Silver Cross and Draculea (Indonesia):Jilid03 Bab5

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Chapter 5 - Bangkit dari Neraka[edit]

Dari sudut pandangnya, pekerjaan ini benar-benar konyol.

Para petinggi telah menugaskan dia untuk mengawasi pengerukan dari dasar laut.

Belum lama ini, peti mati seorang vampir telah ditemukan. mungkin masih ada lagi.

Selain itu, segera setelah sebuah 'ancaman' ditemukan didalamnya, target harus ditangkap dengan desakan maksimal—itu adalah misinya.

Sungguh intruksi yang bodoh.

Tingkat kesulitan menangkap seorang vampir sangat bervariasi dengan tingkat si target. Itu dikatakan, menggunakan perlengkapan Badan Investigasi Supranatural, bukanlah tidak mungkin.

Demi penelitian, sampel sangat diperlukan. Beberapa orang bersikeras pada sudut pandang ini. Tentu saja, itu bisa dimengerti.

Masalahnya adalah bahwa dalam dan luar penelitian itu sendiri adalah lelucon.

Evolusi manusia, kontribusi pada ilmu kedokteran, mengejar pengetahuan akademik—penelitian orang-orang ini tidak dimotivasi oleh tujuan mulia tersebut. Sebaliknya mereka hanya mencari mimpi khayalan namun tak terwujud yang dicari oleh orang-orang yang berkuasa diseluruh jaman—"keabadian dan awet muda."

Tentu saja, bahkan jika terwujud, hasil ini tidak akan menguntungkan umat manusia tetapi hanya akan dimonopoli oleh mereka yang berkuasa.

Memakai kedok terbaru sebagai Badan Investigasi Supranatural, organisasi ini telah bertahan sampai hari ini hanya karena orang-orang yang berotoritas yang mendambakan kekuatan dari mahluk supranatural, yang paling menonjol adalah vampir.

Tetapi dalam kenyataannya, tak peduli seberapa banyak penelitian yang mereka lakukan pada para vampir, mereka tak pernah mendapatkan hasil yang mereka harapkan.

"Keabadian dan awet muda"—mendapatkannya sangatlah mudah. Cukup menyerah menjadi manusia.

Hidup dibawah penutup dari gelapnya malam, dibebani oleh segala macam kelemahan, memakan darah segar.

Jika seseorang bersedia menerima resiko ini, maka seorang manusia bisa dengan mudah masuk jajaran keabadian dan kekekalan kapanpun.

Namun, berpegang pada kehidupan aman mereka, mereka yang berkuasa tak punya keberanian dan tekad untuk menyerah menjadi manusia.

Tak perlu khawatir tentang kematian yang tak terelakkan, tetap manusia, tetap rasional, tidak membutuhkan diet darah segar, bahkan tidak melemah oleh sinar matahari atau salib, hidup selamanya—inilah jenis keabadian dan kekekalan yang konyol yang mereka impikan.

Tentu saja, tak satupun dari percobaan ini berhasil sampai hari ini.

Orang juga tidak akan menduga mereka akan berhasil dimasa depan.

Jika seseorang menginginkan kehidupan kekal, menyerah saja menjadi manusia. Tak ada jalan lain. Namun, eksistensi manusia sangatlah terbatas.

Meskipun atasannya tidak pernah berbicara tentang hal itu, dia mungkin memahami semua ini dalam pikirannya.

Jelas-jelas dia mengerti, tetapi demi karirnya, bossnya terus bekerja untuk mendapatkan keabadian dan kekekalan untuk orang-orang yang berkuasa yang mengendalikan dunia.

Dan dia juga, meskipun memahami absurditas dari upaya-upaya tersebut, dalam upaya untuk meningkatkan peringkat bersama dengan bosnya, dia tak punya pilihan selain menerima pekerjaan konyol ini.

Tetapi kenyataannya tidak menguntungkan dan misi berakhir sia-sia.

Pengerukan kedua tidak membawa hasil yang spesial. Tak satupun objek bisa ditemukan.

Jangankan sebuah peti mati, bahkan jejak dari seorang vampir tidak ditemukan. Dalam pertimbangan masalah anggaran, misi pengerukan dihentikan.

Lalu semua yang tersisa adalah untuk kembali ke markas dan menyampaikan laporan kepada pimpinan, menyelesaikan semuanya sebelum tengah hari dan pulang—itu adalah rencana awalnya.

Mengemudi dalam perjalanan kembali. Dia menghentikan mobil untuk mendapatkan kopi.

Saat dia mengulurkan tangan untuk mengoperasikan mesin penjual otomatis, ponselnya berbunyi.

Dia telah mencatat nomor ini hanya dalam keadaan darurat tetapi ID pemanggil yang tiba-tiba tersebut benar-benar tak bisa dipercaya.

"....Halo?"

"Oogami-san? Aku Kariya."

"Matahari telah terbit dari barat. Apa kau mendengar sesuatu dari bocah itu?"

"Memang, dia satu-satunya yang mencarimu. Bukan aku. Aku akan membiarkan dia berbicara padamu."

Setelah berhenti selama beberapa detik, suara yang lain datang dari pihak lain.

Dia mengenali suara ini. Itu adalah anak laki-laki yang menyebalkan yang bermain-main dengan vampir itu.

"Umm, Oogami-san? Dimana kamu sekarang? Di Departemen Kepolisian Metropolitan?"

"Sungguh kasar. Aku saat ini ada dijalan."

"Cepat rebut kembali peti mati itu. Lalu jangan mengalihkan matamu pada itu. Jika ada situasi apapun yang terjadi, buanglah segera."

"Huh? Omong kosong apa yang kau bicarakan? Apa itu mungkin bahwa peti mati itu akan bergerak dengan sendirinya!? Menurut hasil analisa...."

"Aku tidak bicara tentang peti mati tersebut."

Nada suara Hisui yang tegas membuat Rangetsu terdiam.

Anak ini—dia pasti mengetahui sesuatu.

"Vampir tersebut ada didalamnya."

"...Bagaimana bisa? Peti mati tersebut kosong. Kau melihatnya juga, aku juga......"

"Apa kau benar-benar percaya itu......?"

"...."

"Sejak awal.... Kau sudah menyadari Touko-san. Sebelum Kariya dan aku menyadari apapun, kau sudah waspada. Jadi terakhir kali ketika kita bertemu. Kau tidak terkejut untuk melihat dia sama sekali. Dan kau bahkan mengatakan eksorsisme sampah itu. Karena kau tahu dari awal bahwa Touko-san menghantui peti mati tersebut. Jadi meskipun itu kosong, kau masih terus menyelidiki secara rahasia. Aku menebak itu juga bagian dari perintahmu dari para petinggi, atau kau menerapkan pada atasanmu, kan?"

"Sungguh bocah yang cerdas.... Bahkan jika itu benar, lalu apa? Aku tidak melakukan apapun yang salah. Faktanya disana tak ada vampir. Hanya hantu saja, apa yang diributkan?"

"Kau bodoh!! Kau sudah membuat sebuah kesalahan tidak berkomunikasi dengan Touko-san. Jika kau tidak mau membuat kesalahan yang lebih jauh lagi, bergegaslah ke peti mati itu."

