Difference between revisions of "Sword Art Online Bahasa Indonesia:Jilid 2 Bab 3"

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search
Line 21: Line 21:
 
Biarpun begitu, wajah tidur itu memanglah kekanak-kanakan.
 
Biarpun begitu, wajah tidur itu memanglah kekanak-kanakan.
   
Sudah sewajarnya kekuatan Kirito pada saat itu tidak perlu diragukan. Dengan jumlah pengalaman yang sangat besar dari saat bermain pada masa beta test, serta status numerik yang didapat lewat pertempuran yang tidak ada hentinya, dan menggunakan semua itu secara efektif, penilaian dan tekad. Dia mungkin kalah kepada pemimpin Knight of the Blood, «Holy Sword» Heathcliff, tapi Kirito adalah pemain terkuat yang pernah di kenal Asuna. Meski bagaimanapun meburuknya kondisi di medan perang, dia tidak akan pernah merasa takut dengannya yang berada di sisinya.
+
Pada saat ini, sudah memang sewajarnya kemampuan Kirito tidak perlu diragukan. Dengan jumlah pengalaman yang sangat besar dari saat bermain pada masa beta test, serta status numerik yang didapat lewat pertempuran yang tidak ada hentinya, dan menggunakan semua itu secara efektif, penilaian dan tekad. Dia mungkin kalah kepada pemimpin Knight of the Blood, «Holy Sword» Heathcliff, tapi Kirito adalah pemain terkuat yang pernah di kenal Asuna. Meski bagaimanapun meburuknya kondisi di medan perang, dia tidak akan pernah merasa takut dengannya yang berada di sisinya.
   
 
Namun, saat ia menatap Kirito yang baring tergelung, entah bagaimana ada satu perasaan yang dengan begitu kuat berusaha untuk keluar dari dadanya bahwa dia hanya seperti adik kecil yang naif dan rapuh. Perasaan bahwa ia harus melindunginya.
 
Namun, saat ia menatap Kirito yang baring tergelung, entah bagaimana ada satu perasaan yang dengan begitu kuat berusaha untuk keluar dari dadanya bahwa dia hanya seperti adik kecil yang naif dan rapuh. Perasaan bahwa ia harus melindunginya.
Line 43: Line 43:
 
“T-Tidak, tidak ada apa- apa!”
 
“T-Tidak, tidak ada apa- apa!”
   
Menyelesaikan sarapan pagi telor ceplok tengan roti gandum, salad dan kopi dan merapikan meja dalam beberapa detik, Asuna menepuk kedua tangannya.
+
Menyelesaikan sarapan pagi telor ceplok tengan roti gandum, salad dan kopi dan merapikan meja dalam beberapa detik, Asuna kemudian menepuk kedua tangannya.
   
 
“Baiklah! Kemana kita akan bermain hari ini?”
 
“Baiklah! Kemana kita akan bermain hari ini?”
Line 51: Line 51:
 
Dan Kirito tersenyum kecut.
 
Dan Kirito tersenyum kecut.
   
"Jangan bicara tentang sesuatu seperti itu begitu terus terang,"
+
"Jangan membicarakan hal itu dengan begini,"
   
"Tapi setiap hari telah sangat menyenangkan, kau tahu."
+
"Tapi setiap hari telah sangatlah menyenangkan!"
   
Ini adalah pikiran Asuna yang nyata dan murni.
+
Ini adalah pemikiran Asuna yang nyata dan murni.
   
Hanya berpikir kembali membawa kenangan yang menyakitkan, tetapi selama satu setengah tahun, dari saat ia menjadi tawanan SAO sampai ia jatuh cinta dengan Kirito, Asuna telah menempa dan menguatkan hatinya.
+
Berpikir kebelakang hanyalah membawa duka, tetapi dalam satu setengah tahun, dari saat ia menjadi tawanan SAO sampai ia jatuh cinta dengan Kirito, Asuna telah menempa dan mengeraskan hatinya.
   
Mengorbankan tidur untuk meningkatan skillnya, dipilih menjadi sub-leader dari clearing guild, Knights of the Blood, dia telah masuk ke banyak labirin dengan cepat bahkan cukup untuk membuat anggotanya menyerah pada saat itu.
+
Mengorbankan tidur untuk meningkatan skillnya, dipilih menjadi sub-leader dari clearing guild, Knights of the Blood, dia telah terjun ke banyak labirin dengan begitu cepatnya bahkan cukup untuk membuat anggotanya menyerah pada sesekali.
   
Semua itu semata mata hanya untuk menyelesaikan game ini dan keluar; sehingga ia berkesimpulan bahwa semua aktivitas lain yang tidak berhubungan dengan itu adalah sia sia.
+
Semua yang ada dihatinya itu hanyalah semata mata untuk menyelesaikan game ini dan melarikan diri; sehingga ia berkesimpulan bahwa semua aktivitas lain yang tidak berhubungan dengan itu adalah sia sia.
   
