High School DxD (Indonesia):Jilid 25 Life.3

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Life.3 Pertempuran di Yggdrasil[edit]

Bagian 1[edit]

Setelah kembali dari [Lautan Susu] dan [Beelzebut], kami saling melaporkan.

[Beelzebut] adalah game yang diciptakan oleh Beelzebub-sama! Aku menjadi sangat bersemangat dan ingin mencoba berlatih di sana hanya dengan mendengar nama dunia yang tampaknya menarik itu. Omong-omong, bolehkah bertanya pada Beelzebub-sama dan Nakiri-kun untuk membiarkanku mencoba bermain di game aslinya? Gagasan untuk bermain di dunia seluas benua Australia dengan tubuh kami sendiri tampak begitu mempesona!

—Dan, setelah melaporkan tentang apa yang terjadi di ‘Lautan Susu’... semua orang membuat wajah ragu-ragu seolah-olah ada tanda tanya di atas kepala mereka. Meskipun... kisahku bertemu dengan Chichigami dianggap serius. Yah, itu karena Chichigami memberkatiku dengan perlindungan dewata selama pertempuran melawan Loki. Semua orang memiliki harapan besar untuk hasil Longinus yang dikeluarkan dengan mengaduk Lautan Susu. Maksudku, sekarang, aku yakin bahwa kunci untuk pertandingan berikutnya akan menjadi hasil itu sendiri.

Untuk mempersiapkan pertandingan besok, setiap anggota Tim [Sekiryuutei of the Blazing Truth] pergi tidur lebih awal setelah melakukan semua yang harus dilakukan. Ketika aku kembali ke kamar dan terjun ke tempat tidur, aku penasaran apakah aku akan tidur sambil mengubur wajahku di antara oppai Rias—.

“S-Selamat malam...”

Orang yang duduk dan menunggu di tempat tidurku adalah — Rossweisse-san! T-Terlebih, dia mengenakan lingerie terbuka.... aku tersentuh oleh rasa malunya saat dia mencoba menyembunyikan putingnya yang bisa dilihat melalui gaun yang terbuka dengan tangannya! Tak ada orang lain selain Rossweisse-san di tempat tidurku. Biasanya, Rias dan Asia akan ada di sini, terkadang Akeno-san juga, dan ada juga saat Xenovia dan Irina akan menerobos masuk ke kamarku, tapi...

Sejak lamaran itu, mereka berebut siapa yang akan tidur denganku, dan jumlah orang yang tidur di tempat tidurku terus naik. Sering kali aku juga akan berada di lantai ketika aku bangun. Itu terutama karena aku ditendang oleh Xenovia yang sering berbalik saat tidur…. Dan karena itu, kami mempertimbangkan untuk membeli tempat tidur yang lebih besar. ...Tidak, akan sangat sulit untuk menemukan tempat tidur yang bisa memuat tujuh hingga delapan orang! Benar saja, menurutku kebanyakan tempat tidur paling bisa muat empat orang! Secara pribadi, kupikir tiga orang yang tidur bersebelahan adalah yang terbaik!

High School DxD Volume 25 Illustration 3.png

Ketika aku memikirkan hal-hal seperti itu….aku bertanya pada Rossweisse-san

“U-Umm, apa Rias dan Asia tidak ada di sini?”

Rossweisse-san mengangguk menanggapi pertanyaanku

“Aku dengar kalau R-Rias-san melakukan sesuatu setelah pulang dan dia akan tinggal di sana bersama Akeno-san. A-Asia-san bilang bahwa dia ingin memperdalam hubungannya dengan Xenovia dan Irina-san, jadi mereka akan tidur bersama….”

Ah, aku mengerti. Rias juga sibuk dan aku yakin Asia ingin tidur dengan teman-temannya sambil mengobrol pertandingan besok. Ada juga saat-saat seperti itu.

—Dan dengan itu, malam ini aku akan tidur dengan Rossweisse-san, hanya kami berdua. Entah bagaimana, aku merasa sangat gugup. Aku terbiasa tidur dengan dua orang di sampingku, dan kadang-kadang bahkan lebih, tapi sekarang hanya kami berdua! Apalagi, pasanganku adalah Rossweisse-san! Biasanya, dia akan mengambil inisiatif untuk tidak berpartisipasi dalam hal-hal semacam ini.

Rossweisse-san yang gelisah memerah saat dia bertanya

“...A-Apa kamu tidak akan datang?”

“A-Aku datang!”

Setelah membalas seperti itu, aku buru-buru berjalan ke tempat tidur dan berbaring. Rossweisse-san akan menginap di sini untuk malam ini. Lalu, ada kesunyian. ….Di saat seperti ini, Rias akan berkata

[Nah, Ise. Mari kita tidur, ya? Ara, kamu ingin tidur sambil mengubur wajahmu di antara payudaraku? Tidak apa-apa, kemarilah.]

