Mondaiji-tachi ga isekai kara kuru soudesu yo (Indonesia):Jilid 1 Bab 2

From Baka-Tsuki
Revision as of 15:44, 22 April 2015 by Hikari1189 (talk | contribs) (Created page with "==Bab 2== ===Bagian 1=== '''Tempat ini adalah Little Garden, Gerbang Luar nomor 2105380, Jalan Besar Peribed, di depan Alun-alun Air Mancur.''' Sekumpulan anak kecil sedang...")
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Jump to navigation Jump to search

Bab 2

Bagian 1

Tempat ini adalah Little Garden, Gerbang Luar nomor 2105380, Jalan Besar Peribed, di depan Alun-alun Air Mancur.

Sekumpulan anak kecil sedang bermain di sekitar di depan tangga yang menuju bagian dalam Little Garden.

“Jin~Jin~Jin~! Kenapa Kuro Usa-neechan belum kembali?”

“Kita sudah menunggu selama 2 jam dengan sia-sia!! Aku sudah lelah…”

Grup anak-anak tersebut mulai menyuarakan ketidakpuasan mereka, jadi Jin berkata dengan senyum yang sedikit getir:

“…Kelihatannya begitu. Kalian semua bisa pulang sekarang. Aku akan menunggu rekan kita di sini.”

Jin, anak laki-laki dengan karakteristik yang unik – rambut keriting dan sebuah jubah yang kebesaran – memerintahkan anak-anak tersebut yang berkerumun di sekitarnya untuk kembali dan pulang ke rumah.

“Kalau begitu kami pulang~. Sulit menjadi seorang pemimpin, tapi tetaplah lakukan yang terbaik, Jin~!”

“Kalau memang tidak apa-apa untuk pulang, bilang sejak awal! Kakiku seperti tongkat kayu!”

“Aku lapar. Tidak apa-apa jika aku makan malam tanpa menunggumu?”

“Ya. Tapi jangan tidur larut malam sekalipun kami telat pulang!”

Anak-anak mulai bergerak pulang ke rumah dengan riang.

Jin duduk di tangga batu.

Untuk melewatkan waktu karena dia sekarang sendirian, dia menatap termenung pada orang-orang yang melewati gerbang.

(Kudengar negara-negara yang terbentuk di luar Little Garden menjadi semakin aktif akhir-akhir ini, tapi karena Jalan Besar Peribed ini menghadap ke [Tepi Dunia] tidak banyak yang terjadi …)

Di Little Garden, istilah [Negara] umumnya digunakan untuk merujuk pada komunitas yang amat sangat besar.

Ada gambaran jelas [Tepi Dunia] bagi dunia Little Garden, tapi mereka mengatakan bahwa dalam hal ukuran permukaan, itu menyaingi sebuah matahari.

Tidak mungkin sumber daya alam yang begitu banyak dan lahan yang melimpah dibiarkan tak berkembang.

Orang-orang berbakat mengumpulkan orang dan membentuk sebuah negara, tapi di saat yang sama ada banyak orang yang tidak memiliki bakat yang mulai tinggal di luar kota terselubung Little Garden.

Ras seperti ras Naga, ras Iblis, Makhluk Mistis, dan Roh semuanya mempunyai pemukiman dalam skala besar di luar dinding Little Garden.

Orang-orang dengan Gift bisa mendapatkan kekuatan di kota-kota di luar Little Garden ini, kemudian menggunakan kekuatan yang baru didapat ini untuk sekali lagi berpatispasi di Gift Game di dalam Little Garden.

(Jika orang-orang dari dunia lain ternyata tidak berguna, kita mungkin harus meninggalkan Little Garden dan menemukan tempat untuk tinggal di luar.)

Jin menempatkan semua harapan dan ekspektasinya pada rekan-rekan barunya itu. Karena Komunitas yang tidak berdaya tidak dapat mengatur Gift Games sebagai Host dan tidak dapat berpatisipasi dan memenangkannya juga.

Kemunduran hingga ke kondisi dimana bahkan tidak dapat menyokong diri sendiri. Itu berarti kehancuran Komunitas.

Saat ini, untuk suatu alasan, Komunitas Jin - kecuali Kuro Usagi – hanya terdiri dari anak-anak yang lebih muda darinya.

Meninggalkan tanah tempat mereka tinggal sejak mereka lahir dan mengembara tanpa arah adalah sesuatu yang dia ingin hindari bagaimanapun caranya.

“Jin-bocchan! Aku telah membawa orang-orang baru~!”

Jin mengangkat kepalany. Kuro Usagi dan dua orang gadis lainnya berjalan menyusuri jalan menuju Gerbang Luar.

“Selamat datang kembali Kuro Usagi. Kedua gadis itu?”

“Ya, tepat! Ketiga….”

Kuro Usagi menolehkan kepalanya tiba-tiba, dan langsung membeku di tempat.

“…Eh, apa? Bukannya ada satu lagi yang lain? Laki-laki dengan mata yang terlihat jahat, mulut yang jelek dan aura “Aku adalah anak yang bermasalah” memancar dari seluruh tubuhnya.”

“Ah, Izayoi-kun? Dia bilang ”Aku akan pergi melihat-lihat tepi dunia dan segera kembali!” dan lari ke arah itu.”

Ke arah itu.

Tempat yang dia tunjuk adalah tebing curam yang mereka lihat di ketinggian 4000m di udara.

Berdiri kebingungan di tengah jalan, Kuro Usagi mulai mempertanyakan mereka dengan telinga mengerut.

“Kenapa kalian tidak menghentikan dia!?”

“Karena dia bilang, ”Jangan hentikan aku.”.”

“Lalu kenapa kalian tidak memberi tahu Kuro Usagi tentang ini!?”

“Karena dia bilang, ”Jangan bilang ke Kuro Usagi tentang ini”.”

“Itu bohong. Itu pasti bohong. Kalian hanya berpikir akan sangat merepotkan, ya ‘kan kalian berdua?”

"“Un.”"

Kuro Usagi jatuh berlutut.

Dia sangat iri dengan dirinya di saat beberapa jam lalu, ketika dia masih bersemangat tentang kedatangan bakat-bakat baru.

Memikirkan bahwa mereka semua ternyata adalah anak-anak yang bermasalah, seharusnya ada batasan untuk gangguan semacam ini.

Bertolak belakang dengan Kuro Usagi, Jin memucat dan berteriak.

“I-ini gawat! Di [Tepi Dunia] ada banyak Makhluk Mistis berkeliaran dengan bebas demi Gift Game.”

“Makhluk Mistis?”

“Y-ya. Istilah ini digunakan untuk makhluk buas yang memiliki Gift, terutama dekat dengan [Tepi Dunia] ada beberapa dengan Gift kuat. Begitu kau bertemu dengan mereka, tamatlah sudah, tak ada manusia yang bisa berharap untuk menghadapi mereka!”

“Oh, sayang sekali. Sudah Game Over untuknya?”

“Game Over bahkan sebelum memulai permainan? …Konyol.”

“Bukan waktunya bercanda!”

Jin mati-matian mencoba menekankan betapa seriusnya situasi, tapi mereka berdua hanya mengangkat bahu setelah diomeli.

Kuro Usagi berdiri sambil menghela napas panjang.

“Haa…Jin-bocchan. Aku benar-benar minta maaf, tapi apakah tidak apa-apa meninggalkan mereka berdua ini padamu?”

“Aku mengerti. Apa yang akan kaulakukan Kuro Usagi?”

“Kuro Usagi akan menangkap anak bermasalah itu, dan sekaligus, aku akan menyesalinya habis-habisan karena telah memandangku remeh, seseorang yang disebut [Bangsawan Little Garden]!”

Kuro Usagi pulih dari stress-nya dan mulai memancarkan aura kemarahan dari seluruh tubuhnya, mengubah warna rambutnya dari hitam kemilau menjadi merah menyala.

Mengarah keluar gerbang, dia melompat tinggi di udara dan berlari dengan cepat dengan bantuan ukiran patung di sisi gerbang tersebut, kemudian berpengangan pada salah satu pilar gerbang sehingga berdiri secara horizontal dan berkata.

“Kami akan segera kembali! Kalian berdua bersenang-senang dan jelajahilah Little Garden sedikit!”

Rambut merah menyalanya berkibar ketika dia melemparkan dirinya dari gerbang, meninggalkan retakan di sana. Kuro Usagi melompa dengan kekuatan penuh, melesat bagaikan peluru, dia menghilang dari pandangan mereka dalam sekekap.

Sambil merapikan rambutnya dari efek angin kencang, Kudou Asuka bergumam.

“…Kelinci di Little Garden dapat melompat-lompat sangat cepat. Benar-benar mengagumkan.”

“Mereka adalah bagian dari rumah tangga Pencipta Little Garden. Dia tidak hanya kuat, tapi memiliki berbagai Gift dan wewenang khusus sebagai keturunan bangsawan. Selama dia tidak berpapasan dengan Makhluk Mistis kuat tertentu, dia seharusnya baik-baik saja, kurasa…”

Asuka merespon dengan linglung “Aku mengerti,” kemudian dia berbalik pada Jin yang khawatir dan berkata,

“Nah, Kuro Usagi bilang kita sebaiknya pergi duluan dan menjelajah, jadi ayo kita terima tawarannya dan masuk ke dalam Little Garden. Apakah kau yang akan mengantarkan kami?”

“Eh, ah, ya. Namaku Jin Russel, pemimpin dari Komunitas ini. Aku baru saja menginjak umur 11 tahun dan masih belum berpengalaman, tapi ayo mulai mengakrabkan diri mulai sekarang. Nama kalian?”

“Aku Kudou Asuka, dan yang sedang menggendong kucing ini,”

“Kasukabe Yō.”

Setelah memperkenalkan diri mereka, Jin, Asuka dan Yō membungkuk bergantian.

“Kalau begitu, ayo masuk ke dalam Little Garden. Coba kulihat… Bagaimana kalau kita mengobrol sambil makan ringan?”

Asuka mengambil tangan Jin dan mulai melewati Gerbang Luar dengan senyum riang.


Bagian 2

Little Garden, Gerbang Luar nomor: 2105380, Dinding Bagian Dalam

Mereka berempat, Jin, Asuka, Yō dan si kucing calico tiba di sisi lain di bawah tabir setelah melewati jalan terusan yang terbentuk dari batu.

Pada saat itu, mereka berempat diselimuti cahaya terang.

Mereka melihat bangunan-bangunan yang sangat besar sejauh mata memandang dan sebuah tabir menutupi kota.

"No-nona! Padahal kita seharusnya memasuki kota terselubung, kita dapat melihat matahari!"

“…Kelihatannya begitu. Tapi kita tidak melihat ke dalam Little Garden dari luar.”

Dari ketinggian mereka tidak dapat melihat jalanan dan bangunan yang ada di bawah perlindungan kota.

