Editing Suzumiya Haruhi ~ Indonesian Version:Jilid4 Bab04

Jump to navigation Jump to search

Warning: You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you log in or create an account, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.

The edit can be undone. Please check the comparison below to verify that this is what you want to do, and then save the changes below to finish undoing the edit.

Latest revision Your text
Line 7: Line 7:
 
Aku yakin semua orang yang sudah mengalaminya bakal tahu bagaimana ngerinya berjalan sendirian di sekolah waktu gelap.
 
Aku yakin semua orang yang sudah mengalaminya bakal tahu bagaimana ngerinya berjalan sendirian di sekolah waktu gelap.
   
Kugantungkan jaketku di pundakku dan berjalan pelan keluar dari ruang klub. Seperti ninja, kucoba untuk tak bersuara waktu menuruni tangga. Setiap kali aku sampai di sudut, aku selalu melihat sekelilingku sebelum jalan lebih jauh. Benar-benar capek! Aku tidak tahu tanggal berapa sekarang di SMA North ini, tapi bakalan repot kalau kelihatan sama guru tugas-jaga. Aku takkan bisa menjelaskan semuanya ini -- bahkan sebetulnya, malahan aku pengin seseorang menjelaskan semuanya kepadaku!
+
Kugantungkan jaketku di pundakku dan berjalan pelan keluar dari ruang klub. Seperti ninja, kucoba untuk tak bersuara waktu menuruni tangga. Setiap kali aku sampai di sudut, aku selalu melihat sekelilingku sebelum jalan lebih jauh. Benar-benar capek! Aku tidak tahu tanggal berapa sekarang di SMA North ini, tapi bakalan repot kalau kelihatan sama guru tugas-jaga. Aku tak kan bisa menjelaskan semuanya ini - bahkan sebetulnya, malahan aku pengin seseorang menjelaskan semuanya kepadaku!
   
 
Aku jalan berkeringat di bawah udara lembab dan akhirnya mencapai aula depan.
 
Aku jalan berkeringat di bawah udara lembab dan akhirnya mencapai aula depan.
   
"Nah, ada apa di sini..."
+
“Nah, ada apa di sini...
   
Setelah berkata itu, kubuka loker sepatuku. Di dalam ada sepatu indoor punya orang lain -- aku yakin sekali sepatu ini bukan punyaku. Cepat-cepat kueliminasi kemungkinan seseorang membuka loker yang salah dan salah mengambil sepatuku. Sekarang ini di tengah-tengah musim panas, berarti aku sekali lagi lompat ke dimensi berbeda -- hebat juga aku punya imajinasi seperti itu. Pemilik loker sepatu ini bukan aku, tapi seseorang dari dunia atau dimensi ini. Aku tidak terlalu terkejut seperti yang kuharapkan, entah karena aku sudah terbiasa, atau karena aku sudah mati rasa dengan kejadian-kejadian luar biasa.
+
Setelah berkata itu, kubuka loker sepatuku. Di dalam ada sepatu indoor punya orang lain - aku yakin sekali sepatu ini bukan punyaku. Cepat-cepat kueliminasi kemungkinan seseorang membuka loker yang salah dan salah mengambil sepatuku. Sekarang ini di tengah-tengah musim panas, berarti aku sekali lagi lompat ke dimensi berbeda - hebat juga aku punya imajinasi seperti itu. Pemilik loker sepatu ini bukan aku, tapi seseorang dari dunia atau dimensi ini. Aku tidak terlalu terkejut seperti yang kuharapkan, entah karena aku sudah terbiasa, atau karena aku sudah mati rasa dengan kejadian-kejadian luar biasa.
   
"Mau gimana lagi."
+
“Mau gimana lagi.
   
 
Jelas tidak akan terlihat bagus mengenakan sepatu indoor di luar, tapi aku tak punya pilihan lain. Prioritasku adalah meninggalkan komplek sekolah. Sudah diduga, pintu masuk terkunci rapat saat malam. Jadi aku berjalan ke jendela terdekat, membuka kuncinya dan hati-hati membukanya. Pelan-pelan kuhirup semerbak angin sepoi-sepoi malam dan melompat keluar jendela dan ke jalan berbatu, dimana Haruhi membangunkanku waktu kami berada di Dimensi Tertutup.
 
Jelas tidak akan terlihat bagus mengenakan sepatu indoor di luar, tapi aku tak punya pilihan lain. Prioritasku adalah meninggalkan komplek sekolah. Sudah diduga, pintu masuk terkunci rapat saat malam. Jadi aku berjalan ke jendela terdekat, membuka kuncinya dan hati-hati membukanya. Pelan-pelan kuhirup semerbak angin sepoi-sepoi malam dan melompat keluar jendela dan ke jalan berbatu, dimana Haruhi membangunkanku waktu kami berada di Dimensi Tertutup.
Line 23: Line 23:
 
Sama juga panasnya di luar komplek sekolah. Panas khas musim panas Jepang yang lembab. Aku baru datang dari musim dingin membeku, jadi semua kelenjar keringatku membuka gila-gilaan. Kuseka keringat dari wajahku dengan kemeja lengan panjangku dan bergerak menuju gerbang.
 
Sama juga panasnya di luar komplek sekolah. Panas khas musim panas Jepang yang lembab. Aku baru datang dari musim dingin membeku, jadi semua kelenjar keringatku membuka gila-gilaan. Kuseka keringat dari wajahku dengan kemeja lengan panjangku dan bergerak menuju gerbang.
   
Jadi gampang setelah di luar. Aku harus berterimakasih pada ketiadaan penjaga -- yang kulakukan hanya memanjat pagar dan beres. Setelah memanjat, aku memungut jaketku yang tadi sudah kulempar keluar sebelumnya, dan melihat langit berbintang sambil merenungkan apa yang selanjutnya kulakukan.
+
Jadi gampang setelah di luar. Aku harus berterimakasih pada ketiadaan penjaga - yang kulakukan hanya memanjat pagar dan beres. Setelah memanjat, aku memungut jaketku yang tadi sudah kulempar keluar sebelumnya, dan melihat langit berbintang sambil merenungkan apa yang selanjutnya kulakukan.
   
 
Sekarang ini, gue perlu tau tanggal dan jam berapa sekarang. Lagipula, ada perbedaan waktu besar antara masa lalu dan masa depan.
 
Sekarang ini, gue perlu tau tanggal dan jam berapa sekarang. Lagipula, ada perbedaan waktu besar antara masa lalu dan masa depan.
   
Mungkin turun bukit dulu. Ntar seharusnya lewat toko kelontong. Kalau aku mendekati penduduk setempat dan bertanya, "Tahun dan bulan apa ya hari ini?" Mungkin aku akan diperlakukan sebagai anak SMA gila dan ditangkap oleh pihak berwajib. Sebaiknya pergi ke suatu tempat dimana aku bisa mengetahui tanggal tanpa bertanya pada seseorang.
+
Mungkin turun bukit dulu. Ntar seharusnya lewat toko kelontong. Kalau aku mendekati penduduk setempat dan bertanya, “Tahun dan bulan apa ya hari ini? Mungkin aku akan diperlakukan sebagai anak SMA gila dan ditangkap oleh pihak berwajib. Sebaiknya pergi ke suatu tempat dimana aku bisa mengetahui tanggal tanpa bertanya pada seseorang.
   
"Duh, masih aja kepanasan..."
+
“Duh, masih aja kepanasan...
   
 
Aku sudah kepanasan sewaktu pakai seragam musim dinginku, tapi sekarang bahkan celanaku pun lengket ke kakiku oleh keringat. Pada saat itu, aku benar-benar membenci penemu serat sintetik ini. Belum lagi seragam musim dinginnya ga bener-bener bikin anget di musim dingin; cuman didesain biar keliatan bagus.
 
Aku sudah kepanasan sewaktu pakai seragam musim dinginku, tapi sekarang bahkan celanaku pun lengket ke kakiku oleh keringat. Pada saat itu, aku benar-benar membenci penemu serat sintetik ini. Belum lagi seragam musim dinginnya ga bener-bener bikin anget di musim dingin; cuman didesain biar keliatan bagus.
Line 51: Line 51:
 
Tahun berapa? Seakan-akan aku mencoba menelan koran itu, dengan hati-hati kukonfirmasi tahun tercetak di atas. Penjaga toko melirik sekilas kepadaku terlihat terganggu, tapi aku tidak perduli sedikitpun sekarang.
 
Tahun berapa? Seakan-akan aku mencoba menelan koran itu, dengan hati-hati kukonfirmasi tahun tercetak di atas. Penjaga toko melirik sekilas kepadaku terlihat terganggu, tapi aku tidak perduli sedikitpun sekarang.
   
Kutatap nomor empat digit lagi dan lagi. Bila kukurangi dari tahun aku datang -- dimana masih mengalami Desember dingin -- ke tahun di harian olahraga ini... bahkan anak kecil pun akan tahu jawaban dari pertanyaan matematika sesederhana ini.
+
Kutatap nomor empat digit lagi dan lagi. Bila kukurangi dari tahun aku datang - dimana masih mengalami Desember dingin - ke tahun di harian olahraga ini... bahkan anak kecil pun akan tahu jawaban dari pertanyaan matematika sesederhana ini.
   
"Jadi gitu ya, Nagato..."
+
“Jadi gitu ya, Nagato...
   
 
Kuangkat kepalaku dari koran dan mendesah dalam-dalam sewaktu aku melihat langit-langit.
 
Kuangkat kepalaku dari koran dan mendesah dalam-dalam sewaktu aku melihat langit-langit.
Line 66: Line 66:
 
Tanabata, tiga tahun lalu... Emangnya ada apaan sih hari ini?
 
Tanabata, tiga tahun lalu... Emangnya ada apaan sih hari ini?
   
Tanabata "tahun ini" seperti rapsodi; setelah menulis permintaan kami dan menggantungnya di tongkat bambu, aku menerima ajakan Asahina-san dan menjelajah ke masa lalu ke ini hari. Setelah itu, aku bertemu dengan Asahina-san versi dewasa, yang mendorongku untuk pergi ke SMP East malam itu juga. Dan kemudian, aku bertemu dengan Haruhi kelas-satu-SMP yang mau memanjat pagar dan diseret olehnya untuk membantunya menulis pesan ke angkasa luar di lapangan lari sekolah dengan kapur putih.
+
Tanabata “tahun ini” seperti rapsodi; setelah menulis permintaan kami dan menggantungnya di tongkat bambu, aku menerima ajakan Asahina-san dan menjelajah ke masa lalu ke ini hari. Setelah itu, aku bertemu dengan Asahina-san versi dewasa, yang mendorongku untuk pergi ke SMP East malam itu juga. Dan kemudian, aku bertemu dengan Haruhi kelas-satu-SMP yang mau memanjat pagar dan diseret olehnya untuk membantunya menulis pesan ke angkasa luar di lapangan lari sekolah dengan kapur putih.
   
