Sword Art Online Bahasa Indonesia:Jilid 1 Bab 3

From Baka-Tsuki
Revision as of 15:49, 25 April 2011 by Lawrence Craft (talk | contribs) (Created page with "===Chapter 3=== Ding, ding, Sebuah suara seperti bell , atau mungkin sebuah bell peringatan, terdengar dengan keras, membuatku dan Cline melompat karena kaget. “Ah…” “...")
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Jump to navigation Jump to search

Chapter 3

Ding, ding, Sebuah suara seperti bell , atau mungkin sebuah bell peringatan, terdengar dengan keras, membuatku dan Cline melompat karena kaget.

“Ah…”

“Apa inis!?”

Kamu berteriak bersamaan dan melihat satu sama lain, kedua mata kami terbuka lebar.

Cline dan Aku diselimuti oleh pilar cahaya berwarna biru terang. Di balik cahaya biru itu, padang rumput di penglihatanku perlahan-lahan menjadi kabur.

Aku pernah mengalami ini beberapa kali selama beta testing. Ini adalah <Teleport> yang dapat dilakukan dengan menggunakan sebuah item. Aku tidak punya item yang dibutuhkan dan aku juga tidak meneriakkan perintah yang seharusnya diucapkan. Apakah operator nya melakukan teleport paksa? Jika begitu, kenapa mereka tidak memberitahu kami?

Ketika aku sedang berpikir, cahaya di sekelilingku bergetar semakin keras dan kegelapan menyelimutiku.

Saat cahaya birunya memudar, sekelilingku menjadi jelas lagi. Tapi, ini bukan padang rumput yang memantulkan cahaya matahari terbenam lagi.

Sebuah jalan besar yang terbuat adri batu. Jalan abad pertengahan yang dikelilingi oleh lampu jalan dan istana besar yang memancarkan sinar gelap terlihat agak jauh dari sini.

Ini adalah starting point, central plaza dari <Starting City>.

Aku melihat kearah Cline yang membuka mulutnya lebar-lebar disampingku. Lalu kearah kerumunan orang yang berada di sekeliling kami.

Melihat ke sekumpulan orang yang sangat cantik dan tampan dengan equipment dan warna rambut yang bervariasi, tidak salah lagi mereka adalah player lain sepertiku. Ada sekitar berapa ribu hingga sepuluh ribu orang disini. Sepertinya semua orang yang sedang log on saat ini dipaksa teleport ke central plaza.

Selama beberapa detik, semua orang hanya melihat sekeliling tanpa mengatakan apapun.

Lalu ada beberapa bisikan dan kata-kata yang terdengar disana-sini; perlahan-lahan semakin berisik.

“Apa yang terjadi?"

“Bisakah kita log out sekarang?”

“Bisakah mereka memperbaikinya lebih cepat?”

Komentar-komentar seperti itu bisa terdengar dari waktu ke waktu.

Ketika para player mulai kehilangan kesabaran, teriakan-teriakan seperti “Apa ini bercandae?” dan “Keluar kalian, GM!” dapat terdengar.

Lalu tiba-tiba.

Seseorang berteriak dengan suara yang lebih keras dari suara-suara itu.

“Ah…lihat keatas!”

Cline dan aku hampir secara otomatis mengarahkan mata kami keatas dan melihat. Ada pemandangan aneh yang menyambut kami.

Di permukaan bagian bawah lantai dua, seratus meter diatas udara, terdapat tanda silang berwarna merah.

Ketika aku melihat dengan lebih jelas, aku bisa melihat kalau itu adalah dua kata yang saling bersilangan. Kata-kata yang satunya adalah [Warning] dan yang satu lagi adalah [System Announcement].

Aku terkejut selama sesaat tapi kemudian berpikir 'Oh, operatornya mulai menginformasikan kita sekarang', dan mengendurkan bahuku sedikit. Pembicaraan di plaza menjadi sunyi dan kau bisa merasakan kalau semua orang menunggu kata selanjutnya yang akan keluar.

Tapi, apa yang terjadi selanjutnya tidak seperti apa yang kubayangkan.

