Silver Cross and Draculea (Indonesia):Jilid02 Bab1

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Chapter 1 - Pertemuan Monster[edit]

"...ngomong-ngomong, aku tidak ingat memberi wewenang klub semacam ini?"

Mereka berempat dengan santai melakukan kesibukan mereka masing-masing di "ruangan kegiatan klub" seperti biasanya ketika seorang gadis tiba-tiba berkunjung dan menyatakan.

Melihat mereka berempat terkejut dengan jijik, dia melanjutkan bahkan lebih tanpa ampun.

"Jadi, tolong menyerahkan tempat ini sesegera mungkin. Kalian sadar bahwa kalian menduduki ruang kelas secara ilegal, kan?"

"Kenapa!? Kenapa klubku tidak di otorisasi? Aku hanya melewatkan mengkonfirmasi nama dan deskripsi kegiatan, kan?"

"Ijinkan aku mengatakan ini, dalam hal ini, kalian bahkan tidak memenuhi syarat sebagai kelompok hobi, apalagi sebuah klub!"

Sebelum ketiga yang lainnya bisa membalas, gadis tersebut sudah menjawab Rushella secara langsung atas nama mereka sendiri.

Orang ini memancarkan aura bermartabat yang berbeda dari Rushella. Dengan rambut bergelombang dengan lembut melingkar dibelakang kepalanya, dia mengenakan seragamnya dengan cara yang modis namun ketat aturan. Eksistensi yang tak seorangpun disekolah tidak menyadarinya.

Wakil Presiden Dewan Mahasiswa, Uno Kirika.

Setelah bergabung dengan dewan mahasiswa saat tahun pertama, dia sekarang siswa SMA tahun kedua. Di pemilihan yang terakhir, dia mampu naik ke posisi wakil presiden.

Dari percakapan pengantar yang singkat sebelumnya, itu tampak jelas bahwa kepribadiannya keras, tanpa kompromi dan berbakti. Akibatnya, sepenuhnya kekurangan dukungan dari siswa perempuan mengakibatkan dia kehilangan tawaran posisi presiden. Disaat yang sama, karena kombinasi dari kecantikan, bakat dan cara-cara penanganannya, rating persetujuannya diantara siswa laki-laki dikabarkan yang tertinggi dalam sejarah sekolah tersebut.

Diantara anggota dewan mahasiswa saat ini, karena dia satu-satunya dengan pengalaman dimasa lalu dalam dewan serta kepribadiannya yang seperti pebisnis. Rumor berspekulasi bahwa dia adalah bos yang sebenarnya yang menjalankan pertunjukan.

Dihadapkan dengan pengumumannya yang tanpa ampun, Rushella adalah yang pertama keberatan.

"Apa yang terjadi!? Kenapa kau tidak menyetujui klub kami!?"

"Apa yang terjadi? Karena hitam diatas putih. Selain itu, bagaimana kamu berencana menerapkan tanpa nama ataupun konten terkonfirmasi? Apakah ini bukan pertanyaan yang datang sebelum persetujuan? Selain itu, apa kamu menyadari tantangan dari memulai sebuah klub dari awal seperti ini? Bahkan jika kamu mendapatkan persetujuan, kemungkinan besar kamu akan berakhir sebagai sebuah kelompok hobi tanpa ruang klub ataupu anggaran klub."

Sepenuhnya penjelasan yang tepat.

Bahkan tanpa martabatnya sebagai senior dan sebagai Wakil Presiden Dewan Mahasiswa, alasannya sangat sempurna.

"Mmmmmmmm... kau berani berbicara padaku dengan cara seperti itu..."

"Maaf, tapi dia membawa poin yang bagus. Ngomong-ngomong, apa kamu mengisi aplikasi tersebut? Berdasarkan akal sehat, bukankah seharusnya nama dan kegiatan harus dikonfirmasi terlebih dulu sebelum klub didirikan?"

Pertanyaan Hisui membuat Rushella menampilkan ekspresi tidak senang.

"Aku sudah bilang pada kepala sekolah! Aku pergi ke kantornya dan mengatakan 'aku akan membuat klub baru!!' Lalu dengan tatapan kosong, dia menjawab 'semua akan terjadi seperti yang kamu inginkan...' Dia menyetujuinya!!"

"Jelas-jelas kamu menggunakan 'mata mistik' untuk memaksa dia menyetujui!! Itu bahkan lebih buruk daripada sistem permainan!!"

"Diam, jika sang bos sudah setuju, tak ada masalah, kan?"

"Aku bilang, bahkan jika melakukan caramu... pengaruh 'mata mistik' hanya bertahan selama satu hari, kan? Memaksakan jalan ke SMA, pergi ke kantor kepala sekolah untuk menggunakan 'mata mistik' setiap hari akan berlebihan, itulah kenapa aku meminta Kariya untuk mengurus dokumen yang tepat..."

"Hmm... kalau begitu, bisakah klub ditangani dengan cara yang sama..."

"Kamu harus membuat klub dengan benar sesuai peraturan sekolah. Akan terlalu mencolok jika kami ikut campur dalam masalah ini. Meskipun itu akan merepotkan bagi kami jika area pergerakanmu meluas sepulang sekolah, kami tak bisa membantumu dalam masalah ini."

Eruru tanpa ekspresi menegaskan.

Dalam keadaan normal, dia jarang berbicara pada kelompok, tetapi kata-katanya selalu tak kenal ampun ketika dia melakukannya.

Bagaimanapun juga, dia menghadiri sekolah ini hanya untuk tujuan memantau Rushella dan Hisui.

Draculea V02 - BW01.jpg

Tergabung dalam divisi yang dirahasiakan dari Departemen Kepolisian Metropolis, sebagai konsultan khusus pada Bagian Penyelidikan Supranatural dan sebagai seorang ahli dalam pertempuran vampir — ini adalah identitas Kariya Eruru.

Mendengar keberatan Eruru yang datar, Hisui mengabaikan Rushella yang cemberut dan tak punya pilihan selain mencoba negosiasi dengan Kirika.

"Jadi, kesampingkan masalah klub... Kenapa kamu datang kesini?"

"Meskipun sekolah kita dipengaruhi oleh tingkat kelahiran yang menurun dan penurunan tren dalam jumlah murid di masa lalu, pendaftaran telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir karena pembangunan kembali area stasiun. Luar dan dalam itu sendiri tidak memiliki masalah. Tetapi disaat yang sama, masalah klub yang beroperasi dengan kurangnya transparansi secara bertahap muncul. Kunjunganku kesini hari ini, bisa digambarkan untuk tujuan penyelidikan."

"...apa maksudmu?"

"Klub olahraga pada dasarnya tidak ada masalah, tetapi kami memiliki masalah dalam memahami jumlah klub budaya dan kelompok hobi serta keanggotaan mereka. Beberapa dari mereka dibubarkan dalam kenyataannya namun mereka terus mengalokasi anggaran. Ada juga kasus kacau dari beberapa kelompok hobi yang membawa kegiatan yang serupa. Bahkan yang lebih parah, ada klub-klub yang kegiatan dan keberadaannya tak diketahui. Mengingat seseorang yang berbahaya, orang bisa dengan mudah menggelapkan anggaran klub sekolah dengan kedok klub lain."

"...aku mengerti. Itu benar-benar sebuah masalah."

"Banyak guru yang dulunya penasihat klub telah meninggalkan sekolah dengan berbagai alasan seperti pensiun atau berhenti. Sejujurnya, administrasi sekolah tak memiliki cara mengetahui situasi sebenarnya dari semua klub. Oleh karena itu, dewan mahasiswa memutuskan untuk melakukan penyelidikan. Apa kamu mengerti sekarang?"

"...aku mengerti."

Jelas tidak ada ruang untuk negosiasi.

Penanganan secara sembrono, masalah ini akan berakhir membuat seluruh sekolah menjadi musuh mereka.

"Bahkan jika ruang kelas mungkin saat ini tak digunakan, dalam pertimbangan meningkatnya jumlah siswa dimasa depan, kita harus mulai mengelolanya sehingga mereka dapat didistribusikan secara disiplin saat dibutuhkan. Atau mungkin, setelah penyelidikan klub selesai, ruang kelas tersebut bisa dikembalikan pada administrasi sekolah, untuk diberikan pada klub resmi yang diakui... bagaimanapun, kami tak bisa membiarkan kalian menggunakan ruang kelas ini untuk kegiatan yang sepenuhnya tidak pruduktif sebagai sebuah kelompok yang bahkan tidak memenuhi syarat sebagai sebuah klub."

"...manusia rendahan, kau berani berbicara dengan cara seperti ini pada seorang vampir mulia seperti aku... kalau begitu, dengan 'mata mistik' ku kau akan patuh...!"

Menghadapi serangan bertegangan tinggi Kirika, Rushella yang tetap diam selama ini tiba-tiba menggumamkan kata-kata yang mengerikan.

Khawatir, Hisui dengan panik menarik tangannya dan berusaha menenangkan dia.

"Idiot, hentikan itu... bahkan jika kamu mengendalikan dia sekarang, dia akan kembali, kan?"

