan, tak ada perbedaan dalam hal senjata.

Gazef hanya memiliki sebuah senjata sementara Climb memiliki dua, karena sebuah perisai bisa digunakan sebagai senjata pula. Ini juga berarti dia memiliki lebih banyak cara untuk menyerang dengan harga yang harus dibayar adalah pembagian kekuatan.

Tahan serangan pertama dengan perisai dan tebas dengan pedang. Tangkis dengan pedang dan serang dengan perisai.

Setelah memutuskan serangan balik sebagai strateginya, Climb berfokus terhadap mengamati gerakan Gazef.

Setelah beberapa detik terlewat, Gazef mengeluarkan senyum.

"Apakah kamu tidak mau datang? Kalau begitu aku akan menyerangmu --- sekarang."

Dengan sikap tenang yang mutlak, Gazef mempersiapkan kuda-kudanya. Pinggang sedikit rendah, kekuatan mulai masuk ke dalam tubuhnya seperti mata air. Climb juga; dia mengumpulkan kekuatan di dalam tubuhnya agar dia bisa menahan pedangnya, tak perduli kapanpun datangnya.

Gazef memperpendek jaraknya dan mengayunkan pedangnya sambil mengarahkan ke perisai.

-Cepat!

Climb membuang niat untuk menggerakkan perisainya untuk mementalkan serangan. Dia memfokuskan seluruh pikiran dan tubuhnya kepada bertahan, hanya menahan serangan.

Selanjutnya - perisai Climb terkena benturan yang luar biasa besar.

Level kekuatan yang cukup membuat Climb berpikir bahwa perisainya telah hancur. Itu adalah sebuah serangan yang cukup kuat untuk bisa membuat kaku tangan yang menggenggam perisai. Menahan benturan yang seperti itu akan membutuhkan kekuatan dari seluruh tubuh.

Mementalkannya? Bagaimana kamu bisa menyamakan timing untuk suatu hal seperti ini?! Getarannya saja sudah cukup untuk...

Pemikiran naif Climb membuatnya lengah; dia merasakan benturan lain di perutnya.

"Gah!"

Tubuhnya melayang ke belakang, punggungnya menabrak batu lantai yang keras dan mengeluarkan udara dari paru-parunya. Tatapan Gazef yang datar membuatnya sadar apa yang terjadi.

Baru saja, dia menurunkan kakinya yang mengirimkan sebuah tendangan kuat kepada Climb.

"...Meskipun hanya itu satu-satunya senjata di tanganku, bahaya sekali jika hanya fokus terhadap pedang. Seperti sekarang ini, kamu bisa terkena sebuah tendangan. Aku mengarahkan ke perutmu tadi tapi biasanya, itu adalah tempat dimana armor yang lebih ringan. Aku mungkin bisa menghancurkan lututmu....Meskipun kamu memakai bantalan di pangkal pahamu, jika kamu tidak beruntung, sepatu armor akan menghancurkan mereka. Amati seluruh tubuh lawanmu dan lihatlah setiap gerakannya."

"...Ya."

Climb menahan rasa sakit dari perutnya dan perlahan-lahan berdiri.

Kekuatan fisik Gazef Stronoff yang terkuat di Kingdom memang benar-benar luar biasa. Jika dia menendangnya dengan serius, maka bukan masalah untuk menghancurkan tulang rusuknya menembus kaos berantai dan membuatnya tidak bisa bertarung. Alasan mengapa itu bukan masalahnya adalah karena Gazef menahan diri dan hanya menyentuh perut Climb dengan kakinya dan mendoron Climb dengan niat untuk mendorongnya ke belakang.

Lagipula itu adalah sparring untuk memberikan instruksi... syukurlah.

Menyadarai bahwa orang terkuat di Kingdom yang melakukan sparring dengannya, Climb bersyukur lalu dia melanjutkan sikap kuda-kudanya.

Dia harus berhati-hati agar momen berharga ini tidak berakhir dengan tiba-tiba.

Climb sekali lagi mengangkat perisainya dan perlahan-lahan mendekati Gazef. Gazef menatapnya tanpa bicara saat Climb mendekat. Jika ini berlanjut, hanya akan mengulang apa yang sudah terjadi. Climb harus membuat sebuah rencana saat dia mendekat.

Gazef menunggu, mengeluarkan ketenangannya yang luar biasa. Tidak mungkin bisa membuatnya bertarung dengan serius.

Adalah hal yang sombong jika merasa marah.