Atau sesuatu seperti itu dan memanjakanku sebanyak yang kumau, tapi aku tidak tahu mengenai itu kalau dengan Rossweisse-san! Jantungku berdetak sangat cepat karena aku belum pernah mengalami hal seperti ini dengan Rossweisse-san! Ketika aku memandang sebentar — mataku bertemu matanya saat dia melihatku sambil berbaring di tempat tidur! Pada saat yang sama, tanpa sadar aku melihat... ujung merah muda putingnya yang terlihat dari lingerie tembus pandangnya! Rossweisse-san lalu berkata padaku

“...Apa yang harus kulakukan untuk menolak pertunangan? Aku memikirkannya, kamu tahu, dan cara termudah adalah dengan membuktikan fakta dengan Ise-kun.”

……………

M-M-M-M-M-M-M-Membuktikan fakta!? M-Maksudmu, dengan kata lain, melakukan ini dan itu!

Apa yang terlintas dalam benakku adalah insiden pertunangan dengan Keluarga Phoenix setahun yang lalu, dan saat ketika Rias mendekatiku! I-Itu luar biasa! Aku benar-benar berpikir bahwa aku akan melakukannya dengan Rias....hanya seperti itu!

D-Dan, sekarang Rossweisse-san juga....? Aku menelan ludah saat Rossweisse-san melanjutkan

“...Tapi, aku pikir jika aku tidak percaya pada Ise-kun, maka hal-hal itu tidak akan terjadi,” kata Rossweisse-san dari lubuk hatinya.

Rossweisse-san lalu memegang tanganku dan dengan jelas memberitahuku

“Aku tidak mau... menikahi Vidar-sama. Aku ingin berada di sisimu”

“...Maukah kamu merebutku dari Vidar-sama?” tanya Rossweisse-san dengan mata berkaca-kaca.

Aku — menjawab dengan ekspresi serius sambil menggenggam tangannya sebagai balasannya.

“Masalahnya bukan apakah aku mau merebutmu atau tidak. Sejak awal, aku tidak punya niat untuk menyerahkanmu pada siapapun, tahu? Selama insiden dengan Euclid juga, aku menyadari bahwa aku tidak akan menyerahkanmu padanya. Ini berarti aku harus melakukannya lagi.”

Aku memeluk Rossweisse-san saat emosiku meningkat

“Aku pasti akan menang. Maukah kamu percaya padaku?”

Aku bersumpah begitu tepat ke telinganya. Rossweisse-san lalu menerimanya dengan

“Ya.”

Itu akan berhasil. Itu sangat mudah dimengerti.

—Aku harus menang melawan Vidar-san.

Jika aku menang, pernikahan dan semua hal lain itu akan lenyap. Aku selalu memaksa jalanku melalui hal-hal yang tidak masuk akal. Bahkan selama insiden Riser, insiden Diodora, insiden Loki, insiden Sairaorg, insiden Cao Cao, dan insiden Euclid juga—.

Aku telah mengatakan apa yang kuinginkan pada Rossweisse-san, tapi karena pelukanku, aku menyadari bahwa wajah kami semakin dekat, dan ketika situasinya menjadi canggung, kedua wajah kami memerah.

...Kami begitu dekat sehingga kami hampir bisa berciuman, tapi... gerakan mendadak akan menjadi tidak bijaksana meskipun suasananya bagus—. Bibir Rossweisse-san — bertemu denganku. Itu ciuman dari Rossweisse-san—.

Karena aku tiba-tiba menerima ciuman dari orang telat dewasa baik dan lugu Rossweisse-san, aku, A-A-A-A-A-Aku! Setelah ciuman itu, Rossweisse-san berkata dengan wajah memerah

“...Itu adalah ciuman pertamaku…. ….Aku memberikannya pada Ise-kun.”

….W-Whaaaaaaaaaaaaaaaat!

Kepalaku mendidih karena aku tidak yakin apa yang harus kukatakan! A-Apalagi, tak ada yang membuatku merasa lebih terhormat daripada menjadi pasangan pertamanya!

“A-aku terkejut karena itu tiba-tiba...”

Ketika aku mengatakan itu dengan gugup, Rossweisse-san bertanya

“A-Apa kamu tidak menyukainya?”

“T-Tidak! Itu yang terbaik, lho! Yang kumaksudkan adalah karena tiba-tiba aku merasa bingung!”

Ketika aku mengatakan itu, Rossweisse-san lalu menjawab

“Baiklah, kali ini mari kita lakukan dengan—”

Suasana menjadi menyenangkan untuk kedua kalinya, dan tepat ketika Rossweisse dan aku ingin berciuman sekali lagi—.

“Ise! Aku datang, nyan! Aku mendengar bahwa Switch Princess tidak ada di sini! Mari lakukan hal mesum ketika dia tidak ada di sini!”

—Dan, Kuroka membuka paksa pintu sambil menerobos masuk ke kamarku dengan penuh semangat! Rossweisse-san dan aku terkejut dan berpisah saat kami melihat ke arah situ! Kuroka muncul hanya mengenakan celana dalamnya saja sambil oppai-nya bergoyang-goyang! Shirone-chan alias Koneko-chan yang mengikuti di belakangnya sepertinya agak malu.

“...Maaf, senpai. Meskipun kamu dengan Rossweisse-san, aku tidak bisa menghentikan Kuroka-oneesama...”

Seakan merasakan suasana canggung, Kuroka berkedip karena terkejut.

“Nyanya? Apa aku mengganggu kalian?”