"Seperti yang Kujou-san katakan. Bahkan jika kamu menggunakan 'mata mistik' untuk mengendalikan dia, akan ada banyak sasaran setelah seluruh dewan mahasiswa dan staff pengajar bergerak. Selain itu, pengaruh dari 'mata mistik' tidak berlangsung cukup lama, menghasilkan lingkaran kejahatan, apakah kamu tidak setuju? Penanganan secara buruk, kamu mungkin bisa membeberkan identitasmu."

Eruru menahan amarah Rushella dengan kata-kata yang beralasan.

Tidak bisa membantah, Rushella tak punya pilihan selain berdiri diam, mengepalkan tinjunya.

"...seperti yang aku bilang, jika kalian tidak punya hal-hal yang lebih lanjut, tolong segera..."

"Ah, tunggu sebentar, senpai!"

Tepat saat Kirika hendak mengakhiri percakapan, Mei bergabung.

"Kami mengerti situasinya sekarang, tetapi bukankah itu berarti membuang kami seperti ini? Meskipun sebuah klub tak resmi atau kelompok hobi yang tak diakui oleh sekolah secara tepat, jujur saja, meskipun kami seperti menyertai presiden klub kami yang sedikit disayangkan dalam hal otaknya sementara kami berpura-pura terlibat dalam kegiatan klub, dalam kenyataannya, yang kami lakukan adalah mengobrol."

"Hei... Aku kurang mengerti apa yang kau maksudkan dengan itu, tetapi sudah pasti kau berbicara buruk tentang aku, kan...?"

Mengabaikan Rushella yang secara mengerikan menggertakkan gigi dibelakangnya, Mei melanjutkan :

"...Sebaliknya, apa yang kami lakukan tidak menyebabkan masalah bagi siapapun juga. Tak ada peraturan sekolah yang melarang siswa mengobrol di ruang kelas sepulang sekolah, kan?"

Benar-benar tak produktif.

Kekonyolan yang ekstrim.

Benar-benar tak ada nilainya.

Sederhananya, mereka hanya menghabiskan waktu.

Justru karena itu, mereka tak terikat oleh peraturan apapun.

Mei melawan menggunakan kebenaran yang tragis, sebuah tindakan yang praktis tanpa ampun.

Paling tidak, sampai ruang kelas tersebut diserahkan untuk tujuan yang resmi—mereka ingin tetap disini.

Menyadari niat Mei, Kirika merilekskan nada suaranya dan menjawab.

"...Benar. Memang tak ada peraturan seperti itu. Namun, aturan menyarankan : siswa yang tak punya kegiatan apa-apa harus segera meninggalkan sekolah, tetapi menegakkan hal semacam itu tidaklah diperlukan. Daripada mematuhi peraturan yang tak ada artinya, akan ada banyak nilai dalam meningkatkan mereka."

"Kamu setuju, kan? Jadi, kami bisa..."

"...Alasan aku datang kesini hari ini bukan hanya untuk tujuan menyelidiki klub-klub dan penggunaan ruang kelas. Baru-baru ini dalam seminggu terakhir, kotak pengaduan dewan mahasiswa dipenuhi dengan surat anonymous mengenai ruang kelas kosong ini sepulang sekolah."

"Surat anonymous... Apa yang mereka katakan?"

Hisui yang pertama bertanya saat keempat-empatnya bertanya-tanya kebingungan.

Kirika menatap mereka seolah-olah menilai mereka, kemudian melanjutkan.

"Coba aku lihat... Surat pertama -- seorang yang cantik berpayudara telah menekan kebawah seorang siswa laki-laki ramping ke lantai, menjilat lehernya dengan lidahnya... Itu disaksikan oleh saksi mata. Yang lain menyebutkan kejadian penerkaman untuk menggigit dan menjilat leher, atau situasi hardcore setara dengan adegan buruk dari film asing."

"Apa yang kau bicarakan...!? Di tempat pembelajaran ini, tindakan yang tidak sehat dan tak bermoral seperti itu!!"

"Aku minta maaf, tetapi mereka berbicara 100% tentang kamu. Itu pasti waktu itu ketika kelas PE mengajarkan basket di gym dimana kamu tak memiliki kekhawatiran tentang sinar matahari. Karena kamu dalam semangat yang sangat tinggi, entah itu mengatakan 'aku lelah dan ingin menghisap darah! Cepat dan biarkan aku menghisap darah!!' Lalu sepulang sekolah kamu datang untuk memakan darah, kan?"

Rushella menampilan kekagetan besar sedangkan Hisui membalas dalam ketakjuban.

Meskipun ruang kelas ini cukup terpencil dan tak terjamah, karena penolakan Hisui yang menyedihkan, itu memungkinkan orang untuk datang memeriksa keributan.

"Ada lagi, kecantikan berkuncir ekor kuda, yang jauh melampaui siswa SMA dalam hal keseksian, menggerakkan tangan seorang siswa laki-laki ramping ke arah dada, paha dan bahkan roknya. Tubuh menggoda itu diserahkan pada anak laki-laki itu seperti melakukan tarian tiang atau semacamnya."

"Wow... Untuk sesuatu seperti itu terjadi disekolah. Orang ini bahkan lebih buruk daripada seorang nymphomaniac." [1]

"Aku minta maaf, tapi mereka 100% membicarakan tentang kamu. Pasti pada waktu itu, ketika kamu mengatakan "setelah sebulan, selalu ada waktu ini ketika kamu dimakan oleh keinginan dan menerkam aku, kan? Kekuatan dan momentum hampir menghancurkan aku sehingga aku tidak bisa bernafas, kamu berusaha untuk mengambil keperawananku hari itu, bukan?"

Mei menampilkan keputusasaan, Hisui membalas dengan memiringkan kepala.

Berkat kedatangan Rushella, keperjakaannya tetap tak tersentuh. Setelah itu, percikan peperangan terpicu diantara kedua gadis itu. Adegannya seperti turnamen memperebutkan tahta mahluk supranatural terkuat. Itu memungkinkan bahwa orang datang untuk memeriksa keributan tersebut.

"Selain itu, seorang siswa laki-laki ramping terlihat dipukuli dengan ganas oleh seorang siswa perempuan yang bahkan lebih pendek dan lebih kecil daripada dia. Meskipun siswa laki-laki tersebut meminta maaf dan memohon ampun, gadis tersebut melanjutkan tanpa henti, akhirnya menginjak dia ke lantai."

"Sungguh menakutkan. Yah, mengingat korban serangan masih dianggap laki-laki, seberapa tak berguna dan tak kompeten dia itu?"

"Aku minta maaf, tetapi mereka 100% membicarakan tentang kamu. Itu pasti waktu itu, aku mencoba menghentikan Rushella dan Sudou dari perdebatan dan terlempar ketika mereka menabrak aku. Aku berakhir menyentuh dadamu karena suatu kekuatan nasib yang tak tertahankan. Itu sepenuhnya kecelakaan, tetapi kamu memukuli aku tanpa belas kasihan, ingat?"

Hisui membalas, wajahnya benar-benar pucat.

Dia bisa mengingat jeritan kesakitannya, sehingga itu memungkinkan bahwa orang datang untuk memeriksa keributan tersebut.

"Juga ada banyak contoh yang mirip seperti 'Riajuu Kujou harus mati.' 'Kujou adalah seorang idiot.' 'Aku tidak cemburu padanya!!' Selain itu bahkan ada yang seperti 'Ngomong-ngomong, tidakkah kamu setuju bahwa... Hisui sangat manis?' 'Terus terang, jika aku berduaan dengan anak itu... Berbahaya.' 'Sejujurnya... Apa gender masalah yang sebenarnya?' 'Hei... Bisakah kamu melakukannya... dengan aku?' Hal-hal semacam itu."

"Menakutkan!!! Hei, apa-apaan yang terakhir itu!? Sikap macam apa itu terhadap aku!? Tentu saja, aku tidak mau menjadi musuh publik, tetapi tatapan-tatapan itu bahkan lebih menakutkan! Umm, tentang apa sih yang dikeluhkan orang-orang ini!?"

"Untuk melindungi privasi pribadi, tak ada rincian tersebut yang bisa diungkapkan."

"Hei hei hei! Keperjakaanku dipertaruhkan disini! Selain itu, bukankah itu hal buruk bagi dewan mahasiswamu juga!?"

"Kesampingkan hubungan najis heteroseksual, peraturan sekolah tidak mengatakan apa-apa tentang hubungan najis homoseksual. Adapun untuk hal-hal yang berkaitan dengan 'B' dan 'L', posisi resmi dewan mahasiswa adalah kebijakan yang tak bisa diganggu gugat."

Pukulan akhir Kirika menghancurkan harapan Hisui sepenuhnya.

Terduduk di lantai, tak berdaya, dia mencengkeram kepalanya.

Bahkan tanpa melirik dia, Kirika terus berbicara tanpa ampun pada ketiga orang yang lainnya yang terpaku ditempat.

