Tate no Yuusha Jilid 4 Bab 6 (Indonesia)

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Bab 81 : Peningkatan Class[edit]

Bagian 1[edit]

Saat kami tiba di ruangan Jam Pasir Naga, suster resepsionis di sana berbeda dengan yang kulihat sebelumnya.


“Ke mana suster yang sebelumnya bertugas di sini?”

“Dia telah ditangkap, karena menjadi pengikut Gereja Tiga Pahlawan.”


Oh, jadi dia telah dicap sebagai penjahat.

Yah, lagipula sikapnya memang memancing emosi orang lain. Sayang sekali...


“Apa yang akan kita lakukan sekarang? Bisakah kami melakukan peningkatan Class?”

“Pertama-tama... Siapa saja dalam kelompok Tuan Iwatani yang akan melakukan peningkatan Class?”


Setelah mendengar perkataan sang ratu, aku memandang ke arah Raphtalia dan Filo.

Meski kami telah memutuskan Class mana yang akan diambil, tetap saja kami tidak tahu apa dampak dari pilihan kami nanti.


“Baik~! Filo ingin memilihnya duluan!”


Filo mengangkat tangannya, dan mengatakan ingin meningkatkan Class duluan.

Saat kupandang Raphtalia, dia pun mengangguk.


“Ya, biar Filo saja yang pertama melakukan peningkatan Class.”

“Yey~!”


“Filo, berjuanglah!”


Dalam wujud manusianya, Filo berjalan ke depan dengan langkah “ketipak-ketipuk”nya. Lalu suster resepsionis berkata...


“Silahkan ubah posisi anda senyaman mungkin, kemudian sentuh dan fokuskan pikiran anda pada Jam Pasir Naga. ”

“Seperti ini~?”


Setelah berubah ke wujud monster-nya, Filo perlahan menyentuh Jam Pasir Naga.

Pasir di dekat sayap Filo mulai tertiup dan bersinar.


“Baiklah, mari kita lanjutkan dengan upacara Peningkatan Class-nya.”


Sesuai perintah sang ratu, para prajurit yang mengelilingi Jam Pasir Naga, menuangkan semacam cairan ke dalam pola lingkaran sihir yang terukir di lantai.


“Huh~? Suara apa itu?”


Filo membuka telinganya lebar lebar.


“Tetap fokus.”

“Baik~”


Setelah sang ratu memperingati Filo, Filo memejamkan mata dan merentangkan sayapnya. Jam Pasir Naga dan lingkaran sihir di lantai pun ikut bersinar.

Filo yang berdiri di tengah-tengah lingkaran sihir, seketika dikelilingi oleh cahaya.


“Sekarang, pilihlah potensi masa depanmu.”

“Ah~, ada sesuatu yang muncul...”


Filo bergumam dengan mata terpejam.

‘Sesuatu’ yang disebut Filo, yaitu ikon Class Tree[1], juga muncul di dalam pandanganku.


“Karena dia adalah monster milik Tuan Iwatani, kaulah yang harus memilih Class untuknya.”

“Ah, apa hal seperti itu bisa dilakukan?”


Kemudian semua Class Filolial dan masing-masing kemampuannya pun muncul dalam pandanganku. Meski begitu...


“Mungkin yang akan kupilih nanti, bukanlah yang Filo mau.”


Kalau aku tetap tidak mau memilihkannya, apa sistem peningkatan Class akan memilihnya secara otomatis sesuai keinginan si monster?

Aku pun memilih “tidak” pada tampilan "pemilihan Class monster oleh tuannya".


“Wa! Sekarang ada sesuatu lagi yang muncul~!”


Mungkin yang Filo maksud adalah tampilan pemilihan Class yang muncul padaku sebelumnya. Kejadian ini juga bisa saja disebabkan oleh pengaruh dari kontrak kutukan monster.