 
Sesudah itu, aku membawa Asahina-san (kecil), yang kehilangan alat penjelajah-waktunya bernama TPDD, ke apartemen mewah Nagato, dan disana kami berdua tidur selama tiga tahun, memungkinkan kami kembali ke tempat kami berasal...
 
Sesudah itu, aku membawa Asahina-san (kecil), yang kehilangan alat penjelajah-waktunya bernama TPDD, ke apartemen mewah Nagato, dan disana kami berdua tidur selama tiga tahun, memungkinkan kami kembali ke tempat kami berasal...
   
  +
“Berarti...”
"Berarti..."
 
   
 
Ini lebih gampang dari soal matimatika dasar. Yang perlu gue lakuin cuman ngikutin apa yang udah gue lakuin waktu itu. Itu aja, gue dah dapat intinya, langkah esensial yang diperlukan biar bisa ngembaliin dunia sinting ini jadi biasanya.
 
Ini lebih gampang dari soal matimatika dasar. Yang perlu gue lakuin cuman ngikutin apa yang udah gue lakuin waktu itu. Itu aja, gue dah dapat intinya, langkah esensial yang diperlukan biar bisa ngembaliin dunia sinting ini jadi biasanya.
Line 82: Line 82:
 
Sewaktu potongan-potongan yang tak berhubungan mulai tersusun, akhirnya aku sampai ke kesimpulan. Kesimpulan yang simpel namun jelas, kukatakan kalimat yang sama sekali lagi,
 
Sewaktu potongan-potongan yang tak berhubungan mulai tersusun, akhirnya aku sampai ke kesimpulan. Kesimpulan yang simpel namun jelas, kukatakan kalimat yang sama sekali lagi,
   
  +
“Berarti...”
"Berarti..."
 
   
''"Mereka" ada "disini".''
+
''“Mereka” ada “disini”.''
   
 
Asahina-san (besar) yang penuh pesona nan menggiurkan dan Nagato Yuki di mode tunggu.
 
Asahina-san (besar) yang penuh pesona nan menggiurkan dan Nagato Yuki di mode tunggu.
Line 96: Line 96:
 
Kulempar korannya dan berlari keluar toko kelontong, berpikir sambil berlari.
 
Kulempar korannya dan berlari keluar toko kelontong, berpikir sambil berlari.
   
Aku ingat saat pertama kali ketika aku pergi ke tiga tahun lalu, yang mana itu sekarang, Asahina-san membangunkan aku di bangku taman dekat Stasiun Kouyouen dan memberitahuku, "Sekitar jam sembilan malam". Kalau aku lari setengah jam, aku bisa sampai ke sana tepat waktu. Masalahnya hanyalah apakah si pelaku juga merubah periode waktu ini. Kalau memang ada perubahan, maka aku tidak akan menemukan diriku yang lain disana. Apapun itu, aku harus bertemu dengan Asahina-san (besar) atau Nagato di apartemen mewahnya, atau aku bisa bertemu mereka berdua. Berarti ada dua tempat aku harus pergi, pertanyaannya kemana dulu.
+
Aku ingat saat pertama kali ketika aku pergi ke tiga tahun lalu, yang mana itu sekarang, Asahina-san membangunkan aku di bangku taman dekat Stasiun Kouyouen dan memberitahuku, “Sekitar jam sembilan malam”. Kalau aku lari setengah jam, aku bisa sampai ke sana tepat waktu. Masalahnya hanyalah apakah si pelaku juga merubah periode waktu ini. Kalau memang ada perubahan, maka aku tidak akan menemukan diriku yang lain disana. Apapun itu, aku harus bertemu dengan Asahina-san (besar) atau Nagato di apartemen mewahnya, atau aku bisa bertemu mereka berdua. Berarti ada dua tempat aku harus pergi, pertanyaannya kemana dulu.
   
 
Nagato akan ada di apartemennya sepanjang waktu, jadi aku bisa bertemu dengannya kapan saja, tapi aku hanya bisa menemukan Asahina-san (besar) di waktu dan tempat yang spesifik.
 
Nagato akan ada di apartemennya sepanjang waktu, jadi aku bisa bertemu dengannya kapan saja, tapi aku hanya bisa menemukan Asahina-san (besar) di waktu dan tempat yang spesifik.
Line 118: Line 118:
 
Kukira yang kulakukan ini bisa disebut voyeurism. Setelah menyembulkan leherku diantara semak-semak, aku akhirnya melihat apa yang ingin kulihat.
 
Kukira yang kulakukan ini bisa disebut voyeurism. Setelah menyembulkan leherku diantara semak-semak, aku akhirnya melihat apa yang ingin kulihat.
   
"...Itu dia."
+
...Itu dia.
   
 
Aku merasa menonton diriku membintangi film. Juga merasa seperti melihat diriku dari cara pandang orang-ketiga di dunia mimpi.
 
Aku merasa menonton diriku membintangi film. Juga merasa seperti melihat diriku dari cara pandang orang-ketiga di dunia mimpi.
   
"Tapi gimana bisa gue jelasin ini..."
+
“Tapi gimana bisa gue jelasin ini...
   
 
Bangkunya terlihat di bawah sinar lampu, seolah-olah sedang dihujani cahaya terang. Walau sedikit jauh, aku tak bisa salah, kedua orang di bangku mengenakan seragam SMA North. Sama seperti yang kuingat.
 
Bangkunya terlihat di bawah sinar lampu, seolah-olah sedang dihujani cahaya terang. Walau sedikit jauh, aku tak bisa salah, kedua orang di bangku mengenakan seragam SMA North. Sama seperti yang kuingat.
Line 128: Line 128:
 
Masa lalu diriku dan Asahina-san sedang duduk disana.
 
Masa lalu diriku dan Asahina-san sedang duduk disana.
   
"Aku" yang lain sedang berbaring horizontal, mengistirahatkan kepalanya di pangkuan Asahina-san sambil tidur. Aku bohong kalau aku bilang aku tak memimpikan apapun yang pantas bikin ngiler. Kalau seseorang tak bermimpi indah menggunakan bantal paling berharga di dunia, maka tidaklah mungkin dia bisa tidur dengan damai.
+
“Aku” yang lain sedang berbaring horizontal, mengistirahatkan kepalanya di pangkuan Asahina-san sambil tidur. Aku bohong kalau aku bilang aku tak memimpikan apapun yang pantas bikin ngiler. Kalau seseorang tak bermimpi indah menggunakan bantal paling berharga di dunia, maka tidaklah mungkin dia bisa tidur dengan damai.
   
 
Digunakan sebagai bantal, Asahina-san sekali-kali melihatku yang sedang tidur di pangkuannya, atau berhembus lembut di telingaku, atau memainkannya. Sial, gue jadi iri... Eh tunggu, bentar, kenapa gue bisa cemburu sama diri gue sendiri, ya?
 
Digunakan sebagai bantal, Asahina-san sekali-kali melihatku yang sedang tidur di pangkuannya, atau berhembus lembut di telingaku, atau memainkannya. Sial, gue jadi iri... Eh tunggu, bentar, kenapa gue bisa cemburu sama diri gue sendiri, ya?
   
Sejenak, aku ingin sekali mendorong "aku" yang lain dan menggantikan tempatnya, tapi pada akhirnya aku memutuskan untuk menekan hasrat itu. "Aku" di waktu ini tidak melihat dirinya yang lain pada waktu itu. Kalau aku buru-buru keluar, masalahnya bakal jadi makin rumit... kan? Rangkaian ruang-waktu sudah kacau; hal terakhir yang kuinginkan yaitu lebih mengacaukannya lagi.
+
Sejenak, aku ingin sekali mendorong “aku” yang lain dan menggantikan tempatnya, tapi pada akhirnya aku memutuskan untuk menekan hasrat itu. “Aku” di waktu ini tidak melihat dirinya yang lain pada waktu itu. Kalau aku buru-buru keluar, masalahnya bakal jadi makin rumit... kan? Rangkaian ruang-waktu sudah kacau; hal terakhir yang kuinginkan yaitu lebih mengacaukannya lagi.
   
 
Menahan hasrat impulsif tak rasionalku, aku melanjutkan peranku sebagai [[Suzumiya_Haruhi_~_Indonesian_Version:Jilid4_Catatan_dan_Referensi_Penerjemah#Peeping_Tom|Tom si Pengintip]]. Makin kupikirkan, makin bangga aku pada diriku karena bisa mengendalikan ketenangan diri di saat ganjil seperti ini.
 
Menahan hasrat impulsif tak rasionalku, aku melanjutkan peranku sebagai [[Suzumiya_Haruhi_~_Indonesian_Version:Jilid4_Catatan_dan_Referensi_Penerjemah#Peeping_Tom|Tom si Pengintip]]. Makin kupikirkan, makin bangga aku pada diriku karena bisa mengendalikan ketenangan diri di saat ganjil seperti ini.
   
Di bawah pikiran seperti itu aku melanjutkan observasi. Asahina-san menggerakkan bibir merah cerinya dan mengatakan sesuatu; tidur di pangkuannya, "Aku" bergerak sedikit dan lalu pelan-pelan bangun. Aku tidak bisa mendengar apapun dari tempatku bersembunyi, tapi aku ingat jelas yang Asahina-san katakan, "Oh, sudah bangun?"
+
Di bawah pikiran seperti itu aku melanjutkan observasi. Asahina-san menggerakkan bibir merah cerinya dan mengatakan sesuatu; tidur di pangkuannya, “Aku” bergerak sedikit dan lalu pelan-pelan bangun. Aku tidak bisa mendengar apapun dari tempatku bersembunyi, tapi aku ingat jelas yang Asahina-san katakan, “Oh, sudah bangun?
   
Setelah ngobrol sebentar dengan Asahina-san, dia lalu merasa letih dan mengistirahatkan kepalanya di pundak"ku"...
+
Setelah ngobrol sebentar dengan Asahina-san, dia lalu merasa letih dan mengistirahatkan kepalanya di pundak”ku”...
   
 
Semak di belakang bangku bergerak-gerak, dan orang itu muncul.
 
Semak di belakang bangku bergerak-gerak, dan orang itu muncul.
Line 154: Line 154:
 
Memang benar, aku ada disana saat Tanabata tiga tahun lalu, namun yang terjadi persis sama dengan yang kuingat.
 
Memang benar, aku ada disana saat Tanabata tiga tahun lalu, namun yang terjadi persis sama dengan yang kuingat.
   
Setelah berbicara dengan"ku" sebentar, Asahina-san (besar) berlutut untuk mencubit wajah Asahina-san (kecil) dan mengelus-elus tubuhnya, lalu dia berdiri untuk mengatakan sesuatu kepada"ku" lagi.
+
Setelah berbicara dengan“ku” sebentar, Asahina-san (besar) berlutut untuk mencubit wajah Asahina-san (kecil) dan mengelus-elus tubuhnya, lalu dia berdiri untuk mengatakan sesuatu kepada”ku” lagi.
   
 
''Adalah misinya untuk membawamu ke sini, namun dari sini kedepannya, misiku lah untuk memandumu.''
 
