Editing Sword Art Online Bahasa Indonesia:Jilid 4 Bab 6

Jump to navigation Jump to search

Warning: You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you log in or create an account, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.

The edit can be undone. Please check the comparison below to verify that this is what you want to do, and then save the changes below to finish undoing the edit.

Latest revision Your text
Line 1: Line 1:
 
==Bab 6==
 
==Bab 6==
   
Pemenjaraan Asuna/Yuuki Asuna, memiliki dua makna sejak Januari 2025.
+
Pemenjaraan Asuna/ Yuuki Asuna, memiliki dua makna sejak Januari 2025.
   
 
Makna ‘penjara’ yang pertama adalah terkurung di dalam sebuah sangkar emas. Meskipun sangkar ukuran manusia ini mewah dan cantik, ia tidak bisa dihancurkan, tidak peduli metode apa yang digunakan.
 
Makna ‘penjara’ yang pertama adalah terkurung di dalam sebuah sangkar emas. Meskipun sangkar ukuran manusia ini mewah dan cantik, ia tidak bisa dihancurkan, tidak peduli metode apa yang digunakan.
   
Alasannya adalah karena batang-batang setebal 1cm itu bukan terbuat dari logam, tetapi benda 3D virtual yang tersusun dari data digital. Sangkar itu telah digolongkan sebagai ‹‹indestructible›› oleh sistem, jadi meskipun seandainya batang-batang itu dihantam dengan martil, tidak satu goresanpun akan ditemukan.
+
Alasannya adalah karena batang-batang setebal 1cm itu bukan terbuat dari logam, tetapi benda 3D virtual tersusun dari data digital. Sangkar itu telah digolongkan sebagai ‹‹indestructible›› oleh sistem, jadi meskipun seandainya batang-batang itu dihantam dengan martil, tidak satu goresanpun akan ditemukan.
   
Pemenjaraan yang kedua adalah pengurungan kesadaran Asuna, yang dikurung di dunia virtual itu sendiri.
+
Pemenjaraan yang kedua adalah pengurungan kesadaran Asuna, yang dikurung dalam dive di dunia virtual itu sendiri.
   
 
Nama dunia ini adalah ‹‹ALfheim Online››, yang disingkat menjadi ALO. ALO merupakan sebuah network RPG skala besar yang dikelola oleh ‹‹RECTO Progress›› - sebuah tipe game yang dikenal sebagai VRMMO.
 
Nama dunia ini adalah ‹‹ALfheim Online››, yang disingkat menjadi ALO. ALO merupakan sebuah network RPG skala besar yang dikelola oleh ‹‹RECTO Progress›› - sebuah tipe game yang dikenal sebagai VRMMO.
   
ALO sendiri beroperasi sebagai net game tanpa seorangpun mengetahui perbedaannya; puluhan ribu pemain regular membayar biaya koneksi dan menikmati game ini. Akan tetapi, dibalik game ini, karena niat jahat seorang lelaki, ini digunakan dalam sebuah proyek ilegal dan tidak manusiawi.
+
ALO sendiri beroperasi sebagai net game tanpa seorangpun mengetahui perbedaannya; puluhan ribu pemain regular membayar biaya koneksi dan menikmati game ini. Akan tetapi, dibalik game ini, karena niat jahat seorang lelaki, ini digunakan dalam sebuah proyek masif ilegal dan tidak manusiawi.
   
 
Core<ref>‘Inti’. Karena merupakan istilah computer jadi saya putuskan untuk tidak saya rubah. OS singkatan dari operating system alias system operasi, lengkapnya di http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_operasi</ref> dari OS ALO sebenarnya merupakan sebuah salinan dari ‹‹Sword Art Online›› yang menggoncang dan mengejutkan seluruh Jepang selama dua tahun dari 2022 sampai 2024.
 
Core<ref>‘Inti’. Karena merupakan istilah computer jadi saya putuskan untuk tidak saya rubah. OS singkatan dari operating system alias system operasi, lengkapnya di http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_operasi</ref> dari OS ALO sebenarnya merupakan sebuah salinan dari ‹‹Sword Art Online›› yang menggoncang dan mengejutkan seluruh Jepang selama dua tahun dari 2022 sampai 2024.
   
Pengembangan SAO waktu itu dikendalikan oleh ‹‹Argus››, yang sudah membiarkan sepuluh ribu orang, tanpa memandang umur atau jenis kelamin, menjadi sandera di dunia virtual, dengan angka kematian mencapai hampir 40%. Setelah insiden mengerikan tersebut, Argus mengalami kebangkrutan. ‹‹RECTO››, Divisi Penelitian FullDive sebuah perusahaan produsen elektronik besar, ditugaskan untuk melakukan pemeliharaan terhadap server SAO. Pria yang ditunjuk memiliki posisi penting dan menggunakan sebuah salinan data SAO yang asli untuk secara berhasil menciptakan ALO. Setelah death game itu berhasil diselesaikan, kesadaran dari seluruh pemain yang tersisa seharusnya dibebaskan, tapi dia, menggunakan ‹‹Penculikan Kesadaran››, memenjarakan kesadaran dari tigaratus pemain dalam server ALO.
+
Pengembangan SAO waktu itu dikendalikan oleh‹‹Argus››, yang sudah membiarkan sepuluh ribu orang, tanpa memandang umur atau jenis kelamin, menjadi sandera di dunia virtual, dengan angka kematian mencapai hampir 40%. Setelah insiden mengerikan tersebut, Argus mengalami kebangkrutan. ‹‹RECTO››, Divisi Penelitian FullDive sebuah perusahaan produsen elektronik besar, ditugaskan untuk melakukan pemeliharaan terhadap server SAO. Pria yang ditunjuk memiliki posisi penting dan menggunakan sebuah salinan data SAO yang asli untuk secara berhasil menciptakan ALO. Setelah death game itu berhasil diselesaikan, alam pikiran dari seluruh pemain yang tersisa seharusnya dibebaskan, tapi dia, menggunakan ‹‹Penculikan Kesadaran››, memenjarakan kesadaran dari tiga ratus pemain dalam server ALO.
   
