Difference between revisions of "Suzumiya Haruhi ~ Indonesian Version:Jilid1 Bab06"

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search
m (perbaikan link)
(telah disunting oleh obakasan)
Line 1: Line 1:
  +
'''Bab 6'''
Sama seperti kemarin, hari ini aku menemukan lagi surat lain di kotak sepatuku. Ada apa dengan orang-orang sekarang mengirimkan surat melalui kotak sepatu?
 
   
  +
Tetapi, kali ini ada perasaan yang berbeda. Suratnya tidak dilipat dan tanpa nama seperti waktu lalu. Pada belakang amplopnya, yang terlihat seperti salah satu amplop elegan yang didapat dari majalah komik perempuan untuk kuisioner atau sejenisnya, jelas-jelas tertulis sebuah nama. Kalau mataku tidak salah lihat, aku yakin nama siapa yang tertulis di atasnya.
 
  +
  +
  +
  +
Sama seperti kemarin, hari ini kutemukan lagi surat lain di loker sepatuku. Ada apaan sih dengan orang-orang sekarang ngirim surat kok lewat kotak sepatu?
  +
  +
Kali ini kok rasanya agak berbeda, tapinya. Suratnya tidak dilipat dan anonim seperti terakhir kali. Di belakang amplopnya, yang terlihat seperti salah satu amplop-amplop elegan yang didapat dari majalah manga shoujo untuk kuisioner atau sejenisnya, jelas tertulis sebuah nama. Kalau mataku tidak salah lihat, aku yakin nama siapa yang tertulis di atasnya.
   
 
Asahina Mikuru.
 
Asahina Mikuru.
   
Aku langsung menyelipkan amplopnya ke dalam kantong jaketku, dan berlari ke dalam toilet laki-laki untuk membukanya. Di sana, pada selembar kertas dengan simbol senyum tersebar di permukaannya, tertulis kata-kata berikut.
+
Langsung kuselipkan amplopnya ke dalam kantong jaketku, dan bergegas ke toilet laki-laki untuk membukanya. Di sana, pada selembar kertas dengan simbol senyum tersebar di mana-mana, tertulis kata-kata berikut.
   
''Aku akan menunggumu di ruang klub pada saat istirahat makan siang.''
+
''Akan kutunggu kamu di ruang klub pas istirahat makan siang.''
   
 
''Mikuru-chan''
 
''Mikuru-chan''
   
Setelah kejadian kemarin, seluruh cara pandangku terhadap kehidupan, dunia ini dan kenyataan itu sendiri berbalik somersault 360 derajat seperti sebuah akrobat.
+
Setelah kejadian kemarin, seluruh cara pandangku terhadap hidup, dunia dan kenyataan itu sendiri jumpalitan 360 derajat seperti akrobat.
   
 
Aku tidak ingin mengalami situasi yang mengancam nyawa seperti itu lagi.
 
Aku tidak ingin mengalami situasi yang mengancam nyawa seperti itu lagi.
   
Tetapi aku tidak bisa menolak hal ini. Lagi pula, adalah Asahina yang mengundangku kali ini! Walau aku tidak mempunyai bukti kalau surat ini ditulis oleh Asahina, aku tidak pernah meragukan keasliannya, karena dia terlihat seperti seseorang yang menyukai cara yang tidak langsung. Lagipula, bayangan dia menggenggam pena saat menulis pada selembar kertas yang imut dengan riang benar-benar cocok dengannya. Kalau saat makan siang, Nagato seharusnya ada di dalam ruang klub juga, jika ada sesuatu yang terjadi, kukira dia pasti datang menyelamatkan ku.
+
Namun kutak bisa bisa menolak yang ini. Lagipula, Asahina-sanlah yang mengundangku kali ini! Walau aku tak punya bukti untuk membuktikan surat ini ditulis oleh Asahina-san, tak pernah kuragukan keasliannya, karena dia terlihat seperti tipe orang yang memakai cara tidak langsung. Terlebih lagi, bayangan dia menggenggam pulpennya sambil menulis dengan semangat pada selembar kertas imut benar-benar cocok dengannya. Kalau pas makan siang, Nagato seharusnya ada di ruang klub juga, jika ada sesuatu betulan terjadi, kuduga dia akan datang menyelamatkanku.
  +
  +
Tolong jangan panggil aku pengecut menyedihkan. Toh, aku kan hanya anak SMA biasa.
   
Tolong jangan bilang aku pengecut menyedihkan. Pada akhirnya aku hanyalah seorang murid SMU biasa.
 
   
   
   
   
Setelah jam pelajaran keempat, aku telah dikelilingi oleh: Taniguchi, yang menatapku dengan pandangan penuh arti; Kunikida, yang datang dengan kotak bekal makan siangnya, mencoba mengajakku untuk makan siang bersama; dan Haruhi, yang mengajakku untuk mendatangi ruang guru dengannya untuk menyelidiki kebenaran akan kepergian Asakura. Tanpa menyentuh kotak bekal makan siangku sama sekali, aku segera pergi menuju ruang klub.
+
Setelah jam pelajaran keempat, aku dikelilingi oleh: Taniguchi, menatapku dengan pandangan penuh arti; Kunikida, datang dengan kotak bekal makan siangnya, mencoba mengajakku makan siang sama-sama; dan Haruhi, mengajakku pergi bersamanya ke ruang guru untuk menyelidiki kebenaran akan kepergian Asakura. Bahkan tanpa makan dari kotak bekal makan siangku sama sekali, aku langsung pergi menuju ruang klub.
   
Saat itu masih bulai Mei, tetapi matahari telah bersinar dengan kecerahan musim panas. Matahari terlihat seperti perapian extra besar, dengan riang meradiasikan energinya menuju bumi. Saat musim panas akhirnya tiba, Jepang menjadi sauna alami. Aku bisa merasakan keringatku mengalir ke pakaian dalamku dengan hanya berjalan beberapa langkah.
+
Saat itu masih bulan Mei, namun matahari telah bersinar dengan kecerahan musim panas. Matahari terlihat seperti perapian extra besar, dengan riang meradiasikan energinya menuju bumi. Saat musim panas akhirnya tiba, Jepang jadi sauna alami. Bisa kurasakan keringat menjalar dalam pakaian dalamku hanya dari berjalan beberapa langkah.
   
Dalam tiga menit, aku tiba di depan pintu ruang klub. Aku mengetuknya terlebih dahulu.
+
Dalam tiga menit, aku tiba di pintu ruang klub. Kuketuk terlebih dahulu.
   
 
"Silahkan masuk."
 
"Silahkan masuk."
   
Itu adalah suara Asahina, tidak kuragukan lagi. Baiklah, aku bisa rileks dan masuk!
+
Itu suara Asahina-san, tiada keraguan lagi. Okeh, gue bisa santai dan masuk!
   
Saat aku masuk, aku menyadari Nagato hilang, dan dengan keterkejutanku, begitu pula dengan Asahina.
+
Ketika aku masuk, kudapati Nagato hilang, dan dengan keterkejutanku, begitu pula dengan Asahina-san.
   
Di depanku berdiri seorang gadis berambut panjang bersandar di pinggir jendela melihat ke lapangan sekolah. Dia mengenakan blus putih dan rok mini hitam, sedangkan kakinya mengenakan sepasang sandal untuk tamu sekolah.
+
Di depanku berdiri seorang gadis berambut panjang bersandar di kusen jendela menghadap lapangan sekolah. Dia mengenakan blus putih dan rok mini hitam, sedangkan kakinya memamerkan sepasang sandal diperuntukkan para tamu sekolah.
   
Saat dia melihatku, dia berjalan ke arahku dengan gembira dan memegang tanganku.
+
Ketika dia melihatku, dia berjalan ke arahku dengan gembira dan memegang tanganku.
   
"Kyon-kun... lama tidak bertemu."
+
"Kyon-kun... lama ga ketemu."
   
Dia bukan Asahina, tetapi dia mirip sekali dengan Asahina, sangat mirip sampai orang lain bisa salah sangka kalau dia Asahina itu sendiri. Sejujurnya, bahkan aku juga berpikir kalau dia itu adalah Asahina.
+
Dia bukan Asahina-san, tetapi dia mirip sekali dengan Asahina-san, begitu mirip sampai-sampai orang bisa gampangnya keliru dengan Asahina-san sendiri. Sejujurnya, bahkan aku pun akan berpikir kalau dia itu Asahina-san.
   
Tetapi dia bukan Asahina. Asahina yang kukenali tidaklah setinggi itu, dan wajahnya belum tampak dewasa, dan juga kalau dadanya di bawah blusnya tidak mungkin bertambah sepertiga ukurannya dalam semalam.
+
Namun dia bukan Asahina-san. Asahina-san yang kukenal tidak setinggi itu, dan wajahnya belum sepenuhnya dewasa, belum lagi dada dalam blusnya tak mungkin bertambah ukurannya tiga kali dalam semalam.
   
Bagaimanapun aku melihatnya, aku yakin kalau orang di depanku, tersenyum sambil memegang tanganku, sudah berumur duapuluhan, memberikan perasaan yang berbeda dengan Asahina yang seperti murid SMP. Tapi mengapa dia sangat mirip dengan Asahina?
+
Bagaimanapun aku melihatnya, aku yakin orang di depanku ini, tersenyum sambil menggenggam tanganku, sudah berumur duapuluhan, memberikan rasa yang berbeda dengan Asahina-san yang seperti cewek SMP. Tapi kenapa dia amat mirip dengan Asahina-san?
   
 
"Permisi..."
 
"Permisi..."
   
Aku tiba-tiba memikirkan alasan.
+
Tiba-tiba kupikirkan sebuah alasan.
   
"Apakah anda... kakaknya Asahina?"
+
"Apakah anda<!-- nice! pake "anda" xD --obakasan 4 Des 2009 -->... kakaknya Asahina-san?"
   
Dia terlihat terkejut sesaat, lalu tersenyum dan mengedipkan matanya, mengelengkan bahunya. Bahkan senyumannya juga sama.
+
Dia terlihat terkejut sebentar, lalu tersenyum dan mengedipkan matanya, menggoncangkan bahunya. Bahkan senyumannya pun juga sama.
   
"Hee hee, ini aku!" Bia berkata.
+
"Hee hee, ini saya!" katanya.
   
"Aku adalah Asahina Mikuru. Hanya saja, aku datang dari waktu yang lebih jauh... Aku selalu ingin bertemu dengan mu."
+
"Saya Asahina Mikuru. Hanya aja, saya datang dari bidang waktu<!-- pengertian waktu Asahina-san berbeda dengan kita. Baginya, waktu itu bukan "line" (garis), tapi "plane" (bidang). Makanya timeline itu sepertinya ga tepat dan akhirnya kupakai "bidang waktu" --obakasan 4 Des 2009 --> yang lebih jauh lagi......saya selalu pengen ketemu kamu."
   
Aku pastilah terlihat sangat bodoh saat itu. Betul, aku bisa dengan mudah menerima perkataan Asahina kalau dia berasal dari masa depan. Melihat ke gadis cantik yang berdiri di depanku, aku sadar betapa cantiknya dia bertumbuh. Dan dia lebih tinggi, membuatnya lebih seksi. Aku tidak pernah berpikir kalau dia akan jadi sangat cantik.
+
Pastinya aku tampak sangat bodoh saat itu. Memang, aku bisa dengan mudah menerima omongan Asahina-san kalau dia dari masa depan. Melihat kecantikan berdiri di depanku, aku sadar betapa cantiknya dia tumbuh. Dan dia lebih tinggi, membuatnya lebih seksi. Aku tak pernah berpikir kalau dia akan jadi begitu cantik.
   
"Oh, kamu masih belum percaya sama aku?"
+
"Oh, kamu masih belum percaya sama saya?"
   
Asahina yang berpakaian seperti sekretaris berkata nakal.
+
Asahina-san berpakaian seperti sekretaris berkata nakal,
   
"Kalau begitu akan kutunjukan buktinya!"
+
"Kalau gitu bakalan kutunjukin buktinya!"
   
Dia lalu mendadak mulai melepaskan kancing blusnya. Saat dia membuka kancing kedua, dia menampakkan dadanya dalam terkejutanku.
+
Dia lalu segera mulai melepas kancing blusnya. Ketika dia membuka kancing kedua, dia membeberkan dadanya sampai ke keterjutanku.
   
"Lihat, dapatkah kamu melihat tanda lahir seperti bintang? Ini bukan tempelan! Kamu ingin menyentuhnya?"
+
"Lihat, bisa kamu lihat tanda lahir bentuk bintangnya? Ini bukan tempelan! Pengen kamu raba?" <!-- dasar jablay! lol --obakasan 4 Des 2009 -->
   
Di situ terdapat tanda lahir berbentuk seperti bintang di dada kirinya, sebuah tanda yang menonjol di kulit putihnya, pesona yang bersinar.
+
Memang ada tanda lahir bentuk bintang di dada kirinya, sorotan menarik pada kulit putihnya, memancarkan pesona.
   
 
"Jadi sekarang kamu percaya?"
 
"Jadi sekarang kamu percaya?"
   
Bagaimana aku harus mengatakannya? Aku tidak ingat pernah melihatnya apakah Asahina memiliki tanda lahir di dadanya. Walau aku pernah dipaksa melihatnya berganti pakaian saat dia mengenakan kostum gadis kelinci beberapa waktu yang lalu, aku tidak berkonsentrasi sampai bisa menyadarinya di tempat yang kecil. Saat aku memikirkan semua yang di atas, Asahina yang menarik dan terlihat dewasa itu berkata,
+
Gimana gue ngomonginnya ya? Gue bahkan ga ingat pernah ngeliat apakah Asahina-san punya tanda lahir di dadanya. Walau gue pernah agak dipaksa sih ngeliat dia ganti baju pas dia pake kostum bunny girl kemaren-kemaren, gue takkan sebegitu konsentrasinya sampai-sampai bisa nyadarin area yang begitu kecil. Sambil kupikirkan yang di atas, Asahina-san yang menarik, yang terlihat dewasa itu berkata,
   
"Ini aneh. Kalau kamu tidak mengatakan kepada ku kalau aku punya tanda lahir ini, aku sendiri tidak akan pernah menyadari sendiri."
+
"Aneh. Kalo kamu ga bilang ke saya kalo saya punya tanda lahir ini, saya sendiri ga bakalan pernah nyadarin sendiri."
   
Asahina mengelengkan kepalanya dengan bingung, dan tiba-tiba, seperti menyadari sesuatu, matanya terbelalak dan dia merona merah.
+
Asahina-san mengelengkan kepalanya dengan bingung, dan lalu, seakan-akan menyadari sesuatu, matanya melebar dan dia merona hebat.
   
"Eh.... Oh tidak, aku baru saja... B...betul! Kita masih belum... Apa yang harus kulakukan?"
+
"Eh......Oh tidak, saya cuman......B...benar! Kita masih belum...... Duh gimana dong?"
   
Asahina meletakan tangannya di wajahnya dan mengeleng panik, kancing lehernya masih terbuka.
+
Asahina-san meletakan kedua tangannya di atas wajahnya dan mengeleng panik, kancing kerahnya masih terbuka.
   
"Aku salah..... M...maafkan aku! Tolong lupakan apa yang baru saja kukatakan!"
+
"Saya salah kira......M...maafin saya! Tolong lupain aja apa yang baru saya omongin!"
   
Lebih mudah dikatakan daripada dilakukan. Oh dan, bisakah kamu mengancingkan kembali? Aku sudah tidak tahu lagi harus melihat kemana!
+
Lebih gampang diomongin daripada dilakuin. Oh dan, bisa tolong tutup kancingnya? Aku udah ga tahu lagi harus ngeliat kemana!
   
"Baiklah, saat ini aku percaya kamu. Sekarang aku bisa percaya apapun."
+
"Baiklah, aku percaya kamu buat sekarang ini. Sekarang ini aku bisa percaya apapun."
   
"Maafkan aku?"
+
"Eh apa?"
   
"Ah tidak, aku hanya bicara sendiri."
+
"Ah engga, cuman ngomong sendiri."
   
Asahina yang entah berumur berapa masih memegang wajahnya yang memerah saat dia menyadari kemana aku melihat, dan segera mengancingkannya kembali. Setelah duduk dengan benar, dia berdehem kering dan berkata,
+
Asahina-san yang entah berumur berapa masih menahan wajah memerahnya dengan kedua tangannya saat ia menyadari kemana aku melihat, dan cepat-cepat mengancingkannya kembali. Setelah duduk dengan baik, dia berdehem kering dan berkata,
   
"Apakah kamu percaya kalau aku datang dari masa depan ke temporal plane (waktu) ini?"
+
"Kamu benar-benar percaya kalau saya datang dari masa depan ke bidang waktu ini?"
   
"Tentu saja, Hmm, kalau begitu, artinya sekarang ada dua Asahina di dunia ini?"
+
"Tentu aja. Hmm, kalau gitu, berarti sekarang ada dua Asahina-san di dunia ini?"
   
"Yes, aku yang dari masa lampau... saat ini, dia sedang duduk bersama teman sekelasnya sambil makan siang di kelas."
+
"Iya, saya yang dari masa lampau......saat ini, dia sedang duduk bersama teman-teman sekelasnya sambil makan siang di kelas."
   
"Apakah Asahina itu tahu kamu di sini?"
+
"Apa Asahina-san itu tau kamu disini?"
   
"Tidak, lagi pula, dia adalah masa laluku."
+
"Engga, lagian, dia kan masa laluku."
   
  +
Gitu toh.
Begitu rupanya.
 
   
"Karena aku ingin mengatakan sesuatu kepada mu, aku memohon kepada atasan untuk memperbolehkan datang ke waktu ini. Oh ya, sebelumnya aku minta Nagato-san supaya meninggalkan kita sejenak."
+
"Karena saya pengen bilang sesuatu pada kamu, saya memohon para atasan biar ngebolehin saya datang ke bidang waktu ini. Oh iya, saya sebelumnya minta Nagato-san supaya ninggalin kita sebentar."
   
Kalau itu Nagato, kukira dia bahkan tidak akan bergerak saat melihat Asahina yang ini.
+
Kalau itu Nagato, kayaknya dia bahkan ga bakalan tersentak pas ngeliat Asahina-san ini.
   
"... Apa kamu tahu siapa Nagato-san sebenarnya?"
+
"......Kamu tau siapa Nagato-san sebenarnya?"
   
"Maafkan aku, tetapi itu informasi rahasia. Oh, Aku baru sadar aku sudah lama tidak mengatakannya."
+
"Maafin saya, tapi itu informasi rahasia. Oh, saya sadar saya ga ngomong itu dah lama banget."
   
"Aku baru saja mendengarnya beberapa hari yang lalu."
+
"Aku baru aja denger kamu bilang begitu beberapa hari yang lalu."
   
"Kamu benar." Asahina berkata sambil mengetuk kepalanya dan mengeluarkan lidahnya. Ini benar-benar seperti apa yang dilakukan Asahina.
+
"Kamu benar." kata Asahina-san sambil mengetok kepalanya dan mengeluarkan lidahnya. Benar-benar seperti apa yang dilakukan Asahina-san.
   
Tetapi tiba-tiba dia mulai terlihat serius.
+
Namun tiba-tiba dia mulai terlihat serius.
   
"Aku tidak bisa tinggal di sini terlalu lama, jadi aku langsung saja ke intinya."
+
"Saya ga bisa tinggal di sini terlalu lama, jadi saya langsung saja."
   
Langsung katakan saja apa yang ingin kamu katakan!
+
Langsung ngomong aja apa yang ingin kamu omongin!
   
"Apakah kamu pernah mendengar tentang [[Suzumiya_Haruhi_%7E_Indonesian_Version:Translator%27s_Notes#Putri_Salju|Putri Salju]]?"
+
"Kamu pernah dengar [[Suzumiya_Haruhi_%7E_Indonesian_Version:Jilid1_Catatan_dan_Referensi_Penerjemah#Putri_Salju|Putri Salju]]?"
   
Aku melihat ke arah Asahina yang sedikit lebih tinggi. Pupil hitamnya terlihat sedikit sendu.
+
Kulihat Asahina-san yang sedikit lebih tinggi. Pupil hitamnya terlihat sedikit basah.
   
"Mmn, yaa..."
+
"Yah, iya sih..."
   
"Bagaimanapun situasi rumit yang akan kamu hadapi dari sekarang, kuharap kamu mengingat cerita ini."
+
"Segimanapun situasi menyulitkan yang bakalan kamu hadapi dari sekarang, kuharap kamu bakalan ingat cerita ini."
   
"Maksudmu cerita yang ada tujuh kurcaci, penyihir licik dan apel beracun?"
+
"Maksudmu cerita yang ada tujuh kurcaci, penyihir keji dan apel beracun?"
   
 
"Ya, cerita Putri Salju."
 
"Ya, cerita Putri Salju."
   
"Aku sudah mengalami situasi rumit kemarin."
+
"Aku udah ngalamin situasi sulit kemarin."
   
"Tidak... Ini lebih serius dari itu. Aku tidak bisa mengatakan detilnya, tapi yang bisa kukatakan hanyalah Suzumiya Haruhi juga akan berada bersamamu."
+
"Bukan......ini lebih serius dari itu. Saya ga bisa bilang detilnya, tapi yang bisa kubilang hanyalah Suzumiya Haruhi juga akan ada disampingmu."
   
Haruhi? Juga bersamaku? Maksudmu kami berdua akan terlibat dalam sesuatu yang menyusahkan? Kapan? Di mana?
+
Haruhi? Ada di sampingku? Maksudmu kami berdua bakalan terlibat sesuatu yang nyusahin? Kapan? Dimana?
   
"...Mungkin Suzumiya-san tidak menganggapnya menyusahkan.. tapi untukmu dan kami semua, ini masalah yang rumit."
+
"......Mungkin Suzumiya-san ga nganggep itu nyusahin......tapi buat kamu dan kami semua, emang masalah yang rumit."
   
"Kamu tidak bisa mengatakan detilnya... kan?"
+
"Kamu ga bisa bilang detilnya......kan?"
   
"Maafkan aku, aku hanya bisa memberikan petunjuk saja. Itu sudah semua yang bisa kulakukan."
+
"Maaf, saya cuman bisa ngasih petunjuk aja. Cuman itu yang bisa kulakukan."
   
Asahina dewasa meminta maaf sampai dia hampir menangis. Ya, itu adalah ekspresi yang biasa ditampilkan Asahina.
+
Asahina-san dewasa begitu menyesal sampai-sampai dia hampir menitikkan air mata. Ya, itu ekspresi yang biasa Asahina-san tampilkan.
   
 
"Maksudmu cerita Putri Salju?"
 
"Maksudmu cerita Putri Salju?"
Line 158: Line 165:
 
"Akan kuingat."
 
"Akan kuingat."
   
Setelah melihatku mengangguk, Asahina berkata kalau dia masih ada waktu sedikit, jadi dia mengelilingi ruang klub dengan nostalgia, mengelus dengan lembut kostum maid yang tergantung di lemari baju.
+
Setelah melihatku mengangguk, Asahina-san bilang kalau dia masih ada waktu sedikit, jadi dia mengelilingi ruang klub dengan rindu, mengelus sayang kostum maid yang tergantung di rak baju.
   
"Aku dulu biasanya sering memakainya. Sekarang aku pastilah tidak akan berani mengenakannya."
+
"Saya dulu biasa sering pake ini. Sekarang saya pastinya ga bakalan berani pake."
   
"Sepertinya kamu sedang cosplay sebagai gadis kantoran sekarang."
+
"Kelihatannya sih sekarang kamu lagi cosplay jadi gadis kantoran tapinya."
   
"Hee hee, karena aku tidak bisa masuk dengan seragamku, aku harus berpakaian sebagai guru."
+
"Hee hee, karena saya ga bisa masuk dengan seragamku, saya harus berpakaian jadi guru deh."
   
Beberapa orang memang dilahirkan untuk mengenakan kostum.
+
Beberapa orang emang dilahirkan cuman buat kostum dipakaikan ke mereka.
   
"Ngomong-ngomong soal yang mana, kostum apa lagi yang Haruhi buat kamu pakai?"
+
"Ngomong-ngomong, apa lagi yang Haruhi suruh buat kamu pake?"
   
"Aku tidak mau mengatakannya, itu terlalu memalukan. Lagipula, kamu nanti juga tahu sendiri, bukan?"
+
"Ga kukasih tau, terlalu memalukan. Lagian, ntar lagi kamu juga tau, bener kan?"
   
Asahina berjalan dengan sendalnya dan mendekati menuju wajahku. Aku menyadari kalau matanya tidak biasa basah, dan wajah terlihat sedikit merah.
+
Asahina-san berjalan dengan sendalnya dan datang menuju wajahku. Kutemukan matanya tidak biasa basah, dan wajahnya sedikit merah.
   