Batasan Climb sudah terlihat. Meskipun bangun lebih awal seperti ini untuk berlatih teknik berpedang, progress yang dimilikinya lebih lambat dari siput. Dibandingkan saat dia pertama kali mulai berlatih, ini terlalu pelan.

Tetap maju, meskipun jika dia bisa melatih tubuhnya dan meningkatkan kecepatan dan beban dari pedangnya, skill seperti martial arts masih belum bisa diraihnya.

Seseorang seperti Climb, merasa marah karena kenyataan bahwa orang yang merupakan perwujudan dari bakat tidak bertarung melawannya dengan serius adalah hal yang tidak sopan. Dia, yang tak mampu menarik keluar kekuatan penuh orang itu, hanya bisa menyalahkan dirinya yang kurang kemampuan.

Ucapan sebelumnya yang mengatakan bahwa dia tidak boleh menganggap ini sebagai latihan dan menyerang dengan sepenuhnya adalah sebuah peringatan. Itu artinya "serang dengan niat membunuh atau kamu bahkan tidak akan memiliki peluang untuk bisa mengimbanginya." Sebuah peringatan yang datang dari pria yang berdiri di tempat yang jauh di atasnya.

Climb menggeretakkan gigi-giginya.

Dia membenci kelemahannya sendiri. Jika saja dia bisa lebih kuat, maka dia bisa lebih berguna. Dia bisa menjadi senjata tuannya dan bertarung langsung melawan mereka yang ingin mengotori Kingdom dan melukai orang-orangnya.

Fakta bahwa pedang milik Renner sangat lemah sehingga Renner harus berhati-hati hingga titik dimana Climb dipenuhi dengan rasa bersalah.

Namun, Climb langsung menyingkirkan pemikiran seperti itu. Apa yang harus dia lakukan sekarang adalah untuk tidak kalah dengan perasaan negatif. Mengeluarkan semua yang dia miliki pada pria yang berdiri di dunia orang-orang kuat agar dia sendiri bisa tumbuh lebih kuat, tak perduli seberapa kecilnya.

Hanya sebuah pemikiran yang memenuhi hati Climb.

Agar bisa berguna bagi sang putri-.

"Oh?"

Gazef mengeluarkan helaan nafas dan sedikit merubah ekspresinya.

Itu karena wajah dari orang yang berdiri di hadapannya, yang merupakan seorang bocah dan pria dewasa, telah berubah. Jika dia harus membandingkan, hingga sekarang, dia seperti anak-anak yang bertemu dengan seorang selebritis dan tidak bisa menahan rasa senangnya. Kegelisahannya telah hilang setelah sebuah tendangan dan berganti dengan wajah seorang warrior.

Gazef menaikkan level kewaspadaannya satu titik.

Terlebih dari yang disadari Climb, Gazef memiliki pendapat tinggi terhadapnya. Khususnya, pemikirannya yang tulus, serakah dalam mengejar kekuatan, loyalitasnya yang berbatasan dengan semangat agama, dan keahlian berpedangnya.

Kemampuan berpedang Climb bukanlah sesuatu yang dia ajarkan. Dia memperolehnya dengan mengintip orang lain yang sedang berlatih. Memang tidak enak dilihat dan penuh dengan gerakan berlebihan.

Tapi tak seperti yang mereka yang berlatih tanpa berpikir panjang, setiap gerakan pedangnya sangat cermat dipikirkan dan dikembangkan untuk penggunaan sebenarnya. Istilah buruknya, itu menjadi sebuah pedang untuk membunuh.

Gazef berpikir itu sangat bagus.

Sebuah pedang pada akhirnya adalah sebuah alat untuk membunuh. Seseorang yang berlatih dengan biasa tidak akan mampu menunjukkan keefektifannya di dalam pertarungan sebenarnya. Pedang itu tidak akan mampu melindungi mereka yang harus dilindungi. Pedang itu tidak akan mampu menyelamatkan mereka yang harus diselamatkan.

Tapi Climb berbeda. Dia akan memotong musuhnya dan melindungi orang yang penting baginya.

Namun-

"-Meskipun kamu menguatkan tekad, perbedaan dalam skill dengan lawanmu masih sangat jauh. Sekarang, apa yang akan kamu lakukan?"

Tentu saja, Climb tidak memiliki bakat. Meskipun dia berusaha lebih keras dari siapapun- tak perduli seberapa keras dia menekan tubuhnya, tanpa bakat, dia tidak akan mampu menjadi kuat. Dia tidak akan mampu mencapai tingkat orang-orang seperti Gazef atau Brain Unglaus.

Meskipun jika Climb ingin lebih kuat dari siapapun, itu hanya akan terjadi dalam mimpi dan angan-angannya.