''Adalah misinya untuk membawamu ke sini, namun dari sini kedepannya, misiku lah untuk memandumu.''
Line 162: Line 162:
 
Mungkin itu yang sedang dikatakan.
 
Mungkin itu yang sedang dikatakan.
   
Setelah menjelaskan semuanya ke "aku" yang berahang terbuka, Asahina-san (besar) lalu berjalan dan menghilang dari sinar lampu jalan. Baru sekarang kusadari kalau dia menuju ke pintu keluar yang berlawanan arah dengan yang menuju ke SMP East.
+
Setelah menjelaskan semuanya ke “aku” yang berahang terbuka, Asahina-san (besar) lalu berjalan dan menghilang dari sinar lampu jalan. Baru sekarang kusadari kalau dia menuju ke pintu keluar yang berlawanan arah dengan yang menuju ke SMP East.
   
"Aku" masih terkagum-kagum, menatap Asahina-san (kecil) yang tertidur dan berpikir tentang sesuatu. Aku ingin mengingat apa yang "ku"pikirkan saat itu, tapi kubuang usaha menjalani Jalur Ingatan beberapa detik kemudian, karena aku tidak ingin kehilangan jejak Asahina-san (besar).
+
“Aku” masih terkagum-kagum, menatap Asahina-san (kecil) yang tertidur dan berpikir tentang sesuatu. Aku ingin mengingat apa yang “ku”pikirkan saat itu, tapi kutinggalkan mencoba menjalani Jalur Ingatan beberapa detik kemudian, karena aku tidak ingin kehilangan jejak Asahina-san (besar).
   
Aku berlari keluar semak-semak dimana aku bersembunyi dan berjalan cepat di sepanjang pinggiran taman. Tak perlu lagi menyembunyikan keberadaanku, karena waktu aku adalah "aku", "aku" tak melihatku. Waktu itu, perhatian"ku" tidak terpaku padaku yang datang dari periode waktu yang lain, tidak pula "ku"sadari kalau ada aku yang lain di periode waktu ini. Masuk diakal, karena "aku" di masa lalu takkan pernah menyadari akan sebagaimana kacaunya rangkaian ruang-waktu di periode waktuku. Tak ada waktu untuk lebih memperhatikan"ku", yang terlalu sibuk mengendong Asahina-san di punggungnya untuk dikhawatirkan tentang hal-hal lain. Kuputuskan untuk pergi.
+
Aku berlari keluar semak-semak dimana aku bersembunyi dan berjalan cepat di sepanjang pinggiran taman. Tak perlu lagi menyembunyikan keberadaanku, karena waktu aku adalah “aku”, “aku” tak melihatku. Waktu itu, perhatian”ku” tidak terpaku padaku yang datang dari periode waktu yang lain, tidak pula “ku”sadari kalau ada aku yang lain di periode waktu ini. Masuk diakal, karena “aku” di masa lalu takkan pernah menyadari akan sebagaimana kacaunya rangkaian ruang-waktu di periode waktuku. Tak ada waktu untuk lebih memperhatikan”ku”, yang terlalu sibuk mengendong Asahina-san di punggungnya untuk dikhawatirkan tentang hal-hal lain. Kuputuskan untuk pergi.
   
Setelah melewati tikungan aku melihatnya sekitar seratus meter jauhnya. Dia berjalan membelakangiku. Suara ketukan sepatu hak tingginya terdengar berirama. Dia sepertinya tidak buru-buru -- cocok sekali denganku yang buru-buru ingin menemuinya. Kalau aku kehilangan dia sekarang, maka aku benar-benar tidak tahu kenapa susah-susah datang ke sini.
+
Setelah melewati tikungan aku melihatnya sekitar seratus meter jauhnya. Dia berjalan membelakangiku. Suara ketukan sepatu hak tingginya terdengar berirama. Dia sepertinya tidak buru-buru - cocok sekali denganku yang buru-buru ingin menemuinya. Kalau aku kehilangan dia sekarang, maka aku benar-benar tidak tahu kenapa susah-susah datang ke sini.
   
 
Berjalan lebih cepat, kuperpendek jarakku dengannya. Dibawah penerangan redup malam, tungkai panjang dan rambutnya yang mengalir terlihat berkelip redup dalam cahaya. Walau aku hanya bisa melihat punggungnya, aku yakin itu dia.
 
Berjalan lebih cepat, kuperpendek jarakku dengannya. Dibawah penerangan redup malam, tungkai panjang dan rambutnya yang mengalir terlihat berkelip redup dalam cahaya. Walau aku hanya bisa melihat punggungnya, aku yakin itu dia.
Line 174: Line 174:
 
Tak lama kemudian kususul dia dan memanggilnya,
 
Tak lama kemudian kususul dia dan memanggilnya,
   
"Asahina-san!"
+
“Asahina-san!
   
 
Dia berhenti. Suara lembut sepatu hak-tingginya mengetuk tanah berhenti. Rambut lembut berwarna coklat di punggungnya bergoncang. Seolah-olah berada dalam gerak lambat, sedikit demi sedikit dia berputar.
 
Dia berhenti. Suara lembut sepatu hak-tingginya mengetuk tanah berhenti. Rambut lembut berwarna coklat di punggungnya bergoncang. Seolah-olah berada dalam gerak lambat, sedikit demi sedikit dia berputar.
Line 188: Line 188:
 
Pada akhirnya, bukan kalimat-kalimat diatas.
 
Pada akhirnya, bukan kalimat-kalimat diatas.
   
"Selamat malam, Kyon-kun."
+
“Selamat malam, Kyon-kun.
   
 
Dengan wajah cantik yang persis seperti yang kuingat, dia menyapaku dengan senyum berseri-seri.
 
Dengan wajah cantik yang persis seperti yang kuingat, dia menyapaku dengan senyum berseri-seri.
 
[[Image:Sh_v04_ch4_01.jpg|thumb|''Dengan wajah cantik yang persis seperti yang kuingat, dia menyapaku dengan senyum berseri-seri.'']]
 
[[Image:Sh_v04_ch4_01.jpg|thumb|''Dengan wajah cantik yang persis seperti yang kuingat, dia menyapaku dengan senyum berseri-seri.'']]
   
"Dah lama ga ketemu. Bagi'mu', tentunya."
+
“Dah lama ga ketemu. Bagi'mu', tentunya.
   
 
Asahina-san dewasa berkedip sebelah mata setelah mengatakan itu. Itu memang senyuman yang terakhir kulihat lima bulan lalu.
 
Asahina-san dewasa berkedip sebelah mata setelah mengatakan itu. Itu memang senyuman yang terakhir kulihat lima bulan lalu.
Line 199: Line 199:
 
Dengan ekspresi lega anak-anak, Asahina-san (besar) berkata,
 
Dengan ekspresi lega anak-anak, Asahina-san (besar) berkata,
   
"Untunglah, kita bertemu lagi disini. Sebenarnya saya sedikit khawatir kalo-kalo saya berbuat kesalahan,"
+
“Untunglah, kita bertemu lagi disini. Sebenarnya saya sedikit khawatir kalo-kalo saya berbuat kesalahan,
   
"Saya masih agak ceroboh," Kata Asahina-san dan lalu dengan imutnya menjulurkan lidahnya. Tadi itu adalah gerakan mempesona yang cukup melembutkan tulang di dalam tubuh seseorang. Tapi kalau aku luluh jadi setumpuk tanah sekarang, maka aku akan kehilangan segalanya.
+
“Saya masih agak ceroboh, Kata Asahina-san dan lalu dengan imutnya menjulurkan lidahnya. Tadi itu adalah gerakan mempesona yang cukup melembutkan tulang di dalam tubuh seseorang. Tapi kalau aku luluh jadi setumpuk tanah sekarang, maka aku akan kehilangan segalanya.
   
 
Asahina-san ini tahu apa yang akan kulakukan selanjutnya.
 
Asahina-san ini tahu apa yang akan kulakukan selanjutnya.
Line 207: Line 207:
 
Berusaha keras mengontrol lidahku, yang sepertinya punya pikiran sendiri, aku berkata,
 
Berusaha keras mengontrol lidahku, yang sepertinya punya pikiran sendiri, aku berkata,
   
"Asahina-san, jadi kau tau kalo aku bakal datang ke sini.... Kau tahu aku bakalan balik ke waktu ini, dan di tempat ini, kan?"
+
“Asahina-san, jadi kau tau kalo aku bakal datang ke sini.... Kau tahu aku bakalan balik ke waktu ini, dan di tempat ini, kan?
   
"Iyah," Asahina-san menganggukkan kepalanya, "Karena ini peristiwa yang ditentukan sebelumnya,"
+
“Iyah, Asahina-san menganggukkan kepalanya, “Karena ini peristiwa yang ditentukan sebelumnya,
   
"Di hari Tanabata itu, Asahina-san kecil ngebawa aku ke Tanabata tiga tahun lalu... yaitu hari ini. Kamu pasti yang ngatur biar dia ngebawaku kesini, kan?"
+
“Di hari Tanabata itu, Asahina-san kecil ngebawa aku ke Tanabata tiga tahun lalu... yaitu hari ini. Kamu pasti yang ngatur biar dia ngebawaku kesini, kan?
   
"Iya, itu prasyarat. Kalau engga, kamu ga akan disini sekarang,"
+
“Iya, itu prasyarat. Kalau engga, kamu ga akan disini sekarang,
   
Kalau aku tidak pergi ke SMP East dan menggambar grafiti tersebut, aku tidak akan memberitahu Haruhi kelas-satu-SMP sekarang kalau namaku adalah "John Smith". Tentu saja, berarti Haruhi si anak kelas satu Sekolah Kouyouen tidak akan pernah mendengar nama tersebut. Dengan kata lain, aku takkan menemukan hubungannya. Karena selain nama itu, takkan ada hubungan sesuatu apapun antara aku dan Haruhi itu yang bersamaku beberapa jam lalu. Hasilnya, kami berlima tidak akan berkumpul di ruang klub, dan Program Keluar takkan diaktifkan.
+
Kalau aku tidak pergi ke SMP East dan menggambar grafiti tersebut, aku tidak akan memberitahu Haruhi kelas-satu-SMP sekarang kalau namaku adalah “John Smith”. Tentu saja, berarti Haruhi si anak kelas satu Sekolah Kouyouen tidak akan pernah mendengar nama tersebut. Dengan kata lain, aku takkan menemukan hubungannya. Karena selain nama itu, takkan ada hubungan sesuatu apapun antara aku dan Haruhi itu yang bersamaku beberapa jam lalu. Hasilnya, kami berlima tidak akan berkumpul di ruang klub, dan Program Keluar takkan diaktifkan.
   
 
Pada saat ini, sebuah pertanyaan muncul di benakku. John Smith yang lain itu...... Masa sih!?
 
Pada saat ini, sebuah pertanyaan muncul di benakku. John Smith yang lain itu...... Masa sih!?
   
