Silver Cross and Draculea (Indonesia):Jilid01 Bab6

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Chapter 6 - Anti-Vampir[edit]

"Tempat ini...?"

Rushella bangun dan melihat ke segala arah, mendapati dirinya sendiri dalam lokasi yang redup.

Ini tampak seperti sebuah gudang, dengan kotak-kotak kardus berserakan. Gudang tersebut cukup luas dengan suara samar-samar dari gelombang laut dan aroma air pasang. Ini mungkin disuatu tempat di pelabuhan.

Mengejar ingatannya yang kabur, dia kemudian menjadi murka.

Kembali ketika bau menyengat dari bawang putih menghantam dia, dia tak bisa menahannya tidak peduli apa.

Benar, aku pingsan dan kehilangan kesadaran, lalu...

Rushella teringat kesalahannya dan hanya bisa menggertakkan giginya. Kemudian dia menemukan bahwa tangan dan kakinya tak bisa bergerak.

"...!?"

Dia tidak bisa bergerak secara alami. Karena tubuhnya terikat erat oleh rantai perak kemudian diikatkan kedinding. Rantai ini sepertinya dipersiapkan sebelumnya dan sudah terpasang pada dinding, sangat aman.

Tapi sebagai seorang vampir, jika Rushella menggunakan kekuatan penuhnya, menghacurkan dinding seharusnya tak sesulit itu — tapi dia tak bisa melakukannya.

"Perak, huh..."

Karena bersentuhan dengan rantai tersebut menghasilkan rasa sakit yang panas mirip terbakar, setelah itu dia menyadari bahan rantai tersebut. Vampir takut pada perak. Rantai ini kemungkinan besar dirancang secara khusus untuk vampir, menjadikan melarikan diri menjadi lebih sulit.

"Kau bangun, Yang Mulia Leluhur Sejati?"

"Kau...!"

Meskipun Rushella tidak tau dia, pria didepannya adalah Kishida yang kenal baik dengan Hisui dan Eruru.

"Siapa kau...? Kau seharusnya kaumku. Tapi bagaimana bisa kau menggunakan hal hina ini."

Sama seperti yang Rushella katakan, tak peduli seberapa efektif peralatan anti-vampir untuk melawan vampir lain, seorang vampir akan mendapati mereka sulit untuk digunakan. Tapi pria ini menggunakannya dengan sempurna.

"Harap panggil aku Baron. Meskipun berbeda dari Barat, aku telah menerima gelar resmi dari kebangsawanan di negara ini."

"Benarkah... aku sudah mendengarnya dari pelayanku, negara ini tak lagi memiliki sistem bangsawan. Menilai dari fakta itu, kau pasti telah tinggal disini sejak lama."

"Dibandingkan dengan seorang Leluhur Sejati, aku bukanlah apa-apa. Tapi tinggal di dunia manusia, aku telah mempelajari pengetahuan. Meskipun menggunakan alat-alat semacam ini untuk mengikat kaumku sangat sulit untuk diriku sendiri, seseorang yang dalam proses perubahan tak mendapati ini tidak nyaman."

Dibelakang Baron, seorang gadis dalam gaun pasien berdiri pada pelayanannya.

"Ketua kelas...!? Kau menggigit dia!?"

"Tepat. Seorang perawan muda... terutama seorang yang suci, bagaimana bisa aku menolak? Bagus. Rantai ini aku tak bisa memnyentuh, dengan memerintah dia yang masih dalam pertengahan perubahan, dia membantuku untuk mengikatmu."

"Aku paham... kau menghisap darahnya, tetapi tidak mencapai vampirisasi penuh untuk menciptakan pelayan yang lebih setia yang bisa melakukan tugas yang kau tidak bisa. Sungguh seorang pria rendahan."

"Sangat disayangkan, aku tidak semulia seperti Leluhur Sejati."

Bercampur dengan pengejekan diri dan kemarahan, Baron tersenyum dengan cara yang rumit, memutar bibirnya.

Rushella berkata "hmph" dan bertanya dengan arogan:

"Lalu, kenapa kau berbuat perilaku sekasar ini terhadap seorang yang jauh diatasmu seperti aku? Apa kau telah tergila-gila oleh pesonaku?"

"Pesona... itu benar. Aku telah menghabiskan begitu banyak usaha mencari vampir kelas Leluhur Sejati."

"Kenapa begitu?"

"Aku menjadi seorang vampir atas kemauanku sendiri. Aku meminta 'tuanku' untuk menghisap darahku, sehingga meninggalkan identitas manusiaku. Aku awalnya mencari kehidupan yang abadi, tetapi setelah aku mendapatkan keinginanku, aku menemukan begitu banyak ketidaknyamanan."