Akan tetapi, sekarang matahari muncul di langit kota.

Meihat kota dengan bangunan yang mencapai langit, mereka memiringkan kepala dengan kebingungan.

“Selubung yang menutupi Little Garden dapat dilihat dari dalam. Itu awalnya ditempatkan untuk perlindungan bagi spesies yang tidak dapat menerima cahaya matahari langsung.”

Sementara menatap langit biru, Asuka menaikkan salah satu alisnya dan menyahut dengan nada ironis.

“Itu cerita yang menarik. Apakah vampir tinggal di kota ini?”

“Yah…, memang.”

“…Aku mengerti…”

Asuka memasang ekspresi yang campur aduk.

Dia tidak tahu kehidupan macam apa yang vampir sebenarnya itu jalani, tapi dia tidak terpikir mereka akan hidup di kota yang sama dengan yang lainnya.

Si kucing calico meluncur turun dari lengan Yō dan mulai mengagumi pemandangan di Alun-alun Air Mancur.

"Walau begitu… udaranya terasa sangat berbeda di sini daripada di hunian manusia lainnya yang kutahu. Rasanya sejernih udara di kedalaman hutan di pagi hari setelah kabut menghilang. Lihat! Patung di air mancur itu dibuat dengan sangat baik! Jika ayah Nona dapat melihatnya, dia pasti akan sangat senang."

“Ya, aku setuju.”

“Oh, apakah kau mengatakan sesuatu?”

“…Tidak.”

Yō menjawab dengan nada bicara yang sangat berbeda dengan nada lembut ketika berbicara dengan kucing calico.

Asuka tidak menyelidik perubahan sikap yang aneh itu lebih jauh, malahan dia memalingkan pandangannya ke kerumunan orang di Alun-alun Air Mancur.

Dekat air mancur ada beberapa café pinggir tepi yang elegan dan penuh gaya.

“Apa ada yang kau rekomendaksikan?”

“Ma-maaf. Aku menyerahkan persiapannya pada Kuro Usagi… Pilihlah mana yang kausuka.”

“Kau baik hati sekali.”

Akhirnya mereka duduk di café yang memasang bendera ‘Six Scars’ (Enam Cakaran). Dari dalam toko, seorang gadis bertelinga kucing segera muncul untuk menerima pesanan mereka.

“Selamat datang! Mau pesan apa?”

“Coba kulihat… Dua teh hitam dan secangkir teh hijau. Untuk penganannya…ini…dan itu.”

"Dan seporsi nekomanma[1]!"

“Ya, ya. Jadi tiga teh dan seporsi nekomanma.”

Hm…? Asuka dan Jin menelengkan kepalanya dengan bingung. Tapi yang lebih terkejut adalah Kasukabe Yō. Dengan mata yang seakan dia mengalami sesuatu yang sulit dipercaya, dia bertanya pada si pelayan.

“Kau dapat mengerti yang dikatakan kucing calico?”

“Tentu saja aku bisa~, aku berasal dari ras kucing. Tuan ini memiliki bulu yang sangat mempesona untuk ukuran seusianya, jadi aku akan memberimu sedikit pelayanan ekstra~.”

”Telingamu juga cantik dan ekormu membengkok dengan indah, Nee-chan. Di kesempatan berikutnya, aku akan datang mampir lagi.”

“Aduh, Tuan, anda pintar sekali merayu ♪"

Gadis bertelinga kucing itu kembali ke dalam toko, menggoyangkan ekornya kesana kemari sepanjang jalan.

Setelah melihat gadis kucing itu kembali ke toko, Yō mulai menepuk-nepuk si kucing calico dengan senyum bahagia.

“…Little Garden adalah tempat yang menakjubkan bukan, kucing calico? Ada orang lain yang dapat mengerti apa yang kaukatakan selain aku.”

”Aku senang untukmu, Nona.”

“Tu-tunggu sebentar. Mungkinkah kau bisa bicara dengan kucing?” tanya Asuka dengan nada kebingungan yang tak biasa.

Sebagai balasannya, Yō mengangguk sedikit.

Jin juga terlihat terpesona dan mulai bertanya-tanya.

“Apakah kau juga bisa berbicara dengan spesies lainnya, tidak hanya kucing?”

“Ya. Asalkan masih hidup, aku bisa bicara dengannya.”

“Itu kedengaran hebat. Jadi, kau bahkan bisa berbicara dengan burung-burung yang beterbangan?”

“Yah, aku mungkin…bisa. Burung yang pernah kuajak bicara adalah burung gereja, burung bangau dan burung tekukur…, tapi aku juga bisa bicara dengan penguin jadi tidak masalah.”

“Penguin!?”

“U-Un. Aku pernah bertemu seekor ketika di Aquarium. Aku juga berteman dengan lumba-lumba.”

Seakan disela Yō, Asuka dan Jin meninggikan suara mereka. Mereka berdua terkejut karena hal yang sama.

Ada banyak kesempatan bagi seseorang untuk bertemu burung-burung liar, tapi dia bahkan mendapat kesempatan berbicara dengan seekor penguin!

“Ta-tapi jika itu benar-benar mungkin untuk berbicara dengan setiap spesies, maka itu adalah Gift yang sangat menenangkan. Di Little Garden ini, celah pengertian dengan Makhluk Mistis sangat lebar.”

“Begitukah?”

“Ya. Beberapa ras kucing dan mereka yang tergabung dengan rumah tangga dewa, seperti kelinci, diberikan kemampuan untuk berkomunikasi dengan ras lain, tapi Makhluk Mistis adalah spesies yang berdiri sendiri sepenuhnya. Umum diketahui bahwa jika tidak dalam spesies yang sama atau memiliki Gift yang sesuai, maka akan sangat sulit untuk saling mencapai pengertian. Bahkan Kuro Usagi yang merupakan bagian dari rumah tangga Pencipta Little Garden tidak dapat berkomunikasi dengan semua spesies.”

“Aku mengerti… Kasukabe-san memiliki kemampuan yang menakjubkan, aku sedikit cemburu.”

Sambil tersenyum, Yō menggaruk wajahnya dengan gugup. Sebaliknya Asuka berbisik dengan suara dan ekspresi melankolis. Yō dan Asuka baru bertemu beberapa jam yang lalu untuk pertama kali, tapi Yō sudah dapat mengatakan bahwa ekspresi Asuka saat ini tidak seperti seharusnya.

“Kudou-san--"

“Panggil saja aku Asuka. Senang bertemu denganmu lagi.”

“Ah, ok. Kemampuan jenis apa yang kau miliki, Asuka?”

“Milikku? Kekuatanku adalah…yah, sangat parah. Karena--"

“Oyaa? Bukankah ini pemimpin dari Komunitas remeh ‘Tak Diketahui’ dari Blok Timur, Jin-kun sendiri. Kuro Usagi tidak di sini untuk mengasuhmu hari ini?”

Sebuah suara kurang ajar dengan kesopanan dibuat-buat memanggil Jin.

Di belakangnya ada seorang pria aneh, tinggi lebih dari 2m dan berpakain tuksedo cerah. Sayangnya, benar-benar disayangkan, orang aneh tersebut kenal dengan Jin.

“Komunitas kami disebut ‘No Name’, Galdo Gasper dari ‘Fores Garo’.”

“Diam kau tak bernama. Kudengar kau memanggil bakat-bakat baru. Mengejutkan bagaimana kau dapat menjaga Komunitasmu tetap bersama dalam keadaan mengerikan seperti itu bersama dengan kebanggaannya yang hilang bersama [Nama] dan [Lambang]-nya… Bukan begitu, Nona-nona?”

Pria berotot bernama Galdo itu dalam pakaian tuksedo cerahnya, terang-terangan duduk di kursi kosong di meja mereka. Asuka dan Yō tersenyum padanya karena sopan santun, tapi di saat yang sama mereka merespon tingkah kurang ajarnya dengan sikap dingin.

“Aku minta maaf, tapi jika kau ingin duduk bersama kami, maukah kau memperkenalkan dirimu sendiri sebelum kau memulai percakapan, sebagaimana etika yang seharusnya.”

“Aah, maaf. Aku berkaitan dengan Komunitas yang disebut ‘666 Beasts’ yang berdiam di Eselon Atas dari Little Garden.”

“Gerombolan tak beraturan.”

“Aku adalah pimpinan dari – Hei, tunggu sebentar!! Gerombolan tak beraturan katamu, bocah!!”

Setelah mendengar ucapan Jin, Galdo meninggikan suaranya, dan pada saat yang sama wajahnya berubah drastic. Mulutnya terbuka hingga ke dasar telinganya, taring pemangsa dan mata yang terbuka lebar terarah pada Jin dengan kebencian yang pekat.

“Hati-hati dengan mulutmu, bocah. Aku dikenal sebagai pria baik hati, tapi ada hal-hal yang bahkan aku tidak dapat berpura-pura tidak mendengarnya.”

“Saat kau menjadi penjaga hutan, kau dapat memberikan sikap sopan santun yang seharusnya terhadap kami. Sekarang kau hanya seperti makhluk buas yang tersia-sia di lingkungan Gerbang Luar nomor 2105380 ini.”

“Ha-, kau tidak berbeda dengan hantu yang melekat pada masa kejayaan lampaumu sendiri. Apa kau bahkan mengerti sedang berada dalam situasi apa Komunitasmu sekarang?”

“Ah. Tunggu sebentar.”

Asuka mengangkat tangannya untuk menyela pertengkaran mereka berdua.

“Aku tidak mengerti situasinya, tapi aku dengan jelas melihat bahwa kalian berdua dalam hubungan yang buruk satu sama lain. Aku akan menanyakan beberapa pertanyaan yang menggangguku.”

Asuka memberikan tatapan sedingin es. Akan tetapi target tatapannya bukanlah Galdo Gasper, tetapi –

“Nah, Jin-kun. Bisakah kau menjelaskan kepada kami apa yang Galdo-san maksudkan dengan mengungkit kondisi Komunitas kita saat ini?”

“I-itu…”

Jin kehilangan kata-kata. Saat itu, dia menyadari telah membuat kesalahan besar. Itu adalah hal yang dia dan Kuro Usagi ingin sembunyikan.

Asuka tidak melewatkan ekspresi gelisah Jin, dan mendesak untuk jawaban.

“Kau memperkenalkan dirimu sebagai pemimpin dari Komunitas ini. Kalau begitu, seperti Kuro Usagi, itu seharusnya adalah tugasmu untuk menjelaskan kepada rekan-rekanmu yang baru dipanggil tentang Komunitas. Apa aku salah?”

Suara bertanyanya tenang, tapi pertanyaannya menyerang Jin seperti pisau tajam.

Melihat situasi ini, Galdo Gasper mengembalikan wajahnya yang seperti hewan buas kembali ke bentuk manusia, kemudian dia berkata dengan nada lembut dan tersenyum dengan niat tersembunyi.