Tujuan dari pria itu adalah untuk menggunakan otak dari ketigaratus orang pemain sebagai materi eksperimen, menggunakan system FullDive untuk mempelajari emosi manusia dan manipulasi ingatan.
+
Tujuan dari pria itu adalah untuk menggunakan otak dari ketiga ratus orang pemain sebagai materi eksperimen, menggunakan system FullDive untuk mempelajari emosi manusia dan manipulasi ingatan.
   
 
Pria itu juga memenjarakan kesadaran Asuna dalam dunia ALO. Avatarnya dikurung dalam sebuah sangkar burung yang tergantung di salah satu cabang ‹‹World Tree›› di tengah Alfheim, pada ketinggian yang mana tak seorang pemain pun dapat mencapainya. Motif pria itu adalah untuk memastikan keadaan tidak sadar Asuna, dan untuk menjadi suaminya di dunia nyata sehingga dia dapat menjadi pewaris CEO RECTO, ayah Asuna, Yuuki Shouzou. Sekarang dua bulan setelah penyelesaian insiden SAO, dia sebentar lagi dapat mencapai tujuannya.
 
Pria itu juga memenjarakan kesadaran Asuna dalam dunia ALO. Avatarnya dikurung dalam sebuah sangkar burung yang tergantung di salah satu cabang ‹‹World Tree›› di tengah Alfheim, pada ketinggian yang mana tak seorang pemain pun dapat mencapainya. Motif pria itu adalah untuk memastikan keadaan tidak sadar Asuna, dan untuk menjadi suaminya di dunia nyata sehingga dia dapat menjadi pewaris CEO RECTO, ayah Asuna, Yuuki Shouzou. Sekarang dua bulan setelah penyelesaian insiden SAO, dia sebentar lagi dapat mencapai tujuannya.
Line 27: Line 27:
 
Diukir dengan pola melingkar sebuah pohon, dahan-dahan ‹‹World Tree›› membentuk jalan yang panjang dan lebar. Ranting-ranting yang lebih kecil berperan sebagai pagar memberikan kesan organik. Sebagai tambahan, ada juga berung-burung dan binatang-binatang kecil lain yang kadang memperlihatkan diri, menambah ilusi bahwa ini adalah ‹‹di dalam game››.
 
Diukir dengan pola melingkar sebuah pohon, dahan-dahan ‹‹World Tree›› membentuk jalan yang panjang dan lebar. Ranting-ranting yang lebih kecil berperan sebagai pagar memberikan kesan organik. Sebagai tambahan, ada juga berung-burung dan binatang-binatang kecil lain yang kadang memperlihatkan diri, menambah ilusi bahwa ini adalah ‹‹di dalam game››.
   
Khawatir bahwa monster-monster akan muncul, Asuna terus maju dengan berhati-hati. Setelah berjalan selama beberapa menit, sebuah dinding besar, batang utama dari World Tree, mulai terlihat dibalik tirai dedaunan. Sebuah lubang hitam muncul ditempat dimana dahan dan batang utama bertemu, menuju ke bagian dalam World Tree. Tanpa sadar memperkecil langkah kakinya, Asuna mendekati lubang itu dengan waspada.
+
Khawatir bahwa monster-monster akan muncul, Asuna terus maju dengan berhati-hati. Setelah berjalan selama beberapa menit, sebuah dinding besar, batang utama dari World Tree, mulai terlihat dibalik tirai dedaunan. Sebuah lubang hitam muncul ditempat dimana dahan dan batang utama bertemu, menuju ke bagian dalam World Tree. Tanpa sadar memperkecil langkah kakinya, Asuna mendekati lubang itu dengan awas.
   
 
Ketika ia sampai di depan lubang berbentuk oval itu, yang menyerupai sebuah simpul pohon alami, ia melihat yang tidak diragukan lagi merupakan sebuah pintu persegi buatan. Satu-satunya perbedaan adalah pintu ini tidak memiliki pegangan pintu, melainkan panel sentuh. Berdoa dengan sepenuh hatinya agar pintu tersebut tidak dikunci, Asuna menyentuh pintu itu dengan ujung-ujung jarinya.
 
Ketika ia sampai di depan lubang berbentuk oval itu, yang menyerupai sebuah simpul pohon alami, ia melihat yang tidak diragukan lagi merupakan sebuah pintu persegi buatan. Satu-satunya perbedaan adalah pintu ini tidak memiliki pegangan pintu, melainkan panel sentuh. Berdoa dengan sepenuh hatinya agar pintu tersebut tidak dikunci, Asuna menyentuh pintu itu dengan ujung-ujung jarinya.
Line 45: Line 45:
 
Tapi jika ia kembali sekarang, jika ia kembali ke dalam sangkar, ia berarti harus menyerah pada Sugou. Seandainya Kirito yang berada dalam keadaan Asuna sekarang, dia tidak akan menyerah, meski seandainya dia tidak memiliki pedang.
 
Tapi jika ia kembali sekarang, jika ia kembali ke dalam sangkar, ia berarti harus menyerah pada Sugou. Seandainya Kirito yang berada dalam keadaan Asuna sekarang, dia tidak akan menyerah, meski seandainya dia tidak memiliki pedang.
   
Asuan meluruskan punggungnya, dan melihat pada jalanan. Entah bagaimana, ia berhasil melangkah dengan kaki-kaki yang seperti terbuat dari timah. Setelah ia mengambil langkah pertama, Asuna tidak berhenti lagi.
+
Asuan meluruskan punggungnya, dan melihat pada jalan lintasan. Entah bagaimana, ia berhasil melangkah dengan kaki-kaki yang seperti terbuat dari timah. Setelah ia mengambil langkah pertama, Asuna tidak berhenti lagi.
   