"Kelemahan rasku adalah sebuah pengetahuan umum. Kamu seharusnya telah mengetahui sebelumnya, kan? Jangan mengeluh pada fakta."

"Memang... cahaya, salib dan sejenisnya tidak bisa diapa-apakan lagi. Tapi bukan hanya itu, bagi kami berdua yang menjadi vampir melalui gigitan tuan, kami takut akan kematian setiap saat dari kehidupan kami, apa kamu tau kenapa?"

"Seperti aku ingin tau saja."

Rushella menjawab dengan angkuh.

Masalah dari rakyat jelata ini bukanlah yang dia pedulikan.

"Sungguh angkuhnya dirimu. Bagi kami 'pelayan' ketika sang 'tuan' dihancurkan, kami juga akan binasa sebagai reaksi berantai. Apa kau mengerti? Keabadian hanyalah sebuah label kosong ketika kami para 'pelayan' harus takut kehancuran melalui reaksi berantai setiap detik. Bisakah kau mengerti kegelisahan ini!?"

"Aku tidak ingin mengerti. Kau hanya bermental lemah. Jika kau ingin melestarikan keberadaanmu, tinggalkan saja keturunan. Reaksi berantai dari tuan-pelayan tidak menyebar pada kerabat darah. Ini hanyalah masalah antara penggigit dan yang digigit. Karena keturunanmu tidak akan terbunuh, garis keturunanmu akan terus diwariskan."

"Benar-benar konyol. Aku hanya ingin diriku sendiri untuk bertahan hidup selama-lamanya. Bukan hanya itu, aku bahkan tidak bisa melampaui 'tuanku' dalam kekuatan. Yang bisa aku lakukan adalah ketakutan terhadap rantai kehancuran. Tak peduli seberapa banyak orang yang aku hisap darahnya, fakta ini tak bisa diubah. Siapa yang menginginkan nasib seperti itu?"

Baron membuang ketenangannya yang sebelumnya dan menunjuk dengan tangan dan kakinya secara berlebihan.

"Justru karena itu, aku telah membuat keputusan. Aku akan mencapai tabu yang tak ada vampir telah mencapai sejauh ini : melampaui sang tuan! Oleh karena itu, aku mencari 'Leluhur Sejati'... tapi mungkin kau adalah yang palsu?"

Baron mengulurkan jarinya pada leher gaun Rushella. Cakarnya yang tajam menggores payudaranya yang besar, meninggalkan jejak merah pada kulitnya.

"Bajingan...!"

Rasa malu dan sedikit rasa sakit membuat Rushella meraung. Darah merembes keluar dari dadanya yang tergores, lalu menetes ke lantai.

Rushella tiba-tiba menyadari niatnya dan melihat kebawah.

Jadi yang Baron lakukan.

Ini adalah metode yang Hisui jelaskan untuk mangidentifikasi seorang Leluhur Sejati dan hasilnya ada disana.

Sebuah lambang elegan seperti mawar muncul dilantai. Meskipun jatuh secara alami karena garvitasi, tetesan darah tersebut menghasilkan pola yang sangat rumit, terukir yang khas di lantai yang bahkan seorang pengrajin yang terampil akan kesulitan untuk menirunya.

"Seorang 'Leluhur Sejati' yang sebenarnya...!! Sepertinya aku akhirnya telah menemukannya."

Mengepalkan tangannya, Baron berbicara secara emosional.

Rushella juga lega bahwa ingatannya tidak tertempa. Namun, dia segera merasa suram.

"Sekarang kau telah memverifikasi aku seorang 'Leluhur Sejati'... apa yang akan kau lakukan? Bahkan jika itu aku, aku tidak memiliki cara untuk melepaskanmu dari nasib vampir, kan?"

"Sulit untuk dikatakan. Jika tubuhmu diteliti dan sepenuhnya dipahami, mungkin aku bisa menemukan jawabannya? Juga, Leluhur Sejati sendiri adalah misteri yang tak diketahui. Jika manusia adalah ras yang terlahir melalui evolusi, maka apa metode mereka dalam berubah menjadi vampir tanpa menggigit manusia? Jika mereka seperti kera, dimana munculnya spesies cabang selain dari manusia, apa alasan untuk pecahnya cabang itu? Jika mereka seperti alien, xenomorph sepenuhnya tak terkait dengan manusia, lalu darimana vampir berasal? Tak peduli apa kebenarannya, tubuh seorang Leluhur Sejati pasti menyembunyikan rahasia untuk 'melampaui sang tuan'!!"

Mata baron bersinar dengan cahaya dingin yang berbahaya. Sebuah cahaya merah yang jahat.

Caranya menjilat bibirnya membuat Rushella merasakan rasa dingin menuruni tulang punggungnya.

