Dragon Egg Indo:Bab 222

From Baka-Tsuki
Revision as of 14:20, 22 May 2020 by NN (talk | contribs) (→‎Bab 222)
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Jump to navigation Jump to search

Chapter 222 - Tulang[edit]

Untuk sekarang ini, aku akan mencari sesuatu untuk dimakan di kuil itu.


Selain laba-laba tanpa kaki (mati) dan kantung telur (menempel pada kepala Sobat), lalat pasti akan berkumpul didekat daging yang membusuk.... dan juga, aku menemukan tulang manusia didalam.


Tulang-tulang itu kelihatan kecil, seperti milik anak kecil.
Kayaknya sudah mati sejak lama.
Mungkin itu seorang anak Lithuvar yang ditangkap si Mantocore. Jangan bilang si Manticore cuman mengincar anak kecil.


"Gru~o......"


Aku menyesal aku nggak menghabisi monster itu.
Kecepatannya terlalu cepat buatku.
Pas dia lengah meski sesaat saja, harusnya aku membunuh dia dengan serangan yang kuat.
Manticore itu saat ini mungkin memburu anak-anak dan mengincar telur seseorang disuatu tempat.
Memikirkannya saja sudah membuatku muak.


"Gra~a! Gra~a~!"


......Seolah berusaha menghibur aku, Sobat, dengan kantung telur menempel dijidatnya, mulai membuat lelucon.
Yah, aku sih nggak sedih, lho.
Kau itu seekor monster. Meski aku sendiri juga seekor monster. Tapi, kau juga patuh dengan apa yang kukatakan, dan kau seperti seorang penyihir yang menggunakan sihir penyembuh pada manusia.... dan, selain hal itu, kau tetaplah seekor monster.


Lagian, apa kantung telur itu sesuatu yang perlu disyukuri? Atau, mungkinkah itu sesuatu yang mau kau makan? Aku gak betul-betul paham kenapa kau gembira, tapi apa itu ekspresi "Aku bisa makan"?!


"Gra~a~! Gru~a~!"


Karena aku membicarakan soal itu, jadi itulah yang kupikirkan. Meski aku punya skill [Communication], itu gak berguna. Terkadang aku merasa gugup saat aku gak paham apa yang kau pikirkan.


Saat aku menggerakkan kaki depanku keluar, Sobat juga mengarahkan lehernya keluar dan kemudian menatapku.


"Gru~a!"


Raungannya lebih mengintimidasi dari yang sebelumnya. Itu terdengar mengancam.
Kurasa dia bilang kalau aku salah menebak.


Apa? Jangan bilang... kau mau menyimpannya?


"Gra~a"


Anggukan Sobat menyuruhku segera menyelesaikan apa yang sedang kulakukan.
Whoa, kami barusan berkomukasi.
Tunggu dulu, tidak! Terus kau mau ngapain dengan menyimpan laba-laba itu?!
Mahluk hidup bukanlah mainan!
Selain itu, laba-laba itu juga seekor monster, lho!
Siapa yang tau apa yang akan terjadi kalau sudah menetas. Sobat menjauhkan kepalanya dariku, seolah dia bilang kalau dia gak mau menyerahkan telur itu.
Dia ini, memang cewek keras kepala...


Biar kuperiksa spesies apa laba-laba itu.
Kalau itu ternyata seekor monster yang berbahaya, maaf, tapi aku akan membakarnya.


Arachnae

Monster peringkat C

Seekor laba-laba besar yang berbulu.
Mereka biasanya jinak, tapi mereka menempelkan kantung telur pada tubuh mereka saat mengamuk.
Mereka memang laba-laba, tapi mereka sangat terampil dalam mengurus jaring mereka.


.....Jinak, huh?
Yah, itu cuma berperingkat C, jadi kurasa gak masalah.


Baiklah kalau begitu, kau boleh menyimpannya sampai kau puas.
Laba-laba yang kubunuh tadi, rasanya seperti mempercayakan telurnya padaku, aku jadi gak enak hati... setidaknya itulah yang kupikirkan.
Untuk sekarang ini, kurasa aku harus mengubur mayat laba-laba dan tulang belulang manusia itu diluar....


Tunggu, haruskah aku membawa tulang belulang itu?
Aku merasa itu akan jadi kesalahpahaman lagi....
Aku memang punya kepala naga yang mungkin atau bisa juga gak memakan manusia.
Bisakah aku mengubur tulang belulang ini diluar kuil dengan benar?


.....Hmm, tunggu, bisakah [Fake Life] berguna disini?
Kalau aku gak salah ingat, skill ini bisa memberi jiwa buatan.... efeknya gitu, kan?
Aku belum pernah memakainya sebelumnya jadi aku gak bisa menjamin apapun, tapi itu harusnya semacam reinkarnasi, kan?
Layak dicoba.
Mungkin, mungkin saja, daging dan tubuhnya juga berregenerasi?
Sesuatu semacam itu bisa saja terjadi juga.