Mengatakan itu, pihak lain memutus sambungan.

Sungguh seorang bocah yang menyebalkan.

Tetapi kata-katanya tidak bisa diabaikan.

Setelah beberapa keraguan, Rangetsu masih bergegas ke penyimpanan barang bukti dimana peti mati itu disimpan.

※ ※

"Sepertinya peti mati itu memegang semacam rahasia. Apa sebenarnya yang terjadi? Ini sudah waktunya bagimu untuk menjelaskan, kan?"

Hisui mengakhiri panggilan sebelum bus dinyalakan. Seperti perjalanan kesini, mereka semua duduk pada barisan belakang.

Segera setelah mereka mengambil tempat duduk mereka, Eruru secara tak sabar bertanya tentang kebenarannya.

Tentu saja, semua orang juga tertarik.

"Aku tak punya bukti konkrit. Satu-satunya alasan kenapa aku berteriak pada dia barusan hanya kebetulan, untuk berada pada sisi yang aman."

"Lalu jika apa yang kau khawatirkan tidak terjadi, maka itu hanya bermuara pada seorang anak laki-laki SMA biasa memberikan informasi buruk tanpa menimbang situasinya. Terimakasih untuk pertimbanganmu, tetapi cepat beritahu aku."

"...Hal pertama yang aku temukan aneh di awal adalah pertama kali aku mendengar suara Touko-san. Apa kau masih ingat apa yang terjadi?"

"Ya......"

Touko mengangguk ringan.

Hisui ingin menyentuh peti mati itu—dan dia memanggil untuk menghentikan dia.

Pada saat itu, dia tidak tahu tentang eksistensi Touko dan berpikir itu adalah sebuah halusinasi. Berpikir kembali, itu mungkin pertama kali keduanya membuat kontak.

"Pada saat itu, kenapa kamu mengatakan 'Jangan'?"

"Eh......?"

"Itu hanya sebuah peti mati kosong. Bahkan jika aku menyentuhnya, itu harusnya baik-baik saja. Tetapi kamu mengatakan itu. Kenapa?"

"Kenapa.... aku mengatakannya asal-asalan? Atau mungkin... Umm... mungkin ada suatu alasan yang aku telah lupa....."

"Aku berpikir begitu juga, kamu mungkin lupa atau itu semacam intuisi hantu. Karena kamu merasa bahwa menyentuh itu akan berbahaya. Tetapi kenapa begitu? Itu pasti karena ada sesuatu didalamnya.... itu benar, karena nalurimu memberitahumu itu. Setelah menyadari poin ini, aku mulai berpikir pasti ada sesuatu yang aneh tentang peti mati itu."

"Aku mengerti apa yang coba kau katakan sekarang. Karena Touko-san dan peti mati itu telah bersama-sama selama sepuluh tahun, kata-katanya pasti mencerminkan sesuatu tentang itu. Tetapi apa tepatnya?"

"Jawabannya sederhana. Vampir tersebut masih didalam."

"Mustahil...... Kau melihatnya juga, kan? Aku mengkonfirmasi itu, sama sekali tak ada vampir didalam peti mati itu....."

"Jadi pada dasarnya, dia ada didalam dalam bentuk tak terlihat. Setidaknya tak terlihat pada mata telanjang. Tidak, itu mungkin mustahil untuk mengatakan melalui observasi cara ilmiah."

"Dan kenapa begitu?"

"Sudou menyebutkannya barusan."

Mengalihkan topik, Hisui mengabaikan keterkejutan Eruru dan menunjuk pada Mei.

"Eh, aku? Apa yang aku katakan?"

"Kekuatan khusus dari vampir."

"Eh, itu.....? Aku menyebutkannya, ya... Berubah menjadi kabut atau segerombolan kelelawar, itu? Tapi ini tak ada hubungannya...."

"Kabut....? Tahan sebentar, mengkinkah!?"

"Sepertinya kamu mengerti. Kemungkinan besar, vampir yang membunuh Touko-san bisa berubah menjadi kabut. Meskipun ini mungkin tampak seperti kemampuan berjalan bagi seorang vampir, itu sebenarnya cukup sulit untuk menanganinya dalam praktek. Misalnya, tak peduli bagaimana kamu memenjarakan dia—dengan tersedianya celah, dia bisa dengan mudah melarikan diri."

"Aku mengerti, jadi itu sebabnya dia tidak peduli ketika aku menutup dia didalam...!?"

Ingatan saat-saat tepat sebelum kematiannya melintas dengan jelas dalam pikiran Touko.

Kenapa dia membiarkan Touko untuk mengurung dia didalam peti mati tersebut begitu mudah—itu karena dengan berubah menjadi kabut, dia bisa dengan mudah melarikan diri melalui celah kecil pada penutup peti mati.

Peti mati tersebut tidak kedap udara dengan desain yang disengaja untuk memungkinkan kebebasan pergerakan keluar dan masuk.

"Tak peduli seberapa keras Touko-san menutup penutupnya, itu disayangkan tak berarti. Yah, kamu bisa mengikuti metode tradisional dengan memasukan Ekaristi pada kesenjangan tersebut untuk menghasilkan efek penyegelan, tetapi dia pasti akan menyadarinya selama proses pengisian. Selain itu, kamu tidak mempersiapkan apapun, kan?"

"Ya.... Poin ini tidak terlintas dalam pikiranku. Aku begitu tak berguna.... Itu semua sia-sia....."

"Tidak sama sekali. Kamu mencapai misimu dengan baik sekali."

Hisui menegaskan dalam momen langka dengan emosi tulus.

Memang, sepuluh tahun yang lalu, segalanya berakhir hanya berkat usahanya.

"Touko-san menutup vampir tersebut didalam. Kemudian kamu menghembuskan nafas terakhirmu dan pria itu bisa lolos kapan saja. Namun, sesuatu yang tak terduga terjadi secara tiba-tiba."

"Badai yang tiba-tiba.... kan?"

Hisui mengangguk pada Kirika.

Apa langit merespon pada doa Touko atau itu hanya kebetulan—bagaimanapun juga, perahu itu terbalik oleh gelombang dan tengelam kedalam laut.

"Aku rasa badai tersebut datang cukup tiba-tiba. Tanpa ada orang yang mengawaki perahu itu, itu tenggelam sangat cepat. Satu-satunya yang benar-benar ketakutan pasti pria itu yang berada dalam peti mati. Bagaimanapun juga, air laut yang dibenci mulai meresap kedalam secara tiba-tiba, tentu saja dia akan ketakutan. Kemudian dia menyadari... sungguh sebuah bencana, dia telah terlempar ke laut dan tenggelam. Bahkan jika dia ingin melarikan diri, bahkan jika dia berubah menjadi kabut, dia akan tersebar setelah bercampur dengan air laut. Itu mungkin bukan masalah jika air biasa, tetapi air laut sangat berbahaya bagi para vampir, itu adalah air suci kedua. Sekali tubuhnya bercampur dengan air laut, dia akan kehilangan kesadarannya dan tak mampu berubah bentuk lagi— sama seperti 'hancur'. Selama air laut masih ada, tak akan ada harapan untuk kebangkitan."

