Difference between revisions of "Saijaku Muhai no Bahamut (Indonesia):Volume 1 Prologue"

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search
m
 
(2 intermediate revisions by the same user not shown)
Line 3: Line 3:
 
Seorang gadis menatap ke arah langit.
 
Seorang gadis menatap ke arah langit.
   
Seolah sedang terhisap, gadis itu nampak di kedalaman seakan ditelan oleh langit hitam.
+
Seolah sedang terpikat oleh langit kegelapan, gadis itu menengadah seakan ditelan olehnya.
   
 
Namun, wilayah yang lebih rendah dari langit adalah merah.
 
Namun, wilayah yang lebih rendah dari langit adalah merah.
Line 11: Line 11:
 
Wilayah kekuasaan yang mengendalikan seperlima dunia. Kastil Kerajaan Acadia hangus terbakar.
 
Wilayah kekuasaan yang mengendalikan seperlima dunia. Kastil Kerajaan Acadia hangus terbakar.
   
Sebuah kastil yang dibuat dari batuan keras yang dibangun tinggi, seolah mencoba membelah dirinya keluar dari lain dunia.
+
Sebuah kastil yang terbuat dari batuan keras yang dibangun tinggi, seolah membelah dirinya keluar dari dunia lain.
   
Sementara dikepung oleh percikan yang merobohkan halaman bangunan, gadis tersebut hanya menatap ke arah langit.
+
Sementara dikelilingi olehnya di mana percikan api merobohkan bangunan, gadis tersebut hanya menatap ke arah langit.
   
   
Para Naga menari di atas langit.
+
Para Naga menari di langit.
   
 
Pertempuran Drag-Knight dengan batas kehidupan mereka di mana mereka mengenakan senjata kuno abu-abu gelap di luar tubuh mereka.
 
Pertempuran Drag-Knight dengan batas kehidupan mereka di mana mereka mengenakan senjata kuno abu-abu gelap di luar tubuh mereka.
   
Ratusan Naga berdansa di atas langit yang menyulutkan bara api sambil mereka menderu, sayap mereka terkoyak, dan jatuh.
+
Ratusan Naga berdansa di langit yang menyulutkan bara api sambil mereka menderu, sayap mereka terkoyak, dan jatuh.
   
   
"Apa kau tidak mau kabur, anak nakal?"
+
"Apa kau tidak mau kabur, bocah?"
   
 
Gadis itu berbalik; mendengar suara dari belakangnya.
 
Gadis itu berbalik; mendengar suara dari belakangnya.
Line 31: Line 31:
 
Wajah tampan dengan rambut putih dan mata berwarna abu.
 
Wajah tampan dengan rambut putih dan mata berwarna abu.
   
Laki-laki itu mengenakan cape(mantel longgar?) dengan kesan pola halus di atasnya bertingkah secara keren seperti seorang bangsawan, tapi dia melihat ke arah gadis itu dengan mata berkaca-kaca yang membuatmu membayangkan seekor binatang buas kelaparan.
+
Laki-laki itu mengenakan cape(mantel longgar?) dengan kesan pola halus di atasnya bertingkah secara keren seperti seorang bangsawan, tapi dia melihat ke arah gadis itu dengan mata berkaca-kaca yang membuatmu membayangkan seekor binatang kelaparan.
   
Namun, si gadis yang dibalut dalam gaun hitam(putih?) tidak mempunyai emosi di matanya tidaklah ketakutan dan malahan memandang pada sang pemuda dengan matanya.
+
Namun, gadis yang dibalut dalam gaun hitam(putih?) tidak mempunyai emosi di matanya, tidak ketakutan dan malahan memandang pada sang pemuda dengan matanya.
   
 
"......Apa kau salah satu yang membunuh mereka? Orang-orang kastil ini—"
 
"......Apa kau salah satu yang membunuh mereka? Orang-orang kastil ini—"
   
"Aku melakukannya. .......Jika aku mengatakan itu, apa kau akan membalas dendam mereka? Baiklah, kemarilah."
+
"Aku melakukannya. .......Jika aku mengatakan itu, apa kau akan membalas dendam mereka? Baik, kemarilah."
   