"Kalau begitu aku jalan sekarang!"
+
"Kalau gitu saya pergi sekarang!"
   
Asahina melihat ke arah ku, ingin melanjutkan tapi memutuskan untuk berhenti. Melihatnya gemetaran dan terlihat seperti ingin sesuatu, mungkin aku harus memberinya ciuman. Saat aku akan memeluknya, dia mundur.
+
Asahina-san melihatku, ingin melanjutkan tapi memutuskan untuk berhenti. Melihatnya gemetaran dan tampaknya menginginkan sesuatu, mungkin gue mesti kasih cium. Tepat ketika aku mau mendekapnya, dia mundur.
   
Asahina berputar ringan dan berkata,
+
Asahina-san berputar enteng dan berkata,
   
"Akhirnya, Aku punya satu permintaan lagi. Tolong jangan terlalu dekat denganku."
+
"Akhirnya, saya punya satu permintaan lagi. Tolong jangan terlalu dekat denganku."
   
Dia berkata dengan mengeluh lemah.
+
Dia berkata dengan desahan lemah.
   
Aku langsung berteriak ke Asahina, yang sedang berlari ke pintu, "Aku punya pertanyaan untukmu!"
+
Cepat-cepat aku berteriak ke Asahina-san, yang sedang berlari ke pintu, "Aku punya pertanyaan buatmu!"
   
Asahina berhenti tepat saat mau membuka pintunya.
+
Asahina-san berhenti tepat saat mau membuka pintunya.
   
"Asahina-san, sebenarnya kamu umur berapa?
+
"Asahina-san, emangnya berapa sih umur kamu?
   
Asahina berputar dan mengoyangkan rambutnya, lalu memberikan senyuman yang menggoda, "Informasi rahasia~."
+
Asahina-san berputar dan menggoncangkan rambutnya, lalu memberi senyuman yang menggoda, "Informasi rahasia~."
   
   
   
   
Pintu ditutup begitu saja. Aku tidak dapat melakukan apapun bahkan bila sudah diberi kesempatan.
 
   
  +
Pintu menutup begitu saja. Aku tak dapat melakukan apapun kalaupun kukejar.
Wow, aku susah percaya kalau Asahina-san akan terlihat sangat hot ketika sudah tumbuh. Lalu aku tiba-tiba berpikir tentang hal pertama yang dikatakannya. "Kyon-kun......sudah lama." Berarti satu hal yang pasti: Asahina-san tidak bertemu denganku dalam waktu yang lama.
 
  +
  +
Wow, sulit gue percaya kalau Asahina-san bakal keliatan begitu hot pas udah dewasa. Lalu aku tiba-tiba berpikir hal pertama yang dikatakannya. "Kyon-kun......lama ga ketemu." Berarti satu hal: Asahina-san ga ketemu gue untuk waktu yang lama.
   
 
"Ya, itu masuk akal."
 
"Ya, itu masuk akal."
   
Asahina-san dari masa depan mungkin sudah kembali ke tidak-begitu-jauh masa depannya, dan kemudian menghabiskan beberapa tahun di sana, hingga akhirnya bertemu kembali denganku di waktu ini.
+
Asahina-san masa depan pastinya mungkin udah balik ke masa depan ga-begitu-jauhnya, terus ngabisin beberapa tahun di sana, sebelum kembali ketemuan lagi sama gue di zaman ini.
   
Berapa lama waktu yang sudah berlalu baginya? Dari bagaimana dia sudah tumbuh, aku bisa bilang mungkin lima tahun.....atau bahkan tiga! Para wanita banyak berubah ketika mereka lulus dari SMA. Dulu sepupuku seperti itu. Ketika dia di SMA, dia selalu orang yang pendiam, siswi bersinar yang tidak menarik perhatian. Lalu ketika dia masuk universitas, dia bermetarmofosis dari seekor ulat yang jelek menjadi seekor kupu-kupu yang indah. Namun sejak pertumbuhannya, aku bahkan lebih dipusingkan oleh umur Asahina-san yang sebenarnya; aku sama sekali tidak berpikir dia 17 tahun sama sekali!
+
Udah berapa lama ya baginya? Dari segimana dia udah tumbuh, mungkin lima tahunan.....atau bahkan tiga! Cewek banyak berubah pas mereka lulus SMA. Dulu sepupu gue kayak gitu. Pas dia di SMA, dia selalu orang yang pendiam, siswi pandai yang tidak menarik perhatian. Lalu ketika dia masuk universitas, dia bermetarmofosis dari ulat jelek jadi kupu-kupu cantik. Namun karena dia dah tumbuh, gue bahkan lebih bingung sama umur Asahina-san yang sebenarnya; kayaknya dia bukan 17 tahun deh!
   
Aduh, aku lapar, kupikir aku akan pulang.
+
Duh, lapar, kayaknya gue balik aja deh ke ruang kelas.
   
 
"......"
 
"......"
   
Sesaat kemudian, Nagato Yuki masuk dengan wajah dinginnya seperti biasa, tapi saat dia tidak memakai kacamata hari ini, tatapannya yang kosong mengarah kepadaku.
+
Saat itu, Nagato Yuki masuk dengan wajah dingin terpeliharanya yang seperti biasa, tapi karena dia tak memakai kacamata hari ini, tatapan telanjangnya mendarat padaku.
   
"Hei, apa kamu melihat seseorang yang terlihat seperti Asahina-san lewat barusan?" Kataku setengah bercanda.
+
"Hei, kamu tadi liat orang yang mirip-mirip Asahina-san lewat barusan?" Kataku setengah bercanda.
   
"Aku telah melihat klon perbedaan temporal Asahina Mikuru pagi ini."
+
"Telah kulihat klon temporal diferensial Asahina Mikuru pagi ini."
   
Nagato duduk dengan tenang di kursinya lalu meletakkan bukunya di meja dan membukanya.
+
Nagato duduk dengan diam di kursinya dan lalu menempatkan bukunya di meja dan membukanya.
   
"Dia tidak ada lagi sekarang dan sudah pergi dari waktu ini."
+
"Dia tidak ada disini sekarang dan sudah berangkat dari bidang waktu ini."
   
"Bisakah kau berjalan menembus waktu juga? Dengan Data Entity sesuatu itu?" <!--thingy =? -->
+
"Bisakah kau ngelintasin waktu juga? Dengan si Entitas Data itu tuh?" <!-- thingy =?; thingy itu pengganti kata benda buat benda yang namanya tiba-tiba lupa, tapi harus buru2 dikatakan. --obakasan 5 Des 2009 -->
   
"Aku tidak bisa. Tetapi, perpindahan temporal tidaklah sesulit yang dibayangkan orang; itu hanya saja manusia belum memahami prinsip dasarnya. Waktu itu seperti ruang; bergerak menembusnya sangatlah mudah."
+
"Saya tidak bisa. Tetapi, perpindahan temporal tidak sesulit yang dibayangkan; hanya saja manusia belum memahami prinsip dasarnya. Waktu itu seperti ruang; bergerak melintasinya amat mudah."
   
"Lalu bisa kau beritahu aku bagaimana?"
+
"Terus kau bisa kasih tau aku gimana caranya?"
   
"Itu adalah konsep yang tidak bisa dibawakan dalam kata-kata, jadi kamu tidak akan mengerti walau aku menjelaskannya."
+
"Itu adalah konsep yang tidak bisa disampaikan dengan kata-kata, jadi kamu tidak akan mengerti kalaupun kujelaskan."
   
  +
"Begitukah?"
"Benar begitu?"
 
   
 
"Ya."
 
"Ya."
   
"Sepertinya aku kalah, donk." <!-- lost = kalah atau lost = bingung? -->
+
"Kayaknya aku bingung, dong." <!-- lost = kalah atau lost = bingung?; bingung lah, kalah apaan? --obakasan 5 Des 2009 -->
   
"Ya, kamu kalah."
+
"Ya, kamu bingung."
   
Percuma mencoba bicara dengan karakter yang sangat kaku, jadi aku memutuskan untuk kembali ke kelas. Mungkin aku masih punya waktu untuk makan siang.
+
Percuma berusaha bicara dengan karakter yang amat kaku, jadi kuputuskan untuk kembali saja ke kelas. Mungkin aku masih punya waktu buat makan siang?
   
"Nagato-san, terima kasih untuk kemarin."
+
"Nagato-san, makasih kemarin."
   
 
Ekspresi kakunya bergerak sedikit.
 
Ekspresi kakunya bergerak sedikit.
   
"Tidak perlu berterima kasih kepadaku. Tindakan Asakura Ryoko adalah tanggung jawabku; Aku telah ceroboh dengan pengawasanku."
+
"Tidak perlu berterimakasih padaku. Tindakan Asakura Ryouko adalah tanggungjawabku; Saya telah ceroboh dengan pengawasanku."
   
Belahan rambutnya berayun lembut
+
Belahan rambutnya berayun lembut.
   
Apakah dia berusaha untuk membungkuk dan minta maaf kepada ku?
+
Dia lagi berusaha membungkuk dan minta maaf ke guse?
   
"Kamu benar-benar terlihat lebih imut tanpa kacamata." <!-- nooo! meganekko moee -->
+
"Kamu emang kelihatan lebih manis ga pake kacamata." <!-- nooo! meganekko moee; Bwahahaha! tenang pak, liyat pelem disappearance feb 2010! --obakasan 5 Des 2009-->
   
Dia tidak membalas.
+
Dia tak membalas.
   
Aku tadinya ingin segera berlari langsung ke kelas untuk makan siang, tapi di sana Haruhi telah menungguku di pintu, dan rencanaku untuk makan siang segera terbuang keluar jendela. Mungkinkah ini nasib? Sepertinya aku telah mencapai titik dimana aku bisa melihat semua karma.
+
Aku tadinya ingin bergegas kembali ke kelas buat makan siang, tapi disana Haruhi telah menungguku di pintu, dan rencanaku untuk makan siang segera keluar dari jendela. Mungkinkah ini takdir? Tampaknya aku telah mencapai titik dimana aku bisa lihat menembus semua karma.
   
Menunggu tak sabaran di koridor, Haruhi berteriak dengan nada kesal.
+
Menunggu tak sabaran di koridor, Haruhi membentak dengan nada kesal,
   
"Kemana kau kabur? Kupikir kau bakal balik segera, aku bahkan belum sempat makan karena aku menunggumu kelamaan!"
+
"Kemana kamu kabur? Kupikir kau bakal balik lebih awal, aku bahkan belum sempat makan karena aku nunggu kamu kelamaan!"
   
Dia tidak terdengar marah sama sekali, tapi dia terdengar seperti teman perempuan masa kecil yang cemberut karena berusaha menyembunyikan rasa malunya.
+
Dia tidak terdengar marah sama sekali, tapi dia terdengar seperti teman cewek masa kecil yang cemberut berusaha menyembunyikan rasa malunya.
   
"Jangan cuman berdiri seperti idiot! Ikut aku!"
+
"Jangan cuman berdiri kayak idiot aja! Ikut aku!"
   
Haruhi menggenggam lenganku dengan erat dan menarikku ke tangga yang gelap.
+
Haruhi menempatkan kuncian pergelangan gulat mengelilingi tanganku dan menyeretku ke tangga yang gelap.
   
Aku benar-benar kelaparan nih!
+
Gue kelaparan banget nih!
   
"Aku baru saja bertanya ke Okabe di ruang guru. Para guru hanya tahu kalau Asakura pindah sekolah pagi ini. Saat subuh, seseorang mengaku sebagai ayah Asakura menelepon, katanya mereka harus pindah karena keadaan darurat. Dan kamu tahu kemana mereka pindah? Kanada! Mana mungkin ini bisa terjadi? Ini terlalu mencurigakan!"
+
"Aku baru aja nanya Okabe di ruang guru. Guru-guru cuman tahu kalau Asakura pindah sekolah pagi ini. Pas subuh, ada orang ngaku-ngaku ayahnya Asakura nelepon, katanya mereka harus pindah karena keadaan darurat. Dan kau tau kemana mereka pindah? Kanada! Kok bisa ini dimungkinkan? Terlalu mencurigakan!"
   
"Oh ya?"
+
"Oh begitukah?"
   
"Setelah itu, aku mengaku sebagai teman baiknya Asakura dan ingin bertanya kepada guru bagaimana cara menghubunginya di Kanada."
+
"Abis itu, aku ngaku jadi teman baiknya Asakura dan pengen nanya guru-guru kalo-kalo aku bisa ngehubungin dia di Kanada."
   
Tolong deh, kamu bahkan sangat jarang sekali berbicara kepadanya waktu dia masih ada.
+
Plis deh, elo kan jarang banget ngomong ke dia pas dia masih ada.
   
"Dan kamu tahu apa kata gurunya? Mereka tidak tahu. Umumnya kalau seseorang akan pindah, bukankah mereka akan meninggalkan cara menghubunginya? Ada sesuatu yang mencurigakan di sini"
+
"Dan kamu tahu apa kata tuh guru? Mereka bilang mereka engga tahu. Biasanya kalo orang mau pindah, bukannya mereka bakal ninggalin kontak lengkapnya? Ada sesuatu yang aneh disini"
   
 
"Ngga, ngga ada!"
 
"Ngga, ngga ada!"
   
"Jadi aku menanyakan alamat lama Asakura Ryouko sebelum dia pindah. Aku bakal kesana dan melihatnya setelah sekolah. Mungkin kita bisa menemukan sesuatu di sana."
+
"Jadi aku nanya alamat lama Asakura Ryouko sebelum dia pindah. Aku bakalan kesana dan liat-liat abis sekolah. Mungkin kita bisa nemu sesuatu di sana."
   
Cewek ini tidak pernah mendengar apa kata orang, seperti biasa.
+
Nih cewek ga pernah ngedengerin apa kata orang, kayak biasa.
   
Lupakan saja, aku nggak bakal menghentikannya. Pada akhirnya, yang membuang waktunya hanya Haruhi, bukan aku.
+
Bodo ah, gue ngga bakalan nyetop dia. Toh akhirnya, yang buang-buang waktu ya cuman Haruhi doang, bukan gue.
   
 
"Kamu juga ikut."
 
"Kamu juga ikut."
Line 287: Line 295:
 
"Kenapa!?"
 
"Kenapa!?"
   
Haruhi mengangkat bahunya, dan seperti naga menghirup dalam sebelum menyemburkan nafas apinya, dia berteriak dengan volume yang seluruh sekolah bisa mendengarnya,
+
Haruhi menggembungkan bahunya, dan lalu seperti naga mengancam kosong<!-- Jangan diganti! huff dan puff itu emang artinya ancaman kosong. Dipopulerkan oleh cerita tiga babi kecil dan srigala lapar --obakasan 5 Des 2009--> sebelum menyemburkan nafasnya, dia berteriak dengan volume yang seluruh sekolah bisa dengar,
   
"KARENA KAMU ADALAH ANGGOTA BRIGADE SOS!!!"
+
"KARENA KAMU ITU ANGGOTA BRIGADE SOS!!!"
   
   
   
   
  +
Memenuhi dengan perintah Haruhi, aku mundur dengan panik. Aku pergi ke ruang klub untuk memberitahukan Nagato tentang ini kareba baik aku dan Haruhi tidak menghadiri kegiatan klub hari ini, dan memintanya untuk memberitahukan kepada Asahina-san dan Koizumi kalau mereka datang. Tapi aku tidak tahu apakah alien pendiam ini akan membuat hal semakin rumit, jadi untuk amannya, aku mengambil bolpen dan menulis di belakang selebaran Brigade SOS.
 
  +
Tunduk patuh akan perintah Haruhi, aku mundur dengan panik. Aku pergi ke ruang klub untuk memberitahu Nagato tentang ini karena baik aku maupun Haruhi takkan ikut kegiatan klub hari ini, dan kusuruh Nagato menyampaikan pesannya ke Asahina-san dan Koizumi juga ketika mereka datang. Tapi aku tak tahu apakah alien pendiam ini akan membuat hal jadi semakin rumit, jadi buat amannya, kuambil stabilo<!-- daripada spidol bulu xP --obakasan 5 Des 2009--> dan menulis di belakang salah satu selebaran Brigade SOS,
   
 
"Tidak ada aktivitas hari ini untuk Brigade SOS. - Haruhi"
 
"Tidak ada aktivitas hari ini untuk Brigade SOS. - Haruhi"
Line 300: Line 309:
 
dan menempelkan catatan itu ke pintu.
 
dan menempelkan catatan itu ke pintu.
   
Menyingkirkan Koizumi sejenak, setidaknya Asahina bisa aman untuk berganti ke kostum maidnya.
+
Mengenyampingkan Koizumi, setidaknya Asahina-san bisa selamat harus ganti ke kostum maidnya.
  +
  +
Berkat semua ini, bel sekolah untuk jam kelima berdentang sebelum aku sempat makan apapun. Jadi belum sampai istirahat berikutnya sebelum aku bisa makan.
   
Terima kasih untuk semua ini, bel sekolah untuk jam kelima berdering sebelum aku sempat makan sesuatu. Jadi sampai sebelum istirahat berikutnya aku baru bisa makan.
 
   
   
   
   
Aku pasti berbohong kalau aku berkata aku tidak pernah ingin berjalan berdampingan dengan perempuan setelah pulang sekolah seperti pada drama idola itu. Tapi walau mimpi ini telah menjadi kenyataan, aku jauh dari bahagia. Hanya apa yang akan terjadi?
+
Gue pasti ngeboong kalau gue bilang gue ga pernah mau jalan berdampingan sama cewek abis pulang sekolah kayak idola-idola drama itu. Tapi walau mimpi ini udah jadi nyata, gue jauh dari bahagia. Emangnya apa sih yang terjadi?
   
  +
"Kamu bilang apa tadi?"
"Apa kamu baru saja berkata sesuatu?"
 
   
Haruhi bertanya sambil berjalan di sisi kiriku, melangkah lebar sambil membawa selembar kertas notes. Aku otomatis mengartikan pertanyaannya sebagai "Kamu punya masalah?"
+
Tanya Haruhi sambil berjalan di sisi kiriku, melangkah lebar sambil membawa secarik kertas catatan. Otomatis kuartikan pertanyaannya sebagai "Kamu punya masalah?"
   
"Nggak, ngga ada apa-apa sama sekali."
+
"Ngga, ngga ada apa-apa kok."
   
Kami berjalan menuruni bukit dan menyelusuri jalur kereta. Sedikit agak jauh dari Stasiun Koyouen.
+
Kami berjalan menuruni bukit dan menyusuri jalur kereta. Sedikit di depan ada Stasiun Koyouen.
   
Kupikir kami sudah agak dekat dengan rumahnya Nagato, tapi aku tidak pernah terpikir kalau Haruhi juga berjalan menuju tempat itu juga. Lalu kami sampai di blok apartemen baru yang familiar.
+
Tadinya kupikir kami mendekati rumah Nagato, tapi aku tak pernah berpikir kalau Haruhi berjalan menuju tempat itu juga. Kami lalu sampai di depan blok apartemen yang amat baru, yang familiar.
   
"Asakura sepertinya tinggal di kamar 505."
+
"Asakura kayaknya tinggal di Kamar 505."
   
"Nggak aneh."
+
"Pantesan."
   
"Apa maksudmu 'nggak aneh'?"
+
"Apa maksudmu 'pantesan'?"
   
"Nggak, nggak apa-apa. Oh ya, gimana caranya masuk? Lihat, sampai gerbangnya juga dikunci."
+
"Ngga, bukan apa-apa. Oh ya, gimana caranya masuk? Lihat, gerbangnya aja dikunci."
   
Aku menunjuk ke keypad nomor di sebelah intercom dan berkata,
+
Kutunjuk panel nomor di sebelah interkom dan berkata,
   
"Kamu butuh kode yang benar untuk membuka pintunya. Kamu tahu kodenya?"
+
"Elo butuh kode yang benar buat buka pintunya. Loe tahu kodenya?"
   
"Nggak, kita perlu bertahan dalam perpanjangan pertempuran seperti situasi ini."
+
"Ngga, kita bakalan perlu bertahan dalam perpanjangan pertempuran di situasi ini."
   
Apa yang kamu tunggu sebenarnya? Saat aku berpikir berapa lama yang diperlukan, kami tidak menunggu lama. Pada saat ini perempuan separuh baya membuka pintunya dari dalam, sepertinya akan pergi membeli berberapa barang belanjaan. Dia melihat kita sejenak dengan tatapan curiga dan lalu berjalan menjauh. Haruhi segera menahan gerbangnya sebelum pintunya menutup.
+
Emang loe tuh mau nunggu apaan sih? Tepat saat aku berpikir berapa lama yang diperlukan, kami tidak menunggu lama. Pada saat ini wanita paruh baya membuka pintunya dari dalam, tampaknya mau pergi belanja. Dia melihat kami sejenak dengan tatapan menginterogasi dan lalu berjalan menjauh. Haruhi segera menahan gerbangnya tetap terbuka sebelum mau menutup.
   
Ini tidak terlihat bijaksana sama sekali.
+
Ga keliatan bijak sama sekali.
   
"Ayo cepat!"
+
"Ayo cepetan!"
   
Jadi aku telah ditarik seperti itu ke ruang masuk, dan segera menaiki elevator, yang kebetulan berhenti di lantai dasar. Adalah etiket dasar untuk melihat dengan tenang ke angka lantai saat menaiki sebuah elevator.....
+
Jadi aku diseret seperti itu ke aula masuk, dan segera memasuki lift, yang kebetulan berhenti di lantai dasar. Adalah etiket dasar untuk melihat dengan diam ke angka lantai ketika menaiki lift......
   
 
"Asakura itu......"
 
"Asakura itu......"
   
Tapi sepertinya Haruhi tidak mengetahui keberadaan etiket.
+
Tapi sepertinya Haruhi tak menghargai keberadaan etiket itu.
   
"......Ada banyak hal mencurigakan tentangnya. Dia sepertinya juga tidak pernah mengikuti SMP.."
+
"......Ada banyak hal mencurigakan lain soal dia. Dia kayaknya ga pernah masuk SMP daerah sini juga."
   
  +
Ya, iya lah<!-- masa iya dong xD --obakasan 5 Des 2009 -->.
Ya, tentu saja.
 
   
"Aku telah melakukan penyelidikan dan menemukan kalau dia pindah ke SMA Utara dari kota lain. Ini terlalu mencurigakan! SMA Utara bukan sekolah yang terkenal atau yang lainnya, hanya SMA lokal biasa. Kenapa dia harus berusaha keras untuk datang ke kota lain untuk datang ke sekolah ini?"
+
"Aku udah ngelakuin penyelidikan dan menemukan dia pindah ke SMA North dari kota lain. Ini terlalu mencurigakan! SMA North bukan sekolah yang terkenal atau semacemnya, cuman SMA lokal biasa. Kenapa dia susah-susah datang dari kota lain buat sekolah kesini?"
   
 
"Tau deh."
 
"Tau deh."
   
"Tapi dia tinggal dekat sekolah, dan di apartemen yang dibayar tunai bukan sewa. Harganya tentu sangatlah mahal sekali. Apakah dia selalu berpergian dengan kereta untuk ke SMP-nya di luar kota selama ini?"
+
"Tapinya dia tinggal dekat sekolah, dan di apartemen yang dibayar tunai bukan sewa pula. Harganya pasti gila mahalnya. Apa dia pulang-pergi dengan kereta selama ini buat pergi ke SMPnya di luar kota?"
   
"Sudah kubilang aku nggak tau."
+
"Udah gue bilang gue ngga tau."
   
"Sepertinya kita perlu cari tahu kapan Asakura mulai tinggal di sini."
+
"Kayaknya kita perlu cari tahu kapan Asakura mulai tinggal di sini."
   
Elevatornya berhenti di lantai lima. Kita diam-diam berdiri dan mencari pintu dengan nomor 505. Papan nama di pintunya telah dilepas, menunjukan kalau apartemennya telah kosong. Haruhi memutar gagangnya, tetapi seperti yang diperkirakan, pintunya terkunci.
+
Lift berhenti di lantai lima. Kita diam-diam berdiri dan mencari pintu dengan nomor 505. Papan nama di pintunya telah dilepas, menunjukan ini adalah apartemen kosong. Haruhi memutar gagang pintu, tetapi sudah diduga, pintunya terkunci.
   
Haruhi menyilankan lengannya, berpikir bagaimana caranya masuk kedalam apartemennya untuk menyelidikinya, saat aku berdiri berusaha keras untuk tidak menguap. Ini benar-benar membuang waktuku.
+
Haruhi menyilangkan lengannya, berpikir bagaimana caranya masuk kedalam apartemennya untuk menyelidiki, sementara aku berdiri disamping berusaha keras untuk tidak menguap. Ini benar-benar buang-buang waktu gue aja.
   
"Ayo cari penjaga kuncinya!"
+
"Ayo cari penjaga apartemennya!"
   
