Ero Manga Sensei (Bahasa Indonesia):Jilid 2 Bab 1

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Bab 1[edit]

Ero Manga Sensei v02 009.jpg

Izumi Masamune. Umur lima belas tahun .Pelajar SMA.

Aku bekerja sebagai penulis novel sambil tetap bersekolah.

Nama penaku Izumi Masamune, pada dasarnya itu juga nama asliku.

Karena sesuatu hal. Aku hanya hidup berdua dengan seorang adik perempuan hikikomori [1] selama setahun ini.

Adikku ini sangat merepotkan – dia tidak pernah keluar dari kamarnya.

Kami hidup satu atap, tapi aku jarang bisa bertemu dengannya. Aku kesulitan berpikir tentang bagaimana cara untuk memperbaiki situasi ini, di sisi lain setiap hari aku tetap membawa makanannya ke ‘kamar terkunci’ itu.

Hingga pada sebuah hari di bulan april --- situasi berubah.

Tak sengaja, aku mengetahui identitas rahasia dari adik perempuanku.

Ilustrator novelku, Eromanga-sensei.

Partnerku yang belum pernah kutemui.

'Dia' adalah adik perempuanku – Izumi Sagiri.

Seseorang yang membuat siaran video langsung, seseorang yang menikmati pembicaraan dengan penggemarnya. Seseorang yang menyukai ilustrasi erotis diatas yang lainnya, dan seseorang yang sangat ahli bahkan sampai seorang penulis laris menyukainya.

Itulah Eromanga-sensei, dan ternyata ‘Dia’ dan adik hikikomori ku adalah orang yang sama!

Ini bukan lagi sebuah kejutan.

Kupikir ini adalah sebuah kesempatan. Sebuah kesempatan bagiku untuk memperbaiki hubungan dengan adik hikikomoriku.

Karena adik perempuanku, yang tinggal bersama denganku – adalah partnerku.

Akan tetapi... yah, banyak hal yang terjadi setelahnya.

Sebagai contoh, akhirnya Aku bisa melihat adik perempuanku setelah setahun. Pintu dari kamar terkunci itu pun kadang-kadang terbuka.

Sebagai contoh, penulis laris Yamada Elf. Untuk menjauhkannya dari Eromanga-sensei, aku pun bertanding dengannya.

Sebagai contoh, adik perempuanku sekarang tahu bahwa aku mencintainya dari saat kami bertemu.

Dan...

" Lalu aku akan membawamu keluar dari kamarmu untuk menonton anime bersama-sama! Cerita asliku, desain-desain karaktermu, anime kita!"

Kami berbagi satu mimpi yang sama.

Kami berdua mengambil langkah pertama kami bersama-sama.

* * * * *

Itu terjadi beberapa hari yang lalu. Sekarang, adalah sebuah pagi yang sangat cerah dibulan Juni.

Seperti biasa. Aku sedang membuat makanan untuk adik perempuanku.

Hari ini aku membuat salad seafood dan sup wortel. Dan karena aku membuatnya sesuai dengan selera adikku, aku membuatnya kurang asin.

Ketika pertama kali aku membuat makanan untuknya, dia tidak mau menyentuh apapun.

Tahukah kalian berapa kali aku gagal mencoba untuk membuatnya memakan apa saja ? Bagiku itu membutuhkan banyak latihan.

"Huft."

Dulu, aku sangat senang ketika piring yang dikembalikannya dalam keadaan kosong.

Sementara aku sedang menempatkan salad ke piring, langit-langit bergetar.

"Iya, Iya, Aku datang."

Itu adalah tanda bahwa adikku sedang lapar.

Kutinggalkan dapur, melewati ruang keluarga, dan ke koridor. Tangga, yang mengarah ke lantai dua, berada di sebelah kananku. Aku mencoba untuk meletakkan semuanya keatas nampan dan mulai berjalan.

Tujuanku – ruangan terkunci – kamar adik perempuanku.

"Sagiri - ini makanannya -"

Meskipun aku memanggilanya... tidak ada respon, padahal sebelumnya dia memberikan tanda ‘Aku lapar’.

Sebenarnya, setelah semua yang terjadi, aku tidak punya kesempatan lagi untuk melihat wajah adik perempuanku.

Begitu sulit untuk mendapatkan sebuah kemajuan... tapi tampaknya situasi telah kembali seperti sebelumnya.

" Aku punya seseorang yang aku suka "

Perasaanku kepada Sagiri menjadi sangat rumit.

Hatiku yang patah masih terasa sakit. Tapi di waktu yang sama, kurasa itu mungkin adalah yang terbaik.

Meskipun aku mengambil keuntungan dari keadaan dan mencoba untuk memanfaatkannya, perasaanku tetaplah nyata.

Mungkin itu adalah yang terbaik, meskipun aku tidak tahu apakah itu benar, aku memutuskan untuk menempatkan perasaanku dibelakang dan memenuhi tujuan utamaku.

--- Akan tetapi.

Dulu, jika Sagiri mengatakan 'ya' terhadap pengakuanku... maka akan menjadi apakah kami?

" Apa sih yang sedang kupikirkan ? "

Aku menggelengkan kepalaku untuk menghilangkan pikiran-pikiran itu.

"Sagiri- Makanannya kutaruh didepan pintu - jangan lupa untuk memakannya -"

Kuletakkan nampan dilantai dan melangkah kembali ke tangga – dan dengan sengaja membuat suara seribut yang kubisa.

Kemudian aku berhenti dan diam-diam kembali ke pintu kamarnya.

Alasan aku melakukannya adalah --

Karena aku sangat ingin melihat wajah adikku lagi – Disamping itu, ada sesuatu yang ingin kukatakan kepada partnerku satu-satunya - Eromanga-sensei, anggota keluargaku satu-satunya – Sagiri.

Beberapa saat kemudian, pintu ruangan terkunci sedikit terbuka dengan sebuah *creakkkkkkkkkkkk*

Tak perlu dijelaskan lagi, itu adalah Sagiri sedang berusaha untuk mengambil makanannya.

Tak lama setelahnya, pintu terus terbuka. Tentu saja, kecuali dia melakukan itu, dia tidak akan bisa mengambil nampan kedalam kamarnya. Setelah pintu itu terbuka sekitar tujuh puluh persen, Aku melompat kesana.

"!"

Ero Manga Sensei v02 017.jpg

Ada seorang gadis berambut perak, matanya terbuka lebar. Gadis yang mengenakan piyama itu tidak lain adalah adik perempuanku, Izumi Sagiri.

Adik perempuan yang paling manis di dunia – partner yang paling bisa diandalkan di dunia.

"Eh?"

Aku mengangkat sebelah tangan untuk menandakan bahwa aku ingin bicara.

"Ya! Oh... "

Kemudian adik perempuanku ---- Memerah[2].

*Creakkkkkkk*

*Blam*

Dia langsung menutup pintu. Ugh...jadi dia membenciku...

Ini bukanlah mimpimu saja – ini adalah mimpi kita.

Meskipun kami telah membuat janji itu, diwaktu itu, aku membuat sebuah pengakuan kepadanya sebagai anggota dari lawan jenis. Sehingga dapat dipahami jika dia menjadi berhati-hati kepadaku... aku juga terpengaruh.

Tapi... hari ini, meskipun aku tidak punya rencana, aku tidak bisa mundur lagi.

Aku mengetuk pintu.

"Sagiri..em..., Tunggu sebentar! Aku punya sesuatu yang penting yang ingin kukatakan kepadamu!"

Beberapa detik kemudian, pintu berderit dan terbuka sedikit. Dari celah pintu, aku bisa melihat wajah kecil Sagiri.

"Sesuatu, yang sangat penting ?"

Bahkan respon itu adalah sebuah prestasi besar dibandingkan dengan bulan April dan sebelumnya. Dulu, tak peduli berapa kali aku bertanya dia tidak pernah membuka pintu.

"Ah... tentang itu...itu...,"

Sagiri tersipu, sepertinya dia merasa malu.

Dia benar-benar berbeda dari penampilannya. Kenyataannya, bukah hal mudah untuk membaca perasaanya melalui raut mukanya.

- Tapi...

Sagiri hari ini... ada beberapa raut halus emosi disana, tapi dia juga sangat manis...

Itu akan menjadi sedikit berlebihan jika alasannya karena dia membaca naskah-seperti-surat-cinta ku...

"Kak...,Kau... kau punya sesuatu...yang penting...untuk disampaikan kepadaku?"

"Ya... Jadi, Aku... " Aku mulai berkata.

"Tunggu...,tunggu!" dia menyela.

"Eh?"

"Aku perlu..., untuk menyiapkan diriku."

Dia menunduk dan berbisik, sebelum melihat keatas dan pelan-pelan menutup pintu.

"......Untuk apa dia perlu menyiapkan dirinya ?"

Aku memiringkan kepalaku, tidak dapat memahaminya.

* * * * *

Sepuluh menit kemudian ---

(Nii-san berkata dia mempunyai sesuatu yang penting... untuk diksampaikan kepadaku... apa yang harus kulakukan...)

Masih tampak malu, adik perempuanku memegang ujung rok pendeknya, yang memperlihatkan paha putihnya yang mulus.

Aku tidak bisa melihat kearahnya, karena jika kulakukan, maka itu akan terlihat seperti dia tidak mengenakan apa-apa dibagian bawah.

"Kenapa...berpakaian begitu?" bahkan terasa sulit bagiku untuk mengatakan 'apa' .

"..........Tidak sopan ?" Dia bertanya.

" Bukan, bukan begitu,.....namun...itu...

Sangat ero" Seruku.

"...Benarkah begitu ?"

"Ya, benar."

"Oh, oke." Dia setuju.

Diam-diam aku memandang kearah adikku dan melihat dia tersenyum gembira. Jujur, dapat kukatakan bahwa hatiku sudah cukup berdetak dengan cepat untuk bisa membunuhku.

Kenapa kau terlihat seperti ini sekarang ?

Kenapa hari ini Sagiri memilih mengenakan sebuah rok pendek yang ero dan manis ?

Aku tidak dapat berpikir apapun. Sekarang, aku berada di surga dan di neraka pada waktu yang sama.