"Itu kamu, Kyon-kun. Kamu yang sekarang,"
+
“Itu kamu, Kyon-kun. Kamu yang sekarang,
   
 
Asahina-san (besar) memberiku senyuman yang secantik mawar putih.
 
Asahina-san (besar) memberiku senyuman yang secantik mawar putih.
   
"Sedikit capek ngobrol sambil berdiri, cari tempat buat duduk yuk. Kita masih punya waktu,"
+
“Sedikit capek ngobrol sambil berdiri, cari tempat buat duduk yuk. Kita masih punya waktu,
   
 
Kekuatan senyuman dan kata-katanya cukup untuk menghalau kegelisahan dan kebingungan dalam diriku.
 
Kekuatan senyuman dan kata-katanya cukup untuk menghalau kegelisahan dan kebingungan dalam diriku.
Line 231: Line 231:
 
Pasti ada jalan.
 
Pasti ada jalan.
   
Kuraih rasa percaya diri yang membuatku merasa lega. Seperti meningkatkan rasa percaya diri itu, dia melanjutkan,
+
Kuraih rasa percaya diri yang membuatku merasa lega. Seperti meninggkatkan rasa percaya diri itu, dia melanjutkan,
   
"Mulai sekarang, mandu kamu adalah misiku. Tapi abis itu, kamu sendirian. Saya hanya akan ngikutin kamu aja kalo gitu,"
+
“Mulai sekarang, mandu kamu adalah misiku. Tapi abis itu, kamu sendirian. Saya hanya akan ngikutin kamu aja kalo gitu,
   
 
Dia lalu memberiku kedipan mata yang cukup membuat lemas lututku.
 
Dia lalu memberiku kedipan mata yang cukup membuat lemas lututku.
Line 240: Line 240:
   
   
Kami kembali ke taman dan duduk di bangku dimana Asahina-san (kecil) dan "aku" duduk beberapa waktu lalu. Sebelum duduk, Asahina-san (besar) terlihat seolah-olah dia menyentuh peninggalan nenek moyang kuno saat dia mengelus lembut bangku taman itu. Pelan-pelan aku duduk terlihat serius juga. Bangkunya masih hangat, kehangatan dari tubuhku dan Asahina-san yang lima bulan lalu menjelajah waktu ke tiga tahun lalu.
+
Kami kembali ke taman dan duduk di bangku dimana Asahina-san (kecil) dan “aku” duduk beberapa waktu lalu. Sebelum duduk, Asahina-san (besar) terlihat seolah-olah dia menyentuh peninggalan nenek moyang kuno saat dia mengelus lembut bangku taman itu. Pelan-pelan aku duduk terlihat serius juga. Bangkunya masih hangat, kehangatan dari tubuhku dan Asahina-san yang lima bulan lalu menjelajah waktu ke tiga tahun lalu.
   
 
Aku cepat-cepat bertanya,
 
Aku cepat-cepat bertanya,
   
"Apa sesuatu terjadi sama aliran waktu? Aku tau kalo di periode waktu asalku terhubung dengan Tanabata ini. Kalo ga gitu, aku ga bakalan datang kesini. Terus, Asahina-san...... Bukannya itu berarti ga ada hubungan antara masa depan kamu dan masa depanku yang kerubah?"
+
“Apa sesuatu terjadi sama aliran waktu? Aku tau kalo di periode waktu asalku terhubung dengan Tanabata ini. Kalo ga gitu, aku ga bakalan datang kesini. Terus, Asahina-san...... Bukannya itu berarti ga ada hubungan antara masa depan kamu dan masa depanku yang kerubah?
   
"Saya ga bisa bilang detailnya,"
+
“Saya ga bisa bilang detailnya,
   
 
Udah kuduga, mesti salah satu dari ''informasi rahasia'' itu, kan?
 
Udah kuduga, mesti salah satu dari ''informasi rahasia'' itu, kan?
   
  +
“Bukan,”
"Bukan,"
 
   
 
Asahina-san (besar) menggelengkan kepalanya,
 
Asahina-san (besar) menggelengkan kepalanya,
   
"Saya ga bisa ngejelasin dengan cara yang kamu ngerti. Teori STC kami terdiri atas konsep spesifik. Terlalu sulit buat diomongin biar kamu ngerti. Masih ingat pas saya ngasih tau kamu identitas diriku yang sebenarnya?
+
“Saya ga bisa ngejelasin dengan cara yang kamu ngerti. Teori STC kami terdiri atas konsep spesifik. Terlalu sulit buat diomongin biar kamu ngerti. Masih ingat pas saya ngasih tau kamu identitas diriku yang sebenarnya?
   
 
Tentu aja, duduk di pinggir sungai dengan bunga sakura berguguran, kudengarkan Asahina-san, yang tadinya selalu kuanggap hanya sebagai senior manis, buka-bukaan soal kebenaran yang mengejutkan tentang dirinya itu penjelajah waktu.
 
Tentu aja, duduk di pinggir sungai dengan bunga sakura berguguran, kudengarkan Asahina-san, yang tadinya selalu kuanggap hanya sebagai senior manis, buka-bukaan soal kebenaran yang mengejutkan tentang dirinya itu penjelajah waktu.
   
"Waktu itu, bukannya saya bilang sesuatu yang sulit kau mengerti? Itu maksudnya. Kalau saya jelasin, hanya bikin kamu makin bingung,"
+
“Waktu itu, bukannya saya bilang sesuatu yang sulit kau mengerti? Itu maksudnya. Kalau saya jelasin, hanya bikin kamu makin bingung,
   
 
Asahina-san (besar) dengan lembut mengetok sisi kepalanya sambil berkedip dengan waktu bersamaan. Apapun hal kecil yang dia lakukan itu benar-benar seksi.
 
Asahina-san (besar) dengan lembut mengetok sisi kepalanya sambil berkedip dengan waktu bersamaan. Apapun hal kecil yang dia lakukan itu benar-benar seksi.
   
"Konsep ini ga bisa dijelasin dengan omongan, hanya bisa dijelasin dengan cara lain. Kamu ngerti?"
+
“Konsep ini ga bisa dijelasin dengan omongan, hanya bisa dijelasin dengan cara lain. Kamu ngerti?
   
 
Engga. Seperti mencoba mengajarkan kalkulus pada anak TK, Asahina-san terus menjelaskan kepadaku, yang mulai terlihat pusing,
 
Engga. Seperti mencoba mengajarkan kalkulus pada anak TK, Asahina-san terus menjelaskan kepadaku, yang mulai terlihat pusing,
   
"Um, tapi, ntar juga kamu bakal ngerti. Iya. Itu aja yang bisa kujelasin sekarang,"
+
“Um, tapi, ntar juga kamu bakal ngerti. Iya. Itu aja yang bisa kujelasin sekarang,
   
 
''Ntar juga kamu bakal ngerti.'' Dimana ya gue pernah dengar ini sebelumnya? Ah iya, Nagato. Nagato juga pernah bilang itu sebelumnya..... Engga, bentar.
 
''Ntar juga kamu bakal ngerti.'' Dimana ya gue pernah dengar ini sebelumnya? Ah iya, Nagato. Nagato juga pernah bilang itu sebelumnya..... Engga, bentar.
Line 272: Line 272:
 
Kilasan inspirasi terpicu oleh [http://id.wikipedia.org/wiki/Sinapsis sinapsis] di otakku saat aku memberi reaksi berikut,
 
Kilasan inspirasi terpicu oleh [http://id.wikipedia.org/wiki/Sinapsis sinapsis] di otakku saat aku memberi reaksi berikut,
   
"Sebelum liburan musim panas...... Yang Nagato omongin pas kejadian kamadouma raksasa...... Soal komputer di masa depan ga kayak sekarang, apa itu..."
+
“Sebelum liburan musim panas...... Yang Nagato omongin pas kejadian kamadouma raksasa...... Soal komputer di masa depan ga kayak sekarang, apa itu...
   
"Wow, hebat banget. Kamu masih ingat itu? Bener, barang yang bisa disamakan dengan komputer atau internet di periode waktu ini, um...... Tidak berbentuk materi di periode waktuku, tapi eksis tak berbentuk di dalam otak kami. TPDD juga sama,"
+
“Wow, hebat banget. Kamu masih ingat itu? Bener, barang yang bisa disamakan dengan komputer atau internet di periode waktu ini, um...... Tidak berbentuk materi di periode waktuku, tapi eksis tak berbentuk di dalam otak kami. TPDD juga sama,
   
 
Barang yang tidak seharusnya hilang tapi malah hilang.
 
Barang yang tidak seharusnya hilang tapi malah hilang.
   
"Itu alat menjelajah waktu?"
+
“Itu alat menjelajah waktu?
   
"[[Suzumiya_Haruhi_~_Indonesian_Version:Jilid4_Catatan_dan_Referensi_Penerjemah#TPDD|Time Plane Destruction Device]],"
+
[[Suzumiya_Haruhi_~_Indonesian_Version:Jilid4_Catatan_dan_Referensi_Penerjemah#TPDD|Time Plane Destruction Device]],
   
 
Bukannya itu informasi rahasia!?
 
Bukannya itu informasi rahasia!?
   
"Yah, tadinya sih emang rahasia bagiku dulu. Tapi untukku sekarang, aturannya dilonggarkan banyak banget. Bukti kalo saya ada disini berarti saya udah kerja keras,"
+
“Yah, tadinya sih emang rahasia bagiku dulu. Tapi untukku sekarang, aturannya dilonggarkan banyak banget. Bukti kalo saya ada disini berarti saya udah kerja keras,
   
 
Dengan bangga Asahina-san membusungkan dadanya, kancing blusnya hampir-hampir terlepas. Proporsi tubuh yang tak masuk akal muncul di depan mataku, biasanya aku terpaku pada pemandangan indah seperti itu, tapi sayangnya, lagi tidak mood memuaskan nafsu mataku dengan pemandangan seperti itu. Aku lanjut bertanya,
 
Dengan bangga Asahina-san membusungkan dadanya, kancing blusnya hampir-hampir terlepas. Proporsi tubuh yang tak masuk akal muncul di depan mataku, biasanya aku terpaku pada pemandangan indah seperti itu, tapi sayangnya, lagi tidak mood memuaskan nafsu mataku dengan pemandangan seperti itu. Aku lanjut bertanya,
Line 322: Line 322:
   
   
Setelah melihat jamnya, Asahina-san (besar) bilang kalau masih ada waktu dan mulai mengenang masa-masanya dengan Brigade SOS. Bagiku, kenangan tersebut terjadi tahun ini, namun baginya terjadi beberapa tahun lalu. Diseret oleh Haruhi ke ruang klub, dipaksa memakai pakaian Bunny Girl, membuat permohonan di Tanabata, mendapati misteri pembunuhan di pulau terpencil, mengenakan yukata di festival O-bon, kumpul-kumpul anggota Brigade SOS buat mengerjakan PR musim panas, kejadian-kejadian di lokasi saat merekam film... Saat kenanganku perlahan mulai berkobar, suara Asahina-san (besar) mulai melambat dan melambat.
+
Setelah melihat jamnya, Asahina-san (besar) bilang kalau masih ada waktu dan mulai mengenang masa-masanya dengan Brigade SOS. Bagiku, kenangan tersebut terjadi tahun ini, namun beginya terjadi beberapa tahun lalu. Diseret oleh Haruhi ke ruang klub, dipaksa memakai pakaian Bunny Girl, membuat permohonan di Tanabata, mendapati misteri pembunuhan di pulau terpencil, mengenakan yukata di festival O-bon, kumpul-kumpul anggota Brigade SOS buat mengerjakan PR musim panas, kejadian-kejadian di lokasi saat merekam film... Saat kenanganku perlahan mulai berkobar, suara Asahina-san (besar) mulai melambat dan melambat.
   