Lalu mengapa Gazef memberikan sparring kepada Climb? Bukankah akan lebih berguna untuk menghabiskan waktunya dengan orang yang lebih memiliki bakat?

Jawabannya sederhana. Gazef tidak tahan diam saja dan melihat Climb tanpa henti mengulangi usahanya yang sia-sia. Jika bakat adalah dinding yang memutuskan batasan manusia, Gazef merasa kasihan kepada si bocah dan usahanya yang tak ada akhirnya dan ceroboh dalam menabrak dinding.

Itulah kenapa dia berharap untuk mengajarinya metode yang berbeda.

Dia percaya bahwa meskipun ada batasan dalam hal bakat, tidak ada batasan dalam pengalaman.

Dan karena kemarahan yang dia rasakan kepada figur yang patut dikasihani yang pernah menjadi rivalnya.

Tapi meskipun begitu, mencoba untuk memperoleh kepuasan dari hal lain... Aku berhutang maaf kepada Climb... Tapi menghadapiku seharusnya berguna juga baginya.

"-Serang aku, Climb"

Pada ucapan yang dia keluarkan sendiri, sebuah teriakan kuat datang meresponnya.

"Ya!"

Climb berlari segera setelah dia menjawab.

Gazef, dengan ekspresi serius yang berbeda dari sebelumnya, pelan-pelan mengangkat pedangnya di atas bahu.

Itu adalah posisi untuk serangan vertikal di atas pinggang.

Menahannya dengan perisai akan membatasi gerakannya sendiri dan menangkisnya dengan pedang hanya akan membuatnya terpental ke belakang. Itu adalah serangan yang membuat gerakan pertahanan menjadi percuma. Menahannya adalah hal yang bodoh. Tapi broadsword Climb lebih pendek daripada bastard sword Gazef.

Satu-satunya pilihan adalah berlari maju. Mengetahui ini, Gazef menunggu serangan balik.

Itu sama dengan  melompat ke mulut harimau - tapi keragu-raguannya hanya berlangsung sesaat.

Climb meluncurkan dirinya ke dalam jangkauan pedang Gazef.

Seakan menunggu saat ini, pedang Gazef diturunkan dan menabrak perisai Climb. Benturan yang luar biasa itu bahkan lebih kuat dari sebelumnya. Wajah Climb berubah karena luka yang mengalir ke lengannya.

"Sayang sekali. hasilnya sama seperti sebelumnya."

Dengan sedikit petunjuk kekecewaan, kaki Gazef meraih perut Climb dan -

"[Fortress]!"

Dengan teriakan Climb, Gazef sedikit terkejut.

Pengaktifan martial art, 'Fortress' tidak hanya terbatas pada pedang atau perisai. Mungkin sekali menggunakannya untuk bagian tubuh manapun. Alasan seseorang biasanya mengaktifkannya ketika menghadang dengan senjata mereka adalah karena sulit sekali menemukan timing yang tepat untuk hal lainnya. Menggunakannya pada armor membawa resiko menerima serangan lawan tanpa pertahanan apapun. Menyimpan skill tersebut untuk menghadang dengan pedang atau perisai adalah hal yang biasa.

Namun, masalahnya selesai jika seseorang bisa memprediksi gerakan lawan selanjutnya seperti yang Climb lakukan terhadap tendangan Gazef.

"Apakah kamu menargetkan ini?!"

"Ya!"

Kekuatan di belakang tendangan Gazef menghilang seakan terserap oleh sesuatu yang lembut. Tak mampu mengalirkan kekuatannya kepada kakinya yang terulur, Gazef membuang percobaan untuk mencoba membawa kakinya kembali ke tanah. Membuatnya berada pada posisi yang tidak menguntungkan, Climb menyerang.

"[Slash]!"

Sebuah martia art, high slash.

Hanya satu, memiliki satu skill yang bisa digunakan dengan penuh percaya diri.

Mengambil ucapan yang dia dengar dari warrior tertentu ke dalam hatinya, ini adalah serangan yang dipraktekkan Climb yang tidak memiliki bakat berhari-hari.

Tubuh Climb tidak diselimuti oleh armor otot-otot. Dari awal, bentuk tubuhnya tak pernah sekalipun untuk figur tipe seperti itu. Dan juga, jika dia memang membangun otot, dia tidak bisa mempertahankan kelincahannya.

Karena hal ini, tubuhnya ditempat untuk sebuah spesialisasi melalui pengulangan yang tak ada akhirnya.

