Dragon Egg Indo:Bab 235

From Baka-Tsuki
Revision as of 15:34, 22 May 2020 by NN (talk | contribs) (→‎Bab 235)
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Jump to navigation Jump to search

Chapter 235 - Si Pengelana[edit]

Setelah berjalan ke depan, Hibi tiba-tiba berhenti dan berbalik menatapku. Lalu, dia memejamkan matanya dan merapal "Tei, resu" dengan suara pelan.
Kurasa dia mengucapkan itu sebelum dia menggunakan telepati.
Tapi tetap saja, aku ingat dia merapal kata-kata itu menggunakan [Mind Speak] sebelumnya, aku penasaran apakah itu mempengaruhi konsentrasinya.
Dia gak kelihatan selalu menggunakannya sih.


(Tempat pengobatan ada disebelah sini. Disanalah pengelana itu berada.)


Seperti yang direncanakan, Hibi menggunakan [Mind Speak] untuk menyampaikan berita padaku.
Aku mencoba membuat diriku lebih kecil dan bersembunyi dibelakang salah satu bangunan.


Lalu, aku sedikit menjulurkan leherku dan melihat kearah tempat pengobatan.
Kayaknya ada jarak diantara masing-masing bangunan.
Kemungkinan besar disanalah Manticore itu berada.
Saat semua orang yang didalam sudah keluar, aku akan segera masuk dan memeriksa siapa atau apa yang masih ada didalam.


Disaat aku memastikan bahwa itu adalah seekor monster, aku akan menghancurkan tempat itu sebelum kau punya kesempatan untuk melakukan sesuatu.
Untuk mengurangi korban, cuma itu satu-satunya cara.
Saat orang lain dari Suku Lithuvar melihat tubuh Manticore, mereka akan langsung paham.
Saat aku membuang-buang waktu dengan memikirkan semua ini, hal ini juga memberi waktu si Manticore untuk memikirkan rencana balasan juga.


Aku akan mengakhiri ini secepatnya.
Kalau soal status, punyaku lebih tinggi.


Dari tempat pengobatan, satu orang dewasa berkaki satu keluar dan dibantu oleh seorang anak kecil.
Aku secara gak sengaja berpaling dari sana.
Aku lupa kalau desa ini pada dasarnya berada tepat disamping hutan yang dihuni oleh banyak monster berbahaya.
Harusnya hal ini sudah umum disini.


Kurasa semua orang di tempat pengobatan sudah dievakuasi.
Goz harusnya akan segera datang memberitahu kami......


"Itu Ryujin-sama! Ryujin-sama ada disini di desa! Hibi-sama, kenapa kau tidak memberitahuku soal ini?! T-Tidak, aku tidak seharusnya bertanya itu padamu sekarang, aku harus memberitahu semua orang....."


Suara tua yang serak terdengar dari belakangku.
Saat aku menoleh ke belakang, ada seorang wanita tua yang bungkuk.


".....Aku minta maaf, tapi sekarang bukan waktunya untuk itu. Tolong menjauh dari tempat pengobatan dan berkumpullah dengan yang lainnya di ruang pertemuan. Dan juga, peringatkan yang lainnya sebanyak yang kau bisa saat kau kesana."


Kemungkinan skenario terburuk yang bisa terjadi adalah Manticore itu akan mengamuk di desa, aku bisa mengandalkan Hibi untuk memandu warga menjauh dari tempat pengobatan.


"Apa yang lebih penting dari Ryujin-sama?! Untuk seorang gadis kuil seperti dirimu, kau terlalu banyak mengatakan omong kosong!"


Y-Yah.... Aku sebenarnya datang kesini karena ada masalah yang lebih penting daripada sekedar mendapat pujian saja.


"D-Dengar, kau tau, Ryujin-sama memberitahuku......."


Saat Hibi mau mengatakan sesuatu pada wanita tua itu, tiba-tiba aku merasakan hawa keberadaan gak menyenangkan.
Aku segera berbalik untuk melihat apa yang terjadi di tempat pengobatan itu.


