Masou Gakuen HxH (Indonesia):Volume 1 Epilogue

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Epilog[edit]

Bagian 1[edit]

Kembang api diluncurkan ke langit malam.

Bunga berwarna-warni bermekaran di langit berbintang.

Ini adalah pesta kemenangan yang Megafloat Jepang adakan. Kizuna menatap ke luar dari ruang eksklusif balkon Amaterasu di markas besar komandan.

Setelah pertemuan perayaan kemenangan di auditorium besar, Kizuna bersama dengan anggota Amaterasu dibuat untuk mengunjungi beberapa pesta kemenangan berturut-turut. Kini dia pun bisa keluar dan mengambil napas di sini. Di membuka kancing seragamnya dan dia merasa terbebas dari perasaan tercekik.

Ketika dia menengok ke bawah dari balkon, orang-orang membanjiri jalan, mereka minum dan bernyanyi dengan hiruk-pikuk.

Kerusakannya besar, tapi berkat instalasi pertahanan dan shelter, kerusakan manusia ditekan sampai minimum. Semuanya juga mengerti itu. Mereka dibuat sukaria seperti di festival.

Armada AU diusir, hampir bisa dipastikan ini akan jadi yang pertama dalam sejarah. Jika informasi ini ditransmisikan ke megafloat lain, pasti akan jadi harapan besar.

Melihat gambar utuhnya, ini mungkin kemenangan kecil. Akan tetapi, bagi umat manusia, ini langkah yang besar.

Kini kita masih harus lari dari musuh, tapi suatu hari, hari kita mengambil kembali kampung halaman kita akan datang. Pasti.

——Orang yang membuat pidato di auditorium besar muncul di sini.

“Ada apa Kizuna? Apa yang kau lakukan di tempat seperti ini dengan terlihat sedih?”

“Nee-chan sendiri? Bukankah buruk bagimu melarikan diri ke tempat begini?”

Reiri dengan seragam militer lengkap meneguk isi dari gelas yang dia pegang sekaligus.

“Aku menyelesaikan sambutan umum. Sungguh, hal politik di waktu ini sama juga....... membosankan. Aah, bisakah aku selesaikan saja, betapa tidak masuk akal.”

Dia mengambil wine di meja balkon dan mulai minum langsung dari botol.

“Kalau murid melihat ini, mereka bakal kecewa.”

Kizuna tersenyum dengan lebar.

Menatap Kizuna yang begitu, Reiri menatapnya dengan wajah masam.

“Diam. Aku juga stres. Kebalikan dengan itu, kau lagi good mood huh! Bercumbu dengan cewek itu!”

“Siapa menurutmu yang membuatku melakukan itu!”

“Apa kau pikir aku membuatmu melakukan itu karena aku menyukainya!”

{Pertengakaran saudara?}

Sebuah layar mengapung muncul di depan mereka bedua.

“Kei. Kau bersenang-senang?”

Itu layar Shikina Kei. Nampaknya dia tidak datang ke pertemuan, sebaliknya dia menyaksikan situasi perayaan kemenangan dari lab.

{Aku bersenang-senang.}

“Begitukah? Lalu tidak masalah.”

Dia jadi agak terganggu apakah dia bersenang-senang menutup dirinya sendiri di lab.

Di waktu itu, pintu ruang santai terbuka dan suara banyak langkah kaki anggota komite perayaan datang kemari.

“Jadi kau di tempat ini, komandan!”

“Sekarang, cepatlah. Setelah ini pertemuan persahabatan dengan gubernur prefektur dari masing-masing float distrik akan dimulai.”

Reiri bermuka masam, tapi dia langsung menarik dirinya bersama,

“Baiklah, aku segera pergi.”

Dia mengembalikan wajah komandannya dan keluar ruangan dengan langkah kokoh.

“Kakakmu sangat penting bukan? Kau sebagai adiknya tidak punya sedikitpun kemiripan dengannya. Hanya penjelasan yang bisa aku duga bahwa ada banyak kesalahan dalam informasi genetikmu.”

Ada seorang gadis yang memasuki ruangan menggantikan Reiri. Dia memakai gaun putih dan biru yang sangat cantik dengan rok menyebar. Bahunya terekspos sambil memakai sarung tangan yang menutupi sampai diatas lengan. Memakai makeup tipis, raut wajahnya yang sudah cantik awalnya menjadi lebih cantik lagi.

“.......Eh, ah, Aine?”