“Pilih yang mana ya~”


Dengan mata yang masih terpejam, dengan gembira Filo memilih Class lanjutannya. Aku akan biarkan Filo memilih sendiri Class lanjutan yang dia inginkan, karena pilihannya itu akan mempengaruhi seluruh hidupnya.

Itu benar... Aku juga akan melakukan hal yang sama pada Raphtalia...


“Raphtalia, kau dan Filo bisa memilih sendiri Peningkatan Class yang kalian inginkan, karena setelah serangan Gelombang Bencana berakhir, aku akan pergi dari dunia ini. Semuanya akan baik-baik saja.”

“Selama Tuan Naofumi yang memilihkannya untukku, aku tidak akan keberatan...”

“Tidak.”

“... Aku mengerti.”


Raphtalia bergumam dan entah kenapa terlihat tidak puas.

Kalau aku seenaknya memilih Class lanjutan mereka, dan ternyata mereka tidak menyukainya, maka itu akan mendatangkan kesulitan bagi kami bertiga. Aku ingin mereka memilih demi masa depan mereka, karena aku mempercayai mereka berdua.

Baiklah, aku penasaran Class seperti apa yang akan dipilih Filo. Sekarang ahoge Filo semakin tumbuh dan bersinar dengan terang benderang.


“Eh?”


Sorotan cahayanya bersinar semakin terang dan menimbulkan suara berdengung. Kemudian dalam sekejap, cahaya itu pun menghilang. Untuk sementara, mataku tersilaukan oleh cahaya itu.

Setelah penglihatanku kembali pulih, aku memandangi Filo dengan berkedip beberapa kali.

Penampilannya... tidak berubah banyak. Tapi bentuk ahoge-nya menjadi lebih indah, dan terlihat seperti mahkota kecil...


“Nampaknya Peningkatan Class untuknya telah selesai dengan sempurna.”

“Begitu ya.”


Aku pun memeriksa tampilan status Filo. Tanda ★ yang sebelumnya ada, sekarang telah menghilang.

Semua atribut status-nya telah meningkat hampir dua kali lipat. Bukankah ini terlalu hebat?


“Filo terlihat luar biasa!”


Nampaknya Melty begitu bangga, karena kekuatan Filo telah meningkat.

Bagian 2[edit]

Walau begitu, saat Filo menghampiriku... Dia menunjukkan ekspresi kecewanya.


“Tuan... Filo tidak bisa memilih kemampuan yang Filo mau...”


Filo bergumam, dan terlihat seperti hampir menangis.


“Kenapa bisa begitu?”

“Filo ingin memilih kemampuan menyembur racun. Tapi kemampuan yang terpilih, berbeda dengan pilihan Filo...”

“Tapi aku lihat ahoge-mu bersinar sangat terang.”

“Mu...”


Kemudian Melty mencoba menenangkan Filo yang merasa kecewa dan tertekan.


“Baiklah... Selanjutnya, Raphtalia.”

“B-Baik.”


Bahkan sebelum peningkatan class Raphtalia dimulai, aku sudah mendapatkan firasat buruk. Raphtalia pun menyentuh Jam Pasir Naga seperti yang tadi Filo lakukan.

Saat cahayanya mulai bersinar, para prajurit menuangkan cairan yang sama ke dalam lingkaran sihir. Seperti yang kuduga, sebuah ikon kembali muncul di dalam pandanganku.

Baiklah... sekarang tinggal menekan tombol “tidak” agar Raphtalia bisa memilih sendiri Class lanjutannya...

Di saat yang sama, ahoge Filo membelah menjadi dua, dan salah satu ahoge-nya memasuki pandanganku.


“Apa!? Apa ini!? Apa yang kau lakukan, burung!”

“Bukan Filo yang melakukannya~!”


‘Bukan Filo...’ kau bilang!? Jadi kau mau bilang, ahoge-mu itu melayang sendiri?

Raphtalia pun menatap ahoge itu dengan terbelalak.