“Nona, tepat seperti yang kaukatakan. Menjelaskan peraturan dari dunia Little Garden pada rekan baru yang baru dipanggil adalah kewajibannya. Tapi tentu saja dia tidak mau melakukannya. Jika kau perkenankan aku, pemimpin dari ‘Fores Garo’, aku akan secara objektif menjelaskan pentingnya Komunitas dan situasi dari Komunitas ‘No Name’, yang bocah ini – maksudku Jin Russel pimpin.”

Asuka sekali melihat Jin dengan ekspresi curiga. Dia masih duduk terdiam di situ dengan mata mengarah ke bawah.

“Baiklah. Tolong jelaskan.”

“Akan kulakukan. Pertama-tama, Komunitas adalah istilah umum, digunakan untuk organisasi yang didirikan oleh sekelompok orang. Bentuknya beragam antar spesies yang berbeda. Manusia menggunakan kata seperti Keluarga, Organisasi dan Negara untuk merujuknya, sementara Makhluk Mistis menyebutnya [Kelompok].”

“Aku sudah tahu sebatas itu.”

“Ya, untuk memastikan. Bagi sebuah Komunitas untuk dapat aktif dalam Little Garden diperlukan sebuah [Nama] dan [Lambang]. Yang paling penting adalah [Lambang] yang digunakan untuk menandai wilayah dari Komunitas. Toko ini memiliki bendera yang besar juga, menggantung di sana. Yang satu itu juga.”

Galdo menunjukkan bendera yang menggambarkan lambang ‘Six Scars’ tergantung dari bagian atap kafe tepi jalan itu.

“Lambang itu, terbentuk dari enam tanda cakar, menandakan bahwa toko ini berada di wilayah dari Komunitas yang mengaturnya. Jika kau ingin memperluas Komunitasmu, maka kau dapat mempertaruhkan [Lambang] melawan Komunitas lain dalam [Gift Game] yang kalian berdua sepakati. Sebenarnya, aku memperluas Komunitasku dengan metode ini.”

Galdo Gasper memamerkan dengan menunjukkan [Lambang]nya yang ada di tuksedo cerahnya.

Lambangnya terbentuk dari pola belang macan. Yō dan Asuka melihat ke sekeliling alun-alun dan menemukan toko serta bangunan yang didekorasi dengan pola yang sama.

“Jika pola tersebut menandakan wilayah dari sebuah Komunitas… Maka tepat jika kusimpulkan kau hampir seluruhnya mengontrol lingkungan ini?”

“Tepat. Sayangnya kantor pusat dari Komunitas yang mengurus toko ini berada di Blok Selatan, jadi kami tidak bisa bergerak, tapi Komunitas aktif kelas menengah lainnya di sekitar Gerbang Luar nomor 2105380 berada dalam kendaliku. Yang tersisa adalah yang kantor pusatnya berada di Blok berbeda atau Level yang lebih tinggi. …Dan mereka yang bahkan tidak sebanding dengan usaha untuk mengambil alih,” tawa Galdo dengan menyindir.

Jin masih menggenggam jubahnya erat-erat dengan mata tertunduk.

“Nah, sekarang adalah masalah Komunitas kalian, nona-nona. Kukatakan yang sebenarnya…Komunitas kalian berada saat ini dulunya adalah Komunitas terbesar di Blok Timur ini sampai beberapa tahun yang lalu.”

“Wah, tidak kusangka.”

“Sekalipun pemimpinnya berbeda saat itu. Sepertinya dia adalah orang yang hebat, lebih hebat daripada Jin-kun ini sekarang. Catatan mereka dalam Gift Game adalah yang terbaik, mereka adalah yang terkuat di Blok Timur ini, katanya.”

Setelah itu Galdo tiba-tiba berbicara dengan nada bosan. Komunitas terbesar saat ini adalah miliknya, jadi cerita ini seharusnya tidak menjadi perhatiannya sama sekali.

“Little Garden ini dibagi menjadi Blok Barat, Timur, Utara dan Selatan, selain Blok Timur dia memiliki hubungan erat dengan Komunitas inti di Blok Utara dan Blok Selatan. Benar, aku mengatakan yang sesungguhnya, … Sekalipun aku membenci Jin, itu benar-benar mengherankan. Dia mendapat persetujuan dari Makhluk Mistis di Selatan dan Monster Pemakan Manusia di Utara, dan bahkan memiliki hubungan dengan Eselon Atas Little Garden. Begitu mengesankan hingga aku hampir mengaguminya… Yah, pemimpin sebelumnya tapi.”

“…”

“Komunitas mencapai kejayaannya yang tidak pernah terdengar di antara Komunitas yang didirikan manusia sebelumnya, tapi…! Mereka menarik perhatian dari seseorang yang tidak ingin kau jadikan musuh. Pada akhirnya mereka dipaksa untuk berpatisipasi dalam Gift Game dan dimusnahkan dalam satu malam, oleh malapetaka paling buruk di dunia Little Garden ini yang diatur oleh Gift Game.”

“Malapetaka?”

Asuka dan Yō bertanya bersamaan.

Rasanya terdengar aneh bahwa sebuah organisasi yang sebesar itu dapat dihancurkan oleh sebuah malapetaka sederhana.

“Ini bukanlah kiasan, Nona-nona. Mereka adalah sebuah malapetaka terbesar dan terburuk di Little Garden. …Mereka yang biasa disebut sebagai [Raja Iblis]).”


Bagian 3

“Sejauh mana sebenarnya dia!?”

Sudah hampir setengah jam yang lalu sejak Kuro Usagi mulai mencari Sakamaki Izayoi.

Mungkin tidak terlihat sejauh itu dari ketinggian 4000m di udara, tapi dari danau mereka mendarat, [Tepi Dunia] amat sangat jauh. Karena kau harus menyeberangi hutan untuk sampai sana, diragukan bahwa siapapun dapat mencapainya dalam percobaan pertama.

(Terlebih lagi, area ini adalah bagian dari Teritori Game dewa tertentu, jika mereka berbicara dengannya untuk berpatisipasi dalam sebuah Game…)

Keamanannya bahkan dalam keadaan terancam sekarang.

Dia mulai berlari dengan meningkatkan kecepatan, tapi ketika dia mendengar rintihan mengerikan dari hutan di sekitarnya, dia menghentikan langkahnya.

”Kelinci” “Seekor kelinci di sini” “Seekor [Kelinci Bulan] di wilayah terpencil ini!” “Seperti yang bocah itu katakan” “Haruskah kita mencoba memperlambatnya?” “Menantangnya dalam sebuah Game?” “Melawan [Kelinci Bulan]?” “Tapi menantangnya dalam hal apa?” “Kekuatan?” “Pengetahuan?” “Atau mungkin Keberanian?” “Mustahil, bagaimanapun tak mungkin ada kesempatan untuk kita menang.”

Kelinci disebut sebagai [Bangsawan Little Garden], mereka kelahiran bangsawan. Sebagai tambahan untuk jumlah mereka yang sedikit, mereka sangat jarang pergi keluar Little Garden.

Banyak roh jahat dari tanah ini berkumpul untuk melihat sekilas pada Kelinci si pengunjung yang tak disangka-sangka.

“Errr…Makhluk bijak dari hutan! Maaf atas pertanyaan mendadak ini, tapi entah bagaimana apakah kalian melihat seseorang melalui jalan ini? Maukah kalian berbaik hati menunjukkan arahnya?”

”.....” “………” “…………”

”Aku bisa menjadi pemandumu, jika kau tidak keberatan, Nona Kuro Usagi.”

Dari semak-semak, sebuah suara yang ramah dan bunyi tapak kaki kuda terdengar, sangt berbeda dari roh-roh jahat di sekitar. Yang muncul adalah kuda berwarna putih kebiruan dengan sebuah tanduk mencuat keluar dari dahinya - - sejenis Makhluk Mistis yang disebut Unicorn.

“I-ini sangat amat langka untuk melihat secara langsung! Komunitas ‘One-Horn’ seharusnya ada lebih ke selatan seingatku…”

”Aku juga bisa menanyakan hal yang sama padamu. Sangat tidak disangka untuk melihat seekor Kelinci di timur Little Garden. Tadinya kupikir itu hanya mungkin terjadi selama Game resmi antar Komunitas—Yah, mari tidak menyelidik lebih jauh urusan masing-masing. Jika kau mencari anak laki-laki yang sama dengan yang kupikirkan, maka seharusnya dia berada di arah yang sama dengan yang kutuju. Kelihatannya dia menantang salah satu dari Pemimpin Hutan, dengan kata lain seorang Dewa Air.”

“Uwaaa.”

Kuro Usagi jatuh berlutut seakan dia dapat pingsan kapan saja. Di tebing curam yang disebut [Tepi Dunia], ada Air Terjun Besar dengan sungai yang sangat besar disebut Tritonis yang membagi dunia Little Garden menjadi 8 bagian.

Tinggal di area tersebut hanyalah Naga atau Dewa Ular dari jenis Dewa Air.

“Kenapa… Benar-benar… Kenapa anak bermasalah ini…!”

“Tidak ada waktu untuk meratap sekarang. Jika anak laki-laki itu adalah kenalanmu, maka sebaiknya kita bergegas. Hanya yang terkuat yang selamat dari Game Dewa Air area ini. Kita mungkin berhasil tepat waktu. Naik ke punggungku.”

“Ya, ya. A-apa?!”

Sesuatu terjadi ketika Kuro Usagi mencoba naik ke punggung Unicorn.

Tiba-tiba sebuah getaran mengguncang tanah di seluruh hutan.

Segera melihat ke arah sungai, di kejauhan ada sejumlah pilar air yang begitu besar, yang dapat dilihat orang dengan mata telanjang.

Kejadian seperti itu adalah mustahil selama Game yang biasa.

“…Maaf. Tapi sepertinya akan lebih baik jika aku pergi sendiri.”

”Hm-… Aku tidak suka membiarkan seorang gadis muda ke dalam masalah, tapi… Apakah aku akan menghalangimu?”

“Ya. Jika sesuatu terjadi aku mungkin tidak dapat melindungimu. Dan maafkan ketidaksopananku, tapi Kuro Usagi juga berlari lebih cepat.”

Sang unicorn mengambil beberapa langkah mundur dengan senyum getir.

”Hati-hati. Sampaikan salamku pada anak bermasalahmu itu juga.”

Kuro Usagi mengangguk, dan mulai berlari menuju sungai Tritonis tersebut dengan ekspresi gelisah.

Sosoknya menjauh dalam sekejap mata. Berlari lebih cepat daripada angin sambil menghindari pepohonan, dia muncul di luar hutan seperti pancaran cahaya.

Beberapa saat setelah dia meninggalkan hutan dan pandangannya jelas, dia sedang berdiri di tepi sungai yang sangat besar.

