Tate no Yuusha Jilid 1 Bab 9 (Indonesia)

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Bab 9 : Sesuatu yang disebut Budak[edit]

Bagian 1[edit]

Satu, dua, tiga...Setelah dua minggu berlalu, uang yang kudapat hanya terkumpul sebanyak 40 koin perak. Sepertinya aku sudah mengumpulkan lebih banyak uang, dari yang kulemparkan ke muka pahlawan tombak bajingan itu. Ini tidak ada gunanya. Tempat yang bisa kudatangi, berbekal daya serangku yang rendah ini, sangat terbatas. Tapi aku pun mencoba pergi ke dalam hutan, karena merasa poin pertahananku masih cukup tinggi.



Apa itu seekor Red Balloon? Saat kuserang monster itu dengan tinjuku, tubuhku agak bergetar seakan sudah memukul sebuah barel. Meskipun selama 30 menit aku terus menghajarnya, monster itu belum juga menunjukkan tanda-tanda akan mati. Karena merasa ini sia-sia saja, aku pun pergi dari hutan tersebut. Singkatnya, aku tidak bisa mengalahkan monster manapun, selain yang ada di padang rumput.



Ngomong-ngomong, setelah dua minggu itu berlalu, sekarang aku sudah mencapai level 4. Walaupun aku tidak tahu, para pahlawan bajingan itu sudah naik sampai berapa level. Red Balloon yang tadi kulawan masih terus menggigit lenganku tanpa henti, seakan ingin memutuskannya. Apa sudah satu minggu sejak terakhir kali aku pergi ke hutan? Mungkin sekarang aku harus mencoba pergi ke sana lagi.

*BUKKK!*

"Hah..."

Masih belum cukup. Seranganku masih terlalu lemah. Kalau seranganku tidak cukup kuat, aku takkan bisa mengalahkan monster manapun. Dan kalau aku tidak mengalahkan satu monster pun, experience point yang kudapat adalah 0. Dan dengan 0 experience point, aku takkan bisa meningkatkan poin seranganku. Sungguh lingkaran setan yang menjijikan.



Dari kedai minum, aku terus berjalan menyusuri gang belakang yang mengarah ke padang rumput. Bagaimanapun, hari ini sedikit berbeda dari hari-hari sebelumnya.

"Sepertinya anda sedang mengalami kesulitan."

"?"

Seorang pria asing yang mengenakan topi dan jas berekor terbuat dari sutera, menghentikanku. Pria berbadan gemuk yang mengenakan pakaian unik itu, sedang memakai - kacamata berlensa sangat lebar. Dia memang orang yang aneh. Keberadaannya melenyapkan kesan abad pertengahan di dunia ini. Lebih baik kuacuhkan saja dia.

" 'Aku tidak punya cukup rekan.' "

Hmph! Ucapannya sangat tepat dalam menebak kemalanganku.

" 'Aku tidak mampu mengalahkan monster yang lain.' "

Dia ternyata tipe orang yang takkan berhenti membicarakan hal yang mengesalkan.

"Kalau itu masalahnya, saya punya solusinya untuk anda, tuan yang baik."

"Dan sekarang pasti kau akan menawarkan jasa pengikut padaku, kan?"

Aku tidak punya waktu atau harta untuk 'mengasuh' para pecundang yang mengincar uangku.

"Pengikut? Bukan bukan, saya tidak akan menyediakan jasa yang merepotkan seperti itu."

"Hah... Lalu apa yang mau kau tawarkan?"

Pria itu dengan cepat langsung mendekat padaku dan bertanya.

"Apa anda tertarik?"

"Jangan terlalu dekat denganku! Menjijikan."

"Fu fu fu, saya suka dengan tatapan mata anda. Baiklah, akan saya katakan!"

Pria aneh itu menyerukan jawabannya sambil melambaikan tongkatnya.

"Seorang budak, tentu saja."

"Seorang budak?"

"Ya, seorang budak."

'Perbudakan adalah sebuah sistem di mana orang-orang tertentu, dipaksa bekerja dan diperlakukan seperti barang yang bisa diperjual-belikan. Para budak bisa diperintah walau berlawanan dengan keinginannya; alias telah dirampas hak kebebasannya, seperti hak mengundurkan diri, meminta ganti rugi, dan penolakan dalam bekerja.' Kupikir itulah yang tertulis di suatu halaman Wikipedia. Jadi ada juga perdagangan budak di dunia ini. Wow.