“Tuan Naofumi!?”


Tate no Yuusha Volume 4 Image 3.jpeg


Ahoge itu mendarat pada tampilan pilihan Class lanjutan. Lalu setelah menghilang, memunculkan pilihan Class yang sebelumnya tidak ada pada daftar pilihan.

Seketika, suatu cahaya mengalir dari tubuhku ke arah Raphtalia.


“Kya!?”


Setelah Raphtalia menjerit, tidak lama cahaya itu pun lenyap.

Asap tebal memenuhi ruangan Jam Pasir Naga, berbeda dengan saat peningkatan Class Filo. Setelah asapnya memudar, aku lihat Raphtalia terbatuk-batuk.

Tidak ada perubahan yang mencolok, kecuali rambut Raphtalia menjadi berwarna lebih terang dari sebelumnya...


“A-apa kau baik-baik saja?”

“Oh... Uh, iya. Aku baik-baik saja...”


Apa yang telah terjadi tadi? Dengan cemas, kuperiksa tampilan status Raphtalia.

... Seperti Filo, tanda ★ pada tampilan status Raphtalia juga menghilang, dan semua atribut status-nya meningkat hampir dua kali lipat.


“Apa yang terjadi, Tuan Naofumi?”

“Aku juga tidak tahu. Class lanjutan-mu telah terpilih dengan sendirinya... Sebelumnya aku merasakan firasat buruk, tapi sepertinya tidak terjadi hal buruk padamu.”


“Aku mengerti, kalau begitu, berarti tidak ada masalah.... Aku penasaran, apa yang menyebabkan pemilihan peningkatan Class, diluar kehendak rekan petualang Tuan Iwatani?”

“Apa yang anda maksud?”


“Uhmm, seperti yang kau lihat, Naofumi. Aku pikir ahoge Filo, yang telah memilihkan peningkatan Class Nona Raphtalia-”


Kemudian Melty menceritakan pengalamannya menemui Ratu Filolial pada sang ratu, ibunya sendiri.


“Jadi begitu, aku juga ingin bisa bertemu dengan Ratu Filolial.”

“Sekarang bukan saatnya membahas masalah itu!”


Apa mencari hal-hal legenda sudah menjadi kesukaan sang ratu?

Tunggu tunggu... Kenapa aku malah ikut-ikutan memikirkan legenda kesukaannya?!


“Aku tidak tahu alasannya apa. Sebelumnya suatu perasaan tidak enak, dan kecemasan terjadinya perubahan yang aneh terbersit di benakku!”

“Ya, aku juga. Aku merasa tubuhku terus mengecil saat melakukan peningkatan Class, tapi sepertinya bukan itu alasannya.”


“Tuan~, kau sedang membicarakan apa?”


Sepertinya salah satu keanehan di dunia ini telah terjadi...

Walau bagaimanapun, tidak ada yang bisa kami perbuat tentangnya, dan tidak ada hal buruk yang terjadi. Mungkin ini hanyalah efek tambahan dari keberuntunganku saja.


“... Tidak usah dipikirkan. Ngomong-ngomong, bagaimana dengan keadaan dan kemampuanmu yang sekarang, Raphtalia?”

“Aku merasa ada suatu arus kekuatan mengalir ke seluruh tubuhku.”

“Aku mengerti, baguslah...”


“Apa ini dikarenakan bulu Ratu Filolial...? Aku tidak tahu yang sebenarnya terjadi, tapi sepertinya bulu itu telah memilihkan peningkatan Class-nya untukmu. Aku yakin, kau tidak akan bisa mengubah pilihannya.”


Dengan menyesal, sang ratu memberitahukan itu pada kami.


“Untuk mendapatkan manfaat tambahan, ada beberapa benda khusus yang bisa kau gunakan saat Peningkatan Class. Aku harap manfaat yang sekarang kalian dapat akan berguna...”