Melihat arah pandanganku, Sagiri mencoba berusaha lebih keras untuk memegang ujung roknya kebawah.

"...Jangan, jangan dilihat...."

"...Maaf."

Tunggu, kenapa aku meminta maaf ?

Dia sendiri yang memilih ini, sudut bibirnya terangkat sedikit.

"Tentang..." Aku memulai.

"Ya?"

"Sagiri... kenapa tiba-tiba kau memilih pakaian ini ? Biasanya kau selalu memakai piyama sebelumnya – ah, mungkinkah!"

'Mungkinkah kau memutuskan untuk pergi keluar' adalah hal yang mustahil.

Aku menghentikan diriku sendiri untuk menyelesaikan perkataanku.

Lupakan saja, aku tidak percaya keajaiban seperti itu dapat terjadi. Jika hikikomori-nya dapat disembuhkan semudah itu, tahun lalu aku tidak akan sangat kerepotan. Belum lagi fakta bahwa aku tidak akan pernah mengizinkannya keluar memakai pakaian yang erotis.

"Jadi kenapa..."

"....Kau tidak tahu?" Dia bertanya.

"Tidak, aku tidak tahu."

"Mwu....kau benar-benar tidak tahu....meskipun kau membiarkanku membaca benda itu...."

Sagiri menggembungkan pipinya, sehingga wajahnya terlihat seperti sebuah balon. Sangat lucu... Tidak, sekarang bukan saat yang tepat. Tidak dapat menebak kenapa dia bersikap tidak senang, aku melanjutkan:

" Itu ?....maksudmu....naskah itu?"

"Ya, benar."

Sagiri tersipu. Disaat dia menyebutkannya, aku merasa malu juga.

Aku membiarkan Sagiri membaca sebuah naskah yang, pada waktu yang sama juga merupakan sebuah surat cinta.

Aku mempunyai seseorang yang kusuka.

Dan dia menolakku.

Tapi, apa hubungan diantara itu dan Sagiri mengenakan pakaian yang ero ini?

Setelah melalui banyak pertimbangan, Aku memutuskan untuk mengatakan kesimpulanku:

" Yah, setelah aku membiarkanmu membaca itu, dapat dimengerti jika kau akan menjadi berhati-hati padaku."

Aku merasa bahwa jawabanku akan menentukan hubunganku dengan Sagiri mulai dari sekarang.

Karenanya, aku menatap langsung ke matanya dan berkata:

"Aku menyukaimu."

"!"

Sagiri membeku. Ah- bahkan telinganya memerah.

"....Benar-benar....langsung...."

"Aku telah menyukaimu dari saat kita bertemu – Tapi."

Dengan serius kunyatakan:

"Aku juga ingin menjadi kakak laki-laki mu. Adalah hal yang tidak mungkin seorang kakak dan adik untuk bisa saling jatuh cinta, benar bukan ? Jadi jangan khawatir, sebagai kakak laki-laki, aku tidak akan melakukan perbuatan mesum apapun kepada adik perempuanku."

"--------------Eh!?"

"Mungkin sekarang kau tidak percaya kepadaku, tetapi aku akan mencoba untuk mendapatkan rasa percaya mu."

"Bukan, bukan, bukan itu yang kumaksud."

Sagiri tampak bingung, dia menyelaku :

"....Kenapa kau berpikiran seperti itu ?"

"Apa maksudmu?"

"Saat....saat aku berkata 'Aku punya seseorang yang kusuka'...."

" Ah, maksudmu 'Aku tidak bisa membalas perasaanmu', bukan? Aku tahu."

"-------------------------------"

Sagiri langsung terdiam. Aku benar-benar tidak bisa menebak apa yang dipikirkannya.

"....Sagiri?"

"..............."

Dengan ekspresi yang kosong, Sagiri berjalan ke kamarnya, memakai headphone dan kembali lagi.

Lalu kemudian,---- dia berteriak

[Kau benar-benar-------------------------bodoh!]

Volume dari jeritan itu menggetarkan wajahku. Cepat-cepat aku menutup telingaku:

"---------! Apa? Apa yang sebenarnya terjadi?"

"Mana kutahu! Kau bodoh! Kau membiarkanku melihat benda itu! Karena kau bilang kau punya sesuatu yang penting untuk dikatakan....! Ohhhhhh benar-benar!!!"

Clang, Dia melempar headphonenya.

Suaranya penuh dengan kemarahan, Sagiri melipat tangannya didada dan bertanya:

"Jadi.....hal penting apa yang ingin kau bicarakan?"

"Sebelum itu, bisakah kau jelaskan kenapa kau marah----"

"Itu itu, jangan sebutkan itu lagi! Hal penting apa ini, katakan kepadaku!"

Nampaknya sudah tidak mungkin lagi untuk bertanya kepadanya jadi aku langsung saja ke topik utama:

"Yang penting adalah...baik, akan aku katakan secara langsung."

"....Ya."

Aku terbatuk dan berkata:

"Mari menulis sebuah outline[3] bersama-sama"

"...........Eh?"

* * * * *

Beberapa menit kemudian.

Aku duduk bersila didalam ruang terkunci, didepan adikku. Sagiri sedang berjongkok, mengenakan gaun wol yang menutupi seluruh tubuhnya, sehingga membuatku mustahil untuk tidak memperhatikan pahanya.

"....Sebuah outline....apa yang sebenarnya kau maksud?"

"Mm... akhir-akhir ini, Aku sudah menyelesaikan sebuah naskah orisinil."

"Ya?"

"Aku berencana untuk menjadikannya sebuah novel, menjadi populer, dan menghasilkan sebuah anime yang berdasarkan dari itu – lalu menontonya bersama-sama denganmu. Itu adalah 'mimpi kita'."

"-------Ya."

"Untuk memulai langkah pertama kita,....kita perlu untuk memastikan bahwa penerbit dapat menggunakan naskah itu dalam sebuah aktivitas formal."

"....Setelah kau mempunyai sebuah outline, apakah mudah untuk membuat novel dengan cepat?"

Aku tersenyum sedikit.

"Oh, bukan begitu. Aku tidak mampu untuk membuat editorku berkata selain dari 'kita bisa menggunakan ini'. Jadi, untuk mampu melakukan hal seperti itu, aku berencana untuk menulis sebuah outline."

".........."

Mendengar aku mengatakan ini, Sagiri memiringkan kepalanya.

Ah, sepertinya dia tidak paham.

"Outline buku – singkatnya, itu seperti sebuah presentasi, sebuah demo – untuk menunjukkan pekerjaanmu, seperti sebuah model dasar."

Dalam kondisi normal, outline ini harus diserahkan terlebih dahulu sebelum kau memulai menulis naskah.

"Ini seperti kita mengatakan 'novelku akan menjadi seperti ini, bolehkah aku menulisnya ?' Begitulah kira-kira."

Kenyataanya tidak ada cara yang baku untuk menulis, tapi aku tahu bahwa cara ini tidak terlalu buruk.

"....Tapi, bukankah naskahnya sudah selesai?"

"Yang itu tidak bisa digunakan." Kataku.

"Kenapa? Itu sangat bagus."

"Meskipun kau bilang begitu, itu terlalu memalukan, yang merupakan salah satu alasan aku tidak bisa membiarkan orang lain melihatnya."

"....Ah."

....Apakah kau lupa?

Disamping itu – karena kami adalah kakak dan adik, kami merasa bahwa naskah itu bagus karena kondisi kami. Tapi belum tentu orang lain akan berpikir seperti itu juga.

"Dan bahkan jika aku langsung menyerahkannya, ada kemungkinan lebih dari 50% kalau itu akan ditolak."

"Lebih dari 50%?"

"Ah, iya, lebih dari 50%. Meskipun aku tidak dapat menebak apa yang akan dikatakan editorku, peluang itu untuk menjadi sebuah novel tidaklah terlalu bagus."

Aku mengulangi apa yang kukatakan:

"Jika itu ditolak, maka naskah itu tidak akan pernah menjadi sebuah novel."

"!"

Sehingga dapat dipastikan aku harus menulis ulang semuanya. Kenyatannya, begitulah cara kerjaku hingga sekarang. Tidak pernah membuat outline apapun. Selalu menyerahkan naskahku secara langsung. Kemudian setelah hasil kerjaku sebelumnya ditolak, dengan segera menulis sesuatu yang baru. Sampai naskahku diterima.

Saat itulah ketika aku secara resmi memulai menulis novel. Aku bekerja dengan cara itu sampai sekarang.

Tapi, hanya untuk kali ini, aku tidak akan menggunakan cara itu.

"Kita tidak akan membuat sebuah novel, kita akan membuat sebuah naskah menjadi sebuah novel."

Janjiku dengan Sagiri. Mimpiku dengan Sagiri, pada akhirnya semuanya bergantung kepada hal ini.

"Aku pasti tidak akan membiarkan naskah ini mengalami penolakan."

".....Kau benar."

Aku tidak perlu berkata lagi. Sagiri sudah mengerti.

"....Jadi, kita hanya mempunyai satu kesempatan untuk menentukan hasilnya. Itu sebabnya kenapa kita perlu untuk membuat hasil yang terbaik, membuat sesuatu untuk melampaui harapan dari editorku."

"...Hm."

Seorang editor adalah seseorang yang berjuang bersama-sama dengan penulis untuk menghasilkan novel dengan kemungkinan yang terbaik.

Saat aku masih belum berpengalaman, editorku adalah orang yang membimbingku, partnerku yang tak dapat tergantikan. Tapi diwaktu yang sama, editorku adalah orang yang dapat memberikan sebuah kematian yang kejam kepada anak-anakku yang lucu. Orang yang membawa sebuah sabit dan dengan mudah dapat mengakhiri hidup seorang penulis – seorang utusan dari neraka.

Itulah sebabnya...

"Dengarkan baik-baik, Eromanga-sensei. Mulai dari sekarang... kita sedang berperang melawan Malaikat Maut."

Ini bukanlah berlebihan, bukan sebuah kata acak tak berguna yang berasal dari Penulis Hebat disebelah, ini adalah kenyataan.

"Editor ... adalah Malaikat Maut."

"Yap, seorang musuh yang sangat menakutkan. Untuk mengalahkannya, kita memerlukan sebuah senjata."