 
Jalan itu tampak seperti tak berujung. Dinding panel di atas, bawah, kiri, atau kanan tidak memiliki lapisan atau tanda. Menjadi semakin sulit untuk mengetahui apakah ia memang benar bergerak. Mengikuti cahaya orange yang kadang muncul di langit-langit, Asuna dengan sungguh-sungguh terus maju. Saat ia akhirnya melihat pintu lain di depan, ia secara refleks menghela napas lega.
 
Jalan itu tampak seperti tak berujung. Dinding panel di atas, bawah, kiri, atau kanan tidak memiliki lapisan atau tanda. Menjadi semakin sulit untuk mengetahui apakah ia memang benar bergerak. Mengikuti cahaya orange yang kadang muncul di langit-langit, Asuna dengan sungguh-sungguh terus maju. Saat ia akhirnya melihat pintu lain di depan, ia secara refleks menghela napas lega.
Line 51: Line 51:
 
Pintu ini sama dengan pintu sebelumnya. Lagi, ia dengan hati-hati menyentuh panel dengan ujung-ujung jarinya. Pintu itu bergeser terbuka tanpa suara.
 
Pintu ini sama dengan pintu sebelumnya. Lagi, ia dengan hati-hati menyentuh panel dengan ujung-ujung jarinya. Pintu itu bergeser terbuka tanpa suara.
   
Dibelakangnya adalah jalan yang sama, sekarang jalan itu berlanjut ke kiri dan kanan. Merasa tertekan, Asuna berjalan melewati pintu. Hal yang mengejutkan adalah, setelah beberapa detik pintunya tertutup secara otomatis, menyatu dengan dinding, dan tak meninggalkan bekas. Asuna dengan panik menyentuh pintu itu disana-sini, tapi pintu itu tidak terbuka lagi.
+
Dibelakangnya adalah jalan yang sama, sekarang jalan itu berlanjut ke kiri dan kanan. Merasa tertekan, Asuna berjalan melewati pintu. Hal yang mengejutkan adalah, setelah beberapa detik pintunya tertutup secara otomatis, menyatu dengan dinding, dan tak meninggalkan bekas. Asuna dengan panic menyentuh pintu itu disana-sini, tapi pintu itu tidak terbuka lagi.
   
 
Pundak Asuna merosot dan ia putuskan untuk melupakan pintu tersebut. Lagipula dia tidak berencana untuk kembali. Ia mengangkat kepalanya dan melihat ke kanan dan kiri.
 
Pundak Asuna merosot dan ia putuskan untuk melupakan pintu tersebut. Lagipula dia tidak berencana untuk kembali. Ia mengangkat kepalanya dan melihat ke kanan dan kiri.
Line 65: Line 65:
 
Pergerakan antar lantai sepertinya dilakukan oleh sebuah elevator di atas jalan melingkar lantai ini. Satu garis vertical menghubungkan ketiga lantai dan berlanjut panjang untuk melanjutkan ke suatu tempat di bawah.
 
Pergerakan antar lantai sepertinya dilakukan oleh sebuah elevator di atas jalan melingkar lantai ini. Satu garis vertical menghubungkan ketiga lantai dan berlanjut panjang untuk melanjutkan ke suatu tempat di bawah.
   
Mengikuti garis elevator, di bawah adalah sebuah ruangan persegi yang besar. Rasa ngeri muncul ketika ia membaca label disebelah ruangan itu: ‹‹Experimental Body Storage Facility››.
+
Mengikuti garis elevator, di bawah adalah sebuah ruangan persegi yang besar. Rasa ngeri mundul ketika ia membaca label disebelah ruangan itu: ‹‹Experimental Body Storage Facility››.
   
 
“Experimental body…”
 
“Experimental body…”
Line 71: Line 71:
 
Kata-kata itu meninggalkan sisa rasa yang pahit di mulut Asuna.
 
Kata-kata itu meninggalkan sisa rasa yang pahit di mulut Asuna.
   
Sepertinya tidak diragukan lagi ini adalah fasilitas penelitian illegal Sugou. Memang, apabila seluruh tes dilakukan di dunia virtual, maka akan menjadi mudah menyembunyikannya. Seandainya sepertinya mereka akan terbongkar, dengan sentuhan ujung jari, semua bukti akan hilang, meninggalkan tidak selembar pun kertas.
+
Sepertinya tidak diragukan lagi ini adalah fasilitas penelitian illegal Sugou. Memang, apabila seluruh tes dilakukan di dunia virtual, maka akan menjadi mudah menyembunyikannya. Seandainya sepertinya mereka akan terbongkar, dengan sentuhan ujung jari, semua bukti akan hilang, meninggalkan tidak selembarpun kertas.
   
 
Apabila kegunaan fasilitas sirkular dan ruangan itu dipertimbangkan, satu frasa akan menyerahkan semuanya, ‹‹Experimental Body››. Ini adalah tempat dimana Sugou menyimpan para pemain yang dia culik dari SAO. Kesadaran mereka dikunci di fasilitas penyimpanan yang ditunjukkan pada peta.
 
Apabila kegunaan fasilitas sirkular dan ruangan itu dipertimbangkan, satu frasa akan menyerahkan semuanya, ‹‹Experimental Body››. Ini adalah tempat dimana Sugou menyimpan para pemain yang dia culik dari SAO. Kesadaran mereka dikunci di fasilitas penyimpanan yang ditunjukkan pada peta.
Line 83: Line 83:
 
Asuna melangkah keluar pintu dengan langkah yang ringan.
 