“Yah...”

“Jadi, sebanyak apa peningkatan kemampuan mereka?”

“Kemampuan mereka meningkat hampir dua kali lipat.”

“Dua kali lipat!?”


Sang ratu begitu terkejut.

Apa peningkatan yang didapat Raphtalia dan Filo, lebih baik daripada yang didapat pada peningkatan class biasanya?

Mungkin ini dipengaruhi oleh bulu dari Ratu Filolial. Jika pertumbuhan atribut status-nya tinggi, aku akan sangat senang.


“Biasanya... item apapun yang bisa meningkatkan pertumbuhan kemampuan sebesar 1.5 kali lipat, sudah dianggap luar biasa. Semua item itu bisa dikatakan sangat kuat.”

“Begitu kah? Kalau begitu, ini berita bagus untuk kami.”


Meski begitu, Raphtalia dan Filo tetap terlihat kebingungan. Aku mengerti apa yang kalian berdua rasakan.

Peningkatan Class... Istilah itu sudah tidak asing bagiku, karena dalam banyak game, kau harusnya bisa memilih sendiri Class lanjutanmu.

Bagian 3[edit]

“Baiklah... Tetap berusaha yang terbaik, Raphtalia, Filo.”


“Uuu... entah kenapa, aku merasa tersindir.”

“Filo juga~”


“Tetap semangat, Filo!”


Dengan begini, ritual Peningkatan Class kami pun selesai.


“Selanjutnya, pembuatan kontrak.”


Sang ratu menunjukkan sehelai gulungan surat, yang di dalamnya tertulis sebuah kontrak padaku.


“Silahkan dibaca.”

“Baik...”


Yang tertulis pada kontrak tersebut adalah:

1. Jika terjadi situasi apapun yang akan mencelakakan Pahlawan Perisai, maka negeri Melromarc akan menghentikannya dengan segala cara.
2. Negeri Melromarc akan bekerja sama dengan Tuan Pahlawan Perisai, dan mempersiapkan segala keperluan untuk menghadapi serangan Gelombang Bencana.
3. Pahlawan Perisai akan menerima berbagai kebijakan khusus.
4. Tidak ada tuntutan apapun lagi yang akan dibebankan pada Pahlawan Perisai, kecuali bertarung melawan Gelombang Bencana.
5. Jika kontrak ini dilanggar, negeri Melromarc-lah yang akan bertanggung jawab.

Aku pun meminta salinan dari berkas kontrak tersebut sebagai jaminan... Kemudian selembar salinan berkasnya diserahkan padaku.

Isi kontrak-nya sangat menguntungkanku. Setelah kuperiksa berulang-ulang, aku tidak ditemukan permainan kata, atau butir perjanjian yang saling bertentangan.

Rasanya aku sudah terlalu curiga dalam memastikan kontrak ini. Tapi setelah kuperiksa, tetap tidak ada keanehan apapun di dalamnya.


“Yah, aku tidak keberatan dengan perjanjian ini.”

“Kalau begitu, silahkan resmikan surat kontrak-nya dengan darahmu.”


Aku iris jariku dengan sebilah pisau, lalu menuliskan namaku di dalam surat tersebut. Sang ratu pun melakukan hal yang sama, dan surat kontrak itu mulai bersinar di tengah-tengah lingkaran sihir.

Sinar itu kemudian menghilang, dan sebuah gelang emas muncul di lengan sang ratu.


“Jika perjajiannya dilanggar, maka gelang ini akan memberikan hukuman yang sesuai padaku. Kau tidak perlu khawatir.”

“Aku mengerti. Jadi, kontrak ini sekarang sudah menjadi sah?”

“Tentu saja.”


Ada perasaan lega yang muncul setelah mendengar jawaban sang ratu.


“Aku harus memikirkan kembali tentang pertukaran rekan dalam acara nanti...”

“Tolong pertimbangkan baik-baik.”

