Accel World (Indonesia):Jilid 10 Bab 3

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Versus[edit]

Roppongi, April 2026

“... Heh...... Jadi ini «Unit FullDive Eksperimental Generasi ke-4».”

Aku menggumamkan hal itu sambil melihat keatas, menatap benda berbentuk tugu segi-enam yang sangat besar di depanku.

Permukaan aluminium polosnya bersinar pucat, diiringi suara gemuruh dari barisan beberapa kipas pendingin besar. Satu sisinya terhubung dengan sebuah tempat tidur gel , bantalannya dipasangi mesin berbentuk helm yang terlihat mencolok.

“Besar sekali, bukankah mesin-mesin yang digunakan di taman bermain pada era awal lebih kecil dari ini, Higa-san?”

Aku berbalik dan berbicara pada lelaki di mesin kendali. Operator tersebut mengangkat wajahnya, mengangkat bahu sambil menjawab,

“Walaupun begitu, Kirigaya-kun, ukuran mesin ini sudah padat jika dibandingkan dengan perkiraan aslinya. Lagipula, spesifikasi dari Game Center generasi pertama dulu tidak jauh berbeda dari Mega Drive atau Dream Cast.”

“...... Tetap saja aku tidak pernah melihat mesin asli dari keduanya......”

“Kalau begitu, ayo kita konser live! Kali ini di apartemenku, kita penuhi camp dengan lagu reggae.”[1]

Dan lelaki yang mengucapkan hal aneh itu adalah —— Higa Takeru, peneliti yang bertanggung jawab atas pengembangan dari penemuan besar dunia yakni mesin VR. Hal ini sulit dipercaya jika kita melihatnya dari luar, gaya rambutnya mencuat-cuat keluar seperti jarum peniti, ia memakai kacamata bundar besar, serta T-Shirt dengan gambar karakter game. Ia 100 kali lebih cocok berada di daerah pertokoan Akihabara[2] dibandingkan dengan ruangan hi-tech yang suram ini.

Tapi meski dibilang begitu, aku sendiri baru pulang sekolah dan masih memakai seragam.

Kenapa aku —— Kirigaya Kazuto, berada di kawasan pelabuhan Roppongi, di laboratorium sebuah perusahaan tertentu? Alasannya sederhana, ini cuma pekerjaan paruh-waktu saja.


Dari mesin permainan skala besar generasi pertama, ke generasi kedua Nerve Gear atau AmuSphere, lalu ke generasi ketiga yang digunakan sebagai perlengkapan medis, mesin Full Dive telah berevolusi. Tentu saja, siapapun bisa menggunakannya, namun ada beberapa orang yang memiliki kemampuan adaptasi lebih. Hal itu, yakni disebabkan otak mereka dapat terhubung dengan mesin dengan tingkat efisiensi yang tinggi. Dan sebagai tambahan selain bakat lahiriah tersebut, kemampuan itu dapat dipertajam dengan melakukan Dive dalam waktu lama.

Maka di Jepang, tidak, di seluruh dunia, sekelompok orang yang memegang rekor Dive terlama tidak diragukan lagi, para «Survivor» dari «SAO Incident» yang terjadi satu setengah tahun lalu.

Mesin generasi keempat ini telah dikembangkan dibawah kepemimpinan Higa Takeru, tingkat keakuratan koneksinya luar biasa jika dibandingkan dengan mesin-mesin sebelumnya. Namun spesifikasinya yang tinggi menyebabkan beberapa masalah. Karena jumlah informasi yang dipertukarkan dengan otak terlalu banyak, bahkan dengan semua staff termasuk Higa-san sendiri, mereka tidak dapat mengumpulkan data dari test Dive sampai kepada tingkat yang memuaskan dikarenakan «Penyakit VR» tersebut —— Itu yang ia katakan sebelumnya.

Pada saat itulah, Higa-san menghubungi koneksi tertentu untuk meminta salah satu «Survivor», aku, untuk menjadi test Diver sebagai pekerjaan paruh-waktu, aku datang ke Roppongi setelah memastikan bayaran per harinya, itu saja.


“——Intinya, aku akan melakukan FullDive dengan ini, lalu setelah berada di sana aku cukup bergerak ke sana kemari kan?”

Aku memastikan hal itu sambil mengetuk permukaan aluminium yang mendingin itu, Higa-san mengangguk setuju.

“Oh, aku perlu mengingatkanmu kalau aku bisa melihat grafis didalamnya sama sepertimu, seperti tukang intip saja. Karena aku masih mengembangkan mekanisme untuk mengatur tingkat kedalaman koneksi agar sesuai dengan kemampuan Diver, seseorang harus dive kedalam, atau sebaliknya aku tidak bisa mendapatkan data yang diperlukan, hahaha.”

“............Yah, karena aku dibayar, disuruh melakukan apa saja juga boleh......tapi sebelumnya, aku perlu kepastian akan satu hal.”

Aku melirik mesin headgear yang mencolok itu dan melanjutkan,

“Erm, tidak akan ada bahaya apapun selama Dive...... Iya kan?”

“Tentu tentu tentu!”

Higa-san mengangguk dalam setelah mengatakan itu tiga kali.

“Kirigaya-kun adalah survivor SAO, jadi aku mengerti perasaanmu. Tenang saja, bahaya yang ditimbulkan mesin yang kukembangkan ini, hanya sedikit!”

“Benarkah, aku lega mendenga...”

Menelan kembali kata-kata yang ingin kukatakan, aku melihat ke arah Higa-san lagi.

“......«hanya sedikit»?”

“Tidak tidak tidak, tenang saja tenang saja tenang saja!”

Setelah mengatakan itu masing-masing tiga kali, Higa-san melanjutkan dengan sebuah bisikan cepat.

“......Hanya saja, kalau 'power’-nya turun selagi Dive, maka bisa ‘itu’ untuk sesaat......”

“Apa maksudmu dengan ‘itu’......?

“Tidak tidak, tidak apa-apa! Kami punya dua cadangan sumber energi, dan baterai darurat juga sudah terpasang!”

“Bagaimanapun juga, tolong jelaskan yang kamu maksud dengan ‘itu’......”

“Tidak tidak tidak, tidak apa apa! Tidak ada yang mencelakakan! Hanya saja, erm, sedikit, bagaimana ya mengatakannya......”

Higa-san memutar matanya dibalik kacamata bundar itu ketika melangkah mendekat, pandanganku terpusat padanya.

“............Bagaimana mengatakannya, yah, itu bisa muncul, itu saja.”

“............Apa yang akan muncul?”

“Hahaha, tidak boleh Kirigaya-kun. Ada hal-hal yang tidak boleh kita bicarakan, seperti ‘barang lebih’ atau ‘toilet’. Di tempat seperti ini, apa yang akan muncul tentu saja ‘itu’, hahaha.”

Setelah mengatakan itu, Higa-san mengangkat kedua tangannya dengan lemas ke depan dadanya. Melihat perilaku itu membuat otakku menyadari apa yang dimaksud dengan ‘itu’.

“Hah......? H.. Hantu......?”

Apa yang orang ini bicarakan?, aku berpikir sambil menatap Higa-san, yang menggelengkan kepalanya lagi lalu berkata,

“Itu ada, benar-benar nyata, Kirigaya-kun! Aku benar-benar melihatnya! …... Yah, seperti yang kau lihat, mesin eksperimental ini masih satu-satunya di dunia, jadi seharusnya hanya ada satu orang pada saat Dive. Tapi...... staf waktu itu berkali-kali melihat siluet seseorang di rerumputan ketika sedang test field dive.

Jika saja ini sebuah manga, ekspresi Higa-san saat mengatakan hal itu seharusnya memiliki garis-garis vertikal tebal di dahinya

Aku memasang wajah serius sejenak, sebelum menggantinya dengan senyuman pahit. Aku mengangkat bahuku.

“Pasti karena Penyakit VR, mungkin saja ilusi dari efek cahaya yang ada? Atau bisa saja itu bug dari shader program.[3]

“Tidak―! Tidak mungkin bug seperti itu bisa muncul di program yang sang jenius Higa ini ikut ambil bagian dalam membuatnya!”

Entah kenapa, nada bicaranya tiba-tiba berubah menjadi mirip seperti suara orang asing, tapi aku mengacuhkannya dan menggerakan bahuku lagi.

“Tetap saja, hantu itu bahkan tidak keluar ke ruangan ini...... Tentang munculnya hantu di dunia VR, di Aincrad aku pernah mendengar rumor-rumor seperti itu dan memastikannya, ternyata itu cuma NPC.”

Hal itu tentu saja, mengenai keberadaan top-down AI «Yui» yang merupakan «Anak»ku dan Asuna. Dia akan marah kalau aku memberitahunya bahwa aku awalnya sedang mencari hantu waktu itu.

“......Dengan kata lain, semua yang terlihat di sisi lain itu adalah kode-kode digital seluruhnya, keberadaan itu pasti tertulis di suatu tempat di memory address. Dengan memeriksa log dari masa test Diving yang bersangkutan, kau dapat melihat apa yang Diver itu lihat sebelumnya.....”

Setelah aku mengatakan itu, Higa-san memasang bibir cemberut seperti anak kecil.

“Tentu saja aku sudah memeriksanya, tapi tidak ada apa-apa di log. Artinya, itu sudah dipastikan bukan objek yang berasal dari main program mesin eksperimental ini. Jadi itu pasti hantu, atau......”

“...... Atau?”

“...........Err, pembicaraan ini ada pada taraf yang seharusnya Kirigaya-kun tidak boleh tahu, jadi jangan sampai ada yang tahu kau mendengarnya, jelas?”

Dengan pendahuluan yang tegas itu, Higa-san melanjutkan pembicaraan,

“Di jantung mesin eksperimental ini adalah «Quantum Operation Circuit», yang disebut-sebut sebagai quantum computer.

“...... Itu juga buatan Higa-san?”

"Ah iya - itu tadinya yang ingin kukatakan, tapi sebenarnya metode operasional dasarnya merupakan peninggalan Kayaba-senpai. Yah, bagaimanapun juga, komputer kuantum ini mungkin saja dapat bersinggungan dengan dunia paralel , dengan kata lain...... dunia Sci-Fi[4]."

"............Benarkah.. hal itu?"

Nada bicaraku berubah saat aku menanyakan hal itu, Higa-san, setengah setuju dan setengah membantah, menggelengkan kepala.

"Aku pun berharap dapat mengetahuinya dengan pasti, tapi seandainya benar, itu akan menjelaskan fenomena hantu ini. Bahwa mesin ini, mesin eksperimental ini, bagaimanapun caranya......, telah berhubungan dengan mesin sejenis di masa lalu atau masa depan di aliran waktu yang berbeda, dengan begitu mungkin saja dapat terlihat bayangan Diver lain......"

“............Entah kenapa ini benar-benar berbeda dari hantu sebenarnya, kan.”

Aku mengangkat bahuku lagi, lalu melirik jam dinding.

“Apakah akan muncul atau tidak, kita hanya bisa tahu itu selagi Dive. …... Hari ini adikku akan membuat sesuatu, aku akan berada dalam masalah kalau aku kembali setelah makan malam. Jadi ayo kita mulai......”

“Heh, Kirigaya-kun punya adik!? Ada berapa!?”

Reaksi Higa-san membuatku merasakan perasaan déjà vu yang aneh [5], aku mengacuhkan pertanyaan itu dan duduk di tempat tidur mesin eksperimental itu. Kubaringkan tubuhku sesuai lekukan pada tempat tidur lalu mendorong kepalaku masuk ke dalam Headgear.

“OK, aku siap.”

Aku berkata kepada Higa-san, yang wajahnya masih menyisakan kekecewaan. Aku memejamkan mataku, suara mesin dapat terdengar, penjelasan akhir Higa-san sampai ke telingaku,

“......Kalau begitu, koneksi dimulai. Avatar adalah «Gambaran diri» Kirigaya-kun yang dibuat otomatis, jadi avatar itu tidak akan menyebabkan ketidaknyamanan.”

“Dimengerti.”

Aku mengangkat jempol kiriku untuk meresponnya. Di saat yang sama, gemuruh pelan terdengar dari bagian belakang mesin eksperimental tersebut.