Asuna melangkah keluar pintu dengan langkah yang ringan.
   
Yang terlihat di depan matanya adalah jalan yang polos yang sama dengan lantai atas, menuju jalur yang lurus. Setelah memastikan tidak ada tanda-tanda kehidupan, Asuna mulai berjalan.
+
Yang yang terlihat di depan matanya adalah jalan yang polos yang sama dengan lantai atas, menuju jalur yang lurus. Setelah memastikan tidak ada tanda-tanda kehidupan, Asuna mulai berjalan.
   
Oberon hanya memberi Asuna pakaian satu setel yang tipis dan sederhana yang tidak Asuna sukai, tapi bertelanjang kaki dalam situasi ini bukanlah hal yang buruk. Seandainya ia memakai sepatu, pasti akan timbul efek suara. Ketika di dalam SAO, untuk memastikan bahwa monster-monster tidak menyadari keberadaannya sehingga ia bisa menyergap atau menyerang dari belakang, ia sering pergi bertelanjang kaki, menerima turunnya kemampuan bertahannya.
+
Oberon hanya memberi Asuna one piece dress yang tipis dan sederhana yang tidak Asuna sukai, tapi bertelanjang kaki dalam situasi ini bukanlah hal yang buruk. Seandainya ia memakai sepatu, pasti akan timbul efek suara. Ketika di dalam SAO, untuk memastikan bahwa monster-monster tidak menyadari keberadaannya sehingga ia bisa menyergap atau menyerang dari belakang, ia sering pergi bertelanjang kaki, menerima turunnya kemampuan bertahannya.
   
Selain pada pertarungan sungguhan, dengan daerah reruntuhan di Aincrad sebagai panggungnya, Kirito, Klein, Lizbet dan Asuna sering bermain sebuah ‹‹Surprise Attack Game››. Untuk Asuna yang biasanya memakai perlengkapan ringan yang tidak membuat suara, ia selalu berada di peringkat atas. Tapi kapanpun ia mencoba untuk menyerang Kirito dari belakang, itu tidak pernah berhasil, tidak satu kali pun, jadi suatu kali ia mencoba mendekatinya diam-diam dengan melepas sepatunya dan saat Asuna hendak memukulnya di kepala dengan pedang kayu, Kirito menyadarinya dan menghindar, setelah menghindari serangan, Kirito memegang kaki Asuna dan mulai mengelitikinya tanpa henti. Ia tertawa begitu keras dia pikir ia akan mati.
+
Selain pada pertarungan sungguhan, dengan daerah reruntuhan di Aincrad sebagai panggungnya, Kirito, Cline, Lizbet dan Asuna sering bermain sebuah ‹‹Surprise Attack Game››. Untuk Asuna yang biasanya memakai perlengkapan ringan yang tidak membuat suara, ia selalu berada di rangking atas. Tapi kapanpun ia mencoba untuk menyerang Kirito dari belakang, itu tidak pernah berhasil, tidak satu kali pun, jadi suatu kali ia mencoba mendekatinya diam-diam dengan melepas sepatunya dan saat Asuna hendak memukulnya di kepala dengan pedang kayu, Kirito menyadarinya dan menghindar, setelah menghindari serangan, Kirito memegang kaki Asuna dan mulai mengelitikinya tanpa henti. Ia tertawa begitu keras dia pikir ia akan mati.
   
 
Daripada dunia nyata yang tidak pasti sekarang ini, dia berharap ia dapat kembali ke masa itu – ide itu tak tercegah muncul dalam pikiran Asuna dengan air mata terbentuk di matanya. Asuna menggelengkan kepalanya untuk menyingkarkan perasaan sedih.
 
Daripada dunia nyata yang tidak pasti sekarang ini, dia berharap ia dapat kembali ke masa itu – ide itu tak tercegah muncul dalam pikiran Asuna dengan air mata terbentuk di matanya. Asuna menggelengkan kepalanya untuk menyingkarkan perasaan sedih.
Line 95: Line 95:
 
Jalannya tidak begitu panjang. Sambil berjalan sebuah pintu polos mulai terlihat.
 
Jalannya tidak begitu panjang. Sambil berjalan sebuah pintu polos mulai terlihat.
   
Kalau dikunci, dia akan kembali ke lantai sebelumnya untuk mencari system kendali. Sambil berpikir begitu, dia sampai di depan pintu, kebalikan dengan perkiraannya pintu itu terbuka bergeser ke kiri dan ke kanan. Didalamnya cahaya begitu kuat sehingga secara insting ia menyipitkan matanya.
+
Kalau dikunci, dia akan kembali ke lantai sebelumnya untuk mencari system kendali. Sambil berpikir begitu, dia sampai di depan pintu, kebalikan dengan perkiraannya pintu itu terbuka bergeser ke kiri dan ke kanan. Didalamnya cahaya begitu kuat sehingga secara instingtif ia menyipitkan matanya.
   
 
“…?!”
 
“…?!”
Line 101: Line 101:
 
Seketika ia melihat ke dalam ruangan, Asuna menghela napas.
 
Seketika ia melihat ke dalam ruangan, Asuna menghela napas.
   
Ruangan itu begitu luas.
+
Ruangan itu amat sangat luas.
   
 
Bahkan bisa dikatakan ruangan putih bersih itu mungkin seukuran dengan sebuah aula acara yang besar. Jaraknya tidak bisa diukur karena luasnya ruangan dan detil yang kurang. Langit-langitnya bercahaya dengan cahaya putih, senada dengan lantai yang putih – yang memiliki banyak benda seperti pilar pendek yang tersusun rapi.
 
Bahkan bisa dikatakan ruangan putih bersih itu mungkin seukuran dengan sebuah aula acara yang besar. Jaraknya tidak bisa diukur karena luasnya ruangan dan detil yang kurang. Langit-langitnya bercahaya dengan cahaya putih, senada dengan lantai yang putih – yang memiliki banyak benda seperti pilar pendek yang tersusun rapi.
   
