Difference between revisions of "Sword Art Online Bahasa Indonesia:Jilid 10 Bab 2"

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search
Line 144: Line 144:
   
 
Kemarin, Lyfa pergi untuk melakukan macam-macam investigasi di Rumah Sakit Setagaya dan di National Defense Medical College Hospital yang sangat berjauhan lokasinya. Walaupun dia diberi bantuan oleh AI Yui yang ada di terminal portable, untuk melakukan kemajuan aja sangat susah.
 
Kemarin, Lyfa pergi untuk melakukan macam-macam investigasi di Rumah Sakit Setagaya dan di National Defense Medical College Hospital yang sangat berjauhan lokasinya. Walaupun dia diberi bantuan oleh AI Yui yang ada di terminal portable, untuk melakukan kemajuan aja sangat susah.
  +
  +
Dan tentu saja Asuna sendiri juga ikut pergi dan sepertinya kondisi Kirito sudah stabil, tapi Asuna sudah bolos sekolah selama 2 hari berturut-turut tanpa izin. Terminal pembayaran uang elektronik yang seharusnya menjadi backup power dititipkan kepada Lyfa saat mereka berada di taxi, dan wajar saja kalau Asuna sama sekali gak bisa konsentrasi di kelas.
  +
  +
Di sekolah, alasan kenapa Kazuto absen diberitahukan kalau dia terkena penyakit yang parah, hal itu juga diberitahukan ke teman-teman sekelasnya. Diantara teman-temannya, Lisbeth/Shinozaki Rika dan Silica/Ayano Keiko sama sekali gak tau tentang penyerangan terhadap Kazuto. Perasaan bersalah atas menyembunyikan kebenaran terhadap mereka berdua yang cemas akan Kazuto mengoyak hati Asuna.
  +
  +
Namun, hal ini sudah didiskusikan dengan Lyfa kemarin pagi. Sebelum mereka tau situasi sebenarnya— apakah itu Kazuto benar-benar ada di National Defense Medical College Hospital, mereka bertiga, termasuk Sinon akan menjaga rahasia ini.
  +
  +
Alasan mengapa mereka hanya menghubungi Sinon karena dia bertemu Kazuto di 'Dicey Cafe' sebelum penyerangan dan karena dia terlibat di insiden Death Gun. Namun, berkat hal ini ketenangan dan kecerdasan Sinon meningkatkan kepercayaan diri semuanya. Asuna memandang ke arah wajah sang sniper Sinon, wajah yang gak pernah berubah di ALO, dan berkata,
  +
  +
"Aku merasa senjata terkuat yang kita punya yakni kita mengerti Kirito-kun lebih dari siapapun. Jadi, mari mengambil langkah mundur dan berdiskusi. Kirito-kun ditarget oleh musuh, tapi apa alasan-nya?"
  +
  +
"Jika alasan-nya karena uang, yang diculik harusnya Asuna, dan juga si pelaku gak pernah menghubungi kita kan?"
  +
  +
"Telepon, e-mail, atau surat, gak ada satupun. Selain itu, penculikan ini terlalu sembrono. Mereka bahkan menyiapkan ambulans palsu untuk menculik onii-chan dari rumah sakit, yang bahkan bukan orang penting."
  +
  +
"Kalau begitu... Aku gak mau memperhitungkan ini, tapi bagaimana kalau karena dendam...? Apa kalian tau orang yang membenci Kirito...?"
  +
  +
Kali ini, Asuna menggelengkan kepala-nya sedikit.
  +
  +
"Walaupun ada orang yg selamat dari SAO yang membenci Kirito karena telah mengirim mereka ke penjara dan karena telah menamatkan game, satu-satunya musuh yang punya kekuatan finansial dan kekuatan organisasi ialah..."
  +
  +
Asuna mengingat wajah dari Sugou Nobuyuki, orang yang ambisius yang pernah menjebak pemain SAO untuk dijadikan tes subjek untuk penelitiannya dan diserahkan kepolisi oleh Kirito.
  +
Namun, orang itu terkunci diantara tembok penahanan, dan percobaannya untuk kabur ke luar negeri menyebabkan permohonan pembebasannya dengan menyogok ditolak.
  +
  +
"...Iya, kita masih belum memikirkan siapa yang bisa melakukan hal itu."
  +
  +
"Ini bukan karena uang atau dendam hah...? hmm..."
  +
  +
Sinon menundukkan kepalanya untuk sementara waktu, menggunakan jarinya untuk mengetuk ujung telinga-nya, dan mengatakan sesuatu.
  +
  +
"...Yah, aku pikir itu hanya dugaan tanpa basis... Motif nya bukan karena uang ataupun dendam, tapi dia tetap masih diculik. Itu berarti bagi si musuh, Kirito adalah eksistensi yang masih harus tetap hidup. Lebih jelasnya lagi, yang mereka mau itu Kirito itu sendiri, atau hal yang Kirito punya... Dari segi game, 'elemen' nya kan? Apa yang bisa kita pikirkan?"
  +
  +
"Ilmu pedang."
  +
  +
Asuna segera menjawab nya tanpa ragu. Kapanpun dia menutup matanya dan membayangkan siluet Kirito, hal pertama yang akan muncul ialah jubah hitam Kirito yang menggunakan dua pedang dan menebas musuh seperti angin topan. Sepertinya Lyfa mempunyai tanggapan yang sama tentang dia setelah bertualang berasamanya di ALO dan lanjut menjawab pertanyaan Sinon
  +
  +
"Kecepatan reaksi."
  +
  +
"Kemampuan untuk bereaksi dengan sistem."
  +
  +
"Pemahaman terhadap situasi."
  +
  +
"Kemampuan bertahan hidup... Sepertinya."
  +
  +
[[Image:Sword Art Online Vol 10 - 025.jpg|thumb]]