* * *



————Lagi-lagi.

Ia merasakan fluktuasi yang aneh di medan penglihatannya, Arita Haruyuki menyipitkan mata avatar babi pinknya.

Command «Burst Link» memperbolehkan seseorang untuk memasuki dunia berwarna biru transparan, ruang akselerasi standar «Blue World».

Terpasang di leher Haruyuki adalah alat komunikasi kuantum «Neuro Linker». Dan terpasang juga jauh di dalamnya aplikasi misterius «Brain Burst». Ketika Full Diving di field biru transparan tersebut, program BB mengakselerasikan kecepatan reaksi Haruyuki sebanyak seribu kali lipat.

Ruang akselerasi standar itu digunakan untuk mencari lawan di Matching List, atau membuka aplikasi eksternal untuk mengerjakan berbagai tugas, alasan mengapa Haruyuki ter-«Akselerasi» adalah karena yang terakhir itu. Lebih tepatnya —— karena penyerahan tugas hari ini, waktu yang tersisa hanya 15 menit menurut ukuran dunia nyata. Pada Pelajaran Sejarah Jepang jam pelajaran kelima sebelumnya telah diberikan tugas untuk membuat laporan, dan tentu saja, daerah storage di otaknya telah melupakan hal tersebut bahkan setelah ia mencatatnya di aplikasi pengatur jadwal.

Karena ini bukanlah tugas Matematika atau Inggris, usaha penghabisan untuk meminta foto tugas Takumu atau Chiyuri agar dapat mengkopinya bukanlah sebuah pilihan —— meskipun pada akhirnya, tidak diragukan lagi, mereka akan meminta imbalan yang cukup berat —— Itu masih lebih baik dibandingkan harus menulis laporan esai.

Oleh sebab itu, dengan memakai satu Burst Point yang berharga untuk ber-«Akselerasi», ia berkutat dengan keyboard hologram didepannya. Namun,

Isi pikirannya berguncang dan bergoyang-goyang ketika ia mengangkat wajahnya karena pemandangan aneh yang terefleksikan di medan pandangannya, di tengah ruang kelas yang biru tersebut,

“............ Apa......?”

Ia bergumam ketika avatarnya jatuh dari kursi. Ia menatap ke depan beberapa langkah di antara barisan-barisan meja, dan sebagian dari papan tulis samar-samar terlihat bergelombang lagi. Seakan-akan —— ada sesuatu yang transparan bergerak di antara Haruyuki dan papan tulis itu.

Kenyataannya, ini bukanlah pertama kalinya ia bertemu fenomena seperti ini. Akhir-akhir ini, disini —— sekitar sebulan lalu, kadang-kadang setelah Full Dive ia dapat melihat fluktuasi aneh tersebut. Terlebih lagi, itu tidak terjadi di dunia VR yang normal, hanya ketika ber-«Akselerasi».

Namun, hari ini fenomena tersebut dapat terlihat jelas tidak seperti biasanya. Haruyuki telah melupakan pekerjaannya, ia menatap dengan seksama.

Lalu ia dengan segera menyadari sesuatu.

“...... Seseorang?”

Ya, fluktuasi di titik tersebut di ruang kelas itu terlihat seperti siluet manusia, seakan-akan ada manusia yang transparan seutuhnya sedang berdiri di sana.

Tapi bukan itu yang jadi masalah.

Ruang akselerasi standar itu, pada dasarnya, adalah sebuah dunia hanya untuk satu orang yang mengucapkan command «Burst Link». Agar dua orang atau lebih dapat melakukan Dive di waktu yang sama, kedua-duanya harus melakukan Direct Connect pada Neuro Linker dan menggunakan command akselerasi bersamaan. Namun tentu saja, pada saat itu, Haruyuki tidak sedang melakukan Direct Connect dengan siapapun.

…...Artinya.

“............ H..Hantu?”

Merasa takut dengan kata yang ia ucapkan spontan tersebut. Haruyuki berusaha kabur ke belakang ruang kelas, namun pada waktu itu

Bayangan itu terlihat jelas mendekatinya pada saat bersamaan!

“Hi, hiiiii―!!”

Ia berteriak, sambil berlari ke belakang dengan kecepatan tinggi, tanpa sadar ia mencoba meneriakkan command pembatalan.

“B-B-B-B-Burst Ou...…”

Namun ia menghentikan langkahnya pada titik ini.

Ini bukan dunia nyata, ini adalah dunia poligon terbuat dari gambaran Neuro Linkers yang berasal dari Social Cameras. Segalanya yang terefleksikan di mata adalah data digital yang dapat digantikan dengan kode-kode. Karena itu, pasti ada alasan untuk keberadaan bayangan itu, hantu itu tidak ada, hantu itu hanya bualan.

Haruyuki berpikir serampangan sambil bersembunyi dibalik barisan terakhir meja. Sesuatu yang mirip dengan bayangan manusia —— Apakah itu? Pasti ada cara untuk memastikannya. Asumsikan itu hanya orang lain, ini bukan ruang VR biasa namun ruang terakselerasi, aku tidak melakukan Burst Link dengan «Orang Itu». Jadi kalau aku terhubung ke network dengan sesama Burst Linker——

“B-Benar...... N-N-Namanya akan muncul di Matching List.”

Haruyuki bergumam dengan bibirnya yang kering. Ia dengan cepat menekan icon «B» yang terlihat di kiri atas virtual desktop, tampilan Brain Burst Console melebar, ia menggerakan tab untuk membuka Matching List.

Di bagian teratas dari daftar tersebut adalah namaku, lalu diikuti teman-teman sekelasku Takumu —— «Cyan Pile» dan Chiyuri —— «Lime Bell». Tambah lagi, di lounge kafetaria sekolah, ada Kuroyukihime, «Black Lotus». Hanya empat orang inilah Burst Linker yang ada di SMP Umesato ini.

Namun.

Terpampang di barisan kelima, sebarisan titik-titik pudar terlihat kabur bagaikan ditulis dengan tinta.

Bagian yang menyala-nyala itu, entah mengapa, tidak langsung membentuk barisan huruf. Haruyuki menahan nafas dan mengamati sambil gemetar hebat, lalu, ia mengedipkan mata —— beberapa huruf akhirnya terbentuk.

Terlihat dengan jelas bentuk dari nama Duel Avatar tersebut, namun nama tersebut tidak mengambil format «Color Name», hanya sebuah barisan 6 huruf.

"K......i, r, i......, t.......o......?"

——Kirito?

Siapa dia...... ?

Seakan-akan mengikuti jalan pikirannya, tangan kanan Haruyuki bergerak otomatis.

Ia menekan nama Burst Linker misterius itu, «KIRITO», menyebabkan pilihan untuk «DUEL» muncul di layar, lalu menyentuh «YES» pada dialog pengkonfirmasian.

Ruang kelas biru itu melebur dan hilang bagai mengalami keruntuhan.

Ketika melewati ruangan hitam tersebut, avatar babi Haruyuki diselimuti cahaya lalu berubah bentuk, helm besar dan tangan-kaki yang kurus, Duel Avatar putih keperakan «Silver Crow».

Di kedua sisi dari bagian atas penglihatannya, Stamina Gauges berwarna hijau memanjang ke samping, dan penghitung batas waktu «1800» terukir ditengahnya.

Dan akhirnya teks membara «FIGHT» menyala terang sebelum meledak.

Setelah kaki-kakinya yang kaku menyentuh permukaan battlefield, Haruyuki segera mengangkat wajahnya.

‘Seseorang’ sedang berdiri di depan, sedikit jauh dari hadapannya.

Duel Avatar —— bukan, bukan itu, pikirnya.

Sejauh yang Haruyuki tahu, avatar setiap Burst Linker memiliki penampilan kasar mirip robot. Beberapa diantaranya memakai pakaian kain, namun dari semuanya tidak ada wajah yang terbuat dari darah dan daging.

Namun ‘orang’ yang berdiri di depannya ini jelas-jelas memiliki penampilan seorang manusia.

Seorang lelaki, dengan rambut agak panjang, mata tajamnya berwarna hitam pekat. Ia terlihat sedikit lebih tua dari Haruyuki, memakai longcoat kulit berwarna hitam, sarung tangan tanpa jari di tangannya, dan sepatu boots di kakinya. Lalu —— terlihat di balik punggungnya dua longsword.

“............Pedang!?”

Sambil bergumam dengan suara serak, Haruyuki menjaga jarak di antara mereka.

Tidak salah lagi, benda itu terkenal di genre game fantasy, yang sering disebut «Longsword». Hulu pedangnya masing-masing berwarna hitam dan putih, meskipun hanya terbuat dari Poligon, dari terangnya permukaan keduanya ia dapat mengetahui bahwa mereka pastinya sangat berat. Ia merasakan keberadaan bilah-bilah asli dari balik sarung-sarung pedang itu.

Itu bukan sebuah Duel Avatar, namun ia juga tidak berpikir bahwa itu adalah avatar FullDive yang tak berbahaya.

Sambil berhati-hati mengamati lawannya, Haruyuki mengambil nafas dalam-dalam dan berteriak,

“Siapa kamu......!? Bagaimana kamu bisa terhubung ke Jaringan Lokal Umesato!?”

Suara yang disertai efek tersebut berkumandang di seluruh field, namun sang pendekar pedang berpakaian hitam tetap diam.

Daripada itu —— sepertinya, suara tersebut seakan-akan tidak terdengar olehnya.

Jika diperhatikan lebih seksama, garis luar bentuk avatar pendekar pedang tersebut terlihat samar-samar bagaikan asap, apakah tubuhnya tidak terbentuk dengan sempurna? —— Apakah itu hanya bayangan yang dikirim dari suatu tempat? Haruyuki berpikir seperti itu, dan untuk memastikannya, ia mengambil langkah mendekat.

Di saat bersamaan, sang pendekar pedang bergerak juga. Sepatu boot hitam mengkilat itu mengambil langkah maju, menginjak kerikil di tanah medan pertempuran, menghasilkan sebuah suara.

"————!!"

Dia bukan bayangan virtual!

Haruyuki melompat mundur lagi karena panik, ia mengangkat kedua tangannya dan membentuk kuda-kuda bertahan.

Seakan terpicu oleh gerakan tersebut, ketegangan mengalir di sekujur wajah sang pendekar pedang, tangan kanannya seketika menggenggam hulu pedang hitam di balik punggungnya.



* * *



——Dimana tempat ini?

——Lalu siapa dia!?

Aku terus menerus mengulang dua pertanyaan itu di pikiranku.

Berdasarkan kata-kata sebelumnya dari sang operator, Higa-san, Dive field yang akan terbentuk adalah padang rumput yang aman-tentram, namun pemandangan di hadapanku adalah sebaliknya.

Permukaan tanah yang retak, bangunan-bangunan beton setengah runtuh, bara api yang muncul di celah-celahnya, dan —— langit malam tak berbintang. Ini seperti dunia setelah hancurnya peradaban.

Kalau satu-satunya eksistensi di sini hanya diriku, ini pasti hanya disebabkan error pada Quantum Circuit, kurasa hal itu menyebabkan kesadaranku terlempar ke Tokyo masa depan. Namun untungnya, ada sebuah bayangan manusia hanya beberapa meter di depanku.

Siluet itu pastinya seperti manusia, kepalanya seperti helm besar, seluruh tubuhnya dilapisi armor logam. Pantulan dari nyala api unggun berkelip-kelip di tubuh keperakan yang terlihat ramping dibandingkan dengan kepalanya yang besar itu. Tidak bisa dibayangkan kalau ada orang di dalamnya. Tambah lagi, punggungnya membawa sesuatu yang terlihat seperti sirip-sirip bercahaya.

“Robot......?”

Aku bergumam. Saat aku melangkah maju untuk memastikannya, sol sepatu boots-ku menginjak puing-puing reruntuhan dan menyebabkan sebuah suara berbunyi.

Pada saat itu, robot keperakan itu segera melompat kebelakang —— kedua tangannya bergerak kedepan membentuk posisi bertahan.