 
Aku kepengin sekali tahu bagaimana masa depanku nanti, dan menunggu mulutnya mangkir. Tapi Asahina-san sangat berhati-hati soal itu, dan menetapkan topik pembicaraannya terbatas hanya ke obrolan ngalor-ngidul.
 
Aku kepengin sekali tahu bagaimana masa depanku nanti, dan menunggu mulutnya mangkir. Tapi Asahina-san sangat berhati-hati soal itu, dan menetapkan topik pembicaraannya terbatas hanya ke obrolan ngalor-ngidul.
Line 336: Line 336:
 
Asahina-san (besar) bersandar padaku kira-kira semenit selanjutnya.
 
Asahina-san (besar) bersandar padaku kira-kira semenit selanjutnya.
   
"Hee hee."
+
“Hee hee.
   
 
Seolah-olah bisa membaca pikiranku, dia tersenyum dan berkata,
 
Seolah-olah bisa membaca pikiranku, dia tersenyum dan berkata,
   
"Hampir waktunya. Pergi yuk."
+
“Hampir waktunya. Pergi yuk.
   
 
Dia berdiri seakan-akan tiada yang terjadi, walau sayang juga sih, tiada pilihan bagiku kecuali kembali sadar. Dia bener, waktunya pergi. Um...... Pergi kemana kita ya?
 
Dia berdiri seakan-akan tiada yang terjadi, walau sayang juga sih, tiada pilihan bagiku kecuali kembali sadar. Dia bener, waktunya pergi. Um...... Pergi kemana kita ya?
Line 346: Line 346:
 
Tujuan kedua.
 
Tujuan kedua.
   
Waktu menunjukan jam 10 malam di jam Asahina-san, waktu pada saat "aku" sudah menyelesaikan peranku sebagai jongos Haruhi si anak kelas satu SMP dan selesai menggambar grafiti di lapangan lari SMP East. Waktu ketika "aku" menggenggam tangan Asahina-san yang terisak saat kami memasuki apartemen Nagato. Waktu ketika waktu membeku bagi"ku".
+
Waktu menunjukan jam 10 malam di jam Asahina-san, waktu pada saat “aku” sudah menyelesaikan peranku sebagai jongos Haruhi si anak kelas satu SMP dan selesai menggambar grafiti di lapangan lari SMP East. Waktu ketika “aku” menggenggam tangan Asahina-san yang terisak saat kami memasuki apartemen Nagato. Waktu ketika waktu membeku bagi”ku”.
   
 
Waktunya mengunjungi Nagato lagi.
 
Waktunya mengunjungi Nagato lagi.
   
"Sebelum itu,"
+
“Sebelum itu,
   
 
Asahina-san memberikan senyum yang mendebarkan dan bergemerlapan dan berkata,
 
Asahina-san memberikan senyum yang mendebarkan dan bergemerlapan dan berkata,
   
"Bukannya ada hal lain yang perlu kamu lakuin dulu?"
+
“Bukannya ada hal lain yang perlu kamu lakuin dulu?
   
   
Line 366: Line 366:
 
Di depan sepanjang jalanan gelap ada sosok mungil berlari seperti angin. Dengan sepasang lengan dan kaki kecil yang menyembul dari kaos T-shirt lengan-pendek dan celana pendek, dia bergerak menjauh dan semakin menjauh mengibarkan rambutnya.
 
Di depan sepanjang jalanan gelap ada sosok mungil berlari seperti angin. Dengan sepasang lengan dan kaki kecil yang menyembul dari kaos T-shirt lengan-pendek dan celana pendek, dia bergerak menjauh dan semakin menjauh mengibarkan rambutnya.
   
  +
“Hei!”
"Hei!"
 
   
 
Si sosok mungil berbaju T-shirt dan celana pendek itu pelan-pelan memutar kepalanya. Setelah memastikan dia melihatku, kutangkupkan mulutku dengan tanganku dan berteriak tak setengah-setengah,
 
Si sosok mungil berbaju T-shirt dan celana pendek itu pelan-pelan memutar kepalanya. Setelah memastikan dia melihatku, kutangkupkan mulutku dengan tanganku dan berteriak tak setengah-setengah,
   
"Tolong titip si John Smith yang bakalan mengguncang dunia!"
+
“Tolong titip si John Smith yang bakalan mengguncang dunia!
   
 
Sesudah melihat sekilas kepadaku, si anak kelas satu SMP berbalik terlihat jengkel karena suatu alasan dan berlari kedepan.
 
Sesudah melihat sekilas kepadaku, si anak kelas satu SMP berbalik terlihat jengkel karena suatu alasan dan berlari kedepan.
Line 376: Line 376:
 
Dia mungkin berpikir dia toh bakalan ketemu aku kalau dia pergi ke SMA North, jadi dia berbalik tanpa ragu. Melihat pada rambut hitam setengah-panjang itu, dengan pelan kutambahkan,
 
Dia mungkin berpikir dia toh bakalan ketemu aku kalau dia pergi ke SMA North, jadi dia berbalik tanpa ragu. Melihat pada rambut hitam setengah-panjang itu, dengan pelan kutambahkan,
   
"Tolong diinget ya, Haruhi. Loe harus inget nama John Smith......"
+
“Tolong diinget ya, Haruhi. Loe harus inget nama John Smith......
   
 
Aku berdoa dalam hati kepada si Haruhi anak 12 tahun, yang mungkin akan terus jadi nakal di SMP East di waktu yang akan datang.
 
Aku berdoa dalam hati kepada si Haruhi anak 12 tahun, yang mungkin akan terus jadi nakal di SMP East di waktu yang akan datang.
Line 388: Line 388:
 
Aku tahu jalan ke apartemen kelas atas seperti tahu punggung tanganku sendiri, jadi bisa saja aku jalan ke sana dengan mata tertutup. Jalan di depan Asahina-san (besar), kuangkat kepalaku untuk melihat bangunan yang baru saja kukunjungi kira-kira duapuluh jam lalu. Walau kami masih di luar, Asahina-san (besar) sudah menyembunyikan sosok eloknya dan berdiri di belakangku.
 
Aku tahu jalan ke apartemen kelas atas seperti tahu punggung tanganku sendiri, jadi bisa saja aku jalan ke sana dengan mata tertutup. Jalan di depan Asahina-san (besar), kuangkat kepalaku untuk melihat bangunan yang baru saja kukunjungi kira-kira duapuluh jam lalu. Walau kami masih di luar, Asahina-san (besar) sudah menyembunyikan sosok eloknya dan berdiri di belakangku.
   
"......Kyon-kun, saya punya permintaan."
+
......Kyon-kun, saya punya permintaan.
   
 
Melihat bagaimana dia memohon padaku, tak ada alasan bagiku untuk menolaknya. Apapun periode waktu Asahina-san berasal, aku belum cukup aneh untuk menolak permintaannya.
 
Melihat bagaimana dia memohon padaku, tak ada alasan bagiku untuk menolaknya. Apapun periode waktu Asahina-san berasal, aku belum cukup aneh untuk menolak permintaannya.
   
"Maaf ya, tapi bahkan sekarang pun saya masih ga nyaman dekat-dekat Nagato-san......"
+
“Maaf ya, tapi bahkan sekarang pun saya masih ga nyaman dekat-dekat Nagato-san......
   
 
Aku jadi ingat, Asahina-san (kecil) selalu seperti itu waktu dia di ruang klub, sama juga ketika terakhir kali dia datang kemari. Selain Haruhi, satu-satunya orang yang menjaga ketenangan dirinya dengan kehadiran si alien atau penjelajah waktu hanyalah Koizumi.
 
Aku jadi ingat, Asahina-san (kecil) selalu seperti itu waktu dia di ruang klub, sama juga ketika terakhir kali dia datang kemari. Selain Haruhi, satu-satunya orang yang menjaga ketenangan dirinya dengan kehadiran si alien atau penjelajah waktu hanyalah Koizumi.
   
"Ga papa, aku ngerti kok,"
+
“Ga papa, aku ngerti kok,
   
 
Kataku lemah-lembut selagi menekan nomor 708 di panel sebelah pintu masuk, lalu kupencet tombol bel.
 
Kataku lemah-lembut selagi menekan nomor 708 di panel sebelah pintu masuk, lalu kupencet tombol bel.
Line 404: Line 404:
 
Sunyi disambut dengan sunyi dan kembali ke telingaku.
 
Sunyi disambut dengan sunyi dan kembali ke telingaku.
   
"Nagato, aku nih."
+
“Nagato, aku nih.
   
 
Sunyi.
 
Sunyi.
   
"Sori, aku juga ga tau gimana ngejelasinnya. Pokoknya, aku kembali dari masa depan. Asahina-san ada denganku juga, yang versi dewasa tapi. Oh, Varian Temporal Berbeda buatmu."
+
“Sori, aku juga ga tau gimana ngejelasinnya. Pokoknya, aku kembali dari masa depan. Asahina-san ada denganku juga, yang versi dewasa tapi. Oh, Varian Temporal Berbeda buatmu.
   
 
Sunyi.
 
Sunyi.
   
"Aku butuh bantuanmu. Lagipula, yang ngirim aku ke periode waktu ini kan kamu."
+
“Aku butuh bantuanmu. Lagipula, yang ngirim aku ke periode waktu ini kan kamu.
   
 
Sunyi.
 
Sunyi.
   
"Seharusnya Asahina-san dan aku ada di apartemenmu, kan? Tidur di kamar tamu yang waktunya dibekuin......"
+
“Seharusnya Asahina-san dan aku ada di apartemenmu, kan? Tidur di kamar tamu yang waktunya dibekuin......
   
 
''Biip.'' Kunci pintunya terbuka.
 
''Biip.'' Kunci pintunya terbuka.
   
  +
“Masuk.”
"Masuk."
 
   
 
Suara Nagato yang keluar dari interkom terasa menyejukkan. Tenang seperti biasa, tanpa ada tanda seru atau depresi, walau dia memang kedengarannya terkejut, tapi mungkin itu cuma perasaanku saja. Tidak ada yang Nagato tidak bisa lakukan. Bahkan disituasi inipun dia pastinya bisa cari jalan keluar, kalau tidak habislah aku.
 