Dengan pemikiran ini bergerak di pemikiranya, Asuna tidak bisa berbuat apa apa kecuali menyesal tidak bisa mempunya kesempatan atas Kirito lebih awal. Hari- hari ketika bertemu dengan Kirito membuatnya bersemangat, dipenuhi dengan kejutan yang telah mereka lewati bahkan dikehidupan sebelumnya di dunia nyata.Jika itu adalah Kirito, Waktu yang telah dihabiskan disini bisa disebut dengan pengalaman-pengalaman yang langka.
+
Dengan pemikiran yang seperti ini, Asuna tidak bisa berbuat apa apa kecuali menyesal tidak bertemu Kirito lebih awal. Hari- hari setelah bertemu dengan Kirito sangatlah berwarna, penuhi dengan begitu banyak kejutan yang bahkan melewati kehidupannya yang lalu di dunia nyata. Jika bersama Kirito, semua waktu yang telah dihabiskan disini dapat dianggap sebagai pengalaman yang langka.
   
Itulah mengapa bagi Asuna, akhirnya bisa mendapakat hari dimana mereka berdua dapat menghabiskan waktu bersama, tiap tiap detik dapat dianggap perhiasan berharga dalam dirinya sendiri. Dia ingin pergi, sebagai pasangan, ke banyak banyak tempat bersama dan berbicara tentang berbagai macam topik yang berbeda.
+
Itulah sebabnya bagi Asuna, akhirnya bisa mendapakatkan hari dimana mereka berdua dapat menghabiskan waktu bersama, tiap tiap detik dapat dianggap perhiasan berharga dengan sendirinya. Dia ingin pergi, sebagai pasangan, ke banyak dan lebih banyak tempat lagi bersama dan membicarakan banyak hal yang berbeda.
   
 
Asuna meletakkan tanganya di pinggang dan berbicara sambil cemberut.
 
Asuna meletakkan tanganya di pinggang dan berbicara sambil cemberut.
   
“Kalau gitu apakah Kirito-kun ingin pergi ke suatu tempat dan bermain?”
+
“Apakah Kirito-kun tidak ingin pergi ke suatu tempat dan bermain?”
   
Dalam menanggapi itu, Kirito tersenyum lebar dan melambaikan tangan kirinya mengeluarkan peta. Mengubanya menjadi mode visible, dia memberikanya kepada Asuna
+
Dalam menanggapi itu, Kirito tersenyum lebar dan melambaikan tangan kirinya, memanggil peta. Mengubahnya menjadi modus visible, dia menunjukkannya kepada Asuna
   
"Tepat disini."
+
"Tepat disekitar ini."
   
Apa yang ditunjuk adalah sudut hutan, yang tidak terlalu jauh dari rumah mereka.
+
Apa yang ditunjuk adalah sudut hutan, tidak terlalu jauh dari rumah mereka.
   
Menjadi salah satu dari lantai bawah, Lantai duapuluh dua cukup luas. Diameter dari seluruh area mungkin lebih dari delapan kilometer panjangnya. Sebuah danau humongous berada di tengah dan sampai ke pantai selatan terdapat main town, «Coral» Village. Di pantai utara terdapat labyrinth. Sisa dari area tersebut ditutupi oleh hutan coniferous yang indah. Rumah kecil milik Asuna dan Kirito berada di sebuah area di tepi selatan dari lantai, dan apa yang sekarang ini Kirito tunjuk adalah ke arah timur laut, sekitar dua kilomter jauhnya.
+
Menjadi salah satu dari lantai bawah, Lantai ke-dua puluh dua cukuplah luas. Diameter dari seluruh wilayah ini mungkin lebih dari delapan kilometer. Sebuah danau raksasa berada di tengah dan sampai ke pantai selatan, disana terdapat kota utama, «Coral» Village. Di pantai utara terdapat labyrinth. Sisa dari wilayah tersebut ditutupi oleh hutan konifera yang indah. Rumah kecil milik Asuna dan Kirito berada di dalam sebuah area di tepi selatan lantai ini, dan apa yang sekarang ditunjuk Kirito sekitara dua kilometer jauhhnya, di arah timur laut.
   
"baik, ini adalah tentang rumor yang aku dengar di desa kemarin.. dibagian ini, dimana hutan menebal...”itu” tampaknya akan keluar."
+
"Ini adalah tentang rumor yang aku dengar di desa kemarin.. Dibagian ini, dimana hutan menebal...”itu” tampaknya akan keluar."
   
 
"Hah?"
 
"Hah?"
Line 85: Line 85:
 
Kepada Kirito yang sedang tersenyum halus, Asuna dengan ragu menjawab.
 