"Entah itu terus bersembunyi dalam peti mati atau memilih untuk melarikan diri, kedua pilihan tersebut berarti menderita karena air laut...."

Kirika dan Mei, yang tak menyadari tersedianya petunjuk tersebut, mengangguk setuju.

Vampir yang telah dengan ceroboh mengambil bentuk kabut didalam peti mati tak memiliki sarana untuk melarikan diri.

"Berubah bentuk dari kabut juga tidak akan mengubah situasi. Karena tubuhnya terendam dalam air laut, itu akan menjadi lamban dan kesadarannya secara bertahap menjadi kabur. Segera, dia akan memasuki keadaan tak bergerak dari mati suri. Seorang vampir berperingkat tinggi mungkin bisa menghancurkan peti mati dengan paksa dan mati-matian berenang ke pantai... itu tidak mustahil. Tetapi setelah tenggelam kedalam laut yang dalam, tidak akan ada harapan. Pria itu mungkin memahami situasinya. Atau mungkin, dia bahkan tidak punya cukup kekuatan yang tersisa untuk melepas bentuk kabutnya. Air laut terus mengalir masuk tanpa henti, bercampur dengan tubuhnya. Oleh karena itu, yang bisa dia lakukan adalah mempertahankan indranya sendiri dan menunggu hari dia bisa muncul kepermukaan lagi. Oleh karena itu, untuk tujuan ini....."

"Dia meresapkan tubuhnya pada peti mati... kan?"

Eruru menemukan jawabannya.

Jika tubuhnya yang dalam bentuk kabut bercampur sepenuhnya dengan air laut, itu akan setara dengan kehancuran.

Tetapi dibawah efek air laut, kesadarannya sudah kabur dan tubuhnya tak lagi merespon dengan patuh pada kemauannya.

Untuk mempertahankan inderanya, yang bisa dia lakukan adalah meresapkan tubuhnya yang seperti kabut kedalam lapisan kain bagian dalam peti mati.

"Tepat. Tetapi melakukan itu tidak akan mencegah keadaan mati suri. Tanpa bentuk padat, tanpa kesadaran, pria itu tetap tenggelam di dasar laut untuk waktu yang lama. Bersembunyi didalam peti mati. Kemudian Touko-san pasti secara naluri telah menyadari ini sehingga dia terus menjaga peti mati tersebut. Karena itu tidak memerlukan konsentrasi, dia tidak tetap sadar. Bagaimanapun juga, musuhnya tidak berbeda dari mahluk mati. Sampai kemudian.... ketika peti mati tersebut ditarik naik. Kemudian Touko-san bangkit."

"Benar... Itu pasti seperti itu, tak ada kesalahan. Meskipun aku tidak bisa sepenuhnya mengingat, aku tahu... 'Aku tidak bisa meninggalkan tempat itu'... aku memikirkan itu sepanjang waktu.....!"

"Setelah itu, ketika aku mau menyentuh peti mati itu—dia secara tak sengaja memberi peringatan. Karena vampir tersebut masih berada didalam. Itu sudah jelas cukup berbahaya. Juga... itu masih tetap."

"Setelah membuka peti mati itu, jika kita mengeksposenya pada sinar matahari, maka tugas kita akan lebih mudah. Tetapi dengan ditaruhnya itu di bawah tanah, itu tidak akan dipindahkan untuk sementara waktu. Untuk kebangkitan, itu akan menjadi lingkungan yang ideal."

Eruru juga mempertimbangkan poin ini dan mengernyit gelisah.

Sejak peti mati itu dikeruk, beberapa waktu telah berlalu.

Efek air laut akan menghilang. Berubah menjadi kabut, vampir itu bisa kembali ke bentuk nyata kapan saja.

"Jika vampir itu hanya kembali ke bentuk padat, itu tidak akan terhitung sebagai ancaman. Misalnya, itu akan seperti sebuah keadaan hibernasi... Dia tidak akan aktif dalam waktu singkat."

"Tetapi memberi dia sedikit stimulus, membiarkan dia meminum bahkan jika hanya setetes darah... maka semuanya akan berakhir. Kebangkitan langsung. Kemudian untuk memuaskan rasa lapar yang telah lama ditekan, sebuah nafsu makan yang besar....!"

Hisui berharap dia hanya terlalu khawatir yang berlebihan.

Tak ada bukti kongkrit pada saat ini.

Mungkin dia dan Touko hanya berlebihan memikirkannya.

Atau lebih tepatnya, itu akan menjadi hasil yang terbaik.

Sibuk dengan kekhawatiran mereka sendiri, tak ada yang mengatakan apa-apa.

Kelompok Hisui bergegas dalam perjalanan kembali mereka. Mengenai kebenaran tak berdasar ini, mereka semua berdoa agar itu menjadi palsu, atau setidaknya, bahkan jika sebuah tragedi terjadi, itu tidak akan terlambat.

Dibandingkan dengan bukti kasus polisi biasa, bukti dari Badan Investigasi Supranatural sepenuhnya berbeda.

Karena berbicara secara biasa, mereka semua adalah item-item berbahaya dan memerlukan pengetahuan dan kemampuan yang sesuai dalam penggunaan dan penanganan.

Fokus pada ilmu hitam, perkakas dengan matra eksorsis yang melekat, objek kutukan yang mambawa bencana pada orang—dalam kenyataannya, banyak item yang akan lebih baik dihancurkan ditempat.

Namun, peti mati tersebut saat ini disimpan dalam sudut tempat penyimpanan yang tak lagi membutuhkan perhatian.

Sudah jelas, ini pasti sesuatu yang digunakan oleh vampir dimasa lalu.

Tetapi itu kosong didalamnya. Dimata orang-orang, itu bukanlah masalah lagi.

Dipindahkan ke lokasi ini, itu hanya menunggu untuk dihancurkan.

Mengingat akan lebih mudah untuk memindahkan untuk dihancurkan dimasa depan, itu dengan santai diletakkan di lantai.

Dalam hal apapun, itu hanya sebuah barang antik yang tidak menyebabkan insiden apapun. Insiden sebelumnya telah berakhir.

"Uh, datanya.... datanya..... itu dia."

Anggota staff laki-laki yang baru direkrut telah melupakan sesuatu dan melangkah masuk kedalam tempat penyimpanan tersebut.

Meskipun dia telah melalui kursus prabawa, hari-harinya dalam pekerjaan ini masih belum lama.

Pengetahuannya tentang entitas supranatural masih tetap pada tingkat buku teks.

Dalam kenyataannya, dia tak punya pengalaman berhadapan dengan entitas supranatural.

Oleh karena itu, dia hanya diijinkan untuk memasuki area paling aman dari tempat penyimpanan tersebut.

Semua orang harus memulai sebagai seorang pemula di suatu tempat. Ini bukanlah kesalahannya.

Meninggalkan sebuah file dokumen di meja adalah hal yang umum.

Dan meja tersebut kebetulan tepat disamping peti mati itu yang menunggu penghancuran... Ini adalah murni kebetulan.

Tak ada faktor yang khusus.

Hanya sejumlah kecil kemalangan yang saling bertumpuk.

Itu saja.