Suara Nagato yang keluar dari interkom terasa menyejukkan. Tenang seperti biasa, tanpa ada tanda seru atau depresi, walau dia memang kedengarannya terkejut, tapi mungkin itu cuma perasaanku saja. Tidak ada yang Nagato tidak bisa lakukan. Bahkan disituasi inipun dia pastinya bisa cari jalan keluar, kalau tidak habislah aku.
Line 430: Line 430:
 
Ada bel pintu, tapi belum bekerja, jadi pelan-pelan kuketuk pintunya. Aku tidak dapat merasakan seseorang berdiri di belakang pintu, namun pintu metalik itu tetap saja terbuka.
 
Ada bel pintu, tapi belum bekerja, jadi pelan-pelan kuketuk pintunya. Aku tidak dapat merasakan seseorang berdiri di belakang pintu, namun pintu metalik itu tetap saja terbuka.
   
"......"
+
......
   
 
Wajah berkacamata melihatku melalui celah, dia lalu memindahkan pandangannya ke Asahina-san (besar) sebelum memindahkannya lagi kepadaku.
 
Wajah berkacamata melihatku melalui celah, dia lalu memindahkan pandangannya ke Asahina-san (besar) sebelum memindahkannya lagi kepadaku.
   
"......"
+
......
   
Tiada ekspresi dan membisu pada saat bersamaan, dia kosong sekali dari emosi yang jadinya aku ingin ada seseorang yang memohon kepadanya untuk mengatakan sesuatu. Dia memang Nagato, Nagato Yuki yang kukenal pertama kali. Nagato asli waktu mulai sekolah di musim semi lalu, juga yang "aku" mintai tolong dari "tiga tahun lalu".
+
Tiada ekspresi dan membisu pada saat bersamaan, dia kosong sekali dari emosi yang jadinya aku ingin ada seseorang yang memohon kepadanya untuk mengatakan sesuatu. Dia memang Nagato, Nagato Yuki yang kukenal pertama kali. Nagato asli waktu mulai sekolah di musim semi lalu, juga yang “aku” mintai tolong dari “tiga tahun lalu”.
   
"Boleh kami masuk?"
+
“Boleh kami masuk?
   
Setelah bisu berpikir, Nagato menganggukkan kepalanya sekitar satu sentimeter, lalu berbalik ke dalam apartemennya. Kuanggap aja tadi itu "iya". Aku berkata pada wanita cantik yang berdiri tepat di belakangku terlihat gugup,
+
Setelah bisu berpikir, Nagato menganggukkan kepalanya sekitar satu sentimeter, lalu berbalik ke dalam apartemennya. Kuanggap aja tadi itu “iya”. Aku berkata pada wanita cantik yang berdiri tepat di belakangku terlihat gugup,
   
"Masuk yuk, Asahina-san,"
+
“Masuk yuk, Asahina-san,
   
"Er...... Benar juga, bakalan baik-baik aja,"
+
“Er...... Benar juga, bakalan baik-baik aja,
   
 
Terdengar seperti dia berkata itu untuk dirinya sendiri.
 
Terdengar seperti dia berkata itu untuk dirinya sendiri.
Line 450: Line 450:
 
Omong-omong, sudah berapa kali ya aku bertamu ke tempat ini? Kalau menurut jam biologisku, berarti ini yang keempat kali, tapi kalau menurut urutan, ini yang kedua kali. Aku sudah bingung banget sama urutan waktu yang aku pun terkesan kalau jam biologisku tak rusak. Lompat dari musim dingin ke musim panas dan kembali ke tiga tahun lalu dua kali, bakalan normal kalo ada sesuatu yang salah pada diriku, tapi sekarang ini aku baik-baik saja. Belum lagi pikiranku terjernih yang pernah ada semenjak aku dilahirkan. Mungkin aku sudah terbiasa sama pengalaman ganjil yang kualami. Kalau itu orang lain, pikirannya mungkin sudah korsleting.
 
Omong-omong, sudah berapa kali ya aku bertamu ke tempat ini? Kalau menurut jam biologisku, berarti ini yang keempat kali, tapi kalau menurut urutan, ini yang kedua kali. Aku sudah bingung banget sama urutan waktu yang aku pun terkesan kalau jam biologisku tak rusak. Lompat dari musim dingin ke musim panas dan kembali ke tiga tahun lalu dua kali, bakalan normal kalo ada sesuatu yang salah pada diriku, tapi sekarang ini aku baik-baik saja. Belum lagi pikiranku terjernih yang pernah ada semenjak aku dilahirkan. Mungkin aku sudah terbiasa sama pengalaman ganjil yang kualami. Kalau itu orang lain, pikirannya mungkin sudah korsleting.
   
Waktu kulihat sekali lagi, apartemen tak bernyawa Nagato sama tak menariknya dari yang kuingat. Tidak ada yang berbeda dari "tiga tahun lalu" saat kami pergi kesini bulan Mei lalu.
+
Waktu kulihat sekali lagi, apartemen tak bernyawa Nagato sama tak menariknya dari yang kuingat. Tidak ada yang berbeda dari “tiga tahun lalu” saat kami pergi kesini bulan Mei lalu.
   
 
Yang menentramkan hati yaitu Nagato ini Nagato yang kukenal. Dia masih tak berekspresi dan tak beremosi, dia tak akan panik kalau sesuatu terjadi, alien yang selalu bisa diandalkan.
 
Yang menentramkan hati yaitu Nagato ini Nagato yang kukenal. Dia masih tak berekspresi dan tak beremosi, dia tak akan panik kalau sesuatu terjadi, alien yang selalu bisa diandalkan.
Line 456: Line 456:
 
Kulepas sepatuku dan berjalan menembus koridor sempit sebelum masuk ke ruang tamu. Nagato menunggu disana. Dia berdiri sendirian disana, menatap diam padaku dan Asahina-san. Kalau pun dia terkejut dengan kedatangan kami, tak bisa kutebak dari wajahnya. Mungkin dia sudah terbiasa didatangi aku dari masa depan, walau aku juga tidak ingin balik ke hari ini terus menerus.
 
Kulepas sepatuku dan berjalan menembus koridor sempit sebelum masuk ke ruang tamu. Nagato menunggu disana. Dia berdiri sendirian disana, menatap diam padaku dan Asahina-san. Kalau pun dia terkejut dengan kedatangan kami, tak bisa kutebak dari wajahnya. Mungkin dia sudah terbiasa didatangi aku dari masa depan, walau aku juga tidak ingin balik ke hari ini terus menerus.
   
"Kayaknya kita ga usah ngenalin diri lagi,"
+
“Kayaknya kita ga usah ngenalin diri lagi,
   
 
Nagato tidak duduk, jadi Asahina-san dan aku tetap berdiri,
 
Nagato tidak duduk, jadi Asahina-san dan aku tetap berdiri,
   
"Ini Asahina-san versi dewasa, kayaknya kamu udah ketemu sama dia sebelumnya," Tepat ketika aku mengatakan itu, aku ingat kalau itu tiga tahun kemudian, "Sori, kamu ''akan'' saling bertemu. Apapun itu, yang disini juga Asahina-san, jadi ga usah terlalu dipikirin lah ya."
+
“Ini Asahina-san versi dewasa, kayaknya kamu udah ketemu sama dia sebelumnya, Tepat ketika aku mengatakan itu, aku ingat kalau itu tiga tahun kemudian, “Sori, kamu ''akan'' saling bertemu. Apapun itu, yang disini juga Asahina-san, jadi ga usah terlalu dipikirin lah ya.
   
 
Nagato melihat Asahina-san (besar) dengan mata seorang pengawas ujian nasional pelajaran matematika. Dia lalu melihat ke sekeliling ruang tamu sebelum akhirnya menetapkan pandangannya pada sosok seksi di belakangku sekali lagi dan berkata,
 
Nagato melihat Asahina-san (besar) dengan mata seorang pengawas ujian nasional pelajaran matematika. Dia lalu melihat ke sekeliling ruang tamu sebelum akhirnya menetapkan pandangannya pada sosok seksi di belakangku sekali lagi dan berkata,
   
  +
“Dimengerti.”
"Dimengerti."
 
   
 
Dia mengangguk ringan, rambutnya bahkan hampir tak bergerak.
 
Dia mengangguk ringan, rambutnya bahkan hampir tak bergerak.
   
Sewaktu aku mengikuti pandangan Nagato, aku melihat tempat itu -- ruang spesial disebelah ruang tamu, dipisahkan dengan pintu kertas.
+
Sewaktu aku mengikuti pandangan Nagato, aku melihat tempat itu ruang spesial disebelah ruang tamu, dipisahkan dengan pintu kertas.
   
"Itu bisa dibuka?"
+
“Itu bisa dibuka?
   
 
Nagato menggelengkan kepalanya ke arah ruangan yang kutunjuk dan berkata,
 
Nagato menggelengkan kepalanya ke arah ruangan yang kutunjuk dan berkata,
   
"Tidak bisa. Seluruh komposisi struktur ruangan itu sudah dibekukan waktunya."
+
“Tidak bisa. Seluruh komposisi struktur ruangan itu sudah dibekukan waktunya.
   
 
Aku merasa sayang dan lega setelah mendengar itu.
 
Aku merasa sayang dan lega setelah mendengar itu.
Line 480: Line 480:
 
Nafas hangat terasa di leherku, itu adalah desahan lega Asahina-san. Dia tadinya berpikir sama denganku, kelihatannya. Kalau dia melihat dirinya tidur enak denganku di futon/kamar yang sama, apa ya yang Asahina-san (besar) pikirkan? Aku pengin tanya, tapi sekarang ini lebih penting untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi.
 
Nafas hangat terasa di leherku, itu adalah desahan lega Asahina-san. Dia tadinya berpikir sama denganku, kelihatannya. Kalau dia melihat dirinya tidur enak denganku di futon/kamar yang sama, apa ya yang Asahina-san (besar) pikirkan? Aku pengin tanya, tapi sekarang ini lebih penting untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi.
   
"Nagato, sori ya tiba-tiba ngunjungin kamu terus-terusan. Jadi, bisa ga kamu dengar cerita kami?"
+
“Nagato, sori ya tiba-tiba ngunjungin kamu terus-terusan. Jadi, bisa ga kamu dengar cerita kami?
   