Kepada Kirito yang sedang tersenyum halus, Asuna dengan ragu menjawab.
   
"Apa itu?"
+
"Apanya?"
  +
  +
"...H-Hantu."
   
"...A ghost."
 
 
Asuna diam sejenak, dengan takut dia bertanya
 
Asuna diam sejenak, dengan takut dia bertanya
   
 
"...Itu berarti, seekor monter dari tipe Astral?Sesuatu seperti roh atau banshee?"
 
"...Itu berarti, seekor monter dari tipe Astral?Sesuatu seperti roh atau banshee?"
   
"Nope, Itu hantu asli. Seorang player... yaitu, roh manusia. Sepertinya seorang wanita."
+
"Bukan, ini hantu asli. Seorang player... jadi, roh manusia. Sepertinya seorang wanita."
   
 
"Aah..."
 
"Aah..."
   
  +
---
(17%)
 

Revision as of 18:37, 4 September 2012

Gadis Embun Pagi (Lantai ke-22 Aincrad, Oktober 2024)

Bagian 1

Asuna selalu menyetel alarm paginya ke pukul tujuh lewat lima puluh.

Jika kamu bertanya mengapa pada pukul tersebut, ini karena alarm pagi Kirito yang berbunyi tepat pada pukul delapan.

Pagi ini, Asuna sekali lagi terbangun dengan suara lembut dari instrumen tiup kayu dan terus berbaring, menatap wajah tidur Kirito sambil merebahkan kepalanya di atas tangannya.

Dia jatuh cinta setengah tahun yang lalu. Mereka menjadi partner clearing dua minggu yang lalu. Dan baru enam hari berlalu semenjak mereka menikah dan pindah ke tempat ini, di dalam hutan lantai ke dua puluh dua. Meskipun sebagai pasangan tercintanya, masih banyak hal tentang Kirito yang tidak dia ketahui. Sempat, sambil mengintip wajah tidurnya, dia pelan-pelan menjadi ragu akan usianya.

Baru beberapa waktu lalu, karena sifatnya yang tidak peduli dan suka menyendiri, ia menduga bahwa dia seharusnya lebih sedikit tua darinya. Namun, melihat kirito, lelap dalam tidur, dengan kepolosan yang begitu naif, membuat dirinya hanya dapat dilihat seperti anak yang masih kecil, tidak lebih tua dari dia.

Menanyakan hal seperti usia mungkin— bukanlah masalah. Namun, melanggar batas ke permasalahan di dunia nyata kuranglah disukai, dan lagipula, keduanya telah menjadi suami istri. Daripada usia, bertemu lagi setelah kembali ke dunia nyata, bertukar informasi dari nama dan alamat asli sampai ke rincian kontak, akan lebih meyakinkan.

Namun tetapi, Asuna kurang cukup berani untuk mengatakannya dengan suara keras.

Dia takut kalau membicarakan permasalahan dunia nyata, «kehidupan pernikahan» ini akan terasa hanyalah seperti khayalannya yang bukan-bukan. Untuk Asuna yang sekarang, satu kenyataan yang paling penting baginya, adalah hari-hari lembut di rumah hutan ini; bahkan jika tidak bisa lari dari dunia ini, dengan tubuh mereka yang di dunia nyata menyambut kematian, ia masih akan tetap puas, dapat terus hidup seperti ini sampai akhir, meninggalkan dunia ini tanpa penyesalan.

Itulah sebabnya dia enggan untuk bangun dari mimpi ini dulu— Berpikir demikian, Asuna perlahan mengulurkan tangannya dan membelai wajah tidur Kirito.

Biarpun begitu, wajah tidur itu memanglah kekanak-kanakan.

Pada saat ini, sudah memang sewajarnya kemampuan Kirito tidak perlu diragukan. Dengan jumlah pengalaman yang sangat besar dari saat bermain pada masa beta test, serta status numerik yang didapat lewat pertempuran yang tidak ada hentinya, dan menggunakan semua itu secara efektif, penilaian dan tekad. Dia mungkin kalah kepada pemimpin Knight of the Blood, «Holy Sword» Heathcliff, tapi Kirito adalah pemain terkuat yang pernah di kenal Asuna. Meski bagaimanapun meburuknya kondisi di medan perang, dia tidak akan pernah merasa takut dengannya yang berada di sisinya.

Namun, saat ia menatap Kirito yang baring tergelung, entah bagaimana ada satu perasaan yang dengan begitu kuat berusaha untuk keluar dari dadanya bahwa dia hanya seperti adik kecil yang naif dan rapuh. Perasaan bahwa ia harus melindunginya.

Sambil bernafas dengan lembut, Asuna membungkuk, menyelubungi tubuh Kirito dengan tanganya. Dengan pelan dia kemudian berbisik.