Pada akhirnya, mungkin semua tragedi muncul dengan cara ini dalam kenyataannya.

"Hmm......?"

Penutup peti mati itu tidak tertutup rapat, mengungkapkan sedikit celah.

Tak ada peraturan yang mewajibkan penutup harus ditutup rapat. Itu akan baik-baik saja untuk meninggalkan itu.

Sebenarnya, kesampingkan pekerjaan, anggota staff ini bukanlah tipe orang yang bersikeras pada ketelitian pada kehidupan pribadinya. Biasanya, dia tidak akan peduli tentang sesuatu yang kecil.

Tetapi ketika dia melihat apa yang menyerupai wajah manusia melalui celah tersebut, situasinya menjadi benar-benar berbeda.

"......!?"

Dia pasti melihat sesuatu.

Bagaimanapun juga, dia telah ikut serta dalam operasi pembukaan. Bukan hanya dirinya sendiri, banyak orang telah mengkonfirmasi dengan mata mereka sendiri pada adegan itu—tak ada siapapun didalamnya.

Meski demikian....

Seseorang memainkan lelucon—itu juga bisa dikesampingkan.

Bahkan jika seseorang secara sengaja berbaring didalam peti mati milik vampir, tak satupun dari staf disini punya humor aneh semacam itu.

"Mustahil, kan....."

Mungkin karena dia membuat kesalahan apa yang dia lihat.

Setelah melihatnya sebentar, dia mengulurkan tangan untuk menyentuh penutupnya.

Tiba-tiba dia merasakan rasa sakit tajam pada tangannya.

"Hmm......"

Melihat kebawah, jarinya telah luka. Pada pemeriksaan lebih jauh lagi pada tepian tutupnya, dia menemukan bilah-bilah terpasang pada beberapa tempat. Secara sembarangan menyentuh dengan mudah akan terluka.

"......!!"

Dia secara spontan teringat pengetahuan tentang peti mati vampir dari kursus pelatihannya.

Untuk melindungi ruang tidur mereka, dari dulu sekali, para vampir mulai memasang segala macam mekanisme.

Tentu saja, memasang itu pada peti mati sangat umum juga.

Mencapai tujuan ganda dari kenyamanan selama tidur dan kemampuan pertahanan tidaklah mudah, tetapi banyak vampir masih memasang segala macam perangkap pada peti mati mereka.

Sebagai contoh terbaru dari beberapa tahun yang lalu, ada sebuah peti mati yang lapisan luarnya terdapat aliran listrik.

Adapun klasik tradisional, akan ada jarum beracun atau pisau tajam untuk membahayakan penyusup.

Membuat luka kecil tentu tidak akan menghalangi musuh. Bahkan tidak akan berhasil sebagai ancaman.

Tujuan sebenarnya dari situasi semacam ini adalah untuk mengambil darah musuh.

Tak peduli seberapa dalam pada tidurnya, selama darah segar mengalir disamping mereka, para vampir pasti akan bangun karena indera penciuman mereka yang tajam.

Ini adalah jam alarm yang paling terpercaya, mempu membangunkan seorang dari tidurnya yang dalam, memungkinkan mereka untuk mempersiapkan penanggulangan terhadap tusukan, salib, bawang putih dan musuh yang lainnya.

"M-Mungkinkah.....!!"

Pria itu menutupi lukanya dan menendang penutupnya pada area yang aman untuk membuka sepenuhnya, mengintip kedalam.

Didalamnya.

Didalamnya adalah seorang pria berambut pirang sekitar duapuluh tahun, berbaring disana sepenuhnya telanjang.

Wajah mulia dari keturunan orang Eropa, dengan mudah mengingatkan tentang tempat asal dari para vampir. Wajah tampan itu bisa digambarkan sebagai keturunan bangsawan.

Karakteristik kulit pucat dari vampir dipenuhi dengan rasa keindahan. Otot yang samar-samar terlihat menghadirkan tubuh yang megah secara alami.

Karakteristik yang paling berbeda adalah bibir merah itu.

Begitu merah bahwa mulutnya tampak seperti garis merah yang digambar dengan darah segar.

Selain itu, mulutnya telah ternoda dengan darah segar.

Darah yang ditumpahkan oleh luka staf barusan telah mengubah bibir yang awalnya merah cerah menjadi lebih hidup.

"A-Ahhh......"

Dikelilingi oleh teror, staf tersebut mundur selangkah demi selangkah.

Dia sudah memahami konsekuensi dari tindakan yang tidak dia sadari ini.

Pria muda itu bergerak sedikit.

Dia perlahan-lahan bangun dan menjilat darah di bibirnya.

Meskipun seorang pria, gerakan menjilat dari lidahnya membawa perasaan keindahan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata.

Bahkan staf tersebut lupa untuk melarikan diri, menonton terpesona.

Tetapi ini menyebabkan dia kehilangan nyawanya.

"Sial."

Saat dia mengatakan itu, staf tersebut sudah menyadari nasibnya.

Perasaan taring tajam yang menembus bisa dirasakan dari lehernya.

Darah tanpa ampun dihisap, dengan segera melebihi batas fatal. Kemudian hidupnya terjun kedalam jurang terkutuk.

"Beritahu aku tentang situasi di tempat ini. Pertama-tama, jaman apa saat ini? Berapa lama aku telah tidur?"

Suara menggoda dan mulia.

Berhadapan dengan musuh mengerikan ini, staf tersebut menatap dengan mata kosong, mengatakan segalanya yang dia tahu pada pria itu.

"...Hmm, sepertinya tidurku cukup lama. Gadis itu benar-benar melakukannya dengan baik. Baiklah, kau boleh pergi."

Mematuhi perintah tuannya, staf tersebut mundur.

Matanya bersinar dengan cahaya merah sementara taring muncul diantara bibirnya.

Dia bukan lagi seorang petugas polisi dan sudah jelas bukan manusia.

"Mari puaskan rasa laparku terlebih dulu."

Mata bersinar dengan cahaya merah berbahaya, sang vampir yang telah bangkit mulai berburu.

"....Apa yang terjadi?"

Kembali ke Departemen Kepolisian Metropolis, Rangetsu bergegas ke tampat penyimpanan dan hanya bisa mengernyit.

Bau darah ada di udara—meskipun dia bisa mengatakan bahwa jumlah pendarahan cukup rendah, mengingat lokasi khusus tersebut, Rangetsu mulai waspada tinggi.

Mengikuti intruksi Hisui, dia dengan hati-hati mendekati peti mati tersebut—rasa gugup melonjak.

Ada tetesan darah pada tepi penutupnya.

Kemudian—jeritan seorang wanita bisa terdengar dikejauhan.

"Mungkinkah.....!"

Ragu-ragu untuk sesaat, Rangetsu dengan cepat membuat keputusannya.

Dengan cepat mengeluarkan ponselnya dan menyampaikan perintah.

"MPD dalam bahaya dari penyusupan seorang vampir. Evakuasi semua staf biasa dengan segera. Persiapkan perlengkapan anti-vampir dan semuanya standby di pintu masuk. Lakukan ini dengan cepat!!"

"Kita sampai... Setelah berlari begitu lama, aku begitu lelah.... Apa itu nona Oogami yang memanggil kembali? Apa situasinya saat ini?"

