Silver Cross and Draculea (Indonesia):Jilid01 Bab4

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Chapter 4 - Seseorang yang di Korbankan[edit]

"Jadi pada dasarnya, Hi-kun, kamu melakukannya dengan si Leluhur Sejati amnesia itu sehari sekali?"

"Bisakah kamu tidak mengatakannya dengan cara yang aneh seperti itu? Aku hanya mendapati darahku dihisap, oke? Itu tidak menyenangkan sama sekali, oke!?"

"Melakukan itu, kan? Lalu tentang anak itu, apa kamu sudah menemukan masalahnya?"

"...tak ada petunjuk sejauh ini. Aku mohon padamu, bisakah kamu menggunakan deskripsi yang berbeda...."

Seusai sekolah, Hisui berbaring dimeja ruang kelas dengan lesu.

Teman sekelas telah pergi dan ruang kelas tak ada siapapun selain dia dan Mei disampingnya.

Setelah akhir pekan, beberapa hari telah berlalu. Rushella mulai bersekolah secara resmi. Hisui hampir tidak berinteraksi dengan teman sekelas yang lain tetapi sering berbicara dengan Mei seperti ini.

Selama percakapan hari ini, Hisui mencoba meminta pendapatnya tentang asal-usul Rushella tetapi Mei dan 'ras'-nya tidak begitu banyak tahu tentang vampir.

"....darimana sih gadis itu muncul?"

Menggunakan akhir pekan, Hisui mencari asal-usul Rushella dengan setiap makna yang tersedia untuk dia tetapi masih tak memiliki petunjuk saat ini.

Dia mencoba pergi ke hutan dimana dia terbangun. Karena tak ada tanda-tanda orang disana, seseorang tidak bisa mengharapkan saksi. Hisui telah mengkonfirmasi posisi peti mati tersebut dan ada tanda-tanda yang jelas dimana itu telah diletakkan tetapi tidak menghasilkan petunjuk kapan itu ditempatkan disana.

Hisui mencoba mendapat kepastian koin emas milik Rushella di sebuah toko barang antik tetapi terlepas dari fakta bahwa itu adalah koin emas asli, tak ada yang diketahui, periode waktu, negara atau wilayah, tidak ada apa-apa. Menurut pedagang barang antik tersebut, mungkin itu hanya dibuat tetapi tidak pernah digunakan dalam sirkulasi.

"Sehingga akhir pekan berakhir sia-sia seperti itu. Aku menghabiskan hari liburku yang berharga untuk kesia-siaan."

"Oh sayang, tetapi bukankah kamu cukup senang untuk berjalan-jalan dengan dia. Ketika anak itu mencoba pakaian, kamu mengkomentari 'itu terlihat bagus', kamu bahkan mengunjungi sudut pakaian dalam bersama dengan dia."

"Tidak, itu hanya dia menarik aku untuk membeli kebutuhan sehari-hari dan pakaian.... Aku sudah membelikan itu untuk dia, tetapi dia masih memakai kemejaku di rumah... Hei, bagaimana kamu bisa tahu!?"

"Aku sedang membeli lemari musim semi ketika aku kebetulan melihat kalian. Kemudian aku mengikuti dan mengawasi kalian."

"Apa maksudmu 'mengikuti dan mengawasi'!? Jangan berbicara mudah seperti seorang penguntit seolah-olah itu wajar!"

"Jangan meremehkan aku. Leluhurku selama beberapa generasi semuanya adalah penguntit profesional. Untuk balas dendam, itu berarti mengikuti si pencipta dengan erat. Jika kemampuan ini digunakan untuk cinta, bisakah kamu membayangkan konsekuensinya?"

Hisui tidak ingin membayangkan sama sekali.

Berdasarkan pada ending dari novel aslinya, bahkan jika dia melarikan diri ke Kutub Utara, dia kemungkinan besar akan mengikuti.

".... Itu rasanya seperti kamu lebih dan lebih melenceng dari seorang gadis SMA."

"Oh sayang, apa kamu mengatakan aku memiliki masalah disuatu tempat?"

Mei membawa wajahnya mendekat.

Berkat dua kancing paling atas seragamnya terbuka, belahan dari payudara besar milik Mei dan bra-nya yang berwarna pink memasuki pandangan Hisui.

Dia adalah seorang gadis yang menyaingi Rushella dalam kecantikan, ini adalah bagian yang terburuk.

Sejujurnya, jika Mei mengerahkan semuanya, Hisui tak punya kepercayaan diri apakah dia bisa menolak "pembuatan bayi" nya.

Hisui memerah dan memalingkan pandangannya, kemudian sang penyelamat yang tak terduga datang.

"Mari kita pulang.... Hei, kenapa kau disini!?"

Melihat Mei, Rushella menggernyit dan mendekat.

Dia mengenakan seragam yang sesuai selama akhir pekan. Tanpa payung itu, dia kemungkinan terlihat seperti seorang siswa SMA yang sangat tepat.

"Kemana aku pergi adalah kebebasanku kan? Sebelum aku mendapatkan Hi-kun, aku tidak akan pergi!"

"Apa itu Hi-kun?"

"Hisui, jadi Hi-kun. Paham? Juga, suatu hari, aku akan memanggil dia Hiihii ♪"

"Sudah pasti tidak."

Meski Hisui protes terhadap nama panggilan aneh ini, Mei tidak tampak dia akan menariknya kembali.

Dia terlihat sangat yakin akan kemenangan dan berjalan kearah Rushella.

"Tak peduli bagaimana kamu berdandan, itu percuma. Seorang vampir hanya harus tidur dengan patuh di peti mati sampai malam tiba, kan?"

"Kau boneka palsu sama saja, berdiri saja dengan tenang dan bertindak sebagai bagian dari dekorasi, oke?"

Kedua gadis berhadapan, pertarungan akan terpicu.

Sesaat kemudian, keduanya mengatakan "Hmph" dan berjalan melewati satu sama lain.

Mei pergi kearah pintu keluar ruang kelas dan meninggalkan kata-kata peringatan.

"Kamu sebaiknya berhati-hati, Hi-kun. Bahkan jika kamu bisa menjaga rahasia konstitusimu dari manusia lain, jika kamu terus bersama seorang vampir, kamu akan diperlakukan sebagai salah satu dari jenis mereka."

".... Mungkin."

Anak laki-laki tersebut yang dibesarkan oleh seorang vampir menatap kosong dalam respon, melihat Mei pergi.

Rushella berjalan kearahnya dan menghalangi pandangannya.

"....Apa?"

"Kamu, umm... kamu suka tipe wanita seperti itu?"

"Siapa yang akan suka seorang wanita yang tiba-tiba menekanmu kebawah... dia hanya mengincar tubuhku sepenuhnya. Hanya tubuh. Itu hubungan yang mengerikan antara dua jenis kelamin, aku tidak suka...."