Dia tidak punya senjata, tapi ujung-ujung jarinya yang tajam berkilau. Bisa saja dia punya beberapa senjata kuat yang tersembunyi. Ketika aku memikirkan hal itu, tangan kananku dengan sendirinya bergerak ke balik bahuku, menggenggam pegangan pedang yang tersandar di punggungku.

——Pedang?

Lalu aku akhirnya sadar kalau aku sekarang ini bukan Kirigaya Kazuto, si murid SMA di dunia nyata, tapi Kirito, si pendekar pedang dari masa-masa nostalgis SAO.

Higa bilang bahwa pada saat aku melakukan dive, avatar yang terbentuk berasal dari bayangan akan diriku sendiri. Dengan kata lain, saat ini aku tidak menempati tubuh darah dan dagingku sendiri, melainkan sang «Pendekar Pedang Hitam» yang seharusnya sudah tidak ada lagi di manapun, aku ingin tersenyum pahit karena pemikiranku ini. Tapi, aku sedang tidak berada dalam situasi untuk melakukan itu. Kenapa robot misterius itu membuat kuda-kuda tersebut dengan kedua tangannya? Benar juga, aku juga menggenggam pegangan pedangku. Entah kenapa aku sedang berada dalam situasi yang berbahaya dengan robot ini.

Kalau aku menarik pedang ini, robot itu akan menyerangku tanpa ragu. Tapi akan sulit untuk mencegah hal itu ketika aku sedang berdiri dengan posisi janggal ini. Aku merasakan semangat bertarung terpancar darinya dan hal seperti itu tidak ada pada NPC atau monster yang tanpa jiwa. Dengan kata lain, ada orang asli yang menggerakannya.

Dalam suasana tegang itu, kuputuskan untuk mengambil kesempatan dengan kata-kata,

“......Um, kamu siapa? Tempat ini jaringan tertutup perusahaanku. Darimana asalmu dan dengan alasan apa kau terhubung kesini?”

Tapi tidak ada jawaban, sepertinya benda itu tidak bisa mendengar suaraku, lalu bagaimana kalau dengan isyarat? Tapi sulit untuk melakukan itu dalam situasi ini. Kalau aku menggerakan tangan kananku sedikit saja, robot didepanku ini bisa-bisa langsung menyerbu. Ketegangan suasana di antara kami berdua ini terlalu menekan.

——Ya, memang itu salahku saat aku memegang pedangku, tapi kau juga sedikit terlalu agresif!

Aku mengeluhkan hal itu di pikiranku. Robot perak itu telah menerobos perlindungan firewall[6] perusahaan kedalam mesin eksperimental, jelas sekali ini illegal hacking. Lalu bukankah lebih baik dia sedikit lebih diam-diam melakukannya......

Ketika aku berpikir sampai situ.

Setelah lama, aku akhirnya menyadari indikator yang terpasang di bagian atas pandanganku.

Di tengah terdapat bilangan digital, sekarang ini [1740] telah berkurang satu detik. Lalu di kedua sisinya, bar berwarna hijau terang, tersusun paralel dengan bar tipis berwarna biru.

Di bawah bar kiri terukir deretan huruf [Kirito]. Bagaimanapun aku melihatnya, itu adalah namaku —— Login ID yang kuberikan ke Higa-san sebelum Dive.

Lalu dibawah bar sebelah kanan, bersinar terang nama [Silver Crow].

"Silver......Crow......"

Aku menggumamkan nama itu tanpa suara, tidak diragukan lagi itu adalah nama robot perak dihadapanku.

Komponen dari tampilan ini, lalu situasi ini.

Aku terbelalak menghadapi kenyataan yang baru saja kusadari.

Tempat ini —— dunia ini sama sekali bukan field percobaan yang tenang dan aman.

Tempat ini adalah «Battle Field». Sekarang ini aku berada di dalam sebuah fighting game, genre yang nostalgis, aku telah melakukan dive ke sebuah KakuGē![7]

Higa-san bilang kalau ada kemungkinan kalau Quantum Circuit yang terpasang di mesin eksperimental dapat bersinggungan dengan dunia dari aliran waktu yang berbeda. Kalau begitu, tempat ini bisa jadi dunia di era 1990-an saat fighting game sedang mencapai puncaknya? Tidak, tidak mungkin. Pada era itu, huruf ‘F’ pada FullDive bahkan belum ada. Lalu apa ini di masa depan? Aku tidak tahu beberapa tahun ke depankah hal itu akan terjadi, tapi mungkinkah fighting game kembali menjadi sorotan di masa depan?

“Hey, kau......Silver Crow.”

Aku lupa bahwa suaraku tidak akan mencapai lawanku, aku lanjut berbicara,

“Apa tempat ini di dalam fighting game? Apa judulnya......?”

Ketika aku sedang bertanya,

Dengan ceroboh aku melangkah kedepan ketika tanganku masih berada di pegangan pedangku.

Reaksinya —— terjadi dengan seketika.

Kaki kiri avatar robot keperakan itu menyentak tanah, dan ketika aku sedang terkejut, tubuhnya yang kurus mendekati dadaku bagai kilatan cahaya.



* * *



Kaki kiri tersebut telah mengambil keputusan secara refleks, dan di sudut pikiran Haruyuki ia berteriak ‘Gawat’―

Gerakan lawannya saat mendekat tadi mungkin bukan dimaksudkan untuk menyerang, karena pedang itu tidak ditarik, dan dia bahkan tidak berada pada posisi yang baik dengan dadanya yang tanpa perlindungan.

Tapi sudah tidak mungkin lagi untuk membatalkan serangan ultra-cepat yang diperintahkan kesadaran Haruyuki. Avatar Silver Crow melesat maju dengan kecepatan penuh, dan meluncurkan serangan antisipasi berupa tendangan kanan tengah yang ditujukan ke daerah perut pendekar pedang berpakaian hitam itu.

Biasanya, gaya bertarung Haruyuki tidak seagresif ini. Melihat bagaimana ia menghadapi lawan-lawan awalnya, ia merubah gayanya sedikit demi sedikit sesuai dengan attribute dan teknik yang ia dapatkan seiring waktu.

Ditambah lagi, yang berada di hadapannya, Duel Avatar aneh tanpa format Color Name dan dengan wajah darah-dan-dagingnya, satu-satunya ciri khasnya hanyalah warna hitam yang menyelimuti sekujur tubuhnya. Kalau saja itu merah atau biru, dia mungkin sedang dikendalikan dari suatu tempat di dekat sini, namun lain cerita jika hitam. Ia harusnya bertanya dulu pada Kuroyukihime-senpai mengenai karakteristik «Black», tapi karena ia sudah ada ditengah pertempuran, sekarang sudah terlalu terlambat.

Meskipun menghadapi lawan dengan karakteristik yang tidak diketahui, serangan antisipasi Haruyuki atas gerakan lawannya yang terlihat biasa saja adalah ——― jelas sekali, karena salah pendekar pedang hitam itu, karena tekanan yang luar biasa dari «Kirito» sendiri.

Alasannya, perawakannya yang ramping, wajah yang masih dalam masa perkembangan dan dapat dibilang wajah seorang remaja laki-laki, namun barusan caranya berdiri dengan tangannya di hulu pedang membuat tenggorokan Haruyuki kering karena perasaan tertekan yang terus menerus muncul. Perasaan itu seperti berasal dari High Ranker level 7 atau 8 —— tidak, lebih tinggi lagi, mungkin tekanan yang sama dengan saat menghadapi «Kings» satu lawan satu.

Jika sang pendekar pedang misterius telah membukakan kesempatan kecil untuknya, Haruyuki lebih memilih mundur untuk bersembunyi dan memastikan situasi dari jalanan sempit stage «End of the Century». Namun tidak ada yang bisa dikatakan ‘sebuah kesempatan’ dari sang pendekar pedang —— «Kirito». Haruyuki takut kalau-kalau kepalanya akan melayang karena serangan mendadak jika ia mencoba kabur, sesedikit apapun ia mencobanya.

Karena itu, sesegera mungkin setelah Kirito mengambil langkah sepintas, Haruyuki melesat kedepan dengan seluruh ledakan energinya.

——Namun, kalau sudah sampai sejauh ini, tidak ada pilihan lain!

Haruyuki menelan pikiran negatif itu saat ia meluncurkan tendangan.

Ketika menghadapi sesama Burst Linker, jangan «Bertarung» sembarangan. Itulah apa yang guru, dan disaat bersamaan parent-nya, Black Lotus telah ajarkan padanya. Jika tendangan kanan tengah berhasil, itu akan mengganggu kuda-kuda bertarung lawanmu, sisanya kau tinggal lanjut menyerang pada jarak dekat tanpa memberikan kesempatan padanya untuk menarik pedang di punggungnya. Dan habisi dia dengan serangan menukik dari udara ketika Special Move Gauge telah terisi setengahnya.

Serangan pertamanya yang terisi dengan tujuan seperti itu melintas melewati bagian perut lawan bagaikan busur perak di langit malam——

Dengan suara pelan, hanya satu kancing dari coat itu yang terbang ke angkasa.

“Ap..............”

Ketika menyesuaikan keseimbangannya, Haruyuki menarik nafas berat.

Tidak mungkin. Dalam jangka waktu sesempit itu, dan ia bahkan tidak sedang berada pada posisi yang baik, menangkis saja sudah cukup sulit, namun ia menghindarinya sepenuhnya.

Mata Haruyuki terbelalak kebingungan. Di saat bersamaan, tangan kanan sang remaja bercahaya, dan dengan suara metalik yang cemerlang, ia menarik keluar longsword hitam legamnya.



* * *



Semuanya terjadi dengan kecepatan yang luar biasa.

Serbuan avatar putih keperakan «Silver Crow» dengan tendangan kanan tengahnya meleset dekat daerah perutku, gerakan itu dilakukan dengan halus sekali seakan-akan dia sudah melatihnya ribuan kali.

Akan tetapi, karena kehalusan gerakannya, aku bisa merasakan ke mana arah serangan pertama itu ditujukan.

Yang menggerakan Silver Crow adalah manusia, tidak diragukan lagi. Lalu, ketika manusia itu mengendalikan avatarnya, dari gerakannya akan terlihat sedikit informasi yang tidak ada pada monster-monster. Yang paling jelas adalah detak jantung, arah pergerakan kaki, ketinggian pinggang, dan pandangan mata.

Dalam duel di SAO, fatal sekali kalau sampai terkena satu serangan saja, jadi penting sekali untuk membaca gerakan musuh sebelumnya. Jadi ketika harus berhadapan dengan orang yang cukup berkemampuan, semua serangan yang diluncurkan dari jarak jauh harus dihindari dengan tingkat keberhasilan hampir seratus persen. Serangan lompatan perlu diblokir, karena menghindarinya akan menyebabkan celah untuk lawan, dan special move favorit tentu saja akan dimasukan di antara serangan terus menerus setelahnya.

Dari perspektif tersebut, tendangan tengah Silver Crow, tentu saja, menakjubkan. Namun gerakannya membuka terlalu banyak informasi di momen-momen pembukanya, aku dapat merasakan niat untuk menyerang rusuk kiriku, jadi aku melompat ke belakang dengan seluruh kekuatanku. Berhasil menyelesaikannya dengan satu kancing coat yang terbang saja sudah bisa dibilang beruntung.

Sepertinya Crow tidak mengira serangan itu akan dihindari, ayunannya menyebabkan bagian atas tubuhnya kehilangan keseimbangan. Kesempatan yang bagus sekali, karena, meskipun aku dengan yakin berpikir kalau ini bukan situasi dimana aku harus bertarung, tangan kananku dengan sendirinya bergerak menarik satu dari pedang-pedang kesayanganku —— «Elucidator».

“Shi......”

Sambil merasakan bobotnya yang nostalgis di tanganku, aku dengan sigap mengayunkan pedang itu kebawah. Dengan seberkas sinar biru, pedang itu bergerak memotong ke bahu kanan Silver Crow.



* * *



“Ah......”

Haruyuki mengeluarkan sebuah suara lemah, sambil menatap mata pedang yang tajam menjulang itu.

