Sword Art Online Bahasa Indonesia:ME 10

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Terjemahan dari Sword Art Online ME 10, Sword Art Online 16.6.

Sword Art Online 16.6

Bagian 1

Mengangkat jari telunjuk dan jari tengah tangan kananku secara bersamaan, aku mengulurkannya ke depan. Beberapa orang akan melipat ketiga jari lainnya, namun aku membiarkannya terbuka longgar.

Selanjutnya, aku menggerakkan ujung kedua jari yang terjulur secara perlahan dibawah pandanganku, kemudian mengayunkannya ke bawah sejajar dengan sendi tubuhku. Menggunakan kekuatan tak begitu kuat pada kecepatan ayunan seperti itu sebenarnya hal yang lumrah, tapi garis yang tergambar agak sedikit sempurna.

Aku bisa saja membiarkan jariku jatuh ke bawah karena grafitasi virtual jika aku sedang berdiri, akan tetapi sedikit sulit untuk merasakan sendi tubuhku ketika terbaring. Karena usulan untuk berdiri dahulu sebelum mengeluarkan window, jadi sedikit sulit untuk mengeluarkannya sambil tiduran.

Bagaimanapunjuga, sekarang ini aku sedang berbaring lurus pada dipan berkayu, jadi lengan kananku sukses melaksanakan perintah, walaupun gerekannya agak sedikit aneh karena keteganganku, lalu sebuah bujur sangkar tembus pandang muncul di bawah tanganku yang telah terangkat.

Disebut sesuai namanya, “Main Menu Window” adalah satu – satunya penghubung antara aku, seorang pemain VRMMO, «Sword Art Online» dan sistem game. [Kirito], namaku ditampilkan pada atas jendela bersama dengan angka level dan dua bar HP dan EXP milikku. Pada sisi kiri adalah tombol – tombol seperti [EQUIPMENT], [STORAGE], [STATUS], serta [SKILL] terbaris secara vertikal, sementara di sisi kanan, di tempat utama menunjukkan bayangan hitam manusia yang dinamakan «Equipment Figure». Dan di bawahnya adalah ikon shortcut untuk mengaktifkan setiap skill sehari – hari.

Menarik jari tengahku, aku menyentuh tombol [OFFER] didekat menu tengah dengan jari telunjukku. Daerah utama berganti menjadi mode dimana berbagai macam jenis permintaan bisa dipilih. Dari paling atas adalah permintaan pertukaran, permintaan party, permintaan pertemanan… dan tombol yang sedang aku cari adalah tombol yang berada di bagian paling bawah.

[MARRIAGE]. Tombol ini adalah tombol yang paling sedikit ditekan pada permainan kematian SAO ini, dimana orang – orang berandal dan orang bermuka dua merajalela. Dua tahun tujuh belas hari telah berlalu sejak permainan ini dimulai, namun aku tak bisa mengingat dengan jelas menemui pernikahan antar pemain.

Akan tetapi, jariku menyentuh tombol tersebut tanpa keraguan. Tidak seperti pertukaran dan tantangan duel, lamaran hanya bisa dikirim untuk seseorang yang telah terdaftar sebagai teman. Tanpa perlu mengganti kursor yang ditawarkan, orang yang tersedia ditunjukkan secara langsung didalam jendela. Sekarang ini, hanya ada satu orang pemain dalam jangkauan jarak sepuluh meter… tidak, meskipun jika diperlebar menjadi kilometer, hanya akan ada sebuah nama yang akan ditampilkan dalam jendela.

Aku mengetik jari telunjukku pada lima alphabet, susunan yang aku pikirkan sekarang sungguh indah: seolah suci. Aku mengetik huruf tersebut sambil memandang, sebuah inisial “A” diikuti oleh “s”, “u”, “n”, dan “a”, lalu perlahan aku menyentuh dengan jariku.