“Seharusnya berada di sekitar sini…”

“Hm? Bukankah kau Kuro Usagi? Ada apa dengan warna rambutmu?”

Suara anak bermasalah yang menjengkelkan itu terdengar dari belakangnya.

Lega … Bukanlah sesuatu yang dia rasakan setidaknya. Setelah direpotkan sejauh ini, kesabaran Kuro Usagi sudah pada batasnya. Dengan murka dia berbalik.

“Ke mana saja kau menghilang!?”

“Ke [Tepi Dunia]. Yah, jangan terlalu marah.”

Senyum menyebalkannya masih ada.

Kelihatannya tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan, dia tidak terluka. Satu-satunya hal darinya yang berbeda dari setengah jam yang lalu adalah dia lebih basah kuyup daripada saat mereka jatuh dari langit.

“Bagaimanapun harus kukatakan, kau punya kaki yang sangat cepat. Aku hanya bermain-main, tapi tetap saja. Aku tidak mengira kau akan menyusulku secepat ini.”

“Uh…, tentu saja! Aku dipanggil sebagai [Bangsawan Little Garden], Bangsawan yang terhormat! Berpikir aku akan…”

(Aku…tidak menyusulnya… selama lebih dari setengah jam?)

Hal ini disebutkan beberapa kali, tapi dia adalah bagian dari rumah tangga Pencipta Little Garden.

Dia bergerak lebih cepat dari angin ribut dan kekuatannya jauh lebih besar daripada Dewa Perang umumnya. Dipikir kembali, kenyataan bahwa dia tidak menyadari ketika Izayoi menghilang, dan bahwa dia tidak dapat menyusulnya selama setengah jam, menyiratkan kemampuan fisiknya yang melampaui batas manusia umumnya.

“Yah, baiklah! Baguslah melihatmu tak terluka. Kudengar kau menerima tantangan Dewa Air dan itu membuatku takut setengah mati…”

“Dewa Air? … Ahh, maksudmu yang itu?”

Eh? Kuro Usagi mematung.

Izayoi menunjuk pada sesuatu yang panjang dan putih serta nyaris tak terlihat mengapung di sungai. Sebelum Kuro Usagi memahami apa itu, tubuh besar tersebut melengkungkan lehernya naik dan berkata :

Mondaiji-tachi ga isekai kara kuru soudesu yo v01 055.jpg

“Belum… Ujiannya belum selesai, bocah!”

Apa yang Izayoi tunjuk adalah ular yang amat sangat besar lebih dari 10m panjangnya. Tidak perlu dikatakan lagi, tak diragukan itu adalah Dewa Air yang memerintah area ini.

“Dewa Ular! … Bagaimana caranya kau sampai membuatnya semarah ini, Izayoi-san!?”

Izayoi menjelaskan situasinya sambil nyengir.

“Dia mulai mengoceh tentang ‘Pilih ujianmu’ atau sesuatu yang meremehkanku. Jadi aku mengetes apakah dia dapat mengujiku. Pada akhirnya hasilnya… mengecewakan.”

“Brengsek… Jangan sombong dulu, manusia! Aku tidak akan kalah oleh sesuatu seperti ini!”

Dewa Ular tersebut melolong dengan nada suara tinggi dan mata serta taringnya berkilauan. Pilar-pilar air terbentuk oleh arus udara yang kuat.

Melihat sekelilingnya, Kuro Usagi dapat menyimpulkan sejumlah pohon terpilin dan terbelah adalah hasil dari pertarungan mereka.

Jika seseorang tertelan oleh arus tersebut, maka tamatlah. Tubuh manusia tidak diragukan lagi akan tanpa ampun dicabik-cabik menjadi ribuan serpihan.

“Izayoi, mundur!”

Kuro Usagi mencoba melindunginya, tapi tatapan tajam Izayoi menghentikannya.

“Apa yang kaukatakan? Yang seharusnya mundur adalah kau Kuro Usagi. Akulah yang meminta pertarungan ini dan dia menerimanya. Jika kau menghalangi, aku akan menghancurkanmu lebih dulu.”

Nada suaranya terdengar sangat serius. Kuro Usagi menggigit bibirnya, menyadari tidak ada yang bisa dia lakukan begitu Game dimulai.

Sang Dewa Ular merespon perkataan Izayoi.

“Kuhargai semangatmu. Oleh karena itu, jika kau berhasil selamat dari serangan ini, kuakui ini sebagai kemenanganmu.”

“Jangan bicara omong kosong. Sebuah pertarungan tidak berakhir dengan menentukan pemenangnya. Itu berakhir ketika yang kalah ditentukan.”

Pemenangnya sudah jelas.

Mendengar perkataan yang kurang ajar tersebut, baik Kuro Usagi dan si Dewa Ular kehilangan kata-kata.

“Huh, … Itu akan menjadi kata-kata terakhirmu!”

Menanggapi raungan Dewa Ular, air sungai naik ke atas dalam bentuk spiral. Pusaran air seperti angin topan berputar lebih tinggi lagi dari Dewa Ular dengan menyerap ratusan ton air.

Ada tiga pilar pusaran air. Setiap dari pusaran tersebut meraung seperti hidup dan bergerak seperti ular.

Itu adalah kekuatan yang dapat memanggil badai dan bahkan menghancurkan lingkungan.

Kekuatan seseorang dengan Gift [Dewa].

“Izayoi-san!” teriak Kuro Usagi.

Tapi sudah sangat terlambat.

Pilar-pilar pusaran air melahap menuju tepi sungai, memelintir dan mencabik pohon-pohon di sekitarnya, menyelimuti tubuh Izayoi.

“…Haaa…Jangan sombong!”

Itu terjadi tiba-tiba. Sebuah serangan melebihi kekuatan badai. Izayoi di dalam amukan pusaran mendorong mundur sebuah badai dengan satu sapuan tangannya.

“Tidak mungkin!?”

“Mustahil!?”

Suara mereka terdengar sangat terkejut. Kekuatan tersebut melebihi batas kemampuan manusia.

Dewa Ular menjadi lengah saat serangan yang dikerahkannya sekuat tenaga ditangkis begitu saja dengan mudahnya, tapi Izayoi tidak melewatkan kesempatan ini.

Dia mendarat di atas tanah dengan tawa kejam.

“Wah… Kau hebat juga.”

Sebuah suara ledakan seperti tanah terbelah terdengar dari bawah kakinya. Izayoi melompat ke tubuh bagian atas Dewa Ular itu dan memukulnya begitu keras hingga tubuhnya terbang melayang ke atas, kemudian terjatuh kembali ke sungai. Dampaknya mengakibatkan air meluap, membanjiri hutan di sekitar.

Izayoi kembali ke tepi sungai dengan wajah kesal.

“Sial. Aku basah kuyup terus hari ini. Kuro Usagi, setidaknya kau akan membayar biaya cucinya, ‘kan?”

Candaan Izayoi bahkan tidak ditanggapi Kuro Usagi.

Bagian dalam kepalanya kacau, itulah hal yang setidaknya dia perhatikan.

(Seorang manusia… mengalahkan seorang Dewa? Dan hanya dengan tenaga semata? Omong kosong macam ini…!)

Kemudian dia mengingat perkataan dari Host yang menyediakan Gift yang digunakan untuk memanggil mereka.

“Mereka tidak diragukan lagi… Di antara manusia terkuat Pemilik Gift, Kuro Usagi.”

Kuro Usagi tadinya yakin perkataan itu hanya basa-basi saja.

Mereka adalah orang katanya yang dapat dipercaya, tapi dia meragukan kebenarannya bahkan ketika dia menyampaikannya pada Jin.

(Aku tidak mempercayainya… Tapi jika mereka benar-benar memiliki Gift sekuat itu…! Kebangkitan Komunitas kami bisa lebih sebuah mimpi!)

Gagal mengontrol rasa gembiranya, dia merasakan detak jantungnya semakin cepat.

“Oi, ada apa denganmu? Jika kau tidak waspada, aku akan meraba dada atau pahamu atau apapun.”

“Eh? Kyaa!”

Izayoir bergerak ke belakang Kuro Usagi dan menjangkaukan salah satu tangannya ke dada penuhnya dari bawah ketiak Kuro Usagi sementara mengarahkan tangan yang lainnya ke suatu tempat di antara rok mini dan kaus kaki berikatnya dan bergerak untuk menyentuh pahanya.

Kuro Usagi yang tadinya bersemangat menjadi ketakutan dan dengan segera dia mendorong mundur Izayoi sambil melompat menjauh darinya sambil berteriak:

“A-, bo-, bo-, kau bodoh ya!? Kau bermaksud menodai kesucianku yang telah kulindungi selama 200 tahun!?”

“Kesucian yang kau lindungi selama 200 tahun? Uwah, aku begitu ingin menodainya.”

“Kau orang yang sangat bodoh, ya?! Tidak, kau benar-benar sangat bodoh!!!”

Dia mengubah pertanyaannya menjadi sebuah pernyataan yang diinginkannya.

Spesies Kelinci sama seperti seseorang di suatu tempat yang mengemas semua selera dan kesukaannya di satu tempat, wajah cantik, polos, berjiwa bebas. Karena itulah sejumlah orang brengsek yang menargetkannya sama banyaknya seperti bintang di langit.

Sejauh ini tidak ada seorangpun yang bisa cukup dekat menyentuhnya tanpa dirinya memberikan reaksi, tidak membiarkan seorang tolol – atau tepatnya, mesum – mengarahkan tangan dari ketiaknya ke dadanya, hampir menyentuhnya.

“Yah, tidak masalah untuk sekarang. Ayo kita simpan kesenangan ini untuk nanti.”

“Be-begitukah!?”

Tawa dari tenaga baru yang lama ditunggunya nantinya akan menjadi musuh bebuyutan alamiah Kuro Usagi.

Untuk sejenak, mata Kuro Usagi menerawang jauh.

“Ngo-ngomong-ngomong, apa yang akan kaulakukan dengan Dewa Ular? Apa dia masih hidup?”

“Aku tidak sampai sejauh itu hingga mengambil nyawanya. Menyenangkan bertarung dengannya, tapi tidak akan menyenangkan dengan membunuhnya. Begitu aku melihat ke air terjun di [Tepi Dunia] aku akan kembali ke Little Garden.”

“Kalau begitu, setidaknya ayo terima Gift-nya. Tidak peduli bagaimana rincian Game-nya, Izayoi-san adalah pemenangnya. Yang Mulia Dewa Ular seharusnya juga tidak ada keluhan.”

“Hm?”

Izayoi melihatnya dengan ekspresi kebingungan. Lalu Kuro Usagi menambahkan seakan teringat sesuatu.