Hasilnya adalah sebuah sabetan vertikal dan lurus, sebuah serangan dengan kecepatan tinggi yang membatasi ranah yang keabsurdan. Seperti sebuah kilatan cahaya, sebuah sabetan yang terlihat seperti memanggil badai.

Overlord vol 05 ch 1 01.jpg

Serangan ini datang ke bawah menuju ke atas kepala Gazef.

Di dalam pikiran Climb, pemikiran bahwa serangan berkelanjutan akan menghasilkan luka yang fatal telah hilang sama sekali. Itu adalah sebuah teknik yang hanya bisa dilakukan karena kepercayaan diri yang tidak tergoyahkan bahwa seorang pria bernama Gazef tidak akan tewas karena hal seperti ini.

Dengan suara raungan logam, bastard sword diangkat untuk bertemu dengan broadsword yang turun.

Semuanya sejauh ini seperti dugaan.

Climb mengalirkan seluruh kekuatan di tubuhnya untuk mencoba menghancurkan keseimbangan Gazef.

Namun - tubuh Gazef tidak bergeming.

Bahkan dalam posisi yang canggung berdiri di satu kaki, Gazef seperti pohon raksasa dengan akar yang tebal menancap ke tanah.

Serangan Climb yang terkuat dengan seluruh yang dia miliki, ditambah lagi dengan dua martial art, dan Climb masih tidak bisa menyamai Gazef yang hanya berdiri satu kaki. Meskipun terkejut, mata Climb bergerak ke perut Gazef.

kenyataan bahwa dia telah menurunkan broadsword berarti bahwa jarak mereka telah menjadi pendek. Itu juga berarti bahwa Gazef bisa menendangnya lagi di perut.

Tendangan mendarat di tubuh Climb segera setelah dia melompat ke belakang.

Ada luka yang kecil dan meredup. Keduanya berdiri berhadapan dengan beberapa langkah jarak yang memisahkan mereka.

Gazef sedikit mengendurkan matanya dan menenangkan bibirnya.

Meskipun dia tersenyum, bukan tidak menyenangkan, tapi menyegarkan. Membuat Climb sedikit malu. Baginya, itu terlihat seperti sebuah senyum dari seorang ayah yang melihat pertumbuhan anaknya.

"Itu bagus sekali. Kalau begitu aku akan sedikit serius."

Ekspresi Gazef berubah.

Climb merasa merinding di sekujur tubuhnya. Yang terkuat di Kingdom akhirnya menunjukkan diri.

"Aku memiliki potion disini jadi tidak usah khawatir. Ini bisa menyembuhkan retak."

"...Terima kasih."

Cara tanpa bicara Gazef menunjukkan bahwa dia harus bersiap terhadap tulang yang retak membuat jantung Climb berdegup dengan kencang di dadanya. Dia terbiasa dengan luka tapi bukan berarti dia menikmatinya.

Gazef menutup jaraknya dengan dua kali kecepatan Climb.

Bastard Sword menggambar sebuah busur yang cukup rendah untuk menggesek lantai dan menebas kaki Climb. Kecepatannya, dipenuhi dengan kekuatan rotasi, Climb cepat-cepat menusukkan broadsword ke lantai mencoba untuk melindungi kakinya.

Dua sisi berbenturan, setidaknya, itulah yang diyakini Climb. Dalam sekejap - pedang Gazef berubah arah dan bergeser naik di samping broadsword.

"Kuh!"

Climb menyandarkan tubuhnya ke belakang dan pedang tersebut melayang beberapa inchi dari wajahnya. Angin dari tebasan itu memotong beberapa helai rambutnya ketika melewatinya.

Ketakutan pada kenyataan bahwa Gazef telah membuatnya tersudut seburuk ini dengan secepat ini, Climb melihat dalam pandangannya ke arah bastard sword yang berhenti dan cepat-cepat kembali.

Sebelum dia bisa berpikir, insting menyelamatkan dirinya membuat Climb mendorong maju dengan perisai kecil. Bastard Sword bertabrakan dengan perisai dan suara logam yang keras terdengar.

Dan-

"-Ugh!"

Climb merasakan nyeri yang kuat saat dia terdorong ke samping. Benturan saat tubuhnya menabrak dengan keras ke lantai memaksa pedangnya terlepas dari tangan.

Bastard Sword yang berbenturan dengan perisai kecil telah bergerak ke atas dan mengirimkan benturan yang kuat ke samping Climb.

"Perhatikan alirannya, bukan hanya menyerang dan bertahan. Kamu harus bergerak agar setiap tindakanmu bisa mengalir kepada serangan selanjutnya. Pertahananmu harus bertindak sebagai bagian dari seranganmu berikutnya."