Tiga orang mau meninggalkan tempat itu.
Salah satu dari mereka adalah Goz dan yang satunya anak kecil. Dan, yang ketiga.... adalah seorang wanita tinggi memakai jubah compang-camping. Kayaknya Goz sedang berusaha mati-matian supaya wanita itu gak meninggalkan tempat pengobatan.


Gak salah lagi, wanita itu adalah si pengelana yang dibicarakan.
Kami harusnya sudah menipu dia, tapi dia berusaha keluar secepatnya.
A-Apa lagi sekarang? Kalau aku gak melakukan sesuatu secepatnya, sesuatu yang buruk akan terjadi.


Mata wanita itu yang terlihat sedikit karena tertutup tudung jubahnya, entah gimana agak mirip dengan mata si Manticore.
Dan, rambut coklatnya yang kelihatan kasar sangat mirip dengan warna surai si Manticore.


Kalau aku memeriksa statusnya..... Aku akan segera tau identitasnya.


Spesies Manticore
Status Humanized Lv9 • Keracunan (ringan)
Level 73/80
HP 226/453
MP 130/142
Attack 206 (413)
Defense 114 (228)


Sudah kuduga dia memang mencurigakan sejak awal.
Firasatku benar.
Aku segera menarik mundur kepalaku.


Tunggu sebentar, MP miliknya cuma berkurang sedikit. Apa maksudnya ini?!
Bahkan saat aku memilih evolusi yang memberiku MP yang besar karena [Art of Human Tranformation] membutuhkan sangat banyak MP, apa-apaan maksudnya ini?!
........Tidak, sekarang bukan waktunya untuk itu. Aku harus tenang.


Racunnya gak terlalu berpengaruh.
Kayaknya semua orang sudah dievakuasi.
Tapi, apa yang harus kulakukan sekarang? Mereka berdua masih ada disana.


Suara langkah kaki mereka perlahan semakin menjauh.
Menurut instruksi Hibi, kalau aku gak salah, mereka dipindahkan ke ruang pertemuan.
Aku harus segera bergerak.
H-Haruskah aku menjauh dari sini?
Tidak, aku gak bisa melakukannya.
Aku masih gak tau kekacauan seperti apa yang akan dibuat oleh Manticore itu.


Dan kemudian, dari ketiga langkah kaki itu, salah satunya tiba-tiba berhenti.
Setelah itu, dua langkah kaki yang lainnya juga berhenti.
Kalau aku gak salah ingat, Manticore itu juga punya [Presence Detection].
Apa dia..... mengetahui keberadaanku?


Kalau begitu, aku gak boleh ragu-ragu lagi.


"Ryujin-sama?"


Suara Hibi terdengar.
Aku mengabaikan kata-katanya dan mengungkapkan diriku dari belakang bangunan.


"Gru~uooooooo!"


Aku lari.
Lari secepat yang aku bisa.
Menghilangkan semua pikiran yang gak perlu soal si Manticore dan hanya berfokus menghabisi dia.


Saat si pengelana melihatku, ekspresi wajahnya langsung berubah total.
Aku yakin kau ingat aku menghajarmu saat kita bertemu sebelumnya, kan?


Si Manticore mengayunkan lengannya ke udara.
Jubahnya robek dan cakar dari seekor binatang besar muncul.
Manticore itu barusaja membatalkan [Art of Human Tranformation] hanya satu bagian tubuhnya.


"Gwaah?!"


Goz terlempar secara paksa dan berguling di tanah seraya tubuhnya menghantam hambatan yang ada didepannya berkali-kali.
Saat dia akhirnya berhenti berguling, dia berlumuran darah. Kayaknya pundaknya terkena cakar si Manticore.


".........P-Pengelana-san?"


Anak kecil itu perlahan menjauh dari si Manticore.


"Gru~uooo!"