Rushella bertanya-tanya apakah dia juga membuat wajah penuh kebencian seperti itu kapanpun dia menghisap darah?

"Meskipun aku telah memikirkan banyak hal... tapi terlebih dulu, biarkan aku mencicipi 'darah' sebagai sumber kekuatan.

Wajah berputar secara jelek, menghembuskan nafas yang berbau darah, dia mendekati leher putih pucat Rushella.

"H-Hentikan... menjauh dariku!!"

"Apa yang ditakutkan? Begitu banyak tahun berlalu, kamu pasti telah menghisap darah orang yang tak terhitung jumlahnya."

Tidak! Dia ingin mengatakan. Setidaknya dalam ingatannya, dia hanya menghisap darah Hisui.

Wajah didepannya dipenuhi kerakusan atau nafsu, orang bisa membedakan itu, mata merahnya tampak menakutkan.

Ketika ditempatkan dalam situasi darahnya hendak dihisap, akhirnya Rushella mengalami rasa takut dan jijik yang dirasakan oleh para korban. Berdiri disana dengan mata kosong disamping, apa ketua kelas merasakan hal yang sama saat itu?

Rushella merasakan nafas penuh nafsu dilehernya.

Taring panjang yang tajam hampir menembus kulitnya.

"TIDAK....!"

Air mata muncul dimatanya saat dia berteriak lemah, sesuai dengan penampilannya sebagai seorang gadis.

Tepat pada saat ini.

"Pertunjukan tingkat-R macam apa yang kau lakukan, pria tua?"

Baron melihat kebelakang dengan terkejut. Rushella juga tercengang.

Leher terbalut perban, Hisui berdiri disana, tersenyum tak kenal takut.

"Kesampingkan fakta usia fisiknya. Usia mentalnya jelas-jelas seorang remaja tak peduli bagaimana kau menilainya. Membuat pergerakan pada seorang dibawah umur, itu adalah sebuah kejahatan bahkan jika disetujui gadis tersebut. Bukankah itu pengetahuan umum?"

"Bagaimana kamu...!"

Rushella hanya bisa menangis dalam sukacita.

Hisui mengangkat bahu untuk menyembunyikan rasa malunya dan berkata acuh tak acuh.

"Aku akan menyelamatkan kamu jadi kamu akan berhutang padaku. Jadi... pria tua, apa kau mendengar peringatanku?"

"Siapa yang akan memperhatikanmu...!! Kenapa kau bisa menentang aku!? Aku menghisap darahmu!?"

"Sayang sekali bagimu, konstitusiku sedikit aneh. Jika negosiasi tidak bekerja, hanya pemaksaan yang tersisa."

Pada saat ini, Rushella dan Baron akhirnya menyadari rantai perak yang melilit pada Hisui.

Serta yang dibawa dipunggungnya: sebuah salib raksasa!

Kedua vampir tersebut secara reflek menutup mata mereka dan memalingkan wajah mereka.

Hisui menikamkan Tzara Blade ke lantai dan menjatuhkan dengan segala kekuatannya pada salib tersebut.

"Uruaaaaaaaaaaaaaaaaa!!"

Suara tumpul dihasilkan dari salib tersebut, tertancap di lantai. Suara berat bergema didalam gudang seperti sebuah lonceng. Getaran ini, menyerupai garpu tala, segera menghasilkan efek yang menjatuhkan para vampir.

"Ah—!"

Baron meraung dan menutupi telinganya. Terikat, Rushella hanya bisa memutar wajahnya dalam kesakitan, menggelengkan kepalanya. Bahkan dalam proses perubahan, Reina telah menutup telinganya dan berjongkok.

Satu-satunya disini yang sepenuhnya tidak terpengaruh adalah Hisui.

Menggunakan Tzara Blade sebagai garpu tala untuk menghasilkan gelombang sonik, ini hanya lonceng yang berisik bagi manusia. Tapi suara yang dihasilkan oleh salib suci setara dengan paduan suara menyanyikan lagu bagi seorang vampir.

Hisui mengambil kesempatan ini untuk melewati Baron dan melaju kearah Rushella.

"Kamu tampak benar-benar menyedihkan disini... apa kamu tidak apa-apa?"

"D-Diam... kenapa kamu tidak datang lebih cepat... juga, ada apa dengan suara itu..."

Bagi seorang vampir, suara ini akan seperti menggarukkan kuku pada papan tulis atau kebisingan rock and roll.

Hisui mengabaikan Rushella yang terengah-engah dan membantu membebaskan dia dari kekangan rantai.

"Bocah kurang ajar... menghalangi jalanku dimana-mana!!"

"Kau bangun huh? Permisi, aku sedikit sibuk sekarang. Jadi... aku serahkan padamu, Sudou."

