Silver Cross and Draculea (Indonesia):Jilid02 Prolog

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Prolog[edit]

"Klub terancam dibubarkan...!"

Wajah cantik dan bermatabatnya mengerut dalam kesedihan, Rushella Dahm Draculea mengatakan pada anggota klub tersebut yang berada didepannya.

Saat ini sepulang sekolah, lokasinya di sebuah ruangan kelas kosong di sudut bangunan sekolah — dengan kata lain, ruang kegiatan klub.

Berdiri didepan papan tulis "presiden klub" gadungan, Rushella yang mendirikan klub tersebut beberapa minggu yang lalu.

Meski demikian, selama ini sejak klub didirikan, baik nama klub ataupun kegiatannya belum diselesaikan.

"...semua ini karena kalian lalai! Terutama kamu!"

"Eh, aku!?"

Kujou Hisui tengah membaca manga dengan punggungnya menghadap Rushella. Mendengar dirinya ditunjuk, dia berbalik dengan enggan.

"Kenapa kamu menyalahkan aku... Aku tidak melakukan apapun!"

"Itulah tepatnya masalahnya, kamu tidak melakukan apapun! Selain itu, kamu bahkan mengabaikan semua saranku... seperti memberi nama klub yang lebih ramah 'klub OOO" atau memberi setiap orang ban lengan yang berbeda berdasarkan tanggung jawab masing-masing, atau memasuki 'Kompetisi Menulis Antar Sekolah' atau mangatur 'Universitas Nasional' sebagai tujuan, atau 'menyambut pertengahan musim panas', atau menyetujui pertandingan yang menentukan dengan 'saingan' di final turnamen tetapi kalah pada musuh licik di semifinal, atau memiliki 'rekan tim' sekarat di kecelakaan lalu lintas, atau 'tak bisa dipercaya, bagi karakter tampan seperti itu bisa terbunuh'...!?"[1]

"Saranmu begitu konyol hingga aku menyerah untuk menyangkal! Ayolah, item dalam paruh kedua dari daftarmu sangat sulit dihitung sebagai saran!?"

"...ngomong-ngomong, bukankah dia mempelajari tentang hal-hal yang agak tidak jelas?"

Bersandar pada Hisui dan berusaha membuat percakapan adalah anggota yang lain dari klub tersebut — Sudou Mei.

Seperti Hisui, dia mengabaikan berbagai saran Rushella dan menghabiskan hari-harinya di ruang klub dengan malas-malasan.

"...itu mungkin karena rasa ingin taunya yang kuat. Untuk mengisi kesenjangan dalam ingatannya, dia menyelidiki segala macam hal... Sayangnya, dia tidak pandai dengan kanji meskipun dia cukup fasih dengan buku-buku asing. Ditambah fakta dia sepertinya tidak suka pada buku-buku serius, hal ini mengakibatkan dia dicuci otak oleh anime, manga, variety show dan sejenisnya..."

"...Berdasarkan hasilnya, apa dia mendapati klub dibawah pengaruh hal-hal itu?"

"Hei, kalian yang disana, berbisik tidak diperbolehkan! Juga, kau tidak diperbolehkan untuk memeluk lengan pelayanku tanpa ijinku!"

Rushella dengan cepat menunjuk dengan jarinya, tetapi Mei dengan santai memeluk Hisui lebih erat, membawa bibirnya mendekati daun telinga Hisui yang semanis milik seorang gadis.

"Oh my, kenapa semuanya membutuhkan persetujuanmu? Selain itu, kapan dia menjadi pelayanmu?"

"Aku menggigit dia, sehingga dia adalah milikku! Dan sebelum datang ke sekolah hari ini, kami sudah berbagi ciuman!"

"Jangan lupa menambahkan kata "vampir" setelah kata ciuman. Tolong jangan mengatakan hal yang bisa menyebabkan kesalahpahaman, terutama di depan teman sekelas."

