Difference between revisions of "Sword Art Online Bahasa Indonesia:Jilid 10 Bab 2"

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search
Line 1: Line 1:
 
==Chapter 2 - Project Alicization==
 
==Chapter 2 - Project Alicization==
   
===Part 1===
+
===BAB 1===
 
Bulan purnama berwarna putih keperakan yang terbagi oleh bingkai jendela menjadi 4 bagian menjulang keatas dapat terlihat dengan jelas.
 
Bulan purnama berwarna putih keperakan yang terbagi oleh bingkai jendela menjadi 4 bagian menjulang keatas dapat terlihat dengan jelas.
   
Line 189: Line 189:
   
 
[[Image:Sword Art Online Vol 10 - 025.jpg|thumb]]
 
[[Image:Sword Art Online Vol 10 - 025.jpg|thumb]]
  +
  +
Asuna dan Lyfa melanjutkan dengan berbagai kelebihan yang dimiliki Kirito lalu sepertinya mereka menyadari sesuatu dan kemudian terdiam. Sinon juga sepertinya menyadari sesuatu lalu mengangguk-kan kepalanya.
  +
  +
"Hey, itu semua kelebihan-nya dari VRMMO... dunia virtual kan?"
  +
  +
Kata Sinon, lalu Asuna tersenyum masam,
  +
  +
"Kirito-kun juga punya banyak sisi baik di dunia nyata kok."
  +
  +
"Tentu saja, seperti saat dia mentraktir kita makanan, tapi itu dari sudut pandang kita, Kirito di dunia nyata, kalau boleh aku bilang, dia hanya murid SMA biasa kan? Dengan kata lain, motif dibalik penculikan itu karena kelebihan Kirito di dunia virtual kan?"
  +
  +
"Bagaimana bisa...? kalau begitu, mereka mau dia menamatkan suatu game VR... Tapi onii-chan sedang tak sadarkan diri sekarang. Dia bahkan belum melakukan check up, hanya perawatan saja"
  +
  +
Lyfa menggenggam tangannya dengan erat dan lagi-lagi merasa khawatir akan kondisi Kirito yang sekarang. Mata biru Sinon mengarah ke arah permukaan meja besi dan berfikir sejenak lalu menyempitkan matanya dengan tajam sebelum menjawab,
  +
  +
"Motif yang gak jelas... Walaupun kalian berkata seperti itu, itu cuma apa yang kita bisa lihat dari luar. Bagaimana kalau bukan mesin yang menyambung ke otak, tapi melalui mesin yang bisa menyambung langsung ke jiwa..."
  +
  +
"Ah..."
  +
  +
''Oiya, kenapa kita gak mikir itu dari tadi?'' Asuna shock lalu mengela nafas yang dalam
  +
  +
"Yah, andaikan seperti itu, seharusnya ada petunjuk untuk organisasi 'musuh'. Cuma ada satu organisasi di dunia ini yang punya mesin yang bisa terhubung dengan jiwa, dan Kirito menjadi pengetes mesin itu beberapa hari yang lalu."
  +
  +
Asuna setuju dengan perkataan Sinon lalu menganggukkan kepala dan berkata,
  +
  +
"...Organisasi yang menculik Kirito-kun adalah organisasi bernama RATH yang sedang mengembangkan Soul Translator...? Memang benar mereka bisa saja menggerakkan ambulans jika mereka mempunyai kemampuan untuk membuat mesin seperti itu..."
  +
  +
"RATH...? Itu perusahaan tempat onii-chan bekerja untuk beberapa hari yang lalu kan?"
  +
  +
Mendengar perkataan Lyfa, Asuna tak bisa mencegah untuk menegangkan tubuhnya,
  +
  +
"Lyfa-chan, apa kau tau sesuatu tentang RATH?"
  +
  +
"Ah, enggak... Tapi kudengar perusahaan itu berada di Roppongi."
  +
  +
"Kupikir aku pernah mendengar tentangnya. Tapi walaupun kau bilang itu berada di Roppongi, itu wilayah yang terlalu besar... pusat penelitian milik RATH berada di suatu tempat disana, dan Kirito mungkin ada disana. Polisi gak akan bergerak sendiri kan?"
  +
  +
Asuna memperhatikan Sinon menggigit bibirnya dan Lyfa merendahkan matanya secara gelisah, dan berkata dengan nada yang ragu,
  +
  +
"...Yah, aku mau bilang ini nanti, jadi aku gak bilang tadi. Bahkan, masih ada hubungan kecil yang masih mengontak Kirito-kun, tapi ada kemungkinan kalau mereka sudah memutuskan hubungan itu suatu hari..."
  +
  +
"... Apa itu Asuna?"
  +
  +
"Kamu tadi udah bilang kan, Sinonon. ''implan'' Kirito-kun."
  +
  +
Asuna menggunakan jari tangan kanannya untuk menunjuk ke tengah dadanya.
  +
  +
"Ah, aku mengerti... sensor daya hidup kan? Memang benar sih kalau informasinya dikirim melalui net dalam realtime ke terminal milik mu, Asuna..."
  +
  +
"Walaupun sinyal-nya udah terputus, kalau kita bisa melacak lokasi ambulans palsu saat mereka mengantar Kirito-kun, kita mungkin bisa menemukan dimana dia sekarang. Itu yang aku pikirkan, jadi aku minta tolong supaya hal itu di selidiki."
  +
  +
"...Siapa?"
  +
  +
Asuna menatap ke arah langit lalu mengutarakan sebuah nama,
  +
  +
"Yui-chan, bagaimana?"
  +
  +
Tiba-tiba, sebuah partikel cahaya muncul beberapa milimeter diatas permukaan meja dan berubah wujud menjadi siluat sosok manusia kecil dan setelah bercahaya dengan terang, cahaya itu menghilang.
  +
  +
Yang muncul dari cahaya itu adalah seorang gadis yang tinggi-nya kurang dari 10 sentimeter. Rambutnya hitam panjang dan memakai baju tipe one-peace berwarna putih, dan 4 sayap pelangi di punggungnya bergerak sedikit. Gadis itu— sebuah pixie membuka lebar matanya yang berada dibawah bulu mata-nya yang panjang, dan menggerak-kan mata-nya yang anggun lalu melihat kearah Asuna, lalu melihat kearah Lyfa dan kemudian Sinon. Tentu saja, saat dia akan menjawab Sinon, pertama-tama dia mengapung di udara dan menunduk"
  +
  +
"Lama tak berjumpa, Sinon-san."
  +
  +
Dia memanggil Sinon dengan suara yang halus lalu Sinon tersenyum sedikit dan menggangguk balik,
  +
  +
"Selamat sore, Yui-chan.... eh, aku harusnya bilang 'selamat pagi' disini"
  +
  +
"Sekarang jam 4:32am. Matahari terbit jam 4:32am hari ini, jadi sekarang bisa dibilang pagi. Selamat pagi, Lyfa-san, mama."
  +
  +
Yui, asisten pemain, AI yang berasal dari SAO, berbalik 60 derajat sambil menyapa, lalu Yui kembali melayang di depan Asuna.
  +
  +
"Pencarian sinyal dari denyut papa yang terkirim ke terminal mama sekarang sudah berjalan 98%."
  +
  +
"Oh begitu. Jika sinyal itu muncul dari dekat Roppongi, basis dari tebakan kita akan menguat... Jadi begitu toh..."
  +
  +
Asuna mengangguk dengan keras ke arah Sinon. Termasuk Lyfa, ketiga gadis menatap kearah Yui dengan pandangan yang penuh harap
  +
  +
"Kalau begitu, sekarang aku akan menyampaikan analisis ku kepada semuanya. Sangat susah untuk mencari sinyal lewat terminal, apalagi lawan-nya adalah National Defense Medicine College hospital, sayang sekali, aku cuma bisa mendapatkan 3 sinyal.
  +
  +
Setelah berkata seperti itu, Yui dengan cepat melambaikan tangan kanan-nya, dan di atas permukaan meja yang berada di bawah kaki-nya, muncul hologram yang berwarna seperti air, menampilkan map yang detail dari pusat Tokyo. Sayap milik Yui berhenti mengepak lalu mendarat, mengambil beberapa langkah kedepan dan menunjuk suatu bagian dari peta. *pon*. Titik cahaya berwarna merah pun muncul.
  +
  +
"Ini adalah Rumah Sakit Setagaya yang dimana pertama-tama papa dibawa kesana. Disini tempat sinyal pertama ditangkap."
  +
  +
Yui berpindah beberapa langkah ke titik cahaya yang baru.
  +
  +
"Meguro Aobadai, Sanchome, waktunya sekitar 29 Juni 2026 jam 20.50pm. Kita bisa memperkirakan jalur yang mereka tempuh."
  +
  +
Kedua titik kemudian disambungkan dengan garis cahaya berwarna putih. Yui lalu berpindah beberapa langkah ke baratdaya lagi, dan titik ke 3 muncul menunjukkan suatu lokasi. Jejak dari garis putih terus memanjang.
  +
  +
"Shirokanedai Minato-ku Ichome, waktunya sekitar 21.10pm pada hari itu. Lokasi ini adalah tempat dimana sinyal kedua ditangkap."
  +
  +
''Bukannya ini terlalu selatan dari Setagaya menuju Roppongi?'' fikir Asuna dengan gelisah, tapi dia hanya bisa menuntup mulutnya dan menunggu Yui menyelesaikan laporannya.
  +
  +
"Lalu... sinyal ketiga ditangkap disini."
  +
  +
Dugaan ketiga gadis benar-benar terhambat— Yui menunjuk ke arah tempat pembangunan yang sangat jauh ke arah timur dari Roppongi.
  +
  +
"Shinkiba, Koutou, Yonchome, waktunya 21.50 pada hari itu. Sekitar 30 jam yang lalu, sebelum sinyal dari papa terputus."
  +
  +
"Shinkiba...!?"
  +
  +
Asuna tak bisa menahan kata-katanya, lalu setelah berfikir tentang hal itu, disana terdapat banyak bangunan intelijen baru yang sedang di kembangkan. Mungkin disana ada markas kedua dari RATH.
  +
  +
"Yui-chan... Fasilitas seperti apa yang ada disana?"
  +
  +
Dia bertanya dengan jantung yang berdebar-debar, namun jawaban yang didapat tak sesuai harapannya.
  +
  +
"Fasilitas yang ada disana adalah 'Tokyo Heliport'."
  +
  +
"Eh...? Itu, tempat peluncuran untuk helikopter kan?"
  +
  +
Sinon bergumam dengan ekspresi yang shock, dan Lyfa tiba-tiba mengubah ekspresinya.
  +
  +
"Helikopter!? ...Itu berarti... onii-chan dibawa ke suatu tempat yang sangat jauh... Kan?"