Memastikan bahwa tidak ada yang bergerak dalam jarak pandang, Asuna masuk ke dalam ruangan dan dengan waspada melangkah maju.
+
Memastikan bahwa tidak ada yang bergerak dalam jarak pandang, Asuna masuk ke dalam ruangan dan dengan awas melangkah maju.
   
 
Dari yang Asuna lihat, benda-benda seperti pilar itu disusun dalam barisan-barisan yang terdiri dari 18 pilar. Jika ruang itu persegi, maka ada sekitar 300 pilar. Melawan rasa takutnya, Asuna mendekati salah satu pilar.
 
Dari yang Asuna lihat, benda-benda seperti pilar itu disusun dalam barisan-barisan yang terdiri dari 18 pilar. Jika ruang itu persegi, maka ada sekitar 300 pilar. Melawan rasa takutnya, Asuna mendekati salah satu pilar.
Line 113: Line 113:
 
Meskipun ada dalam ukuran yang sebenarnya, warnanya tidak nyata. Otak itu terbuat dari sebuah bahan semi tembus pandang berwarna biru keunguan. Benda tersebut sangat terperinci, daripada dibilang sebagai tampilan hologram, itu lebih mirip dengan ukiran batu nilam<ref>http://id.wiktionary.org/wiki/nilam</ref>.
 
Meskipun ada dalam ukuran yang sebenarnya, warnanya tidak nyata. Otak itu terbuat dari sebuah bahan semi tembus pandang berwarna biru keunguan. Benda tersebut sangat terperinci, daripada dibilang sebagai tampilan hologram, itu lebih mirip dengan ukiran batu nilam<ref>http://id.wiktionary.org/wiki/nilam</ref>.
   
Melihat dari dekat, dia menyadari cahaya bermunculan secara terus menerus dan menyebar di seluruh model, ketika cahaya-cahaya itu hilang ledakan kecil kembang api berwarna-warni menyebar. Terlihat seperti kembang api ultra mini.
+
Melihat dari dekat, dia menyadari cahaya bermunculan secara periodic dan menyebar di seluruh model, ketika cahaya-cahaya itu hilang ledakan kecil kembang api berwarna-warni menyebar. Terlihat seperti kembang api ultra mini.
   
 
Mengerutkan dahi, Asuna mengamatinya dari samping, ia menyadari sebuah cahaya bergerak di salah satu bagian mendadak menguat. Kilatan akhir yang tadinya berwarna kuning menjadi merah dan berkilat lebih terang, dan sekuensnya berulang kembali. Di bawah objek mirip otak terdapat sebuah diagram transparan yang merekam aktivitas puncak barusan. Melihat log untuk menit berikutnya, berbagai angka dan simbol ditampilkan, bersama dengan kata-kata seperti nyeri dan teror.
 
Mengerutkan dahi, Asuna mengamatinya dari samping, ia menyadari sebuah cahaya bergerak di salah satu bagian mendadak menguat. Kilatan akhir yang tadinya berwarna kuning menjadi merah dan berkilat lebih terang, dan sekuensnya berulang kembali. Di bawah objek mirip otak terdapat sebuah diagram transparan yang merekam aktivitas puncak barusan. Melihat log untuk menit berikutnya, berbagai angka dan simbol ditampilkan, bersama dengan kata-kata seperti nyeri dan teror.
Line 121: Line 121:
 
Intuisi Asuna menyadarinya.
 
Intuisi Asuna menyadarinya.
   
Otak itu sedang disiksa, oleh nyeri yang hebat, kesedihan dan ketakutan. Kilatan-kilatan cahaya itu seakan teriakan yang datang dari si otak. Di depan mata Asuna muncul wajah si pemilik otak tersebut. wajahnya berubah sampai batasnya, dengan mulut terbuka setelah teriakan tanpa suara.
+
Otak itu sedang disiksa, oleh nyeri yang hebat, kesedihan dan ketakutan. Kilatan-kilatan cahaya itu seakan teriakan yang datang dari si otak. Di depan mata Asuna muncul wajah si pemilik otak tersebut . wajahnya berubah sampai batasnya, dengan mulut terbuka setelah teriakan tanpa suara.
   
 
Tidak sanggup menanggung imajinasinya, Asuna mundur beberapa langkah. Di kepalanya dia melihat peta dari lantai atas, ‹‹Experimental Body Storage Facility››, dan mendengar kata-kata Oberon ‹‹Teknik untuk Memanipulasi Perasaan›› dalam flashback. Adegan didepannya akhirnya menyatukan potongan-potongan puzzle, dan sebuah gambaran muncul.
 
Tidak sanggup menanggung imajinasinya, Asuna mundur beberapa langkah. Di kepalanya dia melihat peta dari lantai atas, ‹‹Experimental Body Storage Facility››, dan mendengar kata-kata Oberon ‹‹Teknik untuk Memanipulasi Perasaan›› dalam flashback. Adegan didepannya akhirnya menyatukan potongan-potongan puzzle, dan sebuah gambaran muncul.
Line 131: Line 131:
 
Asuna menutupi mulutnya dengan kedua tangannya sambil berbisik dalam dari tenggorokannya.
 
Asuna menutupi mulutnya dengan kedua tangannya sambil berbisik dalam dari tenggorokannya.
   
Dilakukannya penelitian seperti ini, bersama dengan percobaan kloning manusia merupakan hal yang sangat tabu, sesuatu yang manusia tidak boleh menyentuhnya. Tidak hanya merupakan tindakan kriminal. Itu seperti menginjak-injak pikiran jiwa seseorang, martabat terakhir orang itu seperti sedang dihancurkan.
+
Dilakukannya penelitian seperti ini, bersama dengan percobaan kloning manusia merupakan tabu yang absolut, sesuatu yang manusia tidak boleh menyentuhnya. Tidak hanya merupakan tindakan kriminal. Itu seperti menginjak-injak pikiran jiwa seseorang, martabat terakhir orang itu seperti sedang dihancurkan.
   