"Kenapa juga aku harus membeli seorang budak?"

"Karena untuk mendapatkan seseorang yang terlatih dan setia."

Grrr...

"Kami menanamkan sebuah kutukan yang akan menghukum budak tersebut sampai mati, jika mereka berani mengkhianati anda."

"Hmm..."

Sangat menarik. Mati karena tidak menuruti perintah. Seseorang yang tidak cukup nekat untuk memanfaatkanku lah yang aku butuhkan. Kekuatan seranganku ini sangat lemah, jadi aku menginginkan seorang rekan berpetualang. Tapi yang kutemukan hanyalah para lintah darat yang tidak setia. Karena itu, aku tidak akan mempekerjakan mereka. Tapi kalau aku mempunyai seorang budak, dia tidak akan pernah mengkhianatiku. Karena kalau mereka berkhianat, mereka akan mati.

"Bagaimana dengan jawaban anda?"

"Aku ingin melihatnya dulu."

Sembari menyeringai, pedagang budak itu pun menunjukkan jalannya.



Kami pun terus berjalan melalui gang belakang. Sepertinya negeri ini punya sisi gelapnya tersendiri. Sambil merunduk dan mengikuti jalan tersembunyi yang gelap, akhirnya kami sampai di suatu tempat yang terlihat seperti sebuah tenda sirkus.

"Lewat sini, Tuan Pahlawan."

"Aku akan segera menyusul."

Langkah pedagang budak itu terlihat menyeramkan. Bagaimana cara menjelaskannya? Langkahnya itu terlalu lebar jika dibandingkan dengan lompatan. Kemudian, seperti yang kuduga, pedagang budak itu mengantarku ke dalam tenda.

"Sebelum terjadi sesuatu, akan kuperingatkan kau. Kalau kau sampai berniat menjebakku..."

"Pasti yang anda maksud adalah 'Pelepasan Balloon' yang membuatmu 'terkenal' di seluruh ibukota. Anda berencana untuk kabur dalam kekacauan yang dibuatnya, ya?"

Huh... Mereka memberi sebutan yang aneh untuk siasatku ini.

Yah, ini memang cara yang praktis untuk menghukum orang-orang tolol itu. Jadi, ketenarannya pun tidak begitu mengherankan.

"Tadinya ada seorang pelanggan yang ingin bisa memperbudak pahlawan. Jadi saya mencoba mendekati Tuan Pahlawan yang kelihatannya tidak waspada, tapi akhirnya saya berubah pikiran. Ya."

"?"

"Anda memenuhi syarat sebagai pelanggan yang potensial, baik itu hal baik dan buruk di diri anda."

"Apa yang kau maksud?"

"Entahlah...? Bagaimana menurut anda?"

Aku tidak mengerti apa yang dikatakan pedagang budak ini. Apa yang dia harapkan dariku?

GACHANG!

Gerbang besar di sana dibuka dari dalam tenda sirkus.

"Huh..."

Ruangan dalamnya diterangi cahaya redup, disertai bau busuk tipis yang melayang di udara. Dikarenakan adanya bau hewan yang menyengat, dengan mudah kuperkirakan lingkungan di sini tidak bersih. Di antara banyaknya kerangkeng yang ada, bayangan berbentuk mirip manusia, menggeliat dan mengerang di dalamnya.

"Saya sarankan yang satu ini untuk anda."

Aku mendekati kerangkeng itu, dan melhat sosok seperti apa yang ada di dalamnya.

"Grrrrrrr... GRAR!"

"Dia bukan manusia."

Makhluk di dalam kerangkeng itu, wujudnya mirip manusia yang berbulu, bertaring, dan mempunyai cakar.

"Ini adalah seekor beastman [1]. Kira-kira makhluk ini termasuk salah satu humanoid[2]."

"Huh, jadi ini seekor beastman."

Spesies ini sering ditampilkan di banyak cerita fantasi, walaupun kebanyakannya adalah monster yang tidak bersahabat.

"Aku ini pahlawan yang dipanggil dari dunia lain, jadi aku tidak terlalu tahu tentang hal-hal di dunia ini. Jelaskan lagi yang lainnya."

Seperti para pahlawan bajingan itu, aku juga tidak tahu banyak tentang dunia paralel ini.