Karena suasana untuk berciuman untuk kedua kalinya telah lenyap, Rossweisse-san dan aku saling berpandangan sambil tertawa kecil. Setelah itu, aku tidak punya pilihan selain bergabung dengan kombinasi yang benar-benar baru dengan Rossweisse-san, Kuroka, dan Shirone-chan. Kuroka bertanya pada Rossweisse-san saat dia memegangku. Omong-omong, sensasi lembut dari tubuh wanita menyelimutiku!

“Hei, guru Valkyrie. Apakah kamu ingin anak Ise?”

Mengapa kucing jahat ini menanyai hal itu tiba-tiba? Rossweisse-san juga terkejut dengan pertanyaan itu saat dia berseru ‘Eh!?’ Sebaliknya, Kuroka menggosok perutnya sendiri saat dia berkata

“Dalam waktu dekat, anaknya akan ada di sini. aku sangat menginginkannya cepat-cepat, nya. Sudah sampai di mana sekarang pun tidak apa-apa, lho?”

Aku jadi mimisan ‘Bu!’ karena mendengar pernyataan beraninya yang biasa. Kuroka lalu bertanya pada Koneko-chan.

“Shirone, mengapa kamu tidak mengatakannya juga? Bahwa kamu akan memberikan anaknya.”

Dia tiba-tiba diminta oleh kakaknya. Koneko-chan panik sesaat, tapi buru-buru dia menarik diri dan berkata

“...Y-Yah, aku memang ingin memberikan...sih”

Gembira, Kuroka lalu berkata

“Apa katamu? Lamaran kita Nekomata diterima, lho? Ini artinya kita sudah memesan, nyan. Hei, Ise. Ayo buat banyak anak-anak, oke?”

Kuroka dengan manis menggigit telingaku! Uhiiiiiiiiiii! Karena g-gadis ini hanya mengundangku untuk melakukan hal-hal menggairahkan sejak lamaran, wajar saja bahwa aku tidak lagi dapat menolak!

High School DxD Volume 25 Illustration 3.5.png

Koneko berdiri di tempat tidur sambil menanggalkan pakaian luarnya sampai dia hanya mengenakan celana dalamnya, lalu terbaring di atasku!

“...I-Itu benar, ya. Itu artinya aku sudah memesannya ya.”

Entah bagaimana, Koneko-chan telah menjadi lebih berani juga sejak saat itu! Pengaruh kucing jahat itu berangsur-angsur semakin kuat! Kuroka bertanya pada Rossweisse-san sekali lagi sambil membungkuk padaku.

“Dan bagaimana denganmu, apakah kamu menginginkan anak Ise?”

Rossweisse-san terlihat seperti bingung bagaimana cara menjawab dan sedikit panik, tapi dia segera membuat wajah tegas dan memelukku seolah-olah mencoba merebutku dari Kuroka dan Koneko-chan sambil mengatakan

“L-Lagian, aku akan tidur dengan Ise-kun malam ini! I-Ini adalah kesempatan spesial!”

Kuroka dan Koneko-chan tertawa ‘fufu’ karena mereka terkejut oleh keberanian tak biasa dari Rossweisse-san.

“Yah, tidak apa-apa, nya”

“...Mampu tidur nyenyak adalah yang terbaik saat ini.”

Nekomata bersaudari tampaknya merasakan bahwa Rossweisse-san tidak lagi memiliki motivasi untuk melakukan sesuatu yang salah, sehingga kami berempat tertidur. Aku gelisah dan tak bisa menenangkan diri saat aku dipeluk oleh Koneko-chan dan Kuroka. Aku bisa memastikan perasaan dari diriku dan Rossweisse-san. Nah, semua yang tersisa hanyalah menghadapi pertandingan!

Bagian 2[edit]

Dan, akhirnya hari pertandingan—.

Kami, tim [Sekiryuutei of the Blazing Truth] bersama Rias tiba di dunia mitologi Norse yang menjadi aula pertemuan — Valhalla. Arena kali ini akan menjadi stadion besar yang disiapkan untuk turnamen yang terletak di sudut Valhalla — [Thor Stadium]. Sebuah patung Thor yang gagah berani memegang palu kebanggaannya [Mjolnir] dipasang di pintu masuk stadion. Kami berpisah dari Rias di depan pintu masuk pemain.

“Aku menantikan pertandingannya.”

Rias menyemangatiku sebelum kami berpisah. Sepertinya mereka akan menonton pertandingan kami di ruang penonton untuk personil yang berwenang.

“Kamu pasti akan menang.”

“Kamu akan menang.”

“Aku mengandalkanmu.”

“Aku bersorak untukmu!”

Kami menerima sorak-sorai dari para budak Rias, Akeno-san, Koneko-chan, Kiba, dan Gya-suke. Ayahku, Kunou, Ophis, dan Lilith dari Kediaman Hyoudou juga datang ke sini untuk menonton pertandinganku.

“Aku akan bersorak untukmu. Lakukan yang terbaik, Ise!” Ayah bersorak.

Kunou dan yang lainnya melanjutkan

“Lawanmu mungkin Dewa, tapi aku yakin kamu akan menang!”

Ophis dan Lilith lalu berkata

“Kami, ketika dorongannya tiba, akan membantu Ise.”