Tanpa bisa menghindar, dan tidak dapat menangkisnya pula dengan tangan. Gerakan Kirito dari saat menarik pedangnya sampai gerakan memotongnya tidak terlihat kuat sama sekali, semuanya terlihat biasa saja, namun besarnya kekuatan yang terlimpah pada mata pedang tersebut membuat Haruyuki merasa seperti menerima kejutan listrik pada avatarnya.

Warna-warna metalik, seperti Silver Crow, memiliki sedikit daya tahan terhadap serangan memotong. Namun ia merasakan bahwa itu tidak ada gunanya dihadapan pedang ini, jadi untuk berjaga-jaga, ia perlu memastikan untuk menerima kerusakan sesedikit mungkin.

Meskipun pertempuran baru saja dimulai, kesadaran Haruyuki mulai ber-«Hyper Accelerate» seakan ia sudah berada pada ujung taring-taring kematian. Mata pedang yang semakin mendekat terlihat sedikit memelan, Haruyuki menekuk lututnya, membuat tubuh avatarnya jatuh kebawah pada saat bersamaan dengan gerakan memotong yang menuju ke arahnya. Mata pedang yang hitam berkilat itu menyentuh armor bahu kanannya, menyebabkan percikan oranye melayang ke segala arah. Seperti yang ia duga, pedang itu tidak berhenti sampai di situ saja, pecahan pada armor perak Haruyuki terbelah lebih cepat dibanding kecepatan jatuh dirinya, satu sentimeter, dua sentimeter terbelah oleh pedang itu. Kalau begini meskipun ia jatuh ke tanah, pedang itu tidak akan berhenti dan lengan kanannya pasti akan terpotong. ——Namun,

“......Sekarang!!”

HP gauge-nya berkurang karena kerusakan pada bahunya, dan proporsi yang sama terisi pada Special Move Gauge dengan cahaya yang berkilau. Haruyuki lalu mengubahnya ke kemampuan terbang, sayap-sayap perak di punggungnya mengambil bentuk seperti tanda koma.

Saat itu, postur tubuhnya yang sedang jatuh mengalami dorongan ke belakang——

Tubuh Silver Crow hanya bergeser 50 sentimeter, namun pedang itu telah terpisah dari belahan di bahu kanannya.

“...... Ooooo!!”

Meraung, Haruyuki menyentak tanah dengan seluruh kekuatannya, dan melompati jarak yang jauh ke belakang.



* * *



——Apa yang terjadi!?

Setelah merasakan benturan dari ujung pedangku yang menghantam tanah kosong, aku menahan nafas.

Mata pedang hitam Elucidator telah mengenai bahu Silver Crow, tidak salah lagi. Pedangku mengenai lapisan armor yang kutuju, dan aku sudah yakin satu tarikan nafas lagi bahunya akan terpotong. Tapi robot keperakan itu tiba-tiba mengalami gaya dorongan ke belakang dan melarikan diri dengan luka potongan sedalam dua sentimeter.

Perbuatan seperti itu seharusnya tidak mungkin dilakukan pada situasi barusan. Gerakannya yang sangat berbeda itu, seakan-akan dia seperti ditarik dari belakang dengan semacam kabel.

Pandanganku buru-buru memeriksa, menatap ke lebih dari 10 meter jarak yang ditempuh avatar itu dalam sekejap mata.

Tentu saja, tidak ada kabel yang terpasang di tubuhnya, dan aku juga tidak melihat Jet Hole terbuka.

——Tidak.

Terlipat di punggung Haruyuki beberapa sirip logam tipis. Apa mereka bergetar sejenak sebelum lompatan kebelakang tadi?

Kalau rahasia dibalik manuver mustahil tadi adalah sirip-sirip itu, berarti salah perkiraanku sebelumnya bahwa itu adalah sirip-sirip bercahaya —— Itu mungkin sejenis mesin dengan tenaga pendorong. Tapi kalau begitu, kenapa dia tidak menggunakannya dari awal?

Ketika aku berpikir sampai situ, aku menyadari sedikit perubahan dari informasi yang ditampilkan di medan penglihatanku.

Pertama, Stamina Gauge Silver Crow di bagian kanan atas telah berkurang sedikit, sekitar 3%.

Lalu, Stamina Gauge-ku di bagian kiri atas masih penuh, dan gauge biru dibawahnya telah mengeluarkan sedikit cahaya.

Ternyata field ini memiliki kaitan dengan fighting games dulu-dulu itu seperti yang sudah kuduga, maksud dari gauge biru itu tentu jelas. «Special Move», tidak diragukan lagi. Berarti gauge ini mungkin terisi tergantung dari besarnya kerusakan yang dialami. Dengan kata lain, ketika Silver Crow terluka oleh pedangku, gauge tersebut mulai terisi di saat bersamaan, kuperkirakan dengan menggunakannya ia menciptakan gaya dorongan ke belakang dengan bantuan sirip-sirip di punggungnya. Sebaliknya, jika hal itu tidak dapat mengisi Special Move Gauge, Silver Crow tidak akan bisa menggunakan sirip-sirip itu lagi.

——Tapi, kalau begitu, apa «Special Move»-ku padahal aku tidak punya perlengkapan seperti itu di punggungku?

Sekarang aku sedang menggunakan avatar «Dual Blades» Kirito dilengkapi dua pedang kesayanganku, gambaran diriku —— Dengan kata lain, ini semua tercipta dari ingatanku. Jika semuanya dapat berfungsi di sistem Fighting Game ini, Special Moves-ku tentu juga dapat dibangkitkan dari dalam ingatanku. Jadi, jika bertanya mengenai apa yang kuambil sebagai Special Move, aku dapat dengan cepat menjawabnya. Tidak lain tidak bukan «Sword Skill».

Aku menapakkan kaki kananku kedepan, posisikan pedang ke belakang, dan mengambil kuda-kuda untuk menggunakan Sword Skill dasar pedang lurus satu tangan «Sonic Leap». Hal itu membuat pedang tersebut bergemuruh sedikit, di saat bersamaan bagian bercahaya dari Special Move Gauge berkelip, lalu tiba-tiba berhenti. Ini artinya gauge itu belum cukup untuk menggunakan Move.

“......Aku mengerti sekarang.”

Aku bergumam ketika melihat kembali ke arah lawan di depanku.

Dari reaksi Silver Crow, dan dari rangkaian kejadian yang ada, jelas-jelas akulah orang asing dalam situasi ini...... tidak, «Penyusup» lebih tepatnya. Sepertinya Crow bermain di game stage ini setiap hari, dan aku, tidak, Quantum Circuit mesin eksperimental generasi ke-4 telah mengganggunya. Aku ingin segera log out dan memberikan komplain tentang banyak hal ke Higa karena telah membuat benda yang berbahaya seperti ini, tapi tidak ada tombol log out di medan penglihatanku, dan aku juga tidak tahu command untuk tujuan itu.

Tapi karena ini adalah di dalam Fighting Game, setelah «Pertarungan» berakhir, seharusnya koneksi akan langsung terputus.

Kalau begitu, bukan hobiku juga untuk berdiri diam menerima semua serangan sampai Stamina Gauge-ku dihabisi.

Kenapa? Akulah «Penyusup»-nya. Sudah sepatutnya aku menyusup dengan sepenuh kekuatanku, benar kan?

Semenjak terlempar ke stage ini, mulutku membuat senyum samar untuk pertama kalinya.

Saklar di dalam kepalaku berpindah dengan suara ‘klik’.



* * *



Disaat Burst Linker tidak dikenal, «Kirito», membuat sedikit senyum, Haruyuki merasakan kulit virtual-nya merinding. Rasa sakit dari luka di bahu kanannya tiba-tiba menghilang.

Berusaha bertahan dari tekanan luar biasa yang menerpanya, keinginan untuk kabur muncul dari dalam dirinya.

Kirito telah menyusupi Jaringan Lokal Umesato, namun Haruyuki-lah yang melihat namanya di Matching List dan mengajukan Duel Mode. Meminta pertarungan lalu mundur bukanlah pilihan untuknya, sebagai anggota Legion «Nega Nebulas».

—— Ini bukan situasi yang harus ditakuti Jika kita tidak dapat bicara, satu-satunya cara untuk menarik informasi darinya adalah dengan menggunakan tinju —— namun karena yang di situ punya pedang——apa tidak ada jalan lain?

Pada saat bersamaan ia mendengar dirinya sendiri mengatakan itu, ia merasakan sesuatu yang membara jauh di dalam dirinya.

Reaksi Kirito saat menghindari tendangan menengah kecepatan penuhnya adalah yang paling cepat yang pernah ia lihat dari pertarungan dengan Duel Avatar sampai sejauh ini. Ia ingin melihat gerakan itu lagi, lalu mengunggulinya.

Mengepalkan kedua tinjunya dengan keras, Haruyuki memutuskan untuk menyerbu lagi ketika merendahkan tubuhnya.

Serangan kuat dari jarak jauh tentu tidak akan kena. Tambah lagi, pedang itu unggul dalam hal jangkauan. Jika ia dapat menyusup ke titik mati, ia dapat melancarkan serangan-serangan ringan untuk mengganggu kuda-kuda lawan.

Pedang yang terlihat sangat berat itu tidak akan dapat diayunkan terus menerus. Pasti ada kesempatan untuk mendekat jika ia dapat menghindari serangannya dan menandinginya dengan sebuah serangan balasan.

——Tetap fokus. Bersiaplah untuk menghindari serangan yang datang dari ujung pedang.

Roda gigi di dalam kesadaran Haruyuki berganti gigi, di saat bersamaan, medan penglihatannya menyempit dan terpusat hanya di tengah. Seluruh inderanya terfokus pada ujung dari longsword hitam mengkilat itu.

“...........Sekaraaang!!”

Sembari berteriak, Haruyuki menyentak tanah.

Merendahkan posturnya sedapat mungkin, ia memperpendek jarak 10 meter dalam sekejap.

Pedang Kirito meluncur setengah jalan dari tengah-tengah pembukaan ancang-ancangnya.

Dari bawah. Ujung pedang itu membuat percikan-percikan terbang dari atas tanah ketika pedang itu membelah keatas untuk mencegah gerakan Haruyuki, yang sedang membungkuk kedepan. Pedang itu bagaikan taring ular mematikan berwarna hitam legam——

Haruyuki hanya membuka sayap kirinya, membuat tubuhnya berputar hampir 90 derajat dan menghindari serangan itu. Bahkan tanpa menggunakan gauge, ia masih bisa menggunakannya untuk mengontrol posturnya. Pedang itu bergemuruh pada waktu terangkat, di saat menggores tipis armor dada Silver Crow. Suhu panas dan cahaya yang tadinya ada pada ujung pedang itu menghilang seketika. Saat itulah Haruyuki menapak dengan kaki kanannya sekuat tenaga, tubuhnya terangkat membuat uppercut[8] kanan, sebuah tangan yang dilingkupi cahaya keperakan terlepas lurus ke bagian perut Kirito——

serangannya berhasil ditangkis sebelum tinju itu kena sasaran. Tinju kanan itu beralih ke luar, hanya menggores bahunya.

Namun itu masih berada dalam perhitungan. Sekarang kedua tangan Kirito tidak dapat kembali pada waktunya. Hook[9]kiri ringan terlepas ke tubuh yang terbuka lebar. ‘Don’, ia merasakan pengaruh positifnya. Tubuh yang terbungkus coat itu telah berhenti.

——Kena!

Sekarang serbu!!

“Oooo!!”

Haruyuki menyahut dan di saat bersamaan menyerang dengan lutut kanannya, yang kena juga. Kerusakannya tidak parah sebagai hasil dari jarak serang yang terlalu dekat, namun itu sudah cukup baik. Melihat kondisi, dengan menggunakan serangan terus menerus ketika gerakan lawan terkunci, lalu mengakhirinya dengan sebuah pukulan.

Menghajar lengan kiri lawan dengan tangan kanannya, dan mengarahkan serangan-serangan pendek dengan tangan kirinya. Longsword itu tidak berguna pada jarak sedekat ini, dengan kata lain, tangan kanan lawan sudah bisa dikatakan mati.

Setidaknya, itulah yang seharusnya terjadi.