"Tentu saja, tidak terlalu tegas. Mari kita bergegas."

Di markas MPD, Hisui dan Eruru berlari melintasi bangunan dengan Rushella dan para gadis yang lainnya mengikuti dibelakang.

Tujuannya adalah elevator bawah tanah yang disediakan untuk para staf yang mereka kunjungi beberapa hari sebelumnya.

Sepanjang perjalanan, mereka melewati seorang yang aneh.

Pemuda Eropa dengan rambut pirang yang indah. Yang lebih mencolok adalah fakta bahwa dia tak mengenakan apa-apa selain selimut yang melilit tubuhnya.

Lebih jauh lagi, begitu mereka melewati dia, ada bau yang berbeda.

Tak salah lagi bau darah.

".....!"

Hisui berbalik tegas.

Tetapi pemuda itu bahkan lebih cepat dan berlari keluar pintu.

"Pria itu...."

"Itu dia...."

Touko berbicara, gemetar.

Seluruh tubuhnya gemetar ketakutan. Dia menunjuk pada punggung pria itu yang telah pergi dan berkata:

"Itu dia.... Dia membunuh kami......!"

Kelompok Hisui saling bertatapan setelah mendengar dia.

Pada akhirnya, ketakutan terburuk mereka telah menjadi kenyataan.

Situasinya telah memburuk pada skenario kasus terburuk. Musuh telah bangkit.

"Aku akan pergi. Karena kami berdua vampir, tak ada masalah, kan?"

Rushella adalah yang pertama memutuskan peran yang berbeda.

Mei mengikuti dibelakangnya.

"Aku akan pergi juga. Itu lebih meyakinkan, kan?"

"....Aku juga. Kujou-kun dan Kariya-san pergilah memeriksa situasi di pihak polisi."

Kirika menambahkan.

Hisui dan Eruru saling menatap dan mengangguk, menyerahkan vampir itu pada mereka bertiga.

"....Jangan melakukan sesuatu dengan gegabah, oke!?"

"Kami semua lebih tangguh daripada kamu. Kamulah orang yang harus lebih berhati-hati!!"

Rushella tersenyum tak kenal takut dan mengejar vampir itu. Mei dan Kirika juga berlari keluar.

"Ayo pergi."

"....Ya."

Hisui dan Eruru kemudian pergi kearah yang berlawanan.

Menuju bawah tanah—markas Badan Investigasi Supranatural.

Eruru menghindari elevator dan memilih untuk berlari.

Itu berbeda dari yang mereka ambil terakhir kali.

"Ada apa?"

"Selama keadaan darurat, Badan Investigasi Supranatural juga bertindak sebagai sebuah fasilitas karantina untuk memenjarakan mahluk supranatural. Bagaimanapun juga, pusat sistem pertahanan nasional yang terpenting berada di lantai atas, jadi masalah merepotkan harus diselesaikan di bawah tanah. Dalam krisis, elevator akan dimatikan dan lorong diblokir. Dalam keadaan ini, hanya beberapa orang termasuk aku yang berwewenang untuk masuk dari luar."

"Aku mengerti.... Jadi langkah-langkah darurat sudah diaktifkan?"

"Pengumuman peringatan dalam ruangan yang disiarkan hanya bisa dipahami oleh personil terkait. Ini saat ini peringatan level 2, menyiratkan ada beberapa vampir yang dikonfirmasi dalam pemyerangan."

"Dengan kata lain...."

"Sejumlah orang telah digigit."

Eruru menundukkan kepalanya dengan sedih.

Hisui tidak mengatakan apa-apa selain melanjutkan bergegas dalam perjalanan mereka.

"Tingkat selanjutnya dibawah adalah kantor pusat."

"Oke.....!"

Dinding pertahanan yang tebal muncul dihadapan mereka.

Eruru menggunakan kartu ID-nya pada pembaca disamping pintu, mereka akan sampai di kantor pusat—pada saat ini, mereka menemukan beberapa sosok pingsan di dinding.

"Hei, apa kau tidak apa-apa!?"

Hisui bergegas mendekat.

Dia adalah seorang staf wanita muda.

Menilai dari pakaiannya, dia tampaknya seorang petugas dan sudah pasti tidak siap untuk menangani krisis seperti ini.

"Tenangkan dirimu.... Apa kau terluka?"

Hisui bertanya saat dia memeriksa lehernya.

Disana—tak ada bekas gigi.

Tentu saja.

Sepenuhnya berubah menjadi seorang vampir—bekas gigi akan menghilang dari korban.

"Menyingkir dari da sekarang!"

Staf perempuan tersebut mulai bergerak sebelum peringatan Eruru.

Pada wajahnya yang aslinya lembut, kedua mata tersebut memancarkan cahaya merah saat dia mengungkapkan taring untuk menggigit Hisui.

"......!"

Bang! Suara tembakan terdengar.

Peluru tersebut secara akurat menembus vampir perempuan itu tepat di tengah-tengah dahinya.

Tembakan untuk membunuh seorang vampir diperlukan untuk diarahkan pada otak atau jantung, serta menggunakan peluru perak yang diproses secara khusus.

Tembakan Eruru begitu sempurna itu bisa digunakan sebagai contoh buku teks dari membebaskan seorang vampir perempuan dari kehidupannya yang terkutuk dengan peluru tunggal.

Ekspresi damainya saat dia bersandar pada tubuh Hisui adalah satu-satunya keselamatannya.

Namun, wajah vampir tersebut tidak berlangsung lama dan dengan segera, seluruh tubuhnya berubah menjadi abu, tersebar di udara.

Pada akhir dari kehidupan terkutuk mereka terletak kehampaan sepenuhnya—itulah vampir.

Bahkan jika mereka berbalik melawan kehendak mereka, peraturan keras ini tetap tidak berubah sejak zaman dahulu.

"Jika itu aku.... digigit bukanlah masalah."

Hisui berkata ringan.

Meskipun dia tahu mengatakan itu adalah sia-sia.

Dia juga tahu bagaimana Eruru akan menjawab.

"....Tapi jika tenggorokan terobek oleh gigitan, kematian mungkin akan dihasilkan. Atau dari kehilangan darah yang berlebihan. Mari kita bergegas."

"...."

Sebenarnya, Hisui mengetahuinya dengan baik.

Siapa orang yang paling menderita.

Sudah jelas orang yang telah dengan paksa menekan pelatuk pistol suci terhadap rekan kerjanya.

Seseorang yang telah berubah sepenuhnya menjadi vampir berada diluar penyelamatan. Jika Eruru hanya memperlakukan mereka sebagai musuh umat manusia—maka Hisui tidak akan membantu dia.

Mereka berdua dalam diam mencapai fasilitas markas.

Pada saat ini, ponsel Eruru berdering.

".....Hei."

"Kariya-san? Dimana kamu sekarang?"

"Didalam gedung. Aku sudah agak memiliki pemahaman tentang situasinya."

Rangetsu akhirnya membuat panggilan yang telah lama ditunggu-tunggu. Eruru menjawab dengan ekspresi kaku.

"Personil tempur utama telah berkumpul di blok karantina. Rincian situasinya akan dijelaskan disana."