"Dalam hal apapun, aku melarang kalian menggunakan ruang kelas ini. Jika kalian ingin mengikuti kegiatan klub, kalian harus mematuhi peraturan sekolah yang tertulis : kumpulkan setidaknya lima anggota, konfirmasikan nama dan kegiatan klub, lalu konfirmasikan guru penasihat dan akhirnya meminta pada dewan mahasiswa melalui prosedur yang tepat. Kami akan mempertimbangkan dengan cermat, memastikan tidak ada tumpang tindih dengan kegiatan klub lain, serta memastikan tema yang positif, dengan itu akan proses persetujuan resmi dimulai. Itu semua yang harus aku katakan, apa ada pertanyaan lagi?"

"...tidak."

Hisui menjawab dengan sedih atas nama seluruh kelompok.

Pada kenyataannya, baik Mei ataupun Eruru sangatlah terpengaruh.

Hanya Rushella yang memalingkan wajahnya dengan jijik.

"Kalau begitu, kalian dibubarkan. Jika kalian tak memiliki sesuatu yang harus dilakukan, harap segera meninggalkan sekolah."

Penutupan dengan keseriusan yang besar, Wakil Presiden Dewan Mahasiswa Uno Kirika pergi.

Sehingga, bahkan sebelum bisa dimulai secara resmi, klub menghadapi krisis dibubarkan.

Hari berikutnya, keempat kelompok Hisui berkumpul sekali lagi di ruang kelas yang kosong untuk membahas bagaimana untuk menangani krisis.

"...ngomong-ngomong, itu baru sehari, namun kita pergi ke ruang kelas ini lagi, bukankah ini buruk? Wakil presiden itu terkenal melakukan segala hal dengan ketat. Dikombinasikan dengan nilai akademik yang mengagumkan dan karakternya yang berwibawa, dia pada dasarnya perwakilan dari para guru, kan? Jika kita menentang dia seperti ini, bukankah kita akan mendapatkan akhir yang pendek?"

"Aku setuju. Disamping itu, kenapa kamu begitu terobsesi dengan klub?"

Hisui dan Mei pada dasarnya tak memiliki ketertarikan terhadap klub. Dengan antusiasme yang nol, mereka menanyai Rushella.

"Semua salahmu kerena tak melakukan usaha! Entah membantu aku dalam kehidupan sekolah, atau secara serius menyelidiki petunjuk tentang ingatanku, kenapa kalian tidak menunjukan padaku beberapa antusiasme!?"

"Bahkan jika aku tidak mengikuti klub, aku sudah mengurus ruang kehidupanmu dan segala macam tugas sehari-hari, dan kami benar-benar bekerja keras dalam masalah ingatanmu, kan?"

Menjalani kehidupan yang indah bersama dengan vampir cantik, Hisui mencari persetujuan dari Eruru disampingnya.

Tenggelam dalam komputernya seperti biasanya, dia mengangguk ringan setelah mendengar pertanyaan Hisui.

"Kami dari Badan Investigasi Supranatural bekerja sepanjang waktu. Tapi kami berjumlah sedikit, sehingga usaha kami belum membuahkan hasil. Lagipula, kami menyelidiki rumor dari vampir di area ini."

"Apa, ada rasku yang lain disekitar sini!?"

Mendengar pernyataan Eruru, bukan hanya Rushella tetapi juga Hisui dan Mei mendekat untuk mendengarkan.

"Ya -- atau mungkin 'ya, dimasa lalu' akan lebih akurat. Banyak saksi mata melaporkan indikasinya, dalam dekade terakhir, pernah ada seorang wanita dengan kulit yang sangat pucat yang mengenakan sarung tangan hitam bahkan di pertengahan musim panas untuk mencegah paparan sinar matahari. Meskipun kebanyakan saksi melihat dia dimalam hari, tetapi menyimpulkan dari berbagai perhitungan — wajahnya sangat cantik cukup untuk membuat jantung seseorang berhenti sementara waktu. Meskipun memakai kacamata hitam dalam kebanyakan situasi, kecantikannya masih meninggalkan kesan yang hidup pada orang lain. Kabarnya, beberapa bahkan menyaksikan 'wajahnya yang tak wajar' ketika dia melepaskan nuansanya pada malam hari, dan mereka telah menegaskan — kecantikan semacam itu hanya dimiliki oleh langit."

"Mmmmmmmm... Berdasarkan pada kecantikannya, memang dia pasti rasku — atau lebih tepatnya, dia kemungkinan besar dari darah yang sama. Apa saja karakteristik yang lainnya?"

"Bibir berwarna merah darah, mata merah yang sekali-kali muncul, serta kulit putih menyilaukan — pada dasarnya penampilan dari seorang vampir klasik. Kabarnya, dia selalu membawa payung, dan mempertimbangkan gaya berpakaiannya yang tak biasa, kemungkinan kaummu cukup tinggi. Saksi mata yang lain menggambarkan penampilannya seusia duapuluh atau lebih. Selama dekade terakhir, semua laporan tentang usianya telah menyatakan hal yang sama."

"Tak ada perubahan penampilan selama sepuluh tahun... Dengan kata lain, dia adalah seorang vampir abadi yang tak berumur? Benar-benar, di wilayah ini..."

Mei juga berseru saat dia mengangguk.

Meskipun pernyataan Rushella tentang tiba-tiba terbangun didalam sebuah peti mati di pegunungan cukup tak bisa dipercaya, setidaknya itu menyakinkan bahwa seorang anggota dari rasnya ada di wilayah ini.

"Apa ada penggambaran yang lebih jauh lagi dari wanita itu, rincian yang lain? Jika kita menyelidiki ini secara menyeluruh, mungkin itu akan terkait pada ingatanku!"

"Pada akhirnya ini semua yang saksi mata katakan. Tentu saja, ada yang menyimpulkan setelah permeriksaan silang, tetapi tak ada apapun mengenai asal-usulmu. Namun, ada beberapa kesaksian yang menonjol."

"Apa!?"

Rushella mencondongkan tubuhnya kedepan untuk bertanya, tetapi Eruru menjawab acuh tak acuh.

"Dalam kebanyakan situasi, dia tidak sendirian... seorang pendamping selalu terlihat. Menurut laporan awal, dia menggandeng tangan seorang anak yang tampak berusia lima tahun atau lebih muda..."

"...mungkinkah anak itu juga rasku!?"

"Tidak, menurut kesaksian terakhir, anak itu menunjukan tanda-tanda pertumbuhan. Berdasarkan pada penampilan dan badan, itu seharusnya orang yang sama yang mendampingi wanita itu."

"Seorang manusia yang tinggal disisi rasku...!? Orang ini cukup peduli... Siapa sebenarnya dia!?"

"...aku minta maaf, anak itu kemungkinan besar adalah aku."

Hisui mengangkat tangannya dengan ekspresi sedih diwajahnya.

Dihadapkan dengan kebenaran yang terungkap secara tiba-tiba ini, semua mata terfokus pada dia.

"Itu kamu...? Lalu siapa terduga vampir itu..."

"...kemungkinan besar orang tua asuhku. Dia menyadari bahwa kemudaan abadinya akan dengan mudah ditemukan, sehingga dia berusaha sebisa mungkin untuk tidak terlihat... Meski demikian, sepertinya usahanya sia-sia."

Hisui tersenyum masam, nada suaranya tak berdaya.

Tersembunyi dengan halus adalah sekeping kesedihan, tetapi mereka bertiga menyadarinya.

Hisui adalah satu-satunya manusia murni yang hadir — namun, dia juga berbeda dari manusia biasa dalam satu area khusus.

Dia dibesarkan oleh seorang vampir.

Ketika dia masih muda, dia hampir dibunuh oleh orangtuanya ketika seorang vampir tertentu membunuh orang tuanya untuk menyelamatkan dia dari nasibnya yang tak adil, setelah itu mengambil tanggung jawab memelihara dia.

Penyelamat, pembunuh orangtua, orangtua asuh yang membesarkan dia — vampir.

Pada akhirnya, dia menemui kematiannya untuk menyelamatkan hidup Hisui.

"Aku rasa itu sesuatu seperti itu. Bagaimanapun juga, kebanyakan laporan saksi mata mengambil tempat disekitar rumahmu. Kemungkinan besar, itu adalah ketika kamu menyertai vampir itu larut malam untuk berjalan-jalan?"

"...bukankah orang-orang pasti merasa suka pergi ke toko atau mengunjungi ramen di sisi jalan pada kemauannya sendiri dimalam hari? Sepertinya, vampir juga punya kebiasaan yang mirip."

Hisui mengalihkan pandangannya dan bergumam.

Nada suara nostalgianya benar-benar berisi dengan jenis kasih sayang yang seseorang miliki untuk orang yang dicintai.

"...hmph, harapanku meningkat berpikir kamu telah menemukan semacam petunjuk, tapi ternyata berubah menjadi hal konyol dan bodoh ini."

Rushella menampilkan kemarahan terang-terangan.

Mei dengan panik mencoba untuk memuluskan masalah dengan sebuah pertanyaan yang jujur.