“Bantu–”

Tidak, jika kalian bergabung dengan timku maka kemenangan sudah akan terjamin! Tapi, itu tidak mungkin! Ayah lalu menambahkan

“Ibu mulai mengatakan bahwa dia mungkin datang untuk melihat turnamen jika kamu lolos ke babak utama. Dia bilang bahwa ‘Jika putraku sendiri memenuhi syarat ke turnamen utama, aku tak bisa tidak datang dan tidak melihat turnamen.’“

“Sungguh? …Begitu ya. Aku akan melakukan yang terbaik dan menang.”

Jika ibu datang dan melihat pertarunganku, tidak ada yang akan membuatku lebih bahagia. Itu mungkin benar, jika ini adalah babak utama yang harus diperingati, ibu mungkin berpikir bahwa dia harus datang. Dan juga karena itu, aku tidak boleh kalah di pertandingan ini. Kami, tim [Sekiryuutei of the Blazing Truth] menyemangati diri saat kami mendekati pertandingan yang ditakdirkan—.

Sambil sorak-sorai keras dari kerumunan mengelilingi kami, kami dari tim [Sekiryuutei of the Blazing Truth] pergi menuju pusat stadion dari pintu masuk pemain.

<<Nah, tim [Sekiryuutei of the Blazing Truth] memasuki panggung! Mereka sangat populer dengan pria dan wanita dari segala usia, dan penggemarnya telah berkumpul di sini di [Thor Stadium] ini di Valhalla untuk melihat [Oppai Dragon]!>>

Ketika komentator mengatakan itu

“Oppai Dragon!”

“Tolong menang!!”

“Tolong tunjukkan kami pertandingan yang bagus antara kamu dan Vidar-sama!”

Para penonton bersorak untukku! Ohh, aku cukup populer di dunia mitologi Norse juga, eh. Aku benar-benar berpikir aku akan dihina atau diremehkan.

Di sisi lain—

“Rossweisse!”

“Kyaa! Rossweisse-sama!”

“Rossweisse-san, aku akan bersorak untukmu!”

Ada juga banyak sorak-sorai yang mengarah pada Rossweisse-san! Sebagian karena ini adalah rumahnya, tapi juga karena dia mendapat perhatian di turnamen dan popularitasnya meningkat. Sebagai mantan Valkyrie yang berpartisipasi aktif di turnamen, tidak mengherankan bahwa dia mengumpulkan banyak perhatian di Asgard. Rossweisse-san tersipu menanggapi sorak-sorai hangat. Setelah kami berkumpul di field yang berada di bagian tengah stadion, tim [Leisure of the Kings] muncul.

<<Nah! Penduduk Asgard, terima kasih sudah menunggu! Akhirnya, mitologi kami — tim yang Vidar-sama masuki, kini akan segera muncul! Memasuki stadion adalah tim [Leisure of the Kings]!>>

Saat komentator mengatakan itu—.

Kami merasakan kehadiran di atas kepala kami! Dari langit-langit stadion terbuka — tubuh raksasa dengan cepat turun dari langit!

Zushiiiiiiin! —Dan, makhluk yang berdiri dengan bersemangat di depan kami adalah Raja Monster raksasa — Typhon-san! Dimulai dengan Vidar-san, anggota tim [Leisure of the Kings] semua berdiri di pundak dan lengannya! Menanggapi kemunculan yang mencolok ini

[Woooooooooooooooooooooooooooooooooooooooow!]

Stadion menjadi penuh dengan sorak-sorai yang luar biasa!

“Vidar-samaaaaaaaaa!”

“Brynhildr-saaaaaaan!”

“Kemenangan bagi Dewa Kepala kamiiiiiiiiii!”

Sorak-sorai dari kursi penonton bahkan lebih keras dari kemunculan kami. Benar saja, meskipun mereka memiliki campuran mitologi, itu adalah tim dengan di dalamnya ada Dewa kepala Asgard. wajar bagi rumah mitologi Norse penuh dengan mereka yang mendukung Vidar-san dan Valkyrie. Setelah kedua tim berkumpul, kami berbaris di tengah field. Intensitas dari [King] Typhon-san yang bertubi-tubi dengan tubuhnya yang besar menjadi semakin menonjol saat dia berdiri di depan mataku. Typhon-san setinggi tiga meter lalu berteriak riang dari lubuk hatinya.

[GAHAHAHAHA! Aku akan bertarung melawan Heavenly Dragon! Tidak ada pertandingan yang kuharapkan sampai begini!]

Tawa yang jujur ​​dan hidup. Namun, massa dan kedalaman aura yang keluar dari tubuh raksasa itu sungguhan. Dia bukan seseorang yang bisa dilawan dengan setengah hati. Biar bagaimanapun, dia adalah Raja Monster yang konon setara dengan Fenrir, atau bahkan lebih kuat—.

Tatapan Vidar-san bertemu dengan tatapanku. Kami tidak mengatakan apa-apa, tapi hanya dengan melihat saja, aku tahu bahwa mereka datang dengan maksud untuk menang.