  +
"Menurut gue dia ngga bakalan minjemin kunci ke kita."
"Kupikir dia nggak bakal meminjamkan kuncinya."
 
   
"Bukan, aku berpikir untuk menanyakan kapan Asakura mulai tinggal di sini."
+
"Bukan, aku lagi mikir untuk nanyain dia kapan Asakura mulai tinggal disini."
   
"Lupain aja, ayo pulang! Apa yang bisa kita lakukan walau kita tahu?"
+
"Lupain aja, ayo pulang! Kita mau ngapain kalaupun kita emang tau?"
   
"Nggak."
+
"Ngga."
   
Kami menuju elevator dan kembali ke lantai dasar, dan menuju ke ruang penjaga kunci di depan pintu masuk. Sepertinya tidak ada seseorang pun di belakang panel kaca, tapi saat kami menekan bel di sebelahnya, seorang tua kecil dengan rambut putih muncul perlahan.
+
Kami menaiki lift dan kembali ke lantai dasar, dan pergi ke pos penjaga di aula masuk. Tampaknya tiada seseorang pun di belakang panel kaca, tapi saat kami menekan bel di sebelahnya, seorang tua kecil dengan rambut putih muncul perlahan.
   
Haruhi mulau menghujani orangtua itu dengan berbagai pertanyaan bahkan sebelum dia sempat mengucapkan sesuatu.
+
Haruhi mulau membombardir pak tua itu dengan berbagai pertanyaan bahkan sebelum dia sempat berbicara.
   
"Permisi, kami teman dari Asakura-san. Dia tiba-tiba berkata kalau dia akan pindah tanpa meninggalkan alamat barunya, dan kami tidak tahu bagaimana cara menghubunginnya. Apakah kami bisa bertanya kalau anda mengetahui kemana dia pindah? Dan, bisakah kami tahu kapan Asakura-san mulai tinggal di sini?"
+
"Permisi, kami teman-teman Asakura-san. Dia tiba-tiba bilang bahwa dia mau pindah bahkan tanpa meninggalkan alamat barunya, dan kami tidak tahu bagaimana cara menghubunginnya. Bisakah kami bertanya kalau-kalau anda mengetahui kemana dia pindah? Dan, bisakah kami tahu kapan Asakura-san mulai tinggal di sini?"
   
Saat aku sedang terkagum-kagum bagaimana Haruhi sebenarnya bisa menggunakan bahasa sopan yang normal, orang tua itu sepertinya agak kesulitan mendengar karena dia selalu membalas dengan, "Apa?", "Coba ulangi?", dan seterusnya. Walau begitu, Haruhi masih bisa mengetahui dari orang tua itu kalau dia juga terkejut karena Asakura tiba-tiba pindah. (''Aku bahkan tidak melihat tukang pindahan datag, tapi semua perabotan di dalam telah hilang. Itu masih membuatku merinding'') Dan kalau Asakura pindah ke sini tiga tahun yang lalu. (''Aku ingat seorang gadis cantik memberikankun oleh-oleh hari itu!'') Dan juga, daripada dibayar dengan mencicil, apartemennya sepertinya telah dibayar dalam sekali bayar dengan tunai. (''Kupikir mereka pasti sangat kaya!'') Wow! Kamu bisa jadi detektif kalau begini terus!
+
Saat aku sedang terkagum-kagum bagaimana Haruhi sebenarnya bisa menggunakan bahasa sopan yang begitu normal, pak tua itu sepertinya agak kesulitan mendengar karena dia selalu membalas dengan, "Apa?", "Coba ulangi?", dan seterusnya. Walau begitu, Haruhi masih bisa mengetahui dari pak tua tersebut bahwa dia juga terkejut karena Asakura tiba-tiba pindah. (''Aku bahkan ga melihat tukang pindahan datang, tapi semua perabotan di dalam sudah hilang. Masih bikin aku merinding'') Dan Asakura itu pindah ke sini tiga tahun yang lalu. (''Aku ingat mbak'e cantik itu ngasih aku sekotak makanan kecil hari itu!'') Juga, daripada membayar dengan angsuran, apartemennya sepertinya dibayar dengan sekali pembayaran dengan uang tunai. (''Kayaknya mereka pasti kaya banget!'') Wow! Loe bisa jadi detektif kalo gini terus!
   
Orang tua itu sepertinya senang bisa bicara dengan gadis muda seperti Haruhi.
+
Pak tua itu tampaknya senang bisa bicara dengan pemudi seperti Haruhi.
   
"Kalau dipikir lagim walau aku sering melihat gadis cantik itu, tapi aku tidak pernah ingat menemui orang tuanya."
+
"Kalau dipikir-pikir lagi, walau aku sering melihat mbak'e cantik itu, tapi aku ga ingat pernah lihat orang tuanya."
   
"Aku ingat gadis kecil itu dipanggil Ryouko. Sungguh nama yang elegan untuk seorang gadis."
+
"Aku ingat mbak'e itu dipanggil Ryouko. Benar-benar nama yang elegan buat seorang gadis."
   
"Aku berharap dia paling tidak berkata selamat tinggal..... Sungguh sangat disayangkan. Oh ya, kamu cukup cantik juga!"
+
"Aku berharap dia paling engga ngucapin selamat tinggal..... Sayang sekali ya. Oh ya, kamu lumayan manis juga kok!"
   
Ketika orang tua itu mulai berbicara hal yang sama, Haruhi memutuskan kalau dia sudah tidak bisa lagi memperoleh data lagi darinya, jadi dia memutuskan untuk menunduk dengan sopan dan berkata, "Terima kasih banyak untuk bantuannya."
+
Ketika pak tua itu mulai berbicara hal yang sama, Haruhi menentukan dia sudah tak bisa lagi memperoleh data lagi darinya, jadi dia memutuskan untuk membungkuk sopan dan berkata, "Terimakasih banyak untuk bantuannya."
   
Lalu dia memaksaku untuk segera pergi. Ini tidak perlu paksaan sama sekali, karena aku sudah siap untuk mengikutnya dan meninggalkan blok apartemen ini.
+
Lalu dia mendesakku pergi. Tidak perlu desakan sebenarnya, karena aku sudah siap untuk mengikutinya dan meninggalkan blok apartemen ini.
   
"Hei, nak, gadis itu akan tumbuh menjadi wanita cantik, pastikan kamu nggak pernah melepaskannya dari genggamanmu!"
+
"Hei, mas, nona itu bakalan tumbuh jadi wanita cantik, pastikan kamu ngga ngelepasin dia dari genggamanmu!"
   
Orang tua itu jelas-jelas berkata nonsens. Yang kutakutkan adalah reaksi mengerikan apa yang akan dimiliki Haruhi, apabila dia mendengarnya. Tapi dia tetap diam melangkah maju, dan aku tetap diam juga. Beberapa langkah dari ruang masuk, kami bertemu dengan Nagato, membawa tasnya dan beberapa kantung plastik belanjaan. Untuk Nagato, yang sering di dalam ruang klub, membaca bukunya sampai sekolah tutup, untuk di ada sini, artinya dia juga pulang sekolah setelah aku.
+
Pak tua itu jelas-jelas ngomong kosong. Yang kutakutkan adalah reaksi mengerikan apa yang Haruhi, yang kebetulan mendengar semua itu, akan miliki. Tapi dia diam terus melangkah maju, dan aku tetap diam juga. Beberapa langkah dari aula masuk, kami berpas-pasan dengan Nagato, membawa tasnya dan beberapa kresek toko serba ada. Bagi Nagato, yang sering dalam ruang klub membaca bukunya sampai sekolah tutup, untuk berada disini, berarti dia juga meninggalkan sekolah setelah aku.
   
"Ah! Mungkinkah kamu juga tinggal di sini? Sungguh suatu kebetulan!"
+
"Ah! Jangan-jangan kamu juga tinggal disini? Kebetulan banget ya!"
   
Nagato mengangguk dengan wajah putih pucatnya. Tolong deh, mana mungkin ini kebetulan?
+
Nagato mengangguk dengan wajah putih pucatnya. Plis deh, gimana bisa ini kebetulan?
   
"Apa kamu dengar sesuatu tentang Asakura?"
+
"Apa kamu dengar sesuatu soal Asakura?"
   
 
Dia menggelengkan kepalanya.
 
Dia menggelengkan kepalanya.
   
"Oh begitu. Kalau kamu dengan sesuatu tentang Asakura, ingat untuk memberitahukanku."
+
"Oh gitu. Kalau kamu dengar sesuatu soal Asakura, ingat kasih tau aku."
   
 
Dia mengganggukan kepalanya.
 
Dia mengganggukan kepalanya.
   
Aku memperhatikan beberapa makanan kaleng dan sayuran di dalam kantung plastilnya dan berpikir, jadi dia bisa makan juga!
+
Kuperhatikan beberapa makanan kaleng dan sayuran dalam kreseknya dan berpikir, jadi dia bisa makan juga toh!
   
  +
"Kacamatamu kenapa?"
"Apa yang terjadi dengan kacamatamu?"
 
   
Nagato tidak menjawab langsung pertanyaannya tapi hanya menatapku diam ke arahku. Aku panik sedikit ditatapnya seperti itu, saat Haruhi, tidak mengharapkan dia menjawab sama sekali, hanya mengangkat sedikit bahunya dan berjalan menjauh tanpa membalikkan kepalanya. Aku mengangkat tanganku dan melambaikan sampai jumpa ke Nagato.
+
Nagato tak menjawab langsung pertanyaannya tapi hanya menatap diam kepadaku. Aku panik sedikit ditatapnya seperti itu, sedangkan Haruhi, tak mengharapkan dia menjawab sama sekali, hanya mengangkat bahunya dan berjalan menjauh tanpa menolehkan kepalanya. Kuangkat tanganku dan melambaikan sampai jumpa ke Nagato.
   
Saat kami berjalan melampauinya, Nagato membisikan, "Hati-hati."
+
Saat kami berjalan melewatinya, Nagato membisikan, "Hati-hati."
   
Hati-hati dengan apa kali ini? Saat aku hendak berbalik dan bertanya kepadanya, Nagato sudah terlanjur masuk ke dalam blok apartemen.
+
Hati-hati apa lagi kali ini? Saat aku hendak berbalik dan bertanya padanya, Nagato sudah terlanjur masuk ke dalam blok apartemen.
   
   
   
   
Aku mengikuti Haruhi, yang berjalan tanpa tujuan sepanjang jalur kereta api, tertinggal dua sampai tiga langkah di belakangnya. Kami akan semakin jauh dari rumah kalau terus begini, jadi aku bertanya kemana kita akan pergi?
 
   
  +
Kuikuti Haruhi, yang berjalan tanpa tujuan sepanjang jalur kereta, tertinggal dua sampai tiga langkah di belakangnya. Kami akan semakin jauh dari rumah kalau terus begini, jadi aku bertanya kemana kita akan pergi?
"Nggak ada tujuan khusus." Jawabnya.
 
   
  +
"Ngga kemana-mana." jawabnya.
Aku melihat ke arah belakang kepala Haruhi dan berkata, "Jadi aku bisa pulang sekarang?"
 
   
  +
Aku melihat ke belakang kepala Haruhi dan berkata, "Jadi gue bisa pulang sekarang?"
Pada saat ini, Haruhi berhenti berjalan, terlihat bagaikan dia akan jatuh ke depan. Lalu dia melihatku dengan wajah sepucat Nagato.
 
   
  +
Di saat ini, Haruhi berhenti berjalan, melihat bagaikan dia mau jatuh ke depan. Lalu dia melihatku dengan wajah sepucat Nagato.
"Apa kamu pernah merasa kalau kamu hanyalah sebuah paku kecil di bumi ini?"
 
   
  +
"Kamu pernah ngerasa ga sih kalau kamu itu cuman sebuah paku kecil di Bumi ini?"
Lanjutnya, "Aku pernah, dan aku tidak akan pernah melupakannya."
 
   
  +
Lanjutnya, "Aku pernah, dan aku takkan pernah melupakannya."
Haruhi berdiri di atas rel kereta api, maaf, jalur kereta, dan mulai berkata.
 
   
  +
Haruhi berdiri di samping rel kereta api, maaf, jalur kereta, dan mulai bicara.
"Ketika aku masih kelas enam, aku pergi bersama keluargaku untuk melihat pertandingan baseball. Aku nggak terlalu tertarik dengan baseball, tapi saat aku pergi ke sana, aku terkejut, karena di mana saja aku melihat selalu saja ada orang di sekeliling. Orang-orang di seberang stadion hanya sekecil sebuah bulir beras saja, dalam gerakan konstan. Kupikir seluruh negri telah berkumpul di sini. Jadi aku bertanya ke ayahku berapa orang yang ada di stadion. Ayahku berkata kalau pernuh, kira-kira lima puluh ribu?"
 
   
  +
"Pas aku kelas enam SD, aku pergi bersama keluargaku untuk nonton pertandingan baseball. Aku ngga terlalu tertarik sama baseball, tapi pas aku pergi ke sana, aku syok, karena kemanapun aku melihat ada orang disekeliling. Orang-orang di seberang stadion cuman sekecil sebuah bulir beras aja, dalam gerakan konstan. Tadinya kupikir seluruh negeri udah kumpul disini. Jadi aku nanya ke ayahku berapa banyak orang yang ada di stadion. Ayahku bilang karena sekarang lagi penuh hari ini, mungkin kira-kira limapuluh ribu?"
"Setelah pertandingan, jalanan penuh dengan orang. Melihat semua ini, aku terkejut. Ada banyak orang di sini, tapi mereka hanya sebagian kecil dari seluruh negri. Aku membaca di kelas geografi kalau Jepang punya populasi seratusan juta, jadi aku pulang ke rumah dan menghitungnya dengan kalkulator, dan aku menemukan kalau lima puluh ribu itu hanya seperduaribu dari total populasi. Pada saat, aku terkejut lagi. Aku hanyalah bagian kecil dari sedemikian banyak orang di stadion, dan orang-orang sebanyak itu hanyalah satu per dua ribu dari seluruh negri."
 
   
  +
"Sehabis pertandingan, jalanan penuh dengan orang. Ngeliat semua ini, aku terpaku. Ada begitu banyak orang disini, tapi mereka cuman sebagian kecil dari seluruh negeri. Aku baca di pelajaran geografi kalau Jepang punya populasi seratus juta, jadi aku pulang ke rumah dan menghitung-hitung pake kalkulator, dan kudapati kalau limapuluh ribu itu hanya seperduaribu dari total populasi. Waktu itu, aku terpaku lagi. Aku cuman bagian kecil dari sedemikian banyak orang di stadion, dan orang-orang banyak ini cuman seperduaribu dari seluruh negeri."
"Sebelumnya, aku selalu merasa kalau diriku itu spesial. Aku bahagia dengan keluargaku, dan aku merasa kalau aku sekelas dengan orang-orang yang paling menarik di seluruh dunia. Namun dari saat itu, aku merasa kalau sebenarnya tidak begitu. Pengalamanku di sekolah yang kupikir adalah yang paling menyenangkan di seluruh dunia, ternyata ada di setiap sekolah. Untuk seluruh negri, ini tidaklah spesial. Ketika aku menyadarinya, seluruh dunia disekitarku kehilangan warnanya. Aku menggosok gigiku dan tidur, lalu bangun dan sarapan. Kamu bisa melihatnya di mana saja."
 
   
  +
"Sebelumnya, aku selalu merasa kalau diriku itu spesial. Aku bahagia dengan keluargaku, dan aku merasa kalau aku sekelas dengan orang-orang yang paling menarik di seluruh dunia. Namun dari saat itu, aku sadar kalau sebenarnya engga gitu. Pengalamanku di sekolah yang kupikir paling menyenangkan di seluruh dunia, ternyata ada di setiap sekolah. Buat seluruh negeri, ini engga spesial. Ketika aku menemukannya, seluruh dunia disekitarku kehilangan warnanya. Aku gosok gigi dan tidur, terus bangun dan sarapan. Kamu ngeliat beginian dimana-mana."
"Aku menemukan kalau ini sangatlah membosankan saat aku menyadari semua ini hanyalah bagian dari kehidupan orang biasa. Kupikir karena sangat banyak orang di dunia ini, pastilah ada seseorang yang hidup dengan kehidupan yang lain daripada biasanya, yang sangat menarik. Tapi kenapa orang itu bukan aku?"
 
   
  +
"Kudapati ngebosenin banget pas aku sadar semua ini semua bagian kehidupan biasa seseorang. Aku percaya karena begitu banyak orang di dunia ini, pastinya ada orang yang menghidupi kehidupan yang luar biasa, yang menggairahkan. Tapi kenapa orang itu bukan aku?"
"Sebelum aku lulus dari SD, aku memikirkan semua ini. Jadi saat aku memasuki SMP, aku memutuskan untuk mengubah diriku. Aku ingin agar seluruh dunia tahu, aku bukanlah gadis yang hanya duduk dan menunggu. Aku percaya aku berusaha sekuatku, tapi semuanya sama seperti biasa. Dan kini aku sudah SMA, masih berharap agar sesuatu ada yang berubah."
 
   
  +
"Sebelum aku lulus SD, kupikirkan semua ini. Jadi pas aku masuk SMP, kuputuskan untuk mengubah diriku. Aku pengen dunia tau, aku bukan cewe yang bakalan cuman duduk dan nunggu. Kurasa aku udah berusaha keras, tapi semuanya sama seperti biasa. Dan kini aku sudah SMA, masih berharap akan sesuatu untuk berubah."
[[Image:Sh_v1_06.jpg|thumb|''Ketika dia selesai, dia memberikan ekspresi menyesal telah mengatakan semua itu, dan melihat langit dengan kesal.'']] Haruhi mengatakan semuanya tanpa henti, bagaikan memberi pidato pada saat debat. Ketika dia selesai, dia memberikan ekspresi menyesal telah mengatakan semua itu, dan melihat langit dengan kesal. Sebuah kereta melewati kami dengan cepat. Terima kasih dengan semua suara berisik, aku punya waktu untuk berpikir apakah aku harus lanjut bertanya atau harus menemukan sesuatu yang filosofis untuk menyenangkan Haruhi.
 
   
  +
[[Image:Sh_v1_06.jpg|thumb|''Ketika dia selesai, dia memberikan ekspresi menyesal telah mengatakan semua itu, dan melihat langit dengan sedih.'']] Haruhi mengatakan ini tanpa henti, seolah-olah memberi pidato di debat. Ketika dia selesai, dia memberikan ekspresi menyesal telah mengatakan semua itu, dan melihat langit dengan sedih. Sebuah kereta melewati kami dengan cepat. Berkat semua suara berisik itu, aku punya waktu untuk menimbang-nimbang apakah aku harus lanjut bertanya atau apakah aku semestinya menemukan sesuatu yang filosofis untuk menyenangkan Haruhi.
Aku melihat keretanya meninggalkan suara dengan efek Doppler dan berkata, "Oh begitu?"
 
   
  +
Kulihat keretanya meninggalkan suara Efek Dopplernya dan berkata, "Oh gitu?"
Aku merasa tidak enak hanya bisa membalas dengan jawaban sederhana.
 
   
  +
Aku merasa tak enak hanya bisa dengan jawaban yang begitu sederhana.
Haruhi menggunakan tangannya untuk menahan rambutnya, yang tertiup angin dari kereta yang lewat, dan berkata, "Ayo!"
 
   
  +
Haruhi menggunakan kedua tangannya untuk menahan rambutnya, yang tertiup angin dari kereta yang lewat, dan berkata, "Yuk pergi!"
Setelah itu, dia berjalan mengarah ke arah kami datang. Walau kupikir aku bisa sampai rumah lebih cepat kalau mengikuti arah yang dituju Haruhi, tapi bagaikan punggungnya mengatakan dalam diam padaku "Jangan ikuti aku!", jadi aku berdiam di mana aku berdiri dan melihat Haruhi pergi sampai dia tidak terlihat dalam pandanganku.
 
   
  +
Setelah itu, dia berjalan menuju ke arah kami datang. Walau aku bisa sampai di rumah lebih cepat kalau mengikuti arah yang dituju Haruhi, punggungnya seolah-olah diam-diam mengatakan padaku "Jangan ikuti aku!", jadi aku berdiam dimana aku berada dan melihat Haruhi pergi sampai dia hilang dari pandanganku.
Sebenarnya apa yang telah kulakukan selama ini?
 
   
  +
Sebenarnya gue tuh ngapain aja sih selama ini?
   
   
   
  +
Ketika aku sampai di rumah, aku menemukan Koizumi sudah menunggu di depan pintu.
 
  +
  +
Ketika aku sampai di rumah, kudapati Koizumi sudah menunggu di depan pintu.
   
 
"Hai."
 
"Hai."
   
Senyumnya terlihat sedikit palsu, seperti berusaha menyapa teman lama. Dia melambaikan tangannya dengan hangat, mengenakan seragamnya dan membawa tasnya, sepertinya dia baru saja pulang dari sekolah.
+
Senyumnya terlihat sedikit palsu, seperti berusaha menyapa teman lama. Dia melambai dengan hangat kepadaku, mengenakan seragamnya dan membawa tasnya, sepertinya baru saja pulang dari sekolah.
   
"Aku ingin menepati janji yang telah kubuat kepadamu sebelumnya. Oleh karena itu aku telah menunggumu. Aku tidak menyangka kau akan kembali cepat sekali!"
+
"Saya ingin menepati janji yang telah saya kepada anda sebelumnya. Oleh karena itu, saya menunggu anda. Saya tidak menyangka anda akan kembali begitu cepat!"
   
Koizumi melanjutkan dengan senyumnya-yang-tak-pernah-berhenti.
+
Koizumi melanjutkan dengan senyum selalu-adanya.
   
"Bisa aku menggangumu sebentar? Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat."
+
"Bisakah saya tunda anda sebentar? Saya ingin mengajak anda ke suatu tempat."
   
 
"Berhubungan dengan Suzumiya?"
 
"Berhubungan dengan Suzumiya?"
   
"Ini berhubungan dengan Suzumiya-san."
+
"Berhubungan dengan Suzumiya-san."
   
Aku membuka pintunya dan meletakan tasku di samping ruang masuk. Lalu setelah memberitahukan adikku, yang baru saja keluar, kalau aku akan sedikit terlambat malam ini, aku kembali menuju Koizumi.
+
Kubuka pintunya dan meletakan tasku di samping ruang masuk. Lalu setelah memberitahukan adikku, yang baru saja keluar, kalau aku akan sedikit telat malam ini, aku kembali ke Koizumi.
   
 
Beberapa menit kemudian, kami pergi dengan kendaraan.
 
Beberapa menit kemudian, kami pergi dengan kendaraan.
   
   
Koizumi memberhentikan taksi yang berhenti di depan rumahku, lalu kami pergi menyusuri jalan utama menuju timur. Koizumi memberitahukan supirnya untuk pergi ke kota besar di luar prefektur. Seharusnya bisa lebih murah kalau naik kereta tapi karena Koizumi yang membayar, aku tidak terlalu peduli.
 
   
"Lalu, janji apa yang kamu bilang akan ditepati?"
 
   
"Bukannya kamu ingin melihat bukti dari kekuatan esperku? Sekarang saat, karena itu aku ingin kamu datang!"
 
   
  +
Koizumi melambai taksi yang berhenti di depan rumahku, lalu kami pergi menyusuri jalan utama menuju timur. Koizumi memberitahukan supirnya untuk pergi ke kota besar di luar prefektur. Akan lebih murah kalau naik kereta tapi karena Koizumi yang bayar, aku tak begitu keberatan.
"Apa perlu pergi sejauh ini?"
 
   
  +
"Oke, janji apa yang loe bilang bakalan ditepati?"
"Ya. Aku hanya bisa menggunakan kekuatanku pada tempat dan kondisi tertentu. Tempat yang akan tuju memenuhi syarat itu."
 
   
  +
"Bukannya anda ingin melihat bukti akan kekuatan esper saya? Sekaranglah saatnya, karena itu saya ingin anda datang!"
"Kamu masih percaya kalau Haruhi itu Dewa?"
 
   
  +
"Emangnya perlu pergi jauh-jauh?"
Koizumi, duduk bersamaku di belakang, menatapku dari samping.
 
   
  +
"Ya. Saya hanya dapat menggunakan kekuatan saya pada tempat dan kondisi spesifik. Tempat yang akan kita tuju memenuhi syarat tersebut."
"Pernahkan kamu mendengar tentang prinsip antropis?"
 
   
  +
"Loe masih percaya kalo Haruhi itu Tuhan?"
"Nggak pernah mendengarnya."
 
   
  +
Koizumi, duduk bersamaku di belakang, menatapku menyamping.
Koizumi mendesah dan tersenyum kembali.
 