"Datang datang~♪"

Dengan jawaban menggoda, Mei melangkah masuk kedalam gudang.

Ketika Baron menemukan dia, Mei mencengkeram dia dileher dengan tangan rampingnya dan melemparkan seluruh tubuhnya ke udara!"

"Apa—!"

"Tidak sejauh leluhurku, tapi aku masih cukup kuat, kau tau ♪"

Mei mengedipkan matanya secara menggoda pada Baron yang melayang diudara saat dia berbicara.

Dia melebarkan mata kanannya dan cahaya mulai terkumpul — kemudian dia menembakkan sinar panas.

Sinar cahaya terfokus menghanguskan wajah Baron, menerangi gudang seketika seterang siang hari. Baron yang terbakar berguling-guling dilantai.

"Oke, misi selesai... apa itu tidak apa-apa?"

Mei hendak berbalik kearah Hisui dengan bangga tapi pada akhirnya, dia menatap Baron dengan ekspresi yang kejam.

Dia juga menduganya. Karena musuh adalah seorang vampir — abadi — dia sulit untuk ditangani.

"Tidak terlalu buruk... gadis kecil!!!"

Wajah Baron terbakar parah tapi luka bakar tersebut pulih dengan kecepatan yang tinggi.

Bahkan jika hangus oleh gelombang kejut senjata nuklir, mereka bisa bertahan — itulah vampir.

"Kau hanyalah daging mati!!"

Baron memamerkan taringnya dan menyerang Mei. Menggunakan cakarnya, cukup tajam untuk berfungsi sebagai senjata, dia mengayunkan pada Mei dengan kekuatan penuh.

"Oh dear, kau mau kontes kekuatan?"

Mei memasuki sikap pertempuran dan menghadang tangan Baron dengan tangannya sendiri, tersenyum tanpa rasa takut.

Gadis berpenampilan halus vs vampir — siapa yang akan menyangka Mei akan menang dalam kontes kekuatan? Dengan kekuatan brutal yang sepenuhnya tak sesuai dengan sosoknya, dia menekan mundur Baron.

"Hmph... seperti yang diduga dari mahluk Frankenstein..."

"Dibandingkan dengan yang pertama, kekuatanku sudah jauh lebih rendah, kau tau? Tapi tetap saja, jauh lebih kuat daripada kau, itu saja."

"Mungkin. Tapi kau sebodoh leluhurmu."

"Apa kau bilang!?"

Mei berteriak marah dan mengeluarkan semuanya. Meskipun merugikan dia, Baron tetap tenang.

"Katakanlah, manusia buatan... apa yang akan terjadi pada gadis ini yang dalam proses perubahan?"

Mei menyadari bahwa dia telah ceroboh.

Didalam gudang tersebut... ada satu orang lagi. Meskipun jauh mendekati seorang vampir, dia masih manusia.

Reina berdiri dibelakang Baron.

Dia memegang pisau... pada tenggorokannya sendiri.

"Jika kau terus menghalangi aku, dia mati. Kau seharusnya tau bahwa seseorang yang berubah akan mematuhi tuan yang menggigit mereka, kan? Selain itu, darahnya hampir sepenuhnya terhisap kering, sehingga dia akan mendengarkan aku tanpa syarat. Aku mengubah dia menjadi seperti ini hanya untuk kasus seperti ini."

"Bajingan—!!"

Tak bisa dimaafkan.

Bahkan laser tak bisa memberi dia luka yang fatal. Kecuali dia benar-benar hancur, situasi saat ini akan tetap tidak berubah.

Mei terjebak dalam kebimbangan.

Hisui dan Rushella juga berada disamping, melihat kebuntuan tersebut.

Meskipun akhirnya bebas dari rantai tersebut, karena atribut suci dari rantai itu, kekuatan Rushella belum pulih.

"Apa yang harus kita lakukan...? Jika ini berlanjut, si palsu itu, bahkan ketua kelas akan...!"

"Aku tahu. Jadi... cepat hisap darahku."

Hisui berkata lembut. Melepaskan perban pertolongan pertama, dia menunjukan lehernya. Meskipun ini adalah cara paling efektif untuk membuat Rushella memulihkan kekuatan tempurnya, dia menggelengkan kepalanya.

"Tidak... kamu sudah pucat karena kehilangan darah. Sudah... banyak yang telah terhisap, kan?"

"...tidak sebanyak itu, itu bukanlah apa-apa."

Dia berusaha bertindak kuat tetapi masalah yang terkait darah tidak bisa menipu Rushella.

Dengan ekspresi peduli, dia berkata dengan lembut.

"Dalam kenyataannya, kamu mendapati itu sulit untuk menggerakkan tubuhmu, kan? Aku bisa mengatakan itu. Jika kamu mendapati darahmu terhisap lagi...!"

"Tidak apa-apa. Kamu tidak perlu khawatir tentang itu."

"Jika aku menghisap yang cukup untuk memulihkan energiku, kamu akan...!!"

"Berhenti mengatakan omong kosong dan minumlah."

Hisui tidak mengijinkan keberatan apapun. Rushella merasa terdiam.

Berusaha membujuk dia, Hisui melanjutkan:

"Jika ini berlanjut, aku, Sudou dan ketua kelas akan mati semua. Dan siapa yang tau perlakuan apa yang akan kamu dapatkan. Tetapi jika kamu menggunakan kekuatan penuhmu, sampah tingkat ketiga itu bisa ditangani dengan mudah, kan? Yang terburuk, satu-satunya korban adalah aku."

"Kamu...!!"

"Tidak apa-apa, jangan khawatir, minumlah yang cukup untuk memulihkan energimu. Tetapi kamu harus menghancurkan pria tua itu."

Hisui menatap mata Rushella saat dia berbicara.

Tak ada waktu untuk ragu-ragu.

"Tapi...!"

Seolah-olah mengganggu argumen mereka yang hendak dimulai lagi, Mei terlempar ke lantai disamping mereka.

"Sudou...! Apa kamu baik-baik saja!?"

"Mungkin... tidak."

Mengatakan itu, Mei menutup matanya dan berhenti bergerak.

Hisui menekan Rushella pada lehernya dan berkata lagi:

"Hisap itu sekarang."

Dalam diam, Rushella menenggelamkan taringnya pada leher Hisui sebagai jawaban.

"Hmph... Akhirnya bertindak sedikit seperti seorang Leluhur Sejati. Namun, meskipun darah bocah itu lezat, 'kualitasnya' mengerikan. Meskipun aku menghisap begitu banyak, aku tidak merasakan kekuatan apapun sama sekali."

"...."

"Setidaknya hisap kering dia. Dengan itu mungkin ada sedikit perasaan."

"Diam!!"

Rushella meraung dan melompat ke udara.

Dikakinya terbaring Hisui yang telah jatuh tak berdaya.

Seperti Reina dan yang lainnya, keseluruhan tubuhnya kehilangan warna darah dan wajah putih pucatnya tampak seperti mayat.

Semua darah telah terhisap dari dia.

"Bajingan... Aku tidak akan memaafkanmu!!!"

Rushella menghunus pedang pendeknya dari sarungnya di pahanya dan menebas Baron dengan pegangan terbalik.

Penggunaan ganda yang aneh ini secepat kilat, begitu cepat sehingga bahkan Baron tak bisa menangani itu.

Namun, dia tersenyum tanpa takut dan memilih mundur.

"Jangan pikir kau bisa lari."

"Aku tidak lari, hanya mencari sandera."

Baron lari kearah Hisui yang telah runtuh.

Saat dia menusukkan cakarnya pada leher Hisui, wajah Rushella menjadi marah.

"Aku tau itu. Kecepatanmu sudah pasti sangat cepat tapi masih terlalu jauh dari kelas Leluhur Sejati dalam kekuatan. Kau mungkin berusaha untuk meninggalkan dia beberapa darah dalam upaya menyelamatkan hidup bocah ini? Kau pikir aku tidak menyadarinya?"

"Diam... Menyingkir dari dia!!"

"Jika kau begitu bersikeras. Kalau begitu... persembahkan dirimu sendiri padaku dengan patuh."

Tak berdaya dengan Hisui sebagai sandera, Rushella tak punya pilihan selain dalam diam melemparkan pedang kembarnya.

Baron segera meraih Rushella dan menekan dia ke lantai.

"Pelayanku. Jika gadis ini melawan, segera bunuh bocah itu."

Mendengar perintah Baron, Reina mendekati Hisui.

Melihat harapan terakhirnya terputus, Rushella kehilangan keinginan untuk melawan.

Baron tertawa keras, mendekati leher Rushella dengan taringnya.

Rushella penuh air mata memalingkan wajahnya.

Hanya untuk melihat Hisui yang tergeletak ditanah didepan matanya.

"...eh?"

Tubuhnya yang tampak benar-benar tanpa darah tiba-tiba bergerak.

Tidak puas.

Tidak cukup darah.

Perasaan ini seperti kehidupan itu sendiri mengalir dari keseluruhan tubuhnya.

Ya. Momen inilah yang aku tunggu.

Kehilangan darah—lebih dari 2L. Hampir setengah dari keseluruhan darah dalam tubuhnya.

Dengan kata lain—nilai kritis untuk kematian.

Tekanan darah menurun dengan cepat, memasuki kejutan peredaran, detak jantung melemah.

Saat kesadarannya perlahan menjadi kabur, ingatan yang ditolak telah bangkit.

Di medan perang yang penuh dengan darah dan jeritan itu, orang tertentu telah mati-matian berusaha menyelamatkan hidupnya.

"Kamu akan terus hidup."

Berusaha memanggil dia kembali dari perbatasan hidup dan kematian, dia mati-matian memompa dadanya. Vampir itu telah mengatakan itu.

cukup, dia ingin mengatakan padanya.

Itu sudah cukup, jangan lanjutkan — dia ingin mengatakan itu padanya.

Sudah jelas seorang vampir tetapi keluar di siang hari yang cerah.

Untuk menyelamatkan, melakukan hal semacam ini...

Kulitnya lebih putih dan murni daripada siapapun. Rambut hitam. Wajah cantik. Semuanya berubah menjadi debu dan abu.

Kehancuran sudah dimulai. Setiap kali tangannya menekan dadaku, lebih banyak 'abu' jatuh dan tersebar.

Cukup, ini sudah cukup, Miraluka.

Tapi wanita itu tidak berhenti.

Sampai aku bangun.

Untuk menghentikan aku dari kematian, untuk menbuat aku bertahan hidup.

Bahkan dengan darahku terhisap oleh seorang vampir — dia membuat aku terus hidup sebagai seorang manusia.

Bahkan ketika aku hampir terbunuh oleh seorang vampir — dia membuat aku terus hidup.

Kebangkitan sudah dekat.

Hisui perlahan-lahan berdiri.

Seolah-olah untuk menunjukan pada semua orang yang ada, dia melepaskan perban dari lehernya.

Kemudian dengan tenang, dia membisikkan kata-kata sumpah.

"..Eli Eli lama sabachthani. Darahmu adalah darahku; darahku adalah darahmu. Darah yang memasuki tubuh untuk memuaskan rasa hausku; Yonder God dari surga, membebaskan aku dari salib ini; saat penebusan akan segera tiba!"

Mode Anti-Drac Anti-Vampir, diaktifkan.

Seketika, setiap orang yang ada mendengar sebuah suara, yang semua orang kenal, namun biasanya tidak sadar.

Terutama suara keras dari detakan jantung tanpa akhir.

"Menyingkir."

Saat Baron menyadari ini adalah suara Hisui dibelakangnya, dia telah melayang.

Ketika tubuhnya menghantam dinding dengan keras, dia menyadari bahwa dia telah ditendang.

Mustahil.

Bukan seorang manusia buatan tetapi seorang manusia biasa, dan bahkan seorang manusia di ambang kematian pada saat itu.

Tetapi kenyataannya sangat keras dan tanpa ampun.

"Mundur, Rushella."

Mendengar dia memanggil namanya, Rushella menatap kosong pada Hisui. Wajahnya masih tetap benar-benar tanpa warna. Tapi dia bukanlah dia yang biasanya.

Leher yang terbuka dengan lepasnya perban, meninggalkan jejak penghisapan darah, bahkan daging yang terkoyak oleh taring telah beregenerasi.

Tetapi disekitar leher putih tersebut ada lambang hitam yang menyerupai bentuk duri.

Dikelilingi oleh duri-duri itu, leher tersebut tampak seperti melarang semua kontak dan menolak tindakan penghisapan darah itu sendiri.

Bekas luka yang berada ditengah dadanya bersinar dengan cahaya merah melalui pakaiannya!

"Siapa kau!?"

Dihadapkan dengan pertanyaan Baron, Hisui dengan ringan membelai bekas luka didadanya.

"Ini adalah konstitusi milikku... tidak berubah menjadi vampir tak peduli seberapa banyak darah yang terhisap, jika aku mati karena penghisapan darah, itu sia-sia saja. Karena, di ambang kematian karena kehilangan darah, secara otomatis menjadi seperti ini."

Draculea V01 - 236.PNG

Memang— itu menjadi seperti ini. Untuk melindungi diri dari taring vampir.

Meskipun lahir sebagai manusia, eksistensi yang bisa menentang para vampir.

Dengan cepat memulihkan luka, kekebalan terhadap vampir, konstitusi semacam inilah.

Yaitu, Anti-Drac.

Eksistensi yang bertentangan dengan vampir. Nemesis seorang vampir.

Ada diantara takdir merah.

Iscariot.

Tepatnya karena konstitusi ini, dia takut bahwa Rushella mungkin menghisap terlalu banyak darah.

Karena dia tidak mau menyakitinya.

"Mungkinkah, kamu memintaku untuk meminum darahmu untuk menjadi seperti ini...?"

"Kehilangan darah sulit untuk dikendalikan. Jika aku melakukannya sendiri, siapa yang tau seberapa banyak usaha yang aku butuhkan jadi aku memintamu untuk menghisapnya. Aku percaya padamu, bahwa kamu akan berhenti sebelum aku mati karena kehilangan darah."

"Idiot...!!"

Rushella sambil menangis memukul dia tetapi wajahnya tersenyum.

"Aku sudah mengatakan sebelumnya. Di saat-saat kritis, kekuatan tertentu akan bangkit dalam tubuhku."

Hisui menatap Baron lagi.

Dia juga menatap Hisui, menggertakkan gigi.

Manusia tak mungkin memiliki tubuh semacam itu — dia terus mengulangi ini dalam pikirannya.

Tetapi kenyataan memang kejam, manusia yang menjungkirbalikkan akal sehat vampir tengah berdiri didepannya.

Dia saat ini berada dalam ketidakberuntungan — oleh karena itu, dia memutuskan untuk menggunakan Reina yang telah dia persiapkan untuk situasi semacam ini.

Ketika dia melihat Reina, dia menemukan orang lain berdiri disamping Reina yang telah dia gunakan.

Kariya Eruru.

Rencana Hisui sebelumnya adalah untuk memprioritaskan Eruru melindungi Reina si manusia biasa.

Ketika kebangkitan Hisui mengalihkan perhatian Baron dari Reina, saat itu Eruru memasuki gudang.

"Kau...!"

"Kau tau keahlian menambakku, kan? Meleset adalah mustahil. Selain korban yang malang ini, silahkan maju dan mencari tameng daging. Bagaimanapun juga, kau tidak akan mati karena satu atau dua peluru."

Eruru berbicara dengan dingin, mengeluarkan senjata yang tidak sesuai dengan fisik mungilnya, dan mengarahkan pistol suci Argentum pada mantan bawahannya.

"...kau memang tangguh, Nona Konsultan. Kau tidak berpengalaman seperti yang kau pikirkan. Meskipun kau bisa benar-benar tanpa belas kasihan terhadap vampir, kau tak bisa melakukannya pada manusia. Oh yah... bagaimanapun juga, kau hanya si palsu yang kotor, tak ada yang mengejutkan."

"..."

Eruru tidak goyah. Namun, kekuatan jarinya yang ada pada pemicu tersebut meningkat.

"Jadi... kau tak bisa menembak bocah sialan itu, kan?"

Baron bergerak.

Eruru menekan pemicu tanpa keraguan.

Suara tembakan. Sama seperti yang dia peringatkan, peluru tersebut menembus bahu kanan Baron.

Baron menahan sensasi terbakar dari rasa sakit suci, merasa ada kesempatan kemenangan.

Ini tidak apa-apa, selama jantung dan otakku tidak tertembak, itu bukanlah masalah.

Meskipun tubuhnya tertembus menyakitkan, dengan adanya peluru perak bersarang didalam tubuhnya akan menghasilkan kerusakan yang lebih banyak.

Dia memaksa tubuhnya untuk bergerak. Setelah aku mencapai bocah sialan itu, jika aku bisa mendekati manusia itu!!

Baron menunjukan kemampuan penuh vampir dimalam hari dan dengan cepat memegang Hisui, menggunakan dia sebagai tameng menghadapi Eruru.

"Bagaimana, kau tidak bisa menembak sekarang, kan? Meskipun kau bertindak keras, kau tidak bisa membunuh manusia!"

Seolah-olah menegaskan kata-katanya, Eruru membuat membuat ekspresi bermasalah dan merendahkan pistolnya.

Baron tersenyum bangga dan menyerang leher Hisui dengan taringnya lagi!

"Tidak akan berubah menjadi vampir...!? Bagaimana bisa sesuatu yang sekonyol itu terjadi!? Aku akan menghisap lagi dan menjadikanmu pelayanku!!"

Dengan ini, aku memiliki kesempatan kemenangan. Membuat dia sebagai perisai daging, menggunakan dia sebagai umpan, ada banyak cara untuk menggunakan dia.

Meskipun Leluhur Sejati ada disini, itu memalukan untuk membiarkan dia lolos, tetapi aku hanya bisa menunggu saat-saat untuk kembali—

"Bodoh~"

"...eh?"

Dia tak bisa menghisap darah.

Taring — tak bisa bergerak. Tepatnya, dia telah merobek kulit, menusuk daging dan mencapai pembuluh darah.

Namun, sebuah tekanan kuat mencegah dia untuk melanjutkan. Pada memeriksaan lebih jauh, tak setetespun darah mengalir keluar dari luka Hisui.

"Mustahil... Kau!?"

Hisui tidak bergerak.

Yang bergerak adalah otot-otot platysma dan sternocleidomastoid.