 
Asuna berpaling ke kanan karena tidak tega. Sejauh dua meter terdapat kontainer yang sama, diatasnya juga mengapung sebuah otak transparan warna biru. Dengan perhatian terhadap detil yang sama, tetapi cahaya yang berkedip di otak ‹‹seseorang›› itu lebih lambat. Warna yang berjalan melaluinya adalah kuning dengan bayangan merah, dan terlihat hampir seperti cairan yang keruh.
 
Asuna berpaling ke kanan karena tidak tega. Sejauh dua meter terdapat kontainer yang sama, diatasnya juga mengapung sebuah otak transparan warna biru. Dengan perhatian terhadap detil yang sama, tetapi cahaya yang berkedip di otak ‹‹seseorang›› itu lebih lambat. Warna yang berjalan melaluinya adalah kuning dengan bayangan merah, dan terlihat hampir seperti cairan yang keruh.
Line 137: Line 137:
 
Di sisi yang lain… dan disebrang sana, otak-otak yang seperti tak terhitung jumlahnya, semuanya diwarnai dengan warna yang berbeda-beda, dan semuanya mungkin menangis putus asa.
 
Di sisi yang lain… dan disebrang sana, otak-otak yang seperti tak terhitung jumlahnya, semuanya diwarnai dengan warna yang berbeda-beda, dan semuanya mungkin menangis putus asa.
   
Menekan rasa paniknya, Asuna menghapus air mata yang terbentuk di sudut matanya.
+
Menekan rasa paniknya, Asuna menghapus air mata yang terbntuk di sudut matanya.
   
 
Tidak bisa dibiarkan. Tidak, ia tidak akan memaafkannya. Dia dan Kirito mempertaruhkan nyawa mereka dalam pertarungan, dan hasilnya digunakan oleh Sugou untuk eksperimennya, hal itu tidak akan pernah bisa dimaafkan. Kejahatannya akan terbongkar, tidak ada hukuman yang cukup bagus untuknya.
 
Tidak bisa dibiarkan. Tidak, ia tidak akan memaafkannya. Dia dan Kirito mempertaruhkan nyawa mereka dalam pertarungan, dan hasilnya digunakan oleh Sugou untuk eksperimennya, hal itu tidak akan pernah bisa dimaafkan. Kejahatannya akan terbongkar, tidak ada hukuman yang cukup bagus untuknya.
Line 143: Line 143:
 
“Tunggulah… aku akan segera menyelamatkan kalian…”
 
“Tunggulah… aku akan segera menyelamatkan kalian…”
   
Setelah mengatakan hal tersebut, Asuna dengan lembut menyentuh kontainer yang menyangga otak yang disiksa. Lalu ia mengangkat kepalanya, dan berjalan diantara pilar menuju bagian belakang ruangan.
+
Setelah mengatakan demikian, Asuna dengan lembut menyentuh kontainer yang menyangga otak yang disiksa. Lalu ia mengangkat kepalanya, dan berjalan diantara pilar menuju bagian belakang ruangan.
   
Setelah berjalan melewati sepuluh kolom, ia mendengar suara manusia. Asuna segera menyandarkan dirinya dibelakang sebuah kontainer. Melihat ke sekitar dengan hati-hati, ia mencari sumber suara. Suara tersebut datang dari jauh di sebelah kanannya. Hampir merangkak, ia berjalan menuju arah suara.
+
Setelah berjalan melewati sepuluh kolom , ia mendengar suara manusia. Asuna segera menyandarkan dirinya dibelakang sebuah container. Melihat ke sekitar dengan hati-hati, ia mencari sumber suara. Suara tersebut datang dari jauh di sebelah kanannya. Hampir merangkak, ia berjalan menuju arah suara.
   
 
Setelah mencapai sisi belakang sebuah pilar, ia melihat sesuatu yang aneh didepan.
 
Setelah mencapai sisi belakang sebuah pilar, ia melihat sesuatu yang aneh didepan.
Line 153: Line 153:
 
Panik, ia buru-buru mundur ke belakang. Setelah berkedip beberapa kali dengan takut ia melihatnya lagi.
 
Panik, ia buru-buru mundur ke belakang. Setelah berkedip beberapa kali dengan takut ia melihatnya lagi.
   
Lantai 61 Aincrad yang sekarang telah hilang, dikenal juga sebagai ‹‹Insect Land››. Seperti namanya, itu adalah lantai yang dipenuhi oleh monster-monster serangga. Untuk mayoritas populasi perempuan, termasuk Asuna tempat itu sama dengan neraka. Salah satu yang paling buruk adalah monster siput raksasa disebut ‹‹Blue Slug››. Dengan kulit abu-abu berlendir dan titik-titik hitam, mereka punya tiga tangkai mata kecil, dan tentakel-tentakel keluar dari mulut mereka untuk menyerang, mereka benar-benar sebuah mimpi buruk - .
+
Lantai 61 Aincrad yang sekarang telah hilang, kenal juga sebagai ‹‹Insect Land››. Seperti namanya, itu adalah lantai yang dipenuhi oleh monster-monster serangga. Untuk mayoritas populasi perempuan, termasuk Asuna tempat itu sama dengan neraka. Salah satu yang paling buruk adalah monster siput raksasa disebut ‹‹Blue Slug››. Dengan kulit abu-abu berlendir dan titik-titik hitam, mereka punya tiga tangkai mata kecil, dan tentakel-tentakel keluar dari mulut mereka untuk menyerang, mereka benar-benar sebuah mimpi buruk - .
   