Aku mengangkat cakarku dan menembakkan [Wind Slash] pada Manticore.
Si Manticore menggunakan tangan manusianya yang satu untuk menangkap anak itu dan berusaha menghindari pedang angin tersebut.
Darah keluar dari bahunya yang terkena serangan, tapi lukanya dangkal. Pedang angin itu memotong pohon yang ada di belakang mereka.


Si Manticore melirik pohon yang rubuh itu dan memasang ekspresi terkejut.
Lalu, dia mencekik leher anak itu dan memegangnya layaknua sebuah perisai daging manusia sebelum berlari kearahku.
Apa kau mau menggunakan anak gak bersalah itu untuk memblokir seranganku berikutnya?! Apa itu maumu, dasar monster?!


Ini buruk.
Sekarang dia punya sandera.


Dragon egg 235.png


"A... ga ~a! T-Tidak...... tolong aku......"


Karena dia memegang leher anak itu, anak itu pada dasarnya tercekik sekarang ini.


Si Manticore betul-betul membuatku jengkel.
Wajahnya mulai berubah.
Rambutnya juga semakin gelap dan tambah panjang, dan matanya juga menjadi semakin mirip dengan seekor binatang liar yang buas.
Bagian putih dari matanya berubah menjadi kuning, dan kulit wajahnya juga semakin gelap.
Dan, dari mulut manusianya, muncul rahang dengan taring tajam.


"Gebaha~a~aaa!"


Si Manticore membuka mulutnya lebar-lebar dan mengeluarkan raungan keras untuk mengintimidasi aku.
Anak itu begitu ketakutan sampai-sampai dia gak bisa berkata apa-apa lagi.
Lalu, si Manticore membawa anak itu dan berlari ke arah bangunan terdekat.


Manticore bangsat..... kenapa kau datang kesini sih.....
Aku tau kalau tindakanku terbatas karena adanya sandera, tapi kenapa kau pergi ke jalan buntu.


Sementara itu, aku mendekati bangunan lain terdekat.
Segera setelah berpikir tentang kemungkinan konsekuensi terburuk, si Manticore membuat lubang di dinding desa.
Dia sepenuhnya membatalkan perubahan manusianya.
Lalu si Manticore mengangkat kaki depannya dan melompat menggunakan kaki belakangnya, dan monster itu kabur.
Dia mendarat dengan kaki depannya lalu berlari ke dalam hutan.


Aku sudah menduganya, tapi tetap saja dia sangat cepat.
Aku gak yakin aku bisa menyusulnya meski dengan kecepatan penuhku.


Aku sempat berpikir untuk mengejarnya, tapi kemudian, aku melihat kalau anak yang dijadikan sandera tadi pingsan di tanah.
Kenapa aku tadi memutari bangunan padahal aku sudah tau kalau itu cuma akan memperlambatku.
Manticore itu meninggalkan anak itu supaya dia bisa mengulur lebih banyak waktu, seberapa rendahnya kau itu.


"Gru~u~ooooooo!!"


Saat aku berteriak frustrasi, aku merentangkan sayapku dan terbang ke langit, dan aku menembakkan dia [Wind Slash] pada punggung si Manticore yang kabur, meski lambat, aku menembakkan yang ketiga.
Si Manticore lompat ke samping untuk menghindar.
Dan, tembakan yang terakhir bisa menggores punggung si Manticore.


"Geba~aa!"


Si Manticore menjerit kesakitan, tapi terus berlari tanpa berhenti.
Lalu dia menembakkan sebuah bola duri pada tanah dari ekor runcingnya dan melompat menjauh. Dia gak lagi dalam jangkauanku.
Setelah menghancurkan dinding desa, dia kabur begitu saja.


Dia memang cepat.
Itu membuatku muak karena aku gak membunuh dia pada pertemuan pertama kami.
Aku harus memikirkan sebuah rencana untuk menghabisi dia lain kali.

Sebelumnya Halaman Utama Selanjutnya