"Aku tahu."

Memutus panggilan, Eruru memberitahu Hisui tujuannya.

"Kita akan ke tempat aku membawamu sebelumnya. Itu bisa dianggap fasilitas karantina didalam fasilitas karantina ini. Dalam arti tertentu, itu adalah tempat teraman."

"Dimengerti."

Hisui menjawab, kemudian dia berbalik dan menatap kebelakang.

Rushella dan para gadis.... Bagaimana mereka?

Mei ada disana.

Dan Kirika juga.

Namun kegelisahan dalam hatinya tak bisa dihilangkan.

"Tunggu!!"

Rushella, Mei dan Kirika berlari dengan liar dan mencapai jalanan.

Tetapi pria itu bahkan lebih cepat.

Dalam hal kontes murni dalam kecepatan berlari, Rushella dan Mei sudah jelas tidak akan dirugikan apapun. Tidak, mengingat ini adalah siang hari, Mei seharusnya menang.

Tetapi pria didepan sangat kurang ajar, dengan santai meraih pejalan kaki dan melemparkan mereka begitu saja kearah para gadis. Dikombinasikan dengan kekuatan mata mistik, dia langsung menciptakan sebuah penghalang.

"Bajingan itu....."

Rushella awalnya berniat untuk membalas dengan mata mistiknya sendiri, tetapi meninggalkan gagasan tersebut dalam pertimbangan efek pada orang-orang biasa.

Sebagai seorang 'Leluhur Sejati', dia bisa dengan mudah menggunakan kekuatannya sendiri untuk membatalkan efek tersebut dari mata mistik milik vampir yang jelas-jelas berperingkat rendah.

Namun, jika Rushella menggunakan mata mistik untuk melawan dia, orang-orang yang terpengaruh oleh kekuatan mata mistik yang berlawanan akan menderita kerusakan mental yang parah.

"Bajingan......!"

Saat dia ragu-ragu, mereka berakhir kehilangan jejak pria itu.

Rushella dengan tidak sabar menedang tanah tetapi tidak mengubah kenyataan.

"Tenanglah. Menjadi tak sabaran tidak akan membantu."

"Tapi... kita akhirnya menemukan dia setelah begitu banyak usaha, kan? Dan Touko juga.... setelah kita menusnahkan bajingan itu......!"

"Kau benar-benar antusias dalam membunuh jenismu sendiri."

Pertanyaan Mei tidaklah kasar tetapi hanya sebuah pertanyaan sederhana.

Jika dia telah dirugikan, itu akan menjadi masalah yang berbeda, tetapi satu-satunya korban yang dia tahu adalah seorang manusia biasa—dan saat ini sudah mati.

"Keadaannya saat ini... tidak bisa 'pergi', kan? Luka itu.... tidak akan menghilang."

"Itu aku mengerti. Aku bersimpati pada dia juga dan ingin membantu dia. Tetapi.... bukankah pria itu bertindak seperti seorang vampir pada umumnya? Jika kamu menolak itu, itu tidak menempatkan kamu pada posisi yang bagus juga."

"......"

Rushella terdiam.

Tentu saja, dia mengerti dengan baik.

Sebagai seorang vampir, semua yang dia lakukan hanyalah kemunafikan.

"Itu benar-benar tidak seburuk itu, kan? Setidaknya.... karena dia tidak meminum darah siapapun selain darah Kujou-kun, dia mungkin tidak mengalami perasaan seorang vampir pada umumnya."

Kirika menyela seolah-olah membuat perdamaian.

Tetapi ekspresinya sangat serius. Dia tidak tampak seperti dia melakukan hal ini untuk pertahanan Rushella.

"Tetapi mungkin suatu hari, darah Kujou-kun tidak akan lagi memuaskan kamu. Atau mempertimbangkan kemungkinan lain, jika kamu memulihkan ingatanmu, kamu mungkin mendapati bahwa kamu telah pernah meminum darah orang lain. Dalam hal itu, mungkin hubunganmu dengan kami saat ini mungkin tak lagi bisa dipertahankan, kan?"

"....mungkin."

Rushella mengakui kemungkinan tersebut tanpa penghindaran apapun.

Karena dia juga mengerti masalah ini dengan sangat baik.

Dari momen itu disinggung.

"Kalau begitu baguslah. Jadi... bagaimana kita mengejar pria itu.... aku percaya kita bisa menyerahkan padamu?"

"Tentu."

Rushella menarik pedang pendeknya dan mengukir luka ringan pada pergelangan tangannya.

Darah merah menetes ke tanah.

Mei dan Kirika menutup hidung mereka untuk menghindari mencium aroma darah tersebut.

Itu adalah aroma manis, lezat dan menggoda.

Cukup untuk mempesona semua orang, bukan, itu pasti semua mahluk.

Itu termasuk semua vampir. Ini adalah kekuatan unik untuk 'Leluhur Sejati'.

Setelah darah yang manis dan menawan yang tak terelakkan telah tercium, bukan hanya kucing dan anjing tetapi juga hewan kecil yang tak terhitung jumlahnya, serangga dan burung berkumpul disekeliling.

Berlutut untuk menyembah sang gadis yang memancarkan cahaya merah, mereka mendengarkan perintahnya.

"Ada seorang bajingan di area ini yang adalah seorang vampir seperti aku. Pergi temukan dia. Beritahu aku dimana dia!!"

Menggunakan mata mistik yang dikenal sebagai "Dead Aim", Rushella bisa mendominasi semua mahluk untuk melayani dia.

Menggunakan kekuatan iblis penuhnya, dia memerintah para pelayannya dari posisinya dipuncak rantai makanan.

"Pergilah!!"

Kawanan binatang tersebut menyebar pada perintahnya.

Sepenuhnya tak peduli tentang para pejalan kaki yang terkejut, mereka hanya memulai perjalanan mereka masing-masing untuk memenuhi perintah tuan mereka.

Kabar baik yang diharapkan tiba dalam waktu singkat.

Meskipun ini bukan pertama kalinya Mei melihat, dia masih tidak bisa tidak mengagumi pemandangan tersebut.

Kekuatan ini dari seorang vampir untuk mendominasi yang lain benar-benar tak tertandingi, diluar jangkauan.

"Kemampuan milikmu ini masih begitu menakjubkan."

"Bahkan jika itu menakjubkan, itu masih tak berguna pada Hisui tak peduli seberapa banyak aku fokus dan menatap dia. Tetapi kemudian, jika aku terus menatap dia, entah kenapa dia tersipu dan memalingkan wajahnya, lalu dia tampak setuju pada permintaanku!"

"Jika kamu menatap dia dengan mata memohon, coba katakan "kumohon, aku mohon padamu♪". Dia akan mendengarkan dengan patuh pada apapun yang kamu katakan jika kamu melakukan itu."

"Hmph, kamu hanyalah si palsu, bagaimana bisa kamu tahu begitu baik?"

"Nilaiku sebagai seorang wanita bisa langsung mengalahkan milikmu. Karena dia tidak bisa menjadi pelayanmu dan mata mistik tak berpengaruh, maka beralihlah pada strategi serangan yang berbeda, bagaimana?"