  +
  +
"Tapi... Tunggu."
  +
  +
Asuna mencoba untuk menghapuskan kebingunannya lalu berkata,
  +
  +
"Yui-chan, sinyal nya benar-benar terputus setelah dia dibawa dari Shinkiba, kan?"
  +
  +
"Iya..."
  +
  +
Pada saat ini, untuk pertama kalinya, wajah manis Yui, sang pixie menunjukkan ekspresi yang sedih.
  +
  +
"Gak ada tanda-tanda keberadaan monitor device papa yang terhubung ke terminal station manapun di seluruh Jepang."
  +
  +
"Kalau begitu... Setelah dia dibawa dari Shinkiba menggunakan helikopter, dia mendarat di suatu gunung yang gak bisa dicapai oleh sinyal listrik dari terminal... Atau gurun, hutan lebat dan hal semacamnya kan?"
  +
  +
Sinon menggelengkan kepalanya untuk membantah perkataan Lyfa.
  +
  +
"Walaupun mereka mendarat disuatu tempat, disana pasti ada suatu fasilitas. Mereka bisa saja memasuki suatu area dengan teknologi elektronik paling maju lalu bertukar tempat pada saat itu..."
  +
  +
"Bagaimana kalau bukan di Jepang... tapi diluar..."
  +
  +
Gak ada yang langsung bisa memberikan jawaban kepada suara gemetar Asuna.
  +
  +
Satu-satunya hal yang menghapuskan suasana sunyi itu adalah suara Yui yang murni dan tenang.
  +
  +
"Hanya satu helikopter militer yang bisa terbang dari Tokyo ke luar negeri. Aku gak bisa yakin karena data yang kurang, tapi aku rasa papa masih berada di suatu tempat di Jepang."
  +
  +
"Iya. RATH meneliti suatu yang bisa melampaui teknologi virtual yang sekarang, kan? Mereka itu perusahaan kelas tinggi, sangat sulit untuk membayangkan kalau tempat penelitian nya berada di luar negeri."
  +
  +
Mendengar perkataan Sinon, Asuna mengangguk setuju. Perusahaan elektronik gabungan yang dipimpin ayah nya mengalami krisis karena mata-mata perusahaan berpindah pihak. Tempat penelitian yang penting dilindungi dengan sangat ketat seperti Bukit Tama. Katanya keamanan di tempat penelitian harus ketat. Kalau ada banyak markas diluar negeri, kemungkinan bocor-nya informasi akan jadi lebih besar dibanding dengan mempunyai markas hanya di dalam negeri saja.
  +
  +
Lyfa menunjukkan wajah yang kelihatan sedang berfikir keras, menundukkan kepalanya kemudian berkata.
  +
  +
"Kalau begitu.. Pasti ada di suatu tempat di Jepang yang jauh dari orang-orang, kan...? Tapi apa bisa mereka membuat tempat penelitian yang sangat rahasia seperti itu di kondisi Jepang yang sekarang?"
  +
  +
"Masalahnya bukan hanya tentang mereka bisa melakukan nya secara sangat rahasia... Yui-chan, apakah ada hal yang kamu ketahui tentang RATH?"
  +
  +
Saat Asuna bertanya, Yui kembali mengambang di udara, berhenti di ketinggian pandangan ketiga gadis, dan berkata,
  +
  +
"Aku menggunakan 12 search engine umum dan 3 search engine pribadi untuk menyelidiki, tapi aku gak bisa menemukan data yang cocok yang berhubungan dengan nama perusahaan, nama fasilitas, atau bahkan barang yang berhubungan dengan teknisi VR. Dan juga, aku gak bisa menemukan informasi apa-apa yang berhubungan dengan teknologi 'Soul Translator', termasuk penyelesaian permintaan hak paten nya."
  +
  +
"Mereka bahkan gak membuat hak paten untuk penemuan yang luar biasa seperti itu... penemuan yang bisa membaca jiwa manusia dan merekam nya... Benar-benar rahasia yang dilindungi dengan sangat ketat..."
  +
  +
''Sepertinya kita gak akan bisa menemukan bocoran dari luar RATH.'' Asuna menghela nafas, dan Sinon menggelengkan kepalanya secara tak menunjukkan perasaan.
  +
  +
"Untuk suatu alasan.. Kita seperti menduga-duga apakah perusahaan itu memang benar-benar ada. Jika aku tau hal ini akan terjadi, aku harusnya bertanya lebih banyak kepada Kirito tentang perusahaan itu... Apakah pada terakhir kita bertemu, dia menyinggung suatu hal yang mungkin bisa membantu kita...?"
  +
  +
"Umm..."
  +
  +
Dia mengerutkan dahi-nya dan berusaha keras untuk menggali ingatan-nya. Serangan Kanemoto dan kecurigaan terhadap penculikan membuat dia sangat shock, dan percakapan tenang yang dia alami di Dicey Cafe menjadi samar-samar seperti terhalang kabut, seperti sudah sangat lama terjadi.
  +
  +
"Waktu itu, memang benar kalau... kami bicara tentang Soul Translator, dan tanpa sadar sudah lewat sore. Setelah itu... Aku pikir dia menyinggung sedikit tentang dari mana asal nama RATH..."
  +
  +
"Ahh... Ada monster entah yang mana adalah babi atau kura-kura di 'Alice in Wonderland'. Emang sedikit aneh untuk menyebutnya seperti itu, berhubung babi sama sekali gak mirip dengan kura-kura."
  +
  +
"Lewis Carroll, orang yang membuat nama itu sepertinya gak menyebutkan apa itu, dan kemudian analisa terhadap Alice tampak menjelaskannya seperti itu..."
  +
  +
Asuna merasakan sesuatu di pikiran-nya, lalu dia berbicara, dan tiba-tiba berhinta
  +
  +
"Alice...? Apakah Kirito-kun mengatakan sesuatu tentang Alice waktu dia keluar dari toko?"
  +
  +
"Eh?"
  +
  +
Sinon dan lyfa, yang sedang terdiam, melebarkan mata mereka.
  +
  +
"Apakah onii-chan mempunyai suatu hal yang harus dilakukan yang berhubungan dengan Alice in Wonderland?"
  +
  +
"Bukan, bukan seperti itu... Di tempat penelitian RATH, bukannya Alice itu suatu wujud singkatan atau apalah... Yah, itu sangat umum, kan? coba Ambil masing-masing huruf dari Alice dan coba cari makna tiap huruf nya lalu hubungkan menjadi suatu makna"
  +
  +
"Oh, itu yang disebut 'Acronym' kan? Departemen yang berhubungan dengan pemerintah America sering menggunakannya supaya gampang dibaca."
  +
  +
Sinon menimpali mendengar informasi itu, dan Lyfa mengibaskan ponytail nya lalu berkata,
  +
  +
"Dengan kata lain... Kalau kita menggabungkan 5 huruf, kita punya A, L, I, C, E... gitu?"
  +
  +
"Iya, seperti itu. Kirito-kun menyinggung hal itu..."
  +
  +
Dia menguatkan konsentrasinya dengan sepenuh tenaga, dan jauh dilubuk telinganya, terdengar suara familiar milik Kirito. Dengan hati-hati dia menjelaskannya,
  +
  +
“...Aateifisharu...Reibiru...Interijen... Aku gak bisa ingat kepanjangan dari C dan E, tapi kupikir yang barusan aku sebutkan itu kepanjangan dari A, L dan I."
  +
  +
Asuna akhirnya mengerti lalu kepala-nya terasa sedikit sakit, mungkin karena dia juga mengolah ingatan-nya dengan keras. Namun, kedua gadis lain-nya lanjut berfikir walau pandangannya terlihat sepertinya mereka tidak menyadari sesuatu.
  +
  +
"Aatefisharu... Itu jadi 'artificial'. Interijen... Itu jadi 'intelligence'... Terus, sebutan inggris dari kata Reibiru jadi apaan?"
  +
  +
Sinon mengajukan pertanyaan, dan Yui, yang berada di udara, langsung menjawab.
  +
  +
"Dari pengucapan-nya, kupikir sebutan yang paling cocok ialah 'labile', sangat adaptif."
  +
  +
Setelah jeda singkat.
  +
  +
"'Artificial Labile Intelligence'. Kalau kita terjemahkan, itu berarti 'Artificial Intelligence yang sangat adaptif."
  +
  +
"Artifical...Intelligence."
  +
  +
Asuna kemudian berkedip tanpa reaksi saat hal itu disebutkan.
  +
  +
"Ahh aku ngerti... Artificial Intelligence bararti 'AI', sesuatu hal yang berhubungan dengan eksistensimu, Yui. Tapi apa yang dilakukan suatu perusahaan yang mengembangkan Brain-Machine Interface merek baru dengan AI?"
  +
  +
"Bukannya itu berhubungan dengan karakter yang bisa bergerak di ruang virtual? Seperti NPC disana itu?"
  +
  +
Sinon mengangkat tangan kanan-nya dan menunjuk kearah jendela sambil berkata hal itu. Asuna kembali berbicara, sambil befikir kalau mereka belom menemukan poin utamanya.
  +
  +
"Tapi... Kalau perusahaan RATH ini berasal dari nama 'Alice In Wonderland', lalu istilah 'Alice' yang digunakan RATH adalah codeword untuk suatu hal yang berhubungan dengan Artificial Intelligence... Buaknnya itu aneh? Itu berarti tujuan perusahaan itu bukannya ingin mengembangkan generasi selanjutnya dari VR, tapi untuk membuat AI dari penelitian mereka?"
  +
  +
"Hmm— Benar kah...? Tapi NPC di dalam game gak terlalu berharga... Piringan disk yang berisi program AI sudah dijual dimana-mana. Apakah hal itu benar-benar sesuatu yang spesial, yang bahkan perlu disembunyikan perusahaan dan bahkan sampai menculik orang?"
  +
  +
Saat Sinon bertanya seperti itu, Asuna gak bisa menjawab langsung. Tiap langkah maju yang dia tempuh, dia merasakan suatu feeling yang membuat gelisah. ''Apakah tebakan kami salah besar?''
  +
  +
"Hey, Yui-chan. Sebenarnya, yang namanya 'Artificial Intelligence' itu apaan pula?
  +
  +
Yui kemudian menunjukkan senyum pahit yang langka di wajahnya dan mendarat di meja.
  +
  +