"Sungguh... kalau begitu bagus. Ayo kita pulang."

Rushella mengangguk puas dan mendesak Hisui untuk kembali.

Sesaat setelahnya, keduanya keluar gerbang sekolah dan berjalan pulang.

"Ngomong-ngomong, apakah kamu bergabung dengan salah satu 'klub'?"

Rushella pasti bertanya karena dia menghadiri pertemuan pengenalan klub. Itu adalah pertemuan dimana para senior memperkenalkan klub-klub pada para siswa baru.

Minat Hisui adalah nol, sehingga dia menjawab sepenuhnya tanpa antusias.

"Tidak, jika ada, aku akan ikut dalam klub langsung pulang."

"Apa itu? Mereka tidak menyebutkan itu hari ini!?"

"Aktivitas yang terdiri dari ini : setelah hari melelahkan dari pelajaran, untuk menyanyikan pujian pada musim semi dari masa muda setelah sekolah. Masalah terbesar adalah biasanya guru wali kelas berbicara sampah terlalu banyak selama pelajaran wali kelas sebelum pergi. Hal ini sebagian besar karena kepribadian si guru wali kelas. Aku rasa aku beruntung karena wali kelas kita jauh lebih pendek daripada kelas-kelas lain."

"Pada dasarnya, kamu bermaksud untuk langsung pulang. Jangan hanya terus mengoceh tanpa henti."

"Kamu mengerti sekarang."

Rushella secara bertahap memperoleh akal sehat modern dan itu semakin dan semakin sulit untuk dia.

Meskipun dia masih memiliki kesulitan dengan belajarnya, mangatasi itu mungkin hanya masalah waktu.

"Para guru mengatakan bahwa beberapa hari berikutnya mengijinkan waktu berkunjung bagi kita untuk dengan bebas mengamati 'klub'... apa kamu pergi?"

"Aku tidak tertarik. Eh, menilai dari nadamu... apa, kamu mau pergi?"

"Aku hanya mau melihat-lihat. Umm, orang-orang itu yang tertarik pada 'klub', mereka semua terlihat begitu antusias. Aku hanya ingin tahu... apa itu."

Meskipun dia berusaha untuk terdengar acuh tak acuh, Rushella tidak bisa menyembunyikan rasa ingin tahu dan ketertarikannya yang besar pada kehidupan klub.

Bagaimanapun juga, sekarang dia memiliki makanan dan tempat tinggal tertutup, dia menjadi tertarik pada segala macam hal.

Dalam kehidupan sekolah, dia tampaknya memiliki kegiatan klub yang ditargetkan. Tapi bagi seorang vampir...

"Tapi, umm... kamu adalah seorang..."

"Aku tahu. Hal-hal diluar ruangan tidak bagus. Atau, apapun yang berhubungan dengan olahraga tidak bagus. Setidaknya aku tahu itu."

Vampir dan manusia. Perbedaan kemampuan fisik sangatlah jelas bahkan selama siang hari ketika aktivitas seorang vampir sangat ditekan. Jika Rushella bergabung dengan kegiatan klub manusia, ini saja sudah sebuah kecurangan.

"Jadi... yang budaya. Mau... lihat?"

"Tentu, tunjukan jalannya."

Rushella tersenyum senang dan memeluk lengan Hisui.

"A-Apa yang kamu lakukan!?"

"Huh? Mengawal tuan adalah tugasmu, kan?"

"Umm, yah, kita sudah meninggalkan sekolah hari ini, bagaimana kalau besok..."

"Tentu."

Meskipun Rushella setuju, dia tidak melepaskan lengan Hisui.

"Katakanlah, Rushella-san?"

"Apa?"

"Itu, ummmm...."

Tubuh Rushella menyentuhnya, seperti, payudaranya, payudaranya, payudaranya serta payudaranya atau seperti itulah.

"Apa, bukankah anak laki-laki dan perempuan berjalan-jalan seperti ini? Lihat, semua orang di sekeliling melakukan ini."

Semua orang dalam bidang pandang Rushella adalah pasangan. Kerena mereka sedikit jauh dari sekolah, dekat stasiun kereta, ada banyak pasangan intim berpegangan tangan di sekeliling.

Hisui awalnya ingin memberi tahu dia kebenarannya, tapi untuk menghindari Rushella memasuki mode tak masuk akalnya, dia menyerah.

Ojou-sama ini begitu arogan dan angkuh namun benar-benar rentan di area ini.

Hanya mengenakan sebuah kemeja atau berbalut handuk mandi sepanjang waktu dirumah, tetapi jika Hisui menunjukkan itu padanya, dia akan segera memerah di wajah dan bahkan menjadi kasar.

Untuk menghindari bencana yang tidak perlu, Hisui terus berjalan dengan lengannya di lengan.

Motif tersembunyi... tentu saja bukan.

"Ah... aku harus belanja. Susu telah habis."

"Ya, beli daging juga. Jangan lupa wine merah."

"Tidak membeli keduanya. Terutama wine."

"Apa masalahnya!? Masakanmu tidak buruk tetapi terlalu polos. Aku mau makan sesuatu yang sedikit lebih berdarah...."

Bagaimanapun juga sebagai seorang vampir, diet Rushella kebanyakan terdiri dari daging. Bukan hanya dia suka daging, tetapi dia juga menyukainya setengah matang. Mungkin karena darah, dia menyukai segala macam produk susu. Juga, makanan penutup dan manisan.

Dia juga memiliki ketertarikan pribadi yang tidak biasa pada wine merah. Hisui secara alami melarangnya dan saat ini menggunakan jus anggur sebagai pengganti.

"Kita makan ikan panggang hari ini. Oh, aku sebaiknya membeli beberapa lobak untuk dipotong-potong."

"Kalau begitu biarkan aku minum darah yang bagus. Aku tidak minum pagi ini."

"Kamu adalah orang yang ketiduran. Tapi bagiku, aku berterimakasih pada langit."

"Menawarkan darah untukku adalah tugasmu. Bahkan jika itu aku, aku akan menyerang manusia tanpa pandang bulu jika aku tidak bisa menekan dorongan, kamu tau?"

Kalimat sederhana ini membuat wajah Hisui menjadi suram.

"Benar... itu benar, aku tau itu."

Dia mengerti. Itulah vampir.

Hisui menunjukkan ekspresi paham dan Rushella melepaskan lengannya dan berkata,

"Kamu hanya perlu menawarkan darahmu padaku dengan patuh."

"Itu tidak menyenangkan sama sekali. Dan tak peduli berapa kali kamu melakukannya, kamu masih begitu ceroboh..."

Hisui dengan panik menutup mulutnya.