   
  +
"Pernahkan anda mendengar tentang [[Suzumiya_Haruhi_%7E_Indonesian_Version:Jilid1_Catatan_dan_Referensi_Penerjemah#Asas_Antropis|Asas Antropis]]?"
"Pada dasarnya, teori ini adalah 'jika sesuatu harus ada untuk kita, sebagai manusia, maka itu benar karena kita ada."
 
   
  +
"Ngga pernah dengar tuh."
Aku ngga ngerti.
 
   
  +
Koizumi mendesah dan tersenyum kembali,
"Alam semesta ini ada hanya karena kita ada di sana untuk mengamatinya. Dengan kata lain, makhluk hidup intelejen yang dikenal sebagai manusia mempelajari keberadaan alam semesta melalui mengamati bagaimana alam semesta ini terbentuk melalui penemuan hukum-hukum fisika. Jika manusia tidak berevolusi sampai ke tingkatan sekarang, maka pengamatan tidak mungkin dilakukan, dan mereka tidak akan pernah mempelajari keberadaan alam semesta."
 
   
  +
"Pada dasarnya, ini teori yang 'jika sesuatu pasti benar bagi kita, sebagai manusia, untuk eksis, maka itu benar hanya karena kita eksis."
"Artinya walau alam semesta ada atau tidak, bagi manusia yang belum sepenuhnya berevolusi, hal ini tidak ada bedanya. Hal ini dikarenakan keberadaan kita, manusia yang berevolusi-penuh, maka keberadaan alam semesta itu diterima luas. Ini adalah metode berpikir dari sudut pandang manusia."
 
   
  +
Ngga ngerti gue.
"Cara berpikir yang aneh! Maksudku, alam semesta ada tanpa peduli keberadaan manusia."
 
   
  +
"Alam semesta ini ada hanya karena kita ada di sana untuk mengamatinya. Dengan kata lain, makhluk hidup berakal yang dikenal sebagai manusia mempelajari eksistensi alam semesta melalui pengamatan bagaimana alam semesta ini terbentuk melalui penemuan hukum-hukum fisika. Jika manusia tidak berevolusi sampai ke tingkatan sekarang, maka pengamatan akan mustahil, dan mereka takkan pernah mempelajari eksistensi alam semesta."
"Kamu benar. Oleh karena itu prisip antropis tidak sepenuhnya ilmiah, hanya cara berpikir secara filosofi. Akan tetapi, sesuatu yang menarik muncul dari teori ini."
 
   
  +
"Berarti apakah alam semesta ada atau tidak, bagi manusia yang belum sepenuhnya berevolusi, takkan ada bedanya. Hal ini dikarenakan adanya manusia yang berevolusi-penuh maka keberadaan alam semesta itu diterima luas. Ini adalah cara berpikir dari sudut pandang manusia."
Taksi tersebut berhenti di lampu merah. Pengemudinya terus menatap ke depan, dan tidak pernah menengok ke belakang.
 
   
  +
"Cara berpikir yang aneh! Maksud gue, alam semesta ada terlepas dari apakah manusia itu ada ato engga."
"Lalu mengapa alam semesta ini datang dengan keadaan yang cocok untuk ditinggali manusia? Perubahan kecil di dalam konstanta gravitasi bisa berarti sebuah alam semesta yang sangat berbeda dari yang kita tempati sekarang. Kumpulan peraturan lainya seperti Konstanta Planck atau rasio massa molekul atom terlihat seperti didesain secara khusus sehingga manusia bisa hidup di alam semesta ini. Bukankan ini menakjubkan?"
 
   
  +
"Anda benar. Oleh karena itu, Asas Antropis tidak sepenuhnya ilmiah, hanya cara berpikir secara filosofi. Akan tetapi, sesuatu yang menarik muncul dari teori ini."
Aku merasakan punggungku gatal. Ini karena hal-hal yang dikatakan Koizumi seperti selebaran yang isinya melebih-lebihkan yang dibagikan oleh agama baru dibentuk yang dasar pendiriannya berdasarkan teori ilmiah.
 
   
  +
Taksi berhenti di lampu merah. Pengemudinya hanya menatap ke depan, dan tak pernah bimbang untuk menengok ke belakang.
"Tenang! Aku tidak percaya dengan keberadaan sebuah tuhan yang maha kuasa, atau pencipta utama yang menciptakan manusia. Banyak rekan-rekanku yang berpikir sama denganku. Tapi hanya satu yang menggangu kami."
 
   
  +
"Mengapa alam semesta ini datang dalam keadaan yang cocok untuk ditinggali manusia? Perubahan minor dalam konstanta gravitasi akan berarti alam semesta yang amat berbeda dari yang kita tempati sekarang. Kumpulan kaidah lainnya seperti [http://id.wikipedia.org/wiki/Konstanta_Planck Konstanta Planck] atau massa rasio molekul atom tampaknya didesain secara khusus sehingga manusia bisa hidup di alam semesta ini. Bukankah ini menakjubkan?"
Diganggu oleh apa?
 
   
  +
Aku merasakan punggungku gatal. Ini karena hal-hal yang Koizumi katakan seperti selebaran retoris yang dibagi-bagikan oleh agama-agama yang baru dibentuk yang mana dasar pendiriannya berdasarkan teori ilmiah.
"Hal kami lakukan. Apa mereka badut bodoh berdiri dengan tangan di pinggir tebing?"
 
   
  +
"Tenang! Saya tidak percaya dengan eksistensi Tuhan Yang Maha Kuasa, atau Pencipta Utama yang menciptakan manusia. Banyak rekan-rekanku yang berpikir sama denganku. Namun hanya satu yang membimbangkan kami."
Ekspresi yang ada di wajahku pasti sangatlah aneh, kalau tidak Koizumi tidak akan tertawa begitu keras seperti ayam betina berkokok.
 
   
  +
Bimbang sama apa?
"Aku tadi bercanda!"
 
   
  +
"Yang kami lakukan. Apa mereka sebodoh badut yang berdiri diatas tangan di pinggir tebing?"
"Aku benar-benar nggak mengerti apaan yang kamu katakan."
 
   
  +
Ekspresi pada wajahku sekarang ini mungkin amatlah aneh, kalau tidak Koizumi takkan tertawa begitu keras seperti ayam betina berkotek-kotek.
Aku benar-benar ingin mengatakannya kepada dia, ''Aku nggak punya waktu bermain joke konyol denganmu. Bisakah kamu membiarkan aku turun? Pak supir, maukah kamu berbalik? Kalau bisa, aku lebih memilih yang kedua.''
 
   
  +
"Saya tadi bercanda!"
"Aku hanya menggunakan prinsip antropis sebagai perbandingan. Kita belum sama sekali menyentuh subjek tentang Suzumiya-san."
 
   
  +
"Gue benar-benar ngga ngerti apaan sih yang loe omongin."
Ini sangatlah aneh! Mengapa kamu, Nagato, dan Asahina semuanya sangat mengagumi Haruhi?
 
   
  +
Aku ingin sekali bilang kepadanya, ''Gue ngga punya waktu main-main guyon bodoh sama elo. Bisa turunin gue? Pak supir, bisa balik arah? Kalau bisa sih, gue lebih suka pilihan yang terakhir.''
"Aku percaya kalau dia orang yang sangat karismatik. Mari kita kesampingkan hal itu sebentar, apakah kamu masih ingat kalau aku pernah berkata kalau dunia ini mungkin saja telah diciptakan oleh Suzumiya-san?"
 
   
  +
"Saya hanya menggunakan Asas Antropis sebagai perbandingan. Kita samasekali belum menyentuh subjek tentang Suzumiya-san."
Aku tidak suka dengan apa yang dikatakannya, tapi aku ingat dia pernah mengatakannya.
 
  +
  +
Aneh banget! Kenapa sih kamu, Nagato, dan Asahina-san semuanya tergila-gila banget sama Haruhi?
  +
  +
"Saya percaya dia orang yang sangat karismatik. Mari kita kesampingkan hal itu sekarang, apakah anda masih ingat saya pernah bilang kalau dunia ini mungkin saja telah diciptakan oleh Suzumiya-san?"
  +
  +
Ga suka gue sama apa yang diomonginnya, tapi gue ingat dia pernah bilang.
   
 
"Dia punya kemampuan mewujudkan mimpi."
 
"Dia punya kemampuan mewujudkan mimpi."
   
  +
Bisa ga sih loe ga begitu yakin?
Bisakah kamu tidak cepat memutuskan?
 
   
"Aku tidak bisa berpikir seperti itu, karena sekarang dunia sedang menuju ke arah keinginan Suzumiya-san."
+
"Saya tidak bisa berpikir seperti itu, karena sekarang ini dunia diarah menuju hasrat Suzumiya-san."
   
Bagaimana itu bisa mungkin?
+
Gimana bisa?
   
"Suzumiya-san selalu percaya kalau alien itu ada, oleh karena itu Nagato Yuki ada. Mirip dengan itu, dia ingin bertemu penjelajah waktu, jadilah Asahina Mikuru juga muncul. Dan aku berada di depannya karena alasan yang sama juga."
+
"Suzumiya-san selalu percaya bahwasanya alien itu ada, karena itulah Nagato Yuki muncul. Dengan cara yang sama, dia ingin bertemu penjelajah waktu, jadilah Asahina Mikuru muncul juga. Dan aku muncul di depannya karena alasan yang sama pula."
   
"Dan bagaimana kamu tahu itu?"
+
"Dan gimana caranya loe tau itu?"
   
"Itu semenjak tiga tahun yang lalu..."
+
"Semenjak tiga tahun yang lalu......"
   
Tiga tahun yang lalu lagi! Aku muak mendengarnya lagi!
+
Tiga tahun lalu lagi! Eneg gue dengerinnya!
   
"Suatu hari, aku tiba-tiba tersadar kalau aku punya kekuatan khusus, dan untuk alasan tertentu, aku mengerti sepenuhnya bagaimana cara menggunakan kekuatan ini. Dan pada waktu yang sama, aku juga mengetahui ada orang lain yang kekuatannya tersadarkan dan kekuatan ini diberikan oleh Suzumiya Haruhi. Aku tidak bisa ke detailnya, jadi semua yang bisa kukatakan adalah aku tahu hal-hal ini meskipun aku tidak bisa menjelaskannya."
+
"Suatu hari, saya tiba-tiba sadar bahwa saya mempunyai kekuatan khusus, dan untuk alasan tertentu, saya mengerti sepenuhnya bagaimana cara menggunakan kekuatan ini. Di saat yang sama, saya juga menemukan orang lain seperti saya yang kekuatannya tersadarkan dan bahwasanya kekuatan ini dikaruniai oleh Suzumiya Haruhi. Saya tidak bisa masuk ke detailnya, jadi semua yang bisa saya katakan hanyalah saya tahu hal-hal begini sementara tidak kuasa menjelaskannya."
   
"Baiklah, walau aku percaya kamu punya kekuatan itu, aku masih nggak bisa percaya kalau Haruhi punya kekuatan seperti itu."
+
"Okeh, kalaupun gue percaya loe punya kekuatan itu, gue masih ngga bisa percaya kalau Haruhi punya kekuatan begituan."
   
"Begitu juga aku. Gadis sekolahan biasa punya kemampuan mengubah dunia --maaf, kukira lebih tepat kemampuan membuat dunia, huh? Hal yang mengerikan adalah dia tahu kalau dunia ini membosankan."
+
"Begitu pulalah saya. Gadis sekolahan biasa mempunyai kemampuan mengubah dunia --maaf, saya kira lebih tepat kemampuan membikin dunia, ya? Hal yang mengerikan adalah gadis ini sekarang mendapati bahwasanya dunia yang ia tempati ini membosankan."
   
"Kenapa memangnya?"
+
"Kenapa tuh?"
   
"Bukankah aku sudah bilang sebelumnya? Kalau dia bisa membuat dunia semaunya, maka sudah sewajarnya kalau dia juga bisa membuat dunia ini hilang tanpa jejak dan menyusunnya kembali sesuai keinginannya. Lalu, secara harafiah, dunia ini akan menemui akhirnya. Kita tidak bisa menentukan apakah teori ini benar atau tidak; siapa tahu, dunia yang kita anggap unik ini telah diciptakan ulang berkali-kali sebelumnya."
+
"Bukankah sudah saya bilang sebelumnya? Kalau dia bisa menciptakan dunia semaunya, maka sudah sewajarnya bilamana dia juga bisa membuat dunia ini hilang tanpa jejak dan lalu menyusunnya kembali sesuai keinginannya. Lalu, secara harfiah, dunia ini akan menemui ajalnya. Kami tidak bisa menentukan apakah teori ini benar atau tidak; siapa tahu, dunia yang kita anggap unik ini mungkin telah diciptakan ulang berkali-kali sebelumnya."
   
Aku telah berlebihan menggunakan kata "mustahil" begitu banyak sampai aku perlu sebuah tesaurus.
+
Berlebihan sudah kugunakan kata "tak bisa dipercaya" begitu banyak sampai-sampai aku butuh ensiklopedia.
   
"Kalau begitu, mengapa kamu tidak mengatakan kepada Haruhi siapa kamu itu sebenarnya? Biarkan dia tahu kalau esper itu benar-benar ada. Kalau dia tahu, kukira dia akan senang sekali. Bahkan mungkin, dia tidak akan berusaha untuk menghancurkan dunia ini!"
+
"Kalau gitu, kenapa elo engga ngomong langsung aja ke Haruhi siapa elo itu sebenarnya? Biarin dia tahu esper itu benar-benar ada. Kalau dia tahu, kayaknya dia bakalan senang banget. Bahkan mungkin, dia ga bakalan coba-coba ngancurin dunia ini!"
   
"Maka itu akan menimbulkan masalah yang lebih besar. Jika Suzumiya-san mempercayai keberadaan esper adalah hal yang biasa, maka seluruh dunia akan menjadi seperti itu. Semua hukum fisika akan terdistorsi: Konstanta Molekular, Hukum kedua Termodinamik, dan sisanya alam semesta akan turun menjadi kacau."
+
"Maka, itu akan menimbulkan masalah yang lebih besar. Jika Suzumiya-san mempercayai keberadaan esper adalah hal yang amat biasa, maka seluruh dunia akan menjadi seperti itu. Semua hukum fisika akan diputar-balikkan: Konstanta Molekular, Hukum Kedua Termodinamika, dan sisa alam semesta akan turun ke dalam kekacauan."
   
"Ada hal yang belum kumengerti." Aku melanjutkan, "Aku ingat kamu pernah berkata kalau itu adalah keinginan Haruhi untuk bertemu alien, penjelajah waktu, dan esper yang menyebabkan kamu, Nagato-san, dan Asahina-san untuk muncul di hadapannya?"
+
"Ada hal yang belum gue mengerti." lanjutku, "Gue ingat loe pernah bilang kalo itu dambaan Haruhi lah buat ketemu alien, penjelajah waktu, dan esper yang bikin kamu, Nagato-san, dan Asahina-san untuk muncul di depan dia?"
   
"Ya."
+
"Benar."
   
"Jika itu benar, mengapa Haruhi belum menyadarinya juga? Dan sebaliknya, mengapa hanya kamu dan aku yang tahu semuanya. Bukannya ini agak aneh?"
+
"Kalo itu benar, kenapa Haruhi belum sadar juga? Malah sebaliknya, cuman elo sama gue aja yang tahu semuanya. Bukannya sedikit aneh tuh?"
   
"Kamu menemukannya tidak konsisten? Sebenarnya tidak; Ketidak konsistenan sebenarnya ada di dalam hati Suzumiya-san."
+
"Anda dapati tidak konsisten? Sebenarnya tidak; Ketidakkonsistenan sebenarnya ada dalam hati Suzumiya-san."
   
Bisakah kamu mengatakan hal yang bisa kumengerti, tolong ya!?
+
Bisa ga sih loe bilang hal yang bisa gue ngerti, plis!?
   
"Dengan kata lain, dia memang mengharapkan keberadaan alien, penjelajah waktu, dan esper. Akan tetapi, kesadarannya mengatakan kepadanya kalau hal tersebut tidak ada, dan ini menyebabkan perbedaan kognitif. Walau dia terlihat eksentrik dalam perilaku dan perkataan, pemikirannya masih tidak berbeda dengan orang biasa. Antusiasmenya yang seperti badai sudah perlahan menjadi tenang dalam beberapa bulan terakhir, dan kami senang melihatnya stabil, tetapi perubahan seperti tornado telah terjadi tiba-tiba."
+
"Dengan kata lain, dia memang mengharapkan keberadaan alien, penjelajah waktu, dan esper. Akal sehatnya, akan tetapi, mengatakan padanya bahwa hal tersebut tidak ada, dan ini mengakibatkan disonansi kognitif. Walau dia mungkin tampak eksentrik dalam perilaku dan perkataan, pemikirannya masih tiada berbeda dengan orang biasa. Antusiasme badainya perlahan menjadi tenang dalam beberapa bulan terakhir, dan kami senang melihatnya stabil, namun perubahan seperti tornado telah terjadi tiba-tiba."
   
"Dan mengapa itu terjadi?"
+
"Dan kenapa bisa begitu?"
   
"Itu semua karena kamu."
+
"Semuanya karena anda."
   
 
Koizumi mengangkat bibirnya,
 
Koizumi mengangkat bibirnya,
   
"Kalau kamu tidak memberikan Suzumiya-san beberapa ide konyol, kami masih tetap mengamatinya dari balik layar sekarang."
+
"Bila anda tidak memberikan Suzumiya-san beberapa ide aneh, kami masih tetap mengamatinya dari balik layar sekarang."
   
  +
"Emangnya gue ngapain!?"
"Memangya apa yang kulakukan!?"
 
   
"Kamu yang membuat dia membentuk klub aneh itu. Semuanya karena percakapannya denganmu, dia mendapatkan ide untuk membentuk klub untuk mengumpulkan semua karakter misterius. Jadi kamu harus bertanggung jawab penuh atas hal ini. Oleh karena kamu, maka tiga kelompok yang paling memperhatikan Suzumiya Haruhi sekarang berkumpul bersama."
+
"Anda yang mendorong dia membentuk klub aneh itu. Semua karena sebuah percakapan dengan anda, dia mendapatkan ide membentuk klub untuk mengumpulkan semua karakter misterius. Jadi anda musti bertanggungjawab penuh atas hal ini. Oleh karena anda maka tiga grup yang paling prihatin akan Suzumiya Haruhi sekarang sudah berkumpul bersama."
   
"....Itu tuduhan yang tidak benar!" Aku mempertahankan diriku dengan tidak meyakinkan.
+
"......Itu tuduhan ga adil!" kupertahankan diriku secara tak yakin.
   
Koizumi hanya tersenyum dan melanjutkan, "Tetapi itu bukan hanya itu saja alasannya."
+
Koizumi hanya tersenyum dan melanjutkan, "Tetapi bukan hanya itu sajalah alasannya."
   
Dia berhenti bicara setelah itu. Saat aku ingin mengatakan sesuatu, supirnya berkata, "Kita sudah sampai."
+
Dia berhenti bicara setelah mengatakan itu. Saat aku ingin mengatakan sesuatu, pak supir tiba-tiba berkata, "Kita sampai."
   
Mobil ini berhenti dan pintunya terbuka. Aku melangkah ke jalan yang ramai bersama Koizumi. Walau supirnya lalu pergi tanpa menagih ongkos, aku tidak terkejut sama sekali.
+
Mobil berhenti dan pintunya terbuka. Aku melangkah ke jalan ramai bersama Koizumi. Walau supirnya lalu pergi bahkan tanpa menagih ongkos apapun, aku tak terkejut sama sekali.
   
Jika orang-orang di daerah ini ingin pergi berbelanja, di sinilah tempatnya. Ini adalah tempat tipikal kota besar lokal dengan perempatan kereta api, dan juga berbagai departemen store dan arsitektur kompleks. Matahari tenggelam memandikan jalanan yang ramai dengan pejalan kaki dengan warna terang. Saat lampu di perempatan di depan berubah menjadi hijau, jalanan menjadi penuh dengan lautan orang dalam sekejap. Kita terpisah sejenak oleh ombak ini setelah kita turun di pingir jalan.
+
Jika orang-orang di daerah ini ingin pergi belanja, disinilah tempatnya bagi mereka. Ini adalah metropolis lokal tipikal dengan tempat tukar-menukar kereta, dan juga berbagai departemen store dan arsitektur kompleks. Matahari tenggelam memandikan jalanan sibuk penuh pejalan kaki dengan warna berderang. Ketika lampu di perempatan depan berubah jadi hijau, jalanan menjadi penuh dengan lautan manusia dalam sekejap. Kita terpisah sejenak oleh ombak ini setelah kita turun dari trotoar.
   
"Apa yang ingin kamu perlihatkan dengan membawaku ke sini?"
+
"Apa yang loe pengen tunjukin ke gue dengan bawa-bawa gue kesini?"
   
Berjalan perlahan di zebra cross, Koizumi melihat ke depan dan berkata, "Masih ada waktu untuk mengubah pikiranmu."
+
Berjalan perlahan di zebra cross, Koizumi melihat ke depan dan berkata, "Masih ada waktu untuk mengubah pikiran anda!"
   
"Aku sudah terlanjur di sini, jadi hentikan basa-basinya."
+
"Toh gue udah terlanjur disini, jadi ga usah basa-basi lah."
   
Berjalan di sampingku, Koizumi tiba-tiba menggenggam tanganku. Hei, apa yang kamu lakukan!? Itu menjijikan.
+
Berjalan di sampingku, Koizumi tiba-tiba menggenggam tanganku. Woi, loe mau ngapain!? Jijik tuh!
   
"Permisi, tapi bisakah kamu memejamkan matamu sejenak? Ini tidak akan lama."
+
"Maafkan saya, tapi bisakah anda memejamkan mata barang sejenak? Ini takkan lama."
   
Aku menghindar untuk menghindari pejalan kaki menabrakku. Lampu hijaunya mulai berkedip-kedip.
+
Aku mengelak untuk menghindari seorang pejalan kaki menabrakku. Lampu hijaunya mulai berkedip-kedip.
   
Baiklah! Jadi aku menuruti untuk memejamkan mataku. Aku masih bisa mendengar banyak langkah kaki di jalanan, mesin kendaraan menderum, obrolan tanpa henti, dan berbagai macam suara.
+
Okey! Jadi aku nurut memejamkan mataku. Aku masih bisa dengar banyak langkah kaki di jalanan, mesin kendaraan menderum, obrolan tanpa henti, dan berbagai macam suara.
   
Di bawah bimbingan Koizumi, aku berjalan satu langkah, dua langkah, tiga langkah, dan berhenti.
+
Dibawah bimbingan Koizumi, aku jalan ke depan satu langkah, dua langkah, tiga langkah, dan lalu aku berhenti.
   
"Kamu bisa membuka matamu sekarang."
+
"Anda bisa membuka mata sekarang."
   
Aku perlahan membuka mataku.
+
Perlahan kubuka mataku.
   
 
Seluruh dunia jatuh dalam warna abu-abu.
 
Seluruh dunia jatuh dalam warna abu-abu.
Line 632: Line 647:
   
   
 
Sungguh sangat gelap. Aku tidak bisa menahan diri untuk mendongak ke arah langit. Matahari yang bersinar oranye tidak bisa ditemukan di mana pun, dan langitnya tertutup oleh awan abu-abu mendung. Apakah itu benar-benar awan? Horizon gelap tanpa celah tertarik tanpa akhir ke seluruh arah. Yang menahan dunia ini dari kegelapan total hanyalah sinar yang terkadang menembus masuk, menggantikan matahari cerah itu, menghasilkan pendaran lemah di langit abu-abu.
 
   
Di sana tidak ada orang sama sekali.
 
   
  +
Benar-benar gelap. Tak bisa kutahan diri untuk mendongak ke langit. Matahari yang berpendar oranye tidak dapat ditemukan dimana pun, dan langitnya diselimuti oleh awan abu-abu mendung. Apa itu benar-benar awan? Horizon gelap tanpa celah terenggang tanpa akhir di seluruh arah. Satu-satunya yang menahan dunia ini jatuh sepenuhnya dalam kegelapan hanyalah sinar yang terkadang menembus masuk, menggantikan silau matahari, menghasilkan pendaran lemah di langit abu-abu.
Selain Koizumi dan aku, berdiri di tengah perempatan, gerombolan riuh orang yang sebelumnya ada di sini sekarang hilang tanpa jejak. Di kegelapan luas, hanya lampu lalu lintas yang berkedip, berubah menjadi merah, sedangkan yang lain menjadi hijau, tapi di sana tidak ada sebuah kendaraan satu pun di jalan. Sungguh sangat tenang sampai seseorang bisa berpikir kalau bumi telah berhenti bergerak juga.
 
   
  +
Disana tiada orang sama sekali.
"Sekarang kita berada di sebuah celah antara garis putus antar-dimensi; ini adalah Kenyataan Tertutup, sebuah tempat yang terputus sama sekali dari dunia kita tinggal."
 
