Dragon Egg Indo:Bab 179

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Chapter 179 - Lima Semut Merah[edit]

Aku mengamati area sekitar sarang semut merah untuk mencari para semut. Seperti biasa, aku menyuruh Adofu dan Ball Rabbit standby di kejauhan.


Rencana gak akan mulai sampai kami membawa dumpling kelabang ke sarang mereka.


Masalahnya adalah bahwa cuma membawa dumpling itu ke sarang menggunakan tangan adalah mustahil. Terlalu banyak untuk dibawa, tapi membawa semuanya ke dekat sarang akan sangat mencurigakan.


Aku bisa mencoba menangkap seekor semut merah dan memaksanya untuk membawa sebuah dumpling kembali ke sarang. Aku cuma bisa berharap bahwa aku bisa menangkap seekor semut merah kayak gitu, jadi rencana itu gak betul-betul berhasil.


Sejujurnya, ada peluang yang tinggi bahwa mereka cuma akan memuntahkan dumpling kelabang itu seperti para ianian dan meninggalkannya. Terlebih lagi, karena dumpling beracun, kemungkinan itu terjadi jauh lebih tinggi. Jika aku seekor semut merah, aku betul-betul gak akan membawa sesuatu yang menjijikkan seperti ini kembali ke ratu. Itu akan dianggap sebagai lèse-majesté[1] dan aku akan dipenggal ditempat. sarang akan dipenuhi dengan bau kelabang.


Saat di dunia asalku, aku pernah melihat para semut bahkan membawa belalang ke sarang mereka beberapa kali. Aku bisa makan Dark Worm, tapi aku masih gak bisa memakan belalang. Kurasa meski satu semut membawa satu dumpling mungkin menimbulkan damage pada koloni. Asalkan dumpling itu betul-betul dibawa ke koloni. Saat ini, aku gak bisa begitu saja membuang tumpukan dumpling kelabang ini. Sudah terlambat untuk putar balik sekarang.


Kelabang itu betul-betul kuat. Bahkan dalam kematiannyapun dia masih bisa menimbulkan damage pada jiwaku. Kayaknya apapun yang aku makan untuk sementara ini, aku akan merasakan rasa kelabang. Tidak, itu bukan salahku karena memakannya. Aku tau itu.


Saat aku mengamati area sekitar, aku melihat seekor kalajengking yang panjangnya hampir tiga meter dikeroyok oleh beberapa semut merah. Aku segera bersembunyi di batu dan mengamati.


Kalajengking itu berwarna abu-abu, punya dua capit didepan, yang mana merupakan karakteristik dari seekor kalajengking.


Adapun untuk para semut merah, aku melihat ada lima ekor. Kelima ekor semut itu adalah yang pernah kulawan di sarang mereka. Terlebih lagi, formasi yang mereka pakai untuk menghadapi kalajengking itu memberitahuku bahwa pertarungannya telah berakhir. Kalajengking itu dikepung, gak mungkin dia bisa lolos. Ya, kalajengking itu sama saja dengan sudah mati.


Dua semut merah berdiri didepan si kalajengking berperan untuk mengalihkan perhatian dari si kalajengking pada mereka. Tiga semut yang lain memanfaatkan peluang dan menggigit ekor dan kaki si kalajengking dari titik buta. Segera setelah si kalangking mengarahkan perhatiannya pada semut yang menyerang dari belakangnya, semut yang tersisa menyerbunya.


Ini adalah cara kotor untuk bertarung, tapi sangat efektif. Cara itu meminimalisir damage pada semua anggota kelompok.


Kalajengking itu langsung terbalik. Para semut merah yang mengelilingi si kalajengking mulai mencincangnya, dan si kalajengking segera tak bergerak. Itu adalah pertarungan hidup mati, dan jumlah menentukan segalanya.


Yah, coba lihat statusnya.


Spesies Big Scissor
Status Tercabik
Level 28/50
HP 0/228
MP 154/162


Mereka membunuh seekor monster peringkat C dalam sekejap! Whoa. Apa aku betul-betul harus melawan mereka? Satu saja salah gerakan, aku akan berakhir seperti itu juga. Dalam arti tertentu, mereka lebih kuat daripada kelabang.


Lima semut merah itu mengambil si kalajengking dan mulai membawanya pergi.


Lima, hmm... Dengan sebanyak itu dalam sebuah kelompok, kalau aku menyerbu tanpa strategi, kemungkinan besar aku akan mati. Aku baru saja melihat bagaimana mereka membunuh monster peringkat C itu dengan cepat, bahkan sebelum kalajengking itu punya kesempatan untuk bertindak. Maaf, tapi aku gak mau membuat kesalahan yang sama seperti Big Scissor-senpai.