Dengan takut-takut dia memandang Rushella... Tetapi sudah terlambat, dia sudah menggigit bibirnya, memelototi Hisui.

Sejak hujan itu, hal ini adalah hal yang tabu.

Meskipun dia sangat ceroboh dalam kenyataannya, tetapi Hisui telah menahan diri dari mengatakan itu karena pertimbangan untuk Rushella... tetapi lidahnya tergelincir pada akhirnya.

"... Mari kita pulang."

"Ummm....."

"...setelah aku memiliki ingatanku, pasti..."

Rushella berbicara dengan marah dan tiba-tiba mempercepat langkahnya.

"Hei, tunggu....!"

Sebelum Hisui bisa mengejar, Rushella telah hilang dalam pandangan.

Tapi Hisui masih ditekan kekhawatiran. Meninggalkan jalan utama, dia memasuki sebuah gang kecil.

Saat dia berhenti dan mencari tanda-tanda Rushella, sebuah mobil hitam mewah berhenti disampingnya.

Pada saat yang sama, pintu pengemudi terbuka dan seorang pria tinggi keluar.

"Kau Kujou Hisui, kan?"

Berpakaian hitam termasuk dasi hitam, nuansa hitam, setelan hitam --- serba hitam seperti film.

Dia membawa koper kulit berwarna hitam. Terlepas dari wajahnya, semuanya serba hitam.

Wajah tampan, dia tampak cukup matang dan stabil, mungkin berusia tiga puluh atau lebih. Rambutnya dibelah sedikit menyamping dan menempel erat di kepalanya, memberikan sebuah kesan yang sangat kurang dalam individualitas.

"... Itu aku, ada apa?"

"Tolong ikut aku."

Hisui menjawab dengan kewaspadaan.

"...apakah ada masalah?"

"Aku akan menjelaskan padamu nanti."

Mengatakan itu, pria itu dengan kejam memukul Hisui di usus pada saat yang sama.

"Urghh...."

Hisui kemudian menerima pukulan karate di bagian belakang kepalanya.

Kedua hit combo tersebut menyebabkan Hisui segera tak sadarkan diri. Pria itu dengan cekatan mengambil Hisui dan melemparkan dia kedalam mobil.

Mobil tersebut dinyalakan dan meninggalkan tempat kejadian tanpa jejak.

Namun --- ada satu orang lagi di tempat kejadian, menyaksikan semuanya.

※※

"...katakanlah, apa kalian puas sekarang~~ penculik?"

Beberapa jam setelah adegan penculikan yang tiba-tiba, Hisui berteriak marah.

Dia saat ini berada di sebuah ruangan yang remang-remang.

Ada meja dan banyak buku dan dokumen. Mungkin sebuah kantor disuatu tempat.

Didepan matanya mungkin meja dari semacam administrator.

Tapi ada siku diatas meja, merebahkan kepalanya di tangannya, orang yang duduk didepan meja tampak tidak sesuai dengan lingkungannya.

"Istilah penculik itu sedikit berlebihan. Kujou Hisui-san?"

Suara yang berbicara pada Hisui terdengar sangat muda dan manis.

Duduk di kursinya, orang yang pas dengan suara itu dan adalah seorang gadis halus dan mungil.

Dia tampaknya sekitar usia dua belas atau tiga belas, mengenakan kacamata berbingkai setengah. Kemeja berenda membawa suasana dari seorang gadis. Wajah cantiknya seperti boneka.

"Menggunakan cara kasar seperti itu untuk membawa aku kesini, aku tidak berpikir ada kata lain yang lebih sesuai daripada penculik untuk menggambarkannya, kan?"

"Aku disisi lain percaya kami melindungimu."

"Siapa yang tau. Selain itu, ada apa dengan serangkaian adegan tak terjelaskan itu!? Sebuah permainan hukuman!?"

Hisui secara alami marah.

Sebelum dibawa ke ruangan ini, dia telah menderita banyak perlakuan tak masuk akal.

Pertama sampel darahnya diambil kemudian kepalanya ditenggelamkan dalam wadah perak berisi air.

Kemudian dia dipaksa menguyah bawang putih mentah, setelah menguyah dia langsung mendapati sebuah salib ditekan pada wajahnya.

Tepat saat dia mencapai akhir dari kesabarannya, pandangannya ditutupi oleh sebuah kantong transfusi darah.

"Apa kamu mau minum?"

Dia bahkan ditanyai pertanyaan semacam itu.

Draculea V01 - 138.PNG

Secara alami, Hisui tak punya keinginan untuk meminum sehingga dia hanya menggelengkan kepalanya dalam keterkejutan. Orang itu menuangkan isi kantong tersebut ke dalam gelas wine besar seolah-olah berkata "Jangan malu-malu, silahkan saja."

"Tidak, aku sudah bilang aku tidak haus."

...Setelah dia menolak, kemudian datanglah sejumlah prosedur yang tak bisa dimengerti, akhirnya dia dibawa ke ruangan ini. Ngomong-ngomong, tangannya saat ini masih diborgol sehingga dia masih belum bebas.

"Apa-apaan ini... Hei, apa yang coba kau selidiki tentang aku?"

"Kau masih belum menyadari? Ini hanya pemeriksaan yang sangat biasa. Pemeriksaan untuk meihat apakah kau seorang vampir atau seorang manusia normal."

Gadis tersebut berbicara dengan dingin, mengambil data ditangannya untuk dibaca.

"Untungnya, kamu telah lulus semua tes. Sungguh bagus, kau masih seorang manusia."

"Aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan."

Masih marah, Hisui tidak menahan kata-katanya. Gadis tersebut menyipitkan matanya dengan tidak senang.

"Kishida."

Berdiri disamping, seorang pria mengangguk. Berjalan ke arah Hisui, dia menyerahkan sebuah kartu nama.

Orang ini adalah pelaku yang menculik dia ke tempat ini. Hisui menyadari itu kemudian menyambar kartu nama tersebut dari dia.

"....Metropolitan Police Departement Supernatural Investigations Section Special Consultant... Kariya Eruru... Apa-apaan ini?"

"Tepat seperti yang dikatakan kata-kata itu. Sebenarnya, aku bukan seorang pegawai sipil. Tetapi karena pengetahuan dan prestasiku, aku di rekrut sebagai seorang ahli. Keahlianku terletak pada vampir. Senang bertemu denganmu."

Eruru berbicara dengan poker face.

Jelas-jelas memiliki nama dan wajah yang cantik seperti itu, namun perilakunya sepenuhnya tidak cantik sama sekali.

"Sepertinya aku pernah membacanya dalam fitur laporan pada legenda perkotaan sebelumnya... seperti sebuah tim investigasi khusus untuk memecahkan kasus-kasus yang tidak jelas?"