<<Baiklah, kita akan segera memutar rolet yang akan menentukan aturan pertandingan ini!>>

Setelah komentator mengatakan itu, rolet sudah mulai berputar. Di satu sisi, kamu bisa bilang bahwa peluang kami untuk menang bisa berubah. Rolet raksasa yang dipasang di stadion berputar, dan akhirnya berhenti.

—Aturannya adalah [Yggdrasil Climb]!

—! S-Sampai itu yang akan dipilih di sini!

Sang komentator berteriak

<<D~an, seperangkat aturan kali ini adalah standar Turnamen asli baru yang bahkan telah menjadi topik hangat untuk setiap mitologi, [Yggdrasil Climb]! Ini benar-benar tidak terduga sampai ini dipilih di arena mitologi Norse! Aturannya sederhana. Naikilah Yggdrasil buatan, dan orang yang mencapai tujuan di atas adalah pemenangnya! Tentu saja, seperti aturan lain sejauh ini, Anda juga bisa menang jika Anda mengalahkan [King] lawan.>>

Pohon raksasa ditampilkan di monitor. Ukuran dan tinggi pohon yang menembus awan itu tidak bisa dipercaya. Meskipun Yggdrasil asli jauh lebih besar, yang disiapkan untuk Rating Game masih terlihat cukup besar bagi kami. Aturannya sederhana. Hanya naik ke puncak dan orang yang mencapai lebih dulu, menang. Itu sangat mudah dimengerti. Konsekuensinya, pertarungan juga akan lebih ganas. Ravel lalu berkata

“Promosi [Pawn] diperbolehkan setelah mencapai titik tengah.”

Ini berarti bahwa setelah mencapai titik tengah, [Pawn] kami dan mereka akan menjadi [Queen]. Tapi, kami hanya perlu mengalahkan skuad Valkyrie sebelum mencapai titik tengah. Dan saat kami memikirkan itu, awal game semakin dekat.

<<Sekarang, game akan dimulai setelah kedua tim diteleportasi ke game field Yggdrasil buatan! Tim [Sekiryuutei of the Blazing Truth] vs tim [Leisure of the Kings], Ini pertarungan abad ini! Akan segera dimulai!>>

Saat komentator mengumumkan itu, timku dan tim lawan diselimuti cahaya teleportasi—.

Tempat kami diteleportasi adalah dasar Yggdrasil buatan.

...Kami hanya bisa tercengang dengan ukuran pohon raksasa. Semua anggota mendongak, tapi...

Wajar saja bahwa kami tidak dapat mengidentifikasi bagian atas dari sini. Ini agak lebih tinggi dari awan. Sepertinya tim Vidar-san berpindah ke sisi lain — punggung pohon. Tentu saja, menyerang sebelum pihak lawan mulai memanjat adalah melanggar peraturan.

Di Yggdrasil, tangga spiral digantung di sekitar pohon, tapi ada juga pijakan — pulau terapung yang mengelilingi pohon. Kami bisa memanfaatkannya sebagai tempat untuk beristirahat atau bertempur. Tentu saja, pergi ke atas dengan terbang juga tak masalah. Berdasarkan tinggi keseluruhan pohon, sepertinya butuh waktu yang cukup lama untuk mencapai puncak. Butuh beberapa saat bahkan bagi Iblis normal untuk mencapai puncak dengan terbang dengan kecepatan penuh, dan mempertahankan kecepatan itu. Kami bisa tiba lebih cepat jika kami memfokuskan semua kekuatan kami, tapi, kami tidak bisa melakukan itu karena rival kami juga akan mencoba untuk mencegah itu.

Sebelum pertandingan dimulai, ada periode singkat untuk waktu strategi. Kami berkumpul di sekeliling meja yang didirikan di dasar pohon dan mendiskusikan apa yang harus dilakukan. Ravel lalu meletakkan selembar kertas di atas meja yang tertulis komposisi tim lawan.

Mulai dari [King], Typhon, itu benar-benar tim yang tangguh. Aku memulai pertemuan sambil mengamatinya

“...Selain Typhon, Vidar-san, dan Apollon-san, ada beberapa alternatif di tim lawan, tapi kali ini adalah tim yang serius.”

[Pawn] kali ini — skuad Valkyrie. Selain itu, sepertinya mereka semua adalah kolega Rossweisse-san.

“.....Siapa sangka aku akan bertarung tidak hanya Brynhidlr-senpai, tetapi juga Valkyrie lainnya.”

Wajah Rossweisse-san rumit sekali. Tapi Xenovia tertawa tanpa rasa takut sambil gemetar kegirangan.

“...Ini adalah parade Dewa. Bahkan aku tidak bisa berhenti gemetar, tahu.”

Yah, wajar saja. Aku juga tidak suka kenyataan bahwa lawanku semuanya adalah Dewa, tapi karena kami sudah datang ke sini, kami tidak punya pilihan selain melawan mereka.

“Mungkinkah mereka musuh yang terburuk, dan yang terkuat yang pernah aku lawan?”

Aku bertanya pada Ddraig

[Ya, mereka melebihi semua orang, termasuk Rizevim dan Apophis.]