"Apa mama yakin bertanya seperti itu kepadaku? Bagi mama, itu sama saja seperti bertanya 'Apa itu manusia'.."
  +
  +
"Emang bener sih."
  +
  +
Tegasnya, definisi seperti 'Ini adalah Artificial Intelligence' itu mustahil. Di dunia ini, Artificial Intelligence yang sebenarnya belum pernah ada, apakah itu di masa lalu ataupun sekarang."
  +
  +
Yui mencondongkan tubuhnya sedikit diujung teko, dan kata-katanya membuat ketiga gadis mengedipkan matanya dengan kaget.
  +
  +
"Eh, ta-tapi... Kamu itu sebuah AI, kan, Yui-chan? Itu berarti kamu itu Artifical Intelligence, kan?"
  +
  +
Lyfa mengatakannya dengan terbata-bata, dan Yui memiringkan kepalanya, tetap terdiam seperti seorang guru yang sedang berfikir bagaimana cara menjelaskan sesuatu kepada muridnya, dan mengangguk sedikit, lalu mulai menjelaskan.
  +
  +
"Mari kita mulai dari apa yang kita sebut AI selama ini— Di abad sebelumnya, orang-orang yang mengembangkan AI mempunyai tujuan yang sama melalui dua jalur, Salah satunya ialah 'top-down-type AI', dan yang lainnya ialah 'bottom-up-type AI'.
  +
  +
Asuna menajamkan telinganya, mencoba yang terbaik untuk mengerti akan hal yang akan diucapkan suara yang murni dan polos dari Yui.
  +
  +
"Pertama-tama, top-down AI adalah sesuatu yang sepenuhnya bergantung kepada arsitektur komputer untuk mendapatkan pengalaman dari pertanyaan dan jawaban yang simpel, pada akhirnya menjadi intelektual nyata lewat melalui pembelajaran. Termasuk aku, sebagian besar AI adalah top-down-type, artinya... 'kecerdasan' yang aku punya mungkin hampir sama dengan yang mama punya, tapi sebenarnya itu benar-benar berbeda. Singkatnya, eksistensi seperti diriku ini hanya kumpulan dari sebuah sistem yang hanya bisa 'mendapat pertanyaan A dan menjawab dengan B'."
  +
  +
Yui berkata seperti itu lalu pipi putihnya menunjukkan tanda-tanda kesepian. ''Apakah mata-ku ini menipu-ku?'' Fikir Asuna.
  +
  +
"Jika, bagaimana mama bertanya 'Apa itu AI?, dan bagaimana aku menjawab dengan menunjukkan 'senyum pahit' atau variasi yang lain-nya, itu karena papa sering menunjukkan ekspresi seperti itu, dan aku mendapat pengalaman dan mempelajarinya saat aku bertanya tentang diriku sendiri. Basis-nya sendiri gak terlalu berbeda dari aplikasi input 'predictive text' di terminal portabel milik mama —Karena hal ini, top-down-type AI yang sekarang itu jauh dari level AI yang sebenarnya. Ini adalah 'apa yang disebut AI' yang aku baru saja jelaskan kepada Lyfa-san, jadi tolong pahami seperti itu."
  +
  +
Setelah berkata seperti itu, Yui memalingkan matanya ke arah bulan yang jauh diluar jendela.
  +
  +
"...Sekarang, Aku akan menjelaskan tentang yang lain-nya, yaitu 'bottom-up AI'. Ini sangat mirip dengan otakmu, mama... Semua orang punya miliar-an sel otak yang semuanya terhubung dengan organ biologis, dan tujuan untuk menciptakan hal ini menggunakan perangkat elektronik buatan ialah untuk menciptakan kesadaran."
  +
  +
''Itu terlalu ambisius... konsepnya sangat konyol dan mustahil.'' Asuna pun tak bisa menahan dirinya untuk bergumam.
  +
  +
"Bu...Bukannya itu terlalu gak masuk akal...?"
  +
  +
"Benar."
  +
  +
Yui menganggukkan kepala sebagai tanda setuju.
  +
  +
"Sejauh yang aku tau, penelitian bottom-up-type berhenti diteruskan bahkan sebelum mereka merencanakan eksperimen. Kalau itu benar-benar diwujudkan, kesadaran yang bersemayam didalamnya akan berbeda dengan yang aku punya, eksistensi nya akan berada di level yang sama dengan manusia seperti-mu, mama, dan semua orang..."
  +
  +
Yui mengalihkan pandangan-nya dari kejauhan, menghela nafas yang dalam, dan membuat kesimpulan.
  +
  +
"Seperti yang sudah aku bilang, sekarang ini, ada dua dasar pemikiran untuk istilah Artificial Intelligence — AI. Salah satunya adalah yang seperti diriku, sebuah NPC yang adalah bagian dari program analitis dan bagian dari karakter. Sebuah AI palsu. Yang satunya lagi adalah sesuatu yang bisa mengembangkan konsep, sesuatu yang mempunya kemampuan untuk menciptakan dan beradaptasi sambil mempelajari sesuatu, yaitu sebuah Artificial Intelligence yang sebenarnya."
  +
  +
"Kemampuan beradaptasi..."
  +
  +
Asuna bergumam lalu mengucapkan kata-kata.
  +
  +
"'Artificial Intelligence dengan kemampuan beradaptasi yang tinggi'."
  +
  +
Dia kembali menatap kedua gadis dan juga Yui, satu per satu, sedikit demi sedikit membentuk sebuah kesimpulan di fikirannya, lalu pelan-pelan menjadikannya sebuah kata-kata.
  +
  +
"Ba...Bagaimana kalau RATH mengembangkan STL (Soul Translator) bukan sebagai tujuan, tapi sebagai sarana...? Yah, memang benar kalau Kirito-kun sebelumnya sedikit ragu. RATH ingin melakukan sesuatu dengan STL, jadi... Jika terhubung langsung dengan jiwa manusia, kalau begitu.... bottom-up AI pertama didunia ini akan... Kalau itu terjadi..."
  +
  +
"Kalau begitu, codename dari AI itu adalah 'Alice'... bukannya begitu?"
  +
  +
Mendengar kata-kata Asuna, Lyfa bergumam. Sinon mempunyai ekspresi kosong yang sama lalu melanjutkan,
  +
  +
"Dengan kata lain, RATH bukanlah perusahaan yang mengembangkan generasi lanjut dari VR... Tapi sebenarnya, perusahaan yang bertujuan untuk mengembangkan AI... Begitu kan?"
  +
  +
Seiring mereka melanjutkan untuk berdiskusi tentang situasi dengan 'musuh', lama-lama kondisi yang parah kian menjadi semakin jelas. Perkembangan situasi tersebut membuat ketiga gadis terdiam. Sepertinya Yui sendiri gak bisa mengatasi semua informasi itu, secara ia mengerutkan keningnya.
  +
  +
Asuna menggapai mug dengan tangannya, dipanaskan ulang dengan pop-up menu, lalu meminum-nya, "houu", ia menghela nafas, lalu berbicara, mengutarakan opininya tentang kekuatan 'musuh'
  +
  +
"Kalau RATH adalah 'musuh', yang kita lawan bukanlah sebuah perusahaan biasa. Mempertimbangkan cara yang mereka gunakan untuk melakukan penculikan -mengirim ambulans palsu lalu helikopter, dan juga ada mesin yang seperti monster yang bernama STL di tempat penelitian-nya -kita bahkan gak tau dimana lokasi-nya, dengan tujuan menciptakan AI yang setara dengan manusia. Kalau begitu... Orang yang menawarkan Kirito-kun untuk berkerja di RATH adalah Chrysheight... Kikouka-san dari Kementrian Dalam Negeri dan Teknologi Komunikasi. Orang itu punya banyak koneksi dengan dunia yang berhubungan dengan VR, dan omong-omong, RATH mungkin memiliki beberapa hubungan nasional ... "
  +
  +
"Kikuoka Seijirou. Sudah kuduga, dia bukan hanya orang berkacamata yang pura-pura bodoh seperti yang aku lihat... Apakah kita masih bisa menghubungi-nya?"
  +
  +
Sinon, yang cemberut, dengan lemah menggelengkan kepalanya.
  +
  +
"Dua hari yang lalu, kami gak bisa menghubunginya dengan telepon, dan dia gak juga mengirim pesan untuk sebuah balasan. Berhubung kondisinya darurat, aku ingin segera ke divisi virtual dari Kementrian Dalam Negeri dan Teknologi Komunikasi, tapi sepertinya hal itu akan sia-sia."
  +
  +
"Yah... Meskipun Kirito pernah mencoba melacak pria itu, dengan mudah orang itu membuat Kirito pergi, atau setidaknya itulah yang dikatakan Kirito..."
  +
  +
4 tahun setelah insiden SAO, «SAO Incident Victims Rescue Countermeasure Team» ditempatkan di Kementrian Dalam Negeri dan Teknologi Komunikasi, dan setelah insiden itu diselesaikan, Tim itu ditinggalkan dan menjadi divisi yang menangani masalah yang berhubungan dengan virtual. Salah satu dari mereka adalah PNS dengan kacamata berframe hitam, Kikuoka Seijirou, yang sepertinya membuat hubungan dengan Kazuto setelah Kazuto kembali ke dunia nyata. Untuk suatu alasan, dia membayar mahal untuk mendapakan servis dari seorang siswa SMA biasa di dunia nyata, Kazuto, dan meminta tolong-nya untuk menyelidiki insiden Death Gun.
  +
  +
Asuna bertemu dengan-nya beberapa kali di dunia nyata, dan juga membuat party dengan avatar miliknya di dunia ALO, Undine Chrysheight. Namun, dia merasakan bahwa dibalik sikapnya yang santai dan ramah, ada sesuatu yang disembunyikan, sebuah kesan yang gak bisa Asuna acuhkan bagaimanapun juga, bahkan sampai sekarang. Dia menyebut dirinya PNS tapi gak punya tempat kerja permanen dan diperlakukan dingin, ''jadi mungkin dia berasal dari departemen yang lebih eksklusif'' —Kazuto mempunyai keraguan akan hal ini juga.
  +
  +
Kikuoka mengenalkan Kazuto kepada organisasi misterius yang disebu RATH untuk kerja paruh waktu. Asuna mencoba menghubunginya berkali-kali setelah Kazuto menghilang, tapi terminal portabel miliknya disetting menjadi auto-reply dan Kazuto gak bisa dikontak.