"Itu pekerjaan polisi normal. Pekerjaan kami adalah untuk menyelidiki kasus-kasus yang disebabkan oleh entitas supranatural. Dan berurusan dengan pelakunya. Seperti 'pemeriksaan' tadi yang kau terima, kau mungkin mengerti kau sedang dicurigai apa? Jangan berpura-pura bodoh, Kujou-san."

Eruru seperti boneka Perancis, matanya yang besar berkilauan menatap Hisui saat dia berbicara.

Menilai dari gelar konsultan khusus, umurnya dan apa yang dia katakan, dia bukan seorang anggota resmi dari polisi. Tetapi tatapan tajamnya tidak kalah dengan seorang interogator yang berpengalaman.

"....fitur laporan tersebut juga membicarakan tentang polisi khusus yang memecahkan kasus-kasus yang tidak bisa dijelaskan oleh ilmu pengetahuan. MPD memiliki kantor bawah tanah atau pertemuan menyeramkan di ruangan pertemuan yang remang-remang? Kau termasuk dalam jenis ini? Sebuah organisasi yang terhitung sebagai bagian dari MPD?"

"Kami cabang rahasia. Bagaimanapun juga negara tidak bisa mengakui eksistensi dari entitas supranatural pada masyarakat umum. Namun, ini adalah kebenaran. Mahluk supranatural menjelajahi tempat adalah sebuah krisis bagi negara. Para vampir, bahkan lebih, lebih buruk menjadi yang terburuk, itu bisa mempengaruhi martabat warga negara. Untuk tujuan ini, mereka harus dipantau sesegera setelah mereka ditemukan. Jika korban muncul, mereka harus dikarantina dengan segera dan dilindungi. Sama sepertimu."

"Aku paham sekarang... jadi sepertinya kalian mengetahui tentang Rushella. Aku tak pernah berpikir aku bisa menyembunyikan dia selamanya... tapi tak terpikir kucing itu keluar dari kantong begitu cepat."

"Seorang kolaborator memberitahu kami. Karena sifat organisasi kami, kami memiliki kolaborator tersebar dimana-mana."

"...."

Hisui merasakan keringat mengganggu di wajahnya.

Meskipun dia bisa menebak, dia masih bertanya.

"...si kolaborator... siapa?"

"Sudou Mei."

"Si jalang informan itu!!"

Hisui merasa lelah.

Suatu jenis perasaan bahwa dia tak bisa mempercayai siapapun.

Dan Eruru berbicara dengan dingin seakan menghina.

"Kenapa kau berpura-pura terkejut seperti seorang idiot? Melindungi warga dari entitas supernatural adalah tugas kami. Menerima informasi tentang mahluk non-manusia seperti yang diharapkan, kan?"

"Uh, cukup adil... tapi, apa artinya kata kolaborator?"

"Persis seperti yang dikatakan, tujuan jenis mereka adalah untuk menjadi manusia, maka mereka menanggung manusia tanpa niat buruk. Para vampir berbeda. Jadi secara alami, kami bersekutu dengan jenis Mei terlebih dulu. Untuk membiarkan mereka menjalani kehidupan manusia normal, kami membantu mereka membangun catatan publik dan pendaftaran kelahiran dan lain-lain. Kemudian sebagai balasan, mereka membantu kami dalam misi kami. Apa ada masalah dengan itu?"

"....aku tak ingin mengatakan apapun saat ini."

"Kenapa kau begitu depresi? Dia hanya melakukan tugasnya. Ini adalah apa yang dimaksud melakukan apapun demi umat manusia. Seorang manusia buatan bertindak lebih manusia daripada kau. Apa kau tidak malu pada dirimu sendiri?"

Kata-kata Eruru sangat tidak berbelas kasihan.

Garam telah ada di lukanya, Hisui dengan hampa berbicara kebenaran yang dia sadari.

"...itu karena laporan Sudou bahwa aku dicurigai sebagai korban disisi vampir, kan?"

"Sudah jelas. Namun, tidak semudah itu untuk membedakan manusia biasa dari vampir dan manusia dalam proses berubah menjadi vampir. Pemeriksaan rumit dibutuhkan."

"Benarkah? Aku pikir itu mudah mengatakan perbedaannya."

"Alaminya seorang manusia sepertimu dengan pengetahuan yang setengah-setengah tidak akan tahu. Para vampir telah beradaptasi dengan baik pada masyarakat manusia. Aku pikir bahkan seseorang sepertimu akan tau bahwa mereka takut sinar matahari. Tapi sekarang ini, terdapat perantara pemblokir cahaya yang khusus yang bisa diterapkan pada kulit untuk bisa melewati itu."

"Tapi obat itu tidaklah sempurna. Setelah menggunakan itu, kulit terlihat berkilau dan mudah untuk dilihat. Bahkan pengobatan kelas tinggi yang tak bisa dilihat dengan mata telanjang, bisa dengan mudah dilihat melalui sentuhan. Juga, perantara pemblokir cahaya hanya bekerja untuk satu hari paling bagus. Lupa menerapkan kembali itu sangat fatal dan tidak bisa terlalu diandalkan. Persiapannya juga merepotkan. Mengatasi kelemahan sinar matahari adalah sebuah mimpi. Jika mereka ingin berjalan di siang hari, menggunakan sebuah payung akan lebih praktis."

"...kau benar-benar mengerti cukup dalam."

Wajah Eruru berubah, saat itu Hisui menyadari dia salah berbicara.

Dia cukup berpengetahuan di area ini tetapi itu akan mencurigakan jika ditemukan. Itu sebabnya dia selalu berusaha menghindari orang lain untuk tau.

"Aku hanya mendengar itu dari seseorang secara kebetulan. Tetapi dalam hal pengujian, bukankah tes darah sudah cukup? Ada apa dengan semua prosedur-prosedur itu?"

"Itu adalah prosedur yang paling efektif. Tes darah adalah untuk memahami kondisi kesehatanmu. Setelah tergigit oleh seorang vampir, darah seseorang secara bertahap berkurang dalam volume dan proporsi dari segala macam perubahan struktur."

"Lalu membandingkan darahku dengan darah vampir, bukankah semuanya jelas?"

"Diamlah, amatir bodoh. Struktur darah seorang vampir dan darah manusia benar-benar identik. Jika kau dipaksa membedakan mereka, hanya cara okultisme yang bisa digunakan."

Eruru mengeluarkan suara "hmph" dan menjejek kebodohan Hisui.

Namun, secara alami Hisui mengetahui pengetahuan tingkat ini. Dia berpura-pura bodoh sebagai seorang amatir untuk mengkonfirmasi tingkat pengetahuan Eruru.