“Kirito… Aku cinta kamu. Tinggallah bersamaku selamanya, oke?”

Pada saat itu, Kirito bergerak dengan pelan, dan perlahan membuka kelopak matanya. Pasangan itu saling bertukar pandang, dengan wajah mereka yang didepan satu sama lain.

“Waa!!”

Asuna segera mundur dengan panik. Mengalihkan dirinya ke sikap berlutut pada tempat tidur, dia kemudian berbicara dengan wajah yang tersipu malu.

“Se-Selamat Pagi, Kirito, …Apakah kamu… dengan yang baru aku bilang…?”

“Selamat pagi. Tadi… eh, emang ada apa?”

Menghadap Kirito yang bangkit dan menjawab sambil menahan menguap, Asuna dengan kuat menggoyangkan-goyangkan tangannya.

“T-Tidak, tidak ada apa- apa!”

Menyelesaikan sarapan pagi telor ceplok tengan roti gandum, salad dan kopi dan merapikan meja dalam beberapa detik, Asuna kemudian menepuk kedua tangannya.

“Baiklah! Kemana kita akan bermain hari ini?”

"Oh, you."

Dan Kirito tersenyum kecut.

"Jangan membicarakan hal itu dengan begini,"

"Tapi setiap hari telah sangatlah menyenangkan!"

Ini adalah pemikiran Asuna yang nyata dan murni.

Berpikir kebelakang hanyalah membawa duka, tetapi dalam satu setengah tahun, dari saat ia menjadi tawanan SAO sampai ia jatuh cinta dengan Kirito, Asuna telah menempa dan mengeraskan hatinya.

Mengorbankan tidur untuk meningkatan skillnya, dipilih menjadi sub-leader dari clearing guild, Knights of the Blood, dia telah terjun ke banyak labirin dengan begitu cepatnya bahkan cukup untuk membuat anggotanya menyerah pada sesekali.

Semua yang ada dihatinya itu hanyalah semata mata untuk menyelesaikan game ini dan melarikan diri; sehingga ia berkesimpulan bahwa semua aktivitas lain yang tidak berhubungan dengan itu adalah sia sia.

Dengan pemikiran yang seperti ini, Asuna tidak bisa berbuat apa apa kecuali menyesal tidak bertemu Kirito lebih awal. Hari- hari setelah bertemu dengan Kirito sangatlah berwarna, penuhi dengan begitu banyak kejutan yang bahkan melewati kehidupannya yang lalu di dunia nyata. Jika bersama Kirito, semua waktu yang telah dihabiskan disini dapat dianggap sebagai pengalaman yang langka.

Itulah sebabnya bagi Asuna, akhirnya bisa mendapakatkan hari dimana mereka berdua dapat menghabiskan waktu bersama, tiap tiap detik dapat dianggap perhiasan berharga dengan sendirinya. Dia ingin pergi, sebagai pasangan, ke banyak dan lebih banyak tempat lagi bersama dan membicarakan banyak hal yang berbeda.

Asuna meletakkan tanganya di pinggang dan berbicara sambil cemberut.

“Apakah Kirito-kun tidak ingin pergi ke suatu tempat dan bermain?”

Dalam menanggapi itu, Kirito tersenyum lebar dan melambaikan tangan kirinya, memanggil peta. Mengubahnya menjadi modus visible, dia menunjukkannya kepada Asuna

"Tepat disekitar ini."

Apa yang ditunjuk adalah sudut hutan, tidak terlalu jauh dari rumah mereka.

Menjadi salah satu dari lantai bawah, Lantai ke-dua puluh dua cukuplah luas. Diameter dari seluruh wilayah ini mungkin lebih dari delapan kilometer. Sebuah danau raksasa berada di tengah dan sampai ke pantai selatan, disana terdapat kota utama, «Coral» Village. Di pantai utara terdapat labyrinth. Sisa dari wilayah tersebut ditutupi oleh hutan konifera yang indah. Rumah kecil milik Asuna dan Kirito berada di dalam sebuah area di tepi selatan lantai ini, dan apa yang sekarang ditunjuk Kirito sekitara dua kilometer jauhhnya, di arah timur laut.

"Ini adalah tentang rumor yang aku dengar di desa kemarin.. Dibagian ini, dimana hutan menebal...”itu” tampaknya akan keluar."

"Hah?"

Kepada Kirito yang sedang tersenyum halus, Asuna dengan ragu menjawab.

"Apanya?"

"...H-Hantu."

Asuna diam sejenak, dengan takut dia bertanya

"...Itu berarti, seekor monter dari tipe Astral?Sesuatu seperti roh atau banshee?"

"Bukan, ini hantu asli. Seorang player... jadi, roh manusia. Sepertinya seorang wanita."

"Aah..."

---