Silver Cross and Draculea (Indonesia):Jilid05 Prolog

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Prolog[edit]

Rushella telah menghilang.

Menyatakan fakta realitas sederhana ini tidak memerlukan penghalusan tertentu pada kata-kata, tetapi itu membutuhkan banyak waktu bagi Hisui untuk menerimanya.

Pada hari libur setelah festival olahraga, itu sudah tengah hari saat Hisui terbangun.

Pagi yang berdarah—dimana Rushella menggigit lehernya untuk minum darah—sekarang itu adalah sesuatu dari masa lalu. Menggantikannya adalah sesuatu yang tidak berbeda dari apa yang dialami orang-orang normal... terus tidur sampai bangun secara alami.

Meskipun merasakan sesuatu tidak beres, Hisui masih mencuci mukanya, meminum air dan mulai membuat sarapan untuk dua orang seperti biasanya.

"Hei, apa kamu masih tidur?"

Rushella tidak mungkin pergi keluar sendiri.

Pada dasarnya, dia selalu keluar bersama Hisui. Bahkan jika Hisui sedang tidur, Rushella akan membangunkan dia.

Oleh karena itu, jika Rushella tidak bisa ditemukan, dia kemungkinan besar berada di kamarnya.... bekas kamar Miraluka.

Hisui menyangka dia menutup pintu dan jendela rapat-rapat, dalam gaya vampir sepenuhnya, mengalami mimpi manis dalam kegelapan.

"....Eh?"

Tak ada siapapun disana.

Rushella tidak ada di kamar. Tempat tidur juga tidak memiliki tanda-tanda habis dipakai tidur.

Tempat tidur itu rapi dan bersih tanpa sedikitpun jejak yang tersisa dari kehangatan tubuh.

Sehingga jika ini adalah satu-satunya hal yang tidak beres.

Namun, masalahnya adalah semua barang pribadi Rushella sepenuhnya menghilang.

Peti mati miliknya menghilang.

Tentu saja, itu bukan sesuatu yang dibawa jika hanya pergi keluar.

Saat itu Hisui menyadari.

Rushella... telah menghilang.

"Ada apa dengan gadis itu..."

Kecemasan dalam hatinya tak bisa dihindari, tetapi Hisui masih optimis.

Pasti dia hanya pergi kesuatu tempat lagi.

Peti mati, yah... Mungkin dia membawanya keluar karena suatu alasan khusus.

"Untuk berjaga-jaga...."

Hisui memutuskan untuk menggirim pesan teks dan bertanya pada Mei, Eruru, Kirika—pada dasarnya setiap gadis mungkin bersama dengan dia atau mungkin mengetahui keberadaan Rushella.

Beruntungnya, lingkaran teman Rushella sangat kecil, sehingga gadis-gadis itu adalah satu-satunya yang bisa dia repotkan.

Hisui tidak berpikir dia telah melakukan sesuatu yang membuat Rushella marah. Oleh karena itu, gadis-gadis itu pasti membawa berita bagus segera—itulah yang Hisui harapkan.

"Aku tidak tau. Apa, apakah kamu terlibat dalam pertengkaran yang lain!? Maka ambil kesempatan ini untuk memiliki bayi dengan aku, bagaimana dengan itu♪"

"Tidak tau. Sebagai penjaga, tolong awasi dengan jelas tentang kedatangan dan kepergian dia."

"Maaf, aku tidak tau. Ngomong-ngomong, sabtu depan... apa kamu luang?"

Para gadis membalas dalam gaya khas mereka masing-masing.

Hisui mendesah dan memakan sarapan secara tak berdaya.

Dalam hal apapun, dia pasti kembali sendiri pada malam hari.

Setidaknya pada saat itu, Hisui masih bersikeras pada gagasan naif ini.

Namun, ketika malam telah tiba.... Rushella masih tidak kembali.

Saat itu Hisui secara serius mulai mencari dia.

Selain peti mati itu, semua barang pribadi milik Rushella menghilang juga. Ini lebih membuat Hisui semakin khawatir.

Tak ada catatan apapun. Satu-satunya hal yang tertinggal adalah koin emas yang biasanya disimpan dalam peti mati milik Rushella.

Dalam arti tertentu, koin-koin ini sebenarnya adalah yang paling penting ketika pergi keluar. Mungkin ini bersikukuh sebagai keinginannya untuk berpisah.