Revision as of 14:22, 17 December 2012

Chapter 2 - Project Alicization

Part 1

Bulan purnama berwarna putih keperakan yang terbagi oleh bingkai jendela menjadi 4 bagian menjulang keatas dapat terlihat dengan jelas.

Tepi barat daya dari ALFheim, di tanah para Sylph, jalanan dari ibu kota Sylvain telah diselimuti kegelapan yang pekat

Sebagian besar dari toko-toko telah tutup, dan beberapa pemain terlihat berjalan di jalanan. Ini semua karena sekarang jam 4am, dimana sedikit orang-orang tersambung ke server

Asuna melirikkan mata nya dari jendela menuju ke sebuah meja, dan mengambil gelas yang ber-uap. Dia mendekatkan teh berwarna pekat yang ada didalam gelas menuju ke bibirnya, dan ia dapat merasakan rasa panas menyerang lidahnya. Walaupun dia tak mengantuk, fikiran nya sedikit kabur karena dia sudah tidak tidur selama 3 hari.

Dia menutup mata-nya dan menaruh gelas itu kembali. Seorang gadis Sylph yang melihat hal ini khawatir bertanya,

"Kamu gak apa-apa Asuna-san? Kamu belum tidur lho"

"Iya..Aku gak apa-apa kok. Lyfa, kamu juga, Pasti capek kan setelah jalan kemana-mana?"

"Tubuh asli-ku tidur nyenyak di atas ranjang, yah... jadi ya aku baik-baik aja."

Meskipun mereka bilang mereka baik-baik saja, sebenarnya mereka menyadari kalau gak ada satu-pun yang sepertinya bersemangat, dan memberikan senyuman masam.

Tempat ini adalah rumah dari Lyfa, avatar kepunyaan Kirigaya Suguha di ALfheim Online. Tembok yang ada di sekitar ruangan bundar sangat mengkilap, warna-warni dan berganti ganti warna secara konstan, membuat atmosfir jadi terasa agak surealis. Meja mutiara dan kursi yang matching dengan nya terletak di tengah-tengah ruangan, 3 diantaranya sekarang sedang dipakai.