Revision as of 14:24, 20 December 2012

Chapter 2 - Project Alicization

BAB 1

Bulan purnama berwarna putih keperakan yang terbagi oleh bingkai jendela menjadi 4 bagian menjulang keatas dapat terlihat dengan jelas.

Tepi barat daya dari ALFheim, di tanah para Sylph, jalanan dari ibu kota Sylvain telah diselimuti kegelapan yang pekat

Sebagian besar dari toko-toko telah tutup, dan beberapa pemain terlihat berjalan di jalanan. Ini semua karena sekarang jam 4am, dimana sedikit orang-orang tersambung ke server

Asuna melirikkan mata nya dari jendela menuju ke sebuah meja, dan mengambil gelas yang ber-uap. Dia mendekatkan teh berwarna pekat yang ada didalam gelas menuju ke bibirnya, dan ia dapat merasakan rasa panas menyerang lidahnya. Walaupun dia tak mengantuk, fikiran nya sedikit kabur karena dia sudah tidak tidur selama 3 hari.

Dia menutup mata-nya dan menaruh gelas itu kembali. Seorang gadis Sylph yang melihat hal ini khawatir bertanya,

"Kamu gak apa-apa Asuna-san? Kamu belum tidur lho"

"Iya..Aku gak apa-apa kok. Lyfa, kamu juga, Pasti capek kan setelah jalan kemana-mana?"

"Tubuh asli-ku tidur nyenyak di atas ranjang, yah... jadi ya aku baik-baik aja."

Meskipun mereka bilang mereka baik-baik saja, sebenarnya mereka menyadari kalau gak ada satu-pun yang sepertinya bersemangat, dan memberikan senyuman masam.

Tempat ini adalah rumah dari Lyfa, avatar kepunyaan Kirigaya Suguha di ALfheim Online. Tembok yang ada di sekitar ruangan bundar sangat mengkilap, warna-warni dan berganti ganti warna secara konstan, membuat atmosfir jadi terasa agak surealis. Meja mutiara dan kursi yang matching dengan nya terletak di tengah-tengah ruangan, 3 diantaranya sekarang sedang dipakai.

Mendengar percakapan dua orang itu, gadis ber-rambut biru terang dengan kuping berbentuk segitiga mencengkramkan jari-jarinya di atas meja dan membuka mulutnya,

"Kalau kalian terlalu memaksakan diri, pikiran kalian gak akan bisa kerja dengan baik disaat-saat genting. Walaupun kalian gak bisa tidur, akan sangat beda walaupun kalian cuman menutup mata kalian."

Pemilik suara yang tenang itu adalah Asada Shino, di avatar Cait Sith yang telah ia gunakan selama setengah tahun. Nama karakter-nya sama persis dengan username- Sinon dari Gun Gale Online. Asuna melihat kearah-nya dan mengangguk.

"Oke... Setelah meeting ini berakhir, tolong izinkan aku untuk menggunakan tempat tidur disini. Huff... andaikan sihir tidur bisa ngaruh ke pemain juga..."

"Aku pikir kau bisa tidur nyenyak cuma kalau onii-chan tidur di atas kursi situ..."

Asuna dan Sinon tersenyum kepada gerutuan Lyfa, tapi cuma senyum yang capek yang mereka berikan.

Lyfa menaruh gelas yang ia pegang dengan kedua tangannya di atas meja, dan menghela nafas yang dalam, dan mengubah ekspresinya.

"Oke jadi... kita mulai dengan informasi yang telah kita dapatkan hari ini, enggak, kemarin. Kesimpulannya kita gak bisa menemukan bukti yang kuat kalau onii-chan telah dibawa ke <Tokorozawa National Defense Medical College Hospital>. Data telah membuktikan kalau dia telah di pindahkan ke departemen pembedahan syaraf di lantai ke 23, tapi mereka menolak semua akses dan tak bisa diakses sama sekali. Mereka juga tak menunjukkan adanya ambulans darurat tiba disana pada jam yang diharapkan. Kami tau ini data yang pasti sebab Yui telah nge-hack ke dalam kamera pengawas dan mengecek rekaman yang ditangkap kamera tersebut."

"Dengan kata lain... Kemungkinan besar Kirito tak ada di Defense Medical Hospital.... bener gak?"

Lyfa mengangguk, setuju dengan pernyataan yang Sinon sampaikan.

"Ini memang sulit dipercaya... Tapi aku terkejut karena bahkan anggota keluarganya gak boleh melihat-nya. Ini sangat aneh bagaimana-pun kau melihatnya..."

Sisa kata-kata yang lain tertinggal tidak dibicarakan dan tergantikan oleh jabat tangan. Pada saat itu, suasana ruangan menjadi sangat sunyi

Kakak Lyfa, Kirito—Kirigaya Kazuto diserang oleh buronan dari insiden Death Gun, 'Johnny Black'—Kanemoto Atsushi 2 hari yang lalu, pada tanggal 29 juni.

Entah karena keahlian para dokter atau kehendak yang sangat kuat dari Kazuto untuk tetap hidup atau keduanya, jantung Kazuto kembali berdetak dan bernafas secara normal setelah diberi obat, terhindar dari kematian secara ajaib. Setelah Asuna mendengar hal ini dari dokter yang keluar dari ER, dia menghilangkan wajah khawatirnya dan tak bisa berkata apa-apa setelah mendengar perkataan sang dokter.

Dokter memberitau Asuna bahwa jantung Kazuto telah berhenti selama lebih dari 5 menit, sangat mungkin kalau dia telah menerima serangan terhadap otak-nya. Ada juga kemungkinan dari serangan dalam waktu yang lama ke proses fikiran atau sistem motor kazuto, atau keduanya, dan situasi terburuknya, mungkin saja dia tak akan bangun lagi—dan,

Dokter menyimpulkan bahwa investigasi secara rinci sangat diperlukan untuk mengetahui kendalanya, dan mungkin dia akan ditransfer ke rumah sakit yang mempunyai fasilitas yang lebih bagus. Asuna berjuang melawan kecemasan nya lagi dan menghubungi adik perempuan dari Kazuto, Suguha untuk menjelaskan situasinya. Pada akhirnya dia mulai menangis saat melihat Suguha.

Malam itu, ibu Kazuto, Kirigaya Midori datang segera dari tempat kerjanya di Iidabashi dan menginap di kursi di depan ruangan ICU.

Hari berikutnya, pada tanggal 30 Juni, Asuna dan Suguha diyakinkan oleh supervisor kalau kondisi Kazuto sudah 'lepas dari bahaya'.dan kembali ke rumah asuna yang dekat. Midori kembali ke rumahnya di Kawagoe sementara waktu untuk mengurus insuransi kesehatan Kazuto.

Setelah mereka berdua mandi, mereka menghubungi masing-masing sekolah mereka kalau mereka akan absen, setelah berbincang-bincang beberapa jam, mereka tidur singkat. Dan satu jam kemudian, Asuna terbangun oleh bunyi telepon dari Midori

Asuna bergegas menuju ke terminal portable nya dan Midori berkata padanya bahwa sangat disayangkan, Kazuto belum kunjung sadar, tapi dia telah ditransfer ke Defense Medical College Hospital yang lebih dekat dengan rumahnya di Kawagoe untuk observasi lebih dekat dan fasilitas yang lebih bagus. Setelah itu, ambulans datang untuk men-transfer Kazuto. Midori berkata dia akan memanggil taxi setelah ia selesai dengan prosedurnya, dan Asuna berkata padanya bahwa mereka akan tiba di rumah sakit baru dalam waktu dekat.

Kazuto yang tak sadarkan diri telah dipindahkan dari Rumah Sakit Setagaya melalui pintu keluar darurat menuju ambulans pada jam 1.45pm pada tanggal 30. Yui dengan jelas menginvestigasi nya dari kamera pengawas rumah sakit. Rekaman tersebut menunjukkan bahwa ambulans mmencapai Defense Medicine College Hospital di Tokorozawa di Saitama. Kazuto dengan segera dimasukkan ke departemen pembedahan syaraf di lantai 23 untuk perawatan intensif, dan dibawah pengawasan— Asuna dan Suguha tanpa ragu percaya akan hal tersebut dan pergi mengunjungi nya dua hari yang lalu pada malam hari, tapi mereka tak diizinkan untuk melihat Kazuto atau bahkan melihatnya dari kejauhan.

Asuna memikirkan baik-baik perkataan Lyfa lalu menggangguk lalu berkata,

"Memang benar kalau Kirito-kun dibawa dari rumah sakit di Setagaya ke National Defense Medical University Hospital menggunakan ambulans. Bahkan ada laporan penerimaan yang bertuliskan 'Kirigaya Kazuto'... tapi gak ada laporan tentang kondisi Kirito-kun, atau rekaman dari kamera pengawas. Mungkin saja ambulans yang dinaiki Kirito-kun pergi ke tempat lain selain rumah sakit... Seperti pertukaran pasien atau kejadian lain— tapi kayaknya gak begitu..."

"Berarti ini telah direncanakan oleh seseorang karena ada tanda-tanda kebohongan... Penculikan?

Sinon berkata dengan nada yang tenang, walapun kuping segitiganya menyentak sangat tajam.