Sensasi menghantam yang datang dari tangan kirinya telah menghilang karena sesuatu mendorongnya dari arah atas. Itu adalah tangan kanan Kirito yang terbuka, dengan seluruh jarinya terbentang.

“Apa............”

Di-dimana pedangnya!?

Ketika pertanyaan itu muncul, fenomena berikutnya terjadi begitu saja.

Gerakan tangan kanannya yang halus, namun dengan kecepatan yang mengerikan, sekarang menyentuh dada Haruyuki, tiba-tiba memancarkan sinar oranye.

S-Special...... Move!!

Tapi, tanpa senjata——!?

Perkembangan selanjutnya jauh dari perkiraan, ia bereaksi hanya sedikit terlambat. Namun reaksi itu sudah tergolong terlalu lambat di pertarungan ultra-speed ini.

Don!! Dengan hantaman keras pada dadanya, Haruyuki terpukul mundur ke belakang.

Namun, kerusakannya tidak menjadi masalah. Mungkin itu memang sebuah gerakan yang dimaksudkan untuk membuat jarak saja. Hanya untuk melakukan itu, ia memilih untuk menjatuhkan pedangnya? Kalau begitu, aku tidak akan memberinya kesempatan untuk mengambilnya kembali.

Untuk Haruyuki, yang dengan terburu-buru memperpendek jaraknya, perkembangan yang tidak terduga selanjutnya terjadi di depan matanya.

Kirito dengan tangan kosong melakukan lompatan besar kedepan. Di udara, tangan kanan Kirito terayun ke atas kepalanya.

Dia mencoba menarik pedang lain dari punggungnya? Bukan, tidak ada cukup waktu untuk melakukan itu. Berarti dia akan menyerang dengan tangannya untuk membelah? Serangan seperti itu tidak akan dapat menembus armor-ku......

Tidak.

Cahaya yang menyelimuti tangan kanan itu tidak menghilang. Hal itu berarti special move-nya masih berlangsung——

Kedua kaki Haruyuki menjadi kaku, mencegahnya untuk mundur kembali tidak seperti yang berhasil dilakukannya sebelumnya. Di depan mata Haruyuki, tangan kanan Kirito menggenggam sesuatu.

Itu adalah hulu pedang tadi. Ternyata dia bukan menjatuhkan pedang itu ke tanah. Dia melemparnya ke atas.

Pada waktu Haruyuki menyadarinya, longsword tersebut telah terbalut warna keapian yang menyilaukan, dan membelah pada garis lurus.

Ia tidak dapat menghindar ataupun bertahan kali ini. Dadanya terasa menerima guncangan besar karena serangan yang datang dari kiri bahunya, Haruyuki tertelan oleh efek cahaya dan ledakan, lalu terlempar diagonal ke kanan belakangnya.



* * *



Sword Skill perpaduan tubuh-pedang, «Meteor Fall». …...Tapi meski aku mengatakan itu, dia tidak akan mendengarnya juga.”

Aku bergumam sambil meraba perutku yang terpukul sebelumnya.

Meski tidak berada pada taraf yang sama dengan kejadian di dunia nyata, kekuatan pukulan balik dari rasa sakit barusan sudah cukup untuk bisa dibilang ilegal. Dari rasa sakit ini saja sudah membuktikan bahwa tempat ini bukanlah dari game yang dioperasikan di Jepang tahun 2026.

Tapi, karena serangan kuat yang akhirnya berhasil membuat pukulan telak, Silver Crow yang terlempar dengan mencoloknya dan tubuhnya yang sekarang ini setengah terkubur puing-puing pasti lebih merasa sakit lagi. Tentu saja, hal itu berlaku jika memang terdapat sistem syaraf di balik armor logam tersebut.

Memastikan dengan pandangan sekilas pada Stamina Gauge, menerima pukulan dan lutut dari jarak dekat tersebut memakan 15 persen, dan milik Crow sudah berkurang hampir 30 persen. Meski dia terlihat seperti robot logam, pertahanannya tidak benar-benar tinggi, memang sudah seharusnya Fighting Games seperti itu.

Karena itu untuk Fighting Game, perbedaan damage sejauh ini belum cukup untuk menentukan pertarungan. Sekarang ini bukanlah situasi di mana aku bisa tenang hanya karena aku berhasil melancarkan sebuah serangan. Setelah aku memutuskan itu, aku menyentak tanah untuk melanjutkan dengan sebuah serangan dadakan.

Tiba-tiba tubuh keperakan itu bergetar——

Helm bulat logam itu tiba-tiba terangkat.

Aku bisa merasakan cahaya yang kuat terpancar dari kedua mata di dalamnya.

Segera setelah itu, puing-puing yang mengubur setengah dari avatar keperakan itu telah berserakan kacau ke segara arah.

Gumpalan asap debu terbawa oleh angin dan menutupi daerah sekeliling. Aku membetulkan kuda-kuda pedangku pada jarak ini, menunggu sampai penglihatanku kembali jelas.

Angin dingin dari permukaan stage membawa debu-debu itu pergi.

Beberapa detik kemudian, jejak-jejak bangunan yang runtuh kembali terlihat —— tapi tidak ada jejak-jejak Silver Crow.

“Apa......?”

Aku segera melihat kekiri dan kekanan, sisiku dan bagian belakangku terbuka lebar, di depanku adalah bangunan bertingkat tiga. Kalau saja bangunan ini tidak serusak dan sekumuh itu, mungkin ini terlihat seperti sebuah bangunan sekolah kecil.

Semua jendela dan pintu masuk bangunan itu dihalangi pelat logam, tidak ada tangga-tangga di permukaan dindingnya, karena itu aku pasti akan menyadarinya kalau Crow menyimpangi sisi kiri atau kananku. Dengan kata lain, seharusnya dia tidak bisa kemana-mana dalam waktu singkat di mana penglihatanku terhalangi debu-debu tadi. Kalau begitu, di mana sebenarnya robot perak itu bersembunyi?

——Tidak

Dia tidak bersembunyi. Special Move Gauge dibawah Stamina Gauge Silver Crow sekarang ini terisi 30%nya, dan bahkan sampai sekarang Gauge itu terus berkurang sedikit demi sedikit. Artinya, dia sedang menggunakan Special Move. Sepertinya itulah alasan kenapa dia menghilang dari penglihatanku. Mungkin kemampuan untuk masuk ke bawah tanah? Atau kemampuan tembus pandang?......

Aku menajamkan seluruh inderaku mulai dari bawah kaki, depan, belakang, kiri, dan kanan. Membungkukkan pinggangku, lalu perlahan mengatur posisi pedangku, aku menyiapkan kuda-kuda untuk mencegah serangan dari arah manapun.

Tapi.

Dari mana Silver Crow muncul adalah diluar dugaanku.

Menyadari ada sesuatu diatas kepalaku, aku segera melihat ke atas.

Lalu aku melihatnya, kaki kanan yang terulur tajam, menukik ke bawah bagaikan spear dari avatar putih keperakan itu, dengan sirip-sirip logam besar terbentang ke kiri dan kanan, bersinar menyilaukan di punggungnya.

Jadi itu memang perlengkapan tenaga pendorongnya. Tapi perlengkapan itu seharusnya tidak punya mobilitas berkecepatan tinggi untuk menggerakan tubuhnya di atas tanah sampai sejauh itu.

Accel World v10 305.jpg

Berarti sirip-sirip itu adalah —— sayap!

Aku menyentak tanah dengan sekuat mungkin untuk melompat ke kanan.

Tapi Crow yang menukik pada garis lurus menggunakan stabilizer pada kedua tangannya untuk merubah sudut jatuhnya, dengan sempurna menyamai gerakanku.

“Guh......”

Ketika aku mengeluarkan suara lemah itu, pedang di tangan kananku mencoba menangkis tumit yang tajam itu.

Tapi, bertahan melawan serangan dengan bobot seperti itu tidaklah mungkin. Sama seperti saat menerima serbuan serangan berat dari si Salamander di ALO[10] —— Tidak, dengan kekuatan yang lebih besar dari pedang pada waktu itu, tendangan menukik itu tepat mengenai bahu kananku.



* * *



Bagi Silver Crow, yang menghabiskan level-up bonus-nya untuk mengembangkan kemampuan terbangnya, senjata terkuatnya adalah serangan menukik dari ketinggian.

Apa itu saja dapat membuatnya kena? Untuk waktu yang lama, Haruyuki dengan giat mempelajari teknik itu selama setengah tahun setelah menjadi Burst Linker. Meskipun masih terlalu cepat untuk dibilang sempurna, teknik itu telah menjadi modal yang sangat penting baginya.

Kekuatan, atau kecepatan menukik, dan akurasi, atau kemampuan mengenai target, semuanya ada bersamaan.

Seluruh kemampuan sayap itu digunakan untuk ber-akselerasi, ketika tangan dan tubuh yang mengatur lintasannya. Untuk dapat terbiasa dengan hal itu, ia tidak dapat menghitung berapa kali ia menghantam tanah dengan percuma.

Namun, usahanya tidak sia-sia. Ia dapat mengenai Kirito, sekalipun kecepatan reaksinya menakutkan.

——Tidak.

Haruyuki mengibaskan pikiran dalam kepalanya. Tendangan menukik itu tepat mengenai bahu kanan, ketika dia di ada tanah, tidak dapat menghindar, tapi matanya masih dapat mengikuti tindakan Haruyuki.

Sepertinya, Kirito tidak tahu Silver Crow adalah Duel Avatar tipe Aerial[11]. Untuk Burst Linkers yang ia lawan sebelumnya setiap hari, pada waktu mereka kehilangan jejak Haruyuki di tengah awan debu, mereka akan berhati-hati pada atas kepala mereka dibanding pada sekeliling mereka. Namun Kirito melakukan sebaliknya, hal itu membuka kesempatan bagi tendangan Haruyuki untuk mengenainya. Jika dipikir-pikir, kemampuan reaksinya untuk bergerak dan menangkis pada saat itu benar-benar mengerikan.

Melihat sekilas ke HP Gauge untuk memastikan, HP Kirito tepat berada dibawah 50 persen dan telah berubah menjadi kuning. Meskipun banyaknya damage tadi telah membalikkan keadaan, karena lawan telah mengetahui kemampuan terbangnya, akan sulit bagi tendangan Haruyuki untuk kena telak lagi. Kalau begitu keadaannya, maka ia tidak boleh menghentikan tangannya sekarang.

Haruyuki melebarkan sayapnya untuk kedua kalinya, ia memulai sebuah serbuan ketinggian rendah menuju bayangan yang mendekam di tanah.

Tangan Kirito yang mengendalikan pedang telah terkena serangan kuat tadi. Rasa kesemutan yang berkumandang di syarafnya akan berlangsung paling tidak sepuluh detik lagi, dia tidak akan bisa mengayunkan pedang itu pada kecepatan penuh sampai waktunya. Kalau begitu, dengan serbuan ini, hasil pertarungan ini akan ditentukan!

“U......oo!!”

Dengan raungan pendek, Haruyuki mendekati Kirito, lalu mengayunkan tendangan memutar secara diagonal ke atas.

Metode penggunaan sayap tidak terbatas pada serangan menukik dari ketinggian. Pada jarak dekat, gerakan tiga dimensional, yang mengabaikan gravitasi dan inersia, dapat dimungkinkan. Tendangan ini juga tidak mungkin untuk ditangani.

Suara gemuruh terlepas dari kaki kanannya, yang terlihat seperti sinar laser membelah udara.

Tentu saja, tangan kanan Kirito tidak bergerak.

Kena telak——!!

Ketika Haruyuki merasa yakin, pada saat itulah,

Kedua mata Kirito dibalik poninya yang panjang bersinar terang.

Tangan kirinya yang terlipat kebelakang leather coat hitamnya terlihat kabur dan menghilang.

KIAaan!! Suara benturan berlaras tinggi. Percikan yang menyilaukan. Lalu sensasi panas yang menyala-nyala.

Tendangan berketinggian sedang itu tertepis, lalu Haruyuki terjatuh ke tanah karena momentum balik dari benturan itu. Ia mengerti apa yang telah terjadi pada titik itu.

Di tangan kiri Kirito, yang masih berlutut, terangkat tinggi dengan cahaya putih terang bagaikan kilatan mata kucing[12], pedang kedua.