Mendengar percakapan dua orang itu, gadis ber-rambut biru terang dengan kuping berbentuk segitiga mencengkramkan jari-jarinya di atas meja dan membuka mulutnya,

"Kalau kalian terlalu memaksakan diri, pikiran kalian gak akan bisa kerja dengan baik disaat-saat genting. Walaupun kalian gak bisa tidur, akan sangat beda walaupun kalian cuman menutup mata kalian."

Pemilik suara yang tenang itu adalah Asada Shino, di avatar Cait Sith yang telah ia gunakan selama setengah tahun. Nama karakter-nya sama persis dengan username- Sinon dari Gun Gale Online. Asuna melihat kearah-nya dan mengangguk.

"Oke... Setelah meeting ini berakhir, tolong izinkan aku untuk menggunakan tempat tidur disini. Huff... andaikan sihir tidur bisa ngaruh ke pemain juga..."

"Aku pikir kau bisa tidur nyenyak cuma kalau onii-chan tidur di atas kursi situ..."

Asuna dan Sinon tersenyum kepada gerutuan Lyfa, tapi cuma senyum yang capek yang mereka berikan.

Lyfa menaruh gelas yang ia pegang dengan kedua tangannya di atas meja, dan menghela nafas yang dalam, dan mengubah ekspresinya.

"Oke jadi... kita mulai dengan informasi yang telah kita dapatkan hari ini, enggak, kemarin. Kesimpulannya kita gak bisa menemukan bukti yang kuat kalau onii-chan telah dibawa ke <Tokorozawa National Defense Medical College Hospital>. Data telah membuktikan kalau dia telah di pindahkan ke departemen pembedahan syaraf di lantai ke 23, tapi mereka menolak semua akses dan tak bisa diakses sama sekali. Mereka juga tak menunjukkan adanya ambulans darurat tiba disana pada jam yang diharapkan. Kami tau ini data yang pasti sebab Yui telah nge-hack ke dalam kamera pengawas dan mengecek rekaman yang ditangkap kamera tersebut."

"Dengan kata lain... Kemungkinan besar Kirito tak ada di Defense Medical Hospital.... bener gak?"

Lyfa mengangguk, setuju dengan pernyataan yang Sinon sampaikan.

"Ini memang sulit dipercaya... Tapi aku terkejut karena bahkan anggota keluarganya gak boleh melihat-nya. Ini sangat aneh bagaimana-pun kau melihatnya..."

Sisa kata-kata yang lain tertinggal tidak dibicarakan dan tergantikan oleh jabat tangan. Pada saat itu, suasana ruangan menjadi sangat sunyi

Kakak Lyfa, Kirito—Kirigaya Kazuto diserang oleh buronan dari insiden Death Gun, 'Johnny Black'—Kanemoto Atsushi 2 hari yang lalu, pada tanggal 29 juni.

Entah karena keahlian para dokter atau kehendak yang sangat kuat dari Kazuto untuk tetap hidup atau keduanya, jantung Kazuto kembali berdetak dan bernafas secara normal setelah diberi obat, terhindar dari kematian secara ajaib. Setelah Asuna mendengar hal ini dari dokter yang keluar dari ER, dia menghilangkan wajah khawatirnya dan tak bisa berkata apa-apa setelah mendengar perkataan sang dokter.

Dokter memberitau Asuna bahwa jantung Kazuto telah berhenti selama lebih dari 5 menit, sangat mungkin kalau dia telah menerima serangan terhadap otak-nya. Ada juga kemungkinan dari serangan dalam waktu yang lama ke proses fikiran atau sistem motor kazuto, atau keduanya, dan situasi terburuknya, mungkin saja dia tak akan bangun lagi—dan,

Dokter menyimpulkan bahwa investigasi secara rinci sangat diperlukan untuk mengetahui kendalanya, dan mungkin dia akan ditransfer ke rumah sakit yang mempunyai fasilitas yang lebih bagus. Asuna berjuang melawan kecemasan nya lagi dan menghubungi adik perempuan dari Kazuto, Suguha untuk menjelaskan situasinya. Pada akhirnya dia mulai menangis saat melihat Suguha.