"Tapi di situasi seperti itu, ambulans nya harus disamarkan kan? Selain paramedis, kendaraan nya harusnya palsu kan? Aku pikir rasanya gak mungkin ada orang yang sudah memprediksi bahwa onii-chan akan di serang di Setagaya oleh orang yang namanya Kanemoto atau apa lah, dan dibawa kerumah sakit. Dan juga, baru aja 18 jam setelah onii-chan di masuk-kan ke rumah sakit."

"Secara fisik mustahil untuk mengatur ambulans palsu setelah mereka tau kalau Kirito-kun jatuh pingsan"

Asuna mulai ragu lagi dengan pertanyaan yang Sinon katakan.

"Tapi kalau penculikan pasien itu menggunakan ambulans palsu, bagaimana jika orang yang merencanakan hal ini dari awal mengincar kirito itu hanya sebuah kebetulan..."

"Kayaknya gak begitu."

Lyfa mengibaskan ponytail-nya kesamping dan mulai menjelaskan dengan nada yang melonjak.

"Fuu, saat rumah sakit men-transfer pasien, mereka harus melakukan panggilan untuk mendatangkan ambulans dari kawasan komando darurat, tapi berdasarkan penyelidikan dari Yui, gak ada yang membuat panggilan pada hari itu, dan ambulans miserius muncul pada saat itu. Berarti, hal yang sama juga terjadi pada paramedik yang ada di dalam ambulans dan situasi di Tokorozawa Defense College Hospital seharusnya juga sama. Bukan cuma itu, mereka bahkan tau nama onii-chan. Supervisor yang sedang bertugas berkata bahwa mereka tidak melakukan kesalahan apapun."

"...Berarti, mereka mengincar Kirito dari awal dengan maksud menculik-nya."

“Yeah, the culprit got news once Kirito-kun entered the hospital and sent a real ambulance for their own purposes.” "Iya, si pelaku mendapat kabar tepat setelah Kirito-kun masuk ke rumah sakit dan mengirim ambulans asli untuk kepentingan pribadi mereka."

Mereka berdua mengangguk dengan ragu sebagai tanda respon akan hal yang dikatakan Asuna.

Alasan mereka berdua ragu karena hal itu sangat menyeramkan untuk menghubungkan semuanya. Asuna sendiri merasakan hal yang sama. Jika semuanya benar, musuh yang menculik Kazuto ialah orang yang punya kedudukan untuk menggerak-kan ambulans.

Sejujurnya, pemikiran tersebut bisa jadi hanya pemikiran yang berlebihan.

Bisa jadi Kazuto sedang dirawat di Defense Medical University Hospital, gambaran ruangan rumah sakit tak bisa dilihat karena terdapat suatu alat yang sangat canggih, dan pada saat dia tiba disitu, mungkin tidak ada rekaman dari kamera pengawas karena hal itu tidak diperbolekan... Gak, bisa dibilang pemikiran ini gak normal. Kenyataan nya, Ibu dari Kazuto dan Suguha, Midori gak ragu akan penjelasan dari rumah sakit. Penculikan dan informasi palsu hanya imajinasi dari tiga orang gadis yang sedang khawatir. Eksistensi pelaku gak nyata, dan perawatan Kazuto akan berhasil dan mereka akan diberitahu kabarnya saat Kazuto telah kembali sadar...

Tapi, satu sisi dari akal sehat Asuna meragukan feeling tersebut. Hal itu juga pasti terjadi kepada adik perempuan Kazuto, Lyfa, dan Sinon yang hampir mengunjungi kematian bersama Kazuto.

Mereka bukannya menduga kalau 'Death Gun' ketiga, Kanemoto menyerang Kazuto dengan succinylcholine itu adalah bagian dari rencana. Tapi, seseorang mungkin memanfaatkan insiden itu untuk menculik Kazuto.

"Apakah itu sebuah organisasi atau seseorang, mereka bisa dibilang 'musuh' di situasi seperti ini"

Asuna mengatakannya dengan suara yang tegar. Sinon mengedipkan matanya dan menunjukan sedikit senyum. "Sebelum aku sampai disini... hari ini, aku fikir kalian berdua akan sangat sedih dan putus asa sehingga aku menjadi khawatir. Bagi Lyfa, itu karena dia adalah kakak yang sangat penting, Bagi Asuna, itu karena yah.... dia kekasihnya... dan orang itu menghilang saat tak sadarkan diri pada situasi seperti ini"

Aku gak terlalu terkejut seperti yang aku pikirkan seteah aku mendengar kata-kata yang tak terduga seperti ini. Aku menangis begitu keras saat aku melihat Kirito-kun tak sadarkan diri pada malam itu... Asuna merasakan perasaan yang sulit dipercaya saat dia memikirkan hal ini, dan Lyfa, yang kedua tangan-nya tergenggam erat di depan dada-nya berkata,

"Yah... Sudah pasti aku khawatir. Tapi, saat aku menyadari kalau onii-chan mungkin gak ada di rumah skit, aku merasakan sesuatu yang aneh dan feeling kalau hal itu terjadi seperti ini. Onii-chan pasti terlibat insiden aneh lagi... Aku bener-bener gak bisa ngebayangin sekacau apa tempat itu berhubung aku gak ada di sana. Hal itu sama seperti di insiden SAO, dan sama seperti inisiden Death Gun itu... Makanya kali ini, Aku pasti..."

"Iya... Aku mengerti."

Jadi aku gak bisa dibandingkan dengan adik perempuan yang udah tinggal bersama nya dalam waktu yang sangat lama Asuna berbicara dalam hati dan mengangguk keras.

"Kirito-kun pasti sedang bertarung seperti biasanya di suatu tempat, jadi kita harus melakukan pertarungan yang kita bisa lakukan."

Tentu saja Sinon melirik kesamping sesaat dan kembali melihat ke arah mereka berdua.

"Sinonon gak keliatan khawatir juga"

"Eh... Itu karena... bagiku, aku percaya kalau hanya aku yang bisa mengalahkan-nya..."

Setelah bertukar pandangan yang ragu dengan Sinon yang gagap untuk sementara, Asuna kembali ke topik awal.

"Namun demikian... Setelah ngeliat ambulans saja, aku pikir pengaruh dari musuh cukup besar."

"Gimana kalau kita laporkan ini ke polisi? Kalau kita bersama polisi, rumah sakit minimal akan membolehkan kita untuk memberitau suatu informasi kan?"

Saran dari Sinon sangat masuk akal, tapi Asuna menggelengkan kepalanya dan gak setuju.

"Di server rumah sakit itu, waktu Kirito-kun tiba dan waktu pas departemen bedah syaraf membawa nya semuanya terekam. Rekaman itu menunjukkan kalau Kirito-kun benar benar ada di rumah sakit itu. Dasar dari asumsi kita kalau dia diculik itu 'Gak ada imej dari Kirito-kun sampai' ke tempat itu, dan polisi gak akan bergerak karna alasan yang seperti itu, ku pikir begitu.... dan juga, orang yang mengecek rekaman visual tersebut itu..."

"Yui-chan yang ngehack kedalam nya."

Sinon meringis sedikit sambil bergumam, dan terlihat berfikir hal yang lain sambil melanjutkannya,

"Ah.. tapi kalau seperti itu, bisa gak kita ngehack ke jaringan kamera didalam rumah sakit dari kamera pengawas di luar rumah sakit? Kalau kita bisa mengecek gambar dari ruangan yang ditempati Kirito-kun..."

"Tapi sistem pengaman didalam rumah sakit berbeda dari yang diluar. sistem nya mungkin dilindungi oleh firewall yang sangat kuat yang bahkan Yui-chan gak bisa menrobos firewall tersebut."

Lyfa menggelengkan kepala dengan lemah.

Kemarin, Lyfa pergi untuk melakukan macam-macam investigasi di Rumah Sakit Setagaya dan di National Defense Medical College Hospital yang sangat berjauhan lokasinya. Walaupun dia diberi bantuan oleh AI Yui yang ada di terminal portable, untuk melakukan kemajuan aja sangat susah.

Dan tentu saja Asuna sendiri juga ikut pergi dan sepertinya kondisi Kirito sudah stabil, tapi Asuna sudah bolos sekolah selama 2 hari berturut-turut tanpa izin. Terminal pembayaran uang elektronik yang seharusnya menjadi backup power dititipkan kepada Lyfa saat mereka berada di taxi, dan wajar saja kalau Asuna sama sekali gak bisa konsentrasi di kelas.

Di sekolah, alasan kenapa Kazuto absen diberitahukan kalau dia terkena penyakit yang parah, hal itu juga diberitahukan ke teman-teman sekelasnya. Diantara teman-temannya, Lisbeth/Shinozaki Rika dan Silica/Ayano Keiko sama sekali gak tau tentang penyerangan terhadap Kazuto. Perasaan bersalah atas menyembunyikan kebenaran terhadap mereka berdua yang cemas akan Kazuto mengoyak hati Asuna.

Namun, hal ini sudah didiskusikan dengan Lyfa kemarin pagi. Sebelum mereka tau situasi sebenarnya— apakah itu Kazuto benar-benar ada di National Defense Medical College Hospital, mereka bertiga, termasuk Sinon akan menjaga rahasia ini.

Alasan mengapa mereka hanya menghubungi Sinon karena dia bertemu Kazuto di 'Dicey Cafe' sebelum penyerangan dan karena dia terlibat di insiden Death Gun. Namun, berkat hal ini ketenangan dan kecerdasan Sinon meningkatkan kepercayaan diri semuanya. Asuna memandang ke arah wajah sang sniper Sinon, wajah yang gak pernah berubah di ALO, dan berkata,

"Aku merasa senjata terkuat yang kita punya yakni kita mengerti Kirito-kun lebih dari siapapun. Jadi, mari mengambil langkah mundur dan berdiskusi. Kirito-kun ditarget oleh musuh, tapi apa alasan-nya?"

"Jika alasan-nya karena uang, yang diculik harusnya Asuna, dan juga si pelaku gak pernah menghubungi kita kan?"

"Telepon, e-mail, atau surat, gak ada satupun. Selain itu, penculikan ini terlalu sembrono. Mereka bahkan menyiapkan ambulans palsu untuk menculik onii-chan dari rumah sakit, yang bahkan bukan orang penting."