"...tapi vampir yang membesarkan Hi-kun belum tentu tidak terkait dengan kamu, kan? Kalian berdua tampaknya berada dalam area yang sama, dan meskipun kamu saling merindukan satu sama lain karena pemisahan waktu, kalian berdua tinggal dirumah yang sama. Bukankah ini menyiratkan semacam hubungan darah?"

"Tidak tidak tidak. Mereka sepenuhnya tidak mirip dalam penampilan. Jika kamu memaksakan perbandingan, kesamaan mereka hanya pada payudara yang besar dan sikap arogan. Selain itu, orang yang bersangkutan mengatakan dia tak memiliki hubungan darah."

Hisui membantah dengan tegas.

Gagal dalam upayanya untuk keharmonisan, Mei hanya bisa mengangkat bahu. Disisi lain, Rushella terus menghadap Hisui dengan ekspresi yang kaku.

"Sebuah kecantikan dunia lain, namun kamu mengatakan dia benar-benar tidak mirip dengan aku dalam penampilan, apa maksudmu dengan itu? Apa kamu mencoba mengatakan bahwa aku adalah kecantikan dari dunia lain yang super yang bahkan kecantikan dari dunia lain itu tidak bisa mendekati?"

"Aku pikir standart dari kecantikan sangatlah subyektif, tetapi dalam hal daya tarik dan akal sehat... Orangtua asuhku sudah jelas mengalahkan kamu."

Hisui sekali lagi menegaskan secara langsung. Segera menyadari dia mengatakan sesuatu yang salah, dia memasuki pose pertahanan.

Pertahanan siap... serangan tersebut tak pernah datang.

Rushella memalingkan wajahnya begitu saja dan berjalan kembali ke posisi awalnya, bahkan tak memberi dia sebuah lirikan.

"...apa yang terjadi?"

Hisui menanyai Mei yang ada disampingnya.

"Aku tidak tau~"

Dari nada suaranya, dia jelas berpura-pura.

Tetapi Hisui masih tidak mengerti, menggaruk kepalanya, dia dengan canggung menyatakan arah masa depan mereka.

"Bagaimanapun juga, mengenai ingatan dan masa lalumu, kami akan melanjutkan penyelidikan seperti sebelumnya... Tetapi tak perlu melakukannya sebagai sebuah klub, kan? Ini bukan seperti sekolah memiliki petunjuk."

Analisa yang beralasan dari Hisui menyebabkan tatapan Rushella berkeliaran.

Suaranya jauh lebih malu-malu daripada sebelumnya, dia bertanya :

"Kamu... apa karena itu? Kamu memiliki sesuatu yang lain yang ingin kamu lakukan... klub yang lain?"

"Tidak, sama sekali tidak... Aku menyebutkan aku berharap untuk bergabung dengan klub 'pulang', kan?"

"...Tapi, umm... kamu bisa saja berubah pikiran dan bergabung dengan klub yang lain, bukan?"

Arogan dan egois yang sebelumnya, dia sekarang menatap Hisui dengan mata memohon — seolah-olah takut membuat Hisui marah.

Tetapi Hisui gagal menyadari perubahan pada Rushella dan hanya menjawab acuh tak acuh.

"Yah... jika aku kebetulan menemui teman dengan ketertarikan yang mirip dan mereka mengundangku... aku akan mempertimbangkannya. Ah, tapi aku kurang bagus dengan klub olahraga. Adapaun untuk club budaya, aku akan menjadi anggota hanya dalam nama saja. Tapi jika aku melakukannya, aku curiga bahwa wakil presiden akan menyeretku keluar untuk didisiplinkan. Sejujurnya, aku lebih memilih mendapatkan pekerjaan paruh waktu. Atau mungkin mendapatkan ijin mengemudi untuk membeli motor atau semacamnya."

"...Y-Yah bagaimana, apa kamu akan pergi ke gubuk dengan si palsu itu atau beberapa wanita lain untuk bermesra-mesraan..."

"Huh? Sesuatu seperti itu.... Yah aku tak bisa membantah bahwa aku tidak menginginkan seorang pacar. Tetapi tidak seperti kita harus keluar sepanjang waktu... Hanya berjalan pulang sepulang sekolah bersama-sama, perasaan semacam itu seperti pasangan..."

Saat Hisui membayangkan segala macam gambaran kehidupan sekolah, Mei dan Eruru mendesah saat mereka menggelengkan kepala mereka.

"Aku tau itu!! Itu sebabnya kamu memperlakukan aku seperti prioritas rendah, kan?"

"Huh? Aku tidak mengatakan itu..."

"B-Bagaimanapun juga, jangan lupa kamu adalah pelayanku, sehingga kamu harus mengikuti aku dengan benar sepulang sekolah! Kamu dengar itu!? Berpartisipasi dalam klub bersama aku!!"

Rushella mendesak maju.

Meskipun dia menakutkan, Hisui memutuskan untuk menyerang balik pada tuan yang tak masuk akal ini.

"Lalu apa yang kamu mau untuk aku lakukan? Dan kenapa kamu terus berbicara seperti aku harus berduaan dengan kamu!? Kamu mau aku mengikutimu dibelakangmu, melayani kamu sepulang sekolah!?"

Mendengar kata-kata Hisui, Rushella langsung tersipu.

"U-Ummm...."

Aura intimidasinya langsung lenyap karena beberapa alasan yang tak diketahui, Rushella merendahkan tatapannya dan mulai memainkan jari-jarinya.

"Sebenarnya, kamu pasti merencanakan untuk melakukan sesuatu padaku, kan!? Apa yang mau kamu lakukan padaku sepulang sekolah!?"

Rushella hanya bisa mundur dari interogasi Hisui.

"I-Ini tidak seperti aku mau melakukan sesuatu padamu, maksudku..."

"Maksudmu?"

"H-Hanya....."

"Hanya?"

Hisui melangkah maju.

Sekarang jarak mereka sama seperti setiap pagi hari — dengan kata lain, jarak dekat secara intim dimana darahnya bisa dihisap setiap saat.

Meskipun mereka begitu dekat bahwa mereka bisa merasakan nafas satu sama lain, Hisui tidak bergerak, untuk menatap Rushella secara langsung di wajah.

"....D-Diam!! Kamu tidak diijinkan untuk tidak patuh padaku! Kamu adalah pelayanku, tetaplah disampingku dan itu saja!!"

"Huh!? Apa-apaan itu!?"

Saat Hisui memiringkan kepalanya kebingungan, Rushella kembali ke sikapnya yang biasanya.

Wajahnya memerah, dia menatap Hisui dengan keraguan — dan kemudian pada kedua gadis disampingnya.

Kedua gadis yang lain tetap diam dan hanya menatap Rushella dengan ekspresi takjub tertentu.

Sebagai sesama gadis, mereka mengerti perasaan Rushella.

Ada perasaan resonansi dan simpati diantara mereka.

Menggunakan istilah yang mudah dimengerti, itu adalah —

Gadis ini benar-benar mengatakannya.

Itulah tampaknya apa yang dikatakan mata kedua gadis tersebut.

"H-Hentikan, kamu tidak diijinkan untuk menatap aku dengan tatapan seperti itu!"

"...Tidak apa-apa, aku tidak mendengar apa-apa."

"Ruangan tampaknya sedikit panas dan pengap, mari kita sedikit membuka jendela."

Kedua gadis tersebut berusaha keras untuk berpura-pura tidak tau.

Tetapi bahkan Hisui bisa melihat mereka tengah menahan tawa.

"Oooooh, ooooooooooooh~~!"

Meratap, suaranya jatuh, Rushella berlari keluar pintu.

"Ah, kamu mau kemana!?"

"D-Diam, jangan berani-beraninya kamu mengikuti! Aku sepenuhnya melarang kamu mengejar aku!"

Lalu dia berlari dengan kecepatan penuh melewati koridor, bergegas menjauh.

Saat ini, masih tertegun oleh keterkejutan dari keberangkatan larinya Ruhella, Hisui duduk pada kursinya benar-benar bingung.

"Ada apa dengan dia..."

"Dia hanya... posesif. Bukankah orang selalu menyukai memberi kalung pada hewan peliharaan mereka?"

Mei menjawab seolah-olah dia memahaminya.

Kata-katanya terasa agak menyengat pada telinga Hisui.

"Aku masih tidak paham. Apa, kamu mencoba mengatakan, gadis itu bukan hanya memperlakukan aku sebagai makanan tetapi juga hewan peliharaan untuk mainkan!?"

Hisui bertanya, wajahnya memucat. Mei hanya mengangkat bahu dan menanyai Eruru :

"Eruru, apa kamu mendengar pernyataannya barusan?"

"Ya, tentu saja aku mendengarnya, Sudou-san. Dia benar-benar sampah yang tak berharga."

"Hei, apa yang kalian berdua bicarakan!? Apa aku melakukan sesuatu pada gadis itu?"

"...meskipun membenci vampir, aku masih simpati dengan dia sebagai sesama anggota dari jenis kelamin yang sama. Kamu pada dasarnya seperti sebuah boneka favorit yang seseorang ingin peluk sepanjang hari. Perasaannya hanya perpanjangan dari itu."