Tapi tidak diragukan lagi, aku pernah melihat beberapa orang yang bertelinga kucing atau anjing di ibukota. Seperti mimpi saat kulihat mereka, mengingat ras mereka itu langka.

"Kerajaan Melromarc adalah peradaban yang didominasi ras manusia, karena itu para demi-human dan beastman sulit untuk berbaur di sini."

"Huh..."

Bagian 2[edit]

Aku pernah melihat mereka, dan profesi mereka hanyalah saudagar keliling atau petualang pengembara. Dengan kata lain, mereka telah diasingkan oleh masyarakat, dan tidak mampu memiliki pekerjaan yang layak.

"Jadi, demi-human dan beastman itu makhluk apa?"

"Demi-human berwujud lebih mirip dengan manusia, namun mereka tetap mempunyai sifat beserta kelebihan dan kekurangan dari monster. Untuk beastman, kemiripannya dengan manusia masih di bawah demi-human. Ya."

"Aku mengerti, jadi mereka itu termasuk dalam kategori yang sama."

"Itu benar. Dan karena para demi-human punya hubungan dekat dengan monster, mereka mengalami kesulitan untuk hidup di negeri ini. Oleh karena itu, mereka sering diperlakukan sebagai budak."

Semua dunia memiliki sisi gelapnya masing-masing. Dan negeri ini, yang cenderung tidak menyukai ras selain manusia, membuat mereka menjadi makhluk yang paling cocok dijadikan budak.

"Dan anda juga bisa menghukum budak tersebut."

Pedagang budak itu kemudian menjentikkan jarinya. Sebuah lingkaran sihir muncul di lengannya, dan lingkaran serupa yang tergambar di dada werewolf[3] itu pun mulai bersinar.

"GRAAARRR! GHAAAAA!"

Werewolf itu memegangi dadanya, dan mengerang kesakitan. Ketika pedagang budak itu menjentikkan jarinya lagi, lingkaran sihir itu pun menghilang.

"Dengan satu isyarat yang mudah, seperti yang anda lihat."

"Mantra yang sangat berguna."

Aku bergumam sendiri sambil melihat werewolf yang terbaring tak sadarkan diri.

"Apa bisa aku memakai sihir itu juga?"

"Tentu saja. Anda pun bisa merubah pemicu hukumannya, jadi tidak harus dengan jentikkan jari anda saja! Pemicunya juga bisa diatur, agar aktif ketika keadaan tertentu terjadi."

"Aku mengerti..."

Benar-benar pengaturan yang praktis.

"Walau bagaimanapun, sebuah upacara akan diperlukan untuk menanamkan identitas tubuh anda ke dalam mantranya."

"Agar perintahnya tidak tercampur dengan pemilik budak yang lain...?"

"Saya sangat kagum atas kejelian anda."

Pedagang budak itu kembali menyeringai dengan menyeramkan. Pria yang aneh.

"Di samping itu, berapa harganya?"

"Seperti yang anda tahu, werewolf ini berasal dari spesies yang dapat diandalkan..."

Saat berbicara tentang uang, pasti ada banyak rumor yang simpang siur tentang diriku.

"Bagaimana kalau saya hargai 15 koin emas?"

"Aku tidak tahu pasti tentang harga pasarnya... Tapi aku yakin, kau baru menyebutkan harga terendah untuk beastman ini...?"

1 koin emas sama dengan 100 koin perak. Mungkin inilah kenapa sebelumnya sang raja tidak memberikan koin emas kepada kami. Karena nilainya yang tinggi, koin emas cukup sulit untuk ditukar. Kebanyakan toko di kota lebih sering memakai koin perak, karena koin tersebut menjadi alat tukar yang utama.

"Tentu saja."

... Pedagang budak itu tersenyum saat aku melihatnya.

"Kau menunjukkan semua ini padaku, padahal kau tahu aku takkan mampu membelinya, kan?"

"Ya. Anda akan menjadi seorang yang berpengaruh suatu hari nanti, dan kami akan kesulitan, kalau anda tidak tahu keberadaan jasa profesional kami. Kami tidak bisa membiarkan pedagang yang tidak berpengalaman, menjual 'barang' tidak berkualitas kepada anda."

Dia memang orang yang aneh.

"Ini status dari budaknya, silahkan anda periksa."

Pedagang budak itu menunjukkan sebuah kristal kecil padaku. Sebuah ikon pun menyala dan menampilkan jendela status.

Budak petarung Lvl. 75.
Spesies: Werewolf.