“Ketika kau bertanding dengan seorang dewa dalam sebuah Gift Game, normalnya kau memilih dari 3 metode dasar. Yang paling populer adalah [Kekuatan], [Pengetahuan] dan [Keberanian]. Ketika kau memilih kontes kekuatan, biasanya lawan sebanding disiapkan, tapi dalam kasus ini kau mengalahkan sang dewa sendiri. Tidak diragukan lagi kita akan mendapatkan sesuatu yang bagus! Dengan ini Komunitas Kuro Usagi dapat menjadi lebih kuat daripada sekarang♪”

Kuro Usagi mendekati Dewa Ular dengan langkah-langkah seakan dia akan menari.

Tapi Izayoi menatap Kuro Usagi tampak tidak puas.

“……”

“A-ada apa, Izayoi-san? Kau kelihatan menyeramkan, apakah entah bagaimana aku menyinggungmu?”

“…Tidak. Yang kaukatakan itu benar. Pemenangnya mendapatkan sesuatu dari yang kalah, cara kerja Gift Game seperti itu. Aku tidak ada masalah dengan itu, tapi… Kuro Usagi…”

Nada bicara dan ekspresi jenaka Izayoi hilang seluruhnya. Bersamaan, ekspresi Kuro Usagi menjadi tegang juga.

“Kau menyembunyikan sesuatu yang sangat penting, ‘kan?”

“….Apa yang sedang kaubicarakan? Jika itu tentang Little Garden, aku telah berjanji akan menjawab semua pertanyaanmu, hal yang sama tentang Gift Game juga—“

“Bukan itu. Apa yang sedang kutanyakan padamu adalah tentang dirimu, … tidak… Aku akan menanyakan pertanyaan yang kuyakin aku tahu jawabannya. Mengapa sangat penting untuk memanggil kami?”

Di permukaan, ekspresi Kuro Usagi tidak berubah, tapi merasa sangat tegang.

Dan itu karena pertanyaan Izayoi yang tepat mengenai apa yang dia coba sembunyikan.

“Itu…seperti yang kukatakan sebelumnya. Supaya kalian menikmati dan hidup di sini dengan riang…”

“Ah, benar juga. Awalnya kupikir itu benar-benar murni karena niat baik seseorang, atau hanya sebuah lelucon. Aku mendapat tawar menawar penjualan rasa bosan yang bukan main sedang dua orang yang lain punya alasan yang cukup bagus untuk datang ke Little Garden, melihat mereka setidaknya tidak memprotes. Jadi aku tidak terlalu mengaitkan diriku dengan situasimu, tapi…… Bagiku entah bagaimana Kuro Usagi terlihat putus asa.”

Itu pertama kalinya Kuro Usagi membiarkan kesedihannya terlihat.

Matanya bergetar dan menatap kembali Izayoi seakan dia telah mengenai sesuatu yang menyakitinya.

“Ini hanya dugaanku, tapi ……Bukankah Komunitas Kuro Usagi tak berdaya – atau karena suatu hal – tim yang ditolak, atau sesuatu seperti itu? Jadi kau memanggil kami untuk memperkuat organisasi. Jika kuanggap itulah masalahnya, maka semua tindakanmu saat ini dan dirimu yang menjadi sangat marah ketika aku menolak bergabung dengan Komunitasmu menjadi masuk akal. ….. Jadi? Tepat sasaran, ‘kan?”

“………!”

Kuro Usagi dengan pahit mendecakkan lidahnya dalam hati. Mendapati kenyataan tersebut muncul pada saat ini akan sangat merepotkan.

Aset sangat kuat yang berhasil mereka panggil setelah banyak kesulitan, dia ingin menghindari membiarkan mereka pergi bagaimanapun caranya.

“Dan kau menyembunyikan kenyataan ini dari kami. Menilai dari hal itu, kami seharusnya masih dapat memilih Komunitas lain, apa aku benar?”

“………”

“Diammu mengatakan semuanya padaku Kuro Usagi. Jika kau tetap diam pada titik ini, situasinya hanya akan menjadi semakin buruk. Atau tidak masalah jika aku pergi ke Komunitas lain?”

“Tidak, bu-bukan begitu! Tolong tunggu sebentar!”

“Itu yang sedang kulakukan sekarang, bukan? Katakan saja padaku segalanya tanpa menutupi-nutupi apapun.”

Izayoi duduk di atas batu terdekat di tepi sungai dan mengambil posisi mendengarkan. Tapi Kuro Usagi, mengatakan segala sesuatu tentang Komunitasnya merupakan resiko besar.

(Setidaknya jika mereka menyadarinya setelah mereka menandatangani Perjanjian Masuk Komunitas --!)

Setelah mereka menandatangani Perjanjian Masuk, mereka tidak dapat pergi dengan mudahnya, bahkan sekalipun kebenarannya muncul. Mereka berencana untuk membuat anak-anak ini meminjamkan kekuatan mereka untuk merestorasi Komunitas mereka sedikit demi sedikit, tapi kelihatannya baik Jin dan Kuro Usagi mendapat keberuntungan yang jelek. Lawan mereka adalah anak-anak bermasalah kelas dunia.

“Jika kau tidak akan mengatakan apapun padaku, maka tidak perlu kaulakukan. Aku hanya perlu bergabung dengan Komunitas lain.”

“… Jika kukatakan padamu… Akankah kalian membantu kami?”

“Ya. Jika itu cukup menarik.”

Dia tertawa terbahak-bahak, tapi tetap saja, matanya tidak.

Kuro Usagi menyadari pada akhirnya bahwa penilaiannya salah.

Ketika menghadapi dua gadis yang lain, yang hanya mendengarkan apa yang Kuro Usagi katakan, mata anak laki-laki yang terlihat sembrono ini dengan cermat mencoba memahami seperti apakah [Dunia Little Garden].

“…..Baiklah. Kalau begitu Kuro Usagi akan menguatkan hatinya dan mengatakan padamu tentang situasi mengerikan Komunitas kita, semenarik mungkin.”

Kuro Usagi berdeham. Dia terutama melakukan ini karena putus asa.

“Pertama-tama, Komunitas kita tidak memiliki sebuah [Nama] untuk menyebut diri kita sendiri. Karena itu ketika seseorang memanggil kita, mereka mengacu pada kita dengan sebutan ‘No Name’.”

“Hee… Perlakuan kasar, ya? Lalu?”

“Lebih jauh lagi, kita tidak memiliki Lambang yang mewakili kebanggaan Komunitas kita. Lambang ini juga mengisi peran penting dalam menandai area dari Komunitas.”

“Hmm. Lalu?”

“Selain [Nama] dan [Lambang], kita tidak mempunyai satupun anggota inti kita lagi. Terus terang, dari 122 anggota hanya Jin-bocchan dan Kuro Usagi yang memiliki Gift yang cukup kuat untuk berpatisipasi dalam Gift Game, sisanya adalah anak-anak di bawah usia 10 tahun!”

“Benar-benar di ambang kepunahan, ya!”

“Tepat seperti yang kaukatakan--♪”

Menertawakan perkataan Izayoi yang tenang, Kuro Usagi membenturkan kepalanya ke lututnya dengan bunyi gedebuk. Mengatakannya keras-keras, dia mau tidak mau berpikir bahwa Komunitas mereka benar-benar berada di ujung tanduk.

“Dan kenapa bisa sampai seperti itu? Apakah Komunitas Kuro Usagi berfungsi sebagai taman kanak-kanak atau semacamnya?”

“Bukan, semua orang tua mereka diculik. Oleh tangan dari malapetaka terbesar di Little Garden … seorang [Raja Iblis].”

Mendengar kata [Raja Iblis], Izayoi yang hanya mengangguk-angguk sejauh ini, meninggikan suaranya untuk pertama kali.

“Ra…Raja Iblis!?”

Matanya berbinar seperti anak kecil yang baru saja menyadari sebuah mainan baru di jendela pajang.

“Raja Iblis! Apa-apaan itu, keren sekali!? Apakah ada orang di Little Garden yang dipanggil nama hebat seperti itu?”

“Ya-yah… Benar. Tapi mungkin dia sedikit berbeda dari yang Izayoi-san bayangkan.”

“Benarkah? Tapi jika memanggil dirinya sendiri sebagai Raja Iblis, maka dia pasti sangat kuat, kejam, penjahat tangguh yang tidak ada seorang pun keberatan jika aku menghancurkannya sekuat tenaga.”

“Ya-yah… Jika kau mengalahkan salah satunya, kau mungkin akan menerima rasa terima kasih dari banyak tempat. Tergantung kondisinya, ada kemungkinan untuk membuatnya menjadi anak buahmu setelah kau mengalahkannya.”

“Hoo.”

“Raja Iblis adalah semacam dewa perang yang memiliki hak istimewa kelas khusus di Little Garden yaitu memiliki kewenangan yang disebut [Host Master]. Jika seseorang ditantang oleh mereka untuk sebuah Gift Game, maka tamatlah, tidak seorangpun yang dapat menolaknya. Kami dulu ditantang untuk sebuah Game oleh seorang Raja Iblis dengan kewenangan Host Master, dipaksa berpatisipasi, dan Komunitas kami … segala hal yang diperlukan untuk berfungsi sebagai Komunitas yang seharusnya telah dirampas.”

Ini bukanlah kiasan sama sekali. Komunitas Kuro Usagi telah dirampas status, kebanggaan dan bahkan semua anggotanya. Yang tersisa adalah tanah kosong yang tandus dan anak-anak. Akan tetapi Izayoi tidak menunjukkan tanda simpati sedikit pun, dia hanya menyusun kembali kakinya sambil duduk di atas batu.

“Tapi tidak memiliki Nama atau Lambang itu benar-benar memalukan. Yang paling menyakitkan adalah tidak ada penanda wilayah. Tidak bisakah kalian membuat yang baru?”

“Itu…itu…”

Kuro Usagi meletakkan kedua tangannya di depan dadanya dan berhenti bicara.

Yang Izayoi bicarakan adalah jelas. Sebuah Komunitas tanpa Nama atau Lambang tidak dapat menunjukkan kebanggaannya dan tidak bisa mendapatkan kepercayaan orang. Ketiadaan Lambang di Dunia Little Garden ini berarti Komunitasmu tidak akan diakui sebagai Komunitas oleh orang lain.

Karena itulah Kuro Usagi dan yang lain mempertaruhkan harapan mereka pada usaha metode terakhir dengan memanggil pendukung baru dari dunia lain.

“I-itu mungkin. Akan tetapi mengganti nama berarti pembubaran total sebuah Komunitas. Tapi itu tidak akan bagus! Apa yang paling kami inginkan … Adalah untuk melindungi tempat kembalinya rekan-rekan kami!”

Melindungi tempat untuk para rekannya kembali. Itulah pertama kalinya perkataan Kuro Usagi mencermikan perasaannya yang sebenarnya.

Melindungi tempat kembali para rekan yang kalah dalam Game dengan [Raja Iblis], mereka bersumpah untuk melindungi Komunitas itu, sekalipun itu berarti mereka akan ditolak oleh sekeliling mereka.