 
Sebagai ganti ketakutan pada pertanyaan yang dilempar padanya, dia menarik pedangnya dengan gembira.
 
Sebagai ganti ketakutan pada pertanyaan yang dilempar padanya, dia menarik pedangnya dengan gembira.
Line 65: Line 65:
 
"Ini membosankan...... Aku tidak akan membunuhmu, idiot. Keuntungan apa yang akan aku dapatkan dari membunuh seorang yang menyenangkan sepertimu?"
 
"Ini membosankan...... Aku tidak akan membunuhmu, idiot. Keuntungan apa yang akan aku dapatkan dari membunuh seorang yang menyenangkan sepertimu?"
   
Seperti yang lelaki itu katakan, dia mengambil pedang lain yang menggantung di atas pinggulnya bersamaan dengan sarungnya dan melempar ke arah gadis tersebut.
+
Selagi laki-laki itu berbicara, dia mengambil pedang lain yang menggantung di atas pinggulnya bersamaan dengan sarungnya dan melempar ke arah gadis tersebut.
   
 
Di atas sarung pedang yang terbenam di bawah permukaan tanah sembarinya membuat suara berat, itu memiliki hiasan indah yang terpahat di dalamnya.
 
Di atas sarung pedang yang terbenam di bawah permukaan tanah sembarinya membuat suara berat, itu memiliki hiasan indah yang terpahat di dalamnya.
   
"Aku akan memberikan itu padamu. "Kekuatan" yang akan merubah takdir—Sword Device. Jadi kaburlah selagi mengambil itu bersamamu. Kastil ini akan musnah segera, nona."
+
"Aku akan memberikannya padamu. "Kekuatan" yang akan merubah takdir—Sword Device. Jadi kaburlah selagi mengambilnya bersamamu. Kastil ini akan musnah segera, nona."
   
 
Sang lelaki mengatakan itu sambil menaruh pada senyuman yang tidak membawa kegilaan apapun yang dia miliki sampai tadi.
 
Sang lelaki mengatakan itu sambil menaruh pada senyuman yang tidak membawa kegilaan apapun yang dia miliki sampai tadi.
Line 75: Line 75:
 
“............”
 
“............”
   
Si gadis mengambil diam-diam pedang tersebut.
+
Gadis itu mengambil diam-diam pedang tersebut.
   
Dia memeluk pedang yang terlalu besar untuk seorang tubuh mungilnya bersamaan dengan sarung itu.
+
Dia memeluk pedang yang terlalu besar untuk seorang tubuh mungilnya bersamaan dengan sarungnya.
   
 
Setelah sang pemuda tersenyum dengan tanpa takut melihat itu, dia berbalik dan berjalan ke dalam Kastil.
 
Setelah sang pemuda tersenyum dengan tanpa takut melihat itu, dia berbalik dan berjalan ke dalam Kastil.
Line 91: Line 91:
 
Si gadis menunjuk ke arah langit.
 
Si gadis menunjuk ke arah langit.
   
Apa ada seorang iblis yang menghancurkan Kerajaan yang dikenal sebagai mitos yang tak pernah kalah.
+
Apa ada seorang iblis yang menghancurkan Kerajaan yang dikenal sebagai legenda yang tak terkalahkan.
   
Itu terbang ke berbagai arah di langit di mana terdapat percikan api. Seekor Naga berwarna abu-abu yang menyebabkan kerusakan dengan menghancurkan Drag-Rides yang dimiliki Kerajaan satu demi satu.
+
Itu terbang ke berbagai arah di langit, di mana terdapat percikan api. Seekor Naga berwarna abu-abu yang menyebabkan kerusakan dengan menghancurkan Drag-Ride yang dimiliki Kerajaan satu demi satu.
   
 
Itu adalah Drag-Ride hitam pekat raksasa yang mempunyai warna sama seperti langit.
 
Itu adalah Drag-Ride hitam pekat raksasa yang mempunyai warna sama seperti langit.
Line 105: Line 105:
 
Dia tidak mendapatkan jawaban apapun.
 
Dia tidak mendapatkan jawaban apapun.
   