Malam itu, ibu Kazuto, Kirigaya Midori datang segera dari tempat kerjanya di Iidabashi dan menginap di kursi di depan ruangan ICU.

Hari berikutnya, pada tanggal 30 Juni, Asuna dan Suguha diyakinkan oleh supervisor kalau kondisi Kazuto sudah 'lepas dari bahaya'.dan kembali ke rumah asuna yang dekat. Midori kembali ke rumahnya di Kawagoe sementara waktu untuk mengurus insuransi kesehatan Kazuto.

Setelah mereka berdua mandi, mereka menghubungi masing-masing sekolah mereka kalau mereka akan absen, setelah berbincang-bincang beberapa jam, mereka tidur singkat. Dan satu jam kemudian, Asuna terbangun oleh bunyi telepon dari Midori

Asuna bergegas menuju ke terminal portable nya dan Midori berkata padanya bahwa sangat disayangkan, Kazuto belum kunjung sadar, tapi dia telah ditransfer ke Defense Medical College Hospital yang lebih dekat dengan rumahnya di Kawagoe untuk observasi lebih dekat dan fasilitas yang lebih bagus. Setelah itu, ambulans datang untuk men-transfer Kazuto. Midori berkata dia akan memanggil taxi setelah ia selesai dengan prosedurnya, dan Asuna berkata padanya bahwa mereka akan tiba di rumah sakit baru dalam waktu dekat.

Kazuto yang tak sadarkan diri telah dipindahkan dari Rumah Sakit Setagaya melalui pintu keluar darurat menuju ambulans pada jam 1.45pm pada tanggal 30. Yui dengan jelas menginvestigasi nya dari kamera pengawas rumah sakit. Rekaman tersebut menunjukkan bahwa ambulans mmencapai Defense Medicine College Hospital di Tokorozawa di Saitama. Kazuto dengan segera dimasukkan ke departemen pembedahan syaraf di lantai 23 untuk perawatan intensif, dan dibawah pengawasan— Asuna dan Suguha tanpa ragu percaya akan hal tersebut dan pergi mengunjungi nya dua hari yang lalu pada malam hari, tapi mereka tak diizinkan untuk melihat Kazuto atau bahkan melihatnya dari kejauhan.

Asuna memikirkan baik-baik perkataan Lyfa lalu menggangguk lalu berkata,

"Memang benar kalau Kirito-kun dibawa dari rumah sakit di Setagaya ke National Defense Medical University Hospital menggunakan ambulans. Bahkan ada laporan penerimaan yang bertuliskan 'Kirigaya Kazuto'... tapi gak ada laporan tentang kondisi Kirito-kun, atau rekaman dari kamera pengawas. Mungkin saja ambulans yang dinaiki Kirito-kun pergi ke tempat lain selain rumah sakit... Seperti pertukaran pasien atau kejadian lain— tapi kayaknya gak begitu..."

"Berarti ini telah direncanakan oleh seseorang karena ada tanda-tanda kebohongan... Penculikan?

Sinon berkata dengan nada yang tenang, walapun kuping segitiganya menyentak sangat tajam.

"Tapi di situasi seperti itu, ambulans nya harus disamarkan kan? Selain paramedis, kendaraan nya harusnya palsu kan? Aku pikir rasanya gak mungkin ada orang yang sudah memprediksi bahwa onii-chan akan di serang di Setagaya oleh orang yang namanya Kanemoto atau apa lah, dan dibawa kerumah sakit. Dan juga, baru aja 18 jam setelah onii-chan di masuk-kan ke rumah sakit."

"Secara fisik mustahil untuk mengatur ambulans palsu setelah mereka tau kalau Kirito-kun jatuh pingsan"

Asuna mulai ragu lagi dengan pertanyaan yang Sinon katakan.

"Tapi kalau penculikan pasien itu menggunakan ambulans palsu, bagaimana jika orang yang merencanakan hal ini dari awal mengincar kirito itu hanya sebuah kebetulan..."