Gazef berbicara kepada Climb dalam suara yang lirih sambil mengambil pedangnya dan mencoba untuk berdiri sambil memegang bagian samping tubuhnya.

"Aku mengendalikan kekuatan agar tidak hancur. Kamu seharusnya bisa melanjutkan... Apa yang ingin kamu lakukan?"

Gazef, yang bahkan tidak lelah, dan Climb, yang kaku dan berat karena luka.

Pemandangan yang buruk karena tidak mampu bertahan dalam beberapa serangan, dia hanya membuang-buang waktu Gazef. Meskipun begitu, Climb ingin menjadi lebih kuat, tak perduli walau hanya sedikit.

Dengan mengangkat pedangnya, Climb mengangguk kepada Gazef dan melanjutkan kuda-kudanya.

"Bagus sekali, mari kita lanjutkan."

"Ya!"

Dengan suara teriakan yang serak, Climb menyerang.

Dihajar, terlempar kesana kemari, dan suatu ketika bahkan beralih menjadi pukulan-pukulan dan tendangan-tendangan, Climb roboh ke lantai dengan nafas terengah-engah. Hawa dingin dari lantai terasa nyaman saat menyerap panas tubuhnya melalui chain shirt miliknya.

"Hah, hah, hah..."

Climb bahkan tidak mencoba mengusap keringatnya. Tidak, dia bahkan tidak memiliki energi untuk melakukannya.

Menahan tusukan-tusukan luka, Climb yang tak mampu menahan rasa lelah yang semakin meningkat di sekujur tubuhnya, menutup matanya sedikit.

"Usaha yang bagus. Aku mencoba untuk tidak menghancurkan atau meremukkan apapun, tapi bagaimana?"

"...."

Terkapar di lantai, Climb menggerakkan tangannya dan menyentuh bagian-bagian yang masih memberi rasa nyeri.

"Kurasa tidak ada masalah apapun. Sakit sih, tapi mereka hanyalah goresan-goresan."

Rasa sakitnya berdering ringan; tidak akan menjadi hambatan terhadap keamanan putri.

"Begitukah... Kalau begitu kita tidak akan memerlukan potion."

"Ya. Lagipula, penggunaan yang ceroboh akan membatalkan efek dari latihan otot."

"Memang benar. Mereka seharusnya dibiarkan sembuh secara alami tapi magic akan membuat otot-otot itu kembali ke bentuk asal. Aku asumsikan kamu akan kembali ke tugasmu sebagai pengawal putri?"

"Ya."

"Kalau begitu ambil ini. Gunakan jika ada sesuatu yang terjadi."

Dengan suara berdenting, botol potion itu berada di samping Climb.

"Terima kasih."

Dia bangun sendiri dan melihat ke arah Gazef, kepada pria yang pedangnya tidak bisa disentuh sekalipun.

Pria yang tak ada goresan apapun itu melihat ke arah Climb dengan aneh, lalu bebicara.

"Ada apa?"

"Bukan apa-apa... saya hanya berpikir anda memang menakjubkan."

Nafas Climb menjadi tenang, hampir tak ada jejak keringat di dahinya. Climb menghela nafas; dia menyadari bahwa ini adalah perbedaan antara dirinya, yang ada di lantai, dan yang terkuat di Kingdom. Di lain pihak, Gazef menyunggingkan senyum pahit.

"...Oh begitu."

"Bagaimana-"

"-Meskipun kamu tanya bagaimana aku bisa kuat. Aku tak punya jawaban yang bisa kuberikan. Itu hanya bakat. Aku belajar bagaimana bertarung selama hari-hariku sebagai tentara bayaran. Pekerjaan yang disebut vulgar oleh para bangsawan ini, aku mempelajarinya selama berhari-hari."

Tidak ada trik untuk memperoleh kekuatan, Gazef berkata. Harapan yang mengadopsi latihan yang sama akan, hingga titik tertentu, membantunya menjadi lebih kuat menjadi dihancurkan.

"Climb, kamu memiliki potensi akan itu. Memukul dan menendang, menggunakan tinjumu untuk bertarung."

"Be...Begitukah?"

"Memang benar. Pada kenyataannya, beruntung sekali kamu tidak dilatih menggunakan seni berpedang atau sebagai prajurit. Ketika seseorang memegang pedang, mereka cenderung terfokus bertarung hanya dengan menggunakan senjata. Aku percaya bahwa ini salah. Merubah pandangan kita akan pedang untuk melihatnya hanya sebagai cara lain dalam menyerang sambil menggabungkan tinju-tinju dan kaki-kaki, bukankah itu lebih efektif di dalam pertarungan yang sebenarnya? Yah... pedangku lebih cocok untuk para petualang."