Yah, aku senang bahwa ini hanya pertandingan normal, bukan pertandingan kematian. Walaupun demikian, mereka tidak akan memberiku rintangan apapun. Ddraig lalu berkata dengan frustrasi dalam suaranya

[......Tim ini tangguh, dan aku pun tidak punya kesempatan untuk bertemu dengan mereka dalam kehidupanku sebelumnya. Sekarang aku merasa agak tak suka dengan tubuh ini.]

Aku tidak bisa membayangkan bahwa aku akan melawan tim yang melampaui mitologi dan ras. Ravel lalu memberitahu kami dengan jelas

“Sejujurnya, wajar bila kita kalah dalam pertandingan ini. Itulah perbedaan besar antara kekuatan bertarung dasar kita dan kekuatan mereka.”

—Namun, ekspresi Ravel berubah sepenuhnya menjadi ekspresi pemberani.

“Tapi, mari bertarung dengan niat untuk menang. Mungkin akan ada banyak peluang bagi kita untuk menang karena aturan.”

[Ya!]

Kami juga bersemangat oleh kata-kata ahli strategi kami! Walaupun lawan kami adalah Dewa, pemenangnya akan menjadi yang pertama mencapai puncak. Kami hanya perlu mencapai tujuan terlebih dulu, biarpun itu hanya salah satu dari kami.

….Yah, aku pribadi tidak ingin mengakhirinya seperti itu. Aku ingin setidaknya menghajar Vidar-san dengan tinjuku. Ravel lalu berkata pada Roygun Belphegor-san yang berpartisipasi dalam tim kami kali ini.

“Keahlian Roygun-sama sebagai Iblis adalah [Crack], bukan? Ini adalah keahlian khusus yang memungkinkan kamu menciptakan ‘cabikan’ pada apapun…. Kamu bisa menghasilkan retak pada banyak hal, kan?”

Roygun-san lalu tertawa sinis

“Tentu saja ada batasnya, kamu tahu. Aku tidak bisa menghasilkan ‘retak’ pada mereka yang kekuatannya jauh melebihi milikku. Itu kemampuan yang lumayan ketika aku berada di peringkat kedua, tapi.....Seperti aku saat ini, jika lawannya adalah sekelas Maou atau sekelas Dewa, kemampuannya tidak akan terlalu efektif.”

Ravel lalu berkata sambil menatap Yggdrasil

“...Aku ingin kamu membuat [Crack] di sekitar akar Yggdrasil dan membuat pohon itu jatuh, tapi... sepertinya itu didirikan dengan baik, jadi kita tidak seharusnya berharap begitu banyak.”

Dia tengah memikirkan sesuatu yang berani! Sungguh, manajerku mencoba merusak inti aturan sejak awal, huh! Ravel lalu melanjutkan

“Karena aturannya sederhana, strategi kita juga sederhana. —Tujuannya adalah pergi dengan formasi roket bertingkat-tingkat.”

[—]

Semua orang tersentak pada rencana Ravel. ...Formasi roket bertingkat-tingkat. Itu berarti kami akan terbang bersama, lalu dia menyarankan agar kami berpisah di tengah.

Ravel lalu melanjutkan

“Aku yakin bahwa sementara lawan kita mendaki Yggdrasil, mereka akan membuat pemain mereka menabrak kita di sebelah sini. Ketika itu terjadi, kita juga harus meninggalkan seseorang untuk menghadapinya. Sedangkan untuk kedua tim, hal yang umum adalah apa yang kita dan mereka telah kenali, dan itu adalah kenyataan bahwa kita hanya perlu memiliki satu orang yang mencapai puncak, dan kita harus melindungi [King].”

….Nah, itulah masalahnya. Karena peraturannya sederhana, kita juga bisa dengan mudah membayangkan situasi yang akan terungkap. Irina lalu berkata

“Ada juga kemungkinan bahwa kita semua akan berhadapan melawan mereka semua, kan?”

Kemungkinan semua orang yang bertempur di tengah tentu ada.

Ravel lalu berkata

“Pertarungan habis-habisan, kan? Memang ada beberapa kemungkinan itu, tapi... kalau dilihat dari sifat lawan, kurasa para pemain hanya akan bergerak berdasarkan penilaian mereka. Mereka semua adalah pemain kuat, karena itu ketegasan mereka juga sama kuatnya. Dan itu berasal dari [King], Typhon. Ini berarti karena mereka tidak memiliki koordinasi yang baik, kemungkinan mereka menyerang kita satu per satu adalah tinggi.”

Seperti yang Ravel ucapkan, tim Vidar-san bukanlah tim yang unggul dalam kerja tim. Itu adalah tipe tim yang mempercayakan segalanya kepada anggotanya mengenai bagaimana cara bertarung dan mendapatkan kemenangan. Itu karena setiap anggota memiliki ego dan kekuatan individu yang kuat. Sebelum pertandingan dimulai, kami menerima beberapa saran dari Ravel. Jika ada sesuatu yang bisa kami manfaatkan di tim lawan, itu adalah kelemahan dari permainan tim mereka. Itulah mengapa Ravel menekankan bahwa lawan kami akan datang menyerang kami ketika kami naik ke puncak. Setuju dengan gagasan itu, lalu aku bertanya

“Jadi, Ravel, apakah kita akan memutuskan siapa yang akan menjadi yang terbaik untuk melawan siapa?”

Ravel mengangguk dan melanjutkan.