"Sewa untuk selama ini... Apa itu yang dia maksudkan? Sungguh lelucon yang benar-benar tidak lucu...."

Hisui menempatkan karung koin tersebut di meja makan ruang tengah kemudian berlari keluar ke jalanan pada malam hari.

Setiap tempat yang Rushella telah kunjungi dimasa lalu atau yang mungkin dikunjungi, bahkan dengan sedikit kemungkinan, Hisui mencari satu demi satu.

Tetapi berakhir tangan kosong.

Sepanjang jalan, Hisui bertanya pada setiap orang yang dia temui. Bahkan jika dia gagal menemukan dia secara pribadi, mendapatkan suatu petunjuk akan sangat membantu.

Tetapi tak ada satupun petunjuk.

Akhirnya, dia datang ke sekolah.

Bagaimanapun juga, Rushella pasti datang kesini ketika sudah waktunya pelajaran, tak perlu secara khusus mencari ditempat ini sekarang.

Tetapi Hisui masih memanjat gerbang sekolah yang tertutup rapat dan memasuki sekolah yang sepi itu.

Karena blok ruang kelas terkunci dan tidak bisa di masuki, Hisui tak punya pilihan selain berkeliaran di luar.

Seperti yang diduga, Rushella tidak ditemukan.

"Eh, Hisui-kun?"

Pada akhirnya, yang dia temukan adalah si hantu yang berkeliaran di sekolah—Fuwa Touko.

Seperti ciri khas hantu, dia didampingi oleh cahaya hantu mengapung disekitarnya sambil dia melayang diudara dengan santai.

Pada tingkat tertentu, Hisui datang kesekolah juga untuk bertanya pada dia. Karena hantu itu terikat pada wilayah sekolah, satu-satunya pilihan Hisui adalah berkunjung.

"Touko-san.... Apa kamu melihat Rushella?"

"Tidak. Kenapa, apa sesuatu terjadi?"

"...Dia menghilang. Aku tidak bisa menemukan dia dimanapun."

"Oh, dia kabur dari rumah!? Dia tidak meninggalkan catatan!?"

"Tidak... Itu sebabnya aku begitu khawatir."

Itu benar—jika dia meninggalkan sebuah catatan seperti "Jangan mencari aku". Setidaknya itu tidak akan sekhawatir ini. Karena catatan semacam itu sebenarnya berarti "temukanlah aku".

Bahkan jika Hisui tidak mencari dia, dia pasti akan muncul sendiri dan mengeluh "carilah aku!"

Rushella tidak meninggalkan catatan.

Pergi tanpa mengucapkan selamat tinggal, ini menyiratkan kekuatan tekadnya untuk berpisah.

Menilai dari keadaannya.... Dia mungkin tidak diculik secara paksa.

Ini hampir pasti keinginannya sendiri.

Setelah mencari di jalanan sepanjang malam, Hisui mulai memahami dalam hatinya bahkan jika dia enggan untuk menerima kenyataan.

"Jangan menanggung semua kekhawatiranmu pada dirimu sendiri, oke? Sudahkah kamu bertanya pada Kirika-chan dan yang lainnya?"

"Itu adalah hal pertama yang aku lakukan. Kariya tampaknya juga mencari... tetapi belum ada berita."

"....."

"Terimakasih untuk kerjasamamu. Sampai jumpa besok... tidak, ini sudah besok. Sampai jumpa di kelas."

Tubuh Hisui sudah tidak dalam kondisi terbaiknya. Karena berlari yang paling keras pada lari estafet dalam festival olahraga dan kehilangan darah—kondisi fisiknya saat ini sangat mengerikan. Dikombinasikan dengan kelelahan dan kecemasan dari pencarian, Hisui meninggalkan sekolah dengan langkah yang tersandung-sandung.

Jika dia kembali pulang, mungkin Rushella sudah kembali.

Mungkin dia akan melemparkan kemaraham karena tidak ada siapa-siapa di rumah—"Kenapa kamu tidak kembali lebih awal!?"—mengeluh seolah-olah dia bukanlah orang yang salah.

Meski demikian, harapan Hisui pupus.

Berbaring sembarangan di tempat tidur, Hisui tertidur seperti kayu balok.