"Aku mengerti.... baiklah, aku berhutang satu padamu!"

Tak disangka Rushella akan mengungkapkan terimakasih dengan jujur.

Mei menggaruk lehernya malu-malu.

"Apa itu benar-benar tidak apa-apa? Memberi saran pada seorang rival?"

"....Aku tidak akan kalah. Juga aku tidak akan kalah dengan kamu, senpai."

"....Begitukah?"

Kirika mendesah dalam-dalam.

Pertempuran diantara para gadis tersebut juga tetap ada saat ini.

"Hmph... Ini tampak buruk. Aku tak pernah menduga untuk bertemu seseorang yang bisa menggunakan kekuatan mata mistik pada tingkat ini."

Di sudut dari sebuah departeman store besar, pria muda berambut pirang, bermata biru mendesah.

Departemen store di pusat kota besar semacam ini biasanya tidak akan ada hewan-hewan liar, tetapi saat ini, lantai tersebut dipenuhi dengan teriakan hewan dan burung yang sangat banyak.

Mereka kemungkinan besar mencari dia.

Posisinya pasti akan terbongkar dalam waktu singkat.

Terserahlah.

Bagaimanapun juga, niat awalnya adalah untuk proaktif pada penyerangan.

"Kain yang bagus."

Pria muda itu memakai tipe kemeja sutra ini untuk pertama kalinya dan tersenyum puas.

Dia datang ke pusat perbelanjaan ini untuk mencari pakaian dan membuat dirinya layak.

Menggerakkan tangannya melalui rambut pirangnya yang indah yang dengan hati-hati telah ditata dan dibenahi dengan gel rambut, dia meninggalkan toko pakaian pria.

Meskipun dia tidak membayar, tak ada orang yang mampu menghentikan dia.

Kerena semua orang telah mati dan terhisap kering.

Mayat berserakan di sekeliling, tampak seperti mayat kering, sepenuhnya dikuras hingga tetes terakhir. Ini menunjukan seberapa gilanya rasa "haus" pria muda itu.

Menemukan situasi yang tidak normal, penjaga keamanan datang mendekat.

Tentu saja, mereka tidak bisa lolos dari nasib yang sama yang diderita oleh orang-orang yang terbaring ditanah.

Memanggil polisi juga tidak berguna.

Pasukan utama anti-vampir dari Badan Investigasi Supranatural saat ini dalam keadaan kekacauan yang parah, tak mampu beroperasi secara normal.

Dimanapun vampir memporak-porandakan, hanya kehancuran yang ada dibelakangnya.

"Pada dasarnya itu semua akan dibersihkan, jangan khawatir."

Rangetsu memberitahu mereka ketika Hisui dan Eruru tiba di blok isolasi yang terakhir kali.

Abu dalam jumlah yang tak terhitung telah tersebar disekeliling.

Ini adalah bukti dari Rangetsu dan bawahannya memusnahkan sejumlah besar vampir.

Tak diragukan lagi, kemampuannya tidak kalah dengan Eruru.

"Rincian jumlah korban... Bukan, para vampir belum tersedia. Mungkin dua atau tiga masih tersisa. Mereka sudah pasti tidak bisa melarikan diri dari fasilitas kantor pusat dan pintu masuk MPD sudah tertutup. Sepertinya kita bisa membersihkan secara internal."

"Bahkan jika ini dianggap misi terselesaikan..... Apa itu benar-benar tidak apa-apa?"

Hisui bertanya tanpa ekspresi.

Dia tak punya niat menahan tanggung jawab Rangetsu.

Dalam arti tertentu, tanggung jawab Hisui lebih besar saat dia mulai mendapat petunjuk dari Touko.

"Aku percaya.... ini bukan benar-benar skandal polisi tetapi hanya sebuah kejadian malang yang kebetulan. Tetapi penjahat yang terpenting dari peti mati itu telah melarikan diri. Segera setelah dia bangun, rasa haus vampir pasti mengerikan. Dia pasti akan meminum darah orang-orang tanpa pandang bulu. Entah itu mengumumkan kebenarannya pada publik atau mengatur evakuasi, bukankah kalian punya hal lain untuk dilakukan?"

"Tak perlu. Pekerjaan Badan Investigasi Supranatural adalah rahasia mutlak. Dalam arti tertentu, itu memerlukan lebih banyak kebijaksanaan dan kerahasiaan daripada keselamatan publik. Selain itu, bagaimana bisa negara mengakui eksistensi dari entitas supranatural? Kami telah melakukan segala sesuatu yang harus kami lakukan, jangan khawatir tentang itu. Dan vampir itu tidaklah bodoh, kan? Bahkan jika dia punya periode kosong dalam pengetahuannya tentang dunia, dia pasti mengerti bagaimana untuk bertahan hidup dalam masyarakat modern. Dia tidak akan membunuh tanpa pandang bulu."

"Hei hei, apa benar-benar itu yang harus polisi katakan?"

Nada suaranya biasa saja dan santai seperti biasa.

Tetapi mata Hisui dipenuhi dengan kemarahan.

"Memang, ini adalah pekerjaan polisi. Memelihara keamanan nasional, mempertahankan organisasi itu sendiri. Berbicara tentang keadilan di setiap kesempatan, bukankah kau menyebalkan? Berbicara tentang menjadi sekutu keadilan atau apapun itu bahkan akan lebih menyebalkan. Bahkan jika ratusan orang mati, selama ribuan orang terselamatkan, kau pasti menganggapnya berkahmu. Keuntungan tidak datang tanpa kerugian."

Ini adalah kata-kata orang dewasa.

Keadilan pribadi dan keadilan organisasi, ini adalah prinsip yang orang dewasa harus putuskan diawal.

Oleh karena itu, bagi Hisui yang belum dewasa, itu benar-benar tak bisa diterima.

"Terimakasih atas pidatomu. Kalau begitu aku akan pergi sekarang."

"Mau kemana kau? Jangan melakukan apapun yang berlebihan. Jika kau mau melakukan itu, setidaknya tunggu disini sampai semuanya terselesaikan."

"Aku hanya anak kecil yang ingin keluar untuk bermain jadi aku tidak mau menyebabkan masalah tambahan pada siapapun. Aku hanya berharap bahwa orang yang menumpang padaku yang sangat merepotkan tidak melakukan apapun yang sembrono."

"Kau sudah cukup merepotkan. Sejujurnya, membiarkan kedua vampir itu bertarung akan lebih baik. Sampah seperti vampir, lebih cepat mereka punah, akan lebih baik."

"......."

"Oh, apa kau marah? Kau benar-benar budak vampir itu, bukan? Jika kau memilih untuk menghalangi kami demi dia, itu akan membuatmu sebagai seorang kriminal 100%. Musuh manusia."

"Manusia... Huh?"

Hisui mengulangi kata itu dan melotot pada Rangetsu dengan sinis.

Untuk beberapa alasan, tatapannya sangat tidak menyenangkan Rangetsu, menyebabkan Rangetsu mendecak lidah dan bertanya:

"....Apa sekarang?"

"Apa kau membuat suatu kesalahan? Bukan musuh manusia... tetapi musuh rasmu."

Rangetsu langsung mengubah ekspresinya dengan waspada.