Sampai berapa banyak ya si "aku" di ruang sebelah cerita ke dia? Cerita Brigade SOS sampe Tanabata, kan ya? Jadi kuterusin saja dari situ dan cerita padanya apa yang terjadi di tengah tahun kedua, dari musim semi kemurungan, dimana aku harus tahan sama kebosanan Haruhi, ke keluh kesah yang kubuat tak putus-putusnya saat bikin filmnya. Tentu aja, kamu ada disana, Nagato. Kamu selalu ada buat nyelametin. Abis itu, dunia tiba-tiba berubah pas aku bangun tidur kemarin lusa. Yang aku pengen tau kenapa semua orang hilang ingatan soal apa yang terjadi, yang itulah alasan aku datang kemari dengan bantuan Program Keluar Darurat yang Nagato siapin.
+
Sampai berapa banyak ya si “aku” di ruang sebelah cerita ke dia? Cerita Brigade SOS sampe Tanabata, kan ya? Jadi kuterusin saja dari situ dan cerita padanya apa yang terjadi di tengah tahun kedua, dari musim semi melankolis, dimana aku harus tahan sama kebosanan Haruhi, ke desahan yang kubuat tak putus-putusnya saat bikin filmnya. Tentu aja, kamu ada disana, Nagato. Kamu selalu ada buat nyelametin. Abis itu, dunia tiba-tiba berubah pas aku bangun tidur kemarin lusa. Yang aku pengen tau kenapa semua orang hilang ingatan soal apa yang terjadi, yang itulah alasan aku datang kemari dengan bantuan Program Keluar Darurat yang Nagato siapin.
   
 
Bakal kelamaan kalau aku cerita detailnya juga, jadi sekali lagi aku cerita versi kompresan yang kuceritakan ke Haruhi. Kulompati detail-detail kecil dan hanya menyebutkan konteks penting ceritanya saja. Untuk gadis ini, itu sudah lebih dari cukup.
 
Bakal kelamaan kalau aku cerita detailnya juga, jadi sekali lagi aku cerita versi kompresan yang kuceritakan ke Haruhi. Kulompati detail-detail kecil dan hanya menyebutkan konteks penting ceritanya saja. Untuk gadis ini, itu sudah lebih dari cukup.
   
"......Dan itulah yang terjadi. Jadi disinilah aku sekali lagi, berkat kamu."
+
......Dan itulah yang terjadi. Jadi disinilah aku sekali lagi, berkat kamu.
   
 
Karena bukti lebih penting daripada testimoni biasa, kukeluarkan pembatas buku kusut dari kantung jaketku. Seperti memberikan jimat-mantra ke hantu, kuberikan pembatas bukunya ke Nagato.
 
Karena bukti lebih penting daripada testimoni biasa, kukeluarkan pembatas buku kusut dari kantung jaketku. Seperti memberikan jimat-mantra ke hantu, kuberikan pembatas bukunya ke Nagato.
   
"......"
+
......
   
 
Nagato mengambil pembatas buku itu dengan ujung jarinya. Dia melewatkan pola bunga-bunga di pembatas buku itu dan mengamati tulisan yang tercetak dibelakangnya seperti arkeologis yang baru saja menggali keluar TV LCD dari lapisan tanah zaman Cretaceous. Sepertinya dia akan mempelajari tulisan itu selamanya, jadi aku menginterupsi pengamatannya.
 
Nagato mengambil pembatas buku itu dengan ujung jarinya. Dia melewatkan pola bunga-bunga di pembatas buku itu dan mengamati tulisan yang tercetak dibelakangnya seperti arkeologis yang baru saja menggali keluar TV LCD dari lapisan tanah zaman Cretaceous. Sepertinya dia akan mempelajari tulisan itu selamanya, jadi aku menginterupsi pengamatannya.
   
"Apa yang harus kulakukan sekarang?"
+
“Apa yang harus kulakukan sekarang?
   
"Saya, saya pengen memulihkan anomali temporal ini,"
+
“Saya, saya pengen memulihkan anomali temporal ini,
   
 
Suara Asahina-san (besar) terdengar gugup sekali seolah-olah dia mau mengatakan cinta pada lelaki pujaannya. Kapanpun dia bersama Nagato, Asahina-san tetap gelisah seperti biasanya setelah bertahun-tahun. Itulah yang kupikir, ngomong-ngomong.
 
Suara Asahina-san (besar) terdengar gugup sekali seolah-olah dia mau mengatakan cinta pada lelaki pujaannya. Kapanpun dia bersama Nagato, Asahina-san tetap gelisah seperti biasanya setelah bertahun-tahun. Itulah yang kupikir, ngomong-ngomong.
   
"Nagato-san...... Bisa tolong bantu kami? Cuma kamu yang bisa memulihkan bidang waktu yang dirubah ini ke seperti semula. Kumohon......"
+
“Nagato-san...... Bisa tolong bantu kami? Cuma kamu yang bisa memulihkan bidang waktu yang dirubah ini ke seperti semula. Kumohon......
   
 
Asahina-san (besar) menutupkan kedua telapak tangannya dan menutup matanya seperti menyembah dewa. Oh Dewi Nagato yang Maha Kuasa, aku juga berdoa padamu demi mendapat pengampunan darimu. Mohon biarkan kami kembali ke ruang klub dimana aku bisa melihat Asahina-san dan menikmati teh yang dia rebus, main game board dengan Koizumi, liat kamu duduk kayak patung dan membaca, sementara Haruhi bakalan selalu nerobos masuk ke ruangan. Itu aja yang kupinta.
 
Asahina-san (besar) menutupkan kedua telapak tangannya dan menutup matanya seperti menyembah dewa. Oh Dewi Nagato yang Maha Kuasa, aku juga berdoa padamu demi mendapat pengampunan darimu. Mohon biarkan kami kembali ke ruang klub dimana aku bisa melihat Asahina-san dan menikmati teh yang dia rebus, main game board dengan Koizumi, liat kamu duduk kayak patung dan membaca, sementara Haruhi bakalan selalu nerobos masuk ke ruangan. Itu aja yang kupinta.
   
"......"
+
......
   
 
Nagato menaikan tatapannya dari pembatas buku, dan melihat lurus ke langit. Aku bisa mengerti kenapa Asahina-san akan begitu gugup, karena tidak ada kemungkinan menang kalau dia dari golongan yang berbeda dari Nagato. Maksudku siapa sih di dunia ini yang berani tengkar sama Nagato? Cuman Haruhi mungkin?
 
Nagato menaikan tatapannya dari pembatas buku, dan melihat lurus ke langit. Aku bisa mengerti kenapa Asahina-san akan begitu gugup, karena tidak ada kemungkinan menang kalau dia dari golongan yang berbeda dari Nagato. Maksudku siapa sih di dunia ini yang berani tengkar sama Nagato? Cuman Haruhi mungkin?
Line 510: Line 510:
 
[[Suzumiya_Haruhi_~_Indonesian_Version:Jilid4_Catatan_dan_Referensi_Penerjemah#Akustik_Sempurna|Akustik sempurna]] apartemen kelas-atas ini berarti tiada gaung yang dihasilkan. Sunyi sekali seakan-akan waktu berhenti. Nagato dan aku bertukar pandang, dan kulihat dia mengangguk beberapa milimeter.
 
[[Suzumiya_Haruhi_~_Indonesian_Version:Jilid4_Catatan_dan_Referensi_Penerjemah#Akustik_Sempurna|Akustik sempurna]] apartemen kelas-atas ini berarti tiada gaung yang dihasilkan. Sunyi sekali seakan-akan waktu berhenti. Nagato dan aku bertukar pandang, dan kulihat dia mengangguk beberapa milimeter.
   
"Biarkan saya konfirmasi."
+
“Biarkan saya konfirmasi.
   
 
Kata Nagato. Waktu aku mau tanya apa akan yang dia konfirmasi, dia menutup matanya.
 
Kata Nagato. Waktu aku mau tanya apa akan yang dia konfirmasi, dia menutup matanya.
   
"......"
+
......
   
 
Tak lama kemudian dia membuka matanya kembali dan melihatku dengan mata hitam obsidiannya,
 
Tak lama kemudian dia membuka matanya kembali dan melihatku dengan mata hitam obsidiannya,
   
"Sinkronisasi gagal."
+
“Sinkronisasi gagal.
   
 
Katanya cepat, dan lalu menatap padaku. Ekspresinya berubah sedikit, dan kali ini bukan aku yang mengkhayal. Ekspresi yang dia miliki antara musim semi dan musim panas, bahkan Koizumi pun menyadari perubahan ini. Semenjak bertemu kami, expresi Nagato sedikit demi sedikit berubah, walau itu bukan si Nagato waktu musim dingin.
 
Katanya cepat, dan lalu menatap padaku. Ekspresinya berubah sedikit, dan kali ini bukan aku yang mengkhayal. Ekspresi yang dia miliki antara musim semi dan musim panas, bahkan Koizumi pun menyadari perubahan ini. Semenjak bertemu kami, expresi Nagato sedikit demi sedikit berubah, walau itu bukan si Nagato waktu musim dingin.
Line 524: Line 524:
 
Bibir merah pucatnya bergerak lagi,
 
Bibir merah pucatnya bergerak lagi,
   
"Saya gagal mendapatkan akses ke varian temporalku di periode waktu itu, karena dia telah memasang palang pelindung yang memblok usahaku mengakses."
+
“Saya gagal mendapatkan akses ke varian temporalku di periode waktu itu, karena dia telah memasang palang pelindung yang memblok usahaku mengakses.
   
 
Walau aku tak mengerti apa maksudnya itu, aku merasa tak nyaman. Berarti kamu ga bisa apa-apa?
 
Walau aku tak mengerti apa maksudnya itu, aku merasa tak nyaman. Berarti kamu ga bisa apa-apa?
Line 530: Line 530:
 
Nagato tak mengacuhkan ketakutanku dan melanjutkan,
 
Nagato tak mengacuhkan ketakutanku dan melanjutkan,
   
"Namun, saya punya gambaran seluruh situasinya. Dimungkinkan untuk melakukan pemulihan."
+
“Namun, saya punya gambaran seluruh situasinya. Dimungkinkan untuk melakukan pemulihan.
   
 
Dengan lembut Nagato mengusap kata-kata di pembatas buku. Setelah itu, dia mulai menjelaskan dengan suara yang mulai terhimpun kata-katanya seperti bola salju,
 
Dengan lembut Nagato mengusap kata-kata di pembatas buku. Setelah itu, dia mulai menjelaskan dengan suara yang mulai terhimpun kata-katanya seperti bola salju,
   
"Si perubah temporal telah memakai penuh kekuatan Suzumiya Haruhi untuk membuat data dan mengubah sebagian dari data dunia."
+
“Si perubah temporal telah memakai penuh kekuatan Suzumiya Haruhi untuk membuat data dan mengubah sebagian dari data dunia.
   
 
Suara kalem yang kukenal terdengar selantun kotak musik yang kudengar saat aku masih bayi dan telah menentramkan hatiku.
 
Suara kalem yang kukenal terdengar selantun kotak musik yang kudengar saat aku masih bayi dan telah menentramkan hatiku.
   
"Akan tetapi, Suzumiya Haruhi yang telah diubah tidak punya kekuatan untuk membuat data. Di dimensi itu, Entitas Gabungan Benak Data juga tidak eksis."
+
“Akan tetapi, Suzumiya Haruhi yang telah diubah tidak punya kekuatan untuk membuat data. Di dimensi itu, Entitas Gabungan Benak Data juga tidak eksis.
   