Sekarang, beberapa meter dari Asuna, ada dua makhluk yang sedang berbincang membelakangi Asuna . Kedua makhluk itu benar-benar mirip dengan Blue Slug.
+
Sekarang, beberapa meter dari Asuna, ada dua makhluk yang membelakangi Asuna sedang berbincang. Kedua makhluk itu benar-benar mirip dengan Blue Slug.
   
 
Monster-monster besar mirip siput itu seperti sedang bertukar ide sambil melihat sebuah otak. Siput di sebelah kanan menggoyangkan matanya dan bicara dalam suara yang berciut-ciut.
 
Monster-monster besar mirip siput itu seperti sedang bertukar ide sambil melihat sebuah otak. Siput di sebelah kanan menggoyangkan matanya dan bicara dalam suara yang berciut-ciut.
Line 175: Line 175:
 
Asuna mengepalkan tangan kanannya. Jika saja ia memiliki pedang di tangan kanannya saat ini maka… dia akan memberikan kematian yang pantas dengan penampilan mereka.
 
Asuna mengepalkan tangan kanannya. Jika saja ia memiliki pedang di tangan kanannya saat ini maka… dia akan memberikan kematian yang pantas dengan penampilan mereka.
   
Meredam dorongan untuk melakukan apa yang kemarahannya inginkan, Asuna menjauh pelahan-lahan dan setelah mendapat jarak yang cukup dari para siput itu, menuju ke bagian lebih dalam dari ruangan.
+
Meredam dorongan untuk melakukan apa yang kemarahannya inginkan, Asuna menjauh pelahan-lahan dan setelah mendapat jarak yang cukup dari para siput itu, melaju ke bagian lebih dalam dari ruangan.
   
 
Dengan awas bergerak maju pada kecepatan penuh ia terus berjalan melewati pilar-pilar silinder dan akhirnya mencapai bagian terdalam ruangan. Di ujung ruangan— di depan dinding-dinding putih, Asuna menemukan sebuah kotak hitam yang terapung.
 
Dengan awas bergerak maju pada kecepatan penuh ia terus berjalan melewati pilar-pilar silinder dan akhirnya mencapai bagian terdalam ruangan. Di ujung ruangan— di depan dinding-dinding putih, Asuna menemukan sebuah kotak hitam yang terapung.
Line 187: Line 187:
 
Setiap langkah yang dia ambil, ia merasakan perasaan takut bahwa seseorang mungkin akan berteriak untuk menghentikannya datang dari belakang, tapi ia terus menggerakkan kakinya, dan akhirnya, dia mencapai console-nya. Pada titik itu, dia menoleh, dan melihat ke seberang silinder-silinder. Dengan antena mereka bergerak-gerak, siput-siput itu sepertinya masih berada ditengah perdebatan.
 
Setiap langkah yang dia ambil, ia merasakan perasaan takut bahwa seseorang mungkin akan berteriak untuk menghentikannya datang dari belakang, tapi ia terus menggerakkan kakinya, dan akhirnya, dia mencapai console-nya. Pada titik itu, dia menoleh, dan melihat ke seberang silinder-silinder. Dengan antena mereka bergerak-gerak, siput-siput itu sepertinya masih berada ditengah perdebatan.
   
Asuna berpaling lagi menghadapi console hitam tersebut. Bagian atas yang miring gelap dan diam, di sisi sebelah kanan ada celah tipis yang diisi oleh kartu kunci warna perak. Sambil berdoa, Asuna mengulurkan tangannya, memegang kartu tersebut, dan menggesekkannya ke bawah.
+
Asuna berpaling lagi menghadapi console hitam tersebut. Bagian atas yang miring gelap dan diam, di sisi sebelah kana nada celah tipis yang diisi oleh kartu kunci warna perak. Sambil berdoa, Asuna mengulurkan tangannya, memegang kartu tersebut, dan menggesekkannya ke bawah.
   
 
Sebuah efek suara ‘poon’ berbunyi dan Asuna menundukkan kepalanya. Di sebelah kiri slot kartu, sebuah holo-window<ref>Jendela seperti pada desktop computer namun dalam bentuk holographic atau transparan dengan teknologi proyeksi 3D tanpa perlu hardware monitor. Sama halnya dengan holo-keyboard. Contohnya bisa ditonton di www.youtube.com/watch?v=1bqbZKnNR3k</ref> berwarna biru muda dan holo-keyboard muncul.
 
Sebuah efek suara ‘poon’ berbunyi dan Asuna menundukkan kepalanya. Di sebelah kiri slot kartu, sebuah holo-window<ref>Jendela seperti pada desktop computer namun dalam bentuk holographic atau transparan dengan teknologi proyeksi 3D tanpa perlu hardware monitor. Sama halnya dengan holo-keyboard. Contohnya bisa ditonton di www.youtube.com/watch?v=1bqbZKnNR3k</ref> berwarna biru muda dan holo-keyboard muncul.
   