(Mereka menyadari bahwa esensi seorang vampir melampaui ilmu pengetahuan, huh... buruk, ini adalah seorang ahli yang sebenarnya.)

Hisui menghela nafas dan terus mempertahankan penampilan tanpa ekspresinya saat dia mengubah topik.

"...Umm, jadi tes itu memutuskan aku manusia?"

"Tepat. Hasil tersebut membuktikan bahwa kau sepenuhnya tak bersalah. Tapi sebagai hasilnya, berurusan dengan vampir itu harus ditunda."

Eruru berkomentar dengan marah. Nada suaranya membuat Hisui menyadari tujuannya yang sebenarnya.

Gadis ini serius berusaha untuk melenyapkan Rushella.

"...Jika aku menunjukkan bahkan jika hanya sedikit dari perubahan menjadi vampir, apa yang akan terjadi pada gadis itu?"

"Dibasmi. Itulah logisnya."

Nada suaranya mengatakan: pertanyaan bodoh apa yang kau tanyakan?

Dibalik kacamata manis ada sepasang mata permusuhan dan tekad yang tegas.

"Merenggut martabat manusia, hama kebencian. Itulah para vampir. Mereka ditolak oleh mandat surga. Menghancurkan mereka adalah untuk kebaikanmu sendiri. Jika kau belum berubah sepenuhnya menjadi seorang vampir, di zona abu-abu, maka kau masih bisa diselamatkan."

"...Sebaliknya, jika aku berubah menjadi seorang vampir sepenuhnya, membunuh dia berarti aku mati."

Karakteristik Vampir #5: ketika sang vampir tuan hancur, sebuah reaksi berantai menyebabkan semua pelayan untuk binasa juga. Dengan kata lain, satu kematian vampir menyebabkan orang-orang yang telah mereka jadikan vampir menjadi mati semuanya.

"Lalu apa? Daripada membiarkan hama hidup, kenapa tidak mati sebagai kontribusi pada dunia manusia? Menghancurkan bosnya secara otomatis menghilangkan para anak buahnya. Membuat tugas pembasmian hama menjadi sederhana adalah salah satu dari beberapa poin bagus para vampir."

Kata-kata Eruru benar-benar tegas.

Jika Hisui adalah seorang vampir, dia akan membunuhnya ditempat.

Karena manusia, Eruru mengampuninya.

Dalam proses perubahan, dia akan membantunya.

Para vampir akan dibasmi tanpa pengecualian.

Karena itu begitu sederhana, sudut pandangnya tak tergoyahkan.

"Bukankah tugas polisi untuk menyelidiki dan menangkap tersangka? Menghukum 'pelaku' tanpa sebuah pengadilan, apakah itu tidak apa-apa?"

"Kau berbicara tentang kasus manusia. Tapi kami berbeda. Selain itu, kami hanya bagian dari polisi untuk kenyamanan penyelidikan. Saat ini, karena peningkatan jumlah kasus didekat ibukota, kami bagian dari MPD. Jika dibutuhkan, kami bisa mengubah nama kami dan melaksanakan misi kami dibawah organisasi yang berbeda. Itu hanyalah untuk perlindungan."

Perlawanan adalah sia-sia, kami adalah organisasi diatas hukum, disetujui oleh negara --- terdengar seperti itulah kata-katanya.

Gadis mungil tersebut itu memberi intimidasi yang besar, menyebabkan Hisui untuk menghela nafas lagi dan lagi.

"...Aku paham. Tapi itu aneh. Aku bisa saja berada dalam proses perubahan, maka kau memiliki penghakiman dan melakukan tes dengan hati-hati. Tapi gadis itu, dia adalah seorang vampir sejati. Kenapa kau tidak memusnahkan dia? Kau memiliki peralatan anti-vampir, kan?"

Dihadapkan dengan pertanyaan Hisui, Eruru menyipitkan matanya.

Bahkan Kishida yang tanpa ekspresi disampingnya bereaksi dengan beberapa emosi.

"Aku pikir kau hanya seorang yang bodoh yang terpikat oleh kecantikan seorang vampir, tapi tak pernah menyangka kau benar-benar memiliki otak."

""Tak pernah menyangka" itu terlalu berlebihan. Jadi, kenapa begitu?"

"...Bahkan para vampir, jika mereka tidak membahayakan manusia, eksekusi mereka akan ditunda... karena ada orang bodoh yang percaya itu. Karena mereka terhitung sebagai humanoid, beberapa mempercayai itu. Namun, tipe manusia ini mungkin tergigit oleh vampir atau mungkin terjebak dibawah pengaruh dari mata mistik."

"Yang disebut pada garis keras dan konservatif. Tampaknya faksimu tidak begitu bersatu. Dengan kata lain, menghancurkan vampir dibutuhkan bukti dan prosedur yang tepat."

Hisui menunjuk dirinya sendiri.

Eruru mengangguk dengan ketidaksenangan.

Jika Hisui menunjukan sedikit gejala dari perubahan menjadi seorang vampir, Rushella pasti akan dihukum.

Tetapi Hisui 100% manusia.

Ini adalah sesuatu yang seharusnya menjadi perayaan terburuk tetapi karena Eruru kehilangan alasan yang sah untuk membasmi vampir, dia tampaknya cukup tidak senang.

"Jadi, sudah saatnya kau melepaskan aku kan? Baru saja kau buktikan, aku sepenuhnya manusia."

"Manusia untuk sekarang. Aku ingin bertanya padamu, manusia, kenapa menyembunyikan hama itu disisimu?"

"Dia memutuskan sendiri untuk tinggal di rumahku."

".... Aku tidak bisa mengerti. Seorang manusia dan seorang vampir tidak mungkin bisa memiliki sebuah hubungan tanpa penghisapan darah. Jelas-jelas kau tidak dikendalikan oleh mata mistik... Apa kau tergila-gila dengan penampilannya?"

"Mungkin. Tetapi dia hanya memperlakukan aku sebagai seorang pelayan. Bagaimanapun juga, dia tidak mengerti masyarakat manusia, dan dengan santai memerintah aku."

Hisui menyembunyikan poin kuncinya dan mendesak Eruru untuk membebaskan dia.

Sepertinya Mei tidak membeberkan konstitusinya pada pihak Eruru. Jika dia mengatakannya sekarang, dia mungkin akan dibedah. Oleh karena itu dia tetap diam tentang hal itu dan hanya membuat alasan untuk menutupi itu.

"Aku paham. Sehingga sebuah tujuan baru telah ditemukan tanpa nilai dari penghisapan darah. Kau pasti kesulitan."

Menambahkan komentar akhir, mata Eruru tidak menunjukan simpati sedikitpun.

Hisui awalnya bermaksud untuk tetap diam tetapi tak bisa menahan diri dari mengejek dia.