   
  +
Selain Koizumi dan aku, berdiri di tengah perempatan, kerumunan ramai yang sebelumnya ada disini sekarang hilang tanpa jejak. Di kegelapan luas, hanya lampu lalu lintas yang berkedip, berubah merah, sedangkan kumpulan lampu lalu lintas lainnya jadi hijau, namun disana tiada sebuah kendaraan barang satupun di jalan. Begitu sunyi sampai-sampai seseorang bisa berpikir kalau bumi telah berhenti berputar juga.
Suara Koizumi menjadi sangat jelas di keheningan.
 
   
  +
"Kita sekarang berada di sebuah celah dalam garis retakan antar-dimensi; ini adalah Dimensi Tertutup, sebuah tempat yang terputus samasekali dari dunia kita tinggal."
"Tengah-tengah perempatan ini terletak tepat di samping "Dinding" dari Kenyataan Tertutup. Lihat, seperti ini."
 
   
  +
Suara Koizumi menjadi amat jelas di keheningan.
Lengan Koizumi yang diluruskan berhenti di tengah-tengah udara, bagaikan tertahan oleh sesuatu. Aku berusaha untuk melakukan yang sama dan meluruskan lenganku ke arah situ; rasanya seperti menyentuh cucian sayuran dingin. Tanganku menekan permukaan dari dinding elastis, tapi aku tidak bisa meneruskan lebih dari sepuluh sentimeter.
 
   
  +
"Tengah-tengah perempatan ini jatuh tepat di samping "Dinding" Dimensi Tertutup ini. Lihatlah, seperti itu."
"Kenyaataan Tertutup ini memiliki radius lima kilometer. Biasanya mustahil untuk masuk dengan cara fisik biasa. Salah satu kemampuanku adalah untuk memasuki ruang seperti ini."
 
   
  +
Lengan terentang Koizumi berhenti di udara, seolah-olah tertahan oleh sesuatu. Kucoba melakukan hal yang sama dan merentangkan lenganku ke arah situ; rasanya kayak nyentuh sayuran dingin kecuci. Tanganku menekan permukaan dinding elastis tak kasat mata, tapi kutak bisa merentang lebih jauh lagi melebihi sepuluh sentimeter.
Seperti batang bambu tegak, tidak sepercik sinar pun terlihat dari bangunan sekitar. Toko-toko di sekitar kompleks belanja semuanya gelap di dalam, hanya lambu jalan berkedip lemah.
 
   
  +
"Dimensi Tertutup ini memiliki radius lima kilometer. Biasanya, mustahil untuk masuk dengan cara fisik biasa. Salah satu kemampuanku adalah untuk memasuki ruang-ruang semacam ini."
"Di mana tempat ini?"
 
   
  +
Seperti galah bambu berdiri, tidak sepercik sinar pun terlihat dari bangunan sekitar. Toko-toko dalam kompleks belanja semuanya gelap di dalam, hanya lampu jalan berkedip lemah.
Bukan, pertanyaannya seharusnya adalah "Dimensi apa ini?"
 
  +
  +
"Dimana tempat ini?"
  +
  +
Bukan, pertanyaannya seharusnya "Dimensi apakah ini?"
   
 
"Akan kujelaskan sambil berjalan," Kata Koizumi santai,
 
"Akan kujelaskan sambil berjalan," Kata Koizumi santai,
   
"Aku juga tidak terlalu yakin dengan detailnya, tapi dimensi ini terletak tidak jauh dari dimensi kita...... Anggap saja begini, sebuah garis putus antar-dimensi tiba-tiba muncul di sebelah sana, dan kita masuk melalui celahnya. Pada saat ini, dunia luar masih berjalan dengan kehidupan sehari-harinya. Mustahil manusia untuk masuk ke dunia ini secara tidak sengaja."
+
"Saya tidak terlalu yakin soal detailnya, tapi dimensi ini terletak tidak jauh dari dimensi kita......Anggap saja begini, garis retakan antar-dimensi tiba-tiba muncul di sebelah sana, dan kita masuk melalui celahnya. Saat ini, dunia luar masih berjalan dengan kehidupan sehari-harinya. Hampir mustahil bagi manusia biasa untuk tak sengaja mendapati dunia ini secara kebetulan."
   
Kita melewati jalanan. Koizumi berjalan ke arah yang sudah ditetapkannya.
+
Kita menyebrang jalan. Koizumi berjalan ke arah yang sudah ditetapkannya.
   
 
"Bayangkan sebuah dimensi seperti mangkuk terbalik, berbentuk telur, dan tempat ini adalah dalamannya."
 
"Bayangkan sebuah dimensi seperti mangkuk terbalik, berbentuk telur, dan tempat ini adalah dalamannya."
   
Kita memasuki komplek apartemen bertingkat, tapi tidak seorang pun yang terlihat, bahkan tidak setitik debu pun.
+
Kita memasuki komplek apartemen bertingkat, tapi tak seorang pun terlihat, bahkan tidak setitik debu pun.
   
"Kenyataan Tertutup terjadi secara acak. Terkadang muncul sekali setiap dua hari, dan terkadang mucul sekali setiap beberapa bulan. Tapi, satu hal yang pasti..."
+
"Dimensi Tertutup terjadi secara acak. Kadang muncul selang satu hari, dan kadang muncul sekali setiap beberapa bulan. Namun, satu hal yang pasti..."
   
Kami menaiki tangga walau di dalamnya gelap. Kalau aku tidak mengikuti Koizumi dengan dekat, aku sudah terpeleset.
+
Kami menaiki tangga walau di dalamnya gelap. Kalau aku tak mengikuti Koizumi dekat-dekat, aku sudah terpeleset.
   
"Saat Suzumiya-san dalam keadaan tidak stabil mentalnya, ruang ini akan muncul."
+
"Kapanpun Suzumiya-san dalam keadaan tidak stabil mentalnya, ruang ini akan muncul."
   
Kami sampai di atap dari blok apartemen.
+
Kami sampai di atap blok apartemen.
   
"Saat sebuah Kenyataan Tertutup muncul, aku bisa merasakannya; begitu juga teman-temanku. Bagaimana kita tahu itu? Sejujurnya, kami juga tidak tahu bagaimana. Pada intinya, kami hanya tahu kapan dan di mana Kenyataan Tertutup akan muncul, dan bagaimana cara menembusnya. Aku tidak bisa mengatakan perasaan ini dalam kata-kata."
+
"Setelah satu Dimensi Tertutup muncul, saya bisa merasakannya; begitu pula dengan rekan-rekanku. Bagaimana kami tahu itu? Jujur saja, kami juga tidak tahu bagaimana. Apapun itu, kami hanya tahu kapan dan dimana Dimensi Tertutup akan muncul, dan bagaimana cara menyusupinya. Saya tidak bisa mendeskripsikan rasa ini dalam kata-kata."
   
Aku memegang pagar atap dan melihat ke arah langit; tidak ada angin yang terasa.
+
Kupegang pagar atap dan melihat ke arah langit; tiada angin dapat terasa.
   
"Kamu membawaku ke sini untuk melihat ini? Hampir tidak ada seorang pun di sini!"
+
"Loe bawa gue kesini cuman buat ngeliat ini? Hampir ga ada orang disini!"
   
"Belum, hal yang sesungguhnya baru setelah ini. Sudah akan dimulai."
+
"Tidak, hal yang sesungguhnya baru setelah ini. Mau dimulai."
   
Berhentilah bercanda! Tapi Koizumi pura-pula tidak menyadarai ekspresi ketidaknyamananku.
+
Berhenti becanda napa! Tapi Koizumi pura-pura tidak menyadarai ekspresi ketidaknyamananku.
   
"Kemampuanku hanyalah untuk mendeteksi Kenyataan Tertutup dan menembusnya. Sejujurnya, aku bahkan bisa merasakan keadaan pikiran Suzumiya-san. Dunia ini seperti bisul yang terbentuk dari getaran keadaan emosi Suzumiya-san yang tidak stabil, dan aku adalah obat yang dirancang untuk menyembuhkan bisulnya."
+
"Kemampuan saya untuk mendeteksi Dimensi Tertutup dan menembusnya belaka. Sejujurnya, saya bahkan bisa mendeteksi keadaan benak Suzumiya-san. Dunia ini seperti bisul yang terbentuk dari getaran status emosi tidak stabil Suzumiya-san, dan aku adalah obat yang dirancang untuk menyembuhkan bisulnya."
   
"Perbandinganmu sulit dimengerti."
+
"Analogi loe emang sulit dimengerti."
   
"Orang sering bilang begitu. Tapi, kamu lumayan hebat! Kamu tidak terlihat terkejut dengan pemandangan semua hal ini."
+
"Orang sering bilang begitu. Tapi, anda hebat juga! Anda tampaknya tidak panik samasekali karena melihat semua hal ini."
   
Pada saat ini, bayangan dari Asakura menghilang tanpa jejak dan versi dewasa dari Asahina terlintas di pikiranku: Aku sudah banyak mengalami pengalaman seperti ini.
+
Pada saat ini, bayangan Asakura menghilang tanpa bekas dan Asahina-san versi dewasa melintas di benakku: gue udah terlalu banyak ngalamin pengalaman kayak beginian.
   
Tiba-tiba Koizumi mengangkat kepalanya dan menatap jauh.
+
Tiba-tiba, Koizumi mendongakkan kepalanya dan menatap jauh.
   
"Sepertinya sudah dimulai. Berbalik dan lihat lah di belakangmu."
+
"Tampaknya sudah dimulai. Berbalik dan lihatlah ke belakang."
   
Aku melakukannya, dan - aku melihatnya.
+
Kulakukan, dan -- aku melihatnya.
   
Berdiri di antara gedung-gedung tinggi di kejauhan ada raksasa biru yang bersinar.
+
Berdiri diantara gedung-gedung tinggi di kejauhan ada raksasa biru berpendar.
   
   
Raksasa itu lebih tinggi sekepala dibandingkan dengan gedung 30 lantai. Figur langsing berwarna biru tua sepertinya mengandung sejenis material yang memungkinkannya untuk bersinar dari dalam. Karena terlalu gelap, aku tudak bisa melihat bentuknya, selain mata dan mulutnya, yang terlihat agak gelap, wajahnya tidak memiliki bentuk lain.
 
   
Apaan itu?
 
   
Raksasa itu perlahan mengangkat tangannya dan lalu mengayunkannya seperti kampak.
 
   
  +
Lebih tinggi sekepala dari gedung 30 tingkat. Figur langsing, biru tua berbayang sepertinya mengandung sejenis materi yang memungkinkannya untuk bersinar dari dalam. Karena terlalu gelap, aku tak dapat mempersepsikan guratannya, dan selain mata dan mulutnya, yang kelihatan agak gelap, wajahnya tampaknya tak memiliki corak lain.
Gedung di sampingnya hancur terbelah; dan bagaikan dalam gerak lambat, beton, kabel, dan serpihan dengan suara yang membuat tuli, jatuh ke permukaan tanah.
 
   
  +
Apaan tuh?
"Kami percaya ini adalah manefistasi dari kefrustasian Suzumiya-san. Setiap kali permasalahan di dalamnya mencapai batas terntentu, raksasa ini akan muncul dan menghancurkan semua di sekitarnya untuk meredakan tekanannya, tapi kami tidak bisa memperbolehkan benda ini untuk sampai ke kenyataan kita, atau mereka akan menyebabkan kehancuran besar. Itulah mengapa Kenyataan Tertutup dibuat, jadi itu bisa melepaskan kehancurannya di dalam. Apakah ini masuk akal?"
 
   
  +
Raksasa itu perlahan mengangkat lengannya dan lalu mengayunkannya seperti kapak.
Setiap kali raksasa bersinar biru mengayunkan tangannya, gedungnya terbelah dua dan rubuh. Raksasa itu kemudian melanjutkan ke depan, menginjak runtuhannya. Yang mengejutkan, aku hanya bisa mendengar suara gedung rubuh, tapi tidak suara langkah kaki raksasa itu.
 
   
  +
Gedung di sampingnya hancur terbelah; lalu bagaikan dalam gerak lambat, beton, kabel, dan serpihan yang membuat suara memekakkan jatuh ke permukaan tanah.
"Menurut hukum fisika, mustahil raksasa itu bisa berdiri karena beratnya. Tapi dia bisa bergerak bebas seperti dalam kondisi tanpa berat. Walau menghancurkan sebuah gedung melibatkan perubahan dalam struktur molekulnya, tapi peraturan tersebut sepertinya tidak berlaku untuknya. Bahkan tentara tidak bisa menghentikan mereka."
 
   
  +
"Kami percaya ini adalah manifestasi kefrustasian Suzumiya-san. Acap kali konflik dalamnya mencapai batas tertentu, raksasa ini akan muncul dan menghancurkan semua di sekitarnya untuk meringankan tekanannya, tapi kami tidak bisa memperbolehkan makhluk ini berbuat semaunya di realitas kita, atau dia akan menyebabkan kehancuran luas. Itulah kenapa Dimensi Tertutup dibuat, jadi dia bisa melepaskan kehancurannya di dalam. Apakah itu masuk akal?"
"Jadi kita hanya akan membiarkan semaunya?"
 
   
  +
Setiap saat raksasa biru berpendar mengayunkan lengannya, gedung-gedung teriris dua dan rubuh. Si raksasa kemudian lanjut ke depan, menginjak reruntuhannya. Yang mengherankan, aku hanya bisa mendengar suara gedung rubuh, tapi tidak langkah kaki raksasa itu.
"Tidak, dan oleh karena itu aku ada. Coba lihat ke sana."
 
   
  +
"Menurut hukum fisika, seharusnya mustahil untuk raksasa seperti dia bisa berdiri, dikarenakan beratnya. Namun dia dapat bergerak bebas dalam kondisi tanpa berat. Walau menghancurkan sebuah gedung melibatkan perubahan dalam struktur molekulnya, peraturan tersebut sepertinya tidak berlaku untuknya. Bahkan tentara pun takkan bisa menghentikannya."
Koizumi menunjuk ke arah raksasa itu. Aku melihat ke arah yang ditunjukan dan menyadari ada beberapa titik merah menyala yang sebelumnya tidak ada, sekarang terbang di sekitar raksasa itu. Dibandingkan dengan raksasa itu, titik merah itu seperti biji wijen. Total ada lima buah, tapi karena mereka terbang dengan sangat cepat, mataku tidak bisa mengikutinya. Seperti satelit, titik merah itu mengorbin di sekitar raksasa itu bagai mencoba untuk menghentikan raksasa itu melangkah lebih jauh lagi.
 
   
  +
"Jadi kita cuman biarin dia semaunya?"
"Mereka adalah rekanku, yang seperti aku, juga memperoleh kekuatannya dari Suzumiya-san, satria yang bertugas untuk memburu raksasa ini."
 
   
  +
"Tidak, dan inilah kenapa saya eksis. Mohon lihat kesana."
Titik merah itu dengan ahli menghindari serangan tangan raksasa itu sambil mengubah jalur terbannya dengan lancar dan menyerak badan raksasa itu. Badan raksasa itu sepertinya terbuat dari gas karena titik merah itu terbang menembusnya dengan mudah.
 
   
  +
Koizumi menunjuk ke arah raksasa itu. Aku melihat ke arah dia menunjuk dan menyadari sedikit titik merah bercahaya yang sebelumnya tiada, sekarang terbang mengelilingi si raksasa. Dibandingkan dengan raksasa besar biru, titik-titik merah itu seperti biji wijen. Total ada lima, tapi karena mereka terbang begitu cepat, mataku tak bisa mengikutinya. Seperti satelit, titik-titik merah itu mengorbit di sekeliling si raksasa seperti berusaha menghentikan raksasa itu melangkah lebih jauh lagi.
Akan tetapi, raksasa terlihat tidak menyadari serangan titik merah iu dan mengangkan tangannya untuk menghancurkan bangunan lainnya.
 
   
  +
"Mereka rekan-rekan saya, yang, seperti saya, juga memperoleh kekuatannya dari Suzumiya-san, satria yang bertugas untuk memburu raksasa ini."
Bagaimanapun titik merah itu menyerang, raksasa itu terlihat tidak berhenti. Sinar merah seperti laser sekarang menembus badan raksasa itu tanpa berhenti, tapi karena aku terlalu jauh, aku tidak bisa memperkirakan kerusakan yang telah diterimanya. Satu hal yang pasti: sinar merah itu tidak membuat lubang apapun di badan raksasa itu.
 
   
  +
Dengan ahli titik-titik merah itu mengelak serangan lengan si raksasa sambil mengubah jalur terbangnya dengan tangkas dan menyerang badan raksasa itu. Badan raksasa itu sepertinya terbuat dari gas karena titik merah itu hanya terbang menembusnya.
"Benar, kupikir aku harus bergabung dengan mereka sekarang."
 
   
  +
Namun, raksasa tampaknya tak menyadari serangan titik-titik merah itu dan mengangkat lengannya untuk menghancurkan bangunan departemen store lain.
Badan Koizumi mulai bersinar merah, dan kemudian, badannya yang bersinar telah tertutup bulatan menyala merah. Didepanku bukan lagi manusia, tetapi bola besar menyala.
 
   
  +
Sebagaimanapun titik-titik merah itu menyerang, raksasa itu sepertinya tak berhenti. Sinar-sinar merah seperti laser sekarang menembus badan si raksasa nonstop, tapi karena aku terlalu jauh, aku tak bisa memperkirakan jauhnya kerusakan yang telah ditahannya. Satu hal yang pasti: sinar-sinar merah itu tidak membuat lubang apapun di badan raksasa itu.
Ini semakin tidak masuk akal.
 
   
  +
"Ya, saya pikir saya mesti bergabung dengan mereka sekarang."
Bagaikan memberi tanda, bulatan menyala itu mulai melayang dan terbang langsung menujut raksasa itu dengan kecepatan luar biasa.
 
   
  +
Badan Koizumi mulai menyala merah, dan segera, badan menyalanya telah terselimuti dalam bulatan merah berpendar. Berdiri di depanku bukan lagi manusia, tetapi bola besar berpendar.
Karena bulatan merah itu tidak pernah berhenti terbang, aku tidak bisa memperkirakan berapa totalnya, tapi kurasa tidak lebih dari sepuluh, termasuk Koizumi. Mereka dengan berani terbang ke badan raksasa itu, tapi yang bisa mereka lakukan hanyalah terbang menembusnya. Raksasa itu hanya sedikit, kalau bisa, terluka. Akan tetapi saat aku berpikir begitu, salah satu bola merah itu mendekati pergelangan raksasa itu dan melingkarinya.
 
   
  +
Mulai edan ini.
Selanjutnya, tangan raksasa itu terpotong. Tangan tanpa tuan jatuh ke tanah dan mengeluarkan sinar mosaik, menjadi transparan, dan kemudian terurai seperti salju mencair di bawah matahari. Kukira asap biru yang keluar dari pergelangannya yang terputus adalah darahnya. Kejadian di depan benar-benar hal dari fantasi.
 
   
  +
Seakan-akan memberi tanda, bulatan menyala itu mulai terangkat dan terbang langsung menuju raksasa itu dengan kecepatan luar biasa.
Titik-titik merah itu sepertinya sudah menganti cara menyerang raksasa itu. Mereka mendekati raksasa itu seperti segerombolan kutu mengepung seekor anjign. Sinar merah memotong wajah raksasa itu, dan kepalanya jatuh ke bawah; setelah itu, bahunya juga turut jatuh, diikuti dengan bagian atas badannya, meninggalkan bentuk yang aneh. Bagian yang jatuh mulai mengeluarkan sinar mosaik, lalu terurai dan menghilang.
 
   
  +
Karena para bulatan merah tak pernah berhenti terbang, tak bisa kutetapkan berapa totalnya, tapi seharusnya tak lebih dari sepuluh, termasuk Koizumi. Dengan berani mereka terbang ke badan raksasa itu, tapi yang bisa mereka lakukan hanyalah terbang menembusnya. Si raksasa hampir-hampir, kalaupun, terluka. Saat aku berpikir begitu, salah satu bola merah itu mendekati pergelangan si raksasa dan melingkarinya.
Karena raksasa itu berdiri di atas tanah tanpa halangan di sekitarnya, aku bisa melihat seluruh prosesnya dari awal sampai akhir. Ketika bagian atas raksasa itu jatuh, bagian badannya yang tersisa mulai terurai, akhirnya mencair menjadi serpihan yang lebih kecil dari debu dan tersebar diantara reruntuhan.
 
   
  +
Saat selanjutnya, tangan si raksasa terpotong. Tangan tanpa tuan jatuh ke tanah dan mengeluarkan sinar mosaik, mulai jadi transparan, dan kemudian meluruh seperti salju mencair di bawah matahari. Kuduga asap biru yang keluar dari pergelangan terputusnya pastilah itu darahnya. Adegan di depan benar-benar hal fantasi.
Ketika titik merah yang melayang di atas telah yakin pekerjaannya telah selesai, mereka mulai terbang ke berbagai arah. Sebagia besar dari mereka langsung menghilang; hanya satu yang terbang ke arahku, akhirnya mendarat di atap dari kompleks apartemen. Bulatan merah itu perlahan kehilangan sinarnya, dan akhirnya Koizumi berdiri di depanku, mengoyangkan rambutnya berlebihan dengan senyumnya yang seperti biasa.
 
   
  +
Titik-titik merah itu tampaknya sudah mengganti gaya serangan untuk mengganyang raksasa itu. Mereka mendekati si raksasa seperti segerombolan kutu mengepung seekor anjing. Sinar merah mengiris wajah si raksasa, dan kepalanya jatuh ke bawah; setelah itu, bahunya juga turut jatuh, diikuti dengan badan bagian atas, meninggalkan bentuk yang aneh. Bagian yang jatuh mulai mengeluarkan sinar mosaik yang khas, lalu meluruh dan menghilang.
"Maafkan aku telah membuatmu menunggu."
 
   
  +
Karena raksasa itu berdiri diatas lahan tanah tanpa halangan di sekitar, aku bisa melihat seluruh prosesnya dari awal sampai akhir. Ketika badan bagian atas si raksasa jatuh, bagian badannya yang tersisa mulai meluruh, akhirnya larut menjadi manik-manik yang lebih kecil dari debu dan menyebar diantara reruntuhan.
Dia terdengar sangat tenang, dan dia tidak terdengar kecapaian sama sekali.
 
   
  +
Setelah titik merah yang melayang di atas telah yakin pekerjaannya sudah beres, mereka mulai terbang ke berbagai arah. Sebagian besar dari mereka langsung menghilang; hanya satu yang terbang ke arahku, akhirnya mendarat di atap komplek apartemen. Bola merah itu perlahan kehilangan sinarnya, dan akhirnya Koizumi berdiri di depanku, mengibarkan rambutnya sok-sokan dengan senyumnya yang biasa.
"Akhirnya, aku ingin memperlihatkan kamu sesuatu yang menarik."
 
   
  +
"Maafkan telah membuat anda menunggu."
Koizumi menunjuk ke arah langit. Aku setengah curiga mengangkat kepalaku, dan diantara langit abu-abu yang suram, aku melihatnya!
 
   
  +
Dia terdengar amat tenang, dan dia tidak terdengar kelelahan sama sekali.
Tepat di atas raksasa itu muncul pertama kali ada retakan, seperti sebuah burung yang menetas berusaha memecahkan cangkangnya. Retakan itu mulai menyebar dengan cepat seperti sarang laba-laba.
 
   
  +
"Akhirnya, saya ingin memperlihatkan anda sesuatu yang menarik."
"Mengikuti kehancuran makhluk biru itu, Kenyataan Tertutup juga akan hancur. Ini seperti pertunjukan sulap!"
 
   
  +
Koizumi menunjuk ke arah langit. Setengah curiga kuangkat kepalaku, dan dalam langit abu-abu suram, aku melihatnya!
Pada saat Koizumi menyelesaikan penjelasannya, retakan besar sekarang telah melingkupi dunia ini, seperti terlingkupi dalam jaring metalik. Batas jaring itu mulai merapat sampai mereka menjadi sekecil garis hitam melengkung. Dan, lalu pada saat ini, krak!
 
   
  +
Tepat di atas raksasa itu pertama kali muncul ada retakan, seperti sebuah burung menetas yang berusaha memecahkan cangkangnya. Retakan itu mulai cepat menyebar seperti sarang laba-laba.
Sebenarnya aku tidak mendengar suara apapun. Itu hanyalah otakku berusaha mensimulasikan suara retakan gelas. Sebuah sinar menembus salah satu titik di langit, dan kemudian menyebar ke segala arah di dalam bulatan. Aku merasakan sinar jatuh ke bawah. Bukan, itu bukan kata yang tepat: ini lebih terasa seperti pembukaan atap di stadion Tokyo Dome, semuanya dalam beberapa detik. Hanya bedanya kalau atap ini menutupi semua gedung di bawahnya.
 