“Ini adalah jalan berduri. Tapi, sambil melindungi tempat untuk rekan kami kembali, kami akan perlahan-lahan membangun ulang Komunitas kami … dan suatu hari, kami ingin mengambil kembali Nama dan Lambang Komunitas kami dan menunjukkannya dengan bangga. Tidak ada pilihan bagi kami untuk sampai pada saat itu, selain bergantung pada Player kuat seperti Izayoi-san! Maukah kau meminjamkan kekuatanmu yang mengagumkan itu untuk memperkuat Komunitas kami…..!?”

“…Hmm. Harga diri dan rekan-rekan dari Raja Iblis…”

Kuro Usagi memohon dengan membungkuk dalam-dalam. Bertolak belakang dengan hal itu, Izayoi merespon dengan nada acuh terhadap pengakuan wajib Kuro Usagi. Sikapnya seakan dia bahkan tidak mendengarkan apa yang Kuro Usagi katakan.

Bahu Kuro Usagi menurun dan dia terlihat seakan dia akan menangis.

(Jika dia menolak pada saat ini … Komunitas kami akan…)

Kuro Usagi menggigit bibirnya. Jika ini menjadi sebuah penyesalan seperti ini, akan lebih baik untuk menjelaskan semuanya sejak awal.

Orang yang dalam pertanyaan, Izayoi, dengan lambat mengatur ulang kakinya yang disilangkan dan setelah 3 menit terdiam,

“Itu, kedengarannya menyenangkan.”

“……………Hah?”

“Jangan ‘Hah?’ padaku. Kubilang aku akan bekerja sama. Senanglah sedikit, Kuro Usagi,” ujar Izayoi terdengar tidak senang.

Kuro Usagi yang bengong bertanya 3-4 kali lagi sambil berdiri.

“E….A-apa? Apakah ini sesuai pembicaraan?”

“Tentu. Atau apakah kau tidak memerlukan aku? Jika kau mengatakan hal yang tidak sopan, aku benar-benar akan pergi ke tempat lain.”

“Ja-jangan lakukan itu, jangan lakukan itu, kau sama sekali jangan melakukan hal itu! Kami memerlukan Izayoi-san!”

“Jujur adalah yang terbaik. Pergi bangunkan ular itu secepatnya dan dapatkan Gift-nya. Setelah itu kita akan melihat air terjun di ujung sungai ini dan di [Tepi Dunia].”

“Y-ya!”

Kuro Usagi dengan riang melompat ke atas Dewa Ular dan mendekat ke rahangnya.

Izayoi melihat mereka mendiskusikan sesuatu di kejauhan, ketika tiba-tiba sebuah cahaya kebiru-biruan memenuhi sekeliling. Ketika sumber cahaya itu bergerak dengan lambat akhirnya berpindah dari kepala Dewa Ular ke tangan Kuro Usagi, dia melompat kembali ke hadapan Izayoi.

“Kyaa-Kyaa-Kyaa-♪ Lihat! Kita mendapat anak pohon air sebesar ini! Jika kita memiliki ini, kita tidak akan perlu membeli air dari Komunitas lain! Ini akan sangat membantu yang lainnya!”

Dia melompat-lompat berseru ‘ukyaa♪’ sambil memeluk tunas pohon yang disebut pohon air. Izayoi masih asing dengan keadaan Komunitas atau Little Garden, tapi kelihatannya itu sangat penting bagi Kuro Usagi.

“Baguslah kalau kau sangat menyukainya, tapi bisakah aku menanyakan sesuatu?”

“Silakan, silakan! Aku tidak hanya akan menjawab satu, tapi bahkan tiga atau empat pertanyaan jika kau mau♪.”

“Perutmu gendut sekali.”

“Siapa yang kau sebut perut gendut!?”

Menjadi marah, menjadi senang, dia kelinci yang sangat sibuk.

“Yah, ini bukan pertanyaan penting, tapi jika kau begitu menginginkan benda itu, kenapa tidak kau tidak menantang ular ini? Sejauh yang bisa kulihat, kau sepertinya jauh lebih kuat dari dia.”

Gadis itu menunjukkan reaksi sedikit terkejut, tapi kemudian matanya menjadi melankolis.

“Aah…tentang itu. Alasannya adalah mengapa Kelinci disebut [Bangsawan Little Garden]. Kelinci memiliki hak khusus istimewa, seperti [Host Master], tapi itu disebut [Judge Master]. Jika seseorang dengan kewenangan [Judge Master] melayani sebagai wasit untuk sebuah Game, tidak ada seorang pun yang dapat melanggar aturan dari Gift Game--, atau lebih tepatnya, kekalahan dari pelanggar aturan dengan segera ditentukan.”

“Hee. Itu bagus. Itu artinya jika kita berkomplot dengan Kuro Usagi, kita tidak akan terkalahkan di Gift Game.”

“Bukan itu yang kukatakan! Melanggar aturan = Kekalahan. Mata dan telinga Kelinci terhubung ke pusat Little Garden. Itu berarti tak peduli apa yang Kelinci inginkan, kekalahan sudah diputuskan, dan Chip-nya dapat dikumpulkan. Dan jika kau mencoba mengubah keputusan dengan paksa, maka…”

“Maka…?”

“Kami menghancurkan diri sendiri.”

“Kau menghancurkan diri sendiri…?”

“Dengan cara yang spektakuler juga! Sebagai balasan karena mendapat hak sebagai [Judge Master], ada beberapa [Batasan] diberikan.

  • Pertama. Setelah melayani sebagai wasit dalam sebuah Gift Game, selama 15 hari, tidak dapat berpatisipasi dalam Gift Game lainnya.
  • Kedua. Tidak dapat berpatisipasi tanpa persetujuan Host.
  • Ketiga. Tidak dapat berpatisipas dalam Game yang dilakukan di luar Little Garden.

Yah, masih ada lagi, tapi alasan utama kenapa aku tidak bisa menantang Yang Mulia Dewa Ular dalam Game karena tiga hal itu. Selain karena pekerjaan Kuro Usagi sebagai wasit adalah satu-satunya sumber pemasukan Komunitas, tak bisa dipungkiri bahwa tidak banyak kesempatan untuk berpatisipasi dalam Game Komunitas.”

“Aku mengerti. Bahkan dengan kemampuan yang tinggi, jika kau tidak bisa berpatisipasi, maka tidak ada yang bisa kaulakukan.”

Dia mengangkat bahunya dan mulai berjalan menuruni tepi sungai.

Dia sedang menuju ke Air Terjun Besar Tritonis di Tepi Dunia. Kuro Usagi, yang membawa tunas pohon air yang kira-kira sama tingginya dengan dirinya, menyusulnya dengan berlari-lari pendek.

“Kuro Usagi juga punya sebuah pertanyaan untukmu, Izayoi-san.”

“Ditolak. Bercanda. Biar kudengar.”

“Eh? Ah, ok. Kenapa Izayoi-san memutuskan untuk bekerja sama dengan kami?”

“Hm…Aku bisa memberikanmu jawaban langsung, tapi itu tidak akan seru. Aku akan mengubahnya sedikit menjadi pertanyaan. Menurutmu, kenapa aku ingin melihat [Tepi Dunia]?”

Kuro Usagi berpura-pura merenungkan pertanyaan tersebut sambil mengambil langkah panjang.

“Apakah….Karena itu menyenangkan, seperti yang diperkirakan? Lagipula, Izayoi-san sendiri mengaku adalah seorang hedonis.”

“Setengah benar. Lalu kenapa aku merasa ini menyenangkan?”

Mumu~. Kali ini Kuro Usagi memikirkan jawabannya dengan serius.

“Waktunya habis.”

“Ada batas waktu!? K-kau tidak bisa melakukanya! Menambahkan batas waktu pada Game itu melawan aturan, kecuali dilakukan sebelumnya!”

“Kau serius? Jadi Kuro Usagi akan menghancurkan diri sekarang?”

“Kenapa aku menghancurkan diri sekarang!?”

Izayoi terus berjalan maju, sambil menggoda Kuro Usagi.

Empat jam telah berlalu semenjak mereka bertiga – Izayoi, Asuka dan Yō – dipanggil ke Little Garden. Matahari terbenam secara perlahan dan sudah hampir malam.

“Jadi, pada akhirnya, apa jawaban yang tepat untuk pertanyaanmu?”

“Coba lihat… Mudahnya, adalah karena adanya rasa petualangan. Di duniaku, pendahulu kami mengambil bagian dari setiap petualangan yang mungkin, hampir tidak ada yang tersisa yang cocok untukku. Jadi kupikir, jika di dunia lain, mungkin masih ada sesuatu yang mengagumkan yang tersisa dan berharga untukku. Dengan kata lain, melihat [Tepi Dunia] adalah untuk menumpuk sensasi yang diperlukan bagiku untuk bertahan hidup, atau sesuatu seperti itu.”

“A-aku mengerti. Izayoi-san ingin merasakan sensasi petualangan, benar ‘kan?”

“Yeah. Hidup dengan merasakan sensasi adalah dasar dari seorang hedonis, ‘kan?”

“Aku mengerti… Nn? Jadi alasan kau meminjamkan kekuatanmu pada Kuro Usagi adalah -?”

“Sudah sangat gelap. Jika matahari tenggelam seluruhnya, kita mungkin tidak dapat melihat pelangi. Ayo cepat!”

Dia cepat-cepat mengejar Izayoi yang mengubah kecepatan langkahnya.

Bahkan setelah matahari terbenam adalah pemandangan yang indah, tapi Izayoi mungkin ingin menyaksikan baik sebelum dan sesudah matahari terbenam.

Memandangi matahari terbenam, Izayoi bergumam.

“Kelihatannya matahari berevolusi mengitari matahari, seperti di dalam teori Ptolomeus…”

“Kau menyadarinya? Matahari tersebut adalah asli buatan dewa yang berevolusi mengitari Little Garden. Mereka bilang di Eselon Atas Little Garden ada sebuah Game untuk hak mengatur matahari itu.”

“Menarik sekali. Aku benar-benar ingin untuk berpatisipasi di dalamnya suatu hari nanti.”

Bagi Kuro Usagi, tawa Izayoi kali ini terlihat sungguh-sungguh karena senang untuk pertama kalinya.

Setelah itu mereka berjalan selama setengah jam lagi sebelum mencapai Air Terjun Besar Tritonis pada akhirnya.

“Oohhh ----!”

Air terjun Tritonis berwarna merah cerah bermandikan cahaya matahari terbenam, percikan hebatnya menciptakan banyak sekali pelangi.

Mulut sungai yang terlihat elips menyambung ke kejauhan, aliran air mengalir melewati [Tepi Dunia] dan jatuh ke langit tak berujung di bawah.

Kuro Usagi menjelaskan sambil menahan angin dan air yang menyembur jatuh dari tepi-tepi jurang.

“Jadi, bagaimana? Ini adalah Air Terjun Besar Tritonis, lebarnya sekitar 2800m. Mungkin tidak ada air terjun seperti ini di dunianya Izayoi-san, ‘kan?”

“—Aah. Ini benar-benar mengagumkan. Jadi sekitar dua kali lebarnya Niagara. Seperti apa di bawah [Tepi Dunia] ini? Apakah ini dibawa oleh kura-kura raksasa?”

Menurut beberapa teori awal, dunia tidaklah bulat seperti bola, akan tetapi mengambang di atas air, di punggung seekor kura-kura besar. Izayoi mungkin berpikir seperti itu.

Izayoi menjulurkan kepalanya dengan senang melewati jurang, berharap menemukan seekor kura-kura raksasa.

Dia membayangkan sesuatu seperti jurang ngarai gelap di bawah, tapi hanya melihat langit matahari terbenam di bawah jurang dan di tempat lainnya.

“Sayangnya tidak seperti itu. Yang menopang dunia ini adalah pilar-pilar yang dikenal sebagai [Axis Dunia]. Tidak ada yang tahu dengan jelas ada berapa semuanya, tapi salah satunya menembus Little Garden, itu adalah tiang yang ada di situ. Ada sebuah legenda yang mengatakan alasan kenapa Little Garden berada dalam keadaan yang tidak lengkap adalah karena di suatu tempat seseorang menarik salah satu dari [Axis Dunia] dan membawanya pulang ke rumah, tapi…”

“Hahaa, itu hebat. Maka seharusnya kita berterima kasih pada si bodoh itu.”

Melihat Air Terjun Besar Tritonis yang semakin berwarna merah gelap seiring matahari yang dengan perlahan terbenam, Izayoi tiba-tiba bertanya pada Kuro Usagi, seakan-akan dia baru teringat.

“Ini adalah Air Terjun Besar Tritonis, ‘kan? Apakah Atlantis ada di hulu sungai ini?”

“Hm, entahlah. Selain dari luasnya Dunia Little Garden yang permukaannya seluas matahari, Kuro Usagi tidak begitu mengenal keadaan di luar Little Garden. Walau begitu--, jika kita memindahkan markas kita ke Eselon Atas Little Garden, mungkin ada dokumen mengenai informasi tersebut.”

“Haah, ‘Jika kau ingin tahu, tetaplah membantu kami kalau begitu.’ Ya ‘kan?”

“Tidak, tidak. Jika kau mencari petualangan, maka inilah rekomendasi Kuro Usagi.”

“Wah, terima kasih. Kau baik sekali.”

Izayoi mulai mencari tempat untuk menikmati pemandangan indah tersebut, kemudian dia mulai tiba-tiba berkata.

“Yah, kau memanggilku ke dunia yang aneh dan menyenangkan ini. Aku akan melakukan bagianku untuk itu. Tapi aku tidak akan membantumu membujuk dua orang yang lainnya. Aku tidak masalah jika kau menipu atau memperdaya mereka, tapi aku lebih suka jika itu tidak akan memunculkan masalah di masa depan. Jika kita ingin menjalaninya dalam tim yang sama, begitulah seharusnya.”

“…Aku mengerti.”

Kuro Usagi memendam rasa penyesalan dalam di hatinya.

Ya, mereka adalah rekan yang akan berjuang bersama dalam Komunitas yang sama. Dengan mencoba memanfaatkan mereka hanya karena mereka adalah anak bermasalah, mereka hanya akan kehilangan semua rasa percaya yang seharusnya didapatkan.

Segala hal tentang Komunitas membuat Kuro Usagi melupakan kenyataan ini. Itu hal yang sangat tidak pantas terhadap rekan-rekan baru tersebut.

(Seharusnya dijelaskan sejak awal… Apakah Jin baik-baik saja?)


Bagian 4

Waktu menunjukkan setengah jam sebelum saat Kuro Usagi dan Izayoi bertemu.

Pada café tepi jalan di Alun-alun Air Mancur, Asuka dan Yō menyimpulkan apa yang telah mereka pelajari dari penjelasan yang mereka dengar berkaitan tentang Komunitas, memegang cangkir mereka dengan satu tangan.

“Aku mengerti. Aku kurang lebih paham. Dengan kata lain [Raja Iblis] adalah istilah yang digunakan untuk dewa dan semacamnya, yang menunjukkan hak khususnya di dunia ini, dan Komunitas Jin-kun dipermainkan dan dihancurkan oleh mereka. Seperti itu?”

“Tepat, nona. Dewa-dewa menyukai manusia sombong sejak jaman dulu. Menghancurkan sesuatu yang begitu kau cintai pada akhirnya adalah hal yang umum terjadi.”

Galdo Gasper melebarkan lengannya tertawa mengejek sambil duduk di kursi café tepi jalan.

“Mereka telah kehilangan Nama, Lambang dan semua kekuatan utama mereka. Yang tersisa adalah lahan luas di daerah pemukiman. Jika mereka bisa membentuk Komunitas lain ketika itu terjadi, maka Komunitas sebelumnya akan diingat sebagai sesuatu yang luar biasa. Sekarang mereka tidak lebih daripada Komunitas tak bernama dan memalukan lainnya.”

“…”

“Pertimbangkan hal ini sedikit. Apa yang dapat sebuah Komunitas lakukan ketika bahkan tidak boleh menamai dirinya sendiri? Berdagang? Menjadi Host? Tidak akan ada yang mempercayai sebuah organisasi tanpa Nama. Lalu berpatisipasi dalam Gift Games? Ya, itu memang mungkin. Tapi apakah Pemilik Gift berkumpul ke Komunitas yang membiarkan wibawa dan harga dirinya merosot begitu jauh?”

“Benar. Kemungkinan tidak ada yang mau bergabung.”

“Ya. Dia hanyalah hantu yang tidak tahu malu dari masa lalu yang bergantung pada kejayaan masa lalunya, menggenggam sebuah impiannya yang mustahil.”

Dia dengan kasar menertawakan Jin dan Komunitasnya keras-keras, hampir mengoyak tuksedo warna-warninya.

Wajah Jin merah padam dan tangannya mencengkeram erat-erat di atas pangkuannya.

“Ada lagi. Dia bicara tentang membangun kembali Komunitasnya, tapi dia hanyalah parasit yang bersandar pada Kuro Usagi untuk menopang Komunitas mereka.”

“…”

“Aku benar-benar kasihan pada Kuro Usagi. Kelinci memiliki begitu banyak Gift kuat sehingga mereka disebut sebagai [Bangsawan Little Garden], Komunitas manapun akan menyambut mereka dengan senang hati dengan tangan terbuka. Memiliki Kelinci di sebuah Komunitas berarti keuntungan besar. Namun setiap hari dia berkeliling membanting tulang untuk bocah-bocah bodoh ini, menyokong Komunitas lemah ini, bergantung pada pendapatannya yang sedikit.”

“…Aku mengerti. Aku paham situasinya. Lalu Galdo-san, kenapa kau memberitahukan kami tentang ini dengan sopannya?”

Tanya Asuka dengan makna tersembunyi di balik perkataannya. Galdo menyadarinya dan tertawa.

“Aku akan mengatakannya terus terang. Maukah kau datang ke Komunitasku bersama Kuro Usagi jika kau berkenan?”

“A-Apa yang kaukatakan Galdo Gasper!?”

Jin Russel menggebrak meja dengan marah dan memprotes.

Tapi Galdo Gasper dengan buas menatap balik pada Jin.

“Diam, Jin Russel. Jika kau mengganti Nama dan Lambang sejak awal, setidaknya beberapa orang akan tertinggal. Kau memojokkan Komunitasmu dengan keegoisanmu, dan walau begitu kau berani memanggil orang-orang dari dunia lain?”

“I-Itu…”

“Apakah kau pikir kau dapat menipu seseorang yang belum mengetahui apapun? Dan sebagai hasilnya kau dapat membuat mereka merasakan kesulitan yang sama seperti Kuro Usagi… , maka sebagai penghuni Little Garden aku memiliki kewajiban untuk memperingatkanmu.”

Tertohok oleh tatapan seperti hewan buas, Jin bimbang sedikit.

Tapi daripada karena perkataan Galdo, rasa bersalahnya karena tindakannya yang tidak dapat dibenarkan terhadap Asuka dan Yō memberatkan hatinya.

Komunitas Jin berada dalam situasi genting.

“…Jadi, bagaimana nona-nona? Aku tidak akan segera meminta jawabanmu. Kalian mendapat 30 hari kebebasan di Little Garden untuk memutuskan sebelum bergabung dengan sebuah Komunitas. Kalian sebaiknya memeriksa Komunitas yang memanggil kalian dan Komunitas kami, [Fores Garo], lalu setelah pertimbangan seksama—“

“Tidak perlu. Aku sudah sangat puas dengan Komunitas Jin-kun.”

‘Ha?’ Jin dan Galdo mencoba menebak motifnya dari ekspresinya.

Seakan tidak ada hal khusus yang terjadi Asuka meminum sisa isi cangkirnya dan menoleh pada Yō dengan sebuah senyuman.

“Apa yang Kasukabe-san pikirkan tentang hal ini?”

“Tidak banyak, aku tidak masalah dengan yang manapun. Bagaimanapun aku datang ke dunia ini hanya untuk berteman.”

“Oh, tidak disangka. Kalau begitu, bisakah aku menominasikan diriku sebagai teman nomor satu? Kita sangat bertolak belakang, tapi entah bagaimana aku rasa kita bisa sangat akrab.”

Yō berpikir dengan tenang sejenak, kemudian mengangguk sambil tersenyum sedikit.

“…Yeah. Asuka berbeda dari gadis lainnya yang kutahu, jadi kurasa tidak masalah.”

”Aku bahagia untukmu nona! Aku sangat senang Nona memiliki teman, aku terharu.”

Kucing calico tersebut terharu.

Mereka berdua begitu bersemangat tanpa kedua pemimpin tersebut.

Ekspresi Galdo mengeras karena benar-benar diabaikan, kemudian batuk sambil mencoba tenang.

“Permisi, tapi bisakah kau memberiku alasannya—“

“Seperti yang kubilang aku merasa sangat puas. Seperti yang kau dengar Kasukabe-san datang kemari hanya untuk berteman, dia tidak masalah dengan Jin-kun ataupun Galdo-san. Benar?”

“Ya.”

“Dan aku, Kudou Asuka, aku membuang keluargaku yang kaya raya, masa depanku yang terjamin, sebuah kehidupan yang kebanyakan orang impikan dan datang ke Little Garden. Apakah kau pikir aku akan merasa undangan tidak tulus dari sebuah organisasi skala kecil yang hanya memimpin seukuran kecil wilayah begitu menarik? Jika begitu, maka sebaiknya kau mencoba sekali lagi begitu kau menyadari batasanmu, kau manusia-macan terhormat palsu.”