Dengan kata lain, hanya melalui kekuatan otot, hanya dengan membuat kontak dengan otot-ototnya, dia telah memblokir gigi Baron.

"Apa—!?"

"Kau lupa tentang konstitusiku?"

Leher dengan lambang duri-duri tersebut secara fisik menolak penghisapan darah.

Anti-Drac.

Sesuai dengan namanya, ini benar-benar membuat penghisapan darah menjadi tidak efektif.

"Kishida, biarkan aku memberitahumu ini. Semua tindakanmu ada dalam perhitungan kami. Kami sudah merencanakan sebelumnya apa yang akan seorang vampir lakukan ketika terpojok. Sangat mudah untuk ditebak. Kau adalah orang yang jatuh kedalam perangkap."

Eruru mengejek.

Pergerakan Baron telah tersegel, wajahnya menjadi pucat.

Kemudian Hisui melakukan serangan balasan.

"Rushella!!"

Mendengar namanya dipanggil, Rushella memahami maksud Hisui.

"Cepat jauhkan mulut kotormu dari pelayanku!!"

Rushella meraung marah, mengambil pedang dari lantai dan melemparkannya pada jantung Baron.

"Ah—!!"

Baron memuntahkan darah segar. Karena rasa sakit tajam dari jantungnya yang tertusuk, dia terhenti selama beberapa detik.

Hisui tidak melewatkan kesempatan tersebut, merenggangkan otot lehernya, dia melepaskan Baron dan menendang ke belakang, menciptakan beberapa jarak untuk melepaskan gerakan penghabisan terakhir.

"Hi-kun!!"

Dijatuhkan oleh Baron sebelumnya, Mei memanggil.

Setelah dia pulih, dia secara diam-diam bergerak ke Tzara Blade yang tertanam di lantai.

Misinya yang sebenarnya adalah untuk menekan Baron serta memindahkan senjata Hisui yang berat.

"Tangkap!"

Mencabut salib raksasa yang megah tersebut, dia menggunakan kekuatan bawaannya untuk melemparkannya pada Hisui.

"Bagus."

Bagian melingkar di pusat Tzara Blade sangat sempurna untuk tangan kanan Hisui. Seketika, lambang berduri muncul diseluruh tangan kanan Hisui dan secara sementara meningkatkan kekuatannya.

Seolah-olah dilengkapi dengan perisai berbentuk salib, digunakan sebagai senjata berbilah, itu akan seperti shuriken, tangan kanan Hisui telah bertransformasi menjadi persenjataan anti-vampir menggabungkan penyerangan dan pertahanan.

Hanya melihat kilau perak brilian tersebut sudah cukup untuk membuat Baron kehilangan kehendak untuk melawan.

Sosok salib tersebut menyengat matanya, menghentikan seluruh fungsi tubuhnya termasuk regenerasi.

Semuanya adalah untuk saat-saat ini — untuk menggunakan senjata anti-vampir yang paling efektif untuk memusnahkan dia selamanya.

"Hentikan...!! Aku telah salah..."

"Oh~ terserahlah."

Hisui berbicara benar-benar tanpa antusias.

Dia merasa bosan setengah mati dari lubuk hatinya dan mengatakan dengan dingin.

"Semuanya akan dilunasi oleh darahmu."

Dengan kilatan perak, dia dengan anggun memenggal leher Baron.

Bilah tajam tersebut kemudian berbalik kearah tubuh yang telah terpenggal dan menusuk jantungnya tanpa ragu-ragu.

Memenggal kepala, menusuk jantung, dengan setia menciptakan kembali legenda kuno ini, seluruh tubuh Baron langsung berubah menjadi abu.

Tubuh tersebut dengan cepat runtuh dan lenyap selamanya tanpa jejak.

"Kerja bagus!!"

Rushella berlari mendekat dan bersorak sukacita.

Kemudian Hisui runtuh dipayudaranya.

"Ah, hei, apa yang kamu lakukan!?"

Hisui tak bergerak, sama seperti sebelum dia bangkit... tidak, wajahnya bahkan lebih pucat daripada itu, dia dalam keadaan koma sepenuhnya.

"Ini buruk... syok sepenuhnya telah terjadi. Dia butuh transfusi darah secepatnya..."

Eruru menyadari kondisi Hisui dan segera mengambil tindakan.

"Bisakah dia diselamatkan!?"

"Kita harus memindahkan dia dengan segera. Tolong bantu aku!"

Kemudian Hisui dipindahkan dari gudang tersebut.

Fajar hampir tiba.

Waktu siang hari milik manusia akhirnya datang, tetapi anak laki-laki yang diawasi oleh para gadis masih terus berada pada perbatasan hidup dan mati.


Sebelumnya Bab 5 Kembali Ke Halaman Utama Selanjutnya Epilog