"Eh, aku sekarang sebuah benda mati!? Martabat apa yang aku miliki!?"

"Hal semacam itu tidak pernah ada dimanapun pada dirimu dari hari pertama. Dari hari kamu dilahirkan."

"Seluruh kehidupanku dari lahir telah diabaikan sepenuhnya!?"

"Karena dia pergi, aku akan pergi. Kalian berdua segeralah pergi juga, atau wakil presiden akan memberi ceramah yang lain."

Eruru mematikan komputernya dan berdiri.

Hisui dan Mei bertukar pandang dan telah siap meninggalkan sekolah.

Dengan itu, tak ada solusi yang tercapai untuk krisis pembubaran klub — sebelum klub yang dipimpin oleh vampir itu dimulai secara resmi, itu sudah berada di ambang kematian alami.

"...kenapa kamu mengikuti aku?"

"Tak ada alasan khusus."

Eruru bertanya dengan tidak senang tetapi Hisui terus mengikuti dia dengan ekspresi acuh tak acuh.

Rushella telah menghilang sementara Mei sudah pulang juga.

Tetapi Eruru terus tinggal di sekolah.

Karena itu Hisui mulai mengikuti dia.

Jarak mereka terlalu dekat untuk dianggap membuntuti, tetapi mereka tidak berjalan bersama-sama karena disana jelas ada jarak diantara mereka.

"Jika kamu tak memiliki urusan, maka pulanglah. Ngomong-ngomong, apa tidak apa-apa bagimu untuk tidak mengejar dia?"

"Dia mengatakan padaku untuk tidak mengikuti, kan? Jadi kenapa aku harus membuang-buang usaha..."

"Ada pepatah mengatakan 'Jangan menekan tombol, benar-benar jangan menekan tombol tersebut.' Apa kamu pernah mendengar itu?"

"Huh? Aku bilang, bahkan jika aku mengejar dia, dia sudah pasti akan menunjukan sikap yang buruk, bahkan mungkin mendaratkan pukulan dan tendangan, dalam kasus terburuk aku akan mendapati darahku dihisap..."

"Aku tidak akan membantah spekulasimu, tetapi jika kamu tidak mengejar dia, aku khawatir masalah yang lebih besar akan muncul."

"Aku akan memanggilmu jika aku jatuh dalam masalah, aku mengandalkan kamu untuk menyelamatkan aku. Ingat untuk membawa pistol dan peluru perak."

"Aku akan memblacklist nomor ponselmu."

"...kamu tidak pernah membertahuku nomormu, kan?"

Secara fisik mereka dalam jangkauan lengan, tetapi jelas-jelas ada jurang pemisah diantara mereka.

Di satu pihak adalah anak laki-laki yang dibesarkan oleh seorang vampir dan saat ini sebagai pelayan vampir, dipihak yang lain adalah setengah vampir yang membenci vampir sepenuh hati. Pada dasarnya, keduanya benar-benar tidak sesuai.

"Kamu harus tau batas-batasmu dan berhenti mengikuti aku, oke? Aku akan memanggil polisi."

"Kamu adalah polisi, kan? Lagipula, kamu yang pertama mengatakan kamu akan pergi, tetapi kenapa kamu masih ada di sekolah!?"

"Tak ada hubungannya denganmu. Apa itu alasanmu mengikuti aku?"

"Kamu.... Apa kamu benar-benar membersihkan segala sesuatu yang kamu temukan dalam penyelidikanmu tentang gadis itu?"

Suasana langsung menegang.

Eruru berbalik dan dengan dingin menatap Hisui.

"....apa kamu menyebut aku seorang pembohong?"

"Bahkan jika kamu tidak berbohong, aku yakin kamu tidak memberikan keseluruhan kebenarannya."

Hisui segera membalas.

Meskipun dia tidak percaya bahwa Eruru adalah salah satu yang menipu dengan santai, mengharapkan dia menjadi jujur dan berhadapan dengan seorang vampir adalah suatu hal yang sama sekali berbeda.

"Pemikiran cerdasmu yang kecil tetap seperti biasanya. Apakah itu yang mau kamu tanyakan dengan mengikuti aku?"

"Hal yang lain... Kamu berpartisipasi dalam kelas PE hari ini, kan?"

"Huh.....? Ada apa dengan itu?"

Dia tidak paham apa yang Hisui maksud.

Eruru memang berpartisipasi dalam kelas PE di sore hari.

Pelajaran tersebut hanya terdiri dari latihan sederhana diluar ruangan.

Terutama berlari, yang mungkin agak berat, tetapi tak ada yang spesial tentang itu.

"Apakah aneh bagiku untuk mengikuti kelas PE? Memang, tugasku lebih condong pada memantau kalian berdua daripada mengikuti pelajaran, tetapi justru karena itu, aku harus memainkan peran dari seorang siswa dengan benar. Menghadiri kelas PE seharusnya wajar-wajar saja, kan?"

"...penumpang itu yang tinggal bersama aku, menonton tanpa berpartisipasi dalam kelas PE hari ini."

"Tentu saja, mengingat cuaca yang cerah dan panas, apa kamu mengharapkan seorang vampir untuk aktif?"

Sebuah jawaban yang sangat logis.

Rushella memilih keluar dari kelas PE itu wajar saja.

Dia membenci cahaya matahari kerena itu adalah kelemahan fatalnya.

Tepat — cahaya matahari adalah kutukan bagi para vampir.

Kalau begitu — bagaimana dengan seseorang yang mewarisi setengah garis keturunan?

Bagaimana dengan setengah vampir, lahir dari gabungan seorang manusia dan seorang vampir? Dengan kata lain, Kariya Eruru?

"Kamu tidak terlihat sehat belakangan ini. Apa kamu cukup tidur?"

"Tak seperti siswa bebas seperti kamu, aku sangatlah sibuk. Jangan meremehkan pegawai negeri..."

Sebelum dia bisa menyelesaikan kalimatnya, Eruru menghentikan langkahnya.

Pandangannya goyah, kesadarannya perlahan-lahan memudar.

Kulitnya pucat, bahkan lebih putih daripada kulit Hisui, mulai kehilangan warna darah yang lebih lanjut.

Melihat Eruru pingsan dan runtuh, Hisui menangkap tubuh kecilnya sesaat sebelum dia menghantam lantai.

"...seperti yang aku bilang."

Gambaran terakhir Eruru sebelum dia kehilangan kesadaran adalah wajah Hisui, penuh kekhawatiran.

"....?"

Setelah bangun, Eruru mendapati dirinya sendiri berbaring di bangku dibelakang gedung sekolah.

Bangku tersebut terletak di tempat yang teduh dibawah beberapa pohon. Bahkan pada siang hari itu akan cukup gelap, dan hampir tak ada cahaya matahari kerena dedaunan.

"Kamu bangun?"

Suara Hisui langsung membawa dia kembali ke kesadarannya.

Mengamati sekeliling, dia hanya bisa melihat matahari masih tinggi dilangit meskipun ada perubahan dalam pemandangan, oleh karena itu, seharusnya tak banyak waktu yang terlewati.

Kemungkinan besar, dia hanya pingsan beberapa menit saja.

Lalu sementara dia tak sadarkan diri... Hisui membawanya kesini.

"Apa niatmu!? Untuk berpikir kamu akan menculik seorang gadis... Mungkinkah kamu!?"

"...Hal aneh apa yang kamu bayangkan? Aku hanya membantumu sedikit dengan membawamu ke suatu tempat diluar sinar matahari secara langsung. Atau mungkin — kamu lebih suka jika aku membawamu ke klinik dan menjelaskan segalanya pada guru?"

Kata-kata Hisui membuat Eruru diam.

Dia telah membuat keputusan yang tepat.

Membawa dia kesini memang tindakan yang paling tepat yang dia setujui.

"Sepertinya kamu tau kenapa kamu pingsan. Harap memperhatikan kesehatanmu lebih baik lagi."

"...."

Meskipun dia tau Hisui khawatir pada dia, kata-kata ini hanya mengingatkan Eruru tentang konstitusinya, menyebabkan dia menggertakkan giginya dan menghindari kontak mata.

Karakteristik setengah vampir — seperti para vampir, mereka takut pada sinar matahari.

Tubuh mereka tidak akan berubah menjadi abu karena kontak dengan sinar matahari.

Meski demikian, cahaya matahari, dan sinar matahari yang tajam pada khususnya, masih mengikis tubuh mereka dan melemahkan kekuatan mereka. Meskipun mereka bisa bertahan melalui kemauan untuk sementara waktu, pingsan tak terhindarkan setelah beberapa jam.

Dengan menghindari sinar matahari yang tajam dan istirahat yang cukup serta makanan yang tepat, tidak akan ada pengaruh yang serius — tapi Eruru menjalaninya dengan belajar dan bekerja, oleh karena itu, kurang tidur adalah kehidupan sehari-harinya.

Dikombinasikan dengan kelas PE — kelelahanya yang terkumpul akhirnya meledak, menyebabkan hasil seperti yang sebelumnya.

"Aku tau konstitusimu adalah seperti milik seorang vampir, dan nokturnal... Tetapi karena kamu masih harus pergi kesekolah disiang hari, itu lebih baik untuk memastikan tidur yang cukup. Juga, ketika kelas PE diluar ruangan, kamu seharusnya beristirahat."

"Apa yang ingin kamu katakan adalah... karena aku setengah vampir? Oh, aku benar-benar minta maaf karena bukan manusia."

Draculea V02 - BW02.jpg

Eruru membalas dengan kemarahan.

Daripada mengatakan sesuatu, Hisui melemparkan minuman sports pada Eruru yang dia beli tadi di mesin penjual otomatis.

"Ini untuk kamu. Aku awalnya berpikir akan lebih baik untuk membeli jenis oral pemulihan rehidrasi, tetapi itu tak tersedia."

"...."

Dalam diam, Eruru menangkap botol tersebut dan mulai minum.

Eruru mengalihkan tatapan permusuhannya pada Hisui.

"...Sungguh menyeluruh persiapanmu. Kamu memperkirakan aku akan pingsan?"

"Aku membeli itu ketika kamu tak sadarkan diri. Daripada itu, aku seharusnya mengatakan aku lebih tau tubuhku sendiri? Bahkan orang biasa akan runtuh jika mereka tidak beristirahat setelah kelelahan. Terutama dengan matahari yang terik sekarang ini, itu bahkan lebih jelas."

"Lalu apa? Apa kamu mengatakan itu hanya karena aku setengah vampir, aku seharusnya tidak memikirkan apa yang terjadi?"

"Ya ya. Entah itu manusia atau setengah vampir, siapapun yang menyibukkan dirinya sendiri tanpa mengetahui batas mereka hanyalah seorang bocah yang membuat masalah bagi orang lain."

Dibalik nada suara yang ringan tersebut adalah teguran yang ketat.

Eruru mengerutkan kening sebagai jawaban tetapi Hisui melanjutkan tanpa terpengaruh.

"Tetapi aku tidak sependapat dengan itu. Ini adalah apa yang dikatakan oleh orangtua asuhku si vampir yang hidup seribu tahun dalam masyarakat manusia."

"...jelas-jelas hanya seorang vampir, aku tak ingin dikuliahi bagaimana untuk menjalani kehidupanku oleh pelajaran yang dia peroleh dari masyarakat manusia. Bagaimanapun juga, dia pasti seseorang yang bersembunyi di kegelapan, leluhur mendekatkan diri dan menyesuaikan diri dengan sosial."

"Sebenarnya, dia telah bekerja hampir setiap pekerjaan dengan shift malam, mulai dari pegawai toko untuk menjamu pada pembukaan minum. Disisi lain, dia bahkan seorang pelacur top di Ginza."

"...."

Eruru tetap diam, mungkin membayangkan pemandangan itu.

Jika laporan itu benar, mengingat kecantikannya, dia pasti cukup populer.

Adapun untuk bekerja di sebuah toko, dia akan sangat cocok untuk pencegahan pencurian dan perampokan. Bahkan jika seorang perampok bersenjata datang dengan sebuah pistol, dia akan menangani situasi tersebut dengan mudah.

"Vampir macam apa dia...!? Mungkinkah dia benar-benar seorang 'Leluhur Sejati'!? Jika gadis yang tinggal bersamamu mendengar ini, dia pasti akan terdiam takjub."

"Sepertinya dia berpikir bahwa bahkan sebagai seorang vampir, seseorang harus menyesuaikan diri pada masyarakat kapitalis untuk bertahan hidup. Karena pengalaman hidupnya cukup banyak, dia cenderung cukup sedikit menguliahi. Seperti apakah seseorang harus berkompromi pada pekerjaan dan mengetahui batas seseorang adalah masalah yang benar-benar berbeda."

"...datang dari mulutmu, nasihat semacam itu benar-benar kehilangan semua sifat pembujuknya. Jika orangtua asuhmu mendengar ini dari akhirat, sudah pasti dia akan menghela nafas."

"Vampir tak menjadi apa-apa ketika hancur... Bukankah itu yang terjadi? Atau mungkin mereka juga memiliki jiwa, memungkinkan mereka untuk pergi ke surga atau neraka?"

Ekspresi santai Hisui lenyap.

Ketika vampir hancur, mereka berubah menjadi debu anorganik, tak meninggalkan tubuh.

Tak seorangpun mengetahui ini lebih baik daripada Hisui.

Tak mampu menatap secara langsung pada matanya, Eruru memalingkan tatapannya.

"Mengesampingkan kesehatanku sendiri... adalah kelalaianku. Aku telah... merepotkan kamu."

"Jangan khawatir tentang itu."

Hisui menjawab dengan santai dan mulai minum air mineral yang dia beli dari mesin penjual otomatis.

Melihat dia dari samping, Eruru berbicara setelah beberapa saat keheningan.

"Kamu tidak... takut?"

"Huh?"

"Memang aku butuh rehidrasi. Tetapi jika itu memungkinkan, pengisian garam yang tepat juga diperlukan."

"...? Yah, kurasa itu termasuk sebagai serangan panas bagimu. Apa masalahnya, kamu tidak puas dengan minuman sports?"

"Pada akhirnya itu adalah sesuatu untuk konsumsi manusia. Bagi seorang setengah vampir, ada cairan yang lebih sesuai."

Eruru menatap leher Hisui.

Kulit pucat halus itu yang menyaingi milik wanita.

Cairan tertentu itu, mengalir melalui pembuluh darah halus yang terlihat itu, adalah apa yang diinginkan Eruru pada saat ini.

Membawa air dan garam, serta kehidupan itu sendiri, darah segar.

"Sayangnya, ketergantunganku tidaklah parah... tetapi jika aku kehilangan kewarasanku dan menggigit kamu, apa yang akan kamu lakukan?"

"Memang benar... apa yang akan terjadi setelah kamu menghisap darah dan memulihkan kewarasanmu? Aku merasa seperti aku bisa membayangkan kehilangan ketenanganmu."

"...Apa kamu bodoh? Sebelum menyelamatkan seseorang, tolong pertimbangkan resiko yang jelas ini. Kamu seharusnya cukup akrab dengan karakteristik dari setengah vampir, kan?"

"Langsung gigit saja, itu tidak apa-apa. Asalkan kamu tidak merobek daging dan menghisap kering aku sampai mati."

Hisui sepenuhnya tidak peduli.

Karena konstitusi spesial miliknya, membuat pernyataan semacam ini bukanlah sebuah permasalahan. Dalam kenyataannya, dia tidak pernah takut pada Eruru — dia tidak pernah takut pada setengah vampir.

"Kamu adalah orang bodoh yang tak tersembuhkan. Aku tidak akan bertanggung jawab atas konsekuensinya, kamu tau? Apa kamu pikir kamu bisa menggunakan philanthropisme konyol milikmu untuk membangun jembatan diantara dua ras yang berbeda?"

"Aku bukanlah orang suci seperti itu. Sejujurnya, aku tidak akan peduli jika seorang penjahat besar dihisap sampai mati oleh vampir. aku tidak akan melibatkan diriku sendiri jika aku melihat seorang vampir sekarat karena kehausan."

"Pembohong. Jika kamu melihat seorang penjahat yang tak tersembuhkan terancam oleh taring seorang vampir, kamu masih akan menyelamatkan dia. Jika kamu melihat vampir kelaparan, kamu akan menawarkan lehermu sendiri. Orang semacam itulah kamu itu."

"...Apa kamu memuji aku?"

"Aku mengkritikmu. Bukalah matamu pada kebenaran."

Mengakhiri pembicaraan, Eruru berdiri dari bangku tersebut.

Dia telah memulihkan kekuatannya dan mampu bergerak dengan bebas. Sekarang matahari mulai terbenam, saat-saat paling aktif bagi setengah vampir telah dimulai.

"Maaf karena merepotkan kamu. Aku baik-baik saja sekarang."

"Kalau begitu sudah saatnya kamu memberitahu aku, kenapa kamu tetap disekolah? Jika itu untuk memantau aku dan Rushella, tak ada akan gunanya jika kami sudah pergi. Kamu seharusnya pergi juga dan mengikuti kami, kan? Tetapi hari ini... kemarin serta hari yang sebelumnya, kamu tetap berada di sekolah. Kita semua meninggalkan ruang kelas bersama-sama ketika kegiatan klub berakhir, tetapi ditempat lemari sepatu di pintu masuk, kamu berpisah dengan kami, kenapa?"

Hisui bertanya dengan ekspresi yang serius.

Eruru akhirnya menyerah dan mengangkat bahu.

"Keterampilan pengamatanmu setajam biasanya. Aku melakukan sebuah misi. Meskipun aku harus memantau kalian berdua juga, aku dengan tegas dipindahkan kesini, ke sekolah ini -- atau lebih tepatnya, aku harus mengatakan pada wilayah kota Seidou ini untuk melakukan investigasi."