Mengingat rasa sakit dari pagi ini, Hisui secara naluriah meraba sisi kiri lehernya — dimana jejak "ciuman" tersisa.

Biasanya, hanya jejak ciuman yang tertinggal... akan menjadi tanda ciuman.

...Namun, ciuman Rushella bukanlah tipe yang tidak berbahaya.

Itu adalah tanda taring yang diukir pada kulit dengan gigi taring seputih salju yang orang bisa melihat sekilas dibalik bibir merah cerah miliknya.

Bukan hanya itu... tapi dia juga menghisap darah.

Tepat — meskipun itu tak bisa dipercaya, gadis didepan matanya adalah vampir otentik yang sebenarnya.

Tak peduli seberapa bagus seragam SMA terpasang padanya, atau seberapa bagus perilaku penyesuaiannya pada masyarakat modern — dia tetaplah mahluk supranatural.

Dia telah menggigit Hisui ketika dia berjalan pulang dari upacara masuk SMA, membuat rumah Hisui menjadi miliknya, dan bahkan mengikuti dia ke sekolah. Dan saat ini — dia adalah tuannya dan presiden klub disini.

"Menghisap sembarangan sesuka hatimu setiap hari... jika bukan aku, siapa yang tau apa yang mungkin terjadi..."

"...ngomong-ngomong, Hi-kun, kamu mendapati darahmu dihisap setiap hari, dan kamu tetap aman dan sehat?"

Mei bertanya-tanya saat dia mencuri pandangan pada leher Hisui.

Kulit putih bersihnya cukup untuk membuat malu kebanyakan gadis dalam mengakui inferioritas. Jangankan bekas gigitan, disana bahkan tak ada noda sedikitpun.

Jika darah diambil, seharusnya ada luka pertama-tama.

Yang lebih penting lagi, digigit oleh seorang vampir menyiratkan kehilangan identitas manusia menjadi mahluk supranatural.

Sama seperti yang legenda kuno jelaskan, dan orang yang digigit oleh vampir akan menjadi vampir juga.

Ini adalah sebuah peraturan abadi yang mutlak dan kutukan yang tidak ada manusia yang bisa membantah.

Tapi hanya Hisui pengecualiannya.

"Konstitusi semacam itulah yang aku miliki. Biarkan aku mengingatkan kamu, meskipun aku tidak akan menjadi seorang vampir dan lukaku pulih dengan cepat, kehilangan darah tetaplah menyakitkan! Jika aku menderita sebuah luka fatal, aku masih akan mati. Karena penumpang ini menyerang rumahku, aku dipaksa memakan banyak hati baru-baru ini untuk mengisi kembali nutrisi..."

"Bukankah seharusnya kamu menggunakan suplemen zat besi juga? Tapi mengalami itu setiap hari benar-benar mengerikan... Vampir benar-benar merepotkan."

"Siapa yang kau sebut merepotkan!? Rasku telah ada selama ribuan tahun yang tak terhitung jumlahnya, membawa prestise tertinggi selama lebih dari seribu tahun. Kau berani mengatakan sesuatu yang begitu kasar? Kau manusia palsu dengan hanya beberapa abad sejarahnya!"

"Apa kau bilang....!?"

Tombol mengamuknya telah ditekan, Mei berdiri.

Pada saat yang sama, dia membanting tangannya diatas meja.

Ini hanyalah gerakan alami yang tidak memerlukan penekanan.

Tapi ketika tangannya meninggalkan meja — meja tersebut terbelah menjadi dua.

Ini bukan karena meja itu sudah tua dan lapuk, atau rakitan — itu adalah hancur karena kekuatan brutal yang murni.

"...jangan ini lagi. Tolong berhenti sekarang. Sudou, terlebih kamu yang melakukan ini, lebih jauh lagi kamu berasal dari manusia, kamu tau? Bisakah kamu menunjukan belas kasihan pada properti publik disini tolong? Kekuatan milikmu itu tidak bisa dibandingkan dengan manusia normal!"