   
  +
"Mengikuti kehancuran makhluk biru itu, Dimensi Tertutup juga akan hancur. Seperti pertunjukan sulap!"
Sebuah suara berisik mulai terdengar di gendang telingaku, dan aku insting menutup telingaku. Tapi itu karena aku telah berada di dunia tanpa suara untuk beberapa waktu dan tidak bisa beradaptasi dengan cepat. Ketika aku mendengarnya dengan hati-hati, itu adalah suara berisik biasanya yang ada di jalan.
 
  +
  +
Saat Koizumi menyelesaikan penjelasannya, retakan-retakan besar sekarang telah menyelimuti dunia depan, seperti terselimuti dalam jaring metalik. Batas-batas jaring itu mulai sempit sampai mereka jadi sekecil garis-garis hitam melengkung. Lalu, pada saat ini, krak!
  +
  +
Sebenarnya, aku tak mendengar suara apapun. Itu hanyalah otakku berusaha mensimulasikan suara retakan gelas. Sinar menembus salah satu titik di langit, dan kemudian menyebar ke segala arah dalam bulatan. Kurasakan sinar menghujani ke bawah. Tidak, itu bukan kata yang tepat: ini lebih seperti pembukaan atap stadion Tokyo Dome yang bisa ditarik, semuanya dalam beberapa detik. Bedanya atap ini menutupi semua gedung di bawahnya.
  +
  +
Riuh bising kesibukan mulai bergemuruh di gendang telingaku, dan reflek kututup telingaku. Tapi itu karena aku telah berada di dunia sunyi agak lama dan tidak bisa beradaptasi dengan cepat. Ketika kudengar lagi dengan hati-hati, itu adalah bising kesibukan yang biasanya ada di jalan-jalan.
   
 
Dunia kembali ke keadaan aslinya.
 
Dunia kembali ke keadaan aslinya.
   
Tidak ada bangunan runtuh, tidak ada langit abu-abu, dan tidak ada bulatan menyala merah yang terbang di udara. Jalanan penuh dengan kendaraan dan orang-orang. Sinar oranye yang biasanyanya bisa terlihat di antara celah bangunan. Dunia terlihat bersyukur dengan menerima kehangatan itu dan meninggalkan bayangan panjang.
+
Tak ada bangunan runtuh, tak ada langit abu-abu, dan tak ada bola berpendar merah terbang menembus udara. Jalanan penuh dengan kendaraan dan orang-orang. Sinar oranye yang dikenal bisa terlihat di antara celah bangunan. Dunia seakan-akan bersyukur di jamuan akan kehangatan itu dan meninggalkan bayangan panjang.
   
Angin berhembus perlahan.
+
Angin sepoi-sepoi berhembus lembut.
   
   
Line 774: Line 793:
 
"Sekarang, apakah sudah jelas?"
 
"Sekarang, apakah sudah jelas?"
   
Koizumi menanyakanku saat kami menaiki taksi, yang sepertinya berhenti secara ajaib di depan kami setelah kami meninggalkan blok apartemen. Ketika kulihat, aku menyadari kalau supirnya sama seperti yang sebelumnya.
+
Koizumi menanyakanku saat kami menaiki taksi, yang sepertinya berhenti secara ajaib di depan kami setelah kami meninggalkan blok apartemen. Ketika kulihat, aku sadar kalau supirnya sama seperti yang sebelumnya.
   
"Aku masih tidak paham." Jawabku jujur.
+
"Gue masih ga paham." jawabku sebenar-benarnya.
   
"Aku tahu kamu pasti berkata begitu." Koizumi tertawa, "Makhluk biru itu, kami menyebutnya Avatar, tapi, seperti yang telah kukatakan kepadamu sebelumnya, mereka sangat terkait dengan keadaan mental Suzumiya-san. Kami juga sama, tentunya. Saat Kenyataan Tertutup terbentuk, saat para Avatar mulai memulai gerakannya, kami akan bisa menggunakan kekuatan kami. Kami hanya bisa menggunakan kekuatan itu di dalam Kenyataan Tertutup; saat ini, aku tidak punya kekuatan apa-apa."
+
"Sudah saya duga anda akan berkata begitu." Koizumi tertawa, "Makhluk biru itu, kami menyebutnya Avatar, tapi, seperti yang telah saya katakan kepada anda sebelumnya, mereka amat terkait dengan keadaan mental Suzumiya-san. Kami juga sama, tentu saja. Saat Dimensi Tertutup muncul, setelah para Avatar mulai bergerak, kami akan dapat menggunakan kekuatan kami. Kami hanya dapat menggunakan kekuatan itu dalam Dimensi Tertutup; saat ini, saya tak punya kekuatan."
   
Aku diam-diam melirik ke punggung supirnya.
+
Diam-diam kulirik punggung supir.
   
"Aku tidak tahu mengapa hanya kami saja yang punya kekuatan seperti itu, tapi kupikir ini tidak ada kaitannya dengan identitas kami. Ini seperti memenangkan lotere: walau kemungkinannya kecil, pasti ada seseorang yang menang. Aku kebetulan salah satunya yang kena peluru nyasar."
+
"Saya tidak tahu mengapa hanya kami saja yang punya kekuatan seperti itu, tapi saya pikir ini tiada kaitannya dengan identitas kami. Seperti memenangkan lotere: walau kemungkinannya kecil, pasti ada seseorang yang menang. Saya kebetulan salah seorang yang tertusuk tombak nyasar."
   
"Sungguh sial aku ini!" Koizumi tersenyum paksa. Aku tetap diam karena tidak tahu apa yang sebaiknya kukatakan.
+
"Sungguh sial saya ini!" Koizumi tersenyum paksa. Aku tetap diam karena tidak tahu apa yang sebaiknya kukatakan.
   
"Kami tidak bisa membiarkan para Avatar bergerak bebas. Kenapa begitu? Karena semakin banyak kerusakan yang ditimbulkannya, semakin besar bulatan dari Kenyataan Tertutup bertumbuh. Yang barusan kamu lihat tadi itu hanya yang kecil saja. Kalau kami biarkan tanpa pengawasan, mereka akan bertumbuh sampai menutupi seluruh negeri, bahkan seluruh dunia, dan pada akhirnya, dunia abu-abu alternatif itu akan benar-benar menggantikan dunia yang kita tinggali ini."
+
"Kami tak dapat membiarkan para Avatar bergerak bebas. Kenapa begitu? Karena semakin banyak Avatar merusak, semakin luas bulatan Dimensi Tertutup akan tumbuh. Yang barusan anda lihat adalah yang lebih kecil. Kalau kami biarkan tanpa diurus, mereka akan terus tumbuh sampai menyelimuti seluruh negeri, bahkan seluruh dunia, dan akhirnya, dunia abu-abu alternatif itu akan sepenuhnya menggantikan dunia yang kita tinggali ini."
   
Akhirnya aku membuka mulutku.
+
Akhirnya kubuka mulutku.
   
"Mengapa kamu tahu banyak?"
+
"Kok bisa loe tahu banyak?"
   
"Sudah kubilang, aku hanya tahu, ini tidak bisa dijelaskan. Semuanya yang tergabung dalam 'Organisasi' juga sama. Pada suatu hari mereka tiba-tiba tahu semuanya tentang Suzumiya-san dan bagaimana dia bisa mempengaruhi dunia ini, dan juga karena menyadari kalau sekarang mereka memiliki kekuatan supernatural, mereka tidak bisa membiarkan Kenyataan Tertutup ini berlanjut tanpa perhatian. Ketika orang biasa mengetahui hal seperti ini, biasanya mereka ingin tahu apakah mereka bisa memberikan bantuan. Jika kita tidak melakukan apapun, dunia yang kita tahu pasti akan hancur."
+
"Sudah saya bilang, saya tahu begitu saja, tidak bisa dijelaskan. Semuanya yang berasosiasi dalam 'Organisasi' juga sama. Suatu hari mereka tiba-tiba tahu semuanya tentang Suzumiya-san dan bagaimana dia bisa mempengaruhi dunia ini, juga menyadari bahwa karena sekarang mereka memiliki kekuatan supernatural, mereka tidak dapat membiarkan begitu saja Dimensi Tertutup terus tak tersentuh. Ketika orang normal mengetahui hal seperti ini, biasanya mereka ingin lihat apakah mereka bisa memberi bantuan. Jika kami tidak melakukan apapun, dunia yang kita tahu pasti akan dihancurkan."
   
"Dan itu akan merepotkan." Koizumi jatuh terdiam setelah menggumamkan kata-kata tersebut.
+
"Dan itu akan merepotkan." Koizumi jatuh terdiam setelah menggumamkan kata-kata ini.
   
 
Sebelum aku sampai ke rumah, kami hanya diam melihat pemandangan di luar jendela.
 
Sebelum aku sampai ke rumah, kami hanya diam melihat pemandangan di luar jendela.
   
Mobilnya berhenti, dan saat aku melangkah keluar, dia berbicara lagi,
+
Mobil berhenti, dan saat aku melangkah keluar, dia bicara lagi,
  +
  +
"Mohon beri perhatian pada tindakan-tindakan Suzumiya-san. Keadaan mental yang seharusnya stabil sekarang mulai menampakkan tanda-tanda perubahan drastis. Sudah agak lama semenjak sesuatu yang seperti sekarang terjadi."
   
  +
Kalaupun gue emang ngamatin dia, dia toh bakalan tetap jadi kayak gitu, kan?
"Tolong beri perhatian dengan aksi Suzumiya-san. Keadaan mental yang seharusnya stabil sekarang mulai menampakkan tanda-tanda perubahan drastis. Ini sudah cukup lama sejak sesuatu yang seperti sekarang terjadi."
 
   
  +
"Jujur saja, saya juga tidak tahu. Tapi saya dapati adalah ide bagus untuk menyerahkan semuanya kepada anda, karena beberapa rekanku cenderung berpikir tentang sesuatu dalam cara yang terlalu rumit."
Walau aku mengamatinya, dia akan tetap menjadi seperti itu, bukan?
 
   
  +
Sebelum aku bisa menjawab, Koizumi menarik kepalanya kembali ke dalam pintu yang terbuka dan menutupnya. Saat aku mengamati taksi hantu legendaris berjalan ke kejauhan, aku tiba-tiba merasa amat bodoh, jadi aku mulai melangkah kembali ke rumah.
"Sejujurnya, aku juga tidak tahu. Tapi kupikir ini adalah ide bagus untuk menyerahkan semuanya ke kamu, karena beberapa rekanku cenderung berpikir dalam cara yang terlalu rumit."
 
   
  +
<!-- --[[User:Nandaka|Nandaka]] 13:30, 1 July 2008 (PDT) -->
Sebelum aku bisa menjawab, Koizumi menarik kepalanya kedalam pintu yang terbuka dan menutupnya. Saat aku melihat taksi misterius yang melegenda berjalan ke kejauhan, aku tiba-tiba merasa sangat bodoh, jadi aku mulai melangkah kembali ke rumah.
 
--[[User:Nandaka|Nandaka]] 13:30, 1 July 2008 (PDT)
 
   
 
<noinclude>
 
<noinclude>

Revision as of 15:40, 6 December 2009

Bab 6



Sama seperti kemarin, hari ini kutemukan lagi surat lain di loker sepatuku. Ada apaan sih dengan orang-orang sekarang ngirim surat kok lewat kotak sepatu?

Kali ini kok rasanya agak berbeda, tapinya. Suratnya tidak dilipat dan anonim seperti terakhir kali. Di belakang amplopnya, yang terlihat seperti salah satu amplop-amplop elegan yang didapat dari majalah manga shoujo untuk kuisioner atau sejenisnya, jelas tertulis sebuah nama. Kalau mataku tidak salah lihat, aku yakin nama siapa yang tertulis di atasnya.

Asahina Mikuru.

Langsung kuselipkan amplopnya ke dalam kantong jaketku, dan bergegas ke toilet laki-laki untuk membukanya. Di sana, pada selembar kertas dengan simbol senyum tersebar di mana-mana, tertulis kata-kata berikut.

Akan kutunggu kamu di ruang klub pas istirahat makan siang.

Mikuru-chan

Setelah kejadian kemarin, seluruh cara pandangku terhadap hidup, dunia dan kenyataan itu sendiri jumpalitan 360 derajat seperti akrobat.

Aku tidak ingin mengalami situasi yang mengancam nyawa seperti itu lagi.

Namun kutak bisa bisa menolak yang ini. Lagipula, Asahina-sanlah yang mengundangku kali ini! Walau aku tak punya bukti untuk membuktikan surat ini ditulis oleh Asahina-san, tak pernah kuragukan keasliannya, karena dia terlihat seperti tipe orang yang memakai cara tidak langsung. Terlebih lagi, bayangan dia menggenggam pulpennya sambil menulis dengan semangat pada selembar kertas imut benar-benar cocok dengannya. Kalau pas makan siang, Nagato seharusnya ada di ruang klub juga, jika ada sesuatu betulan terjadi, kuduga dia akan datang menyelamatkanku.

Tolong jangan panggil aku pengecut menyedihkan. Toh, aku kan hanya anak SMA biasa.



Setelah jam pelajaran keempat, aku dikelilingi oleh: Taniguchi, menatapku dengan pandangan penuh arti; Kunikida, datang dengan kotak bekal makan siangnya, mencoba mengajakku makan siang sama-sama; dan Haruhi, mengajakku pergi bersamanya ke ruang guru untuk menyelidiki kebenaran akan kepergian Asakura. Bahkan tanpa makan dari kotak bekal makan siangku sama sekali, aku langsung pergi menuju ruang klub.

Saat itu masih bulan Mei, namun matahari telah bersinar dengan kecerahan musim panas. Matahari terlihat seperti perapian extra besar, dengan riang meradiasikan energinya menuju bumi. Saat musim panas akhirnya tiba, Jepang jadi sauna alami. Bisa kurasakan keringat menjalar dalam pakaian dalamku hanya dari berjalan beberapa langkah.

Dalam tiga menit, aku tiba di pintu ruang klub. Kuketuk terlebih dahulu.

"Silahkan masuk."

Itu suara Asahina-san, tiada keraguan lagi. Okeh, gue bisa santai dan masuk!

Ketika aku masuk, kudapati Nagato hilang, dan dengan keterkejutanku, begitu pula dengan Asahina-san.

Di depanku berdiri seorang gadis berambut panjang bersandar di kusen jendela menghadap lapangan sekolah. Dia mengenakan blus putih dan rok mini hitam, sedangkan kakinya memamerkan sepasang sandal diperuntukkan para tamu sekolah.

Ketika dia melihatku, dia berjalan ke arahku dengan gembira dan memegang tanganku.

"Kyon-kun... lama ga ketemu."

Dia bukan Asahina-san, tetapi dia mirip sekali dengan Asahina-san, begitu mirip sampai-sampai orang bisa gampangnya keliru dengan Asahina-san sendiri. Sejujurnya, bahkan aku pun akan berpikir kalau dia itu Asahina-san.

Namun dia bukan Asahina-san. Asahina-san yang kukenal tidak setinggi itu, dan wajahnya belum sepenuhnya dewasa, belum lagi dada dalam blusnya tak mungkin bertambah ukurannya tiga kali dalam semalam.

Bagaimanapun aku melihatnya, aku yakin orang di depanku ini, tersenyum sambil menggenggam tanganku, sudah berumur duapuluhan, memberikan rasa yang berbeda dengan Asahina-san yang seperti cewek SMP. Tapi kenapa dia amat mirip dengan Asahina-san?

"Permisi..."

Tiba-tiba kupikirkan sebuah alasan.

"Apakah anda... kakaknya Asahina-san?"

Dia terlihat terkejut sebentar, lalu tersenyum dan mengedipkan matanya, menggoncangkan bahunya. Bahkan senyumannya pun juga sama.

"Hee hee, ini saya!" katanya.

"Saya Asahina Mikuru. Hanya aja, saya datang dari bidang waktu yang lebih jauh lagi......saya selalu pengen ketemu kamu."

Pastinya aku tampak sangat bodoh saat itu. Memang, aku bisa dengan mudah menerima omongan Asahina-san kalau dia dari masa depan. Melihat kecantikan berdiri di depanku, aku sadar betapa cantiknya dia tumbuh. Dan dia lebih tinggi, membuatnya lebih seksi. Aku tak pernah berpikir kalau dia akan jadi begitu cantik.

"Oh, kamu masih belum percaya sama saya?"

Asahina-san berpakaian seperti sekretaris berkata nakal,

"Kalau gitu bakalan kutunjukin buktinya!"

Dia lalu segera mulai melepas kancing blusnya. Ketika dia membuka kancing kedua, dia membeberkan dadanya sampai ke keterjutanku.

"Lihat, bisa kamu lihat tanda lahir bentuk bintangnya? Ini bukan tempelan! Pengen kamu raba?"

Memang ada tanda lahir bentuk bintang di dada kirinya, sorotan menarik pada kulit putihnya, memancarkan pesona.

"Jadi sekarang kamu percaya?"

Gimana gue ngomonginnya ya? Gue bahkan ga ingat pernah ngeliat apakah Asahina-san punya tanda lahir di dadanya. Walau gue pernah agak dipaksa sih ngeliat dia ganti baju pas dia pake kostum bunny girl kemaren-kemaren, gue takkan sebegitu konsentrasinya sampai-sampai bisa nyadarin area yang begitu kecil. Sambil kupikirkan yang di atas, Asahina-san yang menarik, yang terlihat dewasa itu berkata,

"Aneh. Kalo kamu ga bilang ke saya kalo saya punya tanda lahir ini, saya sendiri ga bakalan pernah nyadarin sendiri."

Asahina-san mengelengkan kepalanya dengan bingung, dan lalu, seakan-akan menyadari sesuatu, matanya melebar dan dia merona hebat.

"Eh......Oh tidak, saya cuman......B...benar! Kita masih belum...... Duh gimana dong?"

Asahina-san meletakan kedua tangannya di atas wajahnya dan mengeleng panik, kancing kerahnya masih terbuka.

"Saya salah kira......M...maafin saya! Tolong lupain aja apa yang baru saya omongin!"

Lebih gampang diomongin daripada dilakuin. Oh dan, bisa tolong tutup kancingnya? Aku udah ga tahu lagi harus ngeliat kemana!

"Baiklah, aku percaya kamu buat sekarang ini. Sekarang ini aku bisa percaya apapun."

"Eh apa?"

"Ah engga, cuman ngomong sendiri."

Asahina-san yang entah berumur berapa masih menahan wajah memerahnya dengan kedua tangannya saat ia menyadari kemana aku melihat, dan cepat-cepat mengancingkannya kembali. Setelah duduk dengan baik, dia berdehem kering dan berkata,

"Kamu benar-benar percaya kalau saya datang dari masa depan ke bidang waktu ini?"

"Tentu aja. Hmm, kalau gitu, berarti sekarang ada dua Asahina-san di dunia ini?"

"Iya, saya yang dari masa lampau......saat ini, dia sedang duduk bersama teman-teman sekelasnya sambil makan siang di kelas."

"Apa Asahina-san itu tau kamu disini?"

"Engga, lagian, dia kan masa laluku."

Gitu toh.

"Karena saya pengen bilang sesuatu pada kamu, saya memohon para atasan biar ngebolehin saya datang ke bidang waktu ini. Oh iya, saya sebelumnya minta Nagato-san supaya ninggalin kita sebentar."

Kalau itu Nagato, kayaknya dia bahkan ga bakalan tersentak pas ngeliat Asahina-san ini.

"......Kamu tau siapa Nagato-san sebenarnya?"

"Maafin saya, tapi itu informasi rahasia. Oh, saya sadar saya ga ngomong itu dah lama banget."

"Aku baru aja denger kamu bilang begitu beberapa hari yang lalu."

"Kamu benar." kata Asahina-san sambil mengetok kepalanya dan mengeluarkan lidahnya. Benar-benar seperti apa yang dilakukan Asahina-san.

Namun tiba-tiba dia mulai terlihat serius.

"Saya ga bisa tinggal di sini terlalu lama, jadi saya langsung saja."

Langsung ngomong aja apa yang ingin kamu omongin!

"Kamu pernah dengar Putri Salju?"

Kulihat Asahina-san yang sedikit lebih tinggi. Pupil hitamnya terlihat sedikit basah.

"Yah, iya sih..."

"Segimanapun situasi menyulitkan yang bakalan kamu hadapi dari sekarang, kuharap kamu bakalan ingat cerita ini."

"Maksudmu cerita yang ada tujuh kurcaci, penyihir keji dan apel beracun?"

"Ya, cerita Putri Salju."

"Aku udah ngalamin situasi sulit kemarin."

"Bukan......ini lebih serius dari itu. Saya ga bisa bilang detilnya, tapi yang bisa kubilang hanyalah Suzumiya Haruhi juga akan ada disampingmu."

Haruhi? Ada di sampingku? Maksudmu kami berdua bakalan terlibat sesuatu yang nyusahin? Kapan? Dimana?

"......Mungkin Suzumiya-san ga nganggep itu nyusahin......tapi buat kamu dan kami semua, emang masalah yang rumit."

"Kamu ga bisa bilang detilnya......kan?"

"Maaf, saya cuman bisa ngasih petunjuk aja. Cuman itu yang bisa kulakukan."

Asahina-san dewasa begitu menyesal sampai-sampai dia hampir menitikkan air mata. Ya, itu ekspresi yang biasa Asahina-san tampilkan.

"Maksudmu cerita Putri Salju?"

"Ya."

"Akan kuingat."

Setelah melihatku mengangguk, Asahina-san bilang kalau dia masih ada waktu sedikit, jadi dia mengelilingi ruang klub dengan rindu, mengelus sayang kostum maid yang tergantung di rak baju.

"Saya dulu biasa sering pake ini. Sekarang saya pastinya ga bakalan berani pake."

"Kelihatannya sih sekarang kamu lagi cosplay jadi gadis kantoran tapinya."

"Hee hee, karena saya ga bisa masuk dengan seragamku, saya harus berpakaian jadi guru deh."

Beberapa orang emang dilahirkan cuman buat kostum dipakaikan ke mereka.

"Ngomong-ngomong, apa lagi yang Haruhi suruh buat kamu pake?"

"Ga kukasih tau, terlalu memalukan. Lagian, ntar lagi kamu juga tau, bener kan?"

Asahina-san berjalan dengan sendalnya dan datang menuju wajahku. Kutemukan matanya tidak biasa basah, dan wajahnya sedikit merah.

"Kalau gitu saya pergi sekarang!"

Asahina-san melihatku, ingin melanjutkan tapi memutuskan untuk berhenti. Melihatnya gemetaran dan tampaknya menginginkan sesuatu, mungkin gue mesti kasih cium. Tepat ketika aku mau mendekapnya, dia mundur.

Asahina-san berputar enteng dan berkata,

"Akhirnya, saya punya satu permintaan lagi. Tolong jangan terlalu dekat denganku."

Dia berkata dengan desahan lemah.

Cepat-cepat aku berteriak ke Asahina-san, yang sedang berlari ke pintu, "Aku punya pertanyaan buatmu!"

Asahina-san berhenti tepat saat mau membuka pintunya.

"Asahina-san, emangnya berapa sih umur kamu?

Asahina-san berputar dan menggoncangkan rambutnya, lalu memberi senyuman yang menggoda, "Informasi rahasia~."



Pintu menutup begitu saja. Aku tak dapat melakukan apapun kalaupun kukejar.

Wow, sulit gue percaya kalau Asahina-san bakal keliatan begitu hot pas udah dewasa. Lalu aku tiba-tiba berpikir hal pertama yang dikatakannya. "Kyon-kun......lama ga ketemu." Berarti satu hal: Asahina-san ga ketemu gue untuk waktu yang lama.

"Ya, itu masuk akal."

Asahina-san masa depan pastinya mungkin udah balik ke masa depan ga-begitu-jauhnya, terus ngabisin beberapa tahun di sana, sebelum kembali ketemuan lagi sama gue di zaman ini.

Udah berapa lama ya baginya? Dari segimana dia udah tumbuh, mungkin lima tahunan.....atau bahkan tiga! Cewek banyak berubah pas mereka lulus SMA. Dulu sepupu gue kayak gitu. Pas dia di SMA, dia selalu orang yang pendiam, siswi pandai yang tidak menarik perhatian. Lalu ketika dia masuk universitas, dia bermetarmofosis dari ulat jelek jadi kupu-kupu cantik. Namun karena dia dah tumbuh, gue bahkan lebih bingung sama umur Asahina-san yang sebenarnya; kayaknya dia bukan 17 tahun deh!

Duh, lapar, kayaknya gue balik aja deh ke ruang kelas.

"......"

Saat itu, Nagato Yuki masuk dengan wajah dingin terpeliharanya yang seperti biasa, tapi karena dia tak memakai kacamata hari ini, tatapan telanjangnya mendarat padaku.