Dan senjata yang kami butuhkan untuk mengalahkan malaikat maut, pedang dan kapak untuk novelis.....

"Kita perlu sebuah outline!"

Sagiri membuka mulutnya, tapi hanya 'Ah,ah....' yang keluar, menunjukkan betapa terkejutnya dia.

Pada pandangan pertama, dia masih tetap menunjukkan ekspresi tanpa emosi di wajahnya, tapi kenyataannya dia mungkin melebihkannya sedikit ekspresinya ketika membahas ini.

"....Dimengerti. Tapi apa yang harus kulakukan...."

"Bukankah itu sudah jelas ?"

Aku meletakkan tanganku di bahu Sagiri -

"Ehhhhh....Nii, Nii-san?"

Aku menatap adikku yang tersipu malu dan berkata dengan serius,

"Berikan aku satu ilustasi ero dari seorang adik perempuan."

".............."

* * * * *

Beberapa detik kemudian --------

" ------------------Yahhhhhhh!"

Entah kenapa, adikku melemparkan sebuah stik game kearah wajahku.

"Be,be, benar-benar! Mesum! Nii-san....nii-san....tidak berguna!"

Didalam ruang terkunci, adikku tampak marah besar.

Apa yang sedang terjadi ? Sebuah kesempatan langka untuk kami berdua agar bisa melihat satu sama lain, dan itu berakhir dengan adegan kekerasan seperti ini.

".............."

Aku mengusap hidungku yang terasa sakit, pikiranku penuh dengan kebingungan. Diwaktu yang sama, Sagiri memukulkan jarinya kearahku:

"Bagaimana kau bisa berkata kepadaku bahwa....sebuah ilustrasi ero dari adik perempuan....itu....!"

"Itu adalah permintaan yang sangat normal! Apa yang salah dengan itu?"

Katakan kepadaku lagi, apa pekerjaanmu ?

"Masalahnya adalah karena Nii-san bertanya kepadaku, adikmu, untuk membuat sebuah ilustasi ero dari 'adik perempuan'!"

"Tokoh wanita utama dari novelku adalah seorang adik perempuan! Aku meminta karena kau suka dan juga hebat dalam menggambar ilustasi-ilustasi ero. Tidak ada maksud lainnya!"

"Bohong! Kau- pasti punya alasan yang mesum!"

"Kenapa kau selalu berpikir seperti itu ?"

"Karena, karena....karena...."

Malu berat, Sagiri melipat tangannya dan berbisik:

"Seperti – itu bukan? Nii-san berkata... kau suka padaku sejak saat kita bertemu... dan lain-lain."

"........Ukh."

Jadi inikah alasannya?

Mungkinkah itu.... bahwa aku.... tidak akan bisa melihat adikku sampai akhir hidupku nanti?

"Ya- kau tidak salah."

Tidak ada gunanya berbohong sekarang. Lebih baik berkata jujur tentang hal itu.

"Aku sangat menyukaimu."

"........Kuh uh..."

"Tapii! Itu hanya sebatas sebagai kakakmu. Aku tidak akan memikirkah hal-hal mesum apapun kepada adik perempuanku, apalagi berkata seperti itu!"

"--------------"

Sagiri menatapku dingin:

"Hmmm- um, hmmm- um, hmmm- um"

"....Apa maksudnya ekspresi itu?...."

Dia berbalik dan cemberut:

"....Bukan apa-apa. Hanya berpikir bahwa jika ini adalah sebuan light novel, apa yang baru saja kau katakan akan mendapat sebuah tanda penekanan."

" Apa maksudnya itu ?"

Sebuah tanda penekanan adalah teks tambahan disebelah kanan[4]. Diantara kami para novelis, beberapa diantaranya selalu mengikuti aturan yang ada.

Sagiri berkata pelan:

"Maksudku adalah, Nii-san. Aku sangat tidak suka padamu. Paham?"

".....Ah, begitukah."

Serius...sepertinya aku masih harus menempuh jalan yang lumayan panjang sampai hubunganku dengannya membaik.

Aku mengangkat bahu dan menjatuhkannya. Sagiri melakukan hal yang sama.

"....Benar-benar."

Dia menghela nafas dan mengambil papan gambar digital nya.

"....Sagiri?"

"........"

Tak ada jawaban.

Tiba-tiba matanya kehilangan semua sinarnya.

Seperti miko[5] yang tengah dikuasai, cara dia menggerakkan tangannya sudah seperti sebuah ritual suci. Ketika aku tersadar, dia sudah berhenti.

"-----------------"

Suasananya sama seperti ketika orang menyelesaikan sebuah buku yang disukainya.

Dan kemudian ----

"Selesai."

"A, apa?"

"Ini. Digambar berdasarkan diriku. Bukankah dia, heroine[6] yang cocok untukmu ?"

"Ah ah...."

Aku memandangi papan digital yang sedang kupegang.

Ilustrasi dari Sagiri, tentu saja, adalah sebual ilustrasi ero seorang gadis.

"Mengagumkan!"

Dapatkah seorang ilustrator menggambar secepat ini?

"...Bukan apa-apa. Disamping itu, aku lebih ceroboh daripada biasanya..."

Sagiri melihat kebawah, merasa malu.

.....Aku tahu dari editorku bahwa 'Kecepatan menggambar Eromanga-sensei tidaklah secepat itu'. Kelihatannya, Sagiri memerlukan sedikit waktu untuk setiap ilustrasi yang diberikannya kepadaku.

Tahun lalu, aku mengingatnya karena aku menulis total 7 novel, Sagiri juga bekerja sampai pada batasnya.

Sekarang, dia dapat menggambar sebuah ilustrasi dalam sekejap mata, yang dalam pandanganku adalah sebuah peningkatan. Jelas dia bukan lagi orang yang sama dengan yang dulu.

"Sebenarnya.....menggambar cepat sebuah ilustrasi.....Aku tidak ingin orang lain melihatnya.... tapi aku ingin membandingkannya dengan yang lain...."

"....Begitukah."

Dia benar-benar ketat dengan hasil gambarnya....Sagiri mengejutkanku.

"Itu sangat membantu."

Aku menyampaikan perasaanku dengan cepat.

"Emm."

Sagiri menerima ucapanku dengan senang.

"Baiklah...."

Aku memperhatikan ilustasi ero ini dengan seksama.

Bermaksud untuk tidak membiarkan usahanya sia-sia, aku mengatakan komentarku dengan jujur:

"....Aku merasa ada sesuatu yang salah."

Sagiri tidak marah.

"Apa maksudmu ?", Tanyanya.

" Buatlah ini sedikit lebih manis."

".......Apa? Cepat jelaskan! Langsung ke intinya!"

"Tapi, tetap saja...."

"Nii-san, tidakkah kau merasa kesal jika setelah menunjukkan novelmu ke editormu, lalu dia berkata kepadamu 'Bisakah kau membuatnya lebih baik lagi'?"

Tentu saja aku kesal. Aku sudah pernah mengalami hal itu sebelumnya.

"Jadi perjelaslah maksudmu. Manis....Apa maksud sebenarnya dari manis?"

"Ah....erh....manis itu....ah...." Itu bukanlah sesuatu yang bisa dijelaskan... tapi...

"Apa itu ? Bagaimana aku bisa paham jika kau tidak menjelaskannya ?"

"Yah....sebuah ilustrasi yang mirip denganmu."

"------------------------------------------------------Apa?"

Sagiri terdiam, lalu----

Memerah dengan cepat.

"A, apa? Nii-san, bagaimana bisa kau berkata seperti itu?!"

Matanya berubah menjadi seperti ><, Dan dia mencoba memukulku denan kedua tangannya.

"Bukankan kau menyuruhku untuk menjelaskannya?"

"Itu malah lebih parah! Kau memintaku! Meminta aku membuat 'sebuah ilustrasi ero yang mirip seperti adik perempuanku'! Itu terlalu berlebihan! Ini adalah pelelelecehan seksual!"

Kau gagap ? Apa kau baik-baik saja?

"Itu karena kau adalah model yang sempurna untuk seorang adik perempuan di dalam pikiranku, aku tak bisa menahannya! Aku juga merasa malu! Tapi karena ini adalah pekerjaanku, jadi aku terpaksa mengatakannya! Aku serius!"

"......Mwumwu."

Masih dengan muka yang memerah, Sagiri terdiam. Mungkin karena dia paham apa maksudku. Lalu dia menatapku dengan mata pemberontakan:

"...Me....meski jika kau berkata bahwa itu harus mirip denganku... Aku masih ragu apa maksudnya itu."

"Uh?"

"Ka, Katakan...dengan jelas...."

"A, Apa yang kau katakan....?"

Apa yang baru saja dikatakannya ? Apakah dia baru saja menyuruhku untuk menjelaskan betapa manisnya adikku ?

Tepat didepan dirinya ? Ini adalah sebuah lompatan tingkat kesulitan yang besar, Eromanga-sensei! Apakah kau ingin aku mati menanggung malu ?

"Ini adalah pekerjaanmu, bukan? Jadi katakan kepadaku."

"....Baiklah."

Aku merasa seperti dipaksa untuk melakukan sebuah permainan yang sangat memalukan.

"Yah....bagaimana mengatakannya, ya.....seperti fantasi....."

"Fantasi?"

"Seperti peri, atau malaikat.....dan seterusnya."

Kurasa itu saja sudah cukup. Tolong biarkan aku lepas kali ini.

"Tapi, tapi tapi tapi tapi....kesan seperti itu....."

Sagiri gemetaran karena merasa malu juga. Tapi meskipun begitu, dia tetap mengambil penanya.

~sret sret~, Dengan perlahan sesosok karakter muncul di papan digital.

"Ada lagi ? Teruslah berbicara....akan kugambar sambil mendengarkan."

Sagiri berkata tanpa melihat keatas. Sepertinya menggambar dan berbicara pada waktu yang sama adalah hal yang biasa bagi Eromanga-sensei.

Dengan terus terang aku menyebutkan permintaanku:

"Oke. Selanjutnya....buat dia tampak sedikit lebih muda....lalu dadanya sedikit lebih kecil...."

"Eh. Padahal aku sudah berlatih keras untuk menggambar gadis berdada besar."