Wajah datar Climb yang biasanya telah hilang dan digantikan dengan senyum. Dia tidak mengira yang terkuat di Kingdom ini memuji skill miliknya setinggi itu; gerakan tak beraturan dan skill miliknya tidak memiliki kerangka.

Pedang yang diejek oleh para bangsawan di belakangnya dipuji. Kegembiraannya sangat besar sekali.

"Kalau begitu, aku akan pergi. Aku tidak boleh telat mendatangi sarapan pagi sang raja. Apakah kamu akan kembali?"

"Tidak. Seharusnya ada seorang tamu hari ini."

"Seorang tamu? Mungkin seorang bangsawan?"

Saat Gazef mengiranya aneh sang putri akan menerima tamu, Climb merespon.

"Ya, Aindra-sama akan berkunjung."

"Aindra?..Ah! Tapi Aindra yang mana yang kamu maksud? Yang biru, ya kan? Bukan yang Crimson (Merah Tua)?"

"Ya. Blue Rose (Mawar Biru)."

Kelegaan di wajah Gazef jelas terlihat dalam sekali lihat.

"Benar... Memang begitu. Jika seorang teman berkunjung..."

Gazef pasti mengira alasan Climb yang tak diundang sarapan pagi adalah karena seorang teman yang datang. Sebenarnya, Climb adalah orang yang menolak penawaran sang putri. Meskipun jika dia berada pada posisi diperbolehkan, menolak keluarga kerajaan, bahkan Gazef akan mengerutkan dahi akan berita ini. Itulah kenapa Climb tetap diam untuk masalah tersebut dan menyerahkannya pada imajinasi pria itu.

Bahkan Aindra sendiri, yang kenal dengan Climb melalui Renner, memintanya untuk bergabung dengan mereka. Dia tidak akan memberikan reaksi yang sama dengan para bangsawan lain jika Climb bergabung dengan sarapan mereka.

Ini adalah pertimbangan untuk tuannya yang memiliki sedikit teman-teman wanita. Seorang putri yang hampir tidak memiliki kesempatan untuk melakukan pembicaraan di kalangan para gadis dan Climb yang merasa bahwa ketidakhadirannya adalah hal yang terbaik.

"Terima kasih atas petunjuk anda hari ini, Gazef-sama."

"Tidak sama sekali, tidak usah dihiraukan. Aku juga menikmatinya."

"...Jika tidak terlalu bermasalah, maukah anda mengawasi latihan saya di lain waktu juga?"

Gazef berhenti sejenak - sebelum Climb meminta maaf, Gazef berbicara.

"Aku tidak melihatnya masalah jika kita tetap melakukan ketika yang lainnya tidak ada."

Climb tidak membuka mulutnya, dia benar-benar mengerti alasan dari keraguan pria itu. Dia lalu memaksa tubuhnya yang berderak itu untuk berdiri menunjukkan ketulusannya.

"Terima kasih banyak!"

Gazef pelan-pelan melambaikan tangannya dan berbalik.

"Aku akan serahkan bersih-bersihnya kepadamu. Akan bermasalah jika aku melewatkan sarapannya..Ah, benar juga. Tebasan vertikal tadi tidak buruk, tapi kamu harus menyimpan gerakanmu yang selanjutnya di pikiran saja. Pikirkan saja apa yang akan terjadi jika musuhmu menghadang atau menghindari seranganmu."

"Ya!"

Part 4[edit]

Bulan Api Bawah (Bulan ke 9), Hari ke 3, 6:22

Setelah berpisah dengan Gazef, Climb mengusap keringatnya dengan handuk basah dan menuju tempat yang sama sekali berbeda dengan aula utama.

Ruangannya saat ini seluas aula sebelumnya, dipenuhi dengan orang-orang yang sedang bercakap-cakap. Sebuah aroma yang lezat bercampur dengan suasana hangat, meningkatkan nafsu makan orang-orang.

Itu adalah mess hall (ruang makan).

Climb berjalan menembus kebisingan dan berdiri di belakang garis orang-orang. Seperti orang di depannya, dia mengambil salah satu hidangan yang bertumpuk tinggi. Pada nampannya, dia meletakkan sebuah piring kayu, sebuah mangkuk sup kayu, dan sebuah sendok kayu.

Dia menyajikan makanannya secara teratur.