Itulah kenapa, si gadis berkeinginan untuk hidup sampai dia menemukan jawabannya.
+
Itulah kenapa, gadis itu berkeinginan untuk hidup sampai dia menemukan jawabannya.
   
Angin panas yang muncul dari sisi dalam kastil pun menjadi gerang, dan disebabkan percikan-percikan yang jatuh di atas halaman bangunan karena pusaran angin.
+
Angin panas yang muncul dari sisi dalam kastil pun menjadi gerang, dan menyebabkan percikan-percikan yang jatuh di atas halaman bangunan membuat pusaran angin.
   
 
"............"
 
"............"
Line 128: Line 128:
 
{| border="1" cellpadding="5" cellspacing="0" style="margin: 1em 1em 1em 0; background: #f9f9f9; border: 1px #aaaaaa solid; padding: 0.2em; border-collapse: collapse;"
 
{| border="1" cellpadding="5" cellspacing="0" style="margin: 1em 1em 1em 0; background: #f9f9f9; border: 1px #aaaaaa solid; padding: 0.2em; border-collapse: collapse;"
 
|-
 
|-
| Back to [[Saijaku Muhai no Bahamut:Volume 1 Illustrations|Illustrations]]
+
| Balik ke [[Saijaku Muhai no Bahamut (Indonesia):Volume 1 Ilustrasi|Ilustrasi]]
| Return to [[Saijaku Muhai no Bahamut (Indonesia)|Halaman Utama]]
+
| Kembali ke [[Saijaku Muhai no Bahamut (Indonesia)|Halaman Utama]]
| Forward to [[Saijaku Muhai no Bahamut (Indonesia):Volume 1 Episode 1|Episode 1]]
+
| Lanjut ke [[Saijaku Muhai no Bahamut (Indonesia):Volume 1 Episode 1|Episode 1]]
 
|-
 
|-
 
|}
 
|}

Latest revision as of 15:02, 27 August 2016

Prolog - Pahlawan Hitam[edit]

Seorang gadis menatap ke arah langit.

Seolah sedang terpikat oleh langit kegelapan, gadis itu menengadah seakan ditelan olehnya.

Namun, wilayah yang lebih rendah dari langit adalah merah.

Api merah yang bergoyang secara perlahan sampai keseluruh permukaan.

Wilayah kekuasaan yang mengendalikan seperlima dunia. Kastil Kerajaan Acadia hangus terbakar.

Sebuah kastil yang terbuat dari batuan keras yang dibangun tinggi, seolah membelah dirinya keluar dari dunia lain.

Sementara dikelilingi olehnya di mana percikan api merobohkan bangunan, gadis tersebut hanya menatap ke arah langit.


Para Naga menari di langit.

Pertempuran Drag-Knight dengan batas kehidupan mereka di mana mereka mengenakan senjata kuno abu-abu gelap di luar tubuh mereka.

Ratusan Naga berdansa di langit yang menyulutkan bara api sambil mereka menderu, sayap mereka terkoyak, dan jatuh.


"Apa kau tidak mau kabur, bocah?"

Gadis itu berbalik; mendengar suara dari belakangnya.

Ada seorang pemuda berdiri di sana.

Wajah tampan dengan rambut putih dan mata berwarna abu.

Laki-laki itu mengenakan cape(mantel longgar?) dengan kesan pola halus di atasnya bertingkah secara keren seperti seorang bangsawan, tapi dia melihat ke arah gadis itu dengan mata berkaca-kaca yang membuatmu membayangkan seekor binatang kelaparan.

Namun, gadis yang dibalut dalam gaun hitam(putih?) tidak mempunyai emosi di matanya, tidak ketakutan dan malahan memandang pada sang pemuda dengan matanya.

"......Apa kau salah satu yang membunuh mereka? Orang-orang kastil ini—"

"Aku melakukannya. .......Jika aku mengatakan itu, apa kau akan membalas dendam mereka? Baik, kemarilah."

Sebagai ganti ketakutan pada pertanyaan yang dilempar padanya, dia menarik pedangnya dengan gembira.

Itu adalah pedang cantik yang mempunyai beberapa garis perak pada sisi luarnya.