[Fake Life] [Fake Life]!


.....Huh, gak ada yang terjadi.
Mungkinkah... Sobat yang memiliki skill itu?
Ayolah sistem skill, setidaknya beri aku skill baru juga.....
Setiap kali aku mendapatkan skill yang bagus, selalu Sobat yang bisa menggunakannya.
Jangan bilang, skill yang didapatkan Ouroboros.... semuanya jadi milik kepala yang satunya?! Rasanya aku pengen nangis sekarang.


Hei Sobat, tolong gunakan [Fake Life].
Aku gak akan mengganggumu dan telur punyamu lagi.


"Gra~a"


Saat Sobat meraung, cahaya hitam mengelilingi mayat laba-laba itu.


Level Normal Skill [Fake Life] naik dari level 1 menjadi 2


Tunggu, tunggu bentar! Bukan yang itu!
Salahku juga sih gak kasi tau yang mana yang harus dibangkitkan, tapi itu tetaplah salah sasaran!


Mayat laba-laba itu mengeluarkan suara "guchi guchi" dan sedikit mengembung.
Ada semacam tentakel aneh keluar dari tubuhnya.
Dan tanpa pikir panjang, aku menghancurkan tentakel itu dengan cakarku, dan mayat laba-laba itu lalu meledak.
Cairan hitam berhamburan kemana-mana.


Karena perbedaan peringkat yang jauh, exp poin tak bisa didapatkan


Whoa, whoa, nyaris saja.
Aku hampir jadi seekor monster alkemis atau semacamnya.
Aku hampir lupa kalau sebelumnya aku adalah seekor Calamity Plague Dragon.
Yah, itu tidaklah mengejutkan kalau seekor monster muncul.
Ya, itu benar.
Gak disangka [Fake Life] ternyata sejenis skill pembangkit, harapanku sia-sia.
Ini sama saja dengan skill pemanggilan monster besar-besaran.


"Gru~a?"


Sobat menatapku dengan aneh lagi.
Maaf, tapi gak mungkin aku membiarkan sesuatu seperti itu berkeliaran bebas.
Tetap saja, kalau itu yang terjadi, maka kurasa pembangkitan adalah hal yang mustahil.
Kecuali kalau aku meningkatkan level skillnya..... tidak, gak perlu ambil resiko.
Kayaknya memberi jiwa buatan atau nyawa palsu pada sesuatu gak betul-betul dihitung sebagai menghidupkannya.
Kurasa meski skill ini berlevek maksimum, skill ini cuma akan melahirkan monster lain. Itu buruk, aku akan menyegel skill ini.


Tulang belulang manusia ini.... aku akan menguburnya diluar.
Tapi, tunggu.... aku gak akan tau kalau gak mencobanya....
Nggak, nggak, nggak, kalau ujung-ujungnya gagal, maka itu sama saja aku bermain-main dengan mayat hidup.


Aku akan membangkitkannya, dan kalau kurasa gagal, aku akan langsung menghabisinya.
Tunggu, kurasa itu salah.
Gimana kalau ternyata berhasil dan secara gak sengaja aku menghabisinya? Aku sama sekali gak bisa berpikir positif.


....Level skillnya memang naik sih.
Maksudku, peluang itu terjadi tidaklah nol....
Nyatanya, kalau ternyata itu berhasil dan aku betul-betul bisa menghidupkannya lagi, maka setidaknya aku gak akan menyesalinya.


Sobat.
Aku memintamu menggunakan skill itu sekali lagi pada tulang itu.


"Gra~a"


Seperti sebelumnya, saat Sobat meraung, cahaya hitam mengelilingi tulang belulang manusia itu.
Bagian-bagian tulang itu mulai mengambang di udara dan berkumpul untuk membentuk satu skeleton utuh. Lalu skeleton itu perlahan mulai bergerak.
Skeleton itu bergerak dengan aneh dan kemudian menabrak dinding dan menjatuhkan tengkoraknya.
Dia berusaha mengambil kepalanya, tapi saat dia membungkuk, sesuatu retak dan kakinya jatuh. Dia kehilangan keseimbangan dan seluruh anggota tubuhnya juga jatuh.


D-Dagingnya gak kembali, aku paham....
Aku ragu dia masih memiliki ingatannya yang dulu, atau apakah dia memiliki kesadaran diri.
Apa yang harus kulakukan sekarang? Kurasa ini bisa dianggap sebagai sebuah kegagalan, kan?
Haruskah aku menghabisinya? Tapi, tetap saja.....


Level Skill Gelar [King of Meaness] naik dari level 7 menjadi 8


Wah, salah satu gelar burukku naik level.
Apa ini disebabkan oleh rasa muak, penyesalan, atau mungkin penghinaan.
Aku harusnya mengetahuinya lebih baik daripada mencampuri urusan hidup dan mati.

Sebelumnya Halaman Utama Selanjutnya