"Kayaknya gak begitu."

Lyfa mengibaskan ponytail-nya kesamping dan mulai menjelaskan dengan nada yang melonjak.

"Fuu, saat rumah sakit men-transfer pasien, mereka harus melakukan panggilan untuk mendatangkan ambulans dari kawasan komando darurat, tapi berdasarkan penyelidikan dari Yui, gak ada yang membuat panggilan pada hari itu, dan ambulans miserius muncul pada saat itu. Berarti, hal yang sama juga terjadi pada paramedik yang ada di dalam ambulans dan situasi di Tokorozawa Defense College Hospital seharusnya juga sama. Bukan cuma itu, mereka bahkan tau nama onii-chan. Supervisor yang sedang bertugas berkata bahwa mereka tidak melakukan kesalahan apapun."

"...Berarti, mereka mengincar Kirito dari awal dengan maksud menculik-nya."

“Yeah, the culprit got news once Kirito-kun entered the hospital and sent a real ambulance for their own purposes.” "Iya, si pelaku mendapat kabar tepat setelah Kirito-kun masuk ke rumah sakit dan mengirim ambulans asli untuk kepentingan pribadi mereka."

Mereka berdua mengangguk dengan ragu sebagai tanda respon akan hal yang dikatakan Asuna.

Alasan mereka berdua ragu karena hal itu sangat menyeramkan untuk menghubungkan semuanya. Asuna sendiri merasakan hal yang sama. Jika semuanya benar, musuh yang menculik Kazuto ialah orang yang punya kedudukan untuk menggerak-kan ambulans.

Sejujurnya, pemikiran tersebut bisa jadi hanya pemikiran yang berlebihan.

Bisa jadi Kazuto sedang dirawat di Defense Medical University Hospital, gambaran ruangan rumah sakit tak bisa dilihat karena terdapat suatu alat yang sangat canggih, dan pada saat dia tiba disitu, mungkin tidak ada rekaman dari kamera pengawas karena hal itu tidak diperbolekan... Gak, bisa dibilang pemikiran ini gak normal. Kenyataan nya, Ibu dari Kazuto dan Suguha, Midori gak ragu akan penjelasan dari rumah sakit. Penculikan dan informasi palsu hanya imajinasi dari tiga orang gadis yang sedang khawatir. Eksistensi pelaku gak nyata, dan perawatan Kazuto akan berhasil dan mereka akan diberitahu kabarnya saat Kazuto telah kembali sadar...

Tapi, satu sisi dari akal sehat Asuna meragukan feeling tersebut. Hal itu juga pasti terjadi kepada adik perempuan Kazuto, Lyfa, dan Sinon yang hampir mengunjungi kematian bersama Kazuto.

Mereka bukannya menduga kalau 'Death Gun' ketiga, Kanemoto menyerang Kazuto dengan succinylcholine itu adalah bagian dari rencana. Tapi, seseorang mungkin memanfaatkan insiden itu untuk menculik Kazuto.

"Apakah itu sebuah organisasi atau seseorang, mereka bisa dibilang 'musuh' di situasi seperti ini"

Asuna mengatakannya dengan suara yang tegar. Sinon mengedipkan matanya dan menunjukan sedikit senyum. "Sebelum aku sampai disini... hari ini, aku fikir kalian berdua akan sangat sedih dan putus asa sehingga aku menjadi khawatir. Bagi Lyfa, itu karena dia adalah kakak yang sangat penting, Bagi Asuna, itu karena yah.... dia kekasihnya... dan orang itu menghilang saat tak sadarkan diri pada situasi seperti ini"

Aku gak terlalu terkejut seperti yang aku pikirkan seteah aku mendengar kata-kata yang tak terduga seperti ini. Aku menangis begitu keras saat aku melihat Kirito-kun tak sadarkan diri pada malam itu... Asuna merasakan perasaan yang sulit dipercaya saat dia memikirkan hal ini, dan Lyfa, yang kedua tangan-nya tergenggam erat di depan dada-nya berkata,

"Yah... Sudah pasti aku khawatir. Tapi, saat aku menyadari kalau onii-chan mungkin gak ada di rumah skit, aku merasakan sesuatu yang aneh dan feeling kalau hal itu terjadi seperti ini. Onii-chan pasti terlibat insiden aneh lagi... Aku bener-bener gak bisa ngebayangin sekacau apa tempat itu berhubung aku gak ada di sana. Hal itu sama seperti di insiden SAO, dan sama seperti inisiden Death Gun itu... Makanya kali ini, Aku pasti..."