Senjata dewa yang merupakan kunci untuk mengaktifkan Drag-Ride dan mengendalikan—Sword Device.

"......Jika kau melakukannya, lalu bunuh aku tepat di sini juga."

"Apa......?"

Pemuda itu mengedutkan alisnya pada apa yang digumamkan gadis tersebut.

"Kalau Kerajaan akan musnah, lalu aku tidak punya tempat lain yang tersisa—."

"............"

Sang pemuda membuat paras licik, dan menatap pada gadis itu untuk sesaat.

"......Kuhahahaha! Oh aku mengerti! Jadi kau adalah gadis semacam itu! Seorang semacam itu! Ini adalah mahakarya! Hahahahaha! Hahahahahahahahahahahaha!”

Dia tiba-tiba menempatkan tangannya di atas dahinya dan tertawa seakan dia gila.

Meski begitu, gadis itu tidak menunjukkan balasan apapun.

"Ini membosankan...... Aku tidak akan membunuhmu, idiot. Keuntungan apa yang akan aku dapatkan dari membunuh seorang yang menyenangkan sepertimu?"

Selagi laki-laki itu berbicara, dia mengambil pedang lain yang menggantung di atas pinggulnya bersamaan dengan sarungnya dan melempar ke arah gadis tersebut.

Di atas sarung pedang yang terbenam di bawah permukaan tanah sembarinya membuat suara berat, itu memiliki hiasan indah yang terpahat di dalamnya.

"Aku akan memberikannya padamu. "Kekuatan" yang akan merubah takdir—Sword Device. Jadi kaburlah selagi mengambilnya bersamamu. Kastil ini akan musnah segera, nona."

Sang lelaki mengatakan itu sambil menaruh pada senyuman yang tidak membawa kegilaan apapun yang dia miliki sampai tadi.

“............”

Gadis itu mengambil diam-diam pedang tersebut.

Dia memeluk pedang yang terlalu besar untuk seorang tubuh mungilnya bersamaan dengan sarungnya.

Setelah sang pemuda tersenyum dengan tanpa takut melihat itu, dia berbalik dan berjalan ke dalam Kastil.

"Tunggu."

"Ada apa?"

Pemuda berambut perak berhenti karena suara gadis itu, dan dia berbalik dengan rasa malas.

"Apa itu......?"

Si gadis menunjuk ke arah langit.

Apa ada seorang iblis yang menghancurkan Kerajaan yang dikenal sebagai legenda yang tak terkalahkan.

Itu terbang ke berbagai arah di langit, di mana terdapat percikan api. Seekor Naga berwarna abu-abu yang menyebabkan kerusakan dengan menghancurkan Drag-Ride yang dimiliki Kerajaan satu demi satu.

Itu adalah Drag-Ride hitam pekat raksasa yang mempunyai warna sama seperti langit.

"Kukuku. ......entahlah. Kecuali, untuk mayoritas orang-orang dalam negara ini, kau bisa menyebutnya pahlawan hebat yang memusnahkan Kerajaan mengerikan."

"Pahlawan......?"

Lelaki itu menghilang selama gadis itu menengadah sekali lagi.

Dia tidak mendapatkan jawaban apapun.

Itulah kenapa, gadis itu berkeinginan untuk hidup sampai dia menemukan jawabannya.

Angin panas yang muncul dari sisi dalam kastil pun menjadi gerang, dan menyebabkan percikan-percikan yang jatuh di atas halaman bangunan membuat pusaran angin.

"............"

Gadis itu pergi ke dalam sumur sembari memeluk pedang yang diberikan padanya oleh pemuda itu.

Ketika dia terjun ke bawah sumur menggunakan tali yang menggantung, terdapat lubang penghalang dekat permukaan air.

Dia menggunakan kunci yang dia sembunyikan ke dalam kantongnya. Gadis itu berhenti tepat sebelum memasuki lubang itu.


Dia memandang sangat tinggi ke langit malam yang menjadi medan perang seolah dia ditarik olehnya.

"Ayah...... Aku—"


Gadis itu bergumam seakan dia mati.


Balik ke Ilustrasi Kembali ke Halaman Utama Lanjut ke Episode 1