"Maafkan aku."

Aku melihat kearah dada adikku dan berkata:

"Karena heroine ini berdada rata."

"Hei, kau melihat kemana ?"

"Jangan marah! Aku tidak mengejekmu!"

"Tapi aku adalah modelnya!"

"Meski demikian, kau tetap harus mengambil posisi yang netral!"

"Tidak mungkin aku bisa melakukannya!"

"Kalau begitu kita tamat! Jika kau punya sesuatu untuk dikatakan, tunggu setelah aku selesai bicara. Jika tidak, maka kita tidak akan pernah selesai."

"........"

Sepertinya dia mendengarkanku.

Setelah itu, fokus Sagiri kembali ke papan digital dan menyesuaikan ilustrasinya.

"...Berdada kecil, terlihat muda....lalu....mungkin...."

"....."

Sagiri benar-benar manis ketika dia sedang fokus menggambar.

....Meskipun ketika dia melakukan itu, dia kembali ke sifat kekanak-kanakan yang penuh semangat --- tapi itu memiliki daya tarik tersendiri. Elf juga berpikir sama tentang Sagiri, jadi itu bukanlah pendapat pribadiku yang bias( tidak relevan ).

Melihat sisi manis dari adikku, aku tidak bisa menahan diri untuk tidak tersenyum.

"........"

Menyadari bahwa aku memandanginya, Sagiri mengangkat kepalanya dan melihatku.

"...I, Iya?"

"Bukan apa-apa, hanya berpikir kalau aku terkesan, tidak menyangka bahwa kau bisa menggambar ilustasi secepat itu."

"....Sama saja.....aku melakukan hal yang sama di video langsungku... sekarang sudah menjadi kebiasaan...."

Begitukah ? Eromanga-sensei bisa melakukan penyesuaian ke hasil gambarnya jika ada permintaan.

Jadi itu sebabnya kenapa dia bisa memiliki kebiasaan itu.

"Baru saja, kau bilang bahwa kau tidak ingin orang lain melihat teknik 'menggambar cepat ilustasi'. Tapi bagaimana pada saat kau membuat video langsung itu ?"

"Selama video langsung....itu....meskipun aku tidak dapat menjelaskannya....itu adalah kasus yang berbeda. Itu bukan lagi sebuah pekerjaan, itu adalah menggambar untuk kesenangan... ah, meskipun aku bilang itu untuk kesenangan, tapi aku tetap menganggapnya serius, tapi itu tidak seperti ketika aku sedang bekerja.... apakah kau paham?"

Jawab Sagiri tanpa menghentikan tangannya. Namun, aku dapat melihat bahwa dia mempunyai kemampuan yang luar biasa.

"Aku tidak tahu."

"........"

Sagiri menunjukkan sedikit tanda rasa tidak senang.

"Lupakan saja....lanjutkan."

"Yah......kuharap kau dapat mengubah ero-nya."

"?"

"Gadis ini, dibandingkan dengan ilustrasimu sebelumnya, tampak lebih menggoda, lebih seksi, dan lebih terbuka, persis seperti ilustasi dari novel Yamada Elf-sensei bukan? Aku tidak mau yang seperti ini, yang kuinginkan....ah, bagaimana menjelaskannya, ya...."

Aku meletakkan tangan kananku dimuka sejenak, lalu melanjutkan:

"Pada dasarnya tanpa buah dada, tapi memiliki wajah yang sangat manis dan belum dewasa. Sebuah tubuh yang langsing dan kecil, dengan sifat yang kekanak-kanakan...."

".........."

Pelipis Sagiri berkerut.

"Tapi kemudian, dia menyadari bahwa rok pendeknya sudah terangkat keatas, menampakkan pahanya, membuat jantung orang-orang berdetak dengan pikiran mesum.... "

"!"

Dengan cepat Sagiri menarik roknya kebawah!

"Yap! Persis seperti itu ---*Thud* Aduh sakit!!!"

"Keluar! Keluar sekarang!!"

Sagiri menahan ujung roknya sembari mengayunkan papan digital kearahku.

Aku tidak punya pilihan selain melangkah mundur.

"Kita, kita sedang mendiskusikan outline buku kita---"

"Keluar! Akan kuserahkan ilustasiku nanti! Keluar sekarang juga!!!"

"Iya! Iya!".

* * * * *

Jadi, aku ditendang keluar dari kamar adikku.

Meskipun itu terjadi secara tiba-tiba, setidaknya aku sudah membuat sedikit peningkatan. Jika Eromanga-sensei berkata seperti itu, maka permintaan ilustrasiku bisa dianggap sudah selesai.

Sepertinya rencana untuk memasukkan beberapa ilustrasi kedalam outline buku berjalan dengan baik.

Aku kembali ke kamarku dan berguman:

"Masalah yang tersisa....adalah aku."

Tidak perlu disembunyikan, tapi aku belum pernah membuat outline untuk novel sebelumnya. Aku benar-benar tidak memiliki ide bagaimana cara melakukannya.

Tentu saja, aku bisa menemukan beberapa outline yang mirip dari buku-buku atau dari internet. Lalu, setelah melakukan beberapa penyesuaian, aku bisa dengan mudah membuatnya menjadi sebuah outline yang resmi. Bahkan, sekarang aku bisa melakukannya dalam sekejap mata.

Akan tetapi...

"Aku merasa ada sesuatu yang salah."

Itu dia, sejak debutku, tidak peduli berapa kali aku mencoba membuat sebuah garis besar, setiap aku melihatnya kembali, pemikiran yang sama selalu muncul.

"Apakah sudah cukup? Atau apakah ini terlalu biasa? Bukan ini yang kuharapkan.... itu haruslah sesuatu yang lebih baik...."

Untuk menuangkan ideku, paling tidak aku memerlukan 300 halaman. Untuk bisa melakukannya dalam beberapa halaman --- itu bukanlah sesuatu yang dapat kulakukan.

Itulah kenapa – Aku tidak punya pilihan selain membawa naskahku yang sudah jadi kepada editorku setiap waktu.

Tidak ada alasan khusus untuk melakukan sesuatu yang tidak efisien. Meskipun aku ingin, tapi aku tidak bisa menuliskannya. Tidak ada cara lain.

Jika saja ada seseorang yang bisa memberiku saran....

"Emmmmm...."

Disaat aku merasa bingung....

Smartphone[7]-ku berbunyi *bip bip - bip bip*, Aku sudah menerima 2 pesan masuk.

"...Apa itu?"

Aku mengambil telepon dari sakuku dan membaca pesannya.

Didepanku ada---

Judul : Datang dan selamatkan aku!

Isi : Sekarang juga!

Pengirim : Idiot

'Idiot' didalam kontak teleponku tidak lain adalah tetangga sebelahku – penulis laris Yamada Elf-sensei.

"Aku tidak tahu apa maksdnya itu, tapi untuk sekarang jangan pedulikan dia."

Lalu aku membuka pesan kedua yang masuk pada waktu bersamaan.

Disaat aku membacanya ---

"!"

Aku langsung menjadi waspada.

Judul : Tolong aku

Isi : Disebelah

Pengirim : Eromanga-sensei

"Aku datang!"

Aku melompat dari kursiku dan berlari ke ‘pintu yang terkunci’.

"Ada apa, Sagiri!"

Pada saat aku bertanya, pintu langsung terbuka. Sagiri muncul didepanku, masih tetap memakai pakaian wol nya.

"Nii-san, lagi --- itu."

"-— Sama seperti sebelumnya ya."

Segera setelah aku masuk kedalam kamar, aku langsung mengetahui apa masalahnya. Dari arah jendela terdengar sebuah suara aneh.

"Benar-benar, si idiot itu.... Sudah kubilang padanya untuk tidak menakuti adikku."

Aku menarik tirai jendela ke samping. Seperti yang kuduga, beberapa panah mainan menancap di jendela. Si pemanah berada di balkon seberang.

"Hei! Berhenti! Apa yang kau lakukan?!"

Aku membuka jendela dan berteriak kepada si pemanah.

Melihatku, si pemanah meletakkan jari telunjuk di bibirnya dah membuat gerakan 'Shhhh'. Itu adalah seorang gadis berambut pirang yang memakai pakaian Lolita kembang, Yamada Elf.

Seperti biasa, dia juga memakai pakaian cosplay[8] itu didalam rumah.

"Shh ? dia ingin aku.... diam?"

Apakah ada alasan yang mencegahku untuk berteriak?

Berpaling kearahku, Elf mengeluarkan teleponnya.

Lalu teleponku berdering. Segera setelah aku mengangkatnya, Suara Elf terdengar:

[Ini aku!]

"Ya."

[Apakah kau membaca pesanku?]

"Ya."

[Lalu kenapa kau tidak kemari! Seorang gadis cantik sedang dalam bahaya!]

Aku tidak peduli. Itu merepotkan.

"Meminta kepada karakter utama seperti Kirito[9] atau Touma itu lebih baik, tahu ?"

[Kau, kau! Kau benar-benar?! Apakah kau tidak punya hati?]

"Aku hanya akan menolong adik perempuanku saja."

"Sampai jumpa." Aku berkata dan akan segera menutup telepon.

[Tunggu! Jangan ditutup! Aku akan dibunuh!]

Dia mencoba menghentikanku.

[Aku akan melakukan apapun! Aku akan melakukan apapun, oke! Mulai dari sekarang, aku akan menjadi adik angkatmu..!]

"Tidak, tidak dan tidak! Itu bukanlah apa yang aku bicarakan --- akan tetapi, dibunuh ? Mengerikan."

Seharusnya aku mendengarkan dia sejenak.

"Apakah ada pencuri dirumahmu?"

[Aku terjebak disini, aku tidak bisa keluar dari ruangan ini.]

"Apa ? Ada pencuri?"

Aku tidak tahu apakah itu benar, tapi itu terdengar serius.

"Perlukah aku memanggil polisi ?"

[Tidak perlu, bantu aku keluar dari sini terlebih dahulu.]

"Apa rencanamu ?"

[Kau tahu, aku sedang berpikir tentang waktu dimana kau melompat dari sini....]

Dari balkon ke balkon ya ? Kau berencana untuk melompat ?