"Kalau begitu... Aku gak mau memperhitungkan ini, tapi bagaimana kalau karena dendam...? Apa kalian tau orang yang membenci Kirito...?"

Kali ini, Asuna menggelengkan kepala-nya sedikit.

"Walaupun ada orang yg selamat dari SAO yang membenci Kirito karena telah mengirim mereka ke penjara dan karena telah menamatkan game, satu-satunya musuh yang punya kekuatan finansial dan kekuatan organisasi ialah..."

Asuna mengingat wajah dari Sugou Nobuyuki, orang yang ambisius yang pernah menjebak pemain SAO untuk dijadikan tes subjek untuk penelitiannya dan diserahkan kepolisi oleh Kirito. Namun, orang itu terkunci diantara tembok penahanan, dan percobaannya untuk kabur ke luar negeri menyebabkan permohonan pembebasannya dengan menyogok ditolak.

"...Iya, kita masih belum memikirkan siapa yang bisa melakukan hal itu."

"Ini bukan karena uang atau dendam hah...? hmm..."

Sinon menundukkan kepalanya untuk sementara waktu, menggunakan jarinya untuk mengetuk ujung telinga-nya, dan mengatakan sesuatu.

"...Yah, aku pikir itu hanya dugaan tanpa basis... Motif nya bukan karena uang ataupun dendam, tapi dia tetap masih diculik. Itu berarti bagi si musuh, Kirito adalah eksistensi yang masih harus tetap hidup. Lebih jelasnya lagi, yang mereka mau itu Kirito itu sendiri, atau hal yang Kirito punya... Dari segi game, 'elemen' nya kan? Apa yang bisa kita pikirkan?"

"Ilmu pedang."

Asuna segera menjawab nya tanpa ragu. Kapanpun dia menutup matanya dan membayangkan siluet Kirito, hal pertama yang akan muncul ialah jubah hitam Kirito yang menggunakan dua pedang dan menebas musuh seperti angin topan. Sepertinya Lyfa mempunyai tanggapan yang sama tentang dia setelah bertualang berasamanya di ALO dan lanjut menjawab pertanyaan Sinon

"Kecepatan reaksi."

"Kemampuan untuk bereaksi dengan sistem."

"Pemahaman terhadap situasi."

"Kemampuan bertahan hidup... Sepertinya."

Sword Art Online Vol 10 - 025.jpg

Asuna dan Lyfa melanjutkan dengan berbagai kelebihan yang dimiliki Kirito lalu sepertinya mereka menyadari sesuatu dan kemudian terdiam. Sinon juga sepertinya menyadari sesuatu lalu mengangguk-kan kepalanya.

"Hey, itu semua kelebihan-nya dari VRMMO... dunia virtual kan?"

Kata Sinon, lalu Asuna tersenyum masam,

"Kirito-kun juga punya banyak sisi baik di dunia nyata kok."

"Tentu saja, seperti saat dia mentraktir kita makanan, tapi itu dari sudut pandang kita, Kirito di dunia nyata, kalau boleh aku bilang, dia hanya murid SMA biasa kan? Dengan kata lain, motif dibalik penculikan itu karena kelebihan Kirito di dunia virtual kan?"

"Bagaimana bisa...? kalau begitu, mereka mau dia menamatkan suatu game VR... Tapi onii-chan sedang tak sadarkan diri sekarang. Dia bahkan belum melakukan check up, hanya perawatan saja"

Lyfa menggenggam tangannya dengan erat dan lagi-lagi merasa khawatir akan kondisi Kirito yang sekarang. Mata biru Sinon mengarah ke arah permukaan meja besi dan berfikir sejenak lalu menyempitkan matanya dengan tajam sebelum menjawab,

"Motif yang gak jelas... Walaupun kalian berkata seperti itu, itu cuma apa yang kita bisa lihat dari luar. Bagaimana kalau bukan mesin yang menyambung ke otak, tapi melalui mesin yang bisa menyambung langsung ke jiwa..."

"Ah..."

Oiya, kenapa kita gak mikir itu dari tadi? Asuna shock lalu mengela nafas yang dalam

"Yah, andaikan seperti itu, seharusnya ada petunjuk untuk organisasi 'musuh'. Cuma ada satu organisasi di dunia ini yang punya mesin yang bisa terhubung dengan jiwa, dan Kirito menjadi pengetes mesin itu beberapa hari yang lalu."

Asuna setuju dengan perkataan Sinon lalu menganggukkan kepala dan berkata,

"...Organisasi yang menculik Kirito-kun adalah organisasi bernama RATH yang sedang mengembangkan Soul Translator...? Memang benar mereka bisa saja menggerakkan ambulans jika mereka mempunyai kemampuan untuk membuat mesin seperti itu..."

"RATH...? Itu perusahaan tempat onii-chan bekerja untuk beberapa hari yang lalu kan?"

Mendengar perkataan Lyfa, Asuna tak bisa mencegah untuk menegangkan tubuhnya,

"Lyfa-chan, apa kau tau sesuatu tentang RATH?"

"Ah, enggak... Tapi kudengar perusahaan itu berada di Roppongi."

"Kupikir aku pernah mendengar tentangnya. Tapi walaupun kau bilang itu berada di Roppongi, itu wilayah yang terlalu besar... pusat penelitian milik RATH berada di suatu tempat disana, dan Kirito mungkin ada disana. Polisi gak akan bergerak sendiri kan?"

Asuna memperhatikan Sinon menggigit bibirnya dan Lyfa merendahkan matanya secara gelisah, dan berkata dengan nada yang ragu,

"...Yah, aku mau bilang ini nanti, jadi aku gak bilang tadi. Bahkan, masih ada hubungan kecil yang masih mengontak Kirito-kun, tapi ada kemungkinan kalau mereka sudah memutuskan hubungan itu suatu hari..."

"... Apa itu Asuna?"

"Kamu tadi udah bilang kan, Sinonon. implan Kirito-kun."

Asuna menggunakan jari tangan kanannya untuk menunjuk ke tengah dadanya.

"Ah, aku mengerti... sensor daya hidup kan? Memang benar sih kalau informasinya dikirim melalui net dalam realtime ke terminal milik mu, Asuna..."

"Walaupun sinyal-nya udah terputus, kalau kita bisa melacak lokasi ambulans palsu saat mereka mengantar Kirito-kun, kita mungkin bisa menemukan dimana dia sekarang. Itu yang aku pikirkan, jadi aku minta tolong supaya hal itu di selidiki."

"...Siapa?"

Asuna menatap ke arah langit lalu mengutarakan sebuah nama,

"Yui-chan, bagaimana?"

Tiba-tiba, sebuah partikel cahaya muncul beberapa milimeter diatas permukaan meja dan berubah wujud menjadi siluat sosok manusia kecil dan setelah bercahaya dengan terang, cahaya itu menghilang.

Yang muncul dari cahaya itu adalah seorang gadis yang tinggi-nya kurang dari 10 sentimeter. Rambutnya hitam panjang dan memakai baju tipe one-peace berwarna putih, dan 4 sayap pelangi di punggungnya bergerak sedikit. Gadis itu— sebuah pixie membuka lebar matanya yang berada dibawah bulu mata-nya yang panjang, dan menggerak-kan mata-nya yang anggun lalu melihat kearah Asuna, lalu melihat kearah Lyfa dan kemudian Sinon. Tentu saja, saat dia akan menjawab Sinon, pertama-tama dia mengapung di udara dan menunduk"

"Lama tak berjumpa, Sinon-san."

Dia memanggil Sinon dengan suara yang halus lalu Sinon tersenyum sedikit dan menggangguk balik,

"Selamat sore, Yui-chan.... eh, aku harusnya bilang 'selamat pagi' disini"

"Sekarang jam 4:32am. Matahari terbit jam 4:32am hari ini, jadi sekarang bisa dibilang pagi. Selamat pagi, Lyfa-san, mama."

Yui, asisten pemain, AI yang berasal dari SAO, berbalik 60 derajat sambil menyapa, lalu Yui kembali melayang di depan Asuna.

"Pencarian sinyal dari denyut papa yang terkirim ke terminal mama sekarang sudah berjalan 98%."

"Oh begitu. Jika sinyal itu muncul dari dekat Roppongi, basis dari tebakan kita akan menguat... Jadi begitu toh..."

Asuna mengangguk dengan keras ke arah Sinon. Termasuk Lyfa, ketiga gadis menatap kearah Yui dengan pandangan yang penuh harap

"Kalau begitu, sekarang aku akan menyampaikan analisis ku kepada semuanya. Sangat susah untuk mencari sinyal lewat terminal, apalagi lawan-nya adalah National Defense Medicine College hospital, sayang sekali, aku cuma bisa mendapatkan 3 sinyal.

Setelah berkata seperti itu, Yui dengan cepat melambaikan tangan kanan-nya, dan di atas permukaan meja yang berada di bawah kaki-nya, muncul hologram yang berwarna seperti air, menampilkan map yang detail dari pusat Tokyo. Sayap milik Yui berhenti mengepak lalu mendarat, mengambil beberapa langkah kedepan dan menunjuk suatu bagian dari peta. *pon*. Titik cahaya berwarna merah pun muncul.

"Ini adalah Rumah Sakit Setagaya yang dimana pertama-tama papa dibawa kesana. Disini tempat sinyal pertama ditangkap."

Yui berpindah beberapa langkah ke titik cahaya yang baru.

"Meguro Aobadai, Sanchome, waktunya sekitar 29 Juni 2026 jam 20.50pm. Kita bisa memperkirakan jalur yang mereka tempuh."

Kedua titik kemudian disambungkan dengan garis cahaya berwarna putih. Yui lalu berpindah beberapa langkah ke baratdaya lagi, dan titik ke 3 muncul menunjukkan suatu lokasi. Jejak dari garis putih terus memanjang.

"Shirokanedai Minato-ku Ichome, waktunya sekitar 21.10pm pada hari itu. Lokasi ini adalah tempat dimana sinyal kedua ditangkap."

Bukannya ini terlalu selatan dari Setagaya menuju Roppongi? fikir Asuna dengan gelisah, tapi dia hanya bisa menuntup mulutnya dan menunggu Yui menyelesaikan laporannya.

"Lalu... sinyal ketiga ditangkap disini."