“Ya, mari kita memikirkan soal kompatibilitas anggota lawan dan strategi bagaimana menghadapinya sampai batas tertentu.”

Dan dengan itu, kami mendiskusikan bagaimana menangani gerakan lawan sebelum kami mulai memanjat Yggdrasil buatan—.

Dan waktu untuk pertandingan pun dimulai.

Sang komentator berteriak

<<Nah, waktunya mulai! Kedua tim telah tiba di titik awal. Game akan dimulai ketika senjata sinyal di field ditembakkan! Baik tim dan penonton, apa kalian siap?>>

Ada periode singkat keheningan yang tenang——

Lalu, bunyi tembakan senjata api bergema ‘BAAAAAAAAAN’.

<<MULAI!>>

Kami mulai berlari saat komentator itu berteriak!

Pertama, kami dibagi menjadi dua kelompok. Satu kelompok akan menaiki tangga spiral dan yang lainnya akan terbang sambil melewati pulau-pulau yang mengapung. Dengan tidak berkumpul di satu tempat, kami juga akan menghindari satu serangan besar terhadap seluruh tim. Sebagai [King], game akan berakhir jika aku dikalahkan, dan aku mulai berlari menaiki tangga. Ini hanya rencana sementara. Sambil aku memikirkan terbang di langit, aku memilih untuk naik tangga untuk memulai mengikuti situasi. Orang-orang yang naik tangga adalah Irina, Xenovia, Rossweisse-san, Ravel, Ouryuu, dan aku sendiri, kelompok yang secara komparatif terdiri dari mereka yang percaya stamina mereka. Aku buru-buru berubah menjadi armor crimsonku. Dan mereka yang terbang melintasi langit adalah Bova, Roygun-san, dan Bina-shi. Asia dan Elmenhilde yang tidak percaya stamina mereka naik di bahu Bova. Karena mereka terbang melintasi langit, mungkin saja mereka akan menjadi sasaran yang lebih mudah, tapi karena Asia dan Elmenhilde akan mensuport Bova dan Bina-shi, kombinasi mereka tidak akan runtuh kecuali ada keadaan ekstrem.

Kami menaiki tangga dengan kecepatan luar biasa. Ketika kami melakukan itu, kami dapat mengenali tim lawan secara visual karena ada dua tangga yang disiapkan, satu untuk setiap tim. Kelompok tangga di sisi lain terdiri dari... Vidar-san, Artemis-san, dan Brynhildr-san. Ini berarti bahwa sisanya terbang melintasi langit.

...Itu berarti [King] mereka, Typhon, terbang melintasi langit, ya. Dia berani tanpa takut. Ini berarti dia tidak takut dihajar.

Kedua tim telah mendaki Yggdrasil selama tiga puluh menit ketika kami mulai melihat sejumlah pulau terapung yang mengelilingi Yggdrasil. …Tentu, penyelenggara Turnamen agak bijaksana untuk memberi kami [Mereka bisa bertarung di sini]….! Seolah-olah lawan kami juga mengerti, musuh penyerangan pertama akhirnya muncul!

Ada seseorang yang turun dan berdiri di tengah satu pulau terapung besar.

—Itu adalah Dewa Kepala Olympus saat ini, Apollon-san. Lalu dia berkata kepada tim kami

“Siapa yang akan menjadi lawanku untuk membuatku bertahan di sini?”

Dan, orang-orang di timku yang telah ditentukan sebelumnya dalam strategi kami berpisah. Xenovia, Irina, dan Nakiri. Mereka bertiga pergi ke pulau terapung dimana Apollon-san berdiri di atasnya. Xenovia lalu dengan berani berkata

“Dewa Matahari-dono. Aku [Knight] Hyoudou Issei. Biarkan aku menjadi musuh Anda.”

Irina juga mengatakan sambil dia memegang Hauteclere

“Ace Michael-sama! Shidou Irina! Saat ini anggota tim Hyoudou Issei-kun!”

Nakiri lalu menambahkan sambil membungkus dirinya dengan touki

“Pewaris selanjutnya dari klan Nakiri dari Lima Kepala Klan, Nakiri Kouchin Ouryuu. Suatu kehormatan bisa bertarung dengan Dewa legendaris, tapi karena aku juga junior Sekiryuutei, aku akan membuat Anda tetap di sini.”

Ketiganya cukup berani memilih Dewa Matahari sebagai lawan mereka! Demi Dewa, mereka benar-benar kawan yang dapat diandalkan! Apollon-san juga sepertinya puas dengan perkenalan mereka.

“Itu adalah perkenalan yang cocok untuk kawan-kawan Sekiryuutei. Aku Apollon. Dewa Kepala Olympus.”

Setelah melalui perkenalan diri, pertempuran dimulai—.

Setelah pertempuran mereka dimulai, Rossweisse-san segera menutup Xenovia dan yang lainnya, termasuk Apollon-san dengan sihir penghalang. Ini untuk mencegah musuh melarikan diri dari tempat itu, dan biarpun kawan kita kalah, itu masih bisa mengulur waktu untuk kami. Penghalang yang diperkuat oleh Rossweisse-san menggunakan tongkat Misteltein digunakan untuk menutupi medan perang pertama. Setelah penghalang didirikan, kami meninggalkan mereka dan terus menuju puncak. Di bawah kami, sinar cahaya dewata ditembakkan beberapa kali, dan suara nyaring dari kehancuran bisa terdengar saat pertempuran langsung meningkat.