“Hm...”


Karena melihatku yang kesulitan membuat keputusan, sang ratu menjawab.


“Jika acara ini berjalan lancar, bukankah nantinya Tuan Iwatani bisa mendapatkan rekan tambahan?”

“Ah... Jadi itu yang anda maksud.”


Ini bisa menjadi kesempatan bagi semua Pahlawan, termasuk aku, untuk mencari tahu tindakan apa yang rekan-rekan pahlawan lain lakukan saat bertugas.


“Sekarang Tuan Pahlawan Perisai sudah tidak lagi dikaitkan dengan tindak kejahatan apapun. Bisa saja sekarang ada beberapa rekan Pahlawan lain, yang merasa tidak puas dengan Pahlawan yang mereka ikuti selama ini.”

“Dengan kata lain... para petualang bisa pindah ke party Pahlawan lain...”


Aku masih menyimpan dendam karena saat pembagian rekan petualang, tidak ada seorangpun yang mau menjadi rekanku. Disamping itu, tidak mungkin aku akan kehilangan Raphtalia dan Filo, karena mereka berdua adalah budak.


“Meski Tuan Iwatani tidak menyadarinya, beberapa rekan Pahlawan telah berganti. Jadi, tidak ada salahnya mencoba rencana ini.”

“Berganti? Siapa bergabung dengan siapa?”

“Setidaknya seorang dari rekan setiap Tuan Pahlawan telah pergi, atau pindah ke party Pahlawan lain. Jika dibandingkan dengan saat pertama kali dibentuk, anggota party mereka terlihat sedikit berbeda...”


Karena aku tidak pernah memperhatikan mereka, aku tidak menyadari perubahan anggota party yang terjadi.

Apa lagi yang harus kukatakan? Seharusnya para petualang yang mengikuti ketiga Pahlawan itu, sudah menunjukkan sifat yang sebenarnya.

... Itu mengingatkanku, ada seorang pria pada party Motoyasu yang menghilang. Aku pikir dia bersembunyi dan menunggu kesempatan yang tepat untuk muncul, tapi dia tetap tidak muncul juga.

Yah... sebagai satu-satunya pria dalam party harem Motoyasu, pasti rekan pria itu cukup tertekan di sana. Di samping itu, aku lihat setiap Pahlawan mengalami pertambahan jumlah rekan petualang.

Tentu saja. Ada beberapa orang yang bisa saling berteman di tengah petualangan mereka.

Jika seorang petualang, penduduk desa, ksatria, atau penyihir memiliki bakat, maka mereka akan diincar oleh pimpinan party. Itu adalah kejadian yang biasa di dalam manga dan light novel kesukaanku.

Aku mengerti. Aku adalah seorang yang beda dari yang lain, karena lebih memilih menggunakan budak. Meski begitu...

Bagian 4[edit]

“... Haah... Aku mengerti.”

“Mungkin nanti ada seseorang yang ingin bergabung dengan kelompok Tuan Iwatani.”

“Tapi aku tidak mempercayai siapapun, kecuali mereka yang memiliki kepatuhan yang mutlak padaku.”

“Oh ho...? Tapi aku kira kau telah membangun hubungan yang baik dengan Melty?”


Setelah mendengar perkataan sang ratu, Melty menjadi gemetar dan wajahnya memerah padam.

Mungkin itu karena dia merasa telah dipermalukan oleh ibunya.


“Dia akan mati kalau dia tidak mengikutiku, jadi tidak ada cara lain. Mungkin Melty telah menjadi teman baik Filo, tapi dia sama sekali tidak menghormatiku.”

“I-itu benar!”


Melty mengangguk dengan segera. Seperti yang kupikirkan, ternyata selama ini Melty tidak menyukaiku.


“Tapi kelihatannya tidak seperti itu.”

“Ibunda!”