Pendekar pedang berpakaian hitam itu berdiri ketika masih terhuyung-huyung, di kedua tangannya adalah longsword putih dan hitam, bergerak membusur——

Lalu JyaKiiin!, dari kedua tangannya terdengar suara nyaring tersebut.



* * *



Harus kuakui.

Aku baru saja menyaksikannya, Silver Crow, kemampuannya yang tidak terbatas.

Nama itu sangat cocok dengan maknanya, potensi avatar tersebut kebanyakan berdasar pada kemampuan terbangnya. Dengan kata lain, di ALO, itulah yang membuatku memperoleh keunggulan terhadap para spesialis serangan udara, Sylphs, di pertarungan angkasa.

Kalau begitu kejadiannya, aku ingin menentukan pertarungan ini dengan pertarungan udara. Akan tetapi, sekarang avatarku bukanlah Spriggan Kirito di ALO, tapi Pendekar Pedang Ganda Kirito dari SAO. Tidak ada sayap di punggungku, dan tentu saja aku tidak bisa terbang.

Kalau begitu, jika aku tidak memeras semua yang harus aku gunakan di pertarungan ini, tidak akan ada kesempatan untuk menang.

Dugaan-dugaanku mengenai pertarungan ini menjadi hasil dari ketidaknormalan Quantum Circuit telah menghilang dari pikiranku. Seluruh tubuhku terbungkus dengan ketegangan yang pernah aku rasakan saat ber-duel dengan lawan-lawan yang hebat.

Sudah satu setengah tahun sejak aku merasakan bobot dari pedang-pedang terpercaya Elucidator di tangan kananku, dan Dark Repulser di tangan kiriku. Perlahan aku berdiri dan menatap avatar putih keperakan itu dalam diam.

Percikan-percikan pucat bertaburan ke sekeliling luka dalam pada dada dan kaki kirinya, sekitar 40 persen dari HP Bar nya tersisa. Asap tipis meluap dari bahu kananku, bar-ku memiliki jumlah yang sama.

Akan tetapi, masih ada beberapa trik tersembunyi oleh masing-masing sudut, pemenangnya akan ditentukan dengan bentrokan selanjutnya.

Sayap di punggung Silver Crow terbentang lebar.



* * *



Melihat sosok tenang «Kirito», yang sedang memegang dua pedang sambil berdiri, Haruyuki akhirnya menyadari identitas sebenarnya dari tekanan yang ia rasakan semenjak awal pertarungan.

Rasanya mirip.

Dengan tekanan dari Black King «Black Lotus».

Lebih dari sekadar wujud kedua pedang itu, atau warna yang dipakai di seluruh tubuhnya, kesamaan yang paling mirip adalah perasaan «Ketidakterbatasan»-nya.

Kenyataannya, Haruyuki hampir tidak pernah melihat Kuroyukihime bertarung dengan kemampuan penuh. Berdasarkan ingatannya, terjadi satu kali di Unlimited Neutral Field, pada pertarungan menghadapi sesama Level 9 Yellow King[13], masa-masa itu meninggalkan impresi bahwa kedua sisi masih memiliki sisa energi.

Perasaan akan dalamnya kekuatan tanpa dasar. Jika orang ini benar-benar serius, amukan seperti apa yang akan dilepaskannya?

Hal yang sama dapat terasa disini, dengan yang Burst Linker Kirito ini miliki di balik punggungnya.

——Bagaimana kalau orang ini benar-benar sekuat Kuroyukihime-senpai, aku tidak akan punya kesempatan untuk menang.

Di pikirannya Haruyuki sangat yakin.

Namun, mengapa di balik armor dadanya yang penuh dengan luka terasa panas membara? Rasanya tidak akan mereda sama sekali. Bahkan jauh dari itu, dadanya terbakar lebih dan lebih lagi, panasnya menjalar sampai ujung badannya.

Aku ingin bertarung. Bakar habis semua yang ada pada Silver Crow lalu Arita Haruyuki juga sampai batas raganya, aku ingin mengalahkan musuh yang kuat ini.

Ketika ia mengingat momen saat figur pendekar pedang ganda itu berjalan pelan dan membuatnya ingin meneriakkan Burst Out tanpa sengaja dalam ketakutan, sebuah senyum tajam terbersit dibalik topeng perak itu.

Memang kelihatannya perbedaan potensi dari kedua avatar tersebut sangat besar secara numeris, namun ia tidak ahli dalam memanipulasi kesadarannya dengan efektif. Kirito sudah satu langkah di depannya pada kemampuan menganalisa situasi dan kemampuan bereaksi. Meski itu adalah pertemuan pertama mereka, Haruyuki sudah ketinggalan dalam semua aspek.

Kalau begitu, satu-satunya jalan adalah bertaruh pada pondasi kepercayaan dirinya yang sederhana, «Kecepatan»-nya.

Percayalah dengan sayap-sayap di punggung ini, yang tercipta dari rasa haus akan kecepatan. Konsentrasi.

“......Lampauilah. Pergilah melewatinya.”

Tepat saat ia bergumam, corak pada medan penglihatannya sedikit berubah.

Kebisingan pada latar menghilang, dan pergerakan dari percikan-percikan yang melintas di udara perlahan-lahan melambat.

Akan tetapi, ia tidak merasakan perubahan ini, karena seluruh jiwa Haruyuki terfokus pada lawan berpedang gandanya.



* * *



Kondisi batin «Silver Crow» sudah berubah, ia merasakan hal itu.

Mungkin, sang lawan sudah menetapkan ini sebagai klimaks dari pertarungan. Sayap di punggungnya terbuka lebar, tapi ia tidak melepas landas, hanya perlahan merendahkan pinggangnya dan menyiapkan kedua tangannya, postur yang natural untuk menerima seranganku.

Mempertaruhkan segalanya pada satu titik, dimana semua harapan ditempatkan.

Aku akhirnya menyadari kalau aku membuat senyum tipis kasat mata dengan mulutku.

Aku benar-benar sudah mengharapkan pertarungan seperti ini. Aku mungkin sudah menghadapi banyak pertarungan serius di ALO atau GGO, dan bahkan mengalami kesulitan untuk bertahan beberapa kali, tapi sampai sekarang belum pernah ada saat-saat dimana aku mengecap rasa sakit dari tekanan seperti tadi.

Benar-benar aneh. Pada dasarnya aku tidak tahu kenapa Silver Crow dan aku bertarung. Ini hanya problem dari mesin eksperimental itu yang menyebabkan pertemuan yang tidak disengaja ini tapi——

…...Tidak.

Itulah sebabnya, bagaimana harus menjelaskannya? Pertarungan ini tidak berada pada game yang kukenal, dan semuanya terselimuti oleh hal-hal misterius, itu justru membuatku bersemangat.

Bukan hanya itu. Membawa label nama [Kirito], menggenggam pedang-pedang kesayanganku di kedua tangan, aku tidak boleh setengah-setengah.

“......Dari sini, sebaiknya kau mati-matian.”

Aku mengutarakannya dengan bisikan pelan——

Kaki kananku membuat langkah lebar, membuat ancang-ancang Sword Skill.

Kedua pedang terselimuti cahaya oranye cerah.

Saat berikutnya, aku memulai serbuan jarak jauh, menuju Silver Crow layaknya peluru yang ditembakkan meriam.

Sword Skill serbuan pedang ganda, «Double Circular».



* * *



Accel World v10 315.jpg

Sosok Kirito, yang sedang mengontrol lintasan kedua pedang yang bersinar menembus kedalaman kegelapan, bagaikan lidah api seekor naga api.

Ia mengacuhkan ketakutannya yang membuatnya ingin kabur jauh ke angkasa, Haruyuki hanya menunggu.

Kesadarannya sudah terpasang pada batasnya, namun semuanya terjadi kasat mata.

Di hadapan Haruyuki, tubuh Kirito bergerak memutar ke atas. Ujung pedang hitam di tangan kanannya memancarkan percikan, lalu ia berputar dari bawah bergerak membelah ke atas dengan berapi-api.

Ujung pedang itu membelah armor tangan kiri Haruyuki hingga terbuka dan membuatnya terlempar ke atas.

Armor pada pergelangan tangan Silver Crow memiliki kekuatan terbesar dari seluruh tubuhnya. Meski begitu, pedang itu merobek lengan itu di tengahnya, percikan-percikan indah dari luka potong itu melayang ke langit malam.

“Ku......”

Haruyuki mengeluarkan suara yang berasal dari tenggorokannya lewat mulutnya. Namun serangan yang mematikan justru baru akan datang berikut ini.

Mengikuti jejak belahan pedang yang masih tertinggal di udara, pedang putih di tangan kiri Kirito menghujam lurus. Ujungnya membidik dengan akurasi yang menakutkan pada lehernya, dan jauh lebih cepat dibanding serangan-serangan dari pertemuannya dengan Burst Linker manapun —— baik berupa peluru ataupun laser.

Tujuan Haruyuki adalah menangkap dan menahan pedang itu.

Namun, ia tidak melihat kemungkinan sekecil apapun untuk berhasil melakukannya. Menghindarinya saja sudah tidak mungkin, lebih tepat untuk menyebutnya sebuah kecepatan dewa.

Oleh karena itu, Haruyuki putuskan untuk membuka telapak tangannya, dengan resiko kehilangan tangan kanannya —— menggunakan pusat telapak tangannya untuk menangkap ujung pedang itu.

Ia merasakan perlawanan dari pedang yang menusuk tangannya, namun tetap merentangkannya. Kecepatan tikaman tersebut turun hanya sedikit, namun, hal itu membuka sedetik kesempatan untuk memelintirkan lehernya. Getaran lemah tersebar dari bagian kanan lehernya, bilah pedang membuat luka dalam di sana sampai tembus ke belakang.

Stamina Gauge hanya, tersisa 10 persen.

Pertaruhan ini——

Aku yang menang!!

Sambil kesadarannya bersorak, Haruyuki menggunakan telapak tangan kanannya yang tertikam pedang untuk memegang tangan kiri Kirito.

“U......oooo!!”

Ia berteriak, kedua kaki menyentak tanah, kedua sayap menepak udara, Special Gauge Haruyuki yang terisi penuh terbakar sampai batasnya untuk membiarkannya terbang ke langit malam.

Di tengah-tengah akselerasi penuhnya, ia memutar tubuhnya. Momentum inersia yang disebabkan mendukung gerakannya, ia lalu melempar tubuh Kirito keatas dengan seluruh kekuatannya.

Pedang itu tertarik lepas dari telapak tangan Silver Crow, diiringi garis-garis percikan. Tanpa momentum yang dibangun mati-matian tersebut, pendekar pedang ganda tanpa sayap tersebut tidak lagi bergerak menjulang ke atas.

Pada situasi itu, yang mengejutkan adalah, tidak ada tanda-tanda pergumulan dari pendekar pedang itu. Tangan-kakinya tidak bergerak-gerak panik, melainkan terbentang lebar, mencoba mengendalikan posturnya.

Akan tetapi——

Sekali ini sudah terjadi, tidak ada lagi yang bisa dia lakukan.

Kebanyakan Burst Linker tidak tahu mengenai hukum dasar yang berlaku pada serangan fisik, yaitu hukum ‘reaksi pada aksi’.

Baik itu pukulan ataupun tendangan, pedang ataupun senjata tumpul, kaki harus menapak dengan kokoh, tanpa adanya gumpalan permukaan untuk menapakkan kaki, tidak akan timbul kekuatan. Inilah alasan mengapa serangan jarak dekat menjadi lemah di stage «Es dan Salju», di mana permukaan tanah di bawah kaki luar biasa licinnya.

Terlebih kalau di udara, tidak ada tanah.

Meskipun Kirito mengayunkan pedangnya, pedang itu tidak punya kekuatan sehebat tadi lagi.

Di sisi lain, Haruyuki dapat menggunakan gaya dorong dari sayapnya untuk menyentak udara. Jadi meskipun keduanya saling menyerang, ia pastinya dapat membuat damage yang lebih besar.

“Sekarang...........”

Kehilangan momentum untuk menaiki ketinggian, sambil menatap siluet Kirito yang mencapai titik tertinggi, Haruyuki berteriak.