Setelah mempercayakan Apollon pada Xenovia dan yang lainnya, kami mencapai rongga besar di Yggdrasil raksasa setelah sekitar sepuluh menit mendaki. Rasanya seolah-olah tangga terus melangkah lebih jauh setelah melewati rongga berlubang. Karena gua itu sangat besar baik dalam lebar dan tinggi, itu mungkin bahkan untuk pertempuran mencolok yang akan dilakukan di sini. Dengan kata lain, berarti itu. Operator Turnamen ingin mengatakan ‘Anda bisa bertarung di sini’. Tanpa diduga, ada sosok manusia yang menunggu kami di dalam gua—. Seorang wanita mengenakan armor ringan di balik bajunya — itu adalah Dewi Artemis. Artemis memegang busur di tangannya, sesuatu yang juga bertindak sebagai simbol dirinya.

Setelah memastikan siapa lawan kami berikutnya, Ravel lalu berbicara melalui interkom komunikasi.

“Ini Artemis-sama.”

Setelah mendengar itu, orang-orang yang memasuki gua adalah Bina-shi dan Asia! Kami mempercayakan Artemis-san kepada mereka berdua. Aku merasa tidak enak karena meninggalkan penyembuh kami di belakang sini, tapi... dengan mempercayakannya pada Bina-shi, bukan hanya kesempatan Asia untuk bertahan hidup, tetapi juga karena kompatibilitasnya dengan lawannya bagus.

“Ise-san! Semua orang! Aku akan menyerahkan sisanya pada kalian!” kata Asia kepada kami.

Setelah mempercayakan sang Dewi kepada mereka berdua, kami sekali lagi mendirikan penghalang sihir dan kemudian terus memanjat. Yah, karena lawannya adalah wanita, aku pikir mungkin akan lebih baik jika aku menghadapinya, tapi memikirkan pertarungan dengan Vidar-san, itu hanya masalah stamina. Namun, karena aku memiliki rekan yang kompeten, aku meninggalkannya pada Bina-shi dan Asia. Setelah meninggalkan pertarungan di gua pada mereka berdua, Ravel dan aku terus menaiki tangga! Sekitar satu jam setelah pertandingan dimulai, akhirnya aku bisa melihat bagian tengah Yggdrasil. Bendera yang melambangkan titik tengah ditempatkan di seluruh lingkaran Yggdrasil. Setelah melewati titik setengah, [Pawn] Ravel, Bova, dan Elmenhilde dipromosikan menjadi [Queen]. Dan dengan ini, potensi pertempuran kami meningkat. Yah, meskipun itu tidak lebih dari perubahan kecil untuk lawan...

Beberapa menit setelah melewati setengah jalan, pulau terapung raksasa seperti tidak ada apa-apa sebelumnya muncul di langit. Ketika itu terlihat, aku melihat bayangan raksasa turun ke atasnya!

[Yeaaaaaaaaaaaaaaaaaah!]

Makhluk yang turun dan mengangkat suara mereka — tiba-tiba, [King] dari tim lawan, Typhon! Typhon mengarahkan jarinya ke arah kami sambil dia berpose berlebihan.

“Sekarang, siapa yang akan menjadi lawanku!? Aku juga baik-baik saja dengan Sekiryuutei!” teriak Typhon dengan bersemangat.

Ketegangannya sangat tinggi! Dia benar-benar senang dia bisa bertarung di turnamen! Typhon telah muncul di hadapan kami, dan meskipun kamisudah memutuskan siapa yang akan menjadi lawannya... Aku mulai berpikir bahwa akan lebih baik jika itu aku! Aturannya adalah untuk mencapai puncak, tapi karena mengalahkan [King] juga berarti menang, maka aku bisa menjadi lawan Typhon—.

Saat aku berpikir seperti itu, aku bisa merasakan semangat bertarung dari atas! Ketika aku melihat ke atas, Vidar-san menatapku ketika dia menunjuk ke suatu tempat di atas tangga. Ketika aku melihat ke tempat yang dia tunjuk — itu juga pulau terapung yang luas, dan kelihatannya seolah-olah aku diundang [Kemarilah!] oleh lawanku.

…Begitu ya. Dia pasti berpikir ‘Jika aku harus membiarkanmu menjadi musuh Typhon, maka aku lebih suka menjadi musuhmu’.

Saat aku memberi tanda pada Ravel dan Rossweisse-san dengan mataku, kami mengangguk. Kami memutuskan bahwa Bova-san, Roygun-san, dan Elmenhilde akan menjadi lawan Typhon, sementara Ravel, Rossweisse-san dan aku bertarung dengan Vidar-san dan — skuad Valkyrie yang dipimpin oleh Brynhildr-san. Teman-temanku dan aku masing-masing bergerak menuju pulau terapung yang terpisah yang masing-masing akan menjadi medan perang kami. Pertarungan untuk mencapai puncak Yggdrasil memasuki tahap kritis setelah melewati titik tengah.