"Benar, kehidupan seorang siswa SMA sudah pasti sulit. Ya, seorang anak SMP tidak akan mengerti. Ah, atau mungkin bahkan bukan SMP? Siswa SD... ah, tetapi siswa SD modern seharusnya lebih berkembang...!?"

Sebelum dia selesai, Hisui mendapati pandangannya meredup.

Kemudian dahinya menghantam lantai.

Kemudian belakang kepalanya diinjak dengan kejam oleh sepatu.

Serangan terakhir datang dari omelan Eruru.

"Apa yang baru saja kau katakan, kau sampah manusia yang tak memiliki apa-apa selain penampilan, sepenuhnya melupakan martabat manusia?"

"Kau....!"

Eruru menginjak kepalanya.

Hisui teringat bahwa saat itu dia baru setengah dari apa yang dia katakan, Eruru telah berdiri.

Lalu... dia tidak bisa mengingat lagi.

Apa-apaan ini!?

Menerima sebuah tendangan, dia telah kehilangan keseimbangan... sesuatu seperti itu. Karena serangan tersebut sangat cepat dan akurat, tak ada yang tersisa dalam ingatan.

Hanya fakta tragis dari realitas dengan kepalanya jatuh ke lantai.

Pada suatu pose yang memalukan.

"Apa yang kau lakukan....?"

"Aku berada pada tingkat yang terpisah dari manusia sampah sepertimu. Kebodohanmu gagal untuk melihat bahwa kau di usia yang sama dengan aku."

"Eh, tidak mungkin!? Aku pikir paling-paling kau SMP...."

Hisui dengan kasar mengatakan pendapatnya, tetapi merasakan kakinya menginjak lebih keras. Ditekan pada lantai yang keras, mulutnya tak bisa berkata apa-apa lagi.

"Harap perhatikan nada suaramu. Aku sudah lulus dari universitas dan kemampuan fisikku juga melampauimu. Oleh karena itu, itu sebabnya aku telah dipekerjakan oleh MPD. Paham?"

Eruru berbicara saat dia menginjak keras dengan semua kekuatannya.

Darah dihisap oleh seorang vampir, ditekan kebawah oleh manusia buatan, ditendang oleh seorang loli.

Semua perlakuan tak adil ini telah terjadi padanya.

Nasib kemalangan perempuan, tidak mungkin.

"Seberapa malang kehidupanku yang aku dapatkan!?"

"Kehidupan malas dan polosmu benar-benar tak berharga dihadapan keamanan nasional."

"Itu tidak adil. Sebagai warga yang membayar pajak, aku setidaknya lepas dari bawah sepatu ini..."

Mungkin terguncang oleh pemandangan dari air mata Hisui, Eruru akhirnya mengangkat kakinya.

Hisui mendongak dengan susah payah. Karena semacam keniscayaan yang ditakdirkan, atau mungkin, posisinya yang sempurna, dia dengan jelas melihat bagian dalam rok dari gadis yang telah menginjak dia.

"Ah, itu putih."

"....!!"

Eruru dengan merah cerah diwajahnya dan menginjak wajah Hisui secara langsung.

"Ouch, apa-apaan ini!? Itu tak bisa dihindari!!!"

"Diam!! Orang-orang sepertimu yang dikendalikan oleh nafsu bejat tak peduli apa situasinya, adalah yang paling aku benci!!"

"Yah aku minta maaf, oke! Serius, sesuatu memasuki hidungku... sial, mimisan!"

Meskipun dia tidak terlalu terluka, hidungnya masih berdarah.

Memegang hidungnya, tangan Hisui menjadi merah dan darah menetes kelantai.

"Itu adalah hidangan penutupmu...."

Mungkin karena dia mulai berdarah, Eruru ketakutan. Dia bergumam pelan dan memalingkan pandangannya dari Hisui.

"Sheeesh, kau membuat aku tampak seperti aku bergairah terhadap celana dalam. Hei pria yang disana, punya tisu?"

Hisui meminta bantuan Kishida tetapi seperti Eruru, dia memalingkan wajahnya dan bertindak seperti dia tidak peduli.

"Bajingan tak berhati..."

"Cepat dan hentikan pendarahan tersebut, oke!?"

Eruru berteriak dan melemparkan tisu pada Hisui. Hisui menangkapnya dan mengusap tangannya dan darah disekitar hidungnya.

"...apa sudah berhenti?"

"Hampir."

Meskipun ada banyak pendarahan, itu dengan cepat berhenti. Ini adalah karena konstitusi khusus milik Hisui tetapi secara alami, Eruru tidak tahu.

Dia dengan panik membuka jendela dan ventilasi ruangan tersebut.

"Sungguh bau yang memuakan... jika kau seorang vampir, aku akan langsung membinasakanmu..."

"Jangan mengatakan sesuatu yang menakutkan."

"...ngomong-ngomong, pengumpulan bukti hari ini berakhir. Namun... apakah tidak apa-apa bagimu untuk kembali?"

"Huh?"

"Kau akan berakhir dengan darahmu dihisap setiap saat. Apa kau benar-benar baik-baik saja dengan kembali seperti itu? Jika kau mau, kami bisa melindungimu. Sampai kami membasmi vampir itu. Bagaimanapun juga, dia akan segera menunjukan taringnya terhadap manusia untuk mencari darah segar."

Eruru berbicara dengan penuh kepercayaan diri.

Mata tajamnya menunjukkan parasaan kasihan seperti melihat seekor anak anjing yang terkunci dalam kandang dengan binatang buas yang lapar.

Namun.

"Aku akan pulang."

Hisui berkata.

Tak seperti sebelumnya, dia berkata dengan tekad yang telah diputuskan.

"Kenapa?"

"Apa aku membutuhkan alasan untuk kembali kerumahku sendiri?"

"Apa kau percaya dengan tegas kau aman? Atau mungkin... vampir itu membuat janji tidak menghisap darahmu?"

"Ada apa dengan itu?"

"Bodoh. Tak ada yang lain menggambarkan ini. Aku tidak akan repot-repot berdebat denganmu. Pergilah, lain kali kita bertemu... kau mungkin bukan manusia lagi. Lalu kau akan menjadi target kami."

Eruru berkata dengan dingin, sedikit kasihan ada didalam suaranya.

"Mungkin."

Kishida memimpin jalan dan Hisui meninggalkan ruangan tersebut.

Setelah melihat pemandangan luar serta bagian dalam dari bangunan tersebut, hanya saat itu Hisui percaya kata-kata Eruru mengenai organisasinya.

Bangunan dia berada adalah kantor polisi terdekat, Seidou Police Station.

"Kalian benar-benar polisi... dunia ini pasti akan segera berakhir."

"Aku akan memberimu tumpangan."