Dari tengah pola itu, sebuah cairan yang seperti darah mulai mengalir turun perlahan-lahan. Cairan itu turun dengan kecepatan pelan seperti menggambarkan sebarapa kentalannya cairan itu; Tapi cairan itu tidak jatuh kebawah, malah mulai berubah ke bentuk yang lain.

Apa yang muncul adalah pria setinggi 20 meter yang mengenakan jubah berkerudung yang menutupi tubuhnya.

Tidak, itu tidak terlalu tepat. Dari tempat kami melihat, kami bisa dengan mudah melihat kedalam tudungnya-tidak ada wajah disana. Itu benar-benar kosong. Kami bisa melihat dengan jelas bagian dalam bajunya dan sulaman hijau didalam tudungnya. Didalam jubahnya pun sama, yang bisa kami lihat hanyalah bayangannya saja.

Sword Art Online Vol 01 - 043.jpg

Aku pernah melihat jubah itu sebelumnya. Itu adalah baju yang selalu digunakan pegawai Agas yang bekerja sebagai GM. Tapi semua GM pria mempunyai wajah seperti seorang penyihir tua dengan janggut panjang, dan Yang wanita mempunyai avatar wanita berkacamata. Mereka mungkin menggunakan jubah itu karena kurangnya waktu untuk menyiapkan avatar yang layak, tapi tempat kosong dibalik tudungnya memberikanku perasaan gelisah yang tidak bisa dijelaskan.

Para player di sekelilingku pasti merasakan hal yang sama.

“Apa itu GM?”

“Kenapa dia tidak punya wajah?”

Banyak bisikan seperti itu yang bisa terdengar.

Lalu tangan kanan dari jubah besar itu bergerak seperti untuk mendiamkan mereka.

Sebuah sarung tangan putih bersih muncul dari lipatan panjang lengan bajunya. Tapi lengan baju itu, seperti bagian lain dari jubahnya, tidak terhubung dengan bagian tubuhn manapun.

Lalu tangan kirinya perlahan-lahan terangkat keatas juga. Kemudian dengan dua sarung tangan kosong yang terbentang di depan 10 ribu player, orang tak berwajah itu mulai membuka mulutnya-tidak, itu terasa seperti dia melakukannya. Kemudian sebuah suara pria yang tenang dan pelan terdengar bergema dari ketinggian.


‘Para Player sekalian, Aku menyambut kalian semua kedalam dunia ku'


Aku tidak bisa segera mengerti.

<Dunia ku>? Jika orang berjubah merah itu adalah seorang GM, maka dia memang punya kekuatan seperti dewa di dunia ini, yang mengizinkannya mengubah dunia ini sesukanya, tapi kenapa dia mengatakannya sekarang?

Cline dan aku melihat satu sama lain kebingungan. Orang berjubah merah tanpa nama itu menurunkan kedua tangannya dan melanjutkan perkataannya.


‘Namaku adalah Kayaba Akihiko. Sekarang ini, akulah orang satu-satunya yang bisa mengendalikan dunia ini.’


“Apa…!?”

Avatarku menjadi kaku karena shock, dan tenggorokanku, dan mungkin leherku di dunia nyata juga, berhenti bekerja selama beberapa detik.

Kayaba—Akihiko!!

Aku tahu nama itu. Tidak mungkin aku tidak tahu.

Orang ini adalah seorang game designer dan seorang genius di bidang quantum physics, orang yang membuat Agas, yang beberapa tahun lalu hanyalah satu dari banyak perusahaan kecil lainnya, menjadi salah satu perusahaan yang bisa mengatur perekonomian dunia.

Dia merupakan direktur pengembangan SAO dan pada saat yang sama, pendesain Nerve Gear.

Sebagai salah seorang hardcore gamer, Aku sangat menghormati Kayaba. Aku membeli seluruh majalah yang menceritakan tentang dia dan telah membaca beberapa wawancaranya hingga aku hampir hapal isinya. Aku hampir bisa membayangkan dia mengenakan baju putihnya yang selalu dia gunakan hanya dengan mendengar suaranya.

Tapi dia selalu berdiri dibalik layar, menolak tampil di depan media; dia tidak pernah menjadi GM sebelumnya-



Back to Chapter 2 Return to Main Page Forward to Chapter 4