Tapi tunggu, bukankah gak masalah asal aku gak dikepung? Berkat peningkatan level yang kudapatkan dari kelabang raksasa itu, kecepatanku sekarang harusnya melampaui para semut merah. Jika demikian, aku juga bisa terbang menjauh atau menggunakan [Roll] untuk kabur. Kalau aku bertarung dengan lincah, aku bisa menghindari dikepung dan dikeroyok sampai mati, kayak Big Scissor-senpai itu.


[Clay Gun] adalah satu-satunya skill jarak jauh yang dimiliki para semut merah. Kalau aku harus kabur, mungkin bisa menggunakan [Wind Slash] sambil menjauh. Itu akan menjadi pertarungan yang panjang karena skill [Auto HP Recovery] yang dimiliki para semut merah, tapi kalau aku bisa fokus pada satu semut dan mengurangi jumlah mereka menjadi dua atau tiga, maka aku bisa menghadapi mereka sekaligus. Baiklah, haruskah kita mulai?


Aku terbang ke depan para semut merah saat mereka membawa si kalajengking dan menembakkan [Wind Slash]. Sangat penting buatku untuk mengetahui seberapa banyak HP yang bisa aku kurangi dari semut itu, sebelum aku betul-betul masuk kedalam pertarungan. Kalau memungkinkan, aku juga ingin menjatuhkan salah satu dari mereka dengan ini.


“Kucha!” “Kuchach!” “Kuchach!” “Kuacha!” “Kuacha!”


Para semut merah panik. Itu wajar sih.


Aku gak mau menyerang saat mereka membawa makanan mereka kembali ke sarang mereka, tapi ini adalah alam liar dan gak ada jaminan kenyamanan semacam itu disini. Diperlukan untuk mengambil setiap kesempatan yang kau dapatkan dan harus tetap tenang. Maafkan aku semut merah.


Empat semut secara bersamaan melepaskan tubuh si kalajengking, dan kalajengking itu menimpa semut kelima yang gagal bergerak tepat waktu.


“Gucha!”


Seraya aku merasa bahwa seekor kalajengking bukanlah sesuatu yang layak diperjuangkan sampai mati, itu bagus bahwa salah satu semut itu gak lagi bisa bergerak. Menargetkan yang terdekat dari empat semut didepanku, aku segera menembakkan [Wind Slash] padanya. Sial, mereka bergerak lebih baik daripada yang kuduga. Mereka berhasil menghindari kedua seranganku.


Ya, jangan berhenti sekarang, sayap. Sekarang tembakkan [Wind Slash] lagi. Dengan ini aku harusnya bisa menutup jarak seketika.


“Kuacha!” “Kuacha!”


Saat dua semut paling depan berteriak padaku, dua peluru pasir merah terbang kearahku. Ini dia, skill [Clay Gun]. Aku terbang kebelakang untuk menghindar. Lebih mudah bergerak disini ditempat terbuka daripada di sarang yang mana aku gak bisa bergerak secara horisontal atau vertikal. Itu berlaku juga untuk mereka.....


Saat dua semut didepan menembakku, dua semut lain yang ada di belakang juga menembakku dengan [Clay Gun]. Aku terbang ke belakang lebih jauh, tapi mereka mengantisipasi dimana aku akan mendarat dan menembakkan proyektil kesana juga. Karena itu gak bisa dihindari, aku bertahan dengan sayapku.


Ya, Kayaknya aku sedikit gak diuntungkan dalam baku tembak ini. Akan tetapi, para semut merah gak punya banyak MP yang tersisa. Ini susah, tapi aku harusnya bisa pulih dengan [Automatic HP Regeneration]. Kalau aku bisa bertahan dari tembakan ini, mereka akan kehilangan pemulihan dan serangan mereka. Meskipun itu merupakan dilema, tapi itu juga merupakan peluang. Lebih baik membiarkan mereka terus menggunakan [Clay Gun] daripada memperlebar jarak diantara kami.


Aku berfokus menghindari [Clay Gun] mereka, dan mengurangi penggunaan [Wind Slash] ku. Tapi, aku gak bisa melakukannya.


“Kuacha!”


Salah satu dari mereka menyerbu kearahku secara membabi-buta. Yah, itu bagus.


“Guuo!”


Dengan sebuah raungan, aku menembakkan tiga [Wind Slash] pada semut itu. Dia berhasil menghindari yang pertama, tapi yang kedua menghamburkan tanah yang ada di bawah kakinya, menghentikan pergerakannya. Yang ketiga menghantam kepala semut itu, dan dia jatuh dengan kepala duluan. Bagus! Sesuai rencana!


Disaat yang singkat ketika perhatianku terfokus pada semut yang baru saja kujatuhkan, tiga semut yang lain berpencat. Mereka ini, apa mereka berencana menyerangku dari semua sisi? Saat aku mencoba menutup celah dalam pertahananku, mereka membuat celah lagi. Ini adalah lingkaran yang kejam. Mereka memang lawan yang menakutkan untuk dilawan.


Sebelumnya Halaman Utama Selanjutnya
  1. lèse-majesté: bahasa perancis yang berarti kejahatan terhadap penguasa