“Selesai sudaaaaaahh!!”

Douuu, suara gemuruh udara berdenging di telinga.

Ia menetapkan kaki kanannya sebagai poros untuk momentum serbuan tersebut, dan melepaskan sebuah tendangan berputar jarak jauh.

Kirito mencoba menghadangnya dengan pedang kirinya, namun pertahanannya terpental kebelakang dengan kasar diiringi suara nyaring, tendangan tersebut menikam dalam ke rusuknya.

Haruyuki lalu menyerbu lagi ke sosok berpakaian hitam yang melayang turun di udara bagaikan peluru. Serangan berikutnya terpental oleh tangannya yang disilangkan, ia kemudian melakukan Headbutt[14] dengan helmnya. Dengan benturan keras, serangan itu menghantam berat bagian tengah dada Kirito.

Pada titik ini, Stamina Gauge kedua sisi memiliki sisa 10 persen.

Gauge penerbangannya tersisa bahkan lebih sedikit lagi. Namun cukup untuk dihabiskan pada serangan penentuan berikutnya.

Memusatkan sebanyak mungkin kekuatan pada kepalan tangan kanannya, Haruyuki memulai serbuan terakhirnya.

Pada itulah——

Kedua mata Kirito tiba-tiba melebar. Haruyuki menyadari longcoat-nya yang berkibar ganas di sekujur tubuhnya, terselimuti aura merah tipis.

Pedang hitam di tangan kanannya terbalut cahaya merah darah.

——Special Move!

——Aku tidak takut!!

Haruyuki menggertakkan giginya dan melanjutkan serangannya. Itu hanya sebuah tikaman jarak jauh, tapi di udara tanpa ada tanah untuk bertapak, dengan tubuh yang melayang kebelakang. Serangan seperti itu tidak akan menembus armor Silver Crow!

“U......o......!”

Haruyuki meraung. Di hadapan pandangannya,

Tubuh Kirito berputar kebelakang.

Giiiin! Dengan suara keras seperti mesin jet, kekuatan yang dahsyat dapat terasakan dengan jelas dari gerakan menikam lurus yang dilancarkan dari tangan kanannya, dengan sinar cemerlang menembus kegelapan malam.

——Mendekati Haruyuki, di sisi berlainan.

“Ap............”

Tubuh Kirito yang menerima reaksi dari serangan menusuk yang kuat tersebut pun terlontar mengikuti gerakan pedang menuju Haruyuki yang tercengang.

Pedang di tangan kirinya memantulkan kemilau pucat bulan sabit ke pandangan Haruyuki——

Melukai bagian tengah dadanya. Haruyuki dapat merasakan panas-dingin secara bersamaan ketika bersentuhan dengan ujung pedang tersebut.

————Apa-apaan orang ini.

Seluruh Special Gauge yang tersisa digunakan bukan untuk serangan itu, namun untuk menciptakan gaya dorong sesaat.

Rasa kagum mengarungi pikirannya. Namun pada saat yang sama, kesadaran Haruyuki mencoba satu serangan balik penghabisan.

Kepalan tangan kanannya terdorong maju sejajar dengan lintasan pedang tersebut. Namun jangkauan tangannya tidak cukup. Ia dengan refleks menjulurkan jari-jarinya, membentuk sebuah pisau-jari. Jari-jari yang tajam tersebut tersusun berderetan, berkilau putih bagaikan mata pedang.

————Capailah!! Setidaknya, biarkan aku menyampaikan perjuanganku hingga akhirnya!!

Pedang putih menusuk dada Silver Crow.

Ujung jari-jari keperakan menyentuh coat Kirito.


Pada saat itu, avatar Kirito tanpa suara berubah menjadi partikel-partikel cahaya putih.

Pedang yang kehilangan kepadatannya tembus melewati tubuh Haruyuki, tangan kanan Haruyuki juga menembus tubuh Kirito.

Keduanya mengalami kontak di udara, tubuh keduanya berbaur.

Saat berlalunya momen itu, Haruyuki mendengar suara di dalam kepalanya. Suara yang halus namun berwibawa dan menenangkan berkumandang.

Duel yang menyenangkan. Suatu hari nanti —— ayo kita bertarung lagi.』

Lalu, tubuh Burst Linker misterius «Kirito» menghilang dari field imajiner tersebut.

Di tengah medan penglihatan Kirito, untuk pertama kalinya ia melihat, system message [DISCONNECTION] berkedip-kedip.



* * *



“......iichan. Onii-chan!”

Aku mengangkat tatapanku pada asal suara tersebut, di sisi berlainan dari meja ini, pada bibir tajam Suguha.

“Ah, ma-maaf. Apa tadi barusan?”

“Dari tadi tanganmu belum banyak bergerak sama sekali, apa makanannya tidak enak? Itu yang kutanyakan dari tadi!”

Pada Suguha yang memasang tampang cemberut lagi, aku buru-buru menggelengkan kepala.

“Ti-tidak kok. Ini enak, oden[15] ini.”

Aku mengisi mulutku yang terbuka lebar dengan kentang, dan mengangguk-angguk, namun mood Suguha tidak terlihat membaik.

“......Ini bukan oden, tahu? Ini Pot-au-feu[16].”

——’Pot-au-feu dengan telur saja, huh’, tentu saja pikiran itu tidak terucapkan oleh mulutku. Aku buru-buru menghabiskan piringku dan meminta tambahan, mencoba menenangkan suasana.

Ibu kami pulang terlambat seperti biasa, jadi makan malam hari ini cuma ada aku dan Suguha. Pada titik ini aku kembali terdiam, menyebabkan keheningan di meja makan itu lagi. Tapi ketika melahap tambahan dari oden bergaya Prancis itu, pikiranku sekali lagi teringat pada pengalaman di insiden misterius yang terjadi siang ini.

Sekitar empat jam yang lalu, di medan pertarungan game misterius tersebut, pertarungan serius dengan avatar tak dikenal «Silver Crow» telah terjadi, namun disayangkan ketika baru saja hasil pertarungan akan ditentukan, koneksiku terputus.

Aku memberitahu Higa Takeru tentang apa yang terjadi setelah melompat keluar dari mesin eksperimental.

Akan tetapi, Higa memasang tampang ragu akan kenyataan itu, maka aku kembali terhubung ke game itu, kali ini untuk bertukar informasi ketimbang pedang dan tinju.

Yang aku lihat pada Dive untuk kedua kalinya adalah —— seperti yang dijelaskan pada mulanya, hanya keindahan pemandangan hutan. Tidak ada Stamina Gauge ataupun penghitung batas waktu di medan penglihatanku, juga tidak ada kehadiran lawan bertarung. Setelah kami mengambil data seperti yang sudah direncanakan, Higa dan staf lainnya juga melakukan Dive untuk berjaga-jaga, tapi tidak ada satupun yang melihat bayangan manusia misterius itu.

Jadi, Quantum Circuit dari mesin eksperimental tersebut entah mengapa telah «Terperbaiki». Bisa dikatakan bahwa mesin itu sangat dipuaskan oleh pertarunganku dengan Crow......

Pertarungan itu mungkin saja hanya mimpi yang kualami karena FullDiving dengan mesin generasi ke-4 untuk pertama kalinya. Dan karena sekarang, pekerjaan paruh waktuku telah selesai, Higa memberitahukan hal itu padaku ketika aku baru saja ingin meninggalkan laboratorium.

Namun, aku tidak percaya dengan penjelasan itu, dari gerakan-gerakan Silver Crow yang hebat, dari kobaran semangat bertarung yang berapi-api dengan temperatur yang sangat tinggi itu, dari duel dimana kami saling menghanguskan satu sama lain, tidak mungkin itu hanya sebuah mimpi.

“Apa yang sedang kau pikirkan sekarang?

Aku terbangun dari pemikiranku setelah mendengar suara Suguha.

Supaya tidak lagi menyinggungnya, dan juga untuk melibatkannya dengan isi pikiranku, aku menggunakan garpu untuk mengambil sebuah Vienna[17] ke dalam mulutku, dan berkata,

“Hmm...... Hari ini, aku ber-duel dengan lawan yang luar biasa. Tapi karena circuit-ku yang tidak beres, aku tidak bisa bilang kalau aku yang menang......”

“Heh? Onii-chan bertarung melawan player tidak dikenal berakhir dengan seri? Ada orang seperti itu?”

Tertarik dengan ceritaku, badan Suguha condong ke depan. Jelas sekali dia kira hal tersebut terjadi di ALO, kubiarkan saja seperti itu untuk menaati kontrakku agar tidak menyebarkan informasi mengenai mesin eksperimental tersebut.

“Bagaimana mengatakannya ya...... Luar biasa, terbang dengan naturalnya. Seperti melihat Voluntary Flight[18] yang sesungguhnya.”

“......? Apa maksudmu?”

Suguha memiringkan kepalanya, sambil tetap menggenggam garpunya.

“Yah, untuk Voluntary Flight di ALO, kau tidak hanya menggunakan pikiranmu untuk mengendalikan sayap, sebenarnya dibutuhkan juga gerakan dari tulang belikatmu. Untuk mempercepat penerbangan mungkin seperti ini......”

Aku menarik kedua lenganku kebelakang, menyebabkan kedua tulang belikatku mendekat satu sama lain.

“Lalu, untuk memperlambat.”

Kali ini lenganku terulur kedepan, jarak diantara kedua tulang belikatku terbuka melebar.

“Dengan pengalaman, gerakan yang diperlukan dapat diminimalisir, tapi tidak berarti gerakan tersebut benar-benar hilang sepenuhnya. Karena itulah hal tersebut mengganggu serangan-serangan yang dilakukan di udara.”

Suguha memberi anggukan besar pada kata-kataku.

“Benar. Ketika mengayunkan pedang, mau tidak mau kita merentangkan tangan untuk melakukannya dan di saat bersamaan, hal itu juga bertindak sebagai rem untuk sayap. Serangan tersebut mematikan momentum dari penerbangan secepat apapun, hanya dengan senjata tipe lance yang menjadi pengecualian karena kuda-kudanya tergantung dari posisi pinggang. Tapi hal itu juga tidak bisa diapa-apakan lagi, karena manusia tidak punya sayap asli, jadi kita harus menggantinya dengan bagian tertentu dari tubuh.”

“Ya...... Tapi orang itu bisa menggerakan tangan-kakinya tanpa mengganggu gerakan sayapnya sama sekali. Bahkan di saat dia menyerbu ganas dengan kecepatan penuh, dia tetap bisa mempercepat laju ketika melancarkan tinjunya ke depan.”

“Ehh―, hal seperti itu seharusnya mustahil.”

Aku menunjukan senyum ringan pada Suguha yang matanya melebar terbelalak.

“Ya, itu tidak mungkin. Mungkin aku terlalu cepat memastikannya...... Atau dia bukanlah orang melainkan manusia burung jadi dia bisa mengendalikan sayapnya secara terpisah, mungkin seperti itu......”

————Di dunia itu, terdapat sesuatu yang melebihi pengertianku akan man-machine interface.

Ya...... Mungkin, tidak seperti AmuSphere yang mengambil perintah untuk gerakan tubuh dari medulla oblongata[19], mesin itu membaca gambaran yang diinginkan langsung dari otak, bukan, melainkan dari alam kesadaran.

Hal itu tidak mungkin terjadi. Alam kesadaran, atau lebih tepatnya, untuk mengakses hal seperti roh itu sendiri.

Tapi tanpa berpikir seperti itu, gerakan-gerakan Silver Crow tidak akan bisa dimengerti.

Mengubah bayangan kekuatan, yakni pikiran manusia, menjadi data, yang adalah ‘kekuatan sebenarnya’ dalam arti sesungguhnya.

Ya, jika kita pikir lagi, bukankah mesin eksperimental itu telah membaca «Gambaran Diri»-ku dan menampilkan avatar pendekar pedang Kirito? Dengan kata lain, Mesin FullDive generasi ke-4 buatan Higa berkomunikasi dengan roh-ku ketimbang dengan sel otak-ku...... Dapat dikatakan bahwa, di dunia itu, ada kemungkinan bahwa Diver dapat menarik keluar dan menggunakan kekuatan tertinggi, yaitu «Kekuatan Pikiran».