Dugaan ketiga gadis benar-benar terhambat— Yui menunjuk ke arah tempat pembangunan yang sangat jauh ke arah timur dari Roppongi.

"Shinkiba, Koutou, Yonchome, waktunya 21.50 pada hari itu. Sekitar 30 jam yang lalu, sebelum sinyal dari papa terputus."

"Shinkiba...!?"

Asuna tak bisa menahan kata-katanya, lalu setelah berfikir tentang hal itu, disana terdapat banyak bangunan intelijen baru yang sedang di kembangkan. Mungkin disana ada markas kedua dari RATH.

"Yui-chan... Fasilitas seperti apa yang ada disana?"

Dia bertanya dengan jantung yang berdebar-debar, namun jawaban yang didapat tak sesuai harapannya.

"Fasilitas yang ada disana adalah 'Tokyo Heliport'."

"Eh...? Itu, tempat peluncuran untuk helikopter kan?"

Sinon bergumam dengan ekspresi yang shock, dan Lyfa tiba-tiba mengubah ekspresinya.

"Helikopter!? ...Itu berarti... onii-chan dibawa ke suatu tempat yang sangat jauh... Kan?"

"Tapi... Tunggu."

Asuna mencoba untuk menghapuskan kebingunannya lalu berkata,

"Yui-chan, sinyal nya benar-benar terputus setelah dia dibawa dari Shinkiba, kan?"

"Iya..."

Pada saat ini, untuk pertama kalinya, wajah manis Yui, sang pixie menunjukkan ekspresi yang sedih.

"Gak ada tanda-tanda keberadaan monitor device papa yang terhubung ke terminal station manapun di seluruh Jepang."

"Kalau begitu... Setelah dia dibawa dari Shinkiba menggunakan helikopter, dia mendarat di suatu gunung yang gak bisa dicapai oleh sinyal listrik dari terminal... Atau gurun, hutan lebat dan hal semacamnya kan?"

Sinon menggelengkan kepalanya untuk membantah perkataan Lyfa.

"Walaupun mereka mendarat disuatu tempat, disana pasti ada suatu fasilitas. Mereka bisa saja memasuki suatu area dengan teknologi elektronik paling maju lalu bertukar tempat pada saat itu..."

"Bagaimana kalau bukan di Jepang... tapi diluar..."

Gak ada yang langsung bisa memberikan jawaban kepada suara gemetar Asuna.

Satu-satunya hal yang menghapuskan suasana sunyi itu adalah suara Yui yang murni dan tenang.

"Hanya satu helikopter militer yang bisa terbang dari Tokyo ke luar negeri. Aku gak bisa yakin karena data yang kurang, tapi aku rasa papa masih berada di suatu tempat di Jepang."

"Iya. RATH meneliti suatu yang bisa melampaui teknologi virtual yang sekarang, kan? Mereka itu perusahaan kelas tinggi, sangat sulit untuk membayangkan kalau tempat penelitian nya berada di luar negeri."

Mendengar perkataan Sinon, Asuna mengangguk setuju. Perusahaan elektronik gabungan yang dipimpin ayah nya mengalami krisis karena mata-mata perusahaan berpindah pihak. Tempat penelitian yang penting dilindungi dengan sangat ketat seperti Bukit Tama. Katanya keamanan di tempat penelitian harus ketat. Kalau ada banyak markas diluar negeri, kemungkinan bocor-nya informasi akan jadi lebih besar dibanding dengan mempunyai markas hanya di dalam negeri saja.

Lyfa menunjukkan wajah yang kelihatan sedang berfikir keras, menundukkan kepalanya kemudian berkata.

"Kalau begitu.. Pasti ada di suatu tempat di Jepang yang jauh dari orang-orang, kan...? Tapi apa bisa mereka membuat tempat penelitian yang sangat rahasia seperti itu di kondisi Jepang yang sekarang?"

"Masalahnya bukan hanya tentang mereka bisa melakukan nya secara sangat rahasia... Yui-chan, apakah ada hal yang kamu ketahui tentang RATH?"

Saat Asuna bertanya, Yui kembali mengambang di udara, berhenti di ketinggian pandangan ketiga gadis, dan berkata,

"Aku menggunakan 12 search engine umum dan 3 search engine pribadi untuk menyelidiki, tapi aku gak bisa menemukan data yang cocok yang berhubungan dengan nama perusahaan, nama fasilitas, atau bahkan barang yang berhubungan dengan teknisi VR. Dan juga, aku gak bisa menemukan informasi apa-apa yang berhubungan dengan teknologi 'Soul Translator', termasuk penyelesaian permintaan hak paten nya."

"Mereka bahkan gak membuat hak paten untuk penemuan yang luar biasa seperti itu... penemuan yang bisa membaca jiwa manusia dan merekam nya... Benar-benar rahasia yang dilindungi dengan sangat ketat..."

Sepertinya kita gak akan bisa menemukan bocoran dari luar RATH. Asuna menghela nafas, dan Sinon menggelengkan kepalanya secara tak menunjukkan perasaan.

"Untuk suatu alasan.. Kita seperti menduga-duga apakah perusahaan itu memang benar-benar ada. Jika aku tau hal ini akan terjadi, aku harusnya bertanya lebih banyak kepada Kirito tentang perusahaan itu... Apakah pada terakhir kita bertemu, dia menyinggung suatu hal yang mungkin bisa membantu kita...?"

"Umm..."

Dia mengerutkan dahi-nya dan berusaha keras untuk menggali ingatan-nya. Serangan Kanemoto dan kecurigaan terhadap penculikan membuat dia sangat shock, dan percakapan tenang yang dia alami di Dicey Cafe menjadi samar-samar seperti terhalang kabut, seperti sudah sangat lama terjadi.

"Waktu itu, memang benar kalau... kami bicara tentang Soul Translator, dan tanpa sadar sudah lewat sore. Setelah itu... Aku pikir dia menyinggung sedikit tentang dari mana asal nama RATH..."

"Ahh... Ada monster entah yang mana adalah babi atau kura-kura di 'Alice in Wonderland'. Emang sedikit aneh untuk menyebutnya seperti itu, berhubung babi sama sekali gak mirip dengan kura-kura."

"Lewis Carroll, orang yang membuat nama itu sepertinya gak menyebutkan apa itu, dan kemudian analisa terhadap Alice tampak menjelaskannya seperti itu..."

Asuna merasakan sesuatu di pikiran-nya, lalu dia berbicara, dan tiba-tiba berhinta

"Alice...? Apakah Kirito-kun mengatakan sesuatu tentang Alice waktu dia keluar dari toko?"

"Eh?"

Sinon dan lyfa, yang sedang terdiam, melebarkan mata mereka.

"Apakah onii-chan mempunyai suatu hal yang harus dilakukan yang berhubungan dengan Alice in Wonderland?"

"Bukan, bukan seperti itu... Di tempat penelitian RATH, bukannya Alice itu suatu wujud singkatan atau apalah... Yah, itu sangat umum, kan? coba Ambil masing-masing huruf dari Alice dan coba cari makna tiap huruf nya lalu hubungkan menjadi suatu makna"

"Oh, itu yang disebut 'Acronym' kan? Departemen yang berhubungan dengan pemerintah America sering menggunakannya supaya gampang dibaca."

Sinon menimpali mendengar informasi itu, dan Lyfa mengibaskan ponytail nya lalu berkata,

"Dengan kata lain... Kalau kita menggabungkan 5 huruf, kita punya A, L, I, C, E... gitu?"

"Iya, seperti itu. Kirito-kun menyinggung hal itu..."

Dia menguatkan konsentrasinya dengan sepenuh tenaga, dan jauh dilubuk telinganya, terdengar suara familiar milik Kirito. Dengan hati-hati dia menjelaskannya,

“...Aateifisharu...Reibiru...Interijen... Aku gak bisa ingat kepanjangan dari C dan E, tapi kupikir yang barusan aku sebutkan itu kepanjangan dari A, L dan I."

Asuna akhirnya mengerti lalu kepala-nya terasa sedikit sakit, mungkin karena dia juga mengolah ingatan-nya dengan keras. Namun, kedua gadis lain-nya lanjut berfikir walau pandangannya terlihat sepertinya mereka tidak menyadari sesuatu.

"Aatefisharu... Itu jadi 'artificial'. Interijen... Itu jadi 'intelligence'... Terus, sebutan inggris dari kata Reibiru jadi apaan?"

Sinon mengajukan pertanyaan, dan Yui, yang berada di udara, langsung menjawab.

"Dari pengucapan-nya, kupikir sebutan yang paling cocok ialah 'labile', sangat adaptif."

Setelah jeda singkat.

"'Artificial Labile Intelligence'. Kalau kita terjemahkan, itu berarti 'Artificial Intelligence yang sangat adaptif."

"Artifical...Intelligence."

Asuna kemudian berkedip tanpa reaksi saat hal itu disebutkan.

"Ahh aku ngerti... Artificial Intelligence bararti 'AI', sesuatu hal yang berhubungan dengan eksistensimu, Yui. Tapi apa yang dilakukan suatu perusahaan yang mengembangkan Brain-Machine Interface merek baru dengan AI?"

"Bukannya itu berhubungan dengan karakter yang bisa bergerak di ruang virtual? Seperti NPC disana itu?"

Sinon mengangkat tangan kanan-nya dan menunjuk kearah jendela sambil berkata hal itu. Asuna kembali berbicara, sambil befikir kalau mereka belom menemukan poin utamanya.

"Tapi... Kalau perusahaan RATH ini berasal dari nama 'Alice In Wonderland', lalu istilah 'Alice' yang digunakan RATH adalah codeword untuk suatu hal yang berhubungan dengan Artificial Intelligence... Buaknnya itu aneh? Itu berarti tujuan perusahaan itu bukannya ingin mengembangkan generasi selanjutnya dari VR, tapi untuk membuat AI dari penelitian mereka?"

"Hmm— Benar kah...? Tapi NPC di dalam game gak terlalu berharga... Piringan disk yang berisi program AI sudah dijual dimana-mana. Apakah hal itu benar-benar sesuatu yang spesial, yang bahkan perlu disembunyikan perusahaan dan bahkan sampai menculik orang?"