Kishida memberi tawaran, Hisui dengan enggan masuk ke kursi penumpang depan.

"Gadis itu benar-benar bermusuhan dengan vampir... apa ada alasannya?"

"Aku tidak tau detailnya... Mungkin seorang kerabat korban? Bahkan tanpa itu, dia memiliki perasaan tanggung jawab yang sangat kuat terhadap misinya."

Pria ini tampak seperti tipe yang pendiam tetapi secara tak terduga menjawab pertanyaan Hisui.

Duduk di mobil dibawah langit malam, Hisui melanjutkan bertanya:

"Departemenmu, apa mereka mempekerjakan vampir?"

"...Kenapa kau bertanya?"

"Hanya ingin tau. Karena mereka mempekerjakan mahluk Frankenstein, kan? Dan kalian tampaknya cukup berpengetahuan tentang vampir. Lihat, ini yang disebut menggunakan racun melawan racun. Selain itu, kalian tidak membasmi vampir sekaligus, sehingga itu artinya diantara para vampir, beberapa lebih masuk akal daripada yang lain, kan? Aku pikir mungkin ada beberapa kesamaan."

"...Kau cukup tajam. Memang, mereka berbahaya, tetapi itu sama seperti manusia tertentu juga. Beberapa puas dengan paket darah dan bahkan beberapa sukarela membantu kami. Namun, sesuai keinginan Kariya-sama, mereka semua ditolak."

"Itu benar-benar kebencian yang menyeluruh."

Hisui mengangkat bahu dan Kishida menghentikan mobil tersebut, melihat jamnya dan berkata:

"Maaf, aku masih ada pekerjaan yang harus dilakukan. Aku akan menurunkanmu disini, apa tidak apa-apa?"

"Tentu. Itu akan menjadi sebuah masalah jika gadis itu yang berada dirumah melihat aku bersamamu."

"Aku hanya bisa meminta ini padamu... tolong bantu kami. Aku akan meninggalkan info kontak kami. Bahkan Kariya-sama akan berpegang teguh pada prosedur dan tidak bertindak gegabah. Dia ingin memastikan keselamatanmu dan dia khawatir tentangmu."

"...Meski begitu, dia benar-benar tidak bertindak manis sama sekali."

Hisui bergumam dan melihat mobil Kishida pergi.

Langit sudah gelap. Tempat ini tidaklah jauh dari rumah.

Apa yang Rushella lakukan?

Dia berpikir menelepon dia untuk bertanya tetapi sayangnya, Rushella tidak memiliki ponsel.

Ketika membeli pakaian saat akhir pekan, dia mengatakan "Benda apa ini!? Manusia benar-benar menggunakan benda yang aneh!" sehingga dia melewatkan membeli ponsel.

Oh yah... bagaimanapun juga, dia seharusnya berada dirumah sejak tadi.

Setelah Hisui kembali, pasti dia akan mulai berteriak tentang makan malam.

Menduga hal yang menyebalkan datang gelombang demi gelombang, Hisui hanya bisa menghela nafas. Pada saat ini sebuah suara berbicara dari belakang.

"Eh... Kujou-kun?"

"Sera...."

Berbalik, dia melihat Reina. Melihat dia dalam seragamnya, dia menyadari bahwa Reina belum pulang.

"Apa kamu... baik-baik saja?"

"Huh?"

"Di gang Nichoume... kamu dengan paksa dimasukan kedalam sebuah mobil!?"

"Kamu melihatnya!?"

Hisui hanya bisa berteriak. Reina menyaksikan dia diculik!?

"Itu cukup jauh pada saat itu. Aku pikir aku membayangkan sesuatu atau salah mengenali orang... jadi aku tidak menelepon polisi... maaf, tetapi aku masih sangat khawatir... meskipun kamu memberitahuku nomor telponmu, panggilan tidak bisa masuk..."

"Uh, itu karena umm, itu. Seorang kenalan memberiku tumpangan. Dia tampaknya sedang bekerja dan mengatakan baik-baik saja... lalu dia menyeretku dengan paksa. Sungguh seorang pria yang buas."

"...benarkah?"

"Sungguh, aku serius."

"Syukurlah..."

Tatapan Hisui berkeliaran saat berbicara tetapi Reina tampaknya percaya padanya. Sungguh anak yang polos dan murni.

Rumah mereka tampaknya diarah yang sama sehingga mereka berjalan berdampingan.

"Kujou-kun, hari ini... terimakasih, umm, untuk kelas bahasa inggris."

"Apa yang aku lakukan?"

"Umm, ketika aku dipanggil untuk menjawab pertanyaan dan terjebak... kamu diam-diam memberitahuku jawabannya, kan?"

"Oh~ benar, itu yang terjadi."

Sebuah masalah sepele yang bahkan si pembicara lupa. Namun Reina mengingatnya dengan jelas. Mengingat perbuatan baik orang lain, berterimakasih dengan sungguh-sungguh --- dia adalah tipe orang berhati mulia dan berbudi luhur.

"Pelajaranku yang buruk hanya bahasa inggris... aku begitu iri padamu. Kamu selalu menjawab begitu lancar ketika ditanya, bahkan pengucapanmu terdengar begitu asli."

"Yah, hanya bahasa inggrisku yang relatif baik. Karena keluargaku berkeliling dunia dengan aku... bahasa inggris agak dipaksa kedalam otakku."

"Eh... kamu salah satu yang kembali dari luar negeri? Ah, itu sama dengan Rushella-san juga, kan?"

"...Ya."

Dihari pertama sekolah, Hisui telah mengarang cerita tentang Rushella yang tinggal di luar negeri untuk waktu yang sangat lama dan tidak terbiasa dengan adat istiadat jepang... itu adalah pengaturan saat ini.

Bagaimanapun juga, Rushella tak memiliki ingatan dari tempat kelahirannya. Menilai dari perilakunya, itu mungkin eropa, kampung halaman para vampir, tetapi tak ada informasi lebih jauh yang diketahui.

"Meskipun dia sedikit aneh, dia tampaknya cukup dekat dengan kamu, Kujou-kun? Selalu makan siang bersama-sama..."

"Yah, aku rasa..."

Sebenarnya bagi Hisui, itu adalah untuk memantau tindakannya. Tapi di mata teman-teman sekelas, mereka tampak seperti berada pada istilah intim.

"Namun, Rushella-san tampaknya begitu jauh dari orang biasa. Itu terasa sangat sulit untuk bercakap-cakap dengan dia..."

Memang, Rushella menjaga jarak dari para gadis di kelas.

Dipelopori oleh Reina, beberapa gadis ramah di kelas ingin proaktif mendekati dan berinteraksi dengan Rushella tetapi itu tidak berjalan lancar.