"Iya... Aku mengerti."

Jadi aku gak bisa dibandingkan dengan adik perempuan yang udah tinggal bersama nya dalam waktu yang sangat lama Asuna berbicara dalam hati dan mengangguk keras.

"Kirito-kun pasti sedang bertarung seperti biasanya di suatu tempat, jadi kita harus melakukan pertarungan yang kita bisa lakukan."

Tentu saja Sinon melirik kesamping sesaat dan kembali melihat ke arah mereka berdua.

"Sinonon gak keliatan khawatir juga"

"Eh... Itu karena... bagiku, aku percaya kalau hanya aku yang bisa mengalahkan-nya..."

Setelah bertukar pandangan yang ragu dengan Sinon yang gagap untuk sementara, Asuna kembali ke topik awal.

"Namun demikian... Setelah ngeliat ambulans saja, aku pikir pengaruh dari musuh cukup besar."

"Gimana kalau kita laporkan ini ke polisi? Kalau kita bersama polisi, rumah sakit minimal akan membolehkan kita untuk memberitau suatu informasi kan?"

Saran dari Sinon sangat masuk akal, tapi Asuna menggelengkan kepalanya dan gak setuju.

"Di server rumah sakit itu, waktu Kirito-kun tiba dan waktu pas departemen bedah syaraf membawa nya semuanya terekam. Rekaman itu menunjukkan kalau Kirito-kun benar benar ada di rumah sakit itu. Dasar dari asumsi kita kalau dia diculik itu 'Gak ada imej dari Kirito-kun sampai' ke tempat itu, dan polisi gak akan bergerak karna alasan yang seperti itu, ku pikir begitu.... dan juga, orang yang mengecek rekaman visual tersebut itu..."

"Yui-chan yang ngehack kedalam nya."

Sinon meringis sedikit sambil bergumam, dan terlihat berfikir hal yang lain sambil melanjutkannya,

"Ah.. tapi kalau seperti itu, bisa gak kita ngehack ke jaringan kamera didalam rumah sakit dari kamera pengawas di luar rumah sakit? Kalau kita bisa mengecek gambar dari ruangan yang ditempati Kirito-kun..."

"Tapi sistem pengaman didalam rumah sakit berbeda dari yang diluar. sistem nya mungkin dilindungi oleh firewall yang sangat kuat yang bahkan Yui-chan gak bisa menrobos firewall tersebut."

Lyfa menggelengkan kepala dengan lemah.

Kemarin, Lyfa pergi untuk melakukan macam-macam investigasi di Rumah Sakit Setagaya dan di National Defense Medical College Hospital yang sangat berjauhan lokasinya. Walaupun dia diberi bantuan oleh AI Yui yang ada di terminal portable, untuk melakukan kemajuan aja sangat susah.

Dan tentu saja Asuna sendiri juga ikut pergi dan sepertinya kondisi Kirito sudah stabil, tapi Asuna sudah bolos sekolah selama 2 hari berturut-turut tanpa izin. Terminal pembayaran uang elektronik yang seharusnya menjadi backup power dititipkan kepada Lyfa saat mereka berada di taxi, dan wajar saja kalau Asuna sama sekali gak bisa konsentrasi di kelas.