Aku melihat sekeliling. Sagiri menatapku khawatir.

"Tidak, aku tidak mengizinkanmu untuk masuk ke kamar adikku."

[Kau, Siscon[10] sialan.... kau akan meninggalkanku?]

"Aku tidak pernah mengatakan aku tidak akan menolongmu."

[Bagaimana caramu untuk melakukannya ?]

"Dengarkan aku ---"

* * * * *

--- Beberapa menit kemudian.

"---seperti itulah kira-kira."

Aku sedang berdiri dibawah balkon kamarnya. Pemandangan ini tampak sedikit mirip dengan Romeo dan Juliet.

"Oke, lompatlah."

"Ini menyeramkan! Jika ada sesuatu yang salah, Beberapa tulangku bisa patah!"

"Aku sudah menyiapkan diriku. Aku pasti akan menangkapmu."

"Pastikan kau melakukannya! Kau tidak boleh gagal! – Oke, aku datang!"

Elf bersiap-siap, mengangkat ujung roknya dan melompat.

~Thud, Aku mengangkapnya dalam gaya pengantin [11]. Dia jauh lebih ringan dari yang kuperkirakan.

"Wah – lebih baik dari apa yang kubayangkan."

Aku tersenyum kepada gadis yang meringkuk di dalam pelukanku.

".............."

Seluruh tubuh Elf kaku, dia meletakkan tangannya di leherku. Aku memandangi wajahnya, tidak tahu apa yang harus kulakukan selanjutnya.

"... Te,terima kasih. Kau benar benar menolongku."

Bagaimana aku mengatakannya, Yah, aku sedikit terkejut. Cara dia dalam bersikap terasa sedikit ganjil.

"Sama-sama --- omong-omong, karena kau masih belum ditemukan, masuklah ke dalam rumahku."

Masih dengan membawa Elf dalam gaya pengantin. Aku berlari kembali ke arah rumah Izumi.

Aku membawanya kedalam ruang keluarga, menempatkannya di sofa dan bertanya:

"Jadi... apa yang terjadi ? Kenapa kau bisa terjebak ? Apakah kau benar-benar yakin, tidak memanggil polisi?"

"Bukankan sudah kubilang, ..aku... aku berada didalam pengawasan orang-orang itu."

"Tolong jelaskan maksudmu dengan rinci."

Yah, setidaknya sekarang aku tahu bahwa mereka bukanlah pencuri.

"Siapa 'orang-orang itu' ?"

Segera setelah aku bertanya, Elf menjadi pucat, dia memeluk dirinya dengan kedua tangan:

"Editor dari Fulldrive Library."

"Oi..."

"... Mereka adalah iblis! Mereka datang untuk memantau gadis lemah sepertiku, untuk melihat apakah aku bekerja atau tidak... Mereka tidak membolehkan aku bermain game kecuali aku menyelesaikan naskah ku."

"Bagus! Yamada Elf-sensei, cepatlah kembali bekerja!"

Aku langsung berdiri dari sofa.

Elf memegang bajuku dan berkata dengan air di matanya:

"Tolong jangan mengusirku! Masamune-sensei! Kumohon padamu! Tolonglah aku!"

"Oke lepaskan! Kau membuat bajuku menjadi kusut!"

"Aku akan... Aku akan melakukan apapun!"

Benar-benar tidak tahu malu. Kau sungguh tidak ingin bekerja ya ?

"Apapun....ya...."

Aku mendorong tangan Elf menjauh dan berkata:

"... Kau benar-benar akan melakukan apapun yang kuminta?"

"... Ya, seorang gadis tidak pernah menarik kembali kata-katanya!"

Kenapa mukamu memerah ?

"Baiklah kalau begitu..."

"Bwubwu...."

Aku berpaling ke Elf, yang ekspresinya terlihat seperti dia sedang menunggu gilirannya untuk pergi ke toilet dan berkata:

"Ajari aku bagaimana cara untuk membuat outline sebuah novel."

"TIDAAAKKKKKK!! Kau, dasar sampah! Kau ingin melakukan perbuatan mesum kepada seorang wanita terhormat sepertiku – Eh!?"

Disaat Elf sedang mengutip sebuah baris dari eroge, tiba-tiba dia berhenti, matanya terbuka lebar.

"...... Baru saja, apa yang kau katakan?" ' Itu pertanyaanku. Apa yang baru saja kau katakan ?

"Aku memintamu untuk mengajariku bagaimana cara membuat outline sebuah novel...."

"Tidak mungkin! Kau, kau serius!?"

Elf nampak sangat terkejut.

"Seorang gadis super cantik sepertiku, baru saja mengatakan Aku akan melakukan apapun 'kepadamu’! Apa sekarang kau sedang memikirkan ulang permintaanmu?"

Apa yang kau katakan ?

"Bagaimana bisa kau mengatakan sesuatu seperti itu! Dan kau menyebut dirimu sendiri seorang penggemar ? Tak dapat dipercaya --- kenapa kau tidak membuat sebuah permintaan yang mesum?"

"Seolah-olah aku bisa melakukan itu! Aku bukan seperti seekor kuda untuk persilangan!"[12]

Kau pikir aku ini apa?

"....Dan, Kau....kau ingin aku memintamu untuk melakukan sesuatu yang mesum?"

"Mana, mana manamana mungkin! Dasar bodoh!"

Kau benar-benar tidak bisa dimengerti. Lihat, seluruh wajahmu memerah, kau benar-benar takut.

Persis seperti seorang gadis didalam light novel yang memiliki beberapa kelemahan karakter.

Kau pasti merasa kebingungan diantara 'Sebuah keadaan didalam novel yang kau tulis' dan ' Kenyataan'. Benar-benar, kau ini seorang gadis, kau harus tahu batasmu.

Untung saja kau bertemu denganku.

"Oke, tentang outline novel itu --"

Ketika aku sedang berusaha mengembalikan topik pembicaraan ---

*Bang bang bang* Langit-langit bergetar.

Sagiri mencoba berkomunikasi denganku.

Aku dan Elf sama-sama melihat keatas.

"Baru saja, apakah itu adalah getaran langit-langit legendaris dari seorang hikikomori....baru pertama kali aku mendengarnya."

Setelah apa yang terjadi sebelumnya, aku sudah menceritakan kepadanya tentang Sagiri dan diriku. Tentu saja, tidak semuanya.

".... Sepertinya dia berkata ‘diam’. Dan nampaknya dia juga marah."

"Hei! Kau, kau bisa memahami, apa yang dia katakan ?"

"Tentu saja, aku cukup yakin dengan pemahamanku."

"Kau berbohong, kan?"

"Tentu saja tidak!"

*Bang bang bang*

".....Apa maksudnya itu tadi?"

"Jenis bang bang bang yang 'Sudah cukup, Nii-san. Kesini sebentar'"

"Memangnya apa perbedaan diantara yang tadi dengan yang sebelumnya ?"

Yah, tentu saja orang biasa tidak akan bisa memahaminya.

"Aku akan melihatnya sebentar."

Disaat aku akan meninggalkan ruang keluarga, Elf memanggilku:

"Tunggu dulu."

"...Apa?"

Aku menoleh kembali.

"Aku juga ingin menemui Eromanga-sensei."

Aku bisa melihat bahwa Elf bermaksud tulus, dia tidak memiliki maksud lainnya.

--- Benar. Sama sepertiku, dia juga sangat menyukai ilustrasi Eromanga-sensei. Dengan maksud untuk meminta Eromanga-sensei agar menjadi partner nya, dia bahkan menulis sebuah novel yang mengagumkan.

Dan sekarang dia tahu bahwa idola favoritnya tinggal disebelah rumahnya... dia pasti ingin untuk menemuinya......belum lagi aku juga berutang kepadanya....

"Oke, aku akan memikirkan sesuatu."

"Benarkah?"

Sebuah senyum yang terang muncul diwajah Elf.

Melihat ekspresinya, kebahagiannya seperti itu, bahkan aku pun terdiam sejenak.

"Oke, tunggu disini."

"Oh? Tapi bukankah dia seorang hikikomori?"

"Serahkan saja kepadaku, Aku punya rencana."

* * * * *

Aku pergi kelantai atas dan menjelaskan kenapa aku kembali tanpa berkata apa-apa, sebelum kembali ke ruang keluarga.

"Masamune! Dimana Eromanga-sensei ?"

Elf melompat dari sofa, sepertinya dia akan memberikan sebuah sambutan hangat kepada ilustrator favoritnya.

Aku berkata kepada si penggemar yang tersenyum:

"Disini."

Dan aku menunjukkan laptop ditanganku.

"???"

Elf nampak bingung. Yah, aku berkata aku akan membolehkan dia bertemu dengan ilustrator favoritnya, akan tetapi aku malah menunjukkan laptop kepadanya. Tentu saja dia bingung.

"Lihatlah ke layar."

"Layar ?"

Wajah Elf mendekat ke layar.

Layar laptop sedang menampilkan Skype[13] dalam mode layar penuh. Dan disana ada seseorang yang memakai mantel besar, dan topeng karakter anime di mukanya.

[Um, senang bertemu denganmu – halo, Yamada Elf-sensei]

"....Eromanga-sensei?"

[Bukan, aku tidak kenal orang dengan nama itu]

Ya – itu adalah Sagiri – dengan pakaian yang sama seperti disaat dia membuat tayangan video langsung itu sebagai Eromanga-sensei.

Dengan menggunakan fungsi video-chat pada Skype, kami bisa menghubungkan tempat ini dengan ruang terkunci.

Karenanya, aku bisa membiarkan adikku untuk menemui Elf tanpa membuatnya keluar dari ruang terkunci – bukan sebagai Sagiri si hikikomori pemalu, tapi sebagai Eromanga-sensei yang sangat bersemangat.

"... Masamune, dia berkata dia bukanlah Eromanga-sensei?"

"Itu adalah slogan dia, jangan dipikirkan."

"Begitukah? Em -? ...Gadis kecil ini adalah....?"

Elf melihat ke layar, masih belum yakin.

Wajah Eromagana-sensei mendekat, dan berkata dengan jelas:

[Kau juga kecil -]

Karena dia mengenakan topeng, adegan ini terlihat sedikit tidak nyata.