Dalam hal ini, sebagai sesama mahluk supranatural, Mei tak memiliki masalah dengan bersosialisasi.

Mungkin karena dia memasuki sekolah untuk membuat bayi, dia tidak tertarik pada para gadis. Tetapi karena menjadi 'manusia' adalah tujuan tertinggi jenisnya, mereka akan berusaha bergaul dengan manusia.

Tidak berteman sangat dekat dengan siapapun tetapi dia akan selalu tersenyum tak peduli siapa yang dia hadapi.

"Rushella-san... entah kenapa terkadang dia tampak sangat sedih. Apa sesuatu terjadi?"

"...Karena dia meninggalkan kampung halamannya dan sekarang berada di tempat asing, dia pasti gelisah tentang itu."

Memang... dia sedang gelisah.

Karena dia tidak meiliki ingatan, dia kadang-kadang terlihat begitu kesepian dan rapuh.

Itulah sebabnya dia menginginkan seorang pelayan yang patuh padanya tanpa syarat. Tetapi seperti sudah ditakdirkan, dia memilih seorang mutan yang tidak akan menjadi pelayannya ketika darahnya dihisap.

Tetapi terikat oleh ritual kuno dari para vampir, dia tidak bisa pergi mencari target yang lain.

Sungguh tidak beruntung dan menyedihkan, mungkin...

Sementara Hisui tengah berpikir, dia tiba-tiba merasa Reina lenyap dari sisinya.

Sebuah bayangan hitam menutupi dia.

"Eh....?"

Hisui mendapati situasi ini aneh dan melihat kearah Reina.

Dia tak lagi bisa dilihat. Ada banyak burung terbang didepannya, menghalangi pandangan Hisui.

Kawanan burung terbang dalam formasi, serta bau darah yang perlahan meningkat, ini menyebabkan Hisui menjadi waspada terhadap eksistensi tertentu.

Seorang vampir ada disini.

Menggunakan burung bukannya kelelawar yang identik dengan vampir, itu tampak kurang nyata.

Jika mereka bisa mengendalikan burung di jalanan seperti ini, mungkin kebanyakan vampir akan memilih jenis burung ini.

"Menyingkirlah!!"

Hisui mengayunkan tas sekolahnya untuk membubarkan burung-burung tersebut. Mereka segera tersebar, meninggalkan pandangan Hisui.

Tetapi pemandangan itu membuatnya putus asa.

Sebuah bau darah.

Lampu jalan seperti sebuah lampu sorot, membuat sosok Reina berdiri keluar dari kegelapan.

Ada bayangan hitam memeluk dia dari belakang. Meskipun Reina menghalangi pandangan dan Hisui hanya melihat garis samar-samar, dia masih memahami identitas dari bayangan tersebut.

Itu adalah seorang vampir.

Dia telah menyelesaikan makannya. Leher Reina memiliki dua tanda taring.

"Kau....!!"

Hisui melangkah maju, mata dari seseorang yang telah menghisap darah Reina menembakkan cahaya merah.

Mata mistik, keunikan vampir, menusuk Hisui.

Tetapi karena konstitusinya membuat itu tidak efektif, Hisui hanya terhenti kemudian dengan cepat melanjutkan berlari maju.

Pada saat yang sama, sosok tersebut melebur kedalam kegelapan di belakang Reina, menghilang tanpa jejak ke dalam malam.

Hisui dengan panik menangkap dan mengulurkan tangannya pada Reina yang jatuh.

Beruntungnya Hisui menangkap dia sebelum dia menghantam tanah. Dia terbaring tak berdaya di dada Hisui.

"Hei, apa kamu baik-baik saja...!?"

Reina tidak menjawab. Luka luarnya hanya ada dileher tetapi seluruh tubuhnya pucat karena kekurangan darah, seolah-olah dalam keadaan anemia sementara.

Sejumlah besar darah telah terhisap --- dengan kata lain, tingkat vampirisasi yang parah.

Gadis tersebut yang baru saja mengobrol dan tersenyum normal telah berubah menjadi eksistensi asing dalam sekejap mata.

Sebuah awal kehidupan SMA telah ternoda oleh warna merah yang mengerikan.

Hisui merasakan emosi hitam berkobar didalam dirinya sendiri.

Menggertakkan giginya, dia mendongak untuk melihat wajah yang akrab.

"Kamu...!"

Rushella berdiri disana.

Tangan kanannya memegang pedang pendek berlumuran darah.

Cairan merah cerah menetes dari sisi bibirnya.

Bahkan nafasnya tidak teratur. Dia terengah-engah.

Mungkinkah dia?

Hisui tidak mengatakan itu. Dia takut untuk mengatakannya.

Rushella hanya berdiri disana tanpa ekspresi.

Dalam keheningan yang canggung ini, Reina mengulurkan tangannya dengan lemah. Jari-jari rampingnya bergetar tetapi dengan jelas menunjuk pada Rushella.

"...ada apa?"

Hisui bertanya. Reina menjawab lirih.

"Gadis... itu."

"...!?"

"Yang menghisap... darahku... adalah... dia..."

Mengatakan itu, Reina pingsan lagi, seolah-olah menarik nafas terakhirnya. Lengan rampingnya juga menjuntai tanpa daya ke tanah.

Hisui dalam diam menatap Rushella.

Baru saja apa yang Reina katakan, Rushella seharusnya mendengarnya.

Hisui ingin tahu bagaimana dia akan bereaksi.

Tetapi Rushella berpaling, menutupi mulutnya.

"Hei....!"

Rushella tidak menghiraukan panggilan Hisui dan pergi.

Hanya berat tubuh teman sekelas menekan pada lengannya.

Pikirannya berputar dengan pikiran yang tidak ingin dia pikirkan.

Satu-satunya hal yang Hisui bisa lakukan adalah menelepon Kishida yang menjadi kenalannya barusan.

Kishida bergegas datang dan mengatur Reina untuk dikirim ke rumah sakit. Lalu Hisui dibawa kembali ke kantor polisi untuk memberi laporan saksi mata sederhana.

Setelah semua prosedur selesai, Hisui diijinkan untuk pulang, itu sudah hampir fajar.

Karena kurang tidur, dia berjalan pulang tak tegap. Itu sudah waktunya untuk sekolah, tetapi Rushella tidak ada dirumah.

Meskipun dia punya banyak hal yang ingin dia katakan, otaknya sudah kacau. Hisui tak memiliki pilihan selain pergi ke kamarnya dan berbaring di tempat tidur.

"...apa kamu... menghisap darah...?"

Tak mampu untuk mengatakan apakah ini adalah bisikan atau gigauan tidur, kesadaran Hisui tenggelam kedalam kegelapan.


Sebelumnya Bab 3 Kembali Ke Halaman Utama Selanjutnya Bab 5