Menggertakkan giginya, mengepalkan tinjunya, kukunya tengah menusuk kedalam dagingnya.

"Kau tidak berpikir aku akan menyadari? Bagaimanapun juga, tak peduli seberapa banyak latihan yang kau lalui, kau tidak mungkin bisa membuat seorang vampir terlempar dengan sebuah tendangan dimalam hari melalui kekuatan fisik saja. Setidaknya, itu mustahil jika kau adalah manusia."

"......"

"Mari kita lihat situasi saat ini. Karena kita berurusan dengan para vampir, kau pasti berada pada waspada tinggi dan mempersenjatai dirimu sendiri dengan benar. Tentu saja, alat pelindung leher tidak dapat diabaikan dan regu yang bergerak harus berpakaian dengan benar untuk keselamatan. Tetapi lihat dirimu disini, kau masih memakai pakaian biasa. Karena peringatan masih berlanjut, kau tidak mungkin telah berganti. Selain itu, kau tak bersenjata juga. Tanpa peluru perak atau kayu penusuk, bagaimana kau memusnahkan para vampir?"

".....diam."

"Ujung jarimu berwarna merah darah. Jika itu adalah cat kuku, warnanya terlalu membosankan. Juga ada bau darah ditanganmu. Kau mengoyak mereka dengan tanganmu, kan.... jantung mereka?"

"......Tutup mulut sekarang juga."

"Mahluk supranatural dengan kemampuan fisik menandingi para vampir, mengoyak jantung dengan tangan kosong. Dan menyerupai manusia. Dari apa yang aku tahu, hanya ada satu yang sesuai. Apa aku benar? Nona Werewolf, Oogami-san?"

"Aku memintamu untuk diam!!"

Rangetsu menendang lantai dengan keras.

Akselerasi maksimum. Sebuah gerakan start yang bahkan pemegang rekor dunia tidak mungkin bisa melakukan.

Kecepatan itu seperti milik seekor cheetah, sudah diluar dunia manusia.

Pada saat yang sama, penampilan Rangetsu berubah.

Taring keluar dari mulutnya, mirip dengan para vampir namun khas yang berbeda. Tangannya juga berubah menjadi cakar tajam binatang karnivora.

Itu memang penampilan seorang werewolf.

Menyaingi vampir dan mahluk Frankenstein sebagai perwakilan entitas supranatural, humanoid buas peringkat tertinggi ini sering muncul di legenda dan mitos diseluruh dunia.

Cakar tajam legendaris dari binatang buas saat ini tengah mengincar leher Hisui.

Sebelum cakar tajam tersebut bisa mengoyak lehernya, Eruru melangkah diantara mereka berdua.

"Hentikan sekarang!!"

Dia mengangkat pistol suci, Argentum.

Sebuah pistol yang dipersenjatai dengan peluru perak adalah sebuah senjata mematikan terhadap para werewolf juga.

"Oh sayang.... Kau mau melindungi dia? Sungguh pemandangan yang langka, aku tak pernah berpikir kau akan jatuh pada siapapun."

"....Bukan seperti itu. Cepat hentikan. Mungkin kata-katanya tidak pantas, tetapi bertarung disini tidak akan menyelesaikan apapun. Kau harusnya tahu keahlian menembakku dengan baik, ya? Apa kau benar-benar ingin merasakan kekuatan peluru perak secara pribadi?"

"Itu hanya jika kau mengenai target, kan? Aku tidak berpikir kau pernah melihat aku mengerahkan semuanya, bukan?"

Meskipun lawannya membawa senjata yang menargetkan kelemahannya, Rangetsu masih tertawa tak kenal takut.

Permusuhannya terhadap Eruru tampaknya jauh lebih kuat daripada terhadap Hisui.

"Kau sudah merusak pemandangan sejak lama.... Dhampir. Bukan manusia ataupun vampir, namun menghisap darah dan membunuh orang. Dalam arti tertentu, bahkan lebih rendah daripada seorang vampir. Rasku juga telah dihancurkan oleh jenismu."

"...para vampir dan para werewolf sepenuhnya berlawanan. Entah itu perang terbuka atau perjuangan secara rahasia, konflik untuk memperebutkan kekuasaan telah terjadi, terlalu banyak untuk dihitung. Tetapi sayangnya, aku tak punya minat dalam sejarah semacam itu. Lakukan saja jika kau mau memusnahkan vampir. Namun, jika kau atau rasmu menyakiti manusia, maka aku akan menekan pelatuk tanpa ragu-ragu."

Eruru menanggapi dengan dingin.

Hanya karena dia tidak menghiraukan masalah ketegangan ras, dia tidak akan menunjukan pertimbangan pada Rangetsu hanya karena mereka berdua non-manusia. Inilah Eruru.

"Minggirlah, Kariya. Jika dia menginginkan pertarungan, biarkan saja. Aku akan menghadapi dia kapan saja."

Hisui mendorong minggir Kariya dan dengan santai melangkah maju.

Meskipun wajahnya menampilkan ketenangan, kemampuan fisiknya secara alami dibawah manusia rata-rata. Sudah jelas tak ada kesempatan menang.

"Kau berani meremehkan aku... Bagaimanapun juga, kau hanya mau Kariya-san untuk membantumu, kan? Meskipun penampilan luarnya dingin dan tanpa ampun, dia sebenarnya cukup tak berpengalaman. Sangat tak berpengalaman. Sehingga bahkan bawahannya menghianati dia. Dalam saat kritis, dia pasti akan menembakkan pistolnya untuk melindungimu. Kau berani bicara begitu sombong hanya karena kau mengetahui itu, kan?"

"Jika itu adalah apa yang kau pikirkan, kenapa kau tidak balapan dengan peluru? Kau seharusnya mampu melakukan itu sebagai seorang werewolf, kan? Atau kau tidak bisa sekarang ini.... Anjing yang patuh, jatuh begitu rendah menjadi seekor anjing polisi?"

".....!"

Mata Rangetsu langsung berubah warna dan bersinar dengan cahaya emas.

Pada saat yang sama, pakaiannya meledak.

Sepenuhnya telanjang—orang bisa mengatakan itu tetapi dada dan perutnya tertutup dengan bulu yang lebat, menutupi tubuhnya seperti pakaian.

Yang paling khas dibawah pergelangan tangan, tangannya telah menjadi seperti cakar seekor serigala yang bahkan lebih panjang daripada sebelumnya.

Telinga berdiri, lidah panjang dan semerah darah, mata binatang buas—serigala humanoid, atau mungkin manusia yang berubah menjadi serigala. Didepan matanya adalah sang monster yang dikatakan oleh legenda secara turun-temurun.

"Berubah menjadi seekor binatang buas.... memang, fase bulan sudah cukup...... Kau serius mengeluarkan semuanya!?"

"Roar—!"

Melolong sebentar, Rangetsu meluncur kearah Hisui.

Ini adalah kecepatan yang bisa menghindari peluru.

"Kujou-san!!"

Di ruang bawah tanah yang tenang, hanya teriakan Eruru yang berkumandang tanpa henti.


Sebelumnya Bab 4 Kembali Ke Halaman Utama Selanjutnya Bab 6