Sebuah kentang rebus besar, roti gandum, rebusan putih dengan sedikit daging dan sayuran, acar kubis dalam cuka, dan sebuah sosis. Dari sudut pandang Climb, itu adalah makanan yang mewah.

Saat makanan menuju nampannya, Climb mencium aroma mewah dan menstimulasi perutnya. Dia lalu melihat ke sekeliling ruang makan.

Para prajurit yang bersuara keras memakan makanan mereka sambil ngobrol hal-hal yang remeh seperti hari libur mereka, makanan hari ini, keluarga, dan tugas-tugas remeh mereka.

Climb menemukan kursi kosong dan menuju kesana menembus suara bising tersebut.

Dia duduk di ruangan dengan kursi panjang. Para prajurit duduk di masing-masing sisinya, berbicara dengan ramai di antara teman mereka. Mereka hanya menatap Climb tidak tertarik lalu kembali melanjutkan percakapan mereka.

Orang luar akan berpikir suasana ini aneh.

Meskipun percakapan di sekitar sangat ramai, tak ada satupun yang mencoba untuk melakukan percakapan dengan Climb. Tentu saja, orang-orang memang biasanya tidak akan begitu saja langsung berbicara dengan orang aneh. Tapi mereka adalah sama-sama prajurit yang suatu saat, mempercayakan nyawa satu sama lain. Memang benar, respon mereka sepertinya sangat aneh.

Seakan orang yang bernama Climb tidak ada.

Climb sendiri tidak berusaha untuk berbicara dengan yang lainnya, alasannya jelas karena dia mengerti posisinya.

Yang menjaga kastil bukanlah prajurit biasa. Seorang 'prajurit' Kingdom yang dimaksud adalah milisi yang dipersenjatai oleh para bangsawan yang memiliki teritori. Termasuk orang-orang yang terdaftar yang memiliki gaji yang dibayarkan oleh gubernur dan mereka yang melayani sebagai penjaga kota. Apa yang mereka miliki sama adalah mereka dibuat dari orang-orang biasa.

Namun, ada banyak masalah dengan memperbolehkan orang asal-asalan untuk menjaga istana, pusat dari berita dan informasi yang penting, dan menempatkan mereka sangat dekat dengan keluarga kerajaan.

Itulah kenapa sebuah rekomendasi dari seorang bangsawan dibutuhkan agar seseorang bisa menjadi penjaga istana. Jika seorang penjaga menyebabkan masalah, para bangsawan yang membuat rekomendasi harus bertanggung jawab. Oleh karena itu, hanya mereka dengan latar belakang bersih dan juga suara dan pikiran tubuh yang bersih pula yang diberikan rekomendasi.

Namun, ini menyebabkan terbentuknya para fraksi.

Tergantung fraksi mana yang mensponsori tempat bangsawan itu, prajurit itu akan diikat ke dalam kelompok itu pula. Seorang prajurit yang menolak bahkan tidak akan menerima rekomendasi sejak awal. Adil dikatakan bahwa tidak ada pengecualian kepada siapapun tentang peraturan ini.

Kelihatannya memang penuh dengan celah, tapi sebaliknya, terlibat dalam perebutan kekuasaan artinya bahwa para prajurit melatih kemampuan mereka dengan rajin. Meskipun kekuatan mereka sedikit di bawah knight Empire, para prajurit yang menjaga istana masih bisa membanggakan keterampilan yang cukup.

Kekuatan Climb berada beberapa level di atas mereka, tapi itu juga adalah salah satu alasan mengapa para bangsawan menolaknya. Mereka tidak tahan dengan kenyataan bahwa dia lebih kuat dari para prajurit yang mereka rekomendasikan sendiri.

Tentu saja, ada juga sebuah instansi dimana para bangsawan yang mensponsori para prajurit tidak berada pada fraksi manapun. Namun, dengan perebutan kekuasaan saat ini di Kingdom antara fraksi kerajaan dengan fraksi bangsawan, hanya ada satu bangsawan yang bisa datang dan pergi diantara mereka seperti kelelawar.

Dan diantara para prajurit tersebut, hanya ada satu pria yang tidak terdaftar dalam rekomendasi para bangsawan.

Orang itu adalah Climb.

Biasanya, seseorang dengan latar belakang seperti Climb tidak akan bisa melayani di sisi Renner. Melindungi keluarga kerajaan, sebuah tugas sepenting itu tidak akan datang pada orang dengan kasta bawah. Sudah umum diketahui bahwa hanya mereka dengan kelas bangsawan yang bisa melindungi keluarga kerajaan.