Keterampilan bertarung dan teknik lainnya pun ditampilkan padaku. Level 75... Hampir 20 kali lipat level-ku. Bukankah pertarungan akan sangat mudah kalau makhluk sekuat ini berada di bawah perintahku? Sepertinya makhluk ini lebih kuat dari pahlawan manapun di level yang sekarang. Meskipun harganya memang mencekik, karena kualitasnya yang tinggi. Tapi melihat kesehatannya yang buruk, makhluk ini mungkin akan menghambat petualanganku, walaupun masih bisa mematuhi perintahku. Dan apa harga itu sudah termasuk beberapa biaya merepotkan lainnya?

"Budak ini sebelumnya bertarung di Colosseum[4]. Aku memungutnya saat kedua lengan dan kaki makhluk ini patah."

"Huh."

Jadi ini hanya contoh budak yang tidak sempurna. Walaupun level-nya cukup tinggi.

"Karena anda telah melihat produk terbaik kami, budak seperti apa yang anda inginkan?"

"Sesuatu yang murah dan tidak cacat."

"Bukan untuk bertarung atau pekerja kasar? Ternyata rumor itu benar adanya..."

"Aku tidak melakukannya!"

"Hu hu hu, yang manapun tidak masalah bagi saya. Kalau begitu, apa saja syarat dari budak yang anda inginkan?"

"Kalau terlalu berwujud monster mungkin akan menyusahkan nantinya. Apalagi kalau dijadikan budak seks."

"Huh... Kelihatannya rumor itu memang tidak salah."

"... Aku tidak melakukannya."

Ya, bisa kuakui itu, karena aku memang tidak melakukannya.

Selama masih bisa berguna, yang kubutuhkan adalah seseorang yang setidaknya bisa mengalahkan monster untukku.

"Jenis kelaminnya?"

"Yang jantan lebih diharapkan, tapi aku takkan terlalu protes tentang hal itu."

"Huh..."

Pedagang budak itu menggaruk pipinya.

"Kualitasnya kurang bagus meski anda jadikan peliharaan. Apa anda tidak keberatan?"

"Kenapa juga aku harus mementingkan penampilannya?"

"Walaupun level-nya rendah?"

"Kalau aku menginginkan kekuatan, aku bisa melatihnya sendiri."

"... Sungguh jawaban yang menghibur, dari seseorang yang tidak mempercayai orang lain."

"Budak di sini bukan manusia, kan? Melatih seekor budak tidak ada bedanya dengan berlatih memakai perisaiku ini. Asalkan tidak mencoba berkhianat, aku bisa melatihnya."

"Anda benar juga."

'Pft pft.' Pedagang itu menahan tawanya.

"Silahkan lewat sini."

Selama beberapa menit, kami pun berjalan menyusuri tenda yang berisikan banyak kerangkeng, dan menuju ke area yang tidak terlalu berisik. Aku menolehkan pandanganku, dan melihat budak yang muda maupun tua dengan wajah sedih mereka. Setelah berjalan lagi, pedagang budak itu pun berhenti.

"Ini adalah beberapa budak termurah yang bisa saya tawarkan kepada Tuan Pahlawan."

Dia berkata sambil menunjuk ke arah tiga kerangkeng budak. Yang partama berisi pria bertelinga kelinci, berumur sekitar 20, dengan satu lengan yang bengkok. Yang kedua, adalah gadis kurus berumur sekitar 10, dengan telinga bulat mirip-anjing, berekor tebal yang aneh, sering terbatuk, dan terlihat gemetar ketakutan. Yang ketiga adalah seekor lizard[5] jantan yang buta. Anehnya dia memancarkan aura yang jahat, walaupun wujudnya terlalu mirip dengan manusia untuk disebut lizardman.

"Dari kiri, kami mempunyai spesies kelinci yang terjangkit wabah, lalu seekor spesies rakun yang sakit-sakitan dan sering diserang rasa panik, dan seekor beastman jenis lizardman.

"Semuanya kelihatan bermasalah."

"Hanya mereka ini yang memenuhi syarat yang anda ajukan. Untuk yang lebih murah dari ini, jujur saja..."

Pedagang budak itu memandang ke belakang. Aku pun ikut melakukan hal yang sama. Aku bisa tahu dari jauh: ada aroma kematian di sana. Bau yang sangat menyengat di sana mirip seperti di pemakaman. Ada sesuatu di sana... Bau busuk itu muncul dari sana. Aku tidak ingin melihatnya: karena pemandangan di sana bisa mengganggu mentalku.