"Hei, kamu tadi liat orang yang mirip-mirip Asahina-san lewat barusan?" Kataku setengah bercanda.

"Telah kulihat klon temporal diferensial Asahina Mikuru pagi ini."

Nagato duduk dengan diam di kursinya dan lalu menempatkan bukunya di meja dan membukanya.

"Dia tidak ada disini sekarang dan sudah berangkat dari bidang waktu ini."

"Bisakah kau ngelintasin waktu juga? Dengan si Entitas Data itu tuh?"

"Saya tidak bisa. Tetapi, perpindahan temporal tidak sesulit yang dibayangkan; hanya saja manusia belum memahami prinsip dasarnya. Waktu itu seperti ruang; bergerak melintasinya amat mudah."

"Terus kau bisa kasih tau aku gimana caranya?"

"Itu adalah konsep yang tidak bisa disampaikan dengan kata-kata, jadi kamu tidak akan mengerti kalaupun kujelaskan."

"Begitukah?"

"Ya."

"Kayaknya aku bingung, dong."

"Ya, kamu bingung."

Percuma berusaha bicara dengan karakter yang amat kaku, jadi kuputuskan untuk kembali saja ke kelas. Mungkin aku masih punya waktu buat makan siang?

"Nagato-san, makasih kemarin."

Ekspresi kakunya bergerak sedikit.

"Tidak perlu berterimakasih padaku. Tindakan Asakura Ryouko adalah tanggungjawabku; Saya telah ceroboh dengan pengawasanku."

Belahan rambutnya berayun lembut.

Dia lagi berusaha membungkuk dan minta maaf ke guse?

"Kamu emang kelihatan lebih manis ga pake kacamata."

Dia tak membalas.

Aku tadinya ingin bergegas kembali ke kelas buat makan siang, tapi disana Haruhi telah menungguku di pintu, dan rencanaku untuk makan siang segera keluar dari jendela. Mungkinkah ini takdir? Tampaknya aku telah mencapai titik dimana aku bisa lihat menembus semua karma.

Menunggu tak sabaran di koridor, Haruhi membentak dengan nada kesal,

"Kemana kamu kabur? Kupikir kau bakal balik lebih awal, aku bahkan belum sempat makan karena aku nunggu kamu kelamaan!"

Dia tidak terdengar marah sama sekali, tapi dia terdengar seperti teman cewek masa kecil yang cemberut berusaha menyembunyikan rasa malunya.

"Jangan cuman berdiri kayak idiot aja! Ikut aku!"

Haruhi menempatkan kuncian pergelangan gulat mengelilingi tanganku dan menyeretku ke tangga yang gelap.

Gue kelaparan banget nih!

"Aku baru aja nanya Okabe di ruang guru. Guru-guru cuman tahu kalau Asakura pindah sekolah pagi ini. Pas subuh, ada orang ngaku-ngaku ayahnya Asakura nelepon, katanya mereka harus pindah karena keadaan darurat. Dan kau tau kemana mereka pindah? Kanada! Kok bisa ini dimungkinkan? Terlalu mencurigakan!"

"Oh begitukah?"

"Abis itu, aku ngaku jadi teman baiknya Asakura dan pengen nanya guru-guru kalo-kalo aku bisa ngehubungin dia di Kanada."

Plis deh, elo kan jarang banget ngomong ke dia pas dia masih ada.

"Dan kamu tahu apa kata tuh guru? Mereka bilang mereka engga tahu. Biasanya kalo orang mau pindah, bukannya mereka bakal ninggalin kontak lengkapnya? Ada sesuatu yang aneh disini"

"Ngga, ngga ada!"

"Jadi aku nanya alamat lama Asakura Ryouko sebelum dia pindah. Aku bakalan kesana dan liat-liat abis sekolah. Mungkin kita bisa nemu sesuatu di sana."

Nih cewek ga pernah ngedengerin apa kata orang, kayak biasa.

Bodo ah, gue ngga bakalan nyetop dia. Toh akhirnya, yang buang-buang waktu ya cuman Haruhi doang, bukan gue.

"Kamu juga ikut."

"Kenapa!?"

Haruhi menggembungkan bahunya, dan lalu seperti naga mengancam kosong sebelum menyemburkan nafasnya, dia berteriak dengan volume yang seluruh sekolah bisa dengar,

"KARENA KAMU ITU ANGGOTA BRIGADE SOS!!!"



Tunduk patuh akan perintah Haruhi, aku mundur dengan panik. Aku pergi ke ruang klub untuk memberitahu Nagato tentang ini karena baik aku maupun Haruhi takkan ikut kegiatan klub hari ini, dan kusuruh Nagato menyampaikan pesannya ke Asahina-san dan Koizumi juga ketika mereka datang. Tapi aku tak tahu apakah alien pendiam ini akan membuat hal jadi semakin rumit, jadi buat amannya, kuambil stabilo dan menulis di belakang salah satu selebaran Brigade SOS,

"Tidak ada aktivitas hari ini untuk Brigade SOS. - Haruhi"

dan menempelkan catatan itu ke pintu.

Mengenyampingkan Koizumi, setidaknya Asahina-san bisa selamat harus ganti ke kostum maidnya.

Berkat semua ini, bel sekolah untuk jam kelima berdentang sebelum aku sempat makan apapun. Jadi belum sampai istirahat berikutnya sebelum aku bisa makan.



Gue pasti ngeboong kalau gue bilang gue ga pernah mau jalan berdampingan sama cewek abis pulang sekolah kayak idola-idola drama itu. Tapi walau mimpi ini udah jadi nyata, gue jauh dari bahagia. Emangnya apa sih yang terjadi?

"Kamu bilang apa tadi?"

Tanya Haruhi sambil berjalan di sisi kiriku, melangkah lebar sambil membawa secarik kertas catatan. Otomatis kuartikan pertanyaannya sebagai "Kamu punya masalah?"

"Ngga, ngga ada apa-apa kok."

Kami berjalan menuruni bukit dan menyusuri jalur kereta. Sedikit di depan ada Stasiun Koyouen.

Tadinya kupikir kami mendekati rumah Nagato, tapi aku tak pernah berpikir kalau Haruhi berjalan menuju tempat itu juga. Kami lalu sampai di depan blok apartemen yang amat baru, yang familiar.

"Asakura kayaknya tinggal di Kamar 505."

"Pantesan."

"Apa maksudmu 'pantesan'?"

"Ngga, bukan apa-apa. Oh ya, gimana caranya masuk? Lihat, gerbangnya aja dikunci."

Kutunjuk panel nomor di sebelah interkom dan berkata,

"Elo butuh kode yang benar buat buka pintunya. Loe tahu kodenya?"

"Ngga, kita bakalan perlu bertahan dalam perpanjangan pertempuran di situasi ini."

Emang loe tuh mau nunggu apaan sih? Tepat saat aku berpikir berapa lama yang diperlukan, kami tidak menunggu lama. Pada saat ini wanita paruh baya membuka pintunya dari dalam, tampaknya mau pergi belanja. Dia melihat kami sejenak dengan tatapan menginterogasi dan lalu berjalan menjauh. Haruhi segera menahan gerbangnya tetap terbuka sebelum mau menutup.

Ga keliatan bijak sama sekali.

"Ayo cepetan!"

Jadi aku diseret seperti itu ke aula masuk, dan segera memasuki lift, yang kebetulan berhenti di lantai dasar. Adalah etiket dasar untuk melihat dengan diam ke angka lantai ketika menaiki lift......

"Asakura itu......"

Tapi sepertinya Haruhi tak menghargai keberadaan etiket itu.

"......Ada banyak hal mencurigakan lain soal dia. Dia kayaknya ga pernah masuk SMP daerah sini juga."

Ya, iya lah.

"Aku udah ngelakuin penyelidikan dan menemukan dia pindah ke SMA North dari kota lain. Ini terlalu mencurigakan! SMA North bukan sekolah yang terkenal atau semacemnya, cuman SMA lokal biasa. Kenapa dia susah-susah datang dari kota lain buat sekolah kesini?"

"Tau deh."

"Tapinya dia tinggal dekat sekolah, dan di apartemen yang dibayar tunai bukan sewa pula. Harganya pasti gila mahalnya. Apa dia pulang-pergi dengan kereta selama ini buat pergi ke SMPnya di luar kota?"

"Udah gue bilang gue ngga tau."

"Kayaknya kita perlu cari tahu kapan Asakura mulai tinggal di sini."

Lift berhenti di lantai lima. Kita diam-diam berdiri dan mencari pintu dengan nomor 505. Papan nama di pintunya telah dilepas, menunjukan ini adalah apartemen kosong. Haruhi memutar gagang pintu, tetapi sudah diduga, pintunya terkunci.

Haruhi menyilangkan lengannya, berpikir bagaimana caranya masuk kedalam apartemennya untuk menyelidiki, sementara aku berdiri disamping berusaha keras untuk tidak menguap. Ini benar-benar buang-buang waktu gue aja.

"Ayo cari penjaga apartemennya!"

"Menurut gue dia ngga bakalan minjemin kunci ke kita."

"Bukan, aku lagi mikir untuk nanyain dia kapan Asakura mulai tinggal disini."

"Lupain aja, ayo pulang! Kita mau ngapain kalaupun kita emang tau?"

"Ngga."

Kami menaiki lift dan kembali ke lantai dasar, dan pergi ke pos penjaga di aula masuk. Tampaknya tiada seseorang pun di belakang panel kaca, tapi saat kami menekan bel di sebelahnya, seorang tua kecil dengan rambut putih muncul perlahan.

Haruhi mulau membombardir pak tua itu dengan berbagai pertanyaan bahkan sebelum dia sempat berbicara.

"Permisi, kami teman-teman Asakura-san. Dia tiba-tiba bilang bahwa dia mau pindah bahkan tanpa meninggalkan alamat barunya, dan kami tidak tahu bagaimana cara menghubunginnya. Bisakah kami bertanya kalau-kalau anda mengetahui kemana dia pindah? Dan, bisakah kami tahu kapan Asakura-san mulai tinggal di sini?"

Saat aku sedang terkagum-kagum bagaimana Haruhi sebenarnya bisa menggunakan bahasa sopan yang begitu normal, pak tua itu sepertinya agak kesulitan mendengar karena dia selalu membalas dengan, "Apa?", "Coba ulangi?", dan seterusnya. Walau begitu, Haruhi masih bisa mengetahui dari pak tua tersebut bahwa dia juga terkejut karena Asakura tiba-tiba pindah. (Aku bahkan ga melihat tukang pindahan datang, tapi semua perabotan di dalam sudah hilang. Masih bikin aku merinding) Dan Asakura itu pindah ke sini tiga tahun yang lalu. (Aku ingat mbak'e cantik itu ngasih aku sekotak makanan kecil hari itu!) Juga, daripada membayar dengan angsuran, apartemennya sepertinya dibayar dengan sekali pembayaran dengan uang tunai. (Kayaknya mereka pasti kaya banget!) Wow! Loe bisa jadi detektif kalo gini terus!

Pak tua itu tampaknya senang bisa bicara dengan pemudi seperti Haruhi.

"Kalau dipikir-pikir lagi, walau aku sering melihat mbak'e cantik itu, tapi aku ga ingat pernah lihat orang tuanya."

"Aku ingat mbak'e itu dipanggil Ryouko. Benar-benar nama yang elegan buat seorang gadis."

"Aku berharap dia paling engga ngucapin selamat tinggal..... Sayang sekali ya. Oh ya, kamu lumayan manis juga kok!"

Ketika pak tua itu mulai berbicara hal yang sama, Haruhi menentukan dia sudah tak bisa lagi memperoleh data lagi darinya, jadi dia memutuskan untuk membungkuk sopan dan berkata, "Terimakasih banyak untuk bantuannya."

Lalu dia mendesakku pergi. Tidak perlu desakan sebenarnya, karena aku sudah siap untuk mengikutinya dan meninggalkan blok apartemen ini.

"Hei, mas, nona itu bakalan tumbuh jadi wanita cantik, pastikan kamu ngga ngelepasin dia dari genggamanmu!"

Pak tua itu jelas-jelas ngomong kosong. Yang kutakutkan adalah reaksi mengerikan apa yang Haruhi, yang kebetulan mendengar semua itu, akan miliki. Tapi dia diam terus melangkah maju, dan aku tetap diam juga. Beberapa langkah dari aula masuk, kami berpas-pasan dengan Nagato, membawa tasnya dan beberapa kresek toko serba ada. Bagi Nagato, yang sering dalam ruang klub membaca bukunya sampai sekolah tutup, untuk berada disini, berarti dia juga meninggalkan sekolah setelah aku.

"Ah! Jangan-jangan kamu juga tinggal disini? Kebetulan banget ya!"

Nagato mengangguk dengan wajah putih pucatnya. Plis deh, gimana bisa ini kebetulan?

"Apa kamu dengar sesuatu soal Asakura?"

Dia menggelengkan kepalanya.

"Oh gitu. Kalau kamu dengar sesuatu soal Asakura, ingat kasih tau aku."

Dia mengganggukan kepalanya.

Kuperhatikan beberapa makanan kaleng dan sayuran dalam kreseknya dan berpikir, jadi dia bisa makan juga toh!

"Kacamatamu kenapa?"

Nagato tak menjawab langsung pertanyaannya tapi hanya menatap diam kepadaku. Aku panik sedikit ditatapnya seperti itu, sedangkan Haruhi, tak mengharapkan dia menjawab sama sekali, hanya mengangkat bahunya dan berjalan menjauh tanpa menolehkan kepalanya. Kuangkat tanganku dan melambaikan sampai jumpa ke Nagato.

Saat kami berjalan melewatinya, Nagato membisikan, "Hati-hati."

Hati-hati apa lagi kali ini? Saat aku hendak berbalik dan bertanya padanya, Nagato sudah terlanjur masuk ke dalam blok apartemen.



Kuikuti Haruhi, yang berjalan tanpa tujuan sepanjang jalur kereta, tertinggal dua sampai tiga langkah di belakangnya. Kami akan semakin jauh dari rumah kalau terus begini, jadi aku bertanya kemana kita akan pergi?

"Ngga kemana-mana." jawabnya.

Aku melihat ke belakang kepala Haruhi dan berkata, "Jadi gue bisa pulang sekarang?"

Di saat ini, Haruhi berhenti berjalan, melihat bagaikan dia mau jatuh ke depan. Lalu dia melihatku dengan wajah sepucat Nagato.

"Kamu pernah ngerasa ga sih kalau kamu itu cuman sebuah paku kecil di Bumi ini?"

Lanjutnya, "Aku pernah, dan aku takkan pernah melupakannya."

Haruhi berdiri di samping rel kereta api, maaf, jalur kereta, dan mulai bicara.

"Pas aku kelas enam SD, aku pergi bersama keluargaku untuk nonton pertandingan baseball. Aku ngga terlalu tertarik sama baseball, tapi pas aku pergi ke sana, aku syok, karena kemanapun aku melihat ada orang disekeliling. Orang-orang di seberang stadion cuman sekecil sebuah bulir beras aja, dalam gerakan konstan. Tadinya kupikir seluruh negeri udah kumpul disini. Jadi aku nanya ke ayahku berapa banyak orang yang ada di stadion. Ayahku bilang karena sekarang lagi penuh hari ini, mungkin kira-kira limapuluh ribu?"

"Sehabis pertandingan, jalanan penuh dengan orang. Ngeliat semua ini, aku terpaku. Ada begitu banyak orang disini, tapi mereka cuman sebagian kecil dari seluruh negeri. Aku baca di pelajaran geografi kalau Jepang punya populasi seratus juta, jadi aku pulang ke rumah dan menghitung-hitung pake kalkulator, dan kudapati kalau limapuluh ribu itu hanya seperduaribu dari total populasi. Waktu itu, aku terpaku lagi. Aku cuman bagian kecil dari sedemikian banyak orang di stadion, dan orang-orang banyak ini cuman seperduaribu dari seluruh negeri."

"Sebelumnya, aku selalu merasa kalau diriku itu spesial. Aku bahagia dengan keluargaku, dan aku merasa kalau aku sekelas dengan orang-orang yang paling menarik di seluruh dunia. Namun dari saat itu, aku sadar kalau sebenarnya engga gitu. Pengalamanku di sekolah yang kupikir paling menyenangkan di seluruh dunia, ternyata ada di setiap sekolah. Buat seluruh negeri, ini engga spesial. Ketika aku menemukannya, seluruh dunia disekitarku kehilangan warnanya. Aku gosok gigi dan tidur, terus bangun dan sarapan. Kamu ngeliat beginian dimana-mana."

"Kudapati ngebosenin banget pas aku sadar semua ini semua bagian kehidupan biasa seseorang. Aku percaya karena begitu banyak orang di dunia ini, pastinya ada orang yang menghidupi kehidupan yang luar biasa, yang menggairahkan. Tapi kenapa orang itu bukan aku?"

"Sebelum aku lulus SD, kupikirkan semua ini. Jadi pas aku masuk SMP, kuputuskan untuk mengubah diriku. Aku pengen dunia tau, aku bukan cewe yang bakalan cuman duduk dan nunggu. Kurasa aku udah berusaha keras, tapi semuanya sama seperti biasa. Dan kini aku sudah SMA, masih berharap akan sesuatu untuk berubah."

Ketika dia selesai, dia memberikan ekspresi menyesal telah mengatakan semua itu, dan melihat langit dengan sedih.

Haruhi mengatakan ini tanpa henti, seolah-olah memberi pidato di debat. Ketika dia selesai, dia memberikan ekspresi menyesal telah mengatakan semua itu, dan melihat langit dengan sedih. Sebuah kereta melewati kami dengan cepat. Berkat semua suara berisik itu, aku punya waktu untuk menimbang-nimbang apakah aku harus lanjut bertanya atau apakah aku semestinya menemukan sesuatu yang filosofis untuk menyenangkan Haruhi.

Kulihat keretanya meninggalkan suara Efek Dopplernya dan berkata, "Oh gitu?"

Aku merasa tak enak hanya bisa dengan jawaban yang begitu sederhana.

Haruhi menggunakan kedua tangannya untuk menahan rambutnya, yang tertiup angin dari kereta yang lewat, dan berkata, "Yuk pergi!"

Setelah itu, dia berjalan menuju ke arah kami datang. Walau aku bisa sampai di rumah lebih cepat kalau mengikuti arah yang dituju Haruhi, punggungnya seolah-olah diam-diam mengatakan padaku "Jangan ikuti aku!", jadi aku berdiam dimana aku berada dan melihat Haruhi pergi sampai dia hilang dari pandanganku.

Sebenarnya gue tuh ngapain aja sih selama ini?



Ketika aku sampai di rumah, kudapati Koizumi sudah menunggu di depan pintu.

"Hai."

Senyumnya terlihat sedikit palsu, seperti berusaha menyapa teman lama. Dia melambai dengan hangat kepadaku, mengenakan seragamnya dan membawa tasnya, sepertinya baru saja pulang dari sekolah.

"Saya ingin menepati janji yang telah saya kepada anda sebelumnya. Oleh karena itu, saya menunggu anda. Saya tidak menyangka anda akan kembali begitu cepat!"

Koizumi melanjutkan dengan senyum selalu-adanya.

"Bisakah saya tunda anda sebentar? Saya ingin mengajak anda ke suatu tempat."

"Berhubungan dengan Suzumiya?"

"Berhubungan dengan Suzumiya-san."

Kubuka pintunya dan meletakan tasku di samping ruang masuk. Lalu setelah memberitahukan adikku, yang baru saja keluar, kalau aku akan sedikit telat malam ini, aku kembali ke Koizumi.

Beberapa menit kemudian, kami pergi dengan kendaraan.



Koizumi melambai taksi yang berhenti di depan rumahku, lalu kami pergi menyusuri jalan utama menuju timur. Koizumi memberitahukan supirnya untuk pergi ke kota besar di luar prefektur. Akan lebih murah kalau naik kereta tapi karena Koizumi yang bayar, aku tak begitu keberatan.

"Oke, janji apa yang loe bilang bakalan ditepati?"

"Bukannya anda ingin melihat bukti akan kekuatan esper saya? Sekaranglah saatnya, karena itu saya ingin anda datang!"

"Emangnya perlu pergi jauh-jauh?"

"Ya. Saya hanya dapat menggunakan kekuatan saya pada tempat dan kondisi spesifik. Tempat yang akan kita tuju memenuhi syarat tersebut."

"Loe masih percaya kalo Haruhi itu Tuhan?"

Koizumi, duduk bersamaku di belakang, menatapku menyamping.

"Pernahkan anda mendengar tentang Asas Antropis?"

"Ngga pernah dengar tuh."

Koizumi mendesah dan tersenyum kembali,

"Pada dasarnya, ini teori yang 'jika sesuatu pasti benar bagi kita, sebagai manusia, untuk eksis, maka itu benar hanya karena kita eksis."

Ngga ngerti gue.

"Alam semesta ini ada hanya karena kita ada di sana untuk mengamatinya. Dengan kata lain, makhluk hidup berakal yang dikenal sebagai manusia mempelajari eksistensi alam semesta melalui pengamatan bagaimana alam semesta ini terbentuk melalui penemuan hukum-hukum fisika. Jika manusia tidak berevolusi sampai ke tingkatan sekarang, maka pengamatan akan mustahil, dan mereka takkan pernah mempelajari eksistensi alam semesta."

"Berarti apakah alam semesta ada atau tidak, bagi manusia yang belum sepenuhnya berevolusi, takkan ada bedanya. Hal ini dikarenakan adanya manusia yang berevolusi-penuh maka keberadaan alam semesta itu diterima luas. Ini adalah cara berpikir dari sudut pandang manusia."

"Cara berpikir yang aneh! Maksud gue, alam semesta ada terlepas dari apakah manusia itu ada ato engga."

"Anda benar. Oleh karena itu, Asas Antropis tidak sepenuhnya ilmiah, hanya cara berpikir secara filosofi. Akan tetapi, sesuatu yang menarik muncul dari teori ini."

Taksi berhenti di lampu merah. Pengemudinya hanya menatap ke depan, dan tak pernah bimbang untuk menengok ke belakang.

"Mengapa alam semesta ini datang dalam keadaan yang cocok untuk ditinggali manusia? Perubahan minor dalam konstanta gravitasi akan berarti alam semesta yang amat berbeda dari yang kita tempati sekarang. Kumpulan kaidah lainnya seperti Konstanta Planck atau massa rasio molekul atom tampaknya didesain secara khusus sehingga manusia bisa hidup di alam semesta ini. Bukankah ini menakjubkan?"

Aku merasakan punggungku gatal. Ini karena hal-hal yang Koizumi katakan seperti selebaran retoris yang dibagi-bagikan oleh agama-agama yang baru dibentuk yang mana dasar pendiriannya berdasarkan teori ilmiah.

"Tenang! Saya tidak percaya dengan eksistensi Tuhan Yang Maha Kuasa, atau Pencipta Utama yang menciptakan manusia. Banyak rekan-rekanku yang berpikir sama denganku. Namun hanya satu yang membimbangkan kami."

Bimbang sama apa?

"Yang kami lakukan. Apa mereka sebodoh badut yang berdiri diatas tangan di pinggir tebing?"

Ekspresi pada wajahku sekarang ini mungkin amatlah aneh, kalau tidak Koizumi takkan tertawa begitu keras seperti ayam betina berkotek-kotek.

"Saya tadi bercanda!"

"Gue benar-benar ngga ngerti apaan sih yang loe omongin."

Aku ingin sekali bilang kepadanya, Gue ngga punya waktu main-main guyon bodoh sama elo. Bisa turunin gue? Pak supir, bisa balik arah? Kalau bisa sih, gue lebih suka pilihan yang terakhir.

"Saya hanya menggunakan Asas Antropis sebagai perbandingan. Kita samasekali belum menyentuh subjek tentang Suzumiya-san."

Aneh banget! Kenapa sih kamu, Nagato, dan Asahina-san semuanya tergila-gila banget sama Haruhi?

"Saya percaya dia orang yang sangat karismatik. Mari kita kesampingkan hal itu sekarang, apakah anda masih ingat saya pernah bilang kalau dunia ini mungkin saja telah diciptakan oleh Suzumiya-san?"

Ga suka gue sama apa yang diomonginnya, tapi gue ingat dia pernah bilang.

"Dia punya kemampuan mewujudkan mimpi."

Bisa ga sih loe ga begitu yakin?

"Saya tidak bisa berpikir seperti itu, karena sekarang ini dunia diarah menuju hasrat Suzumiya-san."

Gimana bisa?

"Suzumiya-san selalu percaya bahwasanya alien itu ada, karena itulah Nagato Yuki muncul. Dengan cara yang sama, dia ingin bertemu penjelajah waktu, jadilah Asahina Mikuru muncul juga. Dan aku muncul di depannya karena alasan yang sama pula."

"Dan gimana caranya loe tau itu?"