Ketika pagi datang, dia menyeret tubuhnya yang berat ke sekolah tetapi Rushella tidak ada di ruang kelas.

Bertanya pada Mei dan Eruru tak menghasilkan apa-apa.

Selama istirahat makan siang, dia pergi untuk bertukar informasi dengan Kirika tetapi hasilnya sama-sama sia-sia.

Hari kedua, hari ketiga—dia mengulangi diatas tetapi hasilnya tidak berubah.

Berdasarkan pada apa yang dikatakan Eruru, bahkan beberapa staf dari Badan Invertigasi Supranatural telah digerakkan.

Meskipun pernyataan lisan menolak untuk membantu, Rangetsu tampaknya membantu.

Tetap saja, tak ada berita tentang Rushella.

Dia telah menghilang, tak meninggalkan jejak.

Satu minggu, satu bulan telah lewat. Musim gugur telah selesai, musim dingin perlahan-lahan semakin mendekat.

Sebelum dia menyadarinya, hari-hari tanpa Rushella telah menjadi kehidupan kesehariannya.

Pada akhirnya, tak satupun orang-orang disekitar Hisui menyebut Rushella lagi, mungkin dalam pertimbangan tentang perasaan Hisui.

Oleh karena itu, ketika Hisui mendengar nama Rushella disebutkan lagi, setelah waktu yang sangat lama—itu berasal dari ketua kelas Sera Reina.

"Draculea-san... kapan dia kembali?"

"Siapa yang tau."

Hisui menjawab acuh tak acuh.

Sepulang sekolah, mereka pulang bersama-sama secara kebetulan dan berjalan bersama-sama sebentar.... Kemudian Reina menyinggung Rushella setelah tampaknya meneguhkan dirinya sendiri.

Mencuri-curi pandangan pada Hisui, dia tergagap sambil melanjutkan topik.

"Apa dia... pulang ke luar negeri? Apa sesuatu terjadi disana?"

"Tidak tau... Aku tidak mendengar apapun tentang hal itu. Tetapi... dia pasti telah mendapatkan saat-saat yang baik disana. Sehingga dia mungkin akan tinggal disana. Bukankah itu yang terbaik?"

Hisui membuat kebohongan yang masuk akal dan logis dengan nada suara yang kering dan membosankan.

Cerita karangannya, itu dari kerabat jauh yang tinggal diluar negeri, juga berguna sampai batas tertentu saat Rushella menghilang. Karena pengaturan Eruru, sekolah juga menyelesaikan prosedur panarikan.

Namun, Reina tidak tampak percaya ini.

Meskipun dia tidak mengatakan apa-apa dipermukaan, ataupun dia menanyakan apa-apa sampai sekarang... Reina terus menatap kearah tempat duduk Rushella yang kosong dengan mata sedih.

"Selama festival olahraga... apakah sesuatu terjadi?"

"...."

Reina bertanya, menolak untuk menyerah.

"Tidak banyak, tidak terjadi apa-apa padamu juga, kan?"

Hisui secara sengaja menekankan beberapa kata terakhir.

Doppelganger itu tampaknya tidak meninggalkan efek samping apapun yang tertinggal pada Reina. Tetangga di kelas ini tetap baik hati dan bermartabat seperti sebelumnya... Namun, sudah pasti dia tidak akan benar-benar lupa segalanya yang telah terjadi.

Sampai batas tertentu, dia pasti mewarisi ingatan dari dirinya yang telah terpisah dari dia, atau bahkan mungkin dia menyadari identitas sejati Rushella.

Tetapi setelah festival olahraga, Hisui—

"Kamu mungkin mendapatkan mimpi buruk karena kelelehan dari terlalu banyak berlatih."

Hisui menutupi masalah ini dengan kalimat sederhana.

Pada saat itu, Reina tampak seperti dia memiliki lebih banyak untuk dikatakan, tetapi dia tidak menekan masalahnya.

Dia juga tampak punya pemikiran mengenai menghilangnya Rushella tetapi tetap diam sepanjang waktu.

Mungkin ini adalah bagian dari kekhawatirannya untuk orang lain tetapi sayangnya, Hisui saat ini tidak punya cadangan energi untuk mempertimbangkan perasaannya.

"...Kamu tidak pergi untuk menjemput dia?"

"Menjemput siapa?"

"Draculea-san...."