Tidak ada tambahan dialog “YES/NO” yang keluar dari sisiku hingga saat ini. Seseorang yang memiliki hak untuk memilih adalah orang yang dilamar. Mengangkat wajahku, aku menatap pada gadis yang ada dua meter dihadapanku.

Lantai ke dua puluh dua Aincrad, di daerah pinggiran. Cahaya matahari terbenam menyinari punggung si gadis dari atap rumah kayu— rambut panjang Asuna serta pakaian bertema putih miliknya bersinar keemasan. Dengan cahaya yang begitu mempesona, aku hampir tidak dapat melihat ekspresinya.

Sebuah window kecil mendatar muncul dihadapan Asuna. Pesan yang ditampilkan disana mungkin agak blak – blakan, “Kirito telah mengirim sebuah lamaran pernikahan”, “YES/NO”.

Sejujurnya, kami berdua telah melakukan lamaran secara lisan pada malam hari. Dan Asuna telah menjawab “Ya”. Namun, aku bisa merasakan jantungku berdetak cepat seolah kehilangan remnya.

Kebanyakan sensasi yang diterima avatar dalam SAO adalah sinyal buatan yang dihasilkan oleh Nerve Gear, tetapi opini umum berkata jika indera internal seperti detakan jantung dan nafas benar – benar nyata. Dengan kata lain, itu berarti tubuh fisikku terbaring pada kasur dalam rumah sakit di dunia nyata juga berdetak kuat. Aku bertanya – Tanya apakah Asuna juga mengalami hal yang sama, akan tetapi aku tak tahu jika dilihat dari penampilan luar.

Beberapa detik terasa lama dan akhirnya tangan kanan Asuna bergerak. Cahaya bersinar dari perak yang terpasang pada sarung tangan kulit yang bergerak menuju jendela tersebut. Jari tunjuk yang terulur berhenti diatas satu dari dua tombol.

Jari tersebut terdiam sesaat, seperti apa yang aku telah pikirkan lalu Asuna mengangkat wajahnya.

Mata kenarinya mengintip lurus kedalam mataku. Jantungku bergetar.

“……Kirito-kun.”

Aku bertanya – tanya jika aku telah mendengar bisikan itu, atau mungkin otakku berimajinasi jika bibir Asuna bergerak. Waktu terhenti sekali lagi dan jari telunjuk ramping itu perlahan menyentuh jendela tersebut dalam cahaya matahari terbenam yang menyelubumgi dalam keheningan.

Sebuah jendela pesan baru muncul diatas jendela utama yang sebelumnya telah aku buka. Namun aku tak perlu membaca apa yang tertulis disana. Senyum Asuna dan air mata yang menetes dari matanya menandakan jawaban miliknya.

Kami berdua melangkah kedepan. Jendela tadi menghilang sendiri. Jarak dua meter sebelumnya menjadi nol dengan langkah kaki selanjutnya.

Tak peduli siapa yang pertamat; kami berdua merentangkan tangan dan berpelukan satu sama lain. Tinggi badan kami yang hampir sama membuat jantung kami saling melengkapi. Kami sering ikut serta dalam beberapa quest yang mengharuskan pertarungan beberapa menit bahkan lebih, sebuah pelindung dada kecil melindungi dadaku dan pelindung dada perak melindungi dada Asuna. Namun aku dapat merasakan jantungnya berdetak semangat ketika avatar kami saling terhubung.

Jantung kami berdetak seperti alarm, lalu bersinkronisasi satu sama lain lalu mereka melambat dalam tempo yang tenang. Detakan terus menerus setiap detik membawakan ketenangan misterius dalam hatiku. Perasaan gugup yang membekukan nafasku ketika aku melamar kemarin malam kini telah hilang.

Lalu pada 24 Oktober 2024, 5:19 PM, Aku— pendekar pedang, Kirito telah terhubung dengan gadis ini—pengguna rapier, Asuna melalui ikatan yang disebut pernikahan baik secara sistem maupun secara emosi.


Bagian 2

Bagian 3

Catatan Pengarang