Bagaimanapun juga, ada pengecualian untuk kasus ini, seperti para warrior elit Kingdom, begitu juga dengan prajurit terkuat, Gazef Stronoff. Dan jika Putri Renner berharap sangat terhadap hal itu, ada beberapa yang buka-bukaan melawannya. Meskipun jika anggota dari keluarga kerajaan bisa bicara melawannya, siapa yang akan ikut campur ketika dia mendapatkan persetujuan sang raja?

Climb diberi kamar pribadi sendiri bisa disebut sebagai hasil dari keadaan yang sangat rumit. Seorang prajurit sederhana bahkan tidak bisa bermimpi untuk memiliki kamar sendiri dan akan menghabiskan hari-harinya di area yang lebih luas. Meskipun Renner memerintahkannya, alasan lain memberikan kamar pribadi untuk Climb adalah untuk mengisolasinya. Agar tidak berada di salah satu fraksi membuatnya sebagai orang yang menyusahkan.

Mempertimbangkan keadaan Climb, jelas sekali bahwa dia berada pada fraksi kerajaan. Tapi itu adalah kumpulan dari para bangsawan yang bersumpah setia kepada sang raja. Dari sudut pandang mereka, Climb, dengan latar belakang yang tidak jelas, adalah hal yang buruk.

Akibatnya, fraksi kerajaan melihat Climb sebagai orang yang sulit untuk direkrut, kecuali jika dia dibiarkan saja lalu mau bekerja untuk pihak mereka. Fraksi bangsawan melihat sebuah keuntungan menarik Climb terhadap pihak mereka, tapi di waktu yang sama, mengakui akan bahayanya.

Meskipun jika mereka disebut fraksi, bukan berarti bahwa banyak bangsawan yang berkelompok memiliki satu pemikiran. Bagaimanapun juga, sebuah fraksi adalah perkumpulan adalah cara berpikir mereka untuk bisa semakin dekat dengan tujuan mereka. Jika fraksi keluarga kerajaan memiliki seseorang yang tidak menyambut Climb - seorang rakyat biasa yang tidak diketahui asal usulnya yang sangat dekat dengan putri yang sangat cantik yang disebut putri emas - maka bisa diasumsikan bahwa fraksi bangsawan memiliki seseorang yang ingin membawanya ke pihak mereka.

Bagiamanapun juga, saat ini tak ada satupun dari masing-masing kelompok yang cukup bodoh untuk mendekati Climb dan memecah fraksi mereka sendiri.

Akibatnya dua fraksi itu memutuskan bahwa mereka masing-masing tidak ingin menyerahkan Climb ke pihak seberang, tapi di waktu yang sama, juga tidak ingin ke pihak mereka.

Itulah kenapa dia tidak bicara dengan siapapun dan makan sendirian.

Hanya menggerakkan sendoknya tanpa bicara dengan orang lainnya, dalam sekilas, sarapannya bahkan tidak sampai sepuluh menit selesai.

"Aku harus pergi."

Sebuah kebiasaan yang terbentuk karena sering sendirian, Climb bergumam sendiri karena puas. Saat dia bangkit dari kursi, seorang prajurit yang lewat menabraknya.

Siku prajurit tersebut menyentuh luka dari latihan dengan Gazef, menyebabkan Climb, yang ekspresinya masih datar, menghentikan kakinya.

Prajurit itu terus berjalan tanpa mengucapkan sepatah katapun. Tak usah ditanya lagi, para prajurit di sekitarnya tidak berkata apapun pula. Sedikit orang yang melihat insiden tersebut sedikit mengerutkan dahi tapi tidak bicara.

Dengan sebuah helaan nafas panjang, Climb menggenggam piring kosongnya dan berjalan lagi.

Tipe insiden seperti ini terjadi setiap hari. Dia bahkan merasa beruntung itu tidak terjadi ketika dia masih membawa semangkuk rebusan panas.

Menjulurkan kaki agar membuatnya tersandung atau menabraknya dengan sengaja dan berpura-pura sebagai kecelakaan, sikap seperti itu sangat biasa. Namun-

-Lalu bagaimana.

Climb berjalan dengan kalem. Orang-orang itu tidak bisa melakukan yang lebih buruk lagi, terutama jika dia ditempatkan di tempat dengan banyak pasang mata seperti ruang makan.

Climb mengencangkan dadanya, matanya tertuju ke depan; dia benar-benar tidak melihat ke bawah.

Jika dia tampil tidak enak dilihat, itu akan menjadi sedikit merusak tuannya, Renner. Reputasi dari wanita yang dia berikan sumpah setia menjadi taruhannya.