 
Gue ga gitu ngerti, tapi kedengarannya serius banget. Ternyata selain diriku, semuanya, termasuk Haruhi, sudah diberi paket ingatan yang baru; sekolah cewek jadi campuran, sebagian murid SMA North dipindah ke sekolah itu, sementara ingatan mereka diam-diam dirubah; agen dari 'Organisasi', Nagato si Alien, dan Asahina-san si penjelajah waktu sekarang hidup di kehidupan yang sama sekali berbeda; belum lagi Asakura sudah kembali sementara semua orang di SMA North benar-benar tidak ingat sama Haruhi. Sekarang kelihatannya bos Nagato pun dihapus.
 
Gue ga gitu ngerti, tapi kedengarannya serius banget. Ternyata selain diriku, semuanya, termasuk Haruhi, sudah diberi paket ingatan yang baru; sekolah cewek jadi campuran, sebagian murid SMA North dipindah ke sekolah itu, sementara ingatan mereka diam-diam dirubah; agen dari 'Organisasi', Nagato si Alien, dan Asahina-san si penjelajah waktu sekarang hidup di kehidupan yang sama sekali berbeda; belum lagi Asakura sudah kembali sementara semua orang di SMA North benar-benar tidak ingat sama Haruhi. Sekarang kelihatannya bos Nagato pun dihapus.
Line 544: Line 544:
 
Kacau banget.
 
Kacau banget.
   
"Dengan menggunakan kekuatan dari Suzumiya Haruhi, si perubah temporal dapat mengubah data tentang ingatan dalam rentang 365 hari ke belakang."
+
“Dengan menggunakan kekuatan dari Suzumiya Haruhi, si perubah temporal dapat mengubah data tentang ingatan dalam rentang 365 hari ke belakang.
   
Dengan kata lain, ingatan semuanya dari Desember sebelumnya -- dari masa aku datang, tentunya -- ke 17 Desember tahun ini sudah dirubah seluruhnya. Namun ingatan soal Tanabata tiga tahun lalu -- yakni sekarang -- tak ada yang si pelaku bisa lakukan. Berkat Haruhi bisa ingat apa yang terjadi waktu Tanabata lah aku bisa datang kesini. Siapa sih si bego yang ngelakuin hal sama gobloknya dengan Haruhi?
+
Dengan kata lain, ingatan semuanya dari Desember sebelumnya dari masa aku datang, tentunya ke 17 Desember tahun ini sudah dirubah seluruhnya. Namun ingatan soal Tanabata tiga tahun lalu yakni sekarang tak ada yang si pelaku bisa lakukan. Berkat Haruhi bisa ingat apa yang terjadi waktu Tanabata lah aku bisa datang kesini. Siapa sih si bego yang ngelakuin hal sama gobloknya dengan Haruhi?
   
 
Pandangan Nagato kembali terkunci padaku,
 
Pandangan Nagato kembali terkunci padaku,
   
"Untuk memulihkan dunia ke bentuk semula, seseorang harus pergi dari sini ke 18 Desember tiga tahun yang akan datang, dan mengaktivasi Program Pemulihan tepat setelah si pengubah temporal mengeksekusi pengubahannya."
+
“Untuk memulihkan dunia ke bentuk semula, seseorang harus pergi dari sini ke 18 Desember tiga tahun yang akan datang, dan mengaktivasi Program Pemulihan tepat setelah si pengubah temporal mengeksekusi pengubahannya.
   
 
Jadi, kita ntar lompat ke tiga tahun yang akan datang, betul? Seseorang yang bakal ngelakuin pemulihan itu kamu, betul?
 
Jadi, kita ntar lompat ke tiga tahun yang akan datang, betul? Seseorang yang bakal ngelakuin pemulihan itu kamu, betul?
   
"Aku tidak bisa."
+
“Aku tidak bisa.
   
 
Kenapa engga?
 
Kenapa engga?
Line 560: Line 560:
 
Saat Nagato menunjuk kamar tamu, aku langsung mengerti.
 
Saat Nagato menunjuk kamar tamu, aku langsung mengerti.
   
"Aku tidak bisa meninggalkan mereka sendirian."
+
“Aku tidak bisa meninggalkan mereka sendirian.
   
 
Menurut penjelasan Nagato, untuk supaya waktu tetap membeku di tempat dimana aku yang lain dan Asahina-san tertidur, dia tidak bisa melakukan perjalanan waktu. Dia lalu berkata dengan suara yang seolah-olah melaporkan waktu,
 
Menurut penjelasan Nagato, untuk supaya waktu tetap membeku di tempat dimana aku yang lain dan Asahina-san tertidur, dia tidak bisa melakukan perjalanan waktu. Dia lalu berkata dengan suara yang seolah-olah melaporkan waktu,
   
"Aktifkan Mode Darurat."
+
“Aktifkan Mode Darurat.
   
"Apa maksudnya tuh?" Aku mulai sedikit gelisah.
+
“Apa maksudnya tuh? Aku mulai sedikit gelisah.
   
  +
“Harmonisasi.”
"Harmonisasi."
 
   
 
Aku masih ga ngerti.
 
Aku masih ga ngerti.
Line 580: Line 580:
 
Ragu-ragu kukomentari,
 
Ragu-ragu kukomentari,
   
"Terlihat kayak suntikan gede."
+
“Terlihat kayak suntikan gede.
   
  +
“Benar.”
"Benar."
 
   
 
Cairan tak berwarna mengisi suntikan itu. Emang siapa sih yang mau ditusuk sama barang itu?
 
Cairan tak berwarna mengisi suntikan itu. Emang siapa sih yang mau ditusuk sama barang itu?
   
"Ini adalah Program Pemulihan yang digunakan dengan cara menyuntikkannya ke badan si perubah temporal."
+
“Ini adalah Program Pemulihan yang digunakan dengan cara menyuntikkannya ke badan si perubah temporal.
   
 
Melihat pada jarum tajam keluar dari pangkal suntikan, reflek kupalingkan mukaku.
 
Melihat pada jarum tajam keluar dari pangkal suntikan, reflek kupalingkan mukaku.
   
"Um...... bukannya ada cara yang lebih gampang. Sori aku ngomong gini, tapi aku pemula buat soal beginian. Bakal jadi bencana kalo kutusukan ke tempat yang salah."
+
“Um...... bukannya ada cara yang lebih gampang. Sori aku ngomong gini, tapi aku pemula buat soal beginian. Bakal jadi bencana kalo kutusukan ke tempat yang salah.
   
 
Mata hitam Nagato, yang berkelip seperti monitor LCD, melihat pada suntikan yang dia pegang, lalu berkata,
 
Mata hitam Nagato, yang berkelip seperti monitor LCD, melihat pada suntikan yang dia pegang, lalu berkata,
   
  +
“Begitukah?”
"Begitukah?"
 
   
 
Dia melebarkan tangannya lagi, suntikan itu sekali lagi membentuk jadi pusaran sebelum berubah menjadi bentuk lain. Melihat bentuk baru benda ini, Kunafaskan desahan lega.
 
Dia melebarkan tangannya lagi, suntikan itu sekali lagi membentuk jadi pusaran sebelum berubah menjadi bentuk lain. Melihat bentuk baru benda ini, Kunafaskan desahan lega.
   
"Benda lain yang bakal bikin heboh."
+
“Benda lain yang bakal bikin heboh.
   
 
Kali ini pistol, walau ada cerat kecilnya sementara materialnya terbuat dari stainless steel.
 
Kali ini pistol, walau ada cerat kecilnya sementara materialnya terbuat dari stainless steel.
   
Nagato menempatkan pistol metalik mengkilap, yang terlihat seperti pistol mainan baru, ke telapak tangannya dan memberikannya padaku.
+
Nagato menempatkan pistol metalik mengkilap, yang terlihat seperti pistol mainan baru, ke telapak tangannya dan memberikannya padaku.
   
"Kemungkinan menembus pakaian sangat tinggi, tapi bila dimungkinkan, lebih baik langsung menembak kulit target."
+
“Kemungkinan menembus pakaian sangat tinggi, tapi bila dimungkinkan, lebih baik langsung menembak kulit target.
   
"Pelurunya gimana? Apa ini pake peluru beneran?"
+
“Pelurunya gimana? Apa ini pake peluru beneran?
   
 
Dari penampilan luar sih, kayak pistol alumunium atau plastik.
 
Dari penampilan luar sih, kayak pistol alumunium atau plastik.
   
"Ini pistol jarum-pendek, programnya disalurkan melalui ujung jarum."
+
“Ini pistol jarum-pendek, programnya disalurkan melalui ujung jarum.
   
 
Aku lebih tenang secara kejiwaan dengan benda ini daripada suntikan besar. Kuterima pistolnya dan terpukau akan ringannya benda itu.
 
Aku lebih tenang secara kejiwaan dengan benda ini daripada suntikan besar. Kuterima pistolnya dan terpukau akan ringannya benda itu.
   
"Oh iya,"
+
“Oh iya,
   
 
Akhirnya aku menanyakan pertanyaan yang tadinya tak berani kutanyakan.
 
Akhirnya aku menanyakan pertanyaan yang tadinya tak berani kutanyakan.
   
"Siapa pelakunya? Siapa sih yang ngubah dunia? Kalo bukan Haruhi, terus siapa lagi? Bisa kasih tau aku?"
+
“Siapa pelakunya? Siapa sih yang ngubah dunia? Kalo bukan Haruhi, terus siapa lagi? Bisa kasih tau aku?
   
 
Kudengar Asahina-san (besar) berdesah pelan.
 
Kudengar Asahina-san (besar) berdesah pelan.
Line 627: Line 627:
 
{| border="1" cellpadding="5" cellspacing="0" style="margin: 1em 1em 1em 0; background: #f9f9f9; border: 1px #aaaaaa solid; padding: 0.2em; border-collapse: collapse;"
 
{| border="1" cellpadding="5" cellspacing="0" style="margin: 1em 1em 1em 0; background: #f9f9f9; border: 1px #aaaaaa solid; padding: 0.2em; border-collapse: collapse;"
 
|-
 
|-
| Balik ke [[Suzumiya_Haruhi_%7E_Indonesian_Version:Jilid4_Bab03|Bab 3]]
+
| Back to [[Suzumiya_Haruhi_%7E_Indonesian_Version:Jilid4_Bab03|Bab 3]]
| Kembali ke [[Suzumiya_Haruhi_%7E_Indonesian_Version|Halaman Utama]]
+
| Return to [[Suzumiya_Haruhi_%7E_Indonesian_Version|Halaman Utama]]
| Lanjut ke [[Suzumiya_Haruhi_%7E_Indonesian_Version:Jilid4_Bab05|Bab 5]]
+
| Forward to [[Suzumiya_Haruhi_%7E_Indonesian_Version:Jilid4_Bab05|Bab 5]]
 
|-
 
|-
 
|}
 
|}

Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see Baka-Tsuki:Copyrights for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource. Do not submit copyrighted work without permission!

To protect the wiki against automated edit spam, we kindly ask you to solve the following CAPTCHA:

Cancel Editing help (opens in new window)