"Ngomong-ngomong, berapa harganya?"

"Dari kiri: 25, 30, dan 40 koin perak."

"Dan level-nya?"

"5, 1, dan 8."

Bagian 3[edit]

Kalau dilihat dari perbandingannya, beastman jenis lizardman menjadi yang terbaik di sini. Tapi wabah yang menjangkiti, dan harganya yang jadi masalah, ditambah lagi dia sangat kurus. Walaupun pria kelinci kehilangan fungsi satu lengannya, bagian tubuh yang lain berfungsi dengan baik. Ekspresinya terlihat sangat suram... sama seperti semua makhluk lainnya di sini.

"Dan juga, mereka sangat pendiam."

"Mereka akan dihukum kalau bersuara."

"Begitu ya."

Kemungkinan mereka memang terlatih, atau pedagang budak ini tidak menunjukkan padaku budak yang masih liar. Lizardman itu mungkin akan berguna dalam pertarungan, tanpa ada kegunaan yang lain.

"Kenapa yang tengah ini sangat murah?"

Meskipun begitu kurus dan ketakutan, dia masihlah seorang gadis. Walaupun wajahnya tidak begitu cantik. Seekor spesies rakun, atau di duniaku disebut tanuki. Tapi seorang gadis budak yang mirip manusia, bisa saja dijual untuk tujuan lain.

"Spesies rakun memang tergolong rendah dalam sisi keindahannya. Beda dengan spesies rubah, mereka bisa dijual dengan harga tinggi walaupun bermasalah."

"Aku mengerti..."

Berarti terlalu buruk untuk dijadikan piaraan.

"Kecantikan wajahnya di bawah rata-rata, dan dia sering panik saat malam tiba, karena itu kami cukup kesulitan dalam mengurusnya."

"Jadi, gadis ini persediaan terakhirmu untuk ditawarkan padaku?"

"Wow, tepat seperti yang anda bilang."

Dibandingkan dua makhluk lainnya, dia tidak cocok untuk pekerjaan kasar. Level-nya juga paling rendah di antara mereka. Sulit untuk memilih di antara ketiganya.

Tate no Yuusha Volume 1 Image 4.jpg

Matanya memandang ke arahku.

Mataku pun memandang ke arahnya.

Karenanya. Emosi dalam diriku mulai meluap saat melihatnya.

Ya. Dia ini betina, sama seperti si jalang itu. Melihat tatapan ketakutannya, bisa kurasakan hasratku yang kuat untuk menyiksanya. Bagus juga jika aku membayangkan sedang memperbudak si jalang itu. Jadi saat aku mati, jiwaku takkan menjadi arwah penasaran.

"Kalau begitu akan kuambil budak yang di tengah itu."

"Senyuman jahat anda seperti ini yang saya nantikan."

Pedagang budak itu pun merogoh kuncinya, mengeluarkan gadis rakun dari kerangkengnya, dan menarik tali yang diikatkan di leher gadis itu.

"Hee!?!"

Aku sangat puas saat memandangi gadis yang ketakutan itu. Sangat memuaskan juga kalau kubayangkan wajah si jalang itu menjadi ketakutan seperti ini.

Sembari menyeret gadis tersebut, pedagang budak itu kembali, dan memanggil seseorang di dalam tenda sirkus untuk membawakannya sebuah vas. Kemudian, dia menuangkan tinta ke dalam wadah piringan kecil, dan mengulurkannya padaku.

"Tuan Pahlawan, silahkan teteskan darah anda ke dalamnya. Dengan begitu, ritualnya bisa diselesaikan, dan budak ini akan menjadi milik anda."

"Aku mengerti."

Kugunakan sebilah pisau untuk sedikit mengiris jariku.

Jika seseorang mencoba menikamku, perisai ini akan bereaksi. Tapi tidak ada tanda apa-apa saat kuiris jariku ini.

Selebihnya, perisaiku takkan bereaksi saat aku tidak bertarung. Aku pun menunggu darahnya keluar, lalu meneteskannya ke dalam wadah itu. Pedagang budak itu mencelupkan kuas ke dalam tinta tersebut, lalu dia robek pakaian budak itu sampai ke pinggangnya, dan menuliskan suatu tanda stigma di tubuhnya.