Aku memejamkan erat mataku satu kali, lalu menatap Suguha dan akhirnya tersenyum.

“...... A-Apa yang membuatmu tersenyum begitu, Onii-chan?”

Kepada pendekar pedang Sylph yang gelisah tersebut, yang bertingkah seperti maniak-kecepatan yang kesetanan di udara, aku berkata,

“Jika ada kesempatan, suatu hari......tidak, mungkin di waktu yang sangat dekat ini, kita mungkin dapat benar-benar terbang. Bukan lewat Voluntary Flight yang semu...... melainkan lewat kepakan sayap yang tercipta dari pikiran kita.”

Suguha berkedip-kedip terkejut——

Lalu wajahnya dipenuhi senyum riang.

“Ya, bagus sekali kalau itu terjadi.”

Aku mengangguk setuju, dan menggigit Vienna yang ada, pikiranku kembali kepada sosok itu sekali lagi.

Terbang melewati kegelapan angkasa malam, sang gagak putih keperakan yang elok.



* * *



“......yuki-kun. Oi, kau mendengarku, Haruyuki-kun?”

Ia terburu-buru mengangkat wajahnya pada panggilan tersebut, ketika Kuroyukihime memancarkan tatapan membahayakan di sisi berlainan dari meja putih bundar itu.

“Ah, ma-ma-maaf! Aku sedang memikirkan sesuatu......”

“Ho, aku ingin tahu pertimbangan sepenting apa yang telah mengalihkan perhatianmu dari pembicaraan denganku ini.”

Haruyuki menelan ludah, dan meminum iced latte dari gelas plastiknya untuk menunda waktu.

Tidak ada murid-murid lain di lounge kafetaria sepulang sekolah. Namun Haruyuki tetap melihat-lihat sekelilingnya untuk berjaga-jaga, memastikan agar percakapan tersebut tidak terdengar oleh orang lain, sebelum menggumamkan jawabannya.

“Erm, ya, sebenarnya......Aku berhadapan dengan Burst Linker yang aneh......”

Kata-kata itu dengan sengaja membuang bagian ‘ketika makan siang hari ini’. Lagipula, jika terjadi pada makan siang ketika lawan tidak teridentifikasi itu muncul di jaringan lokal sekolah, hal ini dapat dibilang sebanding dengan «Insiden Dusk Taker» yang terjadi musim semi yang lalu. Seharusnya setelah pertarungan tadi, semua anggota Nega Nebulas harus diperingatkan secepatnya, namun Haruyuki tidak melakukannya karena ia merasa bahwa lawan yang tadi itu bukanlah musuh.

Karena ia tidak merasakan kejahatan ataupun permusuhan dari lawan bertarungnya itu. Yang dapat ia rasakan darinya hanyalah semangat meluap-luap dan kegembiraan. Meskipun berkobar sebuah pertarungan ganas, tertinggal pada Haruyuki perasaan segar di pikirannya.

Mungkin dia tidak akan muncul lagi.

Ketika ia masih tidak tahu kenapa ia yakin akan hal itu, Haruyuki mulai berbicara sedikit demi sedikit.

“............Aneh sekali, tapi dia luar biasa. Senjatanya dua pedang......Yang bisa dia ayunkan seakan tanpa beban, aku hampir tidak bisa membaca gerakan special moves-nya.

“Dua......pedang.”

Kuroyukihime mengernyitkan alis tipisnya sambil berbisik sendiri. Namun ia menatap kosong pada Haruyuki lalu segera kembali ke ekspresi wajahnya seperti biasa sambil mendorongnya untuk melanjutkan pembicaraan.

“Tidak, tidak ada apa-apa. Lalu? Kau menang?”

“Ah, itu......koneksinya terputus sebelum penentuannya......namun, kalau dilanjutkan, aku yakin aku akan kalah. Serangan terakhirku mungkin tidak dapat mengenainya.”

“Ho. Sampai dapat mengalahkanmu di pertarungan jarak dekat. Apa warna dan level orang itu?”

Haruyuki menggelengkan kepalanya dengan wajah gelisah pada pertanyaan Kuroyukihime.

“Mengenai itu, entah karena kesalahan system atau dia menggunakan sejenis penyaring......nama warna dan level, keduanya tidak diperlihatkan. Hanya saja warna penampilannya, itu......, hitam sekali.”

Kepada «Black King» yang menyipitkan matanya lagi, Haruyuki tidak terlalu berpikir panjang pada reaksinya, dan melemparkan pertanyaan yang ia pikirkan saat bertarung padanya.

“Oh, senpai. Aku ingin menanyakan ini sejak lama, apakah ciri khas dari warna «Hitam»?”

Kuroyukihime berkedip terkejut lalu menunjukan senyum pahit yang lebar.

“Tiba-tiba menanyakan hal seperti itu...Haruyuki-kun.”

Eh? Tidak, erm, ma-maaf!”

Haruyuki tanpa sadar membungkukkan bagian atas tubuhnya, kali ini sebuah senyum seperti seorang kakak perempuan yang cerdas pada adik laki-lakinya, muncul pada wajah Kuroyukihime.

“Tidak, tidak perlu meminta maaf. Karena, untuk pertanyaan itu, «Aku sendiri tidak tahu».”

“............Heh?”

“Untuk itu, ada beberapa hal yang harus kukira-kira sendiri.”

Gelas berisi es teh membuat suara berdering, Kuroyukihime menatap cahaya matahari pucat di siang hari, lalu menjelaskan,

“Tiga warna dasar pada bagian teratas lingkaran warna......«Biru Berjarak Dekat», «Merah Berjarak Jauh», dan «Kuning Berjarak tak Langsung». Lalu ada juga properti-properti di tengah yaitu «Hijau» dan «Ungu». Seiring kemurnian warna tersebut meningkat, kemurnian ciri khasnya juga ikut meningkat.

Sampai titik itu sudah dimengerti Haruyuki sebelumnya. Contohnya, sahabatnya Cyan Pile memiliki warna biru yang cukup terang dengan sedikit kecondongan ke arah ungu. Maka perlengkapan dasarnya «Pile Driver» ditambahkan kemampuan serangan jarak jauh.

Melihat Haruyuki memberi tanggapan dengan anggukan, Kuroyukihime melanjutkan,

“Sebaliknya, jika kemurnian warna menurun begitu pula kemurnian karakteristiknya. Seperti temanmu «Ash Roller», dia lebih condong ke warna hijau dibanding warna abu-abu. Di saat bersamaan kemurnian warnanya telah berkurang. Namun kenapa warna satu avatar bisa menjadi lebih gelap, sementara yang lainnya menjadi lebih terang, aku masih belum bisa memberikan penjelasan yang tepat.”

“Menjadi gelap...... atau terang......”

Mengulangnya dalam bisikan, Haruyuki akhirnya mengerti. Ketika warna sebuah avatar secara drastis bertambah gelap, tujuan akhirnya tidak diragukan lagi adalah hitam —— «Hitam Murni». Dan sebaliknya, juga ada putih, «Putih Murni», ketika warna bertambah terang. Agaknya terdapat keunikan pada kedua ujung yang sangat berlainan ini, namun ia tidak dapat mengerti dengan jelas alasan dibalik perbedaan antara hitam dan putih yang saling berlawanan ini.

Ketika Haruyuki memutar-mutar lehernya, Kuroyukihime tiba-tiba berbisik,

“«Hitam» adalah «Warna Tertolak» —— Itulah yang kusadari sejak lama.”

“Eh......, t-tertolak......?”

“Ya, ia menolak untuk diwarnai dengan warna apapun, warna yang memiliki ketiadaan, ia tidak dapat pergi ke manapun selain itu, dasar dari kedalaman sumur warna-warna......”

Dengan suara yang terdengar kesepian itu, Kuroyukihime menggelengkan kepala sebelum Haruyuki dapat berbicara. Lalu bibirnya yang berwarna cerah menunjukan senyum tipis.

“Namun......, hanya saja. Mungkin tidak seperti itu juga, akhir-akhir ini aku mulai berpikir seperti itu, jadi......”

Tiba-tiba dia menggerakan tangan kanannya yang lembut menyeberangi meja yang mewah itu, dan menggenggam tangan kiri Haruyuki, membuat dirinya terkaget.

“......Karena kamu telah memegang tanganku berkali-kali. Diriku yang tidak dapat bergaul dengan orang lain, selalu mengingatkanku.”

Wajah Haruyuki merah sampai telinganya karena tatapan biji matanya yang tidak biasanya terlihat hangat seperti itu, ia balas menggenggam tangan dinginnya dan tidak membiarkannya lepas. Hatinya berdebar, namun tanpa bisa mengatakan kalimat yang bagus, ia hanya menggenggam tangan Kuroyukihime seakan mencoba menyampaikan perasaan dari lubuk hatinya yang terdalam lewat sentuhan jari-jarinya.

——Hitam tentu saja bukan warna terasing. Karena dirimu, tanpa ragu, yang telah mengulurkan tanganmu padaku yang sendirian di dasar sumur terdalam, yang dengan hangat membungkus dan menyembuhkan luka-lukaku.

——Benar, orang itu juga sama.

——Pendekar pedang hitam itu juga memiliki kesan menenangkan yang sama. Menerima segalanya, keduanya memberikan dukungan serta kekuatan yang besar.

Haruyuki merasa «Kirito» di dalam pikirannya sedang memberi dukungan dibalik punggungnya, ia takut-takut mengangkat wajahnya, dan entah bagaimana berhasil mengeluarkan kata-kata.

“Erm......, itu, benda-benda hitam tidak menolak kembali cahaya, sehingga menyebabkan benda itu terlihat hitam, itu yang aku pelajari di kelas. Jadi......jadi, hitam pastinya bukan warna yang kesepian. Aku pikir itu adalah warna yang paling hangat, lebih dari warna lainnya.”

Kuroyukihime terbelalak untuk sementara—— lalu,

Senyum cantik terlihat di wajahnya bagaikan pucuk bunga lotus yang sedang mekar.

Ilustrator Tamu / abec


Catatan Penerjemah[edit]

  1. Gaya berbicara Higa-san yang melantur disini, maksudnya ingin mengajak Kazuto bermain dengan mesin tersebut di apartemennya.
  2. Daerah pertokoan utama di Tokyo untuk mesin elektronik, komputer, anime dan barang-barang otaku
  3. Program yang mengubah kode-kode representasi dari suatu objek 3 dimensi menjadi tampilan visual
  4. Science Fiction
  5. mengacu kepada Klein di jilid 1 bab 2 SAO
  6. Suatu mekanisme keamanan jaringan yang mengatur keluar masuknya paket data
  7. 対戦型格闘ゲーム(taisengataKAKUtoGE-mu), fighting game, kependekan dari カクゲー
  8. Tinju ke atas
  9. Tinju yang dilakukan dengan tangan yang mengayun seperti kait
  10. Eugene dari SAO jilid. 3
  11. Tipe yang berspesialisasi pada pertarungan udara.
  12. Alat pengaman berupa bulatan yang memantulkan cahaya terang di jalan-jalan raya, biasanya untuk keperluan navigasi pada malam hari.
  13. Accel World jilid 2 bab 6
  14. Headbutt, Special Move milik Silver Crow berupa sundulan kepala.(Accel World Jilid 1 Bab 3)
  15. Masakan Jepang yang sering disajikan pada musim dingin, biasanya terdiri dari telur rebus, potongan lobak putih, konnyaku, pasta ikan dan kaldu dashi(Parutan tuna asap) dengan kecap.
  16. Arti literalnya adalah Pot on the fire, masakannya itu sendiri adalah rebusan daging sapi ala Prancis
  17. Salah satu jenis sosis.
  18. Sistem pada game ALfheimOnline dimana player dapat terbang tanpa menggunakan stik bantuan, dengan kata lain, seperti terbang menggunakan pikiran mereka
  19. Sumsum Tengah/Sumsum Sambungan, bagian bawah batang otak, yang mengatur pernafasan, detak jantung, tekanan darah serta reflek seperti muntah, batuk, bersin dan menelan.