Accel World (Indonesia):Jilid 2 Penutup

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Penutup[edit]

Lama tidak berjumpa, atau mungkin senang bertemu denganmu untuk pertama kalinya, aku Kawahara Reki. Terima kasih banyak sudah membaca “Accel World 2 Crimson Storm Princess”.

Mengenai catatan pengarang jilid sebelumnya, dari banyak arah datang kata-kata “Terlalu kaku!” ”Hambar!” “Siapa?” dan hal-hal lainnya yang dikatakan sekitar 200 juta kali, jadi kali ini aku pikir aku akan menulisnya dengan lebih santai.


Dua kali seminggu, aku menaiki sepeda tuaku dari rumahku ke dekat Kawazoi, sekitar 35km ke utara, terdapat peternakan di sana. Di peternakan itu, dua anak kucing lahir tahun lalu. Pada awalnya mereka sangat lucu, tapi mereka tumbuh dengan kecepatan yang luar biasa(tertawa). Mereka tumbuh besar dalam waktu singkat, dan menjadi besar itu baik, tapi masalahnya ketika aku makan roti manis sebagai camilan di bangku peternakan itu, mereka datang terbang dengan kecepatan tinggi, dan meminta roti manisku dengan tangisan ‘Nya- Nya-’.

Aku pikir bukanlah ide yang bagus untuk memberi makan kucing dengan roti manis, dan di atas semua itu aku ingin mencegah semua kaloriku yang berharga dicuri, jadi terpikirkan olehku sebuah ide untuk memberikan mereka sedikit sarden kering daripada roti manisku. Aku benar-benar orang yang baik kan! Kamu bisa terpesona olehku!

Namun. Sarden kering itu(produk dalam negeri pula) yang aku ulurkan dengan penuh kepercayaan diri, kucing-kucing itu hanya menciumnya dan mengabaikannya. Dan kemudian seakan berkata, ‘Siapa yang ingin makan sesuatu seperti ikan itu, berikan roti manis itu, berikan roti manis itu’ dengan ribut. Aku terkejut, apa kamu tahu apa yang aku rasakan? Pada saat itu aku percaya bahwa hewan-hewan seperti kucing lahir dengan DNA yang mempunyai informasi ‘’Dried Sardine Love’’ di dalamnya. Namun tidak seperti itu. Kucing yang tumbuh besar tanpa memakan ikan, menjadi tidak menyukai ikan.

Hasilnya, saat ini sekitar 10% dari roti manisku yang berharga diambil oleh mereka seiring hari-hari itu berlalu.


Pelajaran dari cerita yang tidak penting ini, “Berpikir seseorang akan senang menerima sesuatu, tidak berarti mereka akan benar-benar senang menerimanya”, itulah akhirnya. Eee... meskipun begitu, buku yang aku kerjakan dengan susah payah dengan cara penulisanku sendiri, aku berdoa supaya buku ini akan membuat semua orang senang.


Ilustrator HIMA-san, editor Miki-san, kali ini juga sangat membantu.

Untuk aku yang merasa sedih, teman-teman di channel IRC yang memberikanku dorongan, dan semuanya yang sudah mengirimkan pesan-pesan dukungan di website-ku, terima kasih banyak.

Dan kemudian untuk kalian yang masih membaca hingga titik ini, aku berterima kasih dari dasar hatiku.

30 Maret 2009, Kawahara Reki