"Semenjak tiga tahun yang lalu......"

Tiga tahun lalu lagi! Eneg gue dengerinnya!

"Suatu hari, saya tiba-tiba sadar bahwa saya mempunyai kekuatan khusus, dan untuk alasan tertentu, saya mengerti sepenuhnya bagaimana cara menggunakan kekuatan ini. Di saat yang sama, saya juga menemukan orang lain seperti saya yang kekuatannya tersadarkan dan bahwasanya kekuatan ini dikaruniai oleh Suzumiya Haruhi. Saya tidak bisa masuk ke detailnya, jadi semua yang bisa saya katakan hanyalah saya tahu hal-hal begini sementara tidak kuasa menjelaskannya."

"Okeh, kalaupun gue percaya loe punya kekuatan itu, gue masih ngga bisa percaya kalau Haruhi punya kekuatan begituan."

"Begitu pulalah saya. Gadis sekolahan biasa mempunyai kemampuan mengubah dunia --maaf, saya kira lebih tepat kemampuan membikin dunia, ya? Hal yang mengerikan adalah gadis ini sekarang mendapati bahwasanya dunia yang ia tempati ini membosankan."

"Kenapa tuh?"

"Bukankah sudah saya bilang sebelumnya? Kalau dia bisa menciptakan dunia semaunya, maka sudah sewajarnya bilamana dia juga bisa membuat dunia ini hilang tanpa jejak dan lalu menyusunnya kembali sesuai keinginannya. Lalu, secara harfiah, dunia ini akan menemui ajalnya. Kami tidak bisa menentukan apakah teori ini benar atau tidak; siapa tahu, dunia yang kita anggap unik ini mungkin telah diciptakan ulang berkali-kali sebelumnya."

Berlebihan sudah kugunakan kata "tak bisa dipercaya" begitu banyak sampai-sampai aku butuh ensiklopedia.

"Kalau gitu, kenapa elo engga ngomong langsung aja ke Haruhi siapa elo itu sebenarnya? Biarin dia tahu esper itu benar-benar ada. Kalau dia tahu, kayaknya dia bakalan senang banget. Bahkan mungkin, dia ga bakalan coba-coba ngancurin dunia ini!"

"Maka, itu akan menimbulkan masalah yang lebih besar. Jika Suzumiya-san mempercayai keberadaan esper adalah hal yang amat biasa, maka seluruh dunia akan menjadi seperti itu. Semua hukum fisika akan diputar-balikkan: Konstanta Molekular, Hukum Kedua Termodinamika, dan sisa alam semesta akan turun ke dalam kekacauan."

"Ada hal yang belum gue mengerti." lanjutku, "Gue ingat loe pernah bilang kalo itu dambaan Haruhi lah buat ketemu alien, penjelajah waktu, dan esper yang bikin kamu, Nagato-san, dan Asahina-san untuk muncul di depan dia?"

"Benar."

"Kalo itu benar, kenapa Haruhi belum sadar juga? Malah sebaliknya, cuman elo sama gue aja yang tahu semuanya. Bukannya sedikit aneh tuh?"

"Anda dapati tidak konsisten? Sebenarnya tidak; Ketidakkonsistenan sebenarnya ada dalam hati Suzumiya-san."

Bisa ga sih loe bilang hal yang bisa gue ngerti, plis!?

"Dengan kata lain, dia memang mengharapkan keberadaan alien, penjelajah waktu, dan esper. Akal sehatnya, akan tetapi, mengatakan padanya bahwa hal tersebut tidak ada, dan ini mengakibatkan disonansi kognitif. Walau dia mungkin tampak eksentrik dalam perilaku dan perkataan, pemikirannya masih tiada berbeda dengan orang biasa. Antusiasme badainya perlahan menjadi tenang dalam beberapa bulan terakhir, dan kami senang melihatnya stabil, namun perubahan seperti tornado telah terjadi tiba-tiba."

"Dan kenapa bisa begitu?"

"Semuanya karena anda."

Koizumi mengangkat bibirnya,

"Bila anda tidak memberikan Suzumiya-san beberapa ide aneh, kami masih tetap mengamatinya dari balik layar sekarang."

"Emangnya gue ngapain!?"

"Anda yang mendorong dia membentuk klub aneh itu. Semua karena sebuah percakapan dengan anda, dia mendapatkan ide membentuk klub untuk mengumpulkan semua karakter misterius. Jadi anda musti bertanggungjawab penuh atas hal ini. Oleh karena anda maka tiga grup yang paling prihatin akan Suzumiya Haruhi sekarang sudah berkumpul bersama."

"......Itu tuduhan ga adil!" kupertahankan diriku secara tak yakin.

Koizumi hanya tersenyum dan melanjutkan, "Tetapi bukan hanya itu sajalah alasannya."

Dia berhenti bicara setelah mengatakan itu. Saat aku ingin mengatakan sesuatu, pak supir tiba-tiba berkata, "Kita sampai."

Mobil berhenti dan pintunya terbuka. Aku melangkah ke jalan ramai bersama Koizumi. Walau supirnya lalu pergi bahkan tanpa menagih ongkos apapun, aku tak terkejut sama sekali.

Jika orang-orang di daerah ini ingin pergi belanja, disinilah tempatnya bagi mereka. Ini adalah metropolis lokal tipikal dengan tempat tukar-menukar kereta, dan juga berbagai departemen store dan arsitektur kompleks. Matahari tenggelam memandikan jalanan sibuk penuh pejalan kaki dengan warna berderang. Ketika lampu di perempatan depan berubah jadi hijau, jalanan menjadi penuh dengan lautan manusia dalam sekejap. Kita terpisah sejenak oleh ombak ini setelah kita turun dari trotoar.

"Apa yang loe pengen tunjukin ke gue dengan bawa-bawa gue kesini?"

Berjalan perlahan di zebra cross, Koizumi melihat ke depan dan berkata, "Masih ada waktu untuk mengubah pikiran anda!"

"Toh gue udah terlanjur disini, jadi ga usah basa-basi lah."

Berjalan di sampingku, Koizumi tiba-tiba menggenggam tanganku. Woi, loe mau ngapain!? Jijik tuh!

"Maafkan saya, tapi bisakah anda memejamkan mata barang sejenak? Ini takkan lama."

Aku mengelak untuk menghindari seorang pejalan kaki menabrakku. Lampu hijaunya mulai berkedip-kedip.

Okey! Jadi aku nurut memejamkan mataku. Aku masih bisa dengar banyak langkah kaki di jalanan, mesin kendaraan menderum, obrolan tanpa henti, dan berbagai macam suara.

Dibawah bimbingan Koizumi, aku jalan ke depan satu langkah, dua langkah, tiga langkah, dan lalu aku berhenti.

"Anda bisa membuka mata sekarang."

Perlahan kubuka mataku.

Seluruh dunia jatuh dalam warna abu-abu.



Benar-benar gelap. Tak bisa kutahan diri untuk mendongak ke langit. Matahari yang berpendar oranye tidak dapat ditemukan dimana pun, dan langitnya diselimuti oleh awan abu-abu mendung. Apa itu benar-benar awan? Horizon gelap tanpa celah terenggang tanpa akhir di seluruh arah. Satu-satunya yang menahan dunia ini jatuh sepenuhnya dalam kegelapan hanyalah sinar yang terkadang menembus masuk, menggantikan silau matahari, menghasilkan pendaran lemah di langit abu-abu.

Disana tiada orang sama sekali.

Selain Koizumi dan aku, berdiri di tengah perempatan, kerumunan ramai yang sebelumnya ada disini sekarang hilang tanpa jejak. Di kegelapan luas, hanya lampu lalu lintas yang berkedip, berubah merah, sedangkan kumpulan lampu lalu lintas lainnya jadi hijau, namun disana tiada sebuah kendaraan barang satupun di jalan. Begitu sunyi sampai-sampai seseorang bisa berpikir kalau bumi telah berhenti berputar juga.

"Kita sekarang berada di sebuah celah dalam garis retakan antar-dimensi; ini adalah Dimensi Tertutup, sebuah tempat yang terputus samasekali dari dunia kita tinggal."

Suara Koizumi menjadi amat jelas di keheningan.

"Tengah-tengah perempatan ini jatuh tepat di samping "Dinding" Dimensi Tertutup ini. Lihatlah, seperti itu."

Lengan terentang Koizumi berhenti di udara, seolah-olah tertahan oleh sesuatu. Kucoba melakukan hal yang sama dan merentangkan lenganku ke arah situ; rasanya kayak nyentuh sayuran dingin kecuci. Tanganku menekan permukaan dinding elastis tak kasat mata, tapi kutak bisa merentang lebih jauh lagi melebihi sepuluh sentimeter.

"Dimensi Tertutup ini memiliki radius lima kilometer. Biasanya, mustahil untuk masuk dengan cara fisik biasa. Salah satu kemampuanku adalah untuk memasuki ruang-ruang semacam ini."

Seperti galah bambu berdiri, tidak sepercik sinar pun terlihat dari bangunan sekitar. Toko-toko dalam kompleks belanja semuanya gelap di dalam, hanya lampu jalan berkedip lemah.

"Dimana tempat ini?"

Bukan, pertanyaannya seharusnya "Dimensi apakah ini?"

"Akan kujelaskan sambil berjalan," Kata Koizumi santai,

"Saya tidak terlalu yakin soal detailnya, tapi dimensi ini terletak tidak jauh dari dimensi kita......Anggap saja begini, garis retakan antar-dimensi tiba-tiba muncul di sebelah sana, dan kita masuk melalui celahnya. Saat ini, dunia luar masih berjalan dengan kehidupan sehari-harinya. Hampir mustahil bagi manusia biasa untuk tak sengaja mendapati dunia ini secara kebetulan."

Kita menyebrang jalan. Koizumi berjalan ke arah yang sudah ditetapkannya.

"Bayangkan sebuah dimensi seperti mangkuk terbalik, berbentuk telur, dan tempat ini adalah dalamannya."

Kita memasuki komplek apartemen bertingkat, tapi tak seorang pun terlihat, bahkan tidak setitik debu pun.

"Dimensi Tertutup terjadi secara acak. Kadang muncul selang satu hari, dan kadang muncul sekali setiap beberapa bulan. Namun, satu hal yang pasti..."

Kami menaiki tangga walau di dalamnya gelap. Kalau aku tak mengikuti Koizumi dekat-dekat, aku sudah terpeleset.

"Kapanpun Suzumiya-san dalam keadaan tidak stabil mentalnya, ruang ini akan muncul."

Kami sampai di atap blok apartemen.

"Setelah satu Dimensi Tertutup muncul, saya bisa merasakannya; begitu pula dengan rekan-rekanku. Bagaimana kami tahu itu? Jujur saja, kami juga tidak tahu bagaimana. Apapun itu, kami hanya tahu kapan dan dimana Dimensi Tertutup akan muncul, dan bagaimana cara menyusupinya. Saya tidak bisa mendeskripsikan rasa ini dalam kata-kata."

Kupegang pagar atap dan melihat ke arah langit; tiada angin dapat terasa.

"Loe bawa gue kesini cuman buat ngeliat ini? Hampir ga ada orang disini!"

"Tidak, hal yang sesungguhnya baru setelah ini. Mau dimulai."

Berhenti becanda napa! Tapi Koizumi pura-pura tidak menyadarai ekspresi ketidaknyamananku.

"Kemampuan saya untuk mendeteksi Dimensi Tertutup dan menembusnya belaka. Sejujurnya, saya bahkan bisa mendeteksi keadaan benak Suzumiya-san. Dunia ini seperti bisul yang terbentuk dari getaran status emosi tidak stabil Suzumiya-san, dan aku adalah obat yang dirancang untuk menyembuhkan bisulnya."

"Analogi loe emang sulit dimengerti."

"Orang sering bilang begitu. Tapi, anda hebat juga! Anda tampaknya tidak panik samasekali karena melihat semua hal ini."

Pada saat ini, bayangan Asakura menghilang tanpa bekas dan Asahina-san versi dewasa melintas di benakku: gue udah terlalu banyak ngalamin pengalaman kayak beginian.

Tiba-tiba, Koizumi mendongakkan kepalanya dan menatap jauh.

"Tampaknya sudah dimulai. Berbalik dan lihatlah ke belakang."

Kulakukan, dan -- aku melihatnya.

Berdiri diantara gedung-gedung tinggi di kejauhan ada raksasa biru berpendar.



Lebih tinggi sekepala dari gedung 30 tingkat. Figur langsing, biru tua berbayang sepertinya mengandung sejenis materi yang memungkinkannya untuk bersinar dari dalam. Karena terlalu gelap, aku tak dapat mempersepsikan guratannya, dan selain mata dan mulutnya, yang kelihatan agak gelap, wajahnya tampaknya tak memiliki corak lain.

Apaan tuh?

Raksasa itu perlahan mengangkat lengannya dan lalu mengayunkannya seperti kapak.

Gedung di sampingnya hancur terbelah; lalu bagaikan dalam gerak lambat, beton, kabel, dan serpihan yang membuat suara memekakkan jatuh ke permukaan tanah.

"Kami percaya ini adalah manifestasi kefrustasian Suzumiya-san. Acap kali konflik dalamnya mencapai batas tertentu, raksasa ini akan muncul dan menghancurkan semua di sekitarnya untuk meringankan tekanannya, tapi kami tidak bisa memperbolehkan makhluk ini berbuat semaunya di realitas kita, atau dia akan menyebabkan kehancuran luas. Itulah kenapa Dimensi Tertutup dibuat, jadi dia bisa melepaskan kehancurannya di dalam. Apakah itu masuk akal?"

Setiap saat raksasa biru berpendar mengayunkan lengannya, gedung-gedung teriris dua dan rubuh. Si raksasa kemudian lanjut ke depan, menginjak reruntuhannya. Yang mengherankan, aku hanya bisa mendengar suara gedung rubuh, tapi tidak langkah kaki raksasa itu.

"Menurut hukum fisika, seharusnya mustahil untuk raksasa seperti dia bisa berdiri, dikarenakan beratnya. Namun dia dapat bergerak bebas dalam kondisi tanpa berat. Walau menghancurkan sebuah gedung melibatkan perubahan dalam struktur molekulnya, peraturan tersebut sepertinya tidak berlaku untuknya. Bahkan tentara pun takkan bisa menghentikannya."

"Jadi kita cuman biarin dia semaunya?"

"Tidak, dan inilah kenapa saya eksis. Mohon lihat kesana."

Koizumi menunjuk ke arah raksasa itu. Aku melihat ke arah dia menunjuk dan menyadari sedikit titik merah bercahaya yang sebelumnya tiada, sekarang terbang mengelilingi si raksasa. Dibandingkan dengan raksasa besar biru, titik-titik merah itu seperti biji wijen. Total ada lima, tapi karena mereka terbang begitu cepat, mataku tak bisa mengikutinya. Seperti satelit, titik-titik merah itu mengorbit di sekeliling si raksasa seperti berusaha menghentikan raksasa itu melangkah lebih jauh lagi.

"Mereka rekan-rekan saya, yang, seperti saya, juga memperoleh kekuatannya dari Suzumiya-san, satria yang bertugas untuk memburu raksasa ini."

Dengan ahli titik-titik merah itu mengelak serangan lengan si raksasa sambil mengubah jalur terbangnya dengan tangkas dan menyerang badan raksasa itu. Badan raksasa itu sepertinya terbuat dari gas karena titik merah itu hanya terbang menembusnya.

Namun, raksasa tampaknya tak menyadari serangan titik-titik merah itu dan mengangkat lengannya untuk menghancurkan bangunan departemen store lain.

Sebagaimanapun titik-titik merah itu menyerang, raksasa itu sepertinya tak berhenti. Sinar-sinar merah seperti laser sekarang menembus badan si raksasa nonstop, tapi karena aku terlalu jauh, aku tak bisa memperkirakan jauhnya kerusakan yang telah ditahannya. Satu hal yang pasti: sinar-sinar merah itu tidak membuat lubang apapun di badan raksasa itu.

"Ya, saya pikir saya mesti bergabung dengan mereka sekarang."

Badan Koizumi mulai menyala merah, dan segera, badan menyalanya telah terselimuti dalam bulatan merah berpendar. Berdiri di depanku bukan lagi manusia, tetapi bola besar berpendar.

Mulai edan ini.

Seakan-akan memberi tanda, bulatan menyala itu mulai terangkat dan terbang langsung menuju raksasa itu dengan kecepatan luar biasa.

Karena para bulatan merah tak pernah berhenti terbang, tak bisa kutetapkan berapa totalnya, tapi seharusnya tak lebih dari sepuluh, termasuk Koizumi. Dengan berani mereka terbang ke badan raksasa itu, tapi yang bisa mereka lakukan hanyalah terbang menembusnya. Si raksasa hampir-hampir, kalaupun, terluka. Saat aku berpikir begitu, salah satu bola merah itu mendekati pergelangan si raksasa dan melingkarinya.

Saat selanjutnya, tangan si raksasa terpotong. Tangan tanpa tuan jatuh ke tanah dan mengeluarkan sinar mosaik, mulai jadi transparan, dan kemudian meluruh seperti salju mencair di bawah matahari. Kuduga asap biru yang keluar dari pergelangan terputusnya pastilah itu darahnya. Adegan di depan benar-benar hal fantasi.

Titik-titik merah itu tampaknya sudah mengganti gaya serangan untuk mengganyang raksasa itu. Mereka mendekati si raksasa seperti segerombolan kutu mengepung seekor anjing. Sinar merah mengiris wajah si raksasa, dan kepalanya jatuh ke bawah; setelah itu, bahunya juga turut jatuh, diikuti dengan badan bagian atas, meninggalkan bentuk yang aneh. Bagian yang jatuh mulai mengeluarkan sinar mosaik yang khas, lalu meluruh dan menghilang.

Karena raksasa itu berdiri diatas lahan tanah tanpa halangan di sekitar, aku bisa melihat seluruh prosesnya dari awal sampai akhir. Ketika badan bagian atas si raksasa jatuh, bagian badannya yang tersisa mulai meluruh, akhirnya larut menjadi manik-manik yang lebih kecil dari debu dan menyebar diantara reruntuhan.

Setelah titik merah yang melayang di atas telah yakin pekerjaannya sudah beres, mereka mulai terbang ke berbagai arah. Sebagian besar dari mereka langsung menghilang; hanya satu yang terbang ke arahku, akhirnya mendarat di atap komplek apartemen. Bola merah itu perlahan kehilangan sinarnya, dan akhirnya Koizumi berdiri di depanku, mengibarkan rambutnya sok-sokan dengan senyumnya yang biasa.

"Maafkan telah membuat anda menunggu."

Dia terdengar amat tenang, dan dia tidak terdengar kelelahan sama sekali.

"Akhirnya, saya ingin memperlihatkan anda sesuatu yang menarik."

Koizumi menunjuk ke arah langit. Setengah curiga kuangkat kepalaku, dan dalam langit abu-abu suram, aku melihatnya!

Tepat di atas raksasa itu pertama kali muncul ada retakan, seperti sebuah burung menetas yang berusaha memecahkan cangkangnya. Retakan itu mulai cepat menyebar seperti sarang laba-laba.

"Mengikuti kehancuran makhluk biru itu, Dimensi Tertutup juga akan hancur. Seperti pertunjukan sulap!"

Saat Koizumi menyelesaikan penjelasannya, retakan-retakan besar sekarang telah menyelimuti dunia depan, seperti terselimuti dalam jaring metalik. Batas-batas jaring itu mulai sempit sampai mereka jadi sekecil garis-garis hitam melengkung. Lalu, pada saat ini, krak!

Sebenarnya, aku tak mendengar suara apapun. Itu hanyalah otakku berusaha mensimulasikan suara retakan gelas. Sinar menembus salah satu titik di langit, dan kemudian menyebar ke segala arah dalam bulatan. Kurasakan sinar menghujani ke bawah. Tidak, itu bukan kata yang tepat: ini lebih seperti pembukaan atap stadion Tokyo Dome yang bisa ditarik, semuanya dalam beberapa detik. Bedanya atap ini menutupi semua gedung di bawahnya.

Riuh bising kesibukan mulai bergemuruh di gendang telingaku, dan reflek kututup telingaku. Tapi itu karena aku telah berada di dunia sunyi agak lama dan tidak bisa beradaptasi dengan cepat. Ketika kudengar lagi dengan hati-hati, itu adalah bising kesibukan yang biasanya ada di jalan-jalan.

Dunia kembali ke keadaan aslinya.

Tak ada bangunan runtuh, tak ada langit abu-abu, dan tak ada bola berpendar merah terbang menembus udara. Jalanan penuh dengan kendaraan dan orang-orang. Sinar oranye yang dikenal bisa terlihat di antara celah bangunan. Dunia seakan-akan bersyukur di jamuan akan kehangatan itu dan meninggalkan bayangan panjang.

Angin sepoi-sepoi berhembus lembut.


"Sekarang, apakah sudah jelas?"

Koizumi menanyakanku saat kami menaiki taksi, yang sepertinya berhenti secara ajaib di depan kami setelah kami meninggalkan blok apartemen. Ketika kulihat, aku sadar kalau supirnya sama seperti yang sebelumnya.

"Gue masih ga paham." jawabku sebenar-benarnya.

"Sudah saya duga anda akan berkata begitu." Koizumi tertawa, "Makhluk biru itu, kami menyebutnya Avatar, tapi, seperti yang telah saya katakan kepada anda sebelumnya, mereka amat terkait dengan keadaan mental Suzumiya-san. Kami juga sama, tentu saja. Saat Dimensi Tertutup muncul, setelah para Avatar mulai bergerak, kami akan dapat menggunakan kekuatan kami. Kami hanya dapat menggunakan kekuatan itu dalam Dimensi Tertutup; saat ini, saya tak punya kekuatan."

Diam-diam kulirik punggung supir.

"Saya tidak tahu mengapa hanya kami saja yang punya kekuatan seperti itu, tapi saya pikir ini tiada kaitannya dengan identitas kami. Seperti memenangkan lotere: walau kemungkinannya kecil, pasti ada seseorang yang menang. Saya kebetulan salah seorang yang tertusuk tombak nyasar."

"Sungguh sial saya ini!" Koizumi tersenyum paksa. Aku tetap diam karena tidak tahu apa yang sebaiknya kukatakan.

"Kami tak dapat membiarkan para Avatar bergerak bebas. Kenapa begitu? Karena semakin banyak Avatar merusak, semakin luas bulatan Dimensi Tertutup akan tumbuh. Yang barusan anda lihat adalah yang lebih kecil. Kalau kami biarkan tanpa diurus, mereka akan terus tumbuh sampai menyelimuti seluruh negeri, bahkan seluruh dunia, dan akhirnya, dunia abu-abu alternatif itu akan sepenuhnya menggantikan dunia yang kita tinggali ini."

Akhirnya kubuka mulutku.

"Kok bisa loe tahu banyak?"

"Sudah saya bilang, saya tahu begitu saja, tidak bisa dijelaskan. Semuanya yang berasosiasi dalam 'Organisasi' juga sama. Suatu hari mereka tiba-tiba tahu semuanya tentang Suzumiya-san dan bagaimana dia bisa mempengaruhi dunia ini, juga menyadari bahwa karena sekarang mereka memiliki kekuatan supernatural, mereka tidak dapat membiarkan begitu saja Dimensi Tertutup terus tak tersentuh. Ketika orang normal mengetahui hal seperti ini, biasanya mereka ingin lihat apakah mereka bisa memberi bantuan. Jika kami tidak melakukan apapun, dunia yang kita tahu pasti akan dihancurkan."

"Dan itu akan merepotkan." Koizumi jatuh terdiam setelah menggumamkan kata-kata ini.

Sebelum aku sampai ke rumah, kami hanya diam melihat pemandangan di luar jendela.

Mobil berhenti, dan saat aku melangkah keluar, dia bicara lagi,

"Mohon beri perhatian pada tindakan-tindakan Suzumiya-san. Keadaan mental yang seharusnya stabil sekarang mulai menampakkan tanda-tanda perubahan drastis. Sudah agak lama semenjak sesuatu yang seperti sekarang terjadi."

Kalaupun gue emang ngamatin dia, dia toh bakalan tetap jadi kayak gitu, kan?

"Jujur saja, saya juga tidak tahu. Tapi saya dapati adalah ide bagus untuk menyerahkan semuanya kepada anda, karena beberapa rekanku cenderung berpikir tentang sesuatu dalam cara yang terlalu rumit."

Sebelum aku bisa menjawab, Koizumi menarik kepalanya kembali ke dalam pintu yang terbuka dan menutupnya. Saat aku mengamati taksi hantu legendaris berjalan ke kejauhan, aku tiba-tiba merasa amat bodoh, jadi aku mulai melangkah kembali ke rumah.


Back to Bab 5 Return to Halaman Utama Forward to Bab 7