Terdapat banyak, menu yang padat berimpitan di dalam holo-window. Asuna menekan kecemasannya, dan dengan hati-hati membaca font kecil bahasa dalam bahasa inggris. Di kiri bawah terdapat tombol berlabel [Tansport], Asuna menggunakan jarinya yang bergetar untuk menekan tombol ini. Dengan suara ‘bun’, muncul jendela baru. Pada jendela itu, terdapat peta yang menampilkan seluruh laboratorium. Sepertinya, adalah memungkinkan untuk langsung «jump» kemanapun di dalam laboratorium menggunakan system tersebut. Tetapi ia tidak ingin menggunakannya untuk saat ini. Mati-matian mencari, Asuna menemukan tombol kecil bersinar disisi kanannya berlabel [Exit Virtual Lab].
+
Terdapat banyak, menu yang padat berimpitan di dalam holo-window. Asuna menekan kecemasannya, dan dengan hati-hati membaca font kecil bahasa dalam bahasa inggris. Di kiri bawah terdapat tombol berlabel [Tansport], Asuna menggunakan jarinya yang bergetar untuk menekan tombol ini. Dengan suara ‘bun’, muncul jendela baru. Pada jendela itu, terdapat peta yang menampilkan seluruh laboratorium. Sepertinya, adalah memungkinkan untuk langsung «jump» kemanapun di dalam laboratorium menggunakan system tersebut. Tetapi ia tidak ingin menggunakannya untuk saat ini. Mati-matian mencari, Asuna menemukan tombol kecil bersinar disisi kanannya berlabel [Exit Virtual Lab]. “This is it…!” Dengan teriakan kecil, Asuna menyentuhnya. Di atasnya mundul jendela lain. Pada jendela persegi tersebut muncul kata-kata [Execute log-off sequence?] diikuti oleh tombol ‘OK’ dan ‘CANCEL’.
   
  +
Tuhan―
“Ini Dia…!” Dengan teriakan kecil, Asuna menyentuhnya. Di atasnya muncul jendela lain. Pada jendela persegi tersebut muncul kata-kata [Execute log-off sequence?] diikuti oleh tombol ‘OK’ dan ‘CANCEL’.
 
 
Syukurlah―
 
   
 
Dengan hatinya berdoa dengan kuat, ia menggerakkan tangan kanannya untuk menekan tombol―
 
Dengan hatinya berdoa dengan kuat, ia menggerakkan tangan kanannya untuk menekan tombol―
Line 203: Line 201:
 
“…!!”
 
“…!!”
   
Asuna bertahan, menahan teriakan, sementara ia berusaha memaksa menggerakkan jarinya lebih dekat ke tombol, tapi tentakel itu memeganginya seperti kawat baja dan tidak bergerak sama sekali. Ia mencoba menggunakan tangan kirinya, tapi saat dia mulai menggerakkannya, tentakel lain melilit lengannya. Tangan Asuna ditarik ke udara, dan bagian tubuhnya yang lain mengikuti.
+
Asuan bertahan, menahan teriakan, sementara ia berusaha memaksa menggerakkan jarinya lebih dekat ke tombol, tapi tentakel itu memeganginya seperti kawat baja dan tidak bergerak sama sekali. Ia mencoba menggunakan tangan kirinya, tapi saat dia mulai menggerakkannya, tentakel lain melilit lengannya. Tangan Asuna ditarik ke udara, dan bagian tubuhnya yang lain mengikuti.
   
 
Para penahan Asuna memutar badan Asuna dengan perlahan. Seperti yang dikira, mereka adalah dua siput barusan.
 
Para penahan Asuna memutar badan Asuna dengan perlahan. Seperti yang dikira, mereka adalah dua siput barusan.
Line 239: Line 237:
 
“Hei, hei, jangan mencoba bertindak kasar.”
 
“Hei, hei, jangan mencoba bertindak kasar.”
   
Siput itu memanjangkan lebih banyak tentakel, dan membungkus seluruh tubuh Asuna. Diselubungi tanpa ampun, tentakel yang seperti kawat memotong ke daging di perut dan paha Asuna.
+
Siput itu memanjangkan lebih banyak tentakel, dan membungkus seluruh tubuh Asuna. Diselubungi tanpa ampun, tentakel yang seperti kawat memotong ked aging di perut dan paha Asuna.
   
 
“Aw…! Hentikan… Lepaskan aku, dasar monster!”
 
“Aw…! Hentikan… Lepaskan aku, dasar monster!”
Line 259: Line 257:
 
Bisik Asuna, tubuhnya dikelilingi rasa dingin yang membekukan. Orang-orang ini, wujud mereka yang sesungguhnya adalah siput tidak berperasaan ini.
 
Bisik Asuna, tubuhnya dikelilingi rasa dingin yang membekukan. Orang-orang ini, wujud mereka yang sesungguhnya adalah siput tidak berperasaan ini.
   
Tanpa menghiraukan Asuna, kedua siput mulai berunding satu sama lain.
+
Tanpa menghiraukan Asuna, kesua siput mulai berunding satu sama lain.
   
 
“Si Bos sedang dalam perjalanan bisnis ‘kan? Kau kembalilah ke dunia nyata dan minta instruksi lebih lanjut.”
 
“Si Bos sedang dalam perjalanan bisnis ‘kan? Kau kembalilah ke dunia nyata dan minta instruksi lebih lanjut.”
Line 271: Line 269:
 
“…!!”
 
“…!!”
   
Setelah melihat itu, Asuna dikuasai oleh rasa frustasi yang membakar, ia menggerak-gerakkan tubuhnya yang terikat dengan sembarang. Disitu, didepannya – adalah pintu keluar menuju dunia nyata yang ia mimpikan. Pintu itu terbuka sedikit, dan cahaya yang terang dari luar menyinari lantai itu.
+
Setelah melihat itu, Asuna dikuasai oleh rasa frustasi yang membakar, ia menggerak-gerakkan tubuhnya yang terikat dengan sembarang. Disitu, didepannya – adalah pintu keluar menuju dunia nyata yang ia mimpikan. Pintu itu terbuka sedikit, dan cahaya yang terangdari luar menyinari lantai itu.
   
 
“Lepaskan aku! Biarkan aku pergi! Biarkan aku pulang!”
 
“Lepaskan aku! Biarkan aku pergi! Biarkan aku pulang!”

Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see Baka-Tsuki:Copyrights for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource. Do not submit copyrighted work without permission!

To protect the wiki against automated edit spam, we kindly ask you to solve the following CAPTCHA:

Cancel Editing help (opens in new window)

Template used on this page: