Date A Live (Indonesia):Jilid 1 Bab 3

From Baka-Tsuki
Revision as of 15:52, 9 April 2013 by Zetra (talk | contribs)
Jump to navigation Jump to search

Bagian 1

"Bagaimana dengan ini!!!"

Masih mencengkeram alat kontrol dengan tangan kirinya, Shidou mengangkat kepalan tangan kanannya ke arah langit.

Sudah sepuluh hari, termasuk hari libur, sejak awal pelatihan sesudah sekolah dengan Kotori dan Reine.

Shidou akhirnya bertemu dengan layar happy ending permainan.

Tapi ya..., dia bahkan tidak ingin menghitung berapa kali bekas luka lama yang telah digali selama waktu itu.

"... Nn, cukup sedikit waktu telah berlalu, tetapi mari kita mengatakan bahwa langkah pertama telah dilalui."

"Dan, tampaknya dia memandang semua CG, sehingga untuk saat ini kukira sudah lulus .... Tetapi bahkan kemudian, pada akhirnya ini hanya dengan berurusan dengan gadis-gadis virtual."

Menatap roll kredit dari belakangnya, desahan bisa didengar dari Reine dan Kotori.

"Kalau begitu, untuk pelatihan berikutnya ... mari kita beralih ke cewek sungguhan. Toh kita cuma punya waktu yang sempit."

"Hm ..., apa dia akan baik-baik saja?"

"Tak apa-apa, bahkan jika ia gagal, satu-satunya hal yang akan hilang yaitu kepercayaan masyarakat kepada Shidou.."

"Apa yang kau katakan dengan biasanya !"

Shidou diam-diam mendengarkan percakapan mereka, tapi ia tidak bisa mengendalikan diri dan merasa terganggu.

"Uggh, apa kau menguping ? Kamu masih punya hobi buruk seperti itu ya? dasar kau voyeur,tukang intip."

Kotori mengerutkan dahi sambil menutup mulutnya dengan tangannya dan berkata.

"Ini tidak disebut menguping atau apa pun jika kau berbicara tepat di depanku!"

Shidou berteriak, dan Kotori dengan "Yah terserah" mengangkat tangannya seolah-olah untuk membuatnya diam.

Entah bagaimana, itu malah membuatnya merasa seperti dialah orang yang berkata aneh.

"Jadi, Shidou. Untuk latihan selanjutnya...""

"...Aku sangat tidak termotivasi, tapi ada apa?"

"Mari kita lihat ... Aku ingin tahu siapa yang bagus."

"Ah?"

Shidou memiringkan kepalanya ke samping, lalu Reine mulai mengoperasikan konsol di depannya. Di tampilan yang berbaris di atas meja, berbagai gambar bagian dalam sekolah muncul.

"... Baiklah, mari kita memulai sesuatu yang aman dahulu, bagaimana dengan seseorang seperti dia?"

Mengatakan hal itu, Reine menunjuk ke sisi kanan gambar, kepada guru Tama-chan. Dengan sekejap, Kotori menaikkan alisnya.

"—Ahh, Aku mengerti. Baiklah, mari mulai dengan itu."

Dengan seketika, sebuah senyum jahat muncul.

"...Shin. Latihan selanjutnya telah ditentukan."

"La-Latihan macam apakah itu?"

Menahan kecemasannya, Shidou bertanya, dan mengakui pertanyaannya, Reine menjawab.

"ah sebenernya saat spirit muncul, kami akan melengkapimu alat komunikasi mikro di telingamu. dan kamu berurusan dengan spirit sesuai dengan panduan, kami akan menganggap latihan ini seolah-olah beneran dan melakukan yang terbaik"

"jadi apa yang harus aku lakukan?"

"untuk sekarang coba goda bu tama"

"haaa!!"

shidou menyeritkan alisnya dan berteriak.

"ada masalah?'

seolah menikmati reaksi shidou kotori berkata sambil tersenyum

"jelas saja!! Mana mungkin aku bisaa!!!"

"kamu harus menghadapi musuh yang lebih berat, kalau situasinya sungguhan Tau!!'

"bener sih tapi ....!"

balas shidou, dan reine menggaruk kepalanya.

"aku pikir ini pass buat lawan pertamamu. hampir seperti, bahkan jika kamu menembaknya dia ga akan menerimanya, dan kelihatanya dia ga akan menyebarkanya juga.... baiklah, kalo kamu masih nolak mari kita ganti dengan salah satu siswi di sekolah ini"

"uuuu..."

bayangan tidak mengenakan mincul dalam pikiran shidou.siswi yang coba dia tembak. mengumpulkan temen-temenya lalu nggosip bersama."he he tau ga tadi itsuka nembak aku loh""oi beneran tuh??"" bahkan meski dia kelihatanya ga tertarik sama gadis itu kelihatan sangat berani untuk orang sepertinya" tapi itu ga mungkin buat dia"" yah ga mungkin. dia kelihatan aneh banget!!!"ah akhirnya kamu bilang juga. XD hahahahah"

... kelihatanya trauma baru telah lahir.

melihat, kalau itu adalah tamae, kelihatanya tidak mungkin untuk kejadian seperti itu sampai terjadi. tidak peduli seberapa terlihat muda dirinya,dia adalah wanita dewasa. dia mungkin tidak menghiraukanya dan menganggapnya sebagai guyonan para siswa.

"jadi apa yang akan kamu lakukan? di misi yang sebenarnya gagal sama saja dengan mati. jadi apapun yang kamu pilih kamu cuma punya satu kesempatan"

"guru kumohon"

pinta kotori, dan keringat dingin mulai menetes di pundak shidou. dan shidou menjawab.

"hebat!!"

dengan mengangguk reine mengambil sebuah peralatan kecil di meja dan memberikanya pada shidou.itu terlihat seperti microphone.

"apa ini??"

"coba pakai di telingamu"

shidoupun memasangnya.

setelahnya Reine memegang mic dan mulai berbisik.

"apa kamu bisa dengar aku?"

"woahh!?"

seketika suara reine menggema di telinganya. shido kaget dan melompat.

"bagus ini sudah terhubung, apa volumenya udah pass?"

balas shidou . reine kemudia menaruh micnya di meja.

"nn.. ok ga ada masalah juga di sini"

"eh apa itu juga bisa mendengar apa yang aku katakan, soalnya kelihatanya ga ada mic di tempatku"

"ah itu karena microphone super sensitif sudah terpasang disitu. secara otomatis itu akan menyaring suara sekitar dan hanya mentransfer pembicaraan yang penting buat kita"

"haaa..."



Maaf, untuk translation chapter dan juga chapter-chapter selanjutnya sudah dikerjakan sepenuhnya oleh translator yang bertanggung jawab untuk project ini (lihat halaman Pendaftaran), dan hanya tinggal menunggu rilis saja... Kami mohon pengertian dan kerjasamanya untuk menghentikan proses translation chapter ini dan menunggu rilis chapter berikutnya, terima kasih...

  • PS; jika ingin berdiskusi mengenai translation tolong gunakan 'discussion page' yang tertera di bagian atas page utama chapter ini

ya udah kalau udah di kerjain soalnya gua baru sampe vol 4 tapi ga ada englishnya maw lanjut vol 5 males karena merusak mood kalo melompat-lompat. semoga sukses para transaltor indo.