Lalu tiba-tiba, 'Dia' berkata kepada Elf dengan suara yang tidak dapat dipercaya:

[Eh? Eh eh? Hey heyheyhey ----]

Ketika aku berpikir dia akan melanjutkan untuk mengganggunya:

[Manis! Elf-sensei, kau benar-benar Manis! Hei hei, celana dalam jenis apa yang sekarang sedang kau pakai ?]

"Oh? ...Itu terbuat dari sutra...."

Hampir saja Elf menjawab, tapi dia segera tersadar dan memerah:

"Hei, hei heihei, apa yang baru saja kau tanyakan? Aku hampir menjawabnya!"

[Oo - celana dalam sutra ya? Apa warnanya? Putih?]

"Dengarkan aku ----!!"

Elf menyambar laptop dari tanganku dan mulai mengguncangnya.

[Wow wow... jika kau mengguncangnya seperti itu maka itu akan membuatku merasa tidak nyaman.]

Karena suaranya berasal dari pengubah suara, aku tidak bisa menebak apa yang sedang dipikirkannya.

"Masamune!"

Elf berpaling kearahku dan menunjuk kearah layar laptop.

"Apa maksudnya ini?"

"Eh? Ini adalah Eromanga-sensei yang menjadi favoritmu... "

"Bertanya tentang warna dari celana dalamku pada saat pertemuan pertama ? Itu seperti kakek tua yang mesum!"

Kau tahu, tidak ada gunanya memberitahuku tentang hal itu...

[Ehehehe, bolehkah aku memanggilmu Elf-chan ? Apakah itu nama aslimu ? Berapa usiamu?]

"Kuh....!"

Elf nampak malu, dia berpaling dari layar dan mengeluh kepadaku:

"Orang mesum ini benar-benar Eromanga-sensei? Bukankah ini adalah kau yang tertarik dengan pakaian dalamku lalu merekam video ini untuk menipuku ?"

"Kau salah! Aku benar-benar tidak tertarik pakaian dalammu!"

Ini juga pertama kali aku melihatnya! Siapa sangka bahwa Eromanga-sensei akan bereaksi seperti ini terhadap seorang gadis...!

"Cobalah terus berbicara dengannya dan kau akan tahu apakah ini adalah rekaman atau bukan."

"Mwu...kau benar."

Dia menyerah dan menerimanya.

Seperti saat dia mengambil seseuatu yang kotor, Elf mengambil laptop dan melihat ke layar dengan tatapan yang jijik.

"Meskipun aku tidak mau mengakuinya.... tapi Eromanga-sensei ini... "

[Apakah aku tidak seperti yang kau bayangkan?]

Dengan tenang Eromanga-sensei menjawab melalui Skype.

"Bukan, nama pena 'Eromanga-sensei' benar-benar cocok denganmu – hanya saja, yah, ketika kau terlihat seperti 'seorang loli[14] cantik dengan rambut perak', tapi sebenarnya kau adalah 'True Ancestor Vampire'[15] – perbedaannya terlalu jauh."

Jangan gunakan perbandingan yang aneh seperti itu, tidak peduli betapa mudahnya itu untuk dimengerti.

Elf melihat kearahku:

"Dari naskahmu, kepribadian gadis ini tampaknya jauh lebih buruk."

"Tidak, tidak. Diri aslinya adalah ero"

[Nii!]

Eromanga-sensei berteriak tanpa memakai pengubah suara. Elf menunjuk Sagiri dan bertanya:

"Eh? Gadis ini ero?"

"Yup, Heroine di naskahku bersumber dari kepribadian Sagiri."

Aku mencoba untuk menyamarkannya, tapi dia adalah model dasarnya.

[Dengarkan aku! Bagian mana dariku yang ero? Dengarkan aku... Dengar!]

Di layar, Sagiri tampak ketakutan:

[Nii, nii-san --- kau membiarkannya membaca naskah itu?]

"Ah, aku belum bilang kepadamu ?"

Dulu, ketika aku dan Elf sedang bertanding, kami membaca naskah lawan kami masing-masing.

Elf mengikutiku dan berkata:

"Tidak hanya membacanya, tapi aku juga tahu semuanya. Luar biasa! Sebuah surat cinta yang membara..."

[Sampai sejauh itu...... hummmmmmmmmmmmmm]

Tunggu, apa ?

Elf meletakkan laptop didepannya. Matanya dan Sagiri saling menatap satu sama lain.

....cuma imajinasiku kah ?

Ketika mereka saling bertatapan, kupikir aku melihat kilatan cahaya ditengahnya.

"........"

".........."

Beberapa saat kemudian.

"Ah, lupakan saja."

Elf berkata lebih dulu. Dia tersenyum dan berkata:

"Izinkan aku untuk memperkenalkan diriku kembali... senang bertemu denganmu, Eromanga-sensei. Adalah sebuah kehormatan untukku. Seperti yang kau tahu, aku adalah Yamada Elf. Aku adalah seseorang yang diberkahi kecantikan dari dewa, juga novelis jenius yang akan menyelamatkan industri light novel dari kegelapan."

Masih dengan cara perkenalan-diri yang berlebihan.

[Em, senang bertemu denganmu, Elf-chan. Aku tidak akan memperkenalkan diri.]

"Baiklah – Tolong gambarkan ilustrasi untuk novelku juga."

[Oke. Pada saat video langsung berikutnya aku akan menggambarnya.]

Aku merasa itu bukanlah apa yang Elf minta.

Aku tidak akan menyerah untuk memintamu menjadi partnerku.

Itulah yang terpikir olehku tentang apa yang diumumkan Elf kepada Eromanga-sensei.

Mungkin Sagiri juga menyadarinya, mungkin juga tidak. Tapi dia segera mengganti topik.

[Ah - omong-omong, Elf-chan. Apakah hubungangmu dengan Izumi-sensei berjalan baik?]

Tidak mungkin. Bagaimana bisa.

Tentu saja, meskipun aku berpikir seperti itu, jawaban Elf bukanlah seperti yang kuduga. Dia meletakkan tangannya di bahuku dan berkata:

"Bisa dibilang itu -! Kami adalah sahabat! Benar kan?"

"Bukan, bukan seperti itu."

"Kenapa kau malu begitu! Kita memanggil satu sama lainnya dengan 'Masamune' dan 'Tuan Putri', benar kan ?"

"Jangan mengarang! Sejak kapan aku memanggilmu 'Tuan Putri'?"

"Loh? Baru saja ketika kau membawaku seperti seorang putri, bukankah kau memanggilku begitu?"

"Tidak mungkin! Untuk berbicara seperti itu dalam keadaan seperti ini, hanya protagonis dalam tulisanmu saja yang akan melakukannya!"

"Loh loh, sepertinya aku salah – jadi, Masamune, bisakah kau memelukku dan memanggilku 'Tuan Putri' dengan sepenuh hati ? Tidak perlu malu-malu, anggap saja ini adalah hadiah untuk aksimu sebelumnya."

"Berhenti bercanda, kau mengganggu, lepaskan aku!"

Aku melepaskan tangan Elf.

"Mwu, tidak perlu untuk malu. Dasar pria yang sopan."

Sangat menyebalkan.

Melihat ini, Eromanga-sensei berkata dengan nada datar, tanpa emosi:

[Ya - Sebuah hubungan yang sangat baik.]

"Begitulah."

[Siapa saja yang memiliki hubungan yang baik dengan Izumi-sensei bukanlaaaaaaaaaaaaaah urusanku! Apakah kau memanggilku hanya untuk melihat ini?]

Kenapa kau mulai marah sekarang?

"Tidak, tidak. Seperti yang kukatakan sebelumnya, Elf ingin bertemu Eromanga-sensei --- ditambah lagi aku juga ingin bertanya kepadanya bagaimana cara membuat sebuah outline."

"Ah - Iya, kau benar."

Sepertinya Elf 'mengingat' itu.

Akhirnya kami bisa kembali ke topic utama.

* * * * *

Kami – Izumi Masamune, Yamada Elf, dan Eromanga-sensei – mulai mendiskusikan bagaimana cara membuat outline sebuah novel.

.....tapi apa yang tidak kami duga adalah.....

"Tapi, jika kau bertanya padaku tentang membuat outline, aku juga akan kerepotan."

"Eh?"

Satu-satunya harapanku membuat komentar tak terduga.

"Karena sebelumnya aku tidak pernah membuat 'ini adalah apa yang akan kutulis'. Sebagai seorang penulis laris, aku tidak pernah menulis outline untuk novel. Semua novelku sudah ada didalam kepalaku, jadi tidak ada gunanya bagiku untuk menuliskannya. Selain itu, outline novel hanyalah sebuah alasan dari penulis untuk menulis sesuatu yang dia inginkan, bukan?"

"---- Baru saja, apa yang kau katakan?"

Aku merasa kalau aku baru saja mendengarkan sesuatu yang luar biasa.

"Sebagai contoh, 'meskipun deadline[16] sudah lewat, sebuah game baru dirilis hari ini, jadi aku menghabiskan lima menit untuk menulis sesuatu yang mirip diwaktu deadline itu dan menyerahkannya kepada editorku'. Lalu aku berpikir ‘Oke, hari ini aku menyelesaikan outline!’ Lalu kemudian... "

Elf melanjutkan, sepertinya dia sedang serius.

"Pelayanku yang pekerja keras berkata 'terima kasih atas pekerjaanmu' atau 'kami akan menantikan novelmu yang berikutnya' dan seterusnya.... Lalu aku merasa kalau aku sudah bekerja keras, yang berarti aku bisa menikmati memainkan game baruku dengan aman!"

"Itulah kenapa editormu memutuskan untuk mengawasimu!"

Kau menuai apa yang kau tanam.

"Mau bagaimana lagi! Karena itu adalah game terbaru!"

"Aku benar-benar ingin untuk mengekspos diri sebenarnya dari Yamada-sensei kepada penggemarnya. Mereka semua sedang berpikir 'Sekarang ini Sensei pasti sedang berusaha keras untuk menulis.' Atau 'Aku dapat membaca novel berikutnya dengan segera.' Mereka semua percaya kepadamu... tapi kau masih punya waktu untuk bermain game?"