"GYAAAAAAAAAAA!!"

Stigma budak itu mulai menyala, dan sebuah ikon muncul di jendela statusku.

Seorang budak telah didapatkan.

Sebuah pesan tentang persetujuan jasa telah muncul. Ada banyak peraturan dan syarat yang tercatat di sana. Aku lewati semua halamannya, dan langsung mengatur hukuman pengkhianatan, menjadi sakit yang luar biasa.

Aku periksa ikon pengikut di samping info tentang budak. Karena namanya belum diketahui, 'Budak A' tertuliskan di sana. Sepertinya aku bisa merubah pengaturannya kapanku aku mau. Akan kubaca sisanya nanti.

"Sekarang budak ini telah menjadi milik anda, Tuan Pahlawan. Silahkan penuhi bagian administrasinya."

"Yah."

Kuserahkan 31 koin kepadanya.

"Pembayaran anda kelebihan 1 koin."

"Itu untuk biaya upacaranya. Lagipula nanti kau akan memintanya, kan?"

"... Anda memang sangat pengertian."

Jika kubayar jasa itu di muka, dia takkan bisa menagihnya nanti. Tapi kalau akhirnya dia meminta lebih, apa yang harus aku lakukan?

"Baiklah, tentu tidak akan saya tolak. Lagipula ini akan mengosongkan tempat penyimpanan kami juga."

"Ngomong-ngomong, berapa biaya upacara yang akan kau tagih padaku?"

"Haha, 30 koin ini sudah termasuk biaya upacaranya."

"Begitukah? Kalau saja aku tahu lebih awal."

Pedagang budak itu pun tertawa, begitu pun aku.

"Anda benar-benar terlalu memikirkan segala halnya! Saya sampai kaget dibuatnya."

"Terserah kau ingin mengataiku seperti apa."

"Kami tunggu kunjungan anda selanjutnya."

"Tentu aku akan datang lagi."



Aku memerintahkan budak itu untuk ikut denganku, dan pergi meninggalkan tenda sirkus. Pedagang budak itu mengantarku sampai ke luar dengan ekspresi gelapnya.

"Sebutkan namamu."

"...*Uhuk*..."

Dia memalingkan wajahnya, menolak untuk menjawabku. Tapi itu adalah tindakan yang bodoh. Budak itu sudah melanggar perintah, dan itu langsung mengaktifkan hukumannya.

"A, UGHHHHHH!"

Budak itu memegangi dadanya yang kesakitan.

"Sebutkan namamu, sekarang."

"Raphtalia...*uhuk* *uhuk*."

"Raphtalia? Baiklah, ayo kita pergi."

Setelah menyebutkan namanya, rasa sakit itu pun hilang, dan Raphtalia dapat bernapas dengan lega. Sambil menggenggam tangannya, aku terus berjalan menyusuri gang belakang itu.

"..."

Raphtalia pun memandangiku, lalu memandangi tangannya yang digenggam olehku, dan berjalan mengikutiku.

Referensi :[edit]

  1. Beastman kurang lebih adalah manusia yang sebagian/seluruh tubuhnya mirip hewan, bisa dalam jumlah perorangan, maupun sudah menjadi ras tertentu. Wujud ini bisa disebabkan oleh berbagai hal, seperti perkawinan silang, efek dari sihir, hasil dari percobaan pencampuran atau mutasi DNA, dll. Sebagian orang bahkan ada yang menyebutnya dengan istilah siluman.
  2. Humanoid kurang lebih adalah tipe makhluk yang punya beberapa kesamaan dengan manusia, seperti punya dua tangan dan dua kaki, berjalan tegak dan melangkah seperti manusia, kerangka tubuhnya mirip dengan manusia, dll.
  3. Werewolf adalah manusia yang bisa berubah wujud menjadi serigala/setengah serigala. Kemampuan ini biasanya didapat setelah tertular gigitan atau cakaran werewolf lain, atau menjadi "berkat" dari dewa pemburu, melalui kontrak dengan penyihir tertentu.
  4. Colosseum adalah sebuah bangunan terbuka, yang digunakan untuk pertandingan gladiator, perburuan hewan buas, penindakan hukuman, dan pertunjukkan drama dari kisah mitologi klasik (dikutip dari Wikipedia).
  5. Lizard adalah makhluk semacam kadal/cicak, biasanya berwujud humanoid seukuran manusia,dan tinggal di daerah rawa.