Dia terang-terangan menolak.

Galdo Gasper bergetar murka. Sebagai seorang pria terhormat dia mungkin berusaha mati-matian mencari kata-kata yang pantas untuk merespon perkataan Asuka yang amat sangat menyinggung.

Mondaiji-tachi ga isekai kara kuru soudesu yo v01 077.jpg

"Silence!"

Clash! Mulut Galdo tertutup kasar dengan cara yang terlihat tidak alami dan terdiam.

Dia terlihat malu, mati-matian mencoba membuka mulutnya, namun tidak ada suara yang keluar.

“……!?...!??”

“Aku belum selesai bicara. Masih ada hal yang harus kutanyakan padamu. Duduk di situ dan tetaplah menjawab pertanyaanku!"

Perkataan Asuka memiliki kekuatan, kali ini dia duduk begitu terpaksa hingga retakan muncul di kursi tersebut.

Galdo panik.

Dia tidak tahu apa yang gadis itu lakukan, tapi kebebasan dari anggota tubuhnya telah dicuri, dia tidak dapat menolak sedikit pun.

Pemilik toko bertelinga kucing datang tergesa-gesa ke arah mereka.

“To-Tolong jangan buat keributan di sini-“

“Kau datang pada saat yang tepat. Aku ingin Kucing-Pemilik-san untuk menyaksikan hal ini sebagai pihak ketiga. Kau mungkin akan mendengar banyak hal menarik.”

Setelah menenangkan pemilik toko Bertelinga Kucing, dia melanjutkan berbicara.

“Kau bilang kau menantang Komunitas area ini di sebuah kontes di mana kedua pihak setuju dan memenangkan semuanya. Tapi itu entah bagaimana berbeda dari Gift Game yang kudengar. Game antar Komunitas seharusnya terdiri dari seorang Host dan penantang, keduanya mempertaruhkan berbagai chip. …Hei, Jin-kun. Mempertaruhkan seluruh Komunitas sebagai chip apakah umum?”

“Ha-Hanya jika tidak ada cara lain, pada kejadian langka. Tapi itu sama saja dengan mempertaruhkan seluruh keberadaan Komunitas itu sendiri, kasus yang amat sangat langka.”

Pemilik toko Bertelinga Kucing mengangguk menyetujui.

“Aku menyadari itu juga. Sekalipun kita tahu itu dan baru saja sampai di sini. Dapat memaksa pertarungan antar Komunitas adalah hal yang jelas mengapa mereka yang memiliki hak Host Master ditakuti sama seperti Raja Iblis. Mengapa kau, yang tidak memiliki hak tersebut, dapat memaksa kontes penting tersebut di mana seseorang harus mempertaruhkan seluruh Komunitasnya, satu demi satu? Tolong katakan pada kami?"

Wajah Galdo Gasper terlihat seakan ingin berteriak, tapi berlawanan dengan keinginannya dia mulai berbicara.

Orang-orang di sekitar mulai menyadari ada alasan dari keributan tersebut.

Dengan kata lain, kenyataan bahwa tidak ada seorang pun yang dapat tidak mematuhi nona muda ini, perintah Kudou Asuka.

“Ada banyak cara untuk memaksa mereka. Cara termudah adalah dengan menculik para wanita dan anak-anak dari Komunitas lawan dan mengancam mereka. Kami membiarkan yang tidak merespon pada hal tersebut untuk nanti, kemudia secara bertahap menyerap yang lain dan memaksa yang tersisa pada sebuah keadaan di mana mereka mau tidak mau menerima tantangan Game.”

“Yah, itu sudah kuperkirakan. Itu adalah rencana mudah untuk orang lemah sepertimu. Akan tetapi, apakah anggota dari organisasi yang kau serap dengan cara curang tersebut bekerja untukmu dengan begitu saja?”

“Kami mengambil beberapa anak sebagai tawanan dari setiap Komunitas.”

Salah satu alis Asuka mengejang sedikit.

Caranya berbicara dan ekspresinya tidak berubah, tapi atmosfir di sekitarnya memberikan suasana berantisipasi. Bahkan Yō yang tidak peduli tentang pilihan Komunitas melihat pada Galdo dengan mata menyipit seakah dia melihat sesuatu yang menjijikkan.

“….Aku mengerti. Semakin dan semakin hina. Lalu di mana anak-anak tersebut itu ditahan saat ini?”

“Sudah dibunuh.”

Atmosfir di sekitar mereka membeku dalam sekejap.

Jin, si pemilik toko, Yō dan bahkan Asuka meragukan telinga mereka sejenak dan tidak tahu harus berpikir apa. Hanya Galdo Gasper yang lanjut berbicara mengikuti perintah yang dia terima.

“Pada hari pertama ketika kami mengambil bocah-bocah tersebut, tangisan mereka sangat mengesalkanku sehingga aku membunuh mereka tanpa berpikir. Setelah itu aku mencoba lebih hati-hati setelah mengambil mereka, tapi ‘aku kangen ayahku’, ‘aku ingin ibuku’, tangisan mereka sangat menjengkelkanku sehingga aku membunuh mereka. Setelah itu aku melakukan hal yang sama pada bocah-bocah itu pada hari yang sama mereka tiba. Tapi jika mereka tahu aku membunuh seseorang dari Komunitas-komunitas itu, hal tersebut dapat menghancurkan organisasi. Jadi seorang bawahan yang terpercaya mengambil mayat-mayat bocah tersebut dan-“

"Diam!"

Clang! Mulut Galdo tertutup lebih cepat dari sebelumnya.

Suara Asuka menjadi semakin menakutkan ketika dia menahan Galdo seakan dia mencoba untuk meremas jiwanya.

“Hebat. Orang jarang menemukan contoh kejahatan seperti dirimu. Seperti yang diduga dari Little Garden, rumah dari makhluk-makhluk bukan manusia. Benar Jin-kun?”

Dia sedikit kebingungan dengan pandangan beku Asuka, tapi dia menyangkalnya dengan cepat.

“Kejahatan semaca itu langka bahkan di Little Garden.”

“Begitukah? Agak disayangkan. …Ngomong-ngomong, dengan pengakuan ini bisakah peraturan dari Little Garden menghukum orang brengsek ini?”

“Itu sulit. Tentu saja melawan peraturan dengan menyandera tawanan dari Komunitas yang mundur atau membunuh rekan dari pengikutnya, tapi….jika dia melarikan diri keluar dari Little Garden sebelum hukum dapat mengadilinya, maka tamatlah.”

Itu dapat dianggap sebagai bentuk hukuman di dalam dan dari dirinya sendiri. Jika Galdo sebagai pimpinan meninggalkan Komunitas, sudah jelas bahwa Fores Garo yang bukan apa-apa selain kumpulan yang tidak teraturan, akan hancur.

Tapi Asuka tidak puas hanya dengan itu.

“Aku mengerti. Maka tidak ada yang bisa kita lakukan.”

Dengan kesal dia menjentikkan jarinya.

Itu pastilah tandanya.

Kekuatan yang menahan Galdo menghilang dan kebebasan anggota tubuhnya kembali padanya.

Galdo dengan murka menghancurkan meja café.

“Ka-Kau gadis sialannn!!”

Bersamaan dengan raungan kerasnya, tubuhnya mengalami perubahan besar. Tuksedo yang menutupi tubuh besarnya terkoyak-koyak oleh otot-otot punggungnya yang melebar, dan rambut di tubuhnya berubah warna menjadi corak loreng-loreng hitam dan kuning.

Giftnya mendekati keturunan sesuatu seperti manusia serigala. Dia adalah bagian dari ras campuran yang disebut manusia macan.

“Gadis sialan, aku tidak tahu apa yang kaupikirkan …tapi kau tahu siapa yang berdiri di belakangku, ‘kan!? Aku ada di bawah perlindungan Raja Iblis yang melindungi Gerbang Little Garden Nomor 666 !! Jika kau membuat masalah denganku, itu berarti kau berurusan dengan dia juga! Apa kau tahu i-“

"Diam! Aku belum selesai bicara."

Clang! Sekali lagi mulutnya tertutup keras. Tapi amarahnya tidak dapat dihentikan hanya dengan itu saja.

Galdo mengangkat lengannya yang tebal bagaikan gelondong kayu dan menyerang Asuka.

Yō melangkah ke antara mereka.

“Berkelahi itu buruk.”

Dia menangkap salah satu lengannya, memuntirnya, menyebabkan tubuh besarnya berputar dan menguncinya di bawah.

“Gi…!”

Mata Galdo terbuka lebar oleh kekuatan yang tidak terduga yang lengan gadis itu miliki.

Hanya Asuka yang tertawa senang.

“Sekarang, Galdo-san. Aku tidak peduli dengan apa yang kaumiliki di belakangmu. Hal tersebut juga berlaku pada Jin-kun. Bagaimanapun tujuan akhirnya adalah untuk mengalahkan Raja Iblis yang menghancurkan Komunitasnya.”

Mendengar perkataan tersebut Jin menarik napas dalam-dalam. Kenyataannya, Jin hampir ketakutan ketika mendengar Raja Iblis diungkit, tapi mendengar Asuka menyebutkan tujuannya membantunya kembali ke dirinya semula.

“…Ya. Tujuan akhir kami adalah untuk mengalahkan Raja Iblis dan mengembalikan harga diri dan rekan-rekan kami. Ancaman semacam itu tidak akan mempan pada kami lagi.”

“Begitulah. Ini artinya kau tidak ada jalan lain untuk menghindari kehancuranmu.”

“Si-Sial…!”

Untuk alasan yang tidak diketahui Galdo, yang dikunci oleh Yō, terbaring di tanah tidak dapat bergerak.

Setelah Kudou Asuka entah bagaimana menenangkan diri, dia mengangkat dagu Galdo dengan ujung kakinya, kemudian berkata dengan senyuman licik.

“Akan tetapi. Aku tidak akan puas hanya dengan dibubarkannya Komunitasmu. Orang brengsek sepertimu harus dicabik-cabik menjadi serpihan dan dihukum, sementara kau menyesali semua dosa-dosamu. …Tapi aku ada sebuah usul untuk kalian semua di sini.”

Jin dan karyawan toko mengangguk pada perkataan Asuka, saling bertatapan pada satu sama lain dan menelengkan kepalanya.

Asuka menarik ujung kakinya menjauh dan kali ini dia memegang dagu Galdo dengan ujung jemarinya yang feminin dan cantik.

“Ayo bermain sebuah Gift Game. Dengan kelanjutan keberadaan ‘Fores Garo’mu dan kebanggaan dan jiwa dari ‘No Names’ sebagai taruhannya.”


  1. Nekomanma: makanan kucing.
Back to Bab 1 Return to Halaman Utama Forward to Bab 2