Saat Sinon bertanya seperti itu, Asuna gak bisa menjawab langsung. Tiap langkah maju yang dia tempuh, dia merasakan suatu feeling yang membuat gelisah. Apakah tebakan kami salah besar?

"Hey, Yui-chan. Sebenarnya, yang namanya 'Artificial Intelligence' itu apaan pula?

Yui kemudian menunjukkan senyum pahit yang langka di wajahnya dan mendarat di meja.

"Apa mama yakin bertanya seperti itu kepadaku? Bagi mama, itu sama saja seperti bertanya 'Apa itu manusia'.."

"Emang bener sih."

Tegasnya, definisi seperti 'Ini adalah Artificial Intelligence' itu mustahil. Di dunia ini, Artificial Intelligence yang sebenarnya belum pernah ada, apakah itu di masa lalu ataupun sekarang."

Yui mencondongkan tubuhnya sedikit diujung teko, dan kata-katanya membuat ketiga gadis mengedipkan matanya dengan kaget.

"Eh, ta-tapi... Kamu itu sebuah AI, kan, Yui-chan? Itu berarti kamu itu Artifical Intelligence, kan?"

Lyfa mengatakannya dengan terbata-bata, dan Yui memiringkan kepalanya, tetap terdiam seperti seorang guru yang sedang berfikir bagaimana cara menjelaskan sesuatu kepada muridnya, dan mengangguk sedikit, lalu mulai menjelaskan.

"Mari kita mulai dari apa yang kita sebut AI selama ini— Di abad sebelumnya, orang-orang yang mengembangkan AI mempunyai tujuan yang sama melalui dua jalur, Salah satunya ialah 'top-down-type AI', dan yang lainnya ialah 'bottom-up-type AI'.

Asuna menajamkan telinganya, mencoba yang terbaik untuk mengerti akan hal yang akan diucapkan suara yang murni dan polos dari Yui.

"Pertama-tama, top-down AI adalah sesuatu yang sepenuhnya bergantung kepada arsitektur komputer untuk mendapatkan pengalaman dari pertanyaan dan jawaban yang simpel, pada akhirnya menjadi intelektual nyata lewat melalui pembelajaran. Termasuk aku, sebagian besar AI adalah top-down-type, artinya... 'kecerdasan' yang aku punya mungkin hampir sama dengan yang mama punya, tapi sebenarnya itu benar-benar berbeda. Singkatnya, eksistensi seperti diriku ini hanya kumpulan dari sebuah sistem yang hanya bisa 'mendapat pertanyaan A dan menjawab dengan B'."

Yui berkata seperti itu lalu pipi putihnya menunjukkan tanda-tanda kesepian. Apakah mata-ku ini menipu-ku? Fikir Asuna.

"Jika, bagaimana mama bertanya 'Apa itu AI?, dan bagaimana aku menjawab dengan menunjukkan 'senyum pahit' atau variasi yang lain-nya, itu karena papa sering menunjukkan ekspresi seperti itu, dan aku mendapat pengalaman dan mempelajarinya saat aku bertanya tentang diriku sendiri. Basis-nya sendiri gak terlalu berbeda dari aplikasi input 'predictive text' di terminal portabel milik mama —Karena hal ini, top-down-type AI yang sekarang itu jauh dari level AI yang sebenarnya. Ini adalah 'apa yang disebut AI' yang aku baru saja jelaskan kepada Lyfa-san, jadi tolong pahami seperti itu."

Setelah berkata seperti itu, Yui memalingkan matanya ke arah bulan yang jauh diluar jendela.

"...Sekarang, Aku akan menjelaskan tentang yang lain-nya, yaitu 'bottom-up AI'. Ini sangat mirip dengan otakmu, mama... Semua orang punya miliar-an sel otak yang semuanya terhubung dengan organ biologis, dan tujuan untuk menciptakan hal ini menggunakan perangkat elektronik buatan ialah untuk menciptakan kesadaran."

Itu terlalu ambisius... konsepnya sangat konyol dan mustahil. Asuna pun tak bisa menahan dirinya untuk bergumam.

"Bu...Bukannya itu terlalu gak masuk akal...?"

"Benar."

Yui menganggukkan kepala sebagai tanda setuju.

"Sejauh yang aku tau, penelitian bottom-up-type berhenti diteruskan bahkan sebelum mereka merencanakan eksperimen. Kalau itu benar-benar diwujudkan, kesadaran yang bersemayam didalamnya akan berbeda dengan yang aku punya, eksistensi nya akan berada di level yang sama dengan manusia seperti-mu, mama, dan semua orang..."

Yui mengalihkan pandangan-nya dari kejauhan, menghela nafas yang dalam, dan membuat kesimpulan.

"Seperti yang sudah aku bilang, sekarang ini, ada dua dasar pemikiran untuk istilah Artificial Intelligence — AI. Salah satunya adalah yang seperti diriku, sebuah NPC yang adalah bagian dari program analitis dan bagian dari karakter. Sebuah AI palsu. Yang satunya lagi adalah sesuatu yang bisa mengembangkan konsep, sesuatu yang mempunya kemampuan untuk menciptakan dan beradaptasi sambil mempelajari sesuatu, yaitu sebuah Artificial Intelligence yang sebenarnya."

"Kemampuan beradaptasi..."

Asuna bergumam lalu mengucapkan kata-kata.

"'Artificial Intelligence dengan kemampuan beradaptasi yang tinggi'."

Dia kembali menatap kedua gadis dan juga Yui, satu per satu, sedikit demi sedikit membentuk sebuah kesimpulan di fikirannya, lalu pelan-pelan menjadikannya sebuah kata-kata.

"Ba...Bagaimana kalau RATH mengembangkan STL (Soul Translator) bukan sebagai tujuan, tapi sebagai sarana...? Yah, memang benar kalau Kirito-kun sebelumnya sedikit ragu. RATH ingin melakukan sesuatu dengan STL, jadi... Jika terhubung langsung dengan jiwa manusia, kalau begitu.... bottom-up AI pertama didunia ini akan... Kalau itu terjadi..."

"Kalau begitu, codename dari AI itu adalah 'Alice'... bukannya begitu?"

Mendengar kata-kata Asuna, Lyfa bergumam. Sinon mempunyai ekspresi kosong yang sama lalu melanjutkan,

"Dengan kata lain, RATH bukanlah perusahaan yang mengembangkan generasi lanjut dari VR... Tapi sebenarnya, perusahaan yang bertujuan untuk mengembangkan AI... Begitu kan?"

Seiring mereka melanjutkan untuk berdiskusi tentang situasi dengan 'musuh', lama-lama kondisi yang parah kian menjadi semakin jelas. Perkembangan situasi tersebut membuat ketiga gadis terdiam. Sepertinya Yui sendiri gak bisa mengatasi semua informasi itu, secara ia mengerutkan keningnya.

Asuna menggapai mug dengan tangannya, dipanaskan ulang dengan pop-up menu, lalu meminum-nya, "houu", ia menghela nafas, lalu berbicara, mengutarakan opininya tentang kekuatan 'musuh'

"Kalau RATH adalah 'musuh', yang kita lawan bukanlah sebuah perusahaan biasa. Mempertimbangkan cara yang mereka gunakan untuk melakukan penculikan -mengirim ambulans palsu lalu helikopter, dan juga ada mesin yang seperti monster yang bernama STL di tempat penelitian-nya -kita bahkan gak tau dimana lokasi-nya, dengan tujuan menciptakan AI yang setara dengan manusia. Kalau begitu... Orang yang menawarkan Kirito-kun untuk berkerja di RATH adalah Chrysheight... Kikouka-san dari Kementrian Dalam Negeri dan Teknologi Komunikasi. Orang itu punya banyak koneksi dengan dunia yang berhubungan dengan VR, dan omong-omong, RATH mungkin memiliki beberapa hubungan nasional ... "

"Kikuoka Seijirou. Sudah kuduga, dia bukan hanya orang berkacamata yang pura-pura bodoh seperti yang aku lihat... Apakah kita masih bisa menghubungi-nya?"

Sinon, yang cemberut, dengan lemah menggelengkan kepalanya.

"Dua hari yang lalu, kami gak bisa menghubunginya dengan telepon, dan dia gak juga mengirim pesan untuk sebuah balasan. Berhubung kondisinya darurat, aku ingin segera ke divisi virtual dari Kementrian Dalam Negeri dan Teknologi Komunikasi, tapi sepertinya hal itu akan sia-sia."

"Yah... Meskipun Kirito pernah mencoba melacak pria itu, dengan mudah orang itu membuat Kirito pergi, atau setidaknya itulah yang dikatakan Kirito..."

4 tahun setelah insiden SAO, «SAO Incident Victims Rescue Countermeasure Team» ditempatkan di Kementrian Dalam Negeri dan Teknologi Komunikasi, dan setelah insiden itu diselesaikan, Tim itu ditinggalkan dan menjadi divisi yang menangani masalah yang berhubungan dengan virtual. Salah satu dari mereka adalah PNS dengan kacamata berframe hitam, Kikuoka Seijirou, yang sepertinya membuat hubungan dengan Kazuto setelah Kazuto kembali ke dunia nyata. Untuk suatu alasan, dia membayar mahal untuk mendapakan servis dari seorang siswa SMA biasa di dunia nyata, Kazuto, dan meminta tolong-nya untuk menyelidiki insiden Death Gun.

Asuna bertemu dengan-nya beberapa kali di dunia nyata, dan juga membuat party dengan avatar miliknya di dunia ALO, Undine Chrysheight. Namun, dia merasakan bahwa dibalik sikapnya yang santai dan ramah, ada sesuatu yang disembunyikan, sebuah kesan yang gak bisa Asuna acuhkan bagaimanapun juga, bahkan sampai sekarang. Dia menyebut dirinya PNS tapi gak punya tempat kerja permanen dan diperlakukan dingin, jadi mungkin dia berasal dari departemen yang lebih eksklusif —Kazuto mempunyai keraguan akan hal ini juga.

Kikuoka mengenalkan Kazuto kepada organisasi misterius yang disebu RATH untuk kerja paruh waktu. Asuna mencoba menghubunginya berkali-kali setelah Kazuto menghilang, tapi terminal portabel miliknya disetting menjadi auto-reply dan Kazuto gak bisa dikontak.