Di sekolah, alasan kenapa Kazuto absen diberitahukan kalau dia terkena penyakit yang parah, hal itu juga diberitahukan ke teman-teman sekelasnya. Diantara teman-temannya, Lisbeth/Shinozaki Rika dan Silica/Ayano Keiko sama sekali gak tau tentang penyerangan terhadap Kazuto. Perasaan bersalah atas menyembunyikan kebenaran terhadap mereka berdua yang cemas akan Kazuto mengoyak hati Asuna.

Namun, hal ini sudah didiskusikan dengan Lyfa kemarin pagi. Sebelum mereka tau situasi sebenarnya— apakah itu Kazuto benar-benar ada di National Defense Medical College Hospital, mereka bertiga, termasuk Sinon akan menjaga rahasia ini.

Alasan mengapa mereka hanya menghubungi Sinon karena dia bertemu Kazuto di 'Dicey Cafe' sebelum penyerangan dan karena dia terlibat di insiden Death Gun. Namun, berkat hal ini ketenangan dan kecerdasan Sinon meningkatkan kepercayaan diri semuanya. Asuna memandang ke arah wajah sang sniper Sinon, wajah yang gak pernah berubah di ALO, dan berkata,

"Aku merasa senjata terkuat yang kita punya yakni kita mengerti Kirito-kun lebih dari siapapun. Jadi, mari mengambil langkah mundur dan berdiskusi. Kirito-kun ditarget oleh musuh, tapi apa alasan-nya?"

"Jika alasan-nya karena uang, yang diculik harusnya Asuna, dan juga si pelaku gak pernah menghubungi kita kan?"

"Telepon, e-mail, atau surat, gak ada satupun. Selain itu, penculikan ini terlalu sembrono. Mereka bahkan menyiapkan ambulans palsu untuk menculik onii-chan dari rumah sakit, yang bahkan bukan orang penting."

"Kalau begitu... Aku gak mau memperhitungkan ini, tapi bagaimana kalau karena dendam...? Apa kalian tau orang yang membenci Kirito...?"

Kali ini, Asuna menggelengkan kepala-nya sedikit.

"Walaupun ada orang yg selamat dari SAO yang membenci Kirito karena telah mengirim mereka ke penjara dan karena telah menamatkan game, satu-satunya musuh yang punya kekuatan finansial dan kekuatan organisasi ialah..."

Asuna mengingat wajah dari Sugou Nobuyuki, orang yang ambisius yang pernah menjebak pemain SAO untuk dijadikan tes subjek untuk penelitiannya dan diserahkan kepolisi oleh Kirito. Namun, orang itu terkunci diantara tembok penahanan, dan percobaannya untuk kabur ke luar negeri menyebabkan permohonan pembebasannya dengan menyogok ditolak.

"...Iya, kita masih belum memikirkan siapa yang bisa melakukan hal itu."

"Ini bukan karena uang atau dendam hah...? hmm..."

Sinon menundukkan kepalanya untuk sementara waktu, menggunakan jarinya untuk mengetuk ujung telinga-nya, dan mengatakan sesuatu.

"...Yah, aku pikir itu hanya dugaan tanpa basis... Motif nya bukan karena uang ataupun dendam, tapi dia tetap masih diculik. Itu berarti bagi si musuh, Kirito adalah eksistensi yang masih harus tetap hidup. Lebih jelasnya lagi, yang mereka mau itu Kirito itu sendiri, atau hal yang Kirito punya... Dari segi game, 'elemen' nya kan? Apa yang bisa kita pikirkan?"

"Ilmu pedang."

Asuna segera menjawab nya tanpa ragu. Kapanpun dia menutup matanya dan membayangkan siluet Kirito, hal pertama yang akan muncul ialah jubah hitam Kirito yang menggunakan dua pedang dan menebas musuh seperti angin topan. Sepertinya Lyfa mempunyai tanggapan yang sama tentang dia setelah bertualang berasamanya di ALO dan lanjut menjawab pertanyaan Sinon

"Kecepatan reaksi."

"Kemampuan untuk bereaksi dengan sistem."

"Pemahaman terhadap situasi."

"Kemampuan bertahan hidup... Sepertinya."

Sword Art Online Vol 10 - 025.jpg