“Kau pikir siapa aku? Kau pikir aku seorang puteri?”

“Aa...... kau nampak persis seorang puteri.”

“——”

Aine merasakan kata-katanya menyangkut di tenggorokannya, dia mengalihakan pandangannya dan menatap pemandangan malam Ataraxia.

“Pe, pesta setelah ini tidak memakai seragam, jadi departemen Hubungan Masyarakat bilang untuk berpartisipasi menggunakan gaun dan menyiapkan ini. Ini bagaikan aku seorang panda atraksi, menjengkelkan.”

Pipi Aine sedikit memerah.

“Be, begitu yah......”

Kizuna menjadi merasa malu dari kata-katanya sendiri yang dia katakan dengan ceroboh.

Dengan atmosfer tetap canggung, mereka berdua berdiri berdampingan menyaksikan pemandangan malam.

“.........Hei, Kizuna.”

“Apa?”

“Kau tahu, dengan melakukan Climax Hybrid, ada satu hal lain selain dari Corruption Armament yang kuperoleh.”

“Eh...... apa itu?”

“——Ingatan.”

“Eh!?”

“Ingatan kataku. Mungkin..... itu dari tujuh tahu yang lalu, atau lebih dari itu.”

Kizuna mendekati Aine dengan ekspresi yang tercampur dengan terkejut dan senang.

“Apa yang kau katakan! Itu artinya——”

“Meskipun aku bilang begitu, itu bukan sesuatu yang benar-benar jelas. Seperti....... pemandangan, hanya pemandangan, itu hanya sesuatu yang samar-samar.”

Meski begitu, itu sangat berbeda daripada tidak mengingat apapun.

“Ada danau cantik, dan puncak menara yang tertutup salju. Bangunan tinggi berbaris banyak sekali di kota. Disamping itu ada tembok kompleks, seluruh permukaannya dipenuhi dengan mekanisme jam.”

Aine menutup matanya dan berbisik seolah-olah menguraikan dari ingatannya.

Kizuna berteriak secara refleks.

“Bukankah itu hebat! Tapi, kenapa??”

Aine menaruh tangannya di dadanya.

“Ada kemungkinan, mungkin Climax Hybrid melepas segel dari ingatanku....... bersama dengan pembebasan hatiku.”

Mengatakan itu, Aine tersenyum pada Kizuna.

“Itulah kenapa Kizuna, denganku——”

“Aaa—, kau di tempat seperti ini!”

Pintu ruangan dibuka, lalu Yurishia datang dengan langkah cepat. Yurishia juga memakai gaun.

“Sunggguuuuh, aku tak bisa membiarkan diriku lengah walau sesaat—”

Ketika Yurishia akhirnya sampai dengan wajah bermasalah, dia memeluk lengan Kizuna.

Payudara besar itu ditekankan ke lengannya.

“Tu, tunggu! Yurishia!”

“Kizuna, maukah kau menemaniku malam ini?”

“Hei! Apa yang kalian lakukan disini-!”

Himekawa yang memakai furisode muncul di tempat ini, dengan mengerikan dia membawa katana di tangannya.

“Tunggu, tenanglah, Himekawa!”

“Siapa yang bisa tenang dengan ini terjadi! Kalian berdua berpisah sekarang-, atau aku akan memberi hukuman mati!”

“Lalu, kalau aku melakukan ini, apakah hukuman mati itu akan jadi lebih pas di tempatnya?”

Aine juga memeluk lengannya di sisi yang berlawanan dengan Yurishia.

“Oi, bahkan Aine! Ma, mari pergi.”

Mata Aine yang melihat Kizuna tertawa.

Ini pertama kalinya bagi Kizuna melihat wajah tersenyum itu, senyum bahagia dari Aine.


Bagian 2[edit]

Armada AU maju ke Samudra Pasifik.

Di ujungnya, sebuah bayangan hitam yang nampak benar-benar mirip dengan Heart Hybrid Gear.

Berbeda dengan AU, konsumsi dari kekuatan sihir di dunia dari sisi ini intens.

Jika mereka tidak cepat kembali ke Entrance, mereka tidak akan bisa pulih.

Lebih jauh lagi mereka pergi dari Entrance, strategi yang lebih keras dibutuhkan.

Kali ini, kapal perang besar pun dikalahkan. Tapi, ada hasil yang mengimbangi kekalahan.

Bibir lembut mengkilap tersenyum.

{Target pencarian dikonfirmasi. Urgen, kirimkan kekuatan utama.}