"Investigasi apa... Apa ada sesuatu yang layak dikota ini untuk menggerakkan Departemen Kepolisian Metropolitan? Yah, kurasa mengenai insiden sebelumnya..."

"Sebelum insiden itu, investigasi rahasia sudah berlangsung. Alasan kenapa kami dari Bagian Investigasi Supranatural ditempatkan pada kantor kepolisian disini, adalah karena masalah tertentu ini."

"......!"

Memang benar — pertemuan pertama Eruru dan Hisui terjadi di kantor kepolisian terdekat, Kantor Kepolisian Seidou.

Awalnya dia berpikir mereka dikirim kesini karena kemunculan Rushella... tetapi sepertinya dia salah.

"Tentang apa itu?"

"Kasus kriminal di sekeliling serta orang hilang telah meningkat baru-baru ini. Namun, peningkatannya hanya sedikit diatas norma rata-rata, dalam hal ini sendiri tidak layak dicatat. Meski demikian, saat investigasi berkembang lebih dalam, kami menemukan bahwa sebagian kasus tersebut sangat berkaitan dengan mahluk supranatural. Diantara mereka, ada kasus yang jelas dimana vampir adalah pelakunya — mayat itu telah dihisap sampai sepenuhnya kering."

"Kamu mencurigai.... Rushella?"

"Ini sebelum kebangkitannya. Meskipun kami tak bisa mempercayai segala sesuatu yang dia katakan, mengingat kepribadiannya yang lurus, dia tidak tampak berbohong. Kasus-kasus ini kemungkinan besar tak berhubungan dengan dia. Tetapi ini membuat segalanya lebih sulit, bagaimanapun juga, ada vampir yang bekerja dalam kegelapan yang mana Badan Investigasi Supranatural tak bisa melacak."

"Memang benar... Tetapi aku telah tinggal dikota ini sejak Miraluka mengadopsi aku, dan ini adalah pertama kalinya aku mendengar sesuatu seperti ini. Ketika aku masih kecil, aku tidak pernah mendengar cerita kejadian aneh atau fenomena supranatural. Kenapa kalian....?"

Saat Hisui menyilangkan lengannya sambil berpikir, Eruru melanjutkan.

"Itu benar... insiden yang menangkap perhatian kami terjadi baru-baru ini. Namun, kamu bisa memikirkannya seperti ini. Orangtua asuh yang membesarkan kamu—dengan kata lain, eksistensi dari vampir Miraluka, mungkinkah itu bertindak sebagai penekan kekuatan?"

".....!?"

"Mempertimbangkan dengan hati-hati, jika seorang vampir kelas 'Leluhur Sejati' tinggal disuatu tempat, maka pertama-tama, para vampir yang lain akan menjauh. Selama mereka tidak berhubungan dengan sire, mereka akan menjaga jarak mereka. Hal ini juga berlaku pada mahluk supranatural yang lain — tak akan ada yang mau mendekati kediaman dari eksistensi yang dinobatkan sebagai sang raja malam hari, peringkat tertinggi dari ras undead. Meskipun itu tidak jelas apakah ini dilakukan dari kehendaknya secara sadar, hanya dengan tinggal disini, dia menciptakan zona keamanan semacam itu. Justru karena itu, kamu menerima perlindungannya dan secara alami tak menyadari keributan supranatural. Bagaimana menurutmu?"

"...apa yang kamu katakan masuk akal."

Dalam hatinya, Hisui pada dasarnya setuju dengan kesimpulan Eruru.

Meskipun dia tidak begitu jelas pada pola pikir mahluk supranatural, itu masuk akal bahwa akan ada pengurangan dari pembuat onar sembarangan yang mendekati seorang vampir kelas 'Leluhur Sejati'. Jika mahluk supranatural berlari kesini dan melakukan kejahatan, itu pasti akan dimusnahkan.

"Juga, sebelum kamu dan orangtua asuhmu berpindah kesini, segala macam rumor aneh sudah ada di wilayah ini."

"Benarkah!? Rumor, jangan bilang!? Apa itu semacam cerita hantu menakutkan yang umum diantara cerita rakyat!?"

"Sepenuhnya berbeda dari rumor semacam itu. Daripada cerita rakyat yang aneh, mereka lebih seperti legenda perkotaan — dan untuk beberapa alasan yang tak diketahui, mereka kebanyakan melibatkan entitas supranatural barat daripada youkai timur."

"Apa... Aku mendengar bahwa tempat ini digunakan untuk interaksi dengan negara asing, dengan perdagangan komersil yang sering, mungkinkah itu alasannya? Aku benar-benar tidak tau banyak tentang sejarah lokal."

Lengan disilangkan, Hisui teringat kenangannya tentang kota ini dari masa anak-anak.

"Seperti yang diduga, kamu juga tidak tau. Sebaliknya, lebih seperti bahwa setiap orang diusiamu tak memiliki kesan."

"...Jadi sesuatu yang eksis di kota ini sebelum kedatangan Miraluka. Setelah itu, itu entah pergi atau menyembunyikan jejaknya... Apa itu yang kamu maksud?"

"Meski demikian, vampir itu tak lagi ada. Waktu menghilangnya dia — benar, itu adalah setelah liburan musim panasmu selama tahun ketigamu di sekolah menengah."

Hisui langsung memucat.

Gambaran muncul dari kenangan yang dia tidak ingin mengingat.

"Aku menyelidiki catatan imigrasimu. Sebelum liburan musim panasmu selama tahun ketiga sekolah menengah, kamu benar-benar bepergian ke seluruh dunia. Daripada liburan asing, akan lebih tepat untuk menggambarkan masa tinggalmu sebagai serangkaian sesi studi luar negeri jangka pendek. Namun, dimulai dari musim panas tertentu itu, kamu tidak pernah meninggalkan negara lagi."

Hisui tidak menjawab.

Dia sudah menduga masa lalunya akan digali. Normalnya, Eruru tidak akan luput dari setiap usaha di area ini. Ini benar-benar bukanlah masalah.

Tetapi dia juga menggali kenangan lama Hisui dari pikirannya.

"Terakhir kali kamu kembali dari luar negeri, kamu berada dibawah perlindungan kedutaan negara tertentu, melakukan transfer melalui negara lain sebelum mencapai jepang. Ini wajar saja, melihat negara yang kamu datangi telah terpecah dalam perang saudara dan jatuh pada kekacauan sepenuhnya. Kesampingkan vampir, manusia seperti kamu pasti telah mengalami banyak kesulitan."

"....."

"Ketika kamu kembali... kamu sendirian. Catatan mengindikasi kamu juga telah meninggalkan jepang sendirian, sehingga itu mungkin masuk akal. Namun, akankah seorang anak kecil benar-benar menuju ke negara yang kacau semacam itu sendirian? Bahkan jika catatan keluar tidak mengindikasi itu... mungkin ada seorang penjaga sah yang mendampingi?"

Penjaga sah — itu benar, orangtua asuh yang jauh lebih tua daripada dia.

Orang yang memainkan peran dari ibu dan kakak perempuan, dan jauh lebih dekat pada dia daripada keluarga yang lain.

"Namun— kamu kembali sendirian, membawa dua benda yang tidak kamu miliki ketika kamu meninggalkan jepang."

"....hentikan."

"Yang pertama adalah salib besar. Kemungkinan besar, itu adalah pedang di ruang bawah tanahmu. Yang lain adalah...."

"Diam!!!"

Ledakan tiba-tiba tersebut membungkam Eruru. Atau lebih tepatnya, dia menelan sisa kata-katanya.

Emosi Hisui mengejutkan dia.

"Tolong berhenti berbicara tentang masa laluku. Apa kau mau disalahkan karena seorang penguntit?"

"...maafkan aku. Aku seharusnya tidak mengatakan hal yang tidak perlu ini. Lagipula, sesuatu eksis di kota ini. Sesuatu yang tersembunyi ketika vampir orangtua asuhmu tinggal disini, tetapi sekarang gelisah sekali lagi."

"Bagaimanapun juga, kita sudah memiliki vampir aneh serta golem dari Frankenstein. Tetapi selain mereka, apa lagi yang ada diluar sana? Selain itu, kamu menyelidiki didalam sekolah?"

Tanpa menjawab, Eruru berjalan ke hutan dibelakang bangku tersebut.

Hisui mengikuti dalam kebingungan.

Tak lama kemudian, Eruru berhenti berjalan dan membungkuk.

"Tampaknya hari ini juga."

"....Apa?"

Menjulurkan lehernya, Hisui menatap apa yang ada didepan mata Eruru.

Kemudian dia hanya bisa mengerutkan kening dan mengalihkan tatapannya.

Menenangkan hatinya, dia melihat hal yang ada di tanah lagi.

Terbaring di tanah— adalah mayat seekor kucing hitam.

Tampaknya seperti itu telah terlindas oleh ban mobil, dengan depresi besar pada perutnya. Pemandangan tersebut adalah yang paling tragis.

Berdasarkan pada ukurannya itu harusnya seekor anak kucing, yang bahkan lebih membangkitkan rasa kasihan.