"Tak ada berita adalah berita bagus, itu artinya dia hidup dengan baik. Bagaimanapun juga, ini tidak seperti kami terkait."

Memang.

Seorang vampir dan seorang manusia—sebesar itulah hubungan mereka.

Lalu Rushella telah pergi ke sisi jauh dari kegelapan.

"Aku lewat sini, bye."

Hisui melambaikan tangan acuh tak acuh dan mengatakan selamat tinggal pada Reina.

Dia sengaja menghindari menatap wajahnya kemudian memulai perjalanan pulangnya yang kesepian.

Tanpa adanya Rushella, jalan pulang dari sekolah sangat tenang.

Tetapi mempersiapkan Natal, jalanan lebih bising daripada biasanya.

Ada pohon-pohon hias di sisi jalan, lampu neon yang lebih mencolok daripada sebelumnya, gelombang kerumunan pejalan kaki—segalanya kontras dengan kesendirian Hisui.

Dia sudah menyadari secara samar-samar.

Kemungkinan besar, dia akan terus sendirian mulai dari sekarang.

Oleh karena itu, ketika Hisui membuka pintu rumah, dia tidak repot-repot dengan sapaan "Aku pulang."

Bahkan setelah menemukan sepasang high-heels perempuan dipintu masuk. Dia tidak—

"....!?"

Hisui dengan panik melepas sepatunya dan berlari kedalam rumah.

Seseorang ada di ruang tengah.

Dia bisa mendengar televisi.

"....Rushella!?"

Dia mendorong pintu dan berlari ke ruang tengah.

Tetapi seketika dia memasuki ruangan itu, Hisui hanya bisa menunjukkan ekspresi gelisah.

Seorang wanita berbaring di sofa dengan santai.

Sikap seperti iblis dan postur berbaring yang sama dengan Rushella sebelumnya, tetapi efek menggodanya terpisah bermil-mil jauhnya.

"Selamat datang kembali."

Seolah-olah dalam rumahnya sendiri, dia menyambut Hisui dengan santai.

Wanita itu duduk. Kulit pucatnya terbalut dalam pakaian kamisol hitam, hampir mirip dengan pakaian dalam.

"Miraluka....?"

Eksistensi ini, bahkan lebih tak terduga daripada Rushella, telah muncul dihadapan mata Hisui.

Wanita yang tak terlupakan ini yang telah menjadi abu sekali, menghilang setelah kemunculannya yang tiba-tiba pada festival olahraga.

"Ada apa, kenapa kau zonasi diluar sana? Setidaknya seduhkan aku teh, bagaimana?"

"...Berhenti bercanda. Aku punya banyak pertanyaan untukmu... Dia sudah mati... sudah mati, tepat dipelukanku. Maka... siapa kau!?"

Sambil mencari Rushella, Hisui telah berpikir berkali-kali.

Kesimpulannya yang terakhir—palsu.

Seharusnya tidak ada kesalahan.

Sudah pasti ini adalah satu-satunya kemungkinan.

Meskipun wanita didepan matanya memiliki fitur wajah sempurna yang indah seperti mahakarya halus dibuat dari alam, kulit putih pucat yang tampak hampir transparan, rambut hitam yang berkilau... Meskipun bibirnya bahkan lebih merah daripada darah dan kata-kata dari bibirnya terdengar jelas di telinganya... Meski demikian, dia sudah tidak ada.

Dia telah berubah menjadi abu, ditiup oleh angin yang kejam, menghilang tanpa jejak.

Semua yang tersisa dari dia adalah sisa-sisa ditangan Hisui.

Dan bahkan sekarang, itu sudah tidak ada juga.

Untuk seseorang yang mengetahui Miraluka yang sejati, seorang penipu ulung hanya pemandangan yang membangkitkan penghinaan.

"....Siapa kau!? Jika kau memainkan lelucon padaku dalam rasa yang buruk, berhati-hatilah atau aku akan—"

Mata Hisui bersinar dengan cahaya berbahaya.

Tentu saja, dia tidak akan pernah mengatakan sesuatu seperti itu. Mendengar dia, wanita ini yang memiliki penampilan Miraluka hanya mengangkat bahu dalam kebosanan sebelum tersenyum secara menggoda.

"Coba saja jika kamu bisa."


Sebelumnya Ilustrasi Kembali Ke Halaman Utama Selanjutnya Bab 1