"Aku tidak memilih tubuh ini. Selain itu, bukankah ini jauh lebih baik daripada sebelumnya?"

...Mengatakan itu, Mei melumat pena ditangannya.

Apakah itu hanya bentakan menjadi dua, apa masih bisa dianggap unjuk kekuatan.

Tapi karena pegangan ringannya mengubah pena tersebut menjadi serbuk halus, ini telah sepenuhnya melampaui alam manusia.

Lebih akuratnya, dia bukan lagi manusia. Tak peduli seberapa menggoda atau mengairahkan penampilannya.

Dengan kata lain, seperti Rushella, Mei sebenarnya mahluk supranatural.

Mahluk yang sempurna diciptakan menurut sosok manusia dan dimaksudkan untuk melampaui kemanusiaan. Tapi untuk suatu alasan, baik itu adalah lelucon Tuhan atau kutukan iblis, dia dilahirkan sebagai monster yang jelek. Mei kebetulan keturunan dari monster Frankenstein yang terkenal.

"Hmph, tak peduli bagaimana kau menyamarkan dirimu sendiri, palsu adalah palsu. Pada akhirnya, kau tak bisa menjadi manusia!"

"...diam, aku tidak peduli apa yang kau pikirkan. Keinginanku adalah menjadi manusia! Untuk menjadi satu dengan manusia... atau harus aku katakan, memiliki bayi dengan Hi-kun ♪"

"Maaf, tidak ada yang bisa dilakukan."

Hisui menggelengkan kepalanya tanpa ekspresi.

Jika dia terus memeluk erat, dia akan benar-benar beresiko cedera. Itulah Sudou Mei bagimu.

"Kenapa? Kamu telah mendapati darahmu dihisap oleh vampir itu setiap hari, kan? Tidak bisakah kamu menyuntikkan sedikit cairan putih itu padaku juga!?"

"Umm maaf, bisakah kamu menghentikan deskripsi pornografi terang-terangan ini? Dan tentu saja jawabannya adalah tidak!"

"Aku melarangmu untuk mengabaikan aku! Juga, berpelukan tidak diperbolehkan!"

Rushella memasukkan dirinya sendiri kedalam keributan tersebut.

Masalah selalu sekacau ini disekitar mereka bertiga. Kegiatan klub mungkin gagal membuat kemajuan berkat itu.

Tetapi seperti biasanya, situasi itu bisa dikendalikan oleh suara monoton dari anggota terakhir.

"...aku tak keberatan pada pertengkaran, tapi jika kalian benar-benar ingin menghentikan klub dari dibubarkan, kalian harusnya memikirkan sebuah rencana lebih serius, kan?"

Orang yang berbicara bernama Kariya Eruru.

Menjauhkan diri dari keributan yang berisik, dia duduk di sudut ruang kelas, menatap komputer tanpa sepatah katapun, mengetik sampai mengeluarkan suara pada keyboard tanpa henti.

Wajahnya secantik dan semenggemaskan boneka Perancis, tapi cara dinginnya dalam berbicara benar-benar dalam nada tanpa emosi.

"Tak ada banyak waktu yang tersisa. Jika kalian ingin terus menggunakan ruang kelas ini, klub terlebih dulu harus di katagorikan dan segala macam isinya perlu di edit. Bagaimana dengan diskusi yang lebih serius?"

" " "...Ya..." " "

Sarannya yang tak terbantahkan menenangkan mereka bertiga.

Kembali ke kursi mereka sendiri, mereka mulai mengingat penyebab insiden tersebut.

Berbicara tentang krisis pembubaran klub, kita harus memulai dengan pertanyaan tertentu.

Catatan Penerjemah dan Referensi[edit]

  1. Bagian yang terakhir dari daftar Rushella adalah referensi pada manga baseball Touch.


Sebelumnya Ilustrasi Kembali Ke Halaman Utama Selanjutnya Bab 1