"Kamu mencari ini...? Ngomong-ngomong, bagaimana kamu tau itu akan berada di tempat seperti ini?"

"Karena termasuk yang satu hari ini, ini adalah ketiga kalinya."

"Huh!?"

"Sekitar seminggu sebelumnya... aku sedang berjalan-jalan disekolah dan kebetulan melewati area ini. Mencium aroma darah, aku datang untuk melihat.... dan menemukan bangkai kucing hitam juga. Dibandingkan hari ini, penampilannya bahkan lebih menyedihkan dengan seluruh perutnya robek terbuka."

"...."

Eruru berbicara acuh tak acuh. Lebih seperti dia bertindak dengan cara yang sama seperti hari ini, menatap jauh tanpa reservasi.

"Tiga hari setelah itu, aku berjalan kesini... dan menemukan bangkai lain yang mirip. Meskipun tidak ada luka luar yang terlihat, itu kemungkinan diracuni menilai dari bau aneh datang dari mulutnya. Setelah itu... tampaknya ada lagi hari ini."

"Apa yang terjadi disini... Benar-benar mencengangkan... Apakah kamu mengatakan bahwa ada orang gila di sekolah yang dengan kejam membunuh anak kucing dan meninggalkan mayat mereka tergeletak ditempat seperti ini!? Tidak, tunggu sebentar... karena kamu datang untuk menyelidiki, apa pelakunya adalah mahluk supranatural?"

"Tidak jelas pada saat ini, tetapi satu hal yang pasti. Kucing ini adalah pengorbanan hidup."

"......!?"

Mendengar pernyataan Eruru, Hisui menatap bangkai kucing hitam itu lagi.

Penampilan tragis anak kucing tersebut — tanah dibawahnya, pola aneh telah terukir.

Sebuah lingkaran yang cukup besar untuk mengeilingi tubuh kucing tersebut, dengan simbol-simbol ditulis didalamnya serta berbagai bentuk dengan motif segitiga.

Bahkan tanpa pengetahuan seorang ahli, kebanyakan orang akan memahami maksud dari lingkaran ini.

Itu pasti — sebuah lingkaran sihir.

Bentuk ini digambar untuk melakukan sihir.

Rincian yang indah tersebut membuatnya sulit untuk dipercaya kalau itu hanyalah lelucon.

Selain itu, yang paling menghawatirkan adalah cara lingkaran sihir tersebut digambar.

Pelaku tidak menggunakan alat seperti cabang pohon untuk menggambar diatas tanah. Tentu saja, itu tidak digambar menggunakan kapur seperti dalam pelajaran PE.

Hitam dengan sedikit berwarna kemerahan, disertai bau yang terhembus di udara. Hisui tau apa yang digunakan untuk mengambar lingkaran tersebut.

Itu adalah darah.

Darah yang sedikit menodai tanah dengan warna merah, mengukir lingkaran sihir di tanah.

"Ini benar-benar hambar... apa itu, darah kucing? Atau..."

"Darah manusia. Menilai dari baunya. Sebanyak aku membenci mengakuinya, aku sebenarnya cukup senditif pada apapun yang berhubungan dengan darah, itu perlu diklarifikasi. Selain itu, ini adalah..."

Eruru mengambil segenggam tanah dan dengan santai menghamburkannya diatas lingkaran sihir tersebut.

Terjatuh, tanah tersebut menutupi sebagian dari lingkaran.

Namun — dengan sangat cepat, garis merah muncul diatas tanah yang menutupi.

Jelas ketika darah tersebut meresap kedalam tanah, itu seharusnya menghilang ketika ditutupi dengan tanah baru atau tanah yang bernoda darah tersebut tergali — tetapi lingkaran sihir itu tidak menghilang.

"Apa yang terjadi disini... bukan lelucon...? Mungkinkah itu benar-benar....!?"

"Sepertinya... itu pasti semacam sihir. Yang dikenal dengan ilmu hitam. Bagaimanapun juga, ada kebutuhan untuk melakukan... Hei, apa yang kamu lakukan?"

Mengabaikan panggilan Eruru, Hisui mengambil kucing mati tersebut.

"Tolong jangan menyentuhnya secara sembarangan! Apa yang kamu pikirkan!?"

"Sama seperti kamu."

Hisui menunjuk ke kedalaman hutan.

"Bagaimanapun juga, kamu akan menguburkannya dengan pasti, seperti dua yang sebelumnya. Jika ada bunga, aku ingin menawarkan pada mereka juga."

"Umm...."

Eruru tersipu dan memalingkan wajahnya.

Hisui tersenyum dan menggali kuburan seperti yang dilakukan Eruru sebelumnya.

Pada saat ini, anak kucing tersebut membuka matanya.

Pupil keemasan bersinar cerah.

Menyimpitkan matanya menjadi garis lurus, tatapan kucing tersebut menusuk Hisui.

"Ap...!?"

"Mereka yang sembarangan melibatkan diri mereka sendiri dalam jalan sihir, pastilah akan dikutuk..."

"Kau...."

Anak kucing tersebut jelas berbicara.

Ketika itu sudah jelas telah mati.

Seharusnya tak bisa membuat suara apapun sama sekali.

Meski demikian — itu berbicara dengan suara serak manusia.

Menggunakan nada suara itu, campuran dari kebencian dan kemarahan, itu terus berbicara.

"Pasti akan dikutuk... Pasti akan dikutuk...!!"

Kali ini, anak kucing tersebut bukan hanya berbicara tetapi juga memperpanjang cakar depannya, membuat goresan di pergelangan tangan kanan Hisui.

"Hmm...."

Hisui hanya bisa melepaskannya, menjatuhkan anak kucing tersebut ke tanah.

Pada saat yang sama, itu menutup matanya.

Kemudian itu terbaring tak bergerak. Anak kucing tersebut kembali diam dalam keadaan mati.

"...Dua yang sebelumnya, apa mereka berbicara juga?"

Gemetar, Hisui menanyai Eruru tetapi dia menggelengkan kepalanya dengan ekspresi serius.

"...Tidak. Tidak ada yang serupa yang terjadi sebelumnya."

Keduanya terdiam untuk sesaat. Hisui mengusap luka dari goresan tersebut.

Tampaknya baik-baik saja.

Goresan itu memanjang dari pergelangan tangan sampai ke lengan bawah. Karena konstitusinya, pendarahan berhenti dengan sangat cepat.

"...akankah aku dikutuk?"

"Siapa yang tau..."

Eruru tidak yakin.

Suasana canggung membuat orang kehilangan kata-kata. Hisui dengan hati-hati mengulurkan tangan untuk mengambil anak kucing tersebut sekali lagi.

Tampaknya itu tidak akan bergerak lagi.

"Kamu masih melakukan itu... sudah dikutuk?"

"Jangan mengatakan hal yang sial. Yah... melihat sesuatu dari perspektif, itu mungkin benar-benar membenci kita. Manusia semuanya sama dimatanya. Selanjutnya, aku bisa menangani ini sendirian..."

"Tidak, aku pasti membantu juga."

Setelah itu, Hisui dan Eruru membuat kuburan sederhana untuk anak kucing tersebut dan pulang.

Saat mereka berpisah, Eruru berkata pada Hisui :

"Tolong rahasiakan insiden hari ini dari gadis itu yang tinggal dengan kamu. Aku tak ingin diganggu oleh pertanyaannya."

"Aku mengerti."

"Cepat atau lambat, Sudou-san akan bergabung untuk membantu... tetapi kamu sebaiknya tak bertindak sendirian untuk sekarang ini. Jika ada yang muncul, segera laporkan padaku. Mengerti?"

"....aku mengerti."

Kemudia berjalan kearah yang terpisah.

Sepanjang perjalanan pulang, Hisui tiba-tiba teringat kata-kata dari orangtua asuhnya.

Ketika dia pertama kali diadopsi oleh Miraluka, tepat saat mereka mulai tinggal dirumah ini, Hisui bertanya pada dia — kenapa tinggal disini?

Karena dia merasa bahwa para vampir sepertinya lebih cocok tinggal di kastil kuno jauh dalam pegunungan.

Setelah mendengar pertanyaannya, Miraluka berpikir sejenak sebelum menjawab dengan cara sebagai berikut :

—Yah, alasannya sulit untuk digambarkan... tetapi pertama-tama, itu karena ini lebih menarik.

"Menarik?"

—Ya, orang-orang aneh tinggal disini.

"Seperti apa?"

—Dikota ini...

Sampai disini, dia tersenyum ringan dengan makna yang mendalam. Memisahkan bibirnya untuk mengungkapkan taringnya yang putih bersih yang berkilau dengan kilau dingin, Miraluka membungkuk dan berbisik lembut pada telinga Hisui.

—Tinggallah seorang penyihir. Bahkan sekarang, darahnya terus bendenyut.

Catatan Penerjemah dan Referensi[edit]

  1. Nymphomaniac : seorang wanita yang memiliki keinginan sex yang abnormal.


Sebelumnya Prolog Kembali Ke Halaman Utama Selanjutnya Bab 2