"Kau tidak perlu untuk berkata seperti itu! Aku bukanlah satu-satunya! Kita semua adalah sama!"

"Tidak mungkin! Kau adalah pengecualian!"

"Mustahil! Semuanya harus bermain dan terus bermain-main!"

Pada akhirnya, Elf dan aku benar-benar berbeda pendapat. Eromanga–sensei menengahi kami:

[Izumi-sensei bekerja keras setiap hari.]

"Oh!?"

Elf dan aku melihat ke layar skype.

[Meskipun itu terjadi baru-baru ini, Izumi-sensei menulis sampai tengah malam setiap hari setelah sepulang sekolah.]

Ah, jadi dia tahu. Meskipun dia tidak meninggalkan kamarnya, dia tetap bisa mendengar kamarku ya ?

Untuk seorang hikokomori, mereka bisa membangkitkan indera ketujuh[17] mereka untuk menyadari ini. Dan tidak perlu disebutkan, ini kemampuan Eromanga-sensei.

[Di malam hari, kadang-kadang dia berteriak 'Aku tidak bisa menulis itu seperti ini!' dan berlari keluar.]

"Itu adalah kebiasaan umum dari seorang novelis, jadi tolonglah berpura-pura kau tidak melihatnya. Kami semua adalah sama."

Benar kan!? Semua orang seperti itu kan!? Aku bukanlah pengecualian kan!? Aku lega...!

[-- Singkatnya, seperti itulah hari-hari Izumi-sensei. Terlebih lagi selama akhir pekan, dia terus bekerja sampai hari Senin tanpa tidur.]

Eromanga-sensei berkata dengan nada sedikit bangga. Lalu dia mengejek Elf:

[Aku tidak tahu dengan novelis lainnya. Tapi Izumi-sensei tidaklah sepertimu.]

".... Eromanga-sensei."

Aku sedikit tersentuh mendengarnya.

"Apa-apaan itu! Membosankan!"

Elf memegang laptop dan mencoba mengambil inisiatif:

"Sudah cukup - bekerja nonstop setiap hari itu membosankan - lihatlah negara ini, kapankah mereka mengganti pandangannya mengenai hal ini ? Bekerja keras sepanjang hidupmu tanpa beristirahat? Aku tidak bisa menerimanya. Kenapa kau tidak mengambil contoh lainnya? Mengatur pekerjaanmu? Kenapa kau memilih jalan paling menyedihkan, bekerja tujuh hari dalam seminggu? Benar-benar bodoh! Bisa memilih kapan untuk beristirahat, bukankah itu hal yang baik untuk menjadi seorang novelis yang professional?"

Gadis ini benar-benar mengatakan apa saja yang ada dipikirannya.

Meskipun dia tidak bisa beristirahat dengan bebas, karena sekarang dia sedang berlindung di rumahku.

"Apa yang kau katakan? Bukankah bisa bekerja bahkan di akhir pekan adalah hal yang bagus untuk pekerjaan ini?"

"Ah - cukup cukup. Jijik jijik jijik, kau luar biasa menakjubkan. Lakukan apapun yang kau suka, aku tidak peduli."

"...Mwu."

Meskipun semua yang dia katakan membuatku marah, tapi kata-kata terakhirnya... apa aku salah memahaminya?

Elf memberikan laptop kepadaku lalu menunjuk ke layar.

"— kita tidak perlu berkata apapun lagi tentang pekerjaan. Tidak peduli berapa lama kita berbicara kita tidak akan pernah sependapat."

Dan akhirnya.

Pertemuan formal pertama diantara Eromanga-sensei dan Yamada Elf-sensei secara resmi dimulai.

* * * * *

Akan tetapi...

"Omong-Omong, Masamune, Eromanga-sensei, karena sekarang kita punya waktu luang, bagaimana kalau kita memainkan sebuah game?"

Elf berkata, sepertinya dia sudah melupakan semua yang baru saja terjadi.

[...Oh...yah...baru saja. Bukankah kita sedang mendiskusikan sesuatu?]

Eromanga-sensei terlihat kaget.

"Ya, kita sedang membahas mengenai outline novelku, jangan akhiri pembahasan ditengah jalan."

"Benarkah ? Yah, terserahlah – apa kau punya Siscalypse[18] atau Street Fighter 4 ? Aku tidak membawa game Monster Hunter ku ---"

Yamada Elf benar-benar luar biasa dalam hal mengganti topik pembicaraan. Semua orang terkejut.

Aku tidak dapat menahan diri mengingat kembali hari setelah kami memutuskan untuk bertanding, dia langsung memanggilku.

Meskipun Eromanga-sensei agak bingung, dia menjawab:

[...Karena aku tidak bisa meninggalkan kamarku... jika itu online... melalui internet... maka kita bisa...]

"Baiklah - lalu Masamune! Pinjamkan aku laptop! Ambilkan beberapa camilan dan stik game... dan hal-hal penting lainnya."

"... Tunggu, kalian berdua... mengenai outline-ku.... "

"Bukankah aku sudah memberikanmu saran yang berharga ? Sisanya lakukanlah sendiri."

"Aku merasa kau tidak memberikanku apapun!"

Elf tidak menghiraukan perkataanku.

"Eromanga–sensei, apa yang akan kita mainkan? Ah, Jenis game apa yang aku suka ? Aku melihat banyak sekali konsol game di kamarmu, dan selama video langsung kau juga menyebutkannya."

[...Yah....kau menyukainya?]

"Tentu saja! Sempurna! Aku bisa bermain denganmu kapanpun aku mau ---"

Karena Elf bersikap seperti seorang teman dekat, Sagiri menjadi terpengaruh.

Aku merasa ini adalah hal yang luar biasa.

Benar-benar...

Karena dia seperti itu – dia mengambil kesempatan yang pertama dariku.

Bermain game bersama dengan adikku... Meskipun sudah menghabiskan satu tahun, aku tidak dapat melakukannya.

Sedikit... tidak, Banyak......penyesalan.

Akan tetapi ---

"Apa yang kau butuhkan? Aku akan membawanya."

Diwaktu yang sama, aku merasa senang.

Seperti yang Elf katakan – ada beberapa hal yang lebih penting daripada pekerjaan.

Aku melupakan pekerjaanku sejenak, dan bermain dengan adikku.

* * * * *

Karena Elf meminta camilan, aku pergi ke mall didekat stasiun.

Ketika aku kembali dan membuka pintu, aku menyadari bahwa rumahku menjadi sunyi.

"..........?"

Aneh. Sebelum aku pergi, mereka berdua sangat bersemangat.

Apa mereka sudah lelah ?

Karena mereka berada di level yang sama, seharusnya mereka masih berperang.

Meskipun aku merasa sedikit ragu, Aku berjalan melewati pintu masuk dan sampai di pintu ruang keluarga.

Lalu aku membukanya dengan pelan.

Dan---

"--------------------"

Pemandangan yang sangat ajaib muncul di hadapanku.

Ba, babababa bagaimana aku mengatakannya...! Itu, itu.... !

Oh sial, aku akan langsung menjelaskannya!

Elf meletakkan laptopku diatas meja.

Ero Manga Sensei v02 070.jpg

Dan dia sedang mengangkat roknya didepan itu, memperlihatkan celana dalamnya.

"A, ap, apa.... "

Menghadapi kenyataan ini, aku kehilangan kemampunaku untuk berkata-kata.

Diwaktu yang sama, Elf – yang sedang melakukan tindakan tak tahu malu ini di ruang keluargaku masih berbicara ke laptop.

"Hei, apakah ini bisa? "

Apa yang dia katakan ? Tidak tidaktidak, apa yang sedang dia lakukan?

Ini benar-benar tindakan mesum. Apa yang harus kulakukan?

"Eh, hei!"

Mari akhiri ini sekarang juga.

"Eh?"

Lalu akhirnya Elf melihatku, dia kaget, seluruh tubuhnya membeku ditempat.

Selanjutnya, seperti boneka yang rusak, dengan kaku dia berpaling kearahku:

"Ja, Jangan melihatku seperti itu!"

Dengan cepat aku mengalihkan pandanganku dan melambaikan tangan.

"Ma, Masamune!? Su, su sudah berapa lama kau berada disana?"

Elf berteriak. Seluruh mukanya menjadi merah.

"Ha! Mung, mungkinkah kau berbohong saat kau berkata bahwa kau akan pergi membeli sesuatu!? Kau sebenarnya masih tetap mengawasiku? Dasar penulis novel mesum! Tidak tahu malu--- "

"Aku benar-benar baru kembali dari berbelanja, Lihat, ini buktinya!"

Aku mengangkat tanganku dan menunjukkan kepadanya kantong plastik.

"Dan kau, apa yang kau lakukan didalam ruangan orang lain! Ah, mungkinkah... kau memakai laptopku untuk menunjukkan celana dalammu di website ero....!?"

"Tidak! Kau, kau kau kau, bagaimana bisa kau berpikir seperti itu?"

"Jadi katakan padaku apa yang sedang kau lakukan ? Mengangkat rokmu untuk merekam video ero dirimu sendiri ?"

Aku berpikir dia akan menyangkalnya, tapi...

"Benar! Kau benar!"

Entah bagaimana aku benar!

"Apa yang kau rencanakan, meninggalkan video ero-mu di laptopku?"

Dari apa yang terlihat, dia cukup gila juga.

"Video itu bukan untukmu! Maksudku, aku hanya menunjukkan celana dalamku kepada Eromanga-sensei!"

Meskipun kesalahpahaman sudah selesai, sikap Elf tidak berubah. Apa yang kau tunjukkan kepada adikku?

"....Tunggu dulu... aku bingung... jadi....apa yang sebenarnya sedang terjadi?"

"Seperti yang kukatakan! Ketika kau tidak ada disini, Eromanga-sensei dan aku bermain game dan sedang chatting, lalu aku meminta 'sebuah ilustrasi ero dari heroine di novel debutku' sebagai suvenir."

Dia benar-benar tidak tahu malu.

"Lalu?"

"Lalu Eromanga-sensei berkata 'perlihatkan kepadaku celana dalammu dan aku akan membuatkan ilustrasi itu.'"

"................."

Aku jatuh terduduk, memegang kepalaku.

".....Sagiri?"

Aku memanggil nama aslinya.