Sang ratu tertawa dan menyiratkan senyum yang menunjukkan dirinya merasa lega. Apa barusan aku telah mengatakan hal yang lucu?


“Mu...”


Aku pun memandang ke arah Raphtalia, dan melihatnya sedang cemberut.


“Kau kenapa?”

“Aku tidak apa-apa!”


“Hm~?”


Aku dan Filo bersamaan memiringkan kepala.


“Bukankah ini tidak perlu dipermasalahkan? Kita telah menyelesaikan urusan kita di sini, kalian harus segera berangkat.”


Setelah meninggalkan gedung menara Jam Pasir Naga, kami bertiga pun berangkat menuju Pulau.


“Saat kau kembali, kau bisa mengambil berbagai hadiah yang khusus disiapkan untukmu.”

“Hadiah? Hadiah apa saja?”

“Tuan Iwatani, aku dengar kau ingin mempelajari sihir... Karena itu aku akan menyiapkan buku-buku sihir dan beberapa bola kristal.”


Ah... Jadi hadiahnya seperti itu.

Mhmm... Lagipula jika aku tidak mendapatkan rekan yang baru, maka yang kubutuhkan adalah persediaan yang cukup untuk perjalanan kami.


“Bola kristal bisa membuatmu mempelajari sihir dengan cepat, tapi sihir yang didapat akan lebih lemah. Dan untuk buku sihir, butuh waktu lebih lama untuk mempelajarinya, tapi sihir yang nanti didapat akan lebih kuat.”

“Jadi pengaruh seperti itu memang ada...”


Saat aku membaca buku sihir, di dalamnya dijelaskan bagaimana cara untuk menentukan besarnya kekuatan sihir yang akan kita lepaskan, dan cara-cara lainnya untuk meningkatkan keampuhan sihir. Tentu saja, untuk mempelajari buku sihir sendiri butuh waktu yang cukup lama.

Dunia ini bukanlah game, dan waktu yang ada begitu terbatas. Tapi, aku juga harus menghindari terlalu banyak mempelajari sihir dari bola kristal, karena sihir yang kupelajari darinya akan lebih lemah.

Menilai dari bagaimana para Pahlawan lain bertindak, untuk saat ini, hanya aku yang bisa membaca tulisan dari dunia ini. Mungkin kelebihanku ini harus dimanfaatkan semaksimal mungkin.


“Apa Tuan Iwatani tidak keberatan jika kuberi bola kristal?”

“Aku bisa membaca tulisan dunia ini walau sedikit, jadi... Jika ada buku sihir, atau seseorang yang bisa mengajariku sihir dengan benar, aku akan lebih terbantu.”

“Begitu ya. Aku akan mengurusnya.”

“Dan juga, apa kami bisa mendapatkan perlengkapan yang baru?”

“Kami bisa saja memberimu senjata dari gudang senjata kerajaan, tapi...”


Itu mengingatkanku, sampai saat ini aku masih belum mengunjungi Paman pemilik toko senjata.

Mungkin bagus juga kalau ada permintaan akan bahan-bahan mentah dari Pulau Cal Mira, dan bisa juga aku mengumpulkan sendiri bahan-bahan tersebut.


“Untuk sementara waktu, tolong siapkan beberapa zirah dan senjata baru untuk kelompok kami.”

“Baiklah. Kalau begitu, semoga harimu menyenangkan.”


“Naofumi, Filo, Nona Raphtalia, berjuanglah! Semoga kalian menikmati acaranya!”


Kami pun berpamitan pada sang ratu dan Melty, lalu menaiki kereta, dan segera berangkat ke kota di mana kapal laut dengan tujuan pelayaran Pulau Cal Mira berada.

Referensi :[edit]

  1. Class Tree adalah sebuah sistem dalam game, di mana pemain dapat memilih Class lanjutan setelah mencapai batas level pada Class-nya yang sekarang, untuk membuka batas level yang lebih tinggi dan kemampuan yang lebih kuat.