[ Karena, karena...]

Di layar, atau lebih tepatnya di layar skype adalah seseorang yang memakai jubah panjang dan topeng.

[Karena aku ingin melihat celana dalam!]

Dia benar-benar terdengar seperti seorang kriminal. Haruskah aku memanggil polisi?

Ditengah semua kesialan ini, dia kembali bersikap sebagai Sagiri bukan sebagai Eromanga-sensei.

[Ketika aku melihat Yamada-san, Aku merasa bahwa pakaian yang dikenakannya sangat cantik, aku penasaran celana dalam jenis apa yang dipakainya...]

Bisakah aku memintamu untuk berhenti bicara seperti ini melalui pengubah suara?

Seperti yang Elf katakan, dia terdengar seperti kakek tua yang mesum.

[Sebagai seorang ilustrator, ketika aku melihat seorang gadis manis, aku hanya dapat berpikir tentang celana dalamnya. Aku tidak bisa menahannya! Setiap ilustrator akan seperti itu!]

WOW, itu adalah sesuatu yang berbahaya. Untung saja tidak ada ilustrator lainnya disini.

"Jadi sebagai bayaran untuk ilustrasinya, Eromanga-sensei memintaku melakukan pose itu. Aku melakukan apapun yang dia minta, tolong jangan salah paham."

[Heheh... ilustrasi telanjang berikutnya dari Yamada-sensei akan menjadi lebih bagus.]

"... Kalian berdua benar-benar akrab."

Ini seperti hubungan yang saling menguntungkan.

"Benar bukan? Jika kau berpikir seperti itu juga, maka serahkan Eromanga-sensei kepadaku!"

"Itu adalah hal yang mustahil!"

Aku menolak permintaan Elf, tapi dia tidak menyerah.

"Omong-omong, Eromanga-sensei. Baru saja kau bilang ‘ilustrasi telanjang berikutnya dari Yamada-sensei akan menjadi lebih bagus’ apa maksudnya itu ? Kau sudah pernah menggambarku sekali?"

[Iya benar. Aku bahkan membiarkan Nii-san melihatnya.]

"Hey! Tunggu!"

Kenapa sekarang namaku tiba-tiba muncul ?

Elf menatapku seperti dia adalah seorang korban pemerkosaan:

"....Masamune...kau...buruk..."

"Ini adalah kesalahpahaman! Sagiri! Tolong jangan mengatakan sesuatu yang bisa dengan mudah disalahartikan! Apa yang baru saja kau katakan terdengar seperti aku meminta adikku untuk menggambar sebuah gambar telanjang dari tetangga sebelah rumah kita...!"

[Yamada-sensei... Nii-san adalah orang mesum paling parah, kau baru menyadarinya sekarang? ]

"Jangan menuangkan minyak kedalam api! Bantu aku untuk memikirkan cara menjelaskan kesalahpahaman ini! Aku tidak ingin dipanggil Elf sebagai orang mesum atau apapun...."

"Oh? Apa maksudnya itu ? Apakah itu artinya kau mencintaiku?"

"Aku hanya tidak ingin dipanggil mesum oleh orang mesum lainnya!"

"Sebenarnya kau mencintaiku bukan? Kau ingin menikahiku – si novelis wanita yang cantik, terhormat, dan jenius ini, benar bukan?"

Aku tidak tahan lagi! Aku ingin memutuskan semua hubunganku dengannya! Dia membuat tenggorokanku menjadi sangat sakit.

Dan akhirnya, ruang keluarga Izumi berubah menjadi sebuah kekacauan.

Tiba-tiba ---

*Ding dong* Bel pintu berdering.

"Siapa itu?"

Aku meinggalkan Elf dan Eromanga-sensei (di laptop) di ruang keluarga dan pergi ke pintu depan.

"Sebentar, siapa disitu – ack!"

Aku tertegun sejenak. Karena aku mengenali beberapa diantara mereka.

Suatu hari dibulan Juni, kelompok pria yang memakai kacamata matahari dan berpakaian setelan hitam ini[19] membawa Elf keluar dari rumahnya.

Tidak perlu dijelaskan lagi. Mereka datang kemari untuk mencari Elf yang hilang.

"............"

".............."

Diriku dan kelompok berjas hitam ini tidak berkata apa-apa sambil menatap satu sama lainnya.

Karena setelah apa yang terjadi sebelumnya, mereka sudah tahu tentang diriku, dan tentang hubungangku dengan Elf.

Akan sangat sulit untuk membuktikan bahwa aku tidak bersalah. Jadi, kebohongan apa yang sebaiknya kukatakan ---

--- Sebenarnya, kenapa aku harus membohongi mereka ?

* * * * *

Satu menit kemudian.

"Wahhhhhhhhhh!!! Masamune, kau menjualku bukan!!!"

Elf ditangkap di ruang keluarga rumahku.

"Tidak---! Aku tidak mau bekerja---! Game! Aku ingin bermain game---! Aku ingin Eromgana-sensei menggambar ilustrasi untukku-! "

Kelompok berjas hitam yang memakai kacamata itu memegang kaki Elf dan menyeretnya keluar, mengabaikan fakta bahwa kuku jarinya sedang mencoba memegang lantai. Meskipun aku sudah pernah melihat ini sebelumnya, pemandangan ini tetap saja menakutkan.

Aku hanya dapat melihat mereka membawa Elf kearah pintu.

"Kuh! Aku masih punya penyesalan! Tapi aku percaya padamu, Masamune! Kau pasti akan datang ketempat iblis ini untuk mengurungku..! Aku percaya padamu! Cepatlah datang untuk menolongku !"

Jangan mengarang imajinasimu sendiri.

"Kuh, kuhhhhhhhhhhhhh!!!"

Crekkkkkkkkkk - Brak!!

Dengan itu puntu depan terbanting menutup, semuanya kembali menjadi tenang.

".. Benar-benar... tidak peduli berapa banyak keributan yang dia sebabkan, dia tetap perlu untuk datang kembali."

Karena Elf dibawa keluar dari rumahku, berikutnya dia mungkin akan dipindahkan ke penjara di Shinjuku.

[..Nii-san, tentang ilustrasi yang dimintanya, bagaimana... ?]

"Gambarkan satu untuknya jika kau ada waktu – dan tentang ini..."

Aku melihat ke layar laptop dengan pikiran bingung.

".. Video celana dalam ini ... apa yang harus kita lakukan dengannya ?"

[ Berikan kepadaku dan segera hapus setelahnya. Aku benar-benar melarangmu untuk melihatnya.]

"... Ah, benar, menyimpannya bisa menjadi lebih buruk, bukan. Mereka mungkin akan menangkapku karena undang-undang perlindungan anak."

[Tidak masalah. Kami berdua adalah wanita, dan ini adalah seni – jadi kirimkan itu kepadaku, aku sekarang penuh dengan kreativitas.]

Kau benar-benar ingin melihat celana dalam ? Kenapa kau tidak melihat punyamu sendiri?

Aku benar-benar ingin mengatakannya.

"... Baiklah kalau begitu."

Aku berpaling kearah laptop. Eromanga-sensei juga membuka topengnya, dan memperlihatkan wajahnya yang normal. Aku bertanya kepada adikku.

"Sagiri. Ketika aku keluar membeli camilan, apa yang kalian bicarakan ?"

[--- Bukan sesuatu yang penting.]

"Begitukah ? Lalu, apa pendapatmu mengenai Elf ?"

[Orang Aneh.]

"Benar."

[...Bagaimana ?]

"Ti, Tidak – mari undang dia lagi untuk datang kerumah kita jika ada kesempatan. Tentu saja setelah dia menyelesaikan naskahnya."

[............]

Hening sejenak.

[Um.]

Sagiri mengangguk.

Catatan Penerjemah dan Referensi[edit]

  1. Hikikomori (ひきこもり atau 引き籠もり merupakan sebutan yang berasal dari Jepang untuk seseorang yang menarik diri dari masyarakat dan dunia nyata. Bisa dideskripsikan sebagai seorang penyendiri.
  2. Yang dimaksud memerah disini adalah wajah yang menjadi merah
  3. Sejenis rekapitulasi/penyuntingan dalam naskah.
  4. Teks jepang di dalam light novel biasanya ditulis dalam bentuk kolom, dimulai dari kanan ke kiri. Berbeda dengan teks indonesia yang ditulis dari kiri ke kanan.
  5. Pendeta wanita pada kuil-kuil di Jepang | Lebih Lanjut
  6. Tokoh utama wanita dalam serial anime.
  7. Ponsel pintar.
  8. Costume Play : sebuah kegiatan dimana seseorang mengenakan pakaian, aksesosi, serta make up seperti tokoh-tokoh didalam serial anime, manga, atau idol | Lebih lanjut
  9. Karakter utama dalam serial light novel Sword Art Online (SAO)
  10. Sister Complex : Sebuah gejala dimana seseorang menyukai / mencintai adik perempuannya sendiri (incest love).
  11. A.K.A princess carry, sebuah gaya untuk mengangkat seorang perempuan - satu tangan berada dibawah kakinya, dan satu tangan lagi berada di punggungnya, seperti seorang pengantin pria membawa pasangannya. Biasanya sebagai penanda tingkat keromantisan dari hubungan antar karakter tersebut.
  12. Persilangan disini maksudnya adalah seperti persilangan pada tanaman / hewan untuk menghasilkan keturunan yang baik.
  13. Aplikasi Skype.
  14. Loli : seorang gadis cantik yang masih berusia sangat muda (biasanya masih berusia dibawah 15 tahun).
  15. Sebuah referensi dari Nasuverse, Tsukihime(Visual Novel). True Ancestor (Pewaris Asli) pada dasarnya yaitu vampir yang pertama ada, yang paling terkenal adalah Arcureid.
  16. Batas Waktu
  17. Anime Saint Seiya [saintseiya.wikia.com/wiki/Seventh_sense]
  18. Sebuah game fighting dalam serial Oreimo (Ya benar, pengarang Eromanga dan Oreimo adalah orang yang sama.)
  19. Kira-kira seperti agen dalam film MIB(Men In Black).



Mundur ke Ilustrasi Novel Kembali ke Halaman Utama Maju ke Bab 2